Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2014 ISBN 978-979-3692-64-7
FORUM INOVASI TEKNOLOGI AKUAKULTUR 2014 Penanggung Jawab: Dr. Tri Heru Prihadi
Penyunting: Prof. Dr. Ketut Sugama Dr. Endhay Kusnendar Prof. Dr. Rachmansyah Prof. Dr. I Nyoman Adiasmara Giri Dr. Munti Yuhana Dr. Anang Hari Kristanto Dr. Imron Dr. I Nyoman Radiarta Dr. Raden Roro Sri Pudji Sinarni Dewi Penyunting Pelaksana: Purnomo Indra Basuki Suprapti Diana Yulianti Suyatno Erni Puspa Desain cover dan Fotografer: Azis Fatah Efendi Dwi Prasetyo
Penerbit: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya dibiaya melalui DIPA Tahun Anggaran 2014
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERIKANAN BUDIDAYA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Jl. Ragunan 20, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12540 E-mail:
[email protected]
iii
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayahNya prosiding ini dapat diterbitkan. Penerbitan prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur ini dimaksudkan sebagai salah satu upaya dalam penyebarluasan hasil-hasil penelitian perikanan utamanya perikanan budidaya. Di samping itu, juga sebagai sarana komunikasi dan tukar pengalaman antar para peneliti, akademisi, perekayasa di bidang perikanan dengan stake holder dan pelaku perikanan. Prosiding ini memuat naskah-naskah dari bidang-bidang Teknologi Akuakultur Berkelanjutan, Nutrisi dan Teknologi Pakan, Genetika dan Reproduksi, serta Kesehatan Ikan. Naskah-naskah yang dimuat dalam prosiding ini telah diseminarkan pada Forum Inovasi Teknologi Akuakultur yang telah diselenggarakan pada tanggal 6-8 Mei 2014 di Bandung dan telah melalui proses koreksi oleh Tim Penyunting serta diperbaiki oleh penulis sehingga dianggap sudah memenuhi kaidah bagi penerbitan prosiding. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan prosiding ini. Semoga prosiding ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Jakarta, 25 November 2014
Penyunting
iii
v
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2014 ISBN 978-979-3692-64-7
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................................
iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................................
v - xiii
FORUM INOVASI TEKNOLOGI AKUAKULTUR ....................................................................
xv - xvi
Polikultur udang windu (Penaeus monodon), bandeng (Chanos chanos), nila srikandi (Oreochromis aureus x O. niloticus), dan rumput laut (Gracilaria verrucosa) di tambak tanah sulfat masam (TSM) Oleh: Markus Mangampa ...............................................................................................
01 - 13
Pembesaran calon induk udang windu, Penaeus monodon strain tumbuh cepat dengan dasar bak berbeda sistem indoor Oleh: Syarifuddin Tonnek dan Ike Trismawanti .............................................................
15 - 22
Kinerja budidaya udang vaname (Litopenaeus vannamei) pola super intensif dan analisis biaya Oleh: Suwardi Tahe, Markus Mangampa, dan Makmur .................................................
23 - 30
Evaluasi pengayaan cacing tanah (Pheretima sp.) terhadap perkembangan gonad induk betina udang vaname (L. vannamei) Oleh: Veni Darmawiyanti, Muhammad Agus Suprayudi, Nur Bambang Priyo Utomo, dan Muhammad Zairin Junior ..................................................................
31 - 42
Tingkat kerja osmotik udang vaname, Litopenaeus vannamei pada budidaya sistem intensif dengan aplikasi bioflok dan pergiliran pakan Oleh: Herlinah dan Early Septiningsih ...........................................................................
43 - 48
Upaya penurunan tingkat kanibalisme udang galah (Macrobrachium rosenbergii) dengan penambahan dosis suplementasi triptofan yang berbeda Oleh: Suharyanto, Hary Krettiawan, dan Fajar Anggraeni .............................................
49 - 56
Budidaya bandeng menggunakan bibit berkualitas hasil seleksi di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur Oleh: Bambang Priono dan Endhay Kusnendar .............................................................
57 - 72
Pengembangan budidaya bandeng melalui penerapan iptek dengan benih unggul hasil seleksi di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah Oleh: Tony Setiadharma, Iswari Ratna Astuti, Septyan Andriyanto, dan Endhay Kusnendar .............................................................................................................
73 - 81
Performa pertumbuhan calon induk bandeng, Chanos chanos Forskal dari benih alam melalui seleksi individu di tambak Oleh: Gigih Setia Wibawa, Tony Setiadharma, dan Irwan Setyadi ................................
83 - 90
Pengamatan produksi calon induk bandeng, Chanos chanos hasil seleksi di tambak Oleh: Irwan Setyadi, Tony Setiadharma, dan Gigih Setia Wibawa ................................
91 - 97
Pemeliharaan larva kerapu hibrid poker (Epinephelus tukula x Epinephelus lanceolatus) Oleh: Gunawan, Jhon Harianto Hutapea, dan Ananto Setiadi .......................................
99 -107
v
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2014
vi
Adaptasi teknologi budidaya strain unggul patin pasupati mendukung industrialisasi perikanan Oleh: Wartono Hadie, Sularto, Jojo Subagja, dan Lies Emmawati Hadie ......................
109 - 118
Sintasan ikan patin jambal (Pangasius djambal) pada pengangkutan sistem tertutup dengan kepadatan berbeda Oleh: Jadmiko Darmawan, Ika Nurlaela, Wahyu Pamungkas, dan Evi Tahapari ............
119 - 121
Peningkatan produktivitas dan keuntungan budidaya rumput laut Kappaphycus alvarezii menggunakan bibit unggul hasil seleksi varietas Oleh: Petrus Rani Pong Masak, Anang Hari Kristanto, Kusdiarti, dan Endhay Kusnendar .............................................................................................................
123 - 135
Laju pertumbuhan rumput laut Kappaphycus alvarezii dengan perlakuan dosis perendaman dalam larutan pupuk organik Oleh: Muslimin S. dan Petrus Rani Pong Masak .............................................................
137 - 144
Pengamatan pertumbuhan rumput laut Kappaphycus alvarezii dengan metode long line di perairan Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah Oleh: Muslimin S., Petrus Rani Pong Masak, dan Noor Bimo Adhiyudanto ..................
145 - 153
Pendederan benih abalon Haliotis squamata dengan waktu awal penjarangan berbeda Oleh: Ibnu Rusdi, Bambang Susanto, dan Fitriyah Husnul Khotimah ...........................
155 - 161
Teknologi pembesaran abalon (Haliotis squamata) melalui sistem resirkulasi semi tertutup Oleh: Bambang Susanto, Ibnu Rusdi, Fitriyah Husnul Khotimah, dan I Gusti Ngurah Permana .................................................................................................................
163 - 172
Respons moulting dan sintasan kepiting bakau (Scylla olivacea) yang diinjeksi dengan ekstrak daun murbei (Morus sp.) Oleh: Herlinah, Andi Tenriulo, Early Septiningsih, dan Hidayat Suryanto Suwoyo ......
173 - 183
Serapan tiram Crassostrea iredalei terhadap populasi Nannochloropsis sp. dengan kepadatan awal berbeda Oleh: Sahabuddin, Andi Sahrijanna, dan Machluddin ...................................................
