FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH TERHADAP DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN (DPLK MUAMALAT) (Studi Kasus Pada DPLK Muamalat Pusat )
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Disusun Oleh: Iing Suprihatin NIM 204046102924
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HDAYATULLAH JAKARTA 2010 M/1431H
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH TERHADAP DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN (DPLK MUAMALAT) (Studi Kasus Pada DPLK Muamalat Pusat ) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Oleh:
IING SUPRIHATIN NIM 204046102924
Dibawah bimbingan
Dr. H. Fuad Thohari, M.Ag NIP. 197003232000031
Drs. H. Ahmad Yani, M.Ag NIP. 196404121994031004
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M/ 1431H
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 18 Maret 8 Rabi’ul Awwal
2010 M 1431 H
Iing Suprihatin
ABSTRAK Iing Suprihatin, 204046102924 “FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH TERHADAP DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN (DPLK MUAMALAT) (Studi Kasus Pada DPLK Muamalat Pusat) Program Studi Muamalat, Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2010 ( xi + 97 + Lampiran) Permasalahan pada penelitian ini diantaranya adalah mengenai faktor yang mempengaruhi minat nasabah memilih Dana Pensiun pada DPLK Muamalat, mekanisme serta perkembagan Dana Pensiun Pada DPLK Muamalat Tahun (20062008) Metodologi yang penulis gunakan adalah mengunakan pendekatan kuantitatif diskriptif dengan tehnik pengumpulan data melalui survei lapangan, dan menggunakan data primer serta data sekunder. Faktor-faktor paling mempengaruhi minat nasabah terhadap Dana Pensiun pada DPLK Muamalat diantaranya adalah Adanya fatwa MUI Terhadap Prodak DPLK Muamalat hal ini terlihat dengan tingginya jawaban dari 30 responden terdapat 23 orang, hingga prosentasinya sebesar 76.7% selain itu juga simpanan yang aman sebanyak 21 orang (70 %), serta pelayanan yang ramah dari karyawan/karyawati DPLK Muamalat sebanyak 18 orang atau 18% yang setuju tentang faktor-faktor yang mempengaruhi minat nasabah terhadap danna pensiun DPLK Muamalat. DPLK Bank Muamalat Indonesia dalam melaksanakan kegiatan dana pensiun didasarkan pada aspek syariah, yaitu dengan menggunakan prinsip mudharabah yaitu titipan bagi hasil dimana bank mengelola dana tersebut untuk memperoleh keuntungan yang layak. Atas kehendaknya, kenuntungan tersebut dibagi sesuai dengan kesepakatan bersama. Dan simpanan ini merupakan fasilitas yang diberikan oleh bank Indonesia untuk memberikan kesempatan kepada pihak yang berlebihan dana untuk menyimpan dana di bank. Perkembangan DPLK dari tahun 2006-2008 terlihat peningkatan pada aktiva lancar dari Rp 89,029,318,685 pada tahun 2006 naik menjadi Rp 117,442,401,342.00 hingga pada tahun 2008 menjadi Rp 150,964,590,664. hal ini juga diikuti dengan kenaikan hasil investasi terlihat sebagaimana pada tahun 2006 12.49% turun menjadi 10.19% pada tahun 2007 turun 2.3% dan p-ada tahun 2008 hasil investasi turun menjadi 6.03% atau 4.16%.
Kata Kunci: Faktor, Minat, Nasabah, DPLK Muamalat
v
KATA PENGANTAR
S
egala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala Rahmat-Nya, hingga skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada junjungan alam Baginda Besar Nabi Muhammad SAW. Penulisan karya Ilmiah dalam bentuk sekripsi ini merupakan salah satu bagian syarat untuk menyelesaikan studi strata satu (S1) guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kebahagiaan yang tak ternilai bagi penulis secara pribadi adalah dapat mempersembahkan yang terbaik kepada kedua orangtua, seluruh keluarga dan pihakpihak yang telah ikut andil dalam penyelesaian karya ilmiah ini. Sebagai bentuk penghargaan yang tidak terlukiskan, penulis sampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada: 1. Prof. Dr Komarudin Hidayat. MA. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Dr. Euis Amalia, M. Ag, Ketua Program Studi Muamalat dan Ah. Azharuddin Lathif, M. Ag, Sekretaris Program Studi Muamalat yang telah membantu penulis secara tidak langsung dalam menyiapkan skripsi ini.
iv
4. Drs. Djawahir Hajazziey, SH, MA Ketua Program Non Reguler dan Drs. H. Ahmad Yani, M.Ag. Sekretaris Program Non Reguler. 5. Dr. H. Fuad Thohari, M.Ag dan Drs. H. Ahmad Yani, M.Ag sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya memberikan bimbingan dan pengarahan serta bantuan literatur dalam proses penyelesaian tugas akhir ini. 6. Dr. H. Supriyadi Ahmad, M.A dan Drs. Djawahir Hajazziey, SH, MA sebagai penguji yang sudah memberikan solusi mengenai skripsi (hasil penelitian) saya ini. 7. Ibu Lilik Istiqoriyah, S.Ag, SS kaur perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta setaf-setafnya
yang tak
bosan-bosanya melayani penulis dalam proses penulisan sekripsi ini. 8. Segenap pengurus dan pegawai Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Jakarta yang telah membantu penulis dalam mencari data-data yang diperlukan. 9. Pihak PT. Bank Muamalat Indonesia Pusat Cab.Slipi, terutama Bapak Arif Fauzan selaku DPLK Muamalat, dan Mbak Susi, Mbak Reren yang telah memberikan informasi dan data yang diperlukan penulis dalam penulisan skripsi ini. 10. Muamalat Institute Karawaci dan Muamalat Institute Slipi, buat Mbak Narti, Mas Rohim, Mas Prio terima kasih untuk bantuannya. 11. Kedua orang tuaku : Mamah yang melahirkan aku, do’a nok selalu tuk mamah. Bapak yang tiap saat medukung hingga saat ini. Mamah yang tidak
v
melahirkanku, selalu perhatian ke-aku. Kakak-kakakku, A’ugeng dan A’Ugun selalu menyemangatkan nok’ adikmu ini. Dan adikku Much.Agim, dan Agil. Keluarga besarku tanpa terkecuali, terimakasih untuk kebersamaan, do’a, kebahagiaan, kesedihan, tawa, tangis, dan dukungan yang lebih dari apapun, bahkan lebih banyak dari yang penulis harapkan. 12. Sahabat terbaikku Mbak Ida, Mbak Winny, Mbak Mimah,
Mbak Amla,
Mbak Fitri. Dan semua teman- teman angkatan 2004 terkhusus PS- C yang tidak tersebutkan satu-persatunya, dan juga PS-A,B,D. 13. Teman-teman yang tak akan terlupakan untuk Ku : Musthofa (ma2s’), Ngudi (barengan sidang Qte), Rama (ma’e), Fajar (pak’ust.). Teman kozn yang lebih dari teman yaitu sahabat hidup senang, sedih bersama dan seperjuangan sehari-harinya, Noe (lem’), Reyna (amel), Dini (ndut), Melly (komel), Itha (syerlitha), kozn di Pak’jaimin Kokom, Iyut, Yayan, Idung, Dafi, Sandi, A”, dan Ibu Suji, Bude, Pa’de. Dan tak terlupakan seseorang disana yang selalu menemaniku. Teman- temen yang bergabung di Muamalat Institute, temantemanku di rumah TNG, terima kasih telah menemani perjalanku selama ini semoga tak berakhir sampai disini, tetap terus terjalin sampai nanti sampai akhir hayat. Amin, Lov U All??? 14. Perpustakaan Pusat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum, Perpustakaan Pasca Sarjana UI Salemba, untuk semua staf yang telah membantu penulis mencari buku referensi yang diperlukan.
vi
Penulis berdoa untuk semuanya semoga amal baik mereka semua yang ikhlas membantu dan saling bekerjasama satu sama lainnya. Maka, akan dibalas dan diridhoi oleh Allah SWT dengan pahala yang berlipat ganda. Dan penulis berharap semoga skripsi (hasil penelitian) saya ini dapat bermanfaat dan juga menjadi sumbangan positif bagi banyak pihak.
Jakarta, Maret 2010
Penulis
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI......................................................................................................... iii KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix DAETAR TABEL ................................................................................................ ix
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah............................................ 10 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 10 D. Studi Reviw Terdahulu ................................................................. 11 E. Sistematika Penulisan ................................................................... 14
BAB II
LANDASAN TEORI DANA PENSIUN A. Dana Pensiun ................................................................................. 16 B. Landasan Hukum Dana Pensiun ................................................... 23 C. Fungsi dan Macam-macam Dana Pensiun .................................... 25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Prosedur Penelitian........................................................................ 34 B. Lokasi Penelitian ........................................................................... 36 C. Jenis Penelitian .............................................................................. 36 D. Pendekatan Penelitian ................................................................... 37 E. Jenis dan Sumber Data .................................................................. 37 F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 38 G. Metode Penentuan Sampel ............................................................ 40 H. Metode Analisis Data .................................................................... 40 vii
I. Uji Valididitas dan Relibilitas ....................................................... 45 J. Prosedur Pengelolahan Data Penelitian ........................................ 48
BAB IV
DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN ANALISA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH TERHADAP DPLK MUAMALAT A. Gambaran Umum Objek Penelitian .............................................. 50 B. Faktor yang Mempengaruhi Minat Nasabah Memilih Dana Pensiun pada DPLK Muamalat. ................................................... 56 C. Mekanisme
Operasional
Dana
Pensiun
pada
DPLK
Muamalat....................................................................................... 70 D. Perkembagan Dana Pensiun Pada DPLK Muamalat Tahun (2006-2008) ................................................................................... 88
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................... 91 B. Saran .............................................................................................. 92
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 93 LAMPIRAN ......................................................................................................... 96
viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya dan seluruh masyarakat Indonesia secara berkesinambungan sejak muda sampai lanjut usia. Masyarakat Indonesia dikenal dengan masyarakat agraris. Dengan semakin berkembangnya dan bertumbuhnya perekonomian, struktur ekonomi yang berintikan kekuatan industri dengan dukungan sektor pertanian menjadi tujuan. Dengan begitu terjadi pergeseran era, yaitu “Era Agraris” ke “Era Industrial”. Pergeseran ini tentunya menimbulkan pergeseran nilai kehidupan masyarakat serta pola hidup maupun tingkah laku, yang mengimplikasikan harapan akan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Setiap orang tidak hanya memikirkan kesejahteraan di saat bekerja tapi juga memikirkan kesejateraan di masa tua atau pensiun. Bergesernya pola kehidupan akibat globalisasi akan terus berlangsung. Di mana dahulu, orang tua kita merasakan bahwa sebagai balas budi. Anda sebagai anak harus menjaga dan menghidupi orang tua anda di saat orang tua anda tidak lagi produktif, semua ini sudah semakin pudar. Ditambah lagi, Pemerintah Indonesia belum bisa memberikan jaminan hari tua kepada seluruh masyarakat Indonesia yang telah masuk masa pensiun,
1
2
sehingga anda sekarang haruslah bertanggung jawab terhadap kehidupan anda sendiri, baik di masa produktif umumnya dan masa pensiun khususnya. Salah satu prasarana yang mutlak dibutuhkan adalah “jaminan hari tua” atau pensiun. Jaminan hari tua pada hakikatnya adalah memberikan kesejahteraan di hari tua dalam time frame lanjut usia, yang akan dinikmati oleh mereka yang saat ini masih muda. Wujud nyata dari jaminan hari tua adalah program pensiun, yang di Indonesia dikenal dengan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) atau Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK).1 Diera pada tahun 70-an sampai dengan tahun 80-an, masyarakat Indonesia berlomba-lomba masuk menjadi pegawai negeri dengan tujuan untuk memperoleh pensiun dimasa tuanya. Pensiun merupakan dambaan memperoleh penghasilan setelah berakhir masa kerja seseorangan dan pada masa itu masyarakat masih berpikir bahwa ketika menjelang usia pensiun adalah masa yang sudah tidak produktif lagi. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika pilihan utama mereka terjun ke dunia kerja adalah pegawai negeri, karena pegawai negerilah pada saat itu memberikan kepastian adanya pensiun. Jika pada era 70-an sampai 80-an belum banyak perusahaan yang menyediakan dana pensiun bagi karyawannya, maka diera tahun 90-an akan menjadi sebaliknya. Apabila setelah keluarnya UU Nomor 11 Tahun 1992 yang mengatur tentang Dana Pensiun. Hampir seluruh perusahaan dewasa ini telah menyelenggarakan dana pensiun bagi karyawannya, 1
Pentingnya Mengenal dan Memahami Lembaga Dana Pensiun, artikel diakses pada tanggal 24 Februari 2009 dari http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/eureka/2003/0523/eur1.htm
3
baik yang dikelola sendiri atau lewat lembaga lain. Bahkan bagi perusahaan yang tidak menyelenggarakan dana pensiun bagi karyawannya, banyak alternative pilihan untuk memperoleh pensiun dari lembaga lainnya.2 Dana
Pensiun
adalah
merupakan
upaya
untuk
mempertahankan
kesejahteraan pada saat orang tersebut sudah tidak bekerja lagi (pensiun). Dengan demikian, pada masa seseorang masih produktif (masih bekerja), ia mendapat ketenangan karena adanya jaminan kesinambungan pendapatan pada saat seorang karyawan sudah pensiun. Bagi perusahaaan karyawannya bekerja secara tenang akan diuntungkan karena kondisi tersebut dapat meningkatkan loyalitas dan produktifitas karyawannya. Di AS, dana pensiun dapat dikelola oleh perusahaan tempat pegawai bersangkutan bekerja atau dikelola oleh suatu badan hukum yang terpisah. ERISA (Employee Retirement Income Security Act of 1974) adalah aturan yang digunakan untuk usaha dana pensiun di Amerika Serikat. Pada Undang-undang ini mengatur serta mendefinisikan tugas “amanah” (Fiduciary Duties) dan persyaratan serta ketentuan tentang dana pensiun, sedangkan di Indonesia diatur oleh Undang-undang No.11 tahun 1992 tentang dana pensiun.3
2
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001), edisi.revisi, cet 5, hal 289. 3
Subagyo, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Yogyakarta : Bagian Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN,2005), edisi kedua, Cet 2, hal 168.
4
Maka dari pengertiannya suatu perusahaan dana pensiun itu secara umum dapat dikatakan merupakan perusahaan yang memungut dana dari karyawan dari suatu perusahaan dan memberikan pendapatan kepada peserta pensiun sesuai perjanjian. Artinya Dana Pensiun dikelola oleh suatu lembaga dan memungut dana dari pendapatan para karyawan suatu perusahaan, kemudian membayarkan kembali dana tersebut dalam bentuk pensiun dapat diberikan pada saat karyawan tersebut sudah memasuki usia pensiun atau ada sebab-sebab lain sehingga memperoleh hak untuk mendapatkan dana pensiun. Dan pengertian pensiun itu sendiri adalah hak seseorang untuk memperoleh penghasilan setelah bekerja sekian tahun dan sudah memasuki usia atau ada sebab-sebab lain sesuai dengan perjanjian yang sudah ditetapkan.4 Adanya dana pensiun tidak hanya menguntungkan karyawan saja, perusahaan (pemberi kerja) juga diuntungkan yaitu memelihara legalitas karyawan sehingga mengurangi tingkat turnover karyawan, meningkatkan semangat produktivitas karyawan dan meningkatkan kompetensi pasar tenaga kerja. Jadi, pemberian dana pensiun menguntungkan kedua belah pihak yaitu karyawan dan pemberi kerja. Tugas
yang
dipikul
dana
pensiun
adalah
mengelolah
dan
menginvestasikan dan yang dihimpun dari kontribusi yang dibayarkan oleh pemberi kerja, serta membayarkan manfaat pensiun kepada karyawan dimasa 4
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001), edisi.revisi, cet 5, hal 295 .
5
pensiun. Oleh karena itu, pengelolahan secara profesioanal supaya dana yang terkumpul bisa di manfaatkan dan diinvestasikan sebaik-baiknya yaitu diinvestasikan kepada sektor-sektor yang aman (memiliki risiko investasi yang rendah) dan cepat menghasilkan sesuai dengan arahan investasi yang ditetapkan oleh pendiri dan dewan pengawas.5 Dana pensiun yang ada dalam berbagai bentuk, dalam suatu perekonomian yang telah maju adalah investor kelembagaan (Institusional Investor) dan para pelaku yang penting lainnya dalam pasar-pasar keuangan. Dana Pensiun berperan penting karena sejumlah alasan. Pertama, pendapatan dan kekayaan tumbuh terusmenerus setelah periode PD II, yang menyebabkan rumah tangga memiliki lebih banyak uang bagi tabungan jangka panjang. Kedua, usia penduduk semakin panjang dan mereka mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan keuangan yang lebih banyak bagi periode pensiun yang lebih panjang. Ketiga, pensiun merupakan kompensasi bagi karyawan yang bebas pajak, sampai karyawan-karyawan pensiun dan pendapatan mereka dari pekerjaan berhenti mengalir. Adapun tipe-tipe dari Dana Pensiun yaitu yang digunakan secara luas. Program Pensiun Iuran Pasti Dalam program pensiun iuran pasti, sponsor program pensiun hanya bertanggung jawab untuk membuat atau menetapkan kontribusi (iuran) dalam jumlah tertentu kedalam program pensiun atas nama peserta pensiun yang
5
Anwar, Santoso, Peraturan Dana Pensiun. www.djlk.depkeu.90 bab iii.htm.27 juli 2005.
6
memenuhi syarat. Jumlah uang yang dikontribusikan biasanya didasarkan pada persentase dari gaji karyawan atau dari laba. Program Pensiun Keuangan Pasti Dalam program pensiun keuangan pasti, setuju untuk melakukan pembayaran-pembayaran dalam jumlah tertentu kepada karyawan-karyawan yang memenuhi syarat setelah mereka pensiun (dan sejumlah pembayaran kepada ahli waris jika karyawan meninggal sebelum pensiun). Pembayaran pensiun ditentukan oleh suatu formula yang biasanya mempertimbangkan masa kerja dan penghasilan karyawan. Program Pensiun Hibrida Program
pensiun
ini,
yang
dinamakan
“designer
pension”,
mengombinasikan karakteristik-karakteristik dari kedua tipe program pensiun yaitu (Program Pensiun Iuran Pasti dan Program Pensiun Keuangan Pasti). Designer Pension pertama kali muncul pada tahun 1985, dan program ini telah dipakai oleh 80 % perusahaan dan pemberi kerja publik di Amerika Serikat.6 Pada peraturan dana pensiun di Indonesia adanya sistem pendanaan suatu program pensiun memungkinkan terbentuknya akumulasi dana, yang dibutuhkan untuk memelihara kesinambungan penghasilan peserta program pada hari tua. Keyakinan akan adanya kesinambungan penghasilan tersebut menimbulkan
6
Frank J. Fabozzi, Franco Modigliani, dan Michael G. Ferri, ”Pasar dan Lembaga Keuangan”, (Jakarta: Salemba Empat, 1999), edisi pertama, hal 161.
