PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN TERHADAP KINERJA DALAM STRATEGIC SUPPLY RELATIONSHIP DENGAN KERJASAMA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Empiris Pada Apotek Di Kota Ambon) Fentje Salhuteru (Dosen Politeknik Negeri Ambon) Abstract. This study aimed to examine the effect on the performance of management control systems in strategic supply relationship with the co-operation as an intervening variable in a pharmacy in the city of Ambon. These results indicate that the Performance Measurement System a significant effect on performance in the Strategic Supply Relationship (SSRs). Furthermore, significant effect on the Socialization Process Performance In Strategic Supply Relationship (SSRs). Similarly Performance Measurement System significantly influence Cooperation. Then the process of socialization significant effect on cooperation. Cooperation significant effect on performance in the Strategic Supply Relationship (SSRs). The performance measurement system did not significantly affect the performance SSRs through cooperation as an intervening variable. Similarly, the process of socialization significant effect on the performance SSRs through cooperation as an intervening variable. Key word:
Strategic Supply Relationship, Performance Measurement System, Socialization Process, Performance
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pada kinerja sistem pengendalian manajemen dalam hubungan pasokan strategis dengan kerjasama sebagai variabel intervening di apotek di kota Ambon. Hasil ini menunjukkan bahwa Sistem Pengukuran Kinerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja Strategic Supply Relationship (SSRs). Demikian pula Sistem Pengukuran Kinerja secara signifikan mempengaruhi Kerjasama. Dengan demikian, maka proses sosialisasi berpengaruh signifikan terhadap kerjasama. berpengaruh signifikan kerjasama pada kinerja di Strategi Pasokan Hubungan. Sistem pengukuran kinerja tidak signifikan mempengaruhi kinerja melalui kerja sama sebagai variabel intervening. Demikian pula, dampak proses sosialisasi yang signifikan terhadap kinerja melalui kerjasama sebagai variabel intervening. Kata Kunci: Strategi Pasokan Hubungan, Sistem Pengukuran Kinerja, Sosialisasi Proses, Kinerja
Latar Belakang Perusahaan membangun hubungan strategis dengan pemasok maupun dengan pelanggan atau dikenal dengan Strategic Supply Relationships (SSRs). Disisi pemasok, menjaga dan membina hubungan baik dengan para pelanggan menjadi hal yang efisien dan efektif dibandingkan berusaha mencari pelanggan baru. Kotler (2009) menyatakan memperoleh pelanggan baru dapat menelan biaya lima kali lipat lebih besar dibandingkan mempertahankan pelanggan yang ada (Hardyanto,2013). Hubungan yang baik antar pembeli dan Suplier atau pemasok akan membawa dampak yang baik bagi suatu perusahaan. Kerjasama juga dapat memaksimalkan keuntungan diantara pembeli dan suplier, dengan cara melakukan koordinasi yang efektif, meningkatkan pengetahuan bagi setiap anggota dan pemecahan masalah secara bersama-sama (Browning et.al, 1995; Smith et.al, 1995, Muclish,2009). Selain itu Heide dan Minner (1992), memberikan dimensi tingkah laku dalam kerjasama, yaitu : penyebaran informasi (information sharing), memecahkan masalah secara bersama (problem solving), kemauan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan (adaptability) dan pengendalian atas penggunaan kekuasaan (use of power). Smith et.al, (1995) berpendapat bahwa kerjasama dapat timbul jika para anggota diarahkan secara terus menerus, dan menguntungkan bagi setiap anggota. Dalam teori organisasi dan proses manajerial, Barnard (Muclish, 2009), berpendapat bahwa mendorong dan menjaga kerjasama adalah inti dari
