Garis-Garis Besar Haluan Negara sebagai Penentu Arah dan Strategi Rencana Pembangunan Indonesia Siti Marwijah 1 Sutomo Surabaya Dosen Fakultas Hukum Universitas Dr.
[email protected] 2 Nunuk Nuswardani Dosen Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo Madura
[email protected] Abstract Construction of a state shall be established in a comprehensive system for development to run a focused, structured, and well-planned. Indonesian National Development Planning System shall oriented to the welfare of society. In the new order planning system established by the Assembly (MPR) and referred to the Guidelines of State Policy (GBHN) . After the new order passes, the task of making the National Long-Term Development Plan (RPJN) submitted to the President and Vice President. When this happens the current opinion wants reformulate the GBHN as a model of national development planning ahead. However, if the Assembly (MPR) is still relevant as an institution that was given the role, functions and authority to formulate the GBHN. This is what needs to be studied for its solution. Keywords : system planning, development, GBHN, RPJN. Abstrak Pembangunan suatu negara wajib ditetapkan dalam suatu sistem yang komprehensif agar pembangunan berjalan secara terarah, terstruktur, dan terencana dengan baik. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia wajib berorientasi kepada kesejahteraan masyarakat. Pada masa orde baru sistem perencanaan ditetapkan oleh MPR dan disebut Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN). Setelah masa orde baru berlalu, tugas pembuatan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJN) diserahkan kepada Presiden dan wakil Presiden. Saat ini terjadi arus pendapat yang menginginkan mereformulasi model GBHN sebagai arah perencanaan pembangunan nasional ke depan. Namun, apakah MPR masih relevan sebagai lembaga yang diberi peran, fungsi dan kewenangan untuk merumuskan GBHN. Hal ini yang perlu dikaji untuk mendapatkan solusinya. Kata kunci : sistem perencanaan, pembangunan, GBHN, RPJN
88
Nurini Aprilianda. Erny Herlin Setyorini : Pengaturan Bantuan Hukum
Pendahuluan
89
peraturan perundang-undangan de-
Sebagai negara hukum, pengakuan normatif dan empirik terha-
ngan tingkatan dari tingkat tertinggi hingga tingkat terendah.
dap prinsip supremasi hukum, yaitu
Hirarkhie peraturan perun-
bahwa semua masalah diselesaikan
dang-undangan tersebut secara ber-
dengan hukum sebagai pedoman
urutan diawali dengan Undang-un-
tertinggi adalah suatu keharusan .
dang Dasar 1945 sebagai urutan
Hukum sebagai pedoman tertinggi
tertinggi peraturan perundang-un-
ini dituangkan dalam pengaturan dan
dangan dan diakhiri dengan Peratu-
peraturan. Di Indonesia, pengaturan
ran Daerah sebagai peraturan perun-
dan peraturan tersebut ditetapkan
dang-undangan tingkat terendah, se-
dalam sistem hirarkhie (tata urutan)
bagaimana tergambar berikut :
Bagan 1 :
Hirarkhie tersebut dalam pe-
pi riilnya tidak mempunyai produk
nyelenggaraan ketatanegaraan men-
hukum, contohnya: Ketetapan Maje-
jadi masalah karena ada produk hu-
lis Permusyawaratan Rakyat (Tap
kum yang tercantum dalam hirarkhie
MPR). Logika hukumnya, produk
peraturan perundang-undangan teta-
hukum yang ditempatkan di masing-
90
Rechtidee Jurnal Hukum, Vol. 9. No. 1, Juni 2014
masing tingkat hirarkhie tersebut
kan tugas menyusun arah dan strate-
mempunyai kekuatan keberlakuan
gi pembangunan Nasional selama 5
sesuai dengan posisi lembaga pro-
tahun dalam Rencana Pembangunan
dusernya. Tap MPR ini terletak di
Jangka
tingkat ke dua setelah UUD 1945,
(RPJMN). RPJMN merupakan pen-
namun lembaganya sendiri (MPR)
jabaran dari visi, misi, dan program
hanya sebagai lembaga tinggi negara
Presidensiil yang berpedoman pada
setara lembaga negara lainnya dan
cita-cita luhur dalam Pembukaan
hanya memproduksi Tap MPR (ter-
UUD 1945 dan Rencana Pembangu-
kait pengangkatan Presiden) satu
nan
kali dalam lima tahun.
