Hardijan Kusli : Analisis llukum Dengun Ekonoim : Sualu Synopsis Textbook
ANALISIS HUKUM DENGAN EKONOMI: SUATU SYNOPSIS TEXTBOOK ON JURISPRUDENCE, BY HIHAIRE McCOUBREY & NIGEL D WHITE, 3 RD EDITION, 1999, BLACKSTONE PRESS LIMITED, CHAPTER FOURTEEN: THE ECONOMIC ANALYSIS OF LAW Hardijan Rusli ABSTRACT Is the task of law aimed at increase of economic efficiency? The answer to this depends on the political tendency of the reader. For reader who are for market and economic liberal will certainly answer 'yes', while others who do not agree with this idea, especially those who are "leftists" (disagree with market and economic liberalization), will positively oppose such opinion by saying that the main task of law is to create justice, support right and redistribution. It has to be acknowledged that the answer given by the supporter of economic idea of law is deemed weak and vague compared to that given by the leftists. Indeed, the proponents of the idea that law is supposed to achieve economic development realize that the main purpose of law is to serve justice and support right, although in some respects advocate the idea that law should also aim at economic liberalization. Many say that the origin of the legal approach to economy emerged in the USA in 1960s with the writings of Ronald Coase, Gido Catabresi and Richard Possnei: Like any other theories the School of Chicago traces hack its origin of inspiration from the combination of previous approaches. Key Worth: Economic Efficiency; Market And Economic Liberal; Economic Development; Economic Liberalization; School of Chicago; Create Justice; Support Right; Redistribution.
457
IJIW Review, h'akuttas llukum lliiiversilas I'elita llarnpan. Vol. V. Mo.2. November 2005
Hanlijdii Rusli : Analisis Hukum Dengan Lkononii : Sualu Synopsis
PENDAHULUAN Apakah tugas utama hukum tertuju kepada peningkatan efisiensi ekonomi? Jawabannya tergantung dari kecondongan politik dari pembacanya. Bagi pembaca yang setuju dengan kebebasan pasar dan kebebasan ekonomi akan menjawab secara positif, yaitu menyetujuinya, sedangkan bagi yang condong ke kiri-kirian (tidak setuju dengan politik kebebasan ekonomi) akan menentangnya dengan menyatakan bahwa perhatian atau tugas hukum adalah mengenai keadilan, hak, dan pendistribusian kembali. Jawaban dari penganut kebebasan ekonomi kemungkinan diberikan dengan kurang keyakinan/ mantap dibandingkan dengan jawaban yang diberikan dari pihak kiri. Bahkan penganut yang setuju sekali dengan kebebasan ekonomi sekalipun akan mengakui bahwa hukum mempunyai tugas utama yaitu melindungi hak dan menegakkan keadilan, walaupun dalam hal-hal tertentu perhatiannya adalah meningkat kan dan melindungi pasar. Meskipun pada kenyataannya para hakim, pengacuru. dan individual*' Review, I'likullus Hukum lliiiversitus I'clilu
Textbook
individu memandang hukum berhubungan dengan hak-hak dan keadilan, masih terdapat aliran pemikiran hukum yang tidak hanya membela bahwa hukum seharusnnya mempunyai tugas untuk efisiensi ekonomi, tetapi juga memegang teori diskripsi tentang hukum itu secara langsung dan sudah bertugas untuk meningkatkan efisiensi ekonomi dna melindungi dari kekayaan sebagai suatu yangbemilai. Banyak orang yang menyatakan bahwa asal usul pendekatan hukum secara ekonomi yang muncul di Aamerika pada tahun 1960-an dimulai dengan karya-karya dari:Ronald Coase, Guido Calabresi dan Ricard Posner. Seperti kebanyakan teori-teori, aliran Chicago dapat melacak sumber inspirasinya dari gabungan pendekatan-pendekatan sebelumnya. REALISME Dalam beberapa hal, pendekatan secara ekonomi menimbulkan realisme di Amerika yang berusaha untuk dapat lebih baik men je I ask an hukum dalam mil. Vol. V. No.2, November 200S
45s
Hardijan Rusli: Angiitis Hukum Dengan Ekonomi: Sualu Synapsis Textbook
hubungannya dengan faktor-faktor yang bukan hukum seperti: ekonomi. Sesungguhnya, dengan struktur dasar yang ilmiah dan pasti/presisi, ekonomi sebenarnya lebih menarik dibandingkan dengan ilmu-ilmu sosial lainnya bagi kebanyakan sarjana hukum yang mengharapkan dapat menunjukan hubungan-hubungan antara hukum dan faktor-faktor di luar hukum. Apapun kelemahannya, teori hukum ekonomi kiranya, bagi pengamat yang keliru sekalipun, merupakan kehadiran teori hukum positif yang terbaik. Para ahli antropologi, sosiologi, psikologi, ilmu politik dan ahli ilmu sosial lainnya selain dari ahli ekonomi sebenarnya juga melakukan analisis positif terhadap sistem hukum. Tetapi karya mereka isinya kurang berbobot secara teoritis dan empiris untuk dapat bersaing dari ahli ekonomi.
