www.litbang.deptan.go.id
Vol. VII No.7, Juli 2012
S
UBANG – Kepala Badan Litbang Pertanian Dr. Haryono mewakili Menteri Pertanian membuka Pekan Inovasi Teknologi Hortikultura (Pentas Hortikultura) Rabu, (4/7/2012) di Kebun Percobaan Subang. Turut hadir dalam pembukaan, Ibu Wakil Menteri Pertanian, Dirjen Hortikultura, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat, Bupati Subang, Bupati Banjarnegara, Walikota Tomohon, Dirut PTPN VIII dan IX, serta para stakeholder hortikultura nasional.
Dalam sambutan tertulisnya, Menteri Pertanian mengatakan bahwa pengembangan hortikultura harus diarahkan untuk mendukung 4 Sukses Kementan dan masterplan percepatan dan perluasan pembangunan Indonesia (MP3EI) 2011 – 2025 untuk menjadikan Indonesia mandiri, maju, adil dan makmur. Untuk mempercepat peningkatan produksi dan produktivitas, pengembangan komoditas hortikultura dilaksanakan melalui program pengembangan kawasan agribisnis hortikultura dan pemanfaatan pekarangan dalam kerangka kawasan rumah pangan lestari (KRPL).
Mengingat bisnis hortikultura bersifat biaya tinggi, risiko tinggi dan sekaligus keuntungan yang menjanjikan, maka strategi pengembangan hortikutura harus dilakukan melalui kerja sama yang erat antara pemerintah, swasta dan masyarakat (publicprivate partnership). Pentas Hortikultura merupakan ajang untuk menampilkan hasil litbang hortikultura secara lengkap, agar stakeholders dapat melihat dan menilai keunggulan varietas atau teknologi. Kegiatan tersebut menampilkan varietas unggul dan teknologi terkait hortikultura dalam bentuk pameran dan gelar teknologi di lapang serta temu bisnis, seminar nasional dan pelatihan teknologi. Pada acara ini juga diperkenalkan calon varietas sayuran, buah, serta bunga anggrek Phalaenopsis dan Dendrobium. Selain itu, dilakukan penandatanganan kerjasama dengan PTPN VIII, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, Pemerintah Kota Tomohon, Agronas Farm, PT Pupuk Kujang, dan PT Nutrimas. Sumber: Sekretariat
Indonesia sebagai negara beriklim tropis memiliki jenis tanaman hortikultura yang sangat beragam. Sebagai upaya membangkitkan hortikultura nasional, Badan Litbang Pertanian m e n y e l e n g g a r a k a n P E N TA S HORTIKULTURA 2012, dalam kegiatan ini ditampilkan berbagai varietas dan teknologi hortikultura terbaru hasil inovasi Badan Litbang Pertanian. Melalui kegiatan ini pula, diharapkan masyarakat Indonesia menjadi semakin yakin dengan teknologi inovasi hasil anak bangsa di bidang hortikultura, mengingat gempuran produk-produk hortikultura impor yang membanjiri pasar dalam negeri. Semoga dengan dukungan inovasi teknologi ini dapat menggeliatkan kembali usaha tani hortikultura nasional yang dapat berdampak pada meningkatnya kesejahteraan petani.