(RPJPN)
Menengah
Jangka yang
Panjang telah
Nasional
Nasional ditetapkan
Pada masa orde baru, yakni
dengan UU No. 17 Tahun 2007
pada saat Presiden Suharto berkuasa,
tentang RPJPN 2005-2025. Hal ini
MPR melalui Tap MPR memiliki
juga selaras dengan salah satu per-
kewenangan untuk mengatur sistem
syaratan Calon Presiden dan Wakil
perencanaan pembangunan nasional
Presiden menurut Pasal 15 huruf e
secara periodik lima tahunan yang
UU No.42 Tahun 2008 tentang
disebut Garis-garis Besar Haluan
Pemilihan Umum Presiden dan Wa-
Negara (GBHN). MPR melalui
kil Presiden (Pilpres), yakni wajib
GBHN menetapkan sistem perenca-
memiliki visi, misi, dan program
naan pembangunan nasional secara
yang akan dilaksanakan selama 5
menyeluruh
(lima) tahun ke depan dalam melak-
dan
memerintahkan
kepada mandataris (Presiden) untuk melaksanakannya.
sanakan pemerintahan. Penetapan kewajiban per-
Setelah masa orde baru berla-
syaratan visi, misi dan program bagi
lu, penyusunan sistem perencanaan
Calon Presiden dan Wakil Presiden
pembangunan nasional diserahkan
dalam Undang-Undang ini dimak-
kepada Presiden dan wakil Presiden.
sudkan agar Calon Presiden dan
UU No. 25 Tahun 2004 tentang
Wakil Presiden
Sistem Perencanaan Pembangunan
integritas tinggi, menjunjung tinggi
Nasional mengatur bahwa, kepada
etika dan moral, serta memiliki
Presiden dan Wakil Presiden diberi-
kapasitas dan kapabilitas yang baik.
terpilih, memiliki
91
Nurini Aprilianda. Erny Herlin Setyorini : Pengaturan Bantuan Hukum
Untuk mewujudkan hal tersebut,
oleh instansi pemerintah/lembaga
visi, misi dan program Calon Presi-
untuk mencapai sasaran dan tujuan
den dan Wakil Presiden dituangkan
serta memperoleh alokasi anggaran,
dalam RPJMN. Perencanaan pemba-
atau
ngunan Nasional untuk menjamin
dikoordinasikan oleh instansi peme-
agar kegiatan pembangunan berjalan
rintah. Penyampaian program ini
efektif, efisien, dan bersasaran (de-
penting artinya untuk mengetahui
ngan target) yang jelas.
arah dan strategi pembangunan pada
kegiatan
masyarakat
yang
Ketentuan Umum UU No. 25
suatu masa pemerintahan melalui
Tahun 2004 menyatakan bahwa :
jenis-jenis program dari rezim yang
perencanaan adalah suatu proses
bersangkutan. Berdasarkan uraian
untuk menentukan tindakan masa
tersebut di atas dapat diperoleh suatu
depan yang tepat, melalui urutan
rumusan isu hukum terkait arah dan
pilihan, dengan memperhitungkan
strategi pembangunan hukum Indo-
sumber daya yang tersedia. Pemba-
nesia lima tahun ke depan, yaitu :
ngunan Nasional adalah upaya yang
a. Penentuan pokok permasalahan
dilaksanakan oleh semua, komponen
terkait degradasi kehidupan bang-
bangsa dalam rangka mencapai
sa (terutama bidang hukum);
tujuan bernegara. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang
b. Penentuan jenis strategi unggulan yang dapat menjadi solusi;
diinginkan pada akhir periode peren-
c. Mekanisme pelaksanaan dan pe-
canaan, dan misi adalah rumusan
nerapan penegakan hukum dalam
umum mengenai upaya-upaya yang
kehidupan
akan dilaksanakan untuk mewujud-
menyeluruh.
kan visi. Pelaksanaan visi, misi ini
Dengan
masyarakat tidak
secara
disusunnya
menggunakan strategi atau lang-
sistem perencanaan pembangunan
kah-langkah berisikan program-pro-
oleh GBHN sebagai produk MPR,
gram indikatif untuk mewujudkan
maka timbul masalah karena MPR
visi dan misi.
sebagai lembaga permusyaaratan
Program merupakan instru-
rakyat memiliki kewenangan mem-
men kebijakan yang berisi satu atau
buat produk hukum yang ditempat-
lebih kegiatan yang dilaksanakan
kan di tingkat hirarkhie tertinggi
92
Rechtidee Jurnal Hukum, Vol. 9. No. 1, Juni 2014
setelah UUD 1945. Dengan demiki-
dan keadilan serta penghormatan
an dapat dikatakan bahwa dalam
terhadap hak-hak asasi manusia
hirarkhie peraturan perundang-un-
secara universal mengalami de-
dangan ada
produk hukum yang
gradasi. Lembaga Transparansi
tercantum tetapi riilnya tidak mem-
Internasional Indonenesia merilis
punyai produk hukum yang sepadan
hasil survey terbarunya mengenai
dengan keberadaan produk hukum
korupsi yang semakin marak
tersebut. Berbagai pembahasan dan
terjadi di Indonesia pada Selasa 8
kajian tentang MPR dan kewena-
Juli 2013. Berdasarkan survey
ngannya dikemukakan, namun hing-
yang dilakukannya kepada 114
ga saat ini belum membuahkan hasil
ribu orang di 107 negara.
seperti yang diharapkan.
