Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta 12950. Telp./Fax. (021) 5252746 www.kemenperin.go.id Cover Pedoman PIH 2013 Final.indd 1
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
2013 4/23/2013 3:16:23 PM
KATA PENGANTAR Penghargaan Industri Hijau merupakan bentuk apresiasi pemerintah kepada perusahaan industri yang telah memberikan kontribusi terhadap perekonomian negara, memberi manfaat pada masyarakat dan ikut berperan serta dalam menjaga kelestarian fungsi lingkungan melalui pemanfaatan sumber daya yang efisien dan penerapan proses produksi yang ramah lingkungan. Kementerian Perindustrian sebagai institusi pembina terus berupaya untuk mendorong terwujudnya industri hijau yang maju, berdaya saing, dan berkelanjutan. Salah satunya adalah dengan memberikan penghargaan industri hijau, sehingga dapat lebih memotivasi perusahaan industri untuk meningkatkan kompetensinya sesuai dengan kriteria industri hijau. Agar Penghargaan Industri Hijau dapat diberikan kepada perusahaan industri yang tepat dan melalui proses penilaian yang dapat dipertanggungjawabkan, maka telah disusun Pedoman Penilaian Penghargaan Industri Hijau, yang menjadi acuan bagi semua pihak terkait sehingga memiliki pemahaman yang sama tentang ketentuan, tata cara penilaian dan mekanismenya, sehingga proses penilaian dapat berjalan secara sistematis, konsisten, transparan, akuntabel, adil dan dapat dipertanggungjawabkan. Dengan diterbitkannya pedoman ini, diharapkan pelaksanaan program Penghargaan Industri Hijau dapat berjalan lancar, efektif dan calon penerima Penghargaan Industri Hijau terseleksi dengan baik. Jakarta, 8 April 2013 Kepala Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri
ARRYANTO SAGALA
i
ii
LANDASAN PERATURAN
PEDOMAN PENILAIAN PENGANUGERAHAN PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU
iii
iv
Menteri Perindustrian Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 05/M-IND/PER/1/2011 TENTANG PROGRAM PENGANUGERAHAN PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
:
a.
bahwa dalam rangka mendorong motivasi perusahaan industri untuk mewujudkan industri hijau yang berwawasan lingkungan, efisien terhadap penggunaan sumber daya alam serta bermanfaat bagi masyarakat, dipandang perlu untuk memberikan penghargaan kepada perusahaan industri yang telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan hidup;
b.
bahwa dalam rangka pemberian penghargaan industri hijau dimaksud perlu dilakukan seleksi dan penilaian;
c.
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b perlu dikeluarkan Peraturan Menteri Perindustrian.
v
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 05/M-IND/PER/1/2011
Mengingat
:
1.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3274);
2.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
3.
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1986 tentang Kewenangan Pengaturan Pembinaan Dan Pengembangan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3330);
4.
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4214) sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4418);
3. 5.4. 5. 6. 6.
vi
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional; Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 84/P Tahun 2009 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II Periode Tahun 2009-2014;
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 05/M-IND/PER/1/2011
7. 7.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan Dan Organisasi Kementerian Negara;
8.8.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan,Tugas Dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara;
9.
10. 11. 9 Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 105/MIND/PER/10/2010 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian.
MEMUTUSKAN: Menetapkan
: PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN TENTANG PROGRAM PENGANUGERAHAN PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU Pasal 1
dengan:
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud 1.
Program penganugerahan penghargaan industri hijau adalah program pemberian penghargaan bagi perusahaan industri yang telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan hidup sehingga dapat meminimalisasi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup akibat kegiatan industri.
2.
Industri hijau adalah industri berwawasan lingkungan yang menyelaraskan pertumbuhan dengan kelestarian lingkungan hidup,
vii
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 05/M-IND/PER/1/2011
mengutamakan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumberdaya alam serta bermanfaat bagi masyarakat. 3.
Perusahaan industri adalah perusahaan yang melakukan kegiatan di bidang usaha industri yang berbentuk perorangan, badan usaha atau badan hukum dan berkedudukan di Indonesia.
4.
Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perindustrian. Pasal 2
Program penganugerahan hijau bertujuan mendorong industri dalam melakukan ramah lingkungan dalam industri hijau.
penghargaan industri kepedulian perusahaan proses produksi yang rangka mewujudkan
Pasal 3 (1) Penganugerahan penghargaan industri hijau kepada perusahaan industri dilakukan melalui tahap seleksi dan penilaian. (2) Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan terhadap semua jenis kegiatan industri yang telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan hidup. (3) Kegiatan industri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) kategori yaitu : a. Kategori Industri Besar (swasta); b. Kategori Industri Khusus Badan Usaha Milik Negara; c. Kategori Industri Kecil dan Menengah.
viii
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 05/M-IND/PER/1/2011
Pasal 4 (1). Penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) terhadap perusahaan industri meliputi : a. Penerapan produksi bersih, termasuk penerapan proses reuse, recycle dan reduce; b. Kepatuhan terhadap kewajiban pemenuhan dokumen lingkungan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku termasuk pelaporan pelaksanaannya; c. Pengelolaan limbah padat, cair dan udara; dan d. Program kepedulian terhadap masyarakat sekitar. (2) Ketentuan dan tata cara penilaian penganugerahan penghargaan industri hijau diatur lebih lanjut dengan Peraturan Kepala Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri; Pasal 5 (1) Pelaksanaan seleksi dan penilaian terhadap perusahaan industri dilakukan oleh Tim Teknis. (2) Hasil evaluasi Tim Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Dewan Pertimbangan. (3) Tim Teknis dan Dewan Pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan oleh Menteri.
ix
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 05/M-IND/PER/1/2011
Pasal 6 (1) Perusahaan industri yang akan menerima penganugerahan industri hijau ditetapkan oleh Menteri. (2) Perusahaan industri yang terpilih sebagai industri hijau diberikan penghargaan. (3) Penganugerahan penghargaan industri hijau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan setiap 1 (satu) tahun sekali. Pasal 7 Segala biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan penganugerahan penghargaan industri hijau dibebankan kepada Anggaran Badan Pengkajian Kebijakan Iklim Usaha dan Mutu industri. Pasal 8 Peraturan menteri ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 7 Januari 2011 MENTERI PERINDUSTRIAN
MOHAMAD S HIDAYAT
x
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 05/M-IND/PER/1/2011
Tembusan Peraturan Menteri ini disampaikan kepada: 1. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan; 2. Dirjen Perbendaharaan Departemen Keuangan; 3. Kepala BPKP; 4. Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian; 5. Inspektur Jenderal Kementerian Perindustrian; 6. Kepala Biro Keuangan dan Kepala Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Perindustrian; 7. Kepala KPKN; 8. Pertinggal. --------------------------------------------------------------------------
xi
xii
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI
BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav. 52-53, Lantai 19 Jakarta 12950 Kotak Pos : 3538 JKSMG Telp. +62-21-5255509-5251429, Fax. 021-5251429
PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI NOMOR : 61/BPKIMI/PER/4/2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI NOMOR 151/BPKIMI/PER/7/2011 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN PENGANUGERAHAN PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI, Menimbang
Mengingat
: a.
bahwa kriteria penilaian penghargaan industri hijau yang tercantum dalam Peraturan Kepala Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri Nomor 151/BPKIMI/PER/7/2011 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri Nomor 48/BPKIMI/PER/3/2012 dianggap masih memiliki beberapa kekurangan.
b.
bahwa untuk memberikan penilaian yang lebih objektif, adil dan dapat dipertanggung jawabkan perlu melakukan perubahan terhadap kriteria penilaian penghargaan industri hijau.
c.
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri tentang Perubahan Kedua Peraturan Kepala Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri Nomor 151/BPKIMI/PER/7/2011.
: 1.
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 105/M-IND/PER/10/2010 tentang Organisasi Tata Kerja Kementerian Perindustrian;
2.
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 05/M-IND/PER/1/2011 tentang Program Penghargaan Industri Hijau;
3.
Peraturan Kepala Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri Nomor 48/BPKIMI/PER/3/2012 tentang Perubahan Lampiran Peraturan Kepala Badan Pengkajian Kebijakan Iklim Dan Mutu Industri Nomor 151/BPKIMI/PER/7/2011 Tentang Pedoman Penilaian Penganugerahan Penghargaan Industri Hijau.
xiii
Peraturan Kepala Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri Nomor : 61/BPKIMI/PER/4/2013
MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI TENTANG PERUBAHAN KEDUA LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI NOMOR 151/BPKIMI/PER/7/2011 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN PENGANUGERAHAN PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU Pasal 1 Melakukan perubahan kedua terhadap Lampiran Peraturan Kepala Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri Nomor 151/BPKIMI/PER/7/2011 Tentang Pedoman Penilaian Penganugerahan Penghargaan Industri Hijau, sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini. Pasal 2 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 8 April 2013 KEPALA BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI,
ARRYANTO SAGALA
xiv
LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI NOMOR : 61/BPKIMI/PER/4/2013 TANGGAL : 8 April 2013
PEDOMAN PENILAIAN PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU
Bab I
PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 2. Tujuan 3. Lingkup Penilaian
Bab II
TIM PELAKSANA PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU 1. Sekretariat 2. Tim Teknis 3. Dewan Pertimbangan
Bab III
PENGUSULAN DAN SELEKSI PESERTA 1. Tata Cara Pengusulan dan Seleksi Peserta 2. Dokumen Kelengkapan Peserta
Bab IV
PENILAIAN 1. Kriteria Penilaian 2. Cara Penilaian 3. Kualifikasi Hasil Penilaian
Bab V
MEKANISME PENILAIAN PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU 1. Sosialisasi 2. Pendaftaran Peserta 3. Seleksi Kelengkapan Administrasi
xv
4. Verifikasi Dokumen 5. Verifikasi Lapangan 6. Evaluasi Hasil Penilaian 7. Penyampaian Hasil Penilaian 8. Sanggahan Perusahaan dan Verifikasi Ulang 9. Penyampaian Hasil Penilaian kepada Dewan Pertimbangan 10. Review Hasil Penilaian 11. Penetapan Penerima Penghargaan Industri Hijau 12. Penganugerahan Penghargaan Industri Hijau 13. Evaluasi Bab VI
AGENDA KEGIATAN
Lampiran : 1. Formulir Pendaftaran 2. Kriteria Penilaian Kategori Industri Besar 3. Kriteria Penilaian Kategori Industri Kecil Menengah (IKM) 4. Panduan Teknis Penilaian
KEPALA BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI
ARRYANTO SAGALA
xvi
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Pembangunan industri mempunyai dampak positif dalam skala mikro dan makro terhadap ekonomi. Dampak positif skala mikro terlihat dari hasil-hasil pembangunan industri yang ditunjukkan dalam share PDB, share export, dan terciptanya peluang kerja. Peran strategisnya sebagai penyumbang PDB yang cukup signifikan ditunjukan dengan surplus ekspor terhadap impor selama satu dasawarsa terakhir. Sektor industri
memberikan
kontribusi
PDB
terbesar
terhadap
perekonomian nasional yaitu sebesar 20,85% pada tahun 2012.
Pertumbuhan
sektor
industri
terus
mengalami
peningkatan, dimana sampai pada tahun 2012 mencapai 6,40%. Sedangkan dampak positif skala makro adalah terjadinya percepatan pertumbuhan fisik dan terciptanya kesempatan kerja. Berdasarkan data bulan Agustus tahun 2012, penyerapan tenaga kerja sektor industri mencapai lebih dari 15 juta orang. Selain peran strategisnya sebagai penyumbang PDB, sektor industri merupakan pengguna sumberdaya alam yang cukup besar. Disisi lain, adanya keterbatasan ketersediaan sumber daya alam dan keterbatasan daya dukung lingkungan dalam menerima limbah dan emisi industri, maka pembangunan industri
yang
berpedoman
pada
keberlangsungan
nilai
1
ekonomi, keterlibatan sosial dan perlindungan terhadap kualitas lingkungan hidup atau yang dikenal dengan istilah industri hijau harus segera dilakukan. Industri hijau adalah industri yang dalam proses produksinya mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumberdaya
secara
berkelanjutan
sehingga
mampu
menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberi manfaat bagi masyarakat. Kementerian
Perindustrian
Republik
Indonesia
telah
melakukan berbagai upaya untuk mendorong berkembangnya industri hijau, antara lain melalui pemberian Penghargaan Industri Hijau. Penghargaan Industri Hijau merupakan penghargaan yang diberikan kepada industri yang antara lain telah melakukan upaya penghematan penggunaan sumber daya alam dan penggunaan sumber daya alam yang ramah lingkungan dan terbarukan. Penghargaan Industri Hijau dilaksanakan melalui berbagai tahap seleksi dan verifikasi berdasarkan sistem penilaian yang akan dievaluasi secara berkala.
2
2. TUJUAN Pedoman ini bertujuan memberikan acuan yang seragam bagi Tim Teknis, Dewan Pertimbangan, perusahaan industri yang akan mengikuti program penghargaan, dan pihak lain yang terkait dalam penilaian Penghargaan Industri Hijau sehingga proses penilaian dapat berjalan secara konsisten, transparan, akuntabel, adil dan dapat dipertanggungjawabkan. 3. LINGKUP PENILAIAN Lingkup penilaian dibagi menjadi 2 (dua) kelompok sebagai berikut : a) Kategori Industri Kecil Menengah (IKM) b) Kategori Industri Besar
3
BAB II TIM PELAKSANA PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU 1. Sekretariat Sekretariat bertugas melakukan persiapan, penyebarluasan informasi,
menerima
pendaftaran,
seleksi
kelengkapan
administrasi, entry database, pengaturan jadwal kegiatan, koordinasi dan hal-hal lain terkait dengan pelaksanaan kegiatan Penghargaan Industri Hijau. 2. Tim Teknis Tim Teknis bertugas melakukan verifikasi dokumen, verifikasi lapangan, dan penilaian. Tim Teknis terdiri dari wakil pemerintahan, perguruan tinggi, lembaga penelitian dan instansi terkait lainnya. Kriteria anggota Tim Teknis antara lain adalah sebagai berikut : a)
Memiliki pengetahuan dalam bidang proses produksi industri.
b)
Memiliki
pengetahuan
dalam
bidang
pengelolaan
lingkungan hidup. c)
Memiliki pengetahuan tentang manajemen industri.
3. Dewan Pertimbangan Dewan
Pertimbangan
bertugas
melakukan
review
dan
memberi masukan terhadap hasil penilaian perusahaan industri peserta Penghargaan Industri Hijau yang dilakukan
4
oleh Tim Teknis penghargaan
serta menyampaikan
kepada
Menteri
calon
penerima
Perindustrian.
Dewan
Pertimbangan terdiri dari wakil pemerintahan, perguruan tinggi, lembaga penelitian, dan instansi terkait lainnya. Kriteria anggota Dewan Pertimbangan adalah sebagai berikut : a)
Memiliki pengetahuan dalam bidang proses produksi industri.
b)
Memiliki
pengetahuan
dalam
bidang
pengelolaan
lingkungan hidup. c)
Memiliki pengetahuan tentang manajemen industri.
d)
Memiliki pengetahuan dalam bidang kebijakan publik, ekonomi, dan hukum.
