HAMA Cricula trifenestrata PADA JAMBU METE DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA Jambu
mete
merupakan
tanaman buah berupa pohon yang berasal
dari
Brasil
Tenggara.
Tanaman ini dibawa oleh pelaut portugal ke India 425 tahun yang lalu, kemudian menyebar ke daerah tropis dan subtropis lainnya seperti Bahama,
Senegal,
Kenya,
Madagaskar, Mozambik, Srilangka, Thailand,
malaysia,
Filipina
dan
Indonesia. Diantara sekian banyak negara produsen, Brasil, Kenya dan India merupakan negara pemasok utama Jambu mete dunia. Tanaman ini merupakan salah satu komoditas ekspor yang memiliki prospek yang cerah. Daya serap pasar yang cukup tinggi disebabkan oleh biji mete dan beberapa bagian tanaman
memiliki nilai manfaat yang tinggi serta
hampir seluruh bagian tanaman memiliki kegunaan. Jambu mete memiliki tingkat adaptasi yang cukup tinggi serta kemudahan dalam budidaya, sehingga tanaman ini memiliki peluang untuk dikembangkan. Rendahnya produktivitas tanaman ini disebabkan oleh berbagai faktor terutama penerapan teknik budidaya yang baik umumnya belum diterapkan oleh petani, apalagi komoditi ini awalnya hanya dianggap sebagai tanaman penghijauan. Di samping itu, tanaman ini diidentifikasi juga dapat diserang oleh berbagai Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT). Salah satu OPT yang diketahui menjadi OPT penting adalah Ulat Kipat (Cricula trifenestrata).
Klasifikasi Cricula trifenestrata Kingdom
: Animalia
Phylum
: Artrhopoda
Class
: Insecta
Ordo
:Lepidoptera
Family
: Sanurniidae
Genus
: Cricula
Spesies
: Cricula trifenestrata SIKLUS DAN DAUR HIDUP DAN PERILAKU
Hama ini disebut juga ulat kipat atau ulat kenari. Ulat hama ini sangat rakus dan bersifat polifag. Selain jambu mete ulat ini juga menyerang kenari, alpukat, jambu, kedondong, mangga, kakao, dan kayumanis. Disamping itu larvanya juga ditemukan menyerang tanaman kakao, jambu biji dan kayu manis.
Telur Telur diletakkan oleh induknya secara teratur, disusun rapi pada pinggiran daun sebelah bawah atau tangkai daun dalam jumlah yang banyak. Jumlah telur mencapai 200 - 325 butir per induk dengan fertilitas tinggi. Telur yang baru diletakkan berwarna putih agak kuning muda kemudian menjadi kelabu. Bentuk telur bulat agak gepeng yang mempunyai noda atautitik hitam pada salah satu ujungnya. Telur menetas setelah 7 hari. Stadia telur sekitar 8 - 11 hari.
Ulat Ulat yang baru menetas berwarna kuning muda, bergerombol makan kulit telur. Setelah ganti kulit ulat instar ke-2 ini mulai menyerang
daun
muda
dari bagian bawah secara bergerombol dan akhirnya
Sumber:http://en.wikipedia.org/wiki/Cricula_trifenestratahttp://en.wikipedia.org/wiki /Cricula_trifenestrata
juga menyerang daun tua . Ulat yang lebih besar makan seluruh bagian daun kecuali tulang daun , sehingga tanaman akan gundul. Pada pertumbuhan penuh (instar 5) ulat mempunyai strip merah dan bintik-bintik putih yang penuh dengan bulu-bulu halus berwarna putih. Bagian kepala dan perut sebelah bawah serta ujung abdomen berwarna merah. Pada pertumbuhan penuh ukuran ulat dapat mencapai 5 - 7 cm. Ulat instra 1 hidupnya berkelompok di bawah daun jambu mete dan memakan daun mulai dari pinggir daun. Apabila daun habis ulat pindah ke daun lainnya. kehidupan berkelompok ulat tersebut bertahan sampai menjadi pupa. Ulat instar 4 dan 5 adalah yang paling rakus memakan daun jambu mete, sehingga mengakibatkan tanaman menajdi gundul total. Semakin bertambah umur ulat semakin bertambah pula jumlah daun yang dimakan. Ulat tidak mengkonsumsi daun lagi pada umur 29 hari, karena ulat sudah memasuki masa pra pupa. Kehidupan Stadia ulat sekitar 25 - 35 hari. Menjelang berkepompong ulat tidak makan, bergerombol dan berbondong-bondong mencari tempat yang cocok untuk berkepompong. Kepompong Kepompong berbentuk jala yang rapat berwarna kuning emas. Pupa berwarna coklat Dalam keadaan normal stadia pupa antara 21 - 26 hari, tetapi apabila keadaan tidak menguntungkan dapat sampai 2 - 3 bulan.