185 - 190
Pembesaran ikan tuna sirip kuning, Thunnus albacares pada media budidaya yang berbeda di perairan Bali Utara: media keramba jaring apung dan bak beton Oleh: Jhon Harianto Hutapea, Ananto Setiadi, Gunawan, dan I Gusti Ngurah Permana .....
191 - 199
Adaptasi dan keragaan pertumbuhan benih ikan mikih (Mugil sp.) Oleh: Jojo Subagja, Vitas Atmadi Prakoso, dan Asbas Novyan .......................................
201 - 205
Faktor kondisi dan hubungan panjang bobot ikan belida (Notopterus chitala) yang dibudidaya secara terkontrol Oleh: Lies Setijaningsih ..................................................................................................
297 - 213
Peningkatan produktivitas tambak melalui budidaya ikan nila srikandi (Oreochromis aureus x niloticus) Oleh: Priadi Setyawan, Raden Roro Sri Pudji Sinarni Dewi, Bambang Gunadi, dan Devi Dwiyanti .......................................................................................................
215 - 220
Pertumbuhan ikan nila (Oreochromis niloticus) pada kolam air payau di Pangkep, Sulawesi Selatan Oleh: Irin Iriana Kusmini, Hidayat Suryanto Suwoyo, Kusdiarti, dan Fera Permata Putri .......................................................................................................................
221 - 226
Peningkatan produktivitas dan keuntungan usaha pendederan dan pembesaran ikan lele (Clarias gariepinus) melalui aplikasi probiotik
vii
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2014
Oleh: Imam Taufik, Angela Mariana Lusiastuti, dan Endhay Kusnendar .......................
227 - 236
Laju pertumbuhan dan sintasan larva ikan rainbow merah (Glossolepis incisus) “balon” pada habitat terkontrol Oleh: Siti Zuhriyyah Musthofa dan Tutik Kadarini .........................................................
237 - 243
Performa larva ikan mas (Cyprinus carpio) strain wildan dan sutisna dengan pemeliharaan secara indoor Oleh: Yogi Himawan, Didik Ariyanto, dan Khairul Syahputra ........................................
245 - 251
Perkembangan gonad ikan ringau (Datniodes microlepis) pada salinitas berbeda Oleh: Sulasy Rohmy, Darti Satyani, Sawung Cindelaras, dan Yogi Himawan ................
253 - 260
Penilaian standar cara budidaya yang baik pada usaha tambak super intensif Oleh: Andi Indra Jaya Asaad, Mudian Paena, dan Muhammad Chaidir Undu ...............
261 - 273
Distribusi kualitas tanah tambak di Kabupaten Probolinggo Provinsi Jawa Timur Oleh: Kamariah, Ruzkiah Asaf, dan Admi Athirah ..........................................................
275 - 286
Faktor pengelolaan yang memengaruhi produktivitas tambak di Kabupaten Probolinggo Provinsi Jawa Timur Oleh: Ruzkiah Asaf, Erna Ratnawati, dan Utojo .............................................................
287 - 294
Fluktuasi oksigen terlarut harian pada tambak polikultur udang windu (Penaeus monodon), rumput laut (Gracilaria sp.), dan ikan bandeng (Chanos chanos) Oleh: Erfan Andi Hendrajat, Suharyanto, dan Markus Mangampa ................................
295 - 302
Hubungan tingkat produktivitas dengan variasi lokal kualitas lahan tambak ekstensif di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan Oleh: Tarunamulia dan Kamariah ...................................................................................
303 - 312
Kajian kualitas air pada budidaya udang vaname (Litopenaeus vannamei) dengan sistem pergiliran pakan di tambak intensif Oleh: Andi Sahrijanna dan Sahabuddin ..........................................................................
313 - 320
Konsentrasi nitrogen terlarut dan fosfat dalam tambak udang vaname (Litopenaeus vannamei) sistem super intensif Oleh: Mat Fahrur, Makmur, dan Muhammad Chaidir Undu ...........................................
321 - 326
Laju sedimentasi dan karakterisasi sedimen tambak super intensif udang vaname (Litopenaeus vannamei) Oleh: Hidayat Suryanto Suwoyo, Muhammad Chaidir Undu, dan Makmur ..................
327 - 339
Penentuan pengaruh faktor lingkungan terhadap produksi tambak di Kabupaten Probolinggo Provinsi Jawa Timur Oleh: Erna Ratnawati, Ruzkiah Asaf, dan Rezki Antoni Suhaimi ....................................
341 - 352
Pengaruh penggunaan kincir sebagai sumber arus terhadap performansi udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada budidaya sistem super intensif Oleh: Bunga Rante Tampangallo, Hidayat Suryanto Suwoyo, dan Early Septiningsih .
353 - 360
Studi pendahuluan laju efflux nutrien sedimen di tambak udang Litopenaeus vannamei super intensif Oleh: Muhammad Chaidir Undu, Makmur, dan Rachman Syah .....................................
361 - 367
Validasi luas tambak dan masalah pengembangan perikanan budidaya air payau di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur Oleh: Mudian Paena, Admi Athirah, dan Erna Ratnawati ...............................................
369 - 378
Kajian kualitas air untuk budidaya perikanan di Cibalagung dan Cijeruk Oleh: Yosmaniar ..............................................................................................................
379 - 388
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2014
viii
Optimalisasi pemupukan untuk pertumbuhan akuaskeping ikan hias air tawar Oleh: Nurhidayat, Agus Priyadi, Mochammad Zamroni, dan Muhamad Yamin ............
389 - 394
Analisis komoditas ikan hias air tawar Indonesia Oleh: Bastiar Nur dan Melta Rini Fahmi .........................................................................
395 - 408
Penurunan kadar amoniak pada air limbah budidaya lele (Clarias gariepinus) melalui proses bakterial heterotrofik Oleh: Bambang Gunadi, Lamanto, dan Rita Febrianti ...................................................
409 - 418
Pemodelan spasial dan temporal terhadap distribusi nitrat dan fosfat di perairan muara Sungai Ciliwung Oleh: Devi Dwiyanti Suryono dan Endang Sri Pujilestari ..............................................
419 - 427
Produksi larva ikan rainbow kurumoi (Melanotaenia parva) pada pemijahan massal dengan jumlah subtrat yang berbeda Oleh: Tutik Kadarini dan Siti Zuhriyyah Musthofa .........................................................
429 - 436
Analisis spasial dan temporal kesesuaian lahan budidaya rumput laut, Kappaphycus alvarezii di Teluk Gerupuk, Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat Oleh: I Nyoman Radiarta dan Erlania .............................................................................
437 - 445
Indeks biologis fitoplankton sebagai indikator kondisi perairan pada lokasi budidaya laut di Teluk Ambon Dalam Provinsi Maluku Oleh: Erlania, I Nyoman Radiarta, dan Rasidi ................................................................
447 - 456
Prospek sumberdaya perikanan dan sosial ekonomi di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur (Studi kasus pengelolaan sumberdaya perikanan di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur) Oleh: Nur Ansari rangka dan Arifuddin Tompo ..............................................................
