Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 5 – 6 Agustus 2009
STRUKTUR MIKROANATOMIS REN DAN KOEFISIEN NILAI NUTRISI (NVC) BIOINDIKATOR IKAN TAWES (Puntius Javanicus, Blkr) YANG HIDUP PADA KOLAM TERPADU PTAPBBATAN Gede Sutresna Wijaya, M. Yazid PTAPBBATAN, Yogyakarta
ABSTRAK STRUKTUR MIKROANATOMIS REN DAN KOEFISIEN NILAI NUTRISI BIOINDIKATOR IKAN TAWES (Puntius Javanicus, Blkr) YANG HIDUP PADA KOLAM TERPADU PTAPBBATAN. Telah dilakukan penelitian terhadap struktur mikroanatomis ren dan Nutrition Value Coefficient (NVC) bioindikator Ikan Tawes yang hidup didalam bak kolam saluran buangan terpadu PTAPBBATAN. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengawasi sumber pelepasan cair ke lingkungan agar tidak memberikan dampak negatif terhadap badan air yang ada disekitar fasilitas nuklir. Parameter yang diamati dalam penelitian ini meliputi nilai pH, suhu, alkalinitas, DO, BOD dan radioaktivitas beta total air dan struktur mikroanatomis ren serta NVC ikan tawes yang ditangkarkan selama 60 hari di kolam saluran terpadu PTAPB. Untuk kontrol juga dilakukan pengukuran parameter yang sama pada ikan tawes yang hidup dikolam pemancingan di daerah Mutihan Yogyakarta. Analisis deskriptif terhadap struktur mikroanatomis ren menunjukkan tidak terjadi perubahan maupun kerusakan pada ren ikan tawes. Koefisien nilai nutrisi pada ikan tawes > 1,7. Hal ini menunjukkan bahwa ikan dalam kondisi sehat dan perairan belum tercemar. Kata kunci : struktur mikroanatomis ren, radioaktivitas lingkungan, NVC ABSTRACT MICRO ANATOMY STRUCTURE OF REN AND NUTRITION VALUE COEFFICIENT OF BIOINDICATOR TAWES FISH (Puntius Javanicus, Blkr) WHICH LIVED IN INTEGRATED LINE POND PTAPBBATAN. The research on micro anatomy structure of ren and nutrition value coefficient of bioindicator Tawes fish which lived in integrated line pond PTAPBBATAN have been done. The aim of this research is to control and monitor liquid effluent source released to the environment and to minimize negatif impact to the water body around nuclear vicinity. The observed parameters in this research were pH, temperature, alkalinity, DO, BOD and gross beta radioactivity of water and microanatomy structure of ren and NVC of fish that lived on integrated line pond on 60 days. As a control, measurement of the same parameter have also been performed on water quality at Mutihan Yogyakarta fishing pond. Discription analysis on microanatomy structure of ren show that there was not any changed on ren of Tawes fish. Nutrition coefficient value of Tawes fish > 1.7 that mean the fish was healthy and the water pond were not being polluted. Key words : microanatomic structure ren, environmental radioactivity, NVC
1
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 5 – 6 Agustus 2009
BAB I
terhadap lingkungan. Penggunaan
PENDAHULUAN
teknologi nuklir apabila tidak disertai dengan pertimbangan faktor keselamatan dan keamanan akan dapat merusak
PTAPBBATAN di dalam kegiatan
lingkungan, sehingga kualitas tanah, air,
penelitian dan pengembangan di bidang
udara, tanaman dan lainya menjadi
teknologi fisikokimia, teknologi proses bahan,
menurun oleh pencemaran radionuklida.
pendayagunaan reaktor,
Apabila radionuklida memasuki
pengembangan teknologi akselerator
lingkungan perairan tawar, maka terdapat
zarah energi rendah dan menengah,
beberapa
pengawasan keselamatan kerja dan
Radionuklida di dalam perairan sangat
kata lain tidak membuang limbah ke
merugikan
lingkungan.
keselamatan
dan
kelangsungan hidup biota air salah
Untuk memudahkan pengawasan dan
satunya yaitu jenis ikan, karena seluruh
menjaga keselamatan lingkungan, air
siklus hidup ikan berlangsung di perairan.
buangan yang berasal dari pencucian alat
Dengan adanya radionuklida di dalam air
alat laboratorium yang semula digunakan
kemungkinan molekul air
dalam proses kegiatan disalurkan dari
akan
berinteraksi secara langsung dengan
laboratoriumlaboratorium yang ada di
iradiasi. Reaksi tersebut menghasilkan zat
PTAPBBATAN menuju ke kolam
pengoksidasi kuat yang dapat berinteraksi
terpadu dengan sistem endap dan tunda
dengan jaringan biologis yang peka.
sebelum akhirnya dilepas ke lingkungan.