pengorganisasian dan pengelolaan, serta mereka juga menyarankan peran Sistem Pengendalian Manajemen (SPM) dalam memelihara kerjasama diantara pembeli dan suplier. Menurut Anthony dan Govindarajan (2005) SPM sebagai suatu proses di mana para manajer mempengaruhi anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasi strategi organisasi. Selanjutnya Ansari (1977) berpendapat bahwa SPM meliputi seluruh aturan organisasi dan tindakan yang didesain untuk mencapai tujuan dalam meningkatkan kinerja dengan risiko yang kecil. Selain itu juga SPM adalah sebuah konsep yang memiliki dimensi, yaitu evaluasi/pengukuran kinerja dan proses sosialisasi. Beberapa peneliti di bidang akuntansi juga mengakui, bahwa SPM sangat berperan dalam kinerja organisasi (Gietzman, 1996; Hopwod, 1996; Tomkins, 2001; Muchlish 2009). Mengembangkan hubungan yang dekat antara pembeli dan suplier dalam pengadaan barang dan jasa akan memperoleh manfaat dalam jangka panjang. (Ring dan Van de Ven, 1992; Domberger, 1996; Van der Meer-Kooistra dan Vosselman, 2000; Langfield-Smith dan Smith, 2003; Muclish, 2009). Secara praktek, hubungan antara pembeli dan suplier mengalami pertumbuhan yang cepat dan signifikan ketika suatu perusahaan menjalankan kegiatan dan perjanjian kontraknya secara efektif (Ring dan Van de Ven, 1992; Lacity dan Hirschheim, 1993a,b, Muclish, 2009). Strategic Supply Relationships (SSRs) merupakan hubungan dua atau lebih dari entitas, yang
didalamnya terdapat pembeli dan suplier, yang bertujuan untuk menjaga hubungan antar organisasi dalam periode jangka panjang, yang mana pembeli dan suplier tersebut memiliki kekuatan dalam mencapai tujuan masing masing entitas (Spekman, 1988 dalam Muchlish 2009). Organisasi ini berdiri sendiri dan tetap independen dalam pengambilan keputusan (Wood dan Gray, 1991). Meskipun hubungan antara pembeli dan suplier bukan suatu hal yang baru, transaksi SSRs bukan merupakan transaksi jual beli yang biasa terjadi di pasar. Kadangkadang hubungan mereka membentuk jaringan sendiri. SSRs meliputi transaksi secara terus menerus dan di harapkan memberikan keuntungan pada pembeli dan suplier untuk jangka panjang. Berbagai penelitian membuktikan bahwa SPM dan kerjasama memegang peranan kunci bagi kesuksesan kinerja SSRs, seperti dilakukan oleh Mahama (2006) yang meneliti perusahaan pertambangan Australia, Muchlish (2009) menginvestigasi di rumah sakit se-pulau Jawa dan Hardyanto(2013) yang meneliti perusahaan pemasok (Supplier) yang menjadi mitra PT semen padang. Meskipun telah banyak penelitian yang meneliti tentang Sistem Pengendalian Manajemen (SPM), tetapi yang meneliti hubungan SPM dengan kerjasama belum dikembangkan secara optimal. Hal ini diketahui berdasarkan penelitian sebelumya yaitu penelitian dari Mahama(2006), Muclish(2009) dan Hardyanto (2013). Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan dalam membantu mewujudkan tercapainya
derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Selain itu juga sebagai salah satu tempat pengabdian dan praktek profesi apoteker dalam melaksanakan pekerjaan kefarmasiaan. dan penyaluran perbekalan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Selanjutnya berdasarkan kerja dari apoteker, pasti memerlukan banyak jenis obatobatan untuk kebutuhan konsumen. Maka pihak apotek secara aktif bekerjasama dengan suplier yang menyediakan jenis obat-obatan maupun alat kesehatan guna menambah persediaan apotik. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis melakukan penelitian tentang “Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen terhadap Kinerja Strategic Supply Relationship dengan Kerjasama sebagai Varibel Intervening”. Hipotesis H1 : Sistem Pengukuran Kinerja berpengaruh terhadap kinerja dalam SSRs. H2 : Proses Sosialisasi berpengaruh terhadap kinerja dalam SSRs H3 : Sistem Pengukuran Kinerja berpengaruh terhadap kerjasama H4 : Proses Sosialisasi berpengaruh terhadap Kerjasama H5 : Kerjasama berpengaruh terhadap kinerja dalam SSRs H6 : Sistem pengukuran kinerja berpengaruh terhadap kinerja dalam SSRsmelalui kerjasama sebagai variabel intervening H7 : Proses sosialisasi berpengaruh terhadap kinerja dalam SSRsmelalui