Tim Kerja Kajian sistem ketatanegaraan MPR RI, yang
Pembahasan
dibentuk sebagai alat kelengka-
a. Pokok Permasalahan Terkait De-
pan pimpinan MPR, beranggo-
gradasi Bidang Hukum
takan sebanyak 45 orang wakil
Dalam hal penegakan hu-
dari 10 fraksi/ kelompok DPD di
kum, para ahli hukum menya-
MPR diturunkan ke masyarakat
takan bahwa penegakan hukum
untuk menyerap aspirasi ma-
di Indonesia dipengaruhi oleh
syarakat terhadap masalah keta-
tiga hal : kualitas penegak
ta-negaraan. Berdasarkan hasil
hukum, kualitas hukumnya, dan
Tim Kajian, MPR telah menyepa-
budaya berhukum masyarakat
kati 7 (tujuh) isu pokok aspirasi
Indonesia. Berbagai media me-
masyarakat yang dipandang men-
ngemukakan bahwa tingkat ke-
jadi arus utama (main streaming)
percayaan masyarakat terhadap
aspirasi masyarakat, yakni :
penegakan hukum di Indonesia
Konsep konstitusi dan aspirasi
sangat rendah. Data lembaga
usulan perubahan UUD 1945,
Transparency Internasional Indo-
Penguatan lembaga negara,
nesia menunjukkan bahwa pe-
Kajian tentang implementasi 4
negakan supremasi hukum ber-
(empat) pilar kehidupan ber-
dasarkan nilai-nilai kebenaran
bangsa dan bernegara.
93
Siti Marwijah.Nunuk Nuswardani.Garis-Garis Besar
Empat pilar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara: 1. Pancasila, Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. 2. Undang-Undang Dasar 1945, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, atau disingkat UUD 1945 atau UUD ‘45, adalah hukum dasar tertulis (basic law), konstitusi pemerintahan negara Republik Indonesia saat ini. 3. Bhinneka Tunggal Ika, Bhinneka Tunggal Ika adalah moto atau semboyan Indonesia. Frasa ini berasal dari bahasa Jawa Kuna dan seringkali diterjemahkan dengan kalimat “Berbeda-beda tetapi tetap satu”-. 4. NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), adalah bentuk dari negara Indonesia, dimana negara Indonesia yang merupakan negara kepulauan, selain itu juga bentuk negaranya adalah republik, kenapa NKRI, karena walaupun negara Indonesia terdiri dari banyak pulau, tetapi tetap merupakan suatu kesatuan dalam sebuah negara dan bangsa yang bernama Indonesia (http://poli-
tik.kompasiana.com/ 2013/06/12/empat- pilarberbangsa-dan-bernegara-568227.html). Kajian berbagai
keputusan
MPR serta mengevaluasi mengenai
produk
undang-un-
dang. Salah satu permasalahan pokok adalah tentang “Penataan Sistem Ketatanegaraan Indonesia Melalui Perubahan UUD1945”. Perubahan konstitusi merupakan tuntutan sesuai dinamika kehidupan
masyarakat,
sehingga
‘perubahan’ konstitusi/UUD1945 tersebut bukan asal berubah, namun diharapkan benar-benar mampu ‘mengubah’ tata kehidupan bangsa. Sejak masa reformasi bangsa Indonesia
tahun
1999,
telah
dilakukan beberapa kali Perubahan UUD 1945, namun hasilnya, di bidang hukum malah mengalami
degradasi.
masa-masa ‘GBHN
Padahal
tersebut 1999-2004’
pada
muncul yang
substansinya mendata permasalahan dan menentukan solusinya secara lengkap (termasuk permasalahan
hukum).
Berdasarkan
fakta tersebut, sudah selayaknya
94
Rechtidee Jurnal Hukum, Vol. 9. No. 1, Juni 2014
diungkap pokok permasalahan
dan pemanasan global (global
bangsa yang sebenarnya. Me-
warming) diungkap kepada ma-
runut hasil yang dicapai hingga
syarakat minta persetujuan stra-
kini, pokok permasalahan yang
tanya dengan cara disandingkan
ditemukan pada masa-masa sebe-
dan dibandingkan dengan persoa-
lumnya dirasakan ada salah mak-
lan pentingnya penguatan lemba-
sud, salah interpretasi sehingga
ga-lembaga negara, atau kajian
salah temuan solusi. Kinerja Tim
implementasi empat pilar kehi-
Kerja Kajian sistem ketatanega-
dupan berbangsa dan bernegara.
raan MPR RI untuk menyerap
Dengan cara demikian, dapat
aspirasi ke masyarakat hanya
ditemukan esensi pokok permas-
memotret sisi ‘luar’ dari sebuah
alahan sesuai dengan dinamika
persoalan. Sebagai contoh, aspi-
dan kebutuhan pokok (basic
rasi usulan perubahan konsep
needs) masyarakat.
UUD 1945, diungkap kepada masyarakat tanpa diberi rincian permasalahannya terlebih dahulu.
b. Penentuan Jenis Strategi Unggulan
Penentuan pokok permasala-
Terhadap permasalahan yang
han dapat diawali dan ditetapkan
ada di masyarakat di tahun 1999
oleh Tim Kerja Kajian sistem
dijawab oleh Bab III GBHN
ketatanegaraan MPR RI dengan
1999-2004
melihat kondisi nyata dan me-
kondisi tersebut, antara lain, dise-
ngungkapkan kepada masyarakat
babkan :
yang
menyatakan
agar diketahui stratanya. Pada
Banyaknya peraturan perun-
penentuan pokok permasalahan
dang-undangan yang dibuat
penting untuk ditetapkan strata
oleh pemerintahan pada masa
nya, karena dengan melihat strata
lalu tidak mencerminkan aspi-
tersebut dapat diketahui gradasi
rasi masyarakat dan kebutu-
persoalan dan penuntasan solusi
han pembangunan yang ber-
permasalahannya. Sebagai con-
sendikan hukum agama dan
toh : pokok persoalan terkait
hukum adat.
perubahan iklim (climate change)
Kurang berperannya pelaksa-
95
Siti Marwijah.Nunuk Nuswardani.Garis-Garis Besar
naan Program Legislasi Nasi-
pemerintah dan Dewan Perwa-
onal (Prolegnas) menyebab-
kilan Rakyat (DPR).
kan banyaknya peraturan per-
Adapun terhadap 7 (tujuh)
undang-undangan yang dite-
isu pokok aspirasi masyarakat yang
tapkan
materi
menjadi main streaming aspirasi
yang saling tumpang tindih
masyarakat 2013, sesuai dengan
satu sama lain serta masih
aspirasi tersebut, maka implikasi nya
adanya peraturan perundang-
antara lain dilaksanakan dengan cara
undangan yang kurang men-
melakukan penguatan fungsi dan
cerminkan keadilan.
kewenangan
Adanya tindakan pembatasan
negara yakni :
keterlibatan kekuasaan rakyat
a. Penguatan kewenangan MPR
oleh pemerintah untuk ikut
(melalui : 1. reformulasi sistem
berperan serta secara aktif
perencanaan pembangunan nasi-
dalam proses pembentukan
onal model GBHN, 2. akuntabili-
peraturan
perundang-unda-
tas kinerja lembaga-lembaga ne-
ngan yang merupakan perma-
gara, 3. institusionalisasi pema-
salahan dan sekaligus menjadi
syarakatan Pancasila);
mempunyai
lembaga-lembaga
tantangan yang akan dihadapi
b. Penguatan kewenangan DPD;
dalam pembangunan hukum.
c. Penguatan kewenangan Presiden
Upaya yang dilakukan, menurut arah
sebagai kepala pemerintahan;
kebijakan yang ditetapkan dalam
d. Penguatan kewenangan Komisi
Bab III GBHN 1999-2004 tersebut adalah dengan : Menyusun dan membentuk pera-
Yudisial; e. Penguatan kewenangan Mahkamah Konstitusi;
turan perundang-undangan yang
f. Sistem pemilihan umum;
aspiratif dengan mengakui dan
g. Demokratisasi dalam sistem pere-
menghormati hukum agama dan hukum adat melalui peningkatan peran Prolegnas. Menyempurnakan mekanisme penyusunan undang-undang antara
konomian; h. Demokratisasi dalam sistem pendidikan nasional; dan i. Pengaturan hak asasi manusia. Pada saat ini, jenis perma-
96
Rechtidee Jurnal Hukum, Vol. 9. No. 1, Juni 2014
salahan dan strategi unggulan yang
terendah yang mengatur pelibatan
diharapkan dapat menjadi solusi
seluruh lembaga dan masyarakat
tampak masih bersifat ‘umum’ dan
baik secara perorangan maupun
tidak menunjukkan ‘spesifikasi’ pe-
kelompok.
nyelesaian permasalahan yang riil.
Pengaturan masalah lingku-
Penentu kebijakan bahkan seakan
ngan sama sekali tidak diatur dalam
‘menyalahkan’ banyaknya peraturan
konstitusi, sehingga Indonesia tam-
perundang-undangan yang dibuat
pak sangat ‘royal’ memberi ijin
oleh pemerintahan pada masa lalu
eksplorasi dan eksploitasi bumi, air
tidak mencerminkan aspirasi mas-
dan kekayaan lainnya tanpa ada
yarakat dan kebutuhan pembangu-
pengaturan yang membuat gerakan
nan yang bersendikan hukum agama
besar pemerintah dan masyarakatnya
dan hukum adat.
untuk peduli lingkungan. Hal-hal
Berdasarkan uraian upaya
penting seperti tanggung jawab
tersebut di atas, dapat dipahami jika
negara, kelestarian dan keberlanju-
tingkat keberhasilan upaya-upaya
tan, keserasian dan keseimbangan,
yang dilakukan untuk menyele-
keterpaduan pengelolaan lingkungan
saikan permasalahan di seluruh
hanya diatur oleh undang-undang.
aspek kehidupan masyarakat sangat
Tidak menutup kemungkinan bagi
rendah. Solusi yang ditawarkan
isu-isu besar ketata-negaraan lainnya
secara riil harus dimulai dari hal
yang menyangkut hajat hidup orang
yang paling mendasar dan dilak-
banyak dan kepentingan bangsa
sanakan secara massal, menyeluruh
Indonesia. Usulan pengaturan di
dan terstruktur. Sebagai contoh,
strata tertinggi berarti pengaturannya
dalam hal penting seperti kepe-
di dalam konstitusi/UUD 1945
dulian lingkungan oleh pemerintah,
yang kemudian dijabarkan dalam
[sebagai jawaban terhadap maraknya
Garis-garis Besar Haluan Negara
illegal,
unregulated
(GBHN) dalam bentuk ketetapan
(IUU) logging, mining dan fishing
MPR RI (Tap MPR). Dalam hal ini,
dan kerusakan lingkungan lainnya]
sebagai penentunya sudah saatnya
harus ada ‘grand design’ peraturan
dilakukan revitalisasi fungsi MPR
dari strata tertinggi sampai strata
RI, karena Tap MPR telah diatur
unreported,
97
Siti Marwijah.Nunuk Nuswardani.Garis-Garis Besar
posisinya di dalam UU Pembentukan
‘Dalam rangka menjaga kesinam-
Peraturan Perundang-undangan. Pre-
bungan pembangunan dan untuk
siden sebagai pelaksana peraturan
menghindarkan kekosongan ren-
perundang-undangan.
cana
pembangunan
nasional,
Informasi dan usulan terse-
Presiden yang sedang memerin-
but mungkin tidak cukup untuk
tah pada tahun terakhir pemerin-
menunjukkan bahwa Indonesia se-
tahannya diwajibkan menyusun
bagai negara hukum dengan ber-
Rencana Kerja Pemerintah (RKP)
bagai model pembangunan hukum-
untuk tahun pertama periode
nya telah bergeser dari kondisi
Pemerintahan Presiden berikut-
penegakan
nya’.
hukum
sebelumnya.
Perlu ditekankan bahwa peran Presi-
Ayat (2) : RKP sebagaimana yang
den dalam pembangunan hukum
dimaksud pada ayat (1) digu-
sangat krusial, baik sebagai penga-
nakan sebagai pedoman untuk
tur,
ketata-negaraan
menyusun Anggaran Pendapatan
maupun sebagai pelaksana peratu-
dan Belanja Negara tahun perta-
ran. Keberhasilan serta kecepatan
ma periode Pemerintahan Presi-
pembangunan hukum dari banyak
den berikutnya.
pengendali
negara didunia sangat dipengaruhi
Selanjutnya dalam PENJELASAN
oleh strategi pemerintah mereka
Pasal 5 Ayat (1) menyatakan :
dalam menentukan arah kebijakan-
Yang dimaksud dengan RKP dan
nya.
Presiden
RAPBN tahun pertama adalah
sebagai kepala pemerintahan dan
RKP dan RAPBN tahun 2010,
kepala negara adalah top leader
2015, 2020, dan 2025.
Itulah
sebabnya
dalam penyelenggara pemerintahan
Ayat (2): Presiden terpilih periode
yang dapat berperan penting dalam
berikutnya
pembangunan penegakan hukum.
ruang gerak yang luas untuk
Penentuan jenis strategi yang
tetap
menyempurnakan
mempunyai RKP
dan
dapat dijadikan solusi tampaknya
APBN pada tahun pertama pe-
sulit dilakukan, mengingat RPJPN
merintahannya melalui meka-
2005-2025 Pasal 5 Ayat (1) menya-
nisme perubahan APBN (APBN
takan bahwa :
-P).
98
Rechtidee Jurnal Hukum, Vol. 9. No. 1, Juni 2014
Dalam hal ini terjadi dilemma,
orde baru dilaksanakan oleh
pengaturan jenis ini menyatakan
MPR. Namun setelah UU No. 25
tidak membatasi ruang gerak Presi-
Tahun
den berikutnya, namun apabila tidak
Perencanaan Pembangunan Nasi-
dilaksanakan atau tidak berkesinam-
onal mengatur bahwa, Presiden
bungan, maka pengaturan RPJPN
dan Wakil Presiden diberi tugas
oleh Presiden sebelumnya akan
menyusun arah dan strategi pem-
sia-sia.
bangunan Nasional selama 5 Namun,
Presiden
2004
tentang
Sistem
sebagai
tahun dalam Rencana Pembangu-
penyelenggara pemerintahan terting-
nan Jangka Menengah Nasional
gi dan sebagai pelaksana penentuan
(RPJMN). RPJMN merupakan
jenis strategi unggulan yang dapat
penjabaran dari visi, misi, dan
menjadi
penegakan
program Presidensiil. Pada prin-
hukum yang berkeadilan, wajib
sipnya perubahan kewenangan
memperhatikan aspek-aspek yang
lembaga pembentuk peraturan
terkait:
perundang-undangan
solusi
bagi
terbagi
Jenis Permasalahan;
menjadi 2 bagian, yaitu :
Peruntukannya (usia, lokasi, wak-
a. Sebelum amandemen UUD
tu);
1945
Teknis pembentukannya;
Dalam susunan ketatanegaraan
Lembaga yang bertanggungjawab
Republik Indonesia pernah dike-
mengelola.
nal istilah lembaga tertinggi
Sehingga dengan memperhatikan
negara
aspek-aspek
diharapkan
negara. Yang dimaksud lembaga
hasil yang didapat akan maksimal
tertinggi negara dan lembaga
dan sesuai sasaran.
tinggi negara adalah lembaga
tersebut
dan
lembaga
tinggi
tertinggi negara dan lembaga c. Lembaga Pembentuk Arah dan Strategi Penegakan Hukum Pembentukan arah dan strategi
pembangunan
nasional
dalam bentuk GBHN sepanjang
tinggi negara menurut UUD 1945.
Lembaga yang disebut
sebagai lembaga tertinggi negara dan lembaga tinggi negara dalam UUD 1945 adalah :
99
Siti Marwijah.Nunuk Nuswardani.Garis-Garis Besar
1) Majelis permusyawaratan Rak-
Tertinggi Negara, MPR diberi
yat (MPR):
kekuasaan tak terbatas (super
2) Presiden;
power) karena “kekuasaan ada di
3) Dewan Pertimbangan Agung
tangan rakyat dan dilakukan
(DPA);
sepenuhnya oleh MPR” dan MPR
4) Dewan Perwakilan Rakyat
adalah “penjelmaan dari seluruh
(DPR);
rakyat Indonesia” yang berwe-
5) Badan Pemeriksa Keuangan
nang menetapkan UUD, GBHN,
(BPK);
mengangkat presiden dan wakil
6) Mahkamah Agung (MA).
presiden.
Dari keenam lembaga negara
2) Dewan Perwakilan Rakyat
tersebut, MPR merupakan lemba-
(DPR).
ga tertinggi negara. MPR mendis-
Keanggotaan
tribusikan kekuasaannya kepada
lembaga tinggi negara terdiri dari
lima lembaga yang lain yang
golongan politik dan golongan
kedudukannya sejajar, yakni se-
karya yang pengisiannya melalui
bagai lembaga tinggi negara.
pemilihan
Dalam susunan ketatanegaraan
Wewenang DPR menurut UUD
RI pada waktu itu, yang berperan
1945 adalah:
DPR
dan
sebagai
pengangkatan.
sebagai lembaga legislatif adalah
Bersama presiden membentuk
MPR dan DPR.
UU (Pasal 5 ayat 1 jo Pasal 20
Kewenangan lembaga legislatif
ayat (1)) dengan kata lain
sebelum UUD 1945 :
bahwa DPR berwenang untuk
1)
permusyawaratan
memberikan persetujuan RUU
Rakyat (MPR). Sebelum amande-
yang diajukan presiden disam-
men UUD 1945, susunan anggota
ping mengajukan sendiri RUU
MPR terdiri dari anggota-anggota
tersebut.
DPR ditambah utusan daerah,
1945);
golongan politik, dan golongan
Bersama presiden menetapkan
karya (Pasal 1 ayat 1 UU No. 16
APBN (Pasal 23 ayat (1);
Tahun 1969). Terkait dengan
Meminta MPR untuk menga-
kedudukannya sebagai Lembaga
dakan sidang istimewa guna
Majelis
(Pasal
21
UUD
100
Rechtidee Jurnal Hukum, Vol. 9. No. 1, Juni 2014
meminta pertanggungjawaban
5) Mahkamah Agung (MA);
presiden.
6) Mahkamah Konstitusi (MK);
b. Pasca Amandemen UUD
7) Badan Pemeriksa Keuangan
1945
(BPK).
Setelah adanya amandemen ke IV
Adanya amandemen terha-
UUD 1945, (yang selanjutnya
dap UUD 1945 telah mencip-
akan disebut UUD NRI 1945),
takan suatu sistem konstitu-
terdapat suatu perubahan yang
sional yang berdasarkan per-
cukup mendasar baik dalam sis-
imbangan kekuasaan (check
tem ketatanegaraan maupun ke-
and balances) yaitu setiap
lembagaan negara di Indonesia.
kekuasaan
Hal tersebut dapat dilihat dari
undang-undang
dihapuskannya kedudukan MPR
fungsi masing-masing. Selain
sebagai lembaga tertinggi negara
itu penyempurnaan pada sisi
serta adanya beberapa lembaga
kedudukan dan kewenangan
negara baru yang dibentuk, yaitu
masing-masing lembaga nega-
Dewan Perwakilan Daerah dan
ra disesuaikan dengan per-
Mahkamah Konstitusi. Selain itu,
kembangan negara demokrasi
kedudukan
lembaga
modern, yaitu salah satunya
negara adalah sejajar sebagai
menegaskan sistem pemerin-
lembaga tinggi negara. Adapun
tahan presidensiil dengan te-
lembaga – lembaga yang tercan-
tap mengambil unsur – unsur
tum
tinggi
pemerintahan parlementer se-
negara menurut UUD NRI 1945
bagai upaya untuk menutupi
adalah :
kekurangan sistem pemerin-
1)
sebagai
Majelis
seluruh
lembaga
Permusyawaratan
Rakyat (MPR); 2) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR); 3) Dewan Perwakilan Daerah (DPD); 4) Presiden;
dibatasi
oleh
berdasarkan
tahan presidensiil. Dalam hal kewenangan lembaga negara, UUD NRI 1945 menekankan adanya beberapa perubahan pada kewenangan lembaga legislatif yaitu : 1)
Majelis
Permusyawaratan
101
Siti Marwijah.Nunuk Nuswardani.Garis-Garis Besar
Rakyat (MPR)
1945);
Hal yang paling menonjol mengenai
MPR
setelah
e. MPR hanya dapat memberhen-
adanya
tikan Presiden dan atau/Wakil
amandemen UUD adalah dihi-
Presiden dalam masa jabatan-
langkannya
MPR
nya, apabila atas usul DPR
sebagai lembaga tertinggi nega-
yang berpendapat bahwa Pre-
ra. Selain itu, perubahan – peru-
siden/Wakil
bahan yang terjadi di lembaga
melakukan pelanggaran hu-
MPR baik mengenai susunan,
kum atau tidak lagi memenuhi
kedudukan, tugas maupun wewe-
syarat sebagai Presiden/Wakil
nangnya adalah :
Presiden.
kedudukan
a. MPR tidak lagi menetapkan GBHN;
Presiden
telah
2) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Adanya amandemen terha-
b. MPR tidak lagi mengangkat
dap UUD 1945, sangat mempe-
presiden. Hal ini dikarenakan
ngaruhi posisi dan kewenangan
presiden dipilih secara lang-
DPR sebagai lembaga legislatif.
sung
melalui
Salah satunya adalah diberikan-
pemilihan umum. (Pasal 6A
nya kekuasaan kepada DPR un-
ayat (1) UUD NRI 1945).
