LEMBAGA KEMASYARAKATAN Gumgum Gumilar, S.Sos., M.Si.
PENGERTIAN Lembaga kemasyarakatan adalah himpunan norma-norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok didalam kehidupan masyarakat. Wujud yang kongkrit lembaga kemasyarakatan tersebut adalah asosiasi (Asosiation). Menurut Robert Maclver dan Charles H.Page Lembaga kemasyarakatan adalah tata cara atau prosedur yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antarmanusia yang berkelompok dalam suatu kelompok kemasyarakatan yang dinamakannya asosiasi .
Ciri-ciri Umum Lembaga CiriKemasyarakatan Menurut Gillin dan Gillin, beberapa ciri umum lembaga kemasyarakatan antara lain : Suatu lembaga kemasyarakatan adalah organisasi pola-pola pemikiran dan pola-pola perilaku yang terwujud melalui aktivitas kemasyarakatan dan hasilhasilnya. Lembaga kemasyarakatan terdiri dari adat-istiadat, tata-kelakuan, kebiasaan serta unsur-unsur kebudayaan lainnya yang secara langsung maupun tidak langsung tergabung dalam satu unit yang fungsional. Suatu tingkat kekekalan tertentu merupakan ciri dari semua lembaga kemasyarakatan. Sistem-sistem kepercayaan dan aneka macam tindakan, baru akan menjadi bagian lembaga kemasyarakatan setelah melewati waktu yang relatif lama. Lembaga kemasyarakatan mempunyai satu atau beberapa tujuan tertentu.
Lembaga kemasyarakatan mempunyai alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan, seperti bangunan, peralatan, mesin dan lain sebagainya. Bentuk serta penggunaan alat-alat tersebut biasanya berlainan antara satu masyarakat dengan masyarakat lain. Lambang-lambang biasanya merupakan ciri khas dari lembaga kemasyarakatan. Lambang-lambang tersebut secara simbolis menggambarkan
tujuan
dan
fungsi
lembaga
yang
bersangkutan. Suatu Lembaga kemasyarakatan mempunyai tradisi tertulis atau yang tidak tertulis, yang merumuskan tujuannya, tata tertib yang berlaku dan lain-lain.
Fungsi Lembaga Kemasyarakatan : Memberikan
pedoman
kepada
anggota
masyarakat,
bagaimana mereka harus bertingkahlaku atau bersikap di dalam menghadapi masalah-masalah dalam masyarakat, yang terutama menyangkut kebutuhan pokok. Menjaga keutuhan masyarakat yang bersangkutan Memberikan
pegangan
kepada
masyarakat
untuk
mengadakan sistem pengendalian sosial (social control), artinya, sistem pengawasan dari masyarakat terhadap tingkah laku anggota-anggotanya.
Norma--norma Masyarakat Norma Supaya hubungan antara manusia di dalam suatu masyarakat terlaksana sebagaimana diharapkan, maka diciptakan normanorma, yang mempunyai kekuatan mengikat yang berbedabeda. Untuk membedakan kekuatan mengikat norma-norma tersebut dikenal adanya empat pengertian : Cara (usage), menunjuk pada suatu bentuk perbuatan Kebiasaan (folksway) adalah perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama. Tata kelakukan (mores), merupakan kebiasaan yang dianggap sebagai cara berperilaku dan diterima normanorma pengatur. Adat-istiadat (customs) adalah tata kelakuan yang kekal serta kuat integrasinya dengan pola-pola perilaku masyarakat. Bila adat-istiadat dilanggar, maka sanksinya berwujud suatu penderitaan bagi pelanggarnya.
Dalam
rangka
pembentukannya
sebagai
lembaga
kemasyarakatan, norma-norma tersebut mengalami beberapa proses, yaitu : Proses pelembagaan (institutionalization), yakni suatu proses yang dilewati oleh sesuatu norma kemasyarakatan yang baru untuk menjadi
bagian
dari
salah
satu
lembaga
kemasyarakatan.