kerjasama sebagai variabel intervening. Metode Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, yaitu ingin menguji pengaruh Sistem pengendalian manajemen (sistem pengukuran kinerja dan proses sosialisasi) terhadap kinerja strategic supply relationship, dengan kerjasama sebagai variabel intervening di apotek se-kota Ambon. Sifat dari penelitian ini dikategorikan penelitian penjelasan atau eksplanatory research, dimana menjelaskan hubungan dan pengaruh melalui pengujian hipotesis.. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bertanggungjawab atas pembelian atau pengadaan barang di apotek. Jumlah apotek yang berada di kota Ambon adalah 45 Apotek. Sementara itu, sampel yang digunakan dalam penelitian ini karyawan yang bertanggung jawab atas pembelian atau pengadaan barang di apotek. Teknik pengambilan sampel penelitian ini dengan metode sensus karena jumlah populasi relatif sedikit, sehingga seluruh populasi dijadikan sampel. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini yaitu dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner kepada karyawan yang bertanggungjawab atas bagian pembelian atau pengadaan barang di apotek se-kota Ambon. Kuesioner disebarkan dengan cara mengantar langsung kepada responden. Dalam penelitian ini, ada tiga variabel yang di teliti yaitu Sistem pengendalian Manajemen meliputi Sistem Pengukuran Kinerja (SPK) dan proses Sosialisasi sebagai variabel independen. Variabel
intervening yaitu kerjasama sedangkan variabel dependen yaitu Kinerja dalam SSRs.Variabel Sistem Pengukuran Kinerja di ukur dengan pengukuran keuangan dan pengukuran non keuangan, yang terdiri dari 6 item pertanyaan (Mahama, 2006). 3 item pertanyaan untuk pengukuran keuangan meliputi target keuangan dan biaya, yang dilihat pembeli dan tiga item untuk pengukuran non keuangan meliputi kualitas, waktu dan spesifikasi produk. Variabel proses sosialisasi di ukur menggunakan instrument Chalos dan O’Connor (2004) dengan 2 item pertanyaan yaitu frekuensi rapat dan konsultasi pribadi guna menjaga hubungan bersama.Variabel kerjasama diukur dengan 8 item pertanyaan yang di bagi berdasarkan dimensi kerjasama (Heide dan Minner, 1992). Sedangkan kinerja hubungan diukur dengan4aspek, yaitu bagaimana Supplier memenuhi harapan pembeli, seperti: kualitas, efisiensi biaya, tepat waktu, peningkatan pelayanan. Pertanyaan setiap variabel menggunakan skala likert 7 point dari nilai 1 jika sangat tidak setuju sekali hingga nilai 7 jika sangat setuju sekali. Data penelitian yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan regresi berganda. Analisis deskriptif dilakukan terhadap karakteristik responden, sedangkan analisis regresi berganda digunakan untuk mengukur pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen melalui variabel intervening. Analisis regresi liniear berganda yang dilakukan dalam penelitian ini, dilakukan dengan memasukkan dua buah variabel independen yang terdiri atas sistem pengukuran kinerja dan dan proses sosialisasi, variabel intervening yaitu kerjasama serta
