BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Prangko sebagai benda filateli, pada awalnya hanya merupakan secarik kertas kecil yang memuat gambar kepala negara (Raja dan Ratu), lambang negara atau angka yang menunjukkan harga nominal saja, yang berfungsi sebagai tanda pembayaran untuk melunasi biaya pengiriman surat. Namun sesuai dengan perkembangan teknologi kemudian prangko mulai memuat gambar dengan desain yang beranekaragam. Perkembangan tersebut, ternyata menjadikan prangko memiliki daya tarik tersendiri untuk kemudian dijadikan benda koleksi (Collectible Items) yang memiliki nilai (Value) tinggi. Daya tarik yang dimiliki oleh sebuah prangko tidak hanya terbatas pada desainnya yang beranekaragam, melainkan juga dari value dan juga manfaat yang dapat diperoleh dari mengoleksi sebuah prangko. Tanpa disadari, seorang pengumpul prangko yang menekuni hobinya dengan sungguh-sungguh, akan memperoleh banyak manfaat yang positif. Salah satunya adalah dapat memberikan tambahan pengetahuan atau wawasan dalam berbagai bidang. Daya tarik yang dimiliki prangko tersebut ternyata telah menarik minat yang luar biasa dari masyarakat pada saat itu. Komunitas, klub dan federasi filatelipun lahir dan berkembang di seluruh dunia. Di Indonesia kegemaran ini berkembang sejak zaman penjajahan Belanda, dan sejak itu mengalami perkembangan yang dapat dikatakan cukup pesat. Perkembangan perfilatelian di Indonesia juga ditandai dengan menjamurnya perkumpulan-perkumpulan filatelis yang tersebar di seluruh daerah di Indonesia. Perkumpulan –perkumpulan filateli ini memiliki tujuan untuk memajukan dan mengembangkan filateli di seluruh tanah air serta mempererat hubungan, memperluas wawasan, menjalin persaudaraan dan persahabatan serta meningkatkan kerja sama antar filatelis baik nasional maupun internasional.
Filateli di Indonesia pada perkembangannya mencapai puncak pada tahun 1999, dengan Jumlah filatelis di Indonesia yang pada awal tahun 1990 berjumlah
1
63.519 orang, kemudian mengalami kenaikan yang cukup pesat dalam tempo 9 tahun tercatat sebanyak 1.152.345 orang melalui program ’’Sejuta Filatelis’’ yang dicanangkan oleh PT.POS Indonesia (Sumber : Kantor Filateli (PT.POS Indonesia)).
Gambar 1.1 Data Perkembangan Filatelis di Indonesia Dari Tahun 1990-2004
Namun ditahun 1998, Indonesia mengalami “krisis moneter” yang berkepanjangan, dimana ketika itu terjadi pergolakan politik yang juga berimbas pada perekonomian masyarakat. Hal tersebut turut memberikan pengaruh pada perkembangan filateli di Indonesia, yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya kelesuan dikalangan filatelis. Di awal tahun 2003, PT. POS Indonesia didukung oleh komunitas pecinta filateli mencoba membangkitkan kembali gairah perfilatelian di Indonesia. Usaha tersebut cukup membuahkan hasil. Hal tersebut ditandai oleh perkembangan filateli dalam kuantitas dari tahun ke tahun terlihat mulai meningkat, hingga saat ini. Hal ini dimungkinkan karena upaya pemberian informasi perfilatelian kepada masyarakat semakin baik meskipun dalam kondisi yang masih terbatas. Melihat kondisi tersebut, keberadaan sebuah fasilitas atau tempat kegiatan filateli yang terpusat dirasa sangat penting. Sebuah wadah atau tempat yang terpusat yang didalamnya memuat segala informasi maupun memfasilitasi kegiatan-kegiatan filateli di Indonesia. Sehingga dapat memudahkan masyarakat umum untuk memperoleh informasi yang lengkap mengenai filateli khususnya manfaat yang dapat diperoleh dari mengoleksi benda filateli. Bagi para pecinta filateli dapat
2
berkomunikasi, berdiskusi, berbagi informasi, berkumpul, dan melakukan berbagai kegiatan – kegiatan lainnya baik formal maupun informal. Sehingga diharapkan pada akhirnya mampu membangkitkan kembali gairah perfilatelian di Indonesia.
1.2
Tujuan Perancangan
1.2.1 Tujuan Umum
Menciptakan suatu fasilitas terpusat yang dibuat berdasarkan kebutuhan para komunitas pecinta filateli, dan khususnya bagi komunitas yang tergabung dalam
keanggotaan
Persatuan
Filateli
di
Indonesia.
Untuk
dapat
berkomunikasi, berdiskusi, berbagi informasi, berkumpul, dan melakukan berbagai kegiatan – kegiatan lainnya baik formal maupun informal
Menyediakan informasi yang lengkap kepada masyarakat mengenai dunia filateli, khususnya manfaat yang dapat diperoleh.
Meningkatkan apresiasi masyarakat pada umumnya dan komunitas pecinta filateli terhadap perfilatelian di Indonesia.
1.2.2
Tujuan Khusus
Perancangan dimaksudkan untuk menyelesaikan masalah desain yang ada, sekaligus memberikan alternatif pemecahan masalahnya.
3
1.3
Kerangka Pemikiran
-
-
LATAR BELAKANG Fenomena Filateli di Indonesia Belum adanya wadah terpusat yang dapat memfasilitasi kegiatan filateli, club erta informasi mengenai filateli Kebutuhan dari komunitas pecinta filateli
USULAN JUDUL Indonesia Philately Center
PERMASALAHAN SECARA UMUM
TINJAUAN TEORITIS - Tinjauan umum filateli - Tinjauan manusia dengan ruang - Tinjauan manusia dan Informasi - Standarisasi fasilitas - Standarisasi Teknis Interior
TINJAUAN EMPIRIS - Pengamatan - Studi banding
ANALISA MASALAH
IDENTIFIKASI MASALAH
KONSEP DASAR & PENGEMBANGAN DESAIN
USULAN SOLUSI Gambar 1.2 Skema kerangka pemikiran
4
1.4
Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian ini terbagi dalam empat bab yang disusun mulai dari tahap menguraikan dan membahas permasalahan sampai kepada pengidentifikasian masalah dan konsep desain, dengan sistematika sebagai berikut: Bab I merupakan bagian awal yang mengungkapkan latar belakang permasalahan, identifikasi masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, kerangka pemikiran, dan sistematika penulisan. Bab II diuraikan mengenai tinjauan yang terkait dengan kasus penelitian yang berisikan tinjauan secara umum dan secara khusus fasilitas yang dikerjakan. Bab III berisi kajian terhadap kasus penelitian dari fasilitas yang akan dikerjakan. Bab IV berisi mengenai tema dan konsep desain yang ingin dihadirkan dan diaplikasikan dalam ruang. Bab V menguraikan implementasi tema dan konsep pada desain. Bab Kesimpulan merupakan bab penutup dalam laporan ini yang merangkum keseluruhan materi yang telah dituliskan sebelumnya pada laporan dan menjadi intisari dari laporan mata kuliah Tugas Akhir Desain Interior.
5