DIALEK SOSIAL SUKU DAYAK SEKUBANG KECAMATAN SEPAUK KABUPATEN SINTANG
ARTIKEL
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
OLEH:
EVA RUSTINI NIM: 100604929
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSADA KHATULISTIWA SINTANG 2015
HALAMAN PENGESAHAN
Artikel dengan Judul “Dialek Sosial Suku Dayak Sekubang Kecamatan Sepauk Kabupaten Sintang” yang disusun oleh:
Nama
: Eva Rustini
NIM
: 100604929
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Telah disetujui untuk diajukan dalam penerbitan kumpulan artikel pada Jurnal VOX EDUCATION STKIP Persada Khatulistiwa.
Mengetahui:
Pembimbing pertama
pembimbing kedua
Sri Astuti, S.S., M. Pd NIDN. 1113048402
Debora Korining Tyas, M. Pd NIDN. 1109078401
DIALEK SOSIAL SUKU DAYAK SEKUBANG KECAMATAN SEPAUK KABUPATEN SINTANG Eva Rustini STKIP Persada Khatulistiwa Sintang, Jl. Pertamina-Sengkuang- Sintang Abstract Rustini, Eva. Nim. 100604929. 2015. Social Dialect Dayak Sekubang Sepauk District of Sintang. Thesis. Sintang: Study Program Indonesian Language and Literature. College of Teacher Training and Education Persada Equator Sintang. The problem of research is how a social dialect Dayak Sekubang Sepauk District of Sintang District? The purpose of this study was to describe the social dialect Dayak Sekubang Sepauk District of Sintang district by children, adolescents, adults, and the elderly. The method used in this research is the method of see, with the form of qualitative research. Informant in this research is the Dayak community Sekubang totaling 4 by children aged 10 years, adolescents aged 15 years, adults aged 29 years and elderly aged 67 years under the name Joanna Jeleha class II SD, Bela class X SMA, Leo Henry, and Anson. This study uses multiple data collection techniques, namely, a technique involved consider ably (SLC), and technical notes. While the data collection tools used were penyimakan sheet, and card data. The data in this study are presented with formal methods. To be able to perform an analysis of social dialect Dayak Sekubang translation needs to be done beforehand. Translation is performed by using a free translation. Abstrak : Rustini, Eva. Nim. 100604929. 2015. Dialek Sosial Suku Dayak Sekubang Kecamatan Sepauk Kabupaten Sintang. Skripsi. Sintang: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persada Khatulistiwa Sintang. Rumusan masalah dalam penelitian adalah bagaimanakah dialek sosial Suku Dayak Sekubang Kecamatan Sepauk Kabupaten Sintang? Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dialek sosial Suku Dayak Sekubang Kecamatan Sepauk Kabupaten Sintang berdasarkan anak-anak, remaja, dewasa, dan lansia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak, dengan bentuk penelitian kualitatif. Narasumber dalam penelitian ini adalah masyarakat Dayak Sekubang yang berjumlah 4 orang berdasarkan anak usia 10 tahun, remaja usia 15 tahun, dewasa usia 29 tahun, dan lansia usia 67 tahun dengan nama Yohana Jeleha kelas II SD, Bela kelas X SMA, Leo Wawan, dan Anson. Penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu, teknik simak libat cakap (SLC), dan teknik catat. Sedangkan alat pengumpulan data yang digunakan adalah lembar penyimakan, dan kartu data. Data dalam penelitian ini disajikan dengan metode formal. Untuk dapat melakukan analisis mengenai dialek sosial Suku Dayak Sekubang perlu dilakukan terlebih dahulu terjemahan. Terjemahan dilakukan dengan menggunakan terjemahan bebas. Kata kunci: Dialek Sosial Suku Dayak Sekubang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”. Abdul Chaer( 2012 : 55), dialek adalah variasi bahasa yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat pada satu tempat atau suatu waktu. Bahasa itu bervariasi artinya, setiap kelompok masyarakat memiliki bahasa yang berbeda-beda, sebagai contoh kita bisa melihat perbedaan variasi dialek sosial bahasa yang digunakan anakanak usia 2 tahun dan orang dewasa usia 29 tahun. Ferdinansyah (2008: 9), dialek sosial adalah dialek yang digunakan oleh kelompok sosial tertentu. Dialek sosial ini biasanya menjadi ciri khas masyarakat tertentu. Contohnya, di Indonesia ada dialek ibu-ibu dan dialek anak-anak. Setiap