variabel dependen yaitu kinerja SSRs. Secara umum formulasi dari regresi berganda dapat ditulis sebagai berikut: Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X1.Z + β4X2.Z + e Keterangan : Y : Kinerja SSRs X1 : Sistem Pengukuran Kinerja X2 : Proses Sosialisasi Z : Kerjasama α :Nilai Intersep (konstanta) β1, β2, β3, β4 : Koefisien Regresi e : Error Hasil dan Pembahasan Karakteristik Responden Berdasarkan jenis kelamin responden sebanyak 16 orang (40%) adalah wanita dan 24 orang (60 %) adalah pria . Berdasarkan usia/umur responden, yang terbanyak pada kelompok usia 31-40 tahun sebanyak 17 responden atau sebesar 42,5%, kemudian usia 20-30 tahun sebanyak 14 responden atau 35%, usia 41-50 tahun sebanyak 6 responden atau sebesar 15%, dan yang terakhir adalah usia diatas 50 tahun sebanyak 3 orang atau sebesar 7,5%. Selanjutnya berdasarkan lamanya bekerja, yang terbanyak adalah 1-5 tahun sebanyak 20 orang atau sebesar 50%, kemudian 11-20 tahun sebanyak 9 responden atau 22,5%, 610 tahun sebanyak 8 responden atau sebesar 20%, dan yang sudah bekerja lebih dari 20 tahun 3 orang atau sebesar 7,5%. Sedangkan berdasarkan tingkatan pendidikan maka jumlah responden terbanyak adalah responden dengan tingkat pendidikan SMA sebanyak 15 responden atau sebanyak 37,5% dari total responden. Kemudian responden dengan tingkat pendidikan S1 adalah sebanyak 13 orang atau sebesar 32,5%, kemudian responden
dengan tingkat pendidikan D3 sebanyak 10 orang atau sebesar 25% dan yang berpendidikan S2 sebanyak 2 orang atau 5%. Uji Instrumen Berdasarkan hasil perhitungan confirmatory factor analysis yang disajikan berdasarkan 40 sampel yang digunakan, menunjukkan bahwa convergent validity bisa diterima karena mempunyai factor loading yang lebih besar dari 0,40 dan signifikan pada level kepercayaan 95%. Dari hasil faktor analisis secara keseluruhan semua item menunjukkan validitas diatas 0.40. Hal ini menandakan bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini benar-benar mengukur hal yang sebenarnya (Sekaran, 2003). Dari hasil pengujian reliabilitas dengan memasukkan semua item pertanyaan, semua variabel mempunyai nilai Cronbach’s Alpha di atas 0,7. Karena memiliki nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,7 berarti telah memenuhi uji reliabilitas. Statistik Deskriptif Sebelum pengujian hipotesis dilakukan terlebih dahulu ditampilkan statistik deskriptif variabel yang antara lain mean, standar deviasi dan varians. Hasil pengujian menunjukan bahwa nilai mean tertinggi adalah pada variabel Sistem Pengukuran Kinerja yaitu sebesar 3,9450 dan yang terendah adalah variabel Kinerja sebesar 3,8938. Standar deviasi tertinggi ada pada variabel Sistem Pengukuran Kinerja yaitu sebesar 0,62263 dan yang terendah pada variabel Kinerja yaitu sebesar 0,59347. Varians tertinggi juga ada pada variabel Sistem Pengukuran Kinerja pada
yaitu 0,388 dan yang terendah pada variabel Kinerja yaitu sebesar 0,352. Pengujian Asumsi Klasik Pengujian normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2005). Cara yang dipergunakan untuk menguji normalitas data dalam penelitian ini adalah dengan mengunakan uji non-parametrik Kolmogorof–Smirnov test. Hasil pengujian normalitas menunjukan bahwa nilai asymp.sig/asymptotic significance dua sisi untuk pengujian pertama adalah 0,715 atau probabilitas diatas 0,05 (0,715 > 0,05) ; pengujian kedua adalah 0,462 atau probabilitas diatas 0,05 (0,462 > 0,05) dan pengujian Ketiga adalah 0,755 atau probabilitas diatas 0,05 (0,954 > 0,05). Dengan demikian keseluruhan data yang digunakan dalam regresi terdistribusi secara normal. Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk melihat ada tidaknya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel indipenden. Apabila nilai tolerance lebih dari 0,1 atau variance inflation factor (VIF) kurang dari 10 dapat dikatakan model regresi tidak terjadi multikolinearitas (Hair et al., 1998). Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Berdasarkan hasil pengujian diiketahui bahwa tidak ada korelasi antar variabel – variabel indipenden yang diujikan . Hal ini dapat dilihat dari nilai tolerance yang lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF yang lebih kecil dari 10. Dengan demikian