457 - 469
Kajian keragaan teknologi hasil introduksi program IPTEKMAS di wilayah KIMBis Kabupaten Indramayu Oleh: Mei Dwi Erlina ......................................................................................................
471 - 477
Analisis kualitas air yang berpengaruh terhadap pertumbuhan rumput laut Gracilaria verrucosa hasil kultur jaringan di tambak Oleh: Rohama Daud, Sri Redjeki Hesti Mulyaningrum, dan Muhammad Tjaronge ......
479 - 483
Faktor pengelolaan yang memengaruhi produktivitas tambak di Kabupaten Demak Provinsi Jawa Tengah Oleh: Admi Athirah, Hasnawi, dan Mudian Paena .........................................................
485 - 491
Hubungan kedalaman perairan dengan konsentrasi fosfat (PO4) pada sedimen dasar perairan di Teluk Gayun Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung Oleh: Rezki Antoni Suhaimi dan Ruzkiah Asaf ...............................................................
493 - 498
Jenis dan kelimpahan plankton di tambak ekstensif Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan Oleh: Abdul Malik Tangko, Tarunamulia, dan Erfan Andi Hendrajat .............................
499 - 507
Penentuan kesesuaian lahan budidaya tambak secara spasial di Kabupaten Tuban Provinsi Jawa Timur menggunakan sistem informasi geografis (SIG) Oleh: Utojo, Rezki Antoni Suhaimi, dan Andi Indra Jaya Asaad .....................................
509 - 519
Hubungan komunitas plankton dengan kondisi kualitas perairan di Teluk Gerupuk, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat Oleh: Rasidi, I Nyoman Radiarta, dan Erlania ................................................................
521 - 527
ix
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2014
Dinamika komunitas plankton di kolam pendederan benih ikan tengadak (Barbonymus schwanenfeldii) dengan jumlah pemberian pakan buatan berbeda Oleh: Ani Widiyati, Anggia Imani, dan Niken Tunjung Murti Pratiwi ...........................
529 - 542
Efektivitas NaOH dalam proses flokulasi Chlorella sp. air tawar Oleh: Dewi Puspaningsih dan Adang Saputra ................................................................
543 - 552
Pertumbuhan dan tingkat konsumsi pakan Tubifex sp. pada ukuran ikan cupang, Betta imbellis yang berbeda Oleh: Riani Rahmawati, Eni Kusrini, dan Erma Primanita Hayuningtyas ......................
553 - 560
Penggunaan Nannochloropsis sp. konsentrat sebagai alternatif sumber green water untuk pemeliharaan larva kerapu sunu (Plectropomus leopardus) Oleh: Suko Ismi, Daniar Kusumawati, dan Yasmina Nirmala Asih .................................
561 - 567
Perbaikan mutu kulit kakao dan tongkol jagung melalui fermentasi untuk bahan pakan ikan Oleh: Kamaruddin, Neltje Nobertine Palinggi, dan Usman ............................................
569 - 576
Kombinasi enzim mananase dan selulase untuk kecernaan pakan benih ikan mas Cyprinus carpio berbasis bungkil inti sawit Oleh: Deisi Heptarina dan Reza Samsudin .....................................................................
577 - 586
Penelitian pengembangan pakan efisien dan ekonomis berbasis bahan baku lokal untuk budidaya ikan patin (Pangasionodon hypopthalmus) di Kabupaten Kampar, Riau Oleh: Mas Tri Djoko Sunarno, Muhammad Sulhi, Lusi Herawati Suryaningrum, dan Maya Wilakstanti ..................................................................................................
587 - 595
Perbaikan kualitas eceng gondok (Eichornia crassipes) melalui fermentasi terhadap peningkatan nilai kecernaannya pada budidaya ikan patin (Pangasius hypophthalmus) Oleh: Muhammad Sulhi dan Lusi Herawati Suryaningrum ...........................................
597 - 606
Aplikasi pakan berbasis bahan baku lokal dan hasil samping dalam pakan pembesaran ikan bandeng di lahan pembudidaya Oleh: Usman, Kamaruddin, Neltje Nobertine Palinggi, dan Asda Laining .....................
607 - 615
Pertumbuhan dan vitalitas larva udang windu dengan penambahan bubuk bawang putih (Allium sativum) Oleh: Ike Trismawanti, Syarifuddin Tonnek, dan Agus Nawang ....................................
617 - 623
Penggunaan ubi jalar varietas sukuh sebagai sumber prebiotik dalam pakan untuk meningkatkan kecernaan dan pertumbuhan ikan nila (Oreochromis niloticus) Oleh: Achmad Noerkhaerin Putra ...................................................................................
625 - 631
Perbaikan mutu kulit kopi melalui fermentasi untuk bahan pakan ikan Oleh: Neltje Nobertine Palinggi, Kamaruddin, dan Asda Laining ..................................
633 - 637
Penerapan teknologi pakan dan ratio induk pada produksi telur ikan gurame (Osphronemus gouramy) di Sumatera Barat Oleh: Muhammad Sulhi ..................................................................................................
639 - 643
Pemeliharaan larva kepiting bakau, Scylla olivacea dengan penambahan bioflok Oleh: Gunarto dan Herlinah ...........................................................................................
645 - 655
Seleksi sumber karotenoid sebagai suplementasi bahan baku pada pakan ikan hias Oleh: Nina Meilisza, Siti Murniasih, Siti Subandiyah, Rina Hirnawati, I Wayan Subamia, dan Sukarman .......................................................................................
657 - 668
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2014
x
Aplikasi pakan formula dan teknik pengayaan pakan alami pada pengembangan ikan rainbow di sentra budidaya Oleh: Siti Subandiyah, Nina Meilisza, Rina Hirnawati, dan Siti Murniasih ...................
669 - 682
Teknologi pembuatan pakan skala lapang untuk warna ikan koi kohaku di sentra produksi Blitar Oleh: I Wayan Subamia, Sukarman, dan Nina Meilisza .................................................
683 - 691
Performa reproduksi induk udang windu (Penaeus monodon Fab.) jantan alam dan domestikasi tambak Oleh: Samuel Lante, Asda Laining, dan Andi Parenrengi ...............................................
693 - 700
Produktivitas telur dan daya tetas induk udang windu (Penaeus monodon) asal Aceh dan Takalar Oleh: Agus Nawang, Ike Trismawanti, dan Andi Parenrengi ..........................................
701 - 707
Performa benih populasi F0 dan F1 udang galah (Macrobrachium rosenbergii) strain Berau hasil seleksi individu Oleh: Fajar Anggraeni, Hary Krettiawan, dan Asep Sopian ...........................................
709 - 719
Performa larva udang galah (Macrobrachium rosenbergii) hasil persilangan populasi GI MACRO II dengan populasi Berau Oleh: Asep Sopian, Hary Krettiawan, dan Fajar Anggraeni ...........................................
721 - 728
Karakter fenotip dan genotip kerapu hibrid cantik (Epinephelus fuscoguttatus x Epinephelus polyphekadion) dengan populasi asal Oleh: Daniar Kusumawati dan Suko Ismi .......................................................................
