1
KERAGAMAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN PADA TANAMAN KELAPA DAN PENGENDALIANNYA.
OLEH : MADE SUKARATA, SP POPT AHLI MADYA
Kelapa merupakan tanaman unggulan ke dua di wilayah UML selemadeg Timur setelah tanaman Kakao. Selain itu, perkembangan harga terhadap komoditas Kelapa juga tergolong baik, sehingga memberi dorongan kuat terhadap pengembangan tanaman itu di lapang. Pada tahun 2014, luas pertanaman Kelapa di wilayah UML Selemadeg Timur telah mencapai 3.184,44 ha, dengan produktivitas 800 kg/ha/th (kopra) Salah satu penyebab menurunnya produksi dan produktivitas kelapa adalah serangan OPT seperti Oryctes sp (di Bali dikenal dengan hama Nyungah), Brontispa sp, Ulat Api, ulat perusak daun kelapa, tupai, Batrachedra sp, kutu daun dan penyakit yang disebabkan oleh cendawan. Diantara OPT tersebut, Oryctes sp, Brontispa sp, dan Batrachedra sp, yang paling banyak ditemukan di lapangan, dan setiap tahun pasti ada. Sedangkan hama tupai, dan serangan penyakit, bermusim dan banyak dijumpai pada musim penghujan.
2
Kelapa adalah tanaman serba guna, karena setiap bagian tanaman dapat dimanfaatkan seperti berikut: (1) sabut: coir fiber, keset, sapu, matras, bahan pembuat spring bed; (2) tempurung: charcoal, carbon aktif dan kerajinan tangan, (3)daging buah: kopra, minyak kelapa, sedangkan buahnya mulai buah muda samapai dengan buah tua khusus di Bali, untuk sarana upakara keagamaan (4) air kelapa : cuka, Nata de Coco; (5) batang klelapa bahan bangunan untuk kerangka atau atap; (6) daun kelapa: khusus di Bali untuk keperluan sarana upakara agama, mulai dari janur sampai dengan daun tua, (7) nira kelapa: gula merah (kelapa), dan lain sebagainya.
HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN PADA KELAPA . HAMA PADA KELAPA 1. Hama Oryctes sp I mago menggerek dan memakan helaian daun pucuk yang belum membuka mengakibatkan daun terpotong-potong dan tampak seperi “V” bila membuka. Serangan ini dapat menyebabkan kematian tanaman bila mengenai titik tumbuh. Siklus hidup 71 – 142 hari. Daerah sebaran serangan lebih banyak di daerah bawah terutama pada daerah dekat hindutri (mesin sirkel), dan banyak kandang ternak sapi/babi. Metamorfosa sempurna yaitu : telur, larpa, pupa dan imago, secara lengkap diuraikan sebagai berikut :
Uraian
Telur
Larva
Pupa
Imago
Bentuk
Agak Lonjong
Gemuk berbulu pendek
Mempunyai kokon
Kumbang
Ukuran
3 x 3.5 mm
25 x mm
22 x 45 mm
20 x 40 mm
Warna
Putih
Tubuh putih, kepala dan tungkai hitam,
Merah kecoklatan
Hitam
Ciri khas
Terletak pada sampah dan terlapis tanah
Tubuh bentuk U
Kokon terbuat dari tanah atau serat tanaman
Bercula pada bagian kepalanya
Perkembangan
11 – 13 hari
2 – 4 bln inaktif, dan 7 – 12 hari
14 – 28 hari
20 – 62 hari
Kepridian
-
60-105
-
-
55 – 70 butir
Musuh Alami : Baculovirus oryctes, dan Metarrhizium anisopliae
3
Ambang toleransi : 20 % tajuk terserang dengan 20 persen tanaman sekitar pohon sempel terserang. Pengendalian : Menggunakan Musuh Alami (MA) dan sanitasi kebun 2., Brontispa longissima Larva dan imago menggerigiti daun pucuk yang belum mebuka, hingga helaian daun mati, mongering dan tidak membuka. Brontispa sp menyerang tanaman kelapa tua dan muda. Siklus hidup 41 hari.
Uraian
Telur
Larva
Pupa
Imago
Bentuk
Lonjong pipih
Pipih ekor bentuk U
Pipih ekor bentuk tang
Kumbang
Ukuran
0.5 x 0.4 mm
Sampai 8 mm
2 x 10 mm
1.5-2 x 7.5-10 mm
Warna
Atas merh sauh, bawah kuning
Putih kekuningan
Merah sauh muda
Merah sauh
Ciri khas
Diletakkan berjajar 2-4 butir
Berduri pada kedua sisinya
Sisi badan berbulu pendek
Elytra berbercak berjajar
Perkembangan
4 hari
32 hari
4 – 5 hari
2.5 – 3 bulan
Musuh Alami (MA) : Parasit telur Ooencyrtus sp (tawon) Parasit larva/pupa Tetrastychus sp (tawon) Ambang Toleransi : 20 stadia hidup lelur, larva, pupa, imago per pucuk yang mulai membuka per pohon.
Pengendalian : 1. Memotong kemudian membakar/membenam pucuk yang terserang, tanpa merusak titik tumbuh. 2. Menggunakan musuh alami 3. Menyiram janur yang terserang dengan insektisida. 3. Ulat Artona (Artona catoxantha) Larva memakan helaian daun, daun yang terserang ringan tampak tembus pandang, sedangkan yang terserang berat tampak seakan akan terbakar. Serangan berat dapat menyebabkan terjadinya gugur buah, dimulai
4
dari buah muda dan tanaman akan tidak berproduksi selama 1 – 1.5 tahun. Siklus Hidup 35 hari. Hama ini pernah ditemui/dilaporkan menyerang tanaman kelapa di Selemadeg Timur, Selemadeg atau Tabanan pada umumnya pada tahun 1984 – 1991.
Uraian
Telur
Larva
Pupa
Imago
Bentuk
Bulat bagian bawah rata
Seperti ulat siput
-
Kupu-kupu
Ukuran
0.5 – 0.6 mm
3 x 10-11 mm
6-7 x 12-14 mm
Warna
Kuning, kuning kehijauan
Bergaris hitam pada punggung, kepala merah
Merah sauh
Coklat kehitaman, leher kuning, sayap muka bergaris kuning
Ciri khas
Berkelompok 3-12 butir bawah permukaan daun
Menggrigiti tepi daun, menyebabkan tepi daun ker koyak-koyak
Tertutup oleh selaput yang menempel pada daun dengan seluruh tepinya
Aktif sore hari, tertarik cahaya, hinggap bertumpu dengan sebuah kaki (menyudut)
Perkembang an
4-5 hari
20 hari
8 – 9 hari
Musuh Alami : (Apanteles artonae, Neoplectrus bicarinatus, Goryphus inforus, ) Parasitoid Larva. Pengendalian : 1) Rempes daun terserang kemudian dibakar 2) Menggunakan musuh alami 3) Menggunakan insektisida sistemik (injeksi batang, atau semprot) PENYAKIT PADA TANAMAN KELAPA 1. Penyakit busuk jamur (spear rot) Penyebab: cendawan Fusarium sp. Gejala: (1) Timbul becak-becak
tembus cahaya pada permukaan daun yang
kemudian segera menjadi coklat kekuningan dan sering bersatu membentuk becak yang lebih besar; (2) Pada becak terdapat bintik-bintik yang terdiri acervuli cendawan; (3) Daun yang terserang akan mati lebih cepat.
5
Pengendalian: Menyemprotan bibit atau tanaman muda dengan fungisida yang mengandung senyawa Cu, misalnya Bubur Bordo atau Koper Oxyclorida.
2. Penyakit busuk tunas (bud rot); penyebab cendawan Phytophthora palmivora Gejala: (1) mengeringnya daun-daun muda di tengah-tengah tajuk; (2) daun berwarna coklat dan patah pada pangkalnya; (3) pangkal membusuk, yang kemudian dapat mencapai titik tumbuh sehingga pertumbuhan tanaman terhenti dan mati;
Pengendalian: belum diketahui cara penanggulangan yang tepat dan efektif, karena tanaman kelapa yang diserang biasanya pucuknya sudah mati sebelum gejala nampak, akan tetapi dapat disarankan mencoba pencegahan dengan menggunakan asam fosforus (H3PO3) 3 Penyakit Gejala Layu Kuning Penyebab: (1) faktor lingkungan yang jelek misalnya aera, genangan air dan kekeringan; (2) faktor kultur teknis, misalnya cara pengolahan tanah yang tidak menurut aturan, penggunaan pestisida yang tidak tepat, pemupukan yang kurang dan tidak teratur; (3) keadaan vegetasi, misalnya kebun
banyak
gulma
dan
kotor;
(4)
Faktor
hama/penyakit
yang
berkembangbiak tanpa terkontrol; (5) faktor fisiologis, misalnya gangguan pada akar akibat kondisi tanah yang kurang cocok, sehingga metabolisme tanaman terganggu. Gejala: (1) seluruh atau sebagian daun berwarna kuning terutama bila terkena sinar matahari; (2) tanaman tumbuh kerdil, makin ke pucuk ukuran pelepah dan daun makin kecil; (3) sebagian pelepah bagian atas kurus dan menekuk pada ujungnya dan sebagian pelepah bagian bawah menggantung dan kering; (4) bunga dan bakal buah jarang sekali. Buah muda berguguran dan sedikit sekali yang sanggup menjadi tua. Ukuran buah kecil dan bersegi-segi tidak teratur;
6
(5) ukuran mayang yang tumbuh setelah pohon sakit lebih pendek dan kecil, merekah serta terbuka tidak sempurna, adakalanya mayang yang masih terbungkus; (6) membusuk menyerupai serangan penyakit busuk. Pengendalian: Dilaksanakan melalui perbaikan sanitasi, kultur teknis dan tindakan lain, seperti pemupukan yang benar dan tepat, perbaikan drainase.
4
Penyakit Pendarahan Batang (stem bleeding) Penyebab Penyakit : Cendawan Ceratocystis paradoxa
Penyakit pendarahan batang banyak menyerang kelapa hibrida, terutama setelah musim kemarau. Gejala : 1) Keluar cairan/pendarahan pada batang 2) Jaringan batang menjadi rusak 3) Batang tanaman menjadi borok dan tidak jarang ditandai dengan daun layu, tulang pelepah mongering dari ujung 4) Tanaman bias menjadi mati
Pengendalian : Pengendalian dapat dilakukan dengan pengaturan pemakaian pupuk karena diduga penyakit ini disebabkan karena kekurangan KCL dan kelebihan Nitrogen, untuk itu disarankan apabila 20 % tanaman di kebun terserang, segera lakukan pemupuan KCL dan kurangi pemakaian pupuk nitrogen. Beberapa contoh hama pada tanaman kelapa di atas, merupakan organisme pengganggu tumbuhan yang sering di jumpai di Wilayah kerja UML Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali, kecuali penyakit tanaman kelapa, belakangan ini tidak muncul lagi, namun demikian penyakit mati pucuk banyak dilaporkan di Kecamatan Penebel tahun 2000 samapai dengan 2003. dan diyakini OPT ini cukup merugikan apabila tidak di tindaklanjuti secara cepat dan tepat. Jika pengendalian segera dilakukan, maka tanaman kelapa kita dapat terhindar dari kerusakan yang akan menyebabkan kerugian secara kualitas dan kuantitas.