PENGARUH PASAR SAHAM TERHADAP KINERJA INVESTASI DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN (Studi pada DPLK Muamalat Periode 2011-2013) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh: KHAIRUN NISA NIM: 1110046100137
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H /2015 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul "PENGARIIH PASAR SAHAM TERHADAP KINERJA
INVESTASI DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN" (Studi pada DPLK Muamalat Periode 20ff-2013) telah diujikan dalam siding Munaqasah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakafta pada tanggal 31 Maret 2015.
Skipsi ini telah diterima
sebagai salah satu
syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy') pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).
Jakarta.
3l
Maret 2015
61996031001
PANITIA UJIAN Ketua
Ah. Azharuddin Lathif. M.Ae.MFI NrP. 197 425072001 121 00 I
Sekretaris
Abdurrauf. Lc. MA. NIP. 19731215200501 1002
Pembimbing
Arif Fauzan. S.E. M.M
Penguji
Rizqon Halal Syah A.ii. M.Si
1
NIP. 1 9790405201 l0l 1005 Penguj i 2
Abdurrauf. Lc. MA NrP. 19731215200501 1002
PENGARUH PASAR SAHAM TERHADAP KINERJA INVESTASI DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN (Studi pada DPLK Muamalat Periode 2011-2013)
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya meyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentua yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Maret 2015
Khairun Nisa
PENGARUH PASAR SAHAM TERHADAP KINERJA INVESTASI DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN (Studi pada DPLK Muamalat Periode 2011-2013) ABSTRAK Khairun Nisa. NIM 1110046100137. PENGARUH PASAR SAHAM TERHADAP KINERJA INVESTASI DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN (Studi Pada DPLK Muamalat Periode 2011-2013). Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum. Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2015. Jumlah halaman Penelitian ini menganalisis bagaimana Kinerja Dana Pensiun Lembaga Keuangan Muamalat dengan Metode Time Weighted Rate of Return, Sharpe, dan Treynor, yang dibandingkan dengan Kinerja Pasar yang dijadikan Benchmark yaitu IHSG dan JII. Kemudian dianalisis untuk melihat seberapa besar pengaruh pasar saham terhadap kinerja DPLK tersebut. Penelitian ini menggunakan analisis Regresi Linier Berganda. Hasil dari penelitian ini berdasarkan uji statistik f kedua variable IHSG dan JII berpengaruh terhadap kinerja DPLK Muamalat, berdasarkan Uji statistik t variabel IHSG berpengaruh secara signifikan terhadap DPLK, sementara JII berpengaruh tidak signifikan terhadap DPLK. Variabel independen mampu mempengaruhi variabel dependen sebesar 70,4%.
Kata Kunci
: Kinerja Investasi, DPLK, Time Weighted Rate of Return, Sharpe, dan Treynor.
Pembimbing : Arif Fauzan, S.E,M.M Daftar Pustaka : 2002 s.d 2013
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillah, segala puji dan syukur peulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah yang tiada terkira sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi suri tauladan bagi seluruh umat manusia (khususnya ummat muslim) di dunia beserta para sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa dukungan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak khususnya: 1. Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A., selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag., M.H., dan Abdurrauf, Lc, MA., selaku ketua Prodi Muamalat dan Sekretaris Prodi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta . 3. Dr. H. Abdul Malik, MM, selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis.
ii
4. Arif Fauzan, S.E, M.M, selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan ilmunya dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini bisa terselesaikan dengan baik. 5. Rizqon Halal Syah Aji, M.Si dan Abdurrauf, Lc, MA. Selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan yang bermanfaat bagi penulis. 6. La Ode Rizal Adikrishna yang telah memberikan kesempatan penulis untuk melakukan riset di DPLK Muamalat. 7. Segenap Bapak/Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan ilmunya selama penulis duduk di bangku kuliah sampai penulis dapat menyelesaikan studi di Fakultas Syariah dan Hukum. 8. Segenap staf akademik dan staf Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum dan Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 9. Kedua orang tua tercinta, ayahanda H. Endang Zaenudin dan ibunda Hj. Siti Maemunah yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil, serta untuk semua do’a yang tak pernah terputus kepada penulis, terimakasih yang tak terhingga kepada kedua orang tuaku tercinta, love you mimih dan bapak. 10. Adik-adik ku, M. Amalludin Maulana, M. Hafidz Qalbi, M. Thoriq Ziyad, terimakasih atas semua do’a, semangat dan dukungan kepada penulis, terimakasih selalu memberikan kecerian ketika penulis pulang
iii
ke rumah. Semoga kalian juga bisa mengikuti jejak penulis, juga menjadi anak-anak yang shaleh. 11. Teman-teman terbaik seperjuangan, Perbankan Syariah C 2010, terimakasih atas kebersamaan dan dukungannya semasa perkuliahan selama 4 tahun, semoga tali persaudaraan kita tetap terjaga sampai akhir masa. 12. Sahabat-sahabat terbaikku, Listia Ningsih, Yana Zuhrina, Nia Imaniah, dan Linda Rosyidah, terimakasih atas semua kebersamaan, keceriaan, semangat, dan do’a dari kalian, terimakasih telah memberi warna di masa perkuliahan ini. Semoga persahabatan kita tetap terjalin sampai akhir masa. 13. Terimakasih untuk My Roommate Nur Fitriani Habibah, dan Gadis Rizki Kurnia yang selalu memberikan kecerian di kamar, makasih atas semua do’a dan dorongan semangatnya. 14. Terimakasih kepada Saiful Bahri atas segala do’a dan dorongan semangatnya, terimakasih atas telinga yang selalu siaga dalam mendengarkan segala keluhan penulis. 15. Dan terimkasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses menyelesaikan skripsi ini, yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu Jakarta, Maret 2015 Penulis Khairun Nisa
iv
DAFTAR ISI ABSTRAK .................................................................................................................... i KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... v DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ viii DAFTAR TABEL ...................................................................................................... ix BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1 A. Latar Belakang ............................................................................................ 1 B. Identifikasi Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................... 5 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................... 7 D. Metode Penelitian........................................................................................ 8 E. Sistematika Penulisan ............................................................................... 10 BAB II TELAAH PUSTAKA ................................................................................. 12 A. Landasan Teori .......................................................................................... 12 1. Investasi ................................................................................................................. 12 2. Kinerja Investasi.................................................................................................. 16 3. Indeks Pasar Saham............................................................................................ 18 4. Return ..................................................................................................................... 19 5. Risiko… .............................................................................................. 20
v
7. Pengukuran Kinerja Investasi… ......................................................... 21 8. Dana Pensiun… ................................................................................... 24 B. Kerangka Konsep ...................................................................................... 32 C. Review Studi Terdahulu ............................................................................ 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 38 A. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 38 B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ............................................... 39 C. Jenis dan Sumber Data .............................................................................. 40 D. Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 40 E. Metode Analisis Data ................................................................................ 41 F. Operasional Variabel Penelitian ................................................................ 49
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................................... 51 A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ......................................................... 51 B. Pengaruh Pasar Saham Terhadap Kinerja Investasi Dana Pensiun Lembaga Keuangan Muamalat ................................................................ 58 C. Hasil Analisis Data .................................................................................... 62 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................... 75
vi
B. Saran .......................................................................................................... 76 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 78 LAMPIRAN ............................................................................................................... 79
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Model Penelitian .................................................................................... 33 Gambar 4.1. Skema Program ...................................................................................... 53 Gambar 4.2 Grafik P-Plot .......................................................................................... 67 Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................................ 69
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Perbandingan DPPK dan DPLK ................................................................ 27 Tabel 4.1. Pilihan Paket Investasi DPLK . .................................................................. 55 Tabel 4.2 History Return Investasi DPLK .................................................................. 56 Tabel 4.3 Jenis Manfaat Pensiun................................................................................. 57 Tabel 4.4 Kinerja 3 Tahun DPLK Muamalat, IHSG dan JII berdasarkan Metode TWRR .......................................................................................... 58
Tabel 4.5 Kinerja 3 Tahun DPLK Muamalat, IHSG dan JII berdasarkan Indeks Sharpe........................................................................................................ 60 Tabel 4.6 Kinerja 3 Tahun DPLK Muamalat, dan IHSG berdasarkan Indeks Treynor. ..................................................................................................... 61 Tabel 4.7 Kinerja DPLK Muamalat, dan JII selama 3 tahun berdasarkan Indeks Treynor .......................................................................................... 62 Tabel 4.8. Hasil Uji Statistik Deskriptif ...................................................................... 63 Tabel 4.9. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov. ............................................................... 66 Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolinaritas ......................................................................... 67 Tabel 4.11 Hasil Uji Glejser ....................................................................................... 69 Tabel 4.12 Hasil Uji Autokorelasi .............................................................................. 70 Tabel 4.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi ............................................................... 71
ix
Tabel 4.14 Hasil Uji Statistik F. .................................................................................. 72 Tabel 4.15 Hasil Uji Statistik t .................................................................................... 73
x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dana pensiun merupakan salah satu lembaga keuangan bukan bank di Indonesia yang mempunyai aktivitas memberikan jaminan kesejahteraan pada masyarakat baik untuk kepentingan pensiun maupun akibat kecelakaan. Dana pensiun ini akan memberikan ketenangan pada masyarakat atas masa tuanya dan atas peristiwa yang tidak terduga.1 Ide dana pensiun diselenggarakan untuk memberikan jaminan kesejahteraan bagi karyawan dan keluarganya pada saat karyawan memasuki masa pensiun atau mengalami kecelakaan semasa kerja yang mengakibatkan
cacat
tubuh
atau
meninggal
dunia.
Jaminan
kesejahteraan tersebut dalam bentuk pensiun (pension benefit) diberikan kepada karyawan dan keluarganya yang dibayarkan secara berkala sesuai dengan peraturan dana pensiun.2 Di Indonesia melalui UU No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan dan Keputusan Menteri Keuangan No.250 / KMK.001 / 1985 telah diberikan perlakuan khusus kepada usaha swasta yang menyelenggarakan program pensiun. Selain itu, pemerintah telah mengeluarkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan UU No. 11 / 1
Ade Arthesa dan Edia Handiman, Bank & lembaga keuangan bukan bank (Jakarta: indeks,2006) h. 281 2 O.P. Simorangkir, Pengantar lembaga keuangan bank & non bank (Bogor : Ghalia Indonesia 2004) h.184
1
1992, yaitu Peraturan Pemerintah No. 76 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun Lembaga Keuangan. Industri lembaga Keuangan Dana Pensiun terus mengalami kemajuan dan semakin berkembang. Kondisi ini memberikan semangat yang lebih besar bagi regulator untuk terus meningkatkan peran dana pensiun dalam perekonomian di Indonesia. Apalagi potensi tumbuhnya jumlah kepesertaan di dana pensiun masih sangat besar di masa yang akan datang. Sejak disahkannya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun (Selanjutnya disebut Undang-Undang Dana Pensiun). Industri Dana Pensiun terus tumbuh dan menunjukkan perannya dalam perekonomian Indonesia. Indikator pertumbuhan industri Dana Pensiun diantaranya dapat terlihat dari pertumbuhan aset, investasi dan peserta yang yang terus bertambah.3 Jumlah peserta Dana Pensiun pada tahun 2012, baik DPPK maupun DPLK, tercatat sebanyak 3.345.798 orang, atau mengalami kenaikan sebesar 8,53% atau 263.090 orang dibandingkan dengan tahun 2011. Dari kondisi tersebut, peningkatan peserta yang terjadi di DPLK lebih tinggi dari DPPK.4 Salah satu variabel penting yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan industri Dana Pensiun adalah jumlah dana masyarakat yang dihimpun dan dikembangkannya. Investasi merupakan salah satu 3 4
Laporan tahunan Dana Pensiun 2011. Statstik 2012 dan direktori 2013 dana-pensiun
2
bagian penting dari pengelolaan Dana Pensiun. Hingga 10 Tahun pertama keberadaan Dana Pensiun, instrumen investasi berbentuk deposito merupakan instrumen yang mendominasi portofolio investasi Dana Pensiun. Pada saat itu hasil tingkat suku bunga deposito dianggap masih dapat mencukupi kebutuhan pemenuhan target Dana Pensiun sebagaimana ditetapkan dalam arahan investasi dana Pensiun.5 Kemampuan manajer investasi dalam meraih keuntungan dalam mengelola investor ditentukan oleh beragai faktor antara lain kebijakan investasi. Jadi bila kebijakan investasi yang diambil kurang tepat, maka risiko kerugian investor tidak dapat dihindarkan walaupun kebijakan investasi
yang
diterapkan
berbeda-beda
tetapi
pada
dasarnya
mempunyai tujuan yang sama, yaitu memberikan tingkat keuntungan investasi yang lebih baik dibandingkan pada investasi lainnya dengan risiko yang minimal. Diantara 19 jenis investasi terdapat emapat jenis investasi yang mendomnasi portofolio investasi Dana Pensiun, yaitu deposito, obligasi, Surat Berharga Negara (SBN), dan saham. Pada posisi akhir tahun 2012, proporsi investasi Dana Pensiun pada keempat jenis instrument investasi tersebut masing-masing sebesar 26,27%, 24,25%, 20,34% dan 16,43%. Nilai investasi dana pensiun per Agustus 2014 menunjukkan peningkatan, sejalan dengan tren penguatan pasar pada bulan tersebut. Nilai investasi dana pensiun tercatat sebesar Rp 173 triliun meningkat
5
Laporan tahunan Dana Pensiun 2011
3
sebesar 1,38 persen dibandingkan posisi Juli 2014.6 Pertumbuhan lembaga keuangan syariah di Indonesia, secara lambat tetapi pasti juga mendorong perkembangan dana pensiun yang beroperasi sesuai dengan prinsip syariah. Sampai saat ini dana pensiun syariah berkembang pada Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) yang dilaksanakan oleh beberapa bank dan asuransi syariah. Hingga saat ini pertumbuhan Lembaga keuangan terutama lembaga pengelola dana pensiun syariah semakin berkembang. Lembaga keuangan dana pensiun syariah turut meramaikan perkembangan industri keuangan. Hal ini menyebabkan persaingan dalam industri keuangan semakin ketat. Untuk itu bank-bank dan Asuransi yang memiliki dana pensiun Lem-baga keuangan berlomba-lomba untuk meningkatkan kinerjanya agar perannya sebagai lembaga keuangan yang berasaskan kepercayaan dapat berjalan dengan lancar. Berdasarkan uraian dari permasalahan-permasalahan di atas menimbulkan minat penulis untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai kinerja investasi Dana Pensiun Lembaga Keuangan. Oleh karena itu penulis mengambil judul skripsi: “Pengaruh Pasar Saham Terhadap Kinerja Investasi Dana Pensiun Lembaga keuangan (Studi pada DPLK Muamalat Periode 2011-2013)”.
6
Siaran Pers, diakses pada 4 September 2014 dari www.ojk.go.id/siaran-pers-evaluasiperkembangan-dan-profil-risiko-industri-jasa-keuangan-bulan-Oktober.
4
B. Identifikasi Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah diperlukan untuk menerangkan masalahmasalah yang mungkin muncul pada objek penelitian yang akan diteliti sebelum dibuat perumusan masalahnya. Identifikasi masalah dalam penelitian ini antara lain: a. Masih banyak ruang untuk tumbuh kembangnya Dana Pensiun Lembaga Keuangan, terutama Dana Pensiun Keuangan Syariah. b. Tolak ukur atau benchmark telah umum digunakan untuk menilai kinerja manajer investasi dalam mengelola dana. c. Analisis kinerja investasi diperlukan karena berguna bagi investor, masyarakat, pemilik perusahaan, dalam mengevaluasi kondisi perusahaan. d. Kinerja investasi merupakan tujuan dari proses investasi. e. Masih sedikit penelitian terkait dana pensiun lembaga keuangan syariah. 2. Pembatasan Masalah Berdasarkan
permasalahan
tersebut
penulis
membatasi
permasalahan yang diteliti, topik yang dibahas dalam skripsi ini hanya pada persoalan Analisis Kinerja Keuangan Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah. Maka penelitian yang dilakukan dibatasi untuk beberapa hal berikut:
5
1. Objek penelitian adalah Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah PT. Bank Muamalat Indonesia, Index Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Jakarta Islamic Index (JII). 2. Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari Laporan Investasi Tahunan DPLK Muamalat periode 20112013 yang telah diaudit dan dipublikasikan, dan harga IHSG dan JII periode 2011-2013. 3. Untuk menilai kinerja investasi Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah penulis hanya pada berfokus pada tingkat return yang didapat oleh DPLK Muamalat dan tingkat Resikonya dan membandingkan dengan return yang dijadikan benchmark yang ada di pasar saham. 3. Perumusan Masalah Melalui
pembatasan
masalah
di
atas,
maka
untuk
mempermudah penulisan skripsi ini, penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimanakah kinerja investasi DPLK Muamalat? 2. Seberapa besarkah pengaruh pasar saham terhadap kinerja investasi Dana Pensiun Lembaga Keuangan Muamalat?