Info LITBANG Bulan ini :
S
UBANG – Hortikultura adalah komoditas penting sebagai bahan pangan dan bahan baku industri serta merupakan komoditas dengan nilai estetika dan nilai komersial yang tinggi. Sebagai bahan pangan, hortikultura menyediakan sumber vitamin, mineral, serat pangan, dan senyawa fungsional seperti antioksidan, sedangkan sebagai sumber karbohidrat terdapat pada kentang, pisang, dan sukun. Sebagai bahan industri, peluang hortikultura adalah pada pengembangan industri makanan dan minuman termasuk aneka snack, industri obat seperti xanthon dari kulit buah manggis. Untuk mempercepat peningkatan produksi dan produktivitas, pengembangan komoditas hortikultura dilaksanakan melalui program pengembangan kawasan agribisnis hortikultura dan pemanfaatan pekarangan dalam kerangka kawasan rumah pangan lestari (KRPL). Mengingat bisnis hortikultura bersifat biaya tinggi, risiko tinggi dan sekaligus keuntungan yang menjanjikan, maka strategi pengembangan hortikutura harus dilakukan melalui kerja sama yang erat antara pemerintah, swasta dan masyarakat (publicprivate partnership). Dalam hal ini teknologi inovatif hortikultura dari Badan Litbang Pertanian telah siap untuk mengambil peran dalam kerja sama tersebut. Namun, agar berbagai inovasi para peneliti Litbang Pertanian yang sangat dibutuhkan masyarakat dapat dimanfaatkan secara tepat guna, perlu ada kebijakan makro perekonomian yang mendorong pemanfaatan teknologi hasil inovasi Kementerian Pertanian. Salah satu cara untuk mengatasinya, ungkap Kepala Badan Litbang Pertanian Dr Haryono, impor teknologi pertanian khususnya yang telah mampu dihasilkan di dalam negeri harus dikurangi. “Kita yakin dengan kemampuan para peneliti kita dalam menghasilkan inovasi, termasuk alat-alat mekanik pertanian. Namun, semangat untuk impor harus dikurangi,” ujar Kepala Badan di sela acara Pentas Hortikultura, Rabu (4/7/2012). Sumber:Sekretariat
S
AMBAS – Melanjutkan misi Bhakti Krida dalam rangka memperingati Hari Krida Pertanian ke-40, para Profesor Riset yang tergabung dalam Forum Komunikasi Profesor Riset (FKPR) mengadakan kunjungan ke Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat serta Focus Discussion Group (FDG) dengan tema ‘Percepatan Pembangunan Pertanian di kawasan Perbatasan Kabupaten Sambas’, pada Senin, 2 Juli 2012 lalu.
Tim FKPR yang diketuai oleh Prof. Dr. Ridwan Thahir ini, seminggu sebelumnya telah melakukan pengkajian di beberapa daerah perbatasan di Sambas yaitu Kecamatan Sajingan Besar dan Paloh. Hasil kajian tersebut kemudian dianalisa dan disampaikan dalam bentuk rekomendasirekomendasi untuk percepatan pembangunan pertanian di wilayah tersebut. Dalam kesempatan yang sama, Bupati Sambas Dr. Hj. Juliarti Djuhardi Alwi, M.Ph. menyampaikan bahwa Kabupaten Sambas merupakan wilayah dengan lahan yang luas namun produksinya kecil karena faktor-faktor budaya dan juga pendidikan yang masih tergolong rendah. Karenanya diharapkan tim peneliti dari Badan Litbang Pertanian bisa memberikan rekomendasi-rekomendasi strategis untuk kemajuan perekonomian di Kabupaten Sambas. Kepala Badan Litbang Pertanian, diwakili oleh Kepala Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Dr. Handewi P. Saliem, MS menyampaikan bahwa setiap kebijakan hendaknya didukung oleh hasil kajian dan penelitian di