Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
PELAKSANAAN KEBIJAKAN PEMEKARAN KELURAHAN AKCAYA KECAMATAN SINTANG KABUPATEN SINTANG Oleh: Yolanda Savira Kusmawardani NIM. E42011033 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura dengan Pemerintah Provinsi Kalimatan Barat, 2015 E-mail :
[email protected]
Abstrak Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk mengetahui faktor serta mendeskripsikan proses atau tahapan pelaksanaan kebijakan pemekaran Kelurahan Akcaya Kecamatan Sintang Kabupaten Sintang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan subjek penelitian yaitu Lurah Akcaya, Kepala Seksi Pemerintahan Kelurahan Akcaya, Kepala Sub Bagian Otonomi Daerah Sekretariat Daerah Kabupaten Sintang, Tim Panitia Pemekaran dan Masyarakat Kelurahan Akcaya. Hasil penelitian menunjukkan adanya proses atau tahapan yang mengalami kendala yaitu rentang waktu dari terbentuknya pembentukan tim pemekaran sampai terbentuknya kelurahan yang memakan waktu yang cukup panjang. Adapun proses atau tahapan dalam pelaksanaan kebijakan pemekaran kelurahan Pertama, desa yang akan bergabung atau membentuk kelurahan harus minimal berumur 5 (lima) tahun. Kedua, persyaratan pembentukan kelurahan baru harus sudah terpenuhi. Ketiga, sudah adanya surat pelimpahan dari kelurahan induk. Keempat, pengukuran tanah atau wilayah. Kelima, setelah semuanya siapak baru diajukan ke Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemrintah Desa (Pemdes).” Kata-kata kunci : Pelaksanaan, Pemekaran Kelurahan, dan Proses atau Tahapan
IMPLEMENTATION OF AKCAYA VILLAGE EXPANSION POLICY AT SINTANG SUB-DISTRICT SINTANG REGENCY Abstract The purpose of this essay is to describe and analyze mechanism of Akcaya Village expansion policy implementation at Sintang Sub-District Sintang Regency.This research is qualitative description by research subject are Akcaya Village Chief, Head Government Section at Akcaya Village, Head of Regional Autonomy Division at Sintang Regency Secretariat Office, Expansion Official Team and Akcaya Village Society. The Result of this research, there is a mechanism that become a problem that is a distance of time for on expansion team formed with village formed need a long time consuming. There is a mechanism in village expansion policy implementation first, village that will be part of village expansion must have minimum age 5 (five) years. Second, village formed rules and regulations must be fullfil.Third, there is an overflow document from main village. Forth, land or territory measuring. Fifth, after fullfil all criteria village can submit to Society Empowerment and the Village Government Agency. Key Words : Implementation, Mechanism, and Village Expansion.
1 Yolanda Savira Kusmawardani, NIM. E42011033 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimatan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
melaksanakan fungsi pemerintahan, dan
A. PENDAHULUAN
pemberdayaan masyarakat dalam rangka 1.
mempercepat terwujudnya kesejahteraan
Latar Belakang Penelitian Pelaksanaan Pemekaran kelurahan
merupakan
salah
satu
wujud
dari
masyarakat.
Serta
peraturan
Kabupaten Sintang nomor 4 tahun 2011
penyelenggaraan pemerintahan agar lebih
tentang pembentukan
dekat
wilayah Kecamatan Sintang.
kepada
masyatakat.
Kebijakan
Wilayah
tersebut merupakan salah satu upaya dalam rangka
tercapainya
pemerataan
daerah
kelurahan dalam
kelurahan
induk
yang
terlalu luas membuat kawasan-kawasan
pembangunan sehingga dapat mewujudkan
kelurahan
optimalisasi pelayanan kepada masyarakat
mempersulit rentang kendali pemerintah
kelurahan. Pada tahun anggaran 2008 salah
kelurahan
satu kebijakan dari Pemerintah Kabupaten
program serta informasi tidak tersebar
Sintang
secara
adalah
melakukan
program
menjadi
dan
terpencar
sehingga
menyebabkan
merata
dan
beberapa
cepat
keseluruh
pembentukan keluran-kelurahan baru, yang
masyarakat. Faktor kewilayahan ini juga
diprioritaskan bagi kelurahan yang secara
menjadi suatu penghambat dalam proses
potensial dimungkinkan untuk dilakukan
pemerataan
pemekaran atau pembentukan kelurahan
Pemerintah
baru
menjangkau keseluruhan wilayah kelurahan
yakni
pemekaran
Tanjungpuri
Kecamatan
didasarkan
pada
Kelurahan
Sintang
adanya
yang
aspirasi
pembangunan kelurahan
karena
kesulitan
untuk
dengan kondisi wilayah yang luas serta kawasan-kawasan
kelurahan
yang
masyarakat. Namun dari tahun dibentuknya
terpencar. Hal ini tentu menjadi suatu
tim pemekaran 7 (tujuh) tahun kemudian
masalah
baru kelurahan baru ini terbentuk yaitu
sehingga dibentuklah Kelurahan Akcaya
pada tahun 2014.