model regresi tidak terjadi multikolinearitas. Pengujian heteroskadisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2005). Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut dengan heteroskedatisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas. Cara yang dipergunakan untuk uji heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Jika ada pola tertentu, seperti titik – titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005). Dari ketiga grafik scatterplots terlihat titik – titik menyebar secara acak (random) baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu y. Titik – titik tersebut tidak membentuk suatu pola tertentu yang teratur. Maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada ketiga model regresi yang diujikan tersebut. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan terhadap 7 hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dengan menggunakan analisis regresi linier berganda, analisis regresi linier sederhana, dan Pengujian Sobel (Sobel Test) untuk menguji efek mediasi. Pengujian pertama dilakukan terhadap hipotesis 1 dan hipotesis 2. Hasil pengujian untuk
hipotesis 1 menunjukan bahwa Sistem Pengukuran Kinerja berpengaruh positif terhadap kinerja dalam SSRs. Hal ditunjukan dengan nilai signifikansi sebesar 0,006 (probabilitas < 0,05) dengan nilai thitung sebesar 2,938. Nilai koefisien regresi adalah sebesar 0,330. Hasil pengujian ini menunjukan bahwa hipotesis 1 didukung.Hasil pengujian untuk hipotesis 2 menunjukan bahwa Proses Sosialisasi berpengaruh positif terhadap kinerja dalam SSRs. Hal ditunjukan dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (probabilitas < 0,05) dengan nilai thitung sebesar 4,623. Nilai koefisien regresi adalah sebesar 0,529. Hasil pengujian ini menunjukan bahwa hipotesis 2 didukung. Pengujian kedua dilakukan terhadap hipotesis 3 dan hipotesis 4. Hasil pengujian untuk Hipotesis 3 menunjukan bahwa Sistem Pengukuran Kinerja berpengaruh positif terhadap Kerjasama. Hal ditunjukan dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (probabilitas < 0,05) dengan nilai t-hitung sebesar 5,226. Nilai koefisien regresi adalah sebesar 0,553. Hasil pengujian ini menunjukan bahwa hipotesis 3 didukung.Hasil pengujian untuk Hipotesis 4 menunjukan bahwa Proses Sosialisasi berpengaruh positif terhadap Kerjasama. Hal ditunjukan dengan nilai signifikansi sebesar 0,003 (probabilitas < 0,05) dengan nilai t-hitung sebesar 3,147. Nilai koefisien regresi adalah sebesar 0,339. Hasil pengujian ini menunjukan bahwa hipotesis 4 didukung. Pengujian keempat dilakukan terhadap Hipotesis 6 dan Hipotesis 7. Hasil pengujian untuk Hipotesis 6 yaitu menunjukan bahwa nilai pengaruh total untuk belanja Modal
ke Tingkat Kemandirian Daerah lebih besar dari Pengaruh langsung (0,589 > 0,418). Selain itu pengujian Uji Sobel didapatkan Nilai Sobel sebesar 3,096 dengan signifikansi besar 0,001 (p<0,05). Hasil ini menunjukan bahwa Belanja Modal mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap tingkat kemandirian daerah melalui PDRB. Dengan demikian hipotesis 4 diterima. Hasil pengujian untuk hipotesis 5 yaitu menunjukan bahwa nilai pengaruh total untuk Dana Alokasi Umum ke Tingkat Kemandirian Daerah lebih besar dari Pengaruh langsung (0,544 > 0,337). Selain itu pengujian Uji Sobel didapatkan Nilai Sobel sebesar 3,654 dengan signifikansi besar 0,000 (p<0,05). Hasil ini menunjukan bahwa Dana Alokasi Umum mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap tingkat kemandirian daerah melalui PDRB. Dengan demikian Hipotesis 5 diterima. Berdasarkan hasil analisis regresi, ditemukan bahwa Sistem Pengukuran Kinerja signifikan pada Kerjasama dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p< 0,05) dan dengan koefisien regresi (a) = 0,698; selanjutnya, Sistem Pengukuran Kinerja berpengaruh signifikan pada Kinerja dalam SSRs dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05) dan dengan koefisien regresi (c) = 0,557; dan kerjasama berpengaruh signifikan pada Kinerja dalam SSRs, setelah mengontrol variabel Sistem Pengukuran Kinerja dengan nilai signifikansi 0,004 (p<0,05) dengan koefisien regresi (b) = 0,529. Selanjutnya ditemukan direct effect c’ sebesar 0,187 yang lebih kecil dari c = 0,557.. Berdasarkan kriteria Baron dan Kenny (1986) maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis
mediasional terdukung. Dalam hal ini terjadi perfect atau complete mediation. Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja terhadap Kinerja dalam SSRs sepenuhnya dimediasi oleh Kerjasama. Hasil ini juga didukung oleh uji sobel (terlampir) dengan nilai signifikansi 0,000 dan nilai sobel sebesar 4,2659. Dengan demikian hipotesis 6 didukung. Dari hasil analisis, ditemukan bahwa Proses Sosialisasi signifikan pada Kerjasama dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p< 0,05) dan dengan koefisien regresi (a) = 0,584; kemudian hasil regresi, menunjukan bahwa Proses Sosialisasi berpengaruh signifikan pada Kinerja dalam SSRs dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05) dan dengan koefisien regresi (c) = 0,676; dan kerjasama berpengaruh signifikan pada Kinerja dalam SSRs, setelah mengontrol variabel Proses Sosialisasi dengan nilai signifikansi 0,004 (p<0,05) dengan koefisien regresi (b) = 0,399. Selanjutnya ditemukan direct effect c’ sebesar 0,443 yang lebih kecil dari c = 0,676.. Berdasarkan kriteria Baron dan Kenny (1986) maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis mediasional terdukung. Dalam hal ini terjadi perfect atau complete mediation. Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja terhadap Kinerja dalam SSRs sepenuhnya dimediasi oleh Kerjasama. Hasil ini juga didukung oleh uji sobel (terlampir) dengan nilai signifikansi 0,000 dan nilai Sobel sebesar 3,5705. Dengan demikian hipotesis 7 didukung. Kesimpulan Sistem Pengukuran Kinerja berpengaruh signifikan terhadap Kinerja dalam Strategic Supply Relationship (SSRs).
Proses Sosialisasi berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Dalam Strategic Supply Relationship (SSRs). Sistem Pengukuran Kinerja berpengaruh signifikan terhadap Kerjasama Proses Sosialisasi berpengaruh signifikan terhadap kerjasama. Kerjasama berpengaruh signifikan terhadap Kinerja dalam Strategic Supply Relationship (SSRs). Sistem Pengukuran kinerja tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja dalam SSRs melalui Kerjasama sebagai variabel intervening. Proses Sosialisasi berpengaruh signifikan terhadap Kinerja dalam SSRs melalui Kerjasama sebagai variabel intervening. Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang kemungkinan dapat menimbulkan gangguan terhadap hasil penelitian, antara lain : Sedikitnya jumlah responden penelitian karena jumlah apotek di kota Ambon yang terbatas. Sangat dimungkinkan terjadi keraguan pada tingkat validitas penilaian,walaupun penilaian telah di uji. Penelitian ini hanya fokus pada dua variabel Sistem Pengendalian Manajemen yaitu Sistem Pengukuran Kinerja dan Proses Sosialisasi. Penelitian ini hanya menerapkan metode survey melalui kuesioner, peneliti tidak melakukan wawancara, sehingga kesimpulan yang dikemukakan hanya berdasarkan pada data yang terkumpul melalui instrument tertulis.
