Sociodev, Jurnal S-1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http:// jurmafis. untan.ac.id
FENOMENA KEMISKINAN PADA MASYARAKAT DESA BULUK PANJANG KECAMATAN KAYAN HILIR KABUPATEN SINTANG Oleh : LILI WINA NIM. E41112005 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak Tahun 2016 Email:
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memberikan analisis mengenai faktor penyebab kemiskinan yang terjadi pada masyarakat Desa Buluk Panjang serta mendeskripsikan bentuk kemiskinan yang terjadi pada masyarakat di Desa Buluk Panjang. Dalam penelitian ini, menggunakan metode kualitatif, jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif. Adapun Pengumpulan data dalam penelitian kaulitatif ini dilakukan meliputi: teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data kualitatif meliputi: reduksi data, sajian data dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk kemiskinan yang terjadi Desa Buluk Panjang adalah kemiskinan struktural yang disebabkan oleh faktor seperti tingkat pendidikan dan pendapatan yang rendah. Program yang tertuang dalam RPJM belum optimal sehingga mengakibatkan masih rendahnya tingkat pendidikan dan pendapatan masyarakat.Terwujudnya masyarakat yang sejahtera sangat diperlukan upaya yang serius dari pemerintah dalam membangun sarana dan prasarana pendidikan, ekonomi dan kesehatan yang layak agar pembangunan dapat tercapai. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan pengetahuan, sebagai bahan referensi peneliti selanjutnya untuk membangun konsep baru yang berkaitan dengan kemiskinan. Sedangkan secara praktis penelitian ini diharapakan dapat menjadi bahan dan sumber informasi bagi pemerintah, dalam memetakan daerah yang menjadi sasaran pembangunan baik, dari segi topografi maupun sosial. Kata-kata kunci: Kemiskinan Struktural, Kebijakan Pemerintah, kesejahteraan Masyarakat
Abstract This research aims to provide an analysis of the causes of poverty among the community of Buluk Panjang Village and to describe the forms of poverty among the community of Buluk Panjang Village. This research used qualitative approach, with a descriptive method. The data collection in this research includes: observation, interviews and documentation, while the qualitative data analysis techniques include: data reduction, data display and data verification. The research findings showed that poverty in Buluk Panjang Village is structural poverty caused by factors such as the level of education and low income. The RPJM program is not optimal resulting in the low level of education and income of the people. To achieve people’s welfare, it takes very serious efforts of the government to improve facilities and infrastructure for education, health and economic development. Theoretically, this research is expected to expand the knowledge, serve as reference material for further research in order to establish a new concept related to poverty. Meanwhile, practically, this research is expected to serve as materials and resources for the government to map the targeted area for development, both in terms of social and topographical aspects. Keywords: Structural Poverty, Government Policy, People’s Welfare.
1 LILI WINA, NIM. E41112005 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http:// jurmafis. untan.ac.id
pendidikan, ekonomi dan kesehatan dan
A. PENDAHULUAN
tingkat Kemiskinan ukuran
menjadi
terpenting
salah
untuk
satu
mengetahui
pendapatan
Adapun
tujuan
dibawah
peneliti
UMR.
melakukan
penelitian ini adalah:
tingkat kesejahteraan masyarakat. Sebagai
Untuk
mengungkapkan
suatu ukuran agregat, tingkat kemiskinan
penyebab
di suatu wilayah lazim digunakan untuk
Panjang.Untuk mendeskripsikan bentuk
mengukur
di
kemiskinan Desa Buluk Panjang.Adapun
dan
definisi lain yang menjelaskan tentang
kali
kemiskinan
tingkat
wilayah
kesejahteraan
tersebut.
kegagalan
Keberhasilan
pembangunan
sering
diukur
berdasarkan
perubahan
pada
tingkat
kemiskinan
(Suryahadi
dan
Sumarto,
Kemiskinan
menurut
Desa
adalah
Buluk
menurut
peraturan presiden (Perpres) Nomor 7 Tahun
2005
tentang
Rencana
terjadi
Pembangunan Jangka Menengah Nasional
karena kemampuan masyarakat pelaku
(RPJMN) yaitu : kemisikinan terjadi
ekonomi tidak sama, sehingga terdapat
ketika seseorang atau sekelompok orang,
masyarakat yang tidak dapat ikut serta
baik
dalam
terpenuhi
menikmati
2001).
kemiskinan
faktor
proses
pembangunan
hasil-hasil
atau
pembangunan
(Soegijoko, 1997:137). Berdasarkan
laki-laki
dan
hak-hak
perempuan
tidak
dasarnya
untuk
mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat (Samosir,
data
Badan Pusat
2012).
