BAB I KONDISI FISIK
A. GEOGRAFI Kabupaten Lombok Tengah dengan Kota Praya sebagai pusat pemerintahannya merupakan salah satu dari 10 (sepuluh) Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak diantara 8°24’ sampai 8°57’ Lintang Selatan dan 116°05’ sampai 116°24’ Bujur Timur, dengan batas-batas administrasi: Sebelah Utara
: Kabupaten Lombok Utara dan Kabupaten Lombok Timur
Sebelah Timur
: Kabupaten Lombok Timur
Sebelah Selatan : Samudera Hindia Sebelah Barat
: Kabupaten Lombok Barat
Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah
PETA ADMINISTRASI
Luas wilayah daratan Kabupaten Lombok Tengah 1.208,39 Km² atau sekitar 6% dari luas Provinsi Nusa Tenggara Barat yang terbagi menjadi 12 kecamatan, dengan luas masing-masing kecamatan dapat dilihat dari grafik berikut: Grafik 1.1 Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah (Km²)
Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah (Km²) Kecamatan Batukliang Utara
181.96
Kecamatan Batukliang
50.37
Kecamatan Pringgarata
52.78
Kecamatan Jonggat
71.55
Kecamatan Kopang
61.66
Kecamatan Janapria
69.05
Kecamatan Pujut
233.55
Kecamatan Paya Timur
82.57
Kecamatan Praya Barat Daya
124.97
Kecamatan Praya Barat
152.75
Kecamatan Praya Tengah
65.92
Kecamatan Praya
61.26
Sumber: Lombok Tengah Dalam Angka Tahun 2012
Dilihat dari komposisi wilayah pada grafik tersebut, kecamatan yang terluas adalah Kecamatan Pujut dengan luas 233,55 Km² atau 19,33% dari luas wilayah Kabupaten Lombok Tengah. Sedangkan kecamatan tersempit adalah Kecamatan Pringgarata dengan luas 50,37 Km² atau 4,17% dari luas wilayah Kabupaten Lombok Tengah. Adapun Luas wilayah perairan laut Kabupaten Lombok Tengah berdasarkan rencana tata ruang wilayah adalah 670 Km² yang meliputi Kecamatan Praya Barat Daya, Kecamatan Praya Barat, Kecamatan Pujut dan Kecamatan Praya Timur dengan panjang garis pantai 82 Km dengan karekteristik sebagian besar berupa pantai berpasir yang terbentang dari Pantai Torok Aiq Beleq di Kecamatan Praya Barat Daya sampai Pantai Kelongkong di Teluk Awang Kecamatan Praya Timur.
Selain daratan utama yang berada di Pulau Lombok terdapat 22 pulau kecil yang berada di wilayah perairan laut Kabupaten Lombok Tengah dengan luas yang bervariasi antara 0,1 Ha sampai 8,6 Ha dengan luas total 29,76 Ha yang tersebar di 3 (tiga) kecamatan yaitu Kecamatan Praya Barat, Kecamatan Pujut dan Kecamatan Praya Timur. Adapun rincian dan lokasi pulau-pulau kecil tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1.2 Nama dan Lokasi Pulau-Pulau Kecil di Kabupaten Lombok Tengah No.
Nama Pulau
Luas Pulau (Ha)
Lokasi
1.
Anak Ewok
1,70
Kecamatan Praya Barat
2.
Bali Samar
0,10
Kecamatan Praya Barat
3.
Batu Payung
0,64
Kecamatan Praya Barat
4.
Kebango
0,10
Kecamatan Praya Barat
5.
Gili Wayang
0,20
Kecamatan Praya Barat
6.
Bulu Sadang
0,10
Kecamatan Praya Barat
7.
Batutiung
0,10
Kecamatan Praya Barat
8
Penginang
1,86
Kecamatan Praya Barat
9
Batu Berang
0,20
Kecamatan Pujut
10
Selak
0,20
Kecamatan Pujut
11
Anak Anjan
2,91
Kecamatan Pujut
12
Perigi
8,60
Kecamatan Pujut
13
Anakewok
1,10
Kecamatan Pujut
14
Sayaq
0,25
Kecamatan Pujut
15
Nyepak
1,50
Kecamatan Pujut
16
Medas
0,10
Kecamatan Pujut
17
Gantung
1,25
Kecamatan Pujut
18
Ngebor
0,20
Kecamatan Pujut
19
Nusa
8,15
Kecamatan Pujut
20
Gili Gulung
0,10
Kecamatan Pujut
21
Gili Mas
0,20
Kecamatan Pujut
22
Ujung Batu
0,20
Kecamatan Praya Timur
Luas Total
29,76
B. TOPOGRAFI Ditinjau dari kondisi topografi, bagian utara wilayah Kabupaten Lombok Tengah merupakan daerah dataran tinggi dan merupakan areal kaki Gunung Rinjani. Curah hujan pada daerah ini relatif tinggi dan adapat menjadi pendukung bagi kegiatan di sektor pertanian, juga terdapat aset wisata terutama pariwisata alam pegunungan dengan pemandangan yang indah dan udara yang sejuk. Bagian Tengah merupakan wilayah dataran rendah dengan potensi pertanian dan perkebunan utamanya padi, palawija dan tembakau. Potensi ini didukung oleh hamparan lahan persawahan yang luas dan sarana irigasi yang memadai. Sedangkan bagian Selatan selain terdapat hamparan persawahan juga terdapat daerah yang berbukit-bukit. Berdasarkan tingkat kemiringan lereng, wilayah Kabupaten Lombok Tengah dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok yang meliputi; 1. Wilayah Kelas Kemiringan Datar, dengan kemiringan 0° sampai dengan 2° merupakan daerah datar, umumnya merupakan daerah dataran aluvial sungai, rawa
dan pantai. Tersebar di wilayah kecamatan Praya, Praya Tengah, Pujut,
Praya Timur, Praya Barat, Praya Barat Daya, Jonggat dan Pringgarata dengan areal seluas 31.142 Ha; 2. Wilayah Kelas Kemiringan Bergelombang, dengan kemiringan 2° sampai dengan 15° merupakan daerah landai sampai agak miring, umumnya merupakan
daerah
dataran aluvial sungai. Tersebar di seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah dengan areal seluas 76.179 Ha; 3. Wilayah Kelas Kemiringan Curam, dengan kemiringan 15° sampai dengan 40° merupakan daerah agak miring sampai miring tersebar di wilayah kecamatan Praya Barat, Praya Barat Daya, Kopang, Pringgarata, Batukliang dan Batukliang Utara dengan areal seluas 6.870 Ha; 4. Wilayah Kelas Kemiringan Sangat Curam, dengan kemiringan lebih dari 40° terdapat di wilayah kecamatan Batukliang dan Batukliang Utara areal seluas 6.648 Ha. Adapun rincian topografi tanah berdasarkan kelas kemiringan di Kabupaten Lombok Tengah dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 1.2 Luas Wilayah Menurut Kemiringan Tanah di Kabupaten Lombok Tengah No.
Kecamatan
1
2
1
Kecamatan Praya
2
Kelas Kemiringan 0° - 2°
2° - 15°
15° - 40°
> 40°
3
4
5
6
719
4.649
--
--
Kecamatan Praya Tengah
1.004
6.346
--
--
3
Kecamatan Praya Barat
7.274
9.587
412
--
4
Kecamatan Praya Barat Daya
4.915
6.478
121
--
5
Kecamatan Paya Timur
3.436
5.068
--
--
6
Kecamatan Pujut
9.733
13.622
--
--
7
Kecamatan Janapria
--
6.457
--
--
8
Kecamatan Kopang
--
4.760
592
--
9
Kecamatan Jonggat
3.388
3.767
--
--
10
Kecamatan Pringgarata
637
4.575
30
--
11
Kecamatan Batukliang
--
2.623
1.379
1.605
12
Kecamatan Batukliang Utara
--
8.247
4.336
5.043
31.142
76.179
6.870
6.648
Jumlah
Sumber: Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Lombok Tengah, Tahun 2012
PETA TOPOGRAFI
C. KETINGGIAN LOKASI Secara morfologi dan fisiologi wilayah Kabupaten Lombok Tengah terbentuk dari wilayah dataran rendah dan pegunungan dengan ketinggian yang bervariasi antara 0 sampai dengan > 1.000 meter dari permukaan laut. Luas wilayah menurut ketinggian di tiap kecamatan dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel 1.2 Luas Wilayah Menurut Ketinggian Dari Permukaan Laut di Kabupaten Lombok Tengah No.
Kecamatan
1
2
0 - 100 m 3
Ketinggian 100 500 500 m 1.000 m 4 5
Lebih dari 1.000 m 6
1
Kecamatan Praya
3.971
1.273
124
--
2
Kecamatan Praya Tengah
5.435
1.743
172
--
3
Kecamatan Praya Barat
5.421
5.715
4.296
1.841
4
Kecamatan Praya Barat Daya
3.614
3.810
2.864
1.226
5
Kecamatan Paya Timur
7.679
825
--
--
6
Kecamatan Pujut
9.643
6.325
5.305
2.082
7
Kecamatan Janapria
5.064
1.100
293
--
8
Kecamatan Kopang
763
2.919
1.049
621
9
Kecamatan Jonggat
6.826
94
235
--
10
Kecamatan Pringgarata
2.118
1.460
1.700
--
11
Kecamatan Batukliang
215
2.480
1.717
1.195
12
Kecamatan Batukliang Utara
673
7.797
5.399
3.757
51.422
35.541
23.154
10.722
Jumlah
Sumber: Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Lombok Tengah, Tahun 2012
PETA ketinggian
D. HIDROLOGI DAN IKLIM Seperti daerah-daerah lain di Indonesia yang berda di wilayah selatan garis katulistiwa Kabupaten Lombok Tengah memiliki iklim tropis dengan musim kemarau yang kering. Musim hujan yang biasanya terjadi sekitar tujuh sampai delapan bulan pada tahun-tahun sebelumnya, tetapi pada tahun 2012 terjadi sepanjang tahun yakni dari bulan Januari hingga Desember. Jumlah hari hujan perbulan di Kabupaten Lombok Tengah berkisar antara 1 hingga 24 hari. Jumlah hari terbanyak terjadi pada bulan Januari dan Desember dengan curah hujan 493 mm pada bulan Januari dan 389 mm pada bulan Desember. Sedangkan hari hujan paling sedikit terjadi pada bulan Juni dan Agustus yang hanya terjdi hujan 1 hari. Adapun rincian rata-rata hari hujan dan curah hujan pada tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut:
No.
Bulan
Jumlah Hari Hujan (hari)
Curah Hujan (mm)
1
Januari
19
493
2
Februari
13
24
3
Maret
21
322
4
April
10
128
5
Mei
8
156
6
Juni
1
1
7
Juli
4
17
8
Agustus
1
0
9
September
2
6
10
Oktober
4
34
11
Nopember
12
121
12
Desember
24
389
Dilihat menurut kecamatan (tidak termasuk Kecamatan Praya Barat Daya) wilayah yang memilki hari hujan terbanyak yakni kecamatan Praya Timur
dan
sebaliknya kecamatan Kopang merupakan kecamatan dengan jumlah hari hujan paling sedikit. Rata-rata hari hujan dan curah hujan tiap kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah pada tahun 2012 dapat dilihat dalam tabel berikut:
No.
Kecamatan
1
Kecamatan Praya
2
Kecamatan Praya Tengah
3
Kecamatan Praya Barat
4
Kecamatan Praya Barat Daya
5
Kecamatan Paya Timur
6
Kecamatan Pujut
7
Kecamatan Janapria
8
Kecamatan Kopang
9
Kecamatan Jonggat
10
Kecamatan Pringgarata
11
Kecamatan Batukliang
12
Kecamatan Batukliang Utara
Jumlah Hari Hujan (hari)
Curah Hujan (mm)
E. PENGGUNAAN LAHAN Secara umum penggunaan lahan dikatagorikan kedalam dua katagori utama yakni lahan persawahan dan lahan kering. Dimana lahan persawahan meliputi sawah irigasi dan sawah tadah hujan, sedangkan lahan kering meliputi permukiman, tegal, tambak, kolam/empang, tanah tidak diusahakan, hutan, perkebunan dan penggunaan lainnya. Luas areal persawahan di Kabupaten Lombok Tengah seluas 54.562 Ha atau 45,15% dari luas daratan Kabupaten Lombok Tengah sedangkan luas lahan kering 66.277 Ha atau 54,85% dari luas daratan Kabupaten Lombok Tengah. Dari 54.562 Ha area persawahan tersebut, 43.230 Ha atau 79,23% merupakan areal sawah irigasi dan sisanya 11.332 Ha atau 20,77% dari areal persawahan merupakan sawah tadah hujan atau non irigasi. Dari 66.277 Ha luas lahan kering, digunanakan untuk pemukiman 8.101 Ha, Tegalan 19.735 Ha, Padang Rumput 175 Ha, Tambak 809 Ha, Kolam dan Empang 577 Ha, Hutan 23.726,39 Ha, Perkebunan 88 Ha, dan penggunaan lainnya 13.675 Ha. Adapun rincian penggunaan lahan di Kabupaten Lombok Tengah dapat dilihat dalam tabel berikut:
No. 1.
2.
Jenis Penggunaan Lahan
Persentase
Sawah
54.562
45,15
a. Sawah Irigasi
43.230
35,77
b. Sawah Tadah Hujan
11.332
9,38
Lahan Kering
66.277
54,85
8101
6,70
19.735
16,33
c. Padang rumput
175
0,14
d. Tambak
809
0,67
e. Kolam dan Empang
577
0,48
23.726
19,63
88
0,07
13.066
10,81
120.839
100,00
a. Pemukiman b. Tegalan
f. Hutan g. Perkebunan h. Penggunaan lainnya Jumlah
F. ZZZZZ
Luas (Ha)
BAB II ADMINISTRASI PEMERINTAHAN
A. GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN Dasar hukum pembentukan Kabupaten Lombok Tengah adalah Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1959 Tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II Dalam Wilayah Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655) yang ditetapkan tanggal 9 Agustus 1958. Sebelum ditetapkkannya Undang-undang tersebut entitas Lombok Tengah sebagai daerah pemerintahan telah ada jauh sebelum itu. Salah satu momentum penting lahirnya Kabupaten Lombok Tengah adalah penyatuan Wilayah Lombok menjadi bagian integral dari Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditandai pelantikan Lalu Srinata sebagai Kepala Daerah Setempat Lombok Tengah oleh Gubernur Provinsi Sunda Kecil, Mr. I Gusti Ketut Pudja pada tanggal 15 Oktober 1945, telah melegitimasi keberadaan Pemerintahan Lombok Tengah secara hukum. Secara administrasi, Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Tengah pada tahun 2012 terdiri dari 12 Kecamatan, 127 Desa, 12 Kelurahan, 1.588 Dusun dan 66 Lingkungan. Tabel 2. Jumlah Desa, Kelurahan, Dusun dan Lingkungan di Kabupaten Lombok Tengah No.
Kecamatan
Desa
Kelurahan
Dusun
Lingkungan
1
2
3
4
5
6
1
Kecamatan Praya
6
9
68
50
2
Kecamatan Praya Tengah
9
3
107
16
3
Kecamatan Praya Barat
10
--
130
--
4
Kecamatan Praya Barat Daya
11
--
120
--
5
Kecamatan Paya Timur
10
--
177
--
6
Kecamatan Pujut
16
--
249
--
7
Kecamatan Janapria
12
--
165
--
8
Kecamatan Kopang
11
--
110
--
9
Kecamatan Jonggat
13
--
131
--
10
Kecamatan Pringgarata
11
--
101
--
11
Kecamatan Batukliang
10
--
139
--
12
Kecamatan Batukliang Utara
8
--
91
--
127
12
1.588
66
Jumlah
Sumber: Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Lombok Tengah, Tahun 2012
B. ORGANISASI PERANGKAT DAERAH Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, kepala daerah dibantu oleh perangkat daerah yang terdiri dari unsur staf yang membantu penyusunan kebijakan dan koordinasi, diwadahi dalam sekretariat, unsur pengawas yang diwadahi dalam bentuk inspektorat, unsur perencana yang diwadahi dalam bentuk badan, unsur pendukung tugas kepala daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik, diwadahi dalam lembaga teknis daerah, serta unsur pelaksana urusan daerah yang diwadahi dalam dinas daerah. Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, pembentukan organisasi perangkat daerah harus memenuhi azas efisien, efektif, dan rasional sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan daerah masing-masing serta adanya koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi serta komunikasi kelembagaan antara pusat dan daerah. Untuk memenuhi arah dan pedoman sebagaimana diatur dalam peraturan pemerintah tersebut telah disahkan Peraturan Daerah Nomor 1.a Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Peraturaan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Lombok Tengah. Dalam peraturan daerah tersebut organisasi perangkat daerah Kabupaten Lombok Tengah terdiri dari: 1. Sekretariat Daerah 2. Sekretariat DPRD 3. Dinas-dinas Daerah, terdiri dari: a. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga b. Dinas Kesehatan
c. Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi d. Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika e. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil f.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
g. Dinas Pekerjaan Umum dan Energi Sumber Daya Mineral h. Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan i.
Dinas Pertanian dan Peternakan
j.
Dinas Kelautan dan Perikanan
k. Dinas Kehutanan dan Perkebunan l.
Dinas Pendapatan Daerah
4. Inspektorat 5. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 6. Badan Penanggulangan Bencana Daerah 7. Satuan Polisi Pamong Praja dan Perlindungan Masyarakat 8. Lembaga Teknis Daerah, terdiri dari: a. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri b. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa c. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana d. Badan Kepegawaian Daerah e. Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan f.
Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu
g. Kantor Lingkungan Hidup h. Kantor PDE, Arsip dan Dokumentasi i.
Rumah Sakit Umum Daerah
9. Kecamatan, terdiri dari: a. Kecamatan Praya b. Kecamatan Praya Tengah c. Kecamatan Praya Barat d. Kecamatan Praya Barat Daya e. Kecamatan Praya Timur f.
Kecamatan Pujut
g. Kecamatan Janapria h. Kecamatan Kopang
i.
Kecamatan Batukliang
j.
Kecamatan Batukliang Utara
k. Kecamatan Pringgarata l.
Kecamatan Jonggat
10. Kelurahan, terdiri dari: a. Kelurahan Praya b. Kelurahan Gerantung c. Kelurahan Semayan d. Kelurahan Jontlak e. Kelurahan Gerunung f.
Kelurahan Gonjak
g. Kelurahan Leneng h. Kelurahan Sasake i.
Kelurahan Renteng
j.
Kelurahan Tiwugalih
k. Kelurahan Prapen l.
Kelurahan Panjisari
11. Unit Pelaksana Teknis Dinas dan/atau Badan
C. APARATUR NEGARA / PNS Sampai dengan desember 2012, PNS Daerah kabupaten Lombok Tengah sejumlah 10.656 orang dengan jumlah PNS laki-laki 6.957 orang dan PNS Perempuan sejumlah 3.699 orang. Menurut golongan, mayoritas PNS dikabupaten Lombok Tengah adalah PNS Golongan III sebanyak 4.648 orang, kemudian Golongan IV sebanyak 3.302 orang, Golongan II sebanyak 2.513 orang dan Golongan I sebanyak 193 orang. Adapun distribusi PNS Kabupaten Lombok Tengah berdasarkan berdasarkan golongan dapat dilihat dalam grafik berikut:
Distribusi PNS Menurut Golongan 2% 23%
31%
44%
Gol. I ; 193 orang Gol. II ; 2.513 orang Gol. III ; 4.648 orang Gol. IV ; 3.302 orang
Sedangkan menurut tingkat pendidikan, PNS Kabupaten Lombok Tengah didominasi oleh PNS dengan tingkat pendidikan D-IV/S-1 sebanyak 4.992 orang, Diploma I-III sebanyak 2.600 orang, SLTA sebanyak 2.480 orang, Strata II sebanyak 277 orang, SLTP sebanyak 176 orang, SD sebanyak 129 orang dan Strata III sebanyak 2 orang. Adapun rincian PNS berdasarkan tingkat pendidikan dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut:
No.
Tingkat Pendidikan
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1
SD
125
4
129
2
SLTP
167
9
176
3
SLTA
1.732
748
2.480
4
Diploma I
31
87
118
5
Diploma II
954
770
1.724
6
Diploma III
342
416
758
7
Diploma IV / Strata I
3.352
1.640
4992
8
Strata II
252
25
277
9
Strata III
2
--
2
6.957
3.699
10.656
Jumlah
BAB III SOSIAL BUDAYA
A. KEPENDUDUKAN Penduduk sebagai subyek maupun objek pembangunan merupakan variabel dependen yang utama, karenanya informasi mengenai kependudukan menjadi sesuatu yang penting untuk dicermati. Informasi data kependudukan merupakan kebutuhan dasar untuk melakukan sebuah perencanaan dalam sebuah masyarakat. Dari data kependudukan tersebut dapat dibuat sebuah proyeksi beberapa tahun kedepan, sehingga perencanaan tidak hanya digunakan untuk kebutuhan sesaat saja namun dapat diimplementasikan dalam jangka waktu tertentu. Proyeksi penduduk tersebut bukan merupakan ramalan, tetapi perhitungan ilmiah yang didasarkan pada asumsi-asumsi tertentu berdasarkan komponen-komponen laju pertumbuhan penduduk. 1. Jumlah rumah Tangga dan Penduduk Pertumbuhan penduduk berkaitan dengan kemiskinan dan
kesejahteraan
masyarakat. Pengetahuan tentang aspek-aspek dan komponen demografi seperti fertilitas, mortalitas, morbiditas, migrasi, ketenagakerjaan, perkawinan, dan aspek keluarga dan rumah tangga akan membantu para penentu kebijakan dan perencana program untuk dapat mengembangkan program pembangunan kependudukan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang tepat sasaran. Sensus penduduk tahun 1971 yang mencatat jumlah penduduk Kabupaten Lombok Tengah sebanyak 476.486 jiwa. Angka ini meningkat menjadi 576.910 jiwa pada sensus penduduk 1980. Sepuluh tahun kemudian, pada tahun 1990 menjadi 678.746 jiwa dan menjadi 860.209 jiwa pada sensus penduduk 2000. Pertumbuhan penduduk menurut sensus penduduk dapat dilihat pada gambar berikut:
Pertumbuhan Penduduk Menurut Sensus Penduduk 1,000,000 800,000 600,000 400,000 200,000 0 Pertumbuhan Penduduk
1971
1980
1990
2000
476,486
576,910
678,746
860,209
Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Lombok Tengah, Tahun 2013
Berdasarkan data sensus penduduk Tahun 2000, pada tahun 2012 jumlah penduduk Kabupaten Lombok Tengah terproyeksi sebanyak 875.231 jiwa dengan rumah tangga berjumlah 262.683 RT. Jika dibandingkan dengan luas wilayah 1.208,39 km², dapat diketahui bahwa kepadatan penduduk di Kabupaten Lombok Tengah adalah 742 Jiwa/Km² yang artinya bahwa secara rata-rata setiap kilometer persegi luas wilayah dihuni 742 jiwa, ini menunjukkan bahwa Kabupaten Lombok Tengah termasuk wilayah dengan katagori padat penduduk (>250 Jiwa/Km²). Jika ditinjau perkecamatan, penduduk terbanyak dan tepadat berada di Kecamatan Praya dengan jumlah 105.518 jiwa dan rumah tangga sebanyak 29.503 dengan kepadatan 1.722 Jiwa/Km². Sedangkan penduduk paling sedikit dan paling jarang berada di Kecamatan Batukliang Utara dengan penduduk 48.304 jiwa dan rumah tangga sebanyak 14.605 dengan kepadatan 265 Jiwa/Km². Rincian jumlah penduduk, jumlah rumah tangga dan kepadatan penduduk menurut kecamatan tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.1. Jumlah Penduduk, Rumah Tangga dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2012 Kecamatan
Luas Wilayah (km²)
1
Praya Barat
152,75
70.418
20.862
461
2
Praya Barat Daya
124,97
52.135
16.067
417
3
Pujut
233,55
98.534
28.966
422
4
Praya Timur
82,57
63.653
19.598
771
5
Janapria
69,05
71.501
22.259
1.035
6
Kopang
61,66
76.639
22.945
1.243
7
Praya
61,26
105.518
29.503
1.722
8
Praya Tengah
65,92
60.984
18.412
925
9
Jonggat
71,55
90.585
28.106
1.266
10
Pringgarata
52,78
64.492
19.092
1.222
11
Batukliang
50,37
72.468
22.268
1.439
12
Batukliang Utara
181,96
48.304
14.605
265
1.208,39
875.231
262.683
742
Jumlah
Jumlah Penduduk
Jumlah
No
Rumah Tangga
Kepadatan (Jiwa/Km²)
Sumber: BPS Kabupaten Lombok Tengah, Tahun 2013
Secara umum sebaran penduduk di Kabupaten Lombok Tengah hampir merata di setiap kecamatan dengan prosentase sebaran yang bervariasi antara 6% sampai dengan 12%. Adapun persentase sebaran penduduk perkecamatan dapat dilihat pada gambar berikut:
Sebaran Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2012 Batukliang 8%
Batukliang Utara 6%
Praya Barat 8%
Pringgarata 8% Jonggat 10%
Praya Tengah 7%
Praya 12%
Praya Barat Daya 6% Pujut 11%
Praya Timur 7% Kopang 9%
Sumber: BPS Kabupaten Lombok Tengah, Tahun 2013
Janapria 8%
2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan akan menghasilkan indikator angka sex ratio. Tahun 2012 angka sex ratio Kabupaten Lombok Tengah terhitung sebesar 90. Angka ini menunjukkan bahwa setiap 100 orang penduduk perempuan terdapat 90 orang penduduk laki-laki, dengan kata lain penduduk perempuan masih mendominasi. Jika dilihat menurut kecamatan, angka sex ratio tertinggi terdapat di Kecamatan Jonggat dan Praya yakni sebesar 93 dan yang terendah di Kecamatan Kopang dan Batukliang sebesar 85. Tabel Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio Tahun 2012 No
Kecamatan
Penduduk Laki-laki
Penduduk Perempuan
Jumlah Penduduk
1
Praya Barat
33.728
36.690
70.418
92
2
Praya Barat Daya
24.703
27.432
52.135
90
3
Pujut
47.316
51.218
98.534
92
4
Praya Timur
30.377
33.276
63.653
91
5
Janapria
33.014
38.487
71.501
86
6
Kopang
35.269
41.370
76.639
85
7
Praya
50.731
54.787
105.518
93
8
Praya Tengah
29.233
31.751
60.984
92
9
Jonggat
43.641
46.944
90.585
93
10
Pringgarata
30.655
33.837
64.492
91
11
Batukliang
33.370
39.098
72.468
85
12
Batukliang Utara
22.565
25.739
48.304
88
Jumlah
414.602
460.629
875.231
90
Sex Ratio
Sumber: BPS Kabupaten Lombok Tengah, Tahun 2013
Berdasarkan kelompok umur, penduduk paling banyak berada pada kelompok umur 0-4 Tahun sebanyak 92.412 jiwa dan yang paling sedikit berada pada kelompok 75+ sebanyak 11.712 jiwa. Rincian penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada piramida penduduk berikut ini:
Piramida Penduduk
Menurut Kelompok Umur Tahun 2012 75 + 70 – 74 65 – 69
9,150 13,584 15,225
20,151
45 – 49
22,695
22,405
40 – 44
25,002
26,685
35 – 39
31,412
30,663
30 – 34
36,642
30,529
25 – 29
39,341
32,279
20 – 24
00 – 04
6,725
15,033
50 – 54
05 – 09
5,875 12,623
55 – 59
10 – 14
6,579
8,195
60 – 64
15 – 19
5,133
44,104
28,946
39,354
39,997
41,121
44,575
42,012
44,553
42,231
46,960
45,452
Perempuan Laki-laki
Sumber: BPS Kabupaten Lombok Tengah, Tahun 2013
3. Jumlah Penduduk Menurut Administrasi Kependudukan Administrasi
Kependudukan
adalah
rangkaian
kegiatan
penataan
dan
penertiban dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui Pendaftaran Penduduk, Pencatatan Sipil, Pengelolaan Informasi penduduk serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik & Pembangunan sektor lain. Adanya administrasi kependudukan dalam hal ini merupakan perwujudan fungsi pelayanan publik negara untuk melegitimasi eksistensi penduduk. Sehingga secara filosofi haruslah dimaknai sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah untuk memberikan status legalitas konstitusional penduduk dalam kehidupan kenegaraan. Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada hakikatnya berkewajiban memberikan perlindungan dan pengakuan terhadap penentuan status pribadi dan status hukum atas setiap Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting yang dialami oleh Penduduk Indonesia yang berada di dalam dan/atau di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bahwa untuk memberikan perlindungan, pengakuan, penentuan status pribadi dan status hukum setiap Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting yang dialami oleh Penduduk Indonesia dan Warga Negara Indonesia yang berada di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, perlu dilakukan pengaturan tentang Administrasi Kependudukan. Bahwa pengaturan
tentang Administrasi Kependudukan hanya dapat terlaksana apabila didukung oleh pelayanan yang profesional dan peningkatan kesadaran penduduk, termasuk Warga Negara Indonesia yang berada di luar negeri. Berdasarkan data Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Lombok Tengah, secara administrasi sampai dengan akhir tahun 2012 penduduk Lombok Tengah sejumlah 1.188.508 orang dengan yang terdiri dari 589.850 orang laki-laki dan 598.658 perempuan dengan kepala keluarga sebanyak 361.304 orang. Rincian penduduk menurut kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel Jumlah Penduduk Menurut Administrasi Kependudukan Tahun 2012 No
Kecamatan
Penduduk Laki-laki
Penduduk Perempuan
Jumlah Penduduk
1
PRAYA
79.802
80.254
160.056
2
JONGGAT
59.276
59.625
118.901
3
BATUKLIANG
52.639
53.023
105.662
4
PUJUT
68.200
69.126
137.326
5
PRAYA BARAT
42.852
43.850
86.702
6
PRAYA TIMUR
39.262
40.344
79.606
7
JANAPRIA
44.651
45.728
90.379
8
PRINGGARATA
41.720
41.731
83.451
9
KOPANG
52.858
54.519
107.377
10
PRAYA TENGAH
40.867
41.533
82.400
11
PRAYA BARAT DAYA
31.433
32.763
64.196
12
BATUKLIANG UTARA
36.290
36.162
72.452
589.850
598.658
1.188.508
Jumlah
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Lombok Tengah, Tahun 2013
Untuk mengukur pelayanan kependudukan yang diberikan oleh pemerintah Kabupaten Lombok Tengah kepada masyarakat, perlu dilihat berapa jumlah penduduk yang ber-KTP. Pemilikan KTP bukan saja merupakan pemenuhan hak perorangan tetapi juga untuk keperluan tertib administrasi kependudukan. Sampai dengan akhir tahun 2012 baru 638.951 orang dari 870.381 orang Penduduk Wajib KTP yang sudah memiliki KTP atau sebesar 73,41%. Progres tahunan pencapaian pelayanan kependudukan di sektor kepemilikan KTP dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel Kepemilikan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Tahun 2012 Penduduk Tahun
Wajib KTP
Yang Memiliki KTP
% yang memiliki KTP
2008
491.993
326.830
66,43
2009
642.969
356.245
55,41
2010
716.124
459.866
64,22
2011
818.024
566.549
69,26
2012
870.381
638.951
73,41
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Lombok Tengah, Tahun 2013
Pada tahun 2011 Kabupaten Lombok Tengah telah menerbitkan KTP dengan Sistem SIAK. Dengan sistem ini, nomor induk kependudukan berlaku secara nasional sehingga apabila seorang penduduk yang sudah memiliki KTP yang diterbitkan oleh suatu Kabupaten/kota akan terdeteksi dan sistem tidak akan memproses apabila yang bersangkutan ingin memiliki KTP Kabupaten Lombok Tengah tanpa mencabut KTP yang sudah dimiliki. Pada tahun 2012, sistem SIAK ini dikembangkan sesuai arahan dari Pemerintah Pusat dengan diterapkannya e-KTP. Proses konversi menjadi e- KTP ini masih berlangsung, dan diharapkan akan selesai pada tahun 2013. Pelayanan lain yang dilaksanakan di bidang kependudukan adalah registrasi penduduk. Untuk meregistrasi penduduk yang baru lahir maka perlu diterbitkan Akta kelahiran. Akta ini dikeluarkan bagi seluruh penduduk yang lahir di kabupaten Lombok Tengah. Progres tahunan pencapaian pelayanan kependudukan di sektor kepemilikan Akta Kelahiran dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel Kepemilikan Akta Kelahiran Tahun 2012 Tahun
Jumlah Penduduk
Yang Memiliki Akta Kelahiran
% yang memiliki Akta Kelahiran
2008
894.535
264.358
29,55
2009
927.344
292.651
31,56
2010
974.176
330.350
33,91
2011
1.101.092
430.177
47,55
2012
1.188.508
482.921
40,63
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Lombok Tengah, Tahun 2013
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sampai dengan akhir tahun 2012 penduduk yang memiliki Akta Kelahiran baru mencapai angka 40,63%, capaian yang masih rendah ini disebabkan karena mutasi penduduk yang cukup tinggi dimana tidak seluruh penduduk Lombok Tengah dilahirkan seluruhnya di Lombok Tengah serta penduduk yang telah berusia lanjut yang belum memiliki Akta Kelahiran. Untuk pencatatan kelahiran seseorang sesuai ketentuan saat ini berdasarkan “asas peristiwa” sehingga penduduk Kabupaten Lombok Tengah yang melahirkan di luar Lombok Tengah maka pencatatan kelahirannya di luar Kabupaten Lombok Tengah (tempat kelahiran anak). 4. Ketenaga Kerjaan Tenaga kerja adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kondisi ekonomi wilayah karena tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi dalam suatu perekonomian. Dalam perencanaan pembangunan, data ketenagakerjaan memegang peranan penting. Tanpa tenaga kerja tidaklah mungkin program pembangunan dapat dilaksanakan. Ketersediaan data ketenagakerjaan yang semakin lengkap dan tepat akan memudahkan pemerintah dalam membuat rencana pembangunan mengingat jumlah dan komposisi tenaga kerja selalu mengalami perubahan seiring dengan berlangsungnya proses demografi antar waktu. Ketenagakerjaan juga merupakan salah satu prioritas pemerinah sesuai dengan tripel track strategy yaitu terwujudnya pemerinahan yang pro poor, pro growth dan pro job. Untuk maksud tersebut dibutuhkan informasi ketenagakerjaan yang rinci. Karena itu, penyajian data ketenagakerjaan dilakukan untuk memetakan secara terpilah dan rinci sehingga didapatkan pemahaman bersama terhadap permasalahan ketenagakerjaan dalam
hal jumlah dan besaran target sasaran, tempat tinggal dan jenis kelamin dari target sasaran. Diharapkan dengan adanya informasi ketenagakerjaan yang lebih rinci, peningkatan kualitas angkatan kerja dan perluasan kesempatan kerja yang dilakukan dapat dilakukan dengan tepat sasaran yang lebih efektif dan efisien dan optimal. Sampai dengan akhir tahun 2012 penduduk usia kerja di Kabupaten Lombok Tengah berjumlah 609.448 orang dengan rincian menurut kelompok umur sebagai berikut: Tabel Penduduk Usia Kerja Menurut Kelompok Umur Tahun 2012 Kelompok Umur
Laki-Laki
15 – 19
39.997
41.121
81.118
20 – 24
28.946
39.354
68.300
25 – 29
32.279
44.104
76.383
30 – 34
30.529
39.341
69.870
35 – 39
30.663
36.642
67.305
40 – 44
26.685
31.412
58.097
45 – 49
22.405
25.002
47.407
50 – 54
20.151
22.695
42.846
55 – 59
15.033
15.225
30.258
60 – 64
12.623
13.584
26.207
65 – 69
8.195
9.150
17.345
70 – 74
5.875
6.725
12.600
75+
5.133
6.579
11.712
278.514
330.934
609.448
Jumlah
Perempuan
Jumlah
Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Lombok Tengah, Tahun 2013
Menurut data Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Lombok Tengah, pada tahun 2012 tercatat sebanyak 8.775 orang pencari kerja terdaftar. Angka ini menunjukkan tren yang menurun jika dibandingka dengan angka tahun-tahun sebelumnnya dimana pada tahun 2011 tercatat sebanyak 14.070 orang pencari kerja terdaftar dan pada tahun 2011 tercatat 16.650 orang pencari kerja terdaftar. Adapun rincian pencari kerja tahun 2012 menurut tingkat pendidikan dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel Pencari Kerja Terdaftar di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2012 Kecamatan
Tingkat Pendidikan SD
SLTP
SLTA
SM/Diploma
Sarjana
Jumlah
Praya Barat
823
100
30
57
38
1.048
Praya Barat Daya
324
51
56
50
37
518
Pujut
818
64
48
43
35
1.008
Praya Timur
336
50
27
39
19
471
Janapria
442
36
41
24
38
581
Kopang
484
43
39
21
37
624
Praya
921
84
64
78
57
1.204
Praya Tengah
648
41
44
24
21
778
Jonggat
560
35
12
28
45
680
Pringgarata
620
39
40
29
16
744
Batukliang
553
40
35
21
29
678
Batukliang Utara
357
43
10
16
15
441
6,886
626
446
430
387
8.775
Jumlah
Sumber : Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Lombok Tengah, Tahun 2013
Dari 8.775 orang pencari kerja sebagaimana pada tabel di atas telah ditempatkan sebanyak 8.107 orang, 200 orang dihapus dan 468 orang sisanya belum ditempatkan dengan mayoritas penempatan tenaga kerja ke luar negeri. Untuk mengetahui kondisi ketenagakerjaan di Kabupaten Lombok Tengah salah satunya dapat diukur melalui Tingkat Kesempatan Kerja (TKK). Pada Tahun 2012 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja sebesar 66,21 % dengan Tingkat kesempatan kerja sebesar 94,06%. Angkatan kerja yang mendapatkan kesempatan kerja pada Tahun 2012 masih didominasi sektor pertanian sebesar 59,12%; sektor industri sebesar 12,87%; sektor perdagangan sebesar 11,10%; sektor jasa sebesar 8,20% dan sektor lainnya sebesar 8,7%.. B. KESEHATAN Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak rakyat untuk memperoleh akses atas kebutuhan pelayanan kesehatan. Pembangunan Kesehatan juga harus dipandang sebagai suatu investasi dalam kaitannya untuk mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Kualitas sumber daya manusia secara utuh dapat dilihat dari aspek fisik dan aspek non fisik. Kualitas fisik penduduk dapat dilihat dari derajat/tingkat kesehatan penduduk di suatu wilayah. Angka harapan hidup sebagai indikator derajat kesehatan sangat ditentukan oleh beberapa indikator kesehatan yang dapat dijadikan sebagai tolok ukur derajat kesehatan penduduk diantaranya adalah harapan hidup, angka kematian bayi serta angka kematian ibu melahirkan. Keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial ekonomi daerah pada umumnya dapat dilihat dari peningkatan usia harapan hidup penduduk dari daerah tersebut. Meningkatnya perawatan kesehatan melalui Puskesmas, meningkatnya daya beli masyarakat akan meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan, mampu memenuhi kebutuhan gizi dan kalori, mampu mempunyai pendidikan yang lebih baik sehingga memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang memadai, yang pada gilirannya akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan memperpanjang usia harapan hidupnya. 1. Angka Harapan Hidup Tinggi rendahnya Angka Umur Harapan Hidup menggambarkan tinggi rendahnya taraf hidup suatu daerah, semakin tinggi Angka Harapan Hidup di suatu daerah maka kondisi kesehatan di daerah tersebut akan semakin baik pula. Angka harapan hidup penduduk Lombok Tengah menunjukkan arah perbaikan dimana usia harapan hidup selalu mengalami peningkatan seiring perkembangan waktu. Pada periode 2008-2012 usia harapan hidup penduduk Lombok Tengah meningkat rata-rata sebesar 0,43 perahun. Berikut adalah perkembangan Angka Harapan hidup Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2008 sampai dengan tahun 2012.
Angka Harapan Hidup (AHH) Tahun 2008 - 2012 61.96 61.52 61.09 60.66 60.24
2008
2009
2010
2011
2012
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat, Tahun 2013
2. Angka Kematian Bayi Angka Kematian Bayi atau Infant Mortality Rate adalah kematian bayi di bawah usia 1 tahun tiap 1.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi merupakan salah satu indikator terhadap persediaan, pemanfaatan dan kualitas pelayanan prenatal. Tahun 2008 Angka Kematian Bayi di Kabupaten Lombok Tengah 16,9 perseribu kelahiran hidup dan menjadi 12,1 perseribu kelahiran hidup pada tahun 2012. Berikut adalah perkembangan Angka Kematian Bayi dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012.
Angka Kematian Bayi (AKB) Tahun 2008 - 2012
16.9 10.6
2008
2009
12.1 8.7
8.2
2010
2011
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Lombok Tengah, Tahun 2013
2012
3. Angka Kematian Ibu Angka Kematian Ibu atau Maternal Mortility Rate ( MMR ) menunjukkan jumlah kematian ibu pada setiap 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu ini dipergunakan untuk menggambarkan status gizi dan kesehatan ibu, keadaan sosial ekonomi, kondisi kesehatan lingkungan serta fasilitas dan tingkat pelayanan prenatal. Tahun 2008 Angka Kematian Ibu di Kabupaten Lombok Tengah 106 persepuluhribu kelahiran hidup dan menjadi 107 persepuluhribu kelahiran hidup pada tahun 2012. Berikut adalah perkembangan Angka Kematian Ibu dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012.
Angka Kematian Ibu (AKI) Tahun 2008 - 2012
107
109
106
80
74
2008
2009
2010
2011
2012
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Lombok Tengah, Tahun 2013
4. Fasilitas Kesehatan Upaya pemenuhan layanan kesehatan tidak terlepas dari ketersediaan Fasilitas Kesehatan di bidang kesehatan. Di kabupaten Lombok Tengah sampai dengan tahun 2012 telah tersedia 2 (dua) Rumah Sakit Umum yang terdiri dari 1 (satu) Rumah Sakit Pemerintah yakni Rumah Sakit Umum Daerah dan (satu) Rumah Sakit Swasta yakni Rumah Sakit Islam Yatofa. Selain Rumah Sakit, upaya pemerataan pelayanan kesehatan difokuskan pada penyediaan Pusat Kesehatan Masyarakat atau yang lebih dikenal dengan Puskesmas. Jumlah Puskesmas di Kabupaten Lombok Tengah sebanyak 25 buah yang kesemuanya merupakan Puskesmas Perawatan atau Puskesmas yang melayani rawat inap. Untuk mendukung fungsi Puskesmas maka disediakan fasilitas penunjang berupa Puskesmas Pembantu, Poskesdes dan Puskesmas Keliling. Sampai dengan akhir tahun 2012 di Kabupaten Lombok Tengah telah tersedia 30 unit Puskesmas Keliling, 94 unit Puskesmas Pembantu dan 119 unit Poskesdes. Sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan Ibu Hamil, Bayi dan Balita dibentuk
Pos Pelayanan Terpadu atau yang familiar dengan nama Posyandu, menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah sampai dengan tahun 2012 terdapat 1.506 unit Posyandu dengan rincian posyandu menurut strata di setiap kecamatan sebagai berikut: Tabel Jumlah Posyandu Menurut Strata Tahun 2012 No
Kecamatan
Strata Posyandu Pratama
Madya
Purnama
Mandiri
Jumlah
1
Praya
44
34
48
9
135
2
Jonggat
63
55
26
1
145
3
Batukliang
15
106
0
4
124
4
Pujut
31
122
41
5
199
5
Praya Barat
38
76
0
0
114
6
Praya Timur
41
111
4
2
158
7
Janapria
36
58
23
0
117
8
Pringgarata
45
40
14
2
101
9
Kopang
50
51
20
2
123
10
Praya Tengah
43
39
22
1
105
11
Praya Barat Daya
60
39
2
0
101
12
Batukliang Utara
9
71
3
0
83
475
802
203
26
1.506
Jumlah
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Lombok Tengah, Tahun 2013
Selain rumah sakit, puskesmas, pustu, poskesdes dan posyandu sebagai bentuk pemerataan pelayanan kesehatan terdapat juga bebera fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yaitu Rumah Bersalin, Klinik atau Balai Pengobatan, Praktek Dokter, Apotek, Gudang Farmasi Kesehatan, Toko Obat dan lainnya. Jumlah fasilitas layanan kesehatan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2012 No
Fasilitas Kesehatan
Pengelola Pemerintah
Swasta
Jumlah
1
Rumah Sakit Umum
1
1
2
2
Rumah Sakit Jiwa
--
--
--
3
Rumah Sakit Bersalin
--
--
--
4
Rumah Sakit Khusus Lainnya
--
--
--
5
Puskesmas Perawatan
25
--
25
6
Puskesmas Non Perawatan
--
--
--
7
Puskesmas Keliling
30
--
30
8
Puskesmas Pembantu
94
--
94
9
Rumah Bersalin
--
4
4
10
Balai Pengobatan/Klinik
--
21
21
11
Praktik Dokter Bersama
--
2
2
12
Praktik Dokter Perorangan
--
71
71
13
Praktk Pengobatan Tradisional
--
5
5
14
Poskesdes
119
--
119
15
Posyandu
1.506
--
1.506
16
Apotek
1
19
20
17
Toko Obat
--
10
10
18
Gudang Farmasi Kesehatan
1
--
1
19
Industri Obat Tradisional
--
--
--
20
Industri Kecil Obat Tradisional
--
--
--
Jumlah
1.777
133
1.910
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Lombok Tengah, Tahun 2013
5. Sumber Daya Kesehatan Pengembangan sumber daya manusia merupakan salah satu prioritas dari fokus prioritas pembangunan kesehatan. Tenaga kesehatan merupakan bagian terpenting dalam peningkatan pelayanan kesehatan di Kabupaten Lombok Tengah, peningkatan kualitas harus menjadi prioritas utama sehingga peningkatan pelayanan kesehatan dapat dicapai sepenuhnya salah satu faktor yang perlu mendapat perhatian khusus adalah jumlah dan kualitas tenaga kesehatan yang ada. Sampai saat ini kebutuhan tenaga kesehatan masih belum sepenuhnya terpenuhi, hal tersebut bisa dilihat dari ratio ketenagaan per 100.000 penduduk. Gambaran ratio petugas kesehatan dengan penduduk berdasarkan
ratio
kebutuhan tenaga kesehatan dengan masyarakat yang dilayani terutama tenaga kesehatan tekhnis seperti dokter, bidan, perawat dan petugas farmasi (Apoteker), sarjana kesehatan, dengan perincian sebagai berikut : Tabel Jumlah dan Rasio Tenaga di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2012 No
Tenaga Kesehatan
Jumlah
Ratio per 100.000 penduduk
1
Dokter Spesialis
14
1,5
2
Dokter Umum
48
5,5
3
Dokter Gigi
17
2,1
4
Perawat
511
58,1
5
Bidan
197
22,1
6
Ahli Penyehatan Lingkungan
64
6,4
7
Ahli Kesehatan Masyarakat
63
6,4
8
Apoteker dan Tenaga Kefarmasian
38
3,9
9
Ahli Gizi
67
7,1
10
Tenaga Teknisi Medis
73
7,6
11
Fisioterapis
5
0,6
12
Bidan Desa
112
12,1
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Lombok Tengah, Tahun 2013
6. Pelayanan Keluarga Berencana Salah satu strategi MPS (Making Pregnancy Safer) adalah setiap WUS mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanggulangan komplikasi keguguran. Ini artinya Pelayanan Program Keluarga Berencana (KB) dan merupakan salah satu pilar dari 4 pilar Safe Motherhood. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) diharapkan dapat memutuskan rantai sebab tidak langsung kematian ibu dan bayi, dimana mengurangi faktor risiko (4 terlalu) : Terlalu sering hamil, terlalu banyak anak, terlalu muda dan terlalu tua untuk kehamilan. Tingkat pencapaian pelayanan keluarga berencana dapat dilihat dari cakupan peserta KB yang sedang menggunakan alat/metode kontrasepsi (KB aktif), pasangan berstatus menikah (pasangan usia subur/PUS) yang sedang menggunakan alat KB dapat dilihat pada grafik berikut:
Cakupan peserta KB baru menggunakan alat/metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) maupun non MKJP di kabupaten Lombok Tengah adalah 27,9%, peserta KB baru tertinggi di kecamatan Batukliang sebesar 38,6 % sedangkan terendah di kecamatan Jonggat sebesar 17,9 % Cakupan peserta KB aktif di kabupaten Lombok Tengah pada tahun 2012 adalah sebesar 66,6 % bila dibandingkan dengan target SPM berarti cakupan tahun ini masih belum mencapai target SPM 2012 sebesar 72%, bila dilihat dari masing-masing kecamatan, capaiannya masing-masing kecamatan yang sudah mencapai target SPM adalah Praya Tengah, Jonggat, Praya Barat Daya, dan Pujut.
7. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak a. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil K-1 Akses bumil (K-I) adalah jumlah kunjungan baru ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal Pertama kali dalam usia kehamilan 12 minggu, di bandingkan dengan jumlah ibu hamil yang ada di wilayah kerja, dalam satu tahun. Pencapaian akses bumil (K-1) tahun 2011 adalah 94,80% atau sebanyak 21.261 orang Bumil, dari target sasaran Ibu hamil sebanyak 22.425 orang. Target K1 yang diharapkan sebesar 95% (Target KIA Kabupaten Lombok Tengah). Sedangkan capaian K-1 kabupaten Lombok Tengah tahun 2012 sebesar 99,5% (20.911 bumil), Ini berarti bahwa pencapaian K1 sudah mencapai target yang di harapkan. Dari 25 Puskesmas yang ada, pencapaian K1 tertinggi tahun 2012 adalah Puskesmas Sengkol dengan pencapaian sebesar 118,2 % dan terendah dicapai oleh Puskesmas Mantang yaitu 90,0%.
b. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil K-4 Cakupan Bumil (K4) adalah jumlah kunjungan ibu hamil sebanyak dua kali atau lebih pada trimester III, yang mendapat pelayanan antenatal, di bandingkan dengan jumlah ibu hamil yang ada di wilayah kerja selama satu tahun. Pencapaian K4 tahun 2011 sebanyak 86,3 % (19.348). Capian K4 tahun 2012 sebesar 93.35% ( 19.650 bumil) pencapaian K-4 secara kabupaten telah mencapai target SPM (92%). c. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Periode persalinan merupakan salah satu periode yang berkontribusi besar terhadap angka kematian ibu di Indonesia, kematian saat bersalin dan 1 minggu pertama diperkirakan 60 % dari seluruh kematian ibu (maternal mortality : who, when, where and why; Lancet 2006). Sedangkan dalam target MDG’s salah satu upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan kesehatan ibu adalah menurunkan angka kematian ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 dari 425 per 100.000 kelahiran hidup 1992 (SKRT) serta meningkatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan menjadi 90 % pada tahun 2015 dari 40 % pada tahun 1992 (BPS). Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pertolongan persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan. Jumlah persalinan normal di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2011 adalah sebanyak 17.583 orang atau sebesar 82,1 % . Sedangkan Pencapaian pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
tahun 2012 ` sebesar 93.2% (18.700) telah mencapai target SPM 2012 (92%) dan mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2011. d. Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas (KF3) Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pelayanan pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali dengan distribusi waktu ; 1) Kunjungan nifas pertama (KF1) pada 6 jam setelah persalinan sampai 3 hari ; 2) Kunjungan nifas ke-2 (KF2) dilakukan dalam waktu hari 4 sampai dengan hari ke 28 setelah persalinan dan 3) Kunjungan nifas ke-3 (KF3) dilakukan dalam waktu hari ke 29 sampai dengan hari ke 42 setelah persalinan. Pelayanan kunjungan nifas didifinisikan sebagai kontak ibu nifas dengan tenaga kesehatan baik di dalam gedung
maupun
di
luar
gedung
fasilitas
kesehatan
(termasuk
bidan
di
desa/polindes/poskesdes dan kunjungan rumah). Pelayanan kesehatan ibu nifas yang diberikan meliputi :1) Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi
dan suhu; 2)
Pemeriksaan tinggi fundus uteri ;3) Pemeriksaan lokhia dan pengeluaran pervaginam lainnya; 4) pemeriksan payudara dan anjuran ASI Eklusif 6 bulan : 5) Pemberian kapsul vitamin A 200.000 IU sebanyak 2 kali dan 6) pelayanan KB pasca persalinan Cakupan pelayanan ibu nifas pada tahun 2011 adalah 87,9 % (18.813 orang), sedangkan cakupan tahun 2012 sebesar 92.9 (19.525 orang) telah mencapai target SPM 2012 (92%), jika dibandingkan dengan capaian sebelumnya mengalami peningkatan. e. Pelayanan Neonatal Neonatus atau bayi baru lahir (0 -28 hari) merupakan golongan umur yangmemiliki resiko gangguan kesehatan paling tinggi. Sebagian besar Kematian bayi terjadi pada usia ini. Kematian pada usia ini sangat di pengaruhi oleh derajat kesehatan ibu pada saat hamil,
pertolongan persalinan serta kondisi yang berkaitan dengan
perawatan bayi baru lahir. Oleh sebab itu kesehatan ibu hamil sebelum melahirkan, perlu di perhatikan, agar dapat menekan kematian neonatal pada saat lahir nanti. Pelayanan pada kunjungan neonatus sesuai dengan standard yang mengacu pada Manajemen terpadu balita muda (MTBM) yang meliputi pemeriksaan tanda vital, konseling perawatan bayi baru lahir dan ASI ekslusif, injeksi vit. K1 dan imunisasi (jika belum diberikan saat lahir) penanganan dan rujukan kasus serta penyuluhan perawatan
neonatus di rumah tangga dengan menggunakan buku KIA. Cakupan Kunjungan neonatal lengkap di Kabupaten Lombok Tengah sebesar 95,9 %, tertinggi adalah Puskesmas Mantang sebesar 99,8 % dan terendah adalah Puskesmas Ganti
sebanyak 90,7% .
Gambaran capaian neonatus masing-masing puskesmas di Kabupaten Lombok Tengah dapat dilihat pada grafik berikut:
f.
Pelayanan Kesehatan Bayi Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan, dan perawat) minimal 4 kali dalam setahun yaitu 1 kali saat berumur 29 hari-3 bulan, 1 kali pada umur 3-6 bulan, 1 kali pada umur 6-9 bulan, dan 1 kali pada umur 9-11 bulan. Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/ HB 13, polio 1-4 dan campak), stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi (SDIDTK) bayi, dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi, Indikator ini merupakan penilaian terhadap upaya peningkatan akses bayi memperoleh akses kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin adanya kelainan atau penyakit, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit serta peningkatan kualitas hidup bayi. Pada tahun 2012 cakupan pelayanan kesehatan bayi di Kabupaten Lombok Tengah sebesar 106.0 %, sudah mencapai target SPM tahun 2012 sebesar 90%, dengan capaian tertinggi puskesmas Kuta sebesar 152.3% dan terendah puskesmas Teruwai sebesar 73.9%.
Gambaran cakupan pelayanan kesehatan bayi masing-masing puskesmas di Kabupaten Lombok Tengah dapat dilihat pada grafik berikut:
g. Pelayanan Kesehatan Anak Balita Pelayanan kesehatan anak balita adalah pelayanan kesehatan pada anak balita umur 12-59 bulan sesuai standar meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8x setahun, pemantauan perkembangan minimal 2x setahun dan pemberian Vitamin A 2x setahun (bulan pebruari dan agustus). Pemantauan pertumbuhan dilakukan melalui penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan di posyandu, puskesmas dan rumah sakit, bidan praktek swasta serta sarana/ fasilitas kesehatan lainnya, Pemantauan perkembangan dapat dilakukan melalui SDIDTK (stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang) oleh petugas kesehatan, pemberian vitamin A dilaksanakan oleh petugas kesehatan di sarana kesehatan. Pada tahun 2012 cakupan pelayanan kesehatan anak balita (1-4 tahun) sebesar 74.5 % sudah mencapai target SPM sebesar 65%, Tetapi dilihat dari Capaian puskesmas masih ada yang belum mencapai target SPM tahun 2012 yaitu puskesmas Aik mual, Mangkung, Penujak, Batunyala, Pengadang, Muncan, Bonjeruk, Puyung, darek, batujangkih, Teruwai, Teratak, Pringgarata, Bagu. Cakupan pelayanan kesehatan anak balita per puskesmas dapat dilihat pada grafik berikut:
C. PENDIDIKAN Pendidikan merupakan salah satu bidang penting dalam pembangunan nasional maupun daerah. Sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas merupakan modal yang sangat berharga bagi pembangunan, baik pembangunan manusia itu sendiri maupun pembangunan ekonomi. SDM yang berkualitas akan membawa dampak pada kemajuan bidang teknologi, kesehatan, ekonomi dan kesejahteraan masyarakat secara umum. Hal ini dikarenakan penduduk yang memiliki pendidikan yang cukup akan mempengaruhi kemampuan mereka dalam menghasilkan barang dan jasa, melakukan inovasi teknologi, merancang dan merekayasa perekonomian dan pada hidup,
menjaga
keteraturan
sosial,
lingkungan
mengembangan akhirnya
bermuara pada peningkatan kualitas hidup manusia secara keseluruhan. 1. Kondisi Umum Pendidikan a. Jumlah Sekolah Ketersediaan fasilitas pendidikan berupa sekolah merupakan persyaratan utama agar kegiatan belajar dan mengajar dapat berjalan dengan baik. Sampai dengan tahun 2012 Jumlah sekolah di Kabupaten Lombok Tengah menurut jenjang pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel Jumlah Sekolah Pada Tiap Jenjang Pendidikan Tahun 2012 No 1
2
3
4
Jenjang Pendidikan
Pengelola
Akreditasi
Negeri
Swasta
Jumlah
A
B
C
TK sederajat
5
402
407
n/a
n/a
n/a
a. TK
5
292
297
n/a
n/a
n/a
b. RA
--
110
110
n/a
n/a
n/a
SD sederajat
581
283
864
14
248
249
a. SD
577
10
587
8
170
164
b. MI
4
273
277
6
78
85
SLTP sederajat
85
267
352
10
103
69
a. SMP
80
42
122
10
38
16
b. MTs
5
225
230
--
65
53
SLTA sederajat
30
183
213
13
59
42
a. SMA
18
22
40
6
13
9
b. MA
3
140
143
6
44
32
c. SMK
9
21
30
1
2
1
Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kab. Lombok Tengah, Tahun 2013
Adanya lembaga sekolah mutlak didukung oleh ketersediaan fasilitas ruang kelas guna mendukung proses belajar mengajar. Sampai dengan tahun 2012 jumlah ruang kelas yang tersedia di Kabupaten Lombok Tengah menurut jenjang pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel Jumlah Ruang Kelas Pada Tiap Jenjang Pendidikan Tahun 2012 No 1
2
3
4
Kondisi
Jumlah Ruang Kelas
Baik
Rusak Ringan
Rusak Berat
TK sederajat
612
314
201
97
a. TK
435
212
150
73
b. RA
177
102
51
24
SD sederajat
4.767
2.930
1.308
556
a. SD
3.249
2.013
838
398
b. MI
1.518
890
470
158
SLTP sederajat
1.939
1.230
558
151
a. SMP
883
612
209
62
b. MTs
1.056
618
349
89
SLTA sederajat
991
774
184
33
a. SMA
395
313
70
12
b. MA
395
313
70
12
c. SMK
201
148
44
9
Jenjang Pendidikan
Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kab. Lombok Tengah, Tahun 2013
b. Tenaga Pendidik Tersedianya fasilitas pendidikan berupa sekolah dan ruang kelas tidak akan berarti jika tidak didukung oleh ketersediaan Tenaga Pendidik dalam hal ini Guru. Ketersediaan Guru sebagai pelaku pendidikan merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam penyelenggaraan layanan pendidikan. Untuk mengukur ketersediaan tenaga pengajar yang mengajar di sekolah pada suatu daerah tertentu digunakan Indikator Rasio Guru per Sekolah. Rasio Guru per Sekolah didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah tenga pengajar dibandingkan dengan jumlah sekolah pada suatu jenjang pendidikan tertentu. Makin rendah nilai rasio, berarti makin terbatas juga jumlah tenga pengajar yang mengajar di suatu sekolah tertentu. Berikut adalah Jumlah Guru dan Rasio Guru per Sekolah di Kabupaten Lombok Tengah dirinci menurut satuan pendidikan:
Tabel Jumlah Guru dan Rasio Guru per Sekolah Menurut Satuan Pendidikan Tahun 2012 Jumlah Guru
Rasio Guru per Sekolah
TK sederajat
1.695
4,16
a. TK
1.181
3,98
b. RA
514
4,67
SD sederajat
10.728
12,42
a. SD
6.873
11,71
b. MI
3.385
12,22
SLTP sederajat
7.185
20,41
a. SMP
2.647
21,70
b. MTs
4.538
19,73
SLTA sederajat
5.248
24,64
a. SMA
1.336
33,40
b. MA
3.071
21,48
c. SMK
841
28,03
No 1
2
3
4
Jenjang Pendidikan
Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kab. Lombok Tengah, Tahun 2013
Dari data di atas dapat dilihat bahwa Tenaga Guru paling terbatas berada pada satuan pendidikan Taman Kanak-kanak sedangkan pada jenjang pendidikan SLTA rasio ketersediaan guru menunjukkan angka 24,64 ini artinya bahwa secara rata-rata setiap sekolah tersedia 24,64 orang guru. Jika dibandingkan dengan Rasio Guru PNS maka angka ini jauh lebih besar dimana sebagian besar guru yang mengajar adalah guru non-PNS yang mengajar pada sekolah-sekolah swasta. Berikut adalah perkembangan rasio guru PNS dari tahun 2008 sampai dengan 2012:
Rasio Guru PNS
pada tiap Satuan Pendidikan Tahun 2008-2012 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
14 15 12
12
16
16
15
15
11
11
6
6
2010
2011
16
9
8
7
2
1 2008
2009 TK
SD
SLTP
6 5 2012
SLTA
Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kab. Lombok Tengah, Tahun 2013
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa terjadi penurunan rasio ketersediaan guru PNS per sekolah pada tahun 2012 terutama di jenjang pendidikan SD dan SLTP, hal ini disebabkan karena banyaknya guru PNS yang memasuki usia pensiun pada tahun 2012.
c. Peserta Didik Peserta didik dalam hal ini murid merupakan faktor kunci penyelenggaraan layanan pendidikan. Pada tahun 2012 jumlah murid yang bersekolah di Kabupaten Lombok Tengah menurut jenjang pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel Jumlah Murid Menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2012 No 1
2
3
4
Jenjang Pendidikan
Pengelola
Jenis Kelamin
Negeri
Swasta
Jumlah
Laki-laki
Perempuan
TK sederajat
340
16.434
16.774
8.237
8.537
a. TK
340
11.969
12.309
5.994
6.315
b. RA
--
4.465
4.465
2.243
2.222
SD sederajat
91.768
26.412
118.180
61.061
57.119
a. SD
90.597
625
91.222
47.280
43.942
b. MI
1.171
25.787
26.958
13.781
13.177
SLTP sederajat
23.647
26.510
50.157
25.280
24.877
a. SMP
21.233
3.475
24.708
13.113
11.595
b. MTs
2.414
23.035
25.449
12.167
13.282
SLTA sederajat
16.495
18.001
34.496
17.883
16.613
a. SMA
10.634
3.310
13.944
7.223
6.721
b. MA
1.239
13.153
14.392
6.737
7.655
c. SMK
4.622
1.538
6.160
3.923
2.237
Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kab. Lombok Tengah, Tahun 2013
Rasio Murid Terhadap Sekolah Untuk mengukur ketersediaan ketersediaan sekolah pada suatu daerah dan jenjang pendidikan tertentu digunakan Indikator Rasio Murid Terhadap Sekolah. Rasio Murid Terhadap Sekolah didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah sekolah dibandingkan dengan jumlah murid yang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan tertentu. Makin rendah nilai rasio, berarti makin terbatas juga ketersediaan sekolah pada suatu daerah tertentu. Berikut adalah Rasio Murid Terhadap Sekolah di Kabupaten Lombok Tengah dirinci menurut satuan pendidikan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012:
Tabel Rasio Murid Terhadap Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2008-2012 No 1
2
3
4
Jenjang Pendidikan
Rasio Murid Terhadap Sekolah 2008
2009
2010
2011
TK sederajat
2012 41
a. TK
42
54
62
40
41
b. RA
32
33
34
41
41
SD sederajat
137
a. SD
171
166
163
158
155
b. MI
90
87
90
95
97
SLTP sederajat
142
a. SMP
260
243
220
232
203
b. MTs
117
117
89
111
111
SLTA sederajat
162
a. SMA
406
378
376
362
349
b. MA
114
114
49
98
161
c. SMK
291
197
200
209
205
Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kab. Lombok Tengah, Tahun 2013
Rasio Murid Terhadap Kelas Untuk mengukur rata-rata besarnya kelas disuatu daerah di gunakan Rasio Murid Terhadap Kelas. Rasio Murid Terhadap Kelas adalah Perbandingan antar jumlah siswa dengan kelas pada jenjang pendidikan tertentu. Nilai ideal untuk rasio ini adalah 32 yang berarti bahwa untuk 1 kelas idealnya ditempati oleh 32 orang murid. Padatahun 2012 jenjang pendidikan SD dan MI rasio murid perkelas sebesar 23, SMP dan MTs sebesar 28, dan pada jenjang pendidikan menengah masing-masing SMA 33, MA 25 dan SMK 29. Rasio Murid Terhadap Guru Untuk mengetahui rata-rata guru yang dapat melayani siswa disuatu sekolah digunakan indikator Rasio Murid Terhadap Guru. Rasio ini merupakan perbandingan antar jumlah siswa dengan guru pada jenjang pendidikan tertentu. Rasio Murid Terhadap Guru di Kabupaten Lombok Tengah dirinci menurut satuan pendidikan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel Rasio Murid Terhadap Guru Menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2008-2012 No 1
2
3
4
Jenjang Pendidikan
Rasio Murid Terhadap Kelas 2008
2009
2010
2011
2012
a. TK
80
74
68
10
10
b. RA
7
7
8
8
11
a. SD
28
24
23
15
13
b. MI
10
8
10
8
7
a. SMP
25
24
24
9
9
b. MTs
7
8
9
5
5
a. SMA
35
32
32
11
10
b. MA
9
8
10
5
4
c. SMK
34
38
27
8
7
TK sederajat
SD sederajat
SLTP sederajat
SLTA sederajat
Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kab. Lombok Tengah, Tahun 2013
2. Indikator Capaian Kinerja Pendidikan Keberhasilan penyelenggaraan layanan pendidikan dapat dilihat dari indikator makro dan indikator pemerataan pendidikan. Secara makro, ukuran yang sangat mendasar dari tingkat pendidikan adalah kemampuan baca tulis penduduk dan rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas. Kemampuan baca tulis penduduk Lombok Tengah terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, Pada tahun 2008 dari 71,16 persen meningkat menjadi 73,92 persen tahun 2012 atau terjadi kenaikan sebesar 3,54 persen. Pertumbuhan kemampuan baca tulis penduduk usia 15 tahun ke atas atau yang lebih dikenal dengan Angka Melek Huruf dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 dapat dilihat pada grafik berikut:
Angka Melek Huruf Tahun 2008 - 2012
73.92 72.88
71.16
71.20
2008
2009
71.48
2010
2011
2012
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat, Tahun 2013
Demikian pula dengan angka rata-rata lama sekolah yang terus mengalami peningkatan dari 5,35 pada tahun 2008 menjadi 6,19 pada tahun 2012. Ini menunjukkan bahwa secara umum Rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten Lombok Tengah sudah lebih tinggi dari tingkat/jenjang pendidikan Sekolah Dasar. Pekembangan rata-rata lama sekolah dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 dapat dilihat pada grafik berikut:
Rata-rata Lama Sekolah Tahun 2008 - 2012
6.19 5.99
5.35 2008
5.46
2009
5.65
2010
2011
2012
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat, Tahun 2013
Selain dua indikator makro tersebut, hal lain yang mengindikasikan keberhasilan penyelenggaraan layanan pendidikan adalah indikator pemerataan dan perluasan akses
pendidikan. Indikator kunci yang menggambarkan pemerataan dan perluasan akses pendidikan adalah Angka Partisipasi baik Angka Partisipasi Kasar (APK) maupun Angka Partisipasi Murni (APM). Angka Partisipasi Kasar (APK) Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah Persentase jumlah siswa pada jenjang pendidikan tertentu dibandingkan dengan penduduk kelompok usia sekolah. Angka ini menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara umum di suatu tingkat pendidikan. APK merupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan dengan kriteria Makin tinggi APK berarti makin banyak anak usia sekolah yang bersekolah disuatu daerah, atau makin banyak anak usia di luar kelompok usia sekolah tertentu bersekolah di tingkat pendidikan tertentu. Pekembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) pada setiap jenjang pendidikan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 dapat dilihat pada grafik berikut:
Angka Partsipasi Kasar (APK) Tahun 2008-2012
2008
2009
2010
2011
2012
SD dan MI
110.65
117.15
118.11
114.01
113.67
SMP dan MTs
93.92
99.42
99.71
99.53
101.85
SMA MA dan SMK
58.81
59.57
66.85
60.04
71.51
Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kab. Lombok Tengah, Tahun 2013
Tingginya angka partisipasi murni pada jenjang pendidikan SD dan MI yang melebihi 100% disebabkan karena adanya sisiwa di luar usia sekolah, daerah kota, atau daerah perbatasan. Hal ini akan berimplikasi pada rendahnya APK jenjang pendidikan di atasnya. Angka Partisipasi Murni (APM) Angka Partisipasi Murni (APM) adalah persentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang sama.
APM menunjukkan partisipasi sekolah penduduk usia sekolah di tingkat pendidikan tertentu. Seperti APK, APM juga merupakan indikator daya serap penduduk usia sekolah di setiap jenjang pendidikan. Tetapi, jika dibandingkan APK, APM merupakan indikator daya serap yang lebih baik karena APM melihat partisipasi penduduk kelompok usia standar di jenjang pendidikan yang sesuai dengan standar tersebut. APM di suatu jenjang pendidikan didapat dengan membagi jumlah siswa atau penduduk usia sekolah yang sedang bersekolah dengan jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang sekolah tersebut. Pekembangan Angka Partisipasi Murni (APM) pada setiap jenjang pendidikan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 dapat dilihat pada grafik berikut:
Angka Partsipasi Murni (APM) Tahun 2008-2012
98.89
92.93
76.27 40.93
2008
99.23
85.8
89.91
47.42
48.29
2009 SD dan MI
2010 SMP dan MTs
99.22 89.45
55.76
2011
99.23 89.47 61.67
2012
SMA MA dan SMK
Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kab. Lombok Tengah, Tahun 2013
Selain beberapa indikator tersebut, indikator lain yang juga menggambarkan pelaksanaan layanan pendidikan adalah Angka Kelulusan dan Angka Drop Out atau Putus Sekolah Angka Kelulusan Angka Kelulusan adalah persentase murid yang diluluskan dibanding dengan jumlah murid tahun akhir yang mengikuti ujian pada jenjang pendidikan tertentu. Berikut adalah angka kelulusan dan Jumlah Putus Sekolah dari tahun 2010 sampai dengan 2012 menurut jenjang pendidikan tertentu:
Tabel Angka Kelulusan dan Jumlah Drop Out Menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2010-2012 No
Jenjang Pendidikan
Angka Kelulusan
Jumlah Drop Out
2010
2011
2012
2010
2011
2012
2
SD sederajat
99,89
99,52
99,99
224
149
112
2
SLTP sederajat
99,29
99,30
99,53
168
124
61
3
SMA dan MA
97,43
97,55
99,10
135
132
86
4
SMK
92,72
92,86
95,11
160
122
84
Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kab. Lombok Tengah, Tahun 2013
D. KESEJAHTERAAN SOSIAL 1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indeks komposit yang digunakan untuk mengukur capaian pembangunan manusia yang berbasis pada sejumlah komponen dasar kualitas hidup. Sebagai ukuran kualitas hidup, IPM dibangun melalui pendekatan tiga dimensi dasar, yaitu panjang umur dan sehat, pengetahuan dan kehidupan yang layak.Ketiga dimensi tersebut memiliki pengertian sangat luas karena terkait banyak faktor.Untuk mengukur dimensi kesehatan, digunakan indikator angka harapan hidup, selanjutnya untuk mengukur dimensi pengetahuan digunakan gabungan antara indikator angka melek huruf dan indikator rata-rata lama sekolah. Sedangkan untuk mengukur dimensi kehidupan yang layak digunakan indikator paritas daya beli (Purchasing Power Parity). Selama periode dua tahun terakhir, pencapaian angka IPM Kabupaten Lombok Tengah relatif terus membaik. Kondisi pada tahun 2008, angka IPM Kabupaten Lombok Tengah sebesar 59,70 poin menjadi 62,57 poin pada tahun 2012 atau naik 2,87 poin. Hal ini disebabkan karena sudah mulai terwujudnya optimalisasi dan sinergitas pola dan sasaran pembangunan manusia yang dikembangkan pemerintah dan masyarakat di Kabupaten Lombok Tengah selama ini. Peningkatan IPM tersebut tidak terlepas dari peningkatan komponen-komponen pembentuk IPM itu sendiri. Dimana pada tahun 2012 Angka Harapan Hidup telah mencapai 61,96. Angka Melek Huruf 73,92. Rata-rata Lama Sekolah 6,19. Dan Rata-rata pengeluaran Riil
Perkapita sebesar Rp. 632.970,-. Berikut adalah perkembangan IPM dan Komponen Pembentuknya dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 Tabel Perkembangan Indeks pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Pembentuknya Tahun 2008-2012
No.
Uraian
Tahun 2008
2009
2010
2011
2012
1
IPM
59,70
60,20
60,73
61,66
62,57
2
Angka Harapan Hidup
59,80
60,20
61,09
61,52
61,96
3
Angka Melek Huruf
71,20
71,20
71,48
72,88
73,92
4
Rata-rata lama sekolah
5,40
5,40
5,65
5,99
6,19
Rata-rata pengeluaran
618.400
623.600
627.560
629.260
632.970
5
riil perkapita
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat, Tahun 2013
2. Angka Kemiskinan Untuk mengukur tingkat kemiskinan digunakan persentase penduduk miskin yang menggambarkan perbandingan antara jumlah penduduk miskin dibanding dengan jumlah penduduk di suatu daerah. Pada tahun 2008 persentase pendudk miskin di Kabupaten Lombok Tengah sebesar 22,32%, angka ini menunjukkan tren penurunan setiap tahunnya dan menjadi 16,71% pada tahun 2012. Berikut adalah persentase penduduk miskin di Kabupaten Lombok Tengah dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012:
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat; Tahun 2013
3. Tingkat Kesejahteraan Keluarga Hasil pendataan keluarga tahun 2012 yang dilaksanakan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Lombok Tengah menunjukkan penurunan jumlah keluarga pra sejahtera dari 118.427 keluarga pada tahun 2008 menjadi 11.214 pada tahun 2012. Sedangkan keluarga sejahtera I dan keluarga sejahtera II mengalami peningkatan masing-masing 92.447 dan 47.847 keluarga pada tahun 2008 menjadi 110.355 dan 63.494 keluarga pada tahun 2012, demikian pula halnya dengan keluarga sejatera III yang juga mengalami peningkatan sejak tahun 2008. Tingkat kesejahteraan keluarga dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel Tingkat Kesejahteraan Keluarga Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2008-2012 Tahun
Pra-Sj
KS-I
KS-II
KS-III
KS-III+
2008
118.427
92.447
47.847
22.483
251
2009
118.386
95.357
50.680
25.146
264
2010
118.780
101.061
52.803
25.587
290
2011
120.140
109.532
59.491
27.026
305
2012
111.214
110.355
63.494
31.398
222
Sumber: Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kab. Lombok Tengah, Tahun 2013
4. Jumlah PMKS Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) adalah seseorang atau keluarga yang karena suatu hambatan, kesulitan atau gangguan tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya dan karenanya tidak dapat menjalin hubungan yang serasi dan kreatif dengan lingkungannya sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya (jasmani, rohani dan sosial) secara memadai dan wajar. Berikut adalah jumlah penduduk rawan sosia menurut jenis dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012
Tabel Penduduk Rawan Sosial Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2010-2012 No
Jenis PMKS
Tahun 2010
2011
2012
1
Anak Balita Terlantar
1.261
602
783
2
Anak Terlantar
5.384
4.786
3.845
3
Anak Nakal
404
425
299
4
Anak Jalanan
357
298
203
5
Wanita Rawan Sosial Ekonomi
10.233
7.139
6.251
6
Korban Tindak Kekerasan
39
82
91
7
Lanjut Usia Terlantar
7.803
7.457
8.584
8
Penyandang Cacat
2.834
2.834
3.954
9
Tuna Susila
26
-
7
10
Pengemis
115
2
9
11
Gelandangan
43
75
5
12
Bekas Warga Binaan LAPAS
392
474
263
13
Korban Penyalahgunaan NAFZA
23
593
44
14
Keluarga Fakir Miskin
44.597
61.070
36.161
15
Keluarga Berumah Tidak Layak Huni
33.647
49.303
18.290
16
Keluarga Bermasalah Sosial Psikologi
27
38
183
17
Keluarga Komunitas Adat Terpencil
-
320
16
18
Keluarga Korban Bencana Alam
601
574
337
19
Keluarga Korban Bencana Sosial
-
-
31
20
Pekerja Migran Bermasalah Sosial
23
951
68
21
Orang Dengan HIV/AIDS
-
52
32
22
Keluarga Rentan
257
541
1.478
Sumber : Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Lombok Tengah, Tahun 2013
Penyandang Cacat Penyandang cacat adalah setiap orang yang mempunyai kelainan fisik dan/atau mental, yang dapat mengganggu atau merupakan rintangan dan hambatan baginya untuk melakukan secara selayaknya, yang terdiri dari Penyandang Cacat Fisik dan Penyandang Cacat Mental. Berikut adalah jumlah penyandang cacat di Kabupaten Lombok Tengah menurut jenis disabilitas dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012:
Tabel Jumlah penyandang Cacat Menurut Jenis Disabilitas Tahun 2010-2012 No. 1.
Jenis Disabilitas
2010
2011
2012
a. Tuna Rungu
307
302
446
b. Tuna Wicara
403
403
470
c. Tuna Netra
259
253
376
d. Lum puh
-
-
558
e. Sum bing
-
-
205
1.196
1.213
958
a. Idiot
212
209
349
b. Gila
-
-
182
457
454
410
2.834
2.834
3.954
Cacat Fisik
f. Lainnya 2.
Tahun
Cacat Mental
c. Stress Jumlah Penyandang Cacat
E. AGAMA Mayoritas penduduk Kabupaten Lombok Tengah beragama islam dengan proporsi sebesar 99,66% atau sebanyak 895.061 orang sedangkan yang paling sedikit adalah Katolik sebanyak 96 orang atau 0,01% dari jumlah penduduk Kabupaten Lombok Tengah. Berikut adalah proporsi penduduk menurut keyakinan di Kabupaten Lombok Tengah pada tahun 2012: Tabel Jumlah Penduduk Menurut Agama di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2012 No.
Agama
Jumlah
Persentase
895.061
99,66
1
Islam
2
Kristen
188
0,02
3
Katolik
96
0,01
4
Hindu
2.619
0,29
5
Budha
115
0,01
898.079
100
Jumlah
Sumber: Kantor Kementrian Agama Kab. Lombok Tengah, Tahun 2013
Jumlah tempat ibadah di Kabupaten Lombok Tengah sebanyak 3.899 buah dengan perincian sebagai berikut: Tabel Jumlah Penduduk Menurut Agama di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2012 No.
Agama
Jumlah
1
Masjid
1.460
2
Langgar / Mushala
2.431
3
Gereja Kristen
0
4
Gereja Katolik
0
5
Pura / Kuil
8
6
Vihara / Cetya / Kelenteng
0
Jumlah Sumber: Kantor Kementrian Agama Kab. Lombok Tengah, Tahun 2013
3.899
PERTANIAN Kabupaten Lombok Tengah seperti kabupaten-kabupaten lainnya di Indonesia sudah lama dikenal sebagai
daerah agraris. Hal ini tercermin dari penggunaan lahan yang dominan digunakan untuk kegiatan di sektor pertanian. Kabupaten Lombok Tengah dengan luas wilayahnya sebesar 120.839 Ha, 79% diantaranya digunakan
untuk usaha pertanian, yaitu untuk sawah, tegal/kebun, ladang/huma, tambak, kolam/empang, hutan, dan perkebunan, sisanya sebesar 21% digunakan untuk bangunan dan pekarangan, padang rumput, dan lainnya. Dari 79% atau 95.214 ha lahan yang digunakan untuk pertanian, lebih dari separuhnya atau 54% adalah lahan
sawah, sisanya terbagi menjadi masing- masing 23% hutan, 19% ladang dan kebun, kolam/empang 2% dan terakhir tambak di bawah 1%.
Luas areal persawahan di Kabupaten Lombok Tengah mencapai 54.562 ha, terdiri atas : - Irigasi Teknis
: 20.087 ha.
- Irigasi Sederhana
: 2.985 ha.
- Irigasi ½ Teknis
- Irigasi Pedesaan/Non PU - Tadah Hujan
: 19.033 ha. : 540 ha.
: 11.917 ha.
Komoditas Tanaman Pangan Persediaan pangan sebagai sumber gizi bagi kehidupan, merupakan kebutuhan pokok yang harus
dikonsumsi setiap hari. Kebutuhan pangan bagi masyarakat merupakan salah satu komoditas strategis, karena
erat kaitannya dengan upaya stabilitas Ketahanan Nasional. Pengadaan pangan dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduk, serta sesuai persyaratan gizi, selalu menjadi perhatian Pemerintah dan masyarakat sesuai UU Nomor 7 Tahun 1996 Tentang Pangan dan PP Nomor 68 Tahun 2002 Tentang Ketahanan Pangan.
Beberapa komoditas tanaman pangan yang umum dikembangkan di lahan sawah selain padi adalah
palawija (kedelai, jagung, kacang hijau, kacang tanah, dan tanaman semusim lainnya). Melalui upaya-upaya peningkatan mutu intensifikasi maupun peningkatan penerapan teknologi, produktifitas beberapa komoditas tersebut masih sangat memungkinkan untuk ditingkatkan. Indeks Pertanaman (IP) baru mencapai 212% sehingga peningkatan produksi dapat ditempuh melalui peningkatan IP.
Data Komoditas Tanaman Pangan (Kw) di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2010-2012 JENIS/TAHUN
Padi
Jagung
Kacang Hijau Kedelai
Kacang Tanah Ubi Kayu Ubi Jalar
2010
49,92 38,47
2011
50,15 41,34
12,39
12,75
13,77
14,53
9,53
138,63 116,91
10,15
138,63 118,55
2012
50,20 44,71 12,89 10,13 14,53
138,93 118,71
A. Komoditas Padi Secara umum produksi padi dihasilkan di seluruh wilayah Kabupaten Lombok Tengah. Produksi
padi paling banyak adalah pada tahun 20 dengan jumlah produksi 450.497 Ton sebesar 95.077 Ha. Sedangkan pada tahun 2012 443.985Ton dengan luas tanam 92.264 Ha.
dengan
luas
tanam
p r o d u k s i p a d i mengalami penurunan yaitu sebanyak
Berikut disajikan data perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi padi dan palawija selama 6 tahun terakhir (Tahun 2007-2012). Realisasi tanam, panen, produktivitas dan produksi padi (2007–2012)
TAHUN 2007 2008 2009 2010 2011 2012 B. Komoditas Jagung
LUAS TANAM (Ha) 73.602 74.744 78.372 82.196 95.077 92.264
LUAS PANEN (Ha) 65.489 71.046 75.228 74.938 89.830 88.435
PROVITAS (Kw/Ha) 49,99 50,98 53.10 49,92 50,15 50.20
Produksi jagung pada tahun 2011 jumlah produksi 12.260 Ton
PRODUKSI (TON) 327.353 362.161 399.447 374.091 450.497 443.985 dengan
luas
tanam sebesar
3.337 Ha, terjadi peningkatan jumlah produksi pada tahun 2012 sebanyak 14.000 Ton dengan luas tanam 3.238 Ha.
Realisasi tanam, panen, produktivitas dan produksi Jagung (2007-2012) TAHUN
LUAS TANAM (Ha) 5.227 4.762 2.338 3.821 3.337 3.238
2007 2008 2009 2010 2011 2012
LUAS PANEN (Ha)
PROVITAS (Kw/Ha)
PRODUKSI (TON)
3.739 4.121 2.361 3.064 2.966 3.131
28,51 30,67 35,89 38,47 41,34 44.71
10.661 12.626 8.474 11.788 12.260 14.000
C. Komoditas Kedelai Produksi kedelai tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Lombok Tengah. Jumlah produksi 6 (enam) tahun terakhir adalah sebanyak 28.246 Ton dengan luas tanam 26.611 Ha terjadi pada tahun 2010, sedangkan pada tahun
2012
mengalami
penurunan
yaitu
26.121 Ton dengan luas tanam 20.891 Ha. Realisasi tanam, panen, produktivitas dan produksi kedelai (2007-2012)
TAHUN 2007 2008 2009 2010 2011 2012
LUAS TANAM (Ha) 23.764 20.245 20.430 26.611 20.814 20.891
LUAS PANEN (Ha) 19.726 19.104 19.979 22.791 19.476 20.264
PROVITAS (Kw/Ha)
PRODUKSI (TON)
12,82 13,25 12,02 12,39 12,75 12.89
25.282 25.306 24.015 28.246 24.836 26.121
Komoditas Hortikultura Tanaman yang termasuk dalam Komoditas Hortikultura terdiri
dari komoditas sayuran dan buah- buahan semusim, komoditas buah-buahan
dan
sayuran
tahunan,
Tanaman
(tanaman obat) dan tanaman hias. Komoditas yang
ada
biofarmaka
buah-buahan
di Lombok Tengah disajikan dalam profil ini antara
lain : Jenis tanaman buah-buahan tahunan seperti : mangga, durian,
pepaya,
pisang
dan
rambutan.
Sedangkan
yang
digolongkan dalam sayuran : kacang panjang, cabe dan ketimun.
jumlah
produksi
sebanyak
Berikut disajikan data perkembangan produksi beberapa jenis hortikultura yang biasa diusahakan petani Lombok Tengah beberapa tahun terakhir.
Data Luas Panen Tanaman Sayuran Kabupaten Lombok Tengah 2006-2012 No
Jenis Komoditi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Cabe Kacang Panjang Tomat Semangka Ketimun Terong Kangkung Petsai/ Sawi Melon Bawang Merah
No
Jenis Komoditi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2006 428 296 64 74 58 8 7 7 2
Luas Panen (Ha) 2007 2008 378 378 184 214 77 106 95 93 34 34 8 9 14 15 7 11 2 0
2009 510 178 107 116 50 5 22 11 -
2010 302 134 88 11 28 10 9 30 5
2011 539 138 105 97 47 2 16 29 88 -
2012 457 157 147 54 14 20 13 74 -
2009 4.788 2.752 2.117 3.540 1.439 49 419 771 -
2010 3.995 1.770 1.834 370 344 1.218 69 610 175
2011 8.983 2.119 3.105 34.924 1.118 92 1.215 777 31.915 -
2012 40.167 21.475 28.082 30.214 10.007 2.614 3.200 2.671 26.835 75
Produksi Tanaman Sayuran Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2006- 2012
Cabe Kacang Panjang Tomat Semangka Ketimun Terong Kangkung Petsai/ Sawi Melon Bawang Merah
2006 11.300 5.003 3.112 5.132 4.048 269 166 1.050 60
Produksi (Kw) 2007 7.750 4.132 2.440 2.520 453 120 245 100 60
2008 5.670 6.420 8.097 2.955 3.400 270 300 275 0
Potensi lahan untuk pengembangan tanaman buah-buahan masih cukup tinggi, berupa kebun, pekarangan, pematang, dan lahan-lahan tidur lainnya. Potensi keseluruhan seluas 38.618 ha dengan pengembangan baru mencapai 24,54% (9.478 ha). Mengingat potensi yang relatif luas tersebut, maka sejak tahun 2000/2001 Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah mulai menggalakkan pengembangan buah-buahan unggulan seperti manggis, durian, rambutan, mangga dan sawo dengan pola sentra produksi dan pola kawasan.
Populasi Tanaman Buah-buahan Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2006-2012 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jenis Komoditas Rambutan
2006 66.432
Mangga
341.529
Nangka Durian Sawo Jeruk
Manggis Pepaya Pisang
229.021 37.214 28.423 21.689 87.420
366.805 33.314
Populasi (pohon) 2007 2008 68.169 69.915 231.398
225.169
32.679
34.066
42.174
346.590 22.360 47.902
368.987 33.910
45.108
349.902 21.909 63.787
379.723 32.894
2009 71.073
2010 71.487
2011 71.776
2012 71.390
348.820
341.145
354.505
352.498
234.510 45.660 35.286 20.281 73.414
378.351 34.730
231.446 52.255 36.226 13.549 79.759 33.563 45.936
234.995 56.665 39.224 15.776 84.553 35.211 76.409
Produksi Tanaman Buah-buahan Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2006 – 2012
Jenis Komoditas
Produksi (kw)
Sawo Jeruk Manggis
1.027 3.387 2.104
235.289 61.391 37.753 15.147 81.493 34.460
306.681
Rambutan Nangka Durian Mangga
2006 7.337 21.637 6.898 10.108
2007 21.030 211.664 13.968 78.582
2008 41.949 104.755 13.532 45.487
2009 15.208 74.969 8.624 34.365
2010 10.570 43.250 1.365 25.486
2011 34.030 72.140 11.067 114.668
2012 19.584 36.710 5.183 54.496
Pepaya
14.393
108.061
113.916
79.165
4.205
4.775
16.998
Pisang
2.443
3.104 7.238 3.827
15.028
10.219 2.556 12.757 14.803
5.114 1.717 14.249 4.361
3.799 2.409 1.083
70.313
6.333 2.398 18.531
399.624
12.384 1.323 15.321 89.397
PERKEBUNAN Komoditas Perkebunan Potensi perkebunan merupakan salah satu potensi yang perlu mendapatkan perhatian untuk ditingkatkan nilai tambah komoditasnya. Ketersediaan lahan perkebunan di kabupaten Lombok Tengah seluas 118.992 ha. Sementara Pemanfaatan potensi perkebunan
baru mencapai 36.998,07 hektar atau 31,09%. Komoditas
unggulan yang dikembangkan di sub sektor perkebunan meliputi tembakau virginia, jambu mete dan kopi. Tembakau virginia
Merupakan komoditas unggulan yang memberikan kontribusi nyata terhadap pengembangan ekonomi lokal
melalui penyerapan tenaga kerja dan kegiatan multiplayer effeknya. Potensi lahan untuk pengembangan tembakau virginia tahun 2012 mencapai 15.000 Ha dengan sentra pengembangan di Kecamatan Janapria, Praya
Timur, Praya Tengah, Kopang dan Batukliang. Sampai dengan tahun 2012, pemanfaatan lahan seluas 12.742.25 Ha (84.94%). Dengan demikian peluang pengembangan komoditas ini masih sangat terbuka, terutama dengan masih tersedianya lahan yang belum dimanfaatkan yaitu sekitar 2.257.75 Ha.
Pengembangan tembakau virginia telah menerapkan prinsip – prinsip agrobisnis dengan memperhatikan keseimbangan supply (produksi) dan market demand (kebutuhan pasar) dengan pola kemitraan petani dengan pengusaha. Jumlah mitra pengembangan tembakau virginia sebanyak 11 mitra usaha (PT.Sadana Arifnusa,
PT.ELI, PT. Djarum, PT.Gudang Garam, CV.Trisno Adi, PT. IDS, CV. Stive, UD. Nyoto Permadi, PT. ITC, UD. Iswanto,
dan Alliance One Indonesia) dengan petani mitra sebanyak 3.675 KK serta penyerapan tenaga kerja 16.690 orang. Jumlah petani swadaya sebanyak 1.353 KK dengan jumlah tenaga kerja sekitar 4.059 orang. Sehingga jumlah total petani sejumlah 5.028 KK dengan jumlah penyerapan tenaga sebanyak 20.749 orang.
Kopi Wilayah pengembangan kopi di kecamatan Kopang, Pringgarata, Batukliang dan Batukliang Utara dengan total areal seluas 1.483,20 Ha. Pemanfaatan lahan baru mencapai 2.500 Ha (59 %). No
Kecamatan
1 2 3
Kopang Batukliang Batukliang Utara Pringgarata
4 2012 2011
Luas Areal (Ha) 134.70 217.50 804.50
Produksi (Ton) 43.16 74.62 368.59
Produktifitas (Kg/Ha) 520 533 580
Jml Pekebun (KK) 185 292 914
326.30 1.483.00 1.483.20
148.74 635.11 704.90
555 547 626
467 1.858 1.858
Wujud Prod Kopi Berasan
Animo masyarakat dalam mengembangkan komoditas kopi sangat tinggi, yang dibuktikan dengan besarnya luas
areal dan produksi yang dihasilkannya, sehingga diperlukan adanya keterlibatan dari mitra inti untuk menginvestasikan modalnya dengan pola Perkebunan Inti Rakyat (PIR) untuk pengembangan komoditas kopi.
Di Kabupaten Lombok Tengah budidaya kopi merupakan usaha agribisnis yang memiliki potensi yang menjanjikan untuk dikembangkan. Peluang investasi di bidang agribisnis kopi dapat dilihat dari:
Usaha budidaya dengan pola kemitraan pengusaha dengan petani dari hulu sampai ke hilir (on farm-off
farm) belum banyak ditangani oleh pengusaha.
Cita rasa kopi Lombok yang memiliki kekhasan tersendiri (specialty) dan eksplorasi kopi luwak Pengembangan pasar, karena kopi merupakan salah satu kebutuhan pasar.
Perkembangan produksi komoditas kopi mengalami kenaikan dalam 3(tiga) tahun terakhir (2009 -2011) yaitu dari 591,94 ton meningkat menjadi 704,90 ton. Hal ini menunjukkan bahwa rencana target produksi kopi untuk tahun 2011 tercapai bahkan melebihi target yaitu sebesar 709,97 ton dari target 640,5 ton. Produksi di tahun
2011 mengalami kenaikan dikarenakan adanya perlakuan pemeliharaan tanaman yang lebih baik (pemupukan, pengendalian hama dan penyakit tanaman, dll.). Di tahun2012 Produksi kopi sebesar 635,11 ton dari luas areal 1.483 Ha, ini mengalami penurunan dibanding produksi tahun 2011 sebesar 704,90 ton (9,9 %). Jambu Mete Di Kabupaten Lombok Tengah, potensi pengembangan
jambu mete sekitar 10.000 Ha. Luas areal yang
dimanfaatkan hingga saat ini baru mencapai 5.751 Ha (58 %), yang tersebar di beberapa kecamatan yaitu Pujut, Praya Barat, Praya Barat Daya, Praya Timur, dan Janapria.
Melihat besarnya luas areal yang belum dimanfaatkan yaitu sekitar 4.249 Ha dan pengelolaan dari segi agrobisnis masih belum dikelola secara baik, maka prospek untuk mengembangkan komoditas jambu mete ini masih terbuka.
Produksi jambu mete selama 3(tiga) tahun terakhir yaitu tahun 2009 – 2011 mengalami turun naik dimana terjadi penurunan nilai produksi dari tahun 2009 ke tahun 2010 sebesar 36,15 %. Kemudian meningkat tajam di
tahun 2011 yaitu sebesar 865,5 Ton atau naik 289 %. Hal ini disebabkan karena pada tahun 2011 kondisi cuaca
sangat mendukung dibandingkan tahun 2010, disamping itu peningkatan produksi disebabkan karena
penambahan umur tanaman dengan produkvitas yang lebih baik. Bila dibandingkan dengan target produksi maka realisasi tahun 2011 sesuai dan bahkan melebihi target sebesar 220,36 % atau 865,5 Ton dari target 392,77 Ton.
PERTERNAKAN Dalam menghadapi era globalisasi dewasa ini, Sub Sektor Peternakan harus dipersiapkan dalam rangka mengantisipasi kemungkinan dan dampak yang timbul akibat globalisasi tersebut, khususnya pada peningkatan produktivitas ternak. Hal ini bukan saja dengan peningkatan kualitas dan kuantitas produksi peternakan tetapi
yang penting juga adalah mempertahankan kemampuan daya saing dari produk peternakan untuk mencukupi ketersediaan bahan pangan hewani. Sejalan dengan upaya untuk peningkatan produktivitas peternakan,
dilaksanakan pula program-program penunjang sebagai pendukung kegiatan budidaya, Pembuatan pakan konsentrat, pembinaan Hijauan Makanan Ternak (HMT) / pakan hijauan serta pembinaan alat dan mesin
pertanian. Perkembangan populasi ternak dan Produksi selama 5 Tahun di Kabupaten Lombok Tengah adalah sebagai berikut :
No Jenis Ternak . 1 2 3 4 5 6 7
Sapi potong Kerbau Kuda Kambing Ayam Buras Ayam ras Itik
Perkembangan Ternak Besar, Ternak Kecil dan Unggas Populasi (ekor) 2007 2008 74.843 75.748 17.503 18.255 5.594 5.601 73.960 75.032 1.043.931 1.073.577 480.295 489.438 168.966
174.034
2009 80.574 19.052 5.604 76.135 1.166.979 501.490 185.375
2010 94.759 17.299 2.196 54.782 1.204.138 439.068 226.330
2011 119.029 18.508 2.204 64.906 915.144 442.198 230.855
2012 137.200 18.894 2.361 76.076 1.449.838 659.146 389.409
Produksi Daging dan Telur Produksi daging terutama dihasilkan dari jenis ternak sapi yaitu dengan produksi sebesar 763.381
Ton pada tahun 2012. Dibandingkan dengan tahun
sebelumnya produksi daging sapi tersebut mengalami peningkatan sebesar 7,46 % dari produksi tahun 2011 yaitu
sebesar
709.458
Ton.
perkembangan produksi daging Kabupaten Lombok Tengah :
Berikut adalah di Kabupaten
Perkembangan Produksi Daging Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2011 - 2012 No
Jenis ternak
1 2 3 4 5 6 7
Sapi Kerbau Kuda Kambing dan Domba Ayam Buras Ayam Broiler Itik,dll Jumlah
Produksi Daging (kg) Tahun 2011 Tahun 2012 709.458 763.381 335.278 213.640 1.218 9.932 8.507 36.036 538.527 730.718 1.290.006 1.794.690 49.095 88.590 2.789.216 3.636.987
Perkembangan (%) 7.46 - 36.28 715.5 323.62 35.69 39.12 80.45
Produksi telur terutama dihasilkan dari jenis ternak Ayam Buras dengan jumlah produksi telur
sebanyak 12.882.920 butir pada tahun 2011 meningkat sebesar 35,05% pada tahun 2012 sebanyak
17.398.040 butir. Selain menghasilkan telur Ayam Buras, juga dihasilkan p a d a t a h u n 2 0 1 2 telur Ayam Petelur sebanyak 3.321.360 butir dan telur Itik sebanyak 12. 152.700 butir. Melihat perkembangan selama
dua tahun terakhir, produksi telur di Kabupaten Lombok Tengah secara umum adalah mengalami peningkatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Perkembangan Produksi Telur Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2011-2012
No 1. 2. 3. 4.
Jenis Ternak Ayam Buras Itik/entok Ayam ras Petelur Unggas lainnya Jumlah
Produksi Thn. 2011 Butir Berat (kg) 12.882.920 450.902 12.530.448 814.479 2.152.700 139.306 3.102.350 34.126
Produksi Thn.2012 Butir Berat (kg) 17.398.040 608.932 28.037.400 1.822.434 3.321.360 199.279 616.800 6.477
30.668.418
49.373.600
1.438.813
2.637.522
Perkemb. (%) 35,05 123,75 43,05 0,198
KEHUTANAN Pembangunan kehutanan harus dilaksanakan atas dasar etika pembangunan yang menjamin
sistem dan fungsi sumber daya hutan yang berkelanjutan dan melibatkan masyarakat khususnya masyarakat di sekitar hutan. Kebijakan
Kementrian
Kehutanan
dalam
pengelolaan
Hutan
yang mengamanatkan
terbentuknya Kesatuan Pengelolaan Hutan di tiap daerah, diharapkan mampu menjawab berbagai macam permasalahan Pengelolaan Hutan Lestari. Harapan besar Pemerintah Daerah diberikan kepada Organisasi Kesatuan Pengelolaan Hutan ini, guna mengembalikan dan mempertahankan Hutan Lestari serta mengangkat
perekonomian masyarakat utamanya masyarakat penyanding Hutan hingga akhirnya bisa menciptakan peningkatan pembangunan daerah. Oleh karena itu, sinergi masyarakat Kehutanan antara Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi dan Kabupaten mutlak diperlukan guna mendukung Organisasi Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) demi terwujudnya Pengelolaan Hutan Lestari.
Luas Hutan di Kabupaten Lombok Tengah berdasarkan SK Menteri Kehutanan RI No. 598/Menhut-
II/2009 tanggal 2 Oktober 2009 seluas 21.262,29 Ha terdiri dari hutan lindung seluas 10.857,54 Ha, Taman Wisata Alam (TWA) seluas 2.145,88 Ha, hutan produksi tetap seluas 4.583,87 Ha dan taman nasional seluas 3.675 Ha. Tabel….. Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsinya Di Kabupaten Lombok Tengah
No
Jenis Hutan
1
Hutan Produksi
3
Hutan Wisata Alam
2 4
Luas (Ha) 4.583,87
Hutan Lindung
10.857,54
Taman Nasional
3.675
2.145,88
Luas hutan Kabupaten Lombok Tengah masih tergolong kurang atau hanya 17,59 % dari total luas
wilayahnya yakni 120.839 hektar. Dengan demikian berarti bahwa Kabupaten Lombok Tengah masih
membutuhkan hutan seluas 14.996,12 hektar atau 12,41 % agar sesuai dengan amanat UU No. 41 Tahun 1999
(luas hutan minimum sebesar 30% dari luas wilayah). Hal ini mengingat bahwa ekosistem hutan mempunyai peran yang sangat penting dalam menopang kehidupan di bumi kita dan keberadaan hutan ini sangat menentukan
keseimbangan ekosistem lainnya. Fungsi strategis hutan memberikan perlindungan terhadap kestabilan tanah menciptakan iklim lokal, hidrologi tanah dan efisiensi siklus hara diantara tanah dan vegetasi. Hutan juga berfungsi
sebagai pengatur tata air (hidro-orologi) mulai dari presipitasi dalam bentuk hujan sampai pada penguapan
(evaporasi), selain itu hutan juga dapat menyerap karbon dioksida (CO 2) di atmosfer sehingga mengurangi pemanasan global dan menjadi habitat (tempat hidup) bagi berbagai jenis flora dan fauna.
Secara umum kawasan hutan di Kabupaten Lombok Tengah tersebar dalam dua wilayah ‘agroekologi’
yaitu kelompok kawasan hutan yang berada di Lombok Tengah bagian utara (kawasan hutan cluster utara) terdiri dari kawasan Taman Nasional dan hutan lindung yang memiliki karakterikstik iklim mikro relatif basah
dibandingkan kelompok kawasan hutan di Lombok Tengah Bagian Selatan (kawasan hutan cluster selatan) merupakan kawasan lindung, Taman Wisata Alam (TWA) dan hutan produksi yang memiliki iklim mikro lebih kering.
Kawasan Hutan Cluster Utara Kawasan hutan di wilayah ini berperan sebagai daerah tangkapan air, sumber air dan perlindungan
biodiversity. BPDAS Dodokan Moyosari tahun 2007 menyebutkan setidaknya terdapat 40 mata air utama yang
berada di dalam dan sekitar cluster ini. Ketersediaan air di kawasan ini telah dimanfaatkan untuk kepentingan irigasi, pertanian, pensuplai air bersih bagi masyarakat dan sebagai sumber energi melalui Pembangkit Listrik
Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Namun demikian berdasarkan survey yang dilaksanakan BPDAS (2007) juga mengidentifikasi setidaknya 42,8% dari sumber mata air tersebut memiliki kinerja kurang baik dan memerlukan rehabilitasi untuk meningkatkan kinerjanya.
Disamping kelimpahan sumber daya air, kawasan hutan pada cluster ini menyimpan keragaman
biodiversity khususnya pada kawasan penyangga (buffer zone) Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) dan potensi pariwisata. Beberapa obyek yang memliki potensi untuk dikembangkan sebagai obyek wisata alam antara lain air terjun dengan ‘keunikan view dan lansekap’ nya.
Terlepas dari peran dan potensinya, tekanan terhadap sumberdaya hutan di wilayah ini relatif tinggi.
Keberadaan hutan yang berbatasan langsung dengan pemukiman masyarakat memungkinkan sebagian
masyarakat menggantungkan kehidupannya pada sumber daya hutan. Dengan demikian maka peluang
pemanfaatan hutan yang ‘tidak sesuai kaidahnya’ relatif besar. Tekanan terbesar terhadap sumber daya hutan di cluster ini terutama dari aktifitas illegal logging. Tingginya aktifitas illegal logging ini tak terpisahkan dengan
semakin bertambahnya jumlah penduduk yang tinggal disekitar kawasan hutan sedangkan pada sisi lain simpul – simpul ekonomi kerakyatan belum terintegrasi dengan baik dan belum dapat dijadikan penopang kehidupan masyarakat.
Sejalan dengan paradigma partisipasi dalam pembangunan kehutanan dan sebagai respon terhadap
kebutuhan ekonomi masyarakat serta dalam rangka pelestarian hutan. Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah telah mencanangkan kebijakan yang pro poor, pro jobs, and pro environment. Implementasinya dalam bidang kehutanan telah diprogramkan Hutan Kemasyarakatan (HKm). Program ini merupakan pertemuan dua arus
kepentingan antara kebutuhan ekonomi masyarakat dengan kepentingan lingkungan untuk melestarikan sumber
daya hutan. Esensinya program HKm merupakan implimentasi dari konsepsi negara kesejahteraan. Areal program HKm di hutan lindung seluas 1.800 Ha dengan jumlah petani yang terlibat dalam program 3.450 orang. Tanaman
yang dikembangkan 70% adalah tanaman multi guna (multi purpose tree species) antara lain kemiri, nangka, durian, manggis dan lainnya. Namun demikian investasi dan intervensi kebijakan yang pro poor, pro jobs and pro environment masih diperlukan untuk menjamin keberlanjutan program. Kawasan Hutan Cluster Selatan Kawasan hutan di wilayah ini meliputi kawasan hutan lindung, hutan produksi dan TWA yang secara
administratif tersebar di Kecamatan Pujut, Praya Barat dan Praya Barat Daya. Kawasan hutan pada cluster ini
menyimpan potensi ekonomi yang dapat dikembangkan sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar kawasan. Hutan produksi tetap seluas 4.583,87 Ha dapat dikembangkan sebagai pensuplai hasil hutan kayu
dan bukan kayu dimasa depan. Untuk memanfaatkan potensi ekonomi hutan produksi tersebut dalam rangka mendorong pencapaian kesejahteraan masyarakat dan secara bersamaan untuk mewujudkan Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL), Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah memprogramkan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) pada hutan produksi dengan luas areal pencadangan seluas 895 Ha yang mampu menyerap tenaga kerja langsung
sekitar 1.020 petani. Selain program Hutan Tanaman Rakya (HTR), di wilalayah cluster ini juga dikembangkan program Hutan Tanaman Industri (HTI) seluas 683 Ha yang dikelola oleh sebuah perusahaan yang memberdayakan masyarakat sekitar sebagai tenaga kerjanya. Sedangkan potensi ekonomi hutan lindung dan TWA
yang berbatasan dengan pantai selatan adalah potensi jasa lingkungannya sebagai penunjang sektor pariwisata masih terbuka untuk dikembangkan.
Tekanan terhadap sumber daya hutan di wilayah ini masih tinggi. Pada kawasan hutan produksi, selain aktifitas
illegal logging sebagian besar wilayah hutan telah digarap (dirambah) oleh masyarakat dengan mengusahakan tanaman semusim. Sedangkan pada kawasan hutan lindung yang berbatasan dengan pantai, disamping perambahan hutan juga terjadi konflik pertanahan. Pada sisi lain kondisi penutupan lahan di kawasan hutan
wilayah selatan terkategorikan ‘rawang’, yang memerlukan pengkayaan tanaman. Persoalan tata batas hutan juga sering muncul dipermukaan disebabkan banyaknya pal batas yang sudah hilang atau bergeser yang menyulitkan membedakan antara kawasan hutan dan tanah milik Lahan Kritis dan Upaya Rehabilitasi Hasil identifikasi dan inventarisasi lahan kritis BPDAS Dodokan Moyosari Tahun 2010, sebagaimana
terlihat pada tabel 1 bahwa lahan kritis di Kabupaten Lombok Tengah seluas 8.356,06 Ha dengan kriteria sangat
kritis seluas 81,87 Ha, kritis seluas 1.419,04 Ha dan agak kritis seluas 6.855,15 Ha yang tersebar di kawasan budidaya, lindung dalam kawasan dan lindung luar kawasan. Upaya rehabilitasi yang dilakukan berupa reboisasi
(dalam kawasan) dan penghijauan (luar kawasan) dengan pemilihan lokasi berdasarkan prioritas tingkat kekritisan. NO
KECAMATAN
1
BATUKLIANG
2
JUMLAH BATUKLIANG UTARA
JUMLAH 3
JANAPRIA
DAS/SSWS Dodokan
Dodokan
Putih Dodokan
JUMLAH 4
JONGGAT
JUMLAH
Dodokan
KAWASAN
KRITERIA Agak Kritis
KBD -
LDK 51,63
-
Potensial Kritis
1.162,50
Kritis
-
271,7
-
233,52
-
-
Tidak Kritis
3.870,82
Agak Kritis
1,28
Agak Kritis
-
Potensial Kritis Tidak Kritis
Potensial Kritis Agak Kritis
Potensial Kritis Tidak Kritis Kritis
Agak Kritis
Potensial Kritis Tidak Kritis
5.681,33 -
0,96
110,69
6.345,35
522,05
LLK
-
1.091,10
10.330,54 4,33
12,19 -
-
0,02
4.381,65
-
37,43
2.733,31
2,13 0,46
-
JUMLAH (Ha) 51,63
1.684,55 3.870,82 5.607,00 271,7
1.092,37
16.011,88 233,52 4,33
12,19
17.626,00 0,96
110,69
6.345,35 6.457,00 0,02
39,56
2.733,77 4.381,65 7.155,00
5
KOPANG
Putih
Menanga Dodokan
JUMLAH 6
PRAYA
7
JUMLAH PRAYA TENGAH
8
PRAYA BARAT
JUMLAH
Dodokan
9
PRINGGARATA JUMLAH
8,51
Tidak Kritis
15,4
-
-
15,4
Tidak Kritis
Potensial Kritis Kritis
Agak Kritis
Potensial Kritis Tidak Kritis
Potensial Kritis Tidak Kritis
59,55 2,86 0,6
3,41
-
1.561,43
97,88
2.444,48
-
3.602,36 2.923,52
-
-
-
-
Dodokan
Sangat Kritis
0,13
-
23,83
-
1.112,75
Tidak Kritis Kritis
Agak Kritis
Potensial Kritis Tidak Kritis
Sangat Kritis Kritis
Agak Kritis
Potensial Kritis Tidak Kritis Dodokan
Sangat Kritis
Dodokan
Dodokan
7.328,57 2,77
-
75,72
8,83
2,91
-
2.234,58 6.349,21
-
-
68,75
709,2
-
165,43
4.606,52 -
68,48
105,25
1.648,93
-
Sangat Kritis Kritis
Agak Kritis
Tidak Kritis Agak Kritis
Potensial Kritis Tidak Kritis Agak Kritis
Potensial Kritis Tidak Kritis
2.511,09 -
6,1 -
64,87
3,38
484,54
-
2.070,93 881,52 161,63 926,6
7.415,78 -
2.323,02 2.553,77
-
6,52 -
397,74
1.161,19 -
1.254,50
Tidak Kritis
Potensial Kritis
173,18
395,87
19,5
113,42
-
23,92
4,78
Agak Kritis
-
-
Kritis
Potensial Kritis
JUMLAH 11
-
21,43
JUMLAH PRAYA TIMUR
-
Potensial Kritis
Jelateng
10
8,51
Dodokan
Jelateng
JUMLAH PRAYA BARAT DAYA
Potensial Kritis
329,5
612,06 -
208,9 192,3 -
-
923,35 140,65 11,62 -
12,41 1,07 -
59,55 2,86 0,6
3,41
1.659,31 3.602,36 5.352,00 2.444,48 2.923,52 5.368,00 21,43
7.328,57 7.350,00 23,97 2,77
257,74
3.347,33 6.349,21 9,42
68,75
631,65
5.872,97 709,2
17.273,00 23,92 24,28
1.042,87 4.161,46 1.789,57 11,62 68,25
2.412,84 1.494,64 484,54
11.514,00 161,63 926,6
7.415,78 8.504,00 208,9
2.515,33 2.553,77 5.278,00
12
PUJUT
Dodokan
Jelateng
JUMLAH JUMLAH TOTAL
Sangat Kritis
-
12,06
-
12,06
6.851,20
119,35
32,88
7.003,43
480,92
-
Kritis
77,97
Tidak Kritis
9.327,81
Agak Kritis
Potensial Kritis Sangat Kritis Kritis
Agak Kritis
Potensial Kritis Tidak Kritis
298,29 -
63,58 152,8
2.155,11 1.801,76
360,19 480,64 -
0,88
15,54
1.124,01 -
-
Keterangan:
438,16 778,93
9.327,81 0,88
544,51 168,34
3.279,12 1.801,76
23.355,00 120.839,00
KBD = kawasan budidaya
LDK = lindung dalam kawasan LLK = lindung luar kawasan
Sumber : BPDAS Dodokan Moyosari Dengan semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk dan kondisi ekonomi yang tidak stabil, telah
memacu meningkatnya intensitas pemanfaatan lahan dan hutan untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam berbagai
bentuk pengelolaannya, ada yang dijadikan sebagai ladang, kebun dan dalam bentuk lainya. Kegiatan ini karena
dikelola tidak sesuai dengan fungsi dan daya dukung suatu kawasan, sehingga mengakibatkan banyak lahan – lahan subur berubah menjadi lahan kritis yang akan menimbulkan dampak negatif bagi kebutuhan ekosistem serta menurunkan fungsi ekologis dari lahan tersebut.
Luas kawasan hutan menurut fungsinya yang ada di Kabupaten Lombok Tengah semakin berkurang
jumlahnya yakni seluas 3426,2 ha, hal ini disebabkan antara lain :
Adanya kegiatan penebangan liar yang dilakukan oleh masyarakat baik secara sendiri-sendiri maupun secara berkelompok.
terjadi pembukaan lahan baru
Namun berdasarkan data yang diperoleh, dari tahun ke tahun total kerusakan hutan dapat diminimalisir. PERIKANAN Pengembangan dan pengelolaan sumberdaya Kelautan dan Perikanan dalam rangka meningkatkan
ekonomi kerakyatan, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan desentralisasi pembangunan,
dengan
memberikan kewenangan kepada daerah dalam rangka mengelola wilayah perairan yang mencakup Eksplorasi, Eksploitasi, Konservasi dan pengelolaan kekayaan laut yang terwujud dalam bentuk pengaturan kepentingan
administrasi, pengaturan tata ruang dan penegakan hukum. Optimalisasi pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan dilakukan melalui peningkatan sarana dan prasarana Budidaya perikanan; Pengembangan kelembagaan; pengembangan dan penerapan
teknologi budidaya perikanan yang mampu dilaksanakan dan
dikembangkan oleh masyarakat serta berupaya melakukan budidaya yang sehat dan ramah lingkungan. Hal ini dimaksudkan agar keberlangsungan sumberdaya tetap berlanjut untuk generasi yang akan datang.
Potensi sumberdaya perikanan dan kelautan Kabupaten Lombok Tengah merupakan kekayaan daerah
yang hingga kini belum dikelola dan dimanfaatkan secara optimal. Implikasinya potensi sumberdaya tersebut belum memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pembangunan daerah. Realita lainnya menunjukkan
bahwa masyarakat nelayan umumnya masih tergolong dalam strata sosial-ekonomi yang tergolong miskin. Oleh karena itu diperlukan kebijakan atau program yang menyentuh langsung kepentingan masyarakat pesisir sehingga
selain dapat meningkatkan kesejahteraannya juga mendidik lebih mandiri dan memiliki kemampuan dalam memanfaatkan sumberdaya pesisir dan laut secara optimal dan berkelanjutan.
Berdasarkan pengalaman menunjukkan bahwa pengelolaan sumberdaya pesisir-laut selama ini bersifat
ekstraktif sehingga mengabaikan prinsip keberlanjutan. Kondisi tersebut didukung oleh pola pemanfaatan
sumberdaya pesisir yang open akses (memiliki akses terbuka tanpa batas) sehingga sumberdaya menjadi milik bersama (common property). Implikasinya ialah eskalasi konflik yang dipicu oleh tumpang tindihnya kepentingan
dan pemanfaatan oleh masing-masing pengampuh kepentingan. Kondisi tersebut sangat tidak menguntungkan terhadap pemanfaatan sumberdaya alam. Karena akan menimbulkan pemanfaatan yang saling menyingkirkan dan berdampak pada kerusakan ekologis serta benturan sosial.
Lombok Tengah memiliki luas daratan 1.208,39 km² dan luas perairan laut sebesar 975 Km2 dengan
panjang garis pantai 85 km merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang memiliki
potensi pengembangan kelautan dan perikanan yang cukup besar baik itu potensi penangkapan ikan maupun potensi perikanan budidaya. Penangkapan Ikan. Perairan Lombok Tengah berada di sebelah selatan termasuk ke dalam perairan laut Samudera Hindia Luas areal penangkapan ikan laut di Kabupaten Lombok Tengah sebesar 11.937 Km² dengan potensi lestari (MSY)
sumberdaya ikan sekitar 40.623 ton/tahun., Sumberdaya ikan yang terkandung di dalamnya terdiri dari jenisjenis
ikan dasar (demersal) dan jenisjenis ikan permukaan (pelagis). Selain itu, terdapat pula jenisjenis ikan karang, udang, lobster dan cumicumi. Berdasarkan data produksi ikan di Kabupaten Lombok Tengah, komposisi hasil
penangkapan ikan didominasi oleh ikan lemuru, tongkol, tenggiri, teri, sebagai kelompok ikan permukaan (pelagis) dan untuk ikan dasar (demersal) didominasi oleh ikan cucut dan pari.
Luas Areal dan Potensi Lestari Sumberdaya Perikanan Tangkap di Kabupaten Lombok Tengah
LUAS AREAL
PERAIRAN Lombok Tengah (4 mil) a. Perairan Pantai b. Per. Lepas Pantai c. ZEEI JUMLAH
(Km2) 975 670 617 9.675 11.937
POTENSI LESTARI (TON/TH) PELAGIS 4.051 1.367 1.259 12.720 19.397
DEMERSAL 4.503 1.487 1.370 13.866 21.226
TOTAL 8.554 2.854 2.629 26.586 40.623
Produksi perikanan laut Kabupaten Lombok Tengah tahun 2012 tercatat sebesar 1.665,79 ton, sehingga tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan diperkirakan baru 4,25%. Dengan demikian peluang untuk pengembangan ikan di
laut masih sangat besar yaitu mencapai 39.181,9 ton/ tahun atau 95,75%. Potensi sumberdaya ikan yang dieskplorasi tidak hanya terbatas di perairan laut yang menjadi kewenangan Provinsi NTB dan Kabupaten Lombok
Tengah saja, tetapi dapat melakukan kegiatan penangkapan ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) atau
perairan laut yang menjadi kewenangan wilayah lain sesuai peraturan dan ketentuan perundang undangan yang berlaku. No
Produksi dan Nilai Produksi Penangkapan Ikan di Laut Menurut Jenis Ikan Jenis Ikan
1 2
Cendro Ekor Kuning
5
Kuwe
3 4 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 41 42 43 44 45 46
Produksi (Ton) 70.72 5.40
Lolosi Biru
3.26
Layang
11.39
Bawal Putih
9.64
Kakap
5.80
Japuh
18.20
Selar
Sunglir
Bawal Hitam
1.40 3.26
14.90 6.00
Talang-Talang
25.50
Selanget
5.20
Tembang
148.42
Bentong
103.80
Siro
72.75
Lemuru
14.11
Ikan Terbang
62.62
Banyar
43.58
Tenggiri
23.64
Lemadang
7.13
Cakalang
22.87
Kenyar
0.54
Teri
98.06
Kembung
1.20
Sieng-Sieng
2.40
Nilai (Rp. 000) 695.750 113.000
21 22
Julung-Julung Gerot-Gerot
32.600
25
Setuhuk Hitam
42.800 12.200 72.640
193.140 90.000
225.500 202.500 920.060 119.250 52.000
579.975 86.750
1.000.190 106.825 127.200 628.600 478.550 522.900 9.240
490.220 6.000
30.000
752.300
No
23 24 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 60 61 62 63 64 65
Jenis Ikan
Tahun 2012
Produksi (Ton) 102.08 9.34
Ikan Gaji
5.80
Setuhuk Biru
0.30
Lencam
6.10
Ikan Layaran
Setuhuk Loreng Peperek
Merah Bambangan Pinjalo
Belanak
Bj Nagka Karang Kuniran
Biji Nangka Kurisi
7.31
2.83
26.50 14.64 9.30 8.19 3.20 2.34
27.30 4.80
Serinding Gulamah
Tongkol Krai
Tongkol Komo Ikan Lainnya Udang Dogol Udang Putih
Udang Krosok
Udang Ratu/Raja Udang Lobster
5.55
Barong/
1.00 0.30
29.60
128.16 17.90 24.90 80.93 1.90
44.80 14.03
Nilai (Rp. 000) 859.730 79.000 58.000
127.750 160.450 7.500
49.010
202.700 61.000
456.050 103.610 79.375 32.000 23.400
450.450 86.400 12.500 2.430
224.100
1.101.030 139.500 996.000
2.896.000 82.000
1.836.800 2.161.600
47
Tenggiri Papan
4.96
50
Tongkol Abu-abu
53.45
Kerapu Sunu
0.10
Kerong-Kerong
0.50
Pari
10.12
48 49 51 52 53 54 55 56 57 58 59
Madidihang
0.70
Kerapu Karang
1.10
Beronang
6.25
Layur
74.89
Mata Besar
3.50
Kerapu Balong
4.24
Manggalila
0.50
Cucut
4.20
176.100
66
Udang Lainnya
14.64
282.100
975.250
69
Kerang Darah
0.90
4.500
17.500 87.500 20.000
137.200 3.000
63.060 7.500
67
Kepiting
68
Rajungan
70
Cumi-Cumi
71
Gurita
72
Sotong
JUMLAH
10.34 34.74 50.16 26.15 3.50
1.665.79
290.980
1.005.380 1.303.100 856.625 69.500
26.059.208
2.500
602.613 127.025 149.200
Total nilai produksi penangkapan ikan di Kabupaten Lombok Tengah senilai 1.665,79 Ton dengan nilai sebesar Rp. 26.059 Milyar, ada peningkatan sebesar 185 % dari nilai tahun 2011 sebesar Rp. 14,028 Milyar.
Jumlah Alat Tangkap yang digunakan disetiap Armada Penangkapan Ikan di Laut di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2012 No 1 2 3
4 5
Armada Kapal
Jumlah Alat Tangkap
Jumlah RTP
Tanpa Perahu Jukung
112 28
69 15
- Sedang
136
Perahu
- Kecil
112
- Besar
Motor Tempel
-
1519
- 5 - 10 GT
12
Kapal Motor - 0–5
GT
- Di atas 10 GT JUMLAH
23 20 1962
77 74 -
658 4 2 3
902
Perikanan Budidaya Kegiatan perikanan darat, laut dan perairan umum merupakan jenis kegiatan yang terdapat dalam sub sektor perikanan. Kecuali perikanan laut, potensi perikanan di Kabupaten Lombok Tengah dapat dijumpai secara hampir
merata di semua kecamatan yang ada. Sementara perikanan laut lokasinya masih terbatas pada empat kecamatan
yakni Praya Barat, Praya Barat Daya, Pujut dan Praya Timur. Hal ini terkait dengan lokasi kecamatan yang berdekatan dengan laut.
Pada tahun 2011, produksi perikanan darat mencapai 24.432 ton dengan nilai Rp. 66.505.100.000,- Angka ini meningkat sangat tajam dibandingkan dengan tahun 2009 yang produksinya mencapai 765 ton dengan nilai
mencapai Rp. 13.983.864.700,- Sebaliknya perikanan laut, jumlah produksi dan nilai produksi mengalami
penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan perikanan perairan umum kondisi produksi ataupun nilainya mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2010.
Dilihat menurut jenis ikan, terdapat beberapa jenis ikan yang menonjol baik dari segi produksi maupun nilainya. Ikan nila dan ikan karper untuk perikanan darat, ikan nila untuk perikanan di perairan umum, dan ikan tembang
untuk perikanan laut, dan rumput laut untuk budidaya laut merupakan jenis potensi perikanan yang memberikan sumbangan cukup besar baik dari segi produksi maupun nilainya.
Produksi dan Nilai Produksi dan Perlakuan Ikan Perairan Umum Tahun 2012
Jumlah Alat Tangkap yang digunakan disetiap Armada Penangkapan Ikan di Perairan Umum - Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2012 Armada Kapal Jumlah Alat Tangkap Jumlah RTP
No No.
Jenis Ikan
Produksi (Ton)
1 2
Betok Sidat
31.00 17.00
5
Mujair
61.79
3 4
Sepat Siam
37.20
Nila
217.49
Tawes
106.61
Udang Tawar
64.30
Gabus
6 7
Mas/Karper
8
Nilem
9
10 11 13
131.06 37.40
Ikan Lainnya
20.26
Udang Lainnya
49.00
Udang Grago
12
65.01
11.80
Jumlah
1 2 3
849.95
Tanpa Perahu Jukung
5
155.000 268.110
Segar/ Beku 31.00 17.00
498.500
37.09
260.400 589.280
3.913.700 3.202.200 561.000
1.003.325 132.760 94.400
1.184.500 552.700
12.415.875
Perlakuan Ikan (Ton) Pengeringan Pindang/ Pengasapan -
37.20 65.01
131.06
-
-
-
37.40
-
104.10
2.51
8.70
11.56
11.80
-
64.30
-
811.18 299
-
1136 78
- Besar
-
-
- Sedang
Motor Tempel Kapal Motor - 0–5
-
24.70
217.49
49.00
-
Perahu
- Kecil 4
Nilai (Rp.000)
GT
- 5 - 10 GT
- Di atas 10 GT JUMLAH
-
1513
38.77
-
37.20 65.01
217.49 131.06
-
37.40
-
106.61
-
20.26
-
31.00 17.00 61.79
-
-
Jumlah
11.80 64.30
0.00
49.00
849.95
161 366 35 -
562
PERTAMBANGAN Potensi pertambangan dan penggalian di Kabupaten Lombok Tengah sampai saat ini memang belum
memperlihatkan hasil yang optimal. Hal ini karena beberapa jenis potensi yang ada yang sesungguhnya memiliki nilai ekonomis tinggi masih dalam proses eksplorasi. Pencarian potensi-potensi pertambangan dan penggalian
lainnya tentu saja menjadi tugas berat dan menuntut kejelian serta kegesitan aparat yang berkecimpung di sektor pertambangan.
Potensi yang ada yang sudah tergarap dan ikut memberikan sumbangan bagi pendapatan daerah adalah
potensi bahan galian golongan C, seperti batu bangunan, batu apung, pasir sirtu, tras, tanah urug, batu
gamping/batu kapur, posfat, zeolit, oker, gypsun, kalsedon, tufa/batu paras, lempung ilit, kaolin, batu silika, dan
bentonit. Beberapa diantaranya bahkan tersedia secara hampir merata di seluruh kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah.
Potensi-potensi yang sudah eksis, khususnya bahan galian golongan C kedepan perlu mendapat perhatian
serius dalam hal pengelolaannya, karena pengelolaan yang salah dapat berakibat fatal bagi sektor lainnya, termasuk sektor lingkungan hidup. Perlu dilakukan berbagai upaya koodinasi lintas sektor dalam pengelolaan
bahan galian golongan C tersebut, termasuk didalamnya menyangkut amdal dan sejenisnya. Potensi pertambangan dan penggalian di Kabupaten Lombok Tengah sampai saat ini memang belum memperlihatkan hasil yang optimal.
Hal ini karena beberapa jenis potensi yang ada yang sesungguhnya memiliki nilai ekonomis tinggi masih dalam proses eksplorasi. Pencarian potensi-potensi pertambangan dan penggalian lainnya tentu saja menjadi tugas berat dan menuntut kejelian serta kegesitan aparat yang berkecimpung di sektor pertambangan.
Potensi pertambangan mineral logam di Kabupaten Lombok Tengah tersebar di Kecamatan Praya Barat
Daya yang meliputi : Desa Pelambik, Desa Serage, sebagian Desa Darek, sebagian kecil desa Montong sapah, Desa Batu Jangkih, Desa Kabul, desa Pandan Indah, Desa Ranggagata, Desa Ungga serta Kecamatan Pujut yang meliputi : Desa Rembitan, Desa Kuta, Desa Sukadana, Mertak, Pengengat, Truwai dan di Kecamatan Pujut yang terdiri dari Desa Rembitan, Desa Kuta, Desa Sukadana, Desa Mertak, Desa Pengengat dan Desa Teruwai.
Pertambangan mineral bukan logam serta batuan tersebar di Kecamatan Praya Barat (Desa Selong
Belanak), Kecamatan Pujut (Desa Rembitan, Desa Teruwai, Desa Sukadana), Kecamatan Praya Timur (Desa
Bilelando, Desa Mujur), Kecamatan Praya Barat Daya (Desa Pandang Indah, Desa Pelambik), Kecamatan Batukliang Utara (Desa Karang Sidemen, Desa Lantan), Kecamatan Pringgarata (Desa Pemepek), Kecamatan Kopang (Desa Wajageseng).
Potensi bahan galian tambang yang sudah dieksploitasi dan ikut memberikan sumbangan bagi pendapatan
daerah adalah potensi bahan galian batuan, seperti batu bangunan, batu apung, pasir sirtu, tras, tanah urug, zeolit,
oker, kalsedon, tufa/batu paras, lempung ilit, kaolin, batu silika, dan bentonit. Beberapa diantaranya bahkan tersebar hampir di seluruh kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah.
Berdasarkan data dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Lombok Tengah, untuk tahun
2011 terdapat 5 (lima) perusahaan yang memprakarsai usaha pertambangan bahan galian batuan berupa sirtu,
silika, batu andesit dan batu bangunan dengan areal seluas 0,630 ha. Sedangkan untuk usaha pertambangan rakyat untuk bahangalian batuan, total luas arealnya 2,957 ha dengan total produksi mencapai 64.540 ton/tahun.
Luas Areal dan Produksi Pertambangan menurut Jenis Bahan Galian, Tahun 2011 No.
Nama Perusahaan
Jenis Bahan Galian
1.
PT. BAHAGIA BANGUN NUSA PT. YATOFA GRESS (Pengolahan AMP) PT. BULAN BULAENG PERKASA (Perpanjangan IUP Operasi Produksi) ADI NUGROHO (Pengolahan Batu Andesit) KSU TALIN DEDE
2 3 4 5
Keterangan Sumber
Sirtu
Luas Areal (Ha) 0.800
Produksi (m3/Tahun) 24.000
Silika
200
*
Sirtu
0.120
*
Batu Andesit
0.620
*
Batu Bangunan
0.630
12.600
: *) Belum ada laporan produksi , Izin berlaku untuk 1 tahun : Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Lombok Tengah
Luas Areal pertambangan Rakyat menurut Jenis Tambang, Tahun 2011 No. 1 2 3 4 5 6
Jenis Bahan Galian Batu Bangunan Pasir sirtu Batu apung Traas Tanah Urug Batu gamping
Luas Areal (Ha) 130,85 Belum dikur 124,67 235.33 23.38 428.5
Jumlah Produksi * * * * * *
7 Kalsedon 2.00 * 8 Tufa (batu Paras) 22.1 * 9 Lempung ilit 238.85 * 10 Phospat 7 * 11 Zeolit 3.5 * 12 Belerang * 13 Oker 2 * 14 Gypsun 1.8 * 15 Kaolin 50.64 * 16 Silika 373.28 * 17 Bentinit 5 * 18 Emas 1345.000 * 19 Timbal 3.087 * 20 Pasir besi * Keterangan : Produksi tidak tetap sangat tergantung permintaan pasar Sumber : Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Lombok Tengah
Permasalahan primer yang dihadapi Kabupaten Lombok Tengah tentang pertambangan adalah makin
maraknya pertambangan ilegal emas yakni gelondongan dan tong. Berdasarkan hasil survey Dinas ESDM Kabupaten Lombok Tengah pada tahun 2011 tercatat bahwa di Kabupaten Lombok Tengah terdapat sekitar 2628 gelondong dan 52 tong. Dari jumlah tersebut sekitar 62 % ditemukan di Kecamatan Pringgarata.
Dampak yang diberikan akibat usaha gelondong dan tong, bukannya membawa keuntungan bagi
masyarakat akan tetapi mala petaka. Keuntungan hanya di dapat oleh segelintir orang tetapi implikasinya terhadap
masyarakat sangat besar terutama untuk sektor lingkungan. Hal ini di sebabkan pengelolaaan limbah dan
penggunaan bahan kimia yang berbahaya yang digunakan dalam proses pengolahannya. Oleh karena itu, perlu dilakukan berbagai upaya koordinasi lintas sektoral dalam pengelolaannya. Energi Listrik Saat ini, masalah listrik bukan semata menjadi masalah di daerah terpencil yang belum terjangkau saja,
melainkan sudah menjadi masalah secara nasional, karena terkait dengan permintaan pemasangan baru dan
tambah daya yang terus bertambah. Melonjaknya kebutuhan listrik disebabkan oleh penggunaannya yang tidak hanya untuk kepentingan penerangan di waktu malam saja, melainkan sudah digunakan secara luas untuk segala
macam aktivitas, dan segala macam peralatan yang kian hari semakin beragam jenisnya. Disisi lain perluasan jangkauan ataupun operasionalisasi kegiatan kelistrikan secara keseluruhan bahkan sampai level nasional berada
pada kondisi dilematis. Aspek biaya operasional yang makin tinggi dihadapkan pada keterbatasan kemampuan membayar dari masyarakat tidak jarang membuat kinerja sektor kelistrikan menjadi terganggu.
Terlepas dari kondisi tersebut, PLN Ranting Praya sebagai satu-satunya pemasok hampir seluruh
kebutuhan listrik di Kabupaten Lombok Tengah terus melakukan berbagai upaya dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Upaya ini ditandai oleh adanya peningkatan jumlah gardu,, peningkatan kapasitas,
dan peningkatan panjang jaringan. Sebagai gambaran, pada tahun 2006 tercatat gardu sebanyak 325 buah dengan
KVA terpasang sebesar 24.571, panjang jaringan (JTM) 546.650 kms dan JTR sepanjang 764.972 kms, dan pada
Tahun 2011 angka-angka tersebut mengalami peningkatan masing-masing 397 buah gardu dengan KVA sebesar 35.057, dan panjang jaringan JTM dan JTR masing-masing 590.690 kms dan 820.600kms.
Namun demikian peningkatan tersebut, nampaknya belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal
ini terlihat dari makin panjangnya daftar antri calon pelanggan listrik PLN. Adanya kondisi tersebut membuka pikiran sebagian masyarakat utamanya di wilayah yang relatif terpencil untuk mengusahakan listrik secara
swadaya, baik perorangan atau kelompok. Namun untuk tahun-tahun mendatang permasalahan diatas diharapkan dapat ditekan dengan adanya rencana penambahan mesin baru untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Terlepas dari kondisi tersebut, PLN Ranting Praya sebagai satu-satunya pemasok hampir seluruh
kebutuhan listrik di Kabupaten Lombok Tengah terus melakukan berbagai upaya dalam rangka meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat. Upaya ini ditandai oleh adanya peningkatan jumlah gardu,peningkatan kapasitas, dan peningkatan panjang jaringan. Sebagai gambaran, pada tahun 2006 tercatat gardu sebanyak 325 buah dengan
KVA terpasang sebesar 24.571, panjang jaringan (JTM) 546.650 kms dan JTR sepanjang 764.972 kms, dan pada Tahun 2010 angka-angka tersebut mengalami peningkatan masing-masing 397 buah gardu dengan KVA sebesar 35.057, dan panjang jaringan JTM dan JTR masing-masing 590.690 kms dan 820.600 kms.
Namun demikian peningkatan tersebut, nampaknya belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal
ini terlihat dari makin panjangnya daftar antri calon pelanggan listrik PLN. Adanya kondisi tersebut membuka
pikiran sebagian masyarakat utamanya di wilayah yang relatif terpencil untuk mengusahakan listrik secara swadaya, baik perorangan atau kelompok. Alternatif lain selain listrik PLN yang sudah dan akan dikembangkan di Kabupaten Lombok Tengah antara lain:
a. Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), terdapat di Kecamatan Batukliang Utara;
Pringgarata, Batukliang, dan
b. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), terdapat di Kecamatan Praya Timur, Pujut, Praya Barat Daya, Praya Barat, Pringgarata;
c. Rencana pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Bio Energi (PLTBE), terdapat di Kecamatan Praya Barat Daya, Pringgarata;
d. Rencana pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), terdapat di Kecamatan Praya Barat Daya, Praya Barat, Pujut, Praya Timur;
e. Rencana pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut (PLTGL), terdapat di Kecamatan Praya Barat Daya, Praya Barat, Pujut, Praya Timur; dan
f. Rencana pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL), terdapat di Kecamatan Praya Barat Daya, Praya Barat, Pujut, Praya Timur.
Bahan Bakar Minyak Aktivitas kendaraan bermotor didasarkan atas jumlah kendaraan bermotor terhadap penggunaan bahan
bakar, berdasarkan data jumlah kendaraan pada tahun 2010, maka terlihat bahwa aktivitas dan jumlah kendaraan
bermotor sepanjang tahun relatif stabil. Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya jumlah kendaraan bermotor terus mengalami peningkatan. Peningkatan terjadi pada semua jenis baik mobil penumpang, mobil barang, maupun bus.
Besarnya pengguna kendaraan bermotor berbahan bakar premium yang jumlahnya hampir 99,23%
dibanding jumlah kendaraan berbahan bakar solar menunjukkan bahwa aktivitas kendaraan pribadi lebih banyak
dibandingkan kendaraan umum. Adanya peningkatan yang kecil untuk mobil penumpang dapat memberi gambaran tentang pemanfaatan mobil penumpang yang cenderung berkurang seiring dengan peningkatan kendaraan pribadi, baik sepeda motor maupun mobil. Kondisi ini juga tidak terlepas dari makin mudahnya masyarakat untuk memiliki kendaraan terutama roda dua sehingga jumlah orang yang memerlukan mobil penumpang makin hari makin berkurang.
Dengan kata kata lain, di Kabupaten Lombok Tengah khususnya dan NTB umumnya telah terjadi
pergeseran penggunaan moda angkutan dari angkutan penumpang umum ke angkutan sepeda motor atau mobil
pribadi. Bagi sebagian masyarakat termasuk pelajar, utamanya yang tidak memiliki kendaraan sendiri berkurangnya moda angkutan penumpang (roda empat) tentu menjadi masalah, namun masyarakat dapat sedikit terbantu dengan kehadiran bus kota milik pemerintah daerah.
Untuk bahan bakar kendaraan bermotor di Kabupaten Lombok Tengah saat ini memiliki 7 unit Stasiun
Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang masing-masing tersebar di 7 kecamatan yaitu Kecamatan Jonggat, Kecamatan Praya, Kecamatan Praya Tengah, Kecamatan Praya Barat, Kecamatan Praya Timur, Kecamatan Kopang dan Kecamatan Batukliang Utara.
Pengelolaan lingkungan termasuk pencegahan, penanggulangan kerusakan dan Pencemaran serta
pemulihan kualitas lingkungan telah menuntut dikembangkannya berbagai perangkat kebijakan dan program serta
kegiatan yang didukung oleh sistem pendukung pengelolaan lingkungan lainnya. Sistem tersebut mencakup kemantapan kelembagaan,sumberdaya manusia dan kemitraan lingkungan, disamping perangkat hukum dan
perundangan, tersedianya informasi serta pendanaan. Sifat keterkaitan (interdependensi) dan keseluruhan (holistik) dari esensi lingkungan telah membawa konsekuensi bahwa pengelolaan lingkungan, termasuk sistem
pendukungnya tidak dapat berdiri sendiri, akan tetapi terintegrasikan dan menjadi roh dan bersenyawa dengan seluruh pelaksanaan pembangunan sektor dan daerah.
Sesuai dengan Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup dijabarkan pula bahwa penggunaan sumber daya alam harus selaras, serasi, dan seimbang
dengan fungsi lingkungan hidup. Sebagai konsekuensinya,kebijakan, rencana, dan / atau program pembangunan harus dijiwai oleh kewajiban melakukan pelestarian lingkungan hidup dan mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan.
LINGKUNGAN HIDUP Rehabilitasi Lingkungan Rehabilitasi lingkungan adalah upaya memperbaiki lingkungan yang telah rusak hingga berfungsi sebagaimana peruntukannya. Kerusakan dan pencemaran lingkungan di Kabupaten Lombok Tengah masih belum separah Kabupaten Kota yang ada di Pulau Jawa. Hal ini disebabkan karena Kabupaten Lombok Tengah belum memiliki sumber pencemar yang berkapasitas besar seperti pabrik-pabrik besar dan kegiatan dan atau usaha yang berskala besar. Kerusakan lingkungan yang agak menonjol berupa kerusakan hutan dan lahan sebagai akibat dari adanya kegiatan masyarakat yang terus mendesak ke wilayah hutan. Usaha tersebut misalnya penambangan batu apung, perladangan oleh masyarakat dan lain-lain. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Tengah telah melakukan berbagai upaya rehabilitasi.
Berdasarkan data yang diperoleh, pada tahun 2011 telah dilakukan kegiatan penghijauan di 2 (dua) desa di
kecamatan Batukilang Utara yaitu desa Setiling dan desa Karang Sidemen dengan luas lahan 51 hektar dan 36.111 batang pohon. Namun rencana ini hanya bisa terealisasikan seluas 45 hektar dengan jumlah pohon sebanyak 29.203 batang. Penanaman dilakukan di 3 (tiga) lokasi mata air yaitu mata air Aik Leneng dan mata air Pengenem
Daye di desa Setiling serta mata air Gunung Malang di desa Karang Sidemen. Kegiatan tersebut merupakan usaha
konservasi daerah tangkapan air melalui penanaman bibit tanaman konservatif berupa tanaman sengon, jati lokal,
rajumas dan beringin. Sedangkan untuk kegiatan reboisasi untuk tahun 2011 ini tidak ada. Namun pada tahun sebelumnya kegiatan reboisasi dilaksanakan di kecamatan Kopang di areal hutan seluas 25 hektar dengan 27.500 batang pohon oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lombok Tengah.
Untuk masalah sampah domestik, upaya pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan antara lain dengan
membangun sistem pengolahan sampah pola 3R (Reuse, Reduce, Recycle) di Kelurahan Prapen dan Kopang
rembiga. Untuk tahap awal, sistem ini mampu mengolah sampah organik yang dihasilkan masyarakat menjadi
kompos dengan jumlah masyarakat penerima manfaat masing-masing kelurahan 1600 jiwa yang memiliki nilai ekonomis dan dapat dijual kepada para petani sehingga mengurangi pemakaian pupuk anorganik. Cakupan
pelayanan sampah hanya mampu melayani 8 kelurahan di Kecamatan Praya, keterbatasan ini disebabkan oleh terbatasnya sarana dan prasarana yang ada. Baik itu yang berupa armada pengangkut (dump truck, kontainer) yang terbatas maupun jumlah tenaga kebersihan yang masih sangat kurang serta terbatasnya jumlah TPS. Adapun upaya untuk mengurangi pencemaran air sungai akibat sampah dapat berupa:
a.
sosialisasi yang berkelanjutan kepada masyarakat di sepanjang sungai mengenai sanitasi lingkungan, agar
b.
gerakan kebersihan sungai tercemar secara berkala, pembersihan segmen sungai tercemar minimal 2 kali
c.
d. e. f.
g.
h. i.
tidak memanfaatkan sungai untuk keperluan MCK. setahun
pemasangan papan himbauan sepanjang bantaran sungai dan peletakkan tempat sampah
normalisasi alur sungai, mengeruk sedimen sungai, mendirikan blok penyaring sampah, menertibkan Permukiman di bantaran sungai
pendirian demplot peningkatan kualitas air secara vegetatif pada sempadan dan bantaran sungai evaluasi hasil kegiatan pemantauan serta menganalisis kualitas air sungai
penyusunan PERDA /PERDES/ Awig-awig tentang larangan membuang sampah di sungai pemberdayaan masyarakat khusus yangg tinggal di sekitar sungai
Usaha lain yang dapat dilakukan adalah menghilangkan bakteri coli tinja dengan penambahan desinfektan
misalnya dengan klorinasi. Namun dosis klorin yang ditambahkan harus seoptimal mungkin sehingga tidak menimbulkan efek negatif terhadap kualitas air secara umum.
Selain kegiatan-kegiatan tersebut ada pula kegiatan-kegiatan fisik upaya rehabilitasi lingkungan berupa :
1.
Pembangunan instalasi biogas
3.
Pembuatan sumur resapan.
2.
Pembangunan taman hijau
Kegiatan pembuatan biogas merupakan salah satu upaya pengelolaan dan pemanfaatan sampah dan limbah yang
pada akhirnya akan menurunkan tingkat pencemaran lingkungan terutama pencemaran air. Pembangunan digester biogas ini juga merupakan salah satu langkah kongkrit dalam upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Sampai dengan akhir tahun 2011 secara fisik biogas sudah selesai dibangun dan sudah dimanfaatkan oleh
masyarakat sebanyak 8 unit dan mengcover 3 (tiga) buah kandang komplek dengan total ternak sebanyak 230 ekor ternak. Satu buah digester lagi merupakan pembangunan dari sisa tender dan mengcover 1 buah kandang komplek
dengan jumlah ternak sebanyak 60 ekor. Jadi total jumlah ternak yang dapat ditanggulangi kotorannya sebanyak 290 ekor. Adapun jumlah KK yang dapat memanfaatkan hasil dari biogas tersebut sebanyak 26 KK. Pembangunan taman hijau dilakukan dengan tujuan untuk :
a.
Sebagai upaya untuk menangkap gas CO2 yang merupakan salah satu Gas Rumah kaca
c.
Pelestarian keanekaragaman hayati (penyelamatan tanaman langka)
b. d. e.
Sebagai paru-paru kota.
Sebagai tempat rekreasi kota
Ruang terbuka hijau dan Penambahan tutupan vegetasi
Kegiatan pembuatan taman hijau berlokasi di 2 (dua) tempat yaitu di Taman Biao kelurahan Jontlak dan di taman Masjid Jami’ kelurahan Prapen.
Adapun untuk kegiatan pembuatan sumur resapan dilakukan di Kantor Lingkungan Hidup, Laboratorium,
Dinas Energi Dan Sumber Daya Mineral, Kantor Inspektorat dan Dinas Perindustrian Dan Perdagangan. Dengan
adanya sumur resapan ini diharapkan dapat mengurangi volume air run off dipermukaan tanah pada musim hujan dan dapat menambah cadangan air tanah.
Instalasi Biogas dan pemanfaatannya
BAB VII INFRASTRUKTUR
7.1. LISTRIK Listrik menjadi kebutuhan vital bagi rumah tangga maupun dunia usaha dewasa ini. Oleh karena itu, seiring bertambahnya jumlah rumah tangga maupun unit usaha, produksi listrik perlu terus ditingkatkan agar mencukupi kebutuhan rumah tangga maupun dunia usaha. Secara umum pelayanan dan keterjangkauan listrik di Kabupaten Lombok Tengah sudah dapat dirasakan oleh semua golongan masyarakat. Penyaluran listrik diupayakan ke depan akan terus ditingkatkan melalui rancangan dan rencana pemerintah untuk membuat dan menambah gardu listrik di setiap kecamatan. Sampai dengan tahun 2012, setidaknya 79% rumah tangga di Kabupaten Lombok Tengah telah teraliri oleh listrik yang berasal dari listrik PLN maupun non PLN. Rumah tangga yang menikmati aliran listrik terbanyak terdapat di Kecamatan Jonggat dan Kecamatan Praya. Adapun sebesar 21% rumah tangga masih dalam kondisi tidak berlistrik yang jika dilihat persebarannya dapat diketahui persentase terbesar rumah tangga tidak berlistrik terdapat di Kecamatan Pringgarata. Untuk jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 7. 1 Sumber Penerangan Rumah Tangga per Kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2012 JUMLAH RUMAH TANGGA KECAMATAN LISTRIK LISTRIK NON TIDAK ADA PLN PLN LISTRIK PRAYA BARAT 6198 446 2863 PRABARDA 5339 171 1987 PUJUT 8034 316 4019 PRAYA TIMUR 7329 216 565 JANAPRIA 7917 96 494 KOPANG 8204 23 699 PRAYA 8547 78 314 PRAYA TENGAH 5394 295 136 JONGGAT 9631 414 550 PRINGGARATA 7425 189 9905 BATUKLIANG 6740 12 650 BATUKLIANG UTARA 5082 310 1211 JUMLAH 85,840 2,566 23,393 SUMBER : BASIS DATA TERPADU PROGRAM PERLINDUNGAN SOSIAL, 2012
Gambar 7. 1 Persentase Rumah Tangga Berdasarkan Sumber Penerangan per Kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2012 45.0 40.0 35.0 30.0 25.0 20.0 15.0 10.0 5.0 -
LISTRIK PLN LISTRIK NON PLN TIDAK ADA LISTRIK
Berdasarkan Data PT PLN (Persero) Rayon Praya, jumlah pelanggan listrik di Kabupaten Lombok Tengah sampai dengan tahun 2012 sebanyak 141.911 pelanggan dengan pelanggan rumah tangga sebanyak 135.446 pelanggan dan pelanggan non rumah tangga sebanyak 6.465 pelanggan yang meliputi pelanggan bisnis, industri, perkantoran dan pelanggan sosial. Guna menunjang kinerjanya, PLN dilengkapi dengan beberapa sarana antara lain berupa gardu listrik yang dari sisi jumlah dan besar tegangannya mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal tersebut juga diikuti dengan peningkatan kapasitas, dan peningkatan panjang jaringan. Sebagai gambaran, pada tahun 2008 tercatat gardu sebanyak 378 buah dengan KVA terpasang sebesar 31.025, panjang jaringan (JTM) 546.650 kms dan JTR sepanjang 764.972 kms, dan pada Tahun 2011 angka-angka tersebut mengalami peningkatan masing-masing 450 buah gardu dengan KVA sebesar 35.895, dan panjang jaringan JTM dan JTR masing-masing 590.690 kms dan 820.600 kms. Tabel 7. 2 Jumlah Gardu Listrik PLN dan Tegangannya di Kabupaten Lombok Tengah tahun 2008-2011 GARDU KVA TERPASANG (BUAH) 2008 378 31,025 2009 389 32,260 2010 397 35,057 2011 450 35,895 Sumber : PLN Ranting Praya
TAHUN
Setiap tahun jumlah pelanggan listrik di Kabupaten Lombok Tengah mengalami peningkatan, demikian pula dengan jumlah daya tersambung. Jumlah pelanggan listrik dan daya tersambung tahun 2012 semakin meningkat karena program dari Pemerintah dan PLN yang menerima layanan pemasangan listrik pra bayar. Adapun sejak tahun 2012 lalu, pemerintah daerah melalui Dinas Pekerjaan Umum dan ESDM melalui Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral telah memprogramkan pemasangan meteran listrik pasca bayar secaracuma-Cuma untuk rumah tangga miskin di beberapa kecamatan.
Selain dari PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN), masyarakat juga mendapatkan akses listrik dari beberapa pembangkit litrik yang dikelola oleh pemerintah berupa 1.416 unit Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan daya mencapai 176.300 watt. Berikut adalah daftar PLTS yang beroperasi di wilayah Kabupaten Lombok Tengah hingga tahun 2013. Tabel 7. 3 Pembangunan PLTS di Kabupaten Lombok Tengah
No. Tahun 1
1991
2
2002
3 4
5
2003 2006
2007
Dibangun Oleh JICA & PT.PLN NTB Distamben NTB Distamben NTB Lisdes PT.PLN NTB
Ditjen LPE
1
Watt per unit 48,500
48,500
10
50
500
25
50
70
50
Unit
Total (Watt)
1,250
Tersebar
Tersebar
3,500
a.Praya Timur b.Pujut
Ganti
50
1,050
70
50
3,500
5,000 50
5,000 14,150
Ditjen LPE 6
2008
APBD II
Prabarda a.Prabarda b.Praya Barat c.Praya Timur d.Pujut Pujut Praya Timur Pujut
50
50
2,500
Prabarda
7
2009
Desa Teratak
21
1 283
Kecamatan Batukliang Utara Tersebar
APBD I
PDT
Lokasi
Jumlah Terpasang
PDT
105
50
5,250
Ditjen LPE Ditjen LPE
1 150
5,000 50
5,000 7,500
APBD II
35
50
1,750
Prabarda Pujut Praya Timur Praya Timur Prabarda
Prabarda
Praya Barat
Tersebar
Pengembur Pandan Indah Montong Ajan dan Serage Kateng dan Banyuurip Bilelando Truwai Mertak Ganti Pengembur dan Tumpak Selong Belanak, Mekarsari, dan Mangkung Mekarsari Batu Jangkih Mertak Semoyang Kidang Montong Sapah Kabul, Pandan Indah, Batujangkih, Montong Sapah, dan Monton Ajan Banyu Urip,
No. Tahun
Dibangun Oleh
Lokasi
Jumlah Terpasang Unit
Watt per unit
Total (Watt)
Kecamatan
Pujut
Praya Timur
Ditjen LPE PDT
8
2010
Proyek LIMAR PT.PLN NTB APBD II
9
2011
PDT APBD II
200 105
50 50
10,000 5,250
2
2,500
5,000
5
50
250
75 15
50 50
3,750 1,500
Janapria Prabarda Praya Timur Pujut Pujut Prabarda Praya Timur Pringgarata Praya Barat Pujut Prabarda Praya Barat
10 11
2012 2013
Distamben NTB Ditjen EBTKE Ditjen EBTKE KPDT
94
50
4,700
1 1 1
15,000 15,000 10,000
15,000 15,000 10,000
Pujut Praya Timur Prabarda Prabarda Praya Barat
Desa Mangkung, Mekarsari, Selong Belanak, Kateng Pengembur, Tumpak, Mertak, Pengengat Sengkerang, Ganti, Sukaraja, Landah, Beleke Semoyang, dan Bilelando Sabe, Pendem, Selebung Rembige, Kerembong, Durian Serage Semoyang, Kidang Truwai Truwai, Mertak Montong Ajan Bilelando Pemepek Kateng Pengengat Montong Sapah Selong Belanak Tumpak, Pengembur Semoyang Batujangkih Batujangkih Pandan Indah Sukadana
80 80 6,400 Pujut 1,401 176,300 Jumlah Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan ESDM Kab. Lombok Tengah,2013
Selain itu, dikembangkan pula Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) di Kabupaten Lombok Tengah. Yang dimaksud dengan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), adalah suatu pembangkit listrik skala kecil yang menggunakan tenaga air sebagai tenaga penggeraknya seperti, saluran irigasi, sungai atau air terjun alam dengan cara memanfaatkan tinggi terjunan dan jumlah debit air. Perbedaan antara Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan mikrohidro terutama pada besarnya tenaga listrik yang dihasilkan, PLTA dibawah ukuran 200 KW digolongkan sebagai mikrohidro. Dengan demikian, sistem pembangkit mikrohidro cocok untuk menjangkau ketersediaan jaringan energi listrik di daerah-daerah terpencil dan pedesaan. Hingga tahun 2013, baru terdapat 3 (tiga) unit Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) di Kabupaten Lombok Tengah dimana salah satunya yaitu PTMH Aik Berik yang berlokasi di Dusun Gontoran Desa Aik Berik Kecamatan Batukliang Utara tidak beroperasi sejak tahun 2012 lalu. Adapun PLTMH Pemotoh yang sedianya direncakan pengadaannya tahun 2013 tidak jadi terlaksana karena kendala administrasi pelelangan kegiatan di Kementerian ESDM. Berikut daftar Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) yang terdapat di Kabupaten Lombok Tengah hingga tahun 2013. Tabel 7. 4 Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) di Kab. Lombok Tengah NO.
1.
2.
3.
NAMA
LOKASI
KAPASITAS (kW)
TAHUN
DIBANGUN OLEH
Dusun Rerantik Desa Lantan APBN / Lisdes PLTMH LANTAN 100 2006 Kec. Batukliang PLN Utara Dusun Gontoran PLTMH AIK Desa Aik Berik Distamben 25 2008 BERIK Kec. Batukliang Prov. NTB Utara Dusun Pemasir Desa Lantan Distamben PLTMH PEMASIR 35 2012 Kec. Batukliang Prov. NTB Utara Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan ESDM Kab. Lombok Tengah,2013
KET.
tdk beroperasi sejak thn. 2012 jaringan terkoneksi dgn PLTMH Lantan
Meskipun peningkatan tersebut telah diupayakan, nampaknya belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat secara merata. Hal itu membuka pikiran sebagian masyarakat utamanya di wilayah yang relatif terpencil untuk mengusahakan listrik secara swadaya, baik perorangan atau kelompok. Alternatif lain selain listrik PLN yang sudah dan akan dikembangkan di Kabupaten Lombok Tengah antara lain: a. Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), terdapat di Kecamatan Pringgarata, Batukliang, dan Batukliang Utara; b. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), terdapat di Kecamatan Praya Timur, Pujut, Praya Barat Daya, Praya Barat, Pringgarata; c. Rencana pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Bio Energi (PLTBE), terdapat di Kecamatan Praya Barat Daya, Pringgarata; d. Rencana pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), terdapat di Kecamatan Praya Barat Daya, Praya Barat, Pujut, Praya Timur; e. Rencana pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut (PLTGL), terdapat di Kecamatan Praya Barat Daya, Praya Barat, Pujut, Praya Timur; dan
f. Rencana pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL), terdapat di Kecamatan Praya Barat Daya, Praya Barat, Pujut, Praya Timur. 7.2. Air Bersih Berbagai sumber air minum yang saat ini telah diusahakan oleh pemerintah dan masyarakat Lombok Tengah antara lain dengan memanfaatkan air permukaan, Sumur bor dan mata air. Data dari pelanggan PDAM Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2011, jumlah pelanggan sebanyak 27.496 rumah, pemakaian air yang terjual 7.029.006 m3. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 7. 5 Data Jumlah Sambungan Air Minum dan Data Pemakaian Air Minum (M3) di PDAM Kab. Lombok Tengah Tahun 2011 Tahun
2009
2010
2011
Jumlah Pelanggan
23,081
25,671
27,496
Air Tersalurkan
5,676,180
6,359,799
7,029,006
Sumber: PDAM Kabupaten Lombok Tengah Sumber air minum dapat dikategorikan menjadi 2 (dua) kelompok besar yaitu sumber air minum terlindung dan tidak terlindung. Sumber air minum terlindung terdiri dari air kemasan, ledeng, pompa, mata air terlindung, sumur terlindung dan air hujan. Sedangkan sumber air minum tak terlindungi terdiri dari sumur tak terlindungi, mata air tak terlindungi, air sungai dan sumber lainnya. Untuk meningkatkan jumlah sumber air bersih, Pemerintah Daerah menyiapkan sumur bor yang lokasinya tersebar di 8 (delapan) kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah. Berikut data sumur bor yang terdapat di Kabupaten Lombok Tengah. Tabel 7. 6 Jumlah Sumur Bor di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2012 No 1 2 3 4
Kecamatan
Jumlah
Genset
Tenaga Kicar Angin Listrik
Janapria 8 7 1 Kopang 1 1 0 Praya 8 8 0 Praya Barat 11 10 1 Praya Barat 5 Daya 8 8 0 6 Praya Tengah 4 3 1 7 Praya Timur 13 8 3 8 Pujut 11 9 2 Jumlah 64 54 8 Sumber: Dinas PU dan ESDM Kabupaten Lombok Tengah, 2013
Tenaga Surya
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 1 0 1
0 0 1 0 1
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah, sumber air minum masyarakat Kabupaten Lombok Tengah pada saat ini sangat bergantung air PDAM. Tetapi berdasarkan data yang sama sekitar 65,52% rumah tangga masih memanfaatkan sumur dangkal untuk kegiatan mandi, cuci, kakus sedangkan untuk memasak tetap menggunakan air olahan dari PDAM atau air isi ulang.
Pengguna PDAM masih didominasi oleh masyarakat dalam Kecamatan Praya, Batukliang, dan Pujut. Adapun pengguna sumur berdasarkan data Dinas Kesehatan paling banyakdi Kecamatan Jonggat, Kopang, dan Praya Barat. Selengkapnya tersaji dalam tabel berikut. Tabel 7. 7 Jumlah Rumah Tangga dan Sumber Air Minum di Kabupaten Lombok Tengah tahun 2012 No.
Kecamatan
Ledeng
Sumur
Sungai
Hujan
PDAM
Lainnya
3695
6466
*
*
3. 006
416
1057
1735
*
*
1.314
*
2475
3571
*
416
3.089
*
1
Praya Barat
2 3
Praya Barat Daya Pujut
4
Praya Timur
864
4448
*
*
913
1
5
Janapria
283
3854
*
*
618
55
6
Kopang
2406
6852
*
*
2485
13
7
Praya
7970
6325
*
*
7.784
4
8
Praya Tengah
1487
4835
*
2
1.799
*
9
Jonggat
1147
10904
*
*
1.301
*
10
Pringgarata
1127
*
*
*
1.192
*
11
Batukliang
2746
5489
*
5
3.995
11
12
Batukliang Utara
2884
842
Total
28141
55321
Keterangan Sumber
* *
41 *
27.496
5 505
: *) Data Tidak Tersedia : Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah, Tahun 2013
Untuk kuantitas sumber daya air di Kabupaten Lombok Tengah secara umum masih dapat dikatakan ketersediannya masih mencukupi kebutuhan, Saat ini Kabupaten Lombok Tengah memiliki 46 sungai. Selain itu, Kabupaten Lombok Tengah juga memiliki 60 embung dan dua bendungan besar yaitu :
Bendungan Batujai yang luasnya mencapai 300 ha mempunyai fungsi dan manfaat antara lain : irigasi lahan pertanian seluas 2.426 ha, pengendali banjir, penyediaan air minum, pembangkit listrik microhydro, perikanan darat dan pariwisata; Bendungan Pengga yang luasnya mencapai 500 ha mempunyai fungsi dan manfaat antara lain : irigasi lahan pertanian seluas 3.585 ha, pengendali banjir, pembangkit listrik microhydro, penyediaan air baku penduduk sekitar, perikanan darat dan pariwisata;
Gambar 7. 2 Bendungan Batujai,
(b) Bendungan Pengga
Guna mengetaui kualitas air di wilayah Kabupaten Lombok Tengah, dilaksanakan pengujian kualitas air dengan mengambil sampel di beberapa sungai/waduk. Sebagaimana tabel hasil pengujian kualitas air di 6 (enam) lokasi di Kabupaten Lombok Tengah tahun 2011 maka diperoleh hasil analisis dengan Metode Storet sebagai berikut : Tabel 7. 8 Hasil Analisis Data Dengan Metode STORET No.
Badan Air
skor I
Kategori
Skor II
Kategori
1.
Sungai Leneng
-15
C. Cemar sedang
-15
C. Cemar sedang
2.
Sungai Surabaya
-16
C. Cemar sedang
-15
C. Cemar sedang
3.
Dam Srigangga
-15
C. Cemar sedang
-14
C. Cemar sedang
4.
Sungai manhal
-15
C. Cemar sedang
-15
C. Cemar sedang
5.
Sungai Puyung
-15
D. Cemar sedang
-19
D. Cemar Berat
6.
Waduk Batujai
-17
C. Cemar sedang
-17
C. Cemar sedang
Keterangan: Skor I
: Musim Kemarau
Skor II
: Musim Hujan
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan tampak bahwa sungai yang dipantau memiliki tingkat pencemaran yang sama yaitu cemar sedang,dengan selisih nilai pencemaran yang relatif sedikit. Hanya parameter coliform yang berada diambang batas sedangkan parameter yang lainnya masih berada di bawah baku mutu. 7.3. PERSAMPAHAN Pelayanan persampahan untuk Kabupaten Lombok Tengah saat ini masih relative lebih rendah jika dibandingkan dengan kota/ kabupaten lainnya , hal ini dapat dilihat dari luas layanan kebersihan yang hanya mencakup di daerah perkotaan saja, dan dari 15 ( lima belas) kelurahan yang ada di Kota Praya baru 8 (delapan) kelurahan yang bisa terlayani, dengan prosentase cakupan untuk tahun 2006 sebesar 36,48% terhadap jumlah penduduk terlayani persampahan dan tahun 2011 sebesar 39,96% terhadap jumlah penduduk terlayani persampahan.
Tabel 7. 9 Jangkauan Pelayanan Persampahan di Kota Praya No
Nama Kelurahan
Jumlah Penduduk
Luas Wilayah
Keterangan
1
Kelurahan Panji Sari
3.148
180
Terlayani
2
Kelurahan Leneng
7.702
538
Terlayani
3
Kelurahan Renteng
4.475
403
Terlayani
4
Kelurahan Praya
11.398
241
Terlayani
5
Kelurahan Prapen
11.877
397
Terlayani
6
Kelurahan Tiwu Galih
9.799
321
Terlayani
7
Kelurahan Semayan
4.877
418
Belum Terlayani
8
Desa Bunut Baok
8.867
741
Belum Terlayani
9
Desa Gerunung
4.973
312
Terlayani
10
Desa Gonjak
4.290
302
Belum Terlayani
11
Desa Jago
8.766
913
Belum Terlayani
12
Desa Aikmual
3.927
382
Belum Terlayani
13
Desa Mertak Tombok
5.459
322
Belum Terlayani
14
Desa Montong Terep
10.015
488
Terlayani
15
Desa Mekar Damai
5.024
164
Belum Terlayani
8
Desa Bunut Baok
8.867
741
Belum Terlayani
Dengan asumsi timbulan sebesar 2,5 l/org/hari untuk sampah domestik ditamabah sampah non domestik sebesar 25 % dari sampah domestik, maka timbulan sampah di Kabupaten Lombok Tengah pada tahun 2010 dengan jumlah penduduk sebesar 882.046 jiwa adalah sebagai berikut : Sampah domestik Sampah non domestik Jumlah
: 1.631 m3/hari 3 : 544 m /hari 3 : 2.175 m /hari
Jumlah timbulan sampah yang mendapat pelayanan persampahan meliputi 8 ( delapan ) kelurahan/desa yang ada di Kecamatan Praya dengan jumlah timbulan sampah sbb : Sampah domestik Sampah non domestik
3 : 159 m /hari : 40m3/hari
: 199 m3/hari Data timbulan sampah di Kabupaten Lombok Tengah menunjukkan kecendrungan samakin meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini akan menyebabkan beban pelayanan persampahan menjadi semakin berat dari waktu kewaktu, sementara itu kemampuan / alokasi pendanaan untuk pelayanan persampahan di kabupaten Lombok Tengah masih sangat terbatas. Jumlah
Dari hasil pengamatan menunjukan bahwa karakteristik sampah di Kabupaten Lombok Tengah relative sama dengan karakteristik sampah untuk kota-kota di Indonesia pada umumnya yang terdiri dari : Sampah Organik
+
70 %
Sampah anorganik
+
28 %
B3
+
2%
Untuk kebutuhan pengelolaan sampah, Dinas Pekerjaan Umum dan ESDM Kab. Lombok Tengah memiliki alat berat berupa 1. Gerobak sampah : 10 unit yang tersebar di 8 kelurahan di Kecamatan Praya yang terlayani pelyanan sampah 2. 42 buah TPS di dalam kota Praya yang masih dalam jangkauan pelayanan persampahan 3. 21 kontainer di dalam wilayah pelayanan sampah 4. 8 unit dumptruck 5. Amroll 4 unit 6. Kendaraan Roda tIga 2 unit 7. Buldozer 1 unit yang diletakkan di TPA Lajut 8. Excavator 1 unit dalam kondisi rusak berat Sistem pengelolaan persampahan adalah sampah rumah tangga dikumpulkan terlebih dahulu oleh petugas gerobak menuju TPS atau Kontainer terdekat. Kemudian sampah – sampah tersebut dengan menggunakan truk akan diangkut menuju TPA. Terdapat satu uit TPA di Kabupaten Lombok Tengah yang terletak di Desa Lajut, Kecamatan Praya Tengah dengan luas 1 Ha. Secara keseluruhan kondisi pengelolaan TPA di Lombok Tengah belum dapat dikategorikan baik, karena system pengelolaanya masih secara open dumping. Padahal pengelolaan TPA secara Open Dumping sudah tidak diperbolehkan lagi sesuai dengan system pengelolaan TPA di Desa Lajut yang telah disesuaikan dengan system Sanitary Landfill setara dengan pengelolaan TPA di lokasi kota sedang dan kota besar, namun dalam pengelolaanya terkesan masih Open Dumping. Untuk masalah sampah domestik, upaya pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan antara lain dengan membangun sistem pengolahan sampah pola 3R (Reuse, Reduce, Recycle) di Kelurahan Prapen dan Kopang rembiga. Untuk tahap awal, sistem ini mampu mengolah sampah organik yang dihasilkan masyarakat menjadi kompos dengan jumlah masyarakat penerima manfaat masing-masing kelurahan 1600 jiwa yang memiliki nilai ekonomis dan dapat dijual kepada para petani sehingga mengurangi pemakaian pupuk anorganik. 7.4. POS DAN TELEKOMUNIKASI Dalam upaya untuk mengembangkan infrastruktur Pos dan Telekomunikasi, pemerintah telah berupaya untuk membangun kerja sama yang sangat baik dengan investor yang ingin menanamkan modalnya untuk pembangunan Lombok Tengah. Salah satu upaya serius pemerintah Kabupaten Lombok Tengah adalah dengan mempermudah serta mempercepat proses pengurusan ijin bagi kepentingan dunia usaha. Dengan adanya daya saing perusahaan pemerintah (Telkom) dengan beberapa perusahaan penyedia jasa telekomunikasi (Provider) jaringan telepon genggam, pelanggan telepon khususnya untuk kebutuhan rumah tangga mengalami fluktuasi kendati telepon genggam relatif lebih mahal daripada telepon konvensional. Namun dengan kelebihannya, yaitu dapat digunakan secara mobile
telepon genggam saat ini lebih diminati oleh masyarakat dibuktikan dengan banyaknya Tower/ Menara Telekomunikasi Seluler. Jumlah prasarana Telkom yang ada di Kabupaten Lombok Tengah meliputi (1) Kantor Telkom sebanyak 2 buah, (2) Warung Telkom sebanyak 25 buah, (3) Telepon Umum sebanyak 13 buah, (4) Telepon Rumah sebanyak 2.332 buah, dan (5) Telepon Flexi dalam jumlah yang cukup banyak. Jumlah prasarana Pos dan Giro di Kabupaten Lombk Tengah adalah sebagai berikut : (1) Kantor Pos dan Giro sebanyak 1 buah, (2) Kantor Pos Kecamatan sebanyak 8 buah, dan (3) Bis Surat sebanyak 25 buah. Tabel 7. 10 Tower/Menara Telekomunikasi SELULER di Kab. Lombok Tengah Tahun 2012 NO 1 I
ii
iii
iv
v
KECAMATAN 2 PRAYA
NO 3 1 2 3 4 5 6 7 8 9
NAMA PERUSAHAAN 4 PT. Persada Sokka Tama PT. Excelcomindo Pratama PT. Indosat PT. Protelindo PT. Telkomsel PT. Flexi PT. Ida Lombok PT.Deltacomsel Indonesia PT. XL Axiata
JLH. MENARA 5 9 5 1 3 1 1 4 3 1 28
1 2 3 4 5 6 7 8
PT. Persada Sokka Tama PT. Excelcomindo Pratama PT. Indosat PT. Protelindo PT. Telkomsel PT. Ida Lombok PT.SMART Telecom PT. Hutch ison cp telecomunication(HCPT)
9 4 1 1 1 1 1 1
Jumlah PRAYA BARAT
Jumlah JONGGAT
1 2 3 4 5 6 7 8
Jumlah PRINGGARATA
Jumlah BATUKLIANG UTARA
1
9
PT. Persada Sokka Tama PT. Excelcomindo Pratama PT. Indosat PT. Protelindo PT. Telkomsel PT. SMART Telcom PT.Deltacomsel Indonesia PT. Hutch ison cp telecomunication(HCPT) PT. Mitra Langgeng Perkasa
1 2 3 4 5
PT. Persada Sokka Tama PT. Excelcomindo Pratama PT. Telkomsel PT. Mitra Langgeng Perkasa PT. XL Axiata PT. Persada Sokka Tama
KET 6 -. Tertinggi 72 M -. Terendah 30 M
-. Tertinggi 72 M -. Terendah 40 M
20 3 3 2 1 2 1 2 1
-. Tertinggi 72 M -. Terendah 51 M
1 17
4
2 8 1 1 1 13
-. Tertinggi 92 M -. Terendah 52 M
NO 1
KECAMATAN 2
NO NAMA PERUSAHAAN 3 4 2 PT. Telcomsel 3
PT. Deltacomsel Indonesia
1
4
PT. Excelcomindo Pratama
2
Jumlah vi
BATUKLIANG
KOPANG
1
PT. Persada Sokka Tama
1
2
PT. Exelcomindo Pratama
9
3
PT. Telcomsel
1
4
PT. Indosat
1
-. Tertinggi 72 M
5
PT.Protelindo
1
-. Terendah 52 M
6
PT. SMART Telcom
1
7
PT. Mitra langgeng perkasa
1 15
1
PT. Persada Sokka Tama
3
-. Tertinggi 102 M
2
PT. Exelcomindo Pratama
6
-. Terendah 51 M
3
PT. Telcomsel
1
4
PT.Flexi
1
5
PT. Deltacomsel Indonesia
3
6
PT.Ida Lombok Mataram
3
7
PT. Gametrako Tunggal
1
Jumlah viii
JANAPRIA
18 1
PT. Persada Sokka Tama
3
2
PT. Exelcomindo Pratama
5
-. Tertinggi 72 M
3
PT. Telcomsel
2
-. Terendah 51 M
4
PT. Indosat
2
Jumlah ix
PRAYA TIMUR
12 1
PT. Persada Sokka Tama
4
2
PT. Exelcomindo Pratama
5
-. Tertinggi 72 M
3
PT. Telcomsel
2
-. Terendah 51 M
4
PT. Indosat
2
Jumlah x
PUJUT
-. Terendah 51 M
8
Jumlah vii
JLH. MENARA KET 5 6 1 -. Tertinggi 72 M
13 1
PT. Persada Sokka Tama
4
2
PT. Exelcomindo Pratama
10
3
PT. Telcomsel
3
4
PT. Indosat
3
-. Tertinggi 72 M
5
PT.Protelindo
2
-.Terendah 15 M
6
PT. SMART Telcom
2
NO 1
KECAMATAN 2
NO NAMA PERUSAHAAN 3 4 7 PT.Ida Lombok Mataram 8
PT. Deltacomsel Indonesia
Jumlah xi
KET 6
2 28
PRAYA TENGAH
1
PT. Persada Sokka Tama
4
2
PT. Exelcomindo Pratama
5
3
PT. Telcomsel
1
-. Tertinggi 72 M
4
PT.Protelindo
1
-. Terendah51 M
5
PT. Deltacomsel Indonesia
1
6
PT. Hutch ison cp telecomunication(HCPT)
1
Jumlah xii
JLH. MENARA 5 1
PRAYA BARAT DAYA
1
PT. Persada Sokka Tama
13 2 -.Tertinggi 52 M -. Terendah 51 M
2 Jumlah
PT. Exelcomindo Pratama
1 3
TOTAL MENARA DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH
190 MENARA
Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi Dan Informatika Kabupaten Lombok Tengah, 2013 Dalam sebuah masyarakat, kebutuhan akan media informasi adalah mutlak diperlukan. Dengan adanya media informasi tersebut , maka berita/informasi dalam berbagai aspek kehidupan dalam sebuah masyarakat akan dapat tersampaikan dengan cepat. Berikut adalah jumlah media surat kabar harian yang beredar di Kabupaten Lombok Tengah pada tahun 2007- 2011. Tabel 7. 11 Jumlah Media Surat Kabar di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2008-2011 2009 5
2010 2011 2012 6 6 6 Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kab. Lombok Tengah
Selain media Surat Kabar, di Kabupaten Lombok Tengah juga terdapat media informasi eloktronik berupa radio. Selain digunakan sebagai media informasi berupa berita, radio juga digunakan sebagai media hiburan, seperti misalnya pemutaran musik, talk show cerita bersambung, dll. Sebagai media informasi dan hiburan yang paling digemari masyarakat, televisi di Kabupaten Lombok Tengah telah dapat menerima siaran seluruh TV Nasional dan beberapa TV lokal di Provinsi NTB. Namun berdasarkan survey primer yang telah dilakukan, belum terdapat siaran TV lokal khusus untuk Kabupaten Lombok Tengah .
Berikut adalah data jumlah siaran radio/TV nasional yang bisa ditangkap di Kabupaten Lombok Tengah pada tahun 2008-2011. Tabel 7. 12 Jumlah Radio/TV Nasional di Kab. Lombok Tengah Tahun 2008-2011 2008
2009
2010
2011
Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kab. Lombok Tengah 7.5. KARAKTERISTIK TRANSPORTASI Sistem transportasi Kabupaten Lombok Tengah melayani dua pola pergerakan yaitu pergerakan regional dan pergerakan antar wilayah di dalam Kabupaten Lombok Tengah sendiri. Pola pergerakan regional terjadi karena posisi Kabupaten Lombok Tengah berada di tengah Pulau Lombok dan menjadi gerbang masuk Provinsi NTB dengan keberadaan Bandara Internasional Lombok (BIL) di Kabupaten ini. Sedangkan pola pergerakan antar wilayah di dalam Kabupaten merupakan pergerakan antar desa, antara desa dan antar kota kecamatan, antar wilayah kecamatan dan antara kecamatan dengan ibukota kabupaten. Sistem transportasi yang berada di Kabupaten Lombok Tengah tersebut meliputi transportasi jalan raya dan transportasi udara. 7.5.1. TRANSPORTASI DARAT A. JARINGAN JALAN Prasarana jaringan jalan yang ada di Kabupaten Lombok Tengah kondisinya cukup baik terutama dalam menunjang pola pergerakan barang dan orang, sehingga mampu menunjang kegiatan perekonomian masyarakat dan daerah. Prasarana jalan di Kabupaten Lombok Tengah dapat diklasifikasikan berdasarkan fungsi jalan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 7. 13 Panjang Jalan Menurut Statusnya di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 Jalan Nasional (Km) 29,68
Status Jalan Panjang Jalan (Km) Jalan Provinsi Jalan Kabupaten Jalan Desa (Km) (Km) (Km) 170,95 739,44 621,4 940,07 Sumber: Dinas PU & ESDM Kab. Lombok Tengah (2013)
Penentuan fungsi jaringan jalan di Kabupaten Lombok Tengah mengacu pada UU No. 13/1980 tentang jalan dan PP No. 26/1985 tentang jalan. Sarana jalan di Kabupaten Lombok Tengah, berdasarkan fungsinya dibagi atas jalan primer (utama) dan jalan sekunder sedangkan berdasarkan statusnya dibagi atas: jalan negara/nasional, jalan provinsi dan jalan kabupaten. Menurut status pengawasan dan kondisi jalan pada tahun 2013 total panjang jalan panjang 940,07 km yang terdiri dari jalan nasional 29,68 km, jalan provinsi 170,95 km, jalan kabupaten 739,44 km, dan jalan desa 621,4 km dengan total kondisi jalan baik 561,48 km, kondisi jalan sedang 54,88 km, kondisi jalan rusak sedang 25,40 km dan 298,32 km kondisi jalan rusak berat. Tabel 7. 14 Panjang Jalan Menurut Kondisi Jalan Tahun 2013
No 1 2 3
Status Jalan Nasional Provinsi Kabupaten Total
Baik 19,73 130,02 411,73 561,48
Kondisi Jalan Jumlah Sedang Rusak Rusak Berat 9,96 0,00 0,00 29,68 3,53 16,40 21,00 170,95 41,39 9,00 277,32 739,44 54,88 25,40 298,32 940,07 Sumber: Dinas PU & ESDM Kab. Lombok Tengah (2013)
Untuk jalan kabupaten dari total panjang jalan 739,44 Km dibedakan menurut perkerasan jalannya dengan panjang jalan yaitu; jalan aspal hotmix sepanjang 446,38 Km, jalan aspal lapen 148,51 Km, jalan kerikil 75,95 Km, dan jalan tanah 68,60 Km. Tabel 7. 15 Kondisi Ruas Jalan Kabupaten Lombok Tengah Berdasar Tingkat Kerusakan di Kab. Lombok Tengah Tahun 2013 No 1 2 3 4
Kondisi Jalan Baik Sedang Rusak Rusak Berat Jumlah
Jenis Perkerasan Total Hotmix Lapen Kerikil Tanah Panjang Kondisi Panjang Prosentas Panjang Prosentas Panjang Prosentas Panjang Prosentas (km) e (%) (km) e (%) (km) e (%) (km) e (%) (Km) 411,73 411,73 92,24 0 0,00 0 0,00 0 0,00 41,39 25,65 5,75 15,74 10,60 0 0,00 0 0,00 9 9 2,02 0 0,00 0 0,00 0 0,00 277,32 0 0,00 132,77 89,40 75,95 100,00 68,6 100,00 739,44 446,38 100 148,51 100 75,95 100 68,6 100 Sumber
: Dinas PU & ESDM Kab. Lombok Tengah (2013) Gambar 7. 3 Jenis Perkerasan Jalan di Kabupaten Lombok Tengah
9% 10% ASPAL HOTMIX ASPAL LAPEN 20%
61%
KERIKIL TANAH
Kondisi jalan yang terdapat di Kabupaten Lombok Tengah se cara umum dapat dikategorikan baik, sedang, rusak dan rusak berat. Dari data Dinas Pekerjaan Umum dan ESDM, kondisi jalan baik sepanjang 411,73 Km (56%) dan kondisi rusak berat sepanjang 277,32 Km (37%). Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah setiap tahunnya terus melakukan perawatan dan peningkatan kondisi perkerasan jalan guna menunjang pola pergerakan barang dan orang, sehingga mampu menunjang kegiatan perekonomian masyarakat dan daerah. Jika dilihat berdasarkan fungsinya, jaringan jalan di Kabupaten Lombok Tengah dapat dibagi menjadi kelas jalan arteri primer, kolektor primer, local primer, local sekunder dan jalan lingkungan.
6%
1%
37% BAIK SEDANG RUSAK RINGAN RUSAK BERAT
56%
Gambar 7. 4 Kondisi Jalan di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013
a. Jaringan Jalan Arteri Primer Adalah jalan yang menghubungkan kota jenjang ke satu yang terletak berdampingan, atau menghubungkan kota jenjang ke satu dan kota jenjang kedua. Selain berfungsi sebagai penghubung, jalan ini direncanakan dengan kecepatan terendah 60 km/jam, sehingga jalan merupakan jalan bebas hambatan yang tidak boleh terganggu oleh lalu lintas ulang-alik maupun lalu lintas lokal. Jalur arteri primer ini adalah :
Ruas Jalan Mantang - Kopang
Ruas Jalan Kopang - Masbagik
b. Jaringan Jalan Kolektor Primer Adalah jalan yang menghubungkan kota jenjang kedua dengan kota jenjang kedua, atau menghubungkan kota jenjang kedua dengan kota jenjang ketiga. Jalan ini direncanakan dengan kecepatan terendah 40 km/jam. Jalur kolektor primer ini adalah :
Ruas Jalan Kopang-Batas Kota Praya (K-1)
Ruas Jalan Jl. TGH. Lopan (Praya) (K-1)
Ruas Jalan Jl. Sudirman (Praya) (K-1)
Ruas Jalan Praya-Sp. Penujak (K-2)
Ruas Jalan Jl. Mandalika Praya (K-2)
Ruas Jalan Sp. Penujak – Tanak Awu (K-2)
Ruas Jalan Tanak Awu – Sengkol (K-2)
Ruas Jalan Sengkol – Kuta (K-2)
Ruas Jalan Sulin – Sp. Penujak (K-2)
Ruas Jalan Kediri-Praya (K-2)
Ruas Jalan Jl. Gajah Mada (K-2)
Ruas Jalan Praya-Keruak (K-2)
Ruas Jalan Jl. Pejanggik (K-2)
Ruas Jalan Sp.Pengantap – Mt. Ajan – Kuta (K-2)
Ruas Jalan Kuta – Keruak (K-2)
Ruas Jalan Mantang Praya (K-3)
Ruas Jalan Wakul-Ketejer (K-3)
Ruas Jalan Ketejer-Jontlak (K-3)
Ruas Jalan Basuki Rahmat – Praya (K-3)
Ruas Jalan Mt.Ajan – Penujak (K-3)
c. Jaringan Jalan Lokal Primer d. Jaringan Jalan Lokal Sekunder e. Jaringan Jalan Lingkungan Adalah jalan yang melayani pergerakan dalam suatu lingkungan atau kegiatan tertentu dengan ciri-ciri perjalanan dekat, kecepatan rata-rata rendah dan tertinggi 20 km/jam, serta jalan masuk tidak diatasi. Jaringan jalan lokal ini dapat berfungsi sebagai lokal primer maupun lokal sekunder tergantung dari fungsi yang dilayani.
Sistem jaringan transportasi menjadi bagian utama dalam pembentukan struktur ruang. Sistem jaringan transportasi memberikan kerangka terhadap struktur ruang kawasan Kabupaten Lombok Tengah. Sistem transportasi regional yang terdapat di Kabupaten Lombok Tengah lebih banyak ditunjang oleh sistem transportasi darat. Secara keseluruhan sistem transportasi di Kabupaten Lombok Tengah masih didominasi oleh angkutan jalan raya, prasarana dan sarana transportasi yang ada pada prinsipnya telah menjangkau daerah-daerah penting di Kabupaten Lombok Tengah termasuk wilayah perdesaan.
B. JUMLAH DAN PERKEMBANGAN KENDARAAN/MODA Jumlah kendaraan bermotor/ moda yang terdaftar di Kabupaten Lombok Tengah setiap tahun mengalami peningkatan jumlahnya. Jumlah kendaraan bermotor didominasi oleh Jumlah sepeda motor, dimana kepemilikannya setiap tahun terus bertambah. Jumlah kendaraan Angkutan Penumpang justru mengalami penurunan. Data selengkapnya mengenai jumlah angkutan kendaraan bermotor ditampilkan pada tabel berikut ini : Tabel 7. 16 Jumlah Angkutan Kendaraan Bermotor yang Terdaftar di Kabupaten Lombok Tengah No
Jenis Kendaraan
Jmlh kendaraan
Jmlh kendaraan
tahun 2011 (Unit)
tahun 2012 (Unit)
2400
434
1.
Pick Up
2.
Angkutan Sewa / Travel
15
15
3.
Taxi
30
27
4.
Bus
-
2
5.
Truk Jumlah
477
409
3.322
887
Sumber: Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Lombok Tengah C. ANGKUTAN UMUM Terdapat sekitar 13 trayek angkutan pedesaan dan 382 jumlah realisasi ijin trayek. Jumlah armada yang beroperasi sebanyak 502 unit. Disamping itu kendaraan umum tidak bermotor berupa dokar juga beroperasi di dalam kota. Jenis angkutan lainnya yang beroperasi adalah ojek. Tabel 7. 17 Jalur Trayek Angkutan Pedesaan Kabupaten Lombok Tengah No
Kode
Jumlah Kendaraan
Trayek
1.
A1
Jalur Trayek
Tahun
Tahun
Tahun
2010
2011
2012
Unit
Unit
Unit
36
45
44
Aik Bukak – PP
2
5
5
Renteng – Kopang – Waje Geseng
64
19
19
Ganti – PP
18
79
72
Renteng – Mantang – Aik Bukak – PP
2. 3.
A2 B
Renteng – Mantang – Pancordao –
– PP 4.
D
Kopang – Mt.Gamang – Janapria –
5.
E1
Renteng – Mujur – Janapria – PP
5
18
16
6.
E2
Renteng – Mujur – Awang - PP
11
10
10
7.
E3
Renteng – Mujur – Keruak – PP
42
55
52
8.
F1
Renteng – Bt. Nyala – Sengkol –
31
37
37
21
40
38
Slng. Belanak – PP
51
70
68
12
21
18
2
2
2
1
1
1
kuta – PP 9.
F2
Renteng – Penujak – Sengkol – Kuta - PP
10.
H
Renteng – Penujak – Mangkung –
11.
J
Renteng – Darek – Pelambik - PP
12.
C
Renteng – Ubung – Bunjeruk – Sintung – Pemepek
13.
C
Renteng – Puyung – Bunjeruk – Pringgarata – Pemepek
Sumber :Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kab. Lombok Tengah D. TERMINAL
Terminal adalah tempat putus arus atau peralihan/perpindahan penumpang orang dan barang dari sistem transportasi yang satu ke sistem transportasi yang lainnya sebagai tuntutan wajar untuk efisiensi dalam sistem transportasi. Terminal selain sebagai bagian integral dari suatu sistem lalu lintas dan angkutan jalan raya juga berupa bagian dari tata ruang kota yang membantu efisiensi pemanfaatan jalan. Terminal penumpang dapat dikelompokkan menjadi 3 (Tiga) tipe berdasarkan tingkat pengguna terminal : Terminal penumpang tipe A berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota antar propinsi dan / atau angkutan lintas batas Negara, angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan. Terminal penumpang tipe B berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan kota dan/ atau angkutan pedesaan. Terminal penumpang tipe C berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan pedesaan.
Terminal penumpang di Kabupaten Lombok Tengah terdiri dari satu buah terminal kelas B yaitu Terminal Renteng di kota Praya dan 3 (tiga) Terminal Kelas C yaitu Terimal Sengkol, Terminal Kopang, dan Terminal Mujur.
Tabel 7. 18 Data Fasilitas Perhubungan Darat Terminal Dan Shelter No
Nama Terminal Dan Shelter
Tipe
Luas m²
Kapasitas Kendaraan
1.
Terminal Renteng Praya
B
15.000
200
2.
Terminal Kopang
C
5.472
80
3.
Terminal Sengkol
C
4.452
65
4.
Terminal Mujur
C
2.200
30
5.
Tanah Loang Sawak
2034
6.
Shelter Mt. Gamang
525
7.
Shelter Waja Geseng
990
8.
Shelter Darek
238
9.
Shelter Puyung
551
10.
Shelter Janapria
864
11.
Shelter Pringgarata
810
12.
Shelter Semayang
1200
13.
Pos Jaga Terminal Praya
900
14.
Pos Jaga Terminal Renteng
900
15.
Tanah Kantor Pengujian Wage
9.818
40
Sumber :Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kab. Lombok Tengah
E. RAMBU LALU LINTAS Faktor kelalaian manusia merupakan faktor yang paling dominan dalam kecelakaan. Untuk itu, guna mengantisipasi kecelakaan pemasangan marka jalan serta rambu-rambu lalu lintas menjadi penting. Rambu-rambu yang telah dipasang di Kabupaten Lombok Tengah hingga tahun 2012 mencapai 1.676 buah dengan perkembangan per-tahun sebagaimana dalam tabel berikut. Tabel 7. 19 Jumlah fasilitas keselamatan LLAJ (Rambu/RPPJ) Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2010-2013 No 1 2 3 4
Tahun Jumlah 2010 639 2011 989 2012 1.290 2013 1.676 Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Lombok Tengah, Tahun 2013
7.5.2. TRANSPORTASI LAUT Tidak terdapat pelabuhan penumpang di Kabupaten Lombok Tengah karena dalam sistem transportasi nasional, Pelabuhan Lembar yang terletak di Kabupaten Lombok Barat merupakan sasalh satu pelabuhan yang melayani lalu-lintas pelayaran antar pulau selain Pelabuhan Kayangan di Kabupaten Lombok Timur. Yang terdapat di Kabupaten Lombok Tengah hanyalah Pelabuhan Perikanan yaitu Pelabuhan perikanan Nusantara Awang yang terletak di Teluk Awang, Kecamatan Praya Timur. A. Pelabuhan Perikanan Sumberdaya perikanan yang terdapat di sepanjang pantai selatan Kabupaten Lombok Tengah terkolektif pada satu pelabuhan perikanan di Teluk Awang Kecamatan Praya Timur. Pengembangan pelabuhan perikanan tersebut memberikan kontribusi yang cukup baik dalam perekonomian Kabupaten Lombok Tengah. Hasil penangkapan ikan laut rata-rata sebanyak 1.665,79 ton/tahun, menggunakan kapal motor sebanyak 6 unit, perahu motor tempel sebanyak 658 unit, dan 166 perahu tanpa motor. Selain hasil ikan, perairan laut di Kabupaten Lombok Tengah juga menghasilkan produksi garam sebanyak 1.979,23 ton, rajungan sebanyak 34,74 ton, kepiting 10,34 ton, kerang 0,9 ton, ikan kerapu 5,44 ton, tuna 3,5 ton, udang 167,17 ton, lobster 14,03 ton, dan kakap merah sebanyak 5,8 ton. Diperlukan jaringan transportasi laut maupun darat yang baik untuk distribusi sumber daya perikanan di Kabupaten Lombok Tengah. Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: PER.16/MEN/2006 tentang Pelabuhan Perikanan, Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) dikenal juga sebagai pelabuhan perikanan tipe B atau kelas II. Pelabuhan ini dirancang terutama untuk melayani kapal perikanan berukuran 15-16 GT dengan kapasitas 75 kapal atau 2.250 GT sekaligus. Dengan panjang dermaga =150 m, kedalaman kolam =2 m dan fasilitas tambat-labuh untuk kapal berukuran =30 GT, pelabuhan tersebut juga melayani kapal ikan yang beroperasi di perairan ZEEI dan perairan nasional. Tabel 7. 20 Produksi Hasil Laut di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2012 No
Hasil Laut
1 2 3
Tangkapan Ikan Garam Rajungan
Jumlah Produksi (ton) 1.665,79 1.979,23 34,74
4 5 6 7 8 9 10
Kepiting Kerang Ikan Kerapu Tuna Udang Lobster Kakap merah
10,34 0,9 5,44 3,5 167,17 14,03 5,8
7.5.3. TRANSPORTASI UDARA Transportasi udara sebagai salah satu moda transportasi memiliki karakteristik yang dapat melayani angkutan penumpang dan barang relatif terbatas khususnya barang bernilai tinggi dan membutuhkan waktu cepat, dan dapat melakukan penetrasi sampai keseluruh wilayah yang tidak bisa dijangkau oleh moda transportasi lain. Ketersediaan jaringan transportasi udara memiliki potensi yang besar dalam pengembangan wilayah. Sebagai Pusat Kegiatan Wilayah yang mendukung Pusat Kegiatan Nasional, Kota Praya di Kabupaten Lombok Tengah dilengkapi oleh Bandara Internasional Lombok (BIL), yang melayani penyeberangan orang dan barang antar daerah bahkan mancanegara.
Gambar 7. 5 Bandara Internasional Lombok
Bandara Internasionl Lombok berlokasi di kecamatan Pujut sekitar 40 km dari kota Mataram dengan menempati area seluas 551 hektar atau 8 kali lipat dari luas bandara lama yang memiliki luas 69 hektar. Pembangunan BIL dimulai pada bulan November 2005 dan selesai pada tahun 2011 serta secara resmi beroperasi pada 1 Oktober 2011. Pembangunan BIL menelan biaya hampir satu triliun atau tepatnya Rp. 945,8 Miliar dengan sumber pendanaan dari Angkasa Pura I (BUMN) sebesar Rp 795,8 miliar, Pemerintah Provinsi NTB Rp 110 miliar dan Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah Rp 40 miliar. Bandara Internasional Lombok adalah Bandara domestik dan internasional yang dioperasikan oleh PT. Angkasa Pura I dan dibuka pertama kali pada tanggal 1 Oktober 2011. Sejak beroperasi hingga saat ini, setidaknya sudah terdapat 13 buah maskapai yang melayani penumpang dari dan menuju Bandara ini dengan tujuan domestik maupun mancanegara. Tabel 7. 21 Maskapai dan Rute Penerbangan di Bandara Internasional Lombok
No 1 2 3 4
Nama Maskapai Indonesia Air Transport Sky Aviation Citilink Garuda Indonesia
5
Lion Air
6 7
Merpati Nusantara Airlines TransNusa Air Services
8 9
Trigana Air Service Wings Air
10 11 12 13
Travira Air Jetstar AirAsia SilkAir
Tujuan Denpasar/Bali
Terminal Domestic
Denpasar/Bali Surabaya Denpasar/Bali, JakartaSoekarno-Hatta, Makassar, Surabaya Jakarta-SoekarnoHatta, Surabaya Bima, Denpasar/Bali, Sumbawa Besar Bima, Denpasar/Bali, Sumbawa Besar Denpasar/Bali Denpasar/Bali, Surabaya Benete Perth Kuala Lumpur Singapore
Domestic Domestik Domestik Domestik Domestik Domestik Domestik Domestik Domestik Internasional Internasional Internasional
7.6. IRIGASI Pola penggunaan lahan di Kabupaten Lombok Tengah masih didominasi oleh lahan sawah dan pemukiman. Lahan sawah yang tercatat adalah seluas 54.562 ha, umumnya terletak di dataran aluvial, dataran volkan, dan lereng volkan, terdiri atas sawah irigasi teknis 20.087 ha, irigasi setengah teknis 20.879 ha, irigasi sederhana PU seluas 2985 ha, irigasi sederhana non PU 540 ha dan sawah tadah hujan seluas 11.917 ha. Lahan sawah ditanami 2 kali setahun seluas 23.269 ha dijumpai di sebagian wilayah yang mendapat irigasi teknis dan semi teknis, yaitu di wilayah bagian tengah dan utara meliputi Kecamatan Praya Barat, Praya, Praya Tengah, Praya Timur, Jonggat, Pringgarata, Kopang, Batukliang dan Batukliang Utara. Sedangkan lahan sawah tadah hujan seluas 29.553 ha banyak dijumpai di wilayah bagian selatan dan timur, meliputi Kecamatan Pujut, Praya Barat, Praya Tengah, Praya Timur, Praya Barat Daya dan Janapria. Sawah tadah hujan umumnya ditanami padi sekali setahun, dan pada musim kemarau ditanami palawija, sayuran dan tembakau. Tabel 7. 22 Jumlah Prasarana Irigasi Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2012
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jenis Waduk/Embung Bendung Saluran Primer Saluran Sekunder Saluran Pembawa Jalan inspeksi Pintu air Saluran Suplesi Bangunan air
Satuan Buah Buah Meter Meter Meter Meter Buah Meter Buah
Jumlah 55 49 128.975 388.227 9,073 214,157 1,621 40,821 4,424
Kondisi Baik 55 49 85.311 379.848 0 128,395 983 37,555 3,374
Rusak 0 0 44.904 138.509 9,073 85,762 638 3,266 1,050
No 10 11
Jenis
Satuan
Embung rakyat Bendung rakyat
Kondisi
Jumlah
Buah Buah
Baik
569 114
Rusak 569 80
0 34
Sumber: Dinas PU dan ESDM Kabupaten Lombok Tengah, Tahun 2013 Berdasarkan data kondisi jaringan irigasi Kabupaten Lombok Tengah 2013, dapat diketahui bahwa dari 35 daerah irigasi (DI) yang ada sebanyak 27 buah dalam kondisi sarana yang baik. Ini artinya 77.1% Daerah Irigasi dalam kondisi baik. Adapun sisanya sebanyak 8 DI masih dalam kondisi perlu diperbaiki karena persentase kondisi infrastrukturnya lebih banyak yang rusak. Kedelapan daerah irigasi yang kondisinya perlu diperbaiki antara lain DI. Jaran Kurus, DI, Mertak Paok, DI. Embung Sade, Di. Embung Dao, DI. Bengak, DI. EMbung Bringe, Jangkihjawe, dan Embung Jongkor. Tabel 7. 23 Kondisi Daerah Irigasi Berdasarkan Persentase Kerusakan Tahun 2103 NO
Nama_DI
Jenis Saluran
Panjang(m)
KONDISI % Baik Rusak
1 2 3 4
Jaran Kurus JENGGUAR Jurang Jembok Lendang Telage
Pasangan Pasangan Pasangan Pasangan
1467 3480 598 1884
45% 60% 100% 73%
55% 40% 0% 27%
5 6 7 8 9
Mertak Paok Mesone Mujur 1 OTAK DESE PLAPAK
Pasangan Pasangan Pasangan Pasangan Pasangan
1739 2599 7514 2376 13021
40% 53% 55% 91% 100%
60% 47% 45% 9% 0%
10 Embung Sade
Pasangan
1987
n/a
n/a
11 12 13 14 15 16 17 18
Pasangan Pasangan Pasangan Pasangan Pasangan Pasangan Pasangan Pasangan
1724 2566 2650 3132 3318 11039 217 1980
n/a 61% 100% 72% 88% 100% 100% 70%
n/a 39% 0% 28% 12% 0% 0% 30%
19 BENGAK
Pasangan
1640
48%
52%
20 21 22 23 24
Pasangan Pasangan Pasangan Pasangan Pasangan
4976 2661 2131 2200 768
n/a 61% 100% 100% 100%
n/a 39% 0% 0% 0%
Pasangan Pasangan Pasangan
3015 1123 997
26% 71% 67%
74% 29% 33%
Embung Dao Simbe 1 Wareng Benjor BRAMBANG Embung Dao Melat II Embung Batu Bokah
Embung Bringe Embung Bual Embung Danasari Embung Gabak Embung Goa
25 Jangkih Jawe 26 Embung Jebak 27 Kuang Sampi
Keterangan PERLU DIPERBAIKI BAIK BAIK BAIK PERLU DIPERBAIKI BAIK BAIK BAIK BAIK PERLU DIPERBAIKI PERLU DIPERBAIKI BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK PERLU DIPERBAIKI PERLU DIPERBAIKI BAIK BAIK BAIK BAIK PERLU DIPERBAIKI BAIK BAIK
NO
Nama_DI
28 29 30 31 32 33
Embung Loang Make Embung Muncan Embung Pancor Embung Pare Embung Pejanggik Embung Sepit
Jenis Saluran
Panjang(m)
Pasangan Pasangan Pasangan Pasangan Pasangan Pasangan
1746 2109 2901 1720 1133 1650
KONDISI % Baik Rusak 100% 100% 91% 100% 100% 100%
Keterangan
0% 0% 9% 0% 0% 0%
BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK PERLU 34 Embung Jongkor Pasangan 747 22% 78% DIPERBAIKI 35 Embung Pendem Pasangan 1431 100% 0% BAIK Sumber : Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum & ESDM, 2013 7.7. SANITASI dan PERMUKIMAN Sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan, juga berarti sistem pembuangan air limbah, yang khususnya menyangkut pembuangan air kotor dari rumah tangga, kantor, hotel, pertokoan Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup, kondisi lingkungan permukiman serta kenyamanan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu aspek dalam rangka peningkatan kualitas lingkungan yang sehat, perlu diperhatikan masalah drainase, persampahan, dan air limbah. Permasalahan di air limbah di Kabupaten Lombok Tengah adalah belum adanya sistem pengolahan limbah, saluran limbah dari rumah penduduk masih memanfaatkan saluran drainase yang ada. Pembangunan IPAL komunal di Desa Sukarara dan BTN Pemda Bonter masih belum dilakukan uji system, masyarakat setempat juga cenderung menolak keberadaan IPAL komunal tersebut karena dianggap susah pada saat pemeliharaannya, sehingga unit septic tank yang sudah terbangun di Bonter belum termanfaatkan dan terbengkalai. Air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha dan atau kegiatan permukiman (real estate), rumah makan, perkantoran, perniagaan, apartemen dan asrama. Sistem pengelolaan air limbah domestik di kabupaten Lombok Tengah belum berjalan efektif sebagaimana diharapkan baik diprakarsai oleh pemerintah, dunia usaha ataupun masyarakat sehingga perlu diperhatikan secara khusus. Pengelolaan air limbah domestik non tinja (jenis buangan mandi, cuci) belum ada kelembagaan atau unit usaha tertentu yang berminat, umumnya sistem pembuangan limbah non tinja ini dialirkan melalui lobang resapan yang disalurkan melalui saluran pipa atau saluran terbuka, masih banyak ditemui masyarakat membuang air limbah non tinja ke sungai atau saluran drainase terdekat. Tabel 7. 24 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik
SARANA DAN PRASARANA NO. Uraian A
Pengendalian Pencemaran :
Tahun Pengadaan
Jumlah (unit)
PEMANFAATAN SARANA DAN PRASARANA Digunakan Tidak digunakan (s.d. saat ini) Keterangan Jumlah Jumlah (alasan tdk (unit) (unit) digunakan)
LOKASI SARANA DAN PRASARANA
1
IPAL Komunal (air limbah tahu tempe)
2006
3
0
3
2006
1
0
1
2006
1
0
Dana operasional tidak disediakan masyarakat Dana operasional tidak disediakan masyarakat Dana operasional tidak disediakan masyarakat
1
2
IPAL Laboratorium
2008
1
1
3
IPAL Komunal (air limbah domestik)
2011
2
2
-
-
4
IPAL Medis
2011
2
2
-
-
5
IPAL RPH
2008
1
1
-
-
Dusun Lingkung Daye, Desa Puyung Dusun Sumpak, Desa Puyung Dusun Penaban, Desa Mertak Tombok Kantor LH Kelurahan Prapen (Lingkungan Meteng dan Lingkungan Prapen) Puskesmas Mujur dan Puskesmas Praya Tengah RPH Eat Surak
Sumber : Kantor LH, Dinas Kesehatan, Dinas PU Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2012 Data sekunder dalam kurun 5 tahun terakhir, tingkat kepemilikan jamban keluarga dari 139 desa di Kabupaten Lombok Tengah ada 7 desa/kelurahan yang sudah ODF (Open Defecation Free) atau sudah tidak buang air sembarangan yang sudah memiliki dan akses jamban yaitu Kelurahan Praya, Kelurahan Semayan, Kelurahan Prapen, Desa Gemel, Desa Segala Anyar, Desa Sukeraje, dan Desa Perine. Permasalahannya, tidak semua jamban yang ada dikategorikan sebagai jamban sehat, terutama dari aspek pemeliharaan, penggunaan material, kelayakan jaringan pipa septik tank, dan bak penampung. Sistem pengelolaan terpusat belum dilakukan, daerah ini belum memiliki IPLT. Pengosongan septik tank atau pengangkutan akhir masih jarang dilakukan, jika bak penampung tinja penuh biasanya penduduk cukup merelokasi pada lokasi lain sekitar tempat yang ada, usaha penyedotan tinja baru ada 2 unit, 1 unit merupakan unit usaha swasta dan 1 unit di bawah kelola Dinas PU Cipta Karya Kabupaten Lombok Tengah. Tabel 7. 25 Jumlah Rumah Tangga Yang Sudah Memiliki Jamban Di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 20102011
No
Kecamatan
1
1
2
Praya
Puskesmas
Jumlah Penduduk
3
4
Jumlah KK
Jumlah Jamban Yang Ada
KK Dengan Jamban Sehat Jumlah % tase % tase MS dari dari Jumlah Jumlah Jamban KK
5
6
7
Praya
60,868
15217
Aikmual
46,007
11502
1133 0 6582
1133 0 6475
98.37
100
57.23
74.46
Darek
32,156
8039
3148
2945
93.55
39.16
No
Kecamatan
1 2
3 4 5 6 7 8
9
10
Puskesmas
Jumlah Penduduk
3
4
2
Jumlah KK
Jumlah Jamban Yang Ada
KK Dengan Jamban Sehat Jumlah % tase % tase MS dari dari Jumlah Jumlah Jamban KK
5
6
7
Praya Barat Daya
Batujangkih
20,332
5083
1654
1654
100
32.54
Mujur
34,352
8588
4585
4585
100
53.39
Praya Timur
Ganti
32,753
8189
3859
3859
100
47.13
Penujak
38,564
9641
4115
4115
100
42.68
Mangkung
28,792
7198
2159
2159
100
29.99
Batunyala
36,779
9195
4945
4,321
87.38
53.78
Pengadang
38,612
9653
4106
4106
100
42.53
Muncan
33,529
8383
4067
3,412
83.89
48.51
Kopang
49,246
12312
6477
6477
100
52.6
Langko
34,110
8528
3881
3881
100
45.51
Janapria
41,956
10489
5713
5,175
90.58
54.46
Pringgarata
43,344
10836
4192
4192
100
38.68
Bagu
31,203
7801
2774
2774
100
35.56
Sengkol
50,075
12519
7849
6,541
83.34
62.69
Teruwai
26,465
6617
2910
2345
80.58
43.98
Kuta
37,614
9404
3242
3242
100
34.47
Puyung
31,850
7963
6002
5,672
94.5
75.37
Bonjeruk
20,145
5037
3565
3565
100
70.78
Ubung
35,231
8808
5084
4,920
96.77
57.72
Mantang
42,054
10514
7188
7188
100
68.36
Praya Barat Praya Tengah Kopang Janapria Pringgarata
Pujut
Jonggat
11
Batukliang
Aik Dare
35,538
8885
5622
4,447
79.1
63.27
12
Batukliang Utara
Teratak
53,723
13431
5137
5137
100
38.24
935,298
233832
120,186
114,517
95.28
50.52
Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2011
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2012 7.8. DRAINASE Dilihat dari fungsi layanan drainase lingkungan, sistem dan cakupan pelayanan drainase lingkungan di kabupaten Lombok Tengah belum memenuhi haparan. Pada lingkup wilayah kota Praya, perencanaan dan penyusunan program pada prinsipnya sudah mengacu kepada fungsi layanan drainase, yaitu dari saluran tersier, sekunder dan primer, akan tetapi implementasi di lapangan tidak berkembang sebagaimana diharapkan, sistem pengaliran drainase belum berfungsi secara optimal, yaitu dari saluran tersier ke saluran sekunder hingga ke saluran primer. Pada lingkup wilayah perdesaan system saluran drainase lingkungan belum terencana dengan baik, penyusunan perencanaan, program dan target pencapaian umumnya disusun berdasarkan kebutuhan program dan anggaran yang tersedia. Hal lain bahwa kepeduliaan masyarakat dalam perencanaan, pembangunan, dan pemeliharaan drainase lingkungan masih sangat rendah, tidak jarang ditemui saluran drainase yang ada bersifat multi fungsi, di antaranya sebagai tempat pembuangan sampah dan air limbah. Kondisi ini memancing terjadinya genangan dan banjir di beberapa tempat khususnya pada lingkungan
permukiman dataran rendah dan padat, utamanya di kota Praya spot-spot tertentu seperti di depan bioskop lama Kota Praya.
BAB VI EKONOMI Salah satu implikasi adanya otonomi daerah adalah daerah memiliki wewenang yang jauh lebih besar dalam mengelola daerahnya baik itu dari sisi pelaksanaan pembangunan maupun dari sisi pembiayaan pembangunan. Salah satu aspek pembangunan yang mendasar dan strategis adalah pembangunan aspek ekonomi, baik pembangunan ekonomi pada tatanan mikro maupun makro. Secara mikro, pembangunan ekonomi lebih menekankan pada pembangunan individu, kelompok maupun golongan, akan tetapi pembangunan ekonomi makro sebagaimana di Kabupaten Lombok Tengah didasarkan pada beberapa penekanan seperti
pencapaian terhadap
Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB), kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan pertumbuhan investasi. Sebagai komponen ekonomi makro, maka keberadaan PDRB, APBD, PAD dan investasi seringkali menjadi komoditas politik. Kendatipun hal tersebut di Kabupaten Lombok Tengah masih berkembang dalam batas-batas normatif.
Keuangan Daerah
APBD
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan daerah. Selanjutnya Pendapatan Daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah
nilai
kekayaan bersih. APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan kemampuan pendapatan daerah. Kemudian Penerimaan daerah terdiri dari pendapatan daerah dan penerimaan pembiayaan daerah. Pendapatan Daerah merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan. Sedangkan Penerimaan Pembiayaan adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali
pada tahun anggaran yang bersangkutan
maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Dalam penyusunan APBD seluruh pendapatan daerah dan pembiayaan daerah dianggarkan secara bruto. Sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pendanaan Pengelolaan Keuangan Daerah ditetapkan bahwa struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah meliputi :
a) Pendapatan Daerah b) Belanja Daerah c) Pembiayaan Daerah. 1. Pendapatan Daerah. Pendapatan Daerah adalah semua penerimaan uang melalui rekening kas umum daerah, menambah akuitas dana, merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh daerah. Pendapatan daerah
yang dimaksud
dikelompokkan atas :
Pendapatan Asli Daerah. Karena pendapatan daerah yang berasal dari dana perimbangan sangat tergantung dari kebijakan pemerintah pusat, maka penerimaan daerah yang dapat dipacu dan dapat dikendalikan adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD). Seiring dengan meningkatnya kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan kepada daerah guna melayani dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang dapat memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) sehingga tuntutan peningkatan PAD semakin besar. Strategi, arah dan kebijakan yang ditetapkan untuk meningkatkan pendapatan asli daerah sebagai berikut: (1) Optimalisasi pemanfaatan aset daerah dan sumber daya alam dalam rangka meningkatkan daya dukung pembiayaan daerah dan pertumbuhan ekonomi. (2) Penyesuaian
tarif
baru
dengan
didasarkan pada
tingkat
perekonomian
masyarakat, diikuti dengan meningkatkan pelayanan baik dalam pemungutan maupun pengelolaannya. (3) Melakukan intensifikasi pemungutan pajak dan retribusi melalui perbaikan manajemen dengan menggunakan sistem informasi penerimaan daerah yang lebih dapat diandalkan. Sistem informasi diharapkan dapat menyediakan
data
menyeluruh yang mencakup jumlah dan potensi terhadap data obyek pajak dan retribusi. (4) Meminimalkan kebocoran pemungutan pajak maupun retribusi daerah melalui peningkatan sistem pemungutan, sistem pengendalian dan pengawasan atas pemungutan pendapatan asli daerah untuk terciptanya efektifitas dan efisiensi, serta peningkatan kesejahteraan pegawai melalui pemberian insentif biaya pemungutan. (5) Mencari obyek bagi sumber-sumber penerimaan baru yang memiliki potensi yang menguntungkan. Dalam pemungutan obyek baru tersebut diupayakan tidak menghambat kinerja perekonomian yang ada baik di pusat maupun daerah. Untuk itu dalam merencanakan sumber penerimaan baru tersebut, Pemerintah
Kabupaten Lombok Tengah akan berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi agar kebijakan tersebut tidak memiliki dampak yang kontraproduktif terhadap perekonomian masyarakat maupun nasional. (6) Menumbuhkembangkan
iklim
yang
sehat
di
BUMD
sehingga
mampu
memberikan kontribusi optimal bagi pendapatan daerah dan mengoptimalkan pengelolaan aset dan kekayaan daerah agar dapat memberikan nilai tambah bagi pendapatan daerah.
Dana Perimbangan. (1) Dana Perimbangan merupakan pendapatan pemerintah daerah yang berasal dari pemerintah pusat. Pendapatan yang diperoleh dari dana perimbangan merupakan hak pemerintah daerah sebagai konsekuensi dari kebijakan bagi hasil pendapatan (revenue sharing policy), Konsep revenue sharing didasarkan atas pemikiran untuk pemberdayaan daerah dan prinsip keadilan. Terhadap dana perimbangan ini maka strategi, arah dan kebijakan yang ditetapkan adalah:
Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah
secara aktif ikut serta dalam
melakukan pendataan terhadap wajib pajak seperti PBB, dan pendapatan lainnya yang nantinya merupakan Pendapatan Bagi Hasil bagi Daerah.
Melakukan
analisis
perhitungan
untuk
menilai
akurasi
perhitungan
terhadap formula bagi hasil dan melakukan peran aktif berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat, sehingga alokasi yang diterima sesuai dengan kontribusi yang diberikan atau sesuai dengan kebutuhan yang akan direncanakan.
Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah. (1) Penerimaan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah adalah pendapatan daerah yang berasal dari Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya serta Dana Penyesuaian dan Otonomi khusus. Strategi, arah dan kebijakan yang ditetapkan
untuk
pendapatan
tersebut
adalah
aktif bekerja sama dengan
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat guna meningkatkan penerimaan dari sektor pajak yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi.
Tabel 3.6. Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2011-2013 NO
URAIAN
APBD 2011 (Realisasi)
APBD 2012 (Realisasi)
APBD 2013 (APBD Perubahan)
1.
PENDAPATAN DAERAH
24.800.267.124,28
1.047.531.877.742,40
1.225.921.118.283,38
1.1.
PENDAPATAN ASLI DAERAH
59.233.791.263,90
78.444.759.921,40
114.429.120.483
1.1.1.
Pajak Daerah
12.655.484.381,00
17.407.773.080,00
17.644.424.900
1.1.2.
Retribusi Daerah
36.775.550.223,00
19.454.046.307,36
26.677.582.200
1.1.3.
Pengelolaan Kekayaan Yang dipisahkan
4.391.986.997,00
4.065.980.656,00
5.743.707.383
1.1.4.
Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
5.410.769.662,90
37.516.959.878,04
64.363.406.000
1.2.
DANA PERIMBANGAN
708.910.909.676,00
840.766.977.988,00
947.363.183.185
1.2.1.
Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak
62.261.779.676,00
63.518.844.988,00
59.663.270.185
1.2.2.
Dana Alokasi Umum
589.449.530.000,00
702.814.863.000,00
793.651.563.000
1.2.3.
Dana Alokasi Khusus
57.199.600.000,00
74.433.270.000,00
94.048.350.000
1.3.
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH
156.655.566.184,38
128.320.139.833,00
164.128.814.815,38
1.3.1.
Hibah
-
-
1.097.600.000
1.3.2.
Dana Darurat
-
-
-
1.3.3.
Dana Bagi Hasil Pajak Dari Propinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
18.118.476.264,38
21,89
20.465.451.667,38
1.3.4.
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
137.510.489.920,00
101.120.804.000,00
142.565.762.948
1.3.5.
Bantuan Keuangan dari Propinsi atau Pemerintah Daerah lainnya
1.026.600.000,00
5.310.000.000,00
-
2. Belanja Daerah Belanja Daerah sebagaimana tertuang dalan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten/Kota yang terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan atau urusan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu yang dilaksanakan bersama antar pemerintah daerah yang ditetapkan dengan ketentuan perudang – undangan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 beserta revisinya dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Struktur Belanja Kabupaten Lombok Tengah untuk tahun anggaran 2011 – 2013 dikelompokkan menjadi : 1. Belanja Langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan yang terdiri atas Belanja Pegawai, Belanja Bunga, Belanja Subsidi, Belanja Hibah, Belanja Bagi Hasil, Belanja Bantuan Keuangan dan Belanja Tidak Terduga. 2. Belanja Langsung merupakan belanja yang dianggarkan yang terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan yang dianggarkan pada belanja SKPD yang bersangkutan seperti : Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, Belanja Modal. Tabel 3.7. Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2011-2013 NO
URAIAN
APBD 2011
APBD 2012
(Realisasi)
(Realisasi)
APBD 2013 (Perubahan APBD)
2.
BELANJA DAERAH
872.973.972.012,37
1.010.143.130.025,26
1.385.758.151.750,73
2.1.
Belanja Tidak Langsung
663.790.705.288,97
700.654.965.857,99
814.071.948.528,94
2.1.1.
Belanja Pegawai
567.828.232.924,00
638.159.243.049,00
747.292.554.599,71
2.1.2.
Belanja Bunga
-
-
3.850.941.726
2.1.3.
Belanja Subsidi
-
-
-
2.1.4.
Belanja Hibah
12.846.275.750,00
20.876.700.000,00
15.007.000.000
2.1.5.
Belanja Bantuan Sosial
51.852.594.534,97
2.501.435.419,00
6.814.852.120,05
2.1.6.
Belanja Bagi Hasil Kepada Propinsi/Kabupaten/Kota dan Pemdes
1.016.632.100,00
1.269.530.785,00
1.323.678.576,00
2.1.7.
Belanja Bantuan Keuangan kepada Propinsi/Kabupaten/Kota/ Pemdes dan Partai Politik
29.516.719.980,00
37.398.248.879,99
38.651.585.176,11
2.1.8.
Belanja Tidak Terduga
730.250.000,00
449.807.725,00
1.131.336.331,07
2.2.
Belanja Langsung
209.183.266.723,40
309.488.164.167,27
571.686.203.221,79
3. Pembiayaan Daerah Pembiayaan daerah terdiri dari : 1. Penerimaan Pembiayaan yang mencakup : sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu (SILPA), pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan yang dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali pemberian pinjaman dan penerimaan piutang daerah. 2. Pengeluaran
Pembiayaan
yang
mencakup
:
pembentukan
dana
cadangan,penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah, pembayaran pokok utang dan pemberian pinjaman daerah serta antara Anggaran Pendapatan Daerah mengakibatkan surplus atau defisit anggaran. Berikut adalah tabel realisasi Pembiayaan Daerah Tahun Anggaran 2011 – 2013 sebagai berikut : Tabel 3.9. Realisasi Pembiayaan Daerah Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2011-2013 NO
URAIAN
3.
PEMBIAYAAN DAERAH
3.1.
PENERIMAAN PEMBIAYAAN
APBD 2011
APBD 2012
(Realisasi)
(Realisasi)
15.995.426.684,10
APBD 2013 (Perubahan APBD)
57.812.130.674,01
174.580548.035,15
56.592.146.812,01
82.538.566.035,15
3.1.1.. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (SiLPA)
15.934.876.684,10
3.1.2. Pencairan Dana Cadangan
-
-
-
3.1.3. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang dipisahkan
-
-
-
3.1.4. Penerimaan Pinjaman Daerah
-
-
85.276.982.000
3.1.5. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman
-
-
6.765.000.0000
3.1.6. Penerimaan Piutang daerah
-
-
-
3.1.7. Penerimaan Kembali Pokok Investasi
60.550.000,00
1.219.983.862,00
-
12.662.312.356,00
14.743.514.567,80
-
-
-
3.2.2. Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah
9.264.249.997,00
3.299.811.656,00
13.506.436.733
3.2.3. Pembayaran Pokok Utang
1.954.377.800,00
9.362.500.700,00
1.237.077.834,80
-
-
-
4.776.798.887,10
45.149.818.318,01
159.837.033.467,35
3.2.
PENGELUARAN PEMBIAYAAN
3.2.1. Pembentukan Dana Cadangan
3.2.4. Pemberian Pinjaman Daerah PEMBIAYAAN NETTO
11.218.627.797,00
PDRB Sebagai cerminan total nilai tambah yang tercipta akibat proses produksi di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu, adalah PDRB yang memegang peran penting dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan. Dalam perkembangan dan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah ditandai adanya perubahan atau pergeseran dalam kontribusi sektor ekonomi terhadap produk daerah sebagai akibat terjadinya pergeseran tenaga kerja dari sektor pertanian (primer) ke sektor industri (sekunder), kemudian ke arah sektor jasa-jasa (tersier). Hal ini sesuatu yang sangat wajar dan biasa terjadi di daerah yang sedang membangun dan berkembang seperti Kabupaten Lombok Tengah. Pergeseran atau transformasi sektor ekonomi telah membawa berbagai implikasi. Salah satu implikasi tersebut adalah Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB di Kabupaten Lombok Tengah merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan dan pembentukannya dipengaruhi oleh berbagai variabel. PDRB dapat dilihat dari dua sisi yaitu; PDRB atas dasar harga konstan yang perhitungannya dari jumlah produk yang dihasilkan setiap tahun dan dikalikan dengan harga tahun dasar. Dari sisi lain, besarnya PDRB atas dasar harga yang berlaku adalah jumlah produk yang dihasilkan oleh masyarakat setiap tahun dikalikan dengan perubahan harga setiap tahun. Sebagimana dijelaskan di atas bahwa PDRB merupakan salah satu indikator dalam pembangunan ekonomi makro. Pencapaian ekonomi makro Kabupaten Lombok Tengah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), dimana laju pertumbuhan PDRB tahun 2008 sebesar 6,97 persen meningkat menjadi 7,32 persen pada tahun 2009, tahun 2010 menurun menjadi 5,69 persen, dan tahun 2011 meningkat kembali menjadi 8,53 persen serta tahun 2012 meningkat 12,16 persen.
Grafik 2.1 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Lombok Tengah Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 (%) Tahun 2008 – 2012
Laju Pertumbuhan (%)
12.16
8.53 6.97
7.32 5.69
2008
2009
2010 Tahun
2011
2012
Sumber : BPS Kab. Lombok Tengah, 2012 dan BPS Provinsi, 2013 Pencapaian PDRB Tahun 2012 sebesar Rp 1.680.979 juta mengalami peningkatan yang cukup baik bila dibandingkan dengan tahun 2011 yaitu sebesar Rp 1.584.174 juta. Pencapaian angka PDRB tersebut dihitung berdasarkan harga berlaku menurut lapangan usaha. Besarnya pencapaian angka PDRB sangat berpengaruh pada besarnya Pendapatan Perkapita Penduduk tahun 2012, sebesar Rp 7.102.485 meningkat lebih baik dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar Rp 6.208.181. Semakin besar pencapaian angka PDRB/Kapita mempunyai arti bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat secara makro semakin meningkat pula.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Tabel 2.3 Pertumbuhan PDRB Sektoral Kabupaten Lombok Tengah Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Tahun 2008 – 2012 Sektor 2008 2009 2010 2011 Pertanian Peternakan Kehutanan 4,84 3,59 0,22 4,56 dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian 21,71 17,82 15,53 7,77 Industri Pengolahan 11,35 8,31 9,73 4,82 Listrik. Gas dan Air Bersih 4,78 7,69 9,61 9,74 Bangunan/Konstruksi 9,65 17,49 9,83 8,22 Perdagangan. Hotel dan Restoran 7,71 6,93 8,12 8,71 Pengangkutan dan Komunikasi 6,91 5,20 5,17 45,45 Keuangan Persewaan dan Jasa 7,21 7,33 7,07 9,21 Perus Jasa-jasa 2,39 6,38 5,42 3,88 PDRB 6,97 7,32 5,69 8,53
2012 ** 2,65 7,93 5,02 9,54 8,13 8,24 83,95 9,85 4,11 12,16
Sumber:BPS Kabupaten Lombok Tengah, Tahun 2012, BPS Provinsi NTB, Tahun 2013
Secara garis besar pertumbuhan PDRB Kabupaten Lombok Tengah tahun 2008-2012 menunjukan pertumbuhan positif, PDRB perkapita penduduk Lombok Tengah pada tahun 2012 mencapai angka 2,72 juta (ADHK) dan 6,21 juta (ADHB), dimana angka ini terus mengalami peningkatan tiap tahunnya. Hal ini mengindikasikan adanya perubahan peningkatan kesejahteraan penduduk, yang idealnya peningkatan PDRB perkapita selalu di atas nilai inflasi. Adapun nilai PDRB perkapita selama kurun waktu 5 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut :
URAIAN 1. PDRB ADHB (Juta Rp) 2. PDRB ADHK (Juta Rp) 3. Pertumbuhan % 4. PDRB Per Kapita (ADHB) 5. PDRB Per Kapita (ADHK)
Pertumbuhan PDRB Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2008 – 2012 2008 2009 2010 2011 3.531.385 4.096.872 4.654.177 5.394.226 1.961.627 2.105.191 2.224.939 2.414.709 6,97 7,32 5,69 8,53 4.183.586
4.800.946
5.410.520
6.208.181
2.323.914
2.466.982
2.586.510
2.779.073
Sumber : BPS Kabupaten Lombok Tengah, Tahun 2012 dan BPS Provinsi NTB, Tahun 2013
Realisasi Investasi dari PMDN dan PMA
2012** 6.216.315 2.721.402 12,16 7.102.485 3.109.353
1. Jumlah Investasi PMA di Daerah Realisasi
jumlah investasi PMA di Kabupaten Lombok Tengah tahun 2013
sebesar US$ 1.069.936 meningkat sebesar US$ 36.734 atau 3,5 persen dari kondisi pencapaian pada tahun 2012. Data capaian realisasi jumlah investasi penanaman modal asing dari tahun ke tahun dapat dilihat dalam tabel berikut. Grafik. 2.7 Realisasi Jumlah Investasi PMA Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2010-2013 1,080,000 J u m l a h (US$)
1,060,000
1,069,936
1,040,000 1,020,000
1,033,202 1,017,823
1,000,000 980,000
1,001,073
960,000 2010
2011
2012
2013
Tahun
Sumber : Capaian Kinerja Pembangunan Tiga Tahun Lombok Tengah Bersatu, 2013
Rendahnya pencapaian target indikator ini karena : a) Kewenangan pengurusan perizinan PMA masih menjadi wewenang Pusat; b) Belum adanya system online antara Pusat dan Daerah sehingga izin dan nilai investasi tidak bisa diketahui secara pasti 2. Jumlah Investasi PMDN di Daerah Realisasi jumlah investasi PMDN di Kabupaten Lombok Tengah tahun 2013 sebesar Rp. 447,120,545. Apabila dibandingkan dengan relisasi tahun 2012 yaitu sebesar Rp. 345,656,352 dapat disimpulkan terjadi peningkatan jumlah investasi PMDN sebesar 29,35 persen.
Grafik. 2.8
Realisasi Jumlah Investasi PMDN Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2010-2013
J u m l a h (Rp. .000)
500,000,000 450,000,000 447,120,545
400,000,000 350,000,000 300,000,000
345,458,890 345,542,346 345,656,352
250,000,000 2010
2011
2012
2013
Tahun Sumber : Capaian Kinerja Pembangunan Tiga Tahun Lombok Tengah Bersatu, 2013
Meningkatnya jumlah investasi PMDN di Kabupaten Lombok Tengah karena : 1) Pemberlakuan Perda RTRW, sehingga ada kepastian peruntukan investasi dibidang industri, perdagangan,perumahan dan jasa.; 2) Adanya promosi (pameran) investasi secara berkelanjutan; 3) Adanya pembangunan dan pengembangan infrastruktur; 4) adanya kepastian keamanan usaha dan kemudahan pelayanan perizinan. Perdagangan, Perindustrian dan Koperasi Sektor perdagangan memiliki peran yang sangat penting dalam menunjang perekonomian di Kabupaten Lombok Tengah. Apabila dikelola dengan baik, hasil kekayaan alam yang melimpah tersebut, yang terdiri dari potensi laut dan darat akan dapat dijadikan komoditas ekspor ke luar daerah sehingga dapat memajukan perekonomian daerah. Jumlah industri formal maupun non formal yang ada pada tahun 2012 menurun sangat drastis sebesar 288 perusahaan dari 34.009 perusahaan pada tahun 2011. Hal ini tercermin pada nilai produksi yang dihasilkan pada tahun 2102 sebesar Rp. 92.971.914.000,di mana pada tahun 2011 sebesar Rp. 296.723.756.000,- Perkembangan jumlah industri formal maupun non formal yang mana didalamnya mencakup jumlah perusahaan dan tenaga kerja, terlihat pada tabel dan grafik berikut ini :
Perusahaan dan Tenaga Kerja pada Industri Kecil Menurut Kelompok Formal maupun Non Formal Tahun
Koperasi
Jumlah
Perusahaan
Tenaga Kerja
2008
36,619
76,483
113,102
2009
36,828
77,334
114,162
2010
37,191
79,196
116,387
2011
34,009
54,976
88,985
2012
288
1,331
1,619
Grafik. 2.6 Perusahaan dan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil Menurut Kelompok Industri Formal maupun Non Formal 140,000 120,000 100,000 80,000 60,000 40,000 20,000 2008
2009 Perusahaan
2010
2011
2012
Tenaga Kerja
Sumber : Lombok Tengah Dalam Angka, 2013 Untuk menunjang sektor perdagangan sehingga memiliki daya saing yang tinggi, diperlukan dukungan dari sektor industri dan kerajinan. Dengan adanya sektor tersebut, maka nilai ekonomi suatu barang akan semakin meningkat sehingga akan semakin menambah daya jual. Potensi sumber daya alam yang melimpah di Kabupaten Lombok Tengah, yang dapat dijadikan sebagai bahan mentah,
menjadikan sektor industri dan
kerajinan memiliki prospek untuk dikembangkan. Berdasarkan data dari Dinas Koperindag,sentra industri k e c i l m e n e n g a h di Kabupaten Lombok Tengah yang terdiri dari i n d u s t r y k e c i l : p a n g a n , s a n d a n g , k i m i a d a n b a h a n b a n g u n a n s e r t a k e r a j i n a n mengalami kenaikan setiap tahunnya. Potensi Sentra Industri Kecil / Kerajinan
di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2012 No 1.
2. 3.
4.
Nilai Rp. (000) Jumlah Unit Tenaga Sentra Usaha Kerja (org) Produksi Bahan Baku Pangan 114 5.849 16.719 128.866.650 53.548.360 - Minyak Kelapa 1 5 20 12.750 5.100 - Pengolahan Kopi 1 5 20 184.000 96.000 - Tahu/Tempe 6 171 502 38.587.500 15.435.000 - Pengolahan Buah 7 175 325 1.470.000 441.000 - Gula Aren 3 85 95 1.125.000 300.000 - Kerupuk, Keripik, dll 20 237 384 2.802.800 1.396.500 - Garam Dapur 3 86 86 2.280.000 570.000 - Kue Basah / Kering 18 237 467 2.590.000 1.295.000 - Pengupas Kemiri 1 25 351 71.133.200 28.608.000 - Pengol Tembakau 54 4.823 14.469 8.681.400 5.401.760 Sandang 54 7.645 9.076 17.132.440 7.255.976 - Tenun Gedogan 43 7.554 8.871 13.852.440 5.000.976 - Penjahitan 11 91 205 3.280.000 2.255.000 Kimia dan Bahan Bangunan 45 2.220 5.230 114.442.684 54.358.136 - Gerabah 1 1.143 2.015 914.400 457.200 - Genteng Tanah Liat 7 400 1.284 67.329.000 26.782.730 - Batu Bata 16 304 681 5.830.000 2.332.000 - Ukiran Batu 2 10 110 2.000.000 600.000 - Barang dari semen 13 266 718 37.626.784 23.963.456 - Industri Kapur 6 97 442 742.500 222.750 Kerajinan 96 18.177 24.060 81.005.636 32.770.813 Anyaman Roket 54 15.886 20.860 19.992.550 9.853.866 Anyaman Bambu 18 1.170 1.652 7.277.500 4.284.000 Furniture Bambu 3 35 70 1.064.000 500.000 Ukiran / Patung Kayu 4 31 66 206.000 80.920 Furniture Kayu 8 185 393 49.125.000 17.193.960 Anyaman Pandan 5 569 689 2.165.400 500.400 Kerajinan Ijuk 2 290 300 1.000.000 283.333 Kerajinan Kulit 1 6 25 145.186 65.334 Kerajinan Sapu Bulu 1 5 5 30.000 9.000 TOTAL 309 33.891 55.085 341.447.410 147.933.285 Sumber : Koperindag Kabupaten Lombok Tengah, 2013 Nama Sentra
Ket.
Koperasi di Indonesia, menurut UU tahun 1992, didefinisikan sebagai badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Dalam hal ini, apabila dilihat perkembangan jumlah koperasi dan anggota setiap tahunnya di Kabupaten Lombok Tengah selalu mengalami peningkatan. Hal tersebut merupakan indikasi bahwa jenis usaha koperasi di Kabupaten Lombok Tengah masih diminati oleh masyartakat.
Data Koperasi di Kabupaten Lombok Tengah
No
Uraian
Tahun
Satuan
2010
2011
2012
2013
1
Jumlah Koperasi
Unit
434
447
491
536
2
Koperasi Aktif
Unit
372
345
382
307
3
Koperasi Tidak Aktif
Unit
62
58
109
229
Sumber Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Lombok Tengah
Grafik 2.5 Jumlah Koperasi Aktif dan Tidak Aktif Aktif 372
345 62
2010
Tidak Aktif 382
58 2011
307 109
2012
229 2013
Sumber : Dinas Koperindag, tahun 2013
Ket.
Pertumbuhan Ekonomi Laju Inflasi Perhitungan laju inflasi hanya dilakukan di BPS, sehingga untuk mengetahui angka inflasi di Kabupaten Lombok Tengah menggunakan acuan perhitungan angka inflasi di kota terdekat, yaitu Kota Mataram. Selain dilakukan di Kota Mataram, perhitungan angka inflasi tersebut dilaksanakan di 66 kota di Indonesia yang secara periodik diumumkan oleh Badan Pusat Statistik Provinsi NTB. Perhitungan angka inflasi di Kabupaten Lombok Tengah mencapai 6,2 persen, namun pada tahun 2012 mengalami penurunan menjadi 2,78 persen.
Laju Inflasi (%)
Grafik 2.2 Laju Inflasi Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2009 – 2012 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
8.1
7.52 6.2
2.78
2009
2010
2011
2012
Tahun Sumber : BPS Kabupaten Lombok Tengah, 2013
Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh penurunan indeks pada kelompok barang dan jasa sebagai berikut: kelompok bahan makanan 0,89 persen; kelompok sandang 0,16 persen, dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,08 persen. Sedangkan kelompok yang mengalami peningkatan indeks adalah kelompok makanan jadi, rokok, dan tembakau 0,50 persen; kelompok transport, komunikasi, dan jasa keuangan 0,39 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,06 persen; serta kelompok kesehatan 0,03 persen. Beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain: cabe rawit, bawang putih, bayam, ikan cakalang, dan batu bata.
Komoditas yang mengalami kenaikan harga selama bulan Mei 2012 antara lain: angkutan udara, tarif sewa rumah, pepaya, ikan jangki, gula pasir, dan daging ayam ras.
Pada bulan Mei 2012 kelompok-kelompok komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi adalah kelompok bahan makanan 0,2102 persen; kelompok sandang 0,0063 persen, dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,0048 persen. Sedangkan kelompok yang memberikan andil/sumbangan inflasi adalah kelompok makanan jadi, rokok, dan tembakau 0,0828 persen; kelompok transport, komunikasi, dan jasa keuangan 0,0685 persen.
Bank dan LPD Usaha perekonomian harus didukung dengan adanya sistem keuangan perbankan yang memadai. Dimana bank berfungsi sebagai tempat transaksi keuangan baik untuk menyimpan, meminjam dana dan juga berguna untuk mendukung transaksi perkonomian dalam hal pembayaran. Bank juga berfungsi menyalurkan kredit dalam membantu masyarakat
menggerakan
perekonomian
suatu
wilayah.
Disamping
Bank
Umum
komersial dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR), terdapat pula Lembaga Perkreditan Desa (LPD). LPD merupakan salah satu lembaga pengelola dana non bank diharapkan dapat menggerakkan perekonomian secara optimal .
BAB II POLITIK HUKUM DAN KEAMANAN
A. POLITIK Perkembangan politik dan demokrasi di era desentralisasi di Kabupaten Lombok Tengah saat ini telah membawa perubahan yang cukup signifikan bagi dinamika politik di daerah, hal tersebut dapat dilihat dengan semakin dinamisnya peran politik masyarakat, partai politik, DPRD dan institusi lainnya yang ada dalam masyarakat. Namun demikian, tingkat kualitas dalam kehidupan berdemokrasi masih belum sepenuhnya mampu untuk ditegakkan, hal ini dikarenakan selain faktor tingkat pendidikan dan kesadaran politik masyarakat yang masih rendah dan juga faktor kapasitas
dan
kapabilitas
elit
politik
yang
belum
sepenuhnya
mampu
mengimplementasikan norma-norma politik yang didasarkan pada prinsip-prinsip demokrasi. Secara kuantitatif, tingkat partisipasi politik masyarakat di Kabupaten Lombok Tengah belum mencapai 70%. Pembangunan politik di Kabupaten Lombok Tengah mengalami perkembangan yang cukup mengembirakan, dimana keberadaan lembaga legislatif memberi warna baru dalam hal kontrol sosial. Pengawasan yang dilakukan lembaga legislatif juga perlu memberi peluang bagi masyarakat dan organisasi kemasyarakatan untuk berpartisipasi aktif
dalam pemantauan, evaluasi dan pengawasan kerja. Lembaga
perwakilan yang efektif memainkan peran dan fungsi kontrol terhadap pemerintah. Keberadaan wakil rakyat yang aspiratif berpengaruh terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang efisien, tidak korup dan berorientasi kepada aspirasi masyarakat. Jumlah partai politik peserta pemilu yang sangat banyak, tentunya memiliki kaderkader partai yang berkualifikasi, untuk tingkat lokal sangat beragam akan membawa dampak pada kinerja DPRD itu sendiri. Pada tahun 2012 jumlah anggota DPRD Kabupaten Lombok Tengah sebanyak 45 orang dengan komposisi masih didominasi oleh anggota laki-laki sebanyak 42 orang atau 93,33% sedangkan anggota perempuan hanya 3 orang atau 6,67% dari jumlah kursi yang ada.
DPRD Kabupaten Lombok Tengah terdiri dari 8 Fraksi yakni Fraksi Golkar, Fraksi PKNU, Fraksi Demokrat, Fraksi PDK, Fraksi Hanura, Fraksi Bintang Reformasi, Fraksi Bulan Bintang dan Fraksi Patriot Sejahtera dengan komposisi sebagaimana grafik berikut:
Komposisi Fraksi DPRD Kab. Lombok Tengah Tahun 2012 11%
Fraksi Golkar ; 8 orang
18%
11%
Fraksi PKNU ; 6 orang
14%
9%
Fraksi Demokrat ; 6 orang Fraksi Bintang Reformasi ; 5 orang
13%
13%
Fraksi PDK ; 6 orang Fraksi Hanura ; 4 orang
11%
Fraksi Bulan Bintang ; 5 orang Fraksi Patriot Sejahtera ; 5 orang Sumber: Sekretariat DPRD Kabupaten Lombok Tengah, Tahun 2013
Selain Fraksi-fraksi, alat kelengkapan lain yang ada pada DPRD Kabupaten Lombok Tengah adalah 4 Badan yakni Badan Kehormatan, Badan Anggaran, Badan Musyawarah dan Badan Legislasi. Alat Kelengkapan lainnya adalah adanya komisi-komisi yang terdiri dari 4 komisi yakni: (1) Komisi I bidang Pemerintahan. Meliputi: Pemerintahan, Ketertiban, Keamanan, Kependudukan, Penerangan/Pers, Hukum, Perundang-undangan,
Kepegawaian/Aparatur, Perizinan, Sosial Politik,
Organisasi Kemasyarakatan dan Pertahanan. (2) Komisi II bidang Ekonomi dan Keuangan. Meliputi: Perdagangan, Perindustrian, Pertanian, Peternakan, Perkebunan, Kehutanan, Pengadaan Pangan, Logistik, Koperasi, Kebudayaan dan Pariwisata, Keuangan Daerah, Perpajakan, Retribusi, Perbankan, Perusahaan Daerah, Perusahaan Patungan, Dunia Usaha dan Penanaman Modal. (3) Komisi III bidang Pembangunan. Meliputi: Pekerjaan Umum, Tata Kota, Pertamanan, Kebersihan, Perhubungan, Pertambangan dan Energi, Perumahan Rakyat dan Lingkungan Hidup. (4) Komisi IV bidang Kesejahteraan Rakyat.
Meliputi: Ketenagakerjaan, Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Kepemudaan dan Olah Raga, Agama, Sosial, Kesehatan, Keluarga Berencana, Peranan Wanita dan Transmigrasi B. HUKUM DAN KEAMANAN Sudah menjadi pernyataan umum bahwa setiap negara modern mengaku sebagai suatu negara berdasarkan hukum dan bukan berdasarkan kekuasaan artinya roda negara dikendalikan berdasarkan seperangkat ketentuan hukum yang sifatnya normatif, setiap orang terikat dan harus tunduk pada peraturan perundangan yang berlaku dan juga berbagai ketentuan formal lainnya yang dikeluarkan pejabat yang berwenang. Pada kurun waktu Januari sampai dengan Desember Tahun 2012 jumlah perkara pidana yang dilaporkan pada Pengadilan Negeri Praya sebanyak 9.639 perkara pidana yang terdiri dari 126 perkara pidana umum, 25 perkara sumir dan 9.452 pelanggaran lalu lintas. Sedangkan untuk perkara perdata pada kurun waktu yang sama jumlah perkara yang dilaporkan sebanyak 78 gugatan dan 364 permohonan perdata. C. BENCANA Potensi Bencana yang sering terjadi di Kabupaten Lombok tengah adalah Banjir, Angin Puting Beliung, Tanah Longsor dan Kebakaran. Menurut Data Badan penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lombok Tengah pada tahun 2012 dari bulan Januari sampai dengan Desember terjadi 4 kejadian Bencana Banjir yang menyebabkan 143 rumah rusak berat dan 158 rumah rusak ringan dengan jumlah penerima dampak mencapai 390 Kepala Keluarga. Bencana Angin Puting Beliung sebanyak 46 kejadian yang mengakibatkan 253 rumah rusak berat. Pada kurun waktu yang sama jumlah kejadia kebakaran sebanyak 21 kejadian yang menyebabkan 41 unit rumah rusak berat dan 181 jiwaharus kehilangan tempat tinggal. D. JBJKMXNLZnx