Penganut kritik hukum adalah juga bersumberdari realisme Amerika. Berdasarkan perbandinganperbandingan yang tidak mendalam maka didapati bahwa hukum dan ekonomi dengan aliran-aliran kritik hukum kedua-duanya menganggap hukum sebagai fenomena politik dan keduanya mengecilkan arti gambaran hukum sebagai disiplin yang berdiri sendiri. Walupun begitu, perbandingan ini menabaikan perbedaan-perbedaan yang nyata antara formalisme (istilah ekonomi) dari pendekatan ekonomi dengan anti formalisme dari golongan kritik sebagaimana arahan-arahan politik yang berbeda. Konklusinya adalah bahwa ekonomi dan golongan kritik bersumber dari sumber yang sama. UTILITARIANISME Cara lain memandang pendekatan hukum secara ekonomi adalah dengan memandang itu sebagai perkembangan dari model utilitarianisme (aliran yang mementingkan kebahagiaan).
Walaupun begitu, kenyataannya bahwa pendekatan ekonomi berkonsentrasi pada satu bidang di luar hukum yang tidak termasuk pada bidang lainnya yang mana hukum dan ekonomi dan realisme mulai terpisah (berbeda).
Paham utilitarisme Bentham didasarkan pada matematika tingkat
451)
i.v I'elila Harapaii. Vol. V, No.2, November 2005
law Review, l-'akullus Hukum Vnivei
Harclijan Rusli : Analisis Hukuiu Dengan Ekonomi : Sualu Synopsis
tinggi; kebahagiaan paling tinggi terjadi bila terdapat pada jumlah yang paling besar. Unsur ketidakpastian dari pembuat hukum dalam metode ini diobati dengan analisis hukum secara ekonomi. J.W. Harris menjelaskan pengobatan/perbaikan ini sebagai berikut: "Matematika tingkat tinggi adalah sukar karena seseorang tidak dapat memastikan bagaimana orang akan bereaksi pada beberapa pertimbangan-pertimbangan altematif." Jawaban dari penganut penganut analisis secara ekonomi adalah dengasn membuat suatu anggapan : "Manusia adalah mahluk yang mengejar kepuasan-kepuasan maksimum berdasarkan rasio." Keseluruhan teori adalah berdasarkan premis dari definisi mengenai manusia ini. Bila dia akan mendapatkan apa yang diinginkannya lebih dengan cara melakukan 'X' dari padamelakukan 'Y',sebagai manusia ekonomi (homo economic us) berdasarkan definisi, akan melakukan ' X ' , karena bila melakukan sebaliknya makasecara definisi, itu merupakan hal yang tidak rasional.