Statistik Nasional pada tahun 2013 lalu,
Untuk mengkaji hal tersebut peneliti
tampak jumlah penduduk miskin di
menggunakan teori Suryawati (2005),
Indonesia berkisar 28,55 juta jiwa atau
Kemiskinan dibagi ke dalam 4 bentuk,
11,47% dari total populasi penduduk
yaitu kemisikinan absolut, kemiskinan
Indonesia yang berkisar 249 juta jiwa.
relatif,
10,63 juta jiwa masyarakat miskin di
kemiskinan
antaranya tinggal di kawasan perkotaan
2005:122). Kemiskinan absolut adalah
dan 17,92 juta jiwa tinggal di kawasan
kondisi
pedesaan.
pendapatan di bawah garis kemiskinan
Sedangkan
data
Indeks
kemiskinan
Pembangunan Manusia Indonesia berkisar
atau
pada angka 73.29 (BPS, 2013).
kebutuhan
struktural
dimana
tidak
kultural,
(Suryawati,
seseorang
cukup pangan,
untuk
dan
memiliki
memenuhi
sandang,
papan,
Adapun identifikasi masalah yaitu,
kesehatan, perumahan yang layak, dan
Tingkat pendidikan masyarakat rendah,
pendidikan yang dibutuhkan untuk bisa
Minimnya
hidup dan bekerja.Kemiskinan relatif
sarana
dan
prasarana
2 LILI WINA, NIM. E41112005 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http:// jurmafis. untan.ac.id
adalah kondisi karena pengaruh kebijakan
prasarana
pembangunan yang tidak merata, sehingga
ekonomi. Dimana masalah yang diteliti
mengakibatkan ketimpangan pendapatan
oleh peneliti, mengenai faktor penyebab
di masyarakat. Kemiskinan struktural,
dan bentuk kemiskina
yaitu kemiskinan yang disebabkan oleh
Panjang
rendahnya akses terhadap sumber daya
Kabupaten Sintang belum pernah diteliti
yang ada dalam sistem sosial, kebijakan
oleh peneliti lain.
politik kurang serius dalam mendukung pengentas kemiskinan.
kesehatan,
pendidikan
Kecamatan
dan
Desa Buluk Kayan
Hilir
Dalam penelitian ini informan dibagi menjadi dua, yaitu informan pangkal dan informan kunci. Menurut Koentjaraningrat (1989, dalam Nuraeni, 2012) informan pangkal adalah mereka yang mempunyai
B. METODELOGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang di pakai dalam
pengetahuan
luas
mengenai
sektor-sektor
dalam
berbagai
masyarakat
penelitian ini adalah jenis penelitian
mempunyai
deskriptif
mengintroduksikan kepada peneliti untuk
dengan
metode
kualitatif,
kemampuan
serta
dengan tujuan mendapatkan gambaran
menghubungi
umum tentang kemiskinan yang terjadi di
merupakan
Desa Buluk Panjang.Denzim dan Lincon
masyarakat.
(dalam
Moleong,
bahwa
penelitian
2011)
menyatakan
ahli
tentang
Sedangkan
lain
yang
sektor-sektor
informannya,
yaitu
adalah
orang-orang yang dipikirkan secara logis
latar
dianggap dapat memberikan informasi
alamiah. Penelitian ini peneliti lakukan di
sesuai dengan masalah yang sedang
Desa Buluk Panjang Kecamatan Kayan
diteliti, diantaranya:
Hilir
1. Kepala Desa/Sekretaris Desa Buluk
penelitian
kualitatif
informan
untuk
yang
menggunakan
Kabupaten
Sintang.
