6M
30m\^/
10M
i
250 M
100.00
103.00
142.00
180i00
110.00
114.00
153.00
166100
240 M
112.00
120.00
156.00
164i00
230 M
115.00
125.00
160.00
163-00
220 M
123.00
130.00
163.00
156100
210M
A
B
sisi landasan
2|6 Elevation Data in cm
±00i00 THRESHOLD
Gambar 1.8 Kontur tanah PAPI pada Runway - 26 (Land Profile APAPI at Runway -26)
A.2.2.3
Konfigurasi PAPI/ APAPI
Konfigurasi PAPI System terdiri dari 4 (empat) unit yang dipasang berjajar pada bahu landasan pada jarak 15 m (± 1 m) dari tepi landas pacu, selanjutnya jarak antar unit PAPI adalah 9 m (± 1 m).
Ke
4
(empat)
unit
PAPI
tersebut harus
dipasang dalam satu garis yang tegak lurus dengan garis tengah landas pacu.
Konfigurasi APAPI System terdiri dari 2 (dua) unit lampu dengan jarak pemasangannya 10 m (± lm) dari sisi landas pacu, selanjutnya jarak antar unit-unitnya adalah 6 m (± m). Jarak antara ambang landasan dengan unit-unit PAPI/APAPI inilah yang akan dijelaskan pada pasal-pasal berikut dibawah ini. Serta konfigurasi PAPI/APAPI dapat dilihat pada gambar 1.9 dan gambar 1.10. A.2.2.4
Pengelompokan Beroperasi
Jenis
Pesawat
Terbang
Yang
Data kelompok jenis pesawat terbang yang beroperasi di bandara diperlukan untuk : a. menetapkan sudut pendaratan (Approach Glide Slope);
b. mengetahui jarak antara mata penerbang dengan antena pesawat udara. (Eye to Aerial Height/EAH) pada posisi akan mendarat (flare position).
EAH
ini
diperlukan
untuk
menetapkan lokasi PAPI pada landas pacu yang telah dilengkapi dengan ILS; dan
c. mengetahui jarak antara mata penerbang dengan roda pesawat (Eye to Wheel Height/EWH) pada posisi akan mendarat (Flare position). Data tersebut dapat dilihat pada Gambar atau Tabel 2
dan Tabel 3
dibawah ini.
Tabel 2. Jarak mata penerbang dengan antena dan dengan roda pesawat udara. (Give the eye to aerial and to wheels heights, for various aeroplanes in approach altitude) F.YF
m
-1 -2
HS
-3 BA
-4 -5 -6 -7
-8
c R7"* t R7?<
,
R70<
1
>
*
74B< VCB
_H.S
1
<1
SE
nn
DC 5 <»
210
< • DC
<»
9
1 • DC 8
HS
-9
121
-10 -11 -12 - 13
LlOn <
'
IDC 10
>A300
WHF.F.I S B747
Gambar 1.9 Penempatan Unit PAPI
o _j
[
RUNWAY
\
o I LU
X »—
10m
(±1m)
°i
1M
6m J i (±1 m),
JM
•
B
•
A
Gambar 1.10 Penempatan Unit APAPI
2.6
112039
40
B707-320B
3.9
(ADV)
73 030
50
1.8
63 050
40
3.0
58 968
40
3.0
64 865
40
3.0
60 782
B707-320B/C
B7 07-320/420
B707-138B
B707-138
B707-120B
1.9
B7 02-120/220
50
5.0
118000
40/30
139 000
40/30
5.9
130000
25
1.0
0.9
1.0
1.0
1.0
1.0
1.0
6.0
9.1
9.1
9.1
20.9
22.5
19.9
20.1
20.1
20.6
19.4
17.3
20.7
23.4
22.9
H
fleet) H2
5.3
path fleet)
path fleet)
beam
21.9
23.4
21.0
20.1
20.1
21.6
20.4
23.3
29.8
32.5
32.0
HI
to wheel
to wheel
to ILS
Eye path
(deg)Flap setting Gross weight (Kg)
ILS beam
2.5 degree glide slope
Eye path
Pitch att
A320
A310-300
A300-600
A300-B2,B4
Aircraft model
17 8
19.4
16 3
17 5
17 5
17 J8
16 5
15 0
17 9
20.1
19 6
fleet) H3
wheels
above
antenna
ILS
18.9
20.5
18.0
18.6
18.6
18.9
17.7
21.2
27.0
29.2
28.7
fleet) H4
wheels
above
Pilot's eye
2.1
3.4
13
25
25
25
1.4
5J0
5j0
5.4
49
(degree)
attitude
Pitch
1.0
0.9
1.0
1.0
1.0
1.0
1.0
6.0
9.1
9.1
9.1
fleet) H2
beam
to ILS
Eye path
209
226
199
20.1
20.1
20j6
19.4
17B
20J8
23.4
229
path (feet)H
wheel
be am to
ELS
21.9
23.5
21.0
21.1
21.1
21.6
20.4
23.8
29.9
32.6
32.0
path fleet) HI
to wheel
Eye path
3 degree glide slope
17.1
189
16.1
17J0
170
172
159
15J0
17.4
195
189
fleet) H3
wheels
above
antenna
ILS
18.4
20 JO
17.4
18 2
18 2
18.4
17 2
212
26 5
28.6
28.1
fleet) H4
wheels
above
Pilot's eye
Tabel 3. Jarak vertikal antara titik kritis pesawat udara pada pitch attitude (Approach pada VREF) (ILS) Vertical distance between critical points on aircraft At maximum pitch attitude (Approach at VREF) (ILS)
DC-8-61/7
DC-8-51/5
B767-300ER
B767-300
B767-200 B767-200ER
B757-200
GEAR)
(WING
B747-300
30
35 108 864
-0.7
108 864
35
2.6
109 771
IS
3.9
25 107 503
4.6
102 786
25
5.25
25 70 762
5.9
25 190 512
5.5
156 492
5.2
B747SP
156492
(BODY GEAR)
(WING GEAR)
5.2 30
25
170 100
GEAR) B747SP
5.05
(BODY
B7 47-100/200
25
170 100
GEAR)
5.05
38 556
6.9
6.5
6.8
6.7
6.6
6.1
20.9
20.4
20.4
20.4
20.4
weight (Kg)
13.6
17.0
23.0
24.0
23.5
22.4
24.4
21.9
21.8
24.1
24.1
20.6
23.5
29.7
30.7
30.2
28.5
45.3
42.3
42.2
44.5
44.6
HI
H
fleet) H2
9.6
13 J8
19 3
20 3
20.4
19 JO
20 J8
18/5
18 9
20 JO
20 j6
fleet) H3
16.8
20.7
26.3
27.2
27.2
25.3
41.6
38.9
39.3
40.3
40.9
-0.7
2j6
3.4
4.1
4.75
5.4
5J0
4.7
4.7
4j6
4/5
(degree)
wheels
fleet) H4
above
wheels
path fleet)
path fleet)
beam
setting Gross
Pitch attitude
Pilot's eye above
antenna
to wheel
to wheel
to ILS
(deg)Flap
ILS
Eye path
ILS beam
Eye path
Pitch att
(WING
B7 47-100/200
Aircraft model
2.5 degree glide slope
6.9
6.5
6.8
6.7
6.6
6.1
21.0
20.4
20.4
20.4
20.4
fleet) H2
beam
to ILS
Eye path
13/5
17J0
23J0
24D
23.5
22.4
24.4
219
21J8
242
242
(feet)H
path
wheel
be am to
ILS
20.6
23.5
29.7
30.7
30.2
28.5
45.3
42.3
42.2
44.6
44.7
fleet) HI
path
to wheel
Eye path
3 degree glide slope ILS
132
18/5
19/5
19.7
18.4
20.1
17J8
183
193
199
fleet) H3
wheels
above
antenna
16.1
20.1
25 j6
26 5
26/5
24.7
40 9
38.1
38/5
39/5
40 2
fleet) H4
wheels
above
Pilot's eye
§
ft _
•Cf
"O
o-,
">
PI
ID O
•a (U
Si
1J«K » to"
K
II
(D
«Q
en
*0
<*»
•
g •* w
Hi
8
•D
•a
^ffi
•S
d
3
&** •o
«> jog
f*
ci m
co
— C* W"t
•o
Ok
"1 v> "O
MD-87
MD-30
Pxkker 100
Aircraft model
58 968
28
6.6
58 968
28
6.5
25 36 000
4.5
15 075
26.5
(deg)FTap setting Gross weight (Kg)
Pitch att
5.5
5.9
18.8
20.3
24.3
26.1
15 9
16 9
14 JO
21.7
23.1
16.9
H
fleet) H2
19.1
HI
16.4
wheels
fleet) H4
above
wheels
path fleet)
path fleet)
beam
2.7
above
antenna
to wheel
to wheel
to ILS
fleet) H3
Pilot's eye
ILS
Eye path
ILS beam
Eye path
2.5 degree glide slope
«5j6
65
4J0
(degree)
Pitch attitude
5.5
5.9
2.7
fleet) H2
beam.