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan utama yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui bagaimana kinerja investasi DPLK Muamalat. b. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pasar saham terhadap kinerja invstasi Dana Pensiun Lembaga Keuangan Muamalat. 2. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian adalah: 1. Dapat memperluas khazanah ilmu pengetahuan bagi pembaca maupun peneliti secara pribadi. 2. Dapat menjadi sumber referensi bagi penelitian sejenis dan dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan dari penelitian yang telah ada maupun yang akan dilakukan. 3. Menambah informasi dan pengetahuan masyarakat tentang tujuan dan manfaat Dana Pensiun Syariah. 4. Bagi
lembaga
keuangan
Dana
Pensiun
pengukuran
performance dapat memicu untuk menghasilkan kinerja yang terbaik. Menumbuhkan kredibilitas dan reputasi sekaligus alat pemasaran yang ampuh dalam memposisikan dana yang dikelola di pasar keuangan.
7
D. Metode Penelitian 1. Pendekatan penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang berkenaan dengan data kuantitatif yaitu penelitian yang dilambangkan dengan simbolsimbol matematik dan angka-angka.
2. Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dilakukan oleh seorang yang bertujuan untuk
menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu, atau untuk menentukan frekuensi atau penyebaran suatu gejala atau frekuensi dan hubungan tertentu antara gejala dengan gejala lain.
3. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Sumber data dalam penelitian ini adalah data dan laporan yang diperoleh dari DPLK Muamalat berupa Laporan Keuangan dan laporan investasi, statistik ekonomi dari website www.idx.co.id untuk memperoleh data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Jakarta Islamic Index (JII), dan
bahan pustaka yang terkait dengan
8
permasalahan penelitian.
4. Teknik Pengumpulan Data Data-data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan teknik dokumentasi, yaitu dengan melakukan penelaahan terhadap dokumendokumen tertulis. Dokumen-dokumen tersebut meliputi buku-buku, jurnal penelitian, makalah penelitian, terbitan dan laporan resmi, serta internet research.
5. Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitiannya adalah Dana Pensiun Lembaga Keuangan PT. Bank Muamalat Indonesia, yang berlokasi di Gedung Arthaloka Lanti 2 Jalan Jenderal Sudiman Nomor 2, Jakarta Pusat, dan Index Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Jakarta Islamic Index (JII) periode 2011-2013.
6. Teknik Pengolahan Data Dalam penelitian ini, teknik pengolahan data menggunakan bantuan software pengolahan data statistic, SPSS For Windows Version 21.0 dan Microsoft Excel for Windows 2007.
7. Metode Analisis Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
9
analisis isi (content analysis) dan analasisi regresi linear berganda. Analisis isi merupakan suatu metode untuk mempelajari dan menganalisis komunikasi secara sistematik, ojektif dan Kuantitatif terhadap pesan yang tampak. Sedangkan analisis regresi linear berganda merupakan metode analisis yang digunakan untuk menganalisis pengaruh beberapa variabel independen terhadap variabel dependen.
E. Sistematika Penulisan Laporan BAB I
: PENDAHULUAN Bab ini merupakan pendahuluan yang menjelaskan tentang
hal-hal pokok yang berhubungan dengan penulisan skripsi yang meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II
: TELAAH PUSTAKA
Bab ini merupakan uraian landasan teori yang terdiri dari pengertian dan penjelasan mengenai investasi, IHSG, JII, Dana Pensiun Lembaga Keuangan, pembahasan mengenai perhitungan kinerja investasi dengan menggunakan metode Time Weighted Rate of Return, Metode Sharpe, dan Metode Treynor,dan pengertian dan penjelasan mengenai return dan resiko.
10
BAB III
: METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi uraian tentang ruang lingkup penelitian, populasi dan sampel penelitian, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data dan metode analisis. BAB IV
:
GAMBARAN
UMUM,
ANALISIS
DAN
PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan secara rinci mengenai gambaran umum objek penelitian, analisis data dan hasil pembahasan yang dilakukan sesuai dengan alat analisis yang digunakan. BAB V
: PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan penelitian dan saran yang ditunjukkan kepada berbagai pihak yang merupakan hasil dari penelitian yang dilakukan sehingga dapat berguna untuk kegiatan lebih lanjut.
11
BAB II TELAAH PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Investasi a. Pengertian Investasi dan Tujuan Investasi Kata investasi merupakan kata adopsi dari Bahasa Inggris, yaitu investment. Kata invest sebagai kata dasar dari investment memiliki arti menanam.1 Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan paada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa mendatang.2 (Eduardus Tandelilin, 2010 : 2). Istilah investasi bisa berkaitan dengan berbagai macam aktivitas. Menginvestasikan sejumlah dana pada pada asset real (tanah, emas, mesin, atau bangunan) maupun asset finansial (deposito, saham ataupun obligasi) merupakan aktivitas investasi yang umumnya dilakukan. Sedangkan tujuan investasi adalah mendapatkan sejumlah pendapatan keuntungan. Tujuan investasi yang lebih luas menurut Tandelilin (2010) adalah untuk meningkatkan kesejahteraan investor. Kesejahteraan dalam hal ini adalah kesejahteraan moneter, yang bisa diukur dengan penjumlahan pendapatan saat ini ditambah nilai saat ini pendapatan masa datang. Secara lebih khusus lagi dalam 1
Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi Pada Pasar Modal Syariah, edisi revisi (Jakarta: Kencana, 2008), h.7 2 Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi, edisi pertama,(Yogyakarta: Kanisius, 2010), h. 2
12
konteks perekonomian, menurut Tandelilin (2010) ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi, antara lain adalah:3 a) Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang. Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang. b) Mengurangi tekanan inflasi Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi. Investasi dalam sebuah bisnis tertentu dapat dikategorikan sebagai langkah mitigasi yang efektif. c) Sebagai usaha untuk menghemat pajak Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang usaha tertentu.
3
Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi, edisi pertama, h. 8-9
13
b. Investasi dalam Perspektif Islam Islam sebagai din yang komprehensif (syumul) dalam ajaran dan norma mengatur seluruh aktifitas manusia di segala bidang. Investasi sebagai salah satu bagia dari aktivitas perekonomian tidak dapat mengabaikan aspek postulat, konsep, serta diskursus yang menjadi background dalam pembentukan sebuah pengetahuan yang memiliki multidimensi yang mendasar dan mendalam. Islam sangat menjunjung tinggi ilmu pengetahuan yang memiliki gradasi (tadrij), dari tahapan diskursus („ilmu al yaqin), implementasi (‘ain al yaqin), serta hakikat akan sebuah ilmu (haqq al yaqin). Investasi merupakan salah satu ajaran dari konsep Islam yang memenuhi proses tadrij dan trichotomy pengetahuan tersebut. Hal tersebut dapat dipastikan bahwa konsep investasi selain sebagai pengetahuan juga bernuansa spiritual karena menggunakan norma syariah, sekaligus merupakan hakikat dari sebuah ilmu dan amal, oleh karenanya investasi sangat dianjurkan bagi setiap muslim.4 Hal tersebut dijelaskan dalam Al-Qur‟an surat Al-Hasyr ayat 18 sebagai berikut:
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Hasyr :18) 4
Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi Pada Pasar Modal Syariah, h.17-
18
14
Islam mengajarkan bahwa semua perbuatan manusia yang bersifat vertikal (hubungan manusia dengan Allah) maupun horisontal (hubungan manusia dengan manusia) merupakan investasi yang akan dinikmati di dunia dan akhirat. Islam memerintahkan umatnya untuk meraih kesuksesan dan berupaya meningkatkan
hasil
investasi.
Islam
memerintahkan
umatnya
untuk
meninggalkan investasi yang tidak menguntungkan sebagaimana sabda Raslullah saw: “Jadilah orang yang pertama, jangan menjadi yang kedua, apalagi yang ketiga. Barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin maka ia termasuk golongan yang beruntung. Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin maka ia termasuk golongan yang merugi. Dan barang siapa yang hari ini lebi buruk dari hari kemarin maka ia termasuk golongan yang celaka” (H.R Thabrani). Islam memandang semua perbuatan manusia dalam kehidupan sehariharinya,
termasuk
aktivitas
ekonominya
sebagai
investasi
yang
akan
mendapatkan hasil (return). Investasi yang melanggar syariah akan mendapatkan balasan yang setimpal, begitu pula investasi yang sesuai dengan syariah syariah. Return ivestasi dalam Islam sesuai dengan besarnya sumber daya yang dikorbankan. Hasil yang akan didapatkan manuasi dari investasinya di dunia bisa berlipat-lipat ganda. Itulah
nilai
yang
membedakan
investasi
Islam
dari
investasi
konvensional. Jadi, investasi yang Islami adalah pengorbanan sumber daya pada masa sekarang untuk mendapatkan hasil yang pasti, dengan harapan memperoleh
15
hasil yang lebih besar di masa yang akan datang, baik langsung maupun tidak langsung seraya tetap berpijak pada prinsip-prinsip syariah secaramenyeluruh (kaffah). Selain itu, semua bentuk investasi dilakukan dalam rangka ibadah kepada Allah untuk mencapai kebahagiaan lahir batin di dunia dan akhirat baik bagi generasi sekarang maupun generasi yang akan datang.5
2. Kinerja Investasi Kinerja adalah suatu gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan perusahaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu perusahaan. Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standard dan criteria yang telah ditetapkan sebelumnya. 3 alasan utama diperlukannya kinerja investasi:6 1) Kinerja investasi merupakan tujuan dari proses investasi. Dengan mengukur kinerja investasi, maka investor dapat mengukur seberapa besar pencapaian tujuan investasinya. 2) Sebagai feedback atas pencapaian tujuan investasi. Pengukuran kinerja memungkinkan investor melakkan evaluasi, dimana hasil evaluasi tersebut dapat menjadi umpan balik (feedback) atas pencapaian tujuan investasi. Dengan berbekal umpan balik ini maka investor dapat 5
Muhammad Nafik HR, Bursa Efek & Investasi Syariah, (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2009), h. 67-70 6 Artikel diakses pada 25 Agustus 2014 dari http://www.portalreksadana.com/files/mnwiria_menghitung_kinerja_investasi.pdf
16
melakukan langkah-langkah penyesuaian guna mencapai tujuan investasinya. 3) Menghindari penyimpangan dan tujuan investasi. Evaluasi kinerja investasi secara berkala dapat membantu menghindari kekeliruan yang berakibat penyimpangan hasil investasi dari tujuan investasi. Jika memang terjadi kekeliruan maka investor dapat segera meluruskannya dengan mengubah strategi investasi atau menyempurnakan proses investasinya. Dalam mengevaluasi kinerja suatu portofolio ada beberapa faktor yang perlu kita perhatikan, sebagai berikut:7 1) Tingkat risiko. Dalam mengevaluasi kinerja portofolio kita juga harus memperhatikan apakah tingkat return portofolio yang diperoleh sudah cukup memadai untuk menutup risiko yang harus ditanggung. Dengan kata lain, evaluasi kinerja portofolio harus didasarkan pada ukuran yang bersifat risk-adjusted. 2) Periode waktu. Seperti halnya tingkat risiko, faktor waktu juga akan mempengaruhi tingkat return portofolio. Oleh karena itu, pada saat mengevaluasi kinerja suatu portofolio kita juga perlu memperhatikan faktor periode waktu yang digunakan. 3) Penggunaan patok duga (benchmark) yang sesuai. Dalam melakukan evaluasi kinerja suatu portofolio, kia perlu membandingkan return portofolio tersebut dengan return yang bisa dihasilkan oleh alternatif 7
Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi : Teori dan Aplikasi, h.489
17
portofolio lain yang sebanding. Portofolio yang terpilih sebagai patok duga (benchmark) tersebut bisa secara akurat mencerminkan tujuan yang diinginkan oleh investor. 4) Tujuan investasi. Evaluasi kinerja suatu portofolio juga perlu memperhatikan tujuan yang ditetapkan oleh investor atau manajer investasi.
3. Indeks Pasar Saham a. IHSG Indeks harga saham gabungan seluruh saham menggambarkan suatu rangkaian informasi historis mengenai pergerakan harga saham gabungan seluruh saham, sampai pada tanggal tertentu. Biasanya pergerakan harga tersebut disajikan setiap hari, berdasarkan harga penutupan bursa pada hari tersebut. Indeks tersebut disajikan untuk periode tertentu. Dalam hal ini mencerminkan suatu nilai yang berfungsi sebagai pengukuran kinerja suatu saham gabungan di bursa efek. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) atau composite stock price index menggunakan seluruh saham tercatat sebagai komponen perhitungan indeks. Masing-masing pasar modal memiliki indeks yang dibentuk berdasarkan sahamsaham yang dipakai sebagai dasar dalam perhitungan indeks harga.
b. JII (Jakarta Islamic Index) Jakarta Islamic Index terdiri dari 30 jenis saham yang dipilih dari saham-
18
saham yang sesuai dengan Syariah Islam dan termasuk saham yang likuid. Jakarta Islamic Index dimaksudkan sebagi tolak ukur untuk mengukur kinerja investasi pada saham dengan basis syariah dan diharapkan dapa meningkatkan kepercayaan investor untuk berinvestasi secara syariah.8 Jakarta Islamic Index adalah indeks saham yang didasarkan atas prinsip syariah. Saham dalam JII terdiri atas 30 saham yang keanggotaannya akan terus ditinjau secara berkala berdasarkan kinerja transaksi perdagangan di bursa, rasiorasio keuangannya, dan ketaatannya pada prinsip syariah sebagaimana termaktub dalam fatwa Dewan Syariah Nasional N0. 05/DSN-MUI/IV/2000 tentang jual beli saham dan fatwa No. 40/DSN-MUI/IX/2003 tentang Pasar Modal, serta Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di bidang Pasar Modal.
4. Return Return harapan investor dari investasi yang dilakukannya merupakan kompensasi atas biaya kesempatan (opportunity cost) dan risiko penurunan daya beli akibat adanya pengaruh inflasi. Dalam konteks manajemen investasi, perlu dibedakan antara return harapan (expected return) dan return aktual atau yang terjadi (realized return). Return harapan merupakan tingkat return yang diantisipasi investor di masa datang. Sedangkan return yang terjadi atau return aktual merupakan tingkat return yang telah diperoleh investor pada maa lalu.9 Sumber utama pengukuran Dana Pensiun Lembaga Keuangan adalah Return On Investment (ROI). 8 9
Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi : Teori dan Aplikasi, h.89 Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi : Teori dan Aplikasi, h.9-10.
19
5. Risiko Risiko bisa diartikan sebagai kemungkinan return aktual yang berbeda dengan return harapan. Secara spesifik, mengacu pada kemungkinan realisasi return aktual akan lebih rendah dari return minimum yang diharapkan. Return minimum yang diharapkan seringkali juga disebut sebagai return yang disyaratkan (required rate of return). Umumnya semakin besar risiko, maka semakin besar pula tingkat return harapan.710
6. Pengukuran Kinerja Investasi Dalam perjalanan investasi, nilai suatu asset bisa berubah dari waktu ke waktu akibat perubahan kondisi pasar. Selain itu, sebagai bagian dari proses investasi, investor perlu memantau dan mengevaluasi kinerja investasi portofolionya untuk melihat sejauh mana strategi yang dipilihnya bekerja demi tercapainya tujuan investasi. Metode yang digunakan dalam mengukur kinerja investasi: 1) Indeks Time Wighted Rate of Return / Geometric Return Metode Time Wighted Rate of Return merupakan metode perhitungan kinerja investasi yang ideal untuk kebutuhan perbandingan kinerja. TWRR menghilangkan efek dari arus dana masuk atau keluar ke dalam portofolio.