Pengaruh tersebut diperkirakan merusak
Apabila radionuklida terlepas ke alam
jaringan biologis(1)
seringkali unsur ini tersebar dan terlarut,
Ikan tawes (Puntius javanicus,
tetapi dapat pula terakumulasi di dalam
Blkr) mempunyai arti penting bagi
organisme hidup. Seiring dengan
migrasi
radionuklida ke dalam siklus biologi.
radioaktif yang dihasilkan, atau dengan
tersebut
lingkungan perairan, dan masuknya
zero release untuk limbah B3 dan
kemungkinan
radionuklida ke dalam permukaan
pelayanan kesehatan, menerapkan sistem
perkembangan
manusia karena berfungsi sebagai obyek
faktor
penelitian, sumber protein hewani dan
keseimbangan ekosistem harus selalu
sebagai sumber pendapatan sehingga
diperhatikan, sehingga tidak merugikan
2
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 5 – 6 Agustus 2009
banyak dibudidayakan. Ikan tawes ini
meliputi ragam spesies, predator dan
pada alam aslinya merupakan ikan
kelimpahan suatu populasi(3).
penghuni perairan berarus deras. Ikan ini
Ren/ginjal
berfungsi
mempunyai ketahanan hidup di air payau
mengeluarkan sisasisa metabolisme yang
hingga 7 permil. Ikan tawes dikenal
tidak berguna lagi bagi tubuh dan
sebagai ikan yang mudah berkembang
mengeluarkan zatzat toksik dari dalam
biak di alam, oleh karenanya tidak sulit
tubuh, selain itu ren vertebrata juga
juga untuk mengembangkanya di kolam
berguna dalam hal pengaturan osmotik
pemeliharaan. Faktorfaktor utama yang
dan regulasi ion(4). Hal ini dilakukan
berperanan terhadap pembiakan antara
dengan pengaturan pengeluaran air oleh
lain : suhu, cahaya matahari, kenaikan
tubuh
kadar zat asam, dan pH(2). Ikan tawes
keseimbangan cairan serta dengan
dikenal sebagai ikan yang peka terhadap
mengontrol jumlah NaCl dan elektrolit
perubahan lingkungan Berdasarkan sifat
lain yang dikeluarkan bersama urin dan
ikan tawes tersebut maka ikan ini sangat
memelihara konsentrasinya dalam darah
baik digunakan sebagai bioindikator
pada batas normal. Ren pada vertebrata
terjadinya perubahan lingkungan perairan
mempunyai fungsi filtrasi, reabsorbsi,
yang terjadi akibat masuknya air buangan
dan ekskresi. Darah yang dipompa dari
PTAPBBATAN.
jantung akan diterima ren dan difiltrasi
dan
mempertahankan
Di samping faktor radioaktivitas
oleh glomerolus. Reabsorbsi zatzat yang
beberapa faktor fisika, kimia, dan biologi
masih berguna bagi metabolisme tubuh
pada lingkungan perairan berperan dalam
seperti glukosa, asam amino, asam
pengaturan homeostatis yang diperlukan
askorbat, ion Na+, Cl dilakukan oleh
bagi pertumbuhan dan reproduksi ikan.