7
ketentraman kerja, sehingga akan menimbulkan motivasi kerja karyawan yang pada gilirannya diharapkan akan meningkatkan produktivitas. Kemudian, mengingat akan manfaat program pensiun yang begitu besar, baik bagi peserta maupun bagi masyarakat luas. Maka upaya pengembangan penyelenggaraan program pensiun selama ini telah didukung oleh pemerintah melalui peraturan perundangan di bidang perpajakan yaitu dengan pemberian fasilitas penundaan pajak (penghasilan) sebagaimana tertuang dalam Pasal 4 ayat (3) huruf h UU No.7 Tahun 1983 tentang pajak penghasilan yang lengkapnya sebagai berikut : “Iuran yang diterima atau yang diperoleh Dana Pensiun yang disetujui Menteri Keuangan, baik yang dibayar oleh Pemberi Kerja maupun oleh Karyawan, dan penghasilan Dana Pensiun serupa dari modal yang ditanamkan dalam bidangbidang tertentuberdasarkan Keputusan Menteri Keuangan tidak termasuk dari objek pajak”.7 Pendirian DPLK oleh suatu perusahaan seperti asuransi jiwa diduga karna adanya peluang bahwa pembayaran manfaat pensiun kepada peserta diharuskan secara anuitas secara seumur hidup. Dengan kata lain, DPLK harus memberi program anuitet dari perusahaan asuransi jiwa. Dengan mutualistis atau hubungan yang saling menguntungkan, sebab perusahaan asuransi jiwa mendapat semacam transfer fee dari DPLK atas pembelian program anuitet. 7
Dahlan Siamat, ”Manajemen Lembaga Keuangan”, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1999), edisi kedua, hal 484.
8
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan betapa pentingnya dana pensiun bagi setiap orang. Dengan program pensiun, kesejahteraan dan pendapatan seseorang pada hari tua lebih terjamin. Sementara itu bagi perusahaan, program pensiun dapat menciptakan ketenangan kerja bagi karyawan yang mengetahui bahwa kesejahteraan disempurnakan tugasnya telah terjamin, yang pada gilirannya mereka akan loyal terhadap perusahaan serta akan bekerja lebih produktif. Demikian pula pemimpin perusahaan akan mendapat ketenangan untuk bekerja kaprena tidak akan timbul program PHK besar sebagai bagian dari program pensiun.8 Sistem syariah juga telah merambat diproduk dana pensiun. Adalah pada PT Principal Indonesia, sebuah perusahaan yang memang bergerak di dana pensiun yang pernah mencoba memulai mengembangkan dan pensiun dengan sistem syariah. Prinsip dasarnya tentu saja tetap sama, yakni dana yang terkumpul akan di investasikan pada jenis-jenis usaha yang tidak melanggar kaidah islam. Namun, sayang dalam perjalanan perusahaan ini mengalami kesulitan likiditas, dan akhirnya di akuisisi perusahaan sehingga program dana pension syariahnya terhenti. Selain PT Principal, perusahaan yang telah bergerak di dana pensiun syariah adalah PT Bank Muamalat Indonesia (BMI), semula BMI hanya
8
RIVAI, Veithzal dan Prof. Dr.H. Veithzal Rivai, M.B.A. dan Andria Permata Veithzal, B.Acct., M.B.A. dan Ferry N. Idroes, S.E., M.M, Bank dan Financial Institution Management, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2007), edisi pertama, hal 1066.
9
mengelola pensiun pada karyawannya sendiri saja. Namun, produk terus meningkat dan BMI pun berfikir untuk meluaskan jangkauan pemasarannya. Pemasaran produk ini dilakukan sampai ke daerah-daerah dengan memanfaatkan jaringan Kantor Cabang Bank Muamalat.9 Masih ada anggapan di masyarakat bahwa bank syariah hanya diperuntukkan untuk muslim saja, padahal ini tidaklah benar. Bank Islam atau bank syariah tidak khusus diperuntukkan untuk sekelompok orang, namun sesuai dengan landasan Islam yang “rahmatan lil „alamin”, didirikan guna melayani masyarakat tanpa membedakan keyakinan yang dianut. Bagi kaum muslimin, kehadiran bank syariah adalah memenuhi kebutuhannya, namun bagi masyarakat lainnya, bank Islam adalah sebagai sebuah alternatif lembaga jasa keuangan di samping perbankan konvensional yang telah ada.10 Dengan adanya kajian penelitian terdahulu, maka penulis pun tertarik untuk mengangkat penelitian yang berkaitan dengan adanya Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) ini ke dalam sebuah skripsi yang berjudul “FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH TERHADAP DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN (DPLK MUAMALAT), (Studi Kasus Pada DPLK Muamalat Pusat)”
9
Mustafa Edwin Nasution, ”Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam”, (Jakarta: Kencana, 2007) edisi pertama, cet 2, hal 291. 10
Muhammad, ”Manajemen Dana Bank Syariah”, (Yogyakarta: Ekonisia, 2004), cet 1, hal.
182- 183.
10
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Dari persoalan yang telah dideskripsikan dan melihat permasalahan yang berkaitan dengan adanya pembentukan Dana Pensiun syariah, maka penulis membatasi masalah pada proses dalam suatu pemasaran terhadap Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK Muamalat) . 2. Perumusan Masalah Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah: 1. Apa saja faktor
yang mempengaruhi minat nasabah memilih Dana
Pensiun pada DPLK Muamalat? 2. Bagaimana mekanisme operasional Dana Pensiun pada DPLK Muamalat? 3. Bagaimana perkembagan Dana Pensiun Pada DPLK Muamalat Tahun (2006-2008)?
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan yang penulis rumuskan di atas, ada beberapa tujuan yang ingin dicapai diantaranya: 1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat nasabah memilih Dana Pensiun pada DPLK Muamalat. 2. Untuk mengetahui mekanisme operasional Dana Pensiun pada DPLK Muamalat?
11
3. Mengetahui perkembagan Dana Pensiun Pada DPLK Muamalat Tahun (20062008). Manfaat dari hasil penelitian dan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Teoritis: penelitian ini berguna untuk memberikan informasi dan kontribusi bagi kalangan intelektual, pelajar, praktisi, akademisi, institusi dan masyarakat umum yang ingin mengetahui lebih jauh factor yang mempengaruhi minat nasabah terhadap dana pensiun pada DPLK Muamalat. 2. Praktis: Penulisan skripsi ini diharapkan menjadi input bagi perbankan syariah indonesia dan lembaga pengelola dana pensiun. 3. Kebijakan: Penelitian ini diharapkan juga dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi DPLK Muamalat
maupun PT. Bank Muamalat dalam
mengambil kebijakan pengelolaan Dana pensiun. 4. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi masyarakat mengenai Mekanisme dana pensiun pada DPLK Muamalat.
D. Review Studi Terdahulu Berdasarkan telaah yang telah dilakukan terhadap beberapa sumber kepustakaan, penulis melihat bahwa masalah pokok dalam penelitian ini masih kurang mendapatkan perhatian, untuk mengatakan belum pernah diteliti. Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya antara lain:
12
1. Judul skripsi “ANALISIS PERILAKU DANA PENSIUN DAN TABUNGAN HARI TUA ATAU JAMINAN HARI TUA (Studi Kasus: PT. BANK CENTRAL ASIA Tbk)”, oleh: Polma Lisva Zuesty Marbun, tahun 2006, penerbit: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Jakarta. Permasalahan yang diteliti dalam skripsi ini mengenai mekanisme yang digunakan dalam ketentuan Undang-undang tentang adanya Dana Pensiun, Tabungan Hari Tua. Membahas akan topik pada suatu manfaat Dana Pensiun, Tabungan Hari Tua atau Jaminan Hari Tua. Bahwa pada aplikasinya Dana Pensiun, Tabungan Hari Tua atau Jaminan Hari Tua pada PT Bank Central Asia Tbk. Telah sesuai dengan peraturan perpajakan dan akutansi yang berlaku yang ditetapkan oleh pemerintah. 2. Judul skripsi “SISTEM INFORMASI PEMBAYARAN DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN (Studi Kasus: DPLK)”, oleh: Reni Ayulisida, tahun 2007, penerbit: Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STIMIK) Perbanas Jakarta. Permasalahan yang diteliti dalam skripsi ini mengenai mekanisme yang digunakan dalam pembayaran Dana Pensiun yang terbagi dua macam, yaitu : a. Pembayaran Dana Pensiun Program Iuran Pasti, b. Pembayaran Dana Pensiun Program Pengalihan Dana. Dalam Program Pengalihan Dana terdiri dari dua macam, yaitu :
13
a. Program Pengalihan Dana dari DPPK (Dana Pensiun Pemberi Kerja) ke DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan), b. Program Pengalihan Dana dari DPLK ke DPLK yang lain. Pembahasan skripsi ini, membahas akan prosedur pembayaran dan program pengalihan dana pensiun dari DPPK ke DPLK. Namun, skripsi ini lebih terfokus pada proses pengalihan dana, proses pencairan dana sampai dengan pembayaran dana pensiun, pembahasan disini tidak membahas tentang mengenai
perhitungan bunga pajak atau biaya administrasi peserta dana
pensiun. 3. Judul skripsi “TANGGAPAN DAN HARAPAN NASABAH TERHADAP DANA PENSIUN
LEMBAGA
KEUANGAN
BANK
MUAMALAT
INDONESIA” (Studi kasus DPLK BMI Cabang Bogor), oleh: Andri Isma’il Tholabi, tahun 2004, penerbit: Universitas Djuanda Bogor. Permasalahan yang diteliti dalam skripsi ini mengenai tanggapan dan harapan terhadap DPLK di Bank Muamalat Indonesia yang belum diketahui sampai saat ini. Oleh karena itu, DPLK BMI perlu mengetahui apa tanggapan dan harapan nasabah sehingga dapat lebih memperbaiki yang kurang pada masa saat ini, dan meningkatkan yang sudah baik dimasa yang akan datang. 4. Judul skripsi “TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGELOLAAN DPLK PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA”, oleh: Nurul Amalia, tahun 2006, penerbit: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
14
Permasalahan yang di teliti dalam skripsi ini mengenai bagaimana mekanisme pengelolaan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK), dan apa tinjauan hukum Islam terhadap mekanisme pengelolaan akan DPLK di DPLK BMI. Oleh karena itu, dana pensiun yang dibentuk dalam program pensiun iuran pasti, dan mengenai tinjauan hukum Islam dalam pelaksanaannya DPLK BMI dikelola berdasarkan konsep syariah yaitu menggunakan konsep titipan bagi hasil (mudharabah). Dimana lembaga DPLK mengelola dan nasabah agar diperoleh keuntungan, dari keuntungan yang diperoleh dengan kesepakatan bersama. Pembahasan yang terlihat pada kajian pustaka terdahulu mengenai akan Dana Pensiun pada DPLK
Muamalat.
Dengan suatu perihal-perihal yang
sebagaimana dikaji oleh skripsi-skripsi terdahulu, yaitu Dana Pensiun pada DPLK Muamalat dapat dikatakan sebagai tabungan hari tua yang sesuai dengan UU No 11 tahun 1992. Dan mengenai hukum-hukum tentang DPLK atau pembayaran, pengalihan, pencairannya sesuai pajak. Pada studi terdahulu telah mengkaji akan Dana Pensiun yang khususnya pada DPLK Muamalat. Sebagian besar sudah tergambar adanya suatu pokok pembahasan mengenai Dana Pensiun yaitu sebagai tabungan hari tua, dan DPLK Muamalat memiliki ketetapan hukum-hukum yang sudah sesuai dengan adanya UU No 11 tahun 1992. Oleh karena itu, penelitian skripsi yang ingin dibahas peneliti tentang Dana Pensiun pada DPLK Muamalat, yang lebih mengenai akan
15
minat atau respon responden (nasabah) terhadap lembaga DPLK Muamalat saat ini.
E. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah penulisan ini, maka disusun sistematika penulisan yang terdiri lima bab dengan rincian sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, sistematika penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI Bab ini membahas tentang dana pensiun yang meliputi; Pengertian dana pension, Pengertian dana pensiun lembaga keuangan serta landasan hukum dana pension, juga fungsi dan macam-macam dana pensiun
BAB III
METODE PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metodelogi penelitian yang berisikan tentang, Jenis Penelitian, Metode
Penentuan Sampel, Metode
Pengumpulan Data, Metode Analisa Data, Lokasi Penelitian, Uji Valididitas dan Relibilitas, Prosedur Pengelolahan Data Penelitian
16
BAB IV
DISKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN ANALISA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH TERHADAP DPLK MUAMALAT Bab ini membahas mengenai Objek penelitian, Faktor
yang
mempengaruhi minat nasabah memilih Dana Pensiun pada DPLK Muamalat, Mekanisme Operasional Dana Pensiun pada DPLK Muamalat, Perkembagan Dana Pensiun Pada DPLK Muamalat Tahun (2006-2007). BAB V
PENUTUP Pada bab ini penulis akan memberikan kesimpulan dan saran-saran dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya.
BAB II LANDASAN TEORI DANA PENSIUN
A. Dana Pensiun 1. Pengertian dana pensiun Pengertian dana pensiun secara umum merupakan dana yang sengaja dipungut oleh perusahaan dari karyawannya dan merupakan pendapatan yang akan diperoleh seseorang setelah mengabdi atau bekerja selama sekian tahun. Pensiun diberikan pada saat karyawan tersebut sudah memasuki usia ataupun sebab-sebab lain. Menurut UU No.11 Tahun 1992, tentang dana pensiun adalah : “Dana Pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun”.1 Dari definisi tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dana pensiun merupakan lembaga atau badan hukum yang mengelola program pensiun yang dimaksud untuk memberikan kesejahteraan kepada karyawan suatu perusahaan terutama yang telah pensiun. Penyelenggaraan program tersebut dapat dilakukan oleh pemberi kerja atau dengan menyerahkan kepada lembaga-lembaga keuangan yang menawarkan jasa pengelolaan program pensiun, misalnya Bank-bank umum atau pada perusahaan asuransi jiwa. Jadi, 1
Republik Indonesia, UU No.11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun.
16
17
Dana Pensiun merupakan lembaga atau badan hukum yang mengelola program pensiun yang dimaksudkan untuk memberikan kesejahteraan kepada karyawan suatu perusahaan terutama yang telah pensiun.2 Selanjutnya
pengertian
Pensiun
adalah
hak
seseorang untuk
memperoleh penghasilan setelah bekerja sekian tahun dan sudah memasuki masa pensiun atau ada sebab-sebab lain sesuai dengan perjanjian yang telah di tetapkan. Penghasilan dalam hal ini biasanya diberikan dalam bentuk uang dan besarnya tergantung dari peraturan yang ditetapkan. Jadi kegiatan perusahaan dana pensiun adalah memungut dana dari iurn yang dipotong dari pendapatan karyawan suatu perusahaan. Iuran ini kemudian diinvestasikan lagi ke dalam berbagai kegiatan usaha yang dianggap paling menguntungkan. Bagi peruasahaan dana pensiun uiran yang dipungut dari para karyawan suatu perusahaan tidak dikenakan pajak. Hal ini dilakukan pemerintah dalm rangka pengembangan program pensiun kepada masyarakat luas, seperti yang tertuang dalam peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan yang memberikan fasilitas penundaan pajak penghasilan seperti dalam Undang-undang No.7 tahun 1983 tentang pajak penghasilan: “Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang di setujui Menteri Keuangan, baik yang dibayar oleh pemberi kerja maupun oleh karyawan dan penghasilan dan pensiun dari modal yang ditanamkan dalam bidang-bidang 2
Dahlan Siamat, ”Manajemen Lembaga Keuangan”, (Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI, 2004), edisi keempat, hal 466.
18
tertentu berdasarka keputusan Menteri Keuangan tidak termasuk dari objek pajak.3 Sebagai pendiri adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perbankan dengan pengelolaan berdasarkan syariat Islam. Sejak beroperasi tahun 1992. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK Muamalat) merupakan bagian dari produk pada PT Bank Muamalat, Tbk. Perilaku konsumen Menurut Basu Swasta dan Handoko (consumer behavior) dapat didefinisikan sebagi kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Ada dua elemen penting dari perilaku konsumen yaitu proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik, yang semua ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa ekonomi.4 Produk Dana Pensiun pada DPLK Muamalat sama dengan merupakan produk jasa. Ada beberapa pendapat teori mengenai produk jasa di bawah ini :
3
Kasmir, “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), hal 310. 4
Basu Swasta dan Hani Handoko, “Manajemen Pemasaran : Analisa Perilaku Konsumen” (Yogyakarta: BPFE, 2000). edisi pertama, cet 3.
19
Tabel 2.1 Tentang Indikator Teori Minat Teori Minat / Beli Menurut Indikator - Masalah kebutuhan Kotler dan Keller - Mencari informasi (2006) - Evaluasi/ Menilai - Kepuasan - Produk Stimulus (Respon) - Merk B.F. Skinner - Layanan Gestalt - Faktor lingkungan - Kualitas Ajianto & Abdurrachan - Referensi - Merk Menurut David L.Scott (1988): “Pension funds is a financial institution that controls assets and disburses income to people after they have retired from gainful employment”.5 Menurut FE Perry (1993): “Pension funds is an investment maintained by companies and other organization’s pension scheme”.6 2. Pengertian Dana Pensiun Lembaga Keuangan Dana Pensiun Lembaga Keuangan adalah dana pensiun yang dibentuk oleh Bank dan perusahaan Asuransi Jiwa yang menyelenggarakan program pensiun iuran pasti (PPIP) bagi perseorangan, baik karyawan maupun pekerja mandiri yang terpisah dari dan pensiun pemberi kerja bagi karyawan Bank atau perusahaan Asuransi Jiwa yang bersangkutan. 5
Scott, L. David, Bank dan Financial Institution Management (,Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2007), edisi pertama, hal 257. 6 Perry. F.E.,AA, Bank dan Financial Institution Management (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2007), edisi pertama, hal 245.
20
Sesuai dengan Undang-undang No. 11 tahun 1992 yanng ditunjuk untuk menyelenggarakan program DPLK adalah Bank atau Perusahaan Asuransi Jiwa dengan batasan bahwa kekayaan, pengelolaan dana maupun program-progarmnya terlepasa dari badan pendirinya, hal ini dilakukan agar kelangsungan hidup DPLK dan pesertanya terjamin. Adapun bentuk program Pensiun pada DPLK, adalah untuk: a. Tujuan diadakan program pensiun pada DPLK Menciptakan sumber dana baru yang bersifat jangka panjang untuk membiayai pembangunan. Salah satu kebijakan pemerintah dalam pembangunan jangka panjang adalah menggali dan mengembangkan sumber-sumber dana pembangunan yang berasal dari masyarakat. Sistem pendanaan program pensiun memungkinkan terbentuknya akumulasi dana yang merupakan salah satu sumber dana yang diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan pembangunan nasional.7 Dengan tersedia modal masyarakat yang luar biasa melalui bank maupun perusahaan asuransi, jelas akan menggerakkan laju pembangunan nasional secara keseluruhan serta akan menjadi motor yang sangat tangguh dalam program tinggal landas Indonesia.
7
Imam Sudjono, Dana Pensiun Lembaga Keuangan, (Jakarta: Gramedia, 1999), hal 8.
