FOREST TREE BREEDING IN RELATION TO INCOME AND LABOUR ABSORPTION IN NEGLASARI SALAWU Nur Aida Zahara 1 (
[email protected]) H. Nedi Sunaedi, M.Si 2 (
[email protected]) Geography Education Department Faculty of Educational Sciences and Teachers’ Training Siliwangi University Tasikmalaya ABSTRACT NUR AIDA ZAHARA. 2015. Forest Tree Breeding in Relation to Income and Labour Absorption in Neglasari Salawu. Geography Education Department Faculty of Educational Sciences and Teachers’ Training Siliwangi University Tasikmalaya. The background of this study is the potential of land use in Neglasari. It is about the potential for land use in agriculture. For 20 years, recently, the use of existing agricultural land is opened into a plant nursery area, especially forest plants. The existence of this forest plant nursery from time to time have increased in its number. It is caused of the need to forest resources is more increased along with the increasing number of population. The problems examined in this study include what geographic factors are affecting the forest plant breeding in Neglasari Salawu, and how the relationship between forest plant nursery with increased income and employment in Neglasari Salawu. The method used in this research is descriptive method. Data collection technique uses the study of literature and field studies that include observation, interviews, quistionare, and documentation. The population in this study include forest plant nursery owners and employees who work the breeding of forest plants as many as 119 people nursery owners and 357 employees in the nursery at Neglasari. Sampling in this research uses simple random sampling technique as much as 10%, 12 owners and 35 the nursery employees. Then, the analysis technique used is a simple statistical analysis. The results of this study shows the geographic factors that affect forest plant breeding in Neglasari Salawu, including the availability of land, climatic conditions, water availability, marketing, land ownership, capital, institutional, and the ability of human resources (HR). In addition, the presence of forest plant nurseries in Neglasari Salawu influences the increased incomes of the citizen and employment in Neglasari Salawu.
Key Words: Breeding, Forest Plants, Breeders, Revenue, and Absorption Of Labour 1 2
Graduates of Geography Education Departement, FKIP Siliwangi University Tasikmalaya Lectures of Geography Education Departement, FKIP Siliwangi University Tasikmalaya
``
PEMBIBITAN TANAMAN HUTAN DALAM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN PENDAPATAN DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA DI DESA NEGLASARI KECAMATAN SALAWU Nur Aida Zahara 1 (
[email protected]) H. Nedi Sunaedi, M.Si 2 (
[email protected]) Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi ABSTRAK NUR AIDA ZAHARA. 2015. Pembibitan Tanaman Hutan dalam Kaitannya dengan Peningkatan Pendapatan dan Penyerapan Tenaga Kerja di Desa Neglasari Kecamatan Salawu. Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Latar belakang dalam penelitian ini adalah potensi penggunaan lahan yang ada di Desa Neglasari adalah potensi penggunaan lahan dalam bidang pertanian. Dalam kurun waktu 20 tahun belakangan ini penggunaan lahan pertanian yang ada dibuka menjadi kawasan pembibitan tanaman, khususnya tanaman hutan. Keberadaan pembibitan tanaman hutan ini dari waktu ke waktu mengalami peningkatan jumlahnya. Hal tersebut di karenakan kebutuhan terhadap sumber daya hutan semakin meningkat seiring dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk. Permasalahan yang dikaji dalam peneitian ini diantaranya faktor-faktor geografis apa sajakah yang mempengaruhi usaha pembibitan tanaman hutan di Desa Neglasari Kecamatan Salawu, dan bagaimana keterkaitan pembibitan tanaman hutan dengan peningkatan pendapatan dan penyerapan tenaga kerja di Desa Neglasari Kecamatan Salawu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dengan studi literatur dan studi lapangan yang meliputi observasi, wawancara, kuosioner, dan dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini meliputi pemilik pembibitan tanaman hutan dan karyawan yang bekerja dipembibitan tanaman hutan tersebut yaitu sebanyak 119 orang pemilik pembibitan dan 357 karyawan di pembibitan di Desa Neglasari. Pengambilan sampel menggunakan teknik Simple Random Sampling sebanyak 10% yaitu 12 orang pemilik dan 35 orang karyawan pembibitan. Adapun teknik analisis yang digunakan adalah analisis statistik sederhana. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa faktor-faktor geografis yang mempengaruhi usaha pembibitan tanaman hutan di Desa Neglasari Kecamatan Salawu, diantaranya ketersediaan lahan, kondisi iklim, ketersediaan air, pemasaran, kepemilikan lahan, modal, kelembagaan, dan kemampuan sumberdaya manusis (SDM). Selain itu, dengan adanya pembibitan tanaman hutan di Desa Neglasari Kecamatan Salawu sangat berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan masyarakat dan penyerapan tenaga kerja di Desa Neglasari Kecamatan Salawu.
