Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ISSN.2541-3805, ISSN 2541-559X
GRABAG SEBAGAI HASIL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS KREATIVITAS DAN KEWIRAUSAHAAN DI SURABAYA Nerissa Arviana Wijaya1, Aurellia Eunice Wahono2, Larasati Sistha Ardani3 Program Studi Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain, Universitas Kristen Petra Email:
[email protected]
ABSTRAK Service Learning merupakan metode pembelajaran dan pengajaran yang melibatkan masyarakat untuk memperkaya pengalaman belajar, mengajarkan tanggung jawab sosial, dan memperkuat komunitas sehingga memiliki peranan yang sangat penting. Kegiatan Service Learning yang terintgrasi dengan matakuliah Creativepreneurship di Universitas Kristen Petra Surabaya membuka kesempatan bagi mahasiswa untuk memberdayakan masyarakat melalui kreasi inovatif. Melihat realita warga di lingkungan sekitar kampus UK Petra, maka terdapat beberapa komunitas dengan skill yang dapat diasah dan dikembangkan. Dimunculkannya pemberdayaan masyarakat untuk membuat tas pengganti kantong plastik yang diberi merk GraBag bertujuan untuk mengajak masyarakat mulai dari kalangan muda untuk bisa berpartisipasi dalam gerakan “Bebas Tas Kresek” tanpa paksaan. Hasil dari uraian kegiatan dapat ditinjau dari jenis dan kuantitas Produk GraBag yang berhasil diproduksi dan dijual, kualitas dan nilai jual produk GraBag, serta respon dan minat masyarakat (pasar). Pemberdayaan dalam bentuk pemberian ide dan pemilihan sebagai produsen GraBag dapat menjadi modal usaha baru dengan nilai jual yang lebih kedepannya. Dengan demikian komunitas jahit ini bisa menambah pendapatan dan pengalaman untuk meningkatkan nilai usaha. Pemberdayaan yang berkelanjutan berupa bimbingan dalam pembuatan tas GraBag hingga dapat menciptakan produk yang utuh, yaitu tas, packaging serta pemasarannya. Kata kunci: grabag, pemberdayaan, kreativitas, kewirausahaan, lingkungan.
ABSTRACT Grabag As The Result of Community Empowerment Based On Creativity and Enterpreneurship in Surabaya
Service learning is a teaching and learning strategy that integrates meaningful community service to enrich the learning experience, teach civic responsibility, and strengthen communities, which is why it has an important role. Service Learning which is integrated into Creativepreneurship class in Petra Christian University, gives students the chance to empower the society through creative innovation. Based on the reality of residents around Petra Christian University, there are several communities with skills that can be sharpened and developed. The emergence of society empowering through the production of plastic-bag-replacing bags called GraBag, aims to engage the society at the youngest age possible (youth/youngsters) to participate in the “No Plastic Bag” movement without any compulsion. The result and analysis of this action can be reviewed based on the type and quantity of GraBag products that have been produced and sold, the quality and sale value of the product, and the society’s (market) response and interest. Empowerment in the form of ideas and being chosen to be the producers of GraBag may become new capital with a higher selling value in the future. Therefore this sewing community can increase their income and experience to raise their business value. Guidance in
514
Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ISSN.2541-3805, ISSN 2541-559X
the making of GraBag bags so that this community can make a whole product (bags, packaging and marketing) is the sustainable empowerment. Keywords: grabag, empowerment, creativity, entrepreneurship, environment.
