25
IV. KONDISI UMUM
4.1 Letak dan luas DAS Cisadane segmen Hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Cisadane secara keseluruhan terletak antara 106º17’-107º BT dan 6º02’-6º54’LS. DAS Cisadane segmen hulu berdasarkan pembagian oleh kementerian lingkungan hidup sendiri memiliki luas 110.481,91 ha sebagian besar termasuk wilayah Kabupaten Bogor (Kecamatan Nanggung, Leuwiliang,
Pamijahan,
Cibungbulang,
Ciampea,
Cijeruk,
Caringin,
Megamendung, Cigombong, Ciawi, Kemang, Taman sari, Sukajaya, Parung, Rancabungur, Gunung Sindur, Rumpin, Cigudeg, Dramaga dan Ciomas) dan sebagian kecil Kota Bogor (Kecamatan Bogor Barat, Bogor Selatan dan Bogor Tengah). Wilayah ini terbagi menjadi 5 sub-DAS yaitu sub-DAS Cisadane Hulu, Ciapus, Ciampea, Cianten, dan sub-DAS Citempuan.
Gambar 2 Peta administrasi DAS Cisadane segmen hulu. 4.2 Klimatologi Iklim di DAS Cisadane segmen hulu menurut klasifikasi SchmidthFerguson, digolongkan kedalam tipe A, yaitu daerah basah dengan vegetasi hutan hujan tropis sedangkan menurut klasifikasi Oldeman digolongkan kedalam tipe A1, yaitu sesuai untuk padi terus menerus tetapi produksi kurang karena pada umumnya kerapatan fluks surya radiasi surya rendah sepanjang tahun.
26
Tabel 8 Kondisi klimatologi tahun 2008 di stasiun iklim Darmaga Temperatur rerata bulanan
RH (%)
Kecepatan angin (km/hari)
Penyinaran matahari (%)
Penguapan (mm/hari/)
Januari
25,7
84,5
1,96
60,8
4,0
Februari
24,5
89,8
1,90
18,3
2,6
Maret
25,1
87,1
1,79
53,4
4,1
April
25,6
86,5
1,61
65,1
4,1
Mei
25,8
82,2
1,59
81,5
3,8
Juni
25,6
83,4
1,44
79,2
3,6
Juli
25,3
77,6
1,70
93,1
4,0
Agustus
25,6
81,1
1,60
71,7
3,8
September
26,0
80,2
1,90
82,4
4,6
Oktober
25,8
84,4
1,69
70,3
4,4
November
25,8
86,3
1,96
56,8
3,9
Desember
25,5
87,6
1,91
32,5
3,6
Rata-rata 25,53 84,23 Sumber : BPDAS Citarum-Ciliwung
1,75
63,76
3,88
Bulan
Curah hujan secara umum berkisar antara 81-526 mm/bulan. Curah hujan yang terukur selama beberapa bulan pada tahun 2008 dapat dilihat pada gambar 3 Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan maret sebesar 602 mm/tahun dan curah hujan terendah terjadi pada bulan Juli sebesar 50 mm/tahun.
Gambar 3 Curah hujan per bulan pada tahun 2008 di Stasiun Empang. Jumlah hari hujan juga dapat diketahui setiap bulannya. Berdasarkan gambar, terlilhat musim hujan cenderung terjadi dari bulan Oktober sampai April dengan jumlah kejadian hujan terbanyak terjadi pada bulan Februari dan Maret sedangkan musim kemarau cendrung terjadi selam 5 bulan dari bulan Mei sampai bulan Agustus dengan jumlah kejadian hari hujan terkecil terjadi pada bulan Juli.
27
Sumber: BPSDA Ciliwung-Cisadane 2008
Gambar 4 Jumlah hari hujan per bulan pada tahun 2008 di Stasiun Empang
4.3 Karakteristik Topografi Wilayah DAS Cisadane segmen hulu memiliki topografi yang bervariasi. Sebaran kelas lereng di DAS Cisadane segmen hulu dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 9 Sebaran kelas lereng di DAS Cisadane segmen hulu No Kelas lereng 1 <2 2 2-8 3 8-15 4 15-25 5 25-40 6 40-60 Sumber : Peta topografi diolah
Deskripsi Datar Agak Landai Landai bergelombang Curam Sangat Curam
Luas (ha) 1100,49 22260,55 3576,37 34898,63 4080,54 44565,32
DAS Cisadane segmen hulu mempunyai ciri sungai pegunungan yang berarus deras, banyak tebing curam dengan dasar batuan pasir, berkerikil dan alur sungai yang berkelok-kelok, mempunyai hidrograf aliran dengan puncak-puncak yang tajam waktu menaik (rising stage) dan menurun (falling stage).
4.4 Jenis Tanah Wilayah DAS Cisadane segmen hulu terdiri dari 3 jenis tanah yang mendominasi, yaitu Asosiasi Latosol Coklat & Regosol Kelabu, Kompleks Rensina, Litosol dan brown soil; kompleks latosol merah kekuningan, latosol coklat, podsolik merah kekuningan & Litosol.
28
4.5 Hidrologi Sungai Cisadane memiliki hulu di kawasan Sukabumi. Beberapa anak sungai Cikaniki di bagian Barat, sungai Cianten dan Cihideung di bagian Tengah dan sungai Ciapus di bagian Timur. Disamping itu masih ada beberapa sungai kecil lain yang bermuara baik langsung ke sungai Cisadane maupun pada anakanak sungainya, karena itu kawasan hulu sungai Cisadane ini meliputi kawasan yang sangat luas sehingga aliran Cisadane merupakan kumulatif dari seluruh sungai-sungai tersebut. Berdasarkan hasil pengukuran debit air sungai Cisadane yang diamati di bending Cisadane-Empang diketahui bahwa debit maksimum setengah bulanan Sungai Cisadane 3
sebesar 197,024 m /detik yang terjadi pada bulan Maret tahun 2008 dan debit minimum 3
sebesar 3,243 m /detik yang terjadi pada bulan Mei tahun 2007. Debit rata-rata setengah bulanan Sungai Cisadane yang diamati di stasiun pengamatan Empang dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 10 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Debit rata-rata setengah bulanan air sungai Cisadane di bendung Cisadane-Empang tahun 2004-2008 (m3/detik) 2004 61,710 36,402 17,554 23,192 21,062 9,762 9,643 5,432 7,691 7,328 16,161 14,184
Debit (m3/detik) 2005 2006 31,650 11,853 8,799 13,742 14,377 8,179 7,355 9,722 9,255 7,593 8,166 5,232 13,762 5,451 9,680 4,640 7,380 4,152 7,485 4,374 6,643 6,527 10,697 9,591
2007 5,344 41,020 8,518 8,681 3,243 6,386 5,336 5,028 4,134 5,006 8,592 17,376
2008 168,937 185,021 197,024 125,694 86,350 76,817 57,167 33,132 77,779 111,942 189,981 157,802
Sumber : BPSDA Ciliwung Cisadane
Besarnya debit menunjukkan kemampuan air dalam proses pengenceran bahan pencemar yang masuk. Debit air sendiri dipengaruhi oleh tinggi rendahnya curah hujan. Debit akan mencapai maksimum pada musim hujan dan mencapai minimum pada musim kemarau. Menurut Arsyad (2006), rasio antara debit maksimum dan debit minimum menunjukkan keadaan DAS yang dilalui sungai. Semakin kecil rasio yang terjadi maka tata guna lahan dan keadaan vegetasi masih baik, begitu pun sebaliknya.
29
4.6 Kependudukan Wilayah DAS Cisadane bagian hulu masih memiliki kepadatan yang cukup tinggi terutama pada daerah perkotaan. Laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2005 dan 2008 sebesar 122.670 jiwa/tahun. Jumlah penduduk di beberapa kecamatan yang termasuk wilayah DAS Cisadane hulu dapat dilihat pada tabel 4 sebagai berikut Tabel 11 Luas, jumlah dan kepadatan penduduk di DAS Cisadane segmen hulu tahun 2005 dan 2008 Kecamatan Caringin Ciampea Ciawi Cibungbulang Cigudeg Cijeruk Ciomas Ciseeng Dramaga Gunungsindur Kemang Leuwiliang Megamendung Nanggung Pamijahan Parung Rancabungur Rumpin Sukajaya Tamansari Cigombong Bogor Selatan Bogor Barat Bogor Tengah Total
luas (km²) 76,14 68,98 29,55 38,32 35,84 47,02 18,06 39,74 25,52 36,41 24,81 126,65 1,14 144,05 112,06 22,39 22,49 94,81 4,63 38,66 45,19 29,35 21,85 1,14
Kepadatan penduduk (jiwa/km2) 1.740 3.731 3.335 3.398 695 1.877 3.135 2.227 3.513 1.495 2.785 1.713 2.060 1.102 1.541 3.395 1.981 1.418 498 1.606 2.103 5.412 5.797 12.691
Σ penduduk 2005 (jiwa) 132.487 257.354 98.560 130.201 24.911 88.263 56.606 88.509 89.664 54.433 69.093 216.953 2.338 158.742 172.685 76.012 44.569 134.447 2.308 62.087 95.028 158.842 126.686 14.434 2355212
Kepadatan penduduk (jiwa/km2) 1.912 2.729 3.589 3.765 713 2.373 7.931 2.569 3.709 1.678 1.257 1.799 2.283 652 1.682 1.379 4.475 1.123 825 3.788 2.056 6.018 6.329 13.445
Σ penduduk 2008 145.618 188.241 106.078 144.255 25.547 111.594 143.211 102.093 94.679 61.091 31.197 227.927 2.591 93.877 188.439 30.872 100.691 106.444 3.822 146.443 92.925 176.636 138.319 15.292 2477882
Sumber: BPS Kabupaten dan Kota Bogor, Dinas Kependudukan Kabupaten Bogor tahun 2008 dengan asumsi penduduk menyebar merata dan luas wilayah Kabupaten bogor dan Kota Bogor sama dengan tahun 2007 (belum ada pemekaran)
30
4.7 Tutupan Lahan Berdasarkan peta tutupan lahan DAS Cisadane tahun 2008, diketahui bahwa umumnya pola tutupan lahan di DAS Cisadane terdiri dari kawasan budidaya (58,43 %) sedangkan sisanya berupa kawasan lindung (41,57 %). Kawasan –kawasan ini tersebar menjadi beberapa tutupan lahan seperti hutan, kebun campuran, perkebunan, sawah, ladang/tegalan, tanah terbuka, semak belukar, dan badan air. Umumnya tutupan lahan di DAS Cisadane segmen hulu didominasi oleh kebun campuran (30,49 %), sawah (28,3%), perkebunan(15,52 %) ,dan pemukiman (20,29 %). Keberadaan kebun campuran, sawah, perkebunan ini sangat berkaitan dengan mata pencarian penduduk yang dominan sebagai petani. Daerah paling hulu merupakan daerah pegunungan yang sangat cocok untuk digunakan sebagai lahan untuk berkebun dan sawah. Akibatnya tutupan lahan yang awalnya adalah hutan secara berangsur- angsur mengalami konversi menjadi sawah atau kebun camapuran. Tipe tutupan lahan atau penggunaan lahan ini
sangat dipengaruhi oleh
perkembangan penduduk di wilayah DAS yang selalu berubah secara dinamis dari tahun ke tahun.