Alasan
mengambil Desa Buluk Panjang sebagai tempat penelitian, sebagai berikut: Berdasarkan pada
Desa
pengamatan
Buluk
Panjang,
2. Kepala Dusun Desa Buluk Panjang peneliti
3. Masyarakat
terdapat
Panjang
permasalahan yang menarik untuk diteliti, yaitu
faktor
penyebab
dan
Panjang
bentuk
Miskin
Desa
Buluk
Adapun yang menjadi objek dalam penelitian
ini
adalah
kemiskinan
kemiskinan pada masyarakat Desa Buluk
Masyarakat
Di Desa Buluk Panjang.
Panjang. Tingkat pendidikan masyarakat
Sedangkan
yang rendah dan minimnya sarana dan
yang digunakan dalam penelitian ini
teknik
pengumpulan
data 3
LILI WINA, NIM. E41112005 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http:// jurmafis. untan.ac.id
meliputi:
observasi,
dan
sebagian hanya tamat SD 15 atau 5,2%
dalam
kemudian yang tidak tamat SD sederajat
penulisan ini adalah analisis kualitatif,
yaitu 36 atau 12,5%. Hal ini sesuai dengan
adapun proses analisis kualitatif meliputi:
pendapat Salim (1984) mengatakan bahwa
Reduksi data,Sajian data dan Verifikasi
ciri-ciri orang miskin bila dilihat dari
data
tingkat
dokumentasi.
wawancara
Analisis
data
pendidikannya
adalah
rendah
hanya tamat sekolah dasar (SD), dan
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Mubyarto
(1994)
tingkat
pendidikan
penduduk
miskin
umumnya
rendah,
bahkan belum sekolah yaitu 18 atau 6,2% 1.
Faktor Pada
Penyebab
Kemiskinan
Masyarakat Desa Buluk
Sedangkan Sekolah menegah pertama yaitu 33 atau 11,50%
menengah atas yaitu 30 atau 10,45
Panjang Berdasarkan
hasil
penelitian
menunjukan bahwa terdapat dua faktor yang menyebabkan kemiskinan di Desa Buluk Panjang
Sedangkan buta huruf tingkat pendidikan besar yaitu 36 atau 12,5%. Suryawati
mengungkapkan
yang
disebabkan
oleh
rendahnya akses terhadap sumber daya
Pendidikan Pendidikan
(2005)
bahwa kemiskinan struktural merupakan kemiskinan
a.
dan sekolah
proses
yang ada dalam sistem sosial, kebijakan
dimana terjadi perubahan sikap, perilaku
politik kurang serius dalam mendukung
maupun kebiasaan yang buruk yang
pengentas kemiskinan dan kebijakan yang
dimiliki seseorang menjadi lebih baik
kurang tepat sasaran.
melalui
proses
adalah
suatu
pengajaran.
Menurut
Pernyataan
Suryawati
diatas
Riberu (1993:29) bahwa dengan proses
sepertinya cukup relevan dengan masalah
pendidikan manusia (masyarakat) akan
penulis temukan dilapangan dimana masih
dapat berfikir secara rasional dan logis.
rendahnya tingkat pendidikan masyarakat
Dengan berpikir secara rasional maka
serta masih banyaknya masyarakat di
akan dapat menjadi dasar pijakan untuk
Desa Buluk Panjang yang buta aksara,
memandang
tidak terlepas dari dampak kebijakan
dan
menyelesaikan
permasalahan. Hasil penelitian kepada beberapa
politik pemerintah yang kurang serius dalam pelaksanaan program keluarga
rensponden tingkat pendidikan responden
harapan
(
tergolong rendah dan miskin karena
mengupayakan
PKH) RJPM
maupun
dalam
terkait
dengan 4
LILI WINA, NIM. E41112005 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http:// jurmafis. untan.ac.id
Wajib Belajar Pendidikan Dasar 12 tahun
saya,suami saya pun tidak tamat SD, dia
maupun Program Pendidikan Non Formal
kerja buruh harian di sawit, kadang saya
untuk buta aksara. Setidaknya ada sekitar
juga membantu suami saya disamping
25 orang warga Desa Buluk Panjang yang
sebagi ibu rumah tangga. ’’
masih tergolong buta aksara dan 36 orang
( Hasil wawancara dengan Rosiana, 2016)
tidak mampu menamatkan pendidikan
Berdasarkan
informasi
tersebut
Sekolah dasar. Tingginya angka tersebut
diketahui bahwa masih adanya warga
menguatkan pandangan bahwa faktor
yang
kebijakan melalui PKH maupun upaya
pendidikan seperti yang diungkapkan
penerapan RPJM terkait program belajar
Rosiana telah menunjukkan bahwa PKH
dan pendidikan non formal untuk buta
yang memberikan biaya pendidikan tidak
aksara belum menjangkau masyarakat
sepenuhnya
Desa Buluk Panjang.
