Pekan Teknologi BPTM 2016
Gambar 1. Pembukaan Pekan Teknologi BPTM 2016 Pekan Teknologi Mineral dengan tema “Berbagi, berinovasi, dan bersinergi” telah dilaksanakan pada tanggal 28 November sampai dengan 30 November 2016. Acara ini menyambung hasil koordinasi undangan dari Balai Pengolahan Teknologi Mineral LIPI pada 24 Oktober 2016 silam. Dalam kegiatanya acara ini berisi workshop peralatan laboratorium analisis metalurgi material, workshop pengecoran logam , pameran teknologi mineral dan mitigasi bencana. Selain itu juga tambah meriah dengan adanya lomba karya tulis ilmiah, lomba fotografi, lomba mewarnai untuk para siswa TK, serta donor darah pada hari kedua. Peserta undangan mulai dari berbagai sekolah TK, SMP, SMA, Universitas, Pemprov dan Asosiasi Masyarakat. Selain acara tersebut yang tak kalah penting ada kegiatan berupa grup diskusi yang melibatkan Akademisi (UNILA, ITERA, ITS dan UGM), Pemprov Lampung ( Balitbangnovda, KADIN, Distamben, Bappeda, Dinas Perindustrian), Asosiasi Penambang Rakyat. Tujuan workshop untuk memperkenalkan mengenai teknologi mineral, sumberdaya mineral dan mitigasi bencana di Lampung.
Sedangkan forum diskusi bertemakan “Menggali potensi mineral menuju kedaulatan mineral” yang dilaksanakan untuk menyinergikan dari berbagai kalangan untuk menggali potensi yang ada sehingga dapat di berikan untuk kemakmuran daerah.
Gambar 2. Workshop Pekan BPTM
Gambar 3. Workshop Pekan BPTM
Gambar 4. Workshop Pekan BPTM
Gambar 5. Workshop Pekan BPTM
Gambar 6. Workshop Pekan BPTM
Gambar 7. Workshop Pekan BPTM
Raker 2016
Puslit
Geoteknologi
Raker Puslit Geoteknologi 2016 Dikutip dari kerangka acuan rapat kerja Puslit Geoteknologi
(P2G) bahwa rapat kerja (Raker) menjadi sebuah wadah pertemuan seluruh pegawai aparatur sipil negara dalam lingkup P2G -LIPI. Raker P2G dilaksanakan pada tanggal 18 sampai dengan 20 September 2016 dengan mengusung Tema “Geoteknologi untuk kehidupan yang lebih baik”. Tema tersebut diambil dalam tugas dan fungsi Puslit Geoteknologi terkait dengan meningkatnya resiko bencana, meningkatnya kebutuhan air baku untuk masyarakat dan industri, meningkatnya kerusakan lahan akibat ekonomi seperti kegiatan pertambangan, perluasan pemukiman atau pengambilan alih fungsi hutan dan lahan, meningkatnya volume limbah padat dan cair yang dihasilkan oleh kegiatan industri, pertambangan dan pemukiman, serta meningkatnya kebutuhan energi dan bahan baku industri. Tujuan diadakanya raker antara lain mengevaluasi pelaksanaan Rencana Implementatif P2G 2015-2019, mengevaluasi strategi pencapaian target kinerja, hasil maupun capaian 2016, menyusun rencana kerja 2017 dan menyusun strategi penguatan kelembagaan, SDM, sarana penelitian dan infrastruktur. Peserta diikuti oleh Deputi Bidang IPK LIPI, Kepala Pusat P2G, Ketua PME Kedeputian IPK LIPI, para pejabat struktural P2G LIPI, Kepala UPT BIKK LIPI, Kepala UPT LUTP Jampang Kulon, Kepala LUTPMB Liwa, Ketua PME P2G LIPI, P2K serta seluruh staf P2G LIPI. Untuk tamu VIP ada Kepala LIPI dan perwakilan dari Bappenas.
Sosialisi Kebumian bersama MAN 1 Lampung Barat dan SD N Gunung Sugih 2016 Mengenal kebencanaan dikalangan masyarakat dilakukan sejak dini, ini merupakan salah satu tujuan dari diadakanya sosialisasi. Wawasan kebencanaan menjadi bekal ilmu yang
bermanfaat untuk masyarakat yang bertempat tinggal di daerah rawan kebencanaan. Seperti diketahuai bahwa indonesia merupakan negara yang mempunyai banyak potensi bencana, diantaranya Gempabumi, Gunung Api, Tsunami, Longsor dan lainlainya. Kegiatan sosialisasi kebumian diadakan pada tanggal 28 Septebmber 2016 bagi MAN 1 Lampung Barat, dan 29 Septebmber 2016 untuk SD N Gunung Sugih dengan bertempat di gedung aula UPT Loka Uji Teknik Penambangan dan Mitigasi Bencana Liwa. kegiatan sosialisasi dihadiri oleh total 80 peserta, dengan rincian 35 siswa dan 5 guru dari MAN 1 Lampung Barat, serta 35 siswa dan 5 guru dari SD N Gunung Sugih.
gambar 1. Foto Bersama Guru dan Murid MAN 1 Lampung Barat
gambar 2. sosialisasi
Pemberian
materi
gambar 3. sosialisasi
Pemberian
materi
gambar 4. sosialisasi
Pemberian
materi
gambar 5. Pemberian Hadiah kepada Peserta terbaik dalam kegiatan sosialisasi kebumian Dalam kutipan Flipchart Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia “Children Science Support 2012”, yang berjudul “Indonesia Rawan Bencana” yang dicetak oleh COMPRES menerangkan mengenai 5 point mitigasi pokok yang sangat perlu dikuasai oleh setiap masyarakat. Pertama adalah masyarakat memiliki pengetahuan mengenai kebencanaan, contohnya masyarakat tahu apa yang dimaksud gempabumi serta penyebabnya. kedua masyarakat
memahami kondisi lingkungan tempat tinggal. Ketiga masyarakat paham mengenai tindakan penyelamatan diri terhadap berbagai jenis bencana, semisal apa yang perlu dilakukan ketika ada gempa bumi atau tsunami serta bencana lainya. Selanjutnya masyarakat dapat membentuk ke siap siagaan dalam bentuk komunitas. Terakhir dapat berkoordinasi dengan aparat terkait yang berhubungan dengan siaga bencana, seperti BMKG, BPBD, BNPB dan Informasi Televisi serta Radio informasi lokal.
gambar 6. Teknologi
Pemberian
informasi
gambar 7. Teknologi
Pemberian
informasi
Kegiatan “Geotechnology Science Week 2015” di Bandung Melakukan pemanfaatan dan penerapan dan penyebarluasan hasil penelitian pengembangan dan perekayasaan ilmu kebumian untuk perlindungan lingkungan dan pengembangan wilayah merupakan tugas dan fungsi satker UPT Loka Uji Teknik Penambangan dan Mitigasi Bencana Liwa. Kegiatan pameran iptek tentang wawasan kebencanaan merupakan salah satu wahana dalam penyebarluasan informasi yang lebih signifikan. Nilai yang ditanamkan dalam kegiatan ini adalah nilai dasar etika publik yaitu dalam rangka memberi pelayanan kepada publik pada saat pameran dengan memaparkan informasi kebencanaan dan Nasionalisme kita tanamkan bahwa Negara ini merupakan negara kepulauan yang rawan akan bencana. Pergerakan tanah yang dinamis berdampak bisa terjadinya gempabumi, longsor, retakan atau rekahan tanah dan tsunami.
gambar 1. Persiapan Stand sebelum pameran dimulai Kegiatan di laksanakan pada 23-24 November 2015 bertempat di
Gedung LIPI Cisitu, Bandung. kegiatan ini terbagi menjadi beberapa acara diantaranya pameran penelitian dilantai bawah, ada juga di lantai atas presentasi hasil-hasil penelitian. Acara ini diikuti dari berbagai satker LIPI kedeputian IPK, antara lain dari UPT Loka Uji Teknik Penambangan Jampang Kulon, UPT Loka Uji Teknik Penambangan dan Mitigasi Bencana Liwa, UPT Balai Informasi dan Konservasi Kebumian Karang sambung, Puslit Geoteknologi, serta dari laboratoriumLaboratorium LIPI Bandung.
gambar 2. Foto kunjungan stand dari Kepala deputi IPK LIPI, bersama KA UPT Loka Uji Teknik Penambangan dan Mitigasi Bencana Liwa dan peneliti senior Puslit Geoteknologi LIPI.
gambar 3. Pengunjung stand dari kalangan scientisct
gambar 4. Pengunjung stand dari kalangan pelajar
gambar 5. Pengunjung Stand dari kalangan Pemda Jabar Pameran yang dilakukan UPT LUTPMB Liwa menyajikan informasi kebencanaan berupa Maket Longsoran Jalan Lintas Sumatera jalur Liwa-Bukit Kemuning, Maket Jalur Evakuasi pada denah sekolah SMP Negeri Sekuting, Liwa, Lampung Barat, Komik dan buku bacaan kebencanaan, Video mengenai wawasan kebencanaan, dan Game interaktif kebencanaan. Konsep dari satker UPT Loka Uji Teknik Penambangan dan Mitigasi Bencana Liwa ingin menyajikan informasi kebencanaan lebih efektif dan efisien serta mudah dipahami oleh pengunjung. Adapun pengunjung pameran datang dari berbagai latar belakang, mulai dari peneliti, pemda setempat, dosen universitas, dan pelajar. Antusias pengunjung stand terlihat dari hari pertama, mulai dari peneliti dan anak-anak sekolah. Bahkan dari pemda setempat sangat mendukung dengan acara ini dan sangat antusias apabila kegiatan yang disajikan oleh stand UPT kami bisa juga di informasikan ke sekolah-sekolah di Bandung juga. Puji Syukur kepada Allah YME
acara ini selesai dengan sukses, dan semoga pameran-pameran selanjutnya dari satker kami dapat selalu meningkatkan proses penyampaian informasi lagi dan lagi.
gambar 6. Peneliti UPT Loka Uji Teknik Penambangan dan Mitigasi Bencana Liwa sedang menerangkan proses terjadinya bencana dan cara evakuasi macam-macam bencana menggunakan Android LCD monitor.
gambar 7. Peniliti UPT Loka Uji Teknik Penambangan dan Mitigasi Bencana Liwa sedang menerangkan maket sekolah aman tentang jalur evakuasi.
gambar
8.
