KE DAFTAR ISI Sam/nto,
/53
ISSN 0216 - 3128
dkk.
MODEL SIMULASI SISTEM INTERLOCK MESIN BERKAS ELEKTRON PTAPB-BATAN BERBASIS LABVIEW Sam into, Budi Santosa Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
ABSTRAK MODEL SIMULASI SISTEM INTERLOCK MESIN BERKAS ELEKTRON PTAPB -BATAN BERBASIS LABVIEW. Telah dibuat model simulasi sistem interlock Mesin Berkas Elektron di PTAPB -BATAN berbasis LabVIEW. Sistem interlock terdiri dari perangkat lunak dengan menempatkan beberapa operator logika pada paket program LabVIEW. Perangkat keras digunakan untuk menginisia/isasikan sinyal parameter Mesin Berkas Elektron. Sedangkan sinyal parameter suhu ruang diambil dari data logika sinyal keluaran perangkat thermo controUer. Sinyal parameter interlock ditampilkan pada layar monitor dalam bentuk nyala lampu indikator. Jika lampu indikator nyala warna merah berarti bahwa parameter yang dimonitor belum bekerja sebagaimana mestinya. sedangkan nyala hijau menunjukkan bahwa parameter yang dimonitor sudah bekerja dengan normal. Sistem tegangan tinggi dan sumber elektron (arus jilamen) dalam keadaan terkunci (tidak dapat diset). jika salah satu parameter interlock belum bekerja normal. Hasil simulasi menunjukkan bahwa sistem interlock yang telah dibuat dapat bekerja baik. Kata kunci: Perangkat lunak LabVIEW. Mesin Berkas Elektron. Interlock
ABSTRACT LAB VIEW BASED SIMULATION
MODEL OF ELECTRON BEAM MACHINE INTERLOCK
SYSTEM OF
PTAPB-BATAN. The lab view based simulation model of electron beam machine interlock system of PTAPB -BATAN has been made. This interlock system consists of software by putting some logic operators of the Lab View package program. The hardware is used to initialize the parameters signal of Electron Beam Machine. where the signal of room temperature parameter taken from logic data of output signal of thermo controller device. Parameters signal of interlock displayed on monitor in the form of blazing indicator lamps. The red blazing indicator lamp means that the monitored parameter is not working properly. while green blazing shows that monitored parameters work properly. If one of the interlock parameter not working properly. the high voltage system and the electron source (filament current) are in locked condition and cannot be set. The result of simulation shows that the interlock system has been made can work properly. Key words: Lab VIEW software. Electron Beam Machine, Interlock.
PENDAHULUAN
Mesinperangkat Berkaspemercepat Elektron partikel (MBE) elektron adalah suatu hasil pemanasan sebuah filament. Pemercepat dilakukan oleh medan listrik dari beda potensial yang tinggi, sehingga diperoleh elektron berenergi tertentu. Elektron tersebut digunakan untuk meradiasi sampe][\] Dengan demikian maka MBE dapat dikatakan sebagai sumber radiasi. Sebagai sumber radiasi MBE harus mendapatkan perlakuan yang sarna seperti fasilitas irradiasi lainnya terutama dalam hal aspek keselamatan. Untuk memenuhi aspek keselamatan diperlukan sistem interlock, adapun aspek-aspek keselamatan didalam instalasi MBE yang harus terjaga yaitu[2] : I. Keselamatan orang, meliputi keselamatan operator, pengguna, atau public yang berada
didalam atau disekitar instalasi terhadap bahaya radiasi yang ditimbulkan dari interaksi antara elektron dengan materi. 2. Keselamatan mesin, perlu diperhatikan karena MBE beroperasi pada tegangan tinggi dan mempunyai komponen-komponen yang mahal. 3. Keselamatan sampel, perlu diperhatikan terutama terhadap dosis radiasi yang berIebihan sebagai akibat dari kegagalan sistem transportasi (konveyor). Untuk memenuhi beberapa kerja aspek keselamatan operasi MBE, diperlukan perangkat saling kunci yang dikenal sebagai sistem interlock. Sejalan dengan keperluan keselamatan operasi MBE tersebut dengan maka dirancang suatu sistem interlock memanfaatkan beberapa fungsi logika dari paket program LabView. [3]
Prosiding PPI • PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006
ISSN 0216 - 3128
/54
Sistem interlock adalah kondisi saling kunci
Rangkaian
dari beberapa parameter operasi pad a MBE, sehingga untuk mengoperasikan MBE harus dipenuhi keadaan yang sesuai dengan persyaratan yang diijinkan. Jika ada salah satu parameter operasi tidak bekerja sebagai mana mestinya, maka MBE tidak dapat dioperasikan. Pada MBE di PT APB terdapat lima belas parameter operasi yang hams digunakan sebagai parameter interlock yaitu, darurat, vakum, monitor orang, monitor ozon, monitor radiasi, suhu ruang, door open, door lock, kontak operasi, pemayar, konveyor, berkas bocor, blower window, HV, dan pemfokus.[4]
simulator sinyal interlock
Gambar
'"'
: &M:i
t
"
.,
••.•
~
•••••
"
••••
-
•••
,_
••••••••••••••
I.