daerah biasanya memiliki dialek yang berbeda-beda. Dialek sosial Suku Dayak Sekubang ada di jalan kayu lapis km 46 Desa ini berada dalam wilayah Kecamatan Sepauk Kabupaten Sintang. Desa Sinar Pekayau Kecamatan Sepauk sekarang dipimpin oleh Bapak Bernadus sebagai Kepala Desa sejak tahun 2013 sampai sekarang. Masyarakat Dayak Sekubang mayoritas dengan mata pencarian petani yang menggantungkan hidupnya dari hasil karet, sawit, ladang dan pertambangan kerja emas. Jumlah penduduknya berkisar 1,347 jiwa dari 327 Kepala Rumah Tangga. Dialek sosial yang akan diteliti pada penelitian ini adalah dialek sosial Suku Dayak Sekubang Kecamatan Sepauk Kabupaten Sintang berdasarkan dialek bahasa anak usia 10 tahun, remaja usia 15 tahun, dewasa usia 29 tahun, dan lansia usia 67 tahun. Pada penelitian ini akan dipaparkan beberapa informan yang akan dibahas pada penelitian mengenai dialek sosial Suku Dayak Sekubang Kecamatan Sepauk Kabupaten Sintang.
Peneliti memiliki alasan memilih Dialek Sosial Suku Dayak Sekubang Kaupaten Sintang sebagai objek penelitian agar menjadi bahan pembelajaran dalam Sekolah Menengah Atas. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis termotivasi untuk melakukan penelitian dengan judul Dialek Sosial Suku Dayak Sekubang Kecamatan Sepauk Kabupaten Sintang.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Dialek Sosial Suku Dayak Sekubang Kecamatan Sepauk Kabupaten Sintang?
Hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman belajar
tentang
dialek
sosial Dayak Sekubang dalam
pembelajaran, dengan
pengalaman belajar ini siswa diharapkan mampu memahami dalam
persoalan
pengembangan
Penelitian ini diharapkan
2. Manfaat Praktis a. Bagi Masyarakat
Sekubang
b. Bagi Siswa
c. Bagi Guru
Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
masyarakat
masyarakat lainnya.
dialek tersebut.
C. Tujuan Penelitian
digunakan
cerita-cerita
sehingga
B. Rumusan Masalah
Penelitian
pelestarian
ini
dapat memperkaya dan dapat oleh Dayak sebagai
sumber pendorong usaha
bermanfaat pengembangan sosial
di
Menengah Atas.
bagi dialek Sekolah
d. Bagi Sekolah Hasil
Hasil
penelitian
penelitian
ini
ini
diharapkan
dapat
diharapkan
dapat
menambah
referensi
mendorong
pihak
perpustakaan dan sebagai
sekolah
untuk
acuan
bagi
melengkapi perpustakaan
dalam
mengembangkan
sekolah dengan buku-
Dialek
buku cerita masyarakat
Dayak
yang berasal dari Desa
Kecamatan
Sinar
Kabupaten Sintang.
Pekayau
Jalan
pengajar
Sosial
Suku
Sekubang Sepauk
Kayu Lapis Km 46. e. Bagi Penulis Hasil
D. Ruang Lingkup Penelitian
penelitian
diharapkan
ini dapat
mendorong penulis dan penerbit
buku
untuk
semakin banyak menulis, menyusun
dan
menerbitkan buku-buku cerita masyarakat Dayak Sekubang. f. Bagi
STKIP
Persada
Khatulistiwa Sintang
Masalah penelitian ini harus lebih khusus dan lebih fokus, sehingga diperlukan suatu batasan-batasan yang jelas. 1. Variabel Penelitian Secara teori, variabel penelitian adalah merupakan suatu objek, atau sifat, atau atribut atau nilai dari orang, atau kegiatan yang mempunyai bermacammacam variasi antara satu dengan lainnya yang ditetapkan oleh peneliti dengan tujuan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan (Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, 1993).