to ILS
Eye path
188
203
16.4
(feet)H
path
wheel
be am to
ILS
24.3
26.1
19.1
path fleet) HI
to wheel
Eye path
3 degree glide slope ILS
153
163
13.5
fleet) H3
wheels
above
antenna
212
22/5
16 5
fleet) H4
wheels
above
Pilot's eye
A.2.2.5
Penetapan Sudut Pendaratan (Approach Glide Slope)
Penetapan sudut pendaratan ( 0 ) harus mempertimbangkan kelompok pesawat yang beroperasi secara reguler pada bandara yang akan dipasang PAPI/APAPI tersebut. Sudut pendaratan ditetapkan 3°. Sudut pendaratan ini masih dapat berubah, misalnya karena adanya obstacle yang tidak dapat dihilangkan.
Pada landas pacu yang telah dilengkapi dengan alat bantu pendaratan Instrument Landing
System (ILS), sudut pendaratan harus sama dengan sudut pendaratan Glide Path ILS dan letaknya harus diperhitungkan agar keduanya
pada saat digunakan, menunjukkan indikasi yang sama (coincide).
Dalam menetapkan sudut pendaratan ini, harus dengan mempertimbangkan saran/pendapat dari pihak yang berwenang dalam operasi penerbangan dalam hal ini Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
A.2.2.6
Ketinggian Roda Pesawat Udara Di Atas Ambang Landas pacu (Wheel to Threshold Height / WTH)
Ketinggian roda pesawat ketika melintas di atas threshold saat mendarat dijadikan dasar untuk
menetapkan jarak lokasi unit-unit PAPI/APAPI lihat Tabel 4 dibawah ini.
Tabel 4. Wheel clearance over threshold for PAPI and APAPI Eye-to-wheel height Pesawat terbang pada konfigurasi approach (Eye-to-wheelheightof aeroplane in the approach configuration)
(11
Standar Jarak Bebas roda
Jarak bebas roda minimum
{Desired wheel clearance) (meter)b,c
{Minimum wheel clearance) (meter)d
J2L
Hingga tapi tidak termasuk 3 m {up to but not including 3 m) 3 mhingga tapi tidak termasuk 5 m (3mup to but not including 5 m) 5 m hingga tapi tidak termasuk 8 m (5m up tobut not including 8 m) 8 m hingga tapi tidak termasuk 14 m (8m up to but not including 14 m)
131 3e 4
5
6
a Dalam menyeleksi kelompok eye-to-wheel height, hanya pesawat terbang yang menggunakan sistem secara rutin yang
dimasukkan dalam pertimbangan. Pesawat yang menetapkan persyaratan paling tinggi yang akan menentukan kelompok eyeto-wheel height.
(In selecting the eye-to-wheel height group, only aeroplanes meant to use the system on aregular basis shall be considered. The
most demanding amongst such aeroplanes shall determine the eye-to-wheel height group).
b. Jika bisa diterapkan, standar jarak bebas roda yang ditunjukkan pada kolom (2) yang harus disediakan. {Where practicable the desired wheel clearances shown incolumn (2) shall be provided).
c Jarak bebas roda dapat dikurangi hingga tidak kurang dari kolom (3) dengan persetujuan khusus dan DGAC, setelah adanya studi aeronautik yang mengindikasikan bahwa pengurangan jarak bebas roda tersebut dapat ditenma. {The wheel clearances in column (2) may be reduced to no less than those in column (3) where an aeronautical study indicates that such reduced wheel clearances are acceptable).