729 - 740
Keragaman genetik induk ikan kerapu kentang, Epinephelus tukula dengan penanda Restriction Fragment Length Polymorphism (RFLP) dan Simple Sequence Repeats (SSR) Oleh: Sari Budi Moria Sembiring, Ida Komang Wardana, Suko Ismi, Jhon Harianto Hutapea, dan Haryanti .........................................................................................
741 - 749
Pematangan dan pemijahan induk ikan kerapu raja sunu (Pletropomus laevis) di bak pemeliharaan Oleh: Bejo Slamet ...........................................................................................................
751 - 759
Evaluasi performa ikan patin pasupati yang diperbaiki, persilangan antara hasil seleksi betina patin siam (Pangasianodon hypophthalmus Sauvage, 1878) F1 dengan jantan patin jambal (Pangasius djambal Bleeker, 1846) F1 pada segmen pembenihan Oleh: Evi Tahapari, Jadmiko Darmawan, Ika Nurlaela, Raden Roro Sri Pudji Sinarni Dewi, dan Wahyu Pamungkas ...............................................................................
761 - 769
Evaluasi pertumbuhan dan heritabilitas benih patin jambal (Pangasius djambal) hasil silang balik F0 betina dan jantan F1 pada umur 18 hari dan 45 hari Oleh: Sularto, Jadmiko Darmawan, Ika Nurlaela, dan Wartono Hadie ..........................
771 - 779
Performa pertumbuhan dan respons seleksi famili pada populasi benih ikan patin siam (Pangasianodon hypophthalmus) generasi kedua (F2) Oleh: Wahyu Pamungkas, Jadmiko Darmawan, Evi Tahapari, dan Ika Nurlaela ............
781 - 786
Regenerasi anakan rumput laut hasil transformasi gen Metallothionin type II pada rumput laut Kappaphycus alvarezii menggunakan media yang berbeda Oleh: Emma Suryati, Andi Parenrengi, Utut Widyastuti, Andi Tenriulo, dan Rosmiati ....
787 - 796
Produksi benih abalon (Haliotis squamata) turunan F2 di hatcheri Oleh: Gusti Ngurah Permana, Ibnu Rusdi, Bambang Susanto, dan Fitriyah Husnul Khotimah ...............................................................................................................
797 - 802
xi
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2014
Karakteristik genetik populasi terseleksi pada populasi dasar ikan lele Clarias gariepinus (Burchell,1822) menggunakan marka mikrosatelit Oleh: Imron, Bambang Iswanto, dan Narita Syawalia Ridzwan ....................................
803 - 807
Evaluasi performa pertumbuhan ikan lele Afrika (C. gariepinus) G2 hasil seleksi pada beberapa sistem budidaya Oleh: Rommy Suprapto, Bambang Iswanto, Huria Marnis, dan Imron ..........................
809 - 816
Fenotipe ikan nila merah (Oreochromis spp.) F1 hasil seleksi famili pada tambak bersalinitas tinggi Oleh: Adam Robisalmi dan Priadi Setyawan ...................................................................
817 - 826
Nilai heritabilitas dan respons seleksi populasi F1 jantan dan betina ikan nila biru (Oreochromis aureus) di perairan payau Oleh: Bambang Gunadi, Adam Robisalmi, Priadi Setyawan ...........................................
827 - 835
Perakitan strain ikan lele Clarias gariepinus (Burchell, 1822) tumbuh cepat melalui seleksi individu: pembentukan populasi generasi kedua Oleh: Bambang Iswanto, Imron, Rommy Suprapto, Huria Marnis, dan Narita Syawalia Ridzwan .................................................................................................
837 - 847
Performa ikan lele (Clarias gariepinus) transgenik F2 yang membawa gen cDNA hormon pertumbuhan ikan patin siam (Pangasionodon hypophtalmus) Oleh: Huria Marnis, Bambang Iswanto, Rommy Suprapto, Imron, Raden Roro Sri Pudji Sinarni Dewi, dan Narita Syawalia Ridzwan ...............................................
849 - 858
Analisis keragaman genetik empat populasi ikan mas rajadanu dengan menggunakan metode RAPD (Random Amplified Polymorphism DNA) Oleh: Wahyulia Cahyanti, Deni Radona, Otong Zenal Arifin, dan Sidi Asih ..................
859 - 865
Keragaman genetik tiga populasi ikan gurame soang (Osphronemus gouramy) berdasarkan RAPD Oleh: Otong Zenal Arifin dan Nunak Nafiqoh ................................................................
867 - 874
Pengembangan teknologi pembenihan ikan Torsoro (Tor soro, valienciennes 1842) di Balai Benih Ikan Sentral, Kerinci Provinsi Jambi Oleh: Jojo Subagja dan M. Juli ........................................................................................
875 - 883
Teknologi pembenihan ikan tambakan (Helostoma teminckii) di Balai Budidaya Ikan Sentral Provinsi Kalimantan Barat Oleh: Deni Radona, Wahyulia Cahyanti, dan Irin Iriana Kusmini ..................................
885 - 891
Penampilan fenotipik populasi benih ikan mas dari induk terseleksi dan non seleksi karakter pertumbuhan Oleh: Didik Ariyanto, Khairul Syahputra, dan Yogi Himawan ........................................
893 - 899
Pengaruh salinitas tinggi terhadap pertumbuhan, sintasan, dan heterosis pada persilangan ikan nila hitam (Oreochromis niloticus) dan ikan nila biru (Oreochromis aureus) Oleh: Priadi Setyawan dan Adam Robisalmi ...................................................................
901 - 910
Konstruksi vektor ekspresi gen hormon pertumbuhan lele dumbo (Clarias sp.) untuk produksi ikan lele lokal (Clarias batrachus) transgenik Oleh: Ibnu Dwi Buwono, Nono Carsono, Yuniar Mulyani, dan M. Untung Kurnia .......
911 - 925
Embriogenesis ikan nilem (Osteochilus hasseltii) pada salinitas yang berbeda Oleh: Vitas Atmadi Prakoso dan Deni Radona ................................................................
927 - 932
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2014
xii
Perkembangan larva dan SAI (Survival Activity Index) ikan koi (Cyprinus carpio) dari induk lokal hasil persilangan Oleh: Sawung Cindelaras dan Anjang Bangun Prasetio .................................................
933 -940
Deteksi keberadaan Green Flourescent Protein (GFP) pada individu F1 wild betta (Betta imbellis) Oleh: Eni Kusrini, Ruby Vidia Kusumah, Erma Primanita Hayuningtyas, dan Anjang Bangun Prasetio ....................................................................................................
941 - 946
Optimalisasi rasio kelamin yang berbeda pada pemijahan ikan hias rasbora (Rasbora argyrotaenia) Oleh: Rendy Ginanjar, Mochammad Zamroni, dan Nurhidayat ......................................
947 - 955
Seks reversal pada ikan cupang alam (Betta imbellis) melalui perendaman embrio menggunakan larutan madu Oleh: Erma Primanita Hayuningtyas, Riani Rahmawati, dan Eni Kusrini ......................
957 - 966
Biolimnologi di kawasan perairan Danau Sentarum Provinsi Kalimantan Barat Oleh: Mochammad Zamroni, Ahmad Musa, Sulasy Rohmy, Anggia Imani, dan Darti Satyani ...................................................................................................................
