47
IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
4.1 Kondisi Fisik Wilayah 4.1.1 Administrasi Kota Samarinda terletak pada Koordinat 117º03’00” ~ 117º18’14” Bujur Timur dan 00º19’02” ~ 00º42’34” Lintang Selatan, dengan batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara
: Kec Muara Badak (Kab Kukar)
Sebelah Timur
: Kec Anggana & Sanga-Sanga (Kab Kukar)
Sebelah Selatan
: Kec Loa janan (Kab Kukar)
Sebelah Barat
: Kec Muara Badak Tenggarong Seberang (Kab Kukar)
Gambar 8 Peta Kota Samarinda
48
Kota Samarinda mempunyai luas wilayah sekitar 718,00 km², yang secara administratif terbagi menjadi 6 kecamatan yaitu, Kecamatan Palaran, Samarinda Ilir, Samarinda Seberang, Sungai Kunjang, Samarinda Ulu dan Samarinda Utara. Sedangkan jumlah desa di Kota Samarinda sebanyak 53 Desa. Sebagai salah satu kecamatan yang terletak di wilayah Kota Samarinda, di Kecamatan Samarinda Ilir terdapat pelabuhan perikanan yang dikelola Dinas kelautan dan perikanan Kota Samarinda, yaitu PPI Selili. Secara administratif
Kecamatan Samarinda Ilir
mempunyai batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara
: Samarinda Utara
Sebelah Timur
: Kabupaten Kutai Kartanegara
Sebelah Selatan
: Sungai Mahakam
Sebelah Barat
: Kecamatan Samarinda Ulu
Pangkalan pendaratan ikan Selili terletak distasiun iklim terdekat dari kawasan pangkalan pendaratan ikan adalah stasiun Lapang Udara Temindung Kota Samarinda
± 5
termasuk iklim Tropika Humida dengan curah hujan
berkisar antara 1500-4500 mm per tahun. Temperatur udara minimum rata-rata 21°C dan maksimum 34°C dengan perbedaan temperatur siang dan malam antara 5°-7°C.Temperatur minimum umumnya terjadi pada bulan Oktober sampai Januari, sedangkan temperatur maksimum terjadi antara bulan Juli sampai dengan Agustus. Kelurahan Selili merupakan satu di antara kelurahan yang berada diKecamatan Samarinda ilir dengan luas wilayah 149 hektar. Kelurahan ini berjarak 1 Km dari pusat pemerintahan Kecamatan, 5 Km dari pusat pemerintahan Kota Samarinda dan 5,2 Km dari Ibukota Propinsi. Kelurahan Selili berada pada ketinggian tanah 5 meter di atas permukaan laut, topografi kawasan pangkalan pendaratan ikan didominasi topografi bergelombang, dari kemiringan landai sampai curam, dengan ketinggian berkisar antara 0-1500 meter dpl dengan kemiringan 60 %. Struktur Geologi didominasi oleh batuan sedimen liat berlempung dan terdapat pula kandungan batuan endapan tersier dan batuan endapan kwartener. Formasi batuan endapan utama terdiri dari batuan pasir
49
kwarsa dan batuan liat. Kelembaban udara rata-rata mencapai 86 % dengan kecepatan angin rata-rata 5 knot perjam. 4.1.2 Kondisi Fisik Wilayah Topografi Berdasarkan topografinya, maka wilayah Kota Samarinda berada di ketinggian antara 0-200 dpl, dan hampir 24,17 % berada di ketinggian 0-7 dpl, umumnya terletak di dekat Sungai Mahakam sekitar 41,10 % berada dalam ketinggian 7-25 dpl, dan 32,48 % berada di ketinggian 25-100 dpl. Tabel 5 Topografi Kota Samarinda No
Kemiringan (%)
Luas (KM2)
Persentase (%)
1
0-2
219,61
30,61
2
3-14
198,58
27,68
3
15,40
194,06
27,05
4
> 40
105,17
14,68
Sumber: Bappeda Kota Samarinda (2008)
4.1.3 Jenis Tanah Sesuai dengan kondisi iklim di Kota Samarinda yang tergolong dalam tipe iklim tropika humida, maka jenis-jenis tanah yang terdapat di daerah inipun tergolong ke dalam tanah yang bereaksi masam. Jenis-jenis tanah yang terdapat di Kota Samarinda, menurut Soil Taxanomy USDA tergolong kedalam jenis tanah: Ultisol, Entisol, Histosol, Inceptiols dan Mollisol atau bila menurut Lembaga Penelitian Tanah Bogor terdiri dari jenis tanah: Podsolik, Alluvial, Organosol. Ciri dan sifat tanah-tanah Podsolik (Ultisol) biasanya ditandai dengan: 1. Pencucian yang intensif terhadap basa-basa, sehingga tanah bereaksi masam dan dengan kejenuhan basa yang rendah. 2. Karena suhu yang cukup tinggi dan pencucian yang berlangsung terus menerus mengakibatkan pelapukan terhadap mineral liat sekunder dan oksidaoksidanya. 3. Terjadi pencucian liat di lapisan atas (eluviasi) dan penimbunan liat di lapisan bawahnya (illuviasi). Tanah Podsolik (Ultisol) merupakan jenis tanah yang arealnya terluas di Kota Samarinda dan masih tersedia untuk dikembangkan sebagai daerah
