GUMGUM GUMILAR, S.SOS., M.SI Jurnalistik Fikom Unpad
Bahasa tubuh adalah komunikasi pesan nonverbal (tanpa kata-kata). Bahasa tubuh merupakan proses pertukaran pikiran dan gagasan di mana pesan yang disampaikan dapat berupa isyarat, ekspresi wajah, pandangan mata, sentuhan, artifak (lambang yang digunakan), diam, waktu, suara, serta postur dan gerakan tubuh.
Manusia selalu melakukan berbagai aktivitas setiap harinya, mulai dari menjalin kontak baru dengan seseorang, meeting, hearing, negosiasi, lobby, presentasi, pidato, dialog, sampai dengan turun langsung ke masyarakat,
semuanya
perlu
keterampilan
berkomunikasi. Pada saat melakukan aktivitas tersebut, kita dapat memperkirakan kondisi pikiran pihak lain dengan cara memperhatikan bahasa tubuhnya. Untuk itu kita terlebih dahuli harus memahami makna dari bahasa tubuh.
Pakaian Gerak Tubuh Ekspresi wajah
Ini hanya memperlihatkan rasa kurang percaya diri, gugup dan tidak siap. Luangkan 90 persen atau lebih dari waktu Anda dengan menatap mata para pendegar atau lawan bicara. Banyak orang yang justru mengambil sikap menunduk, seolah membaca catatannya. Para pemimpin dan pengusaha sukses menatap para pendengar/lawan bicaranya secara langsung pada saat mereka berbicara.
Kesan yang tertangkap pertama kali Adalah anda termasuk orang yang tidak percaya diri dan tidak berani. Berdiri tegak, posisikan kaki selebar bahu, dan agak maju sedikit ke depan. Tegakkan bahu. Kepala dan tulang belakang harus tegak lurus. Jika kebetulan tengah berbicara di atas panggung/di depan
khalayak,
jangan
menyandarkan tubuh Anda.
gunakan
podium
untuk
Gugup, tak yakin, serta kurang percaya diri adalah kesan yang tersirat dari bahasa tubuh yang satu ini. Usahakan agar tubuh tidak bergerak-gerak. Tubuh yang goyang memperlihatkan sikap tidak bisa diam/tidak dapat mengendalikan diri, tidak mampu,
tidak
dipresentasikan.
menguasai
topik
yang
Apa yang sampai di benak lawan bicara/pendengar adalah Anda orang yang kaku, panik, membosankan, tidak menarik dan tidak dinamis. Saat memberikan presentasi, jangan hanya berdiri seperti patung. Cobalah berjalan, bergerak. Banyak orang beranggapan, cara tepat memberikan presentasi adalah dengan tetap berdiri kaku di satu tempat. Mereka tidak menyadari, sikap tersebut itu justru memperlihatkan sikap yang dingin.
Gaya ini menunjukkan sikap tak bersahabat dan merasa "terancam" . Sebaiknya keluarkan tangan Anda dari saku dan gerakkan tangan dari waktu ke waktu.
Mungkin anda merasa gaya si X atau pejabat anu sangat keren saat ia pidato dan Anda pun menirunya mati-matian. Yang terjadi justru sikap Anda terkesan dibuat-buat serta tak alami. Cukup gerakkan tubuh seadanya, jangan berlebihan, jangan meniru gerakan tokoh yang Anda kagumi karena Anda akan tampak aneh. Dengan
meniru
gerak
seseorang,
Anda
justru
memperlihatkan kekurangan Anda dan tampak seperti badut.
akan
Tak ada salahnya melontarkan guyonan atau humor
saat
memberikan
presentasi
agar
suasana jadi lebih rileks dan tak membosankan. Tapi ingat, jangan lakukan hal itu secara berlebihan dan keluar dari topik yang sedang dibicarakan.
◑ Kontrol Suara : Selain bahasa tubuh, faktor pendukung penting yang membuat pembicaraan lebih menarik adalah vocal. Vocal pun ikut membentuk makna dalam komunikasi. Penyampaian vocal yang baik didapatkan apabila kita dapat menguasai tiga hal penting yang lazim kita sebut sebagai kontrol suara. Kontrol suara merupakan faktor bawaan, namun semuanya dapat dipelajari dan dikendalikan. Dan yang pasti menciptakan kesan tersendiri bagi lawan bicara kita.
Pitch adalah atribut qualitative dari auditory sensation yang menunjukan tinggi atau rendahnya nada dalam skala musik dan dikondisikan terutama oleh frekuensi dari gelombang suara. Orang muda cenderung berbicara dengan nada suara lebih tinggi daripada orang tua. Bagi orang muda, kecenderungan menggunakan nada tinggi biasanya dikarenakan faktor emosi. Sementara orang tua karena kematangannya lebih bisa mengatur tinggi rendahnya suara. Setiap orang mempunyai pitch yang berbeda-beda dan pada situasi apa ia sedang berada. Dalam konteks berbicara di depan publik banyak, suara tinggi salah satunya biasanya disebabkan oleh rasa gugup yang tidak bisa dikontrol.
Speed yaitu standar kecepatan suara kemudian menyesuaikannya dengan situasi dan kondisi. Kecepatan dalam kontrol suara harus sangat diperhatikan karena hal ini sangat berhubungan dengan kejelasan makna (clarity). Hal ini menentukan kejelasan maksud yang akan kita sampaikan. Biasanya, berbicara dengan tenang lebih banyak memberikan kesan yang baik untuk kita. Sebaliknya berbicara dengan kecepatan suara yang tidak terkendali menimbulkan kesan yang buruk di awal sebuah relasi. Jadi gunakan kecepatan (speed) dan kelambatan berbicara secara bervariasi.
Phrasing atau pengutaraan menjadi penting peranannya dalam pengontrolan vokal karena tanpa pengutaraan atau pengucapan yang benar penerima pesan tidak akan menerima pesan yang kita sampaikan dengan baik. Phrasing yaitu rangkaian kata yang harus diberi jeda agar mudah dimengerti. Nafas setiap orang berbeda-beda, ada yang sanggup menyampaikan tiga kalimat dalam satu nafas. Ada pula yang setiap kalimat harus mengambil nafas. Terlepas anda mempunyai nafas panjang atau pendek, pemenggalan kalimat penting untuk diperhatikan. Arti sebuah kalimat akan berbeda jauh dari maksud sebenarnya apabila anda salah memenggal.
Pergerakan Tubuh, terdiri dari : Postur : postur dasar dalam berbicara di hadapan publik adalah berdiri, sehingga memudahkan untuk mendapat perhatian dari audiens. Gestur : adalah egrakan sederhana yang terutama melibatkan tangan dan lengan Perpindahan : dalam hal ini merupakan gerakan berpindah tempat, mencakup perubahan posisi.
Wajah. Wajah mengkomunikasi beragam pesan, terutama emosi pemiliknya. Mata. Pesan yang disampaikan melalui mata dapat bervariasi tergantung durasi, arah, dan kualitas perilaku mata seperti seberapa besar mata melebar atau mengecil ketika berkomunikasi. Ruang. Ruang menunjukkan tipe hubungan dan tipe komunikasi antar manusia. Ruang dibagi menjadi : ruang personal, ruang sosial, ruang publik.
Rakhmat, Modern:
Jalaluddin:
1994.
Retorika
Pendekatan Praktis. Bandung:
Remaja Rosdakarya.