masyarakat Desa Buluk Panjang. Padahal
Tidak
optimalnya
pemerintah
dalam
kesempatan mengakses langsung
bagi
akan
mampu
melanjutkan
dirasakan
oleh
anggota
program
dalam konstitusi negara Indonesia secara
menyediakan
tegas mengamanatkan bahwa pendidikan
masyarakat
pendidikan
tidak
secara
berpengaruh
untuk
merupakan tanggung jawab pemerintah.
tidak
Sebagaimana
terhadap
diatur
dalam
Undang-
Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 dan 2
rendahnya tingkat pendapatan. Seperti
bahwa
yang diungkapkan Jamasy (2004) yang
mendapatkan
mengatakan bahwa kemiskinan struktural
warga negara wajib mengikuti pendidikan
tidak terlepas dari pengaruh kebijakan
dasar
pembangunan yang belum menjangkau
membiayainya.
seluruh
lapisan
masyarakat
sehingga
setiap
warga
negara
pendidikan
dan
Sebagaimana
serta
berhak setiap
pemerintah
wajib
yang
dalam
diatur
menyebabkan ketimpanagn pendapatan.
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat
Masih
1 dan 2 yaitu setiap warga negara berhak
rendahnya
kesempatan
dalam
mengakses pendidikan terungkap dari
mendapatkan
pendidikan
informasi yang penulis dapatkan dari
warga negara wajib mengikuti pendidikan
salah satu warga yang bernama Rosiana
dasar
yang mengatakan :
membiayainya. Tetapi pada kenyataannya
“ saya sekolah hanya tamat SD, saya
masih banyak anggota masyarakat di Desa
hanya mengurus anak, adik saya juga
Buluk
tidak sekolah lagi hanya sampai kelas 5
pendidikannya masih tergolong rendah.
dan
Panjang
serta
pemerintah
yang
setiap
wajib
tingkat
SD, disini yang bekerja adalah suami 5 LILI WINA, NIM. E41112005 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http:// jurmafis. untan.ac.id
kemudian dibagi 12 bulan. Maka dapatlah
b. Pendapatan Penghasilan merupakan pendapatan
dikategorikan pendapatan minimum hidup
yang berbentuk uang. Seseorang yang
(garis kemiskinan) yang terjadinya batas
memiliki penghasilan rendah maka akan
pendapatan rendah kepala rumah tangga,
mengalami kesulitan dalam memenuhi
sehingga
kebutuhan hidupnya seperti, kebutuhan
berikut:
pangan, papan, maupun sandang.
1. Penghasilan Rp. 800.000- s/d Rp.
Dari
hasil
penelitian
lapangan
diperoleh
hasilnya
sebagai
1.200.000 disebut miskin sekali.
sebanyak 22 kk masyarakat dikategorikan
2. Penghasilan Rp. 1.200.000 - s/d Rp.
miskin sekali mencapai 8,5%. Kemudian
1.600.000 berarti miskin.
sebanyak 16 kk atau 5,57% dikategorikan
3.Penghasilan Rp. 1.600.000- s/d Rp.
miskin. Untuk kategori cukup terdapat 9
2.100.000 berarti cukup.
kk atau 3,13%. Sedangkan lebih dari
4. Penghasilan Rp. 2.100.000 keatas
cukup 11 kk atau 4,3%. Hal ini sesuai
disebut lebih dari cukup.
dengan
pendapat
Sajogyo
(1996)
menyatakan unuk mengetahui pendapatan
2.