2. Definisi Operasional Definisi operasional merupakan gambaran yang menjelaskan tentang objek yang akan menjadi pusat penelitian.
oleh Gunarwan (2002) untuk penyediaan data dalam penelitian sosiolinguistik. b. Teknik catat Mahsun (2013: 81) teknik catat adalah teknik yang dilakukan ketika menerapkan metode simak.
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Bentuk Penelitian 1. Metode Simak Mahsun (2013:92) Metode Penyediaan data ini diberi nama metode simak karena cara yang digunakan untuk memperoleh data dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa. 2. Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. B. Teknik dan Alat Pengumpulan
2.Alat Pengumpulan Data a.
Lembar Penyimakan
b.
Kartu Data
C. Teknik Analisis Data 1. Padan Intralingual 2. Padan Ekstralingual D. Penyajian
Hasil
Analisis
Data Nyoman Kutha (2013: 49) hasil
analisis
disajikan
Data
dengan metode formal adalah
a. Teknik Simak Libat Cakap
perumusan
dengan
tanda-
(SLC)
tanda dan lambang-lambang.
Mahsun (2013: 93) teknik simak libat cakap adalah si peneliti ikut menetukan pembentukan dan pemunculan calon data, maka teknik ini dapat disejajarkan dengan metode observasi ikut berpartisifasi dan metode pengamatan yang diusulkan
Pelaksanaan tanda-tanda atau lambang (Sudaryanto, 1993: 145). E. Subjek Penelitian
dan
Objek
1. Subjek Penelitian
sebuah penelitian, baik data
Taum (2011: 144) “Subjek (subject) adalah aktan pahlawan (sesuatu atau seseorang) yang ditugasi pengirim untuk mencari dan mendapatkan objek”. Subjek penelitian adalah orang yang menjadi sasaran untuk diamati dalam mengumpulkan data. F. Data dan Sumber Data 1. Data Penelitian Mukhtar (2013:
99)
adalah
imformasi
empiris
seluruh dan
data
dokumentatif
yang diperoleh di lapangan sebagai pendukung ke arah konstruksi ilmu secara ilmiah
primer
maupun
data
sekunder. G.
Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Sinar Pekayau berada dalam wilayah Kecamatan Sepauk Kabupaten Sintang. Desa ini berada tepat di sebelah utara Pulau Jawa dan di sebelah barat Pulau Sulawesi dan berbatasan langsung dengan Kecamatan Sepauk. Jumlah penduduknya berkisar 1,347 jiwa dari 327 Kepala Rumah Tangga. Mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani dan sebagian lainnya berdagang dan sebagian lagi berprofesi sebagai pengrajinan atau sawit dan karet.
dan akademis. 2. Sumber Data Penelitian Mukhtar (2013: 100), sumber data adalah sumber-sumber yang dimungkinkan seorang peneliti
mendapatkan
sejumlah informasi atau datadata yang dibutuhkan dalam
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pendahuluan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan, dialek sosial yang akan diteliti pada penelitian ini berdasarkan anak-anak, remaja, dewasa, dan lansia Suku Dayak
Sekubang, penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 Mei 2015, di Desa Sinar Pekayau, Jalan Kayu Lapis Km 46 Kecamatan Sepauk, Kabupaten Sintang. B. Transkripsi, Terjemahan Berdasarkan pendapat Baroroh-Baried (1985: 65), transkripsi adalah salinan atau tuturan tanpa mengganti macam tulisan (hurufnya tetap sama). Transkripsi adalah gubahan teks dari satu ejaan ke ejaan lain (Djamaris, 1977: 29; 2002: Teeuw (2013 : 166-167), terjemahan berarti memindahkan arti dari satu bahasa ke bahasa lain. 19).