Textbook
Matematika tingkat tinggi juga masalah, sebab terdapatnya kesukaran-kesukaran empiris dalam menemukan apa yang sebenarnya diingini oleh orang. Bukan masalah! Bagi analisis hukum secdara ekonomi, apa yang saya ingini adalah, secara definisi, apa yang ingin saya beli-baik dengan uang, atau dengan mengorbankan sumber-sumber yang saya miliki seperti waktu dan usaha. Ricard Posner, dalam menjelaskan tentang mengejar kekayaan maksimum, menjelaskan arti dari kekayaan sebagai berikut; " merupakan jumlah dari barangbarang dan jasa-jasa bila A bersedia membayar $ 100,- untuk koleksi perangko B, maka hal itu berarti bahwa perangko itu berharga $ 100,-. Bila B bersedia menjual koleksi perangkonya untuk harga diatas $90,-, maka hal itu berarti bahwa bagi B perangko itu bernilai melebihi $890,-. Karena itu bila B menjual koleksi perangkonya pada A seharga misalnya $100,-,... maka kekayaan dari masyarakat akan bertambah senilai $ 10,- dalam pengertian sebagai berikut : 'A' mempunyai koleksi perangko senilai
IJIW Review, iiiknllns Hukum Vniversiias I'eliia Hurapan, Vol. V, Mo.2, November 200$
AH)
Hardijun Rusli : Anulisis Httkuiu Dengan Ekoiiomi : Suatu Synopsis Textbook
$100,-dan 'B' memilikiuangtunai $ 100.- sementarasebelum transksi 'A' mempunyai $ 100,- dan ' B ' mempunyai perangko senilai $ 90,-. Sebagaimana Posner mengatakan, transaksi itu tidak meningkatkan kekayaan senilai $ 10,- itu tetapi penambahan sesungguhnya terjadi pada kekayaan masyarakat yang terdiri dari peningkatan $ 10,- bukan dalam kepuasan nilai uang yang 'A' terima dari pembelian itu, dibandingkan dengan ' B ' . Posner mengilustrasikan bahwa kekayaan dalam arti ekonomi adalah bukan ukuran secara keuangan (monetary) dan itu adalah definisi kekayaan yang harus kita gunakan dalam hukum, karena Posner menyatakan bahwa sistem common law memungkinkan transaksi-transaksi yang mengejar kekayaan dengan berbagai cara.
yang sama- bagi Plato yang pesimis perlu untuk diperhadapkan dengan pandangan yang optimis dari Aristoteles, begitu pula perbedaanperbedaan yang sama terlihat antara Augustine dengan Aquinas, dan antara Hobbes dengan Locke. Ahli ekonomi dan ahli akuntan mungkin mungkin mahluk yang mengejar rasio tetapi bagaimana lainnya? Apakah para pekerja sosial, perawat, guru-guru, dan sebutkanlah beberapa pekerja lainnya, berlaku secara rasional dalam mementingkan dirinya sendiri, atau dalam kenyataannya berlaku dengan motif mementingkan kepentingan umum daripada motif kepentingan sendiri. Bagaimanapun juga, pendekatan secara ekonomi kiranya
hukum secara berbeda dalam aliran
menghindarkan masalah ini dengan menganggap bahwa manusia adalah mahluk rasional. Hal ini membuat aliran ekonomi seakan-akan sebuah 'lingkaran'; yaitu berargumentasi bahwa karena manusia mementingkan diri sendiri secara rasional, sehingga apa tunjukan itulah yang mereka hargai, dan kerelaan mereka untuk berkorban/ membayar harga apa yang mereka anggap bernilai pada akhirnya
4f,|
f I'elita Harapaii, Vol. V, No.2, November 2005
Bagaimanapun juga, kelemahan mendasar terlihat dari asumsi dasar aliran ekonomi- yaitu bahwa manusia adalah mahluk yang mengejar kepuasaan maksimum berdasarkan rasio. Hal itu menunjukan asumsi dasar tentang manusia alamiah telah membawa kepada konsepsi tentang
IXIW Review, h'akiiltas Hukum Vuivei
Hardijan Rusli : Analisis Hukum Dengaii Ekonomi : Suutu Synopsis
