Go Mantelapp ....
ribhy.aja Kompas*com – Tak bisa dipungkiri, perubahan zaman menuntut karyawan untuk bekerja lebih mobile. Bersamaan dengannya, aplikasi komputer yang mendukung kerja-kerja mobilepun dibutuhkan. Aplikasi tersebut bisa mempermudah karyawan dan atasan saling berkomunikasi tentang tugas, prestasi, dan masalah. Umumnya, aplikasi pendukung kerja mobile yang dikembangkan saat ini masih terlalu kaku. Aplikasi tersebut hanya memungkinkan karyawan untuk melihat tugas, memasukkan dokumen hasil kerja. Akibatnya, di beberapa perusahaan, aplikasi tersebut jarang digunakan dan komunikasi berbalik ke cara semula. Melihat hal tersebut, Adithya Wijaya mengembangkan Mantelapp, aplikasi yang mendukung kerja-kerja mobile yang sebenarnya juga merupakan situs jejaring sosial. Aplikasi ini tak berwujud software yang tersimpan dalam CD, tetapi berwujud layanan di situs web. Adithya menyebutnya software as a service.
Konsekuensi dari wujud yang unik itu, Mantelapp.com punya beberapa kelebihan. “Selain sebagai aplikasi, situs ini juga memenuhi kebutuhan karyawan untuk bersosialisasi. Aplikasi serupa yang ada biasanya sangat kaku, tidak memanusiakan. Dengan Mantelapp, karyawan juga bisa posting status, mengomentari status orang dan lainnya dengan fitur stream,” kata Adithya saat berbagi pengalaman dalam SparxUp Seminar di Jakarta pekan lalu. Sementara untuk mendukung kepentingan bisnis, Mantelapp punya fitur task dan document.“Fitur task memungkinkan kita untuk melihat tugas-tugas yang harus dikerjakan. Kalau sudah selesai kita juga tinggal klik done. Kalau fitur document bisa digunakan untuk menyimpan segala format dokumen yang diperlukan,” jelasnya. Menurut Adithya, situs ini selain akan membuat karyawan senang dengan aplikasinya, perusahaan juga akan mendapat benefit. Perusahaan bisa memantau apa yang dilakukan karyawan lewat situs tersebut sehingga memudahkan proses kontrol. Pengawasan bisa dilakukan dengan situs jejaring sosial ini. “Perusahaan juga tidak perlu membayar pemakaian software yang sangat mahal. Jika fasilitas situs ini di upgrade, perusahaan juga tidak perlu membayar lagi. Beda dengan software yang jika di-upgrade kita harus membayar lagi. Jadi ya lebih menguntungkan lah,” jelas Adithya. Satu kelebihan lain Mantelapp adalah kemungkinan situs untuk menyesuaikan dengan program perusahaan. “Misal, jika ada proyek bersama, maka satu perusahaan dengan yang lain bisa berbagi dokumen,” kata Adithya. Situs sudah diprogram sehingga perusahaan lain hanya bisa mengakses data terbatas pada dokumen kerjasama. Adithya menuturkan, pengembangan Mantelapp sebenarnya dimulai sejak Juni 2009. Saat itu, Adithya berniat mengembangkan aplikasi mobile yang diminta beberapa perusahaan. Namun,
karena banyak yang membatalkan akibat krisis ekonomi, niat itu pun diurungkan. September 2009, ia mulai benar-benar fokus dengan Mantelapp. Setahun setelah berdiri, Mantelapps mendapatkan penghargaan kategori Best Social Networking di ajang SparxUp 2010. Pengguna Mantelapp kini memang baru 200, namun tersebar di beberapa wilayah Indonesia. Bidang industri yang menggunakan di antaranya adalah Event Organizer, Public Relation dan industri kreatif. Saat ini, Adithya tengah fokus mengembangkan fitur tambahan Mantelapp. “Nanti kita akan buat fitur groups. Jadi, antarkaryawan dan posisi bisa membatasi akses bagi karyawan lain. Misal kalo bosnya berkomunikasi, ini