pada tahun 2014 sebagai solusi dari
Pada
peraturan
menteri
dalam
negeri nomor 31 tahun 2006 tentang pembentukan,
penghapusan
dan
bagi
Kelurahan
Tanjungpuri,
permasalahan ini. Pengamatan
panitia
pemekaran
Kelurahan Tanjungpuri Kecamatan Sintang
penggabungan Kelurahan. Pada peraturan
Kabupaten
Sintang
menteri dalam negeri nomor 31 tahun 2006
Kelurahan
Tanjungpuri
tujuan
untuk
memiliki luas wilayah 4.100 Ha. Kondisi
masyarakat,
Kelurahan Akcaya sebelum dimekarkan
dibentuknya
meningkatkan
Kelurahan
pelayanan
jumlah
penduduk
13.625
dan
dari Kelurahan induknya yaitu Kelurahan 2 Yolanda Savira Kusmawardani, NIM. E42011033 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimatan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Tanjungpuri
sangat
menyulitkan
bagi
masyarakat kelurahan untuk melakukan
pembentukan tim pemekaran Kelurahan di lingkungan pemerintah Kabupaten Sintang.
kegiatan administrasi karena jarak yang
Dalam
proses
cukup jauh serta jalur transportasi yang
pemekaran
ditempuh. Berdasarkan data dari Badan
beberapa permasalahan. Dari pengamatan
Pusat Statistik Kabupaten Sintang tahun
yang dilakukan diperoleh informasi bahwa
2012, Kelurahan Akcaya dengan luas
permasalahan tersebut berkaitan dengan
wilayah 7,24 Km2 ini memiliki 3 RT dan 1
proses/tahapan pemekaran kelurahan yang
RW dengan jumlah penduduk ± 3.421 jiwa
memakan
atau sebanyak 573 KK.
Proses/tahapan ini terjadi dalam waktu lama
Adanya
aspirasi
kelurahan
pelaksanaan masih
waktu
terdapat
cukup
lama.
masyarakat
karena menunggu persetujuan pemekaran
tersebut, Pemerintah Kabupaten Sintang
kelurahan lainnya yang bersaamaan atau
telah membentuk tim pemekaran Kelurahan
masuk dalam tim pemekaran kelurahan
di
Kabupaten
yaitu Kelurahan Jerora yang masih dalam
Sintang sesuai peraturan daerah Kabupaten
pembahasan tim panitia pemekaran. Oleh
Sintang nomor 4 tahun 2011 tentang
sebab itu, penulis merasa tertarik untuk
pembentukan kelurahan dalam wilayah
melakukan
Kecamatan
“Pelaksanaan
lingkungan
Sintang.
pelaksanaan Tanjung
Dalam
pemekaran,
Puri
Kelurahan
Pemerintah
ingin
yaitu
proses
Kelurahan
memekarkan
Kelurahan
3
penelitian
dengan
Kebijakan
judul
:
Pemekaran
Kelurahan Akcaya di Kecamatan Sintang Kabupaten Sintang”.
Akcaya,
Kelurahan Alai, dan Kelurahan Jerora namun Kelurahan Jerora tidak terbentuk
2.
