Lampiran 3
PANDUAN FOCUS GROUP DISCUSSION Focus Group Discussion adalah sebuah teknik pengumpulan data dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif. Dilakukan pada sekelompok orang untuk memberikan pendapat tentang suatu diskusi
tertentu.
FGD
dapat
digunakan
untuk
mengetahui pendapat masyarakat: 1. Mengembangkan
hipotesis
peneliti
untuk
ditindak
lanjuti. 2. Merangsang gagasan baru dan konsep-konsep kreatif. 3. Menemukan potensi untuk menanggulangi masalah 4. Mengenali kesan terhadap suatu program. 5. Mempelajari bagaimana masyarakat berbicara tentang gejala yang terdapat dalam masyarakat. 6. Menginteprestasikan hasil penelitian kualitatif terdahulu. 7. Melakukan evaluasi.
A. LANGKAH-LANGKAH 1. Memilih Peserta a. Tergantung pada tujuan studi. b. Kriteria peserta disesuaikan dengan kebutuhan yang dikaitkan dengan permasalahan dan tujuan penelitian.
99
c. Peserta harus mewakili kelompok yang berkaitan dengan tujuan. 2. Ukuran Kelompok Diskusi a. 6 sampai 10 orang b. Tidak terlalu
banyak agar semua
dapat
berpartisipasi c. Tidak terlalu sedikit sehingga gagal mendapatkan pendapat umum. B. WAKTU 1. Pelaksanaan
perlu
menyesuaikan
dengan
kesibukan peserta 2. Tidak lebih dari 2 jam, waktu ideal sekitar 1 jam, lebih dari itu konsentrasi menurun. C. PEDOMAN DAN PRINSIP DISKUSI 1. Pedoman Diskusi a. Dikembangkan dari kerjasama antar peneliti dalam tim, untuk mengarahkan pada pertanyaan penelitian. b. Pedoman pertanyaan dalam FGD biasanya hanya berupa topik-topik utama, kemudian dapat dikembangkan sendiri oleh moderator (dengan memperhatikan tujuan penelitian) sesuai dengan alur perkembangan diskusi. c. Untuk
menghindari
arah
diskusi
yang
semakin melebar, selain topik-topik utama, dapat juga dilengkapi dengan pertanyaan100
pertanyaan
untuk
membantu
moderator
mengingat hal-hal yang diperlukan untuk mencapai tujuan diskusi. 2. Prinsip Pedoman Diskusi a. Pertanyaan disusun dari umum ke khusus b. Pertanyaan yang paling penting , ditempatkan terlebih dahulu, yang kurang penting pada bagian akhir. D. PERTANYAAN 1. Jumlah pertanyaan sebaiknya tidak lebih dari 10 set, sebaiknya antara 5-10 set saja 2. Jenis pertanyaan : tidak terstruktur dan open ended, yang memungkinkan peserta menjawab berbagai dimensi. 3. Pertanyaan
menggunakan
kata
tanya:
apa,
siapa, dimana, kapan, bagaimana dan mengapa. E. MODERATOR 1. Teknik/keahlian. 2. Gunakan
berbagai
strategi
untuk
mengem-
bangkan dinamika. 3. Perhatikan tingkah laku dan sikap peserta diskusi tetap berada pada alur yang mengarah pada jawaban yang diinginkan. 4. Kuasai keadaan bila ada gangguan baik dalam kelompok maupun dari luar kelompok diskusi..
101
5. Membuat
transkrip
hasil
diskusi
bersama
pengamat. F. PENGAMAT 1. Bertugas untuk mencatat. 2. Mengatur alat perekam. 3. Menyediakan tempat diskusi yang nyaman. 4. Menyediakan konsumsi untuk peserta diskusi. 5. Mengingatkan moderator jika ada yang terlewatkan. 6. Mengamati peserta terutama bahasa tubuh. 7. Untuk kecepatan mencatat, membuat simbol untuk bahasa tubuh peserta atau gangguan. 8. Membuat transkrip beserta moderator. G. PELAKSANAAN DISKUSI 1. Moderator Membuat Rapport Peserta : a. Ucapkan selamat dating. b. Berbicara dengan sopan. c. Perkenalkan diri sendiri dan pengamat, dan meminta peserta memperkenalkan diri (minta peserta melengkapi data yang dibutuhkan) untuk dicatat. Ingat nama peserta, gunakan nama mereka bila bertanya. d. Persilahkan bebas makan dan minum jika disediakan.
102
2. Diskusi a. Kuasai topik diskusi dengan baik. b. Berikan penjelasan mengenai tujuan diskusi dan ulasan singkat mengenai topik diskusi. c. Buat aturan diskusi. d. Mohon ijin merekam untuk kemudian teknis pencatatan. e. Gulirkan pertanyaan dengan luwes. f. Selingi humor. g. Simpulkan hasil diskusi dan tanyakan pada mereka apakah sudah sesuai dengan maksud mereka. h. Ucapkan terimakasih. i. Jangan
matikan
alat
perekam
setelah
diskusi, seringkali masih ada pembicaraan penting. H. PENGAMAT DAN MODERATOR 1. Moderator dan pengamat harus peka tetapi bebas
dari
kebingungan,
ketegangan
dan
keterpaksaan. 2. Berlatih sabar mendengarkan peserta tetapi cepat kembali pada topik diskusi bila diskusi melenceng. 3. Kemampuan mengingat alur pertanyaan. 4. Mampu
mendengar
sekaligus
berpikir
pada
waktu yang sama. 5. Mampu mengatur waktu. 103
I. ANALISIS DATA FGD 1. Lakukan transkrip keseluruhan diskusi, berarti menyediakan catatan lengkap tentang diskusi yang dilakukan 2. Analisis isi diskusi, untuk melihat kecenderungan pada pola (yang muncul berulang-ulang) 3. Tulis laporan setelah melakukan analisis isi diskusi
104
HASIL FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD) Judul/Tema
: Peningkatan Kinerja Guru Melalui Supervisi Akademik di SD Negeri Candisari 1 Mranggen Demak.
Tempat
: Ruang Ad. Hoc, FE UNNES
Hari/Tanggal
: Selasa, 3 Juni 2014
Nara Sumber
: Dr. Bambang Ismanto, M.Si
RINGKASAN HASIL FGD Dalam meningkatkan kualitas belajar mengajar peserta didik perlu adanya suatu kinerja yang baik, kinerja merupakan penampilan kerja atau perilaku kerja dari seseorang untuk mencapai hasil tertentu, sedangkan
yang dimaksud dengan
kinerha
guru
adalah perilaku atau unjuk kerja yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik, adapun pelaksanaan strategi tersebut dengan: 1. Learning organization (diskusi, briefing, MGMP, IHT, Lesson Study). 2. Guna peningkatan kinerja perlu adanya reward system, bagi guru yang memiliki prestasi. 3. Peningkatan partisipasi guru dalam perencanaan, pelaksana-an dan evaluasi.
105
4. Meningkatkan hubungan antar pribadi (sering komunikasi
untuk
meningkatkan
kualitas
gunamenambahkan loyalitas. 5. Memberikan arahan, dukungan, pengawasan dan evaluasi. 6. Mendorong guru untuk bekerja lebih inovatif dan kreatif. Tujuan dari penilaian kinerja adalah untuk menghasilkan kerja yang optimal dan juga dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas layanan. Dalam meningkatkan kemampuan mengajar perlu diperhatikan mengenai kepribadian, komunikasi, kedisiplinan, kesejahteraan, iklim kerja yang kondusif, kebutuhan, umpan balik, reward, bakat dan bahkan membutuhkan suatu motivasi. Untuk meningkatkan kinerja juga perlu adanya nilai-nilai kebersamaan (kasih sayang dan perhatian), baik itu dari atasan terhadap bawahan, bawahan terhadap atasan, bawahan dengan bawahan lainnya. Dengan demikian akan terlihat suasana yang begitu dekat antar warga sekolah. Selain itu juga perlu adanya suatu kebebasan untuk melakukan suatu kegiatan yang positif, agar bisa merasa nyaman, betah, dan tentram berada di lingkungan sekolah. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah di SD Negeri Candisari 1, supervisi akademik yang dilaksanakan di setiap sekolah
106
dasar masih
bersifat administratif belaka. Lebih lanjut dijelaskan dalam pelaksanaannya hanya sekedar menggugurkan tugas, akan tetapi di SD Negeri Candisari 1 supervisi akan dilaksanakan sesuai dengan syarat dan ketentuan
yang
telah
ditetapkan
dengan
perundang-
undangan. Untuk meningkatkan kompetensi guru perlu dilakukan supervisi akademik yang terencana dengan baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Sahertian (2008: 19) bahwa supervisi adalah memberikan layanan dan bantuan kepada guru-guru untuk mengembangkan situasi belajar-mengajar di kelas. Supervisi dalam arti pembinaan pada proses belajar mengajar adalah salah satu tugas kepala sekolah
yaitu sebagai supervisor.
Supervisi mengandung pengertian demokratis. Dalam pelaksanaannya supervisi tidak hanya mengawasi apakah guru telah melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan, tetapi juga berusaha bersama-sama guru mencari jalan keluar bagaimana cara memperbaiki proses belajar mengajar. Oleh karena itu supervisi pengajaran mempunyai kedudukan yang penting dalam meningkatkan mutu proses belajar mengajar.
107