HALBAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini membahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan penelitian dalam rangka penyusunan tesis. Pokok bahasan dalam bab ini adalah pendekatan dan metode penelitian, penelitian,
definisi operasional,
subjek
dan lokasi penelitian,
variabel
pengembangan instrumen penelitian,
langkah-
langkah penelitian, dan teknik analisis data. A. Pendekatan dan Desain Penelitian Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu suatu jenis penelitian ilmiah di mana peneliti memutuskan apa yang akan diteliti dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang spesifik atau sempit, mengumpulkan data-data
yang
dapat
dikuantifikasikan,
menganalisis
angka-angka
tersebut
dengan menggunakan statistik dan melakukan penelitian dalam suatu cara yang objektif (Creswell, 2012, hlm. 16). Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen kuasi. Penelitian eksperimen kuasi yaitu rancangan penelitian eksperimen tapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol atau mengendalikan variabelvariabel luar yang dapat mempengaruhi eksperimen. Pada eksperimen kuasi tidak dilakukan dengan teknik random (random assignment) melainkan pengelompokan berdasarkan kelompok yang terbentuk sebelumnya (Creswell, 2012, hlm. 309). Desain eksperimen kuasi yang digunakan adalah nonequlvalent pretestpostest group design, yaitu jenis desain yang biasanya dipakai pada eksperimen yang menggunakan kelas-kelas yang sudah ada sebagai kelompoknya, dengan memilih kelas-kelas yang diperkirakan sama keadaan atau kondisinya. Dua kelompok (kontrol dan eksperimen) diberi pretest, kemudian diberikan perlakuan (treatment) berupa teknik self-management untuk mengembangkan perilaku tidak konsumtif peserta didik pada kelompok eksperimen sedangkan kelompok kontrol tidak diberi perlakuan, dan selanjutnya diberikan posttest. (Creswell, 2012, hlm. 310). Adapun skema desain penelitian sebagai berikut. Mega Aria Monica, 2015 EFEKTIVITAS PEND EKATAN KONSELING KOGNITIF PERILAKU D ENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SELF-MANAGEMENT UNTUK MENGEMBANGKAN PERILAKU TID AK KONSUMTIF PESERTA D ID IK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3. 1 Quasi-Eksperiment Pretest and Posttest Design Pre- and Posttest Design
Time
Control Group
Pretest
Eksperimental Group
Pretest
No Treatment Eksperimental Treatment
Posttest
Posttest
Keterangan: Control Group
= Kelompok kontrol
Eksperimental Group
= Kelompok eksperimen
No Treatment
= Tanpa perlakuan
Eksperimental Treatment
= Pemberian perlakuan (Creswell, 2012, hlm. 310)
B. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di SMAN 3 Bandar Lampung
yang
beralamat di jalan Jl.Khairil Anwar No. 30 Durian Payung Tanjung Karang Pusat Telp. 0721-255600. Hasil studi pendahuluan terhadap peserta didik di SMAN 3 Bandar Lampung menunjukkan adanya peserta didik yang memiliki perilaku konsumtif tinggi, sedang dan rendah. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X SMAN 3 Bandar Lampung tahun ajaran 2014/2015. Penarikan sampel penelitian ini adalah menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan karakteristik tertentu (Sugiyono, 2012, hlm 124). Sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X SMAN 3 Bandar Lampung tahun ajaran 2014/2015 yang teridentifikasi memiliki karakteristik perilaku konsumtif tinggi, sedang dan rendah . Adapun langkah-langkah untuk menentukan sampel dalam penelitian ini, yaitu memberikan pretest kepada peserta didik kelas X yang bertujuan untuk mengetahui peserta didik manakah yang memiliki karakteristik perilaku konsumtif.
Instrumen penelitian diberikan setelah mendapatkan izin
tertulis oleh pemilik instrumen
Dian Anita, S.Pd, yaitu instrumen perilaku 2
Mega Aria Monica, 2015 EFEKTIVITAS PEND EKATAN KONSELING KOGNITIF PERILAKU D ENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SELF-MANAGEMENT UNTUK MENGEMBANGKAN PERILAKU TID AK KONSUMTIF PESERTA D ID IK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
konsumtif. Sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 36 peserta didik kelas X IPA 2 yang teridentifikasi memiliki karakteristik perilaku konsumtif tinggi, sedang dan rendah sebagai kelompok eksperimen. Sementara kelompok kontol adalah peserta didik kelas X IPS 1 yang memiliki karakteristik perilaku konsumtif yang hampir sama dengan kelompok eksperimen. Peneliti menjadikan kelas X IPA 2 sebagai kelompok eksperimen berdasarkan beberapa pertimbangan, diantaranya selain
mayoritas peserta didik di kelas tersebut memiliki skor
perilaku konsumtif tinggi, mengikuti kegiatan
peserta didik kelas X IPA 2 juga antusias dalam
pretest, yang tentunya hal ini sangat membantu kelancaran
proses intervensi dan pencapaian tujuan penelitian yaitu efektivitas
teknik self-
management untuk mengembangkan perilaku konsumtif peserta didik.
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu teknik self-management sebagai variabel bebas (X) dan perilaku konsumtif sebagai variabel terikat (Y). Variabel bebas (X) yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat dan variabel terikat (Y) yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi sebab akibat. 1. Self-management Seperangkat prinsip atau prosedur yang meliputi pemantauan diri (selfmonitoring), reinforcement yang positif (self-reward), perjanjian dengan diri sendiri (self-contracting), penguasaan terhadap rangsangan (stimulus control) dan merupakan keterkaitan antara teknik cognitive, behavior, serta affective dengan susunan sistematis berdasarkan kaidah pendekatan cognitive-behavior therapy, digunakan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam proses pembelajaran yang diharapkan 2.
Perilaku Konsumtif Suatu perilaku membeli dan menggunakan barang yang tidak didasarkan
pada
pertimbangan
yang
rasional
dan
memiliki
kencenderungan
untuk
mengkonsumsi sesuatu tanpa batas dimana individu lebih mementingkan faktor keinginan dari pada kebutuhan serta ditandai oleh adanya kehidupan mewah dan 3
Mega Aria Monica, 2015 EFEKTIVITAS PEND EKATAN KONSELING KOGNITIF PERILAKU D ENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SELF-MANAGEMENT UNTUK MENGEMBANGKAN PERILAKU TID AK KONSUMTIF PESERTA D ID IK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berlebihan,
penggunaan
segala hal yang paling mewah yang memberikan
kepuasan dan kenyamanan fisik C. Pengembangan Instrumen Penelitian Berdasarkan jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini maka dikembangkan alat pengumpul data seperti: skala perilaku konsumtif, digunakan untuk memperoleh gambaran tentang perilaku konsumtif peserta didik sebelum dan sesudah mengikuti proses konseling melalui teknik self-management 1. Pengembangan Kisi-kisi Instrumen Instrumen perilaku konsumtif peserta didik dikembangkan dari instrumen Dian Anita (2003). Instrumen ini berisi pernyataan-pernyataan tentang perilaku konsumtif
merujuk
pada aspek pengkonsumsian barang bukan sekedar untuk
memenuhi kebutuhan tetapi untuk memenuhi keinginan, pengkonsumsian barang untuk memperoleh status dan pengkonsumsian barang dengan harga di luar jangkauan.
Angket menggunakan format skala Guttman. Setelah dilakukan uji
coba angket terdapat beberapa perubahan pada kisi- kisi instrumen disajikan dalam Tabel 3.2.
Tabel 3. 2 Kisi-kisi Instrumen Perilaku konsumtif Peserta didik No
Aspek
Item +
Item -
Jumlah
Pengkonsumsian barang selain 1.
untuk memenuhi kebutuhan melainkan pemenuhan
3,5,7,11,12,13 1,2,4,6,8,9,10
14,15,16
16
18, 24
8
keinginan 2.
3.
Pengkonsumsian barang
17,19,20,21,22,
dengan harga di luar jangkauan Pengkonsumsian barang untuk memperoleh status
23 25,26,27,28,29, 30,31,32,34,35,
33
16
36,37,38,39,40
Jumlah
28 4
12
40
Mega Aria Monica, 2015 EFEKTIVITAS PEND EKATAN KONSELING KOGNITIF PERILAKU D ENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SELF-MANAGEMENT UNTUK MENGEMBANGKAN PERILAKU TID AK KONSUMTIF PESERTA D ID IK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Uji Validitas dan Realibilitas Instrumen Sebelum kuesioner digunakan untuk kegiatan penelitian lapangan, terlebih dahulu dilakukan uji coba kuesioner untuk melihat validitas dan reliabilitasnya. Dalam hal ini instrumen yang digunakan adalah instrumen yang dikembangkan oleh Dian Anita (2003) dengan mendapatkan persetujuan oleh pemilik instrumen, hal ini dapat dilihat pada lampiran Selanjutnya, angket diujicobakan dengan menggunakan face validity atau diuji cobakan secara terbatas dengan memberikan kepada peserta didik kelas SMAN 3 Bandar Lampung secara acak (yang keadaannya setara dengan peserta didik yang diteliti). Kepada peserta didik yang dijadikan responden diminta untuk menjawab kuesioner perilaku konsumtif peserta didik yang telah disiapkan. Validasi ini untuk mengetahui apakah bahasa dari item-item pernyataan dipahami oleh peserta didik, menerima terhadap item-item pernyataan sesuai dengan kondisi yang ada, dan menyatukan interpretasi peneliti dan responden terhadap item-item pernyataan. Sehingga pernyataan dalam instrumen tidak mengandung ambiguitas dan cukup dapat dimengerti oleh responden. Pada penelitian ini, uji validitas dilakukan dengan tahapan sebagai berikut. 1) Menghitung koefisien korelasi product moment/ r hitung (rxy ). 2) Proses pengambilan keputusan dengan dasar kriteria yaitu jika r hitung positif, dan r hitung ≥ 0,3, maka butir soal valid Menurut Masrun (Sugiyono, 2007, hlm. 188-189), item yang dipilih (valid) adalah yang memiliki tingkat korelasi ≥ 0,3. Jadi, semakin tinggi validitas suatu alat ukur, maka alat ukur tersebut semakin mengenai sasarannya atau semakin menunjukkan yang seharusnya. Berdasarkan hasil perhitungan melalui pengolahan komputer program SPSS 17,0 dan Microsoft excel 2010 ditemukan bahwa dari 40 item pertanyaan, yang tidak valid sebanyak 5 item yaitu.
5
Mega Aria Monica, 2015 EFEKTIVITAS PEND EKATAN KONSELING KOGNITIF PERILAKU D ENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SELF-MANAGEMENT UNTUK MENGEMBANGKAN PERILAKU TID AK KONSUMTIF PESERTA D ID IK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Uji
reliabilitas
instrumen
pada
penelitian
ini
menggunakan
rumus
Cronbach’s Alpha (α) yang kemudian dihitung dengan menggunakan bantuan program SPSS 17,0. Terdapat cara lain dalam melakukan uji reliabilitas Instrumen yaitu dengan menggunakan langkah-langkah perhitungan manual sebagai berikut.
a) Pertama, menghitung nilai reliabilitas atau r hitung (r11 ). b) Kedua, mencari varians semua item
Tabel 3. 3 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Tinggi
0,80 – 1,000
Sangat Tinggi
Berdasarkan hasil koefisien Alpha Cronbach yang diperoleh (α = 0.858) dan mengacu pada titik tolak ukur pada Tabel 3.4 maka dapat disimpulkan bahwa instrumen perilaku konsumtif peserta didik memiliki reliabilitas sangat tinggi.
E. Penimbangan Program Intervensi Penimbangan program intervensi dilakukan untuk memperoleh program intervensi yang dapat mengatasi permasalahan perilaku konsumtif peserta didik. Program intervensi ditimbang untuk dikaji dan ditelaah dari rasional, deskripsi kebutuhan, tujuan intervensi, sasaran intervensi, rencana kegiatan intervensi, pengembangan tema/topik materi dan pengembangan SKLBK, evaluasi dan tindak lanjut, serta aspek keberhasilan teknik self-management oleh pembimbing, dalam hal ini adalah Ibu Dr. Anne Hafina, M.Pd, beliau merupakan pakar dalam bimbingan dan konseling
6
Mega Aria Monica, 2015 EFEKTIVITAS PEND EKATAN KONSELING KOGNITIF PERILAKU D ENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SELF-MANAGEMENT UNTUK MENGEMBANGKAN PERILAKU TID AK KONSUMTIF PESERTA D ID IK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Penyusunan Intervensi Teknik Self-management untuk Mengembangkan Perilaku Tidak Konsumtif Peserta Didik di SMAN 3 Bandar Lampung Tahun ajaran 2014/2015 Pemberian
intervensi
dengan
menggunakan
teknik
self-management
dilakukan terhadap peserta didik yang memiliki karakteristik perilaku konsumtif tinggi
sedang
management
dan
rendah.
Komponen
rancangan
intervensi teknik
self-
untuk mengembangkan perilaku tidak konsumtif adalah sebagai
berikut.
1. Rasional Era globalisasi telah memunculkan suatu gaya hidup baru yang dikenal sebagai gaya hidup modern. Hal ini terlihat dengan banyaknya restoran yang menyediakan menu khas mancanegara, gaya berpakaian yang dipengaruhi oleh perancang kelas dunia, kosmetik, aksesoris, pernak-pernik, dll. Kondisi ini dapat mengubah kebiasaan dan gaya hidup masyarakat menuju kearah kehidupan mewah
yang
cenderung
terlalu
berlebihan,
yang
menyebabkan pola hidup cenderung menjadi konsumtif.
pada
akhirnya
akan
Menurut Lina & Rosyid
(1997:7) perilaku konsumtif dapat diartikan sebagai kehidupan mewah yang cenderung berlebihan, penggunaan pada segala sesuatu yang dianggap mahal yang memberikan kepuasan dan kenyamanan fisik semata. Fenomena
ini menarik
untuk
diteliti mengingat perilaku konsumtif
dikalangan remaja merupakan salah satu fenomena yang sedang marak terjadi terutama peserta didik yang bersekolah dan tinggal di kota-kota besar yang sebenarnya
belum
memiliki
kemampuan
financial
untuk
memenuhi
kebutuhannya. Perilaku konsumtif ini dapat terus mengakar didalam gaya hidup sekelompok peserta didik, dan menjadi masalah ketika kecenderungan yang sebenarnya wajar dilakukan secara berlebihan. Masalah ini juga dapat menimpa sebagian besar peserta didik dikota Bandar Lampung, khususnya para peserta didik yang duduk di bangku SMA (Sekolah Menengah Atas). Hal ini didukung oleh kondisi kota Bandar Lampung yang merupakan salah satu kota diIndonesia yang
secara
geografis berdekatan dengan ibukota Jakarta dan memiliki 7
Mega Aria Monica, 2015 EFEKTIVITAS PEND EKATAN KONSELING KOGNITIF PERILAKU D ENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SELF-MANAGEMENT UNTUK MENGEMBANGKAN PERILAKU TID AK KONSUMTIF PESERTA D ID IK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kecenderungan selalu mengikuti trend yang sedang marak di kota besar seperti Jakarta dan Bandung. Di kota Bandar Lampung dapat dengan mudah ditemukan mall-mall yang berdiri dengan megah, factory outlet, atupun café, yang mana merupakan adaptasi dari trend di kota besar. Tempat-tempat itulah yang kemudian menjadi simbol pergaulan bagi para peserta didik di kota Bandar Lampung.
Banyak
peserta
didik
yang
rela
mengeluarkan
uang
untuk
membelanjakan segala keperluannya dengan tidak memikirkan terlebih dahulu apa manfaat dari barang tersebut karena peserta didik membeli barang hanya karena keinginan semata bukan karena kebutuhan. Penelitian Nurasyiah (2007) kepada 100 peserta didik di beberapa sekolah SMA di Kota Bandung menyebutkan rata-rata pengeluaran peserta didik SMA dari uang saku yang diperoleh selama satu bulan yaitu 61,61% digunakan untuk jajan (makanan dan minuman), 21,26% digunakan untuk kebutuhan lainlain/bersifat kesenangan (isi pulsa untuk handphone, jalan-jalan, nonton di bioskop, membeli barang baru), 16,23% digunakan untuk kebutuhan belajar (ongkos transport, alat tulis, buku, mengerjakan tugas) sedangkan sisanya hanya 0,88% digunakan untuk menabung. Selain itu, dalam penelitiannya menemukan peserta didik SMA di kota Bandung cenderung memiliki perilaku konsumtif dalam menggunakan uang saku yang diperolehnya dari orangtua. Hal ini diketahui mereka yang terbiasa makan direstoran-restoran fastfood (KFC, McD, Popeyes, dsb) dengan data 1-3 kali selama satu bulan sebanyak 53,4%, jalanjalan dan belanja di mall (BIP, BSM , IP, dsb) sebanyak 47,9%. Peserta didik yang menyatakan“sering” jalan-jalan dan belanja di mall lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan peserta didik yang menyatakan “kadang-kadang”. Selain itu, jenis HP yang dimiliki peserta didik mayoritas 67% berkamera. Padahal, perilaku peserta didik tersebut dianggap konsumtif karena tidak sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan yang masih mengandalkan keuangan orangtua. Atas dasar pemikiran tersebut, maka perlu dikembangkan serangkaian kegiatan yang terangkum secara sistematis dalam kerangka intervensi layanan bimbingan dan konseling melalui teknik self-management untuk mengembangkan perilaku tidak konsumtif. 8
Mega Aria Monica, 2015 EFEKTIVITAS PEND EKATAN KONSELING KOGNITIF PERILAKU D ENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SELF-MANAGEMENT UNTUK MENGEMBANGKAN PERILAKU TID AK KONSUMTIF PESERTA D ID IK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Tujuan Intervensi Secara umum tujuan dari teknik self-management adalah mengembangkan perilaku tidak konsumtif peserta didik kelas X SMA Negeri 3 Bandar Lampung. Secara khusus tujuan intervensi yang merujuk pada aspek perilaku konsumtif adalah mengembangkan keterampilan peserta didik dalam: a. mengembangkan kemampuan untuk dapat berfikir secara lebih logis dan rasional terhadap perilaku konsumtif. b. meningkatkan rasa percaya diri dalam setiap perilaku yang ditampilkan ketika tidak mengenakan barang-barang branded c. mengembangkan
keterampilan
menetapkan
prioritas
ketika
membeli
barang atau produk yang mengakibatkan berperilaku konsumtif dan dapat mengontrol uang jajannya. d. meningkatkan
kemampuan
peserta
didik
untik
mengendalikan
kecemasan, stres dan emosinya ketika berperilaku konsumtif. e. mengembangkan keterampilan siswa dalam berdialog diri yang lebih positif dan konstruktif ketika berperilaku konsumtif. f.
mengembangkan
kemampuan
untuk
mengambil resiko
dari sebuah
keputusan ketika membeli suatu barang yang membuatnya berperilaku konsumtif dan mampu mengontrol diri ketika berperilaku konsumtif g. mengembangkan
kemampuan
peserta
didik
dalam bersikap
asertif
(memiliki keberanian mengekspresikan pikiran dan perasaannya dengan sungguh-sungguh) 3. Asumsi Intervensi Asumsi dasar pelaksanaan intervensi adalah sebagai berikut: 1. Perilaku
konsumtif
biasanya
lebih
dipengaruhi oleh
faktor
emosi
daripada rasio, Sarwono (Farida, 2006) 2. Teknik self-management dapat dikenakan kepada berbagai perilaku sasaran (Krumboltz & Thorensen, 1976, hlm 426). 3. Self-management adalah suatu strategi pengubahan perilaku yang dalam 9
Mega Aria Monica, 2015 EFEKTIVITAS PEND EKATAN KONSELING KOGNITIF PERILAKU D ENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SELF-MANAGEMENT UNTUK MENGEMBANGKAN PERILAKU TID AK KONSUMTIF PESERTA D ID IK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
prosesnya remaja mengarahkan perubahan perilakunya sendiri dengan suatu teknik atau kombinasi teknik terapeutik (Cormier & Cormier, 1985, hlm 519) 4. Kompetensi Peneliti Dalam melaksanakan teknik self-management untuk mengembangkan perilaku konsumtif peserta didik harus didukung oleh kompetensi memadai yang dimiliki oleh
peneliti yang sekaligus berperan sebagai pemberi intervensi.
Berbagai sumber menyatakan bahwa teknik self-management dapat diberikan oleh berbagai kalangan dan tidak menuntut lisensi profesional tertentu. Beberapa kalangan yang terbiasa memberikan intervensi ini diantaranya adalah guru, guru BK, konselor, terapis dan social worker. Hal ini mengimplikasikan bahwa peneliti memenuhi syarat untuk melaksanakan teknik self-management. Kompetensi lainnya adalah: 1. Memiliki pemahaman dan pengetahuan yang memadai mengenai konsep perilaku konsumtif 2. Memiliki pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan yang memadai dalam teknik self-management. 3. Memahami karakteristik peserta didik SMAN 3 Bandar Lampung yang merupakan subjek dari penelitian ini. 4. Menunjukkan penerimaan tanpa syarat terhadap konseli sebagai manusia yang tidak lepas dari kesalahan. 5. Sasaran Intervensi Adapun sasaran intervensi yaitu siswa-siswi kelas X IPA 2 SMA Negeri 3 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015, berjumlah 36 siswa yang memiliki perilaku konsumtif termasuk kategori tinggi, sedang dan rendah berdasarkan pengambilan data dari lapangan. Dari intervensi ini diharapkan akan ada perubahan kategori yang cukup signifikan terutama pada kategori tinggi. 6. Prosedur Pelaksanaan Intervensi Berikut ini adalah rancangan operasional program intervensi konseling teknik self-management yang disusun berdasarkan tahapan dalam teknik selfmanagement untuk mengembangkan perilaku tidak konsumtif peserta didik 10
Mega Aria Monica, 2015 EFEKTIVITAS PEND EKATAN KONSELING KOGNITIF PERILAKU D ENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SELF-MANAGEMENT UNTUK MENGEMBANGKAN PERILAKU TID AK KONSUMTIF PESERTA D ID IK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Waktu Pertemuan
Rencana Kegiatan
Pra Intervensi
Assesmen
dan
Diagnosis:
Pengukuran
perilaku
konsumtif dan yang dikembangkan peneliti Intervensi Sesi 1
Self Monitoring
Intervensi Sesi 2
Self Contracting
Intervensi Sesi 3
Stimulus Control
Intervensi Sesi 4
Self Reward
Pasca Intervensi
Pengukuran
perilaku
konsumtif
hasil
perubahan
menggunakan angket yang dikembangkan peneliti
7. Evaluasi dan Aspek Keberhasilan Evaluasi kegiatan layanan intervensi adalah segala upaya, tindakan atau proses untuk menentukan derajat kualitas kemajuan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan layanan konsleing melalui teknik self-management terhadap peserta didik yang memiliki karakteristik perilaku konsumtif tinggi, sedang dan rendah. Evaluasi dilakukan pemberian
keberhasilan
setelah
seluruh
posttest.
intervensi program
Intervensi
perilaku
konsumtif
peserta
intervensi selesai dilaksanakan
dikatakan
berhasil
apabla
hasil
didik melalui
posttest
menunjukkan penurunan skor perilaku konsumtif. Keberhasilan intervensi teknik self-management untuk mengembangkan perilaku tidak konsumtif peserta didik dilakukan pada setiap sesi intervensi dan setelah seluruh intervensi selesai dilaksanakan. Intervensi ini dikatakan berhasil apabila peserta didik: a. Dapat mengembangkan kemampuan untuk dapat berfikir secara lebih logis dan rasional terhadap perilaku konsumtif. b. Dapat meningkatkan rasa percaya diri dalam setiap perilaku yang ditampilkan ketika tidak mengenakan barang-barang branded c. Dapat
mengembangkan
keterampilan
menetapkan
prioritas
ketika
membeli barang atau produk yang mengakibatkan berperilaku konsumtif dan dapat mengontrol uang jajannya. 11
Mega Aria Monica, 2015 EFEKTIVITAS PEND EKATAN KONSELING KOGNITIF PERILAKU D ENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SELF-MANAGEMENT UNTUK MENGEMBANGKAN PERILAKU TID AK KONSUMTIF PESERTA D ID IK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Dapat meningkatkan kemampuan peserta didik untik mengendalikan kecemasan, stres dan emosinya ketika berperilaku konsumtif. h. Dapat mengembangkan keterampilan siswa dalam berdialog diri yang lebih positif dan konstruktif ketika berperilaku konsumtif. i.
Dapat mengembangkan kemampuan untuk mengambil resiko dari sebuah keputusan ketika membeli suatu barang yang membuatnya berperilaku konsumtif dan mampu mengontrol diri ketika berperilaku konsumtif
j.