Kata Kunci: Pembibitan, Tanaman Hutan, Pembibit, Pendapatan, dan Penyerapan Tenaga Kerja
Nur Aida Zahara dan Nedi Sunaedi, M.Si., “Pembibitan Tanaman Hutan Dalam Kaitannya dengan Peningkatan Pendapatan dan Penyerapan Tenaga Kerja di Desa Neglasari Kecamatan Salawu”
A. Latar Belakang Masalah Lahan sebagai salah satu sumberdaya alam yang sangat penting bagi manusia. mengingat kebutuhan masyarakat baik untuk melangsungkan hidupnya maupun kegiatan kehidupan sosial ekonomi dan sosial budayanya. Lahan merupakan permukaan bumi yang bermanfaat bagi kehidupan manusia terbentuk secara kompleks oleh faktor-faktor fisis maupun non fisis yang terdapat di atasnya. Setiap lahan yang ada di setiap wilayah memiliki karakteristik yang berbeda dengan wilayah lainnya yang tersebar di permukaan bumi. Dari perbedaan karakteristik lahan tersebut maka akan berpengaruh pada pemanfaatan lahannya juga. Salah satu wilayah yang memiliki potensi penggunaan lahan dalam bidang pertanian adalah desa Neglasari kecamatan Salawu. Lahan yang terdapat di Desa Neglasari memiliku luas secara keseluruhan ± 326 Ha sebagian besar lahan yang ada banyak dimanfaatkan oleh kegiatan pertanian. Jika melihat tingkat produktivitas dari pemanfaatannya dengan kegiatan pertanian, maka lahan yang terdapat di Desa Neglasari adalah lahan yang sangat produktif untuk usaha pertanian sawah. Jika melihat bentukan lahan yang ada di Desa Neglasari yang merupakan bentukan bergelombang sampai perbukitan menjadikan daerah ini adalah salah satu daerah yang menggunakan lahan pertanian dengan sistem terasering atau sengkedan yang relatif sempit. Selain potensi penggunaan lahan pertanian sawah, lahan di Desa Neglasari juga sangat potensi untuk penggunaan lahan pembibitan tanaman hutan.Potensi penggunaan lahan pembibitan tanaman hutan ini sudah dimulai sejak tahun 1991 sampai sekarang. Pembukaan lahan pembibitan yang dilakukan oleh masyarakat yang sudah memiliki keterampilan dengan memanfaatkan sumberdaya lahan yang ada, maka potensi yang ada dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin sehingga kegiatan pembibitan dapat membantu dalam meningkatkan pendapatan dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat khusunya masyarakat yang berada di Desa Neglasari. Selain itu juga, kebutuhan terhadap sumber daya hutan semakin meningkat seiring dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk. Peningkatan ini terjadi akibat kenaikan permintaan hasil hutan sebagai bahan baku kayu olahan seperti kayau perkakas, kayu bakar dan kayu olahan lainny (Martawijaya, 1989 yang dikutip Nur Aida Zahara dan Nedi Sunaedi, M.Si., “Pembibitan Tanaman Hutan Dalam Kaitannya dengan Peningkatan Pendapatan dan Penyerapan Tenaga Kerja di Desa Neglasari Kecamatan Salawu”
Mulyana dan Asmarahman, 2011:2). Hal tersebut juga menjadi alasan adanya pembukaan lahan pembibitan tanaman hutan. Berdasarkan permasalahan tersebut maka
penulis tertarik melakukan
penelitiandengan judul “Pembibitan Tanaman Hutan dalam Kaitannya dengan Peningkatan Pendapatan dan Penyerapan Tenaga Kerja di Desa Neglasari Kecamatan Salawu”.
B. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor geografi apa yang mempengaruhi usaha pembibitan tanaman hutan di Desa Neglasari Kecamatan Salawu, serta untuk mengetahui keterkaitan antara pembibitan tanaman hutan dengan peningkatan pendapatan dan penyerapan tenaga kerja di Desa Neglasari Kecamatan Salawu.
C. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif. Metode deskripfi adalah mengadakan deskripsi untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang situasi-situasi sosial. Dibanding dengan penelitian eksploratif, penelitian deskriptif lebih spesifik dengan memusatkan perhatian kepada aspekaspek tertentu dan sering menunjukan hubungan antara berbagai variabel (Sumaatmadja, 1988:41). Dengan menggunakan metode ini diharapkan penulis dapat memberikan penjelasan lebih jauh mengenai faktor-faktor geografi yang mempengaruhi usaha pembibitan tanaman hutan di Desa Neglasari Kecamatan Salawu, serta pengaruh pembibitan Tanaman Hutan dalam Kaitannya dengan Peningkatan Pendapatan dan Penyerapan Tenaga Kerja di Desa Neglasari Kecamatan Salawu.
D. Variabel Menurut pendapat Hadi yang dikutip Arikunto ( 2010:159) variabel adalah sebagai gejala yang bervariasi misalnya jenis kelamin karena jenis kelamin memiliki variasi.
Nur Aida Zahara dan Nedi Sunaedi, M.Si., “Pembibitan Tanaman Hutan Dalam Kaitannya dengan Peningkatan Pendapatan dan Penyerapan Tenaga Kerja di Desa Neglasari Kecamatan Salawu”
Adapun variabel yang berkaitan dengan permasalahan penelitian yang diangkat penulis terdapat dua variabel, yaitu: 1. Faktor-faktor geografi yang mempengaruhi usaha pembibitan tanaman hutan di Desa Neglasari Kecamatan Salawu, diantaranya: a. ketersediaan lahan, b. kondisi iklim, c. ketersediaan air, d. pemasaran, e. kepemilikan lahan, f. modal, g. kelembagaan, dan h. kemampuan SDM. 2. Keterkaitan antara pembibitan tanaman hutan di Desa Neglasari Kecamatan Salawu sangat berpengaruh tehadappeningkatan pendapatan masyarakat dan penyerapan tenaga kerja.
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini diantaranya studi literatur, studi lapangan yang terdiri dari observasi, wawancara, dan dokumentasi.
F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh penelitian dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.Adapun instrumen penelitian yang penulis gunakan adalah pedoman observasimerupakan alat atau daftar pertanyaan untuk mengumpulkan data dan pengamatan secara langsung di lapangan, serta pedoman wawancaradigunakan untuk mengumpulkan data melalui wawancara langsung dengan responden yaitu pemilik pembibitan tanaman hutan dan buruh pembibitan tanaman hutan.
Nur Aida Zahara dan Nedi Sunaedi, M.Si., “Pembibitan Tanaman Hutan Dalam Kaitannya dengan Peningkatan Pendapatan dan Penyerapan Tenaga Kerja di Desa Neglasari Kecamatan Salawu”
G. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh petani pembibit tanaman hutan sebanyak 476 orang, yang terdiri dari 119 orang pemilik lahan dan 357 orang buruh. Banyaknya populasi tersebut tersebar pada tiga dusun yaitu Dusun Kampung Naga, Tanjak Nangsi, dan Cikeusik. 2. Sampel Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Probability Sampling tipe sampel acak sederhana (simple random sampling).Berikut disajikan populasi dan sampel dalam bentuk tabel.
Tabel 1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi Petani Buruh Pemilik 1. Kampung Naga 18 orang 54 orang 2. Tanjaknangsi 80 orang 240 orang 3. Cikeusik 21 orang 63 orang Jumlah 119 orang 357 orang Sumber : Data Hasil Penelitian, 2015 No
Nama Dusun
Sampel (10%) Petani Buruh Pemilik 2 orang 5 orang 8 orang 24 orang 2 orang 6 orang 12 orang 35 orang
H. Pembahasan 1. Deskripsi Kondisi Geografis Daerah Penelitian Desa Neglasari merupakan salah satu desa yang termasuk kedalam wilayah Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya. Wilayah Desa Neglasari terbagi kedalam empat kedusunan yaitu Dusun Kampung Naga, Dusun Tanjaknangsi, Dusun Cikeusik, dan Dusun Sukaratu. Luas wilayah ± 326 Ha dan terletak pada ± 584 m dari permukaan laut.
