VOLUME 17, NOMOR 2, OKTOBER 2015
rssN 1410-9883
FORUM KOMUNIKASI ILMIAH DAN EKSPRESI KREATIF ILMU PENDIDIKAN
Masyarakat Ekonomi AEAN (MEA) Antara Ancaman dan Tantangan Membangun Kerukunan Antar Umat Beragama Anaphor, Cataphor, and Exophor in Postcard Texts Membangun Intensi Kewirausahaan Bagi Mahasiswa LPTK Alternatif Menyiapkan Kemampuan Memasuki Lapangan Kerja Baru yang Mandiri
sebagai
Teaching Speaking Using Describe and Draw Technique
Scrutinizing Students'Writing Using 6 + 1 Trait Writing to University Students Grammatical Errors in Essay Writing at English Department Students . Upaya Meningkatkan Hasil Belajar dan Motivasi Mahasiswa Offering C melalui Model Pemtrelajaran Advance Organizer Implementasi PhoTransEdit dalam Pengajaran Pengucapan Bahasa Inggris Effectiveness of Using Reciprocal Method in Teaching Reading Comprehension Pelaksanaan Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor di Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Blitar
Figurative Language in The Selected poems of William Shakespeare Applying Mind Mapping Strategy in Speaking LearningActivity Penerapan Active Learning untuk Menanamkan proses Berpikir Intuitif pada Mahasiswa Pengembangan Modul Expository Essay Writing Berbasis Scientffic Approach untuk Mahasiswa STKIP PGRI BLITAR
rssN 1410-9883
CAKRAWALA PENDIDIKAN
Forum Komunikasi llmiah dan Ekspresi Kreatif llmu Pendidikan Terbit dua kali setahun pada bulan April dan Oktober terbit Pertama kali APril 1999
Ketua PenYunting Kadeni
Wakil Ketua PenYunting Saiful Rifa'i Penyunting Pelaksana R. Hendro Prasetianto Udin Erawanto Riki Suliana Prawoto
PenyuntingAhli Miranu Triantoro Masruri KarYati Nurhadi Pelaksana Tata Usaha Yunus
Nandir Sunardi
(0342) 801493' AlamatPenerbiti Redaksi: sTKIPPGRIBlitar, Jl. SalimantanNo- lll Blitr,Telp' langganan 5.m0,00'Uang Rpkirim ongkos Langganan z ,ro*or".iiffi np. so.qoo,qq aitu-Uutt Oupo:t"Oiti.imdenganweselkealamatTataUsaha'
dan ilmu Pendidikan )AKRAWALA PENDIDIKAN diterbitkan oleh Sekolah Tinggr -5:g5P" pGRI Btitar. Ketua ;;;;.Hj k*yi,M.Slp.-turt" r"to" :fi. rninalrsvadu S1, M'Pd dalam media cetak P."ylr"rt U *.*trl" sumbangan tulisan yaflHbelum pernah ditsbiftan
rain.Syarat-syarat;'rom;;Ati;t"d;111;!i;;,.titqry1^*ryi|i-*!:y-:':!*:l:
Fil;"ii,"iiil,6,,iiiljffi Lffi i'iffi
;i"i.Ni.runy*.sm"s't.oj"laaholehPenvunting
melakukan penyuntlng.al ataru dan Mitra Bestari untuk dinilai r..ruvutuo"vu. Penyuntiig maksud isinya'
perubahan pada tulisan yan1j dimuat
1qn" ilengubah
tssN 1410-9883
CAKRAWALA PENDIDIKAN Forum Komunikasi llmiah dan Ekspresi Kreatif llmu pendidikan Volume 17, Nomor 2, Oktober 201S
Daftar Isi fl-lsyaralat Ekonomi ASEAN (MEA) Antara Ancaman dan Tantangan ........... Miranu Triantoro Kerukunan Antar Umat Beragama Erawanto
Yg1b:ng* Udin
{naphor, Cataphor, and Exophor in postcard Texts
R. Hendro
Prasetianto '
'
u8 128
"""""':""""""""":"""""":"""
138
Membangun
Kewirausahaan Bagi Mahaliswa LPTK sebagai Alternatif -Intensi yang Mandiri ............. Yenyiapkan Kemampuan Memasuki Ekbal Santoso
dp;d;K;rj; B;
Tug!,rrg. Speaking Using Describe and Draw Technique Feri Huda
147
157
scrutinizing students'writing Using 6 + 1 Trait writing to university Students
t63
GrammaticalErrorsinEssayWritingatEnglishDepartmentSfudents Herlina Rahmawati
173
upayalVleningkatkan Hasil Berajar dan Motivasi Mahasiswa offering melalui Model Pembelajar an Adiance Orgpniii r _ _:_.:-:_ :... Zemmy Indra Kumala Dewi
c 181
M. Ali
ITplgqentasi PhoTransEdit dalam pengajaran pengucapan Bahasa Inggris 'rr'5r!e """' Mulhuda
188
Effectiveness of Using Reciprocal Method in Teaching Reading Comprehension............ Sus ianti, Nurhadi Muloto
196
,.:,:\::n:l
p:l,er.:jf Kendarapn Bermotor di Dinas perhubungan, f^.lrl;pi" dan I ntormatika Kabuoaten Bl itar ................ r-'--^.omunlKasr Hery Nuryahman, Kadeni
Yyf":rfr::;Wfr:;:rhe
Selected poems of
wil liam shakespeare
...... ..... ...