tubulus kontortus proksimal. Di samping
Perubahanperubahan faktor tersebut
itu tubulus kontortus proksimal bekerja
hingga batas tertentu dapat menyebabkan
untuk mengeluarkan zatzat asing yang
stress dan timbulnya penyakit. Faktor
tidak diperlukan seperti asam amino
fisik antara lain mencakup suhu dan
butirat, fenol, ion hidrogen dan ion
intensitas cahaya. Faktor kimia antara
amonium ke urin(5). Proses ekskresi
lain meliputi pH, kandungan oksigen
dilakukan oleh ginjal dengan
terlarut, karbondioksida, komposisi dan
menggunakan mekanisme filtrasi
kimia air. Adapun faktor biologis
glomerolus, difusi tubuler, dan sekresi
3
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 5 – 6 Agustus 2009
tubuler. Urin adalah jalur utama ekskresi
jangan sampai ada zat radioaktif yang
sebagian besar toksikan. Akibatnya ginjal
masuk ke dalam tubuh. Ginjal rusak
mempunyai volume aliran darah yang
karena selsel penyusun jaringan ginjal
tinggi, mengkonsentrasi toksikan pada
tidak dapat membelah sempurna atau
filtrat, membawa toksikan melalui sel
pembelahanya tertunda akibat terkena
tubulus, dan mengaktifkan toksikan
radiasi. Gejala kerusakan ginjal ditandai
tetentu, karena itu ginjal adalah organ
dengan meningkatnya kandungan asam
saluran utama dari efek toksik.
amino di dalam urin. Adanya darah
Ginjal yang berfungsi mengontrol
dalam urin berarti menunjukkan adanya
keseimbangan konsentrasi kandungan
kerusakan pada ginjal atau pada saluran
darah merupakan organ penting yang
ginjal.
harus dijaga dari kemungkinan rusak.
Koefisien nilai nutrisi (NVC :
Ginjal merupakan filter alami yang
Nutrition Value Coefficient) merupakan
memisahkan racun dan kotoran dari
salah satu parameter pertumbuhan dari
dalam tubuh, sehingga darah dapat tetap
ikan. Koefisien nilai nutrisi dapat dipakai
bersih dan segar. Apabila terjadi
sebagai tolok ukur kesehatan ikan.
kegagalan fungsi ginjal, racun dan
Koefisien nilai nutrisi ikan adalah faktor
kotoran akan terus ikut dalam sirkulasi
kondisi atau kegemukan fisik ikan yang
darah sehingga semakin lama akan
nilainya bervariasi bergantung pada jenis
semakin banyak racun dan kotoran dalam
ikan, umur, kualitas pakan dan kualitas
darah tersebut.
perairan di mana ikan hidup.
Ginjal termasuk organ tubuh yang
Dari penelitian terhadap struktur
kurang peka terhadap radiasi eksternal
mikroanatomis ren dan nilai NVC dari
namun sangat riskan terhadap radiasi
bioindikator Ikan Tawes
internal. Selsel ginjal bukan sel yang
javanicus, Blkr) yang hidup dalam kolam
membelah cepat, sehingga kepekaannya
saluran terpadu PTAPBBATAN,
tidak begitu tingi dibanding sel darah, sel
diharapkan diperoleh gambaran kualitas
telur dan lainlain, tetapi mempunyai
air buangan sebagai salah satu titik
resiko tinggi karena hampir semua
pelepasan dari instalasi nuklir PTAPB
radionuklida metabolismenya melalui
BATAN ke lingkungan dan menjamin
ginjal sebelum dikeluarkan dari tubuh.
bahwa kegiatan pengawasan dan
Oleh karena itu harus diusahakan agar
4
(Puntius
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 5 – 6 Agustus 2009
pengendalian air buangan telah
5.
Alat cacah gross beta latar rendah
memenuhi persyaratan yang ditentukan.
atau Low background Counter ( LBC). Bahan
BAB II
1.
METODE PENELITIAN
Hewan uji berupa benih ikan
tawes, panjang 9 – 9,5 cm dan berat 38 – 38,5 gram diperoleh dari Mutihan Yogyakarta.
Alat 1.
2.
Karamba berukuran 100 x 50 cm
Formalin 10% untuk memfiksasi
dengan ukuran lubang 1x 1 cm yang
ren
terbuat dari kawat yang digunakan untuk
mikroanatomis.
memelihara ikan pada kolam penampung
3.
sistem saluran pembuangan terpadu
preparat.
PTAPBBATAN agar tidak bercampur
4.
dengan ikan yang lain dan memudahkan
akuades, NaOHKI (pereaksi O2),
dalam proses pengambilan.
MnSO4, H2SO4 pekat, natrium thio sulfat
2.
Timbangan analitik
sebelum dibuat sediaan Pewarna eosin untuk pewarnaan Bahan untuk analisis kualitas air,
0,025 N, indikator amilum, indikator
merek
Sartorius.
metil orange, larutan EDTA.
3.