10
Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi : Teori dan Aplikasi, h.10
20
∏ Keterangan: GM = Geometric Mean Rt
= Return pada periode t
n
= Jangka waktu investasi
2) Indeks Sharpe Indeks Sharpe dikembangkan oleh Willim Sharpe dan sering juga disebut dengan
reward-to-variability
ratio.
Indeks
Sharpe
mendasarkan
perhitungan pada konsep garis pasar modal (capital market line) sebagai patok duga, yaitu dengan cara membagi premi risiko portofolio dengan dengan standar deviasinya.11 Premi resiko adalah perbedaan (selisih) antara rata-rata kinerja yang dihasilkan oleh portofolio dengan rata-rata kinerja investasi yang bebas resiko (risk free asset). Sedangkan menurut teori portofolio, standar deviasi merupakan risiko total yang merupakan penjumlahan dari risiko pasar (systematic/market risk) dan risiko perusahaan (unsystematic risk). Standar deviasi ini adalah risiko fluktusi portofolio yang dihasilkan karena berubah-ubahnya return yang diperoleh dari subperiode berikutnya selama satu periode. Peringkat kinerja portofolio dapat dilakukan dengan menggunakan indeks sharpe. Semakin tinggi indeks Sharpe suatu portofolio dibandingkan dengan portofolio lainnya, maka 11
Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi : Teori dan Investasi, h.494
21
semakin baik kinerja portofolio tersebut.
𝑆𝑃
𝑅̅𝑝 ̅̅̅̅ 𝑅𝐹 𝜎𝑇𝑅
Keterangan: SP
= Indeks Sharpe Portofolio
̅
= Rata-rata return portofolio p selama periode pengamatan.
̅̅̅̅
= Rata-rata tingkat return bebas risiko selama periode pengamatan = standar deviasi return portofolio p selama periode
pengamatan
3) Indeks Treynor Indeks Treynor merupakan ukuran kinerja portofolio yang dikembangkan oleh Jack Treynor, dan indeks ini sering disebut juga dengan reward to volatility ratio. Seperti halnya pada indeks Sharpe, kinerja portofolio pada indeks Treynor dilihat dengan cara menghubungkan tingkat return portofolio dengan besarnya resiko dari portofolio tersebut. Perbedaannya dengan indeks Sharpe adalah penggunaan garis pasar sekuritas (security market line) sebagai patok duga, dan bukan garis pasar modal seperti pada indeks Sharpe. Asumsi yang digunakan oleh Treynor adalah bahwa portofolio sudah terdiversifikasi dengan baik sehingga resiko yang dianggap relevan adalah resiko sistematis (diukur dengan beta). Cara mengukur indeks Treynor pada dasarnya sama dengan cara menghitung indeks Sharpe, hanya saja resiko yang diukur dengan standar deviasi pada indeks Sharpe diganti dengan beta portofolio. Indeks
22
Treynor suatu portofolio dalam periode tertentu dapat dihitung dengan menggunakan persamaan : 𝑇𝑃
𝑅̅𝑝
̅̅̅̅ 𝑅𝐹 𝛽𝑝
Keterangan: Tpi
= Indeks Treynor Portofolio
Rpi
= Rata-rata return portofolio p selama periode pengamatan
Rf
= Rata-rata tingkat return bebas risiko selama periode
pengamatan βp
= Beta portofolio p
Seperti halnya indeks Sharpe, indeks Treynor juga merupakan suatu rasio kompensasi terhadap resiko. Tetapi dalam indeks Treynor, resiko diukur tidak dengan total resiko melainkan hanya resiko sistematis.
7. Dana Pensiun a. Pengertian Dana Pensiun Menurut Undang-Undang Nomor 11 tahun 1992 dana pensiun adalah “Badan Hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun” Dana pensiun adalah sekumpulan aset yang dikelola dan dijalankan oleh suatu lembaga untuk menghasilkan suatu manfaat pensiun, yaitu suatu pembayaran berkala yang dibayarkan kepada peserta pada saat dan dengan cara yang ditetapkan dalam ketentuan yang menjadi dasar penyelenggaraan program
23
pensiun.12 Dana pensiun syariah adalah dana pensiun yang dikelola dan dijalankan berdasarkan prinsip syariah. Sumber Hukum Dana Pensiun Syariah dapat diketahui dari beberapa sumber berikut: 1) Al-Qur‟an QS. Al-Hasyr ayat 18:
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah dibuat untuk hari esok (masa depan). Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
2) As-sunnah Dari Abu Hurairah: “Barang siapa melepaskan dari seorang muslim suatu kesulitan di dunia, Allah akan melepaskan kesulitan darinya pada hari kiamat; siapa saja yang memberikan kemudahan terhadap orang yang sedang kesulitan, Allah akan memberinya kemudahan di dunia dan akhirat; barang siapa menutup aib muslim lain, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan 12
Nurul Huda dan Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam, h.337
24
akhirat; dan Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama ia (suka) menolong saudaranya.” (H.R. Muslim) Terdapat beberapa peraturan khusus, landasan fatwa dan landasan hukum terkait Dana Pensiun berdasarkan prinsip syariah di Indonesia: 1) Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) telah mengeluarkan 4 fatwa yang berhubungan dengan Dana Pensiun Syariah di Indonesia sejak tahun 2013. Fatwa-fatwa tersebut meliputi: a) Fatwa No. 88/DSN-MUI/XI/2013 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah; b) Fatwa DSN-MUI No. 10/DSN-MUI/IV/2000 tentang Wakalah; c) Fatwa DSN-MUI No. 52/DSN-MUI/III/2006 tentang Akad Wakalah bil Ujrah pada Asuransi dan Reasuransi Syariah; d) Fatwa DSN-MUI No. 53/DSN-MUI/III/2006 tentang Akad Tabarru‟ pada Asuransi dan Reasuransi Syariah.
b. Jenis Dana Pensiun Dana pensiun menurut UU No. 11 tahun 1992 tentang dana pensiun dapat digolongkan dalam dua jenis, yaitu: 1) Dana pensiun pemberi kerja (DPPK) DPPK adalah dana pensiun yang dibentuk oleh orang, atau badan yang
25
mempekerjakan karyawan, selaku pendiri, untuk menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti, bagi kepentingan sebagian atau seluruh karyawannya sebagai peserta dan yang menimbulkan kewajiban terhadap pemberi kerja. Dengan demikian, dana pensiun jeis ini disediakan langsung oleh pemberi kerja. 2) Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) DPLK adalah dana pensiun yang dibentuk oleh bank atas perusahaan asuransi jiwa untuk enyelenggarakan program pensiun iuran pasti bagi perseorangan, baik karyawan maupun pekerja mandiri yang terpisah dari DPPK bagi karyawan Bank pekerja Mandiri yang terpisah dari DPPK bagi karyawan bank atau perusahaan asuransi jiwa yang bersangkutan. Bagi masyarakat pekerja mandiri dimungkinkan untuk memanfaatkan DPLK sesuai dengan kemampuannya diluar dana pensiun yang dikelola oleh DPPK. Pendirian DPLK oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa harus mendapatkan pengesahan dari Menteri Keuangan.
Tabel 2.1. Perbandingan Antara DPPK dan DPLK
Aspek Pendiri
Dewan Pengawas
DPPK
DPLK
1. Pemberi kerja
1. Pengurus Bank
2. Dimungkinkan adanya mitra
2. Pengurus
pendiri untuk perusahaan-
Perusahaan
perusahaan yang bergabung
Asuransi
Diangkat oleh pendiri yang terdiri Diangkat oleh pendiri
26
dari dua unsur dengan jumlah yang (Dewan sama :
Komisaris
Lembaga
1. Unsur perusahaan
yang
bersangkutan)
2. Unsur karyawan Diangkat oleh pendiri menurut Pengurus adalah
Pengurus
kebutuhan. Program
yang
1. PPMP
pendiri. 1. PPIP
2. PPIP
dikelola
3. PPBK Keuntungan
1. Untuk perbaikan program
(surplus)
2. Program menguragi iuran perusahaan (pendiri)
1. Untuk pemegang saham 2. Untuk peserta
Kegagalan
Risiko Pemberi kerja
Risiko Karyawan
Investasi
Pada dasarnya program pensiun memiliki tiga fungsi, meliputi:13 1) Fungsi asuransi, program pensiun memiliki fungsi asuransi karena memberikan jaminan kepada peserta untuk mengatasi risiko kehilangan pendapatan yang disebabkan oleh kematian atau usia pensiun. 2) Fungsi tabungan, program pensiun memiliki fungsi tabungan,
13
Nurul Huda dan Muhammad Heykal, Lembaga Keuangan Islam, h.337.
27
karena selama masa program peserta diharuskan untuk membayar iuran. 3) Fungsi pensiun, program pensiun memiliki fungsi pensiun, karena manfaat yang akan diterima oleh peserta dapat dilakukan secara berkala selama hidup.
c. Manajemen Pengelolaan Dana Pensiun Pendanaan program pensiun, baik dalam rangka memenuhi ketentuan maupun untuk tujuan pengelolaan manajemen keuangan akan menyebabkan terjadinya akumulasi kekayaan yang nantinya akan digunakan untuk membayar manfaat pensiun dan biaya administrasi. Penggunaan secara produktif atas kekayaan dana pensiun akan mengurangi biaya-biaya langsung program pensiun manfaat pasti dan meningkatkan manfaat pensiun yang dapat dibayarkan bagi pensiun iuran pasti. Dana pensiun biasanya mengembangkan kebijakan investasi secara tertulis dalam pengelolaan kekayaannya.Akan tetapi, tidak semua program pensiun memiliki kebijakan investasi formal.Kalaupun ada, biasanya relatif sederhana dan banyak didelegasikan kepada perusahaan investasi atau perusahaan asuransi. Pada prinsipnya dana pensiun dapat melakukan investasi dalam berbagai bentuk. Portofolio investasi dana pensiun umumnya didominasi dalam bentuk saham, obligasi jangka menengah-panjang, instrument pasar uang, kontrak anuitas grup dan jenis investasi lainnya. Porsi yang relatif lebih kecil diinvestasikan dalam real estate, surat-surat berharga asing, dan instrument investasi baru yang dapat
28
menawarkan prospek yang lebih tinggi daripada keuntungan rata-rata. Menurut peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.010/2008 tentang investasi Dana Pensiun dapat melakukan investasi dananya pada: a.
Surat berharga Negara;
b.
Tabungan pada bank;
c.
Deposito berjangka pada bank;
d.
Deposito on call pada bank;
e.
Sertifikat deposito pada bank;
f.
Sertifikat Bank Indonesia;
g.
Saham yang tercatat di bursa efek Indonesia;
h.
Obligasi yang tercatat di bursa efek Indonesia;
i.
Sukuk yang tercatat di Bursa Efek Indonesia;
j.
Unit penyertaan reksadana dari: 1.
Reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana campuran, dan reksadana saham ;
2.
Reksadana terproteksi, reksadana dengan penjaminan dan reksadana indeks;
3.
Reksadana berbentuk kontrak investasi kolektif penyertaan terbatas;
4.
Reksadana yang unit penyertaannya di perdagangkan di bursa efek.
29
k. Efek beragun asset dari kontrak investasi kolektif efek beragun asset; l. Nit penyertaan dana investasi real estat berbentuk kontrak investasi kolektif; m. Kontrak opsi saham yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia. n. Penempatan langsung pada saham; o. Tanah di Indonesia;dan/atau; p. Bangunan di Indonesia.
d. Pengukuran kinerja investasi Dana Pensiun Lembaga Keuangan Muamalat menurut regulasi.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/ PMK.010/2008 Tentang Investasi Dana Pensiun
1) Laporan Hasil Investasi DPLK Laporan hasil investasi dalam dana pesiun Lembaga Keuangan disajikan dengan menggunakan dua cara: i.
Nilai hasil investasi dan tingkat hasil investasi (Return On Investment atau ROI) untuk periode laporan harus disajikan per jenis investasi dan per total investasi. Tingkat hasil investasi (ROI) baik untuk per jenis investasi maupun untuk total investasi harus diukur berdasarkan rata-rata investasi dengan rumus: ROI
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑋 00% 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖
30
Untuk menghitung tingkat hasil investasi (ROI), nilai rata-rata investasi untuk periode laporan harus dihitung berdasarkan nilai awal investasi per bulan. ii.
Tingkat hasil investasi terhadap aktiva bersih (Return On Assets atau ROA) untuk periode laporan harus disajikan per total investasi. Tigkat hasil investasi terhadap aktiva bersih (ROA) harus diukur berdasarkan rata-rata aktiva bersih dengan rumus:
𝑅𝑂𝐴
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑋 00% 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑅𝑎𝑡𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
Nilai rata-rata aktiva bersih dihitung berdasarkan nilai awal dan nilai akhir aktiva bersih setiap semester laporan keuangan dana pensiun. Sedangkan untuk menghitung tingkat hasil investasi terhadap aktiva bersih (ROA) tahunan, nilai rata-rata aktiva bersih dihitung berdasarkan rata-rata aktiva bersih semesteran pertama dan semesteran kedua. 2) Analisis investasi Analisa
investasi
menjelaskan
mengenai
pelaksanaan
kebijaksanaan pelaksanaan investasi yang mengacu kepada UndangUndang Nomo 11 tahun 2002 serta Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.010/2008 entang Investasi Dana Pensiun.
31
B. Kerangka Konsep Dengan memperhatikan uraian yang telah
dipaparkan
sebelumnya,
peneliti akan menguraikan beberapa hal yang dijadikan landasan sebagai pegangan dalam memecahkan masalah yang telah diuraikan sebelumnya.
32
Gambar 2.1. Model Penelitian Pengaruh Pasar Saham terhadap kinerja investasi DPLK ROI DPLK Muamalat
Data Tahunan IHSG, dan JII
(2009-2013)
(2009-2013)
Return dan Risiko Kinerja Bulanan
Time Weighted Rate of Return
Treynor
Sharpe
Jensen
Uji Asumsi Klasik
Normalitas Multikolinearitas Autokorelasi Heteroskedastisitas
Uji Statistik Koefisien Regresi Uji t Uji F Pengujian Adjust R-Square
Analisa Hasil Regresi
Uji Hipotesa
Pasar Saham berpengaruh positif terhadap kinerja Investasi DPLK Muamalat
Pasar Saham berpengaruh secara negatif terhadap kinerja DPLK Muamalat
33
Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pemikiran teoritis yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis penelitian yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut: H1
: IHSG berpengaruh positif terhadap kinerja DPLK Muamalat
H2
: JII berpengaruh positif terhdap kinerja investasi DPLK Muamalat
Uji ini dilakukan untuk menunjukkan perbandingan rata-rata antara evaluasi kinerja DPLK Muamalat yang dihitung dengan metede Time Weighted Rate of Return (TWRR), Sharpe, dan Treynor, dan diperbandingkan dengan kinerja pasar IHSG dan ISSI.