Saran Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya menggunakan jumlah sampel yang besar agar dapat mengeneralisasi jawaban dari responden dan dapat mengurangi tingkat bias. Perlu dilakukan pengembangan instrument penelitian, yaitu di sesuaikan dengan kondisi dan lingkungan dari objek yang akan di teliti. Selain itu, perlu dilakukan pilot study untuk menjamin bahwa item-item pertanyaan dalam kuesioner dapat dipahami dengan baik oleh responden. Untuk peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang sama, hendaknya menggunakan alat-alat statistik yang berbasis SEM (Structural Equation Modelling) seperti Smart PLS, sebagai pembanding dari hasil penelitian yang menggunakan regresi berganda sebagai alat pengolahan data tersebut. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan implikasi bagi apotek khususnya pada bagian pembelian atau pengadaan barang untuk dapat mengembangkan dan mengelola suatu sistem pengendalian manajemen yaitu sistem pengukuran kinerja dan proses sosialisasi serta kerjasama untuk meningkatkan kinerja dalam menjalin hubungan yang baik antara bagian pembelian dan pemasok. Maka secara tidak langsung, bagian manajemen pembelian akan meningkatkan profitabilitas bagi perusahaan (apotek) itu sendiri. Daftar Pustaka Ansari,S.I.,1977. “An Integrated Approach to Control System Design.” Accounting
Organization and Society, Vol.2, pp.101-112. Anthony, R. and Govindarajaan, V. 2005. “Management Control System (SistemPengendalian Manajemen).” McGraw-Hill, Buku Satu, Edisi Kesebelas, Salemba Empat, Jakarta. Anwar, Prabu. “Evaluasi Kinerja SDM; Cetakan 4, Refika Aditama, Bandung, 2009. As’ad, Moh., 2000, Psikologi Industri, Penerbit Liberty, Yogyakarta. Barney,J.B.,1991. “Firm Resources and Sustained Competitive Advantage.” Journal of Management, 17, pp.99-120. Bernardin, H. John and Joyce, E.A. Russel, 2000, Human Resource Management, Alih Bahasa Diana Hertati, Mc. Graw Hill, Inc. Singapura. Cannon, J. P. and Perreault, W.D. 1999. “Buyer-Seller Relationships in Business Markets.” Journal of Marketing Research, Vol. 36, pp. 439-460. Chalos,P. and O’Connor, N.G., 2004. “Determinan of The Use of Various Control Mechanisms in US-Chinese Joint Ventures.” Accounting Organization and Society. Vol. 29, pp. 591-608. Chenhall., 2003. “Management Control Systems Design Withins Its Organizational Control Finding from Contigency Based Research and Directions for The Future.” Accounting Organization and Society. Vol. 28, pp. 127-168. Das, T. K. and Teng, B. 1998. “Between Trust and Control: Developing Confidencein Partner Cooperation in Alliances.” Academy of
Management Review, Vol. 23, pp. 491-512. Ghozali, Imam. 2006. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”. Semarang : Badan Penerbit Undip. Govindarajan, V., Fisher, J., 1990. “Strategy Control Systems, and Resource Sharing: Effects on Business-Unit Performance.” Academy of ManagementJournal. Vol. 33, pp. 259-265. Hafsah, Muhammad Jafar, 1999, “Kemitraan Usaha”, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta. Hair, J. F. Jr, R. E. Anderson, R. L. Tatham, dan W. C. Black. 1998. Multivariat Data Analysis. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Halim Abdul, Achmad Tjahjono dan Muh, Fachri Husein, 2000, “Sistem Pengendalian Manajemen.” Edisi Revisi, UPP Akademi Manajemen Perushaan YKPN, Jakarta. Hardyanto, Roy, 2013. “Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen terhadap kinerja Strategic Supply Relationship; Dengan Kerjasama Sebagai Variabel Intervening”. Jurnal, Vol.2 No 1 Hasibuan SP. Malayu, 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi, Bumi Aksara, Jakarta. Heide, J.B and Meiner, A.S. 1992, “The Shadows of the Future: Effects of Anticipated Interaction and Frequency of Contact on Buyer-Seller Cooperation.” Academy of Management Journal, Vol 35,pp.265-291. Hutabarat, Rusmida, 2007. “Pengaruh Sistem