Cara Kerja
Peralatan untuk analisis kualitas
air, hot plate tipe TGK ATF650, corong,
Ditentukan sampel ikan tawes, kemudian
pH meter tipe Uchida Yoko KT1A,
dimasukkan dalam karamba pada kolam
turbidimeter tipe Toa elektronics TB25,
saluran terpadu
botol Winkler 125 ml, pipet ukur 5 ml
Penentuan sampel ikan dengan panjang 9
dan 10 ml, propipet, pipet tetes,
– 9,5 cm dan 38 – 38,5 gram dari
erlenmeyer pyrex 100 ml dan 250 ml,
populasi yang ada.
gelas ukur pyrex 50 ml dan 100 ml, beker
1.
gelas pyrex 100 ml dan 200 ml, batang
kolam penampung sistem saluran
pengaduk.
pembuangan terpadu PTAPBBATAN
4.
Peralatan untuk membuat sediaan
selama 60 hari dan dilakukan pengukuran
mikroanatomis ren, bak parafin, lampu
suhu, pH, DO, BOD, alkalinitas,
spiritus, gelas benda, gelas penutup,
turbiditas, dan kandungan radioaktivitas
kertas label, mikrotom putar, hot plate.
beta total air kolam terpadu pada hari ke
PTAPBBATAN.
Dilakukan pemeliharaan ikan di
1, 30 dan 60 pemeliharaan.
5
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 5 – 6 Agustus 2009
2.
Akhir pemeliharaan (60 hari)
kolam penampung sistem saluran
dilakukan pengukuran panjang dan berat
pembuangan terpadu PTAPBBATAN
ikan serta pembuatan sediaan awetan
yang terdiri dari pH, suhu, turbiditas,
mikroanatomis ren dan dihitung koefisien
DO, alkalinitas, CO2 bebas terhadap
nilai nutrisi (NVC) dengan menggunakan
NVC ikan tawes.
rumus Lucky(6) sebagai berikut : NVC =
Wx100 L3
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
...................................... (1) dengan : W adalah berat ikan (gr), dan L adalah Panjang ikan
Sesuai dengan kegiatan instalasi
(cm) 3.
Dibuat
nuklir PTAPBBATAN maka sumber
sediaan
awetan
dampak yang harus diperhatikan adalah
mikroanatomis ren dengan metode
radiasi dan radioaktivitas. Pengukuran
parafin dengan pertamatama mengambil
radioaktivitas total dimaksudkan untuk
organ ren dari sampel, memfiksasi organ
memperoleh gambaran secara cepat
ke dalam formalin 10%, melakukan
kualitas air kolam terpadu dari sisi
proses dehidrasi, pencetakan dan
tingkat radioaktivitas. Pengukuran
pengirisan dengan mikrotom dan terakhir
radioaktivitas total dilakukan secara
melakukan proses pewarnaan.
kuantitatif dengan melakukan
4.
penghitungan aktivitas total pada
Dilakukan pengukuran parameter
fisika dan kimia air kolam penampung
sampel air kolam saluran pembuangan
sistem saluran pembuangan terpadu
terpadu PTAPBBATAN, menggunakan
PTAPBBATAN Yogyakarta
alat cacah LBC dengan sistem
yang
meliputi pH, DO, alkalinitas, turbiditas
antikoinsiden. Waktu pengukuran yaitu
dan BOD dan suhu dengan alat dan
pada hari ke1, hari ke30, dan hari ke60
metode yang sesuai.
dari pemeliharaan ikan uji. Hasil
5.