C. Analisis Data 1. Pengantar Sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh setelah itu data dianalisis dan diaplikasikan dengan teori yang ada. Berdasarkan rumusan masalah, terdapat 1 hal yang menjadi dasar untuk menganalisis data, yakni: a. Dialek sosial Suku Dayak Sekubang Sepauk Sintang.
Kecamatan kabupaten
Kesimpulan dari hasil analisis data yang sudah dijelaskan dan disesuaikan dengan rumusan masalah yang sudah dibahas berdasarkan anak-anak, remaja, dewasa, dan lansia, Setelah dianalisis ternyata dialek bahasa anak-anak, remaja, dewasa dan lansia ada perbedaan dari bahasa mereka. Anak-anak lebih senang menggunakan dialek bahasa yang sederhana hal ini dikarenakan anak masih menggunakan kata dasar dikarenakan masih dalam tahap belajar. Sedangkan remaja mencirikan identitas mereka, remaja lebih senang menggunakan bahasa gaul atau modern, dan masa remaja ditinjau dari segi perkembangan, merupakan masa kehidupan manusia yang paling menarik dan mengesankan. Sedangkan orang dewasa lebih banyak perbendaharaan katanya dibandingkan anak-anak. Sedangkan lansia dialek bahasanya lebih banyak dan perbendaharaan kata lebih banyak. Perbendaharaan
kata yang banyak menyebabkan penuturnya menjadi tidak baku. Seperti dialek lansia yang terdapat pada bahasa Dayak Sekubang. D. Implementasi Dialek Sosial Suku Dayak Sekubang pada Pembelajaran di Sekolah 1. Pembelajaran Bahasa Murni Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah atau daerah, karakteristik sekolah atau daerah, sosial budaya masyarakat setempat dan karakteristik peserta didik. E. Pendidikan
Karakter
dalam
Pengajaran Bahasa Murni di Sekolah Dialek sosial belum pernah diajarkan dijenjang apapun. Oleh karena itu, peneliti menyarankan agar Dialek Sosial dapat dijadikan sebagaimuatan lokal dibeberapa sekolah.
F. Langkah-langkah Pembelajaran Bahasa Murni di Sekolah Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan ajar khususnya pada mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah. Dengan mempelajari bahasa murni seperti dialek sosial, peserta didik dapat mempelajari halhal yang bersifat positif.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan mengenai 1 rumusan masalah yanag menjadi bahan untuk dianalisis yaitu dialek sosial Suku Dayak Sekubang Kecamatan Sepauk Kabupaten Sintang yaitu dialek bahasa Dayak Sekubang anak usia 10 tahun, remaja usia 15 tahun, dewasa usia 29 tahun, dan lansia usia 67 tahun Suku Dayak Sekubang Kecamatan Sepauk Kabupaten Sintang di Jalan Kayu Lapis Km 46 beserta implementasi pembelajaran bahasa murni seperti dialek
sosial di Sekolah Menengah Atas, dapat disimpulkan sebagai berikut: Dialek sosial Suku Dayak Sekubang merupakan dialek bahasa yang dipergunakan oleh masyarakat asli Suku Dayak Sekubang. Berdasarkan hasil yang telah diteliti khususnya dialek sosial Suku Dayak Sekubang dialek anak usia 10 tahun, remaja usia 15 tahun, dewasa usia 29 tahun, dan lansia usia 67 tahun. Setelah diteliti tentang dialek sosial Suku Dayak Sekubang Kecamatan Sepauk Kabupaten Sintang berdasarkan anak usia 10 tahun ternyata dialek asli bahasa Dayak Sekubang, anak lebih senang menggunakan dialek bahasa yang sederhana contoh kata nanak ulih artinya bisa nanti hal ini dikarenakan anak masih dalam tahap belajar. Dialek bahasa anak akan berubah setelah mereka menginjak usia mulai memasuki usia remajanya. Hal ini dikarenakan usia yang mereka lalui. Sedangkan remaja usia 15 tahun pada Suku Dayak Sekubang mencirikan identitas mereka yang lebih senang menciptakan dialek
bahasa gaul atau modern contoh dialek bahasa aslinya isak am artinya biarlah. Hal ini sangat berpengaruh pada lingkungan pergaulan mereka itulah ciri khas dialek bahasa remaja. Setelah remaja menginjak usia dewasa dialek bahasanya akan berubah. Sedangkan orang dewasa Suku Dayak Sekubang dialek bahasanya relatif tetap, hal ini menandakan bahwa ciri khas dialek bahasa orang dewasa lebih banyak perbendaharaan kata. Karena orang dewasa bisa mempertahankan bahwa mereka adalah kelompok dewasa dan bisa menyesuaikan dirinya sebagai orang dewasa contoh kata dialek orang dewasa Suku Dayak Sekubang agik fokus ke kreja luk,e artinya lagi fokus sama pekerjaan dulu. Sedangkan dialek bahasa lansia lebih banyak perbendaharaan kata yang mereka gunakan. Lansia pada Suku Dayak Sekubang dialek bahasanya akan berubah karena perbendaharaan kata yang semakin banyak akan menyebabkan penuturnya menjadi tidak baku. Contoh dialek aslinya iko keliah ngamik jurusan opeh artinya kamu kuliah ambil jurusan apa. Dapat disimpulkan
bahwa Suku Dayak Sekubang dialek anak usia 10 tahun, remaja usia 15 tahun, dewasa usia 29 tahun, dan lansia usia 29 tahun ternyata ada perbedaan dialek bahasa yang mereka gunakan berdasarkan usianya. Perbedaan dialek bahasa Suku Dayak Sekubang berdasarkan anak-anak usia 10 tahun, remaja usia 15 tahun, dan orang dewasa usia 29 tahun, lansia usia 67 tahun. Ragam tutur anak akan berubah setelah mereka menginjak usia remaja, dan ragam tutur remaja akan berubah setelah mereka menginjak usia dewasa, sedangkan ragam tutur orang dewasa akan relatif tetap, dan ragam tutur lansia akan berubah karena perbendaharaan kata banyak menyebabkan penuturnya menjadi tidak baku.
Sekubang.
Adapun
saran-
sarannya sebagai berikut. 1. Perlunya
dialek
sosial
Suku Dayak Sekubang ini didokumentasikan
agar
dialek sosial umumnya masyarakat Sekubang atau
Dayak tidak
hilang
punah akibat
perkembangan zaman. 2. Perlunya dialek anak usia 10 tahun, remaja usia 15 tahun, dewasa usia 29 tahun, dan lansia usia 67 tahun dalam hal
dialek
sosial ini menjadi bahan B. Saran
pembelajaran di sekolah
Berdasarkan
khususnya
kesimpulan,
maka
ingin
menyampaikan
beberapa saran yang dapat dijadikan
bahan
pertimbangan
dan
agar
sosial
dialek
pada
penulis pembelajaran murni
pada
sehingga
bahasa daerahnya
dialek
sosial
daerah
tidak
refleksi tetap
terjaga di daerah Suku Dayak
bahasa
hilang atau punah.
3. Penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan lebih luas
bagi
peneliti
selanjutnya.
Peneliti
berikut
dapat
menggunakan teori dan sudut
pandang
yang
berbeda sehingga hasil penelitianpun
menjadi
lebih bervariasi. Dengan kata lain, penelitian ini dijadikan sarana acuan dan
panduan
penelitian
untuk
selanjutnya.
Maka dari itu, dialek sosial
bahasa
daerah
Dayak Sekubang dapat menghasilkan
banyak
manfaat bagi masyarakat Nusantara
khususnya
dalam dunia pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA Chaer, Abdul. 2012. Linguistik Umum. Jakarta :PT Rineka Cipta Ferdinansyah, S.E.2008. Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Satubuku. Mahsun, M.S. 2013. Metodologi Penelitian Bahasa. Jakarta: Rajawali. Mukhtar. 2013. Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Ratna, Nyoman Kutha. 2013. Teori, Metode, dan TeknikPenelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.