Applying Mind Mapping Strategy in Speaking LeamingActiviry.... Wratno Penerapan A.ctive
201
208
2r8
Learninguntuk Menanamkan proses Berpikir Intuitif 225
Cicik Pramesti Pengembangan Modul
!1go^slt9pt_4!_toy-writingBerbasis untuk Mahasiswa STKIp irCru 6fneh. Annisa Rahmasari, Saiful Rifa'i setting dan
scientific Approach
.........:....-._.:._.._.......
Desain sampul : H. prawoto
cetak: "pM- designphotiiroiii-i"tu)iturongrori-081
70
5t
87 84
234
PENERAPAN ACTIVE LEARNING UNTUK MENANAMKAN PROSES BERPIKTR INTUITIF PADA MAHASISWA
Cicik Pramesti e-mail :
[email protected]
STKIP PGRI BLITAR
Abstrak : Salah satu sarana yang dapat digunakan untuk mengeluarkan hasil pemikiran t"ntu"g sesuatu adalah dengan diskusi. tvtilalui diskusi seseorang dapat mengeluarkan intuitif). p"*itir* yang tiba-tiba iruncul setelah terdapa! permasalahan (berpikir learning Active diskusi. guna menghidupkan diperlukan sangat berpikir i"lrritii ini uJuiut pror.s kegiatan biajar men galar yangsubygk didiknya terlibat secara intelektual dalam melatukan dan emtsiooal sJhingga ia betul-betuiberperan dan berpartisipasi aktif penelitian- ini maka tersebut, hal 2014:208).Iierdasarkan kegiatan belajar, 1H-olnur,,
beftujuan untirk'mendeskripsikan penerapan active learning yang.dapat menanamkan prorJ. berpikir intuitif padi mahasiswa. Hasil penelitian ini menjelaskan bahya active (berdasarkan instrumen ie arning dapat menana-kun proses berpikir intuitif mahasiswa lembar observas i dan angket).
Kata Kunci z Active Learning, menanamkan, Berpikir Intuitif thinking about something is that sudde{l appeared after issue.a-thought can to discussion. Through discussion one needed in order to turn is urgently thinking Intuitive there are problems 1ti'ink intuitively). students involved their subjects process that the discussion. Active leaming is a iearning
Abstract : One tool that
can be used to release the results of
and emotionafy so that hJ actually glaygd an active part in learning activities, (Hosnan, z}la:z)Si.Based on this, the study aims to describe the application processes. Results of this of actirre iearning that can instill in students the intuitive thought processes of students thought .tuJy ,*ptains i-hat active learning can embed intuitive and questionnaires)' lUaseO initrument observation sheets
irlifr.to"ffy
Key Words : Active Leaming, embed, Intuitive Thinking
lndonesia. Ini merupakan ancaman bagi perguruan tinggi-perguruan tinggi yang rnenelurkan tenaga pendidik. Untuk itu perguruan tinggi tersebut harus mampu
PENDAHULUAN Era globalisasi ditandai dengan adanya perubahan hubungan antar bangsa. Globalisasi ini telah mulai dilaksanakan di berbagai ranah kehidupan termasuk di ranah
melaksanakan Pembelaj aran Yang menghasilkan tenaga pendidik profesional'
pendidikan. Jika demikian maka dunia pendidikan kita juga terancam dengan
Pembelajaran di bangku kuliah sangat diperlukan kemampuan dalam hal menyampaikan pendapat. Kemampuan inilah
dibangunnya sekolah-sekolah asing, tenaga pengajar asing yang banyak digunakan di 225
Pramesti, Pene)apan Active
Learning
226
dan kemampuan menyampaikan pendapat/
yang akan menjadi dasar bagi calon guru untuk melaksanakan tugasnya kelak. Nasution (2008:125), menyatakan bahwa
paparan tersebut maka tujuan penelitian yang
"melalui kuliah dapat mereka sampaikan rasa
dilaksanakan
entusiasme dan bangkitkan minat untuk bahan
active learning yang dapat menanamkan proses berpikir intuitif pada mahasiswa.