5
BAB III PENGUSULAN DAN SELEKSI PESERTA 1. Tata Cara Pengusulan dan Seleksi Peserta a)
Penghargaan Industri Hijau bersifat partisipatif, sehingga setiap perusahaan industri dapat mengajukan diri secara langsung. Selain itu pengusulan peserta dapat juga dilakukan oleh Asosiasi Industri dan instansi yang menangani pembinaan industri di daerah dan pusat;
b)
Pengajuan dan usulan peserta disampaikan kepada Sekretariat Penghargaan Industri Hijau;
c)
Sekretariat
akan
melakukan
seleksi
kelengkapan
administrasi terhadap industri yang mendaftar; d)
Sekretariat menyampaikan hasil seleksi kelengkapan administrasi peserta kepada Tim Teknis;
Asosiasi Industri Pengusaha Industri Instansi Pembina Pusat dan Daerah Gambar 1. Mekanisme Pengusulan dan Seleksi Peserta Penghargaan Industri Hijau
6
2. Dokumen Kelengkapan Peserta Dokumen yang wajib dilengkapi pada saat pendaftaran : 1)
Legalitas Industri (fotokopi Izin Usaha Industri atau Tanda Daftar Industri, HO dan NPWP);
2)
Fotokopi lembar pengesahan dokumen AMDAL atau UKL & UPL atau SPPL;
3)
Fotokopi
laporan
pelaksanaan
pengelolaan
dan
pemantauan lingkungan hidup 1 tahun terakhir bagi industri yang wajib dilengkapi dokumen AMDAL atau UKL & UPL; 4)
Deskripsi
proses
produksi
yang
dilengkapi
dengan
diagram alir; 5)
Neraca massa/bahan, neraca energi dan neraca air;
6)
Formulir pendaftaran yang telah dilengkapi.
Seluruh data pendukung yang terkait dengan hal-hal tersebut diatas harus dilampirkan.
7
BAB IV PENILAIAN 1. Kriteria Penilaian Kriteria penilaian dibedakan antara industri besar dengan industri kecil menengah (IKM). Untuk industri besar, penilaian didasarkan pada hal-hal berikut : a)
Proses Produksi, meliputi program efisiensi produksi, penggunaan material input, energi, air, teknologi proses, produk, sumber daya manusia dan lingkungan kerja.
b)
Kinerja
Pengelolaan
penurunan
emisi
Limbah/Emisi,
CO2e,
meliputi
pemenuhan
baku
upaya mutu
lingkungan dan sarana pengelolaan limbah/emisi. c)
Manajemen Perusahaan, meliputi sertifikasi, Corporate
Social Responsibility, penghargaan yang pernah diterima dan kesehatan karyawan. Sedangkan untuk industri kecil menengah (IKM), penilaian didasarkan pada hal-hal berikut : a) Proses Produksi, meliputi program efisiensi produksi, penggunaan material input, energi, air, teknologi proses, produk, dan sumber daya manusia. b) Pengelolaan Lingkungan dan Kesehatan Kerja, meliputi pengelolaan limbah dan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L).
8
c) Manajemen Perusahaan, meliputi sertifikasi, Corporate
Social Responsibility dan penghargaan yang pernah diterima. Kriteria penilaian selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2 dan Lampiran 3. 2. Cara Penilaian Cara penilaian untuk kategori industri besar : a) Penilaian dilakukan berdasarkan kriteria sebagaimana tercantum pada Lampiran 2. b) Pemberian skor untuk masing-masing kriteria adalah 0-4. c) Penilaian setiap aspek merupakan jumlah perolehan skor dari setiap aspek dibagi dengan skor maksimal dikali dengan bobot aspek. Bobot Aspek Proses Produksi = 70% (0,7) Skor Maksimal Aspek Proses Produksi= 96 Bobot Aspek Kinerja Pengelolaan Limbah/Emisi = 20% (0,2) Skor Maksimal Aspek Kinerja Pengelolaan Limbah/Emisi =20 Bobot Aspek Manajemen Perusahaan = 10% (0,1) Skor Maksimal Aspek Manajemen Perusahaan = 24 d) Total Perolehan Nilai merupakan hasil penjumlahan dari masing-masing nilai setiap aspek dikali 100.
9
e) Contoh Perhitungan : Tabel 1 Contoh Perhitungan Penilaian Aspek Penilaian Proses Produksi (A) Kinerja Pengelolaan Limbah/Emisi (B) Manajemen Perusahaan (C) Total Perolehan Nilai : (A+B+C) X 100
Bobot
Jumlah Perolehan Skor
Jumlah Skor Maksimal
Nilai Setiap Aspek
70%
75
96
20%
15
20
(75/96) x 0,7 =0,55 (15/20) x 0,2 =0,15
10%
20
24
(20/24) x 0,1 = 0,08
(0,55 + 0,15 + 0,08) x 100 =78
Cara penilaian untuk kategori industri kecil : a) Penilaian dilakukan berdasarkan kriteria sebagaimana tercantum pada Lampiran 3. b) Pemberian skor untuk masing-masing kriteria adalah 0-4. c) Penilaian setiap aspek merupakan jumlah perolehan skor dari setiap aspek dibagi dengan skor maksimal dikali dengan bobot aspek. Bobot Aspek Proses Produk = 70% (0,7) Skor Maksimal Aspek Proses Produksi= 68 Bobot Aspek Pengelolaan Lingkungan dan Kesehatan Kerja = 20% (0,2)
10
Skor Maksimal Aspek Pengelolaan Lingkungan dan Kesehatan Kerja = 24 Bobot Aspek Manajemen Perusahaan = 10% (0,1) Skor Maksimal Aspek Manajemen Perusahaan = 16 d) Total Perolehan Nilai merupakan hasil penjumlahan dari masing-masing nilai setiap aspek dikali 100.
e) Contoh Perhitungan : Tabel 2 Contoh Perhitungan Penilaian Aspek Penilaian
Bobot
Jumlah Perolehan Skor
Jumlah Skor Maksimal
Nilai Setiap Aspek
Proses Produksi (A)
70%
60
68
Pengelolaan Lingkungan dan Kesehatan Kerja
20%
15
24
(60/68) x 0,7 =0,62 (15/24) x 0,2 =0,13
10%
10
16
(B) Manajemen Perusahaan (C) Total Perolehan Nilai : (A+B+C) X 100
3.
(10/16) x 0,1 = 0,06
(0,62 + 0,13 + 0,06) x 100 = 81
Kualifikasi Hasil Penilaian a) Penghargaan Industri Hijau dibagi atas 5 (lima) Level berdasarkan rentang/interval nilai yang diperoleh.
11
Tabel 3 Klasifikasi Penghargaan Industri Hijau Klasifikasi Penghargaan
b) Program
Interval Nilai
Level 5
90,1 – 100,0
Level 4
80,1 – 90,0
Level 3
70,1 – 80,0
Level 2
60,1 – 70,0
Level 1
50,0 – 60,0
Penghargaan
Industri
hijau
bersifat
partisipatif dan sukarela (voluntary). Perusahaan industri yang mendaftarkan diri harus memahami setiap kriteria industri hijau. c) Perusahaan industri dapat dikategorikan memiliki komitmen terhadap lingkungan, jika dapat memenuhi paling sedikit 50% dari setiap aspek penilaian. Sedangkan perusahaan industri yang dapat memenuhi setiap aspek penilaian dengan persentase di atas 90%, dapat dikategorikan sebagai perusahaan yang telah
menerapkan
berkelanjutan.
12
prinsip
industri
hijau
secara
BAB V MEKANISME PENILAIAN PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU 1. Sosialisasi Sosialisasi Penghargaan Industri Hijau dilakukan mulai 1 Maret – 30 April tahun berjalan melalui seminar, media massa, poster, leaflet, website, dan lain-lain. 2. Pendaftaran Peserta : Waktu dan Tempat 1) Pendaftaran terbuka bagi semua industri nasional. 2) Pendaftaran akan berlangsung mulai 1 April - 14 Mei tahun berjalan dan diumumkan secara terbuka, melalui seminar,
poster
leaflet,
dan
website
Kementerian
Perindustrian. 3) Tempat pendaftaran: Sekretariat Penghargaan Industri Hijau d/a : Pusat Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri Kementerian Perindustrian Gedung Kementerian Perindustrian Lantai 20 Jalan Gatot Subroto Kav.52-53 Jakarta Selatan Telp/Fax : 021. 5252746
Website: www.kemenperin.go.id
13
3. Seleksi Kelengkapan Administrasi Seleksi dilakukan berdasarkan kelengkapan administrasi dan validitas dokumen pendaftaran yang telah disampaikan. Dokumen
yang
telah
memenuhi
administrasi
selambat-
lambatnya disampaikan kepada Tim Teknis dalam waktu 5 (lima) hari kerja. 4. Verifikasi Dokumen Verifikasi dokumen dilakukan mulai 7 April – 14 Mei tahun berjalan, dengan melakukan evaluasi terhadap dokumen pendaftaran dan formulir pendaftaran, dan dikembalikan ke Sekretariat selambat-lambatnya dalam 5 (lima) hari kerja. 5. Verifikasi Lapangan Verifikasi lapangan dilakukan untuk mengevaluasi kesesuaian dokumen dengan kondisi di lapangan, mulai 15 April - 30 Juni tahun berjalan. Hasil penilaian selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah dilakukan verifikasi lapangan diserahkan kepada Sekretariat. 6. Evaluasi Hasil Penilaian Hasil penilaian terhadap seluruh peserta penghargaan industri hijau dibahas/dievaluasi oleh seluruh anggota Tim Teknis dalam rapat pleno.
14
7. Penyampaian Hasil Penilaian Hasil penilaian disampaikan oleh Sekretariat kepada seluruh industri
peserta
Program
Penghargaan
Industri
Hijau
selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah rapat pleno Tim Teknis. 8. Sanggahan Perusahaan dan Verifikasi Ulang Penyampaian hasil penilaian kepada perusahaan industri, penerimaan
sanggahan
dari
perusahaan
industri
serta
pelaksanaan verifikasi ulang akan dilaksnakan selama bulan Juni tehun berjalan, dengan tahapan sebagai berikut: 1)
Pihak
industri
diberi
kesempatan
untuk
memberi
sanggahan/klarifikasi terhadap hasil penilaian selama 5 (lima) hari kerja sejak penyampaian hasil penilaian. 2)
Sanggahan
disampaikan
kepada
Sekretariat
untuk
dievaluasi oleh Tim Teknis. 3)
Bila
sanggahan
yang
disampaikan
pihak
industri
dinyatakan layak, dapat dilakukan verifikasi ulang oleh Tim Teknis dalam waktu 5 (lima) hari setelah dokumen sanggahan dinyatakan layak. 4)
Hasil verifikasi ulang disampaikan kepada Sekretariat paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah verifikasi ulang.
15
9. Penyampaian
Hasil
Penilaian
Kepada
Dewan
Pertimbangan Hasil verifikasi, penilaian dan rekomendasi disampaikan oleh Sekretariat kepada Dewan Pertimbangan 5 (lima) hari setelah diterima dari Tim Teknis. 10. Review Hasil Penilaian 1)
Review hasil penilaian Tim Teknis dilakukan oleh Dewan Pertimbangan selambat-lambatnya selama 5 (lima) hari kerja.
2)
Dewan Pertimbangan menyampaikan hasil review yang merupakan
hasil
penilaian
akhir
kepada
Menteri
Perindustrian selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja. 11. Penetapan Penerima Penghargaan Industri Hijau Industri penerima Penghargaan Industri Hijau ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Perindustrian. 12. Penganugerahan Penghargaan Industri Hijau Penganugerahan
Penghargaan
Industri
Hijau
kepada
perusahaan industri akan dipublikasikan secara terbuka kepada publik dan stakeholder terkait.
16
13. Evaluasi Agar program Penghargaan Industri Hijau dapat menjadi lebih baik dan sesuai dengan yang diharapkan maka akan dilakukan evaluasi. Hasil evaluasi, khususnya mengenai industri yang mendapatkan peringkat terendah dan belum lolos seleksi awal akan disampaikan kepada direktorat terkait di lingkungan Kementerian
sebagai
bahan
masukan
dalam
rangka
pembinaan
17
18
Gambar 2. Mekanisme Penilaian Penghargaan Industri Hijau
BAB VI AGENDA KEGIATAN Kegiatan Penghargaan Industri Hijau dilaksanakan selama 10 (sepuluh) bulan, dengan jadwal sebagaimana tercantum pada Tabel 4.
19
20
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Sosialisasi Pendaftaran Peserta Seleksi Kelengkapan Administrasi Verifikasi Dokumen Verifikasi Lapangan Evaluasi Hasil Penilaian Penyampaian Hasil Penilaian ke Perusahaan Sanggahan Perusahaan Verifikasi ulang dan Penilaian Penyampaian Hasil Penilaian ke Dewan Pertimbangan Review dan Penyampaian Hasil Penilaian Penetapan Oleh Menteri Penganugerahan Penghargaan Industri Hijau Evaluasi dan Pelaporan
Kegiatan
Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Jadwal Pelaksanaan Penghargaan Industri Hijau
Tabel 4.
LEMBAR PERTAMA UNTUK PERUSAHAAN
LAMPIRAN 1
KEPADA: SEKRETARIAT PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU d/a : PUSAT PENGKAJIAN INDUSTRI HIJAU DAN LINGKUNGAN HIDUP Gedung Kementerian Perindustrian Lantai 20 Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav 52-53, Jakarta Selatan 12950 Telepon/ Fax: 021-5252746 Email :
[email protected] www.kemenperin.go.id FORMULIR PENDAFTARAN PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU Nomor Pendaftaran (diisi oleh Sekretariat) Tanggal Terima (diisi oleh Sekretariat) Nama Perusahaan Jenis Industri Alamat Kontak Person: Nama No. Telp dan HP ………………….Tanggal………….Bulan…………Tahun…… Direktur Perusahaan,
(…………………………………)
21
LEMBAR KEDUA UNTUK SEKRETARIAT KEPADA: SEKRETARIAT PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU d/a : PUSAT PENGKAJIAN INDUSTRI HIJAU DAN LINGKUNGAN HIDUP Gedung Kementerian Perindustrian Lantai 20 Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav 52-53, Jakarta Selatan 12950 Telepon/ Fax: 021-5252746 Email :
[email protected] www.kemenperin.go.id FORMULIR PENDAFTARAN PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU Nomor Pendaftaran (diisi oleh Sekretariat) Tanggal Terima (diisi oleh Sekretariat) Nama Perusahaan Jenis Industri Alamat Kontak Person: Nama No. Telp dan HP ………………….Tanggal………….Bulan…………Tahun…… Direktur Perusahaan,
(……………………..…………)
22
INFORMASI UMUM PERUSAHAAN
1.
Nama Perusahaan
:
2.
Alamat Kantor
:
Telepon
:
Alamat Pabrik
:
Telepon
:
Website
:
3.
Jenis Industri
:
4.
Skala Usaha
:
5.
Contact Person
:
Fax :
Fax :
Besar/Menengah/Kecil (*pilih salah satu) Telepon dan HP : Email :
23
KUESIONER PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU Petunjuk Pengisian 1. Untuk jawaban yang melebihi lembar yang tersedia, dapat ditambahkan pada lembar tersendiri. 2. Untuk pertanyaan pilihan ganda, beri tanda ( ) pada jawaban yang saudara pilih. Jawaban boleh lebih dari satu. 3. Untuk pertanyaan yang memerlukan data-data pendukung agar dilampirkan.
A. PROSES PRODUKSI 1. Kebijakan Perusahaan Dalam Penerapan Efisiensi Produksi a) Apakah perusahaan Saudara memiliki kebijakan dalam rangka peningkatan efisiensi produksi? � Ada komitmen top manajemen � Ada perencanaan � Sudah dilaksanakan � Ada pemantauan/evaluasi b) Berapa persen dari komitmen yang sudah berhasil dicapai berdasarkan target yang ditetapkan perusahaan? ......................