BIok diagram rancangan interlock M BE.
I/o
~
••••••
"
•
·'_T ·i
••••
:""1' •
·
: •• ..-r
••.••
:
••••
0•••••••••••
J:
'"
t. '".• : '. " ••••• " •.•••.•..••
:
,
,.~
, .
--
.•.
. ...
"'---~ .. ~
""
.,
sistem
Sistem interlock MBE mempunyai lima belas parameter operasi dan tiga indikator peringatan serta mengggunakan modul thermocontroller sensor suhu ruang. Untuk mendeteksi orang didalam MBE digunakan kode akses pintu masuk ruang MBE yaitu dengan memberikan nomer kode pada setiap pekerja Ipengguna MBE. Jika seorang masuk maka pencacah akan menghitung naik dan jika seorang keluar dari ruang MBE pencacah menghitung turun (nol). Selain itu untuk mendeteksi orang dibantu pula dengan memasang kamera didalam ruang MBE. Adapun rangkaian sistem interlock MBE dapat dilihat pada Gambar 2.
Rancangan sistem interlock MBE terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak. Sistem perangkat keras terdiri dari PPI 8255, rangkaian simulator sinyal interlock, sensor suhu dan komputer. Rancangan sistem interlock MBE dapat dilihat pada Gambar I. ••
Komputer
Sensorsuhu
Perancangan Sistem
...,
Personal
PPI 825
TAT KERJA
".
Samillio. dkk.
" "
Gambar 2. Rancangan
,.
"
'"
""
...•
Sistem Interlock MBE.
Prosiding PPI - PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006
,
.,
..
'
.
-
ISSN 0216 - 3128
SlI1nillto, tlkk.
Prinsip kerja rangkaian interlock pada Gambar 2 yaitu, bila emergency I (EMG I) dan emergency 2 (EMG2) diset maka akan mematikan lampu indikator darurat dan monitor orang. Sedangkan untuk parameter monitor ozon dan kunci operasi akan mempengaruhi door lock (sistem interlock mengeset door lock). Sedangkan HV akan bekerja (siap diset) jika setelah parameter-parameter operasi terpenuhi, yaitu vakum, monitor orang (diruang MBE tidak ada orang), suhu ruang MBE, door lock, darurat, kunci operasi dan monitor radiasi. Pad a saat yang bersamaan sound alarm bersuara selama 30 detik dan menyalakan warning lamp .. Parameter-parameter operasi untuk mendukung SE yaitu, HV, pemfokus, berkas bocor, blower window dan pemayar. Setelah parameterparameter operasi terpenuhi, maka blower ruang MBE akan mati (ofJ) dan sumber elektron (SE) siap diset (diatur arus filamennya). Jika ada salah satu parameter operasi yang menyimpang dari batas yang diijinkan maka HV dan SE akan shut down dan MBE tidak dapat beroperasi.
Tabell. D7
155
Inisialisasi control word PPI-8255.
I
00 IKodc OJ 91H 04 06 02 00 05 001
I
Perancangan Programable
Perangkat
Keras
Peripllerallnterface
Rancangan MBE
rangkaian
simulator
sinyal interlock
Rangkaian simulator sinyal interlock MBE ·dirancang dengan. menggunakan relay untuk mengatur keadaan ON/OFF dan terhubung dengan rangkaian PPI-8255 ditunjukkan pada Gambar 3. Prinsip kerja rangkaian simulator sinyal interlock adalah bila saklar (S W) dalam keadaan menutup, maka akan mengaktipkan relay. Perubahan kontak relay dari keadaan open menjadi close akan memberikan sinyal logika tinggi (+5V) pada port PPI. Untuk model simulasi parameter interlock MBE diperlukan sebelas rangkaian simulator sinyal interlock sebagai sinyal parameter interlock MBE, sedangkan sinyal interlock suhu tidak memerlukan relay karena perangkat ukur suhu sudah dilengkapi dengan relay.
(PPI-8255)
Untuk pembuatan sistem interlock dengan program Lab VIEW diperlukan PPI-8255 untuk membaca sinyal masukan dari rangkaian simulator sinyal interlock. Pemilihan PPI-8255 karena IC ini merupakan antar muka paralel yang dapat diprogram baik sebagai masukan atau keluaran .dan sangat cocok (compatible) dengan keluarga mikroprosesor Intel dengan level TTL. Sedang secara ekonomis harga PPI8255 relatip murah dan mudah didapatkan/dibeli dipasaran lokal/dalam negeri. Untuk mengaktitkan PPI8255 diperlukan nilai inisialisasi control word. Adapun nilai control word yang digunakan ditunjukkan pada Tabel I.
Perancangann
Perangkat
Lunak
Perancangan Perangkat Lunak dipilih menggunakan program Lab VIEW karena didalam program Lab VIEW dapat dibuat dua program yang berkaitan yaitu diagram pengawatan dan menu tampilan. Setiap eksekusi dari program diagram pengawatan hasilnya secara otomatis dapat ditampilkan didalam program menu tampilan. Oidalam model simulasi sistem interlock ini terbagi atas diagram alir (flowchart), diagram program dan menu tampilan.
SWl ---'-+12V Dl kePPI-8255
Gambar 3. Rangkaian
simulator
sinyal interlock.
Prosiding PPI - PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006
156
ISSN 0216 - 3128
BJok Diagram Alir
Sami"to, dkk.
(interfacing) berturut-turut ditunjukkan pada Gambar 4 dan Gambar 5. Algoritma sistem interlock merupakan realisasi dari blok diagram interlock Gambar 2. muka
Blok diagram alir berisikan algoritma sistem interlock dan algoritma inisialisasi sistem antar
1 P~:ilterbh
=0
Bel JaJ.mn.
=0
SE
=0
1= 1+1
T
B ell.PJ.arm. off
/ y
T
TY
-W~
Lampn'ja1.a
HVreset SEreset
-B ell.PJ.arm.rt'jili.
=0 =0
-SE s~ disli
Proses a,:sl!ioJsisist.em.
WaIrIin;
irmbck ~
CI=:> Gambar
4. Blok diagram alir program sistem interlock.
Prosldlng PPI - PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006
LMDP off
Samillto, dkk.
ISSN 0216 - 3128
/57
In.isiilis~i WI = 303H Coratrol word
S~
=
91H
panm.eter i\te1iod:<m.asub: he Pott A dm.Pott C
.
+--
Bac~ Pott A dlt\ C
Ol1hDo::s:u.
C Gambar
5. Blok diagram alir program
Mellu Tampilall dall Diagram Program LabVIEW mempunyai dua komponen utama terdiri dari font panel untuk merancang tampilan program dan diagram untuk merancang program dan menghubungkan tiap panel. Font panel (Menu Tampilan) LabVIEW menyediakanfont panel untuk merancang tampilan program dan diagram untuk merancang program dan menghubungkan tiap panel.
Se1esti Inisialisasi Sistem Antar Muka (interfacing).
Menu tampilan dibuat untuk memberikan informasi yang diinginkan dan mudah diamati secara visual. Menu tampilan program ditunjukkan pada Gambar 6.
Diagram Program Hubungan antara tiap panel hingga menghasilkan tampilan dan hasil eksekusi pada menu tampilan diproses pada diagram seperti ditunjukkan pada Gambar 7.
Prosiding PPI - PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Jull 2006
158
ISSN 0216-3128
Saminto. dkk.
:3
~ I
~
1:--
[~J t[[j
;!
Saminto, dkk. Pengujian
ISSN 0216-3128
Sistem
Pengujian
Pengujian terdiri dari pengujian rangkaian perangkat keras simulator sinyal interlock dan pengujian perangkat lunak. Pengujian
Rangkaian
/59 Lunak
Program sistem interlock terdiri dari tiga sub program yaitu program untuk insialisasi PPI 8255 (port Adan port C sebagai masukan), program untuk sistem interlock dan program interlock secara keseluruhan. Pengujian keseluruhan program dilakukan secara offline dengan menggunakan rangkaian simulator sinyal interlock sebagai simulator parameter interlock yang berada pada MBE. Pengujian dilakukan dengan mengkontak ON/OFF kan saklar pada rangkaian simulator sinyal interlock, sebagai sinyal masukan pad a program. Program dikatakan benar bila input dari rangkaian simulator sinyal interlock sarna dengan nyala lampu pada tampilan program.
Sinyal/nterlock
Simulator
Perangkat
Pengujian rangkaian simulator sinyal interlock dilakukan dengan alat bantu yang terdiri dari multimeter dan catu daya DC. Multimeter dugunakan untuk mengukur tegangan kaluaran dari D825. Sedang catu daya dugunakan untuk memberikan tegangan pada saklar sebagai sinyal input untuk program. Rangkaian simulator sinyal interlock diuji dengan memberikan catu daya l2V pada saklar dan 5V pada tiap kontak relay, sehingga memberikan tegangan keluaran pada kontak-kontak relay sebesar 5V bila saklar di ON kan, seperti tampak pada GambaI' 8. Sehingga tegangan yang keluar pada D825 sebesar 5V sesuai masukan yang berasal dari kontak saklar relai melalui tahanan (R). Tegangan tersebut kemudian dibaca oleh PPI8255 sebagai parameter interlock. Khusus untuk parameter interlock suhu ruang sudah dilengkapi dengan perangkat sensor suhu thermo control/ersehuingga tidak memerlukan rangkaian simulator.
Pengujian
keandalan/ketahanan
Pengujian ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui tingkat keandalan sistem yang dibuat baik untuk perangkat lunak maupun perangkat kerasnya. Uji perangkat lunak dilakukan dengan cara mengeksekusi program sebanyak 30 kali sedang untuk perangkat kerasnya dengan mengoperasikan simulator sinyal interlock selama 40 jam.
_.,T~
-
.. ~~
'.!~~I
-
I
I
r
~'? fh~' .$[
~.!~~1~~ -:;:"td
Gambar 8. Rangkaian
sistem
simulator sinyal interlock.
Prosiding PPI - PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006
160
ISSN 0216-3128
!!!!!!!!!!
HASIL DAN PEMBAHASAN Oari pecobaan simulasi akan dijelaskan hasil pengujian prangkat keras dan hasil eksekusi perangkat lunak yang terdiri inisialisasi PPI-8255, program untuk sistem interlock, program interlock keseluruhan dan perbedaan antara interlock terpasang pad a dengan sistem interlock berbasis LabVIEW. HasH Pengujian
Perangkat
Keras
Hasil Pengujian Perangkat Keras rangkaian simulator sinyal interlock dijelaskan pada Tabel 2. Berdasarkan Tabel 2, menunjukkan bahwa hasil keluaran dari kaki OB25 sebesar 5Volt pada perubahan setiap perubahan status 8 I sampai 8 I sehingga rangkaian simulator sinyal interlock am an untuk dihubungkan pad a PPI-8255. HasH Pengujian Program inisialisasi (Port A dan Port C sebagai masilkan)
PPI-8255
HasH eksekusi program inisialisasi PPI-8255 (PortA dan Port C sebagai masukan) tertera pada Gambar 9. Eksekusi program tersebut dilakukan
Tabel 2. HasH Pengujian
rangkaian
Saminto, dkk.
dengan memberi sinyal masukan dari rangkaian simulator sinyal interlock dengan cara mengONkan saklar Emergency I, vakum, Emergency 2, suhu ruang, pemayar, pemfokus,. berkas bocor, Blower window, Konveyor, Monitor radiasi, Monitor ozon dan Kunci kontak. 8etelah dilakukan pengamatan dari hasil eksekusi, bahwa inisialisasi PPI-8255 dapat bekerja dengan benar yaitu dengan ditampilkannya input dari rangkaian simulator sinyal interlock sarna dengan nyala indikator lampu pada tampilan program. HasH Pengujian
Program
Untuk Sistem Interlock
Program untuk sistem interlock merupakan gabungan dari program inisialisasi port A dan port C sebagai masukan. Hasil eksekusi program untuk sistem interlock tertera pad a tampilan program Gambar 10. Hasil eksekusi tersebut telah diberi sinyal masukan dari rangkaian simulator sinyal interlock dengan meng ON kan saklar vakum, pemayar, pemfokus, berkas bocor, blower window, konveyor, monitor radiasi, monitor ozon dan kunci kontak.
simulator sinyal interlock.
5V 5V 0D4 D2 D5 D7 00 00D9 D8 Dl1 0000 5V 5V D6 DI DIO DO
~
Keterangan: S I = Emergency I, X = Kaki OB25, S6 = Pemfokus, Y = Saklar, S7 = Berkas bocor, S8 = Blower window, S2 = Vakum, S9 = Konveyor, S3 = Emergency 2, S I0 = Monitor radiasi, S4 = Kunci kontak, S II = Monitor ozon, 85 = Pemayar.
Proslding PPI - PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juri 2006
Saminto, dkk.
ISSN 0216 - 3128
Gambar 9. Tampilan Program Inisialisasi PPI 8255.
$
Vakum
Gambar ]0. Tampilan Program untuk sistem interlock.
Prosiding PPI • PDIPTN 2006 Pustek Akselerator"dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta,10 Juli 2006
161
162
ISSN 0216 - 3128
Hasil
eksekusi
program
untuk
sistem
interlock telah bekerja dengan benar, karena masukan dari rangkaian simulator sinyal interlock sarna dengan nyala lampu indikator pada tampilan program. Proses sistem interoIcknya juga telah bekrja dengan benar karena untuk mengeset HV dan sumber elektron (SE), seluruh parameter operasi harus dalam keadaan ON kecuali emergency I dan emergency2, suhu ruang, monitor orang dan blower. Bila emergency! dan emergency2 ON menandakan ruang MBE masih ada orang, hal ini akan membahayakan orang tersebut jika HV dan SE dioperasikan. Blower harus mati bila SE ON, jika blower tetap dalam keadaan nyala maka akan mengurangi proses pendinginan seluruh instrumen yang ada dalam ruang MBE sehingga akan berakibat naiknya suhu ruang dan membuat operasi MBE tidak stabil dan dapat berakibat kerusakan. Oleh karena itu kondisi blower ruang dibuat berlawana dengan operasi SE. Hasil pengujian
Program Interlock Keseluruhan
San/into, ilkk.
lainnya) sehingga angka kegagalan sistem (A.) 10' 6/jam diperoleh sebesar 10,3 dengan mengoperasikan sistem selama 5 hari kerja (40 jam), maka diperoleh nilai keandalan seqagai bcrikut: R
=
e-)./
=
e-(IO.310.(>40)
= 0,9996 = 99,96%
Dari hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai keandalan untuk periode waktu 40 jam tentu belum mewujudkan keandalan yang mewakilil sesungguhnya. Meskipun demikian juga tidak mungkin dicapai keandalan yang sempuma dengan periode waktu operasi yang sangat pendek. Keandalan adalah probabilitas keberhasilan selama periode tertentu dalam kondisi tertentu dapat mendekati satu (0,9999), tetapi tidak akan pernah menyamai satu. Keandalan yang baik bergantung pada banyak faktor seperti, pemilihan komponen. derating komponen, daya operasi dan daya peme Iiharaan.
.
Program interlock keseluruhan' merupakan gabungan dari program inisialisasi port A dan port C sebagai masukan dan program sistem interlock. Pada program ini parameter-parameter interlock dikatakan siap jika nyala lampu indikator berwama hijau dan belum siap bila nyala lampu indikator berwama merah. Hasil eksekusi program interlock keseluruhan tertera pad a menu tampilan program Gambar 6. Hasil eksekusi tersebut telah diberi sinyal masukan dari rangkaian simulator sinyal interlock yaitu dengan memberikan 5V pada parameter-parameter vakum, pemayar, pemfokus, berkas bocor, blower window, konveyor, monitor radiasi, monitor ozon dan kunci kontak. I-Iasil eksekusi program interlock keseluruhan sesuai rancangan selanjutnya dikeluarkan melalui Port B pada PPI- 8255. Dari hasil eksekusi menunjukkan bahwa program interlock keseluruhan telah dapat berkomunikasi dengan rangkaian simulator sinyal interlock dan memberikan sinyal keluaran sehingga dapat menyalakan lampu indikator sebagai tanda bunyi sound alarm dan menyalakan warning lamp. Dari pengujian keandalan sistem yaitu setelah dilakukan 30 kali eksekusi diperoleh bahwa sistem yang dibuat baik perangkat lunak dan perangkat kerasnya dapat beroperasi normal seperti yang ditampilkan Gambar 9, Gambar 10 dan Tabel 2. Sedangkan prediksi untuk angka keandalan dapat dihitung dengan pendekatan rumus keandalan R = e-)./ dengan A. adalah jumlah angka kegagalan sistem yang dibuat (terdiri: IC 2 buah, 12 relai, 12 saklar,12 diode dan sejumlah komponen pasip