LATAR BELAKANG Creativepreneurship merupakan istilah yang semakin sering digunakan di era Masyarakat Ekonomi ASEAN ini. Entrepreneur dituntut untuk tidak hanya menjual produk namun juga membuat inovasi kreatif yang berkelanjutan. Pengenalan creativepreneurship baiknya dimulai sejak pendidikan dasar dan dilanjutkan hingga calon entrepreneur memiliki bekal yang cukup untuk terjun dalam bisnis kreatif di kemudian hari. Menanggapi pentingnya pendidikan creativepreneurship, maka Program Studi Desain Interior Universitas Kristen Petra Surabaya mewajibkan mahasiswanya untuk mengikuti mata kuliah Creativepreneurship. Mata kuliah ini berisi kegiatan penciptaan produk secara kreatif, dan diarahkan untuk kegiatan Service Learning. Service Learning merupakan metode pembelajaran dan pengajaran yang melibatkan masyarakat untuk memperkaya pengalaman belajar, mengajarkan tanggungjawab sosial, dan memperkuat komunitas. Melihat realita warga di lingkungan sekitar kampus UK Petra, maka terdapat beberapa komunitas dengan skill yang dapat diasah dan dikembangkan; diberdayakan. Pemberdayaan pada dasarnya adalah memberikan kekuatan kepada pihak yang kurang atau tidak berdaya (powerless) agar dapat memilliki kekuatan yang menjadi modal dasar aktualisasi diri. Bertepatan dengan dimulainya Service Learning ini, diperingati juga Hari Sampah Nasional yang memunculkan gerakan “Bebas Tas Kresek” di UK Petra. GraBag, tas pengganti kantong plastik, muncul sebagai ide produk yang diharapkan dapat mendukung gerakan “Bebas Tas Kresek”. Menimbang dua kondisi tersebut, maka komunitas yang dipilih dan dibina dalam Service Learning ini adalah komunitas Jahit Siwalankerto. GraBag sendiri bertujuan untuk mengajak masyarakat mulai dari kalangan muda untuk bisa berpartisipasi dalam gerakan “Bebas Tas Kresek” tanpa paksaan.
MASALAH Kantong plastik yang digunakan setiap harinya di seluruh dunia, menyebabkan penumpukan limbah yang kian bertambah banyak. Sedangkan kesadaran masyarakat akan isu lingkungan ini masih belum merata ke semua kalangan, sehingga muncul ide pembuatan tas pengganti kantong plastik dengan nama Grabag. Selain mengurangi penggunaan kantong plastik per individu, diharapkan dapat mengajak masyarakat untuk lebih peduli lingkungan. METODE PELAKSANAAN Metode yang digunakan adalah Service Learning. Service Learning merupakan metode pembelajaran dan pengajaran yang melibatkan masyarakat untuk memperkaya pengalaman belajar, mengajarkan tanggungjawab sosial, dan memperkuat komunitas. Tahapan-tahapan Service Learning sebagai berikut : (1) Eksplorasi : merupakan tahapan menjelajah dan mencari dengan tujuan menemukan masalah untuk dipecahkan. Beberapa metode yang digunakan sebagai berikut : a. Mencari potensi komunitas untuk diberdayakan di Surabaya; b. Mengamati isu atau permasalahan yang sedang marak terjadi dan dapat dikaitkan dengan kemampuan (skill) yang ada pada komunitas-komunitas yang telah disurvei sebelumnya; c. Menentukan komunitas yang akan diberdayakan dan solusi yang sesuai dengan skill komunitas tersebut; d. Mencari produk pembanding melalui studi literatur, media online, dan observasi nyata di sekitar; e. Mencari bahan dasar produk kreatif solusi isu yang ditemukan.
515
Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ISSN.2541-3805, ISSN 2541-559X (2) Brainstorming : merupakan tahapan formulasi ide desain produk kreatif yang akan diproduksi. Berikut metode yang digunakan : a. Melakukan survei dan segmentasi pasar; b. Ideasi desain melalui sketsa dan diskusi; c. Penetapan brand produk Grabag; d. Ideasi desain logo Grabag. (3) Kreativitas Produksi : merupakan proses produksi produk Grabag hingga siap dipasarkan. Beberapa metode yang dilakukan dalam tahap ini adalah : a. Sosialisasi desain dan material kepada komunitas jahit Siwalankerto; b. Proses produksi tas dan map Grabag selama dua minggu; c. Pembuatan kemasan (packaging) Grabag. (4) Uji Potensi Ekonomi : merupakan tahapan di mana produk yang telah diproduksi dikenalkan dan dijual di masyarakat. Metode yang digunakan antara lain : a. Pembuatan media sosial (Instagram dan Line) serta personal approach untuk pengenalan produk awal di kalangan masyarakat; b. Launching produk GraBag di bazaar Creativepreneurship Universitas Kristen Petra; dan c. Penjualan produk pada bazaar “Entourage Fashion District” di mall Surabaya Town Square dan Ciputra World, Surabaya. (5) Evaluasi : merupakan tahapan akhir dari serangkaian proses Service Learning. Metode yang digunakan sebagi berikut : a. Menerima feedback dari pembeli; b. Mengevaluasi dan membuat pengembangan produk GraBag ke depan; dan c. Mengevaluasi dampak pemberdayaan terhadap komunitas jahit Siwalankerto.