C. Review Studi Terdahulu Dalam rangka penentuan fokus penelitian, peneliti telah membandingkan dengan penelitian terdahulu guna mendukung materi yang akan dibahas. Terdapat beberapa penelitian yang telah membahas Dana pensiun syariah,yakni: 1. Skripsi Ade Irma Suryani (Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2012) yang berjudul “Sinergi DPLK Syariah dengan LembagaLembaga Keuangan Syariah (Studi Kasus Dana Pensiun Lembaga Keuangan Muamalat)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme pengumpulan dan pengelolaan dana pada Dana Pensiun Lembaga Keuangan, untuk mengetahui sinergi yang telah dan sedang dilakukan oleh DPLK Muamalat dan Lembaga Keuangan lainnya, dan untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat dalam
34
sinergi yang dilakukan DPLK Muamalat dengan lembaga keuangan syariah lainnya. Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari laporan dari DPLK dan dari hasil wawancara dengan pelaksana tugas harian DPLK Muamalat, Marketing Officer dan Bagian Informasi dan Teknologi DPLK Muamalat. Sedangkan Data sekunder diperoleh dari berbagai kepustakaan yang ada. Dari penelitian ini didapatkan
kesimpulan
bahwa
Mekanisme
pengumpulan
dan
pengelolaan dana pada DPLK syariah dilakukan dengan iuran yang dibayarkan peserta mandiri dan bersumber dari pengalihan dana peserta DPLK lain. Sinergi yang dilakukan oleh DPLK Muamalat dengan Lembaga keuangan syariah lainnya yang sudah dilakukan adalah dengan penempatan dana di berbagai instrument syariah seperti deposito, sukuk, Reksadana, dan Saham. Faktor pendukung pertumbuhan DPLK Muamalat yang pesat merupakan hasil dukungan dari perusahaan induknya yaitu Bank Muamalat. 2. Skripsi Bety wulandari (mahasiswi Fakultas Syariah UIN Jakarta 2006) yang berjudul : “Analisis Kinerja Dana Pensiun Lembaga Keuangan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Tahun 2002-2006”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja Dana Pensiun Lembaga Keuangan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk selama 5 tahun terakhir yakni dengan menghitung lapoan investasi untuk mengetahui seberapa besar jumlah Return On Investment (ROI) dan Return On Asset (ROA),
35
laporan teknis untuk menghitung jumlah peserta, rasio likuiditas yang terdiri dari Current Ratio dan Cash Ratio, dan analisis SWOT. Hasil dari pelitian ini adalah tingkat bagi hasil investasi DPLK Muamalat mencapai angka diatas 10% setiap tahunnya bahkan mencapai 12,49% pada Tahun 2006. Analisis likuiditas yang terdiri dari current ratio dan cash ratio dengan rata-rata sebesar 116,33% dan 92, 68% dapat dikatakan likuid karena menunjukkan angka diatas 100%. Hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa kekuatan utama DPLK Muamalat adalah asset, tingkat bagi hasil, likuiditas dananya. Kelemahan utama adalah peraturan dan pemahaman masyarakat. Ancaman utamanya adalah munculnya produk syariah pada DPLK lain. Peluang utama adalah jumlah peserta yang menngkat setiap tahunnya dan mayoritas masyarakat Indonesia beragama Islam. 3. Skripsi Lina Meytasari (Mahasiswi fakultas ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2013) yang berjudul : “ Evaluasi Kinerja Reksa Dana Saham di Indonesia dengan Metode Erov, Sortino dan Sharpe. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, dan diolah dengan Uji Kruskal-Wallis. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa kinerja dari Reksadana Saham dengan 3 rasio tersebut tidak signifikan apada tingkat signifikansi 5%. Dan pada pengujian hipotesis kedua mengindikasikan bahwa ketiga rasio tersebut signifikan pada 5% dan memliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan kinerja pasar.
36
4. Skripsi Rani Febrianti (Mahasiswi fakultas Hukum Universitas Indonesia 2003) yang berjudul: “Kajian Hukum tentang Investasi Dana Pensiun Lembaga Keuangan Muamalat”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah akad perjanjian DPLK Muamalat telah sesuai dengan perikatan sesuai hukum Islam, jenis investasi yang dilakukan dana pensiun lembaga keuangan muamalat apakah sudah sesuai dengan prinsip Islam, dan untuk mengetahui kendala yang dihadapi DPLK Muamalat dalam melakukan investasi.
37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini terfokus pada pengaruh pasar saham
terhadap kinerja investasi dana pensiun Lembaga Keuangan Muamalat pada tahun 2011-2013, pasar saham yang dimaksud dalam penelitian ini adalah IHSG dan JII. Penelitin ini dilakukan untuk mengevaluasi bagaimana kinerja investasi Dana Pensiun Lembaga Keuangan Muamalat bila dibandingkan dengan kinerja pasar saham yang dijadikan benchmark. Penilaian terhadap Kinerja investasi DPLK Muamalat tersebut akan menggunakan indeks Time Wighted Rate of Return (TWRR), Sharpe, dan Treynor. Adapun yang menjadi variabel dependen adalah nilai TWRR, sharpe, dan Treynor. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimanakah kinerja investasi DPLK Muamalat jika dihitung dengan menggunakan metode Time Weighted Rate of Return (TWRR), Sharpe, dan Treynor yang juga akan dibandingkan dengan kinerja pasar yang dijadikan benchmark yakni mengacu pada nilai IHSG, dan JII. Penelitian terhadap pengaruh pasar saham Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data berupa laporan keuangan tahunan Dana Pensiun Lembaga Keuangan Muamalat pada tahun 2011-2013 dan laporan investasi Dana Pensiun Lembaga Keungan Muamalat periode 2011-2013. Penelitian ini merupakan penelitian kausal karena tujuannya adalah untuk meneliti hubungan sebab akibat antara dua variabel, artinya keadaan satu variabel disebabkan atau ditentukan oleh
38
satu atau lebih variabel lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris mengenai seberapa besar pengaruh pasar saham terhadap kinerja investasi dana pensiun Dana Pensiun Lembaga Keuangan Muamalat periode 2011-2013.
B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah Dana Pensiun Lembaga Keuangan Muamalat. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling. Pada teknik ini unsur populasi yang ditentukan menjadi sampel didasarkan pada tujuan penelitian. Menurut Suharyadi dan Purwanto (2004:332), purposive sampling adalah penarikan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tersebut didasarkan pada kepentingan atau tujuan penelitian. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laporan Keuangan dan Laporan Investasi Dana Pensiun Lembaga Keuangan Muamalat periode 20112013. Adapun kriteria yang ditentukan untuk memilih sampel adalah: 1. Dana Pensiun Lembaga Keuangan yang mempublikasikan laporan tahunan untuk periode 2011-2013 yang dinyatakan dalam satuan Rupiah (Rp). 2. Dana Pensiun Lembaga Keuangan yang mempublikasikan laporan investasi bulanan untuk periode 2011-2013 yang dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp). Jadi sampel yang akan dipakai berjumlah 3 laporan investasi bulanan dan 3 laporan Investasi tahunan. 39
C. Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah data sekunder yaitu mengumpulkan data dari bahan-bahan atau sumber-sumber bacaan atau kepustakaan. Data sekunder yang digunakan pada penelitian ini yaitu laporan keuangan tahunan dan Laporan Investasi tahunan Dana Pensiun Lembaga Keuangan Muamalat periode 2009-2013, yang diperoleh langsung dari DPLK Muamalat dan Harga saham IHSG yang diperoleh dari www.idx.co.id, harga saham JII yang diperoleh dari www.idx.co.id, dan suku bunga Bank Indonesia (Risk Free Rate) yang diperoleh dari www.idx.co.id. .
D. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi, yakni dimana metode tersebut merupakan metode yang digunakan untuk mengumpulkan data sekunder dan data kepustakaan. 1) Penelitian Kepustakaan (Library Research) Penelitian ini dilakukan melalui studi kepustakaan yaitu dengan cara mengumpulkan pengetahuan teoritis yang relevan dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku, jurnal-jurnal, artikel, serta literatur keterangan-keterangan dari sumber lain yang mempunyai hubungan dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini. 2) Data sekunder Data
sekunder
merupakan
data
yang
diperoleh
dengan
cara
mengumpulkan dokumen atau laporan yang bersumber dari instansi atau
40
pihak-pihak lain yang berkaitan dan mendukung terhadap penelitian ini. Dalam penelitian ini jenis data yang diambil adalah: a) Laporan keuangan DPLK Muamalat selama periode bulan Desember Tahun 2011 sampai dengan bulan Desember 2013. b) Laporan investasi DPLK Muamalat Tahun 2011-2013. c) Data harga IHSG yang diperoleh dari www.idx.co.id d) Data harga JII yang diperoleh dari www.idx.co.id e) Data suku bunga Bank Indonesia (Risk Free Rate) yang diperoleh dari www.idx.co.id
E. Metode Analisis Data 1.
Pengukuran Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja investasi Dana
Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Muamalat. Langkah-langkah yang dilakukan dalam mengukur kinerja investasi DPLK Muamalat adalah sebagai berikut: a. Mendata ROI (Return on Investment) DPLK Muamalat setiap bulannya berturut-turut selama periode Januari 2011 sampai dengan Desember 2013. b. Evaluasi Kinerja Dana Pensiun Lembaga Keuangan Muamalat Setelah didapatkan variabel-variabel untuk perhitungan kinerja DPLK Muamalat, maka dilakukan evaluasi atau mengukur kinerja DPLK
41
dengan menggunakan metode Time Weighted Rate of Return (TWRR), Sharpe, dan Treynor. a) Time Weighted Rate of Return (TWRR) ∏ Keterangan: GM
= Geometric Mean
Rt
= Return pada perode t
N
= Jangka waktu investasi
Besarnya TWR ini tidak dipengaruhi oleh penambahan atau penarikan dana dana yang dilakukan oleh investor selama periode perhitungan return portofolio.
b) Sharpe
𝑆𝑃
𝑅̅𝑃
̅̅̅̅ 𝑅𝐹 𝜎𝑇𝑅
Keterangan: SP
= Indeks Sharpe Portofolio
̅
= Rata-rata return portofolio p selama periode pengamatan
̅̅̅̅
= Rata-rata tingkat return bebas risiko selama periode pengamatan
σTR
= standar deviasi return portofolio p selama periode pengamatan Indeks Sharpe dapat digunakan untuk membuat peringkat dari
beberapa portofolio berdasarkan kinerjanya. Semakin tinggi indeks
42
Sharpe suatu portofolio disbanding portofolio lainnya, maka semakin baik kinerja portofolio tersebut. c) Treynor
𝑇𝑃
𝑅̅𝑝
̅̅̅̅ 𝑅𝐹
𝛽𝑝
Keterangan: Tp
= Indeks Treynor Portofolio
̅
= Rata-rata return portofolio p selama periode pengamatan
̅̅̅̅
= Rata-rata tingkat return bebas risiko selama periode pengamatan
βp
= Beta portofolio p
Seperti halnya indeks Sharpe, indeks Treynor juga merupakan suatu rasio kompensasi terhadap risiko. Tetapi dalam indeks Treynor, risiko diukur tidak dengan total risko melainkan hanya risiko sistematis.
2.
Menentukan Besar Variabel Independen Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang dijadikan
return benchmark adalah IHSG dan JII. Menurut Rodoni dan Ali (2010:183), indeks pasar merupakan alat ukur kinerja sekuritas khususnya saham yang liting di bursa yang digunakan oleh bursa-bursa dunia. IHSG, JII dan ISSI digunakan untuk mengukur kinerja saham. Fungsinya juga sebagai benchmark kinerja
43
portofolio, indikator trend pasar, indikator tingkat keuntunga dan sebagai fasilitas perkembangan produk derivatif. Pada IHSG dan JII data yang digunakan adalah nilai penutupan dari IHSG dan JII setiap bulannya.
3.
Uji Asumsi Klasik
a.
Uji Normalitas Uji normalitas dilkukan untuk mengetahui apakah dalm model regresi,
variabel dependen dan variabel independen memiliki distribusi normal atau tidak. Untuk menghindari terjadinya bias, data yang digunakan harus terdistribusi dengan normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.1 Dasar pengembilan keputusan dari uji normalitas dengan analisis grafik adalah jika data menyebar disekitar garis histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2006:122). Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji grafik Probability Plot dan One Sampel Kolmogorov-smirnov Test. Dalam uji grafik, normalitas data dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik tersebut. Dasar pengambilan keputusannya adalah: 1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis 1
Imam Ghazali, Analisis Multivariate dengan Program SPSS, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro,2006), h.160
44
diagonal menunjukkan bahwa pola distribusi data normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2) Sebaliknya jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah gars diagonalnya maka dapat dikatakan distribusi data tidak normal dan model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Metode uji normalitas kedua adalah dengan melakukan uji One Sampel
Kolmogorov-Smirnov
Test.
Dalam
Uji
One
Sampel
Kolmogorov-Smirnov Test, variabel-variabel yang mempunyai Asymp. Sig. (2-tailed) di bawah tingkat signifikansi sebesar 0,05 diartikan bahwa variabel-variabel tersebut memiliki distribusi tidak normal dan sebaliknya.
b. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas adalah keadaan diamana antara dua variabel independen atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linear yang sempurna atau mendekati sempurna. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah Uji multikoliniaritas.2 Untuk mendeteksi bahwa ada tidaknya multikolinearitas di dalam regresi dapat dilihat dari: (1) tolerance value, (2) nilai variance inflation factor (VIF). Model regresi yang bebas dari multikolinearitas adalah yang mempunyai tolerance value diatas 0,1 atau VIF di bawah 10 (Ghozali, 2006). Apabila tolerance variance di bawah 0,1 atau VIF di atas 10 maka terjadi multikolinearitas. 2
Duwi Priyatno, Analisis Korelasi, Regresi dan Multivariate Dengan SPSS, (Jakarta, Gava Media, 2013), h.43
45
c.
Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t denga kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya), untuk menguji adanya korelasi digunakan Durbin Watson (D-W) dengan catatan hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi diantara variabel independent.3 Model regresi yang baik terhindar dari masalah autokorelasi, menurut Singgih Santoso kriteria dari uji autokorelasi secara umum dapat diambil patokan sebagai berikut: Apabila D-W < -2 atau D-W > +2 berarti terdapat autokorelasi Apabila -2 < D-W < +2 berarti tidak terdapat autokorelasi
d. Uji Heteroskedastisitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi kesamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroksiditas. Cara untuk mendeteksinya dengan melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel dependen ZPRED dengan residualnya SRESID.4 Dasar pengambilan keputusan dalam uji ini adalah jika dari grafik scatterplots terlihat bahwa titik-titik
3 4
Imam Ghazali, Analisis Multivariate dengan Program SPSS, , h.96 Imam Ghazali, Analisis Multivariate dengan Program SPSS, , h.105
46
menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regrsi (Ghozali, 2005:107).5
Uji Statistik Koefisien Regresi
4.
Penggunaan analisis regresi untuk menaksir pengaruh antar variabel yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori.6 Analisis untuk menguji hipotesis. Persamaan regresinya adalah: Y= a + b1 X1 + b2 X2 + ei Keterangan: Y : Kinerja DPLK Muamalat a : Konstanta b : Slope atau koefisien regresi atau intersep X1: IHSG X2 : JII Ei : error
a. Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0.05.7 Sedangkan alpha
5
Imam Ghazali, Analisis Multivariate dengan Program SPSS, h.107
6
Imam Ghazali, Analisis Multivariate dengan Program SPSS, h.160
7
Imam Ghazali, Analisis Multivariate dengan Program SPSS, h.85
47
yang digunakan oleh penulis adalah 0,1. Penentuan nilai kritis atau t table dapat dilihat dari table distribusi t untuk (S.Santoso, 2003 : 157): (degree of freedom) df= n-k-1 Dimana: df
= taraf signifikan
k
= numerator (jumlah variael bebas)
n
= jumlah data sampel uji statistik t hitung
Aturan pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: Jika nilai t hitung < (lebih kecil dari) t tabel, artinya tidak ada pengaruh variabel bebas (Xi) terhadap variabel terikat (Y). Jika nilai t hitung > (lebih besar dari) t tabel, artinya ada pengaruh variabel bebas (Xi) terhadap variabel terikat (Y).
b. Uji Fisher Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independennya yang dimaksudkan dalam metode regresi secara bersamasama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0.05, jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau dengan kata lain variabel indpenden secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.8 Akan tetapi alpha yang digunakan oleh penulis adalah 0.1.