2. Faktor-faktor geografis yang mempengaruhi usaha pembibitan tanaman hutan di Desa Neglasari Kecamatan Salawu a. Ketersediaan lahan Lahan adalah salah satu faktor penting dalam kegiatan pertanian, khusunya pembibitan tanaman hutan. Ketersediaan lahan yang ada juga Nur Aida Zahara dan Nedi Sunaedi, M.Si., “Pembibitan Tanaman Hutan Dalam Kaitannya dengan Peningkatan Pendapatan dan Penyerapan Tenaga Kerja di Desa Neglasari Kecamatan Salawu”
mempengaruhi seberapa besar tingkat produktivitas yang dapat diperoleh dari lahan yang dimiklik oleh petani tersebut. Ketersediaan lahan yang ada untuk usaha pembibitan tanaman hutan di Desa Neglasari ini memadai yaitu sebesar 82,98%. Lahan yang memadai adalah lahan yang cukup untuk menampung banyaknya bibit tanaman yang dimiliki oleh petani pembibit tanaman hutan. b. Kondisi iklim Iklim merupakan salah satu unsur penting yang mempengaruhi dalam tumbuh kembang tanaman.kondisi iklim sangat berpengaruh terhadap usaha pembibitan tanaman hutan ini. Hal ini berpengaruh terhadap perbedaan perlakuan yang harus diberikan kepada setiap tanaman jika kondisi iklim cepat berubah. Hal ini juga akan berdampak pada tingkat produktivitas tanaman yang terus tumbuh dan akhirnya akan berdampak pada besarnya pendapatan yang akan diterima oleh petani pembibit tanaman hutan tersebut. c. Ketersediaan air Air merupakan kebutuhan vital bagi tanaman. Ketersediaan air berhubungan dengan ada tidaknya air pada setiap musimnya. Ketersediaan air yang terdapat di pembibitan tanaman hutan di Desa Neglasari ini sangatlah baik terlihat dari keberadaan air yang tidak pernah hilang pada setiap pergantian musim. Pembibitan tanaman hutan sebagian besar menggunakan air dari saluran irigasi Garunggang. Saluran irigasi ini selalu mengalir walaupun setiap pergantian musim. d. Pemasaran Pemasaran berkaitan dengan pendistribusian hasil pembibitan tanaman hutan tersebut. Pemasaran dari pembibitan tanaman hutan ini tidak mengalami kendala yang berarti karena lokasi pembibitan ini sangat strategis yaitu terletak di jalur jalan Provinsi yang menghubungkan antara Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Garut. Selain itu, sarana prasana untuk menjangkau lokasi sudah sangat baik. Sistem pemasaran dari hasil pembibitan tanaman hutan ini kebanyakan dijual sendiri. Sistem penjualan seperti ini akan sangat berpengaruh pada perbedaan pendapatan yang diterima oleh setiap pembibit. Pemasaran dari pembibitan tanaman hutan ini kebanyakan dijual ke luar daerah diantaranya Nur Aida Zahara dan Nedi Sunaedi, M.Si., “Pembibitan Tanaman Hutan Dalam Kaitannya dengan Peningkatan Pendapatan dan Penyerapan Tenaga Kerja di Desa Neglasari Kecamatan Salawu”
Ciamis, Garut, Bandung, Sumedang, dan yang paling jauh bisa sampai ke Sumatera. e. Kepemilikan lahan Kepemilikan lahan ini biasanya berhubungan dengan status kepemilikan lahan yang digarap oleh petani pembibit tanaman hutan tersebut.status kepemilikan lahan yang dikuasai oleh petani pembibit tanaman hutan di Desa Neglasari relatif masih kurang. Hal tersebut dapat dilihat dari kebanyakan petani pembibit masih memanfaatkan lahan-lahan orang lain dengan sistem sewa. Sistem sewa ini biasanya menggunakan perhitungan panen padi (@ 6 bulan 1 kali). Hal ini akan sangat berpengaruh pada tingakt produktivitas dan pendapatan petani pembibit itu sendiri. f. Modal Modal pembibitan tanaman hutan di Desa Neglasari masih berasal dari modal sendiri atau swadaya. Para petani pembibit memerlukan bantuan modal dari pemerintah agar produktivitas dari pembibitan tanaman hutan ini lebih meningkat. Walaupun ada bantuan modal, petani pembibit menuturkan mengalami kesulitan, yaitu ada banyak prosedur yang harus masyarakat tempuh dan kebanyakan pihak-pihak terkait selalu berbelit-belit dalam memberikan bantuan. Sehingga masyarakat memilih membuka pembibitan tanaman tersebut dengan modal sendiri. g. Kelembagaan Kelembagaan atau kemitraan yang dimaksud adalah sistem kerjasama secara kelompok dalam rangka memaksimalkan potensi dalam usaha pembibitan tanaman hutan ini. Bentuk kemitraan atau kelembagaan yang dilakukan petani pembibit tanaman hutan di Desa Neglasari sebesar 93,62% adalah berdiri sendiri. Bentuk kelembagaan yang dilakukan petani pembibit tanaman hutan ini sangat penting, karena salh satu kelebihan dari adanya kelembagaan tersebut dapat menjaga dan melindungi petani pembibit tanaman hutan ini khususnya dalam segi pemasaran, serta adanya kesetaraan harga jual dari pembibitan tanaman hutan tersebut.