HASIL DAN PEMBAHASAN (1)
Eksplorasi : Diawali dengan mencari potensi komunitas di sekitar. Beberapa potensi yang ditemukan, antara lain di bidang kuliner, olah besi (las), lukis, kerajinan tangan, dan jahit. Kemudian dilakukan pengamatan terhadap suatu isu lingkungan yang sedang marak, yaitu masalah limbah plastik khususnya kantong plastik. Bertepatan dengan isu global tersebut, kampus Universitas Kristen Petra mengadakan gerakan “Bebas Tas Kresek” pada tanggal 21 Februari 2016 yang merupakan Hari Peduli Sampah Nasional. Karena adanya gerakan “Bebas Tas Kresek” maka muncullah ide untuk menciptakan tas pengganti tas kresek yang lebih ramah lingkungan. Kemampuan pembuatan tas ada pada komunitas jahit sehingga dipilih untuk diberdayakan. Dari beberapa komunitas jahit yang ditemukan, seperti komunitas jahit di sekitar Tugu Pahlawan, Jalan Kapasan, Siwalankerto, dan tengah kota Surabaya, diputuskan komunitas jahit Siwalankerto yang akan diberdayakan. Langkah selanjutnya adalah melakukan studi banding produk kreatif sejenis agar dapat menghasilkan inovasi yang tepat sasaran dan tepat guna. Media studi banding yang ditelusuri, yaitu media koran, media online, dan observasi nyata di beberapa toko. Setelah itu, dilakukan pencarian bahan-bahan pembuat tas di beberapa tempat di Surabaya untuk mencari kualitas bahan yang optimal. (2) Brainstorming : Setelah penetapan komunitas binaan dan jenis produk kreatif, proses pelaksanaan berlanjut ke tahap brainstorming ide desain produk. Tahap brainstorming berawal dengan survey pasar. Survey tersebut menghasilkan bentukan tas yang bervariasi. Bentukan yang dihasilkan disesuaikan dengan segmentasi pasar sebagai berikut : • Kaum muda usia SMP s/d kuliah : 75% • Ibu-ibu : 20% • Laki-laki berbagai usia : 5% *berdasarkan survey pasar bulan April 2016 Dalam proses ideasi, ditentukan beberapa standar kualitas yang harus dimiliki oleh tas GraBag sesuai kebutuhan pasar, yaitu bahan anti air (dengan manfaat dapat dicuci, tidak mudah kotor, melindungi dari hujan, dan dapat digunakan untuk berbelanja produk basah), memiliki variasi warna dan motif (untuk lebih menarik konsumen), dapat dilipat dan dijadikan gantungan kunci (agar dapat disimpan dan dibawa dengan mudah), serta ada sentuhan personalisasi (customization) yang sedang digemari banyak orang. Ide pembuatan mengalami perluasan lingkup yang awalnya hanya dapat menggantikan tas kresek hingga 516
Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ISSN.2541-3805, ISSN 2541-559X menggantikan seluruh jenis kantong plastik, termasuk kantong kertas fotokopi namun jarang disadari oleh masyarakat. Contoh desain tas dan map sebagai berikut :
Sketsa 1. Model map A4 dan A3
Sketsa 2. Model tas persegi panjang (portrait,
Sketsa 3. Model map A4 dan A3
Sketsa 4. Model map A4 dan A3
Gambar 1. Desain tas dan map dalam berbagai model sketsa 1-4 Contoh desain tas bungkus (tempat dengan gantungan kunci untuk menyimpan tas setelah dilipat, berbeda dengan tas kemasan) ditunjukkan pada Gambar 2 :