967 - 974
Respons imun udang windu, Penaeus monodon yang membawa marker DNA tahan penyakit setelah dipapar bakteri patogen Vibrio harveyi Oleh: Andi Tenriulo, Andi Parenrengi, dan Bunga Rante Tampangallo .........................
975 - 983
Mekanisme infeksi bakteri Vibrio harveyi terhadap gambaran histologi udang windu Oleh: Koko Kurniawan dan Endang Susianingsih ..........................................................
985 - 993
Penggunaan bakteri probiotik untuk pembentukan floc pada pemeliharaan udang windu, Penaeus monodon Oleh: Haryanti, Gusti Ngurah Permana, Ketut Mahardika, dan Fahrudin ......................
995 - 1005
Aplikasi probiotik pada budidaya udang vaname secara ekstensif plus terhadap produksi dan pendapatan pembudidaya di Kabupaten Brebes dan Gresik Oleh: Anang Hari Kristanto dan Brata Pantjara ..............................................................
1007 - 1017
Variasi warna bakteri Vibrio sp. pada budidaya udang vaname sistem tradisional plus dengan aplikasi pergiliran probiotik Oleh: Endang Susianingsih dan Muharijadi Atmomarsono ...........................................
1019 - 1023
Respons pertumbuhan dan imunitas udang vaname Litopenaeus vannamei terhadap pemberian hormon pertumbuhan rekombinan Oleh: Siti Subaidah, Odang Carman, Komar Sumantadinata, Sukenda, dan Alimuddin .............................................................................................................. 1025 - 1037 Distribusi White Spot Syndrome Virus (WSSV) pada beberapa makroorganisme di saluran pertambakan budidaya udang di Kabupaten Banyuwangi dan Probolinggo Oleh: Arifuddin Tompo ...................................................................................................
1039 - 1043
Keragaan benih kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) yang divaksinasi dengan vaksin bakteri Vibrio polivalen, Streptococcus, dan Flexibacter Oleh: Zafran, Des Roza, dan Fris Johnny ........................................................................
1045 - 1050
Aplikasi vaksin streptovac dan probiotik PATO-AERO I terhadap pertumbuhan ikan nila BEST (Oreochromis niloticus) di Tabanan, Bali Oleh: Irin Iriana Kusmini, Otong Zenal Arifin, Adang Saputra, dan Angela Mariana Lusiastuti ............................................................................................................... 1051 - 1059
xiii
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2014
Toksisitas akut (LC50-96 Jam) insektisida dimehipo terhadap ikan nila (Oreochromis niloticus) Oleh: Jadmiko Darmawan ...............................................................................................
1061 - 1068
Pengembangan metode Indirect Enzyme-linked Immunosorbent Assay (ELISA) untuk mengukur respons imun humoral ikan nila, Oreochromis niloticus terhadap antigen Streptococcus agalactiae Oleh: Desy Sugiani, Angela Mariana Lusiastuti, dan Wiratama E. ................................ 1069 - 1074 Ketahanan ikan mas (Cyprinus carpio) transgenik yang membawa gen glikoprotein terhadap koi herpesvirus (KHV) Oleh: Khairul Syahputra, Yogi Himawan, dan Didik Ariyanto ........................................ 1075 - 1081 Frekuensi serangan ektoparasit yang menginfeksi ikan capungan banggai (Pterapogon kauderni) yang dilalulintaskan di Kepulauan Banggai Oleh: Moh. Zamrud dan Alimudin Laapo .......................................................................
1083 - 1087
Prevalensi penyakit karang di windward dan leeward Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta Oleh: Ofri Johan, Michael Delpopi, Singgih Afifa Putra, Faisal Hadi, Rezi Harmanda Putri, Robba Fahrisy Darus, dan Neviaty P. Zamani .............................................. 1089 - 1094 Pertumbuhan bakteri probiotik MY 1112 (Serratia marcescens) pada konsentrasi media berbeda setelah 5 bulan penyimpanan Oleh: Nurbaya, Muliani, dan Nurhidayah ......................................................................
1095 - 1099
Aktivitas anti Vibrio parahaemolyticus herbal mangrove yang dikoleksi dari beberapa lokasi di Sulawesi Selatan Oleh: Muliani, Ince Ayu Khairana Kadriah, dan Muharijadi Atmomarsono ................... 1101 - 1113 Pertumbuhan Vibrio berpendar patogenik pada media air dengan salinitas berbeda serta media miskin nutrisi Oleh: Ince Ayu Khairana Kadriah dan Nurhidayah ......................................................... 1115 - 1121 Pola pertumbuhan dan viabilitas Brevibacillus laterosporus BT951 pada beberapa jenis media Oleh: Arifuddin Tompo dan Nurbaya ..............................................................................
1123 - 1127
Evaluasi keamanan vaksin bakteri Aeromonas hydrophila inaktif terhadap ikan, lingkungan, dan aspek keamanan pangan Oleh: Tuti Sumiati, Taukhid, dan Angela Mariana Lusiastuti ......................................... 1129 - 1139 Produksi sel hibridoma penghasil antibodi Vibrio harveyi Oleh: Nurhidayah dan Muliani .......................................................................................
1141 - 1145
xv
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2014
FORUM INOVASI TEKNOLOGI AKUAKULTUR 2014
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya, Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, bekerjasama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat, Universitas Padjajaran, Shrimp Club Indonesia, Asosiasi Produsen Pakan Indonesia (GPMT), dan Majalah Trobos Aqua secara bersama-sama melakukan kegiatan Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA) di Hotel Golden Flower Bandung pada tanggal 6-8 Mei 2014. Kegiatan FITA 2014 diselenggarakan dengan mengusung tema “Inovasi Teknologi Akuakultur dalam Mendukung Ketahanan Pangan dan Peningkatan Daya Saing”. Kegiatan FITA 2014 diikuti oleh 436 peserta terdiri atas undangan 6 orang, narasumber 13 orang, peserta lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan 237 orang, perguruan tinggi 9 orang, dan pihak swasta/pengusaha yang bergerak di bidang perikanan 171 peserta. Keterlibatan litbang dalam mendukung terlaksananya konsep blue economy sangat penting. Aspek inovasi dan pengembangan teknologi akuakultur sebagai salah satu tulang punggung pencapaian target produksi perikanan dituntut menyediakan teknologi yang inovatif, tepat guna, efektif, dan mudah diterapkan oleh stakeholders yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam sistem produksi akuakultur. Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan FITA 2014 sebagai berikut: 1. Teridentifikasinya teknologi dan inovasi yang akan dijadikan sebagai bahan rumusan kebijakan oleh Badan Litbang KP terkait dengan pengembangan Perikanan Budidaya, 2. Diterbitkannya dokumen prosiding dan jurnal yang merupakan hasil identifikasi dan sintesa tentang perkembangan penelitian dan pengembangan baik yang dilakukan oleh unit kerja di lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan maupun yang dilakukan oleh stakeholders lainnya semisal akademisi dan pihak swasta, 3. Meningkatnya kemampuan peneliti dan perekayasa di lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam menyusun dan mempresentasikan publikasi hasil penelitian dan pengembangan yang memiliki inovasi dan originalitas. 1.