pelajaran, dapat mengadakan diskusi tentang
argumen menjadi sangat penting. Berdasarkan
ini
adalah untuk menerapkan
perkembangan-perkembangan baru dalam
ilmu itu dan menunjukkan topik-topik untuk
Active Learning
Active Learning adalah
dipelaj ari selanjutnya".
o'Active learning memberikan
pembelajaran yang menekankan keaktifan
kesempatan yang lebih bpnyak pada peserta
siswa untuk mengalami sendiri, untuk berlatih, untuk berkegiatan sehingga baik dengan daya pikir, emosional dan
didik untuk melakukan aktivitas
belajar
daripada sekedar menerima pelajaran yang
diberikan", (Utami, 2009:151). Kegiatan diskusi (baik diskusi kelompok maupun
keterampilannya, mereka belaj ar dan berlatih,
diskusi kelas) mahasiswa calon guru ini dapat
(Hosnan, 2014:208). Pembelajaran aktif menolak adanya kepasifan seorang
mengeluarkan buah pikirnya (cenderung
mahasiswa, sebab
jika mahasiswa hanya
diskusi waktu yang digunakan untuk berpikir
sebagai pendengar setia tidak ikut serta menyampaikan apa yang mahasiswa sudah
relatif pendek. Muniri
(2013:MP443)
ketahui ataupun yang belum mahasiswa
"Kemampuan seseorang memahami dan
ketahui maka mahasiswa tersebut akan mudah
sekaligus menemukan strategi yang tepat dan
global atau mungkin muncul secara tiba-tiba
melupakan suatu materi yang dibahas tersebut. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Confucivs"I hear and lforgot, I see and I remember, I do and I understand'- Artinya segala sesuatu jika hanya didengar saja akan mudah lupa, jika dilihat akan ingat, tapi jika
(sudently) dan tidak diketahui dari mana
dilakukan maka akan paham.
berpikir intuitif). Hal
ini disebabkan pada
cepat dalam menyelesaikan masalah tersebut
merupakan aktifitas mental yang ditopang oleh kecakapan berpikir intuitif yang muncul secara spontan, bersifat segera (immediate),
Active learning j uga
asalnya".
Kemampuan
ini
sangat diperlukan
daPat
mengantarkan mahasiswa untuk terampil
untuk seorang calon guru, sebab pada saat proses pembelajaran berlangsung seorang
dalam menyampaikan pendapat
guru dapat merencanakan sintaks
dan mengevaluasi (berpikir intuitif) tentang
pembelajarannya yang dituangkan dalam RPP
suatu materi. Sehingga melalui pembelajaran
(rencana pelaksanaan pembelaj aran), namun
ini mahasiswa diarahkan agar menjadi insan
seorang guru tidak mampu mencegah munculnya pertanyaan-pertanyaan yang mungkin di luar kemampuan guru tersebut. Pada keadaan tersebut peran berpikir intuitif
yang mampu menyampaikan pendapat sesuai
sesuai
dengan kemampuannya dalam menganalisis,
dimiliki (menyampaikan pendapat yang logis/ mempunyai dasar dengan intuisi yang
hukumyangjelas).