Ngengat
Betina
Jantan
Sumber:http://en.wikipedia.org/wiki/Cricula_trifenestratahttp://en.wikipedia.org/wiki/Cricula_trifenestrata
Ngengat berwarna coklat agak kemerahan, aktif malam hari dan tertarik pada cahaya lampu. Ngengat betina berukuran lebih besar dan berwarna lebih tua dari yang jantan, rentang sayap antara 61,6 - 84,2 mm dengan 3 bercak
transparan pada sayap depan. Ngengat bukan penerbang yang baik dan berumur sekitar 1 - 5 hari. Ngengat betina mulai bertelur pada hari kedua. Ngengat betina yang tidak kawin juga bertelur meskipun tidak menetas. Siklus hidup dipengaruhi oleh kelembaban dan suhu udara dengan rata-rata 63 - 77 hari. Gejala Kerusakan Gejala serangan Ulat ini relatif sama dengan serangan ulat bulu lainnya yaitu daun tanaman akan habis dan bahkan sampai gundul tanaman tersebut. Serangan awal (ulat kecil) dimulai pada bagian bawah daun muda dan serangan lanjutan (ulat besar) akan menyerang daun tua sehingga dapat membuat tanaman jadi gundul (hanya sisa tulang daun). Selain jambu mete, ulat kipat juga dapat menyerang alpukat, kedondong, kayu manis, jambu, kenari, mangga dan kakao. Kadang-kadang ulat kipat tidak dianggap hama karena sutra berwarna kuning emas dari kepompongnya dipanen. Sutra tersebut sering dapat dijual dengan harga tinggi. Cara Pengendalian 1. pengendalian
secara
mekanis
dengan
cara
mengumpulkan
dan
memusnahkan ulat, antara lain dengan cara dibakar atau dibenamkan dalam tanah. 2. Pemasangan lampu perangkap (light trap) untuk membunuh ngengat, karena ngengat aktif di malam hari dan tertarik cahaya. 3. Memanfaatkan musuh alami dengan menggunakan jamur Metharizium anisopliae dan Beauveria bassiana. Parasitoid telur Telenomus sp., Agiomathus
sp.,
dan
Mesocomys
orientalis
serta
parasitoid
pupa
Xanthopimpla sp dan Exorista sp 4. Pemanfaatan Pestisida nabati Seperti mimba, akar tuba, piretrum, gadung, suren dan lainnya.
Daftar Pustaka Anonim.2008. Jambu Mete. http://pungutkreatif.blogspot.com/2008/10/jambu-mate.html. Diakses tanggal 14 Agustus 2014. Anonim.http://en.wikipedia.org/wiki/Cricula_trifenestrata. Diaskes tanggal 2 September 2014. Kalshoven, L.G.E. 1981. The Pest of Crops in Indonesia. Revised and Translated by P.A van Der Laan. P.T. Ictiar baru-Van Hoeve. Jakarta. Rajak Abdul.2001. Teknik Pengamatan Kemampuan Makan Hama Cricula trifenestrata pada Jambu Mete. Buletin Teknik Pertanian Vol. 7, Nomor 1, 2001.
Oleh: Bayu Aji Nugroho POPT Muda BBPPTP Surabaya