2.
3.
Sasaran dan penerima manfaat dari kegiatan FITA 2014 ini adalah sebagai berikut: Peneliti dan Perekayasa lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan serta akademisi dan swasta yang dapat menginformasikan hasil atau perkembangan kegiatan penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh lembaga yang terlibat langsung dalam pelaksanaan FITA ini yaitu Balitbang KP, DJPB, perguruan tinggi, dan swasta. Universitas dan pihak swasta yang mendapatkan informasi terkini tentang perkembangan teknologi dan inovasi di bidang perikanan budidaya sehingga dapat dijadikan bahan referensi bagi penyesuaian program dan kebijakan di masing-masing lembaganya. Masyarakat Indonesia secara umum, khususnya masyarakat perikanan di mana hasil-hasil litbang perikanan budidaya tersebut dapat menjadi rujukan pihak swasta untuk mengembangkan produk perikanan budidaya yang bermanfaat bagi masyarakat secara langsung.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya sebagai penanggung jawab utama penyelenggaraan Seminar Ilmiah FITA 2014, melaksanakan acara dalam bentuk presentasi dan diskusi dua arah baik pada sesi presentasi Keynote Speaker, presentasi oral dan poster hasil litbang perikanan budidaya. Narasumber nasional dan internasional yang hadir dan memberikan presentasi baik pada sidang pleno maupun sesi kelas adalah Prof. Dr. Patrick Sorgeloos (Ghent University – Belgium), Dr. Chalor Limsuwan (Kasetsart University – Thailand), Dr. Farshad Shishechian (Blue Aqua International – Thailand), Dr. Hasanuddin Atjo (SCI – Sulawesi), Prof. Dr. Rachmansyah (Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau – Maros), Prof. Dr. Katsumori Hatanaka (Hokkaido University – Japan), Dr. Matsaki Waada (Hokkaido University – Japan), Dr. Gede Suantika (Institut Teknologi Bandung), Dr. Peter Blyth (AQ1 Systems Pty. Ltd – Australia), Dr. Iskandar (Universitas Padjajaran), Dr. Sukenda (Institut Pertanian Bogor), Ir. Imsa (Asosiasi Pengusaha Catfish Indonesia), Dr. Imron (Balai Penelitian Pemuliaan Ikan – Sukamandi), dan Suprapto (pelaku usaha di budidaya perikanan), .
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2014
xvi
Pelaksanaan Seminar Ilmiah FITA 2014 dilakukan selama tiga hari yang terbagi atas 5 sesi yaitu, Sesi Inovasi Teknologi Akuakultur, Teknologi Akuakultur Berkelanjutan, Nutrisi dan Teknologi Pakan, Genetika dan Reproduksi, Kesehatan Ikan dan Lingkungan. Dalam seminar tersebut telah dipresentasikan 147 judul naskah baik dalam bentuk presentasi oral maupun poster. Setelah melalui proses koreksi oleh tim penyunting, maka diperoleh : 1. Sebanyak 125 terpilih dan telah melalui proses review, editing, dan koreksi oleh tim penyunting dan penulis untuk diterbitkan dalam prosiding. 2. Sebanyak 14 judul terpilih untuk dimasukkan dalam Jurnal Riset Akuakultur dan Media Akuakultur terbitan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya edisi tahun 2014. 3. Sedangkan sisanya tidak dapat diterbitkan karena penulis tidak dapat melengkapi hasil koreksi dari tim penyunting atau mengundurkan diri. Pelaksanaan FITA 2014 juga mendapatkan perhatian besar dari media massa di mana lebih dari tiga media massa mempublikasikan pelaksanaan kegiatan FITA 2014 di antaranya adalah Tabloid AKUAMINA, Trobos, dan INFOFISH yang memberikan ulasan eksklusif tentang pelaksanaan FITA. Dengan diterbitkannya prosiding ini, maka seluruh rangkaian kegiatan Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2014 telah selesai dilaksanakan. Secara umum penyelengaraan FITA 2014 dirasakan lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya ditandai dengan tingkat partisipasi dan antusiasme peserta yang lebih tinggi, kelancaran proses administrasi peserta, pelayanan akomodasi yang baik serta proses pelaksanaan kegiatan lainnya. Namun demikian, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan yang mungkin saja tidak memuaskan peserta dan pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan ini. Untuk itu, atas nama panitia kami menyampaikan permohonan maaf dan mengharapkan masukan kritik atau saran yang membangun untuk perbaikan pelaksanaan kegiatan di masa yang akan datang. Semoga dengan diselenggarakannya kegiatan FITA 2014 beserta diterbitkannya prosiding hasil seminar dapat memberikan manfaat untuk pengembangan perikanan budidaya di Indonesia.
1089
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2014
PREVALENSI PENYAKIT KARANG DI WINDWARD DAN LEEWARD PULAU PARI, KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA Ofri Johan*), Michael Delpopi**), Singgih Afifa Putra**), Faisal Hadi***), Rezi Harmanda Putri***), Robba Fahrisy Darus**), dan Neviaty P. Zamani**) *)
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya Jl. Ragunan 20, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12540 E-mail:
[email protected] **) Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor ***) Fakultas Biologi, Universitas Andalas, Padang
ABSTRAK Penyebaran penyakit karang sudah banyak dilaporkan di berbagai negara, masih sedikit di wilayah IndoPasifik termasuk di Indonesia. Berdasarkan penelitian tersebut, penyakit karang juga dapat menyebabkan kerusakan karang dalam skala besar. Penelitian ini sudah dilaksanakan di Pulau Pari bagian windward dan bagian leeward, lokasi terkait dengan sering terkena ombak dan bagian terlindung pada tanggal 28 November - 1 Desember 2013. Tujuan penelitian ini untuk melihat perbedaan tingkat prevalensi penyakit karang pada dua lokasi berbeda yaitu windward dan leeward. Metode pengamatan yang digunakan ada 2, yaitu transek garis untuk mengetahui kondisi karang dan transek sabuk untuk melihat prevalensi penyakit karang. Transek garis memiliki panjang 20 m dan transek sabuk dengan lebar 2 m dan panjang 20 m, masing-masing lokasi dilakukan 3 ulangan. Hasil penelitian diperoleh kondisi karang berdasarkan tutupan karang hidup di windward sebanyak 49,15% dan di leeward 40,5%, kedua lokasi masih dikelompokkan dalam kondisi jelek. Berdasarkan prevalensi penyakit karang ditemukan penyakit BBD (Black Band Disease) lebih tinggi di windward 3.61% di bandingkan di leeward 1,30% namun tidak berbeda nyata (P<0,153), penyakit WS (White Syndrome) lebih tinggi di leeward 3,32% dan di windward 1,82%, juga tidak berbeda nyata (P<0,149), sementara kelompok penganggu kesehatan karang di windward lebih tinggi 9,53% dan di leeward hanya 2.02%, juga tidak berbeda nyata secara statistik (P<0,267). Penyebaran penyakit BBD dapat dipengaruhi oleh adanya arus dan gelombang, sementara penyakit WS dapat dipengaruhi oleh intensitas cahaya dan suhu. KATA KUNCI: penyakit karang, prevalensi, leeward, windward, Kepulauan Seribu