227 CAKMWALA PENDIDIKAN,
VOLUME 17, NOMOR 2, OKTOBER 2015
Tabel
1
Perbedaan Pendekatan Pembelajaran Konvensional dan Pendekatan Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran Konvensional Berpusat pada guru
Berpusat pada siswa
Penekanan pada menerima pengetahuan
Penekanan
Aktif
Aktif
pada kegiatan
menemukan
pengetahuan Sangat menyenangkan
Kurang menyenangkan
Kurang memberdayakan semua indera dan Memberdayakan semua indera dan potensi potensi
siswa
r
siswa
Menggunakan metode yang monoton
Menggunakan banyak metode/multimetode
Kurang banyak media yang digunakan
Menggunakan banyak media
Tidak perlu disesuaikan dengan pengetahuan Disesuaikan dengan pengetahuan yang sudah yang sudah ada
ada
(Hosnan, 20 I 4 : 2 I 3-20 I 4)
Peran guru dalam active learning adalah sebagaifasilitator. Guru dalam hal ini adalah dosen mempunyai tugas memfasilitasi
Berpikir Intuitif
Berpikir adalah suatu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan
Tylee (2000) dalam Warsono dan Hariyanto
penemuan terarah kepada suatu tujuan (Purwanto, 1991:43). Artinya berpikir merupakan suatu aktifitas yang dilakukan
(201,3:21)menyatakan terdapat 4 tugas pokok
oleh setiap individu, tetapi dapatmenjadi hasil
fasilitator pada saat pembelajaran di kelas,
kelompok apabila proses berpikirnya tersebut
yakni: (1) menilai para siswa, (2) merencanakan pembelajaran, (3) Mengimplementasikan rancangan
dipadukan dengan hasilpemikiran orang lain.
mahasiswa agar proses pembelajaran berjalan
dengan lancar dan sesuai dengan tujuannya.
pembelajaran, dan (4) melaksanakan evaluasi proses pembelajaran.
Berdasarkan strategi active learning
menurut Lunde dan langkah-langkah active
Menurut kamus Webster dalam Nasution (2008:11) menyatakan bahwa "intuisi berarti pemahaman yang segera". Sehingga berpikir intuitif adalah beryikir seseorang dalam menyelesaikan suatu permasalahan dengan segera atau cepat
learning menurut Jackson dalam Hosnan, maka pada penelitian ini akan dikembangkan
dengan melakukan terkaan-terkaan yang baik
active learning yang menggunakan langkah-
Hergenhahn dan Olson (2010:320)
langkah sebagai berikut:
a)
dan tepat.
pembentukan
yang menyatakan bahwa pada tahap operasi
kelompok, b) berpikir secara kelompok, c)
formal anak-anak bisa menangani masalah hipotetis, dan proses berpikir mereka tidak
Presentasi, dan d) Penguatan.
Pramesti, Pene:rapan Active
lagi tergantung hanya pada hal-hal yang langsung dan
riil.
Sehingga pada tahap ini
Learning
22g
Keterangan: NP
Nilai prosentase yang dicari ata:uyang
berpikirnyajuga semakin logis. Selain itu ciri pokok pada tahap operasi formal adalah anak
R
Skor mentah yang diperoleh
sudah mampu berpikir abstrak dan logis
SM
Skor maksimum ideal dari observasi yangdilakukan
100
Bilangantetap
diharapkan
dengan meoggunakan pola berpikir "kemungkinan" (Budiningsih, 2005:39). Hal
ini memperkuat
bahwa pola berpikir "kemungkinan" yang dimaksudkan adalah
Intepretasi/ kriteria hasil analisis data
berpikirintuitif.
padatabel2.
observasi dosen dan mahasiswa dapat di lihat
Beberapa faktor yang mempengaruhi
proses berpikir (2008:
intuitif menurut Nasution
l2), adalah sebagai berikut: a) Faktor
gunr/dosen, b) Faktor penguasaan bahan, c)
Faktor struktur pengetahuan,
d)
Faktor
prosedur heuristik, dan e) Faktormenerka.
o,*ffi&** &wttas lGbduilao Kribia lirEk* &qildr loridf
ItldB{M
%$
m%
Sedarg
tr/o
Roddr
V/o=l*=tr/o
Rod*Sd€ti
METODE
Jenis penelitian yang digunakan
Tindakan Elliot. Penelitian tindakan model Elliot ini terdiri dari 5 (lima) tahapan, yaitu:
Ide utama, peninjauan, perencanaan,
dianalisis dengan menggunakan rumus
Instrumen pengumpulan data penelitian yang digunaakan adalah: (l) lembar observasi, dan (2) I embar angket. Lembar observasi yang digunakan terdiri dari 3 jenis yakni lembar observasi dosen, lembar
observasi kelompok mahasiswa dalam hal
berpikir intuitif, dan lembar observasi intuitif.