merupakan membuktikan bahwa mereka adalah mahluk yang mementingkan diri sendiri secara rasional. Masalahnya adalah sekali anggapan ini dibuat maka seluruh perbuatan manusia adalah rasional dalam arti ekonomi - pendekatan ini intinya pembenaran diri sendiri karena dalam kenyataannya suatu perbuatan tertentu manusia tidak mungkin tidak memperhatikan kepuasan pribadi dalam hal yang bukan uang (nonpecuniary). Professor Hirsch lebih lanjut bertanya apakah nil,ai manusia sesungguhnya ditentukan oleh keinginan orang untuk membayar harga atau apakah ditentukan oleh kemampuan untuk membayar harga barang atau jasa tersebut. Suatu masalah yang berhubungan adalah asumsi para ekonomis bahwa manusia rasional tidaklah samadengan manusia yang mempunyai alasan (reasonable) sebagaimana sering menjadi irtti dari doktrin hukum. Manusia yang berulasan, sesuai dengan literature mengenai 'perbuatan metawan h u k u m ' f " t o r t " ) , akan berlaku
Textbook
dengan beralasan, dan dengan cara yang bijaksana. Karena itu ia berlaku adil dalam h u b u i n g a n n y a dengan kesejahteraan orang lain Sedangkan manusia rasional, sesuai dengan teori ekonomi, mencari kepentingan maksimum diri sendiri: dia sedikit memperhatikan keadaan orang lain (Hirch, Law and Economicsw, p.7). PERBEDAAN
KONSEPSI
DALAM ALIRAN CHICAGO Karya dari Richard Posner, sering dianggap sebagai penyumbang terbesar pada aliran pemikiran Chicago. Pendekatan para pendukung aliran Chicago ini memang terdapat perbedaan-perbedaan yang cukup penting, walaupun begitu aplikasi dari prinsip-prinsip ekonomi pada hukum digambarkan sebagai ilmiah murni., dan karena itu, secara umum lebih dapat diterima daripada pendekatanpendekatan lainnya. Banyak idea dari aliran Chicago berasal dari tulisan Ronald Coase. A.M. Polinsky menjelaskan dengan baik dalil dari Ronald Coase sebagai berikut: "Dia memaparkan masalah dari suatu pabrik yang mengeluarkan asap yang
IMW Review, I'likulttis Hukum Uiiiverxiius PetitHam/Hiii. Vol. V No.2. November 2005
4ft2
Ilardijan Husli: Analisis Hukuni Dengan likonomi : Siuitu Synopsis Textbook
mengotorkan cucian yang dijemurdari 5 rumah yang berdekatan dengan pabrik itu. Secara hukum masalahnya adalah apakah penduduk sekitar pabrik itu berhak atas udara yang bersih atau apakah pabrik itu berhak untuk mengotorkan udara lingkungannya: Secara instink alamiah kita lebih berpihak kepada penduduk daripada kepada pabrik yang telah menyebabkan polusi itu. Walaupun begitu, bagi para ekonomis masalahnya bukan dari siapa penyebab kerusakan itu, tetapi kerusakan itu tidak terjadi bila perumahan itu tidak terlalu dekat dengan pabrik itu. Bila kita membahas masalah itu dalam hubungannya dengan sebab akibat maka kedua pihak itu merupakan penyebab kerusakan itu. Bagi pengikut aliran Chicago masalahnya bukanlah suatu masalah sebab akibat atau keadilan tetapi efisiensi. Dalam contoh yang dikemukakan oleh Polinsky masingmasing penduduk menderita $75.dalam kerugian tersebut sehingga totalnya $ 375,- (5 X $75,-). Asap itu dapat dihilangkan dengan clua cam, yaitu: 4f,}
Pertama, dengan cara memasang saringan udara pada cerobong asap pabrik yang berharga $ 150,-, atau Kedua, menyediakan kepada masingmasing lima rumah dengan mesin pengering yang seharga $50,- perunitnya, sehinga totalnya menjadi $250,- Jalan keluar yang efisien adalah jelas dengan memasang saringan udara pada cerobong pabrik karena menghilangkan kerugian $ 375,dengan harga $150,- dan ini lebih murah daripada membeli lima mesin pengering yang bernilai $250,Tetapi masalahnya sekarang siapa yang harus membeli saringan udara itu? Secara otomatis kita berasumsi bahwa pabriklah yang seharusnya membayardan ini tidaklah berdasarkan efisiensi tetapi berdasarkan instink kita atas rasa keadilan yang telah meresap dalam prisip hukum lingkungan kota maupun internasional, yaitu bahwa pihak yang membuat polusilah yang harus membayar (polluterpays). Jalan keluar yang efisien tergantung apakah ada biaya transaksi atau tidak. Biaya transaksi mancakup biaya-biaya mengidentifikasi para pihak yang akan berunding, biaya pertemuan.