PENDAHULUAN Penelitian tentang penyakit karang masih sedikit dilakukan di perairan Indonesia, beberapa hasil penelitian yang pernah dilakukan diantaranya tentang keberadaan penyakit karang white syndrome dan bleaching di pulau Petondan Timur di Kepulauan Seribu (Safran & Estradivari, 2007), penelitian prevalensi penyakit karang di kawasan WAKATOBI (Hapkylla et al., 2007; Hapkylla et al., 2009), penyakit karang pada karang famili Fungiidae di beberapa lokasi termasuk di Kepulauan Seribu (Begin et al., 2011) dan penelitian secara konfrehensip tentang kelimpahan, prevalensi, insidensi dan komunitas bakteri pada karang terinfeksi penyakit, pada karang sehat dan karang mati akibat penyakit karang sabuk hitam (Black Band Disease) di Kepulauan Seribu Jakarta mulai dari lokasi terdekat, sedang dan terjauh dari pulau daratan utama yaitu Pulau Jawa (Johan et al., 2012). Penelitian dalam 1 siklus musim telah dapat mengambarkan musim puncak prevalensi (outbreak) penyakit karang sabuk hitam di perairan Kepulauan Seribu. Berdasarkan Johan (2012, in-progress) diketahui musim puncak prevalensi penyakit sabuk hitam terjadi pada musim peralihan antara musim kemarau ke musim hujan yaitu persisnya pada bulan November 2011, dimana pada musim peralihan tersebut dicirikan oleh perairan tenang, tingkat kecerahan tinggi, kecepatan angin rendah, sehingga intensitas cahaya dapat secara optimal sampai ke dasar perairan dan membuat suhu perairan sangat tinggi. Kondisi tersebut dapat membuat karang yang pada musim panas sudah mengalami stress juga menjadi mudah terinfeksi oleh penyakit karang. Berbagai penelitian telah menyatakan bahwa faktor suhu dan intensitas cahaya dapat memberikan dampak karang terinfeksi penyakit karang (Sato et al., 2011; Kuehl et al., 2011). Pada kondisi suhu
Prevalensi penyakit karang di windward dan leeward ..... (Ofri Johan)
1090
tinggi tersebut bakteri pathogen dapat tumbuh dengan baik di perairan. Infeksi dapat terjadi karena karang mengalami stress sehingga kondisinya lemah sementara di perairan banyak bakteri pathogen yang memungkinkan dapat dengan mudah menginfeksi koloni karang tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan prevalensi penyakit karang pada musim yang sama yaitu musim peralihan dengan data prevalensi penyakit karang sebelumnya. BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan di bagian leeward (selatan) dan windward (utara) pulau Pari, Kepulauan Seribu (Gambar 1). Penelitian dilaksanakan pada tanggal 30 November sampai 2 Desember 2013. Metode penelitian yang digunakan ada 2 macam, pertama transek garis (LIT-Line Intercept Transect) untuk mendapatkan kondisi karang berdasarkan tutupan karang hidup dan kriteria lain menurut English et al. (1997). Metode kedua menggunakan transek sabuk (Belt Transect) dengan 2 m ke kiri dan kanan garis transek, panjang transek 20 m untuk mendapatkan prevalensi penyakit karang. Masing-masing lokasi dilakukan 3 kali ulangan dengan dipisahkan jarak sekitar 5 meter untuk ulangan 2 dan ulangan ke 3. Lokasi leeward merupakan salah satu sisi pulau Pari yaitu bagian selatan yang secara rata-rata lebih banyak terlindung oleh ombak dengan adanya beberapa musim dalam satu tahun di Indonesia, sebaliknya lokasi windward yaitu di bagian utara pulau Pari merupakan bagian pulau yang lebih banyak terekspos oleh ombak baik pada musim timur dan musim barat. Waktu pelaksanaan penelitian ini bersamaan dengan musim peralihan antara musim kemarau dan musim hujan. Berdasarkan penelitian Johan (2012), musim peralihan yaitu pada bulan Novem-
Gambar 1. Lokasi penelitian dibagian windward dan leeward di Pulau Pari Kepulauan Seribu, Jakarta (Sumber: www.google.com/maps)
1091
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2014
ber 2011 terjadi puncak prevalensi (outbreak) penyakit karang di Kepulauan Seribu. Salah satu lokasi yang diamati dalam penelitian ini merupakan lokasi yang sama dengan lokasi pengamatan pada tahun 2011 yaitu bagian selatan Pulau Pari, sehingga data prevalensi yang ditemukan dapat dibandingkan dengan data pada tahun sebelumnya. Prevalensi panyakit karang diperoleh dengan mencatat semua koloni karang sehat, terinfeksi panyakit dan parameter kesehatan karang lain berdasarkan Raymundo et al. (2008). Perhitungan untuk mendapatkan nilai prevalensi penyakit karang dengan membandingkan antara jumlah koloni karang yang terinfeksi penyakit dibandingkan dengan total populasi yang ditemukan di daerah tersebut yang dinyatakan dalam persentase. Analisa Data Data kondisi karang dari tutupan karang hidup dan data bentik lainnya dianalisa dengan menggunakan analisis varian (ANOVA) sehingga diketahui perbedaan tutupan karang hidup dari karang kelompok Acropora dan karang non-Acropora atau kelompok karang keras (scleractinian), prevalensi penyakit karang dan perameter kesehatan karang lainnya antara lokasi leeward dan windward. HASIL DAN BAHASAN Kondisi Karang Berdasarkan tutupan karang hidup diperoleh bahwa lokasi windward memiliki rata-rata tutupan karang hidup lebih tinggi (49,17%±13,05) dibandingkan di lokasi leeward (40,50%±7,40). Berdasarkan uji varian (ANOVA) diperoleh bahwa tidak ada perbedaan antara tutupan karang hidup di leeward dan di windward (P<0,374) pada tingkat kepercayaan 5%. Kondisi karang berdasarkan tingkat tutupan karang hidup tidak akan memberikan perbedaan terhadap tingkat prevalensi penyakit karang diantara kedua lokasi tersebut. Beberapa jenis karang memiliki jumlah koloni yang tinggi ditemukan di lokasi Leeward diantaranya Acropora sp. (111 koloni), Montipora sp. (56 koloni), Porites sp. (48 koloni) dan Galaxea sp. (20 koloni) dan di lokasi windward yang banyak ditemukan adalah karang Montipora sp. (171 koloni) dan Acropora sp. (47 koloni) seperti terlihat pada Tabel 1. Sebagian besar karang banyak ditemukan di daerah yang berombak karena adanya percampuran oksigen dari permukaan yang dapat memperkaya konsentrasi
Gambar 2. Tutupan karang hidup di lokasi penelitian Windward (utara Pulau Pari) dan Leeward (selatan Pulau Pari)
Prevalensi penyakit karang di windward dan leeward ..... (Ofri Johan)
1092
Tabel 1. Jenis karang yang ditemukan di lokasi pengamatan
Jenis Karang Acropora sp. Cyphastrea sp. Favia sp. Favites sp. Galaxea sp. Goniastrea sp. Goniopora sp. Hydnophora sp. Montipora sp. Pavona Platygyra sp. Pocillopora sp. Porites sp. Seriatopora sp.