wilayah tersebut. Mengingat pula bahwa tantangan dan persoalan dalam pembangunan pertanian saat ini semakin sulit, maka diharapkan Kementerian Pertanian, FKPR dan Pemerintah Daerah bisa bersinergi untuk mendukung program ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat dengan cara memobilisasi sumber daya daerah sampai ke pedesaan dengan berbasis pada sumber daya lokal. Pada acara FGD ini juga digelar pameran kecil yang menampilkan beberapa produk dan teknologi dari Badan Litbang Pertanian diantaranya teknologi pengolahan lada, benih INPARI 12 dan INPARI 20, Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) serta beberapa produk Pascapanen yakni beras sorgum, tepung sukun, beras jagung, dan sup instan. Sumber : Humas - Sekretariat
S
UKAMANDI – Bertepatan dengan Pembukaan Open House BB Padi dan Seminar Internasional di Balai Besar Penelitian Padi di Sukamandi, Jawa Barat, Rabu (11/7/2012) Kepala Badan Litbang Pertanian Dr Haryono bersama Wakil Direktur Jenderal International Rice Research Institute (IRRI) Dr. Bruce Tolentino melakukan launching Pengelolaan Hara Spesifik Lokasi (PHSL) melalui telepon seluler. Layanan ini dapat diakses dengan menekan nomor 135 dan akan terhubung dengan layanan PHSL yang diperuntukkan bagi petani padi. Untuk sementara petani padi yang dapat menerima layanan PHSL melalui telepon seluler baru di wilayah pulau Jawa. Kedepan akan dikembangkan layanan tersebut mencapai seluruh wilayah Indonesia. Kepala Badan Litbang Pertanian yang mewakili Menteri Pertanian dalam acara pembukaan tersebut menyatakan bahwa kita memiliki program kuat di bidang food security. Dimulai dari penyediaan lahan, manajemen lahan, penyediaan benih varietas unggul, penyediaan pupuk, program penyuluhan dan lain sebagainya. “Dengan layanan Dalam perkembangannya diharapkanefisiensi layananpenggunaan ini dapat tersedia ini diperkirakan dapat meningkatkan pupuk dalam berbagai bahasa lokal agar lebih mudah dipahami oleh petani Urea sampai 50%,” ujarnya. sehingga dapat diimplementasikan di lahan tanaman padi di seluruh daerah. Berdasarkan hasil pengujian PHSL di beberapa lokasi di Indonesia, PHSL dapat menghemat penggunaan pupuk nitrogen (urea) sampai 50%, meningkatkan hasil padi 0,3-0,5 t/ha dan pendapatan petani meningkat Rp 1 juta s/d Rp 1,5 juta rupiah per hektar per musim tanam.
Jika PHSL dapat diimplementasikan pada program P2BN seluas 1 juta ha areal panen, maka akan memberikan kenaikan produksi padi sekitar 3 juta ton gabah kering giling dan melibatkan sekitar 3 juta petani padi. Tahun 2012 kebutuhan pupuk urea bersubsidi untuk tanaman pangan mencapai 6,38 juta ton. Jika 75% (atau 4,785 juta ton urea) dari kebutuhan pupuk tersebut untuk tanaman padi, maka penghematan pupuk urea sebagai akibat implementasi PHSL oleh petani padi dapat mencapai Rp 4,3 trilyun. Sumber : Humas - Sekretariat
J