8
Imam Ghazali, Analisis Multivariate dengan Program SPSS, h.84
48
c. Koefisien Determinasi (Adjusted R-Square) Digunakan
untuk
membuat
persentase
variance
variable
independen terhadap variabel dependen serta seberapa besar pengaruh dari factor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini, jika nilai adjusted R-Square adalah 1 berarti kuatnya kemampuan fluktuasi variabel dependen seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel independen dan tidak ada faktor lain yang menyebabkan fluktuasi variabel dependen, sebaliknya jika nilai mendekati angka 0, maka semakin rendah kemampuan fluktuasi variabel dependen (Singgih Santoso, 2004).
F. Operasional Variabel Penelitian 1.
IHSG Indeks
harga
saham
gabungan
seluruh
saham
menggambarkan suatu rangkaian informasi historis mengenai pergerakan harga saham gabungan seluruh saham, sampai pada tanggal tertentu. Biasanya pergerakan harga tersebut disajikan setiap hari, berdasarkan harga penutupan bursa pada hari tersebut. Indeks tersebut disajikan untuk periode tertentu. Dalam hal ini mencerminkan suatu nilai yang berfungsi sebagai pengukuran kinerja suatu saham gabungan di bursa efek. Indeks harga saham gabungan seluruh saham adalah suatu nilai yang digunakan untuk mengukur kinerja gabungan
49
seluruh saham yang tercatat di suatu bursa efek. Maksud gabungan seluruh saham ini adalah kinerja saham yang dimakkan dalam perhitungan seluruh saham yang tercatat di bursa tersebut (Sunariyah, 1997:126) 2.
JII Jakarta Islamic Index adalah indeks saham yang didasarkan atas prinsip syariah. Saham dalam JII terdiri atas 30 saham yang keanggotaannya akan terus ditinjau secara berkala berdasarkan kinerja transaksi perdagangan di bursa, rasio-rasio keuangannya,
dan
ketaatannya
pada
prinsip
syariah
sebagaimana termaktub dalam fatwa Dewan Syariah Nasional N0. 05/DSN-MUI/IV/2000 tentang jual beli saham dan fatwa No. 40/DSN-MUI/IX/2003 tentang Pasar Modal, serta Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di bidang Pasar Modal.
50
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Bank Muamalat Indonesia Bank Muamalat Indonesia (BMI) adalah bank umum pertama di Indonesia yang menerapkan prinsip Syariah Islam dalam menjalankan operasionalnya. BMI didirikan pada tahun 1991 dengan prakarsa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia serta dukungan dari cendikiawan Muslim, Pengusaha, dan masyarakat Luas. Seiring dengan pertumbuhan perbakan syariah di Indonesia, BMI melihat bahwa kebutuhan masyarakat terhadap lembaga syariah tidak hanya tersbatas pada lembaga keuangan bank tetapi juga lembaga keuangan non bank. Oleh karena itu pada tahun 1997 BMI mendirikan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Muamalat, yaitu sebuah lembaga keuangan non bank yang khusus mengelola program pensiun dengan jenis Iuran Pasti. Sehingga masyarakat dapat memanfaatkan program/produk tabungan pensiun ini untuk mempersiapkan hari tua yang lebih sejahtera. 2. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Muamalat Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) adalah dana pensiun yang dibentuk oleh Bank Umum atau perusahaan Asuransi Jiwa untuk
51
menyelenggarakan Program Pensiun
Iuran Pasti (PPIP) bagi
perorangan baik karyawan maupun peerja mandiri. Dana
Pensiun
Lembaga
Keuangan
PT.
Bank
Muamalat
Indonesia,Tbk, selanjutnya disebut DPLK Muamalat didirikan oleh PT Bank Muamalat Indonesia di Jakarta, pada tanggal 12 September 1997 dengan
Surat
Keputusan
Menteri
Keuangan
No.
KEP-
485/KM.17/1997. DPLK Muamalat adalah DPLK pertama dan sampa saat ini merupakan satu-satunya DPLK Syariah di Indonesia. DPLK
Muamalat
menghargai
kebutuhan
masing-masing
perusahaan yang mungkin berbeda. Karena itu dengan tetap mengikuti ketentuan yang berlaku. Program pensiun DPLK Muamalat dapat disesuaikan (fleksibel) dengan keadaan atau kebutuhan perusahaan. Misalnya disesuiakan dengan UU Ketenagakerjaan No.13/2003. 3. Produk dan Program DPLK Muamalat a. Pensiun TERPROTEKSI Muamalat Merupakan tabungan hari tua yang menjanjikan Manfaat Pensiun sebesar akumulasi iuran ditambah dengan akumulasi hasil pengembangan berdasarkan hasil pengelolaan dana sesuai pilihan jenis investasi peserta. Produk Pensiun TERPROTEKSI Muamalat juga merupakan produk investasi jangka panjang dengan fasilitas cover asuransi. Program asuransi yang dibundle adalah program Asuransi Kecelakaan Diri berupa penggantian biaya rawat inap karena
52
kecelakaan selama satu tahun pertama masa kepesertaan dan Program Asuransi Jiwa berupa santunan ahli bagi ahli waris apabila peserta meninggal dunia selama masa kepesertaan. Progam Asuransi Kecelakaan Diri diperuntukkan bagi setiap peserta dan secara otomatis berlaku efektif sejak menjadi peserta Pensiun Terproteksi Muamalat, sedangkan Program Asuransi Jiwa diperuntukkan bagi peserta yang menginginkan proyeksi manfaat pensiunnya TERPROTEKSI, berlaku efektif sejak akseptasi dari pihak Asuransi dengan kewajiban membayar Premi Asuransi setiap bulannya.
Skema Program Gambar 4.1 Pemberi Kerja Pengelolaan Dana
Iuran
Karyawan
DPLK MUAMALA T
Hasil Investasi
Paket Investasi A Paket Investasi B Paket Investasi C
Manfaat Pensiun
53
b. Program Pengelolaan Pensiun Karyawan Perusahaan atau pengusaha yang ingin memberikan fasilitas program pensiun, dapat melalui program pensiun iuran pasti (PPIP) DPLK Muamalat. Besaran persentase iuran antara subsidi perusahaan
dengan
kotribusi
karyawan,
ditentukan
sesuai
kebijakan dan aturan yang berlaku di Perusahaan yang telah disepakati oleh karyawan. Mekanisme program: 1. Perusahaan diwajibkan menyerahkan copy legalitas / ijin usaha, sebagai prasyarat menjadi peserta kumpulan. Perusahaan akan mempunyai kode tertentu pada data di DPLK Muamalat. 2. Seluruh karyawan yang diikutsertakan oleh Perusahaan wajib mengisi formulir pendaftaran kepesertaan dan melengkapi dokumen pendaftaran. 3. Iuran (dan premi jika mengikuti Program Asuransi Jiwa ) akan disetorkan secara kolektif oleh Perusahaan, untuk dan atas nama karyawannya secara berkla. Minimum setoran adalah Rp.50.000,- per karyawan. 4. Atas iuran tersebut, Perusahaan wajib memberikan data rinci iuran dan atau premi dalam bentuk softcopy ke DPLK Muamalat, sebagai dokumen untuk melakukan pengkereditan iuran dan atau premi atas masing-masing karyawan. Rincian data tersebut paling lambat dilakanakan pada hari yang sama dengan waktu penyetoran dana.
54
5. Peserta/karyawan
Perusahaan
diperbolehkan
melakukan
penarikan
sebagian atas iuran dari kontribusi Karyawan, selama perusahaan mengizinkan dengan cara memberikan keterangan secara tertulis. 6. Hal tersebut diatas dan hal lain terkait penyesuaian ketentuan-ketentuan yang ada di Perusahaan tertuang dalam perjanjian kerjasama antara DPLK Muamalat dengan perusahaan. c. Program Pensiun Untuk Kompensasi Pesangon Tujuan Program : 1. Sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendanakan kewajiban terhadap imbalan pesangon. 2. Membantu perusahaan dalam mengelola dan mengurangi risiko keuangan dan arus kas-tidak perlu lagi ada keraguan dalam menerapkan full offset untuk semua kasus PHK, pembayarn bulanan, dan penundaan pembayaran manfaat. 3. Memberikan jaminan terpenuhinya hak-hak karyawan dalam hal mengenai PHK 4. Pengelolaan Dana Pengelolaan dana di DPLK Muamalat, dilaksanakan sesuai dengan pilihan Paket Investasi yang dipilih oleh peserta :
55
Tabel 4.1 Jenis Paket
Instrumen Investasi
Paket A
Deposito Bank Syariah 100%
Paket B
Deposito Rupiah di Bank Syariah maksimal 100% dan atau Sukuk/ Surat Berharga Syariah Negara Maksimal 80%
Paket C
Deposito Bank Syariah maksimal 100% dan atau Reksadana Syariah maksimal 80% dan atau Saham Syariah maksimal 50%
Iuran peserta akan diinvestasikan pada instrument investasi sesuai dengan Paket Investasi yang telah dipilih oleh Peserta. Keuntungan (return) masing-masing paket dapat berbeda sesuai dengan hasil investasi per masing-masing instrumen. History return investasi per paket DPLK Muamalat 5 tahun terakhir dapat dilihat pada table berikut ini: Tabel 4.2. Paket Investasi A B C
2007 9.32 9.81 8.34
2008 9.54 9.77 -26.17
Return (%) 2009 2010 2011 10.29 8.6 8.75 10.88 9.9 8.95 46.15 12.4 4.48
2012 7.39 9.22 9.55
5. Manfaat Pensiun Sesuai regulasi, terdapat 4 (empat) jenis Manfat Pensiun, yaitu :
56
2013 8.37 8.46 -4.11
Tabel 4.3. Jenis Manfaat Pensiun
Keterangan
Manfaat Pensiun Hari Tua
Dibayarkan pada usia Pensiun Normal yaitu usia pensiun yang dipilih oleh peserta pada saat pendaftaran (antara usia 45 s.d 65 th). Manfaat Pensiun Dipercepat Dibayarkan saat usia peserta mencapai sekurangkurangnya 10 tahun dari usia pensiun normal. Manfaat Pensiun Meninggal atau Diabayarkan apabila peserta meninggal (diserahkan kepada ahli waris) atau menderita Cacat cacat sehingga tidak mampu bekerja lagi. Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 91/PMK. 05/2005 Dalam hal jumlah akumulasi iuran dan hasil pengembangan yang menjadi hak peserta pada dana pensiun yang menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti (setelah dipotong pajak) kurang dari atau sama dengan Rp.625.000.000,- (enam ratus dua puluh lima juta rupiah), maka jumlah akumulasi iuran dan hasil pengembangan tersebut dapat dibayarkan sekaligus sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 50/PMK.010/2012 tentang Perubahan Ketiga Atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 343/KMK 017/1998 tentang Iuran dan Manfaat Pensiun. Jika akumulasi iuran dan hasil pengembangan lebih dari ketentuan, maka berlaku : 80% dana manfaat pensiun dibelikan produk anuitas pada perusahaan asuransi jiwa 20% dapat diambil secara sekaligus
57
B. Pengaruh Pasar Saham Terhadap Kinerja Investasi Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Muamalat Perhitungan Kinerja Investasi DPLK Muamalat ini diukur dengan menggunakan metode Time Weighted Rate of Return (TWRR), Sharpe, dan Treynor, kemudian kinerja DPLK tersebut dibandingkan dengan kinerja pasar yang dijadikan patok duga (benchmark). Penilaian kinerja suatu portofolio umumnya dimulai dengan mengukur tingkat tingkat return dari portofolio tersebut. 1. Kinerja investasi berdasarkan metode TWRR Cara yang digunakan untuk menghitung tingkat return DPLK, IHSG dan JII dalam penelitian ini yaitu dengan metode Time Weighted Rate of Return. Berikut adalah tabel perhitungan return DPLK dan return Pasar yakni IHSG dan JII selama 3 tahun: Tabel 4.4. Kinerja Investasi DPLK, IHSG dan JII Berdasarkan Metode TWRR Tahun 2011 2012 2013 Total return
DPLK 7.94% 7.57% 4.59% 6.69%
IHSG 4.83% 13.00% 0.36% 5.94%
JII 2.54% 11.31% -0.69% 4.27%
Tabel 4.4. menjelaskan bahwa return DPLK Muamalat berdasarkan perhitungan TWRR pada tahun 2011 sebesar 7,94%, pada tahun 2012 sebesar 7,57%, tahun 2013 sebesar 4,59%, sehingga kinerja DPLK
58
Muamalat selama 3 tahun berdasarkan metode TWRR adalah sebesar 6,69%. Kemudian return pasar IHSG pada tahun 2011 adalah 4,83%, tahun 2012 sebesar 13,00%, dan tahun 2013 sebesar 0,36%, sehingga kinerja IHSG selama 3 tahun adalah 5,94%. Return Pasar JII pada tahun 2011 adalah 2,54%, pada tahun 2012 sebesar 11,31%, dan pada tahun 2013 sebesar -0,69%, sehingga kinerja JII Selama 3 tahun berdasarkan metode TWRR adalah sebesar 4,27%. 2. Kinerja Investasi Berdasarkan Metode Sharpe Dalam menghitung Kinerja investasi sebuah portofolio dengan metode sharpe harus diperhatikan faktor resiko. Indeks Sharpe mendasarkan perhitungannya pada konsep garis pasar modal (capital market line) sebagai patok duga yaitu dengan cara membagi pemi risiko portofolio dengan standar deviasinya. Pada penelitian ini, untuk mencari standar deviasi penulis menggunakan perhitungan dengan Microsoft Office Excel dengan fungsi STDEV.P.
59
Tabel 4.5. Kinerja 3 tahun DPLK Muamalat, IHSG, dan JII berdasarkan indeks Sharpe Tahun
Keterangan
Rata- Rata Return (%)
Standar Deviasi
RfR
Indeks Sharpe
2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013
DPLK DPLK DPLK IHSG IHSG IHSG JII JII JII
7.94% 7.57% 4.59% 4.83% 13.00% 0.36% 2.54% 11.31% -0.69%
1.50%
6.51%
0.7500
5.23%
4.42%
0.2149
5.07%
5.79%
-0.2566
Pada tabel 4.5. terlihat bahwa DPLK mempunyai indeks sharpe yang lebih besar dibandingkan dengan indeks sharpe pasar yakni IHSG dan JII, Indeks sharpe DPLK sebesar 0,7500 dan Indeks Sharpe IHSG dan JII masing-masing adalah 0,2149 dan -0,2566. IHSG dan JII mempunyai kinerja yang lebih kecil dibandingkan dengan kinerja DPLK, hal tersebut dikarenakan IHSG dan JII mempunyai resiko (standar deviasi) yang lebih besar. 3. Kinerja Investasi Berdasarkan Indeks Treynor Seperti halnya pada indeks sharpe, kinerja portofolio pada indeks Treynor dilihat dengan cara menghubungkan tingkat return portofolio dengan besarnya resiko dari portofolio tersebut. Perbedaannya dengan indeks sharpe adalah penggunaan garis pasar sekuritas (security market line) sebagai patok duga, dan buan garis pasar modal seperti pada indeks
60
sharpe. Asumsi yang digunakan oleh Treynor adalah bahwa portofolio sudah terdiversifikasi dengan baik sehingga resiko yang dianggap relevan adalah resiko sistematis (diukur dengan beta). Dalam menghitung beta penulis menggunakan perhitungan dengan Microsoft office Excel dengan fungsi Slope. Tabel 4.6. Kinerja DPLK dan IHSG selama 3 tahun dengan Indeks Treynor
Tahun
Keterangan
Rata- Rata Return (%)
Beta (%)
Indeks Treynor
2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013
DPLK DPLK DPLK IHSG IHSG IHSG RFR RFR RFR
7.94% 7.57% 4.59% 4.83% 13.00% 0.36% 6.51% 4.42% 5.79%
0.2013
0.0558
1.0000
0.0112
Dengan melihat tabel 4.6. dan membandingkan dengan tabel 4.6. (Indeks Sharpe) terlihat adanya penurunan indeks antara kinerja DPLK dengan IHSG
dengan Indeks Treynor. Hal ini dikarenakan besarnya
standard deviasi dan beta yang berbeda. DPLK mempunyai Indeks Treynor yang lebih besar yaitu 0,0558 dibandingkan dengan IHSG yaitu 0,0112. Semakin besar indeks Treynor yang yang dimiliki sebuah portofolio, berarti kinerja portofolio tersebut akan menjadi relative lebih baik. 61
Tabel 4.7. Kinerja DPLK dan JII selama 3 tahun dengan Indeks Treynor Tahun
Keterangan
Rata- Rata Return (%)
Beta (%)
Indeks Treynor
2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013
DPLK DPLK DPLK JII JII JII RFR RFR RFR
7.94% 7.57% 4.59% 2.54% 11.31% -0.69% 6.51% 4.42% 5.79%
0.1871
0.0601
1.0000
-0.0130
Dengan melihat tabel 4.7. terlihat bahwa indeks Treynor DPLK adalah 0,0601 kita dapat melihat adanya perbedaan besarnya nilai indeks treynor DPLK pada tabel 4.8 dengan tabl 4.7 yaitu 0,0558 hal ini dikarenakan besarnya beta yang berbeda. Indeks Treynor DPLK lebih baik dibandingkan dengan indeks Treynor JII yakni -0,0130. C. Hasil Analisis Data 1. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Hasil Analisis Statstik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi dari setiap variabel yang digunakan dalam penelitian. Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini meliputi nilai minimum, maksimum, mean, dan standar deviasi. Hasil dari pengujian statistik deskriptif untuk variabel return DPLK, IHSG, dan JII dari tahun 2011-2013 disajikan dalam tabel di bawah ini : 62
Tabel 4.8. Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N
Mean
Std. Deviation
Minimum
Maximum
DPLK
36
.069533
.0733894
-.1056
.1800
IHSG
36
.005054
.0461057
-.0901
.0768
JII
36
.003657
.0462468
-.1039
.0770
Dari hasil uji statistik deskriptif di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: Variabel DPLK memiliki rentang nilai dari -0,1056 hingga 0,1800. Dengan rata-rata (mean) variabel DPLK sebesar 0,069533, sedangkan standar deviasi DPLK sebesar 0,0733894. Variabel IHSG memiliki rentang nilai minimum sebesar -0,0901 hingga 0,0768. Dengan rata-rata (mean) variabel IHSG sebesar 0.005054, sedangkan standar deviasi IHSG sebesar 0,0461057. Variabel JII memiliki rentang nilai minimum sebesar -0,1039 hingga 0,0770. Dengan rata-rata (mean) variabel JII sebesar 0,003657, sedangkan standard deviasi JII sebesar 0,0462468.
b. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dapat dilakukan dengan uji normal probability plot yaitu dengan 63
melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut: 1) Jika data menyebar di sekitar garis normal dan mengikuti arah garis diagonal menunjukkan bahwa pola distribusi data normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2) Sebaliknya, jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti garis diagonalnya maka dapat distribusi data tidak normal dan model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik p-plot disajikan pada gambar berikut: Gambar 4.2. Grafik p-plot
Dari hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik normal probability plot dapat dilihat bahwa titik-titik data menyebar mendekati 64
dan mengikuti arah garis diagonalnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini memenuhi asumsi normalitas. Selain menggunakan uji normal p-plot, penelitian ini juga menggunakan uji statisti Kolmogorov-Smirnov untuk memperkuat uji normalitas data. Dalam uji Kolmogorov-Smirnov lebih dari 0,05. Berikut disajikan hasil uji Kolmogorov-Smirnov pada table 4.9: Tabel 4.9. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test DPLK N Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
IHSG
JII
36
36
36
.069533
.005054
.003657
.0733894
.0461057
.0462468
Absolute
.213
.187
.122
Positive
.137
.087
.096
Negative
-.213
-.187
-.122
1.276
1.121
.733
.077
.162
.655
Mean Std. Deviation
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Dari hasil uji Kolmogorov-Smirnov tersebut dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel memiliki distribusi normal karena nilai signifikansinya melebihi 0,05, yaitu sebesar 0,655.
c. Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas. Model regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya gejala
65
korelasi yang kuat diantara variabel bebasnya. Pendeteksian multikolonieritas
dalam
penelitian
ini
dilakukan
dengan
menggunakan tolerance value dan Variance Inflatio Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Dimana nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10,0. Hasil uji multikolinearitas disajikan dalam tabel 4.11.: Tabel 4.10. Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
Std. Error
.062
.007
1 IHSG
1.842
.421
JII
-.535
.420
a
T
Sig.
Collinearity Statistics
Beta
Tolerance
VIF
9.264
.000
1.157
4.374
.000
.121
8.271
-.337
-1.275
.211
.121
8.271
a. Dependent Variable: DPLK
Berdasarkan tabel 4.10. diketahui bahwa semua variabel independen memiliki nilai tolerance lebih dari 0,1 da VIF kurang dari 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua data terbebas dari multikolinearitas. d. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari
66
residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Sebaliknya jika varians berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas
atau tidak trjadi heteroskedastisitas.
Uji
heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan uji grfik scatterplot. Gambar 4.3. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan gambar 4.2. dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak membentuk pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. Karena uji grafik dapat menyesatkan jika tidak diperhatikan dengan hati-hati, maka dalam penelitian ini juga digunakan uji glejser
67
untuk mendeteksi gejala heteroskedastisitas. Uji glejser dapat dilakukan dengan meregresi nilai absolute residual terhadap variabel independen. Pengambilan keputusannya adalah jika variabel independen signifikan secara statistic mempengaruhi variabel dependen dengan tingkat signifikansi 0,05 maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Hasil dari uji heteroskedastisitas dengan menggunakan uji glejser disajikan pada table 4.11. Tabel 4.11. Hasil Uji glejser Coefficients Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant) 1
a
Std. Error
.062
.007
IHSG
1.842
.421
JII
-.535
.420
t
Sig.
Beta 9.264
.000
1.157
4.374
.000
-.337
-1.275
.211
a. Dependent Variable: DPLK
Dari tabel 4.12 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi dari masingmasing variabel independen adalah > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa dalam model penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas. e. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1(sebelumnya). Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Uji auto korelasi dalam penelitian ini
68
menggunakan uji Durbin Watson (DW test), dengan hasil sebagai berikut: Tabel 4.12. Hasil Uji Auto Korelasi b
Model Summary Model
R
1
.849
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.721
.704
Durbin-Watson
.0399343
1.686
a. Predictors: (Constant), R_JII, R_IHSG b. Dependent Variable: R_DPLK
Untuk mendeteksi adanya autokorelasi, secara umum bisa diambil patokan sebagai berikut: Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negative Berdasarkan Tabel 4.12 di atas, angka D-W berada diantara -2 samapai +2 yaitu 1,686. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah autokorelasi pada model regresi tersebut. Artinya tidak ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan periode t-1 2. Uji hipotesis a. Koefisien determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) sering diartikan sebagai seberapa
besar
kemampuan
semua
variabel
bebas
dalam
menjelaskan varians dari variabel terikatnya. Nilai koefisien
69
determinasi yang mendekati 1 menandakan bawa variabel-variabel memberikan
hampir
memberikan
semua
informasi
yang
dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 4.14. berikut: Tabel 4.13. Hasil Uji Koefisien Determinasi b
Model Summary Model
1
R
.849
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.721
.704
.0399343
a. Predictors: (Constant), R_JII, R_IHSG b. Dependent Variable: R_DPLK
Tabel 4.13 menunjukkan bahwa koefisien determinasi (R2) sebesar 0.721 (72,1%). Artinya variabel bebas yang terdiri dari JII dan IHSG berpengaruh sebesar 72,1 % terhadap DPLK Muamalat. Sedangkan sisanya sebesar 27,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model. Adapun nilai Adjusted R Square sebesar 0,704 adalah sebuah statistik yang berusaha mengoreksi koefisien determinasi agar lebih mendekati ketepatan model dalam populasi. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa variabel independen mampu menjelaskan variabel dependen sebesar 70,4% sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain.
70
b. Uji Signifikansi Simultan (UJi Statistik F) Uji statistik f pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan ke dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Dalam uji statistik F ini jika nilai Fhitung > Ftabel pada derajat kepercayaan 5%, maka semua variabel independen serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen. Berikut adalah hasil uji statistic F untuk persamaan model regresi. Tabel 4.14. Hasil Uji Statistik F a
ANOVA Model
1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
.136
2
.068
Residual
.053
33
.002
Total
.189
35
F
Sig.
42.604
a. Dependent Variable: DPLK b. Predictors: (Constant), JII, IHSG
Tabel 4.14. memperlihatkan nilai df1 = 2 ; df2 = 33 dan Fhitung 42,604, sehingga didapat Ftabel sebesar 4,13. Dengan demikian Fhitung (= 42,604) > Ftabel (= 4,13), maka dapat dikatakan variabel-variabel independen dalam penelitian ini yaitu IHSG dan JII bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja DPLK Muamalat.
71
.000
b
c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masingmasing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Hasil uji statistik t dalam tabel 4.16. berikut : Tabel 4.15. Hasil Uji Statistik t Coefficients Model
Unstandardized Coefficients
a
Standardized
T
Sig.
Coefficients B (Constant) 1
Std. Error .062
.007
IHSG
1.842
.421
JII
-.535
.420
Beta 9.264
.000
1.157
4.374
.000
-.337
-1.275
.211
a. Dependent Variable: DPLK
Berdasarkan tabel 4.16. dapat disimpulkan bahwa dari kedua variabel independen yang terdiri dari IHSG dan JII yang memiliki nilai slope (B) dengan tanda positif adalah IHSG sedangkan JII memiliki nilai slope bernilai negatif. Hal ini menunjukkan bahwa variabel IHSG berpengaruh positif terhadap kinerja DPLK Muamalat. Sebaliknya variabel JII berpengaruh negative terhadap kinerja DPLK Muamalat.
72
Dengan menggunakan uji dua arah maka α/2 =0.05/2 =0.025, dimana df =n -2 = 34, didapat ttabel sebesar 2,03224. Variabel IHSG dengan thitung sebesar 4,374 > ttabel sebesar 2,03224 dengan signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Berdasarkan hasil uji statistik t menunjukkan bahwa variabel IHSG berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja DPLK Muamalat, maka H1 diterima. Variabel JII dengan thitung -1,275 < ttabel sebesar 2,03224 dengan signifikansi sebesar 0,211 > 0,005. Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa variabel JII berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja DPLK Muamalat, maka H2 yang menyatakan bahwa JII berpengaruh terhadap kinerja DPLK Muamalat ditolak.
73
BAB V PENUTUP A.
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa :
1.
Perhitungan kinerja DPLK Muamalat dengan metode Time Weighted Rate of Return (TWRR), Sharpe, dan Treynor lebih kecil bila dibandingkan dengan perhitungan kinerja yang dilakukan oleh DPLK Muamalat, total return DPLK Muamalat jika dihitung dengan metode yang perhitungan yang dilakukan oleh DPLK Muamalat selama 3 tahun adalah sebesar 6,72%, selanjutnya bila menggunakan metode TWRR total return DPLK selama 3 tahun adalah sebesar 6,69%. Kemudian pada perhitungan kinerja dengan menggunakan indeks sharpe kinerja DPLK lebih besar dibandingkan dengan indeks sharpe pasar yakni IHSG dan JII, Indeks sharpe DPLK sebesar 0,7500 dan Indeks Sharpe IHSG dan JII masing-masing adalah 0,2149 dan -0,2566. IHSG dan JII mempunyai kinerja yang lebih kecil dibandingkan dengan kinerja DPLK, hal tersebut dikarenakan IHSG dan JII mempunyai resiko (standar deviasi) yang lebih besar. Dari penggunaan 3 indeks tersebut, TWRR, sharpe, dan Treyner indek sharpe selalu mempunyainilai yang lebih besar.
74
2.
Dari hasil uji signifikansi simultan (uji statistik f) dapat disimpulkam bahwa variabel-variabel independen dalam penelitian ini yaitu IHSG dan JII bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja DPLK Muamalat. Dari hasil uji signifikan parsial (Uji statistik t), dapat disimpulkan bahwa variabel IHSG berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja DPLK Muamalat, sementara variabel JII berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja DPLK Muamalat. Pada penelitian ini dapat
disimpulkan
bahwa
variabel
independen
mampu
mempengaruhi variabel dependen sebesar 70,4%.
B.
Saran
1.
Bagi DPLK Muamalat sebaiknya dalam melakukan pelaporan terhadap pasar hendaknya menggunakan parameter yang umum digunakan oleh pasar.
2.
Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah data keuangan dengan siklus kinerja keuangan selama 5 tahun, dan juga menambah variabel lain.
75
DAFTAR PUSTAKA
Al Arif, M. Nur Rianto. Lembaga Keuanga Syariah: Suatu Kajian Teoritis Praktis. Bandung: CV Pustaka Setia,2012. Arthesa, Ade dan Edia, Handiman. Bank & Lembaga Keuangan bukan Bank. Jakarta: Indeks,2006. Friyanto, Pandiya. Lembaga Keuangan, Jakarta: Rineka Cipta,2009. Ghazali, Imam. Aplikasi Analisi Multivariate dengan Program SPSS. Cetakan IV. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.2006 Huda, Nurul dan Mustafa Edwin Nasution. Current Issues Lemabaga Keungan Syariah. Jakarta: Kencana, 2009 Huda, Nurul dan Mohammad Heykal. Lembaga Keuangan Islam: Tinjauan teoritis dan praktis. Ed.1. Jakarta: Kencana,2010 Jogiyanto. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE,2000. Kasmir. Bank & Lembaga keuangan Lainnya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2002. Mujahidin, Akhmad Mujahidin. Ekonomi Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2007. Pratomo, Eko P. Cara Mudah Mengelola Keuangan Keluarga Secara Islami.Ed.2. Bandung: PT Syaamil Cipta Media,2004. Priyatno, Duwi, Analisis Korelasi, Regresi, dan Multivariate dengan SPSS. Yogyakarta: Penerbit Gava Media 2013. Qardhawi, Yusuf. Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam.
76
Robbani Pers,2001. Santoso, Singgih. Aplikasi SPSS Pada Statistik Parametrik. Jakarta: Gramedia,2012. Silvanita, Ktut. Bank & Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: PT gelora Aksara Pratama,2009. Simorangkir, O.P. Pengantar Lembaga Keungan Bank & non Bank. Bogor: Ghalia Indonesia, 2004 Surani, Ade Irma. “Sinergi DPLK Syariah dengan Lemabagalembaga Keuangan syariah” Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,2012. Suyanto, Bagong dan Sutinah. Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan. Ed. Rev. Jakarta: Kencana, 2011. Tandelilin, Eduardus.Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi. Edisi pertama. Yogyakarta: Kanisius,2010. Wahab, Zulaini. Segi Hukum Dana Pensiun. Ed. I. Jakarta: PT Rajawali Grafido Persada, 2005.
77
LAMPIRAN 1 KINERJA INVESTASI DPLK DAN IHSG
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember r stdev beta Sharpe Treynor
2011 DPLK 0.39% 0.0468 0.69% 0.0828 1.01% 0.1212 0.68% 0.0816 0.76% 0.0912 0.65% 0.078 0.85% 0.102 0.16% 0.0192 0.33% 0.0396 1.04% 0.1248 0.49% 0.0588 0.94% 0.1128 7.94% 3.20% 0.5721 0.4464 0.0250
Rf
6.50% 6.71% 6.72% 7.18% 7.36% 7.36% 7.28% 6.78% 6.28% 5.77% 5.22% 5.04% 6.51%
IHSG -0.079 0.017946 0.060029 0.038315 0.004542 0.013448 0.062293 -0.06998 -0.07619 0.068137 -0.01999 0.028777
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
4.83% 5.17% 1.0000 -0.3250 -0.0168
r stdev beta Sharpe Treynor
2012 DPLK 1.02% 0.1224 0.92% 0.1104 0.79% 0.0948 0.65% 0.078 -0.68% -0.0816 0.89% 0.1068 0.98% 0.1176 0.20% 0.024 1.05% 0.126 0.91% 0.1092 0.51% 0.0612 0.49% 0.0588 7.57% 5.63% 1.5202 0.5608 0.0208
Rf 4.88% 3.82% 3.83% 3.93% 4.24% 4.32% 4.46% 4.54% 4.67% 4.75% 4.77% 4.80%
IHSG 0.0313188 0.0110409 0.0342115 0.0143587 -0.0832175 0.0320286 0.0472143 -0.019798 0.0498063 0.0205815 -0.0170448 0.0094829
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
4.42%
13.00% 3.53% 1.0000 2.4332 0.0858
r stdev beta Sharpe Treynor
2013 DPLK 0.74% 0.0888 1.50% 0.18 1.01% 0.1212 0.95% 0.114 0.82% 0.0984 -0.71% 0.0852 -0.63% 0.0756 -0.85% -0.102 1.15% 0.138 1.33% 0.1596 -0.88% 0.1056 0.71% 0.0852
Rf 4.84% 4.86% 4.86% 4.89% 5.02% 5.28% 5.52% 5.86% 6.96% 6.97% 7.22% 7.22%
4.59% 5.79% 10.50% 2.1385 0.1136 0.0056
IHSG 0.03174 0.07681 0.030277 0.018838 0.006865 -0.04927 -0.04327 -0.09008 0.028865 0.045051 -0.05635 0.004168 0.36% 4.72% 1.0000 -1.1497 -0.0542
Lampiran 2 KINERJA INVESTASI DPLK MUAMALAT DAN JII
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember r stdev beta Sharpe Treynor
2011 DPLK 0.39% 0.0468 0.69% 0.0828 1.01% 0.1212 0.68% 0.0816 0.76% 0.0912 0.65% 0.078 0.85% 0.102 0.16% 0.0192 0.33% 0.0396 1.04% 0.1248 0.49% 0.0588 0.94% 0.1128 7.94% 3.20% 0.5271 0.4464 0.0271
Rf
6.50% 6.71% 6.72% 7.18% 7.36% 7.36% 7.28% 6.78% 6.28% 5.77% 5.22% 5.04% 6.51%
JII -0.1039 0.040535 0.036329 0.026882 0.004944 0.008768 0.057987 -0.06694 -0.06966 0.076974 -0.01829 0.031774
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
2.54% 5.36% 1.0000 -0.7411 -0.0397
r stdev beta Sharpe Treynor
2012 DPLK 1.02% 12.24% 0.92% 11.04% 0.79% 9.48% 0.65% 7.80% -0.68% -8.16% 0.89% 10.68% 0.98% 11.76% 0.20% 2.40% 1.05% 12.60% 0.91% 10.92% 0.51% 6.12% 0.49% 5.88% 7.57% 5.63% 1.1866 0.5608 0.0266
Rf 4.88% 3.82% 3.83% 3.93% 4.24% 4.32% 4.46% 4.54% 4.67% 4.75% 4.77% 4.80%
JII 0.047491 0.0075 0.030535 -0.01536 -0.08701 0.03645 0.054284 -0.00662 0.054225 0.030674 -0.04924 0.010213
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
4.42%
11.31% 4.15% 1.0000 1.6604 0.0690
r stdev beta Sharpe Treynor
2013 DPLK 0.74% 8.88% 1.50% 18.00% 1.01% 12.12% 0.95% 11.40% 0.82% 9.84% -0.71% -8.52% -0.63% -7.56% -0.85% 10.20% 1.15% 13.80% 1.33% 15.96% -0.88% 10.56% 0.71% 8.52% 4.59% 10.50% 2.3562 -0.1136 -0.0051
Rf 4.84% 4.86% 4.86% 4.89% 5.02% 5.28% 5.52% 5.86% 6.96% 6.97% 7.22% 7.22%
JII 0.016512 0.067166 0.023431 0.033852 -0.00895 -0.02427 -0.05516 -0.05089 -0.01083 0.051423 -0.05821 0.00904
5.79%
-0.69% 3.98% 1.0000 -1.6268 -0.0647
Lampiran 3 Perbandingan return audited dengan TWRR
RETURN DPLK MUAMALAT 3 TAHUN Tahun 2011 2012 2013 Total Return
Return Audited 7.71% 8.00% 4.48% 6.72%
Return TWRR 7.94% 7.57% 4.59% 6.69%
LAMPIRAN OUTPUT SPSS
Tabel 4.8. Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N
Mean
Std. Deviation
Minimum
Maximum
DPLK
36
.069533
.0733894
-.1056
.1800
IHSG
36
.005054
.0461057
-.0901
.0768
JII
36
.003657
.0462468
-.1039
.0770
Gambar 4.2. Grafik p-plot
Tabel 4.9. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test DPLK N Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
IHSG
JII
36
36
36
.069533
.005054
.003657
.0733894
.0461057
.0462468
Absolute
.213
.187
.122
Positive
.137
.087
.096
Negative
-.213
-.187
-.122
Mean Std. Deviation
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
1.276
1.121
.733
.077
.162
.655
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Tabel 4.10. Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
Std. Error
.062
.007
1 IHSG
1.842
.421
JII
-.535
.420
a
t
Sig.
Beta
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
9.264
.000
1.157
4.374
.000
.121
8.271
-.337
-1.275
.211
.121
8.271
a. Dependent Variable: DPLK
Gambar 4.3. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Tabel 4.12. Hasil Uji glejser Coefficients Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant) 1
a
Std. Error
t
Sig.
Beta
.062
.007
IHSG
1.842
.421
JII
-.535
.420
9.264
.000
1.157
4.374
.000
-.337
-1.275
.211
a. Dependent Variable: DPLK
Tabel 4.12. Hasil Uji Auto Korelasi b
Model Summary Model
R
1
R Square
.849
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.721
.704
.0399343
a. Predictors: (Constant), R_JII, R_IHSG b. Dependent Variable: R_DPLK
Tabel 4.13. Hasil Uji Koefisien Determinasi b
Model Summary Model
1
R
.849
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.721
a. Predictors: (Constant), R_JII, R_IHSG b. Dependent Variable: R_DPLK
.704
.0399343
Durbin-Watson
1.686
Tabel 4.14. Hasil Uji Statistik F a
ANOVA Model
1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
.136
2
.068
Residual
.053
33
.002
Total
.189
35
F 42.604
a. Dependent Variable: DPLK b. Predictors: (Constant), JII, IHSG
Tabel 4.15. Hasil Uji Statistik t Coefficients Model
a
Unstandardized Coefficients
Standardized
T
Sig.
Coefficients B (Constant) 1
Std. Error .062
.007
IHSG
1.842
.421
JII
-.535
.420
a. Dependent Variable: DPLK
Beta 9.264
.000
1.157
4.374
.000
-.337
-1.275
.211
Sig. .000
b
*l
,)rIN I'!rrsiur Lrrrilr:rgrr licrr:r,ttltr: l,l.l]irk i\lu:rDrrlut In{loussirr,.l.l)li I :r1!rr.rUr Ihsil lnr.r\l,rsi l,.r lrcr.irxlc l)r.r.iorjt
I
Jurrurr|'i2(it I \.rt.
l
lnsil
-I
l)rlsclIbL,f 2l]11
Inlcstasi|l r! Iercxlisrd
ILrsil I',!cslasi
rxllg Bdrrn 'ltrcn lisrsi
Darn l_clProtcksi,
Efek Ucmqun Ase( Unit Pe ycnaa[
I\k\a
Dalla dcngiur psnjanriniur diut Rcksa Daua in(lcks
dariKIK EBA
D rrl lnvcltl$i [tq1]
htestlrsi .\rrrrl l)cdode hY.xt:rsi Akhir I, cdod c
Es(ate berberlirk
l{
K
261 .'t91 .r 51
halamar 8
lhna I)ensiun LcDrhafll] I(cu:r
Ui n l)T. llan k Muamalat t n donesia. 'l bk l-nporan lltrsil Investasi Per l)ertode l,eriodc 1 ,anuari ,1012 s-d. :, t llescrnber 2012
Efck EeraRun Aserdad KIK EBA
Dai, lnvcsrasi
Rcal Estare berbenruk t(tK
halaman 8
i$\p$'*s'*i!''3.:,'.i!J'l..,.!,;,..-\9\:'3-...J,\:}t3.aa:.::,'a3--5 Dana Prnsiun LcmirJga lieuJrgan PT Bank l'fiiamalat lndonesia, Tl)k
r
Laporen Hasll l vestasiperperiode Pcriodc I Januari 2U13 s.d.31 Desenlber 2013
Jonis lnveslasi
No.
Laba/Rugi
BagiHasil
Deviden
Se\,/a
Peleoasan
Dalam rupiah Hasillnvestasi
H?sil lnvestasi
Hasil lnvestasi yang Terealisasi
Lainnya
yang Belum Terealisasi
Beban lnves:a5i
Bersih
Surat Eefiarga Negara
Tabungan 3 Deposto on Call 4 Deposito
Beianaka
r9,4U2,E08
19,402,808
30,117,557,705
30,117,557,705
Sertifikal Deposito Seriifikal Bank lndonesia 7 Saham
51,280,53a
{1.911,079,818)
(1,859,799,283)
3,375,000
(6 0s5 39i,500)
\2,OL ),t3t4
{6,853,503 70S)
(3,547,190,293)
(14,81S,S81,027)
22,649,096,721
8 Cbligasi
!
SUkuk
10 Reksa Dana
3,971,148,283
Reksa Dana saham dao Reksa oana Campuran 11 Reksa Dana
21t
PasarUarg, Reksa Da.ra Pendapata0 Tetap, 3,306,313,416
Terproleksi, Reksa Dana dengan penjaminan dan
Reksa Dana indeks Reksa D?na berbentuk KIK Penyeriaan Terbatas Reksa Dana yang UP'nya diperdagangkan dibursa Efek Beragun Asel dari KIK EBA
Unil Peryertaan Dana lnveslasi Real Estale berbentuk Kll( Konlrak Opsi Seham
Penempalao langsung pada saham 1B Tanah
19 3angunan 2A
Ianah dan Bangunan
21 Surat Pengakuan Utang
Total
34,108,108,797
3,306,313.416
54,655,535
Toial lnvestasi A$/"1 Periode
446,127,030,790
Total,nvestasi Akhir Periode
565,745,680.467
Rat -rata lnvestasi
505,936,355,628
R0t
4_48./"
~J:~
DEWAN SYARIAH NASIONAL MUI National Sharia Board - Indonesian Council of Ulama Sekretariat: JI. Dempo No.19 Pegangsaan-Jakarta
Pusat 10320 Telp.: (021) 3904146 Fax.: (021) 31903288
FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NOMOR: 88/DSN-MUIIXIl2013 Tentang PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAAN
PROGRAM PENSIUN
BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH o
"II . _"II ~I / ~ \,:..
~f,f"f ,,:.. /-,/
Dewan Syariah NasionalMenimbang
0
0
;,
Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) setelah
a. bahwa dalam rangka mempersiapkan seseorang
pada
saat
masa
kesinambungan
puma
bakti,
penghasilan
perlu
dilakukan
penghimpunan dan pengelolaan dana melalui dana pensiun; b. bahwa untuk memenuhi kebutuhan untuk
mengatur
penyelenggaraan
masyarakat, program
dipandang perlu
pensrun
berdasarkan
huruf a dan b,
DSN-MUI
prinsip syariah; c. bahwa berdasarkan
pertimbangan
memandang perlu untuk menetapkan fatwa tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah. Mengingat
1. Firman Allah s.w.t .: a. QS. al-Hasyr [59]: 18: iJJ
;:j;j
.J. ~,/
01 ill I I --1/
~
..w ~..u ~"~ .. ~) 0\;'.::\/ ~"..
/.
~'-' " /
0",
J
0
~
J ~
J
_
J..~
• a;;
ill I I --I I / I -: .lJI I-:;~ILJ
~
'r"',y/
~
-
0-\/~::~" -: ill" I .r=: ~K }
"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah dibuat untuk hari esok (masa depan). Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah
kerjakan. "
Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia
Maha
Mengetahui
apa
yang
kamu
88 Pedoman Umum Penyelenggaraan Program Pensiun.:
2
"Hai orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu. JJ
c. QS. al-Baqarah [2]: 275:
0t1..°~: II ~ -
,~.ul i~!./
o
- y/
~
~
/~/ / -;;0/11 illI "\~I/
cr
if) IJl
~I
,,"
\:J~IIJ\.A
U- ~ ir U;
J~~J~~ ,/
~
J
.
~
'"
\II
J
..... ~
0
0 .I~L- 0:!/ -: .ul
e • 'j \:J~II !f:r-'
J. ,,;
~~
,/
~ 0-:11 til I l\j 0 J·L cr: ~ 'Y ~;
,/""
~ ill
0
~ ~~
••••.
vi
0
! I t~ ~ CA:! ~
vJ~""'"
~
/'
u-A ~~
c.s+Slj ~,)
II -:
/
~>-l>.-~ /
0).1JL;:. 4.J ~ ~/JIy~\
\:J)I
J
~jt
~~~j
"Orang-orang yang makan (mengambil) rib a tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran
(tekanan)
penyakit
gila.
Keadaan
mereka
yang
demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sam a dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba. Orang-
orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya." d. QS. Ali-Imran [3]: 130:
0<:"1::1WI
1'"""''''"''"'
\.g~f
\ !.~I/ ~~ ~~
\:J~II\ ir
.I~b 'j \ ~/T -: .ul
'y-'
IJ"'"'"
0:!/
I-;~f \:J ~ -
"Hai orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan." e. QS. al-Ma'idah [5]: 1:
... .))dL I ~ofIIJ"'"'" ~/T-: .ul ~f-/ ; ~) 0:!/
\:J
"Hai orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu... f.
QS. an-Nisa' [4]: 58:
... 4+bf /
1\1Qlj~\l1
0~ /
S~!0f rJ'" ~~JL- illI 01~
I~ Y
"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan kepada yang berhak menerimanya ... JJ
Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia.
am anat
88 Pedoman Umum Penyelenggaraan Program Pensiun.:
3
g. QS. Luqman [31]: 34: .....• 0
.....•
0"
c;i
.J./
010yC
~
~
0.....
uPj\ ~~ ~
0
~-J.)j
;;II
0
~j Cl>-j~f\ ~ ~ ~:lj 2..;J\ J?j
~\!.J\ ~
~
~j
1.Jl- ~
0",..
ill\
~~
\~~ ~
0
/.
01
~/[;
'"
"Sesungguhnya Allah, hanya di sisi-Nya sajalah ilmu tentang hari Kiamat; dan Dia yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dikerjakannya besok. Dan tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui
di
bumi mana dia akan mati. Sungguh, Allah Maha Mengetahui dan Maha Mengenal. " 2. Hadis Nabi s.a.w.: a. Hadis Nabi s.a.w.dari Abu Hurairah:
"Barang siapa melepaskan dari seorang muslim suatu kesulitan di dunia, Allah akan melepaskan kesulitan darinya pada hari kiamat; siapa saja yang memberikan kemudahan terhadap orang yang sedang kesulitan, Allah akan memberinya kemudahan di dunia dan akhirat; barang siapa menutup aib muslim yang lain, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat; dan Allah
senantiasa
menolong
hamba-Nya
selama
ia
(suka)
menolong saudaranya. " (HR. Muslim) b. Hadis Nabi riwayat Nu'man bin Basyir:
"Perumpamaan orang beriman dalam kasih sayang mereka, saling mengasihi dan saling mencintai bagaikan satu tubuh;
Dewan Syarian Nasional - Majelis Ulama Indonesia.