ya hanya antar bos saja. Bisa juga untuk mengkomunikasikan sanksi terhadap karyawan agar yang lain tidak tahu,” katanya. Penggunaan situs ini hingga kini masih gratis tetapi beberapa bulan ke depan direncanakan akan berbayar. “Ada tiga paket nanti rencananya, Gold, Premium, dan Plus. Layanannya sama tetapi yang membedakan jumlah user atau karyawannya, jumlah proyek dan kapasitas penyimpanan dokumennya,” jelas Adithya. Paket terkecil adalah Plus, senilai Rp 500.000 untuk 10 pengguna. Sementara paket tertinggi senilai sekitar 1,4 juta untuk 50 pengguna. Untuk menarik pengguna, akan diberikan full version secara gratis selama sebulan. Biaya dibayar setiap bulan, jadi jika sedang tak membutuhkan, pengguna bisa break tanpa kehilangan data yang tersimpan. Adithya menjelaskan, Mantelapp merupakan pemenuhan kebutuhan alat kolaborasi kerja atau yang disebut Collaboration Tool. Mantelapp mengubah bentuk perintah dan kontrol yang ada di perusahaan, dari formal ke yang lebih informal. Mantelapp akan menyesuaikan pada gaya bekerja dan kebutuhan yang berbeda. Dan yang terpenting, Mantelapp mudah digunakan.
Go Mantelapp Kenapa..?
Sejarah
dan
Berawal dari sebuah side project, Mantel muncul dari kebutuhan kami akan sebuah tools untuk melakukan pembagian tugas yang nyaman digunakan, “me-manusia-kan” pengguna namun juga bisa memberikan bird’s-eye view yang mumpuni. Sebelumnya kami sudah mempunyai aplikasi pembagian tugas berbasis web, sebuah sistem yang juga di jalankan di induk perusahaan kami, Indodata Pratama. Kebetulan aplikasi tersebut dikembangkan secara internal dan sudah berusia lebih dari 4 tahun. Fitur-fitur nya cukup lengkap, selain penugasan ada juga beberapa fungsi HR seperti absen, cuti dan lembur sampai dengan pencatatan inventory sederhana. Pada saat aplikasi tersebut digunakan di IdeaLounge, kami mulai merasakan beberapa kekurangan, terutama pada elemen interaksi antar pengguna. Hubungan antar pengguna hanya diwakili dengan “si A memberi tugas pada si B, lalu forward ke si C” that’s it, komunikasi lanjutan dilakukan diluar sistem menggunakan instant messenger, email maupun komunikasi lisan. Selain faktor interaksi, kekurangan yang kami rasakan adalah begitu tugas tersebut selesai, informasi yang terkandung di dalamnya juga “selesai”. Sedikit sekali informasi yang bisa di re-use atau dijadikan referensi. Padahal seringkali di dalamnya tedapat cara-cara problem solving yang jitu. Setelah mencoba beberapa aplikasi project management dan collaboration open-source, akhirnya kami memutuskan untuk membuat aplikasi kami sendiri. Kami merancang aplikasi tersebut dengan didorong oleh tingginya penerimaan user
terhadap konsep social networking dan microblogging. Visi kami adalah sebuah aplikasi yang secara natural dapat dijadikan sarana komunikasi internal tanpa melepaskan fungsifungsi utama dari sistem penugasan/manajemen proyek. Untuk mencapai tujuan tersebut konsep utama yang akan di-utilize adalah ‘Conversation’ cara paling natural yang dilakukan oleh manusia saat bersosialisasi. Akhirnya lahirlah Mantel: Collaboration Tools, sebuah aplikasi yang kami tujukan untuk menjadi ‘hub’ dalam aktifitas kerja, yang akan menjadi sarana utama dalam ber-interaksi dengan rekan kerja dan digunakan secara alami, tanpa paksaan dari atasan, seperti halnya kita meng-akses situs/aplikasi socialnetworking atau microblogging dalam keseharian kita