Nur Aida Zahara dan Nedi Sunaedi, M.Si., “Pembibitan Tanaman Hutan Dalam Kaitannya dengan Peningkatan Pendapatan dan Penyerapan Tenaga Kerja di Desa Neglasari Kecamatan Salawu”
h. Kemampuan SDM Kemampuan yang dimiliki oleh responden dalam melakukan usaha pembibitan tanaman hutan ini diperoleh dari berbagai jenis dan cara. Sebagian besar tingkat pendidikan para petani pembibit ini adalah tamatan SD, namun kemampuan dalam usaha pembibitan tanaman hutan ini cukup memahai karena ada usaha untuk memperoleh informasi dan mempelajari kemampuan dalam usaha pembibitan ini.Salah satunya melaului pendidikan nonformal, yaitu pelatihan-pelatihan dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan melalui Penyuluhan Kehutanan Lapangan (PKL). Dengan adanya pelatihan tersebut para petani pembibit dapat mendapat pengetahuan dan kemampuan baru dalam usaha membibitkan tanaman hutan tersebut.
3. Keterkaitan pembibitan tanaman hutan dengan peningkatan pendapatan dan penyerapan tenaga kerja di Desa Neglasari Kecamatan Salawu Seorang petani akan menghasilkan pendapatannya dari hasil penjualan tanaman-tanaman baik berupa buah maupun batang. Apabila seorang petani menjalankan sistem pertanian dengan baik (menjalankan Sapta Usaha Tani) maka petani tersebut akan mendapatkan penghasilan yang besar dari apa yang ia garap. Masyarakat yang melakukan usaha pembibitan tanaman hutan ini biasanya menjual tanaman pembibitannya setiap 1 tahun 2 kali, dan 1 tahun 3 kali, namun kebanyakan penjualan yang dilakukan petani pembibit di sini biasanya hanya dilakukan sebanyak 1 tahun 2 kali. Dari hasil observasi di lapangan petani pembibit sudah hampir kurang lebih 20 tahun menjual bibit tanaman dari pembibitan ini dan sangat membantu terhadap pemenuhan kebutuhan ekonominya. Petani pembibit bisa meningkatkan penghasilannya karena setiap tahun kegiatan penebangan terjadi dan petani pembibit mendapat pengaruh positifnya yaitu dapat membuka usaha pembibitan tanaman hutan ini, selain dapat membantu meningkatkan pendapatan, pembukaan usaha pembibitan tanaman hutan ini dapat membantu bumi dalam mengembalikan kelestarinnya. Berdasrkan hasil observasi dan analisis data yang dilakukan penulis menyatakan bahwa dengan petani pembibit mengalami penigkatan pendapatan
Nur Aida Zahara dan Nedi Sunaedi, M.Si., “Pembibitan Tanaman Hutan Dalam Kaitannya dengan Peningkatan Pendapatan dan Penyerapan Tenaga Kerja di Desa Neglasari Kecamatan Salawu”
setelah membuka usaha pembibitan ini. Dengan hasil seperti itu, terbukti bahwa usaha pembibitan hutan ini dapat meningkatkan pendapatan. Selain dapat meningkatkan pendapatan masyarakat Desa Neglasari juga dapat membuka lapangan kerja bagi masyarakat Desa Neglasari. Penyerapan tenaga kerja dalam pembibitan tanaman hutan ini disesuaikan dengan kebutuhan akan tenaga kerja tersebut dan luas lahan garapan dari pembibitan tanaman hutan ini. Jika melihat jumlah masyarakat Desa Neglasari yang berada pada usia produktif sebanyak 3.383 jiwa dan jumlah masyarakat yang bekerja di pembibitan tanaman hutan ini sebanyak 357 jiwa, maka dapat dihitung persentase penyerapan tenaga kerja dari pembibitan tanaman hutan ini dengan membandingkan jumlah pekerja di pembibitan tanaman hutan tersebut dengan jumlah penduduk usia produktif di Desa Neglasari. Maka hasil perhitungan perdandingan tersebut sebesar 10,56%, yang artinya dari jumlah penduduk usia produktif yang ada di Desa Neglasari sebesar 10,56% bekerja di pembibitan tanaman hutan.
4. Keterkaitan Hasil Penelitian dengan Pembelajaran di Sekolah Jika melihat keterkaitan penelitian yang penulis sedang lakukan dengan pembelajaran di sekolah baik tingkat SMP/SMA ini ada kaitannya yaitu dengan salah satu mata pelajaran Geografi Kelas XI semester I pada tingkat SMA. Materi pembelajaran ini terdapat pada Kompetensi Dasar (KD) 3.5 yaitu mengevaluasi tindakan
tepat
dalam
pelestarian
lingkungan
hidup
kaitannya
dengan
pembangunan yang berkelanjutan. Materi pokok dalam KD 3.5 ini adalah pelestarian lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan. a. Lingkungan Hidup Lingkungan hidupadalah segala sesuatu yang ada di sekitar yang mendukung hidup manusia, baik berupa benda-benda hidup maupun tak hidup, termasuk manusia dengan segala perilakunya. b. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup Upaya pelestarian lingkungan hidup yang dilakukan di Indonesia mengacu pada Undang Undang No 23 tahu 1997, yaitu Pelestarian lingkungan hidup adalah rangkaian upaya untuk melindungi kemampuan lingkungan hidup Nur Aida Zahara dan Nedi Sunaedi, M.Si., “Pembibitan Tanaman Hutan Dalam Kaitannya dengan Peningkatan Pendapatan dan Penyerapan Tenaga Kerja di Desa Neglasari Kecamatan Salawu”
terhadap tekanan perubahan dan/atau dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap mampu mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Upaya pelestarian yang langsung ditangani, antara lain: 1) Upaya pelestarian hutan 2) Upaya pelestarian tanah dan sumber daya air 3) Upaya pelestarian sumber daya udara 4) Upaya pelestarian keanekaragaman hayati Dengan adanya pembibitan tanaman hutan ini merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam menjaga dan mengembalikan kelestarian lingkungan hidup. Pembibitan tanaman hutan menyediakan bibit tanaman untuk lahan-lahan yang mengalami kerusakan yang kemudian ditanam pada lahan tersebut, yang disebut sebagai reboisasi.
I. Simpulan dan Saran 1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis penelitian dan pembahasan sebelumnya mengenai keberadaan pembibitan tanaman hutan dalam kaitannya dengan peningkatan pendapatan dan penyerapan tenaga kerja di Desa Neglasari Kecamatan Salawu, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa: 1. Faktor-faktor geografis yang mempengaruhi usaha pembibitan tanaman hutan di Desa Neglasari Kecamatan Salawu, diantaranya ketersediaan lahan yang ada untuk membuka pembibitan tanaman hutan ini sangat memadai untuk menampung setiap bibit tanaman yang dimilik oleh petani, kondisi iklim akan sangat berpengaruh terhadap perlakuan yang diterima oleh setiap bibit tanaman, ketersediaan air di pembibitan tanaman hutan ini sangat baik hal tersebut terlihat dari ketersedian air yang selalu ada di setiap musim, pemasaran yang dilakukan dalam pembibitan tanaman hutan ini masih dijual sendiri hal tersebut akan berpengaruh terhadap perbedaan pendapatan yang diterima oleh setiap pembibit, kepemilikan lahan dari pembibitan tanaman hutan kebanyakan masih sistem sewa lahan orang lain hal demikian akan berpengaruh pada tingkat produktivitas dari pembibitan tersebut, modal yang Nur Aida Zahara dan Nedi Sunaedi, M.Si., “Pembibitan Tanaman Hutan Dalam Kaitannya dengan Peningkatan Pendapatan dan Penyerapan Tenaga Kerja di Desa Neglasari Kecamatan Salawu”
ada masi berasal dari modal sendiri keterbatasan modal tersebut akan berpengaruh pada pemgembangan dan peningkatan produktivitas dari kegiatan pembibitan tanaman hutan ini, kelembagaan yang ada di pembibitan tanaman hutan ini masih berdiri sendiri , dan kemampuan SDM dalam pembibitan ini kebanyakan diperoleh dari pendidikan non formal yang diterima oleh masyarakat yaitu pelatihan dan penyuluhan dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan melalui Penyuluhan Kehutanan Lapangan.. 2. Dengan adanya pembibitan tanaman hutan di Desa Neglasari dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan membuka lowongan kerja bagi masyarakat setempat yang pada akhirnya akan berpengaruh pada penyerapan tenaga kerja, sehingga angka pengangguran yang ada akan berkurang.
2. Saran Setelah penulis melakukan penelitian mengenai pembibitan tanaman hutan di Desa Neglasari Kecamatan Salawu, penulis perlu mengemukakan beberapa saran, diantaranya: 1. Untuk pihak-pihak terkait para petani pembibit masih memerlukan bantuan modal untuk lebih mengembangkan usaha pembibitan tanaman hutan ini. 2. Penguasaan teknologi terbarukan dalam bidang pembibitan tanaman hutan ini harus dipunyai oleh para petani pembibit, karena hal tersebut akan berimbas pada produktivitas pembibitan tersebut 3. Untuk masyarakat yang akan membuka lahan pembibitan baru hendaknya jangan mengabaikan kerusakan lingkungan demi mendapatkan keuntungan, harus bisa selektif dalam memilikh lahan untuk membuka usaha pembibitan tanaman hutan ini. 4. Kepada peneliti lanjutan yang akan mengkaji mengenai usaha pembibitan tanaman hutan ini, diharapkan dapat mengungkap hal-hal baru yang belum di telaah dalam skripsi ini.
Nur Aida Zahara dan Nedi Sunaedi, M.Si., “Pembibitan Tanaman Hutan Dalam Kaitannya dengan Peningkatan Pendapatan dan Penyerapan Tenaga Kerja di Desa Neglasari Kecamatan Salawu”
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Ariyantoro, Hadi. (2006). Budidaya Tanaman Kehutanan. Yogyakarta: Citra Aji Parama Banowati, Eva dan Sriyanto. (2013). Geogarfi Pertanian. Yogyakarta: Ombak Bintarto, R dan Soerastopo Hadisoemarno.1978, Metode Analisa Geografi. Jakarta: Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerapan Ekonomi Sosial (LP3S). Diniyanti D, dkk. 2005. Tanaman Manglid (Manglietia glauca Bl.) dengan Biji. Ciamis : Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Lokal Penelitian dan Pengembangan Hutan Monsoon Hardjowigeno, Sarwono. (2010). Ilmu Tanah. Bogor: Akademika Preeindo Jakarta Mulyana, Dadan dan Ceng Asmarahman. (2011). 7 Jenis Kayu Penghasil Rupiah. Jakarta: Agromedia Ritohardoyo, Su. (2013). Penggunaan dan Tata guna Lahan. Ombak: Yogyakarta Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta Sumaatnadja, Nursid. Studi Geografi Pendekatan dan Analisa Keruangan. Bandung : Alumni. Tika, Pabundu. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Bumi Aksara Sumarna, Uum. (2010). Budidaya Tanaman Kayu Sengon di Desa Ciheras Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmlaya Dalam Kaitannya Dengan Peningkatan Pendapatan Petani. Skripsi UNSIL Tasikmalaya. Tidak diterbitkan
Nur Aida Zahara dan Nedi Sunaedi, M.Si., “Pembibitan Tanaman Hutan Dalam Kaitannya dengan Peningkatan Pendapatan dan Penyerapan Tenaga Kerja di Desa Neglasari Kecamatan Salawu”