Bentuk Kemiskinan Masyarakat
dalam kategori miskin sekali/melarat,
Desa Buluk Panjang
miskin cukup, dan lebih dari cukup
Berdasarkan
hasil
penelitian
digunakan ukuran setara dengan beras
menunjukan bahwa bentuk kemiskinan
yaitu sebagai berikut:
yang terdapat di Desa Buluk Panjang
1. Penghasilan 180 s/d 240 kg beras
adalah Kemiskinan Struktural.
perorang pertahun berarti miskin sekali 2. Penghasilan 240 s/d 320 kg beras perorang pertahun berarti miskin
perorang pertahun berarti cukup
pertahun berarti lebih dari cukup di
atas,
dan
yang
disebabkan
yaitu oleh
yang ada dalam sistem sosial, kebijakan politik kurang serius dalam mendukung
4. Penghasilan 420 kg beras perorang
kriteria
kemiskinan
struktural
rendahnya akses terhadap sumber daya
3. Penghasilan 320 s/d 420 kg beras
Melihat
Kemiskinan
pengentas kemiskinan. Seperti pendapat (Nugroho, 2011)
telah
yang
menyatakan
bahwa
kemiskinan
disesuaikan dengan harga beras di Desa
struktural merupakan akibat dari super-
Buluk Panjang pada saat penelitian yaitu
struktural menyebabkan tidak adanya
seharga Rp.12.000/kg, maka pendapatan
pemerataan
kepala keluarga akan dihitung dengan
berkembanganya kualitas sumber daya
rata-rata sebanyak lima-enam orang dan
manusia dalam pembangunan. Pernyataan
pembangunan
tidak
6 LILI WINA, NIM. E41112005 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http:// jurmafis. untan.ac.id
ini
mengatakan bahwa
pemerataan
berhasil menamatkan pendidikan sekolah
pembangunan yang ada di Desa Buluk
dasar, tidak tamat sekolah dasar dan
Panjang terlihat dari masih minimnya
bahkan tidak mengenyam bangku sekolah
sarana dan prasarana pendidikan, kesehata
yaitu sebanyak 150 orang ataupun masih
dan ekonomi.
adanya masyarakat yang tidak mampu
Masalah kemiskinan yang terjadi di
menamatkan SD yaitu 36 orang
Desa Buluk Panjang mempunyai kaitan
pendidikan
antara fungsi yang dikemukakan oleh
sebanyak 33
Parsons
rendahnya akses pendidikan menunjukkan
dengan
pemerintah.
sistem
Program
kebijakan
penanggulangan
bahwa
SLTP
dan
SLTA
dan yaitu
orang dan 29 orang.
sistem
kebijakan
pemerintah
kemiskinan seperti Program Keluarga
dengan Program Keluarga Harapan masih
Harapan
belum
(PKH),
pemerintah
diterapkan
meningkatkan
akses
masyarkat terhadap pendidikan. Kecilnya
meningkatkan akses masyarakat miskin
nilai bantuan juga tidak mampu menjawab
terhadap pendidikan dengan memberikan
permalasahan akses masyarakat paada
pendidikan gratis bagi anggota keluarga
pelayanan sosial.
usia
tujuannya
mampu
adalah
miskin
yang
telah
sekolah.
adanya
Berdasarkan hasil wawancara dengan
temuan yang memperlihatkan rendahnya
responden serta pengamatan lapangan,
tingkat
pendapatan
peneliti melihat bahwa sistem kebijakan
masyarakat di Desa Buluk Panjang tidak
pemerintah juga dinilai tidak mampu
terlepas dari tidak maksimalnya fungsi
menjawab permasalahan buta aksara yang
pemerintah dalam struktur sosial.
