HAMA PENYAKIT TANAMAN PADI DAN CARA PENGENDALIANNYA Yurista Sulistyawati BPTP Balitbangtan NTB Disampaikan dalam Workshop Pendampingan UPSUS Pajale , 18 April 2017
PENDAHULUAN Provinsi NTB: Luas panen padi sawah 371.604 ha dengan produksi 1.904.110,4 ton. Luas panen padi ladang 62.108 ha dengan produksi mencapai 212.526,5 ton (BPS,2016) Budidaya tanaman: Kendala Hama dan Penyakit : mengurangi kualitas dan kuantitas hasil Pengendalian
HAMA UTAMA 1. PENGGEREK BATANG PADI Enam spesies penggerek batang di Indonesia yaitu penggerek batang padi kuning (Schirpophaga incertulas), penggerek batang padi putih (Schirpophaga innotata), penggerek batang padi bergaris (Chilo suppresalis), penggerek batang padi berkepala hitam (Chilo poychrissus), penggerek batang padi berkilat (Chilo auricilius), penggerek batang padi merah jambu (Sesamia inferens).
GEJALA SERANGAN • Pada stadia vegetative larva memotong bagian tengah anakan sehingga tanaman akan layu dan mati karena aliran hara ke bagian atas tanaman terganggu. Gejala serangan dinamakan sundep. • Pada stadia generative larva akan mengerek malai tanaman, sehingga pengisian malai terganggu. Gejala serangan dinamakan beluk.
PENGENDALIAN • Pengaturan pola tanam: tanam serempak, rotasi tanaman, pengaturan waktu tanam • Pengendalian fisik dan mekanik: pengumpulan kelompok telur, menangkap ngengat • Pengendalian hayati: parasitoid telur Trichogramma
japonicum • Pengendalian kimiawi:ambang kendali 1 imago d pertanaman, insektisida B.A karbofuran 20kg/ha ( bentuk granule/butiran, insektisida semprot B.A spinetoram, klorantranilipol, dan dimehipo.
2. WERENG COKLAT GEJALA SERANGAN Wereng coklat merusak padi dengan cara menghisap cairan tanaman sehingga terlihat kering seperti terbakar. Wereng coklat juga dapat menularkan penyakit virus kerdil hampa (VKH), virus kerdil rumput tipe-1(VKRT-1) dan virus kerdil rumput tipe-2 (VKRT-2)
Varietas tahan: Inpari 13, Inpari 31, Inpari 33
PENGENDALIAN • Pengaturan pola tanam: tanam serempak • Menuntaskan pengendalian pada generasi 1 dengan menggunakan insektisida berbahan aktif pymetrozin, dinotefuran .Penggunaan insektisida memperhatikan beberapa faktor antara lain: sawah dalam kondisi dikeringkan sebelum pengunaan insektisida, aplikasi insektisida dilakukan pada saat embun tidak ada (antara pukul 08.00-11.00 atau sore hari), insektisida diarahkan ke batang padi, tepat dosis dan jenisnya.
PENYAKIT UTAMA PADI 1. PENYAKIT BLAS ( Penyebab: cendawan Pyricularia grisea ) Gejala Penyakit: menginfeksi pada semua fae pertumbuhan padi. Fase vegetatif: Bercak coklat berbentuk belah ketupat pada daun Fase generatif: gejala berkembang pada tangkai/leher malai. Jika serangan mencapai bagian gabah, patogen dapat terbawa dan menjadi patogen tular benih (seed borne)
Pengendalian • Penanaman benih sehat : perlakuan benih dengan fungisida B.A trisiklazole dosis 3-5g/kg benih. • Cara tanam: penggunaan jarak tanam (sistem legowo) • Pemupukan: menggunakan pupuk dengan kandungan N dan K berimbang, pupuk kandungan N terlalu tinggi dapat menyebabkan tanaman lebih rentan. • Penanaman varietas tahan • Penggunaan Fungisida:Bahan aktif Isoprotiolan, trisiklazole, kasugamycin, thiphanatemethyl
2. Penyakit Hawar Daun Bakteri ( Penyebab: bakteri Xanthomonas oryzae) Gejala penyakit: Penyakit bersifat sistemik, dapat dibedakan dalam 3 macam yaitu gejala layu kresek pada tanaman muda atau tanaman dewasa yang peka gejala hawar, dan gejala daun kuning pucat pada tanaman. Gejala lain yang sering terjadi didaerah tropis adalah daun berwarna kuning pucat pada tanaman dewasa dan daun tua berwarna hijau normal. Kadang-kadang pada helaian daun terdapat garis berwarna hijau pucat.
Pengendalian: Teknik budidaya: Penggunaan benih dan bibit sehat, pengunaan varietas yang tahan , cara tanam sistem jajar legowo, pemupukan seimbang dan dhindari penggunaan unsur N berlebihan, sanitasi lingkungan.
3. Penyakit Tungro Vektor penyakit: wereng hijau (Nephotettix virescens) Gejala Penyakit: gejala utama berupa • perubahan warna pada daun muda menjadi kuning oranye dimulai dari ujung daun, • jumlah anakan berkurang, • tanaman menjadi kerdil dan pertumbuhan terhambat. • Gejala tersebar mengelompok , hamparan padi terlihat bergelombang
Penyebab penyakit: rice tungro spherical tungro (RTSV) dan rice tungro bacilliform virus (RTBV)
Pengendalian: • Tanam serempak • Pergiliran varietas • Penerapan jarak tanam: jajar legowo • Eradikasi sumber inokulum • Penggunaan insektisida B.A imidakloprid, tiametoksan, karbofuran
Varietas • Agak tahan-tahan wereng coklat: Inpari (2,3,4,6,13,18,19,31,33) • Tahan HDB : Inpari (1,4,6,11,18,19,20,32),Inpari HDB • Tahan Tungro:Inpari (7,8,9) • Agak tahan-tahan Blas : Inpari (22,39,40)
Terima kasih