24
2. Material Input a) Lengkapi Informasi Material Input: No
Nama Bahan
Kapasitas /tahun
Bentuk Fisik1)
Sifat Bahan2)
Asal Bahan3)
Sertifikasi bahan4)
1 2 3 4 5 dst
1) Bentuk fisik : padat, cair, serbuk/granular dan sebagainya 2) Sifat bahan : beracun/korosif/mudah terbakar/higroskopis/logam berat/eksplosif/berbau/radioaktif/non toxic/tidak berbahaya dan sebagainya 3) Asal bahan : impor atau lokal dan bila berupa galian/tambang/penebangan hutan/limbah dan sebagainya agar disebutkan 4) Sertifikasi bahan : jenis sertifikasi atau izin yang dimiliki : SNI, izin penambangan, izin impor dan sebagainya b)
Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, apakah Saudara melakukan penggantian/substitusi material input? Ya
Belum
Jika Ya, sebutkan substitusi material input tersebut. No
Material input semula (sebelum substitusi)
Material input saat ini (setelah disubstitusi)
1 2 3 4 dst
25
c)
Terhadap bahan yang anda gunakan sebagaimana data pada No.1 huruf a), lengkapi data mengenai material input yang sudah dilengkapi dengan Material Safety Data Sheet (MSDS) atau spesifikasi bahan. No
Jenis Material input
Jenis Sertifikasi Bahan 1)
Keterangan
1 2 3 4 dst
1) Jenis sertifikasi bahan : MSDS atau spesifikasi bahan d)
Standard Operating Procedure (SOP) material input yang dimiliki perusahaan : � Pemesanan � Penerimaan � Penyimpanan � Pengangkutan � Penggunaan (Khusus untuk IKM) Penanganan material input yang Saudara lakukan : � Ditempatkan di gudang/ruangan khusus untuk material input � Dipisahkan berdasarkan jenis material � Dilakukan pemantauan mutu material � Menerapkan prinsip FIFO (first in first out) � Belum ada upaya penanganan material input
26
3.
Energi
a)
Lengkapi Informasi Penggunaan Energi : No
Sumber Energi
Jumlah Penggunaan Tahun …...
Jumlah Penggunaan Tahun …..
Jumlah Penggunaan Tahun …..
1 2 3 4 dst
b)
Apakah perusahaan Saudara telah melakukan audit energi? � Belum pernah melakukan audit energi � Sudah melakukan audit energi 1 tahun sekali � Sudah melakukan audit energi 2 tahun sekali � Sudah melakukan audit energi 3 tahun sekali
4.
Air
a)
Lengkapi Informasi Penggunaan Air : No
Sumber Air
Jumlah Penggunaan Tahun …..
Jumlah Penggunaan Tahun …..
Jumlah Penggunaan Tahun …..
1 2 3 4 dst
b)
Apakah perusahaan Saudara telah melakukan audit penggunaan air? � Belum pernah melakukan audit penggunaan air
27
� Sudah melakukan audit penggunaan air 6 bulan sekali � Sudah melakukan audit penggunaan air 1 tahun sekali � Sudah melakukan audit penggunaan air 2 tahun sekali 5.
Teknologi Proses
a)
Dalam kegiatan proses produksi, apakah perusahaan Saudara telah melakukan upaya – upaya berikut: � Reduce (mengurangi pemakaian material input termasuk penggunaan energi, air, kemasan produk, dan lain-lain) � Reuse (menggunakan kembali material input termasuk penggunaan energi, air, kemasan produk, dan lain-lain yang terbuang) � Recycle (memanfaatkan kembali material input termasuk penggunaan energi, air, kemasan produk, dan lain-lain yang terbuang melalui proses daur ulang)
b)
Terhadap air buangan yang dihasilkan dari proses produksi, apakah Saudara telah melakukan : � Air buangan dari proses produksi diolah secara terpisah dengan limbah domestik dan air hujan di IPAL � Air buangan dari proses produksi diolah tercampur dengan limbah domestik dan air hujan di IPAL � Belum ada pemisahan air buangan proses produksi dengan limbah domestik dan air hujan
28
c)
Apakah
Saudara
melakukan
penggantian
atau
modifikasi
peralatan/mesin dalam rangka meningkatkan efisiensi proses produksi dalam 3 tahun terakhir? Ya
Belum
Jika Ya, mohon dilengkapi tabel dibawah ini. No.
Jenis Penggantian atau Modifikasi Mesin/Peralatan
Dampak Terhadap Efisiensi Proses Produksi
1. 2. 3. 4. 5.
d)
Apakah saudara memiliki SOP untuk : � Operasional mesin/peralatan � Maintenance mesin/peralatan
6.
Produk
a) Lengkapi informasi jenis produk yang dihasilkan dan sertifikasi produk yang dimiliki. No.
Jenis Produk
Sertifikasi Produk1)
1. 2. 3. 4. 5. dst
1) Sertifikasi produk : tuliskan jenis sertifikasi yang dimiliki (contoh : SNI, Oeco-tex, dan lain sebagainya)
29
b) Apakah Saudara telah melakukan upaya inovasi terhadap produk yang dihasilkan sehingga menjadi lebih ramah lingkungan? Ya
Belum
Jika Ya, sudah sejauh mana upaya inovasi tersebut dilakukan ? � Masih dalam tahap kajian � Sedang dalam tahap uji coba � Sudah dipasarkan/komersial � Sudah memiliki paten c) Berapa persen produk reject dan defect yang masih terjadi? ……… % Jelaskan penyebabnya menurut Saudara………………………………….. d) Lengkapi informasi jumlah penggunaan material input serta jumlah produk yang dihasilkan dalam 3 tahun terakhir : Tahun
Jumlah Penggunaan Material input (kg atau ton)
Jumlah Produk Yang Dihasilkan (kg atau ton)
…… …… ……
7.
SDM Lengkapi informasi tenaga kerja di industri Saudara. No. 1. 2.
30
Uraian Jumlah tenaga kerja keseluruhan Jumlah tenaga kerja di proses produksi (manufaktur)
Jumlah (orang)
3.
Jumlah
tenaga
kerja
manufaktur
yang
sudah
mengikuti pendidikan dan/atau pelatihan 4.
Jumlah tenaga kerja manufaktur yang sudah memiliki sertifikat kompetensi
8.
Lingkungan Kerja dan Kesehatan Karyawan
a) Apakah Saudara memiliki program pemantauan dan penilaian kinerja K3L? Ya
Belum
Jika Ya, sebutkan frekuensinya?……………………………………………… b) Apakah Saudara melakukan pemeriksaan kesehatan karyawan secara berkala? Ya
Belum
Jika Ya, sebutkan frekuensinya?……………………………………………… (Khusus untuk IKM) Upaya
apa
yang
telah
Saudara
lakukan
dalam
rangka
meningkatkan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan? � Memasang rambu-rambu K3L � Menyediakan alat K3L � Menyediakan alat perlindungan diri (APD) � Menerapkan sistem ventilasi yang baik di ruangan proses produksi
31
B.
MANAJEMEN PERUSAHAAN
1.
CSR
a)
Apakah perusahaan Saudara memiliki kegiatan yang memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar? Ya
Belum
Jika Ya, sudah sejauh mana pelaksanaannya?. � Ada kebijakan CSR � Program CSR sudah dilaksanakan � Ada pemantauan � Ada evaluasi dan pelaporan (Khusus untuk IKM) Apakah kegiatan CSR dilakukan secara periodik? Ya
Belum
Jika Ya, sebutkan frekuensinya? ………………………………………. b)
Berapa persen dana perusahaan (dari keuntungan bersih) yang dialokasikan
untuk
melaksanakan
kegiatan
CSR? .......................................................
2.
PENGHARGAAN
TERKAIT
INDUSTRI
HIJAU
YANG
PERNAH DITERIMA Sebutkan penghargaan terkait yang pernah perusahaan Saudara terima selama 3 (tiga) tahun terakhir, khususnya di bidang
32
produksi,
baik
di
tingkat
nasional
maupun
internasional?……………………………………………………………………… 3.
SISTEM MANAJEMEN Sebutkan sertifikat sistem manajemen yang telah anda miliki : � ISO 14000s � ISO 9000s � SMK3 � OHSAS � GMP � HACCP � Lainnya, sebutkan.....
C.
KINERJA PENGELOLAAN LIMBAH / EMISI
1. Program Penurunan Emisi CO2e Apakah perusahaan Saudara memiliki kebijakan dalam upaya penurunan emisi CO2e? Ya
Belum
Jika Ya, sudah sejauh mana pelaksanaannya? � Ada kebijakan � Sudah mencapai target penurunan emisi � Ada laporan pelaksanaan 2. Pemenuhan Baku Mutu Lingkungan a) Berapa persen pemenuhan baku mutu limbah cair perusahaan Saudara dalam 3 tahun terakhir?
33
� 100% parameter � >80% parameter � >60% parameter � >40% parameter � >20% parameter b)
Berapa persen pemenuhan baku mutu limbah gas dan debu perusahaan Saudara dalam 3 tahun terakhir: � 100% parameter � >80% parameter � >60% parameter � >40% parameter � >20% parameter
3. Sarana Pengelolaan Limbah dan Emisi a) Lengkapi informasi sarana pengelolaan limbah di Perusahaan Saudara. No
Jenis Sarana Pengelolaan Limbah
1
IPAL
2
Cerobong dan pelengkapnya (siklon,
Pengoperasian1)
filter, dll) 3
Bak sampah
4
Incinerator
5
Lain-lain, sebutkan….
1) Pengoperasian : dioperasikan secara kontinu selama 24 jam; selama 12 jam atau situasional (pilih salah satu )
34
b)
Apakah kegiatan industri Saudara menghasilkan limbah B3? Ya
Tidak
Jika Ya, agar dilengkapi informasi berikut ini : No.
Jenis Limbah B3 yang dihasilkan
Perizinan yang dimiliki
Sarana Pengelolaan
1. 2. 3. 4.
(Khusus untuk IKM) D.
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
c)
Apakah ada upaya pengelolaan terhadap limbah yang dihasilkan perusahaan Saudara? Ya
Belum
Jika Ya, bentuk pengelolaan limbah yang dilakukan : � Membuang sesuai ketentuan yang berlaku � Melakukan pencatatan volume dan jenis limbah � Memisahkan dan mengumpulkan limbah berdasarkan jenis � Melakukan pengolahan limbah sesuai ketentuan d)
Apakah ada upaya pemanfaatan limbah (padat dan cair) yang dihasilkan perusahaan Saudara? Ya
Belum
35
Jika
Ya,
untuk
apa
limbah
tersebut
digunakan? .............................................................................. e)
Apakah Saudara melakukan pengujian kualitas limbah yang dihasilkan perusahaan Saudara? Ya
Belum
Jika Ya, sebutkan frekuensinya ……………………………………………….
36
PENJELASAN: MENGAPA PERUSAHAAN SAUDARA LAYAK UNTUK MENDAPATKAN PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU
Keterangan : 1. Diisi oleh perusahaan, sebanyak-banyaknya 2 (dua) halaman. 2. Data/bukti keterangan lain tertulis yang dapat menunjang penjelasan Saudara (pont 1.) dapat dilampirkan.
, 20…… Wakil Perusahaan,
( Nama Lengkap Jabatan:
)
37
38
39
A
NO
1) Program efisiensi produksi
PROSES PRODUKSI
ASPEK PENILAIAN
a. Kebijakan perusahaan dalam penerapan efisiensi produksi
KRITERIA 70
BOBOT (%)
-
-
-
Ada komitmen manajemen puncak (top management), ada perencanaan (rencana kerja), dilaksanakan sesuai dengan rencana serta dilakukan pemantauan/evaluasi Ada komitmen manajemen puncak (top management), ada perencanaan (rencana kerja), dilaksanakan sesuai dengan rencana, tapi tidak dilakukan pemantauan/evaluasi Ada komitmen manajemen puncak (top management), ada perencanaan (rencana kerja), tapi belum dilaksanakan
INDIKATOR
LAMPIRAN 2 KRITERIA PENILAIAN PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU KATEGORI INDUSTRI BESAR
2
3
4
SKOR
40
NO
2) Material Input
ASPEK PENILAIAN
a.
b.
Material input yang digunakan
Tingkat capaian penerapan program sesuai dengan komitmen perusahaan dalam meningkatkan efisiensi produksi
KRITERIA
BOBOT (%)
>50% tercapai >25% tercapai ≥1% tercapai Belum tercapai atau tidak ada program sama sekali Menggunakan material yang terbarukan Menggunakan material yang tidak terbarukan Menggunakan material dari limbah
-
-
-
-
>75% tercapai
Ada komitmen manajemen puncak (top management) tapi belum tersedia program atau rencana kerja Belum ada komitmen manajemen puncak (top management)
-
-
-
INDIKATOR
2
3
4
0
1
2
3
4
0
1
SKOR
41
NO
ASPEK PENILAIAN
b.
Rasio material input terhadap produk
KRITERIA
BOBOT (%)
-
-
-
-
-
-
-
Menggunakan material yang akan dihentikan penggunaannya oleh ketentuan nasional dan/atau internasional Menggunakan material yang dilarang oleh ketentuan nasional dan/atau internasional Penggunaan material input menghasilkan per unit produk ratarata >98% Penggunaan material input menghasilkan per unit produk ratarata >90% Penggunaan material input menghasilkan per unit produk ratarata >80% Penggunaan material input menghasilkan per unit produk ratarata >70% Penggunaan material input menghasilkan per unit produk ratarata ≤70%
INDIKATOR
0
1
2
3
4
0
1
SKOR
42
NO
ASPEK PENILAIAN Substitusi material input
Penanganan material input dan ketersediaan informasi MSDS/spesifikasi bahan
c.
d.
KRITERIA
BOBOT (%)
Telah melakukan substitusi material input >50% Telah melakukan substitusi material input >25% Telah melakukan substitusi material input >0% Belum melakukan substitusi material input 100% material input memiliki MSDS/spesifikasi bahan >95% material input memiliki MSDS/spesifikasi bahan >90% material input memiliki MSDS/spesifikasi bahan >85% material input memiliki MSDS/spesifikasi bahan ≤85% material input memiliki MSDS/spesifikasi bahan
-
-
-
-
-
-
-
Telah melakukan substitusi material input >75%
-
INDIKATOR
0
1
2
3
4
0
1
2
3
4
SKOR
43
NO
ASPEK PENILAIAN SOP penanganan material input (pemesanan, penerimaan, penyimpanan, pengangkutan)
Upaya efisiensi Penggunaan
e.
f.
KRITERIA
BOBOT (%)
Belum ada SOP sama sekali Telah melakukan efisiensi penggunaan material input (raw material index reduction) >15%
-
-
-
-
Tersedia SOP/Instruksi Kerja/Form Kerja dengan lengkap, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan dilakukan pengawasan Tersedia SOP/Instruksi Kerja/Form Kerja dengan lengkap, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ada tapi tidak dilakukan pengawasan Tersedia SOP/Instruksi Kerja/Form Kerja dengan lengkap, dilaksanakan sebagian saja Tersedia SOP/Instruksi Kerja/Form Kerja dengan lengkap, namun tidak dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang ada
-
INDIKATOR
0 4
1
2
3
4
SKOR
44
NO
ASPEK PENILAIAN
g.
Sertifikasi/izin Material Input
Material Input
KRITERIA
BOBOT (%)
100% material input yang digunakan memiliki sertifikat/izin >90% material input yang digunakan memiliki sertifikat/izin >80% material input yang digunakan memiliki sertifikat/izin >70% material input yang digunakan memiliki sertifikat/izin
-
Telah melakukan efisiensi penggunaan material input (raw material index reduction) >10% Telah melakukan efisiensi penggunaan material input (raw material index reduction) >5% Telah melakukan efisiensi penggunaan material input (raw material index reduction) >0% Belum melakukan upaya efisiensi penggunaan material input
-
-
-
-
-
INDIKATOR
1
2
3
4
0
1
2
3
SKOR
45
NO
3) Energi
ASPEK PENILAIAN
a.
h.
Upaya efisiensi energi
Penggunaan Komponen Dalam Negeri (basis material input)
KRITERIA
BOBOT (%)
-
-
-
-
-
-
-
-
Persentase Nilai penggunaan material lokal terhadap total material input >80% Persentase Nilai penggunaan material lokal terhadap total material input >60% Persentase Nilai penggunaan material lokal terhadap total material input >40% Persentase Nilai penggunaan material lokal terhadap total material input >20% Persentase Nilai penggunaan material lokal terhadap total material input <20% Telah melakukan efisiensi penggunaan energi (energy index reduction) >10% Telah melakukan efisiensi penggunaan energi (energy index
≤70% material input yang digunakan memiliki sertifikat/izin
INDIKATOR
3
4
0
1
2
3
4
0
SKOR
46
NO
ASPEK PENILAIAN
b.