21
1) Meningkatkan pendapatan dari biaya yang didasarkan dari pendapatan bank (bagi bank pengelola DPLK). Akumulasi dana yang tersimpan pada perusahaan pendiri akan menghasilkan bunga dana yang merupakan pendapatan. Disamping itu pendiri juga memperoleh pendapatan profesi apabila mengelola DPLK. 2) Membantu
pemerintah
dalam
upaya
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat di hari tua. Dengan adanya program pensiun yang dimiliki para karyawan dan pekerja mandiri akan mendukung meningkatnya taraf hidup masyarakat, karena pada masa purnabakti, mereka mendapatkan tambahan pendapatan secara tetap setiap bulannya.
b. Manfaat DPLK Muamalat Dengan menjadi peserta Dana Pensiun Muamalat akan timbul manfaat dari materi maupun non materi baik bagi perusahaan maupun karyawan. 1) Bagi Perusahaan a) Meningkatkan Efisiensi : 1. Penyelenggaraan administrasi 2. Tidak perlu memiliki tenaga khusus untuk melakukan investasi 3. Iuran bagian perusahaan sebagai biaya, sehingga mengurangi pajak b) Loyalitas karyawan yang dapat meningkatkan produktivitas kerja c) Mengurangi turn over karyawan potensial d) Citra perusahaan meningkat
22
2) Bagi Karyawan a) Memiliki kepastian akan adanya jaminan hari tua dan keluarga b) Ketenangan dalam bekerja c) Menambah pendapatan tidak kena pajak (PTKP) d) Pengelolaan yang aman karena ditangani oleh tenaga profesional dengan hasil yang optimal Sedangkan manfaat pensiun yang akan dinikmati oleh peserta atau ahli warisnya adalah : 1) Bagi Peserta a) Pensiun Hari Tua (PHT) : mulai dibayar pada usia Pensiun Normal (antara 45-65 tahun) tergantung kesepakatan pada saat pendaftaran. b) Pensiun dipercepat : dapat dibayarkan sesudah usia peserta mencapai sekurang-kurangnya 10 tahun sebelum Pensiun Normal. c) Pensiun ditunda : apabila peserta berhenti membayara iuran sebelum mencapai usia pensiun. Pembayaran akan dilakkukan secepatnya mulai 10 tahun sebelum usia Pensiun Normal. d) Pensiun Cacat : dibayarkan apabila peserta menderita cacat sehingga tidak mampu bekerja lagi. 2) Bagi Keluarga a) Pensiun Janda/Duda : dibayarkan kepada janda/duda seumur hidup b) Pensiun Anak Yatimpiatu : dibayarkan sampai anak berusia 25 tahun 3) Bagi Pihak Yang Ditunjuk
23
Dalam hal ini peserta meninggal dunia dan tidak ada janda/duda ataupun anak. Maka, dana yang merupakan hak peserta dibayarkan kepada pihak yang ditunjuk oleh peserta. Maka, DPLK adalah sebagai salah satu dari program pensiun sangat menarik, lentur, serta transparan dengan segmentasi yang luas sehingga mudah untuk dinikmati dan dilaksanakan para pesertanya dengan jangkauan yang lebih menyeluruh ke semua lapisan masyarakat. Tidak hanya pekerja swasta maupun pekerja mandiri saja, pegawai negeri sipil (PNS) dan ABRI pun bisa menjadi peserta DPLK, yang nantinya akan merupakan pensiun ganda di samping pensiun PNS maupun ABRInya.8
B. Landasan Hukum Dana Pensiun Mengingat akan adanya pengembangan dana yang berperan pula terhadap manfaat pensiun, maka lembaga DPLK wajib mengarahkan pesertanya agar dapat menyimpan atau menginvestasikan dananya pada sasaran yang tepat dalam arti kata lain, diperoleh keuntungan yang maksimal dan dapat menghindari resiko yang timbul sebagai akibat dari penempatan dana tersebut.9 Di dalam lembaga DPLK, tidak ditetapkan secara pasti akan peraturan dana pensiun terhadap manfaat pensiun yang diterima oleh peserta, tetapi hanya 8
9
Imam Sudjono, Dana Pensiun Lembaga Keuangan, (Jakarta: Gramedia, 1999), hal 9-10.
Dahlan Siamat, “Manajemen Lembaga Keuangan”, (Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI, 2004), edisi keempat, hal 472-476.
24
ditetapkan besarnya iuran secara pasti. Hal ini disebabkan karena manfaat yang akan diterima dan disesuaikan dengan pertumbuhan investasi setiap tahunnya, sehingga perolehan keuntungan dari waktu ke waktu tidak pasti dan tidak tetap tergantung kepada hasil usaha yang benar-benar dihasilkan oleh bank sebagai pengelola dana (mudharib). Untuk itu, pengelola dana akan berusaha mengoptimalkan keuntungan dari pemakai dana. Keuntungan ini dinamakan yaitu sistem bagi hasil. Yang dimaksud dengan sistem bagi hasil ialah suatu sistem yang meliputi tatacara pembagian hasil usaha antara bank dan nasabah penerima dana. Hasil usaha bank yang dibagikan kepada penyimpan adalah laba usaha yang telah dihitung selama satu periode tertentu. Apabila besar keuntungan ini telah ditetapkan terlebih dahulu secara pasti di muka (fixed) dalam bentuk prosentase (%), keuntungan yang diperoleh ini termasuk ke dalam bunga. Sedangkan, membungakan uang merupakan kegiatan usaha yang kurang mengandung resiko karena perolehan pengembaliaannya berupa bunga yang relative pasti dan tetap. Membungakan uang adalah sangat dilarang oleh Allah SWT, dan kegiatan ini tidaklah sesui dengan syari’at Islam. Sebagaimana ditegaskan dalam Al-Quran (Surat Ar-rum 39)
)........ (
25
Artinya : Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, Maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, Maka (yang berbuat demikian) Itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).
Berdasarkan surat tersebut, apabila bunga ditetapkan di muka (fixed), dianggap mendahului takdir karena seolah-olah peminjam uang dipastikan akan memperoleh keuntungan sehingga mampu membayar pokok pinjaman dan juga bunganya pada waktu yang telah ditetapkan.10 Firman Allah SWT, Surat Al-Baqarah : 278-279
. )..............................(
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), Maka Ketahuilah, bahwa Allah dan rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.
10
Karnaen A. Perwaatmadja, Peluang dan Strategi Operasional Bank Muamalat Indonesia, dalam buku Berbagai Aspek Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1992), hal 146.
26
Demikianlah beberapa ayat yang menegaskan tentang pendirian Islam terhadap bunga begitu pasti dan tidak dapat ditawar-tawar lagi. Maka bunga dan riba adalah sama, dan dilarang dalam segala bentuknya.
C. Fungsi dan Macam-macam Dana Pensiun Pada program pensiun mempunyai tiga fungsi, yaitu; fungsi asuransi, fungsi tabungan dan fungsi pensiun. Program pensiun memiliki fungsi asuransi, karena memberikan jaminan kepada peserta untuk mengatasi resiko kehilangan pendapatan yang disebabkan oleh kematian atau usia pensiun. Program pensiun memiliki tabungan, karena selama masa kerja karyawan harus membayar iuran (seperti premi). Program pensiun memiliki fungsi pensiun, karena manfaat yang akan diterima oleh peserta dapat dilakukan secara berkala selama hidup. 11 Yaitu sebagai berikut: a. Fungsi Asuransi Penyelenggaraan program pensiun mengandung azas kebersamaan sebagaimana dengan program asuransi. Sebagai contoh, seorang peserta program pensiun mengalami cacat atau meninggal karena kecelakaan yang menyebabkannya kehilangan pendapatan. Sebelum memasuki usia pensiun, kepada peserta tersebut akan diberikan manfaat sebesar yang dijanjikan atas beban dana pensiun. 11
Imam Sudjono, DPLK BMI (Dana Pensiun Lembaga Keuangan), ”FINANCIAL Institution Pension Fund”, (Jakarta: Gramedia, 1999), hal 35.
27
b. Fungsi Tabungan Karena
dana
pensiun
bertugas
mengumpulkan
dan
mengembangkan dana, maka dana tersebut merupakan akumulasi dari iuran peserta(pemberi kerja, karyawan, pemberi kerja bersama karyawan, pekerja mandiri), kemudian iuran itu akan diperlakukan seperti tabungan. Selanjutnya dana yang terkumpul akan dikembangkan yang nantinya digunakan untuk membayar manfaat pensiun peserta. Besarnya manfaat pensiun peserta tergantung pada: 1) Akumulasi dana yang telah disetor 2) Jangka waktu pesertaan 3) Hasil pengembangan dana yang terkumpul Sebagai contoh, seorang peserta (karyawan atau pekerja mandiri) ingin mengakhiri kepesertaanya. Kepada peserta tersebut, diberikan sejumlah dana yang besarnya sama dengan iuran yang telah disetorkan kepada dana pensiun. Hal ini bertujuan untuk menjaga likuiditas dana pensiun dalam jangka panjang. c. Fungsi Pensiun Fungsi ini telah rujukan dari azas pokok penyelenggaraan program pensiun, yaitu azas penundaan manfaat pensiun. Artinya peserta akan diberi jaminan kelangsungan pendapatan dalam bentuk pembayaran secara berkala seumur hidup setelah pensiun. Ada empat (4) cara pembayaran manfaat pensiun, yaitu :
28
1) Pensiun Normal, artinya pembayaran hak pensiun setelah mencapai usia pensiun normal perjanjian 2) Pensiun dipercepat, artinya pembayaran hak pensiun minimal 10 tahun sebelum mencapai usia pensiun normal 3) Pensiun ditunda, artinya pembayaran hak pensiun yang ditunda apabila berhenti bekerja minimal tiga (3) tahun masa kepesertaan dan belum mencapai usia pensiun dipercepat 4) Pensiun Cacat, artinya pembayaran hak pensiun bagi yang menderita cacat total (tetap) akibat kecelakaan kerja.12 Dan menurut UU No.11 tahun 1992, jenis atau macam-macam dana pensiun dapat digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu: a. Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) Dana pensiun pemberi kerja adalah lembaga penghimpun dana pensiun yang dibentuk pihak pemberi kerja, dalam hal ini perusahaan untuk para pekerjanya sendiri dan peserta program ini tidak bisa menjadi peserta DPPK lagi. b. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)
12
Imam Sudjono, DPLK BMI (Dana Pensiun Lembaga Keuangan), ”FINANCIAL Institution Pension Fund”, (Jakarta: Gramedia, 1999), hal 37.
29
Dana Pensiun Lembaga Keuangan
adalah badan hukum yang
dibentuk oleh Bank dan Perusahaan Asuransi Jiwa (PAJ) yang menyelenggarakan program pensiun iuran pasti bagi pesertanya. Mengenai perbedaan antara Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) dengan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK), dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 2.2 Perbedaan DPPK dan DPLK
1. 2. 3. 4. 5. 6.
DPPK (Dana Pensiun Pemberi Kerja) Diselenggarakan oleh pemberi kerja. Menjalankan program pensiun manfaat pasti. Manfaat pensiun sudah ditentukan besarnya. Pengelolaan dana sepenuhnya kuasa DPPK. Manajemennya terpisah dari pemberi kerja. Seluruh resiko investasi tanggung jawab pemberi kerja.
DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) 1. Diselenggarakan oleh bank atau perusahaan asuransi. 2. Menjalankan program iuran pasti. 3. Besarnya manfaat pensiun tergantung dari masa kepesertaan, besarnya iuran dan pertumbuhan investasi. 4. Pilihan investasi ditentukan peserta dan perkembangannya dilaporkan secara transparan. 5. Dapat terus diikuti walaupun telah pindah ke perusahaan lain.
Menurut UU Dana Pensiun No.11 Tahun 1992, pada program Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) dan juga Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) yaitu sebagai berikut: 1) Progaram Pensiun Manfaat Pasti (PPMP)
30
Program pensiun manfaat pasti atau sering disebut difined benefit plan, adalah program pensiun yang manfaatnya ditetapkan dalam peraturan dana pensiun sehingga ada kepastian besarnya manfaat pensiun yang akan diterima.13 Manfaat yang diterima oleh mereka yang bekerja dan menjadi peserta PPMP tersebut adalah pembayaran berkala ang dibayarkan kepada peserta dengan cara yang ditetapkan dalam peraturan dana pensiun.14 Adapun kelebihan program pensiun manfaat pasti: a) Lebih menekankan pada hasil akhir. b) Manfaat pensiun ditentukan terlebih dahulu mmengingat manfaat dikaitkan dengan gaji karyawan. c) Program pensiun manfaat pasti, dapat mengakomodasi masa kerja yang telah dilalui karyawan apabila program pensiun dibentuk jauh setelah perusahaan berjalan. d) Karyawan lebih dapat menentukan besarnya manfaat yang akan diterima pada saat mencapai usia pensiun. Dan kelemahan program pensiun manfaat pasti:
13
Imam Sudjono, DPLK BMI (Dana Pensiun Lembaga Keuangan), ”FINANCIAL Institution Pension Fund”, (Jakarta: Gramedia, 1999), hal 16. 14
Imam Sudjono DPLK BMI (Dana Pensiun Lembaga Keuangan), ”FINANCIAL Institution Pension Fund”, (Jakarta: Gramedia, 1999), hal 6.
31
a) Perusahaan menanggung resiko atas kekurangan dana apabila hasil investasi tidak mencukupi. b) Relatif lebih sulit untuk diadministrasikan. 2) Progaram Pensiun Iuran Pasti (PPIP) Program pensiun iuran pasti atau sering disebut benefit contribution plan adalah program pensiun yang iurannya ditetapkan dalam peraturan dana pensiun dan seluruh iuran beserta hasil pengembangannya dibukukan pada rekening masing-masing sebagai manfaat pensiun. Manfaat yang diterima oleh peserta DPLK akan tergantung sepenuhnya terhadap besrnya iuran pasti. Hasil pengembangannya tersebut diinvestasikan selama menjadi peserta. Adapun kelebihan program pensiun iuran pasti: a) Pendanaan (biaya atau iuran) dari perusahaan lebih dapat diperhitungkan, dan diperkirakan. b) Karyawan dapat memperhitungkan besarnya iuran yang akan dilakukan setiap tahunnya. c) Lebih mudah untuk diadministrasikan. Dan kelemahan program pensiun iuran pasti: a) Penghasilan pada saat mencapai usia pensiun, lebih sulit untuk diperkirakan. b) Karyawan menanggung resiko atas ketidak berhasilan investasi.15 15
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1999), edisi kedua, hal 472-476.
32
Kemudian, pada program Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK), dapat diklasifikasikan pada jenis yang dalam bentuk (PPIP) atau sering disebut benefit bagi peserta, yaitu: a) Iuran hanya dari peserta b) Iuran hanya dari pemberi kerja atas nama peserta c) Iuran hanya dari pemberi kerja dan peserta Dan dilihat dari jenis produk yang ada pada DPLK tersebut, adalah : a. Pensiun Ummat Pensiun Ummat ialah salah satu produk dana pensiun muamalat Indonesia yang dikemas sedemikian rupa untuk mempersiapkan hari tua. Setiap peserta dapat menentukan iuran bulanannya sendiri dengan masa pensiun yang ditentukan sendiri pula. Dan peserta pada produk ini akan dikembangkan sesuai dengan pilihan investasi yang telah ditentukan pada sektor-sektor yang tidak bertentangan dengan Syari’at Islam. Syarat peserta Pensiun Ummat : 1) Perorangan atau Badan Usaha 2) Usia minimal 18 tahun atau sudah menikah 3) Iuran minimal 20.000,-perbulan 4) Menyertakan Foto copy KTP / SIM / Paspor dan Kartu Keluarga 5) Biaya Pendaftaran Rp 10.000,-
33
b. Wasiat Ummat Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh peserta (khususnya keluarga) adalah apabila peserta meninggal dunia sebelum usia pensiun normal. Jumlah dana dapat dipergunakan untuk membeli Anuitas atan pensiun hanya sebesar dana yang terhimpun sampai saat ini, sehingga tidak sebesar yang direncanakan. Untuk mengatasi masalah tersebut maka Dana Pensiun Muamalat bekerjasama dengan Asuransi Takaful menyelenggarakan Wasiat Ummat, yaitu program DPLK yang dilengkapi dengan proteksi asuransi kematian. Dengan proteksi asuransi kematian (premi yang dengan cukup murah) maka jumlah dana yang direncanakan, meskipun peserta meninggal dunia sebelum usia Pensiun Normal. Syarat peserta Wasiat Ummat : 1) Perorangan atau Badan Usaha 2) Usia minimal 18 tahun atau sudah menikah 3) Iuran minimal Rp 20.000,-perbulan 4) Menyerahkan Foto Copy KTP / SIM / Paspor dan Kartu Keluarga 5) Biaya Pendaftaran Rp 10.000,6) Membayar iuran tambahan berupa premi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Prosedur Penelitian 1. Persiapan Tahap persiapan penelitian dimulai dengan memilih problematika yang terjadi disekitar. Yaitu seperti: Observasi ke tempat yang akan di teliti, wawancara kepada pihak Direksi DPLK Muamalat (yang berwenang). Kemudian,
peneliti
menjalankan
penelitiannya
mengangkat
dengan
penyebaran angket, pengambilan dokumenter, dan juga dengan cara mengambil studi pustaka. Selanjutnya peneliti menyusun proposal penelitian yang di dalamnya telah ditentukan rumusan dan batasan masalah, variabel penelitian yaitu faktor yang mempengaruhi minat nasabah terhadap dana pensiun, landasan penelitian dan kajian pustaka, menentukan metode penelitian beserta sampel dan instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini. Selanjutnya meminta surat izin kepada pihak bank untuk melakukan penelitian. 2. Pelaksanaan Dalam penyebaran kuesioner, peneliti secara langsung mendatangi sampel ke Lembaga Keuangan Muamalat sebelumnya peneliti melakukan konfirmasi dengan pihak pimpinan lembaga keuangan dan memberikan 34
36
penjelasan mengenai tujuan peneliti dan meminta kesediaan sampel untuk mengisi skala penelitian. Selanjutnya melakukan pengambilan data dengan memberikan instrumen yang telah dipersiapkan kepada sampel. 3. Pengolahan Data Pada tahapan ini hasil dari pengisian skala dikumpulkan untuk selanjutnya dianalisa dan dibuat laporannya.
B. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Wilayah Jakarta Barat khususnya di kawasan PT. Bank Muamalat pada DPLK Muamalat Pusat-Slipi. Lokasi tersebut dipilih dengan pertimbangan bahwa di kawasan PT. Bank Muamalat terdiri adanya produk dana pensiun, yang tepatnya pada lembaga (DPLK Muamalat). Untuk memenuhi kebutuhan datanya, penulis melakukan penyebaran kuesioner kepada nasabah khususnya yang memiliki dana pensiun. Adapun waktu yang dibutuhkan untuk melakukan penyebaran kuesioner tersebut di butuhkan + 5 bulan.