asa di Desa Buluk Panjang. Hal ini
pendidikan
Tetapi
dan
Hal tersebut diperkuat dari tinjaun
berdasarkan
atas
temuan
yang
Struktural Fungsional yang dikemukakan
menunjukkan bahwa masih tingginya
oleh
angka buta aksara di Desa Buluk Panjang
Parsons
(dalam
Ritzer,
1985)
berkaitan dengan fungsi adaptasi yang menguatkan
bahwa
gagalnya
sistem
yaitu sebanyak 25 orang. Masih
kurangnya
sarana
dan
kebijakan yang tertuang dalam program
prasarana pendidikan SMP maupun SMA
pemerintah yang masih belum mampu
dan SMK di Desa Buluk Panjang. Adapun
menyediakan kesempatan pendidikan bagi
prasarana pendidikan yang terdapat di
masyarakat yang membutuhkan akses
Desa Buluk Panjang hanya SD sebanyak 1
pendidikan.
unit. Pernyataaan tersebut seperti yang
Hal tersebut terlihat dari masih
diungkapkan oleh Lipton (1977 dalam
banyaknya jumlah penduduk yang hanya
Bahrum, 2011) dengan istilah ’’mall7
LILI WINA, NIM. E41112005 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http:// jurmafis. untan.ac.id
distribution with growth’’ yakni gagalnya
kebijakan serta masyarakat sebagi sasaran
upaya
kebijakan
pemerintah
pemerataan
dalam
melakukan
pembangunan
memperlihatkan
kurang
akan
kontrolnya pemerintah terhadap pelaksaan
menimbulkan suatu kondisi dimana orang
program hingga ke masyarakat yang
miskin akan terbelenggu kemiskinan.
terlihat
Program pemerintah cenderung hanya
bantuan kepada masyarakat.
dari
tidak
tepatnya
sasaran
memberikan bantuan tunai tetapi tidak diikuti dengan penyediaan sarana dan prasarana pendidikan yang layak.
D. KESIMPULAN
Seperti yang dikemukakan Suryawati (2005) bahwa kemiskinan tidak terlepas
Berdasarkandata-data,
pengamatan
dari kebijakan politik yang kurang serius
dan hasil wawancara yang didapat peneliti
dan tidak tepat sasaran sehingga ikut
di lapangan serta analisis yang dilakukan,
berperan terhadap masih berlangsungnya
maka peneliti menyimpulkan bahwa:
kemiskinan. Tidak berjalannya fungsi
masalah kemiskinan yang terjadi di
integrasi tampak dari tidak tersedianya
Desa Buluk Panjang merupakan masalah
data
jaminan
sosial yang harus dicari solusinya. Adapun
kesehatan di instansi pemerintah Desa
penyebab kemiskinan yang terjadi di Desa
Buluk Panjang yang terungkap dari
Buluk Panjang berkaitan dengan tingkat
wawancara dengan informan bernama
pendidikan dan pendapatan yang rendah.
Ningkan yang mengatakan bahwa tidak
Belum optimalnya Pelaksanaan Program
ada data penerimaan untuk jaminan
Keluarga Harapan (PKH) serta kurangnya
kesehatan.
upaya
penerimaan
program
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan
informan
lapangan,
peneliti
serta
pengamatan
melihat
dalam
pembangunan
mewujudkan yang
tertuang
rencana dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
bahwa
(RJPM) sehingga masih rendahnya akses
program-program yang ada di Desa Buluk
masyarakat terhadap pendidikan, masih
Panjang belum terlaksana dengan baik,
kurangnya
seperti warga yang menerima manfaat
pendidikan, fasilitas kesehatan, sarana dan
program keluarga harapan (PKH) menjadi
prasarana ekonomi.
tidak jelas. Kurang berjalanya fungsi
penyediaan
Adapun
bentuk
masyarakat
sebagai
merupakan bentuk kemiskinan struktural
pemerintah
daerah
kebijakan sebagai
dan
pelaksana
dimana
tidak
Desa
kemiskinan
integrasi antara pemerintah pusat dan pembuat
di
fasilitas
Buluk
adanya
Panjang
pemerataan 8
LILI WINA, NIM. E41112005 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http:// jurmafis. untan.ac.id
pembangunan,
tidak
berkembangnya
F. REFERESI
kualitas sumber daya manusia dalam pelaksanaan pembangunan yang terlihat
1.