Para
pelajar
antusias mengenai kebencanaan
sangat
informasi
Kegiatan Bimbingan Penelitian Perwakilan Universitas Bengkulu UPT Loka Uji Teknik Penambangan dan Mitigasi Bencana Liwa merupakan satuan kerja yang bergerak lebih ke arah kebencanaan dalam tugas dan fungsinya yang disiratkan dalam visi dan misi sekarang ini. Dalam hal ini dibutuhkan segala aspek ke ilmuan yang berhubungan bidang kebencanaan. Dalam hal ini ilmu kebumian merupakan salah satu yang sesuai, diantaranya ada geologi, geofisika, geokimia, dan lainya. Pada tanggal 20-21 Januari 2016 telah dilakukan kegiatan penelitian bersama perwakilan Universitas Bengkulu dengan tujuan menentukan lokasi sesar Liwa menggunakan metode Resistivity dan Seismik Refraksi serta maintenance jaringan stasiun GPS di Lampung Barat guna memantau pergerakan tanah di Sumatera. Lokasi penelitian terletak di Way Robok, Liwa, Lampung Barat.
Gambar 1. Kunjungan mahasiswa Universitas Bengkulu disambut KA UPT LIPI Liwa. Dari Aspek geologi teknik dan tektoniknya, daerah Liwa dan sekitarnya didominasi oleh batuan volkanik dan di dalam zona tektonik aktif mempunyai problema-problema khusus. Selain itu daerah ini rawan terhadap gempabumi. Aktivitas gempa bumi berupa pembentukan rekahan dan sesar-sesar baru, reaktifasi dari rekahan/sesar lama dan tremor (ground motion) bisa merupakan bencana langsung untuk peradaban manusia; disamping itu bisa juga berinteraksi dengan batuan dan tanah di tempat kejadian, kemudian men”trigger” suatu bencana alam yang lain seperti gerakan tanah dan amblasan (“ground subsidience”)( Danny H. Natawidjaja dan Saiman kesumawardharma, 1995 :522). Pada hari pertama 20 januari 2016 team melakukan survey didaerah Way Robok, guna penentuan lokasi lintasan pengukuran. Rencana pengukuran dengan minimal 2 lintasan yang masingmasing berjarak lebih dari 100 m. Rencana arah lintasan akan memotong sesar yang arahnya berdarsarkan informasi dari jurnal yang disusun oleh A. Koswara dan Santoso (1995) Bahwa struktur yang berkembang di daerah Liwa dan sekitarnya adalah sesar mendatar berarah baratlaut-tenggara dan sesar normal berarah hampir timur laut-baratdaya. Sebelumnya kita melihat sebagian besar lokasi penelitian berupa persawahan dengan kadar air yang banyak, sehingga tidak memungkinkan untuk pengukuran. maka dari itu kita bergeser sekitar 1.5 km ke arah barat dari tempat pencucian mobil di pinggir jalan disana ada bukit hampir memotong daerah patahan, tetapi pada ujungnya terpotong
sedikit oleh sungai. Akhirnya tempat ini diputuskan menjadi aera lintasan pertama, 100 meter ke timur mendekati jalan juga terdapat bukit kemungkinan sekitar 70 meter kedua lintasan ini berarah utara selatan sesuai true magnetic kompas.
Gambar
2.
Personil
LIPI dan Universitas
dari
perwakilan Bengkulu
melakukan pengukuran Resistivity untuk identifikasi patahan Liwa Pada hari kedua dilakukan pengukuran dengan resistivity, dan hasil investigasi untuk sesar masih belum terlihat hal itu disimpulkan setelah dilakukan pengolahan data dikarenakan jarak lintasan yang kurang lebar sehingga belum bisa menembus lapisan tanah tufa. kemungkinan pada saat cuaca yang mendukung dilain kesempatan bisa menambah panjang lintasan sehingga penetrasi yang diinginkan untuk melihat patahan bisa teracapai.
Gambar 3. Maintenance dan download data GPS di Stasiun Batu Besi, Lampung
Barat Pada hari pertama juga setelah survey lapangan penentuan Lintasan, menuju desa Batu Besi, Lampung Barat guna memindah dan mengganti aki di stasiun GPS Batu Besi yang berada di dalam SD N Batu Besi. setelah itu menuju stasiun GPS yang berada pada polsek Liwa. Data yang diperoleh ini kemuadian nantinya akan di investigasi lebih lanjut dikumpulkan dalam database akan terlihat perubahan pergerakan tanah di sumatera. Stasiun-stasiun ini kerjasama dari berbagai instansi penelitian yang sekarang dilakukan digagasi oleh Peneliti Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI), Universitas Bengkulu (UNIB) dan Earth Obeservatory of Singapore ( EOS ).