50
pertanian. Persediaan air di daerah ini umumnya cukup tersedia dari curah hujan yang tinggi. Penggunaan tanah dari jenis tanah ini sebagai daerah pertanian, biasanya memungkinkan produksi yang baik pada beberapa tahun pertama selama unsur-unsur hara dipermukaan belum habis melalui proses biocycle. Pada dasarnya jenis-jenis tanah di Kota Samarinda (menurut Lembaga Penelitian Tanah Bogor dan Padanannya menurut Soil Taxanomy) terdiri dari: Podsolik (Ultisol) , Alluvial (Entisol) , Gleisol (Entisol), Organosol (Histosol) dan Lithosol (Entisol). Luas jenis tanah dan penyebarannya di Kota Samarinda dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6 Luas masing-masing Jenis Tanah di Wilayah Kota Samarinda. Jenis Tanah
Luas (Ha)
%
Jumlah
71.800
100
3.453
4,81
No 1
Alluvial
2
Alluvial/Gambut
16.294
24,68
3
Podsolik/Litosol
8.266
12,52
4
Podsolik
30.010
45,45
5
Lain-Lain
13.777
12,12
Sumber: Bappeda Kota Samarinda (2008)
Dari tabel diatas ternyata bahwa jenis tanah Podsolik mempunyai luasan yang tertinggi di wilayah Kota Samarinda dengan 30.010 hakter atau 45,45%, sedangkan jenis tanah Alluvial tidak bergambut mencapai luas 3.453 hakter atau 4,81% dari luas Kota Samarinda. 4.1.4 Kondisi Geologi Struktur geologi di wilayah Kota Samarinda diketahui berdasarkan hasil survey dan atau pemetaan geologi yang dimuat dalam buku "Geology of Indonesia, Volume IA". Oleh R.W. Van Bemmelen, 1949, pada umumnya berumur Praktertier hingga Kwarter. Beberapa formasi geologi yang terdapat diwilayah Kota Samarinda diantaranya adalah, Kampung Baru Beds, Balikpapan Beds, Pulau Balang Beds dan Pemaluan Beds lihat pada tabel 7.
51
Beberapa Wilayah geologi telah mengalami perubahan yang ditandai dengan adanya patahan. Formasi ini terdiri dari Grewake, batu pasir kwarsa, batu gamping, batu lempeng dan tufa dasitik dengan sisipan batu bara.
Tabel 7 Luas masing-masing Formasi Geologi di Wilayah Kota Samarinda. No
Formasi
Luas (Ha)
%
Jumlah
71.800
100
1
Kampung Baru Beds
11.314
11,34
2
Balikpapan Beds
33.953
53,29
3
Pulau Balang Beds
16.977
26,65
4
Pemaluan Beds
9.556
8,72
Sumber: Bappeda Kota Samarinda (2008)
4.1.5 Kondisi Hidrologi Berdasarkan kondisi hidrologinya Kota Samarinda dipengaruhi oleh sekitar 20 Daerah Airan Aungai ( DAS) . Sungai Mahakam adalah sungai utama yang membelah Kota Samarinda dengan lebar antara 300-500 meter, sungaisungai lainnya adalah anak-anak sungai yang bermuara di sunagai Mahakam yang meliputi: 1. Sungai Karang Mumus dengan luas DAS sekitar 218,60 Km 2. Sungai Palaran dengan luas DAS 67,68 Km 3. Anak sungai lainnya antara lin , Sungai Loa Bakung, Lao Bahu, Bayur, Betepung, Muang, Pampang, Kerbau, Sambutan, Lais, Tas, Anggana, Loa Janan, Handil Bhakti, Loa Hui, Rapak Dalam, Mangkupalas, Bukuan, Ginggang, Pulung, Payau, Balik Buaya, Banyiur, Sakatiga, dan Sungai Bantuas. 4.2 Kependudukan dan Sosial Ekonomi 4.2.1 Jumlah Penduduk Penduduk Kota Samarinda dari tahun ke tahun mencatat kenaikan yang cukup berarti. Sampai dengan tahun 2008 jumlah penduduk di Kota Samarinda sebanyak 602.117 jiwa. Pada tahun 2008 sebagian besar penduduk Kota Samarinda berada di Kecamatan Samarinda Utara sebanyak 151.007 jiwa atau sekitar 25,08 %. Pola persebaran penduduk di Kota Samarinda tidak banyak
52
berubah dari tahun ke tahun. Tingkat kepadatan penduduk di Kota Samarinda. adalah
893
jiwa/km².