Gambar 2. Sketsa tas gantungan kunci Setelah proses perancangan desain tas, dilanjutkan dengan proses branding. Dalam tahap ini diharapkan produk yang dihasilkan dapat bernilai layak jual lebih tinggi. Nilai jual yang lebih tinggi dapat membantu menunjang keberlanjutan dan pengembangan proses pemberdayaan komunitas jahit yang bersangkutan. Berikut tahap penetapan logo GraBag yang ditunjukkan pada Gambar 3 dan gambar logo Grabag jadi pada Gambar 4 :
517
Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ISSN.2541-3805, ISSN 2541-559X
Gambar Atas 3. Tahapan penetapan dan sketsa logo Grabag
Gambar Kiri 4. Logo Grabag jadi (3)
Kreativitas produksi :
Sketsa-sketsa yang telah dibuat, disosialisasikan kepada komunitas jahit terpilih, yaitu Usaha Kecil Menengah (UKM) jahit Siwalankerto. Pada tahap ini terjadi diskusi mengenai bahan-bahan yang diperlukan untuk produksi. Bahan-bahan tersebut adalah: kain parasit, resleting, kain kanvas, gantungan kunci plastik, dan pita untuk tag/logo. Setelah semua bahan siap, proses produksi pun dimulai dan berlangsung selama kurang-lebih dua minggu. Proses ini didokumentasikan sebagai bukti pengerjaan serta quality control selama pembuatan tas. Proses pengerjaan bersih oleh penjahit kurang lebih selama dua minggu dengan hasil total 43 item produk yang ditunjukkan pada Gambar 5 :
Gambar 5. Foto proses jahit tas Grabag 518
Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ISSN.2541-3805, ISSN 2541-559X
Berikut tabel perincian jenis produk GraBag yang berhasil diproduksi dan dijual : Tabel 1. Perincian jenis produk Grabag
No Nama Produk 1 ‘Plastic Bag’ Shaped Parasit Bag
Foto Produk
Keterangan Produksi : 1 buah -Bahan : kain parasit - Satu macam motif -Dapat dilipat dan dijadikan gantungan kunci
2
Foldable ‘Plastic Bag’ Shaped Parasit Bag
Produksi : 6 buah -Bahan : kain parasit, kain kanvas, tali, gantungan kunci -Warna : • 3 buah warna krem • 3 buah warna biru tua -Dapat dilipat dan dijadikan gantungan kunci -Area kanvas putih pada salah satu sisi kantong dapat menjadi media customization di mana pembeli dapat menghiasinya dengan aksesoris, hiasan dekoratif, ataupun marker kain.
3
Foldable Landscape Parasit Bag
Produksi : 2 buah -Bahan : kain parasit, kain kanvas, resleting, gantungan kunci -Warna : hitam -Dapat dilipat dan dijadikan gantungan kunci -Area kanvas putih pada salah satu sisi kantong dapat menjadi media customization di mana pembeli dapat menghiasinya dengan aksesoris, hiasan dekoratif, ataupun marker kain.
519
Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ISSN.2541-3805, ISSN 2541-559X
4
Foldable Square and Potrait Parasit Bag
Produksi : 10 buah -Bahan : kain parasit, kain kanvas, resleting, gantungan kunci -Beragam motif dan warna -Dapat dilipat dan dijadikan gantungan kunci -Area kanvas putih pada salah satu sisi kantong dapat menjadi media customization di mana pembeli dapat menghiasinya dengan aksesoris, hiasan dekoratif, ataupun marker kain.