Data hasil observasi mahasiswa selanjutnya dianalisis dengan menggunakan rumus:
NP= R
SM
"lO0%
:
PA=*"rc}% Keteransan:
PA :Prosentaseyangdicari R :Banyaknyarespondenyangmemilih I n JumlahRespondenkeseluruhan :
Tindakan, danmonitor.
mahasiswa tentang proses berpikir
Setgd bs,k
Sedangkan data hasil angket
pada penelitian ini adalah penelitian Tindakan
Kelas/ PTK. Model penelitian tindakan kelas yang digunakan mengadop model penelitian
Sargdnneg
gP/o
100
:Bilangantetap
Intepretasi/ kriteria hasil analisis data angket mahasiswa dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3 Kriteria
Ifuil &glret
Buentase Jauaban HaSl Anglct
IGit€ria
907o
SnEdbaik
&)o/o
Baik
707o
O.llcpBaik
fiYo
Krang
(F/o=NP=$plo
Ifurangselqli
229 CAKMWALA PENDIDIKAN, I/OLUME 17, NOMOR Penerapan active learning untuk
intuitif pada dapat dikatakan berhasil jika: 1)
menanamkan proses berpikir mahasiswa
2, OKTOBER 2OI5
PEMBAHASAN Penerapan active learning ,untuk menanamkan proses berpikir intuitif pada
a
dapat dideskripsikan sebagai
Hasil observasi dosen minimal dalam kriteria
mahasisw
Cukup batk,2)Hasil observasi tingkat berpikir
berikut:
intuitif mahasiswa minimal dalam kriteria
Pembentukan Kelompok
Sedang, dan 3) Hasil angketmenyatakanbahwa
minimal 70Yo mahasiswa mampu berpikir intuitif terhadap materi yang dipelajari.
Pada tahap
ini
meruPakan bagian
managemen kelas. Classroom m,anagement
merupakan kegiatan dan strategi yang digunakan guru dalam memberikan pelayanan
I{ASILPENELITIAN
yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa
\
atau mengatasi masalah pembelajaran dalam
Hasil Observasi
mencapai prosentase 90,625yo dan 9l,07Yo
kelas (Doyle dalam Hosnan, 2014:l3l). Masalah pembelajaran yang ditemukan adalah kurang aktifnya mahasiswa dalam
pada pertemu anke-2. Peningkatan yang terjadi
menyampaikan argumen tentang suafu materi
ini
melainkan berdasarkan masukar/saran dari
belajar yang sarat dengan teori-teori belajar sehingga memerlukan pemahaman yang
observer. Sedangkan rata-rata prosentase hasil
tinggi. Untuk itu dipilih managemen kelas
analisis data observasi kegiatan dosen adalah
dengan pendekatan proses kelompok.
Aktivitas dosen selama kegiatan pelaksanaan pembelajaran unfuk pertemuan I
bukanlah hal yang datang begitu saja,
sebesar 90,8 5%o dengankriteria Sangat
Baik.
Hasil observasi aktivitas kelompok mahasiswa (dalam hal berpikir intuitif) dapat dilihat pada kegiatan pembelajaran
Pembentukan kelomPok Yang dilakukan pada pembelajaran ini menggunakan
prinsip pengelompokan heterogen dalam hal
pertemuan pertama. Pada pertemuan pertama
tingkat kemampuan akademik. Hal ini akan mendukung tujuan dari penelitian ini yakni
ini
diketahui rata-rata prosentase hasil
mengaktifkan mahasiswa sehingga mahasiswa
observasinya sebesar 82,3yo dengan kriteria
mampu menyampaikan argumen/ pendapatnya
baik. Sedangkan untuk tingkat berpikir intuitif
berdasarkan berpikir intuisinya. Keheterogenan
amahasiswa dapat dilihat dari hasil observasi
ini akan dapat memudahkan mencapai tujuan
kegiatan mahasiswa pada pertemuan ke-2,
tersebut, karena pembelajaran dalam bentuk
yakni sebesar 88, 7 5Yo dengankriteria tinggi.
kelompok dapat memberikan manfaat, antara
lain: 1)
Hasil Angket
Hasil prosenhse angket yang butpa pertanyaan tentang
poryrrreui*
pendapa/ argumen
dengan bantuan pemikiran intuitif sebesax 87,9/o dengrur laiteria
baik Ini berdrti bahwa nratnsiswa
sudah tefuiasa untuk menyampaikan pendapat
guna menyelesaikan permasalahan.
mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi, 2) mengembangkan kecakapan oral, keterampilan berbicara, , 3) menciptakan suasana pembelajaran aktif dan penuh dengan keterlibatan dan eksplorasi oleh
mahasiswa,
4)
meningkatkan pemahaman
i:r
Pramesti, Penerapan Aaive Learning 230
teirtang adanya berbagai perbedaan, serta 5)
kritis
memahami suafumateri.
,
mengklarifikasikan gagasan melalui diskusi
Pada tahap ini mahasiswa yang beragam iru akan belajar menyampaikan
dan debat, (Warsono & Hariyant o, 20 13 :7 9).
pendapatnya, karena pada kelompok kecil.
Melalui kelompok heterogen ini akan terjadi transfer of knowledge antara anggota yang satu dengan yang lainnya. Ini
Pada semua kelompok diarahkan agar semua
terjadi dikarenakan kemampuan mahasiswa yang berbeda sehingga mahasiswa yang
benar merupakan hasil berpikir secara kelompok. Melalui tahap ini mahasiswa
mempunyai kemampuan tinggi akan memberikan
dalam satu kelompok dapat
argurnen sesuai dengan kemampuannya dan
menyampaikan opini/ intuisi tentang materi
pola pikir
yang dibahas serta mencoba mengintegrasikan
mahasiswa yang mempunyai kemampuan
pendapat yang berkembang dalam kelompok
sedang dan kurang. Begitu pula mahasiswa
sehingga mendapatkan pemahaman terhadap
yang berkemampuan kurang juga akan mempengaruhi pola berpikir mahasiswa
suatu materi yang dibahas (Tim Pengembang
merangsang cara berpikir
akhimya akan mempengaruhi
dan
yang pandai melalui kekurangannya.
anggota menyampaikan pendapatnya, sehingga hasil pemikiran kelompok benar-
Ilm Pendidikan FIP-UPI, 2007
:7
bebas
2-7 3).
Presentasi
Berpikir secara kelompok Pada langkah ini sangat penting, sebab dengan berpikir secara berkelompok
untuk menyampaikan hasil pernikiran dalam
hasilnya akan semakin baik. Mengingat hasil
ke-2 (berpikir secara kelompok). Dengan
berpikirnya merupakan hasil kolaborasi dari pemikiran beberapa mahasiswa. Mahasiswa
demikian hasil yang disampaikan
pada langkah
ini dapat menggunakan
Presentasi
ini
merupakan langkah
kelompok yang telah dihasilkanpada langkah
di
kelas
sudah sangat matang karena sudah melalui
intuisinya dalam menyampaikan pendapatnya
langkah sebelumnya tersebut. Maksud dari presentasi ini adalah mematangkan hasil
berpikir secara kelompok tentu
akan
pemikiran kelompok pada langkah
menghasilkan sesuatu yang lebih, karena hasil
sebelumnya. Sehingga dengan langkah ini
pemikiran beberapa mahasiswa digabung sedemikian rupa sehingga menjadi suatu kesimpulan milik kelompok. Seperti yang
materi yang dipelajari menjadi lebih dipahami
diungkapkan Slavin dalam Warsono & Hariyanto, (2013:175), yang menyatakan
oleh setiap mahasiswa baik
mahasiswa
kelompok pemresentasi maupun kelompok yang menjadi audience. Pada tahap
ini hampir
sama dengan
of
langkah ke -2, yangmebedakan adalah diskusi
teaching rnethods in which students work in
yang dilakukan tidak lagi dalam kelompok
small group to help one another learn
kecil namun secara klasikal. Dengan demikian
academic content". Pada saat berpikir secara
pemahaman yang dihasilkan ini nanti merupakan hasil pemikiran secara klasikal
"Cooperative learning refer to a variaety
kelompok ini terdapat scafolding yang sangat
diperlukan semua anggota kelompok guna
231 CAKMWAI-A PENDIDIKAN, VOLUME 17, NOMOR 2, OKTOBER 2015
(hasil pemikiran dari seluruh anggota kelas).