AKARTA - Masih dalam rangkaian peringatan Hari Krida Pertanian yang ke-40, Selasa (17/7/2012), Kementerian Pertanian mengadakan Gelar Pasar Tani di halaman Gedung Pusat Informasi Agribisnis. Acara yang dibuka oleh Wakil Menteri Pertanian Dr. Rusman Heriawan ini diikuti oleh beberapa Gabungan Kelompok Petanin (Gapoktan) se-Jawa Barat, diantaranya Bogor, Garut, Ciamis dan Sukabumi. Stan Gapoktan ini menawarkan produk-produk yang diunggulkan dari daerahnya masing-masing seperti jeruk, susu dan sayursayuran. Pada acara Gelar Pasar Tani ini juga diadakan bazaar sembako murah dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan. Badan Litbang Pertanian sendiri turut berpartisipasi dengan menampilkan berbagai inovasi teknologi pertanian, seperti mesin Pengolahan Puree/Juice, mesin pengering lorong serbaguna, mesin penggoreng vakum yang tergabung dalam Paket Alat dan Mesin Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari. Juga dipamerkan beberapa jenis sayuran asli indonesia (indigenous) seperti paria belut, gambas, roay dan labu botol. Sedangkan pada teknologi pascapanen, menampilkan tepung kasava, tepung sagu dan berbagai macam produk olahannya. Di tempat yang sama juga diadakan Seminar dan Ekspose Nasional Diversifikasi Pangan dengan tema “Percepatan Diversifikasi Pangan menuju Peningkatan Konsumsi Pangan Pokok Alternatif”. Dalam sambutannya sebagai ketua panitia HKP ke-40, Kepala Badan Litbang Pertanian Dr. Haryono menyampaikan bahwa jumlah kalangan menengah atau middle class di Indonesia cukup banyak, maka teknologi diversifikasi pangan yang ada sekarang harus mampu merespon kebutuhankebutuhan kalangan menengah yang serba beragam. Sementara itu, Wakil Menteri Pertanian berpesan agar penganekaragaman pangan tidak lagi sekedar euphoria atau hanya dalam tataran sosialisasi saja, tetapi harus menjadi action yang betul-betul terukur dan visible dengan menggunakan sumber daya yang sudah ada. Dalam seminar ini juga dideklarasikan Gerakan Diversifikasi Pangan yang merupakan gerakan nasional percepatan penganekaragaman pangan menuju produk pangan alternatif. Sumber:Humas-Sekretariat
P
adi adalah tanaman unik karena mampu tumbuh di dalam kondisi hidrologi, jenis tanah, iklim yang berbeda, dan satu satunya tanaman serealia yang tumbuh di lahan basah. Salah satu ancaman terhadap budidaya padi adalah semakin menurunnya ketersediaan air. Penyebab penurunan ketersediaan air bervariasi dan bersifat spesifik namun umumnya terjadi penurunaan kualitas dan sumber air, tidak berfungsinya sistem irigasi dan meningkatnya kompetisi kebutuhan air misalnya untuk perumahan dan industri. Hal tersebut menjadi ancaman bagi ketersediaan pangan yang berkelanjutan, padahal praktek pengelolaan air lahan sawah di tingkat petani umumnya dilakukan penggenangan secara terus menerus, oleh karena itu diperlukan pengelolaan air diantaranya dengan menerapkan teknologi hemat air. Prinsip teknologi hemat air adalah mengurangi aliran yang tidak produktif seperti rembesan, perkolasi, dan evaporasi, serta memelihara aliran transpirasi. Hal tersebut bisa dilaksanakan mulai saat persiapan lahan, tanam, dan selama pertumbuhan tanaman. Salah satu alternatif teknologi dalam pengelolaan air (water management) adalah Alternate Wetting and Drying (AWD) atau Pengairan Basah Kering (PBK). Teknologi ini telah diadaptasi di negara-negara penghasil padi seperti China, India, Philipina, dan Indonesia. Prinsip dari penerapan PBK adalah memonitor kedalaman air dengan menggunakan alat bantu berupa pipa. Setelah lahan sawah diairi, kedalaman air akan menurun secara gradual. Ketika kedalaman air mencapai 15 cm di bawah permukaan tanah, lahan sawah kembali diairi sampai ketinggian sekitar 5 cm. Pada waktu tanaman padi berbunga, tinggi