5
A4 Sized Pouch
Produksi : 12 buah -Bahan : kain parasit, resleting -Beragam motif dan warna
6
A3 Sized Pouch
Produksi : 12 buah -Bahan : kain parasit, resleting -Beragam motif dan warna
(4)
Uji potensi ekonomi : Pengenalan GraBag dimulai dengan personal approach yaitu mengenalkan produk secara verbal kepada orang-orang di sekitar. Selanjutnya mengenalkan produk secara online melalui akun Instagram (@grabag23) dan Line. Launching produk secara resmi dilakukan pada bazaar produk hasil mata kuliah Creativepreneurship di Universitas Kristen Petra Surabaya. Penjualan berikutnya dilakukan pada event bazaar Entourage Fashion District di mall Surabaya Town Square dan Ciputra World Surabaya yang ditunjukkan pada Gambar 6 : (5) Evaluasi : Service learning sebagai bentuk kegiatan belajar sambil melayani dan melakukan pemberdayaan masyarakat perlu untuk ditinjau dampaknya dan tingkat keefektifannya, yang masuk ke dalam tahap evaluasi. Beberapa hal yang ditinjau antara lain respon dan minat (feedback) pembeli, dampak proyek GraBag terhadap komunitas jahit yang diberdayakan (dalam hal ini komunitas UKM jahit Siwalankerto), dan pengembangan produk GraBag ke depan.
520
Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ISSN.2541-3805, ISSN 2541-559X
Gambar 6. Foto stan pameran Grabag di UK. Petra (kiri) dan stan Grabag di Entourage Fashion District, mal Ciputra World, Surabaya Perencanaan dan pengerjaan produk tas GraBag dilakukan sejak awal Maret 2016 hingga Mei 2016. Produk di-launching secara resmi tanggal 23 Mei 2016 setelah dipromosikan dan dikenalkan kepada target pasar secara verbal (personal approach) dan melalui media sosial (Instagram dan Line). Produk turut dipamerkan dalam Bazaar Creativepreneurship di gedung P, Universitas Kristen Petra, Surabaya dan Bazaar “Entourage Fashion District” di mall Surabaya Town Square dan Ciputra World, Surabaya. Dari keseluruhan proses promosi dan penjualan, tingkat minat dan ketertarikan masyarakat cukup tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari habis terjualnya seluruh produk (total 43 item) yang diproduksi selama masa pameran dan bazaar. Selain itu, muncul juga usulan dan permintaan pembeli untuk produk GraBag yang bersifat custom secara fungsi dan desain untuk waktu ke depannya. Tingkat minat masyarakat yang tinggi akan mendukung keberlangsungan, keberlanjutan, dan pengembangan usaha produksi oleh komunitas jahit yang diberdayakan. Berikut beberapa foto pembeli di area bazaar yang ditunjukkan pada Gambar 7 : Dalam kegiatan service learning, dampak kehadiran proyek GraBag terhadap nilai usaha dan ekonomi masyarakat yang diberdayakan sangatlah penting. Peninjauan dilakukan dari berbagai aspek, yang pertama yaitu ada atau tidaknya pengembangan wawasan dan ide usaha komunitas jahit tersebut. Dalam hal ini, pengembangan nampak dari penambahan jenis barang yang diproduksi oleh UKM jahit Siwalankerto di mana sebelumnya lingkup produksi hanya seputar baju (konveksi dan garmen), aksesoris (jepit, pita, bando, dan lain sebagainya), serta dompet (pouch sederhana) meluas ke produksi tas dengan desain inovatif. Dari segi modal, bahan-bahan seperti kain, pita, kertas, gantungan kunci, dan resleting mudah dicari. Toko penjual bahan berlokasi di area yang mudah dijangkau di Surabaya dan berpengalaman sehingga bahan yang dijual berkualitas. Proses pengerjaan menggunakan sistem pola dari desain yang diberikan, terutama pembuatan kantong ukuran A4 dan A3 tidak memakan waktu yang lama. Selain itu, bila ditinjau dari segi lokasi, lokasi penjahit juga dekat dengan kampus Universitas Kristen Petra.
521
Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ISSN.2541-3805, ISSN 2541-559X
Gambar 7. Foto beberapa pembeli produk Grabag Aspek lain yang juga ditinjau yaitu pemberdayaan (empowering) dan pertumbuhan (growth) komunitas jahit Siwalankerto. Hasil dari adanya proyek GraBag antara lain UKM jahit Siwalankerto memiliki potensi untuk menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) dan membuka peluang usaha baru (atau memperluas lingkup usaha) komunitas. Para anggotanya juga mendapat wawasan baru mengenai desain tas inovatif dan material (bahan). Melalui proyek GraBag ini, aspek pemberdayaan UKM jahit Siwalankerto dapat dijalankan.