Melalui presentasi ini mahasiswa diharapkan
dapat memiliki sikap jujur, kemampuan berpikir intuitif, kemampuan berpikir sitematis, mampu mengungkaPkan pendapatnya dengan singkat dan jelas, serta
diperhatikan. Selain
itu
akan timbul rasa
kepuasan pada diri mahasiswa karena mahasiswa telah berani menyampaikan pendapat/ pemikiran baik intuitif, analitis, maupun sistematis walaupun masih terdapat kekurangan-kekurangan.
menggunakan bahasa yang baik dan benar
KESIMPULANDAN SARAN
(Hosnan, 2014:76).
Kesimpulan
Penguatan
Langkah ini merupakan langkah terakhir. Langkah yang paling berperan, karena pada langkah ini dosen bersama mahasiswa kembali menggali apa saja yang telah dipetajari. Inti-inti materi yang dipelajari harus dipahami oleh setiap mahasiswa. Segala sesuatu tentang materi yang dipelajari pada saat diskusi kelompok maupun diskusi kelas
dikuatkan, yang artinya argumen yang sudah
sesuai diberi penguatan, sedangkan yang
masih kurang sesuai diberikan penjelasan kembali. Seperti yang diungkapkan Sanjaya
dalam Maslichah
K
dan Haryono
yang
menyatakan bahwa penguatan (Reinfoircement) merupakan segala bentuk respon baik verbal maupun non verbal, yang
diberikan guru terhadap tingkah laku mahasiswa untuk memberikan umpan balik
atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi dan motivasi mahasiswa yang
lain untuk berbuat hal yang sama seperti mahasiswa yang diberikan penuatan tersebut.
Penguatan ini dapat membawa mahasiswa untuk lebih percaya diri dalam mengikuti pembelajaran, karena kesalahan dalam pembelajaran merupakan guru yang sangat baik. Mahasiswa yang melakukan kesalahan tidak dihujat dan dihina melainkan
diarahkan sehingga mahasiswa merasa
Langkah-langkah Pembelajaran
yang digunakan pada penelitian ini 4 (empat) langkah, yakni: 1) pembentukan kelompok, 2) berpikir secara kelompok, 3) presentasi, dan 4) penguatan. menggunakan
Langkah pertama pembentukan kelompok, ini
berdasarkan pada keragarnafll heterogenan
dari segi tingkat kepandaian/ kemampuan akademik, agar kelompok yang terbentuk benar-benar dapat berkomunikasi dengan baik
dan saling memberikan masukan/ saran. Langkah kedua adalah berpikir secara kelompok yang dimaksudkan agar apa yang dihasilkan kelompok merupakan hasil buah pikir bersama bukan di dominasi oleh
Artinya apa yang dituliskan adalah hasil proses berpikir analisis, evaluasi maupun intuisi kelompok
seseorang mahasiswa saja.
dari suafu pemahaman mengenai suatu materi
tertentu. Langkah ketiga adalah presentasi, kelompok yang mendapat tugas presentasi menyampaikan hasil buah
pikir kelompok.
Tidak hanya menyampaikan saja melainkan pada saat presentasi ini nanti kelompok yang tidak presentasi dapat menyanggah, bertanya ataupun memberikan saran agar tercapainya
suatu kebenaran tentang materi yang disajikan. Sedangkan kelompok pemresentasi
mempunyai fugas untuk menjawab atau
Pramesti, Penerapan Active
bahkan mempertahankan pendapat mereka
Learning
232
tentang materi tersebut. Langkah yang
menyampaikan argumennya, dan (3) Sebaiknya dosen mampu memberikan
terakhir adalah penguatan, dosen tidak hanya
masukan/ saran kepada mahasiswa yang mati-
memberikan pengetahuan yafig belum tersampaikan, tetapi juga memberikan penegasan tentang materi yang sudah benar
matian mempertahankan argumennya padahal argumen tersebut telah disanggah dengan alasan yang logis, dengan kata lain
serta mengarahkan pengetahuan mahasiswa. tentang suatumateri yang belumbegitu sesuai
mahasiswa yang lainnya.
dengan materi sehingga pembelajaran pada suatu materi tersebut menjadi kompleks.