tuk membentuk UU, yang sebe-
MPR hanya bertugas untuk
lumnya dipegang oleh presiden
melantik
terpilih
dan DPR hanya berhak memberi
sesuai dengan hasil pemilu.
persetujuaan saja. Perubahan ini
(Pasal 3 ayat 2 Perubahan III
juga mempengaruhi hubungan
UUD 1945).
antara DPR sebagai lembaga
oleh
rakyat
presiden
c. Susunan keanggotaan MPR
legislatif dan presiden sebagai
mengalami perubahan yaitu
lembaga eksekutif, yaitu da
terdiri dari anggota DPR dan
lam proses serta mekanisme pem-
DPD
bentukan UU. Selain itu, amande-
yang
dipilih
secara
langsung melalui pemilu
men UUD 1945 juga memperte-
d. MPR tetap berwenang mengu-
gas fungsi DPR, yaitu: fungsi
bah dan menetapkan UUD
legislasi, fungsi anggaran, dan
(Pasal 3 ayat (1) UUD NRI
fungsi
pengawasan
sebagai
102
3)
Rechtidee Jurnal Hukum, Vol. 9. No. 1, Juni 2014
kontrol antar lembaga negara.
permasalahan
(Pasal 20 A ayat (1) UUD NRI
kehidupan bangsa (terutama bidang
1945).
hukum); Penentuan jenis strategi
Dewan
Perwakilan
Daerah
(DPR);
terkait
degradasi
unggulan yang dapat menjadi solusi; serta Mekanisme pelaksanaan dan
Sebagai
lembaga
negara
penerapan penagakan hukum dalam
yang baru dibentuk setelah aman-
kehidupan
masyarakat
secara
demen UUD, DPD dibentuk
menyeluruh
seharusnya
tertuang
dengan tujuan untuk mengako-
dalam GBHN dan diterapkan dengan
modasi kepentingan daerah se-
sasaran, arah kebijakan, strategi
bagai wujud keterwakilan daerah
yang jelas, terstruktur dan massive
ditingkat nasional. Hal ini juga
(kokoh) serta oleh lembaga yang
merupakan tindak lanjut penia-
kredibel, dan akuntabel. Mengingat
daan utusan daerah dan utusan
dalam undang-undang tentang Pem-
golongan sebagai anggota MPR.
bentukan Peraturan Perundang-un-
Sama halnya seperti anggota
dangan, Ketetapan (Tap) MPR RI
DPR, anggota DPD juga dipilih
berada di urutan kedua setelah UUD
secara
rakyat
1945 maka sudah selayaknya jika
melalui pemilu. (Pasal 22 C ayat
posisi itu dimanfaatkan dengan men-
(1) UUD NRI 1945). DPD mem-
jadikan MPR sebagai lembaga pem-
punyai kewenangan untuk men-
bentuk GBHN.
langsung
oleh
gajukan dan ikut membahas RUU
Arah dan strategi pembangu-
yang berkaitan dengan otonomi
nan hukum Indonesia lima tahun ke
daerah,
depan
hubungan
pusat
dan
harus
dituangkan
dalam
daerah, RUU lain yang berkait
‘blue-print’ yang penerapannya oleh
dengan
daerah.
ketiga lembaga kekuasaan negara
(Pasal 22 D ayat (1) dan (2) UUD
(Eksekutif, Legislatif dan Yudicial)
NRI 1945).
wajib
kepentingan
memperhatikan
beberapa
aspek. Aspek-aspek tersebut antara Penutup Berdasarkan uraian yang telah disampaikan, penentuan pokok
lain : aspek pelaksanaan/pengelolaan program/kegiatannya
103
Siti Marwijah.Nunuk Nuswardani.Garis-Garis Besar
aspek pengawasan pelaksanaan
bangsa-dan-bernegara-568227.
program/kegiatan
html
aspek penegakan hukum nya
Index Korupsi Indonesia Berdasar-
apabila terjadi pelanggaran/pe-
kan Tingkat Kepercayaan Ma-
nyimpangan terhadap ketentuan
syarakat, Lembaga Transparency
pelaksanaannya.
Internasional Indonesia, Hasil survey 2013, Jakarta, 2013.
Daftar Bacaan Daliyo,
1992,
Hukum,
Farah Pengantar
Gramedia
Ilmu
Pustaka,
Jakarta, h.56. Empat-pilar-berbangsa-dan-bernegara : http://politik.kompasiana. com/2013/06/12/empat-pilar-ber-
Bahtiar,
“Peran
Negara
dalam Pembangunan”, Edu-com, Jakarta, 2011 Ketentuan Umum Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025.