pengukuran radioaktivitas beta total air
Analisis data yang digunakan
yaitu analisis regresi linear ganda dan
kolam saluran terpadu dapat dilihat pada
regresi linier tunggal. Regresi linier
Tabel 1, sedangkan parameter fisik,
ganda digunakan untuk mengetahui
kemik air kolam terpadu dan air kolam
hubungan antara parameter kualitas air
6
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 5 – 6 Agustus 2009
kontrol dapat dilihat pada Tabel 2. dan Tabel 3. Tabel 1. Radioaktivitas Beta Total pada Sampel Air Kolam Saluran Pembuangan Terpadu PTAPBBATAN Yogyakarta. Waktu Pengambilan Hari ke1 Hari ke30 Hari ke60
Radioaktivitas beta total (Bq/l) I II III 0,448 0,389 0,422 0,453 0,396 0,412 0,439 0,387 0,393
Ratarata (Bq/l) 0,419 0,420 0,406
Tabel 2. Hasil Pengukuran Kualitas Air Kolam Saluran Pembuangan Terpadu PTAPBBATAN Yogyakarta. Parameter
Suhu ( C) pH DO (mg/l) BOD (mg/ l) Turbiditas (NTU) Alkalinita s (mg/l) o
Hari ke1 1 2 26 27 8,7 8,6 4,1 4,1 16,1 16,3
3 26 7,9 4,2 16,2
Waktu Pengukuran Hari ke30 1 2 3 25 28 26 7,8 7,6 8,6 4,2 4,3 4,1 16,5 16,4 16,1
Rata rata Hari ke60 1 2 3 28 28 29 27 8,9 8,7 8,3 8,3 4,2 4,3 4,3 4,2 16,5 16,3 16,2 16,3
82
81
85
85
84
88
87
86
86
84,9
155, 06
155, 05
155, 02
154, 44
154, 87
154, 93
166, 21
166, 32
166, 12
158, 69
Tabel 3. Hasil Pengukuran Kualitas Air Kolam Pemancingan Mutihan Yogyakarta (kontrol) Parameter Waktu Pengukuran Rata Hari ke1 Hari ke30 Hari ke60 rata 1 2 3 1 2 3 1 2 3 Suhu (oC) 28 27 27,5 26 29 26 28 28 29 27,6 pH 7,6 7,6 7,9 7,8 7,6 7,5 7,5 7,7 7,3 7,6 DO (mg/l) 5,6 5,8 5,8 5,7 5,9 5,8 5,9 5,7 5,7 5,7 BOD (mg/ 2,3 2,3 2,3 2,4 2,2 2,3 2,2 2,3 2,2 2,3 l) Turbiditas 34 32 38 36 35 32 33 34 34 34,2 (NTU) Alkalinita 141, 140, 141, 138, 139, 140, 141, 141, 140, 140, s (mg/l) 14 87 02 43 97 32 34 53 98 62
7
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 5 – 6 Agustus 2009
Apablila dilihat dari hasil
laboratorium yang menggunakan bahan
pengukuran pada kualitas air yang
bahan pencuci seperti sabun dan deterjen,
meliputi: suhu, pH, DO, BOD, turbiditas
yang dapat meningkatkan alkalinitas air.
dan alkalinitas nampak ada sedikit
Namun bila dilihat dari faktorfaktor
perbedaan pada DO, BOD dan alkalinitas
kelayakan fisik, kimia air untuk
antara air kolam terpadu PTAPB
perikanan seperti tertera dalam Tabel 4.
BATAN dan air kolam pemancingan
kualitas air kolam terpadu masih
Mutihan Yogyakarta. Hal ini dapat
memenuhi ambang batas yang
dijelaskan karena air kolam terpadu
dipersyaratkan atau layak untuk
berasal dari air hasil pencucian peralatan
pemeliharaan ikan.
Tabel 4. Hasil Pengukuran Kualitas Air Kolam Penampung Sistem Saluran Pembuangan Terpadu PTAPBBATAN Yogyakarta dan Batasbatas Kualitas Fisiko Kimia Air untuk Perikanan Kisaran Parameter Satuan Pengukuran Batas kelayakan o Suhu C 25 29 25 – 30 oC (2) pH 8,3 – 8,9 6,7 – 8,9 (7) DO mg/l 4,1 – 4,3 3 – 5 mg/l (2) BOD mg/l 16,1 – 16,5 25 mg/l (2) Turbiditas NTU 81 – 88 120 – 200 Alkalinitas mgCaCO3/l 154,87 – 166,32 30 – 200 mg/l
Pengaruh kualitas air kolam saluran
tidak mengalami perubahan maupun
terpadu PTAPBBATAN terhadap
kerusakan. Saat dilakukan pengamatan
struktur mikroanatomis ren ikan tawes
ren tersebut dalam keadaan normal.
diketahui dengan membuat preparat
Hasil foto mikrograf anatomis ren ikan
histologi ren dari ikan tawes yang telah
tawes yang dipelihara pada kolam
dipelihara pada kolam tersebut. Setelah
saluran pembuangan terpadu PTAPB
pemeliharaan selama 60 hari pada kolam
BATAN selama 60 hari dan ikan tawes
penampung sistem saluran pembuangan
yang dipelihara pada air kolam petani
terpadu PTAPBBATAN, ren ikan tawes
sebagai kontrol, dalam waktu yang sama dapat dilihat pada Gambar.1. dan 2.
8
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 5 – 6 Agustus 2009
600 µm
3 4
2 1
Gambar 1. Foto mikrograf penampang melintang ren ikan tawes yang dipelihara pada kolam petani sebagai kontrol (HE, 400x, 3R) Keterangan :1. Kapsula Bowman, 2. Glomerolus, 3. Tubuluis proksimalis, 4. Tubulus distalis Di dalam kapsula Bowman (1)
berwarna merah. (2) tubulus renalis
terdapat glomerolus yang tersusun atas
proksimalis dilapisi oleh selsel epitelium
anyaman kapiler darah yang dindingnya
kuboid selapis pada permukaanya
tersusun oleh sel endotelium pipih. Di
terdapat mikrovilli yang membentuk
dalam kapiler penuh terisi sel darah
brush border, sehingga tampak lumennya
merah dengan inti berwarna biru tua
sempit, sedang pada tubulus distalis (4)
berbentuk oval, sedang sitoplasmanya
lumennya lebar.
9
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 5 – 6 Agustus 2009
1
4
3
2
600 µm
Gambar 2. Fotomikrograf penampang melintang ren ikan tawes yang dipelihara pada kolam penampung sistem saluran pembuangan terpadu PTAPBBATAN Yogayakarta (HE, 400x, 3R) Keterangan : 1. Kapsula Bowman, 2. Glomerolus, 3. Tubulus proksimalis, 4. Tubulus distalis Apabila dibandingkan antara
ren dari ikan tawes dalam pemeliharaan
perlakuan dan kontrol maka tidak terlihat
selama 60 hari.
perbedaan yang nyata. Keduanya tidak
Koefisien nilai nutrisi (NVC :
mengalami perubahan maupun kerusakan
Nutrition Value Coefficient) dapat
pada struktur histologisnya. Selsel yang
dipakai sebagai tolok ukur kesehatan
menyusun kapsula Bowman, glomerolus,
ikan. Koefisien nilai nutrisi merupakan
tubulus proksimalis, dan tubulus distalis
faktor kondisi atau kegemukan fisik ikan
tidak mengalami perubahan maupun
yang nilainya bervariasi bergantung pada
kerusakan, selsel tersebut dalam kondisi
jenis ikan, umur, kualitas pakan dan
normal. Hal ini menunjukkan bahwa air
kualitas perairan di mana ikan hidup.
kolam penampung sistem saluran
Penentuan koefisien nilai nutrisi pada
pembuangan terpadu PTAPBBATAN
ikan tawes dilakukan pada hari ke60 dari
tidak mempengaruhi struktur histologis
pemeliharaan. Koefisien nilai nutrisi dihitung berdasarkan rumus Lucky.
10
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 5 – 6 Agustus 2009
Tabel 5. Data ratarata NVC Ikan tawes Ulangan I II III IV V VI VII VIII IX Ratarata
Nilai Koefisien Nutrisi (NVC) Ikan Uji Ikan Kontrol 3,3 2,6 2,9 2,8 2,5 3,1 2,3 2,9 2,6 3,1 2,9 2,8 2,3 3,1 2,3 2,8 2,5 2,8 2,5 2,9
Standar NVC
> 1,7
Hasil perhitungan ratarata NVC ikan
terdapat pada Tabel 2. dan Tabel 3.
tawes adalah 2,6. menurut Lucky
Oksigen diperlukan ikan untuk
apabila NVC lebih besar dari 1,7 artinya
metabolisme yang menghasilkan energi
bahwa perairan tersebut belum
bagi aktivitas seperti reproduksi dan
dikatagorikan tercemar dan pengaruh
pertumbuhan, dengan demikian
terhadap organisme yang hidup di
pertumbuhan sangat ditentukan oleh
dalamnya masih normal dalam
ketersediaan oksigen di samping
pertumbuhan, perkembangan maupun
terpenuhinya faktorfaktor lainya.