DAFTAR RUJUKAN
Hasil penelitian
ini dapat dilihat
2 instrumen yang digunakan, yakni
dari
lembar
observasi dan angket. Hasil observasi dosen
mencapai prosentase skor
total
tata-rata
sebesar 90,85oh dengan kriteria Sangat Baik,
hasil observasi tingkat berpikir intuitif mahasiswa mencapai prosentase skor total
rata-rata sebesar gl,goh dengan kriteria Tinggi, dan hasil angket menyatakan bahwa
87,90 mahasiswa mampu berpikir intuitif terhadap materi yang dipelajari (teori Gestalt) dengan kriteria baik. Hasil yang disampaikan
tersebut sudah sesuai dengan kriteria keberhasilaa yang telah ditetapkan.
Budiningsih, _A,sri, C. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: pT. Rineka Cipta. Hergenhahn, B, R. Olson, Matthew H.2OLO.
Theories
B
e
of Learning
(Teori
laj ar) .Jakarta: Kencana.
Hosnan, M.2014. Pendekatan SaintiJik dan
Konstekstual dalam pembilajaran Abad 2 I .Bogor: Ghalia Indoneiia.
Pemberian Penguaian -
(R e i nfo r c e m e n t) D a I a m pembelajaran Matematika pada
Materi Sistem persamaan Linear Dua Vari ab el (SP LD It) Di Kelas MII SMP Al-Azhar Menganti Gresik: http ://www.scribd.com/ doc/ 12289 I 9 7 2 I P EMBE RIAN -P ENGUATAN REINFORCEMENT-DALAM-
Saran
PEMBELAJARAN-
Berdasarkan temuan penelitian, maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut: (1) Sebaiknya dosen memberikan motivasi kepada mahasiswa yang masih diam saja (tidak aktif) pada saat diskusi kelompok maupun diskusi kelas agar semua mahasiswa dapat aktif dalam diskusi
untuk menyampaikan argumennya,
(Z)
Seyogyanya dosen mampu memberikan arahan kepada mahasiswa yang masih ragu
(berbicara terbata-terbata) pada saat menyampaikan argumen/ pendapat, sehingga
mahasiswa menjadi percaya
mahasiswa mampu menghargai pendapat
diri
dalam
MATEMAIIKA-PADA-MATERI S
I
STEM-PERSAMAAN-LINEAR-
DUA-VARIAB EL. S PLDV-DI
KELAS-VIII.SMP-AL-
-
AZHAR#scribd
Muniri. 2013. Karakteristik Berpikir Intuitif Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika. Prosiding: (Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Matematika dan
Pendidikan Matematika dengan tema " P engu at an P eran M a t em aiika dan Pendidikan Matematika untuk Indonesia yang Lebih Baik" pada tanggal 9 Noveirber2}l3 di Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY): ISBN :978 -979 - 16353 -9
-4.
.
233 CAKMWAIAPENDIDIKAN, YOLUME
17, NOMOR2,
OruOBER2Ol5
Nasution, S. 2008. Berbagai Pendekatan dalarn Proses Belajar & Mengqjar.
l
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Purwanto, Ngalim.
.
199 I Psikologi Pendid{tcar,. Bandung: PT.' Rem{a Rosdakarya.
Tim Pengernbang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. 2OOl . Ilmu dan Aplikasi Pendidilcan PT. IMTIHA: https://books.google. com/books?isbn=979025 E80 I
Utami, Runtut Prih. 2009. Active Learning Untuk Mewujudlcan'', Pembelal amn
Efektif.
Digilib.uin-
suka.ac.id/eprint/80 I 5.'
Warsono. Hariyanto. 2013. Pembelajaran AHif (Teori danAsesmen/. Bandung: PT. RemajaRosdakarya.
: