Fluorimetri Imam Santosa, MT
Penjelasan
Fluoresens (pendar-fluor) disebabkan oleh absorpsi (penyerapan) energi radiasi (energi menyinar) dan emisi-kembali (pemancaran kembali) sebagian dari energi ini dalam bentuk cahaya nampak. Cahaya yang diemisi hampir selalu mempunyai pan-jang gelombang lebih daripada yang diabsorpsi. Fluoresensi sejati, absorpsi dan emisi berlangsung dalam waktu yang singkat tetapi terukur-dari order 10-9-10-1 detik. Jika cahaya ini diemisi dengan penundaan waktu (10 detik) fenomena ini di-kenal sebagai pendar-fosfor (fosforesens) Baik fluo-resens maupun fosforesens dinyatakan dengan istilah fotoluminesens; proses absorpsi dan emisi-kembali energi cahaya.
Hubungan antara intensitas fluoresens dan konsentrasi F ≡ 2,303 K.Io.ε.C.l atau F = K’ C Yaitu, intensitas fluoresens praktis adalah sebanding dengan konsentrasi zat fluoresen, asalkan e cl ≤ 0,01. e K' adalah tetapan menyeluruh untuk satu zat
tertentu dalam sebuah instrumen tertentu. Dalam praktek, persamaan berlaku sampai dengan beberapa bagian perjuta (part per million): pada konsentrasikonsentrasi lebih tinggi, kurva fluoresens-konsentrasi akan melengkung ke arah sumbu konsentrasi. Faktor-faktor, seperti disosiasi, asosiasi, atau solvasi, yang akan merusak hukum Beer-Lambert, diperkirakan mempunyai efek yang serupa dalam fluoresens. Zat pemadam (quencher) : bahan yang menyebabkan intensitas fluoresens menjadi kurang daripada nilai yang diharapkan, biasanya ini di-sebabkan oleh adanya ion-ion atau molekul-molekul asing. Fluoresens dipengaruhi oleh pH larutan, oleh sifat pelarut, konsentrasi reagensia yang ditambahkan dalam penerapan ion-ion anorganik, dan dalam beberapa kasus, oleh temperatur.
Instrumen-instrumen untuk mengukur fluoresens dikenal sebagai fluorimeter atau fluorofotometer.
Keterangan
Cahaya dari sebuah lampu uap merkurium (sumber dari cahaya ultraviolet), dilewatkan melalui sebuah lensa kondensor, sebuah filter primer (untuk memberi kesempatan pita cahaya diperlukan melaluinya) sebuah wadah contoh, sebuah filter sekunder (dipilih untuk mengabsorpsi energi radiasi primer tetapi mentransmisi radiasi fluoresens), sebuah fotosel penerima yang ditempatkan dalam kedudukan tegak lurus terhadap cahaya masuk (agar ia tak dapat dipengaruhi oleh radiasi primer), dan sebuah galvanometer yang peka atau peranti lain untuk mengukur output dari fotosel. Karena intensitas fluoresens adalah sebanding dengan intensitas cahaya yang menyinari (iradiasi), sumber cahaya harus stabil. Biasanya, dipakai instrumen dua-sel; galvanometer digunakan sebagai instrumen nol, dan pembacaan-pembacaan dilakukan pada sebuah potensiometer yang digunakan untuk mengimbangkan foto-sel-fotosel itu satu sama lainnya. Karena kedua fotosel itu dipilih sedemikian sehingga serupa dalam respons spektralnya, fluktuasi-fluktuasi dalam intensitas sumber cahaya dianggap telah dikurangi sampai minimum.
Contoh alat
Fluorimeter-fluorimeter yang lebih sederhana, seperti Locarte, EEL 244 dan fluorimeter Coleman, adalah instrumen-instrumen manual yang beroperasi hanya pada satu panjang-gelombang tunggal yang dipilih pada setiap satu saat. Perkin-ElmerMPF-4, menggunakan suplai tenaga lampu xenon 150 watt dan monokromator kisi difraksi. Suatu perbedaan yang penting dibandingkan dengan spektrofotometer adalah bahwa dalam hal ini radiasi fluoresensi dideteksi oleh sebuah fotopengganda, sementara untuk spektroskopi absorpsi, detektor biasa-nya adalah sebuah fotosel. Spektrofluorimeter biasanya dapat menyusuri dengan beberapa laju antara 10 dan 500 nm min' , dan memberi penguraian dari tingkat 0,5 nm.
Beberapa Aplikasi Fluorimetri Fluorimetri umumnya digunakan jika tak ada rnetode kolorimetri yang cukup peka atau selektif untuk zat yang akan ditetapkan. Dalam kimia anorganik, aplikasi yang paling sering adalah untuk penetapan ionion logam sebagai kompleks organik fluoresen. Uranium dapat ditetapkan dengan mengukur fluoresens kuning cemerlang dari
suatu manik yang dihasilkan dengan melebur zat itu dengan suatu campuran dari natrium karbonat dan natrium fluorida. Banyak dari kompleks-kompleks oksina berfluoresensi dengan kuat: aluminium, zink, magnesium, dan galium, kadang-kadang ditetapkan pada konsentrasikonsentrasi rendah dengan metode ini.
Aluminium membentuk kompleks-kompleks fluoresen dengan zat warna Biru Hitam Eriokrom RC (Biru Hi-tam Pontakrom R), sementara berilium membentuk sebuah kompleks fluoresen dengan kuinizarin. Aplikasi-aplikasi yang penting adalah penetapan kuinina dan vitamin-vitamin riboflavin (vitamin B2) dan tiamina (vitamin B1). Riboflavin berfluoresensi dalam larutan air, tiamina harus dioksidasi dulu dengan larutan heksasianoferat(III) alkalin menjadi Tiokroni, yang memberi fluoresens biru dalam larutan butanol.