Buku-Buku:
dari masih minimnya sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan maupun ekonomi.
E. SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti menyampaikan saran sebagai berikut: 1. bahwa sangat diperlukan upaya yang serius
dari
pemerintah.
berbagai
pengentas
kemiskinan
disusun,
baik
program yang
program
telah
berskala
nasional maupun di tingkat daerah. 2. Untuk masyarakat diharapkan lebih sadar dan peduli terhadap pendidikan. Karena dengan tingginya pendidikan maka akan meningkatkan kesejahteraan hidup
dan
akan
mengurangi
kemiskinan di Desa ini. 3. perlu kerja sama yang baik dari pemerintah dan masyarakat membangun
sarana
Bungin, Burhan. (2011). Metode Penelitian Sosial:Format-format Kuantitatif dan Kualitatif, Surabaya: Airlangga Universty Press Efendi, Tadjuddin Noer. 1993. Sumber Daya Manusia, Peluang Kerja dan Kemiskinan. Yogyakarta: PT Tiara Wacana.
mengingat
peran pemerintah diperlukan dalam mensukseskan
Baswir, Revrisond, (1999), pembangunan Pedesaan dan Penanggulangan Kemiskinan, Jakarta: PT. Bina Rena Pariwara
dan
dalam
Handoyo, Budi. (2012). Kemiskinan: Agenda Menunggu Pemecahan. Bahan Kuliah Geografi Sosial Jamasy, Owin. (2004). Keadilan, Pemberdayaan, dan Penanggulangan Kemiskinan. Jakarta: Belantika Mantra, Ida Bagoes. 2004. Filsafat Penelitian dan Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Menno. S, & Alwi, M. (1994). Antropologi Perkotaan. Jakarta: Raja Grafindo persada Moloeng, Lexy J. (2011). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya
prasarana
ekonomi, kesehatan dan pendidikan yang layak agar tujuan pembangunan dapat tercapai.
Nawawi, Iman. (2009). Pembangunan dan Problem Masyarakat. Surabaya:Putra Media Nusantara Nugroho, Iwan dan Rohkmin Dahuri. 2004. Pembangunan Wilayah-Perspektif Ekonomi, Sosial dan Lingkungan, Jakarta: Pustaka LP3ES 9
LILI WINA, NIM. E41112005 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http:// jurmafis. untan.ac.id
Parwadi, Redatin. (2012). Model Pengentasan Kemiskinan Di Era Otonomi Daerah, Pontianak: Hasil Penelitian. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM). Desa Buluk Panjang 2014-2020
Yulianto, Trimo. (2005). Fenomena Program-Program Pengentas Kemiskinan Di Kabupaten Klaten. Tesis Program Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro. 4.
Ritzer, George. (1985). Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta: Rajawali Pers .......................... & Goodman, Dougles. J. (2004). Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prenada Media Soetrisno, Loekoman, Kemiskinan, Perempuan Pemberdayaan Yogyakarta: Kanisius
(1997). dan Penerbit
Skripsi:
Firdis, (2015). Skripsi Potret Kemiskinan Masyarakat di Kota Pontianak. Pontianak:Universitas Tanjungpura. Nurlaila, Nina (2013). Skripsi Kemiskinan Masyarakat di perkotaan. Pontianak:Universitas Tanjungpura 5.
Dokumen Pemerintah:
Undang-Undang Nomor: 25 Tahun 2002 tentang Program Pembangunan Nasional
Sugiyono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Undang-Undang Nomor: 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembnagunan Nasional
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945. Jakarta: Sandro Jaya
Undang- Undang Nomor: 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
2.
Peraturan Presiden (Pepres). Nomor: 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Jurnal:
Sahdan, Gregorius. (2005). ”Menanggulangi Kemiskinan Desa”. Jurnal Ekonomi Rakyat. Ekonomi Rakyat dan Kemiskinan, Maret 2005.
6.
Internet:
Bahrum. (2011). Kemiskinan Struktural dari Perspektif Teoritik: diakses pada tanggal 25.1.2016
Suryawati. (2005). Memahami Kemiskinan Secara Mulidiminsional. Jurnal penelitian. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang.