Kepadatan
penduduk
pada
setiap
kecamatan
menggambarkan pola persebaran penduduk secara keseluruhan. Berdasarkan pola persebaran dan luas wilayahnya, terlihat belum merata, sehingga terlihat adanya perbedaan kepadatan penduduk yang mencolok antar kecamatan. Dari enam kecamatan yang ada terlihat bahwa Kecamatan Samarinda Seberang memiliki kepadatan penduduk tertinggi, yaitu 2.322 jiwa/km² diikuti oleh Kecamatan Samarinda Ulu dengan kepadatan 1.819 jiwa/km². Sedangkan untuk Kecamatan Samarinda Utara dan Palaran yang mempunyai wilayah lebih luas, kepadatan penduduk hanya 544 jiwa/km² dan 239 jiwa/km². Ditinjau dari komposisi penduduk menurut jenis kelamin menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-laki di Kota Samarinda masih lebih banyak dibanding perempuan. ini terlihat dari rasio jenis kelamin yang lebih besar dari 100. Berdasarkan data statistik antara tahun 2006 hingga 2008 Jumlah penduduk Kota Samarinda pada tahun 2006 sebesar 588.135 jiwa, tahun 2007 sebesar 593.827 jiwa, dan tahun 2008 sebesar 602.117 jiwa. Jumlah penduduk Kota Samarinda sebagian besar terkosentrasi di kecamatan Samarinda utara yaitu sebanyak 151.007 jiwa disusul Kecamatan Samarinda ulu yaitu sebanyak 105.971 jiwa, Kecamatan Samarinda ilir sebanyak 108.742 jiwa, kecamatan sungai kunjang sebanyak 98.687 jiwa, Kecamatan Samarinda Seberang sebesar 93.997 jiwa dan yang paling rendah jumlah penduduknya pada Kecamatan Palaran sebesar 43.713 Jiwa, lihat pada Gambar 9.
53
Samarinda Utara
277,8
Samarinda Ulu
58,26
Sungai Kunjang
69,23
Samarinda Seberang
40,48
151007 105971 98687 93997
89,7
Samarinda Ilir
0
Jumlah Penduduk (Jiwa)
108742
182,53
Palaran
Luas Wilayah (KM²)
20000
43713 40000
60000
80000
100000
120000
140000
160000
Sumber : BPS Kota Samarinda (2008)
Gambar 9 Jumlah Penduduk menurut masing-masing Kecamatan 4.2.2 Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk yang mendiami/tinggal dalam suatu wilayah atau daerah dalam luasan dan waktu tertentu.
Jumlah
penduduk dan kepadatan penduduk pada suatu tempat dapat digunakan sebagai tolok ukur untuk mengetahui kecenderungan penyebaran penduduk. Jumlah penduduk yang besar cenderung mengelompok pada tempat-tempat tertentu sehingga menyebabkan pola penyebaran bervariasi, lihat pada Gambar 10.
Kepadatan Penduduk Masing‐masing Kecamatan Tahun 2008 Samarinda Utara 1,819
Samarinda Ulu
1,425
Sungai Kunjang
58,26
1,212
Samarinda Ilir Palaran
105,971
Luas Wilayah (KM²)
93,997 89,7 108,742
43,713
0
Kepadatan Penduduk (KM²/Jiwa)
69,23 98,687
2,322 40,48
Samarinda Seberang
544
277,8
151,007
100
182,53
200
Jumlah Penduduk (Jiwa)
239
300
400
500
600
Sumber: BPS Kota Samarinda (2008)
Gambar 10 Kepadatan Penduduk Masing-masing Kecamatan
54
4.2.3 Penyebaran Penduduk Penyebaran penduduk di wilayah Kota Samarinda secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) bagian, yaitu : 1. Penyebaran penduduk di daerah perkotaan. 2. Penyebaran penduduk di daerah pedesaan / pinggiran Kota Berdasarkan Peta Penyebaran Penduduk, penyebaran penduduk Kota Samarinda dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk terkonsentrasi di daerah perkotaan, dibagian wilayah Kecamatan Samarinda Ulu, Samarinda Ilir dan Samarinda Utara. Akumulasi penduduk yang sebagian besar berada di daerah perkotaan tersebut dikarenakan daerah perkotaan merupakan pusat pemerintahan, industri, perdagangan dan jasa. Disamping itu, faktor kemudahan sarana transportasi dan komunikasi yang memadai serta adanya berbagai fasilitas sosial-ekonomi yang lebih baik, menyebabkan sebagian besar penduduk terkonsentrasi di daerah perkotaan. Penyebaran penduduk di daerah pedesaan atau pinggiran kota pada umumnya terdapat di sepanjang jalan yang ada lihat pada Gambar 11. Kecenderungan ini disebabkan oleh faktor kemudahan transportasi, tersedianya air minum dan pemanfaatan tanah disekitar tanggul sungai yang subur untuk usaha pertanian yang sifatnya masih berpindah-pindah. Areal-areal tanah yang terletak jauh dari aliran sungai biasanya bebas dari penggarapan masyarakat. 151,007 (25,08 %)
160.000 140.000 108,742 (18,06 %)
120.000 100.000
93,997 (15,61 %)
98,687 (16,39 %)
105,971 (17,60%)
Jumlah Penduduk (Jiwa)
80.000 60.000
43,713 ( 7,27 % )
40.000 20.000
18.253 4.048
897
6.923
5.826
2.778
0 Palaran
Samarinda Ilir
Samarinda Seberang
Sungai Kunjang
Samarinda Ulu Samarinda Utara
Sumber: BPS Kota Samarinda (2008)
Gambar 11 Penyebaran penduduk Kota Samarinda
Luas Wilayah (KM²)
55
4.2.4 Tenaga Kerja dan Mata Pencarian Pengangguran Pencari kerja di Kota Samarinda setiap tahun terus mengalami peningkatan, baik dari segi jumlah maupun kualitas. Tak seimbangnya antara jumlah angkatan kerja dengan lowongan kerja yang tersedia, menyebabkan pengangguran di Samarinda terus bertambah. Selain itu, masalah perburuhan di kota ini juga terus meningkat. Melihat kondisi tersebut, Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Samarinda membentuk tim khusus untuk menangani masalah ketenagakerjaan yang ada di kota ini. Untuk diketahui, tahun 2008 Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Samarinda mencatat, pencari kerja yang terdaftar mencapai 10.437 orang. Sedangkan lowongan kerja yang tersedia hanya 4.798. Tak sebandingnya lowongan kerja dengan jumlah pencari kerja, menyebabkan jumlah pengangguran di kota ini terus meningkat. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Kota Samarinda pada tahun 2006 sebesar 14.507 orang, tahun 2007 sebesar 11.162 orang, dan tahun 2008 sebesar 10.437 orang, Sedangkan jumlah pengangguran di Kota Samarinda tahun 2006 sebesar 26.986 orang, tahun 2007 sebesar 26.157 orang dan tahun 2008 sebesar 23.952 orang, Jumlah partisipasi angkatan kerja disajikan pada tabel 8. Jumlah pengangguran dalam kurun waktu tersebut mengalami peningkatan sebagai akibat banyaknya perusahaan perkayuan yang menghentikan kegiatannya akibat kebijakan di sektor kehutanan sehingga banyak tenaga kerja yang mengalami PHK, Jumlah pencari kerja menurut tingkat pendidikan disajikan pada tabel 9.
Tabel 8 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dan Tingkat Pengangguran No Jenis Kelamin
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Tingkat Pengangguran
Jumlah
10,437
23,925
1
Laki-laki
7.480
15,494
2
Perempuan
2.957
8,458
Sumber: BPS Kota Samarinda (2008)
56
T Tabel 9 Jum mlah Pencari Kerja Menuurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Keelamin No
Tingkat T Pend didikan Jumlaah
Jen nis Kelamin Laki-laki
Jumlah
Perem mpuan
7.480
2.9557
10.437
1
SD/MII
305
663
368
2
SLTP//MTS
584
1448
732
3
SLTA//SMK/MA
4.420
2225
4.645
4
D1/D2 2/D3
731
9999
1.730
5
SARJA ANA
1.440
1.5222
2.962
S Sumber: BPS S Kota Samariinda (2008)
1 1.
Data Kelurahan K Seelili Kelu urahan Selilli dengan jjumlah pennduduk 14.6656 jiwa terdiri dari
p penduduk laaki-laki berjuumlah 7.4211 jiwa dan penduduk p w wanita berjum mlah 7.235 j jiwa . Jumlaah pendudukk berdasarkann kelompok usia dapat ddilihat pada Gambar G 12 d untuk juumlah penduuduk berdasaarkan kelom dan mpok usia tennaga kerja daapat dilihat p pada Gambaar 13.
Komposisi Pe enduduk Berd dasarkan Kellompok Usia Pendidikan 514
618 K Kelompok Ussia (tahun)
2099
00 – 03
70 070
04 – 06 20 052
07 – 12 13 – 15
2303
16 – 18 19>
S Sumber : Kellurahan Selili (2008)
Gambar 12 Kompossisi Penduduuk Berdasarkkan Kelompook Usia Pend didikan
57
Komposisi Pe K enduduk Berd dasarkan Kelo ompok Usia TTenaga Kerja K Kelompok Ussia (tahun)
691
3141
2492 10 – 14
187
15 – 19 1735
20 – 26 3 3393
27 – 40 41 – 56
3 3017
57 > Lain‐lain
S Sumber : Kellurahan Selili (2008)
Gambar 13 1 Komposissi Pendudukk Berdasarkaan Kelompokk Usia Tenagga Kerja 2 2.
Tenaga a Kerja Tenaaga kerja menurut Kusuumosuwidhoo (1981), addalah penduuduk dalam
u kerja yaitu seluruh penduduk berusia usia b 10-664 tahun yanng dapat meemproduksi b barang dan jasa, jika ada permintaaan terhadapp tenaga meereka, dan jiika mereka m berparttisipasi dalaam aktivitas tesebut, seh mau hingga jika dilihat dari komposisi usia tenagaa kerja makka di keluraahan Selili merupakan p penduduk berdasarkan b m p penduduk yang produkttif. Apabila hal ini dapaat terus dipeertahankan, maka m akan s semakin mempercepat daerah d ini m mengarah keppada kompossisi pendudu uk tua yang t tentunya akkan menunjaang dalam ppenyediaan sumber s dayaa manusia, sebaliknya j juga akan menimbulkan m n masalah baaik mengenaii kesempatann belajar dann berusaha. J Jumlah pendduduk berdassarkan tingkkat pendidikaan disajikan pada gambaar 14. Kelu urahan Selilii memiliki penduduk dengan d latarr belakang pendidikan p y yang berbeda-beda, diiharapkan ddengan perbbedaan penddidikan terssebut akan m mendorong tercapainyaa pembanguunan di berb bagai bidangg ke arah yang y lebih m maju.
58
Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan 1.099
Lain‐lain e. Kursus/Ketrampilan d. Sekolah luar Biasa c. Pendidikan Keagamaan b. Madrasah
Jumlah Penduduk (jiwa)
a. Pondok Pesantren 618
Lulusan Pendidikan … f.
121
Akademi (D1‐D3)
b. a.
54
Sarjana (S1‐S3)
e.
d.
SLTA
c.
SLTP
543 1.223 1.187
Sekolah Dasar 192
Taman Kanak‐Kanak Lulusan Pendidikan 0
200
400
600
800
1000
1200
1400
Sumber : Kelurahan Selili (2008)
Gambar 14 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan 3.
Mata Pencaharian Mata pencaharian penduduk kelurahan Selili bervariasi, sebagian besar
sebagai karyawan swasta, dan selebihnya bekerja sebagai pegawai negeri, pertukangan, pedagang, nelayan, petani, jasa, pemulung, pensiunan dan ABRI. Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada gambar 15.
Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Lain‐lain
7.941
Jasa
32
Pemulung
26
Nelayan
60
Pensiunan
12
Pertukangan
Jumlah Penduduk (Jiwa)
138
Tani
41
Wiraswasta/pedagang
105
c. Swasta
5.124
b. ABRI
9
a. Pegawai Negeri Sipil
1.691
Karyawan 0
2000
4000
6000
8000
10000
Sumber : Kelurahan selili (2008)
Gambar 15 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
59
4 4.2.5 Agama Berd dasarkan BP PS tahun 22008, agamaa yang di anut pendu uduk Kota S Samarinda m meliputi Agama Islma, Kriste Proteestan, Katoliik, Budha, dan d Hindu. S Sebagian Beesar pendudduk memeluuk Agama Isslam sebanyyak 491.842 2 jiwa atau 9 91,13% , diiikuti pemeluuk agama kriisten Protestaan sebanyakk 25.438 jiwaa (4,71%) , K Kristen Katoolik 14.248 jiwa (2,64% %) , Budha sebanyak 6..389 jiwa (11.18%) dan H Hindu seban nyak 973 jiw wa (0,18%). Sedangkan Tempat Ibaadah menuru ut Jenisnya h hingga tahuun 2008 addalah, Mesjjid sebanyaak 261 buaah, Langgaar/Musholla s sebanyak 56 61 buah, Gereja sebanyyak 71 buaah, Pura Hinndu sebanyaak 3 buah, W Wihara Buddha sebanyyak 8 buah dan Kelennteng sebannyak 1 buaah. Jumlah p penduduk peemeluk agam ma dapat lihaat pada Gam mbar 16.
Banyak Penduduk Pemelluk Agama SSurvey Tahun 2008 14248 (2,64%)
6389 (1,18%)
25438 (4,71 %)
973 (0,18 %) 8366 (0,15 %)
491.842 (91,13 %)
Islam Kristen Protestan Kristen Katolik Budha Hindu Lainnyaa
D Data: BPS Koota Samarinda (2008)
Gambar 166 Banyak Peenduduk Pem meluk Agam ma Survey 4 Sumberrdaya Perik 4.3 kanan 4 4.3.1 Prod duksi Perikaanan Perkembangan di d Sektor Keelautan dan Perikanan yaang meruukan sektor u unggulan b bagi pertum mbuhan ekkonomi Ko ota Samarinnda. Saat ini telah m mengemban ngkan produ uksi perikannan untuk menjamin kketersediaan n gizi dan p pangan bag gi masyarakkat, meninggkatkan keaanekaragamaan produk perikanan, t termasuk ikaan hias, bernnilai dan berrdaya saing tinggi, t meniingkatkan ekkspor, serta m memperbaik ki pendapattan dan keesejahteraan masyarakat perikanann terutama
60
nelayan kecil. Jumlah produksi perikanan darat dan laut yang didaratkan di pangkalan pendaratan ikan Selili lihat pada Gambar 17.
16000,0
14372,0
14000,0
Perikanan Laut Ikan Laut (Ton)
12000,0 10000,0
9660,0
9048,0 7401,0
8000,0 6000,0
9223,0 7072,0
9009,0 7497,0 6537,0
6300,0
5324,0
4000,0
2259,0
2151,0
2472,5
2000,0
1197,0
Perikanan Darat Ikan Darat (Ton) Jumlah (Ton)
0,0
2005
2006
2007
2008
2009
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Samarinda (2009)
Gambar 17 Data Perkembangan Produksi Perikanan Darat dan Laut Melihat Data produksi ikan darat yang menurun perlunya perbaikan diaspek lingkungan didaerah hulu, agar dimasa akan datang hasil perikanan darat dapat meningkat dan lingkungan tetap terjaga. Jumlah komoditas produksi ikan darat Gambar 18. 5.000,00 4.732,30 4.500,00 4.000,00
4.211,40
3.500,00
4.293,20
4.143,20
3.988,40
3.822,40 Baung
3.503,20 3.232,40
3.000,00 2.500,00
2.993,20
2.972,30 2.324,30
2.434,20 2.112,30
2.000,00
2.272,30 1.993,30
2.150,30 1.773,30
1.500,00 1.000,00 500,00
1.124,10 913,4
972,4 711,2
854,1 642,2
270,20
207,10
501,20
0,00 2005
2006
2007
Jelawat 2.822,30
Patin Lais
2.032,30 1.582,40
Gabus Mujair Sepat Siam
721,2 523,1 150,30 2008
641,9 418,5 104,30 2009
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Samarinda (2009)
Gambar 18 Data Produksi Ikan Darat
61
4.3.2 Alat Tangkap Alat tangkap merupakan salah satu sarana dasar yang dibutuhkan kapal perikanan pada saat beroperasi. Macam dan jenis alat tangkap disajikan alat penangkapan ikan di perairan umum Kota lihat pada tabel 10, sedangkan jenis alat penangkapan ikan laut lihat pada tabel 11, dipergunakan nelayan yang beroperasi di pangkalan pendaratan ikan Selili antara lain sebagai berikut : Tabel 10. Banyak alat penangkapan ikan di perairan umum Kota Samarinda Tahun (1) 1. 2007
Jaring Insang (2) 68
Jaring Angkat (3) 46
Pancing
Perangkap
Lainnya
Jumlah
(4) 297
(5) 99
(6) 32
(7) 542
2.
2008
68
46
310
106
31
561
3.
2009
68
48
323
116
31
586
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kaltim (2009)
Tabel 11 Banyak alat penangkapan ikan laut Kota Samarinda Tahun (1)
Pukat Pukat Pukat Jaring Jaring Pancing Perangkap Lainnya Jumlah Tarik Kantong Cincin Insang Angkat (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1. 2007
287
393
-
169
-
70
19
-
938
2. 2008
277
398
-
180
-
65
21
-
941
3. 2009
277
402
-
184
-
69
22
-
954
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kaltim (2009)
4.3.3 Jenis dan Lokasi Pengolahan Hasil Perikanan Ikan merupakan bahan makanan yang mudah membusuk (perishable food), sehingga upaya pengolahan dan pengawetan mutlak diperlukan, guna menjaga agar produk yang telah dihasilkan petani ikan/nelayan dapat sampai ditangan konsumen dalam keadaan baik dan layak dimakan (eatable). Karena tanpa perlakuan pengawetan, ikan dalam suhu tropis hanya dapat bertahan paling lama 8 (delapan) jam di udara terbuka. Untuk mempertahankan
62
mutu ikan diperlukan suatu penanganan, berupa proses pengolahan / pengawetan baik bersifat tradisional maupun cara modern. Adapun jenis ikan olahan yang diproduksi di Kota Samarinda berdasarkan tingkat teknologi : 1. Secara Tradisional (curing), meliputi : Pengeringan/gereh, Pemindangan, Pengasapan/pemanggangan/pembakaran dan Fermentasi (terasi dan kecap ikan) 2. Secara Modern, meliputi : Pendinginan (cold storage) dan Pembekuan
4.4 Sosial Ekonomi Nelayan 4.4.1 Jumlah Nelayan Kondisi sosial ekonomi nelayan di Kota Samarinda umumnya dan yang memanfaatkan PPI Selili pada khususnya. Jumlah nelayan PPI Selili lihat pada tabel 12 berikut berdasarkan hasil survey sekunder dan institusional pada BPPPI Selili serta Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Samarinda. Tabel 12 Jumlah Nelayan PPI Selili. 2005 No
Desa
2006
Nelayan
2007
Nelayan Jml
Jrg ABK
2008
Nelayan Jml
Jrg ABK
2009
Nelayan Jml
Jrg ABK
Nelayan Jml
Jrg ABK
Jml Jrg ABK
1
102 1045 1147 117 1249 1366 123 1112 1235 122 1019 1141 122 1173 1295
2
164 1755 1919 208 2046 2254 208 1845 2053 207 1690 1897 207 1946 2153
3
184 1531 1715 215 1545 1760 224 1499 1723 223 1373 1596 223 1580 1803
4
20
158
178
34
96
130
30
125
155
30
115
145
30
132
162
5
38
175
213
92
348
440
70
250
320
69
229
298
69
264
333
6
34
161
195
31
85
116
37
122
159
37
112
149
37
129
166
Jumlah
542 4825 5367 697 5369 6066 692 4953 5645 688 4538 5226 688 5224 5912
Sumber : Laporan Tahunan PPI Selili (2008)
63
4.4.2 Penghasilan Nelayan Sebagai salah satu indikator yang dipergunakan untuk mengukur tingkat hidup dan kesejahteraan nelayan adalah tingkat penghasilan yang diterima oleh keluarga nelayan. Perkembangan penghasilan nelayan mengalami kenaikan, hal ini disebabkan harga ikan yang cukup baik terutama ikan ekonomis penting. Perkembangan hasil nelayan disajikan pada tabel 13. Tabel 13 Perkembangan Penghasilan Nelayan
1
Nelayan Maju
Besarnya Penghasilan 2008 2009 1.902.760 1.958.890
2
Nelayan Tradisional
1.291.750
No
Tipe Nelayan
1.320.995
Kenaikan (%) 2,9 2,2
Sumber : Laporan Tahunan PPI Selili (2008)
4.5 Gambaran Umum Kegiatan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Selili Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Selili berlokasi di Kelurahan Selili, Kecamatan Samannda Ilir, Kota Samarinda merupakan satu di antara sentral pemasaran hasil-hasil perikanan baik ikan laut maupun ikan air tawar. Sebagai sentral pemasaran hasil perikanan di Kota Samarinda, Pangkalan Pendaratan Ikan Selilli mendapat pasokan ikan segar yang dibawa langsung oleh nelaya atau melalui pedagang pengumpul dari luar kota Samarinda bahkan dan luar proninsi Kalimantan Timur. terutama ikan laut yang berasal dari daerah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Kalimantan Selatan, sedangkan untak ikan air tawar berasal dari daerah hulu sungai Mahakam seperti dari daerah Muara Kaman, Kota Bangun, Muara Muntai Pangkalan Pendaratan Ikan Selili terletak di jalan Lumba-lumba dan dibagian belakang dilalui Sungai Mahakam, sehingga sangat strategis untuk kegiatan Pendaratan, bongkar muat ikan, pelelangan dan sarana pendistribusian ikan kelembaga tataniaga yang lebih rendah. Kegiatan pendaratan, bongkar muat, pelelangan dan pendistribusian ikan dilakukan pada pagi hari mulai pukul 02.00 sampai dengan pukul 07.00 Wita. Pada awal operasinya seluruh ikan yang masuk maupun yang keluar dari Pangkalan Pendaratan Ikan Selili diangkut dengan menggunakan angkutan air, namun seiring dengan perkembangannya maka
64
angkutan air mulai bergeser ke angkutan darat, seperti: truk, mobil, motor, dan sepeda. Jenis-jenis ikan yang didistribusikan sebagian besar ikan laut diantaranya : Belanak (Mugil .spp.), Bandeng (Chanos chanos F), Tembang (Sardinella fimbriata), Layang (Decapterus russelli), Tongkol (Euthynnus spp), Kembung (Rastrelliger), Biji Nangka (Upeneus spp.), Menangin (Polynemus spp.), Sembilang (Plotosus canius), Gulamah (Scienidae sp), Serisi (Nemipterus spp.), Kakap putih (Lates calcarifer Bloch), Tenggiri (Scomboromorus commersoni), Lemuru (Sardinella longiceps), Selangat (Dorosoma chacuda), Cumi-cumi (Loligo spp), Udang (Penaeaus sp), Kakap merah (Lutjanus spp.), Ekor kuning (Caesio sp), Trakulu (Caraxn spp.), Kerapu (Epinephelus spp.), Lauro (Polynemus spp.) Sedangkan untuk jenis air tawar hanya sebagian kecil saja yang dibeli dan didistribusikan diantaranya ; Gabus (Canna striatus), Patin (Pangasius pangasius), Puyu (Anabas testudenius), Biawan (Helestoma temincki,C.V), Toman (Canna mikropeltes C.V), Ikan Mas (Cyprinus carpio L.), Jelawat (Leptobarbus hoeveni), Lele (Clarias batrachus), Lais (Belodontichthys dinema (Bikr.), Pipih (Notopterus chitala (H.B), Baung (Macrones nemurus (C.V), Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii), Nelayan
Agen
Pedagang Pengecer
Konsumen
Gambar 19 Saluran Pemasaran Hasil Perikanan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI). Melalui Pangkalan Pendaratan Ikan Selili ikan yang telah dibeli oleh agen dari nelayan dijual kembali ke pedagang pengecer. Hasil data lapangan diketahui bahwa pedagang pengecer yang berjualan ikan di sekitar Pangkalan Pendaratan Ikan Selili atau yang menggunakan sepeda dan sepeda motor, menjual ikannya langsung ke konsumen akhir sedangkan untuk pedagang pengecer yang menggunakan mobil selain memasarkan ikan langsung ke konsumen akhir, ada sebagian yang memasarkan ikan ke pedagang ikan di pasar, baru kemudian oleh pedagang ikan di pasar, ikan dijual kembali ke konsumen.