kesehatannya. Bila dilihat dari data di
Hasil analisis regresi linier ganda
atas, NVC ikan tawes yang diperlakukan
menunjukkan bahwa kualitas air kolam
pada kolam penampung sistem saluran
berkorelasi positif terhadap NVC ikan
pembuangan terpadu PTAPBBATAN
tawes dengan nilai R2 0,956 atau
Yogyakarta lebih kecil dari pada ikan
95,6%. Hal ini menunjukkan bahwa
tawes yang dipelihara pada kolam
terdapat pengaruh antara kualitas air
kontrol. Hal ini mungkin disebabkan oleh
kolam dengan NVC ikan tawes,
ketersediaan oksigen dalam kolam
sedangkan nilai signifikansi yaitu 0,011.
penampung sistem saluran pembuangan terpadu PTAPBBATAN Yogyakarta lebih rendah dibanding dengan oksigen yang berada pada kolam kontrol. Hal ini juga didukung oleh data kualitas air yang
11
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 5 – 6 Agustus 2009
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Yogyakarta atas kerjasamanya.
BAB IV
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA Hasil penelitian terhadap ikan tawes ( Puntius javanicus, Blkr )yang dipelihara
1.
pada kolam penampung sistem saluran
Ekotoksikologi
Yogyakarta dapat disimpulkan :
Pencemaran
(Terjemahan : Y. KOESTOER).
Struktur mikroanatomis ren ikan
Jakarta : UIPress.
tawes yang dipelihara pada kolam
2.
penampung sistem saluran pembuangan
SUSANTO, H. (1987).
Budidaya Ikan Nila di Pekarangan.
terpadu PTAPBBATAN Yogyakarta
Jakarta : Penebar Swadaya.
tidak mengalami perubahan maupun
3.
kerusakan. 2.
dan
MILLER, G.J (1995). Kimia dan
pembuangan terpadu PTAPBBATAN 1.
CONNEL, D.W
IRIANTO, A. (1985).
Patologi
Koefisien nilai nutrisi (NVC) ikan
Ikan
Teleostei.
Yogyakarta : Gadjah Mada
tawes yang dipelihara pada kolam
University Press.
penampung sistem saluran pembuangan
4.
terpadu PTAPBBATAN Yogyakarta
ANIEF, M. (1990).
Perjalanan Nasib Obat dalam
adalah > 1,7 yaitu ratarata 2,5, hal ini
Makanan. Yogyakarta : Gadjah
berarti kondisi perairan kolam terpadu
Mada University Press
masih sesuai untuk tumbuh kembang
5.
bioindikator ikan tawes.
CADE,
T.J.,
MCFARLAND, POUGH,
and
HESSIER, J.B. (1979). Vertebrate UCAPAN TERIMAKASIH
Life.
Pada kesempatan ini penulis
NewYork : Macmillan
publishing Co. Inc.
mengucapkan terimakasih kepada
6.
Purnamining Wulan, dari Program Studi
Pengaruh Toksisitas Limbah Cair
Biologi, Jurusan Pendidikan Biologi,
Pabrik Spiritus Madukismo
Fakultas Matematika dan Ilmu
terhadap Kehidupan Ikan Tombro
SUKIYA.
(1997).
(Cyprinus carpio L.) pada Umur
12
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 5 – 6 Agustus 2009
yang Berbeda. Tesis. Yogyakarta :
ikan tidak terjelaskan. Mohon
Universitas Gajah Mada.
komentarnya.
7.
Jawaban:
SASTRAWIJAYA, A.T.
(2001). Pencemaran Lingkungan.
Data radioaktivitas kontrol (kolam
Cetakan II. Jakarta : Rineka Cipta.
kontrol) terdapat dalam makalah. 2. Nama Penanya : Alfiyan (BAPETEN)
Tanya Jawab dan Diskusi
Pertanyaan: Mohon dijelaskan
1. Nama Penanya : Yus Rusdian
mengenai
(BAPETEN)
bioindikator dilakukan pada biota
Pertanyaan:
biota yang ada di luar kawasan
Data radiologik bak satuan buangan
sedangkan biota yang dibawa ke
terpadu telah disajikan namun tidak
instalasi adalah tindakan remediasi.
disajikan data dari bak (kontrol tanpa
Jawaban:
dampak PTAPB) sehingga korelasi
Tujuan dari penelitian ini adalah
radiologik dengan pengaruh pada
untuk mengetahui kualitas air kolam PTAPB sebelum dibuang melalui media ikan.
13