BAPPENAS. (2006). Penanggulanagn Kemiskinan: di akses pada tanggal 18.12.2015.
3.
BAPPENAS. (2010). Laporan Akhir (Evaluasi Pelayanan KB bagi Masyarakat Miskin). Di akses pada tanggal 8.12.2015
Tesis:
Samosir, A.S. (2012). Dampak Program Dana Bergulir Pnpm Mandiri Perkotaan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat. Tesis Program Studi Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan Universitas Sumatra Utara.
BKKBN. (2014). Pengentas Kemiskinan Tujuan Utama Mdgs. di akses pada tanggal 18.12.2015 BPS. (2015) Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin: di akses pada tanggal 18.01.2016 10
LILI WINA, NIM. E41112005 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http:// jurmafis. untan.ac.id
Hendriwan. ”Penanggulangan Kemiskinan Dalam Kerangka Kebijakan Desentralisasi”. Pebruari 2003.
Www.tripod.com.
8
Kamaluddin. (2004). Kemiskinan Perkotaan di Indonesia. Di akses pada tanggal 9.12.2015. Suryahadi, Asep dan Sumarto. 2001. ”Memahami Kemiskinan Kronis dan Kemiskinan Sementara di Indonesia.” Smeru Newsletter, No.03, Mei -Juni. 2001. Waskitho. (2010). Kemiskinan Versi Pemerintah. di akses pada tanggal 23.2.2016
11 LILI WINA, NIM. E41112005 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
KEMENTERIAN
RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNNERSITAS TANJUNGPURA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PENGELOLA JURNAL MAHASISW A Jalan Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak Kotak Pos 78124 Homepage: http://urmafis.unfan.ac.id
LEMBAR PERNYAT AAN PERSETUJUAN UNGGAH / PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK JURNAL ELEKTRONIK MAHASISWA Sebagai sivitas akademika Universitas Tanjungpura, yang bertanda tangan di bawah 00, saya: Nama Lengkap N1M / Periode lulus Tanggal Lulus Fakultas/ Jurusan Program Studi E-mail addresl HP
~\(..1 """'12 ·p:j······························r···················· V"'Itll').~ / ~ \lu~; ZO\~
.
:~::~(:::~!{:::::~:: ..:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::: ..t..'Bp. ! ~~~"9J! P.r.~~~~ Sk4~ f~~.y. . ~~
~~
..... ~M~I).':':'.J~
: ..G?~
. .
!.~~ ..7.~~~.~.5.?If.').-
demi pengembangan ilmu pengetahuan dan pemenuhan syarat administratif kelu1usan mahasiswa (S 1), menyetujui untuk memberikan kepada Pengelola Jurnal Mahasiswa *) pada Program Studi Fakultas IOOu sosial dan IOOu Politik Universitas Tanjungpura, Hak Bebas Royalti Non-eksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudulf'") :
i'''(J~~.~ I: k-~IJI<'fA~!>j. .P-!"l/~".tr.ro.tL p~~~~I~'.' . rJ.~0·······~~·~:r.~f.~········J<~~;f.!.,············!~·I ..('. ~.p~.tI.'Y.' j.~.{~S1
.
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-eksklusif ini, Pengelola Jumal berhak menyimpan, mengalih-medial format-kan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, dan menampilkan/ mempublikasikannya di Internet atau media lain):
c=J Secarafulltex
¢ content artikel sesuai dengan standar penulis jurnal yang berlaku.
.
untuk kepentingan akademis tanpa tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta dan atau penerbit yang bersangkutan. Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Pengelola Jurnal, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini. emikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
__ _Jo........". .....
Dibuat di Pada tanggal
..... . .J.~.~ !':'1r:~~.).~ .S i . o4~o"].oDSor '2.00 r
k~L NIM. ~Artr?o()S'
*tulis nama jurnal sesuai prodi masing-masing (publikaiGovernanceIAspirasi/SociodevISosio!ogique) Setelah mendapat persetujuan dari pengelola Jurnal, berkas ini hams di scan dalam format PDF dan dilampirkan pada step4 upload supplementary sesuai proses unggah penyerahan berkas (submission author)