Upaya Penggunaan/Peman faatan Energi Terbarukan
KRITERIA
BOBOT (%)
-
-
-
-
-
Rasio penggunaan energi terbarukan terhadap total penggunaan energi >5% Rasio penggunaan energi terbarukan terhadap total penggunaan energi >3% Rasio penggunaan energi terbarukan terhadap total penggunaan energi >1% Rasio penggunaan energi terbarukan terhadap total penggunaan energi >0% Belum ada penggunaan energi terbarukan
Belum ada upaya efisiensi energi
-
-
Telah melakukan efisiensi penggunaan energi (energy index reduction) >2,5% Telah melakukan efisiensi penggunaan energi (energy index reduction) >0%
-
reduction) >5%
INDIKATOR
0
1
2
3
4
0
1
2
SKOR
47
NO
4) Air
ASPEK PENILAIAN
Upaya efisiensi air
Melakukan audit penggunaan air
b.
Melakukan audit energi secara berkala
a.
c.
KRITERIA
BOBOT (%)
Melakukan audit energi 3 tahun sekali Melakukan audit energi > 3 tahun sekali Belum pernah melakukan audit energi
-
-
-
-
-
-
-
Melakukan audit penggunaan air setiap 6 bulan
Telah melakukan efisiensi penggunaan air (water index reduction) >15% Telah melakukan efisiensi penggunaan air (energy index reduction) >10% Telah melakukan efisiensi penggunaan air (water index reduction) >5% Telah melakukan efisiensi penggunaan air (water index reduction) >0% Belum ada upaya efisiensi air
Melakukan audit energi 2 tahun sekali
-
-
Melakukan audit energi setiap tahun
-
INDIKATOR
4
0
1
2
3
4
0
1
2
3
4
SKOR
48
NO
5) Teknologi Proses
ASPEK PENILAIAN
a.
Penerapan Reduce, Reuse, Recycle (3R)
secara berkala
KRITERIA
BOBOT (%)
Melakukan audit penggunaan air >2 tahun sekali Belum pernah melakukan audit penggunaan air Melakukan Reduce, Reuse, Recycle (3R) dalam kegiatan proses produksi Melakukan Reduce dalam kegiatan proses produksi Melakukan Reuse dalam kegiatan proses produksi Melakukan dalam Recycle kegiatan proses produksi Belum melakukan Reduce, Reuse, Recycle (3R) dalam kegiatan proses produksi
-
-
-
-
-
-
-
-
Melakukan audit penggunaan air 1 tahun sekali Melakukan audit penggunaan air 2 tahun sekali
-
INDIKATOR
0
1
2
3
4
0
1
2
3
SKOR
49
NO
ASPEK PENILAIAN Pemisahan air buangan dari proses produksi
Peningkatan Teknologi Proses dan Mesin/Peralatan
b.
c.
KRITERIA
BOBOT (%)
Sudah ada perencanaan pemisahan air buangan Belum ada perencanaan pemisahan air buangan Melakukan penggantian teknologi/mesin/peralatan terbaru Implementasi Good House Keeping dan peningkatan manajemen proses
-
-
-
-
-
-
Sudah melakukan pemisahan air buangan dari proses produksi dan pengolahan di IPAL sudah terpisah dengan air hujan dan limbah domestic Sudah melakukan pemisahan air buangan dari proses produksi, namun pengolahan di IPAL masih bercampur dengan air hujan dan limbah domestic Sudah ada fasilitas pemisahan air, namun belum/tidak beroperasi
-
INDIKATOR
3
4
0
1
2
3
4
SKOR
50
NO
ASPEK PENILAIAN
d.
mesin/peralatan)
maintenance
Penerapan SOP proses produksi (operasional mesin/peralatan, material input,
KRITERIA
BOBOT (%)
Belum ada perencanaan peningkatan teknologi proses dan mesin/peralatan Tersedia SOP/Instruksi Kerja/Form Kerja dengan lengkap, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan dilakukan pengawasan Tersedia SOP/Instruksi Kerja/Form Kerja dengan lengkap, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ada tapi tidak dilakukan pengawasan Tersedia SOP/Instruksi Kerja/Form Kerja dengan lengkap, dilaksanakan sebagian saja Tersedia SOP/Instruksi Kerja/Form
-
-
-
-
-
-
Melakukan modifikasi proses produksi/peralatan termasuk pemasangan dan perbaikan alat kontrol proses otomatis Sudah ada perencanaan peningkatan teknologi proses dan mesin/peralatan
-
INDIKATOR
1
2
3
4
0
1
2
SKOR
51
NO
6) Sumber Daya Manusia
ASPEK PENILAIAN
Peningkatan kapasitas SDM
Tingkat produk reject dan defect terhadap total produk
f.
a.
Inovasi produk ramah lingkungan
e.
KRITERIA
BOBOT (%)
≥ 2%
-
Peningkatan kapasitas SDM proses produksi >30%
<2%
-
<1,5%
-
Belum ada inovasi
<1%
Masih dalam tahap kajian
-
-
Sedang dalam tahap uji coba
-
≤0,5%
Komersial
-
-
Sudah memperoleh paten
-
-
Kerja dengan lengkap, namun tidak dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang ada Belum ada SOP sama sekali
INDIKATOR
4
0
1
2
3
4
0
1
2
3
4
0
SKOR
52
NO
7) Lingkungan Kerja Pada Proses
ASPEK PENILAIAN
b
Melakukan pemantauan dan
Jumlah SDM yang sudah memiliki Sertifikat kompetensi
proses produksi dalam rangka peningkatan efisiensi produksi
KRITERIA
BOBOT (%)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Ada program, dijalankan secara berkala setiap 3 bulan sekali
Peningkatan kapasitas SDM proses produksi >20% Peningkatan kapasitas SDM proses produksi >10% Peningkatan kapasitas SDM proses produksi ≥1% Belum ada upaya peningkatan kapasitas SDM Jumlah SDM yang sudah memiliki Sertifikat kompetensi >15% Jumlah SDM yang sudah memiliki Sertifikat kompetensi >10% Jumlah SDM yang sudah memiliki Sertifikat kompetensi >5% Jumlah SDM yang sudah memiliki Sertifikat kompetensi >0% Belum ada SDM yang memiliki sertifikat kompetensi
INDIKATOR
4
0
1
2
3
4
0
1
2
3
SKOR
53
ASPEK PENILAIAN Produksi
KINERJA PENGELOLAAN LIMBAH / EMISI 1. Program Penurunan Emisi CO2e
NO
B
Upaya penurunan emisi CO2e
penilaian kinerja K3L
KRITERIA
20
BOBOT (%)
Ada program, dijalankan secara berkala lebih dari 1 tahun sekali Belum ada program pemantauan dan penilaian kinerja K3L
-
-
Sudah ada kebijakan perusahaan, ada laporan penurunan emisi CO2e, dan memenuhi target yang diharapkan (pencapaian target ≥100%) Sudah ada kebijakan perusahaan, ada laporan penurunan emisi CO2e, dan memenuhi target yang diharapkan (pencapaian target ≥75%)
Ada program, dijalankan secara berkala setiap 1 tahun sekali
-
-
Ada program, dijalankan secara berkala setiap 6 bulan sekali
-
INDIKATOR
3
4
0
1
2
3
SKOR
54
NO
2. Pemenuhan Baku Mutu Lingkungan
ASPEK PENILAIAN
a.a. Limbah Cair
KRITERIA
BOBOT (%)
Belum ada kebijakan penurunan emisi CO2e
100% memenuhi >80% memenuhi >60% memenuhi >40% memenuhi ≤40% memenuhi
-
-
Sudah ada kebijakan perusahaan, ada laporan penurunan emisi CO2e, dan memenuhi target yang diharapkan (pencapaian target <75%) Sudah ada kebijakan perusahaan, namun belum dilaksanakan
-
INDIKATOR
0
1
2
3
4
0
1
2
SKOR
55
NO
3. Sarana Pengelolaan Limbah / Emisi
ASPEK PENILAIAN
a.
Operasional sarana pengelolaan limbah dan emisi (sesuai persyaratan yang berlaku)
b.b. Limbah Gas dan Debu
KRITERIA
BOBOT (%)
>60% memenuhi >40% memenuhi ≤40% memenuhi
-
-
-
-
Sarana tidak lengkap dan tidak dioperasikan
Sarana tidak lengkap dan semua sarana beroperasi dengan baik
Sarana lengkap, tapi hanya beroperasi sebagian
Sarana lengkap dan seluruhnya beroperasi dengan baik
>80% memenuhi
-
-
100% memenuhi
-
INDIKATOR
1
2
3
4
0
1
2
3
4
SKOR
56
C
NO
b.
Pengelolaan Limbah B3 (perizinan dan prasarana sesuai persyaratan yang berlaku)
KRITERIA
1) Sertifikasi
a.
Produk
MANAJEMEN PERUSAHAAN
ASPEK PENILAIAN
10
BOBOT (%)
100% produk memiliki sertifikat >80% produk memiliki sertifikat >40% produk memiliki sertifikat >0% produk memiliki sertifikat
-
Terdapat sarana, tapi tidak memiliki serta izin dan tidak beroperasi Belum ada sarana pengolahan sama sekali
Terdapat sarana, memiliki izin tapi tidak beroperasi
Terdapat sarana, beroperasi tapi tidak memiliki izin
Terdapat sarana, beroperasi serta memiliki izin
Belum ada sarana sama sekali
-
-
-
-
-
-
-
INDIKATOR
1
2
4 3
0
1
2
3
4
0
SKOR
57
NO
2) CSR
ASPEK PENILAIAN
a.
b.
Penerapan CSR
Sistem manajemen
KRITERIA
BOBOT (%)
Memiliki 2 sertifikat Memiliki 1 sertifikat Belum ada sertifikat
-
-
-
-
Ada kebijakan CSR, dilaksanakan, dilakukan pemantauan dan evaluasi serta ada pelaporan Ada kebijakan CSR, sudah dilaksanakan, dilakukan pemantauan dan evaluasi, tapi tidak ada pelaporan Ada kebijakan CSR, sudah dilaksanakan, namun belum dilakukan pemantauan, evaluasi dan pelaporan Ada kebijakan CSR namun belum dilaksanakan
Memiliki 3 sertifikat
-
-
Memiliki > 3 sertifikat
Belum ada produk memiliki sertifikat
-
-
INDIKATOR
1
2
3
4
0
1
2
3
4
0
SKOR
58
NO
Pemeriksaan kesehatan
4) Kesehatan karyawan
Alokasi dana CSR
Penghargaan terkait bidang produksi dan pengelolaan lingkungan industri yang pernah diterima
b.
KRITERIA
3) Penghargaan
ASPEK PENILAIAN
BOBOT (%)
Belum ada penghargaan
-
-
-
Dilakukan secara periodik setiap 3 bulan Dilakukan secara periodik setiap 6 bulan Dilakukan secara periodik setiap 1 tahun
1 penghargaan
-
2 penghargaan
-
Belum ada alokasi dana CSR
3 penghargaan
<0,5% dari keuntungan perusahaan
-
-
<1% dari keuntungan perusahaan
-
>3 penghargaan
≥1% dari keuntungan perusahaan
-
-
≥2% dari keuntungan perusahaan
Belum ada kebijakan CSR
-
-
INDIKATOR
2
3
4
0
1
2
3
4
0
1
2
3
4
0
SKOR
59
NO
ASPEK PENILAIAN
KRITERIA
BOBOT (%) Dilakukan secara periodik >1 tahun Belum pernah dilakukan pemeriksaan kesehatan
-
INDIKATOR
0
1
SKOR
60
A
NO
1) Program Efisiensi Produksi
ASPEK PENILAIAN PROSES PRODUKSI
Kebijakan perusahaan dalam penerapan efisiensi produksi
Tingkat capaian penerapan komitmen perusahaan
a.
b.
KRITERIA
BOBOT (%) 70
>15% tercapai
-
Belum ada program
-
>30% tercapai
Ada program belum dilaksanakan
-
-
Tidak ada program namun dilaksanakan
-
>45% tercapai
Ada program sudah dilaksanakan sebagian
-
-
Ada program sudah dilaksanakan seluruhnya
-
INDIKATOR
LAMPIRAN 3 KRITERIA PENILAIAN PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU KATEGORI INDUSTRI KECIL MENENGAH (IKM)
2
3
4
0
1
2
3
4
SKOR
61
NO
2) Material Input
ASPEK PENILAIAN
Material input yang digunakan
Rasio material input terhadap produk
a.
b.
dalam meningkatkan efisiensi produksi
KRITERIA
BOBOT (%)
Belum tercapai atau tidak ada program sama sekali Menggunakan material dari limbah Menggunakan material yang terbarukan Menggunakan material yang tidak terbarukan Menggunakan material yang akan dihentikan penggunaannya oleh ketentuan nasional dan/atau internasional Menggunakan material yang dilarang oleh ketentuan nasional dan/atau internasional
-
-
Penggunaan material input menghasilkan per unit produk rata-rata >75% Penggunaan material input menghasilkan per unit produk rata-rata >65%
-
-
-
-
>0% tercapai
-
INDIKATOR
3
4
0
1
2
3
4
0
1
SKOR
62
NO
ASPEK PENILAIAN
Substitusi material input
Penanganan
c.
d.
KRITERIA
BOBOT (%)
Penggunaan material input menghasilkan per unit produk rata-rata >35% Penggunaan material input menghasilkan per unit produk rata-rata ≤35% Telah melakukan substitusi material input sebesar >50% dari total material input total Telah melakukan substitusi material input sebesar >30% dari total material input total Telah melakukan substitusi material input sebesar >10% dari total material input total Telah melakukan substitusi material input sebesar >0% dari total material input total Belum melakukan substitusi material input ramah lingkungan Ditempatkan di gudang/ruangan khusus untuk material input, dilakukan
-
-
-
-
-
-
-
-
Penggunaan material input menghasilkan per unit produk rata-rata >45%
-
INDIKATOR
4
0
1
2
3
4
0
1
2
SKOR
63
NO
ASPEK PENILAIAN
e.
Sertifikasi/izin material input
material input
KRITERIA
BOBOT (%)
> 45% material input yang digunakan memiliki sertifikat/izin >30% material input yang digunakan memiliki sertifikat/izin >15% material input yang digunakan memiliki sertifikat/izin
-
Belum ada upaya penanganan material
-
-
-
-
-
pemantauan mutu material, menerapkan prinsip FIFO (first in first out), dipisahkan berdasarkan jenis material. Ditempatkan di gudang/ruangan khusus untuk material input, dilakukan pemantauan mutu material, menerapkan prinsip FIFO (first in first out) Ditempatkan di gudang/ruangan khusus untuk material input, dilakukan pemantauan mutu material Ditempatkan di gudang/ruangan khusus untuk material input.
INDIKATOR
2
3
4
0
1
2
3
SKOR
64
NO
3) Energi
ASPEK PENILAIAN
a.
h.
Manajemen Energi
Penggunaan Komponen Dalam Negeri (basis material input)
KRITERIA
BOBOT (%)
Persentase Nilai penggunaan material lokal terhadap total material input >60% Persentase Nilai penggunaan material lokal terhadap total material input >40% Persentase Nilai penggunaan material lokal terhadap total material input >20% Persentase Nilai penggunaan material lokal terhadap total material input <20%
-
Sudah melakukan pencatatan dengan evaluasi secara rutin dan sudah ada tindak lanjut hasil evaluasi
Material input yang diguBelum ada bahan baku yang digunakan memiliki sertifikat/izin Persentase Nilai penggunaan material lokal terhadap total material input >80%
-
>0% material input yang digunakan memiliki sertifikat/izin
-
INDIKATOR
4
0
1
2
3
4
0
1
SKOR
65
NO
ASPEK PENILAIAN
Upaya efisiensi energi
Upaya Penggunaan/Pe
b.
c.