Sistem Interlock MBE di PTAPB-BATAN Sistem interlock MBE P3TM yang ada saat Inl seluruhnya menggunakan interlock sccara mekanik yaitu dengan kombinasi relai magnetik. Kontak relai tersebut kemudian dihubung seri antara satu dengan lainnya sehingga membentuk gerbang AND. Kekurangan penggunaan relai magnetik adalah banyak memakan tempat dan waktu tanggap relai relatip lambat. Penggunaan relai yang bermutu rendah akan menyebabkan mudah terjadi kontak jelek dan dapat menyebabkan terjadinya kegagalan operasi. Sistcm Interlock Berbasis LabVIEW Sistem interlock yang dibuat berbasis program LabVIEW dengan lima belas masukan sebagai parameter operasi menggunakan rangkaian simulator sinyal interlock. Dengan simulasi sistem interlock MBE berbasis LabVIEW seluruh parameter sistem interlock dilakukan oleh prosesor didalam komputer sehingga prosesnya relatip lebih cepat dibanding dengan relai. Penggunaan sistem interlock MBE berbasis LabVIEW lebih tepat digunakan sebagai redundansi operasi pada MBE. Dengan menampilkan sistem interlock pad a layar monitor diharapkan dapat memudahkan operator dalam memantau parameter-parameter operasi MBE.
KESIMPULAN Dari hasil pengamatan program simulasi dapat ditarik kesimpulan bahwa, telah dapat dibuat model simulasi sistem interlock MBE dengan
Prosldlng PPI - PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006
Santinto, dkk.
ISSN 0216-3128
menggunakan perangkat lunak LabVIEW. Hasil eksekusi program sistem interlock berbasis LabVIEW dengan uji coba 30 kali menunjukkan bahwa, perangkat lunak yang dibuat telah bekerja dengan nonnal, yaitu dengan ditampilkan indikator nyala warn a hijau pada saat parameter operasi bekerja nonnal. Sedangkan jika salah satu parameter operasi menyimpang diluar batas yang diijinkan indikator nyala warna merah. Dari hasil eksekusi program juga menunjukkan bahwa penyimpangan salah satu parameter operasi juga menyebabkan HV dan SE menjadi terkunci (tidak dapat diset). Sedangkan untuk prediksi angka keandalan dari sistem dengan mengoperasikan aJat selama 40 jam diperoleh R=O.9996. Secara keseluruhan model simulasi sistem interlock berbasis LabVIEW yang dibuat dapat bekerja baik. Dengan menambahkan model simulasi sistem interlock berbasis LabVIEW diharapkan dapat membantu memudahkan operator dalam mengoperasikan MBE sehingga keselamatan operasi dapat lebih terjamin dan terhindar dari kerusakan yang lebih fatal.
/63
cangan Mesin Berkas Elektron, PPNY-BATAN, Yogyakarta, 1996. 3.
BISHOP, ROBERT H., L.earning with LabVIEW', Addison Wesley Longman, Inc., California, 1990.
4.
SAM INTO, Sistem Proteksi Sumber Elektron dan Tabung Pemercepat untuk MBE 500keV/IOmA, Skripsi Jurusan Teknik Nuklir, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 1999.
TANYAJAWAB Sunardi - Apa keuntungan menggunakan software LabView pada model simulasi ini? Sam into - Keuntunganlkelebihannya
DAFTAR PUSTAKA ].
PUDJORAHARDJO, DJOKO S., Teknologi Mesin Berka Elektron, Diktat Materi Batan Accelerator School, P3TM-BATAN, Yogyakarta,2004.
2.
NADA MARNADA, Sistem Interlock Mesin Berkas Elektron GJ-2, Seminar Sehari Peran-
antara lain:
• Software ini dapat berkomunikasi dengan perangkat keras dari luar komputer melalui interface. • Mudah dalam memodifikasi algoritma yaitu dengan memindah icon-icon pada wiring diagram. • Dapat dibuat tampilan menu pada layar monitor.
KE DAFTAR ISI
Prosiding PPI - PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Jull 2006