Pengendalian Manajemen terhadap Kinerja Keuangan.” Fordema , vol.7 No 2,pp. 211228. Husein, U. 2008. Metode penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Rajawali Pers. Imam, 2005. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Kenis, I., 1979. “Effect of Budgetary Goal Characteristics on Manajerial Attitudes and Performance.” The Accounting Review, Vol. 6, pp 707-721 Korsgaard, M. A., Schweiger, D. M. and Sapienza, H. J. 1995. “Building Commitment, Attachment, and Trust in Strategic Decision Making Teams: The Role of Procedural Justice.” Academy of Management Journal. Vol. 38, pp. 60-84. Kotler, Philip and Keller, Kevin Lane. 2009, Manajemen Pemasaran, Edisi 13 Jilid 1. Penerbit erlangga, Jakarta. Langfield-Smith, K. 1997. “Management Control Systems and Strategy: A Critical Review,” Accounting Organization and Society, Vol. 22, pp. 2007-232 MacNeil, I. R. 1980. “The New Social Contract: An inquiry into Modern contractual Relation.” Yale University Press, New Haven, CT. Mahama, H. 2006. “Management Control Systems, Cooperation and Performance in Strategic Supply Relationships: A Survey in The Mines.” Management Accounting
Research, Vol. 17, pp. 315339. Muclish, Munawar, 2009, “Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen terhadap Kinerja dalam Strategic Supply Relationship dengan Kerjasama sebagai Variabel Intervening”, Tesis S2, Program Pasca. Otley, D. 1995. ”Management control, organization design and accountinginformation system.” UK: Prentice Hall. Rahman, S. 2006. ”Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja Terhadap Kejelasan Peran, Pemberdayaan Psikologis dan Kinerja Manajerial.” Tesis S2, Maksi Undip. Reza, Farzipoor Saen, 2010 “Developing a new data envelopment analysis methodology for supplier selection in the presence of both undesirable outputs and imprecise data”. The International Journal of Advanced Manufacturing Technology, Vol. 51 (9) Springer Journals-Des 1. Rivai Veithzal, 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan: dari Teori dan Praktik, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Seigel, P. H., Blank, M. M. and Rigsby, J. T. 1991. “Socialization of The Accounting Professional: Evidence of The Effects of Educational Structure on Subsequent Auditor Retention and Advancement.” Accouting, Auditing and AccountabilityJournal. Vol. 4, pp. 58-70.
Smith, K. G., Carrol, S. J. and Ashford, S. J. 1995. “Intra and Interorganizational Cooperation: Toward A Research Agenda.” Academy of Management Journal, Vol. 38, pp. 7-23. Sugiyono, 2009. Metodologi Penelitian Bisnis (Pendekatan kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: CV Alfabeta. Supriyono, R.A.,1993. Akuntansi Manajemen I: Konsep Dasar Akuntansi Manajemen dan Proses Perencanaan, edisi 1. Penerbit BPFE, Yogyakarta. Umar, Husein. 2000. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Thesis Bisnis. Jakarta:Raja Grafindo Persada. Wood, D.J. and Gray, B. 1991. “Toward A Comprehensive Theory of Collaboration. ” J. Appl. Behav. Sci. Vol. 27, pp. 139-162.