KRITERIA
BOBOT (%)
-
Rasio penggunaan energi terbarukan terhadap total penggunaan energi >5%
Belum ada upaya efisiensi energi
-
-
-
Telah melakukan efisiensi penggunaan energi (energy index reduction) >5% Telah melakukan efisiensi penggunaan energi (energy index reduction) >2,5% Telah melakukan efisiensi penggunaan energi (energy index reduction) >0%
Belum ada pencatatan konsumsi energi
-
-
Sudah melakukan pencatatan tapi bersifat tidak rutin
-
Telah melakukan efisiensi penggunaan energi (energy index reduction) >10%
Sudah melakukan pencatatan dengan rutin
-
-
Sudah melakukan pencatatan dengan evaluasi secara rutin
-
INDIKATOR
4
0
1
2
3
4
0
1
2
3
SKOR
66
NO
a.
a.
4) Air
5) Teknologi Proses
ASPEK PENILAIAN
Penerapan program reduce dan reuse
Upaya efisiensi/ konservasi Air
manfaatan Energi Terbarukan
KRITERIA
BOBOT (%)
-
-
-
-
-
Menerapkan proses reduce dan reuse bahan baku dan air Menerapkan proses reduce dan reuse bahan baku
Telah melakukan efisiensi penggunaan air (energy index reduction) >7% Telah melakukan efisiensi penggunaan air (water index reduction) >4% Telah melakukan efisiensi penggunaan air (water index reduction) >0% Belum ada upaya efisiensi/konservasi air
-
-
-
-
-
Rasio penggunaan energi terbarukan terhadap total penggunaan energi >3% Rasio penggunaan energi terbarukan terhadap total penggunaan energi >1% Rasio penggunaan energi terbarukan terhadap total penggunaan energi >0% Belum ada penggunaan energi terbarukan Telah melakukan efisiensi penggunaan air (water index reduction) >10%
-
INDIKATOR
3
4
0
1
2
3
4
0
1
2
3
SKOR
67
NO
ASPEK PENILAIAN
Peningkatan Teknologi Proses dan Mesin/Peralatan
Penerapan SOP proses produksi (operasional
b.
c.
KRITERIA
BOBOT (%)
0
Belum menerapkan proses reduce dan
-
Belum ada perencanaan peningkatan teknologi proses dan mesin/peralatan Tersedia SOP/Instruksi Kerja/Form Kerja dengan lengkap, dilaksanakan seluruhnya
-
-
-
-
Melakukan penggantian teknologi/mesin/peralatan terbaru Implementasi Good House Keeping dan peningkatan manajemen proses Melakukan modifikasi proses produksi/peralatan termasuk pemasangan dan perbaikan alat kontrol proses otomatis Sudah ada perencanaan peningkatan teknologi proses dan mesin/peralatan
-
4
0
1
2
3
4
1
reuse
2
Menerapkan proses reduce bahan baku dan air Menerapkan proses reduce bahan baku
-
SKOR
INDIKATOR
68
NO
ASPEK PENILAIAN
f.
Tingkat produk reject dan defect terhadap total produk
mesin/peralatan)
maintenance
mesin/peralatan, material input bahan baku,
KRITERIA
BOBOT (%)
<1% <1,5% <2%
-
Belum ada SOP sama sekali
-
≤0,5%
Tersedia SOP/Instruksi Kerja/Form Kerja, tapi tidak lengkap dan dilaksanakan sebagian saja
-
-
Tersedia SOP/Instruksi Kerja/Form Kerja, tapi tidak lengkap dan dilaksanakan seluruhnya
Tersedia SOP/Instruksi Kerja/Form Kerja dengan lengkap, dilaksanakan sebagian saja
-
-
INDIKATOR
1
2
3
4
0
1
2
3
SKOR
69
B
NO
Program peningkatan kapasitas SDM manufaktur
6) Sumber Daya Manusia
1. Limbah
a. Pengelolaan llimbah
PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN KESELAMATAN KERJA
KRITERIA
ASPEK PENILAIAN
20
BOBOT (%)
Melakukan pencatatan volume dan jenis limbah
-
Belum ada program peningkatan kapasitas SDM
-
Memisahkan dan mengumpulkan limbah berdasarkan jenis
Menyertakan >0% SDM
-
-
Menyertakan >5% SDM
-
Melakukan pengolahan limbah sesuai ketentuan
Menyertakan >10% SDM
-
-
Menyertakan >15% SDM
≥2%
-
-
INDIKATOR
2
3
4
0
1
2
3
4
0
SKOR
70
NO
ASPEK PENILAIAN
Pemanfaatan limbah
Pengujian kualitas limbah
b.
c.
KRITERIA
BOBOT (%)
-
-
-
-
-
-
Dilakukan secara periodik > 1 tahun
Dilakukan secara periodik setiap 1 tahun
Dilakukan secara periodik setiap 6 bulan
Dilakukan secara periodik setiap 3 bulan
Digunakan kembali di perusahaan sendiri, bukan untuk proses industri Digunakan oleh pihak lain untuk proses industri Digunakan oleh pihak lain, bukan untuk proses industri Belum ada upaya pemanfaatan
-
Digunakan kembali di perusahaan sendiri untuk proses produksi
Belum ada upaya pengelolaan limbah
-
Langsung dibuang sesuai ketentuan yang berlaku
-
INDIKATOR
1
2
3
4
0
1
2
3
4
0
1
SKOR
71
NO
2. Lingkungan Kerja
ASPEK PENILAIAN
Pemenuhan baku mutu limbah gas dan debu
e.
Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan
Pemenuhan baku mutu limbah cair
d.
KRITERIA
BOBOT (%)
>50% memenuhi baku mutu >25% memenuhi baku mutu >0% memenuhi baku mutu Belum memenuhi baku mutu
-
>25% memenuhi baku mutu >0% memenuhi baku mutu Belum memenuhi baku mutu
-
Sudah menerapkan sistem ventilasi (sirkulasi udara) di ruangan proses produksi, menerapkan penggunaan alat
>50% memenuhi baku mutu
-
-
>75% memenuhi baku mutu
-
-
Belum pernah melakukan pengujian kualitas limbah >75% memenuhi baku mutu
-
INDIKATOR
4
0
1
2
3
4
0
1
2
3
4
0
SKOR
72
1) Sertifikasi
MANAJEMEN PERUSAHAAN
Produk
Sistem
a.
b.
(K3L)
C
KRITERIA
ASPEK PENILAIAN
NO
10
BOBOT (%)
>15% produk memiliki sertifikat >0% produk memiliki sertifikat Belum ada produk memiliki sertifikat
-
Sudah menerapkan ISO
>30% produk memiliki sertifikat
-
-
>45% produk memiliki sertifikat
Belum melakukan upaya K3L diatas
-
-
-
-
-
perlindungan diri (APD), memasang rambu-rambu K3L dan tersedia alat P3K Sudah menerapkan penggunaan alat perlindungan diri (APD), memasang rambu-rambu K3L, dan tersedia alat P3K Sudah memasang rambu-rambu K3L dan tersedia alat P3K Sudah memasang rambu-rambu K3L
INDIKATOR
4
0
1
2
3
4
0
1
2
3
SKOR
73
NO
Kepedulian terhadap sosial, ekonomi dan lingkungan sekitar
Penghargaan terkait bidang produksi dan pengelolaan lingkungan
3) Penghargaan
Manajemen
KRITERIA
2) CSR
ASPEK PENILAIAN
BOBOT (%)
3 penghargaan 2 penghargaan 1 penghargaan
-
Sampai saat ini belum dilaksanakan
-
Ya, sesuai permintaan masyarakat
-
>3 penghargaan
Ya, kadang-kadang
-
-
Ya, konsisten dilakukan setiap 1 tahun
Belum menerapkan
-
-
Sedang dalam tahap persiapan
-
Ya, konsisten dilakukan setiap 6 bulan
Sudah menerapkan 5K
-
-
Sudah menerapkan GKM
-
INDIKATOR
1
2
3
4
0
1
2
3
4
0
1
2
3
SKOR
74
NO
ASPEK PENILAIAN
industri yang pernah diterima
KRITERIA
BOBOT (%) -
Belum ada penghargaan
INDIKATOR
0
SKOR
LAMPIRAN 4 PANDUAN TEKNIS PENILAIAN Dalam melakukan penilaian penghargaan industri hijau, Tim Teknis mengacu kriteria yang telah ditetapkan pada Buku Pedoman Penilaian Penghargaan Industri Hijau. Sistem penilaian berdasarkan skala rating dengan menggunakan skor angka 0 sampai dengan 4 (angka nol sebagai skor terendah dan angka empat sebagai skor tertinggi). Penetapan skor didasarkan pada hasil evaluasi/analisa dari masing-masing kriteria dengan menggunakan indikator yang telah ada. A. PROSES PRODUKSI Sub Aspek Program Efisiensi Produksi
Kriteria a.
Kebijakan perusahaan dalam penerapan efisiensi produksi
Indikator
Skor
Ada komitmen manajemen puncak (top management), ada perancanaan (rencana kerja), dilaksanakan sesuai dengan rencana serta dilakukan pemantauan/evaluasi Ada komitmen manajemen puncak (top management), ada perancanaan (rencana kerja), dilaksanakan sesuai dengan rencana, tapi tidak dilakukan pemantauan/evaluasi Ada komitmen manajemen puncak (top management), ada perancanaan (rencana kerja), tapi belum dilaksanakan Ada komitmen manajemen puncak (top management) tapi belum tersedia program atau rencana kerja Belum ada komitmen manajemen puncak (top management)
4
3
2
1
0
75
Penjelasan: 1. Program peningkatan efisiensi produksi perlu dilakukan dan dievaluasi secara berkala sehingga program tersebut dapat dilakukan secara berkesinambungan, yang berdampak terhadap efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya. 2. Sumber Data/Informasi : Data sekunder: Dokumen kebijakan dan program peningkatan efisiensi produksi perusahaan. Data Primer : Wawancara terkait dengan kegiatan program peningkatan efisiensi produksi. 3. Cara/Justifikasi Penilaian : Identifikasi ada tidaknya dokumen kebijakan dan program peningkatan efisiensi produksi. Sub Aspek Program Efisiensi Produksi
Kriteria b.
Tingkat capaian penerapan program sesuai dengan komitmen perusahaan dalam meningkatkan efisiensi produksi
Indikator >75% tercapai
4
>50% tercapai
3
>25% tercapai
2
≥1% tercapai
1
Belum tercapai atau tidak ada program sama sekali
0
Penjelasan: 1. Peningkatan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya adalah salah satu upaya untuk mencapai industri yang berkelanjutan.
76
Skor
2. Sumber Data/Informasi : Data sekunder: Laporan pelaksanaan program pengembangan terkait dengan peningkatan efektivitas dan efisiensi sumber daya (material input, energi, air) termasuk SDM. Data Primer : Wawancara terkait dengan program dan strategi peningkatan peningkatan produksi bersih. 3. Cara/Justifikasi Penilaian : Identifikasi ada tidaknya pelaksanaan program yang terkait dengan upaya peningkatan efektivitas dan efisiensi sumber daya (material input, energi, air) termasuk SDM. Evaluasi tingkat pencapaian program yang telah dilakukan berdasarkan laporan tahunan perusahaan. Laporan evaluasi pelaksanaan program efisiensi produksi, minimal memuat KPI, target dan capaian. Sub Aspek Material Input
Kriteria a.
Material input yang digunakan
Indikator
Skor
Menggunakan material yang terbarukan
4
Menggunakan material yang tidak terbarukan
3
Menggunakan material dari limbah
2
Menggunakan material yang akan dihentikan penggunaannya oleh ketentuan nasional dan/atau internasional Menggunakan material yang dilarang oleh ketentuan nasional dan/atau internasional
1
0
77
Penjelasan 1. Kriteria dan indikator : a) Material yang terbarukan adalah material yang berasal dari proses alam yang berkelanjutan. b) Material tidak terbarukan adalah material yang pembentukan kembali (regenerasi) sangat lambat dan/atau tidak dapat beregenerasi kembali secara alami. c) Material dari limbah adalah bahan yang berasal dari limbah industri atau material bekas yang dimanfaatkan kembali (tidak termasuk bahan yang dilarang penggunaannya sesuai dengan peraturan yang berlaku) sebagai bahan utama, komplemen ataupun bahan penolong pada suatu industri. d) Material yang akan dihentikan penggunaannya adalah material yang akan dilarang digunakan pada waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan global. Peraturan dan kebijakan yang mengatur material yang dilarang dan yang akan dihentikan penggunaannya antara lain : Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) (dalam tahap revisi). Permen Perindustrian No. 33/M-IND/PER/4/2007 tentang Daftar Bahan Perusak Lapisan Ozon (BPO) atau Ozone Depleting Substances (ODS). UU No 19 Tahun 2009 Tentang Pengesahan Stockholm Convention On Persisten Organic Pollutants meliputi 12 bahan yang dikategorikan sebagai bahan pencemar organik yang persisten yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan hidup. 2. Sumber Data/Informasi : Data sekunder: Daftar atau informasi material yang digunakan (faktur pembelian bahan, manifest pengadaan bahan dari supplier, uraian proses produksi).
78
Daftar material yang dilarang dan/atau yang akan dihentikan secara bertahap penggunaannya oleh konvensi internasional yang sudah diratifikasi oleh Indonesia. Peraturan terkait dengan daftar material yang dilarang dan/atau yang akan dihentikan penggunaannya sesuai dengan aturan yang berlaku. Data Primer : Observasi lapangan terkait dengan proses produksi, khususnya pada gudang penyimpanan (inventory) material input.
3. Cara/Justifikasi Penilaian : Identifikasi jenis, kategori dan sumber material input yang digunakan pada industri dari data yang diperoleh. Bila diperlukan gunakan sumber informasi atau daftar panduan berbagai bahan berdasarkan referensi yang ada (peraturan, data empiris, hasil riset, dan lain-lain). Sub Aspek Material input
Kriteria
Indikator
b. Rasio material Penggunaan material input input terhadap menghasilkan per unit produk produk rata-rata >98% Penggunaan material input menghasilkan per unit produk rata-rata >90% Penggunaan material input menghasilkan per unit produk rata-rata >80% Penggunaan material input menghasilkan per unit produk rata-rata >70% Penggunaan material input menghasilkan per unit produk rata-rata ≤70%
Skor 4 3 2 1 0
79
Penjelasan 1. Optimalisasi dan minimalisasi penggunaan material adalah elemen terpenting dalam penerapan konsep produksi bersih pada industri. Dengan penggunaan material input secara efisien akan berdampak positif terhadap pengurangan biaya produksi sekaligus mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Pemenuhan tingkat rasio satu satuan penggunaan material inputterhadap satu satuan produk yang dihasilkan dari rata-rata industri merupakan sasaran penerapan produksi bersih. Bagi industri yang berbasis agro seperti industri gula, pulp, minuman teh, kelapa sawit, tahu dan lain-lain, basis perhitungan tingkat rasio penggunaan material berdasarkan hasil ektraksi. Contoh : industri gula yang menggunakan material inputnya tebu, maka dasar perhitungan rasio material input terhadap produk adalah ekstrak tebu (nira). 2. Sumber Data/Informasi : Data sekunder: Dokumen Penggunaan material input 3 tahun terakhir Neraca Massa Data kapasitas produksi 3 tahun terakhir Diagram proses produksi Data Primer : Observasi lapangan dan wawancara 3. Cara/Justifikasi Penilaian : Analisa data penggunaan material input. Analisa data kapasitas produksi. Hitung efisiensi penggunaan material input terhadap produk dengan rumus: rata-rata jumlah produk per tahun dibagi rata-rata penggunaan material input per tahun.
80
Sub Aspek Material input
Kriteria c.