Jumlah Koloni Karang Windward Leeward 111 47 0 3 2 9 3 11 20 0 0 12 0 4 6 0 56 171 0 1 0 2 6 8 48 14 0 1
oksigen di badan perairan, sementara oksigen terlarut (DO) sangat dibutuhkan oleh organisme laut termasuk hewan karang. Jumlah koloni masing-masing jenis karang antara leeward dan windward tidak berbeda nyata secara analisa varian (ANOVA) dengan nilai P<0,88 pada tingkat ketelitian 95%. Tingkat Kesehatan Karang Parameter kesehatan dicirikan dengan ada tidaknya penyakit karang dan faktor penganggu kesehatan karang. Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa keberadaan penyakit karang Black Band Disease (sabuk hitam) terkait dengan keberadaan karang jenis Montipora sp. yang banyak. Pada penelitian ini terlihat bahwa karang jenis Montipora sp. lebih tinggi di leeward, sementara prevalensi penyakit karang sabuk hitam lebih banyak di windward (3,61%). Hasil penelitian Johan, 2012 ditemukan prevalensi penyakit sabuk hitam ditemukan pada kisaran 0,31%-31,64% di Kepulauan Seribu.
Gambar 3. Prevalensi penyakit karang BBD (Black Band Disease), WS (White Syndrome) dan faktor penganggu kesehatan karang (CH) di lokasi leeward dan Windward Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta
1093
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2014
Hal ini terkait dengan faktor adanya ombak yang dapat berfungsi sebagai pengantar penyebaran penyakit karang. Penyebaran penyakit karang dapat disebabkan oleh adanya arus dan perantara ikan. Penelitian prevalensi panyakit BBD pada saat outbreak pada tahun 2011 di pulau pramuka juga ditemukan tertinggi di lokasi windward (bagian utara pulau Pramuka (Johan et al., 2012). Prevalensi penyakit WS (White Syndrome) lebih tinggi di daerah leeward (3,32%) dibandingkan dengan di daerah windward (1,82%), hal ini juga sama dengan yang ditemukan di bagian selatan Pulau Pramuka pada tahun 2011 (Johan et al., 2012). Kejadian tersebut terkait dengan faktor penyebab penyakit WS lebih banyak disebabkan oleh suhu dan sedimentasi, sementara penyakit BBD di samping suhu dapat disebabkan oleh adanya faktor ombak dan arus perairan. Penyakit karang BBD dan WS hanya ditemukan pada karang Montipora sp pada penelitian ini dan juga penelitian Johan, 2012. Berdasarkan penelitian di lokasi lain di Indonesia, penyakit karang BBD pernah ditemukan pada karang Pavona sp., Pachyseris sp., Leptoseris sp. (Johan, 2014), Astreopora sp. (Muhammad Abrar, komunikasi pribadi) dan pada karang hias hasil propagasi di Kendari. Faktor penganggu juga sebagai parameter kesehatan karang. Pada penelitian ini teramati yang termasuk dalam kelompok ini adalah kompetisi dengan alga, spons, endapan sedimen di bagian koloni karang dan kompetisi antar koloni karang. Penelitian ini berhasil memperoleh data, faktor penganggu (CH) tertinggi terjadi di lokasi windward (9,53%) dan leeward hanya 2,02%. Faktor penganggu dapat bersifat sementara dan dapat pulih kembali, namun ada juga yang dapat mematikan karang seperti akibat dimakan oleh Acanthaster plancii. KESIMPULAN Prevalensi penyakit karang sabuk hitam (Black Band Disease) lebih tinggi di lokasi windward, sementara penyakit White syndrome lebih tinggi prevalensinya di lokasi leeward. Sementara faktor penganggu kesehatan karang tertinggi ditemukan di lokasi windward. Puncak prevalensi tidak terjadi pada musim peralihan seperti kejadian satu tahun sebelumnya. DAFTAR ACUAN Haapkyla, J., Seymour, A.S., Trebilco, J., & Smith, D. 2007. Coral disease prevalence and coral health in the Wakatobi Marine Park, south-east Sulawesi, Indonesia. J. Mar. Biol. Assoc. UK., 87: p. 403-414. Haapkyla, J., Unsworth, R.K.F., Seymour, A.S., Melbourne-Thomas, J., Flavell, M., Willis, B.L., & Smith, D.J. 2009. Spatio-temporal coral disease dynamics in the Wakatobi Marine National Park, SouthEast Sulawesi, Indonesia. Diseases of Aquatic Organisms. 87: p. 105–115. Johan, O., Bengen, D.G., Zamani, N.P., & Suharsono, 2012. Distirbution and abundance of Black Band Disease on coral Montipora sp in Seribu Islands, Jakarta. Jurnal of Indonesian Coral Reef. 1(3): h. 160-170. Kuehl, K., Jones, R., Gibbs, D., & Richardson, L., 2011. The roles of temperature and light in black band disease (BBD) progression on corals of the genus Diploria in Bermuda. Journal of Invertebrate Pathology. 106: p. 366-370. Raymundo, L.J., Couch, C.S., & Harvell, C.D. (Eds). 2008. Coral disease handbook; guidelines for assessment, monitoring & management. The Coral Reef Targeted Research & Capacity Building for Management (CRTR). p. 121. Sato, Y., Bourne, D.G., & Willis, B.L. 2011. Effects of temperature and light on the progression of black band disease on the reef coral, Montipora hispida. Coral Reefs 30: p. 753–761. Sato, Y., Willis, B.L., & Bourne, D.G., 2010. Successional changes in bacterial communities during the development of black band disease on the reef coral, Montipora hispida.The ISME Journal (2010) 4: p. 203–214. Subhan, B., Rahmawati, F., Arafat, D., & Bayu, N.A. 2011. Kondisi kesehatan karang Fungiidae di perairan pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan 2(1): 41-50. Yusri, S., & Estradivari. 2007. Distribusi infeksi penyakit White Syndrome dan karang memutih (Coral Bleaching) pada Komunitas karang keras di Pulau Petondan Timur, Kepulauan Seribu. Berita Biologi 8(4): h. 223-229.
Prevalensi penyakit karang di windward dan leeward ..... (Ofri Johan)
1094
DISKUSI
Nama Penanya: Muharjadi Atmomarsono Pertanyaan: Apa etiologi atau agen penyebab penyakit Black Bend disease pada karang? Apa yang dapat dilakukan untuk perbaikan karang apabila terinfeksi penyakit tersebut? Tanggapan: Black Bend disease merupakan penyakit bakterial yang ditandai dengan bagian tepi karang yang menghitan. Faktor predisposisi penyakit tersebut akibat intensitas cahaya dan suhu yang meningkat. Dalam jangka waktu 2 minggu bisa mengakibatkan kematian karang. Cara pengendaliannya yaitu untuk Indonesia belum, karena kasus kejadian belum sebanyak di luar negeri/sporadis, bisa digunakan antibiotik walaupun membutuhkan biaya yang mahal, spot hitam pada tepi karang bisa disedot kemudian dibuang ke darat supaya tidak menyebar ke perairan yang menulari karang lain.