Dapat mengembangkan kemampuan peserta didik dalam bersikap asertif
Peserta didik yang berhasil mengikuti kegiatan intervensi adalah peserta didik yang mampu meningkatkan potensi dan sumber daya yang dimiliki pada setiap dan setelah sesi intervensi. Sumber utama untuk evaluasi ini adalah analisis terhadap catatan konseling setiap sesinya yang dicatat oleh konseli. Analisis catatan konseling dijadikan ukuran untuk mengetahui perubahan konstruk yang menjadi aspek keberhasilan dari setiap sesi intervensi. Tujuan evaluasi kegiatan layanan intervensi adalah untuk mengetahui dan mengidentifikasi keberhasilan pelaksanaan kegiatan layanan intervensi teknik self management bagi remaja yang memiliki karakteristik perilaku konsumtif tinggi, sedang dan rendah. Adapun aspek-aspek yang dievaluasi dari intervensi yang dilaksanakan, yaitu sebagai berikut: a) Perubahan kemajuan konseli dilihat pada saat konseli sebelum dan sesudah mengikuti intervensi b) Hambatan-hambatan yang dijumpai, yang muncul selama pelaksanaan intervensi dan dianalisis apa yang menjadi faktor penyebabnya serta bagaimana dalam pelaksanaan intervensi berikutnya hal itu dapat diminimalisir.
8.
Langkah-langkah
Implementasi
Teknik
Self-management
untuk
Mengembangkan Perilaku Tidak Konsumtif Peserta didik Pelaksanaan penelitian dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut. 12
Mega Aria Monica, 2015 EFEKTIVITAS PEND EKATAN KONSELING KOGNITIF PERILAKU D ENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SELF-MANAGEMENT UNTUK MENGEMBANGKAN PERILAKU TID AK KONSUMTIF PESERTA D ID IK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a) Pelaksanaan pretest di kelas X SMAN 3 Bandar Lampung untuk mengetahui karakteristik perilaku konsumtif tinggi, sedang dan rendah b) Penentuan sampel pada peserta didik yang memiliki karakteristik perilaku konsumtif tinggi, sedang dan rendah. c) Pelaksanaan intervensi teknik self-management untuk mengembangkan perilaku tidak konsumtif peserta didik selama 4 sesi d) Pelaksanaan posttest setelah sesi intervensi dilaksanakan e) Penyajian laporan tentang pelaksanaan teknik self-management untuk mengembangkan perilaku tidak konsumtif peserta didik E. Teknik pengumpulan Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah mengenai peserta didik yang memiliki karakteristik perilaku konsumtif tinggi, sedang dan rendah. Data tersebut dikumpulkan dengan cara menyebarkan angket kepada peserta didik yang memiliki karakteristik perilaku konsumtif tinggi, sedang dan rendah kelas X SMAN 2 Bandar Lampung Tahun ajaran 2014/2015. Teknik
pengumpulan
data
dalam
penelitian
ini
dilakukan
dengan
menggunakan: 1) angket perilaku konsumtif, yaitu untuk melihat gambaran mengenai perilaku konsumtif peserta didik; dan 2) studi pustaka, yaitu dengan membaca dan menelaah, mempelajari dan mengutip pendapat dari berbagai buku sumber sebagai pendukung analisis dan interpretasi. F. Analisis Data Data mengenai masalah perilaku konsumtif peserta didik yang akan diintervensi
melalui
teknik
self-management
akan
dianalisis
dengan
cara
kuantitatif. Teknik analisis data dalam hal ini dimulai dengan mengukur validitas instrumen yang melibatkan pakar dalam bimbingan dan konseling dan reliabilitas instrumen dengan melibatkan peserta didik. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan uji t atau t-test. Uji t adalah pengujian perbedaan rata-rata yang biasa dilakukan oleh peneliti yang bermaksud mengkaji efektivitas suatu perlakuan (treatment) dalam mengubah suatu perilaku dengan cara menbandingkan antara keadaan sebelum 13
Mega Aria Monica, 2015 EFEKTIVITAS PEND EKATAN KONSELING KOGNITIF PERILAKU D ENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SELF-MANAGEMENT UNTUK MENGEMBANGKAN PERILAKU TID AK KONSUMTIF PESERTA D ID IK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan sesudah perlakuan itu diberikan (Furqon, 2009, hlm. 174). Prosedur pengujian efektivitas dilakukan sebagai berikut.
1) Kriteria Gambaran Umum perilaku konsumtif peserta didik Gambaran perilaku konsumtif peserta didik dibagi menjadi tiga kriteria, yaitu perilaku konsumtif tinggi, sedang dan rendah, yang dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Kategorisasi perilaku konsumtif Peserta didik Kategorisasi Tinggi
X≥ Xid + 0,61 sd
Sedang
Xid – 0,61 sd < X + < Xid + 0,61 sd
Rendah
X ≤ Xid - 0,61 sd
Berdasarkan perhitungan pada Tabel 3.6, maka kriteria perilaku konsumtif yang digunakan sebagai acuan dalam pengelompokan skor perilaku konsumtif peserta didik dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut ini. Tabel 3. 5 Kriteria Gambaran Umum Perilaku konsumtif Peserta didik Kategori
Rentang Skor
F
Tinggi
≥ 21
120
Sedang
14- 21
22
Rendah
≤14
10
Siswa dengan kategori untuk
Rata-rata
% 79
50.66
14.5 6.5
perilaku konsumtif tinggi memiliki kecenderungan
pengkonsumsian barang berdasarkan 14
keinginan dan bukan karena
Mega Aria Monica, 2015 EFEKTIVITAS PEND EKATAN KONSELING KOGNITIF PERILAKU D ENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SELF-MANAGEMENT UNTUK MENGEMBANGKAN PERILAKU TID AK KONSUMTIF PESERTA D ID IK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kebutuhan, siswa dengan perilaku konsumtif sedang memiliki kecenderungan untuk berpikir sebelum menggunakan uang meskipun mereka terkadang tetap mengikuti keinginan untuk berperilaku konsumtif, adapun bagi siswa yang skor perilaku konsumtifnya rendah akan mengkonsumsi barang berdasarkan kebutuhan bukan karena keinginan. Adapun kriteria pengelompokan skor per aspek menggunakan rumus berikut . X ideal + Z (SD deal) X ≥ Xid + 0,61sd
= Tinggi
Xid ─ 0,61sd < X < Xid + 0,61sd
= Sedang
X ≤ Xid ─ 0,61sd
= Rendah
Lebih jelasnya dapat dilihat dalam Tabel 3.6 berikut ini Tabel 3. 6 Kriteria Aspek Perilaku Konsumtif Peserta didik Aspek
Rentang Skor
Kategori
%
Pengkonsumsian barang
>8
Tinggi
65.1
selain untuk memenuhi
6-8
Sedang
30.2
kebutuhan melainkan
<6
Rendah
4.6
Pengkonsumsian barang
>4
Tinggi
8.5
dengan harga di luar
3-4
Sedang
32.2
jangkauan
<3
Rendah
59.2
>8
Tinggi
67.1
6-8
Sedang
23
<6
Rendah
9.8
pemenuhan keinginan
Pengkonsumsian
barang
untuk memperoleh status
Prosedur pengujian efektivitas dilakukan sebagai berikut. 1. Menguji normalitas data pretest dan posttest kedua kelompok. Pengujian normalitas data dilakukan dengan statistik uji Z Kolmogorov-Smirnof (p>0,05) dengan bantuan SPSS. 15
Mega Aria Monica, 2015 EFEKTIVITAS PEND EKATAN KONSELING KOGNITIF PERILAKU D ENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SELF-MANAGEMENT UNTUK MENGEMBANGKAN PERILAKU TID AK KONSUMTIF PESERTA D ID IK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Menguji homogenitas varian data gains kedua kelompok (p>0,05) dengan bantuan SPSS 3. Uji perbedaan (efektivitas) teknik self-management untuk mengembangkan perilaku tidak konsumtif peserta didik menggunakan uji t. dilakukan dengan tahapan sebagai berikut. a. Hipotesis H0 : µ eksperimen = µ kontrol teknik self-management tidak efektif untuk mengembangkan perilaku tidak konsumtif peserta didik di SMAN 3 Bandar Lampung sebelum dan setelah mengikuti teknik self-management
H1 : µ eksperimen > µ kontrol teknik
self-management
efektif
untuk
mengembangkan
perilaku
tidak
konsumtif peserta didik di SMAN 3 Bandar Lampung, setelah mengikuti teknik self-management lebih baik dibandingkan sebelum perlakuan. b. Dasar pengambilan keputusan Pengambilan
keputusan
dilakukan
dengan
dua
cara,
yaitu
membandingkan rata-rata (mean) pretest dengan posttest dan nilai t hitung dengan t Tabel yang diperoleh dengan α = 0,05. c. Mencari nilai t hitung.
16
Mega Aria Monica, 2015 EFEKTIVITAS PEND EKATAN KONSELING KOGNITIF PERILAKU D ENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SELF-MANAGEMENT UNTUK MENGEMBANGKAN PERILAKU TID AK KONSUMTIF PESERTA D ID IK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu