FOCUS GROUP DISCUSSION Sistem Pengembangan Kakao Berkelanjutan dan Peningkatan Nilai Tambah Kamis, 12 Juli 2012 di Hotel Quality Yogyakarta
Diselenggarakan oleh: Fakultas Teknologi Pertanian Dalam Rangka Dies Natalis yang ke-49 Bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian Dan Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Daerah Istimewa Yogyakarta Latar Belakang Komoditas kakao merupakan salah satu komoditas unggulan perkebunan yang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia yakni sebagai penghasil devisa negara, sumber pendapatan petani, penciptaan lapangan kerja, mendorong agribisnis dan agro-industry serta pengembangan wilayah. Peluang biji kakao untuk ekspor terutama ke negara Uni Eropa masih cukup luas namun demikian biji kakao kering dari Indonesia selalu dibeli dengan harga lebih rendah (10-15% lebih rendah daripada harga rata-rata dunia). Persyaratan yang diberikan oleh Negara pengimpor (EU) antara lain standar mutu biji, persyaratan kesehatan (food safety), lingkungan dan yang paling penting yaitu biji kakao harus difermentasi sebelum dikeringkan dan diekspor. Walaupun, Negara Amerika Serikat bersedia mengimpor biji kakao yang bermutu rendah namun tentunya dengan harga rendah pula. Tahun 2011, International Cocoa Organization ICCO memperkirakan produksi biji kakao dunia mencapai 4,05 juta ton, sementara konsumsi mencapai 4,1juta ton. Sehingga peluang pasar masih terbuka lebar. Data Tahun 2010 (ICCO), Indonesia menempati ranking ketiga produsen biji kakao di dunia dengan pangsa pasar 13,6%. Pemasok utama biji kakao dunia adalah Pantai Gading (38,3%), Ghana (20,2%) dan Indonesia (13,6%). Pemasok lainnya adalah Kamerun (5,1%), Brasil (4,4%), Nigeria (4,9%) dan Ekuador (3,1%). Tahun 2011, luas areal pengembangan kakao mencapai 1,5 juta hektar dengan produksi sebesar 809 ribu ton telah menempatkan posisi Indonesia sebagai Negara produsen terbesar kedua dunia setelah Pantai Gading. Komoditas kakao juga merupakan komoditas sosial, dalam arti usaha perkebunan kakao tersebut hampir 93% diusahakan oleh perkebunan rakyat dengan melibatkan 1,4 juta kk. Dalam rangka peningkatan sektor perkebunan yang memiliki kontribusi pada kesejahteraan petani ini maka Pemerintah mencanangkan Indonesia sebagai penghasil biji kakao terbesar dunia pada 2014. Namun demikian, sampai dengan saat ini kondisi pengembangan perkebunan kakao nasional belum mencapai optimal, masih banyak kendala khususnya pada level petani, diantaranya yaitu (1) penurunan tingkat produktivitas yang disebabkan oleh tanaman yang telah tua, rusak, kurang perawatan, atau serangan hama seperti Penggerek Buah Kakao (PBK) dan Penyakit Vascular Streak Dieback (VSD); (2) Rendahnya mutu biji karena penanganan pascapanen yang belum sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan; (3) Sebagian besar biji kakao yang dihasilkan masih belum terfermentasi; (4) Meningkatnya harga agro input seperti pupuk dan pestisida; (5) Masih terbatasnya kemitraan antara pengusaha/industry dengan petani (Dirjenbun, 19 Mei 2011).
1
FOCUS GROUP DISCUSSION Sistem Pengembangan Kakao Berkelanjutan dan Peningkatan Nilai Tambah Kamis, 12 Juli 2012 di Hotel Quality Yogyakarta
Didasarkan pada permasalahan yang ada, maka kebijakan dan strategi dalam pengembangan kakao diarahkan pada (Dirjenbun, 19 Mei 2011): (1) Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman kakao, penerapan Good Agricultural Practices (GAP), pengendalian OPT dan penyediaan benih unggul bermutu serta sarana produksi; (2) Peningkatan mutu melalui penerapan SNI wajib; (3) Pengembangan SDM untuk petani dan petugas; dan (4) Pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha antara petani dan pengusaha yang saling menguntungkan dan berkelanjutan. Rencana pemerintah untuk peningkatan produksi dan daya saing biji kakao dengan menghasilkan biji kakao fermentasi melalui penerapan SNI wajib untuk kakao (SNI 2323-2008), perlu diimbangi dengan berbagai program yang langsung dan nyata untuk para petani kakao. Menindaklanjuti kebijakan dan strategi dalam pengembangan kakao ini, maka dalam rangka DIES Natalis Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada yang ke-49, akan diselenggarakan Focus Group Discussion terkait dengan Sistem Pengembangan Kakao Berkelanjutan pada hari Kamis, tanggal 12 Juli 2012, bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian dan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Daerah Istimewa Yogyakarta. Tujuan: 1. Membangun jejaring dan kerjasama antar pemangku kepentingan 2. Menyusun program bersama berkelanjutan dalam rangka perbaikan sistem peningkatan produksi, produktivitas, dan mutu kakao untuk mencapai Indonesia sebagai produsen kakao terbesar di dunia 3. Pengembangan produk hilir dan promosi peningkatan konsumsi produk olahan kakao Luaran: 1. Terbentuknya jejaring dan kesepakatan antar pemangku kepentingan 2. Program pengembangan kakao berkelanjutan 3. Kebijakan peningkatan nilai tambah dan peningkatan daya saing produk kakao 4. Bisnis plan 5. Supply chain Kakao
2
FOCUS GROUP DISCUSSION Sistem Pengembangan Kakao Berkelanjutan dan Peningkatan Nilai Tambah Kamis, 12 Juli 2012 di Hotel Quality Yogyakarta
JADWAL SEMENTARA Waktu 08.00-08.30
Susunan Acara
Materi
Nara Sumber
Registrasi, Cocoa-break
08.30-09.15 PEMBUKAAN 08-30-08.35
Laporan Ketua Panitia
08.35-08.50
ACARA Penandatanganan MoU Kerjasama antara Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada dan Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian
08.50-09.00
Sambutan Dekan FTPUGM
09.00-09.15
Pengarahan oleh Dirjenbun dilanjutkan dengan Pembukaan FGD
Sistem Pengembangan Kakao Berkelanjutan dan Peningkatan Nilai Tambah
Direktur Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian
Aspirasi dari Anggota DPR
Aspirasi Pengembangan Kakao Rakyat
Dr. Djoko Udjianto
Menko Perekonomian
Kebijakan Ekonomi Nasional Kaitan dengan Pengembangan Kakao Nasional
Sesi 1 Moderator Prof.Dr. Endang S. Rahayu 09.15-11.15
Deputi Bidang Koordinasi Pertanian dan Kelautan Ir. Diah Maulida M.A.
Kementerian Perdagangan
Peluang Bisnis Kakao di Pasar Internasional
Dirjen Perdagangan Luar Negeri
Forum Pengembangan Perkebunan Strategis Berkelanjutan
Keberlanjutan Pengembangan Kakao Nasional
Ir. Achmad Mangga Barani, MM
Penelitian dan Pengembangan Hulu dan Hilir Industri Kakao
Direktur Puslit KOKA
Sesi 2. Moderator Prof.Dr. Haryadi 11.15-12.45
Puslit KOKA, Jember
3
FOCUS GROUP DISCUSSION Sistem Pengembangan Kakao Berkelanjutan dan Peningkatan Nilai Tambah Kamis, 12 Juli 2012 di Hotel Quality Yogyakarta
12.45-14.00
Perguruan Tinggi - UGM
Upaya Peningkatan Mutu Kakao
Fak. Teknologi Pertanian UGM (Dr. Supriyanto)
PT General Food Industry
Pengembangan Produk Hilir Kakao
Drs. Susanto Purwo
Asosiasi Kakao Fermentasi Indonesia
Pengembangan Kakao Fermentasi Rakyat
Syamsudin Said (Sulawesi Tengah)
AIKI – Asosiasi Industri Kakao Indonesia
Perkembangan dan Permasalahan Industri Kakao Dalam Negeri
Sindra Wijaya SE
Lembaga Ekonomi Masyarakat Sejahtera (LEMS Sulawesi Tenggara)
Sistem Kelembagaan Petani Kakao
Ketua LEMS
ISHOMA
Sesi 3. Moderator Dr. Suparmo 14.00-15.30
Sesi 4. Moderator Prof. Dr. Purnama Darmadji 15.30–16.30 Scope Lokal
FTP, INSTIPER, DisHutBun Pengembangan Model Desa DIY, Pelaku Agribisnis Kakao (Perbaikan Mutu dan Kakao DIY, PT Pagilaran, Sistem) Coklat Monggo
FTP UGM
PT Pagilaran
Membangun Supply Chain Kakao di DIY
PT Pagilaran
Cokelat Monggo
Membangun bisnis Cokelat di DIY
Coklat Monggo
Pelaku Agribisnis Kakao DIY 16.30–17. 00
Wrap up and closing
Panitia
4
FOCUS GROUP DISCUSSION Sistem Pengembangan Kakao Berkelanjutan dan Peningkatan Nilai Tambah Kamis, 12 Juli 2012 di Hotel Quality Yogyakarta
Susunan Panitia Steering Committee Sekretaris Ditjen Perkebunan (Koordinator) Direktur Tanaman Rempahdan Penyegar Direktur Pasca Panen dan Pembinaan Usaha Dekan FTP UGM Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY Ketua Prodi S2 Perkebunan, FTP UGM Ketua Agrinko (STIPER) Direktur Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Organizing Committee Ketua Panitia: Endang S. Rahayu (FTP UGM) Supriyanto (FTP UGM) Sri Maruyani (Kepala Bidang Pengembangan Tan Perkebunan, Dishutbun DIY) Ika Hartanti (Kepala Bidang KPSP, Dishutbun DIY) Kesekretariatan: Tyas Utami (FTP UGM, PIC) Jumanto (Kasi Pengembangan Tanaman Tahunan, Dishutbun DIY) Kardina (Dushutbun DIY) Suyatno (FTP UGM) Yunika, Dwi LNF, Mariatun Seksi Acara: Suparmo (FTP UGM, PIC) Haryadi (FTP UGM) Sri Anggrahini (FTP UGM) Hermantoro (INSTIPER) Yudi Pranoto (FTP UGM) Rini Yanti, Ayu, Sari, Gatot, Rahim Setyo Hastuti, Bambang Budiadi Seksi Perlengkapan: Purnama Darmadji (FTP UGM) Coordinator) Giri Sedayu, Rahadian Kristantya, Dimas W. Prabowo, Arifin, Totok
5