Identifikasi Masalah Penelitian
ini
akan
mengetahui
karena jika Kelurahan ini terbentuk akan
proses pelaksanaan kebijakan pemekaran
menjadi Kelurahan dengan wilayah terluas.
wilayah khususnya pemekaran Kelurahan
Tentunya hal ini akan membuat Kelurahan
Akcaya. Dari latar belakang yang ada
induk semakin sempit wilayahnya. Hal
terdapat masalah yaitu :
inilah
yang
menjadi
terhambatnya
1. Proses atau tahapan pelaksanaan
kelancaran pemekaran Kelurahan lainnya.
kebijakan
Kemudian
Akcaya
diperjelas
melalui
surat
pemekaran yang
seharusnya
keputusan Bupati Sintang nomor 469 tahun
berlangsung
2008
dilapangan berlangsung selama 7
tanggal
14
juli
2008
tentang
tiga
Kelurahan
tahun
namun
tahun. 3 Yolanda Savira Kusmawardani, NIM. E42011033 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimatan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
2. Pelaksanaan kebijakan pemekaran Kelurahan
Akcaya
masyarakat. Serta hasil penelitian ini
mengalami
dapat dijadikan suatu bahan koreksi
kendala karena satu kelurahan yang
bagi
batal dimekarkan (Kelurahan Jerora)
pemekaran wilayah selanjutnya.
sehingga mempengaruhi kelurahan
pelaksanaan
b) Manfaat Teoritis
lain yang ingin dimekarkan.
Dengan
adanya
diharapkan 3.
kebijakan
kontribusi
Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah
penelitian
dapat dalam
ini,
memberi
pengembangan
ilmu pengetahuan khususnya bagi
yang penulis uraikan sebelumnya maka
ilmu
dapat dirumuskan masalah penelitiannya
dengan pelaksanaan kebijakan serta
yaitu: “Bagaimanakah proses atau tahapan
dapat menjadi salah satu referensi
pelaksanaan
dalam penelitian yang sejenis untuk
kebijakan
pemekaran
Kelurahan Akcaya?”
4.
pemerintahan
yang terkait
menambah kepustakaan.
Tujuan Penelitian Berdasarkan
identifikasi
latar
masalah,
belakang,
dan
B. KERANGKA
rumusan
TEORI
DAN
METODELOGI
permasalahan, maka tujuan penulis adalah untuk
mengetahui
pelaksanaan
kebijakan
tahapan/proses
1.
Kerangka Teori
pemekaran
Dalam berbagai literatur, pengertian
Kelurahan Akcaya di Kecamatan Sintang
tentang
pelaksanaan
kebijakan
sangat
Kabupaten Sintang.
beragam. Menurut Adam Smith dalam Islamy (2001), implementasi kebijakan
5.
Manfaat Penelitian
dipandang sebagai suatu proses atau alur.
a) Manfaat Praktis
Model Adam Smith ini memandang proses
Penelitian ini dimaksudkan agar
implementasi
bermanfaat
pelaku
kebijakan dari perspektif perubahan sosial
pemerintahan
dan politik, dimana kebijakan yang dibuat
pemerintahan
oleh
bagi
penyelenggara khususnya
bagi
para
kebijakan
pemerintah
dari
bertujuan
proses
untuk
daerah kabupaten Sintang dalam
mengadakan perbaikan atau perubahan
melaksanakan tugasnya sebagai abdi
dalam
negara
sasaran. Menurut Smith dalam Islamy
sekaligus
sebagai
abdi
masyarakat
sebagai
kelompok 4
Yolanda Savira Kusmawardani, NIM. E42011033 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimatan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
(2001),
implementasi
kebijakan
dipengaruhi oleh empat variable, yaitu :
kebijakan pemekaran Kelurahan Akcaya Kecamatan Sintang Kabupaten Sintang.
1. Idealized policy yaitu pola interaksi yang
Teknik
Pengumpulan
Data
digagas oleh perumus kebijakan dengan
menggunakan teknik wawancara untuk
tujuan untuk mendorong, mempengaruhi
mengumpulkan
dan merangsang target group untuk
menggunakan panduan wawancara dan
melaksanakannya.
bantuan alat dokumentasi berupa alat
2. Target groups yaitu bagian dari policy stakeholders
yang diharapkan dapat
mengadopsi
pola-pola
sebagaimana
yang
interaksi
diharapkan
oleh
perekam
data
serta
primer
teknik
dengan
observasi
yaitu
penulis melihat langsung kenyataan di Kelurahan Akcaya Kecamatan Sintang Kabupaten
Sintang
yang
berhubungan
perumus kebijakan. Karena kelompok ini
dengan penelitian untuk mengumpulkan
menjadi
data
sasaran
kebijakan,
maka
menyesuaikan dengan
dari
implementasi
diharapkan
pola-pola
kebijakan
dapat
perilakukan yang
cara
merekam
pengumpulan data. Metode
analisis
data
dalam
penelitian ini adalah analisis deskriptif
3. Implementing organization yaitu badanbadan
dengan
seluruh aktivitas penulis dalam rangka
telah
dirumuskan.
sekunder
pelaksana
yang
bertanggung
kualitatif, dengan model analisis interaktif. Menurut Milles dan Huberman (dalam
jawab dalam implementasi kebijakan.
Sugiyono, 2013:183), ada tiga komponen
4. Environmental factors unsur-unsur di
pokok dalam menganalisis data dengan
dalam lingkungan yang mempengaruhi
model interaktif, yakni : reduksi data,
implementasi kebijakan seperti aspek
penyajian data dan penarikan kesimpulan.
budaya, sosial, ekonomi dan politik.
2.
Metode Penelitian
C. HASIL
Jenis penelitian ini adalah metode
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
penelitian deksriptif dengan analisa data secara kualitatif. Artinya penulis mencoba menggambarkan
fakta
yang
terjadi
1.
Pola
interaksi
yang
digunakan
dalam pelaksanaan kebijakan dan
sekarang sebagai realitas natural tanpa
proses
adanya fenomena yang dibuat-buat yaitu
pemekaran Kelurahan Akcaya.
pendeksripsian
tentang
pelaksanaan
kebijakan
pelaksanaan 5
Yolanda Savira Kusmawardani, NIM. E42011033 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimatan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Interaksi antar instansi yang terkait
tahapan
dalam
pemekaran kelurahan akcaya.
pelaksanaan
kebijakan
pelaksanaan
kebijakan
pemekaran kelurahan ini harus terjalin
Tujuan pelaksanaan kebijakan adalah
dengan baik. Baik dari calon kelurahan
untuk meningkatkan pelayanan publik
baru dan kelurahan
guna
Kecamatan
induk;
Sintang;
Pemberdayaan
pihak Badan
Masyarakat
mempercepat
terwujudnya
kesejahteraan masyarakat. Proses atau
dan
tahapan
pelaksanaan
kebijakan
Pemerintah Desa; Sekretariat Daerah
pemekaran kelurahan yaitu pertama,
Kabupaten Sintang khususnya bagiam
desa
hukum,
tata
membentuk Kelurahan harus minimal
Badan
Pertanahan
berumur 5 tahun. Kedua, persyaratan
tim
pemekaran
pembentukan kelurahan baru harus
kelurahan. Bila dalam pelaksanaannya
sudah terpenuhi. Ketiga, sudah adanya
kurang terjalinnya kerjasama maka hal
surat pelimpahan dari kelurahan induk.
tersebut akan meghambat pada proses
Keempat,
pelaksanaan kebijakan pemekaran itu
wilayah. Kelima, setelah semuanya
sendiri.
siap
pertanahan,
pemerintahan; Nasional
serta
Mengapa
dan
interaksi
antar
yang
akan
bergabung
pengukuran
baru
tanah
diajukan
Pemberdayaan
dengan
Pemrintah Desa (Pemdes).
yang
baik
atau
ke
instansi terkait sangat penting karena interaksi
atau
Badan
Masyarakat
dan
menciptakan kepercayaan salah satu pihak. Dengan adanya interaksi yang
3.
Instansi
pelaksana
proses
baik maka informasi yang di butuhkan
pelaksanaan kebijakan pemekaran
oleh
kelurahan akcaya
intansi
yang
terkait
dalam
pelaksanaan kebijakan dapat mengatasi
Proses
hambatan atau masalah yang ada. Pola
pemekaran Kelurahan Akcaya sudah
interaksi yang baik juga memabantu
berjalan dengan baik dan tentunya
dalam penyampaian maksud dan tujuan
sudah
pelaksanaan kebijakan pemekaran ini
mendapatkan dukungan dari semua
dengan
pihak yang terkait didalamnya. Instansi
baik
kepada
seluruh
masyarakat.
yang
pelaksanaan
memenuhi
terkait
Kecamatan 2.
dan
Tujuan
pelaksanaan
pemekaran
dan
kebijakan
prosedur
atau
kebijakan
persyaratan
didalamnya Sintang,
dan
adalah: Kelurahan
Tanjung Puri sebagai kelurahan induk, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan 6
Yolanda Savira Kusmawardani, NIM. E42011033 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimatan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Pemerintah Desa (Pemdes), bagian
pemekaran Kelurahan Akcaya Kecamatan
Tata
Sintang Kabupaten Sintang yaitu:
Pemerintahan
sub
bagaian
Otonomi daerah Sekretariat Daerah Kabupaten
Sintang
Pemekaran
Kelurahan
Akcaya
di
Kab.
Kecamatan Sintang Kabupaten Sintang
Sintang), Badan Pertanahan Nasional
telah terlaksana dengan baik. Dengan
Kabupaten
bagian
adanya
Daerah
mempercepat terbentuknya kecamatan
Sintang
Pertanahan
(Setda
1.
(BPN),
Sekretariat
Kabupaten
Sintang
(Setda
Kab.
baru
kelurahan
di
baru
Kabupaten
ini
Sintang
pemerintahan
bisa
dan
Sintang) dan bagian Hukum Sekretariat
pelaksanaan
di
Daerah Kabupaten Sintang
Kabupaten Sintang dapat berkembang dan semakin maju serta memberikan
4.
Faktor budaya, sosial, ekonomi dan
pelayanan yang baik kepada seluruh
politik yang mempengaruhi dalam
masyarakat.
proses
pelaksanaan
kebijakan
2.
Kelurahan
pemekaran. Ada
beberapa
mempengaruhi
Proses ataupun tahapan pemekaran
faktor
proses
yang
dengan
Akcaya
seudah
syarat-syarat
sesuai
pembentukan
pelaksanaan
kelurahan baru yaitu jumlah penduduk,
kebijakan ini, faktor lebih kearah
luas wilayah, bagian wilayah kerja dan
politik yaitu keinginan legislatif dan
sarana serta prasaranan pemerintahan.
kepentingan
Dengan demikian maka dalam setiap
politik.
Maksudnya
keinginan legislatif dan kepentingan
prosesnya
politik yaitu dengan adanya kelurahan
persyaratan, dan juga sudah sesuai
baru ini tentunya akan menimbulkan
prosedur
proyek baru dikalangan legislatif.
menyiapkan
sudah
pembentukan
pemekaran
kelurahan sampai
memenuhi
dari calon perizinan
pembentukan. D. KESIMPULAN DAN SARAN
1.
Kesimpulan
penulis
menyimpulkan
Pemekaran
Kelurahan
Akcaya
mengalami
kendala
waktu
pembentukan yang relatif cukup lama.
Berdasarkan analisis dan masalah di atas
3.
Dari awal mula dirancang tahun 2008
mengenai
lalu Kelurahan Akcaya baru terbentuk
proses atau tahapan pelaksanaan kebijakan
pada tahun 2014 dimana kurun waktu 7 tahun dirasa cukup lama pembentukan 7
Yolanda Savira Kusmawardani, NIM. E42011033 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimatan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
ini terjadi. Hal ini disebabkan untuk
3.
Kelurahan
dan
Kelurahan
memenuhi syarat-syarat pembentukan
Tanjung Puri dapat saling bekerjasama
kelurahan baru memerlukan dana yang
serta saling berkoordinasi dalam proses
tidak sedikit.
penyelenggaraan tugas khususnya pada sektor
2.
Akcaya
administrasi
Saran-saran Dalam
lakukan
penelitian
maka
pelayanan
dalam
yang
penulis
kesempatan
publik
bidang
kependudukan
pembangunan
dan
infrastruktur
untuk
ini
mengurangi rasa kecemburuan sosial
peneliti ingin memberikan beberapa saran
pada masyarakat di kelurahan induk
yang mungkin akan berguna dan dapat
pemekaran.
diperhatikan, berikut saran yang akan
4.
Kelurahan
Akcaya
peneliti sampaikan:
mengikutsertakan
1.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa
kelurahannya
pemekaran
pelatihan khusus untuk meningkatkan
2.
Kelurahan
Akcaya
di
seluruh
perlu
dalam
aparatur pelatihan-
Kecamatan Sintang Kabupaten Sintang
sumberdaya
telah terlaksana dengan baik. Prestasi
menjadi lebih baik sehingga pelayanan
ini harus dipertahankan dan terus
publik khususnya bidang administrasi
ditingkatkan
kependudukan
lagi
oleh
Kelurahan
aparatur
dan
kelurahan
pembangunan
Akcaya demi kemajuan Kelurahan
infrastruktur dapat terlaksana dengan
Akcaya.
lebih optimal.
Setiap intansi yang terkait mulai dari
5.
Kelurahan
Akcaya
tentunya
kelurahan induk, Kecamatan Sintang,
menyiapkan
tim pemekaran, bagian otonomi daerah,
Akcaya yang dirasakan masih kurang
bagian
supaya
pertanahan,
bagian
hukum
sekretariat daerah Kabupaten Sintang, BPN
serta
badan
data-data
dapat
mempermudah
Kelurahan
dalam
penyusunan rencana kerja.
pemberdayaan
masyarakat dan pemerintah desa untuk lebih meingkatkan lagi kinerja supaya
E. DAFTAR PUSTAKA
kelak bila ada pemekaran-pemekaran wilayah instansi yang terkait dapat
Buku-Buku:
bekerja secara profesional dan baik
Agustino, Leo. 2006. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung : CV Alfabeta.
sehingga jalannya pemerintahan tetap terjaga.
8 Yolanda Savira Kusmawardani, NIM. E42011033 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimatan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
------. 2007. Perihal Yogyakarta : Graha Ilmu.
Ilmu
Politik.
Habboddin, Muhtar dkk. (Dalam Buku : Pro Kontra Pemekaran Daerah). Yogyakarta: Total Media, 2009. Hasibuan, Melayu, SP 1980. Manajemen Personalia. Yogyakarta: BPEE Islamy, M Irfan. 2001. Prinsip-prinsip Perumusan Kebijakan Negara. Jakarta : Bumi Aksara Jones Charles O. Pengantar Kebijakan Publik. Manajemen PT Raja Grafindo Persada, Cetakan ke 3, Jakarta. Moleong, J. Lexy. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Nawawi, Hadari. 2009. Sumber Daya Manusia. Jakarta: Balai Pustaka. Nugroho, Riant D., dan Samudro 2004. Kebijakan Publik Formulasi, Implementasi, dan Evaluasi. Jakarta : PT Elex Media Komputindo. Pasolong, Harbani. Administrasi Publik. Alfabeta.
2008. Bandung
Teori : CV
Tohardi, Ahmad. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Mandar Maju. ------. 2011. Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa Program Studi Ilmu Pemerintahan. Pontianak : Prodi IP FISIP UNTAN. Widodo, Joko. 2010. Analisis Kebijakan Publik: Konsep dan Aplikasi Analisis Proses Kebijakan Publik. Malang : Bayumedia Publishing. Sumber Peraturan / Undang-undang : Peraturan Pemerintah nomor 73 tahun 2005 tentang Kelurahan disebutkan bahwa Kelurahan dibentuk di wilayah Kecamatan. Peraturan Menteri dalam Negeri nomor 31 tahun 2006 tentang pembentukan, penghapusan dan penggabungan Kelurahan. Peraturan Daerah Kabupaten Sintang nomor 4 tahun 2011 tentang pembentukan Kelurahan dalam wilayah Kecamatan Sintang. Surat Keputusan Bupati Sintang nomor 469 tanggal 14 juli 2008 tentang tim pemekaran Kelurahan di Lingkungan pemerintah Kabupaten Sintang. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004. Tentang Pemerintahan Daerah.
Ratnawati, Tri. 2009. Pemekaran Daerah. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Skripsi : Retnaningsih, Ning. Dkk. 2008. Dinamika Politik Lokal di Indonesia: Penataan Daerah dan Dinamikanya. Percik : Salatiga. Subarsono, AG. 2008. Analisis Kebijakan Publik: Konsep, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Sugiyono. 2013. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.
Dewi, Lisa Agustina. 2012. Evaluasi Dampak Pemekaran Wilayah Pada Aspek Kualitas Pelayanan di Kecamatan Solear Kabupaten Tangerang. Tirtayasa : Universitas Sultan Ageng. Rachim, Ratri Furry Pustika. 2013. Evaluasi Pemekaran Wilayah Kota Serang di Tinjau dari Kinerja Ekonomi dan Kinerja Pelayanan Publik Daerah. Semarang : Universitas Diponegoro. 9
Yolanda Savira Kusmawardani, NIM. E42011033 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimatan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Rujukan Elektronik : Bahan Ajar : Bahan Ajar Metodologi Penelitian Kualitatif oleh Ahmad Tohardi, 2012. Pedoman Penulisan Skripsi Program Studi ilmu Pemerintahan dikeluarkan oleh Prodi IP FISIP UNTAN.2015
http://eprints.undip.ac.id/39941/1/RACHIM .pdf di akses pada 1 Desember 2014. http://repository.fisip-untirta.ac.id di akses pada 2 Desember 2014.
10 Yolanda Savira Kusmawardani, NIM. E42011033 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimatan Barat