IJIW Review, l-'akultas Hukum Universitas I'elila Haraptin, Vol. V, No.2. November 2005
Hardijan Rusli: Analisis Hukum Dengan Ekiniomi:
dan juga biaya untuk beracara itu sendiri, serta biaya eksekusi putusan yang telah diputuskan. Dalam hal tidak ada biaya transaksi maka untuk jalan keluaryang efisiensi bukanlah maslah apakah ada hukum yang menyatakan siapa yang mempolusi dialah yang membayar maupun
ada
hukum
yang
memperbolehkan untuk merusak lingkungan, yaitu dengan cara membayar $ 150,- baik oleh pabrik maupun penghuni. Sesungguhnya, hampir tidak mungkin tidak ada biaya transaksi, dan bila ada biaya transaksi maka prinsip Coase sukar dilaksanakan. Dalam keadaan ada biaya transaksi maka peraturan hukum yang memungkinkan untuk dilaksanakan adalah peraturan yang memperkecil akibat dari biaya transaksi tersebut. Analisis sccara ekonomi oleh Posner. Sebaguimana telah dikemukan bahwa dalam sistem hukum common law lebih banyak kemungkinan dapat dilakukan peningkatun efisiensi ekonomi, yaitu inti dari teori deskripsi, sehagaimana dinyatakan oleh aliran IMW Review, luikullus Hukum Universalis I'eliUi
Suaiu Synopsis
Textbook
Chicago yang mempunyai aspek hukum yang melaksanakan analisis hukum secara ekonomi sebagai alat untuk mengevaluasi peraturanperaturan baru, terutama yang terdapat dalam undang-undang. Aliran Chicago juga berpendapat bahwa bukan hanya undang-undang yang dapat dievaluasi dengan pendekatan secara ekonomi, tetapi juga seluruh proses dari perundang-undangan yang didasarkan pada asumsi dasar bahwa pembuat undang-undang adalah mahluk yang mengejarkepuasan maksimum seperti orang lainnya. Konklusi dari hal ini adalah bahwa ' apa yang dikerjakan oleh para pembuat undang-undang ini tidak ada yang sepertinya bermotifkan kepentingan umum. Keinginan untuk terpilih menyebabkan para pembuat undang-undang berkompromi dengan kepentingan kepentingan kelompokkelompok organ isasi demi mendapatkan suaranya dan uang untuk kampanye yang akan mempengaruhi pembuatan undang-undang .Peraturan perundang-undangan seperti itu biasanya akan menjadi peraturan yang mentransfer kekayaan dari pembayar pajak kepada kelompok-kelompok
Hin. Vol. V, No.2, November 2005
4(y\
Hardijan Rusli : Anulisis Hukuni Dengim Ekonomi : Suutu Synopsis Textbook
yang berkepentingan tersebut. Para individu yang rasional mengetahui bahwa kontibusi mereka secar apribadi hanya membuat perbedaan yang tidak berarti. Walaupun begitu, suatu undangundang adalah tidak sempurna dalam hubungannya dengan efisiensi sebab terlalu umum dan karena kompromi yang telah tercakup didalamnya. Peraturan perlu diinterpretasikan dan diaplikasikan di pengadilan. Bagi Posner, hakim-hakim mempunyai dua peran yaitu mengintepretasikan kepentingan kelompok yang tercakup dalam peraturan dan menyediakan pelayanan umum yang dasar dan berwenang atas penyelesaian sengketa. Kepentingan dari hakim adalah bukan melaksanakan peraturan hukum tetapi menterjemahkan peraturan dengan cara menghasilkan efisiensi ekonomi yang ditonjolkannya. Pendekatan secara ekonomi dan 'common law'. Analisis secara ekonomi menekankan bahwa kebanyakan hukum 'common-law' dapat dijelaskan secara ekonomi. Walaupun beberapa pendapat sacara nyata mcnyatakan berdasarkan 465
konsep ekonomi, tetapi sering dasar sebenarnya dari keputusan hukum adalah tertutup bukan jelas/terbuka melalui pendapat-pendapat yang merupakan retorika. Sesungguhnya, pendidikan hukum terdiri, terutama belajar menggali permukaan retorika untuk mendapatkan dasar-dasar tersebut, yang mana dalam temuan banyak yang bersifat ekonomi (R.Posner, Economic Analysis of Law, 3 rd ed., (Boston: Little, Brown and Company, 1986), p.21). Aliran Chicago mengakui bahwa kebanyakan hakim hanya sampai pada hasil tersebut adalah berdasarkan intuisi dari apa yang terbik bagi pasar, secara tidak disadarinya penalaran ini kadangkadang tidak mengenai permukaannya, bahkan dalam kasuskasus sebelum pendekatan tersebut dibelaoleh para teoris. Pernyataan hukum yang sangat terkenal oleh Hakim Learned Hand dalam kasus United States v Carroll Towing Company (1947) 159 F 2d 169 (2IU| Cir) dalam memformulasikan suatu tes perbuatan melawan hukum karena kesembronoan (toil of negligence)
IJIW Review, lukiiltus Hukum Univers, r.v I'elila Hanipnn, Vol. V, No.2, November 2005
Hardijun Rusli: Analisix Hukum Dengan Ekonomi: Sualu Synapsis Tcxihook
Tergugat bersalah karena perbuatan melawan hukum kesembronoan bila kerugian disebabkan oleh kecelakaan, yang dilipatgandakan oleh kemungkinan terjadinya kecelakaan tersebut, melampaui kewajiban kehati-hatian yang oleh tergugat harus dilakukan untuk menghindarkan kecelakaan tersebut. Pendukung pendekatan tersebut mengenali bahwa alasan pengadilan untuk promosi efisiensi terletak dalam sistem ekonomi barat. Dengan kata lain suatu ekonomi dengan tujuan untuk mengejar kekayaan maksimum akan memiliki sistem hukum yang menampilkan itu - dalam banyak hal pengakuan terhadap pendekatan Marxisme. Posner menyatakan: Sistem hukum common-law memfasilitaskan transaksi-transaksi mengejar kekayaan maksimum dalam berbagai cara. Mengakui hak kekayaan, dan ini menyediakan pertukaran. Ini juga melindungi hakhak kekayaan, melalui perbuatan melawan hukum (tort) dan hukum pidana
Melalui hukum kontrak juga melindungi perselisihan dalam bidangbidang tersebut seefisien mungkin. Pendekatan secara ekonomi tidak secara sederhana membuat gugatan-gugatan umum tentang peran pusat efisiensi dalam sistem hukum common law. Posner menyediakan daftar panjang dari bidang-bidang hukum dimana percobaan-percobaan yang beralasan dibuat untuk menjelaskan peraturan-peraturan dalam hubungannya dengan efisiensi. Sementara pendekatan secara ekonomi sangat menyeluruh dalam analisinya dan penjelasannya dalam banyak bidang hukum berhubungan dengan efisiensi, tetapi hal itu menjadi kurang kuat dalam membuat alasanalasan mengapa para hakim memutuskan kasus-kasus berdasarkan dasar ini daripada kenyataannya. Posner menawarkan hanya penjelasan-penjelasan umum tentang apa yang mendorong hakim untuk memutuskan kasus-kasus berdasarkan dasar ini daripada kenyataannya. Posner menawarkan hanya penjelasan-penjelasan umum tentang apa yang mendorong hakim untuk memutuskan kasus-kasus common
IMW Review, i'ukulias Hukum UniversUas I'elilu llurtipaii. Vol. V, No.2, November 2005