Substitusi material input
Indikator
Skor
Telah melakukan substitusi material input >75%
4
Telah melakukan substitusi material input >50%
3
Telah melakukan substitusi material input >25%
2
Telah melakukan substitusi material input >0%
1
Belum melakukan substitusi material input
0
Penjelasan 1. Substitusi material input adalah penggantian bahan dari material input yang sudah ada dengan bahan lain yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi produksi dan/atau resource efficiency dan/atau mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan. Misalnya dengan melakukan substitusi suatu material dapat mengurangi penggunaan energi, air atau mengurangi waktu proses. 2. Sumber Data/Informasi : Data Sekunder Daftar atau informasi material input yang digunakan (faktur pembelian bahan, manifest pengadaan bahan dari supplier, uraian proses produksi). Daftar atau katalog material input ramah lingkungan dari berbagai referensi atau pustaka yang tersedia. Data Primer : Observasi lapangan terkait dengan proses produksi. 3. Cara/Justifikasi Penilaian : Identifikasi dan evaluasi jenis, kategori dan sumber material input yang digunakan pada industri dari data yang diperoleh. Identifikasi dan evaluasi jenis material input yang digunakan sebelum dilakukan substitusi bahan.
81
Bila diperlukan gunakan sumber informasi atau daftar panduan berbagai bahan berdasarkan referensi yang ada (peraturan, data empiris, hasil riset, dan lain-lain).
Sub Aspek Material input
Kriteria d.
Penanganan material input dan ketersediaan informasi MSDS/spesifikasi bahan
Indikator 100% material input memiliki MSDS/spesifikasi bahan >95% material input memiliki MSDS/spesifikasi bahan >90% material input memiliki MSDS/spesifikasi bahan >85% material input memiliki MSDS/spesifikasi bahan ≤85% material input memiliki MSDS/spesifikasi bahan
Penjelasan 1. MSDS (material safety data sheet) merupakan lembar keselamatan bahan yang berisi informasi mengenai sifat-sifat zat kimia, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengunaan zat kimia, pertolongan apabila terjadi kecelakaan, penanganan zat yang berbahaya dan merupakan protokol keselamatan dan keamanan kerja, digunakan secara luas didalam laboratorium, industri, serta pihak-pihak yang bekerja dengan bahan kimia. 2. Sumber Data/Informasi : Data Sekunder : Data/informasi material input yang digunakan industri. MSDS yang dimiliki perusahaan. Untuk industri pengguna bahan non-kimia perlu memeriksa daftar spesifikasi bahan.
82
Skor 4 3 2 1 0
Rujukan informasi MSDS dari pemasok, distributor, industri, lembaga riset dan lain-lain. Data Primer : Observasi lapangan
3. Cara/Justifikasi Penilaian : Pemeriksaan dan Evaluasi Dokumen MSDS. Check MSDS dengan referensi empiris terkait dengan bahan kimia yang digunakan dan hitung persentase (proporsi) material input yang memiliki MSDS. Pemeriksaan dan identifikasi spesifikasi bahan bagi bahan non-kimia. Sub Aspek Material input
Kriteria e.
SOP penanganan material input (pemesanan, penerimaan, penyimpanan, pengangkutan)
Indikator
Skor
Tersedia SOP/Instruksi Kerja/Form Kerja dengan lengkap, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan dilakukan pengawasan Tersedia SOP/Instruksi Kerja/Form Kerja dengan lengkap, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ada tapi tidak dilakukan pengawasan Tersedia SOP/Instruksi Kerja/Form Kerja dengan lengkap, dilaksanakan sebagian saja Tersedia SOP/Instruksi Kerja/Form Kerja dengan lengkap, namun tidak dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang ada Belum ada SOP sama sekali
4
3
2
1
0
83
Penjelasan 1. Standard Operating Prosedur (SOP) adalah pedoman yang berisi prosedur-prosedur standar operasional yang ada dalam suatu organisasi/unit kerja yang digunakan untuk memastikan bahwa semua keputusan dan tindakan, serta penggunaan fasilitasfasilitas proses yang dilakukan oleh orang-orang dalam organisasi/unit kerja berjalan secara efisien dan efektif, konsisten, standar dan sistematis. 2. Sumber Data/Informasi : Data Sekunder SOP pemesanan, penerimaan, penyimpanan, pengangkutan material input Dokumen atau laporan pelaksanaan pemesanan, penerimaan, penyimpanan, pengangkutan material input perusahaan Perencanaan Produksi Laporan implementasi ISO 9001 Data Primer Observasi lapangan terkait Pelaksanaan SOP 3. Cara/Justifikasi Penilaian : Pemeriksaan dan evaluasi SOP material input
84
Sub Aspek Material input
Kriteria f.
Upaya efisiensi Penggunaan Material Input
Indikator Telah melakukan efisiensi penggunaan material input (raw material index reduction) >15% Telah melakukan efisiensi penggunaan material (raw material index reduction) >10% Telah melakukan efisiensi penggunaan material input (raw material index reduction) >5% Telah melakukan efisiensi penggunaan material input (raw material index reduction) >0% Belum ada upaya efisiensi penggunaan material input
Skor 4
3
2
1
0
Penjelasan 1. Efisiensi penggunaan material input adalah upaya untuk melakukan penghematan penggunaan material input dalam operasional produksinya. 2. Sumber Data/Informasi : Data sekunder: Data penggunaan material input dalam 3 tahun terakhir Data Primer : Observasi lapangan dan wawancara terkait dengan penggunaan material input 3. Cara/Justifikasi Penilaian : Analisa data penggunaan material input. Analisa data kapasitas produksi. Hitung intensitas material dengan rumus : jumlah material input yang digunakan per tahun dibagi produk per tahun.
85
Hitung rata-rata penurunan intensitas material selama 3 tahun Bagi industri yang menyatakan proses produksinya sudah sangat efisien, perhitungan mengacu pada benchmark yang berlaku. Bagi industri yang nilai intensitas materialnya selama 3 tahun berturut-turut adalah 100%, maka dapat dinilai 4.
Sub Aspek Material input
Kriteria g.
Sertifikasi/izin material input
Indikator 100% material input yang digunakan memiliki sertifikat/izin >90% material input yang digunakan memiliki sertifikat/izin >80% material input yang digunakan memiliki sertifikat/izin >70% material input yang digunakan memiliki sertifikat/izin ≤70% material input yang digunakan memiliki sertifikat/izin
Penjelasan: 1. Pemenuhan sertifikasi/izin material input dimaksudkan untuk memenuhi standard mutu dan keamanan yang mengacu pada standar nasional dan internasional. Bagi material inputyang sudah ada standarnya baik nasional dan internasional dapat dibuktikan dengan sertifikasi yang dimiliki seperti SNI, ASTM, ASME, certificate of analysis dan lain-lain. Sedangkan untuk material input yang belum memiliki standar harus memiliki izin penggunaan material input seperti izin penambangan untuk industri semen, sertifikat lacak balak untuk industri pulp dan kertas, dan lain-lain.
86
Skor 4 3 2 1 0
2. Sumber Data/Informasi : Data sekunder: Bukti sertifikat/izin material input yang digunakan untuk proses produksi Data Primer : Wawancara terkait dengan penggunaan material inputdan sertifikasi bahan baku. 3. Cara/Justifikasi Penilaian : Identifikasi dan evaluasi sertifikat material input nasional maupun internasional, berupa SNI, ASTM, ASME, certificate of analysis dan lain-lain. Sub Aspek Material input
Kriteria h.
Penggunaan Komponen Dalam Negeri (basis material input)
Indikator
Skor
Persentase Nilai penggunaan material lokal terhadap total material input >80% Persentase Nilai penggunaan material lokal terhadap total material input >60% Persentase Nilai penggunaan material lokal terhadap total material input >40% Persentase Nilai penggunaan material lokal terhadap total material input >20% Persentase Nilai penggunaan material lokal terhadap total material input <20%
4 3 2 1 0
Penjelasan : 1. Penggunaan produk dalam negeri dimaksudkan untuk mendorong pemanfaatan sumber daya dalam negeri (DN) atau lokal dalam upaya peningkatan nilai tambah bagi industri nasional. Penilaian penggunaan komponen dalam negeri pada kriteria ini dibatasi pada rasio nilai (biaya) material input langsung yang berasal dari dalam negeri/lokal terhadap nilai
87
(biaya) material input total untuk menghasilkan satu satuan produk utama. 2. Sumber Data/Informasi : Data sekunder: Dokumen pembelian material input (jenis, asal dan biaya) Proses Produksi, Neraca Mass, Raw Material Index dan dokumen pendukung lain. Data Primer : Observasi lapangan terkait pada bagian pembelian bahan, penyimpanan dan proses produksi. 3. Cara/Justifikasi Penilaian : Identifikasi dan penilaian dokumen pendukung pembuktian penggunaan material inputdalam negeri (DN) dan material input luar negeri (LN). Evaluasi biaya material inputdalam negeri (lokal) dengan biaya material input total (DN+LN) untuk satu satuan produk utama. Hitung persentase biaya material input DN terhadap biaya material input total (DN+LN). Sub Aspek Energi
88
Kriteria a.
Upaya efisiensi energi
Indikator Telah melakukan efisiensi penggunaan energi (energy index reduction) >10% Telah melakukan efisiensi penggunaan energi (energy index reduction) >5% Telah melakukan efisiensi penggunaan energi (energy index reduction) >2,5% Telah melakukan efisiensi penggunaan energi (energy index reduction) >0% Belum ada upaya efisiensi energi
korR 4 3 2 1 0
Penjelasan: 1. Konservasi energi adalah upaya sistematis, terencana, dan terpadu guna melestarikan sumber daya energi dalam negeri serta meningkatkan efisiensi pemanfaatannya. Efisiensi energi adalah istilah umum yang mengacu pada penggunaan energi lebih sedikit untuk menghasilkan jumlah output yang sama. 2. Sumber Data/Informasi : Data sekunder: Data penggunaan energi selama 3 tahun terakhir. Laporan Pelaksanaan Program Konservasi Energi Laporan Audit Energi oleh auditor energi internal dan/atau lembaga yang telah terakreditasi Data Primer : Observasi Lapangan dan wawancara terkait dengan sumber energi dan penggunaan energi 3. Cara/Justifikasi Penilaian : Analisa data penggunaan energi. Analisa data kapasitas produksi. Hitung intensitas energi dengan rumus : jumlah produk per tahun dibagi penggunaan energi per tahun. Hitung rata-rata intensitas energi selama 3 tahun Bagi industri yang menyatakan penggunaan energi sudah sangat efisien, perhitungan mengacu pada benchmark yang berlaku.
89
Sub Aspek Energi
Kriteria b.
Upaya Penggunaan/ Pemanfaatan Energi Terbarukan
Indikator Rasio penggunaan Energi Terbarukan terhadap Total penggunaan Energi >5% Rasio penggunaan Energi Terbarukan terhadap Total penggunaan Energi >3% Rasio penggunaan Energi Terbarukan terhadap Total penggunaan Energi >1% Rasio penggunaan Energi Terbarukan terhadap Total penggunaan Energi >0% Belum ada penggunaan Energi Terbarukan
Penjelasan 1. Energi terbarukan adalah energi yang dihasilkan dari sumber daya energi yang berkelanjutan jika dikelola dengan baik, antara lain panas bumi, angin, bioenergi, sinar matahari, aliran dan terjunan air, serta gerakan dan perbedaan suhu lapisan laut. 2. Sumber Data/Informasi : Data sekunder: Dokumen Penggunaan Energi. Laporan Pelaksanaan Konservasi Energi. Dokumen kajian, perencanaan, desain teknik, instalasi dan operasional penggunaan energi terbarukan pada industri. Data Primer : Observasi lapangan dengan memeriksa teknologi/peralatan yang digunakan dan wawancara terkait dengan jenis energi energi terbarukan yang digunakan. 3. Cara/Justifikasi Penilaian : Pemeriksaan terhadap dokumen Penggunaan Energi (jumlah dan sumber). Rasio penggunaan energi terbarukan merupakan perbandingan antara jumlah energi terbarukan yang
90
Skor 4 3 2 1 0
digunakan terhadap total penggunaan energi dalam proses produksi. Sub Aspek Energi
Kriteria c.
Melakukan audit energi secara berkala
Indikator Melakukan audit energi setiap tahun Melakukan audit energi 2 tahun sekali Melakukan audit energi 3 tahun sekali Melakukan audit energi >3 tahun sekali Belum pernah melakukan audit energi
Skor 4 3 2 1 0
Penjelasan 1. Dalam Peraturan Pemerintah No.70 Tahun 2009 tentang Konservasi Energi disebutkan bahwa industri pengguna energi diatas 6000 toe per tahun diwajibkan untuk melakukan konservasi energi melalui manajemen energi dan melaporkan program konservasi energi 1 tahun sekali. Audit energi adalah proses evaluasi pemanfaatan energi dan identifikasi peluang penghematan energi serta rekomendasi peningkatan efisiensi pada pengguna energi dan pengguna sumber energi. Batasan minimal audit energi mencakup: kegiatan pengukuran, pemeriksaan dan pencatatan, analisa yang menghasilkan suatu rekomendasi, dan program efisiensi energi. 2. Sumber Data/Informasi : Data sekunder: Dokumen Audit Energi oleh auditor energi internal dan/atau lembaga yang telah terakreditasi. Data Primer : Wawancara terkait dengan kegiatan audit energi.
91
3. Cara/Justifikasi Penilaian : Pemeriksaan terhadap dokumen Pelaksanaan Audit Energi. Penilaian kegiatan audit energi dalam kurun waktu 3 tahun. Sub Aspek Air
a.
Kriteria
Indikator
Skor
Upaya Efisiensi Air
Telah melakukan efisiensi penggunaan air (water index reduction) >15% Telah melakukan efisiensi penggunaan air (energy index reduction) >10% Telah melakukan efisiensi penggunaan air (water index reduction) >5% Telah melakukan efisiensi penggunaan air (water index reduction) >0% Belum ada upaya efisiensi air
4
Penjelasan 1. Efisiensi sumberdaya air adalah upaya memelihara keberadaan serta keberlanjutan keadaan, sifat dan fungsi sumber daya air agar senantiasa tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan mahluk hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang yang dilakukan secara sistematis, terencana, dan terpadu guna melestarikan sumber daya air yang semakin terbatas dan menjaga kelangsungan daya dukung lingkungan. 2. Sumber Data/Informasi : Data sekunder: Laporan pelaksanaan program efisiensi air 3 tahun terakhir diproses produksi dan utilitas. Laporan audit penggunaan air diproses produksi dan utilitas internal atau dari lembaga konsultan terakreditasi. Data Primer :
92
3 2 1 0
Observasi lapangan dan wawancara terkait dengan penggunaan air bagi industri (sumber dan jumlah kebutuhan air).
3. Cara/Justifikasi Penilaian : Analisa data penggunaan air. Hitung intensitas penggunaan air dengan rumus: jumlah produk per tahun dibagi penggunaan air per tahun. Hitung rata-rata intensitas penggunaan air selama 3 tahun Bagi industri yang menyatakan penggunaan air sudah sangat efisien, perhitungan mengacu pada benchmark yang berlaku. SUB ASPEK Air
Kriteria b. Melakukan audit penggunaan air secara berkala
Indikator
Skor
Melakukan audit penggunaan air setiap 6 bulan Melakukan audit penggunaan air 1 tahun sekali Melakukan audit penggunaan air 2 tahun sekali Melakukan audit penggunaan air >2 tahun sekali Belum pernah melakukan audit penggunaan air
4 3 2 1 0
Penjelasan 1. Audit penggunaan air adalah proses evaluasi penggunaan air dan identifikasi peluang penghematan air serta rekomendasi peningkatan efisiensi pada pengguna air dan pengguna sumber air. Batasan minimal audit penggunaan air mencakup: kegiatan pengukuran, pemeriksaan dan pencatatan, analisa yang menghasilkan suatu rekomendasi, dan program efisiensi penggunaan air.