C. Jenis Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang diangkat, maka dalam pengumpulan data skripsi ini, penulis menggunakan penelitian sebagai berikut: 1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
37
Dalam hal ini penulis mengadakan penelitian terhadap beberapa literatur yang ada kaitannya dengan penulisan skripsi ini. Literatur ini berupa buku, majalah, surat kabar, artikel, internet dan lain sebagainya. Langkah dalam pelaksanaan studi kepustakaan ini adalah dengan cara membaca, mengutip untuk menganalisa dan merumuskan hal-hal yang dianggap perlu untuk memenuhi data dalam penelitian ini. 2. Penelitian Lapangan (Field Research) Dalam hal ini untuk mendapatkan data-data dan informasi tentang Faktor yang mempengaruhi minat nasabah, penulis langsung terjun ke objek penelitian yaitu pada bank yang diteliti.
D. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian ini adalah melalui pendekatan survei yang dilakukan dengan pengamatan ke lapangan untuk melihat secara langsung yang menjadi objek penelitian. Jenis penelitian yang penulis gunakan dalam penulisan karya tulis ini adalah penelitian berjenis deskriptif, maksudnya adalah menggunakan data dan informasi lapangan berdasarkan fakta sebagimana adanya pada waktu penelitian dilakukan yang diperoleh secara mendalam dan dianalisis lebih lanjut untuk kemudian diambil kesimpulan.
38
E. Jenis dan Sumber Data Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan dua jenis sumber data, yaitu: 1. Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari hasil pihak nasabah dana pensiun DPLK Muamalat yang sebagai sampel penelitian dalam kapasitas responden menggunakan kuesioner. 2. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari literatur-literatur kepustakaan seperti buku-buku serta sumber lainnya yang berkaitan dengan materi penulisan skripsi ini dan analisis dokumentasi dari DPLK Muamalat seperti gambaran umum perusahaan, struktur organisasi dan lainnya.
F. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian menggunakan penelitian survei yaitu penelitian pengamatan yang berskala besar yang dilakukan pada kelompok-kelompok manusia. Yang dimaksud dengan pengamatan di sini tidak hanya terbatas pada pengamatan dengan penglihatan, tetapi yang dimaksud adalah bahwa data yang dikumpulkan tidak sengaja ditimbulkan oleh peneliti seperti yang dilakukan dalam eksperiman. Data yang dikumpulkan dalam survei adalah data yang ada dan terdapat dalam
39
kehidupan yang berjalan secara wajar.1 Untuk kepentingan penelitian ini, pengambilan data dilakukan: 1. Kuesioner (Data Angket) Kuesioner adalah mengumpulkan data primer mengenai persepsi para responden mengenai metode pelatihan dan pengembangan yang telah dilaksanakan oleh DPLK Muamalat tempat penelitian dilaksanakan. Jenis pertanyaan dalam kuesioner ini merupakan pertanyaan tertutup karena responden hanya memilih satu jawaban saja dari beberapa pertanyaan yang telah ditentukan. Kuesioner yang digunakan didesain berdasarkan model skala likert. Menurut Kinnear (1988), skala likert ini berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu, misalnya setuju-tidak setuju, senang-tidak senang dan baik-tidak baik2. Kuesioner dengan model likert yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada lima alternatif jawaban, sebagaimana yang terlihat dibawah ini: Tabel 3.1 Skala Likert ALTERNATIF JAWABAN Sangat Setuju Setuju Cukup Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
NILAI ITEM 5 4 3 2 1
1
Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Maret 2004), cet 6, hal 16.
2
Umar Husein. Metode Penelitian untuk skripsi dan tesis bisnis, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), cet 6, h. 69-70.
40
2. Dokumentasi Dokumentasi adalah mengumpulkan data berdasarkan laporan yang didapat dari DPLK Muamalat tempat penelitian dilaksanakan dan laporan lainnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti ini. G. Metode Penentuan Sampel Mengingat keterbatasan waktu agar peneliti dapat mencapai penelitian yang hasilnya maksimal, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan metode Non Probability Sampling, yaitu metode sampling dimana setiap unsur dalam populasi tidak memiliki kesempatan atau peluang yang sama diplih sebagai sampel. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah nasabah Dana Pensiun pada DPLK Muamalat. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Conveniece Sampling, dimana peneliti memilih orang yang paling mudah dihubungi.3 Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan berjumlah kurang lebih 300 responden (nasabah).4 Oleh karena itu, mengingat jumlah sampel tersebut cukup mempresentasikan populasi. Pada jumlah sampel yang dibatasi secara geografis yaitu hanya nasabah Dana Pensiun pada DPLK Muamalat yang berada di Wilayah Jakarta Barat,
3
Bilson Simamora, Panduan Riset Perilaku Konsumen 1, (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 2002), hal 36. 4
Sugiono,Metodologi Penelitian Bisnis, (Bandung: CV. Alfabeta, 2004), hal 73.
41
tepatnya (DPLK Muamalat) pusat Slipi. Yang berjumlah dengan sampel penelitian sebanyak 30 responden (nasabah).
H. Metode Analisa Data 1. Analisis Faktor Sejalan dengan tujuan penelitian yakni untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi minat nasabah terhadap Dana Pensiun pada DPLK Muamalat. Maka, teknik analisa faktor tepat untuk digunakan. Analisis Faktor adalah sebuah analisis yang mensyaratkan adanya suatu keterkaitan antar item/variabel/butir. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis faktor, yakni suatu analisis yang dapat menyederhanakan faktor yang beragam dan kompleks pada variabel yang diamati dengan menyatukan faktor atau dimensi yang saling berhubungan dan mempunyai korelasi pada suatu struktur data yang baru atau mempunyai set faktor yang lebih kecil.5 Manfaat dari analisis faktor adalah melakukan peringkasan variabel berdasarkan tingkat keeratan hubungan antara variabel, sehingga akan diperoleh faktor-faktor dominan yang berpengaruh terhadap variabel lainnya.6
5
Ety Rochaety, dkk, Metodologi Penelitian Bisnis Dengan Aplikasi SPSS, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2007), hal. 184. 6
Ety Rochaety, dkk, Metodologi Penelitian Bisnis Dengan Aplikasi SPSS, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2007), hal. 184.
42
Rumusan dari analisis faktor adalah :7 Xiv = Avi Fif + Av2 Fi2 + Av3 Fi3 + ….. + eiv
Dimana: i
= Indeks untuk individu
v
= Indeks untuk variabel
Xiv
= Nilai individu dalam variabel
Fif
= Faktor skor individu dalam faktor
Aif
= Faktor loading variabel dalam faktor
Eiv
= Sebuah variabel pengganggu yang memasukkan seluruh variasi di Xiv yang tidak dapat dijelaskan oleh faktor-faktor
Menurut Singgih Santoso bahwa proses analisis factor meliputi :8 a. Menentukan variabel apa saja yang akan dianalisis. b. Menguji variabel-variabel yang telah ditentukan, menggunakan metode Bartlett Test Of Sphhericity serta pengukur Measure Of Sampling Adequacy (MSA). c. Melakukan proses ini pada analisis faktor yakni factoring atau menurunkan satu atau lebih faktor dari variabel-variabel yang telah lolos pada uji variabel sebelumnya. 7
Nina Fitriyati, Modul Pelatihan SPSS, hal 14.
8
Sinngih Santoso, Menggunakan SPSS Untuk Statistik Multivariat, (Jakarta: PT. Elek Media Komputindo, 2002), hal 14.
43
d. Melakukan proses faktor rotation atau rotasi terhadap faktor yang telah terbentuk. Tujuan rotasi untuk memperjelas variabel yang masuk kedalam faktor tertentu dengan beberapa metode rotasi, antara lain: -
Orthogonal Rotation, yaitu memutar sumbu 90o. Prose rotasi dengan metode ini masih bisa dibedakan menjadi quartimax, varimax, dan equimax.
-
Oblique Rotation, yakni memutar sumbu ke kanan tetapi tidak harus 90o. Proses rotasi dengan metode ini masih bisa dibedakan menjadi oblimin, promax, orthoblique dll.
e. Interpretasi atas faktor yang telah terbentuk, khususnya memberi nama pada faktor yang terbentuk dan dianggap bisa memiliki variabel anggota faktor tersebut. Dalam menggunakan analisis faktor, maka yang harus diperhatikan yaitu nilai-nilai dari: a. Bartlett Test Of Sphericity (BTS) Bartlett Test Of Spheri/city digunakan untuk mengetahui apakah datadata yang terdapat pada analisis faktor memiliki hubungan satu dengan lain atau lebih. Nilai Bartlett Test Of Sphericity dikatakan signifikan apabila maksimum sebesar 0,05. Ketentuan tersebut didasarkan pada kriteria sebagai berikut :9 9
Ety Rochaety dkk, Metodologi Penelitian Bisnis Dengan Aplikasi SPSS, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2007, hal 186.
44
1) Jika probabilitas (sign) < 0,005 maka variabel penelitian dapat di analisis lebih lanjut. 2) Jika probabilitas (sign) > 0,05 maka variabel penelitian tidak dapat di analisis lebih lanjut. b. Keiser-Meyer-Olkin (KMO) Keiser-Meyer-Olkin memiliki tujuan menganalisis kecukupan sampel atau data yang digunakan dalam analisis faktor bertujuan untuk mengetahui apakah pengambilan sampel sudah mencukupi atau tidak, jika smpel yang digunakan semakin cukup maka berarti analisis faktor baik untuk digunakan atau matriks korelasi yang terbentuk semakin baik. Persyaratan yang harus dipenuhi agar data dapat dianalisa lebih lanjut adalah angka Measure Of Sampling Adequacy (MSA) harus diatas 0,5. c. Anti-Image Matrics Uji ini dilakukan dengan memperhatikan angka Measure Of Sampling Adequacy (MSA). Angka MSA berkisar antara 0 sampai 1, dengan kriteria : 1) MSA = 1 variabel dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel lain. 2) MSA > 0,5 variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut. 3) MSA < 0,5 variabel tidak bisa diprediksi dan tidak dapat dianalisis lebih lanjut atau dikeluarkan dari variabel lainnya.
45
2. Pedoman Penulisan Panduan yang dipakai untuk penulisan skripsi ini adalah “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syaraif Hidayatullah Jakarta Tahun 2007”.
I. Uji Validitas dan Reliabilitas Dalam penelitian, keampuhan instrument penelitian (valid dan reliabel) merupakan hal yang penting dalam pengumpulan data. Karena data yang benar sangat menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian. Sedangkan benar tidaknya data tergantung dari benar tidaknya instrument pengumpul data10. Instrument dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Kuesioner disusun secara semi terstruktur dengan pertanyaan bersifat tertutup, yaitu berupa pertanyaan-pertanyaan yang telah tersedia pilihan jawabannya, sehingga responden tinggal memilih salah satu dari jawaban yang telah disediakan11. Sebelum kuesioner disebarkan kepada responden, terlebih dahulu dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas dengan menggunakan seluruh kuesioner atau instrument penelitian.
10
Riduwan dan Sunarto. Pengantar Statistika Untuk Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis lengkap dengan aplikasi SPSS 14, (Bandung: Alfabeta, Agustus 2007), cet 1, hal 347. 11
Sukandar Rumidi, Metodelogi Penelitian Petunjuk (Yogyakarta: Gajah Mada University, 2004), hal 78-79.
Praktis Untuk Peneliti Pemula
46
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada suatu kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Sedangkan suatu item kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi mengatakan untuk mengetahui apakah setiap butir pertanyaan pada tiap-tiap variabel dinilai valid atau tidak dilakukan dengan membandingkan r hitung dengan r tabel antara nilai skor item yang diuji dengan jumlah seluruh skor yang dikaji12. Dari r tabel, dimana df = n – 2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel atau responden. Pada pengukuran faktor-faktor yangmempengaruhi minat nasabah terhadap dana pensiun jumlah sampel (n) = 30, maka besarnya df = 30 – 2 = 28. Dengan alpha = 0.05, maka didapat nilai r tabel = 0.374. Pengambilan keputusan adalah jika r hitung positif atau r hitung lebih besar dari r tabel maka butir tersebut valid. Sebaliknya jika r hitung negatif atau r hitung lebih kecil dari r tabel maka butir tersebut tidak valid. Sedangkan uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur variabel yang diukur melalui kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap peryataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu walaupun berkali-kali diuji.
12
Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES, 1995), edisi revisi, hal 139.
47
SPPS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitias dengan uji statistik Cronbach Alpha. Adapun reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan reliabel jika memiliki nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0.7 – 0.89, standarisasi reliabilitas ini didasarkan pada kaidah reliabilitas Guilford. Tabel 3.2 Kaidah reliabilitas Guilford Koefisien < 0.2 0.2 - 0.39 0.4 – 0.69 0.7 – 0.89 > 0.9
Kriteria Tidak Reliabel Kurang Reliabel Cukup Reliabel Reliabel Sangat Reliabel
Hasil pengujian uji validitas dan reliabilitas adalah sebagai berikut: Faktor yang mempengaruhi minat nasabah Dengan menggunakan jumlah responden sebanyak 30 dengan df = 30 - 2 = 28, maka nilai r tabelnya adalah 0.374. Butir pertanyaan dikatakan valid jika nilai r hitung > dari r tabel. Analisis output dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 3.3 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Variabel Pelatihan
No.1 No.2 No.3 No.4 No.5 No.6 No.7
Corrected Item-Total Correlation .461 .455 .568 .556 .699 .699 .971
r tabel α = 0,05 : n = 30 Keputusan df = 30 – 2 = 28 > 0.374 Valid > 0.374 Valid > 0.374 Valid > 0.374 Valid > 0.374 Valid > 0.374 Valid > 0.374 Valid
48
No.8 No.9 No.10 No.11 No.12 No.13 No.14 No.15
.718 .765 .583 .858 .819 1.248 .728 .907
> 0.374 > 0.374 > 0.374 > 0.374 > 0.374 > 0.374 > 0.374 > 0.374
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: Data diolah angket
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .757
15
Sumber: Data diolah angket
Berdasarkan
data pada tabel di atas terlihat bahwa semua nilai
corrected item-total correlation lebih besar dari pada 0.374, sehingga semua pertanyaan telah valid sedangkan dilihat dari Cronbach Alpha sebesar 0.930 yang menunjukkan semua pertanyaan dianggap sangat realibel dan dapat dipergunakan.
J. Prosedur Pengelolahan Data Penelitian (Studi Pustaka) Prosedur pengelolaan data pada penelitian ini adalah studi pustaka, sebagai berikut : 1. Pengumpulan data mengenai keputusan nasabah (responden) dari berbagai literature, buku-buku, bahan-bahan referensi, artikel dan bahan bacaan lainnya. Hal ini dilakukan untuk memperoleh gambaran awal tentang faktor yang mempengaruhi minat nasabah terhadap Dana Pensiun pada DPLK Muamalat.
49
2. Penentuan metode dan teknik analisis data penelitian yaitu dengan metode deskriptif statistik dan analisis faktor, untuk mengetahui faktor-faktor dominan yang mempengaruhi minat nasabah terhadap Dana Pensiun pada DPLK Muamalat. 3. Pada penyusunan kuesioner, isi dalam pentuk pernyataan. Kuesioner merupakan gambaran jawaban dan juga pertanyaan dari responden tersebut, mengenai minat nasabah terhadap Dana Pensiun. Kuesioner di kelompokkan dalam empat bagian: Sreening, Demografi, Umum dan pertanyaan kepada responden mengenai faktor yang mempengaruhi. 4. Analisis faktor dilakukan untuk meguji faktor-faktor yang akan dimasukan ke dalam model, setelah itu dilanjutkan dengan uji validitas dan reliabilitas kuesioner tersebut pada 30 responden. 5. Dan kuesioner yang telah diisikan dilakukan penyetoran atau pengecekkan jawabannya. 6. Semua kuesioner yang telah direkapitulasi, kemudian diberikan kode agar alat bantu analisis dengan menggunakan SPSS yang dapat mengenali dan memproses lebih lanjut datanya. 7. Sesuai dengan metode analisis data penelitian, maka dilakukan analisis deskriptif. Hal ini bertujuan untuk mengetahui distribusi frekuensi data, sehingga hasil penelitian akan mencerminkan gambaran umum, karakteristik dan pola transaksi responden yang dijadikan sampel penelitian ini.
50
8. Setelah data di proses sesuai teknik yang ditentukan maka langkah selanjutnya adalah interpretasi dan analisis output tersebut. 9. Kemudian menjawab pertanyaan penelitian dan apa yang menjadi tujuan penelitian. 10. Setelah mendapat jawaban atas pertanyaan penelitian dan tercapainya tujuan penelitian ini, maka diambil kesimpulan penelitian ini dan saran-saran.
BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN ANALISA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH TERHADAP DPLK MUAMALAT
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Perkembangan DPLK Muamalat Dana
pensiun
Lembaga
Keuangan
(DPLK
Muamalat)
adalah
penyelenggaraan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) yang didirikan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Disahkan berdasarkan SK (Surat Keputusan) Menteri Keuangan No.KEP-485/KM.17/1997 tanggal 10 Oktober 1997. Program pensiun sebagaimana dimaksud Undang-undang No.11 tahun 1992 tentang dana pensiun. Pada hakekatnya merupakan acuan untuk menciptakan kesejahteraan hari tua dan keluarga karyawan atau pekerja mandiri berupa kesinambungan penghasilan sesudah masa produktif. Oleh karena itu manajer yang bijaksana adalah manajer yang memahami program pensiun sebagai motor penggerak yang dibutuhkan untuk memajukan perusahaan yang dipimpinnya. Mengingat bahwa program pensiun adalah program kesejahteraan masa panjang, maka yang diperlukan adalah hasil yang optimal, pengelolaan yang aman dan efisien, serta pelayanan yang mudah dan menyenangkan.
50
51
Dana pensiun pertama kali dibentuk pada tanggal 12 September 1997 dengan nama Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) PT. Bank Muamalat Indonesia (BMI) Tbk, dan disingkat Dana Pensiun Muamalat serta berkedudukan dan berkantor pusat di Jakarta. Dana Pensiun Muamalat adalah penyelenggara Program Pensiun Iuran Pasti yang disahkan oleh Menteri Keuangan melalui Surat Keputusan No.KEP/485/KM.17/1997 tanggal 10 Oktober 1997, merupakan salah satu DPLK yang didirikan oleh Perusahaan Perbankan dan dikelola berrdasarkan syari’at Islam. Dana pensiun ini menyelengarakan program pensiun iuran pasti baik perorangan, karyawan maupun pekerja mandiri yang mana dalam operasinya menggunakan bagi hasil yang berdasarkan syari’at Islam. PT. Bank Muamalat Indonesia adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perbankan yang dikelola berdasarkan Syari’at Islam dan yang pertama di Indonesia, yang didirikan dan beroperasi sejak tanggal 2 Mei 1997. sebagai Bank yang telah memiliki pengalaman yang luas, serta dikelola secara professional dan dibawah pengawasan Dewan Pengawas Syariah dan beranggotakan para ulama menjamin penggelolaan dana secara aman dan memberikan suatu pengembangan yang halal. Maka, seperti roda yang senantiasa berputar, itulah barangkali siklus manusia pekerja. Saat berada dibawah tanpa kenal berusaha dengan sekuat tenaga dan kemampuan untuk mencapai “puncak kesuksesan”. Namun harus juga disadari, ketika berada diatas harus siap-siap untuk turun kembali ke
52
bawah. Sayangnya, waktu dan usia sudah tidak memungkinkan lagi untuk menjadi pekerja keras dan kembali ke posisi atas. Artinya sampai batas usia tertentu, manusia pekerja harus istirahat dan menikmati masa pensiunnya. Timbul persoalan saat menghadapi masa pensiun, karena sudah pasti penghasilan yang diperoleh akan jauh menurun ketimbang saat masih aktif sebagai pekerja. Sementara bagi pekerja swasta, justru harus menerima kenyataan bahwa penghasilan rutinnya (baca : gaji)akan berhenti. Ada sedikit harapan bagi mereka yang berstatus pegawai negeri, karena masih memiliki program Jamsostek dan atau Tunjangan Pensiun sebagai Jaminan Hari Tua. Ironisnya keinginan untuk mempersiapkan masa pensiun, biasanya baru muncul setelah adanya penawaran dari perusahaan atau adanya iklan di berbagai media massa tentang manfaat program pensiun. Padahal, harus disadari bahwa setiap pekerja sesungguhnya membutuhkan program pensiun sebagai jaminan kelak ketika sudah tidak mendapatkan penghasilan rutin lagi, akibat sudah tidak bekerja lagi (pensiun). PT Bank Muamalat Indonesia, juga sebagai Pendiri adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perbankan dengan pengelolaan berdasarkan Syariat Islam. Sejak beroperasi tahun 1992, alhamdulillah Bank Muamalat menunjukkan kinerja yang senantiasa terus meningkat, baik dari aspek peningkatan aset maupun perluasan jaringan.sebagai bank dengan system syariahpertama di Indonesia, tentunya telah memiliki pengalaman yang luas. Apabila dengan dukungan teknologi dan SDM yang profesional. Di samping
53
itu, adanya Dewan
Pengawas Syariah
yang beranggotakan Ulama
lebihmemberikan kenyamanan dalam bertransaksi dengan memberikan hasil pengelolaan yang kompetitif aman, dan kepastian pengelolaan secara syariah. Dengan dukungan jaringan Bank Muamalat tersebar di 22 provinsi di Indonesia, DPLK Muamalat siap memberikan layanan disetiap outlet baik untuk pendaftaran, setoran, maupun pembayaran manfaat pensiun di kemudian hari. Mengingat bahwa program pensiun merupakan program kesejahteraan jangka panjang, maka yang diperlukan adalah hasil yang optimal, pengelolaan yang aman dan efisien, serta layanan yang mdah dan menyenangkan. 2. Visi, Misi, dan Core Value DPLK Muamalat a. Visi Menjadi DPLK Syariah pertama yang mengedepankan trnaspaansi, kebersamaan, kepuasan nasabah dengan transaksi sesuai syariah. b. Misi Mengembangkan system informasi dan layanan yang cepat, mudah, inovatif, dan berkualitas. c. Core Value -
Jujur
-
Kerjasama
-
Tanggung Jawab
-
Sabar dan Ikhlas
54
3. Poduk DPLK Muamalat a. Pensiun Ummat Produk Pensiun Ummat adalah produk DPLK Muamalat dengan program iuran pasti, dimana dengan produk ini peserta akan mendapat Manfaat Pensiun sebesar total iuran ditambah dengan hasil pengembangan. Adapun besarnya hasil pengembangan sesuai dengan jenis investasi yang dipilih. b. Wasiat Ummat Produk ini merupakan produk kerjasama DPLK Muamalat dengan Asuransi Syariah, yang memberikan proteksi kepada Peserta Produk Pensiun Ummat selama masa kepesertaan. Apabila Peserta ditakdirkan meninggal dunia sebelum usia pensiun (selama masa kepesertaan maka ahli waris Peserta akan mendapat Manfaat Pensiun sebesar Nilai Pertanggungan yang telah disepakati di awal). Apabila Peserta mencapai usia pensiun, maka Manfaat Pensiun yang akan diterima adalah sebesar total iuran ditambah dengan hasil pengembangan
4. Struktur Organisasi DPLK Muamalat Struktur Organisasi pada DPLK Muamalat, adalah sebagai berikut:
55
Gambar: 4.1 Struktur Organisasi DPLK Muamalat
DEWAN PENGAWAS SYARIAH Ketua
: KH. Sahal Mahfudz
Anggota
: K.H. Ma'ruf Amin
Anggota
: Prof. DR. H. Muardi Chatib SUPPORT GROUP
Anggota
: Prof. DR. H. Umar Shihab
CORPORATE
DEWAN KOMISARIS Komisaris Utama
:Drs. H. Abbas Adhar
Komisaris
:Drs. H. Syaiful Amir, Ak, MBA
Komisaris
:Prof. H. Korkut Ozal
56
Komisaris
:H. Iskandar Zulkarnain, SE, Msi
Komisaris
:H. Zainulbahar Noor, SE
Dewan Direksi Finance & Administration Director
: H. M. Hidayat, SE, Ak.
Business Director
: Ir. H. Arviyan Arifm
President Director
: H. A. Riawan Amin, MSc
Compliance & Corporate Support Director : Ir. H. Andi Buchari, MM Director
: Drs. U. Saefuddin Noer
Director
: Ir. H. Herbudhi S. Tomo
B. Faktor yang Mempengaruhi Minat Nasabah Terhadap DPLK Muamalat 1. Profil Responden Penelitian (Nasabah) DPLK Muamalat Responden (nasabah) DPLK Muamalat yang diteliti adalah 30 orang, dan memiliki latar belakang yang beraneka ragam yaitu; dilihat dari usia, tingkat pendidikan, pekerjaan dan pendapatannya. Adapun profil responden adalah sebagai berikut : a. Tingkat Usia responden Tingkat usia responden umumnya adalah antara 20-30 tahun (63.3%). Ini menandakan responden DPLK Muamalat sebagian besar berada pada usia yang produktif, walau demikian terdapat responden berusia 30-50 tahun (30.0%) dan usia 50 tahun ke atas (6.7%) ini
57
menandakan responden yang tergolong kurang produktif atau akan menerima jatuh tempo pensiun. Seperti yang terlihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.1 Usia Responden
Frekuensi Valid 20-30 Tahun 19 30-50 Tahun 9 50 Tahun 2 Total 30 Sumber: Hasil Pengolahan penelitian
% 63.3 30.0 6.7 100.0
Valid % 63.3 30.0 6.7 100.0
Komulatif % 63.3 93.3 100.0
b. Jenis Kelamin Jenis kelamin responden umumnya adalah Laki-laki sebesar (80.0%). sedangkan nasabah yang berjenis kelamin perempuan (20.0%) Ini
menandakan
responden
DPLK
Muamalat
nasabahnya adalah berjenis kelamin laki-laki,
sebagian
besar
Seperti yang terlihat
pada tabel berikut ini : Tabel 4.2 Jenis Kelamin
Frekuensi Valid Laki-laki 24 Perempuan 6 Total 30 Sumber: Hasil Pengolahan penelitian
% 80.0 20.0 100.0
Valid % 80.0 20.0 100.0
Komulatif % 80.0 100.0
58
c. Pendidikan Dari hasil penelitian yang diperoleh tingkat pendidikan nasabah yang berjenjang SD/MI sebesar (3.3%), sedangkan SMP/MTs (26.7%), SMA/MA (40.0%), Diploma/perguruan tinggi (23.3%) sedangkan lainya sebesar (6.7%). Hal ini dapat disimpulkan bahwa rata-rata nasabah DPLK Muamalat jenjang pendidikanya adalah SMA/MA. Seperti yang terlihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.3 Pendidikan Terakhir
Frekuensi Valid SD/ MI 1 SMP/ Mts Negeri 8 SMA / MA 12 Diploma / 7 Perguruan tinggi Lainnya 2 Total 30 Sumber: Hasil Pengolahan penelitian
% 3.3 26.7 40.0
Valid % 3.3 26.7 40.0
Komulatif % 3.3 30.0 70.0
23.3
23.3
93.3
6.7 100.0
6.7 100.0
100.0
d. Pekerjaan Pekerjaan responden didomonasi oleh karyawan/ karyawati (80.0%) hal ini karena responden cukup memiliki penghasilan untuk disisahkan kepada iuran DPLK Muamalat, ini mengidikasikan adanya
59
DPLK Muamalat terhadap Pegawai Negeri saja, atau wiraswasta dan pengusaha seperti terlihat pada table berikut ini : Tabel 4.4 Pekerjaan Nasabah
Valid PNS Karyawan/ Karyawati
Frekuensi 3 24
Pegawai Negeri Pengusaha / Wiraswasta Lainnya Total Sumber: Hasil Pengolahan penelitian
Komulatif Valid % % 10.0 10.0 80.0 90.0
% 10.0 80.0
1
3.3
3.3
93.3
1
3.3
3.3
96.7
1 30
3.3 100.0
3.3 100.0
100.0
e. Penghasilan Pendapatan atau gaji responden umumnya adalah antara Rp 1.500.000-2.000.000 (36.7%). Ini menandakan responden memiliki pendapatan yang cukup, hingga mampu menyisahkan dana untuk iuran DPLK
Muamalat.
Namun
demikian,
terdapat
nasabah
yang
berpendapatan kurang dari Rp 500.000 (6.7%) lebih sedikit dari penghasilan
Rp
1.500.000-2.000.000.
ini
menandakan
bahwa
penyisahan dana untuk iuran DPLK Muamalat masih mampu dijangkau oleh responden atau nasabah DPLK Muamalat. Namun dapat pula dijangkau oleh kalangan masyarakat miskin (prasejahtera), dengan
60
adanya nilai-nilai iuran yang ringan.hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.5 Pendapatan / Gaji
Frekuensi Valid < dari Rp 500.000 2 Rp 500.000 – Rp 6 1.000.000 Rp 1.500.000 – Rp 11 2.000.000 Rp. 2.000.000 – 4 2.500.000 > dari Rp 2.500.000 7 Total 30 Sumber: Hasil Pengolahan penelitian
% 6.7
Komulatif Valid % % 6.7 6.7
20.0
20.0
26.7
36.7
36.7
63.3
13.3
13.3
76.7
23.3 100.0
23.3 100.0
100.0
2. Faktor yang Mempengaruhi Minat Nasabah a. Adanya Fatwa MUI Dari data yang diperoleh tentang faktor yang mempengaruhi minat nasabah terhadap DPLK Muamalat dengan indikator adanya fatwa MUI pada produk DPLK Muamalat dapat terlihat bahwa responden (76.7%) mengatakan setuju bahwa DPLK Muamalat ini terdapat adanya fatwa MUI. Tabel 4.6 Fatwa MUI pada DPLK Muamalat
Valid Cukup Setuju Setuju
Frekuensi 1 23
% 3.3 76.7
Valid % 3.3 76.7
Komulatif % 3.3 80.0
61
Sangat Setuju Total
6 30
20.0 100.0
20.0 100.0
100.0
b. Keamanan dalam berinvestasi Dari data yang diperoleh pada waktu responden melakukan investasi terhadap Dana Pensiun di DPLK Muamalat merasakan keamanan responden untuk melakukan investasi dana di DPLK Muamalat. Hal ini dapat terlihat bahwa responden (80.0%) mengatakan setuju bahwa Dana Pensiun di DPLK Muamalat adalah penyimpanan dana investasi yang aman, dengan kata lian (tidak beresiko tinggi).
Tabel 4.7 Keamanan dana simpanan pada DPLK dalam berinvestasi
Frekuensi Valid
Cukup 3 Setuju Setuju 24 Sangat 3 Setuju Total 30 Sumber: Hasil Pengolahan penelitian
%
Valid %
Komulatif %
10.0
10.0
10.0
80.0
80.0
90.0
10.0
10.0
100.0
100.0
100.0
c. Nama Bank Muamalat yang Sudah Terpercaya Dari data yang diperoleh menurut responden mengenai akan nama Bank Muamalat yang sudah ternama didirikan karenanya responden sudah dapat mempercayai adanya bank-bank yang dengan sistem keislaman.
62
Hal ini dapat terlihat bahwa responden (63.3%) mengatakan setuju bahwa nama Bank Muamalat memang sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia.
Tabel 4.8 Nama Bank Muamalat yang sudah terpercaya dan terkenal
Frekuensi Valid
Cukup 2 Setuju Setuju 19 Sangat 9 Setuju Total 30 Sumber: Hasil Pengolahan penelitian
%
Valid %
Komulatif %
6.7
6.7
6.7
63.3
63.3
70.0
30.0
30.0
100.0
100.0
100.0
d. Dana Simpanan yang Aman Dari data yang diperoleh menurut responden terhadap penyimpanan dana (tabungan) Dana Pensiun di DPLK Muamalat responden mengatakan bahwa adanya keamanan simpanan dana untuk tabungan dana pensiunnya. Hal ini dapat terlihat bahwa responden (70.0%) mengatakan setuju bahwa simpanan dana pensiun di DPLK Muamalat itu aman. Tabel 4.9 Dana simpanan (tabungan) yang aman
Valid
Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju
Frekuensi
%
Valid %
Komulatif %
4
13.3
13.3
13.3
21
70.0
70.0
83.3
5
16.7
16.7
100.0
63
Total 30 100.0 Sumber: Hasil Pengolahan penelitian
100.0
e. Pelayanan Ramah dari Karyawan Dari data yang diperoleh mengenai pelayanan yang ramah dari karyawan/ti DPLK Muamalat responden mengatakan perilaku atau sikap petugas telah mampu memberikan layanan yang ramah terhadap pihak nasabah (60.0%) mengatakan setuju bahwa pada pelayanan dari karyawan/ti DPLK Muamalat kepada pihak nasabah-nasabahnya dengan cara pelayanan ang ramah. Tabel 4.10 Pelayanan yang ramah dari para karyawan/ti
Frekuensi Tidak Setuju 1 Cukup 7 Setuju Setuju 18 Sangat 4 Setuju Total 30 Sumber: Hasil Pengolahan penelitian Valid
% 3.3
Valid % 3.3
Komulatif % 3.3
23.3
23.3
26.7
60.0
60.0
86.7
13.3
13.3
100.0
100.0
100.0
f. Kemudahan Fasilitas dalam Transaksi Dari data yang diperoleh dengan adanya fasilitas-fasilitas yang ada di DPLK Muamalat dalam bertransaksi nasabah mendapatkan kemudahan
64
untuk melakukan investasi Dana Pensiun. Hal ini dapat terlihat bahwa responden (50.0%) mengatakan setuju bahwa adanya kemudahan fasilitas di DPLK Muamalat dalam bertransaksi. Tabel 4.11 Kemudahan fasilitas dalam transaksi
Frekuensi Valid
Cukup 10 Setuju Setuju 15 Sangat 5 Setuju Total 30 Sumber: Hasil Pengolahan penelitian
%
Valid %
Komulatif %
33.3
33.3
33.3
50.0
50.0
83.3
16.7
16.7
100.0
100.0
100.0
g. Fitur-fitur Keuntungan Dimasa Tua Dari data yang diperoleh, adanya suatu fitur-fitur keuntungan yang akan di dapatkan oleh nasabah Dana Pensiun di DPLK Muamalat pada masa tua (hari tua) nantinya, nasabah meminati untuk menjadi nasabah Dana Pensiun di DPLK Muamalat. Hal ini dapat terlihat bahwa responden (53.3%) mengatakan setuju dengan adanya fitur-fitur keuntungan Dana Pensiun dimasa tua (hari tua) nantinya.
Table 4.12 Fitur-fitur pendukung/keuntungan dimasa tua yang terdapat di DPLK
Valid
0 Cukup
Frekuensi 1 8
% 3.3 26.7
Valid % 3.3 26.7
Komulatif % 3.3 30.0
65
Setuju Setuju Sangat Setuju
16
53.3
53.3
83.3
5
16.7
16.7
100.0
Total 30 100.0 Sumber: Hasil Pengolahan penelitian
100.0
h. Promosi Iklan yang Luas Dari data yang diperoleh dengan penunjukkan adanya promosi iklan yang luas melalui penyebaran (media-media, elekronik tv, majalah/percetakan, dan lainnya) pada program DPLK Muamalat yang tempatnya di daerah Slipi_Jakarta Barat. Hal ini dapat terlihat bahwa responden (46.7%) mengatakan bahwa promosi atau iklan-iklan yang luas di lakukan oleh Bank Muamalat dengan adanya program Dana Pensiun di DPLK Muamalat. Tabel 4.13 Promosi (iklan yang luas) dilakukan oleh Bank Muamalat
Frekuensi Valid Tidak Setuju 1 Cukup 12 Setuju Setuju 14 Sangat 3 Setuju Total 30 Sumber: Hasil Pengolahan penelitian
% 3.3
Valid % 3.3
Komulatif % 3.3
40.0
40.0
43.3
46.7
46.7
90.0
10.0
10.0
100.0
100.0
100.0
i. Kemasan Merk Menggambarkan ke Islaman
66
Dari data yang diperoleh dengan adanya penglihatan merk muamalat yang terdapat di bagian kemasan depan, dengan tulisan Muamalat adalah suatu hal dengan keislaman. Hal ini dapat terlihat bahwa responden (53.3%)
mengatakan
bahwa
dari
terlihatnya
merk
Muamalat,
mencerminkan dengan adanya sistem ke Islaman.
Tabel 4.14 Kemasan Merk Muamalat Menggambarkan ke Islaman
Frekuensi Valid Tidak Setuju 1 Cukup 5 Setuju Setuju 16 Sangat 8 Setuju Total 30 Sumber: Hasil Pengolahan penelitian
% 3.3
Valid % 3.3
Komulatif % 3.3
16.7
16.7
20.0
53.3
53.3
73.3
26.7
26.7
100.0
100.0
100.0
j. Paket-paket yang Tersedia Menguntungkan Dalam Investasi Dari data yang diperoleh mengenai akan tersedianya paket-paket pada produk Dana Pensiun di DPLK Muamalat dalam berinvestasi dapat menguntungkan nasabah. Hal ini dapat terlihat bahwa responden (60.0%) mengatakan bahwa dengan ada tersedianya paket-paket program pensiun dapat menguntungkan nasabah dalam berinvestasi.
Tabel 4.15 Paket-paket yang tersedia di DPLK dapat menguntungkan dalam berinvestasi
67
Frekuensi Valid
Cukup 10 Setuju Setuju 18 Sangat 2 Setuju Total 30 Sumber: Hasil Pengolahan penelitian
%
Valid %
Komulatif %
33.3
33.3
33.3
60.0
60.0
93.3
6.7
6.7
100.0
100.0
100.0
k. Adanya dorongan dari Pihak Lain Dari data yang diperoleh pihak yang mengikut sertakan Dana Pensiun di DPLK Muamalat. Hal ini dapat terlihat bahwa sebagian besar responden yang mendapatkan dorongan untuk mengikut serta Dana Pensiun di DPLK Muamalat (43.3%) mengatakan cukup setuju, dan lainnya mengatakan setuju (30.0%) tidak setuju (20.0%) dan yang sangat setuju (6.7%) mengatakan bahwa menjadi nasabah Dana Pensiun di DPLK Muamalat atau mengetahui dengan adanya dorongan dari pihak lain. Tabel 4.16 Adanya dorongan dari pihak lain (keluarga, teman, atau lainya)
Frekuensi 6
% 20.0
Valid Tidak Setuju Cukup 13 43.3 Setuju Setuju 9 30.0 Sangat 2 6.7 Setuju Total 30 100.0 Sumber: Hasil Pengolahan penelitian
Valid % 20.0
Komulatif % 20.0
43.3
63.3
30.0
93.3
6.7
100.0
100.0
68
l. Orang Tua Ikut Serta Menabung Dari data yang diperoleh pada Dana Pensiun di DPLK Muamalat semua nasabah dengan adanya dukungan dari orang tua mereka yang ikut sertakan menabung Dana Pensiun di DPLK Muamalat. Hal ini dapat terlihat bahwa sebagian besar setuju (46.7%), dan lainnya cukup setuju (33.3%) tidak setuju (13.3%) sangat setuju (6.7%) mengatakan bahwa responden mengikut sertakan sebagai nasabah Dana Pensiun di DPLK Muamalat karena dari pihak orang tua suadah ikut serta menjadi nasabah Dana Pensiun di DPLK Muamalat.
Tabel 4.17 Orang tua ikut serta menabung di DPLK Muamalat
Frekuensi Valid Tidak Setuju 4 Cukup 10 Setuju Setuju 14 Sangat 2 Setuju Total 30 Sumber: Hasil Pengolahan penelitian
% 13.3
Valid % 13.3
Komulatif % 13.3
33.3
33.3
46.7
46.7
46.7
93.3
6.7
6.7
100.0
100.0
100.0
m. Mengetahui DPLK Karena Sudah Menabung di Bank Muamalah Dari data yang diperoleh pihak nasabah Dana Pensiun di DPLK Muamalat mengetahui adanya program Dana Pensiun di DPLK Muamalat karena pada awalnya mereka sudah menabung di Bank
69
Muamalat. Hal ini dapat terlihat bahwa responden (53.3%) mengatakan setuju mengetahui adanya program Dana Pensiun di DPLK Muamalat karena sudah menabung di Bank Muamalat sebelumnya. Tabel 4.18 Mengetahui DPLK karena sudah menabung di Bank Muamalat
Frekuensi Valid 0 2 Tidak Setuju 4 Cukup 5 Setuju Setuju 16 Sangat 3 Setuju Total 30 Sumber: Hasil Pengolahan penelitian
% 6.7 13.3
Valid % 6.7 13.3
Komulatif % 6.7 20.0
16.7
16.7
36.7
53.3
53.3
90.0
10.0
10.0
100.0
100.0
100.0
n. Mendapat Informasi DPLK dari Customer Service Dari data yang diperoleh yang telah mengikut sertakan sebagai nasabah Dana Pensiun di DPLK Muamalat sebelumnya mendapatkan informasi mengenai Dana Pensiun di DPLK Muamalat itu dari pihak customer servive yang mengajukan kepada calon nasabah-nasabahnya. Hal ini dapat terlihat bahwa responden (43.3%) mengatakan setuju dan lainnya (40.0%) cukup setuju (16.7%) mengatakan sangat setuju bahwa responden telah mendapatkan informasi adanya program Dana Pensiun di DPLK Muamalat dari informasi yang diberikan oleh customer service. Tabel 4.19 Mendapatkan informasi tentang DPLK dari customer service (CS) Muamalat
70
Frekuensi Valid
Cukup 12 Setuju Setuju 13 Sangat 5 Setuju Total 30 Sumber: Hasil Pengolahan penelitian
%
Valid %
Komulatif %
40.0
40.0
40.0
43.3
43.3
83.3
16.7
16.7
100.0
100.0
100.0
o. Sosialisasi Bank oleh Beberapa Kalangan Umat Islam Dari data yang diperoleh nasabah Dana Pensiun di DPLK Muamalat berpendapat dibank muamalat memang sudah berlingkungan atau sosialisasi dengan kalangan-kalangan umat Islam. Hal ini dapat terlihat bahwa responden (50.0%) mengatakan setuju bahwa seluruh nasabah Bank Muamalat memang telah berkecimpungan dengan kalangankalangan umat Islam.
Tabel 4.20 Sosialisasi Bank oleh beberapa kalangan umat Islam (cendekiawan, ulama)
Frekuensi Valid
Sangat Tidak 1 Setuju Tidak Setuju 1 Cukup Setuju 8 Setuju 15 Sangat Setuju 5 Total 30 Sumber: Hasil Pengolahan penelitian
%
Valid %
Komulatif %
3.3
3.3
3.3
3.3 26.7 50.0 16.7 100.0
3.3 26.7 50.0 16.7 100.0
6.7 33.3 83.3 100.0
71
C. Mekanisme Operasional Dana Pensiun pada DPLK Muamalat. DPLK Bank Muamalat Indonesia dalam melaksanakan kegiatan dana pensiun didasarkan pada aspek syariah, yaitu dengan menggunakan prinsip mudharabah yaitu titipan bagi hasil dimana bank mengelola dana tersebut untuk memperoleh keuntungan yang layak. Atas kehendaknya, kenuntungan tersebut dibagi sesuai dengan kesepakatan bersama. Dan simpanan ini merupakan fasilitas yang diberikan oleh bank Indonesia untuk memberikan kesempatan kepada pihak yang berlebihan dana untuk menyimpan dana di bank. Dari mekanisme pengelolaan dana pensiun pada lembaga DPLK BMI yaitu setiap peserta yang ikut harus mendaftarkan diri dengan mengisi formulir yang telah disiapkan serta mematuhi persyaratan yang lebih ditetapkan oleh lembaga DPLK tersebut. Pelaksanaan pengelolaan DPLK Bank Muamalat Indonesia yang meliputi banyak kegiatan satu sama lain berurut sistematis, pelaksanaan tersebut meliputi syarat dan prosedur kepesertaan, hak dan kewajiban peserta termasuk biaya administrasi yang dikenal, penyetoran iuran, penarikan manfaat pensiun, pengalihan maupun kepesertaan. Yaitu ; 1. Syarat Kepesertaan Setiap orang, baik karyawan maupun pekerja mandiri dapat diterima menjadi peserta DPLK Muamalat apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Berusia 18 tahun atau sudah menikah
72
b. Mempunyai penghasilan 2. Proses Kepesertaan Dalam membuka rekening dana pensiun nasabah harus mendatangi Bank dan mengisi serta menandatangani formulir sebagai berikut: a. Mengisi
dan
menandatangani
formulir
pendaftaran
peserta
(Formulir No. 1) Dalam formulir tersebut nasabah harus mengisi kolom-kolom kosong yang telah tersedia yaitu untuk menginformasikan data-data pribadi calon nasabah perorangan maupun perusahaan, juga berupa keterangan surat-surat atau dokumen yang diserahkan dan menentukan pilihan investasi serta mengisi ahli waris yang berhak atas
manfaat
pensiun dan keterangan setoran pertama yang dilakukan tunai. b. Menyetor iuran Pertama Penyetoran iuran pertama dilakukan pada saat nasabah mendaftarkan diri sebagai peserta DPLK Muamalat. Dengan mengacu kepada peraturan Dana Pensiun Lembaga Keuangan PT.Bank Muamalat Indonesia Nomor : 027'A/ DIR/ KPT/ IV/ 1997, Iuran peserta ditetapkan sebagai berikut: 1. Minimal sebesar Rp 20.000,- perbulan 2. Maksimum sebesar 20 % dari penghasilan apabila tidak ikut sebagai peserta DPLK lain atau sebesar 10 % dari penghasilan apabila sudah ikut sebagai peserta pada DPLK lain,
73
3. Hak Peserta DPLK Muamalat a. Mekanisme Usia Pensiun Normal 1. Usia pensiun normal yang dapat dipilih oleh peserta sekurangkurangnya 45 tahun dan setinggi-tingginya 65 tahun. 2. Dalam hal peserta diikuti sertakan oleh pemberi kerja, maka pilihan usia pensiun normal disesuaikan dengan usia pensiun normal yang berlaku pada pemberi kerja. 3. Peserta menetapkan usia pensiun normal pada saat mengajukan permohonan menjadi peserta dengan mengisi formulir pendaftaran peserta. (Formulir No.l) 4. Peserta tidak diperkenankan mengubah usia pensiun yang sudah ditetapkannya. b. Menentukanpilihanjenis investasi Adapun tata cara pemilihan dan perubahan peserta adalah sebagai berikut: 1. Jenis investasi yang dapat dipilih peserta adalah terdiri dari: 1. Deposito berjangka pada Bank di Indonesia 2. Sertifikat deposito pada Bank di Indonesia 3. Saham yang tercatat dibursa efek di Indonesia 4. Obligasi yang tercatat dibursa efek di Indonesia 5. Surat berharga lain yang tercatat dibursa efek di Indonesia, kecuali opsi dan waran
74
6. Surat berharga pasar uang (SPBU) yang ditertibkan badan hukum Indonesia 7. Saham atau unit penyertaan Reksadana 2. Pemilihan jenis investasi dilakukan pada saat mendaftarkan diri menjadi peserta dengan mengisi formulir pendaftaran peserta (Formulir No.l). 3. Peserta hanya dapat memilih sebanyak-banyaknya 2 (dua) jenis investasi dari beberapa jenis investasi. 4. Peserta dapat
melakukan perubahan
jenis
investasi
yang
bersangkutan dengan mengisi formulir perubahan jenis investasi (Formulir No.2) sekurang-kurangnya 15 hari sebelum tanggal yang dikehendaki. 5. Dalam hal peserta melakukan perubahan jenis investasi maka resiko kerugian pencairan dana yang ditanam jenis investasi sebelumnya menjadi tanggung jawab peserta. c. Melakukan penarikan sejumlah dana tertentu Mengenai tata cara penarikan dana akan menjelaskan pada bagian tersendiri. d. Meminta informasi mengenai dana yang dimiliki Dalam hal ini peserta berhak meminta informasi mengenai keadaan posisi dananya setiap saat dikehendakinya dan informasi
75
mengenai keadaan atau posisi dana peserta berupa akumulasi iuran hasil pengembangannya sesuai dengan nilai pada saat tersebut. e. Menunjuk dan mengganti pihak yang berhak atas dana peserta apabila meninggal dunia. f. Mengenai penunjukkan dan penggantian yang berhak atas dana peserta ketentuannya adalah sebagai berikut: 1. Dalam hal peserta tidak mempunyai istri atau suami dan anak, maka petunjuk pihak yang berhak atas dana ditertentukan oleh peserta. 2. Petunjuk pihak yang berhak atas dana peserta dilakukan oleh peserta pada saat mengajukan permohonan menjadi peserta dengan mengisi (Formulir No.l) atau pada periode kepesertaan dengan mengisi formulir perubahan pihak yang berhak atas dana peserta. (Formulir No.4) 3. Peserta berhak melakukan penggantian petunjukan pihak yang berhak atas dana peserta dengan mengisi formulir perubahan pihak yang berhak atas dana peserta (Formulir No.4). Adapun dana bagi pihak yang ditunjuk dan ahli waris adalah sebagai berikut: a) Dalam hal peserta meninggal dunia dan tidak ada janda /duds. dan anak serta pihak yang ditunjuk, maka dana peserta dibayarkan kepada ahli waris.
76
b) Pembayaran pihak yang ditunjuk dan ahli waris sebagaimana yang dimaksud diatas dilakukan secara sekaligus, setelah pihak yang ditunjuk dan ahli waris mengajukan permohonan dengan mengisi formulir penerimaan manfaat (Formulir No.6) serta didukung oleh dokumen sebagai berikut: -
Foto copy tanda bukti diri (KTP/SIM/Passport)
-
Foto copy keterangan kematian disahkan pejabat yang berwenang.
g. Memilih bentuk Anuitas seumur hidup dan memilih Perusahaan Asuransi Jiwa (PAJ) dalam rangka pembayaran manfaat pensiun. Mengenai pemilihan bentuk Anuitas seumur hidup dan memilih Perusahaan Asuransi Jiwa (PAJ) sebagai berikut: a) Dana pensiun berkewajiban membelikan anuitas seumur hidup atas pilihan peserta sebagai manfaat pensiun bagi peserta. b) Dana pensiun berkewajiban membelikan anuitas seumur hidup atas pilihan peserta sebagai manfaat pensiun bagi janda/duda. c) Dana pensiun berkewajiban membelikan anuitas bagi anak. d) Dana pensiun memberikan kepada peserta tentang hak manfaat pensiun sekurang-kurangnya 3 bulan sebelum dicapai usia pensiun normal. e) Peserta menentukan pilihan bentuk anuitas seumur hidup dan Perusahaan Asuransi Jiwa (PAJ) penyelenggara anuitas sekurang-
77
kurangnya 1 (satu) bulan sebelum pemberian manfaat pensiun dengan mengisi formulir penerimaan manfaat. (Formulir No.6) f) Bentuk anuitas yang dipilih peserta harus menyediakan manfaat pensiun bagi janda /duda atau anak sekurang-kurangnya 60 % dan sebanyak-banyaknya 100 % dari manfaat pensiun yang diterima peserta. g) Dalam hal peserta tidak menentukan pilihan bentuk anuitas dan Perusahaan Asuransi Jiwa (PAJ) maka, perusahaan tersebut dianggap memilih bentuk anuitas yang memberikan pembayaran berkala bagi janda /duda atau anak yang besarnya sama dengan manfaat pensiun yang diterima peserta, pada Perusahaan Asuransi Jiwa (PAJ) yang ditunjuk oleh dana pensiun. h) Dalam hal peserta meninggal dunia pada usia pensiun dipercepat, maka janda/ duda memperoleh mafaat pensiun dalam bentuk anuitas seumur hidup dari Perusahaan Asuransi Jiwa (PAJ) yang dipilih oleh janda/ duda. i) Dalam hal peserta meninggal dunia sebelum usia pensiun dipercepat, maka janda/ duda memperoleh manfaat pensiun dalam bentuk anuitas dari Perusahaan Asuransi Jiwa (PAJ) yang dipilh janda/ duda atau pembayaran dana dilakukan secara sekaligus sesuai permintaan janda/ duda.
78
j) Dalam hal peserta meninggal dunia tanpa meninggalkan istri/ suami, manfaat pensiun diberikan kepada anak dengan membelikan anuitas sampai usia 25 tahun dari Perusahaan Asuransi Jiwa (PAJ) yang dipilih. h. Mengalihkan kepersertaannya ke dalam Dana Pensiun Lembaga Keuangan lain. Tata cara pengalihan kepersertaan ke Dana Pensiun Lembaga Keuangan lain adalah : peserta dapat mengalihkan kepesertaannya ke DPLK lain dengan mengisi (Formulir No.5) pengalihan kepesertaan sekurang-kurangnya
30
hari
sebelum
tanggal
pengalihan
yang
dikehendaki. a) Peserta harus mengisi formulir pengalihan kepesertaan (Formulir No.5) b) Pengalihan dana dari DPLK peserta ke DPLK lain dilakukan oleh dana pensiun, setelah mengalihannya mendapat persetujuan dari DPLK lain. c) Pengalihan dana peserta sebagaimana dimaksud harus dipisahkan antara jumlah akumulasi iuran, pengalihan dana dari DPLK dan hasil pengembangannya. d) Segala resiko kerugian yang mungkin terjadi akibat pengalihan dana peserta ke DPLK lain sepenuhnya menjadi tanggung jawab peserta. i. Memperoleh manfaat pensiun Manfaat pensiun yang akan diperoleh peserta adalah sebagai berikut:
79
a) Manfaat Pensiun Normal diberikan kepada peserta pada saat mencapai usia pensiun normal, sesuai dengan pilihan peserta. b) Manfaat pensiun dipercepat yaitu timbul apabila peserta berhenti menyetor iuran setelah mencapai usia pensiun sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun sebelum mencapai usia pensiun normal dan dapat dibayarkan pada saat diminta tetapi dalam jangka waktu secepatcepatnya pada saat timbulnya hak atas manfaat pensiun dipercepat dan selambat-lambatnya pada saat usia pensiun normal. c) Pensiun ditunda yaitu timbul apabila peserta berhenti menyetor iuran sebelum mencapai usia pernsiun dipercepat dan manfaat pensiun dapat dibayarkan pada saat diminta peserta tetapi dalam jangka waktu secepat-cepatnya pada saat dicapai, usia pensiun dipercepat dan selambat-lambatnya pada saat dicapainya usia pensiun normal. d) Manfaat pensiun cacat diberikan kepada peserta apabila peserta cacat. Tata cara pembayaran manfaat pensiun: -
Untuk memperoleh hak atas manfaat pensiun normal, manfaat pensiun dipercepat, manfaat pensiun ditunda maka peserta harus mengajukan permohonan dengan mengisi (Formulir No.6) dan melampirkan: a. Foto copy kartu peserta b. Foto copy tanda bukti diri (KTP/SIM/Passport) yang masih berlaku.
80
c. Foto copy kartu keluarga yang disahkan oleh Lurah setempat. -
Untuk memperoleh hak atas manfaat pensiun cacat, peserta harus mengajukan permohonan dengan mengisi formulir penerimaan manfaat (Formulir No.6) dan melampirkan : a. Foto copy kartu peserta b. Foto copy tanda bukti diri (KTP/SIM/Passport) yang masih berlaku. c. Foto copy kartu keluarga yang disahkan oleh Lurah setempat. d. Surat pernyataan cacat dari Dokter.
-
Untuk memperoleh hak atas manfaat pensiun janda /duda maka, mengajukan permohonan dengan mengisi formulir penerimaan manfaat (Formulir No.6) dan melampirkan : a. Foto copy kartu peserta b. Foto copy tanda bukti diri (KTP/SIM/Passport) yang masih berlaku. c. Foto copy kartu keluarga yang disahkan oleh Lurah setempat. d. Foto copy surat keterangan kematian peserta yang disahkan pejabat yang berwenang.
-
Untuk memperoleh hak atas manfaat pensiun anak, maka anak (jika masih dibawah umur, diwakili walinya) harus mengajukan permohonan dengan mengisi formulir penerimaan manfaat (Formulir No.6) dan melampirkan :
81
a. Foto copy kartu peserta b. Foto copy tanda bukti diri (KTP/SIM/Passport) yang masih berlaku. c. Foto copy kartu keluarga yang disahkan oleh Lurah setempat. d. Surat keterangan kematian peserta atau foto copynya yang disahkan pejabat yang berwenang. e. Surat bukti wall apabila anak masih dibawah umur yang disahkan oleh Lurah setempat. -
Untuk memperoleh manfaat pensiun bagi ahli waris harus mengajukan permohonan dengan mengisi formulir penerimaan manfaat dan melampirkan : a. Foto copy tanda bukti diri (KTP/SIM/Passport) yang masih berlaku. b. Surat keterangan kematian peserta atau foto copynya yang disahkan pejabat yang berwenang. c. Fatwa waris atau surat keterangan waris atau dokumen pendukung yang menerangkan hubungan keluarga dengan peserta.
4. Kewajiban Peserta DPLK Muamalat a. Menyetor luran
82
Iuran adalah sejumlah uang tertentu yang disetorkan kepada dana pensiun yang dibukukan didalam rekening atas nama masing-masing peserta. luran peserta bersumber dari: a) Peserta sendiri yaitu apabila peserta mendaftar sendiri sebagai peserta DPLK. b) Pemberi kerja atas nama peserta, berarti iuran tetap ditanggung pihak perusahaan dan besarnya iuran sesuai dengan yang ditetapkan oleh perusahaan yang bersangkutan. c) Peserta dan pemberi kerja yaitu iuran peserta sebagian dari potongan gaji peserta dan sebagian lagi ditanggung oleh perusahaan yang besarnya sesuai dengan kebijakan internal. b. Membayar biaya-biaya yang ditetapkan oleh dana pensiun. Setiap peserta berkewajiban membayar biaya pengelolaan dana peserta kepada dana pensiun yang besarnya ditetapkan : a) Biaya awal kepesertaan antara Rp 5.000,- sampai Rp 10.000,dibayarkan pada saat mendaftarkan diri sebagai peserta bersamaan dengan penyetoran iuran pertama. b) Biaya pengelolaan dana peserta sebesar maksimal 1 % pertahun dari total dana peserta (saldo akhir tahun) yang akan dipungut setiap akhir tahun. c) Biaya perubahan jenis investasi sebesar 1 % dari total dana peserta pada tanggal perubahan.
83
d) Biaya penarikan himpunan iuran sebesar 1 % dari hasil pengembangan dana peserta pada tanggal penarikan. e) Biaya pengalihan dana ke DPLK lain sebesar 1 % dari total dana peserta. f) Biaya administrasi perbulan maksimal Rp 5.000,- yang dipungut setiap akhir tahun. c. Memberikan keterangan yang lengkap dan benar sesuai yang dibutuhkan oleh dana pension d. Mentaati segala ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan dana pensiun e. Melaporkan kepada dana pensiun setiap terjadi perubahan susunan keluarga dengan mengisi formulir perubahan pihakyang berhak atas manfaat pensiun (Formulir No.4) atau perubahan alamat dengan mengisi formulir pernyataan pindah alamat (Formulir No.7)
5. Tata Cara Penyetoran DPLK Muamalat Dalam membayar iuran setiap bulannya ada beberapa cara penyetoran yang dapat dipilih peserta, yaitu ; 1) Debet rekening bagi peserta yang telah memiliki rekening di Bank Muamalat, tabungan maupun giro dalam menyetor iuran bulanan cukup hanya membuat surat pendebetan rekening (tersedia di customer service). Sehingga Bank Muamalat pada tanggal yang telah ditentukan
84
setiap bulannya akan mendebet sejumlah dana sesuai keinginan peserta dari rekening peserta ke rekening DPLK Muamalat secara otomatis dan gratis. Cara ini sangat dianjurkan karena akan memudahkan peserta dan control dari perpindahan dananya. 2) Setor tunai, selain itu pembayaran iuran bulanan dapat juga dilakukan dengan menyetor secara tunai dana tersebut ke kantor cabang atau kantor kas Bank Muamalat terdekat. 3) Transfer dari bank lain sedang bagi yang dikantornya tidak terdapat cabang Bank Muamalat, maka iuran bulanan tetap dapat disetor dengan cara mengirimnya dari Bank anda (tranfer) ke rekening DPLK Muamalat atau di Bank Muamalat mana saja (on line). 4) Setor kliring, cek atau giro bilyet bank lain dapat juga disetorkan ke kantor cabang atau kantor kas Bank Muamalat sebagai pembayaran iuran bulanan. Tetapi DPLK Muamalat baru bisa mengakui sebagai setoran apabila dana dari cek atau giri bilyet tersebut telah efektif. 5) Dengan demikian, peserta dapat memilih cara yang terbaik sesuai kemampuannya. Sehingga kesinambungan iuran dana pensiun setiap bulan dapat terlaksana. 6. Tata Cara Penarikan Dana Ada beberapa cara yang dilakukan oleh nasabah DPLK dalam penarikan dananya yaitu;
85
1) Penarikan dana dilakukan dengan mengisi formulir penarikan dana peserta (Formulir No.3) 2) Peserta dapat melakukan penarikan sejumlah dana dari dana pensiun dan yang ditarik tidak lebih dari 30 % dari akumulasi iuran peserta. 3) Penarikan dana hanya dapat dilakukan maksimal 2 (dua) kali dalam setahun. 4) Tanpa mengurangi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam aturan yang sudah ada yaitu dalam hal peserta tidak mempunyai penghasilan lagi karena sesuatu hal, maka peserta dapat: a) Menarik seluruh akumulasi iuran b) Penarikan yang dimaksud tidak termasuk hasil pengembangan dana dan dana yang dialihkan dari dana pemberi kerja dan dana dari dana pensiun pemberi kerja c) Atas
penarikan
tersebut
peserta
wajib
membayar
biaya
penarikan sebesar 2,5 % dari total iuaran yang ditarik 7. Penarikan Manfaat Pensiun Secara Sekaligus Berdasarkan ketentuan pemerintah manfaat pensiun dapat dibelikan produk anuitas apabila akumulasi dananya lebih besar dan sama dengan 36 juta rupiah, maka DPLK wajib membelikan Anuitas seumur hidup peserta, seumur hidup janda/ duda dan anak sampai usia 25 tahun atau menikah. Sedangkan, bagi peserta yang akumulasi dananya lebih kecil dananya dari 36 juta, maka akumulasi dananya bisa diberikan secara tunai.
86
1) Peserta dapat meminta pembayaran secara sekaligus atas manfaat pensiun dalam hal dana peserta lebih kecil dari jumlah yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan RJ. 2) Dalam hal besarnya manfaat pensiun sama atau lebih besar dari jumlah yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, peserta dapat meminta pembayaran secara sekaligus maksimal 20 % dari manfaat pensiun. 3) Peserta harus mengajukan permohonan kepada dana pensiun dengan mengisi formulir penerimaan manfaat.
8. Tata Cara Penutupan Untuk DPLK tidak ada sistem pemblokiran, hanya dapat dialihkan ke dana pensiun lain atau ditutup. Penutupan dan pengalihan dapat dilakukan apabila : a. Hak atas manfaat pensiun yang dibayar Peserta DPLK dapat menutup kepesertaannya apabila peserta telah menerima pembayaran manfaat pensiun dari pihak DPLK sesuai dengan usia pensiun yang ditetapkan sebelumnya dan pada saat itulah masa kepesertaanya telah berakhir dan dapat dilakukan penutupan. b. Beralihnya kepesertaan ke dana pensiun lain Pengalihan dana ke dana pensiun lain dapat dilakukan apabila pengalihannya tersebut telah mendapat persetujuan dari DPLK lain,
87
dengan ketentuan peserta harus memberitahukan terlebih dahulu minimal 30 hari sebelum tanggal pengalihan yang dikehendaki. Adapun mengenai tata cara penutupan adalah sebagai berikut: 1) Menyerahkan kartu kepesertaan asli 2) Mengisi formulir penerimaan manfaat 3) Melampirkan foto copy kartu peserta 4) Melampirkan foto copy tanda bukti diri 5) Melampirkan foto
copy kartu keluarga yang
disahkan Lurah
setempat. Secara
keseluruhan
maka
mekanisme
berbagai
kepesertaan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini: Gambar 4.2 Skema mekanisme tahapan kepesertaan nasabah dalam DPLK Muamalat Peserta/Nasabah DPLK Tahap keikut sertaan
Cara Penutupan & Pengalihan
Syarat
Formulir
Setotan
Hak
Kewajiban
Awal Tahap
Pelaksanaan Sumber : Hasil Pengelolaan Penelitian
Cara Penarikan
Cara Penyetoran
tahapan
88
D. Perkembagan Dana Pensiun Pada DPLK Muamalat Tahun (2006-2008) Di bawah ini akan disajikan data perkembangan DPLK Muamalat diantaranya laba bersih DPLK Muamalat, perkembangan hasil investasi, serta total asset DPLK Muamalat sejak tahun 2006-2008 yaitu: 1. Perkembangan Laba Bersih DPLK Muamalat 2006-2008 Tabel 4.21 Perkembangan Laba Bersih DPLK Muamalat 2006-2008 Ket
2006
Aktiva Bersih
89,029,318,685.00
2007
2008
117,442,401,342.00
150,964,590,664.00
Sumber :Laporan Tahunan 2006-2008 Dari tabel diatas dapat dilhat perkembagan laba bersih dari DPLK Muamalat pada tahun 2006 sebesar Rp 89,029,318,685 pada tahun 2007 meningkat menjadi Rp 117,442,401,342, sedang pada tahun 2008 naik lagi menjadi Rp150,964,590,664. Dalam diagram dapat dilihat sebgai berikut: Gambar.4.3 200,000,000,000.00 150,000,000,000.00 100,000,000,000.00 50,000,000,000.00 0.00
150,964,590,664.00 89,029,318,685.00
117,442,401,342.00
2006
2007
2008
2. Perkembangan Hasil Investasi DPLK Muamalat Dalam 3 tahun terakhir, perkembangan hasil investasi DPLK Muamalat adalah sebagai berikut:
89
Tabel 4.22 Perkembangan Hasil Investasi DPLK Muamalat 2006-2008 Periode
% pa
12,49 2006 10,19 2007 6,03 2008 Sumber : Laporan Tahun 2006-2008
Menurut data diatas hasil Investasi DPLK Muamalat pertahunannya menunjukkan fluktuasi yaitu perkembangan menurun 2,3 % di (ditahun 2007) menurun 4.16% (ditahun 2008), Sehingga penurunan tertinggi terdapat pada tahun 2008 Secara gambar dapat dilihat sebagai berikut : Gambar.4.4
6.03 12.49
2006 2007 2008
10.19
3. Perkembangan Return On Assets DPLK Muamalat Return Assets DPLK Muamalat sejak tahun 2006-2008 sebagai berikut : Tabel 4.23 Total Asset DPLK Muamalat 2006-2008 Ket Return On Assets
2006
2007
2008
12.01%
9.81%
5.80%
Sumber : Laporan Tahun 2006-2008
90
Berdasarkan data tersebut diatas nampak dilihat bahwa return on assets DPLK Muamalat pertahunnya adalah sebagai berikut tahun 2006 sebesar 12.01% tahun 2007 9.81% ahun 2008 Rp 5.80%. Secara gambar dapat dilihat
sebagai berikut : Gambar 4.5
5.80% 2006 12.01%
2007 2008
9.81%
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari bahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka ditarik kesimpulan sebagi berikut: 1. Faktor-faktor paling mempengaruhi minat nasabah terhadap Dana Pensiun pada DPLK Muamalat diantaranya adalah Adanya fatwa MUI Terhadap Prodak DPLK Muamalat hal ini terlihat dengan tingginya jawaban dari 30 responden terdapat 23 orang, hingga prosentasinya sebesar 76.7% selain itu juga simpanan yang aman sebanyak 21 orang (70 %), serta pelayanan yang ramah dari karyawan/karyawati DPLK Muamalat sebanyak 18 orang atau 18% yang setuju tentang faktor-faktor yang mempengaruhi minat nasabah terhadap danna pensiun DPLK Muamalat. 2. DPLK Bank Muamalat Indonesia dalam melaksanakan kegiatan dana pensiun didasarkan pada aspek syariah, yaitu dengan menggunakan prinsip mudharabah yaitu titipan bagi hasil dimana bank mengelola dana tersebut untuk memperoleh keuntungan yang layak. Atas kehendaknya, kenuntungan tersebut dibagi sesuai dengan kesepakatan bersama. Dan simpanan ini merupakan fasilitas yang diberikan oleh
91
92
bank Indonesia untuk memberikan kesempatan kepada pihak yang berlebihan dana untuk menyimpan dana di bank. 3. Perkembangan DPLK dari tahun 2006-2008 terlihat peningkatan pada aktiva lancar dari Rp 89,029,318,685 pada tahun 2006 naik menjadi Rp 117,442,401,342.00 hingga pada tahun 2008 menjadi Rp 150,964,590,664. hal ini juga diikuti dengan kenaikan hasil investasi terlihat sebagaimana pada tahun 2006 12.49% turun menjadi 10.19% pada tahun 2007 turun 2.3% dan p-ada tahun 2008 hasil investasi turun menjadi 6.03% atau 4.16%. B. Saran Dari hasil penelitian yang telah peneliti dapatkan yaitu faktanya bahwa terdirinya Dana Pensiun Pada DPLK Muamalat yaitu yang penempatan pada UU No.11 pasal 7 ayat (2) Tahun 1992. Dan dengan adanya surat pengesahan keterangan oleh Departemen Keuangan Republik Indonesia atau Direktorat Jendral Lembaga Keuangan (Dana Pensiun). Pada Nomor: KEP-485/KM. 17/1997 tanggal 12 September 1997 yaitu: “Pengesahan atas Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun Lembaga Keuangan PT. Bank Muamalat Indonesia. Peneliti menyarankan terhadap Dana Pensiun, yang dengan berbagai buktibukti suatu tentang Dana Pensiun pada DPLK Muamalat dibawah ini yaitu : 1. Hasil investasi dari dana DPLK Muamalat perlu lebih banyak penjelasan dalam kegiatan pelayanan, konsultasi, catatan laporan
93
tahun. Terutama untuk jenis investasi dan besarnya nilai perkomponen investasi, sehingga nasabah cukup jelas (tidak samar atau kurang jelas) dalam memiliki penyimpanan dana pada investasi-investasi dananya. 2. Penarikan dana pensiun sebelum jatuh tempo perlu lebih banyak dijelaskan, hal ini mengingat setiap nasabah tentu ada yang mengalami kebutuhan mendesak atau penting disaat persediaan dana kurang. 3. Dan pada Direksi PT. Bank Muamalat Indonesia yang pendirinya Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK Muamalat), dengan adanya Dana Pensiun Pada DPLK Muamalat itu belum memiliki mendapat menurut Fatwa MUI tersendiri. Maka, pihak Direksi DPLK Muamalat yang berwenang perlu memberikan pengajuan langsung kepada Dewan Syariat Hukum (Fatwa MUI).
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Al-Karim dan terjemahnya Departemen Agama RI Karim, Adiwarman, Bank: Analisis fiqih dan Keuangan, cet.ke.3-4. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007. Antonio, Muhammad Syafi’i, Bank Syariah dari ke Praktek, cet.ke.1. Jakarta: Gema Insani Press,2001. Akmal, Yahya, Prfit Distribution, Artikel di Akses pada 22 Maret 2008 dari www.ifibank.go.id Arifin, Zaenal, Dasar- Dasar Manajemen Bank Syariah, cet.ke.1. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002. Bank Indonesia, Kodifikasi Produk Perbankan Syariah, Artikel di Akses pada 22 Maret 2008 dari www.d-bes.net Buku Pedoman Penulisan Skripsi, Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum, 2007. Briefcase Book Edukasi Profesional Syariah. Sistem dan Mekanisme Pengawasan Syariah, cet.ke.1. Jakarta: Renaisan, 2005. Siamat, Dahlan Manajemen Lembaga Keuangan, edisi kedua Jakarta: LPFEUI,1999. Rahardjo, Dawam, Islam Transformasi Sosial Ekonomi, Yogyakarta: LSAF 1999. Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Ulama Indonesia (MUI). Himpunan Fatwa Dewan Syari’ah Nasional MUI, ed. Revisi. Ciputat: Gaung Persada, 2006. Dewi, Gemala, Aspek-aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2005. Harahap, Sofyan Syafri, Akuntansi Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1997, -----------, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, cet.ke.4. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004.
93
94
Hadikoesomo, Hatif, Deposito Mudhorobah Sebagai Kuasa Modal Bagi Bank Syariah; Suatu tinjauan teoritis dan kemungkinan penerapanya, makalah pendidikan sekolah staf dan pimpinan BI angkatan XXV, Jakarta:2002, Perpustakaan Riset BI. Hilman, Imam dkk, Perbankan Syariah Masa Depan, Jakarta: Senayan ABADI publishing, 2003. Triyuwono, Iwan Perspektif Metodologi dan Teori Akuntansi Syariah, Jakarta: Raja Grafindi Persada, 2006. Jumingan, Analisis Laporan Keuangan, Jakarta: Media Grafika, 2006. Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainya, cet.ke.6. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002. Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Yogyakarta: UUP AMP YKPN, 2005. ----------------, Sistem dan Prosedur Oprasional Bank Syariah, Yogyakarta: UII Press, 2005. Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah (PKES). Materi Dakwa Ekonomi Syariah, Jakarta: PKES (Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah) Putra, Dwika Darma, Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Rasio Kecukupan Modal (Capital Adquacy Ratio/ CAR) Bank Syariah di Indonesia), Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Jakarta, 2004. Arbi, Syarif, Mengenal Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank, Jakarta: Djambatan 2003. Save, M. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, cet.ke.1. Jakarta: Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara (LPKN), 1997. Siamat, Dahlan, Manajemen Lembaga Keuangan, edisi kedua, Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1999. Sjahadeni, Sutan remy, Perbankan Islam dan Kedudukanya Dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia, Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1999.
95
Wiyono, Slamet Cara Mudah Memahami Akuntansi Perbankan Syariah Berdasarkan PSAK dan PAPSI, Jakarta: Grasindo, 2005. Assauri, Sofjan, Matematika Ekonomi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005. Murti, Sumarni, Manajemen Pemasaran Bank, edisi kelima, Yogyakarta: Liberty, 2002. Syafri Harahap, Sofyan, Wiroso Muhammad Yusuf, Akuntansi Perbankan Syariah, cet.ke.1, Jakarta: LPFE Usakti, 2005. -----------------, Laporan Keuangan: Analisis Kritis, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004. Tazkiya Institute dan BI, Kajian Regulasi dan Prodak Perbankan Syariah sebagai Bahan Rancangan Undang-Undang Perbankan Syariah, Jakarta: 2003. Tim Pengembangan Perbankan Syariah IBI, Konsep Produk dan Implementasi Oprasional Perbankan Syariah, Jakarta: Djambatan, 2001. Lestari, Tuti, Dampak Perlakuan Akuntansi Triyuwono,Iwan, Organisasi dan Akuntansi Syariah, Yogyakarta:LKIS, 2000. Veithzal Rivai, Andi Permata Veithzal, Ferry N, Financial Bank, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007. Wright, Manajemen Keuangan, Yogyakarta: Yayasan Kanisius 1970. Sumitro, Warkum, Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-lembaga Terkait. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
WAWANCARA
NAMA
: IING SUPRIHATIN
NIM
: 204046102924
PRODI
: MUAMALAT / PERBANKAN SYARIAH UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1. Faktor yang Mempengaruhi Minat Nasabah Memilih Dana Pensiun 2. Mekanisme Operasional Dana Pensiun Lembaga Keuangan Muamalat (DPLK Muamalat) 3. Perkembangan Dana Pensiun pada DPLK Muamalat (tahun 2006-2008) -
Perkembangan Laba Bersih DPLK Muamalat 2006-2008
-
Perkembangan Hasil Investasi DPLK Muamalat
-
Perkembangan Return On Assets DPLK Muamalat
4. Fungsi Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK Muamalat) 5. Investasi apa saja yang terdapat pada DPLK Muamalat, kemudian yang lebih banyak diminati atau dipilih oleh nasabahnya? 6. Apa saja manfaat DPLK bagi pesertanya? 7. Dalam program DPLK ini, telah menyelenggarakan adanya iuran pasti dan mengapa
program
tersebut
lebih
berkenan,
kemudian
mengapa
lebih
berprinsipkan dengan sistem wakalah bil ujroh? 8. Apa saja produk yang dikeluarkan oleh DPLK Muamalat? 9. Bagaimana cara penyetoran iuran DPLK Muamalat, dan berapa besar jumlah minimal & maksimal penyetorannya? 10. Apakah pada nasabah DPLK Bank Muamalat dikenakan biaya administrasi setiap penerimaannya, dan berapa besarnya biaya yang dikenakan kepada nasabah? 11. Dana pensiun yang terkumpul di investasikan kemana saja? 12. Berapa keuntungan yang diperoleh untuk pihak peserta DPLK dan juga perusahaan tersebut?