jf-j-,
Hanlijun Rusli: Anulisis Hukum Dengan Ekonomi:
law sesuai dengan apa yang diajarkan oleh penganut yang mengejar kekayaan maksimum. Dia beragumentasi bahwa kemampuan secara relatif bukanlah kebijaksanaan yang diperdebatkan bagi hakim untuk memutuskan kasus-kasus common law sesuai dengan apa yang diajarkan oleh penganut yang mengejar kekayaan maksimum. Dia beragumentasi bahwa kemakmuran secara relatif bukanlah kebijaksanaan yang diperdebatkan bagi hakim yang menujunya, menyebabkan mereka beroperasi dalam tolok ukur yang konservatif. Sebagai tambahan, pengaruh dari filsafat kebebasan dari abad ke 19 dalam pembentukan formulasi kebanyakan doktrin common law dengan logika doktrin-doktrin ekonomi yang harus dijalanii dalam putusan-putusan hakim. Pendekatan hukum secara ekonomi menyadari bahwa ada jarak antara sistem hukum common law dengan logika doktrin-doktrin ekonomi yang hams dijalani dalam putusanputusan hakim. Teori efisien dari common law bukanlah setiap doktrin hukum yang unium dan keputusan yang efisien. 4^7
Suulu Synopsis Textbook
Teorinyaadalah bahwa common law yang terbaik (bukan yang sempurna) dijelaskan sebagai suatu sistem dalam masyarakat yang mengejar kekayaan maksimum. Undang-undang atau konstitusi yang berbedadari bidangbidang common law kemungkinan kurang memperkenalkan efisiensi, walaupun mereka menyerapnya melalui kepentingan ekonomi dan menjelaskannyamelalui analisis secara ekonomi. Kekayaan sebagai suatu nilai. Hukum dan para ahli ekonomi tanpa malu-malu berdasarkan konsep mengejar kekayaan maksimum. Konsep kebebasan ekonomi berdasarkan pada pengejaran kekayaan yang maksimum yang hanya dapat dicapai dalam pasar bebas. Selanjutnya, prinsip mengejar kekayaan maksimum mendorong dan menghargai nilai-nilai dari pengikut "Calvinis" tradisional atau "Protestan" dan kemampuannya sehubungan dengan perkembangan ekonomi. Pandangan Dworkin yang utama adalah bahwa aliran Chicago belumlah membuktikan bahwa kekayaan merupakan suatu nilai dari
hiw Review, l-'akiillas llukum Univers, \ I'elila liartipiin. Vol. V, No.2, November 2005
Hardijun Rusli: Anulisis Hukiini Dcngan Ekonomi: Suatu Synopsis Textbook
masyarakatmengapa suatu masyarakat yang lebih kaya, untuk alasan itu sendiri, ialah lebih baik atau dalam keadaan lebih baik dari masyarakat yang kurang kaya. Argumentasi antara Dworkin dan Posner terpusat pada suatu contoh yang dikemukakan oleh Dworkin. Dworkin menyatakan bahwa aliran ekonomi mendefinsikan pengejaran kekayaan maksimum sebagai berikut: "hal itu akan didapat bilabarang-barang dan sumber lain-lainnya ada ditangan mereka yang paling menghargainya dan seseorang yang lebih menghargai suatu benda lebih bila keduanya menginini dan dapat membayar harganya lebih mahal untuk dapat memilikinya. Walaupun Posner menyatakan bahwa pengejaran kekayaan maksimum adalah lebih baik dari pengejaran kebahagiaan maksimum tetapi sekarang dia ingin menyatukan keduanya karena kebahagiaan adalah salah satu barang yang pada akhirnya mendukung pengejar kekayaan maksimum.
IJIW Review,
luikitllas
lliikmn
Univerxitus
I'elilii Harapati,
Vol. V, Mo.2. November
200S
4(