Maksudnya ialah, sampai norma-norma kemasyarakatan itu oleh masyarakat dikenal, diakui, dihargai dan kemudian ditaati dalam kehidupan sehari-harinya. Norma-norma yang Internalized, artinya bahwa proses normanorma kemasyarakatan tidak hanya berhenti sampai pelembagaan saja. Akan tetapi mungkin norma-norma tersebut mendarah-daging dalam jiwa anggota-anggota masyarakat.
Pengendalian Sosial (Social Control) Control) Supaya anggota masyarakat menaati norma-norma yang berlaku, diciptakan pengendalian sosial (social control). Sistem pengendalian yang merupakan segala sistem maupun proses yang dijalankan oleh masyarakat selalu disesuaikan dengan nilai-nilai dan kaidah-kaidah yang berlaku dalam masyarakat. Pengendalian sosial dapat bersifat preventif/positif dan represif/negatif.
Alat-alat pengendalian sosial dapat di golongkan ke dalam paling sedikit lima golongan, yaitu : ◦ Mempertebal keyakinan anggota masyarakat akan kebaikan norma-norma kemasyarakatan. ◦ Memberikan penghargaan kepada anggota masyarakat yang taat pada norma-norma kemasyarakatan. ◦ Mengembangkan rasa malu dalam diri atau jiwa anggota masyarakat bila mereka
menyimpang
atau
menyeleweng
dari
norma-norma
kemasyarakatan dan nilai-nilai yang berlaku. ◦ Menimbulkan rasa takut. ◦ Menciptakan sistem hukum, yaitu sistem tata tertib dengan sanksi yang tegas bagi para pelanggar.
Tipe--tipe Lembaga Kemsayarakatan Tipe Tipe-tipe lembaga kemasyarakatan dapat diklasifikasikan dari pelbagai sudut. Menurut Gillin dan Gillin : a. Dari sudut perkembangannya :
◦ Crescive Institutions Lembaga-lembaga yang secara tidak sengaja tumbuh dari adatistiadat masyarakat. Contoh : hak milik, perkawinan, agama, dsb.
◦ Enacted Institution Dengan sengaja dibentuk untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya lembaga utang-piutang, lembaga perdagangan, dan lembaga-lembaga pendidikan, yang kesemuanya berakar pada kebiasaan-kebiasaan masyarakat.
b. Dari sudut sistem nilai-nilai yang diterima masyarakat: ◦ Basic Institutions Lembaga kemasyarakatan yang sangat penting untuk memelihara dan mempertahankan tata tertib dalam masyarakat. Dalam masyarakat Indonesia, misalnya keluarga, sekolah-sekolah, segara, dsb.
◦ Subsidiary Institutions Dianggap kurang penting. Misalnya rekreasi.
kegiatan-kegiatan untuk
c. Dari sudut penerimaan masyarakat: ◦ Approved-Socially Sanctioned Institutions Lembaga-lembaga yang diterima masyarakat, seperti sekolah, lembaga perdagangan, dsb.
◦ Unsanctioned Institutions Lembaga-lembaga yang ditolak masyarakat, walau masyarakat kadang-kadang tidak berhasil memberantasnya. Misalnya kelompok penjahat, pemeras, pencoleng, dsb.
d. Dari sudut penyebarannya : ◦ General Institutions Contoh : Agama merupakan suatu General Institutions, karena dikenal oleh hampir semua masyarakat dunia.
◦ Restricted Institutions Agama Islam, Katolik, Protestan, Budha, dan Hindu, merupakan Restricted Institutions, karena dianut oleh masyarakat tertentu di dunia ini.
e. Dari sudut fungsinya : ◦ Operative Institutions Berfungsi sebagai lembaga yang menghimpun pola-pola atau tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan.
◦ Restricted Regulative Bertujuan untuk mengawasi adat-istiadat atau tata kelakukan yang tidak menjadi bagian mutlak lembaga itu sendiri.
Sumber Soekanto, Soerjono. 2004. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Sunanto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI. Ritzer, George. 2004. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prenada Media. Horton, B. Paul. 1996. Sosiologi. Jakarta: Penerbit Erlangga.