Jawaban : 1. Dari Sejalan dengan tujuan penelitian untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi minat nasabah terhadap Dana Pensiun pada DPLK Muamalat. Terlihat pada hasil penelitian kuesioner yang terkumpul dan di kelola dengan rumusan SPSS, dapat terhitung sebagai berikut: - Adanya fatwa MUI Terhadap Prodak DPLK Muamalat hal ini terlihat dengan tingginya jawaban dari 30 responden terdapat 23 orang, hingga prosentasinya sebesar 76.7%. - Simpanan yang aman sebanyak 21 orang (70 %). - Pelayanan yang ramah dari karyawan/karyawati DPLK Muamalat sebanyak 18 orang atau 18%. Mengatakan setuju tentang faktor-faktor yang mempengaruhi minat nasabah terhadap Dana Pensiun DPLK Muamalat. 2. Dari mekanisme pengelolaan Dana Pensiun pada DPLK Muamalat yaitu setiap peserta yang ikut harus mendaftarkan diri dengan mengisi formulir yang telah disiapkan serta mematuhi persyaratan yang lebih ditetapkan oleh lembaga DPLK tersebut. Pelaksanaan pengelolaan DPLK Muamalat yang meliputi banyak kegiatan satu sama lain berurut sistematis, pelaksanaan tersebut meliputi syarat dan prosedur kepesertaan, hak dan kewajiban peserta termasuk biaya administrasi yang dikenal, penyetoran iuran, penarikan manfaat pensiun, pengalihan maupun kepesertaan.
3. Perkembangan DPLK dari tahun 2006-2008 yaitu: Dapat terlihat pada peningkatan Aktiva Lancar dari Rp 89,029,318,685 dan pada tahun 2006 naik menjadi Rp 117,442,401,342.00. Hingga pada tahun 2008 menjadi Rp 150,964,590,664. Kemudian juga diikuti dengan kenaikan hasil investasi terlihat sebagaimana pada tahun 2006 (12.49%) turun menjadi (10.19%) pada tahun 2007 turun (2.3%) dan pada tahun 2008 hasil investasi turun menjadi (6.03%) atau (4.16%). 4. Dari manfaat program pensiun ada dua hal sebagai manfaat pensiun yaitu : a. Perorangan,
sebagai
upaya
untuk
mendapatkan
jaminan
kesinambungan penghasilan dan kesejahteraan di hari tua bagi diri sendiri dan keluarganya. b. Perusahaan, perusahaan memberikan kesinambungan penghasilan karyawannya
setelah
berhenti
dari
bekerja,
dan
dengan
mengikutsertakan karyawan suatu perusahaan pada DPLK Muamalat, akan memberikan rasa “aman” bagi masa depan karyawan. Sehingga akan ketenangan baik saat karyawan masih aktif bekerja maupun yang sudah pensiunan. 5. Investasi yang banyak diminati atau dipilih oleh nasabah Dana Pensiun pada DPLK Muamalat, yaitu pada bentuk investasi deposito. Karena menggunakan deposito nasabah dapat merasakan lebih aman untuk berinvestasi, dibandingkan dengan investasi sukuk atau reksadana. 6. Dengan menjadi peserta Dana Pensiun Muamalat akan timbul manfaat dari materi maupun non materi baik bagi perusahaan maupun karyawan.
1) Bagi Perusahaan a) Meningkatkan Efisiensi : 1. Penyelenggaraan administrasi 2. Tidak perlu memiliki tenaga khusus untuk melakukan investasi 3. Iuran bagian perusahaan sebagai biaya, sehingga mengurangi pajak b) Loyalitas karyawan yang dapat meningkatkan produktivitas kerja c) Mengurangi turn over karyawan potensial d) Citra perusahaan meningkat 2) Bagi Karyawan a) Memiliki kepastian akan adanya jaminan hari tua dan keluarga b) Ketenangan dalam bekerja c) Menambah pendapatan tidak kena pajak (PTKP) d) Pengelolaan yang aman karena ditangani oleh tenaga profesional dengan hasil yang optimal Sedangkan manfaat pensiun yang akan dinikmati oleh peserta atau ahli warisnya adalah : 1) Bagi Peserta a)
Pensiun Hari Tua (PHT) : mulai dibayar pada usia Pensiun Normal (antara 45-65 tahun) tergantung kesepakatan pada saat pendaftaran.
b)
Pensiun dipercepat : dapat dibayarkan sesudah usia peserta mencapai sekurang-kurangnya 10 tahun sebelum Pensiun Normal.
c)
Pensiun ditunda : apabila peserta berhenti membayara iuran sebelum mencapai usia pensiun. Pembayaran akan dilakkukan secepatnya mulai 10 tahun sebelum usia Pensiun Normal.
d)
Pensiun Cacat : dibayarkan apabila peserta menderita cacat sehingga tidak mampu bekerja lagi.
2) Bagi Keluarga a)
Pensiun Janda/Duda : dibayarkan kepada janda/duda seumur hidup
b)
Pensiun Anak Yatimpiatu : dibayarkan sampai anak berusia 25 tahun
3)
Bagi Pihak Yang Ditunjuk Dalam hal peserta meninggal dunia dan tidak ada janda/duda ataupun anak. Maka, dana yang merupakan hak peserta dibayarkan kepada pihak yang ditunjuk oleh peserta.
7. Dana Pensiun Lembaga Keuangan adalah dana pensiun yang dibentuk oleh Bank dan Perusahaan Asuransi Jiwa yang menyelenggarakan program pensiun iuran pasti (PPIP) bagi perseorangan, baik karyawan maupun pekerja mandiri yang terpisah dari dana pensiun pemberi kerja bagi karyawan Bank atau perusahaan asuransi jiwa yang bersangkutan. Maka, sesuai dengan Undang-undang No. 11 tahun 1992 yang tunjuk untuk menyelenggarakan program DPLK adalah Bank atau perusahaan asuransi jiwa dengan batasan bahwa kekayaan, pengelolaan dana maupun program-programnya terlepas dari badan pendirinya, hal ini dilakukan agar kelangsungan hidup DPLK dan pesertanya terjamin.
8. DPLK Muamalat sebagai besar penyelenggara program Dana Pensiun Iuran Pasti yang memiliki dua jenis produk yaitu: 1. Pensiun Ummat Produk Pensiun Ummat adalah produk DPLK Muamalat dengan program iuran pasti, dimana dengan produk ini peserta akan mendapat manfaat pensiun sebesar total iuran ditambah dengan hasil pengembangan. Adapun besarnya hasil pengembangan sesuai dengan jenis investasi yang dipilih. 2. Wasiat Ummat Produk ini merupakan produk kerjasama DPLK Muamalat dengan Asuransi Syariah, yang diberikan proteksi kepada peserta produk pensiun ummat selama masa kepesertaan. -
Apabila peserta ditakdirkan meninggal dunia sebelum usia pensiun (selama masa kepesertaan) maka ahli waris peserta akan mendapat manfaat pensiun sebesar nilai pertanggungan yang telah disepakati di awal.
-
Apabila peserta mencapai usia pensiun, maka mafaat pensiun yang akan diterima adalah sebesar total iuran ditambah dengan hasil pengembangan.
9. Ada tiga macam cara untuk penyetoran iuran Dana Pensiun pada DPLK Muamalat yaitu: 1. Dari bank lainnya ; BSM, BNI Syariah atau Syariah lainnya 2. Transfer melalui rekening, dan 3. Pemindahan Buku
Dan pada besarnya iuran nasabah adalah minimal Rp 50.000 perbulan (maksimal 20% dari penghasilan apabila peserta tidak memiliki rekening di Dana Pensiun lain, atau 10% apabila peserta memiliki rekening di Dana Pensiun lain). Besarnya iuran yang dipilih dapat berubah-ubah sepanjang memenuhi persyaratan, sehingga untuk pembayaran premi dilakukan perbulan. 10. Pada biaya-biaya yang akan dikenakan oleh calon nasabah Dana Pensiun pada DPLK Muamalat, adalah sebagai berikut: a. Biaya awal kepesertaan Rp 10.000 (sepuluh ribu rupiah), dibayarkan pada saat mendaftarkan diri sebagai Peserta bersamaan dengan penyetoran iuran pertama. b. Biaya pengelolaan dana Peserta maksimal sebesar 2% (dua perseratus) pertahun dari total dana Peserta (saldo akhir tahun) yang akan dipungut setiap akhir tahun. c. Biaya perubahan jenis investasi sebesar 1% (satu perseratus) dari total dana Peserta pada tanggal berubahan. d. Biaya penarikan himpunan iuran sebesar 1% (satu perseratus) dari hasil pengembangan dana. e. Biaya pengalihan dana Peserta ke Dana Pensiun Lembaga Keuangan lain sebesar 1% (satu perseratus) dari total dana Peserta. f. Biaya administrasi Rp.5000,- (lima ribu rupiah) yang dipungut setiap akhir tahun.
g. Biaya pembayaran manfaat pensiun maksimum sebesar 5% (lima perseratus) dari total dana pengalihan yang berasal dari Dana Pensiun lain apabila masa kepesertaan kurang dari (satu) tahun. 11. Pada DPLK Muamalat melaksanakan kegiatan dana pensiun yang didasarkan pada aspek syariah, yaitu dengan menggunakan prinsip wakalah bil ujroh yaitu titipan bagi hasil dimana bank mengelola dana tersebut untuk memperoleh keuntungan yang layak. Atas kehendaknya, kenuntungan tersebut dibagi sesuai dengan kesepakatan bersama. Dan simpanan ini merupakan fasilitas yang diberikan oleh bank Indonesia untuk memberikan kesempatan kepada pihak yang berlebihan dana untuk menyimpan dana di bank. 12. Keuntungan pada Dana Pensiun (DPLK Muamalat) melakukan dana peserta melalui instrument yang dinamakan sebagai investasi sesuai syariah, selain kenyamanan dalam berinvestasi karena ada dana dikelola secara syariah, dan peserta juga akan mendapatkan tambahan
berupa
bagihasil dari investasi yang dilakukan oleh pihak DPLK Muamalat berdasarkan pilihan investasi peserta.
BLOK II. TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP KEPUTUSAN MENABUNG DI DPLK MUAMALAT Keterangan : SS = Sangat Setuju S = Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju TS = Tidak Setuju
CS = Cukup Setuju
Pernyataan SS DPLK Muamalat satu-satunya dana pensiun ke Islaman 5 Menerapkan prinsip syariah dalam sistem bagi hasil Bagi hasil yang menguntungkan Bank Muamalat mengharamkan adanya riba Adanya Fatwa MU pada produk DPLK Muamalat Keamanan dana simpanan pada DPLK dalam berinvestasi Lokasi Bank Muamalat yang strategis, aman, dan nyaman Nama Bank Muamalat yang sudah terpercaya dan terkenal Kerapihan dan kedisiplinan pada karyawan/ti dalam berbusana Dana simpanan (tabungan) yang aman Investasi tabungan yang dihasilkan halal dan baik Pelayanan yang cepat dari para karyawan/ti Pelayanan yang ramah dari para karyawan/ti Kemudahan fasilitas dalam transaksi Fitur-fitur pendukung/keuntungan dimasa tua yang terdapat di DPLK Menjadi nasabah muamalat sama dengan memajukan ekonomi Islam Promosi (iklan yang luas) dilakukan oleh Bank Muamalat Kemasan merk Muamalat menggambarkan ke Islaman Paket-paket yang tersedia di DPLK dapat menguntungkan dalam berinvestasi Adanya dorongan dari pihak lain (keluarga, teman, atau lainya) Orang tua ikut serta menabung di DPLK Muamalat Mengetahui DPLK karena sudah menabung di Bank Muamalat Mendapatkan informasi tentang DPLK dari customer service (CS) Muamalat Sosialisasi Bank oleh beberapa kalangan umat Islam (cendekiawan, ulama)
~ Terima Kasih Atas Kerja Samanya ~
S 4
CS TS STS 3 2 1
KUESIONER Dana Pensiun Lembaga Keuangan Muamalat (DPLK Muamalat)
Assalamualaikum Wr.Wb Kepada Yth : Bapak/Ibu/Sdr/Sdri Di tempat Dalam rangka penelitian mengenai tingkat peminat Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Muamalat, saya bermaksud untuk menyebarkan/mendistribusikan kuesioner ini. Sehubungan dengan penyebaran kuesioner ini, bertujuan untuk mendapatkan sumber data, dalam keperluan skripsi yang saya teliti dengan judul “Faktor yang Mempengaruhi Minat Nasabah Terhadap DPLK Muamalat”. Saya ucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu/Sdr/Sdri yang berkenan meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner yang saya ajukan ini. Petunjuk : Untuk blok I lingkarilah jawaban yang sesuai, dengan diharapkan jawaban yang sebenarnya. Dan untuk blok II berilah tanda cek ( ) pada salah satu alternatif jawaban pertama yang dianggap sesuai. Identitas Nasabah Nama Lengkap : (Jabatan/Gelar) : Alamat
:
Jenis kelamin
:
BLOK I. KETERANGAN RESPONDEN Profil Nasabah Umur Bapak/Ibu/Sdr/Sdri : 1. < 20 tahun 2. 20-30 tahun 3. 30-50 tahun 4. 50 tahun ke atas Pendidikan terakhir Bapak/Ibu/Sdr/Sdri : 1. SD / MI 2. SMP / Mts Negeri 3. SMA / MA 4. Diploma / Perguruan Tinggi 5. Lainnya, sebutkan………………
Pekerjaan/status Bapak/Ibu/Sdr/Sdri : 1. PNS 2. Karyawan/ Karyawati 3. Pegawai Negeri 4. Pengusaha/ Wiraswasta 5. Pensiunan 6. Lainnya, sebutkan…………… Pendapatan/gaji : 1. < dari Rp 500.000 2. Rp 500.000 – Rp 1.0000.000 3. Rp 1.500.000 – Rp 2.000.000 4. Rp 2.000.000 – Rp 2.500.000 5. > dari Rp 2.500.000
Frequency Table Adanya Fatwa MU pada produk DPLK Muamalat
Valid
Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frequenc y
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
3.3
3.3
3.3
23
76.7
76.7
80.0
6
20.0
20.0
100.0
30
100.0
100.0
Keamanan dana simpanan pada DPLK dalam berinvestasi
Valid
Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frequenc y
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
3
10.0
10.0
10.0
24
80.0
80.0
90.0
3
10.0
10.0
100.0
30
100.0
100.0
Nama Bank Muamalat yang sudah terpercaya dan terkenal
Valid
Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frequenc y
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2
6.7
6.7
6.7
19
63.3
63.3
70.0
9
30.0
30.0
100.0
30
100.0
100.0
Dana simpanan (tabungan) yang aman
Valid
Cukup Setuju Setuju
Frequenc y
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
4
13.3
13.3
13.3
21
70.0
70.0
83.3
Sangat Setuju Total
5
16.7
16.7
30
100.0
100.0
100.0
Pelayanan yang cepat dari para karyawan/ti Frequenc y Valid Tidak Setuju 1 Cukup 7 Setuju Setuju 18 Sangat 4 Setuju Total 30
Percent 3.3
Valid Percent 3.3
Cumulative Percent 3.3
23.3
23.3
26.7
60.0
60.0
86.7
13.3
13.3
100.0
100.0
100.0
Kemudahan fasilitas dalam transaksi
Valid
Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frequenc y
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
10
33.3
33.3
33.3
15
50.0
50.0
83.3
5
16.7
16.7
100.0
30
100.0
100.0
Fitur-fitur pendukung/keuntungan dimasa tua yang terdapat di DPLK
Valid
0 Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frequenc y 1
Percent 3.3
Valid Percent 3.3
Cumulative Percent 3.3
8
26.7
26.7
30.0
16
53.3
53.3
83.3
5
16.7
16.7
100.0
30
100.0
100.0
Promosi (iklan yang luas) dilakukan oleh Bank Muamalat
Frequenc y Valid Tidak Setuju 1 Cukup 12 Setuju Setuju 14 Sangat 3 Setuju Total 30
Percent 3.3
Valid Percent 3.3
Cumulative Percent 3.3
40.0
40.0
43.3
46.7
46.7
90.0
10.0
10.0
100.0
100.0
100.0
Kemasan merk Muamalat menggambarkan ke Islaman Frequenc y Valid Tidak Setuju 1 Cukup 5 Setuju Setuju 16 Sangat 8 Setuju Total 30
Percent 3.3
Valid Percent 3.3
Cumulative Percent 3.3
16.7
16.7
20.0
53.3
53.3
73.3
26.7
26.7
100.0
100.0
100.0
Adanya dorongan dari pihak lain (keluarga, teman, atau lainya) Frequenc y Valid Tidak Setuju 6 Cukup 13 Setuju Setuju 9 Sangat 2 Setuju Total 30
Percent 20.0
Valid Percent 20.0
Cumulative Percent 20.0
43.3
43.3
63.3
30.0
30.0
93.3
6.7
6.7
100.0
100.0
100.0
Paket-paket yang tersedia di DPLK dapat menguntungkan dalam berinvestasi
Valid
Cukup Setuju Setuju Sangat
Frequenc y
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
10
33.3
33.3
33.3
18 2
60.0 6.7
60.0 6.7
93.3 100.0
Setuju Total
30
100.0
100.0
Orang tua ikut serta menabung di DPLK Muamalat Frequenc y Valid Tidak Setuju 4 Cukup 10 Setuju Setuju 14 Sangat 2 Setuju Total 30
Percent 13.3
Valid Percent 13.3
Cumulative Percent 13.3
33.3
33.3
46.7
46.7
46.7
93.3
6.7
6.7
100.0
100.0
100.0
Mengetahui DPLK karena sudah menabung di Bank Muamalat Frequenc y Valid 0 2 Tidak Setuju 4 Cukup 5 Setuju Setuju 16 Sangat 3 Setuju Total 30
Percent 6.7 13.3
Valid Percent 6.7 13.3
Cumulative Percent 6.7 20.0
16.7
16.7
36.7
53.3
53.3
90.0
10.0
10.0
100.0
100.0
100.0
Mendapatkan informasi tentang DPLK dari customer service (CS) Muamalat
Valid
Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frequenc y
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
12
40.0
40.0
40.0
13
43.3
43.3
83.3
5
16.7
16.7
100.0
30
100.0
100.0
Sosialisasi Bank oleh beberapa kalangan umat Islam (cendekiawan, ulama)
Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frequenc y
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
3.3
3.3
3.3
1 8 15 5 30
3.3 26.7 50.0 16.7 100.0
3.3 26.7 50.0 16.7 100.0
6.7 33.3 83.3 100.0