93
2. Sumber Data/Informasi : Data sekunder: Dokumen Audit Penggunaan Air oleh auditor air internal dan/atau lembaga yang telah terakreditasi. Data Primer : Wawancara terkait dengan kegiatan audit penggunaan air. 3. Cara/Justifikasi Penilaian : Pemeriksaan terhadap dokumen Pelaksanaan Audit Penggunaan Air. Penilaian kegiatan audit penggunaan air dalam kurun waktu 3 tahun. Sub Aspek Teknologi Proses
Kriteria a.
Indikator
Program reduce,
Melaksanakan proses
(3R)
dalam kegiatan proses produksi Melaksanakan proses Reduce dalam kegiatan proses produksi Melaksanakan proses Reuse dalam kegiatan proses produksi Melaksanakan proses Recycle dalam kegiatan proses produksi Belum menerapkan proses
reuse, recycle
Reduce, Reuse, Recycle (3R)
Reduce, Reuse, Recycle (3R) dalam kegiatan proses produksi
Penjelasan 1. Reduce adalah pengurangan penggunaan bahan melalui optimalisasi proses atau operasional sehingga dapat mengurangi timbulan limbah.
94
korR 4
3 2 1 0
Reuse adalah kegiatan penggunaan kembali bahan-bahan atau limbah yang masih dapat digunakan baik untuk fungsi yang sama maupun fungsi lainnya.
Recycle adalah penggunaan kembali bahan-bahan atau sumber daya dengan melakukan pengolahan terlebih dahulu. 2. Sumber Data/Informasi : Data sekunder: Diagram alir proses produksi. Dokumen neraca massa, energi, dan air. Data Primer : Wawancara terkait dengan kegiatan 3R dan observasi implementasi 3R. 3. Cara/Justifikasi Penilaian : Identifikasi penerapan 3R. Cek signifikansi hasil penerapan 3R dengan data historis kinerja produksi dalam 3 tahun. Sub Aspek Teknologi Proses
KRITERIA b.
Pemisahan air buangan dari proses produksi
INDIKATOR
SKOR
Sudah melakukan pemisahan air buangan dari proses produksi dan pengolahan di IPAL sudah terpisah dengan air hujan dan limbah domestik Sudah melakukan pemisahan air buangan dari proses produksi, namun pengolahan di IPAL masih bercampur dengan air hujan dan limbah domestik Sudah ada fasilitas pemisahan, namun belum/tidak beroperasi Sudah ada perencanaan pemisahan air buangan Belum ada perencanaan pemisahan air buangan
4
3
2 1 0
95
Penjelasan 1. Segregasi air buangan adalah pemisahan berbagai jenis air buangan menurut jenis komponen, konsentrasi atau keadaannya, sehingga dapat mempermudah, mengurangi volume, atau mengurangi biaya pengolahan. 2. Sumber Data/Informasi Data sekunder: Dokumen tata letak atau layout pabrik. Data primer: Wawancara dan pemeriksaan langsung. 3. Cara/Justifikasi Penilaian: Identifikasi segregasi air buangan yang dilakukan oleh perusah SUB ASPEK Teknologi Proses
96
Kriteria c.
Peningkatan Teknologi Proses dan Mesin/Peralatan
Indikator
Skor
Melakukan penggantian teknologi/mesin/peralatan terbaru
4
Implementasi Good House Keeping dan peningkatan manajemen proses Melakukan modifikasi proses produksi/peralatan termasuk pemasangan, perbaikan alat kontrol proses otomatis Sudah ada perencanaan peningkatan teknologi proses dan mesin/peralatan Belum ada perencanaan peningkatan teknologi proses dan mesin/peralatan
3
2
1
0
Penjelasan 1. Penggantian teknologi/mesin/peralatan terbaru: upaya industri dalam penggunaan teknologi/mesin/peralatan yang efisien energi, air, material input, serta kemampuan dalam meminimalisasi limbah. Modifikasi teknologi/peralatan: upaya industri dalam peningkatan produksi bersih dengan melakukan modifikasi terhadap proses produksi atau peralatan yang ada. Pemasangan alat kontrol proses otomatis: upaya industri dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi melalui pemasangan (instalasi) beberapa instrumen kontrol otomatis. Implementasi Good House Keeping: upaya industri dalam menerapkan manajemen efisiensi dan efektivitas. 2. Sumber Data/Informasi : Data sekunder: Dokumen layout tata letak mesin/alat pabrik sebelum dan sesudah penerapan peningkatan teknologi proses dan mesin/peralatan. Faktur pembelian (invoice) peralatan Dokumen kebijakan perusahaan, laporan modifikasi proses dan dokumen perencanaan. Data Primer : Wawancara terkait dengan peningkatan atau pengembangan teknologi. Observasi implemetasi program peningkatan teknologi proses. 3. Cara/Justifikasi Penilaian : Identifikasi program peningkatan atau pengembangan teknologi, mesin/peralatan dan pelaksanaan di lapangan.
97
Sub Aspek Teknologi Proses
Kriteria d.
Indikator
Skor
Penerapan SOP proses produksi (operasional mesin/peralatan, material input,
Tersedia SOP/Instruksi Kerja/Form Kerja dengan lengkap, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan dilakukan pengawasan
4
mesin/peralatan)
Tersedia SOP/Instruksi Kerja/Form Kerja dengan lengkap, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ada tapi tidak dilakukan pengawasan
3
Tersedia SOP/Instruksi Kerja/Form Kerja dengan lengkap, dilaksanakan sebagian saja
2
Tersedia SOP/Instruksi Kerja/Form Kerja dengan lengkap, namun tidak dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang ada
1
Belum ada SOP sama sekali
0
maintenance
Penjelasan 1. Standard Operating Prosedur (SOP) adalah pedoman yang berisi prosedur-prosedur standar operasional yang ada dalam suatu organisasi/unit kerja yang digunakan untuk memastikan bahwa semua keputusan dan tindakan, serta penggunaan fasilitasfasilitas proses yang dilakukan oleh orang-orang dalam organisasi/unit kerja berjalan secara efisien dan efektif, konsisten, standar dan sistematis.
98
2. Sumber Data/Informasi : Data Sekunder SOP proses produksi (operasional mesin/peralatan, material input, maintenance mesin/peralatan). Laporan pelaksanaan (operasional mesin/peralatan, material input, maintenance mesin/peralatan). Laporan implementasi ISO 9001. Data Primer Wawancara dan observasi terkait dengan penerapan SOP dalam proses produksi. 3. Cara/Justifikasi Penilaian : Pemeriksaan, analisa dan evaluasi SOP dan laporan. Evaluasi laporan pelaksanaan SOP dalam proses produksi (operasional mesin/peralatan, material input, maintenance mesin/peralatan). Sub Aspek Teknologi Proses
Kriteria e.
Inovasi Produk Ramah Lingkungan
Indikator
Skor
Sudah memperoleh paten
4
Komersial Sedang dalam tahap uji coba Masih dalam tahap kajian Belum ada inovasi
3 2 1 0
Penjelasan 1. Inovasi produk ramah lingkungan merupakan gabungan dari berbagai macam proses yang saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya yang digunakan untuk menghasilkan sebuah produk baru atau pengembangan suatu produk menjadi lebih ramah lingkungan.
99
Paten Produk inovasi yang telah di uji coba baik skala laboratorium ataupun produksi skala kecil dan telah mendapat sertifikat paten.
Komersial Produk inovasi telah dipasarkan ke konsumen.
Uji Coba Produk yang telah melalui penelitian dalam bentuk kajian dan telah di uji coba dalam skala laboratorium.
2. Sumber Data/Informasi : Data sekunder: Laporan Pelaksanaan Riset dan Desain Produk. Dokumen kajian, perencanaan, desain, penelitian dan pengembangan produk. Dokumen paten. Data Primer : Observasi lapangan dengan melihat proses penelitian dan pengembangan produk yang telah dilakukan dan yang sedang berjalan. 3. Cara/Justifikasi Penilaian : Pemeriksaan terhadap dokumen hasil penelitian dan pengembangan terhadap jumlah produk yang telah dikomersialisasikan, produk yang mendapatkan paten, uji coba produk dan kajian. Sub Aspek Teknologi Proses
Kriteria f.
Tingkat produk reject dan
defect
terhadap total produk
100
Indikator
Skor
≤0,5%
4
<1% <1,5%
3 2
<2%
1
≥2%
0
Penjelasan 1. Kualitas produk adalah hal yang penting dalam kegiatan industri. Upaya peningkatan kualitas produk, salah satunya adalah bagaimana mengurangi tingkat defect (cacat) dari produk yang dihasilkan. Ketidak sesuaian produk dengan pesanan akan menghasilkan reject atas produk yang telah dikirim kepada pelanggan. Perusahaan harus berupaya meminimalisasi tingkat defect/reject dari produk yang dihasilkan, dengan tujuan selain untuk menjaga kepuasan pelanggan, juga mengurangi pemborosan atau waste karena menyebabkan biaya besar yang tidak perlu. Terjadinya suatu defect atau cacat disebabkan beberapa unsur seperti: material, proses produksi, kelalaian operator, packaging, kegiatan distribusi, dan lain-lain. 2. Sumber Data/Informasi : Data sekunder: Dokumen Proses produksi, QC Flow, gudang produk, dan penjualan Data defect pada tiap unit atau line produksi, data Pareto kerusakan dan perbaikan produk (rework), Failure Modes and Effect Analysis (FMEA), dan lain-lain dalam 1 tahun terakhir Data Primer : Observasi lapangan pada proses produksi, QC, gudang produk, dan wawancara terkait dengan defect/reject rate pada industri 3. Cara/Justifikasi Penilaian : Pemeriksaan terhadap dokumen proses produksi dan QC Flow Analisis dan evaluasi data defect pada tiap unit atau line produksi, data Pareto kerusakan dan perbaikan produk (rework), Failure Modes and Effect Analysis (FMEA), dan reject konsumen Satuan tingkat cacat (defect/reject) rate : DPU (defect per unit), DPO (defect per opportunity), DPMO (defect per million opportunities), dan lain-lain
101
Data tingkat defect/reject pada perusahaan perlu dikonversikan ke dalam rasio jumlah satuan produk cacat (unit, berat, pcs) per produk terhadap jumlah produk yang dihasilkan x 100%. Evaluasi dilakukan pada data defect/reject rate rata-rata per bulan. Jika dianggap perlu defect/reject rate rata-rata per tahun.
Sub Aspek Sumber Daya Manusia
Kriteria a. Peningkatan kapasitas SDM proses produksi dalam rangka peningkatan efisiensi produksi
Indikator Peningkatan kapasitas SDM proses produksi >30%
4
Peningkatan kapasitas SDM proses produksi >20%
3
Peningkatan kapasitas SDM proses produksi >10%
2
Peningkatan kapasitas SDM proses produksi ≥1%
1
Belum ada upaya peningkatan kapasitas SDM
0
Penjelasan 1. Program peningkatan kapasitas SDM di bidang proses produksi bertujuan untuk meningkatkan kompetensi SDM pada bidangnya untuk peningkatan produktivitas, efektivitas, efisiensi, keamanan dan keselamatan kerja pada industri (bagian engineering, produksi, mutu, pemasaran, R&D, manajemen dan bidang lain terkait). Salah satu bentuk pelatihan yang relevan adalah Teknik Produksi Bersih, Manajemen Lingkungan Berorientasi Keuntungan (MeLok), minimisasi limbah (waste minization), dan lain-lain. 2. Sumber Data/Informasi : Data sekunder: Dokumen laporan pelaksanaan program capacity building SDM : Teknik implementasi produksi bersih, ISO 14000, Melok, konservasi energi, 3R, Total Quality Management, Six Sigma, Good House Keeping dan lain-lain.
102
Skor
Data Primer : Wawancara terkait dengan program peningkatan kapasitas SDM. 3. Cara/Justifikasi Penilaian : Identifikasi jumlah dan jenis pelaksanaan capacity building dan perhitungan rasio peserta program capacity building terhadap total karyawan dalam 3 tahun terakhir. Sub Aspek Sumber Daya Manusia
Kriteria b.
Jumlah SDM yang sudah memiliki Sertifikasi kompetensi
Indikator Jumlah SDM yang sudah memiliki Sertifikat kompetensi > 15% Jumlah SDM yang sudah memiliki Sertifikat kompetensi >10% Jumlah SDM yang sudah memiliki Sertifikat kompetensi >5% Jumlah SDM yang sudah memiliki Sertifikat kompetensi > 0% Belum ada SDM yang memiliki sertifikat kompetensi
Skor 4 3 2 1 0
Penjelasan 1. Kompetensi SDM dibuktikan dengan sertifikat yang dikeluarkan oleh Lembaga Sertifikasi yang terakreditasi. 2. Sumber Data/Informasi : Data sekunder: Bukti dokumen sertifikat kompetensi yang relevan yang diterbitkan oleh LSP. Data Primer : Wawancara terkait dengan kompetensi SDM perusahaan. 3. Cara/Justifikasi Penilaian :
103
Identifikasi sertifikat kompetensi : Manajer Pengendalian Pencemaran Air, Manajer Pengendalian Pencemaran Udara, Manajer Energi, dan lain-lain. Hitung rasio jumlah SDM yang memiliki sertifikat kompetensi terhadap jumlah SDM yang bekerja di proses produksi.
Sub Aspek Lingkungan Kerja Pada Proses Produksi
Kriteria Melakukan pemantauan dan penilaian kinerja K3L
Indikator
Skor
Ada program, dijalankan secara berkala setiap 3 bulan sekali Ada program, dijalankan secara berkala setiap 6 bulan sekali Ada program, dijalankan secara berkala setiap 1 tahun sekali Ada program, dijalankan secara berkala lebih dari 1 tahun sekali Belum ada program pemantauan dan penilaian kinerja K3L
4
Penjelasan: 1. Pemantauan dan penilaian kinerja K3L sesuai dengan Kepmenaker No. 13 Tahun 2011 adalah upaya pengembangan dan peningkatan implementasi K3L pada industri. Hasil pemantauan dan penilaian sebagai dasar untuk menyusun rencana pengembangan atau pembinaan secara berkelanjutan dalam upaya pemenuhan parameter terkait K3L. 2. Sumber Data/Informasi : Data sekunder: Laporan pelaksanaan K3L di perusahaan Laporan monitoring dan penilaian kinerja K3L Bukti pendukung lainnya terkait dengan monitoring terhadap pemenuhan kinerja K3L
104
3 2 1 0
Data Primer : Wawancara terkait dengan monitoring dan penilaian kinerja K3L 3. Cara/Justifikasi Penilaian : Identifikasi dan evaluasi pelaksanaan monitoring dan penilaian kinerja K3L pada industri B. KINERJA PENGELOLAAN LIMBAH / EMISI Sub Aspek Program Penurunan Emisi CO2e
Kriteria
Indikator
Skor
Upaya penurunan emisi CO2e
Sudah ada kebijakan perusahaan, ada laporan penurunan emisi CO2e, dan memenuhi target yang diharapkan (pencapaian target ≥100%) Sudah ada kebijakan perusahaan, ada laporan penurunan emisi CO2e, dan memenuhi target yang diharapkan (pencapaian target ≥75%) Sudah ada kebijakan perusahaan, ada laporan penurunan emisi CO2e, dan memenuhi target yang diharapkan (pencapaian target <75%) Sudah ada kebijakan perusahaan, namun belum dilaksanakan Belum ada kebijakan penurunan emisi CO2e sama sekali
4
3
2
1 0
Penjelasan:
105
1. Kegiatan industri merupakan salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca (GRK), yang diyakini menjadi penyebab terjadinya pemanasan global. Oleh sebab itu perlu komitmen dan kebijakan dari pihak perusahaan untuk ikut berpartisipasi dalam upaya penurunan emisi GRK. 2. Sumber Data/Informasi : Data sekunder: Kebijakan dan program penurunan emisi GRK Laporan pelaksanaan program penurunan emisi GRK Data Primer : Wawancara terkait kebijakan dan program penurunan emisi GRK. 3. Cara/Justifikasi Penilaian : Identifikasi kebijakan dan program penurunan emisi GRK yang dilakukan perusahaan Evaluasi laporan pelaksanaan program penurunan emisi GRK
Sub Aspek Pemenuhan baku mutu lingkungan
Kriteria a.
Limbah Cair
Indikator 100% memenuhi
4
>80% memenuhi
3
>60% memenuhi
2
>40% memenuhi
1
<40% memenuhi
0
Penjelasan: 1. Pemenuhan baku mutu lingkungan adalah sesuatu yang sangat penting untuk diperhatikan. Kewajiban industri untuk melakukan pengelolaan limbah (cair, padat, gas/debu) merupakan upaya
106
Skor
pengurangan dampak negatif terhadap lingkungan dan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan secara berkesinambungan. Untuk meminimasi dampak limbah terhadap lingkungan dapat mengacu pada baku mutu yang telah ditetapkan. Ukuran kinerja perusahaan akan terlihat bagaimana upaya dan target pemenuhan terhadap baku mutu lingkungan ini dapat dicapai atau adanya perbaikan (peningkatan) pemenuhan baku mutu yang telah ditetapkan. 2. Sumber Data/Informasi : Data sekunder: Bukti pemenuhan baku mutu untuk limbah cair (dokumen hasil pengujian yang merujuk pada parameter baku mutu limbah cair) Data Primer : Wawancara terkait dengan upaya pemenuhan baku mutu limbah cair. 3. Cara/Justifikasi Penilaian : Evaluasi laporan baku mutu limbah cair Sub Aspek Pemenuhan baku mutu lingkungan
Kriteria b.
Limbah Gas dan Debu
Indikator
korR
100% memenuhi
4
>80% memenuhi
3
>60% memenuhi
2
>40% memenuhi
1
<40% memenuhi
0
Penjelasan: 1. Pemenuhan baku mutu lingkungan adalah sesuatu yang sangat penting untuk diperhatikan. Kewajiban industri untuk melakukan pengelolaan limbah (cair, padat, gas/debu) merupakan upaya
107
pengurangan dampak negatif terhadap lingkungan dan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan secara berkesinambungan. Untuk meminimasi dampak limbah terhadap lingkungan dapat mengacu pada baku mutu yang telah ditetapkan. Ukuran kinerja perusahaan akan terlihat bagaimana upaya dan target pemenuhan terhadap baku mutu lingkungan ini dapat dicapai atau adanya perbaikan (peningkatan) pemenuhan baku mutu yang telah ditetapkan. 2. Sumber Data/Informasi : Data sekunder: Bukti pemenuhan baku mutu untuk limbah gas dan debu (dokumen hasil pengujian yang merujuk pada parameter baku mutu limbah gas dan debu) Data Primer : Wawancara terkait dengan upaya pemenuhan baku mutu limbah gas dan debu. 3. Cara/Justifikasi Penilaian : Evaluasi laporan baku mutu limbah gas dan debu Sub Aspek Sarana Pengelolaan Limbah / Emisi
Penjelasan:
108
Kriteria a.
Operasional sarana pengelolaan limbah dan emisi (sesuai persyaratan yang berlaku)
Indikator
Skor
Sarana lengkap dan seluruhnya beroperasi dengan baik Sarana lengkap, tapi hanya beroperasi sebagian Sarana tidak lengkap dan semua sarana beroperasi dengan baik
4
Sarana tidak lengkap dan tidak dioperasikan Belum ada sarana sama sekali
1
3 2
0
1. Pengelolaan limbah adalah kegiatan terpadu yang meliputi kegiatan pengurangan (minimization), segregasi (segregation), penanganan (handling), pemanfaatan dan pengolahan limbah. Dengan demikian untuk mencapai hasil yang optimal, kegiatankegiatan yang melingkupi pengelolaan limbah perlu dilakukan. Pengolahan limbah adalah upaya terakhir dalam sistem pengelolaan limbah setelah sebelumnya dilakukan optimasi proses produksi dan pengurangan serta pemanfaatan limbah. Pengolahan limbah dimaksudkan untuk menurunkan tingkat cemaran yang terdapat dalam limbah sehingga aman untuk dibuang ke lingkungan. Oleh sebab itu industri perlu memiliki sarana pengolahan limbah yang sesuai dengan jenis limbah dan emisi yang dihasilkannya. 2. Sumber Data/Informasi : Data sekunder: Laporan operasional sarana pengelolaan limbah dan emisi Data Primer : Hasil pengujian kualitas limbah dan emisi Pemantauan kondisi operasional sarana pengelolaan limbah dan emisi Wawancara terkait dengan sarana pengelolaan limbah dan emisi. 3. Cara/Justifikasi Penilaian : Evaluasi Laporan operasional sarana pengelolaan limbah dan emisi Sub Aspek Sarana Pengelolaan Limbah / Emisi
Kriteria b.
Pengelolaan Limbah B3 (perizinan dan prasarana sesuai persyaratan yang
Indikator
Skor
Terdapat sarana, beroperasi serta memiliki izin
4
Terdapat sarana, beroperasi tapi tidak memiliki izin
3
Terdapat sarana, memiliki izin tapi tidak beroperasi
2
Terdapat sarana, tapi tidak memiliki serta izin dan tidak
1
109
berlaku)
beroperasi Belum ada sarana pengolahan sama sekali
Penjelasan: 1. Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusakkan lingkungan hidup, dan atau dapat membayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu setiap kegiatan yang menghasilkan limbah B3 wajib melakukan pengelolaan terhadap limbah yang dihasilkan. Pengelolaan Limbah B3 secara spesifik telah diatur dalam PP 18/1999 yang selanjutnya disempurnakan dengan PP 85/1999. Pada PP tersebut dijelaskan bahwa pengelolaan limbah B3 merupakan rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan,pengolahan dan penimbunan limbah B3. Semua kegiatan pengelolaan tersebut harus memiliki perizinan sebagaimana ketentuan yang berlaku. 2. Sumber Data/Informasi : Data sekunder: Jenis limbah B3 yang dihasilkan Perizinan pengelolaan limbah, manifest pengiriman limbah B3, dan keterangan pendukung lain yang dimiliki Laporan operasional sarana pengelolaan limbah B3 Data Primer : Hasil pengujian kualitas limbah B3 Pemantauan kondisi operasional sarana pengelolaan limbah B3 Wawancara terkait dengan perizinan dan sarana pengelolaan limbah B3.
110
0
3. Cara/Justifikasi Penilaian : Evaluasi jenis limbah B3 yang dihasilkan, dokumen perizinan, manifest pengiriman limbah B3, keterangan pendukung lain dan kondisi operasional sarana pengelolaan limbah B3. C. MANAJEMEN PERUSAHAAN Sub Aspek Sertifikasi
Kriteria a.
Produk
Indikator
Skor
100% produk bersertifikat
4
>80% produk bersertifikat
3
>40% produk bersertifikat
2
>0% produk bersertifikat
1
Belum ada produk
0
bersertifikat
Penjelasan: 1. Sertifikasi Produk ditujukan untuk memberikan jaminan kepastian mutu produk kepada konsumen sesuai persyaratan dan spesifikasi teknik yang berlaku. Sertifikasi produk dapat mengacu kepada Standar Nasional maupun Internasional yang berlaku diantaranya: SNI, GMP, ASME Code, ANSI, ASTM, API, JIS, British Standar, dan standar lain yang berlaku. 2. Sumber Data/Informasi: Data sekunder: Bukti dokumen sertifikat produk yang dimiliki Data Primer: Wawancara terkait dengan sertifikasi produk perusahaan 3. Cara/Justifikasi Penilaian: Identifikasi sertifikat produk yang dimiliki Evaluasi terhadap rasio produk bersertifikat dengan jumlah produk yang dihasilkan perusahaan.
111
Sub Aspek Sertifikasi
Kriteria b.
Sistem manajemen
Kriteria
Skor
Memiliki >3 sertifikat
4
Memiliki 3 sertifikat
3
Memiliki 2 sertifikat
2
Memiliki 1 sertifikat
1
Belum ada sertifikat
0
Penjelasan: 1. Beberapa Sertifikasi Sistem Manajemen : EMS (Environment Management System) adalah sistem manajemen lingkungan (SML) yang dilakukan perusahaan yang meliputi pengelolaan seluruh aspek kegiatan perusahaan (mulai dari masuknya bahan baku, proses sampai dengan penangangan limbah). Penerapan sistem ini mengacu pada standarisasi ISO 140001.
112
QMS (Quality Management System) adalah sistem manajemen mutu (SMM) yang dilakukan untuk membantu memenuhi kualitas sesuai peraturan dan persyaratan yang relevan, juga untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Penerapan sistem ini mengacu pada standarisasi ISO 90001.
Sistem Manajemen Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (SMK3) merupakan salah satu bagian dari sistem manajemen yang bertujuan untuk menciptakan kesehatan dan keselamatan di tempat kerja sehingga timbulnya kecelakaan dan penyakit dapat dikurangi yang pada akhirnya berdampak pada terciptanya lingkungan kerja yang aman, nyaman, efektif, dan produktif dalam bekerja. Penerapan sistem ini mengacu pada standarisasi SMK3 oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi atau standar ISO 18001 (OHSAS).
Untuk industri makanan dan minuman, penilaian sertifikasi lebih ditekankan pada SMKP (Sistem Manajemen Keamanan Pangan) yaitu sistem manajemen yang diterapkan dalam rangka menjamin mutu dan keamanan dari produk pangan
dan minuman yang dihasilkan. Beberapa standar yang digunakan meliputi antara lain HACCP dan ISO 22000 serta sertifikasi lain yang relevan dalam mendukung keamanan mutu pangan. 2. Sumber Data/Informasi : Data sekunder: Bukti dokumen sertifikat ISO 14001, ISO 9001, SMK3/OHSAS, HACCP/ISO 22000, dan dokumen (sertifikat) lain yang relevan dengan standar sistem manajemen tersebut diatas Data Primer : Wawancara terkait dengan sertifikasi tersebut diatas. 3. Cara/Justifikasi Penilaian : Identifikasi jenis sertifikat relevan dengan sistem manajemen (lingkungan, mutu, K3 dan keamanan pangan) Sub Aspek CSR
Kriteria a.
Penerapan CSR
Indikator
SkorR
Ada kebijakan CSR, dilaksanakan, dilakukan pemantauan dan evaluasi serta ada pelaporan Ada kebijakan CSR, sudah dilaksanakan, dilakukan pemantauan dan evaluasi, tapi tidak ada pelaporan Ada kebijakan CSR, sudah dilaksanakan, namun belum dilakukan pemantauan, evaluasi dan pelaporan Ada kebijakan CSR namun belum dilaksanakan
4
Belum ada kebijakan CSR
0
3
2
1
113
Penjelasan: 1. Program Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang harus dilakukan perusahaan sebagai perwujudan kepedulian terhadap lingkungan sosial disekitarnya. Perusahaan tidak hanya memacu pencapaian ekonomi atau bisnis semata, tetapi juga memberikan perhatian terhadap pengembangan sosial, ekonomi masyarakat sekitar dan pengelolaan lingkungan. 2. Sumber Data/Informasi : Data sekunder: Program pengembangan CSR perusahaan. Laporan pelaksanaan program yang pernah dilakukan dalam 3 tahun terakhir. Data pendukung lainnya. Data Primer : Wawancara terkait dengan program CSR dan hasil penerapan yang telah dilakukan. 3. Cara/Justifikasi Penilaian : Identifikasi jenis kegiatan CSR Evaluasi hasil pelaksanaan program CSR Sub Aspek CSR
114
Kriteria b.
Alokasi dana CSR
Indikator
Skor
≥2% dari keuntungan perusahaan
4
≥1% dari keuntungan perusahaan
3
<1% dari keuntungan perusahaan
2
<0,5% dari keuntungan perusahaan
1
Belum ada alokasi dana CSR
0
Penjelasan: 1. Pelaksanaan CSR yang merupakan bentuk komitmen perusahaan terhadap pengembangan masyarakat dan perlindungan lingkungan memerlukan dukungan dana. Dana CSR ini biasanya dialokasikan dari sebagian keuntungan perusahaan dengan jumlah yang berbeda-beda pada setiap perusahaan. 2. Sumber Data/Informasi : Data sekunder: a) Program CSR yang telah dilakukan dalam 3 tahun terakhir b) Laporan keuangan perusahaan dalam 3 tahun terakhir c) Laporan pelaksanaan CSR dalam 3 tahun terakhir Data Primer : Wawancara terkait dengan program CSR. 3. Cara/Justifikasi Penilaian : a) Identifikasi program yang terkait dengan CSR b) Evaluasi persentase alokasi dana : rasio biaya pelaksanaan program CSR terhadap profit perusahaan
Sub Aspek Penghargaan
Kriteria Penghargaan terkait bidang produksi dan pengelolaan lingkungan industri yang pernah diterima
Indikator
Skor
>3 penghargaan
4
3 penghargaan
3
2 penghargaan
2
1 penghargaan
1
Belum ada penghargaan
0
115
Penjelasan: 1. Penghargaan terkait produksi dan pengelolaan lingkungan industri adalah salah satu bukti upaya perusahaan dalam menerapkan konsep industri hijau dalam kegiatan industrinya. Beberapa bentuk penghargaan terkait dengan penerapan konsep industri ramah lingkungan mulai berkembang. Beberapa bentuk kegiatan pemberian penghargaan terkait dengan pengembangan industri yang ramah lingkungan mulai dan terus berkembang saat ini, antara lain : Penghargaan Industri Hijau oleh Kementerian Perindustrian RI. Penghargaan Perusahaan Hijau (Green Business)/SRI-Kehati. Penghargaan Energi Bersih oleh Kementerian ESDM RI. Penghargaan Pengelolaan Minyak Sawit Berkesinambungan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO). Penghargaan yang relevan dari institusi internasional terkait dengan peran industri dalam implementasi kegiatan ramah lingkungan atau berkelanjutan. 2. Sumber Data/Informasi : Data sekunder: Bukti penghargaan terkait dengan pengembangan dan implementasi industri hijau. Data Primer : Wawancara terkait dengan penghargaan yang pernah diterima. 3. Cara/Justifikasi Penilaian : Identifikasi jenis penghargaan yang pernah diterima. Hitung jumlah penghargaan terkait dengan pengembangan industri hijau dalam skala nasional dan internasional yang pernah diterima dalam 3 tahun terakhir.
116
Sub Aspek Kesehatan karyawan
Kiteria Pemeriksaan kesehatan
Indikator
Skor
Dilakukan secara periodik setiap 3 bulan
4
Dilakukan secara periodik setiap 6 bulan Dilakukan secara periodik setiap 1 tahun
3
Dilakukan secara periodik >1 tahun Belum pernah dilakukan pemeriksaan kesehatan
1
2
0
Penjelasan: 1. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja sangat penting untuk meningkatkan derajat kesehatan dan produktivitas kerja. Kapasitas dan produktivitas pegawai sangat ditentukan oleh keadaan kesehatannya. Dimana hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk kebiasaan hidup sehari-hari dan kondisi lingkungan pekerjaan, yang pada akhirnya akan ikut menentukan kinerja masing-masing pegawai. Tujuan dari pemeriksaan kesehatan kepada pegawai adalah untuk memberi jaminan pegawai tersebut cocok untuk dipekerjakan dan tetap dalam keadaan bugar sepanjang masa kerja. Selain itu juga sebagai deteksi dini (screening) dan penanganan penyakit akibat kerja/penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan. Pelaksanaan dari pemeriksaan kesehatan pegawai juga memiliki landasan hukum yang mengatur, yaitu sesuai dengan UU Kesehatan No.23/1992. 2. Sumber Data/Informasi : Data sekunder: a) Laporan hasil pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dalam 3 tahun terakhir. Data Primer : a) Wawancara terkait dengan kegiatan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja.
117
3. Cara/Justifikasi Penilaian : a) Evaluasi terhadap laporan hasil pemeriksaan kesehatan tenaga kerja.
118