KESIMPULAN DAN SARAN GraBag merupakan sebuah produk inovasi kreatif yang dibuat berdasarkan pemikiran menyeluruh untuk memberdayakan masyarakat di lingkungan sekitar dan mendukung gerakan pemeliharaan lingkungan. Komunitas penjahit Siwalankerto di Surabaya yang semula hanya menjahit baju dan aksesoris kecil, kini dapat juga membuat dan menjual tas sesuai dengan standar dan kualitas GraBag. Dengan demikian komunitas jahit ini bisa menambah pendapatan dan pengalaman untuk meningkatkan nilai usaha. Pemberdayaan dalam bentuk pemberian ide dan pemilihan sebagai produsen GraBag dapat menjadi modal usaha baru dengan nilai jual yang lebih kedepannya. Tidak seperti baju yang dibuat berdasarkan pesanan, komunitas penjahit Siwalankerto perlu terus dibimbing dalam pembuatan tas GraBag kedepannya hingga dapat menciptakan produk yang utuh, yaitu tas GraBag, packaging serta pemasarannya. Perlunya pengarahan pemasaran/penjualan yang tepat adalah agar produk tidak mengalami penurunan kualitas sehingga harga produksi lebih rendah dan keuntungan lebih besar, namun sebaliknya kualitas GraBag dari waktu ke waktu akan semakin baik. Semakin baik kualitasnya, semakin banyak pula orang yang ingin menggunakan GraBag dan turut berpartisipasi dalam pemeliharaan lingkungan melalui gerakan “Bebas Tas Kresek”.
522
Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ISSN.2541-3805, ISSN 2541-559X
DAFTAR PUSTAKA Prasojo, Eko. (2003). People and Society Empowerment: Perspektif Membangun Partisipasi Publik. Resume hasil penelitian penulis dan tim Pusat Kajian Strategi Pembangunan Sosial dan Politik (PKSPSP) FISIP UI dalam literatur research dengan judul “Pola dan Mekanisme Pemberdayaan Masyarakat di DKI Jakarta” Fayetteville State University. (2016, September 27). Definiton of Service Learning. http://www.uncfsu.edu/civic-engagement/service-learning/ definition- of-service-learnin. Yusita Kusumarini, S.N. (2011). Sustainable Interior: A Holistic Approach of Eco-Socio-Econo Interior. Australian Journal of Basic and Applied Sciences, 2176-2181.
SESI TANYA JAWAB Nama Pemakalah Aurellia Eunice Wahono
Nama Penanya Umi Proboyekti (UKDW)
Asal Institusi
Isi Pertanyaan
Jawaban
UKDW Yogyakarta
Bentuk/hasil pemberdayaan apa?
Ita Lopang
UKRIDA Jakarta
Harga tas Gra Bag apakah tidak terlalu mahal dibanding membeli plastik?
Ignatia Dhian EKR
UKDW Yogyakarta
Bahan apa yang digunakan untuk pembuatan tas? Hasilnya bagaimana?
Hasil pemberdayaan berupa tas yang bisa menggantikan kantong plastik, plastik foto-copy; bahan dasarnya adalah kain parasit, dan sudah dijual (dipasarkan di pajang di salah satu stand di mal Ciputra World Surabaya Pemakalah merasa tidak mahal dimana harga berkisar 30- 40 rb/biji; dipasarkan dalam account istagram dengan target pasar yang berbeda-beda, jadi dari aspek harga masih cukup pantas, apalagi jika dilihat dari segi manfaatnya yang cukup banyak serta dapat dipakai berulangulang (reuse) Bahannya: kain parasit
523
Hasilnya bagus dan mampu menarik minat masyarakat. Untuk Produksi awal sebanyak 43 buah dan sdh terjual semua