genangan air dipertahankan 5 cm untuk menghindari stress air yang berpotensi menurunkan hasil. Batas kedalaman air 15 cm ini dikenal dengan PBK aman (safe AWD) yang bermakna bahwa kedalaman air sampai batas tersebut tidak akan menyebabkan penurunan hasil yang signifikan karena akar tanaman padi masih mampu menyerap air dari zona perakaran. Setelah itu, pada fase pengisian dan pemasakan, PBK dapat dilakukan kembali. Apabila terdapat banyak gulma pada saat awal pertumbuhan, PBK dapat ditunda 2 sampai 3 minggu sampai gulma dapat ditekan. Pipa paralon (PVC) bisa digunakan sebagai alat teknologi PBK untuk mengamati air di bawah permukaan. Pipa bisa diganti dengan bahan lain seperti bambu atau bahan lainnya. Banyaknya alat yang diperlukan tergantung pada tofografi lahan, satu alat bisa mewakili luasan 500 m2, sedangkan pada kemiringan 3 – 5% satu unit alat mewakili 100 m2. Pipa berukuran 35 cm dibenamkan sedalam 20 cm, sehingga tinggi pipa dari permukaan tanah adalah 15 cm, kemudian tanah di dalam pipa dikeluarkan. Untuk tahapan pengkajian atau uji coba, petani memonitor/mengukur kedalaman air di dalam pipa setiap interval waktu 2 hari dan melakukan teknik basah kering (pengairan lahan sawah) sesuai dengan prinsif PBK. Setelah petani percaya PBK tidak menurunkan hasil secara nyata, pipa yang dibenamkan cukup 15 cm sesuai dengan PBK aman dan tidak perlu lagi mengukur dengan mistar. Petani pun bisa mencoba mengubah batas PBK aman yakni dengan menambah batas kedalaman muka air untuk diairi misalnya 20 cm, 25 cm, dan 30 cm. Manfaat dari penggunaan teknologi ini antara lain dapat disinergikan dengan pemupukan, karena serapan hara tinggi terjadi pada kondisi tanah basah-kering, selain itu juga dapat menekan keracunan tanaman akibat akumulasi besi (Fe) dalam tanah. Apabila dikombinasikan dengan pengendalian gulma menggunakan cara manual dan pemupukan, maka pupuk dapat bercampur dengan tanah sehingga pemakaiannya lebih efisien, teknologi ini juga dapat menghambat perembangan hama (penggerek batang, wereng coklat, keong mas) dan penyakit busuk batang dan busuk pelepah daun, tanaman padi juga lebih tahan rebah karena sistem perakaran yang lebih dalam. S u m b e r : B P T P S u l a w e s i Te n g g a r a
Mentan : Target 4 Sukses Kemtan untuk Tetap Terpatri dalam Jajaran Insan Pertanian
J
AKARTA - Usai sudah peringatan Hari Krida Pertanian (HKP) ke 40 tahun 2012 yang dimulai sejak 21 Juni 2012 hingga 19 Juli 2012. Kegiatan ditutup secara resmi oleh Menteri Pertanian, Kamis (19/7/2012). Dr. Haryono, Kepala Badan Litbang Pertanian, selaku Ketua Panitia melaporkan kepada Menteri Pertanian beberapa kegiatan untuk memeriahkan peringatan HKP tahun 2012 antara lain pemberian bibit/benih dan penyerahan buku 300 teknologi hasil Badan Litbang Pertanan kepada Propinsi Jambi, NTT, NTB, Kalbar, Kaltim dan Kalsel. Disebutkan bahwa daerah-daerah tersebut mewakili daerah perbatasan dan daerah yang memiliki lahan sub optimal (bermasalah). Lebih lanjut dikatakan oleh Mentan bahwa membangun ketahanan pangan dimulai dari tingkat rumah tangga dengan mengembangkan KRPL. Melalui pemanfaatan lahan pekarangan untuk menanam berbagai bahan pangan kebutuhan rumah tangga sehari-hari, masyarakat juga dapat menghemat belanja kebutuhan rumah tangga sekaligus sumber pendapatan keluarga. “Diharapkan pemanfaatan pekarangan ini bisa menjadi gerakan nasional sesuai arahan Presiden,” ucap Mentan. Mengakhiri sambutannya, Mentan menyampaikan ucapan selamat dan terima kasih serta penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh insan pertanian, juga kepada Gubernur, Bupati/Walikota serta petani, pekebun, peternak di seluruh pelosok tanah air yang telah bekerja kerjas mewujudkan keberhasilan penyediaan bahan pangan, tidak hanya untuk kebutuhan ekonomi keluarganya, namun juga dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional. “Saya berharap target Empat Sukses Kementerian Pertanian tetap terpatri dalam jajaran insan pertanian. Sektor pertanian di masa kini dan mendatang diharapkan tetap mampu berperan sebagai penggerak perekonomian nasional,” ujar Mentan Dalam acara penutupan ini dilaksanakan pula pemberian penghargaan bagi Gubernur, Bupati, Walikota yang mempunyai perhatian terhadap pembangunan pertanian, khususnya dalam mereplikasikan KRPL di daerahnya. Mereka adalah Gubernur Jawa Timur, Dr. H. Fauzi Bahar, M.Si, Wali Kota Padang (Sumatera Barat), Drs. Seno Samudro Bupati Boyolalli (Jawa Tengah), Drs. H.M. Raziadin Noor Wali Kota Banjarbaru (Kalimantan Selatan), Dr.H. Lukman Abunawas, SH.M.Si Bupati Konawe (Sulawesi Tenggara), Raymundus Sei Fernandes Bupati Timor Tengah Utara (NTT), Drs. H. Ahmad Mahifa Bupati Tidore (Maluku Utara), dan Drs. Romanus Mbaraka, MT Bupati Merauke (Papua). Disamping itu juga dilakukan pemberian hadiah bagi pemenang lomba kepada siswa SPP tentang Lomba Karya Inovatif. Sumber: Humas-Sekretariat
B
OGOR - Dalam rangka menyambut Bulan Ramadhan 1433 H, Dharma Wanita Persatuan dan KORPRI Badan Litbang Pertanian mengadakan acara Silaturahim, Bazaar & Tarhib Ramadhan 1433 H. Acara bertema “Dengan semangat Ramadhan dan Hari Krida Pertanian, kita tingkatkan Kesejahteraan Umat” ini berlangsung selama dua hari (16-17 Juli 2012) di Auditorium utama Ir. Sadikin Sumintawikarta, Cimanggu Bogor. Acara ini dihadiri oleh Ibu Mieke Suswono selaku penasehat Dharma Wanita Persatuan Kementerian Pertanian, ketua Dharma Wanita Persatuan Badan Litbang Pertanian Ibu Tuti Haryono dan Dr. Handewi P. Saliem yang mewakili Kepala Badan sebagai Pembina KORPRI. Dalam tausyiah-nya, Ibu Mieke Suswono juga mengingatkan bahwa bulan Ramadhan adalah bulan yang baik untuk seluruh umat manusia, dimana doa-doa diijabah dan amal dilipat-gandakan. Ibu Mieke Suswono juga berpesan bahwa puasa bukan hanya menahan lapar dan dahaga, namun juga meninggalkan perbuatan-perbuatan dosa dan sia-sia. Selain bazaar dan tausyiah, acara ini juga diisi oleh berbagai macam lomba diantaranya lomba Nasyid, lomba mewarnai kaligrafi dan lomba menghafal Juz-amma. Acara juga dimeriahkan oleh demo masak dan juga demo padu-padan busana muslim oleh tim dari Tabloid Nova. Sumber:Humas-Sekretariat Sumber:Humas-Sekretariat
PENANGGUNG JAWAB : Mappaona REDAKTUR : M. Sabran; Endro Gunawan EDITOR : Hermanto; Iwa Mara T; Ifan Mutaqien; Linda Yunia; Ashari; Ida Noviatri; Widhya Adhy; Sri Wahyuni Adi A. Subaidi; Bambang Ngaji ; Misgiyarta DESAIN LAYOUT : Sanuki P; Gagad R; Irawan R; Yanuar Budi; Gatot Gito SEKRETARIAT : Widi Hastini; Agus Setiadi; Lely Sulistiani; Sri Ratnawati; Teguh Wahyudi; Kristina Nova ALAMAT REDAKSI : Badan Litbang Per
8 -