88 Pedoman Umum Penyelenggaraan Program Pensiun...
4
jikalau satu bagian menderita sakit, maka bagian lain akan turut merasakan susah tidur dan demam." (HR. Muslim dari Nu'man bin Basyir) c. Hadis Nabi riwayat Muslim dari Abu Musa al-Asy'ari, s.a.w bersabda:
Nabi
"Seorang mukmin dengan mukmin yang lain ibarat sebuah bangunan, satu bagian menguatkan bagian yang lain. " d. Hadis Nabi Riwayat Tirmidzi dari 'Amr bin 'Auf:
"Perdamaian boleh dilakukan di antara kaum muslim in kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram ". e. Hadis Nabi Riwayat Tirmidzi:
r? tb~ 1l ~).? ~
~~ yJ jr ~~
"Kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat
0j-~·Y~~1
mereka kecuali
syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram. " (HR Tirmidzi) f. Hadis Nabi Riwayat Hakim: ° .::~I :~ .»: ~.;-; l~'\ JI' ~ ,- y) r::l:~' --) .,,) " ,~
,
,1°; ~' J7'"
' )
,~/
Ih) 3;0' ,1°; ~L>-'
;y r..r-
,~
-)
~/'
,
.( ob:-T~~" ) "
& ,-
illI ~,k, illI jj-'-"J
s ,:
,1°; ~~ J7'" " ,1°; J7'" .o~. ~
:
~I,j,
:.r')
.J-
,1°; I ".:j... J7'"
cr:
"
,.£)~ :;--
Jtj
,1°; J7'"
.£)~W:., ' ')
0"'. II ..1°'.I~" '~...l>,'.r" ~ ~ , -, 1....--
"Rasulullah s.a.w.bersabda dalam rangka menasihati sese orang; "pergunakanlali lima perkara sebelum datang lima perkara: sehatmu sebelum sakitmu, sebelum
miskin,
waktu
mudamu sebelum tuamu, kayamu
luangmu
sebelum matimu '. (HR. Hakim) g. Atsar Sahabat :
Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia
sebelum
sempit,
hidupmu
88 Pedoman Umum Penyelenggaraan Program Pensiun.:
5
"Umar ibn Khattab r.a. melewati pintu suatu kaum, seorang lakilaki tua dan buta bertanya kepadanya, kemudian Umar menepuk sikunya, dan bertanya: Anda dari golongan ahlil kitab mana? Laki-laki itu menjawab: dari kelompok Yahudi. Ia berkata: apa yang mendorongmu bermaksud meminta membutuhkannya.
datang j izyah
ke sini? ia menjawab: saya karena saya sudah tua dan
Kemudian Umar r.a. memegang tangannya
dan membawanya pergi
ke rumahnya, dan memberinya sesatu
dari rumahnya. Kemudian mengutusnya ke petugas bait al-mal. Umar r.a. berkata kepada petugas tersebut: perhatikan bapak ini dan
orang-orang
sepertinya.
memperlakukannya
Demi
Allah
kita
tidak
dengan adil, kita mempekerjakannya
mas a
mudanya, tetapi kita menghinakannya di masa tuannya (Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang
miskin).
Orang-orang
fakir adalah orang-
orang Islam, sedangkan bapak ini termasuk orang-orang
ahli
kitab yang miskin, kemudian Umar r.a. membebaskan kewajiban membayar jizyah dari orang tersebut dan orang-orang yang sarna dengannya". h. Qaul Ularna :
:~ j~ oJ~\\ ~ i:Ii
J.
~~ J..
::JJj ~~ ~ ~;:Oj~ ~
~
...-"
~
-;0 ~o.
'-..P.."",/
:G1
""
;;J\ ~
J ? :;:;jj
'&.
~
""
J.
~
~..u\~\ ~ ~ ~ ~~ ? .., 'I J~ ~ ... ~~ W. U. /,/ /.. .r \j L--...lSW\ . ""
0;S-- ::; e ~\
;
~/
0
»>
Diriwayatkan, bahwa Umar bin Abdul Aziz mengutus pekerjanya ke negeri Bashrah, ia ·berkata kepadanya: "lihatlah ahli dzimmah yang bertemu denganmu yang sudah tua dan lemah serta
tidak
marnpu
bekerj a, maka
dibutuhkannya dari baitul mal."
Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia.
cukupilah
biaya
yang
88 Pedoman Umum Penyelenggaraan Program Pensiun.:
6
Qaul Ulama
1.
~ /../ .JI/ .d;:. )
JO}"
,/
~
/)-'
/"
~I
t/~
~
-;.
0~ ,I::~ .r-:
..,/
r>
"I::~/ Qli~1 /
(..r-:::)
~"..,
:..o~\
-;::;
o/~/ ~ ')
,/
j~
I::~;o=»: "10~~11
0'-: /
~~~/
y.?) ~
<
/'
l) L"') ~I/~I/. ,-,,, '08.. >-1/· l)'/ /~
"
j
~I\
(;i ($."'"'
~
)J.~)
-:::
,/
0"
iiJ
{
,jj..1 ;l..4\j1l) I".:il /I~ / ~'/ " J"')
~
0~') ~~ I::~
."
C~I
o~ p.
::::
,...,/,/
aJ~ "Akad taukil (wakalah) boleh dilakukan baik dengan imbalanmaupun tanpa imbalan. Hal itu karena Nabi s.a.w. pemah mewakilkan kepada Unais untuk melaksanakan hukuman, kepada Urwah untuk membeli kambing, kepada Abu Rafi dalam menerima pemikahan, dan beliau mengutus pegawai-pegawainya untuk menerima sedekah (zakat) serta menjadikannya sebagai amil yang mendapat imbalan". (Kitab al Mughni, Ibnu Qudamah, Kairo, Darul Hadist 2004, juz 6, hlm 468) 3. Kaidah Fikih, antara lain:
: ~~\I~// ~.J.l; ~/ k~'-ll >-W\ll.'~
~o
.•• ~ \,//
"/"
~
• < /
/"
'-' ••....
\II
~
"Pada dasamya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang menghararnkannya." (al Asyhbah wa an Nadha'ir, Imam Suyuthi, hlm 10) .•/(;i·_11 Ij.! )~ J}I-;}
"
"Segala mudharat (bahaya) harus dihilangkan" (al Asyhbah wa an Nadha'ir, Imam Suyuthi, hlm 84)
J~'-l\ 11 / ~ -J ;. 'Segala
madharat
(bahaya,
kerugian)
hams
r
e::}-:Jj" )~},(;i'_11
dihindarkansedapat
mungkin". (Durar al Hukkam, Ali Haidar, hlm 42)
"Tindakan atau kebijakan Imam (pemerintah) terhadap rakyat hams berorientasi pada mashlahat". (Majalah al-Ahkam al- 'Adliyah, 58) 4. Standar Syar'i (AAOIFI) No. 31; 4-1: ,..
J.
0/
~jG:-yl) ~I IJI
J.
a), I ~
0
0
~
::::""
I~
,.,..,....0 ,/
~~ ,/",..
,..
~
0,/
)1 ~~
,...........-
~)W J. J
//
JI.)' })
/',....
-?~~I
/
Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia.
~~
J.
0
.•...
~ """"
l) jjJI
/'
"..
l) jjJI .J.
0
J.
J.
",..
J~
/'
0
~
J\
..... .....
; ~ ~
~;+JG
88 Pedoman Umum Penyelenggaraan Program Pensiun...
7
"Gharar yang merusak legalitas akad adalah gharar yang terdapat dalam kontrak bisnis (mu 'awadhat) dan yang dipersamakan dengan itu antara lain berupa akad jual-beli, ijarah, dan syarikah. Sebaliknya, gharar tidak merusak legalitas akad tabarru' meski dominan, antara lain akad hibah dan wasiat." Memperhatikan
1. Fatwa DSN MUI No. 10/DSN-MUI/IVI2000 tentang Wakalah 2. Fatwa DSN MUI No. 521DSN-MUIIIIII2006 tentang Akad Wakalah bil Ujrah pada Asuransi dan Reasuransi Syariah; 3. Fatwa DSN MUI No. 531DSN-MUIIIIII2006 tentang Akad Tabarru' pada Asuransi dan Reasuransi Syariah; 4. Hasil kajian dan mudzakarah
yang dilakukan
antara DSN-MUI
dengan IKNB OJK dan Asosiasi Dana Pensiun pada tgl 28 Mei 2013, 26 Juni 2013, 2 Juli 2013, 29-30 Agustus 2013 tentang Dana Pensiun Syariah; 5. Rapat pleno DSN-MUI tanggal 12 Muharram 1435 MIl5 November 2013 M. MEMUTUSKAN Menetapkan
Pedoman Umum Penyelenggaraan Prinsip Syariah
Pertama
Ketentuan Umum
Program Pensiun Berdasarkan
Dalam fatwa ini yang dimaksud dengan: 1. Dana
Pensiun
adalah
badan
hukum
yang
mengelola
dan
menjalankan program yang menjanjikan Manfaat Pensiun; 2. Dana Pensiun Syariah adalah Dana Pensiun yang menyelenggarakan program pensiun berdasarkan Prinsip Syariah; 3. Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) adalah Dana Pensiun yang dibentuk oleh orang atau badan yang mempekerjakan karyawan, selaku Pendiri, untuk menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) atau Program Pensiun
luran Pasti (PPIP), bagi
kepentingan sebagian atau seluruh karyawannya
sebagai Peserta,
dan yang menimbulkan kewajiban terhadap Pemberi Kerja; 4. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) adalah Dana Pensiun yang dibentuk oleh bank atau perusahaan menyelenggarakan
asuransi jiwa untuk
Program Pensiun luran Pasti bagi perorangan,
baik karyawan maupun pekerja mandiri yang terpisah dari Dana Pensiun Pemberi Kerja bagi karyawan bank atau perusahaan asuransi jiwa yang bersangkutan;
Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia.
88 Pedoman Umum Penyelenggaraan Program Pensiun... 5. Program Pensiun adalah setiap program Manfaat Pensiun bagi Peserta;
8
yang mengupayakan
6. Program Pensiun luran Pasti (PPlP) adalah program pensiun yang iurannya ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun dan seluruh iuran serta hasil pengembangannya
dibukukan
pada rekening
masing-masing Peserta sebagai Manfaat Pensiun; 7. PPlP-Contributory adalah Program Pensiun yang Pesertanya ikut mengiur untuk penyelenggaraan program pensiunnya; 8. PPlP-Non Contributory adalah adalah Program Pensiun yang Pesertanya tidak ikut mengiur untuk penyelenggaraan program pensiunnya; iuran untuk penyelenggaraan pensiun hanya dilakukan oleh Pemberi Kerja; 9. Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) adalah program pensiun yang manfaatnya ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun atau program pensiun lain yang bukan merupakan Program Pensiun luran Pasti; 10. Program pensiun syariah adalah program pensiun yang dijalankan dan dikelola sesuai dengan prinsip syariah; 11. luran adalah dana yang diterima Dana Pensiun yang berasal dari Pemberi Kerja danlatau Peserta; 12. Manfaat Pensiun adalah pembayaran yang diserahkan kepada penerima pada saat dan dengan cara yang ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun serta tidak bertentangan dengan prinsip syariah; 13. Peraturan Dana Pensiun adalah peraturan yang berisi ketentuan yang menjadi dasar pengelolaan dan penyelenggaraan pensiun; 14. Vesting Right adalah hak seorang peserta untuk menerima Manfaat Pensiun setelah yang bersangkutan menjadi peserta selama kurun waktu tertentu; 15. Locking-in adalah asas penundaan pembayaran
manfaat pensiun
bagi Peserta sebelum mencapai usia pensiun; 16. Peserta adalah setiap orang yang memenuhi persyaratan Peraturan Dana Pensiun; 17. Penerima manfaat pensiun adalah peserta, isteri/suami dari peserta, anak-anak yang sah dari peserta, atau pihak lain yang ditunjuk oleh peserta, sebagaimana diatur dalam Peraturan Dana Pensiun; 18. Akad adalah pertalian ijab (pemyataan melakukan ikatan) dan qabul (pemyataan menerima ikatan) yang dibuat antara dua pihak atau lebih, sesuai prinsip syariah;
Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia.
88 Pedoman Umum Penyelenggaraan Program Pensiun...
9
19. Akad Hibah adalah akad yang berupa Pemberian dana (Mauhub bih) dari Pemberi kerja (Wahib) kepada Pekerja (Mauhub lah) dalam penyelenggaraan pensiun; 20. Akad Hibah bi Syarth adalah hibah yang baru terjadi (efektif) apabila syarat-syarat tertentu terpenuhi (dalam hal vesting right); 21. Akad Hibah Muqayyadah adalah hibah, di mana pemberi (Wahib) menentukan
orang-orang/pihak-pihak
manfaat pensiun
termasuk
yang
ketidakbolehan
berhak
menerima
mengambil
manfaat
pensiun sebelum waktunya (locking in); 22. Akad Wakalah adalah akad benipa pelimpahan kuasa oleh pemberi kuasa kepada pihak lain dalam hal-hal yang boleh diwakilkan; 23. Akad Wakalah bil Ujrah adalah akad wakalah dengan imbalan upah (ujrah); 24. Akad Mudharabah
adalah akad kerjasama
usaha antara Dana
Pensiun Syariah dengan pihak lain; Dana Pensiun Syariah sebagai Shahibul keuntungan kerugian
Mal,
pihak
dibagi dibebankan
lain
sesuai
nisbah
kepada
Mudharib
sebagai
yang disepakati,
Dana
Pensiun
(pengelola), sedangkan
Syariah
apabila
kerugian tersebut terjadi bukan karena kelalaian pengelola. Kedua
Ketentuan terkait PPIP (Program Pensiun DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan)
luran
Pasti) pada
1. Ketentuan Para Pihak dan Akad PPIP pada DPLK a.
Para Pihak dalam PPIP pada DPLK adalah Pemberi Kerja, Peserta, Pengelola DPLK (selanjutnya disebut Dana Pensiun Syariah), Investee, dan Penerima Manfaat Pensiun;
b.
Akad antara Pemberi Kerja dengan Peserta adalah Hibah bi Syarth; Pemberi Kerja sebagai Pemberi (Wahib), dan Peserta sebagai Penerima (Mauhub lah);
c.
Pemberi Kerja memiliki hak untuk menentukan pihak-pihak yang berhak menerima manfaat pensiun dengan akad Hibah Muqayyadah sesuai dengan Peraturan Dana Pensiun Syariah;
d.
Akad antara Pemberi Kerja dengan Dana Pensiun Syariah adalah akad wakalah; Pemberi Kerja berkedudukan
sebagai
Muwakki!, dan Dana Pensiun Syariah sebagai Wakil dalam mengelola program pensiun bagi pekerjanya; e.
Dalam PPIP-Contributory, akad antara Peserta dengan Dana Pensiun Syariah, adalah akad Wakalah bil Ujrah; Peserta sebagai Muwakki!, dan Dana Pensiun Syariah sebagai Wakil dalam mengelola program pensiunnya;
Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia.
88 Pedoman Umum Penyelenggaraan Program Pensiun... f.
10
Akad antara Peserta Mandiri dengan Dana Pensiun Syariah adalah akad Wakalah bil Ujrah; Peserta sebagai Muwakki!, dan Dana Pensiun Syariah sebagai Wakil dalam mengelola program pensrunnya;
g.
Akad antara Dana Pensiun Syariah dengan Investee/Manajer lnvestasi adalah akad Wakalah bil Ujrah atau akad Mudharabah.
Dana Pensiun Syariah sebagai Muwakkil, dan
Investee/Manajer lnvestasi sebagai Wakil dalam akad Wakalah bil Ujrah; dan Dana Pensiun Syariah sebagai Shahib al-Mal, dan lnvestee/Manajer
Investasi sebagai Mudharib dalam akad
Mudharabah; h.
Akad antara Dana Pensiun Syariah dengan Bank Kustodian, Penasehat lnvestasi, dan Akuntan Publik adalah akad ijarah; Dana Pensiun Syariah sebagai Musta 'fir; dan Bank Kustodian, Penasehat lnvestasi, dan Akuntan Publik sebagai Ajir;
1.
Dalam rangka penyelenggaraan
kegiatan investasi dan non
investasi, Dana Pensiun Syariah boleh melakukan perjanjian (akad) dengan pihak lain berdasarkan prinsip syariah yang tidak bertentangan yang berlaku. 2.
dengan
peraturan
perundang-undangan
Ketentuan luran PPlP pada DPLK a.
Pemberi Kerja dan!atau Peserta menyisihkan dana untuk iuran penyelenggaraan menyerahkannya
program pensiun peserta, dan kepada Dana Pensiun Syariah dengan akad
Wakalah bil Ujrah; serta mengacu pada peraturan perundangan dana pensiun; b.
Dalam hal vesting right, akad hibah dari Pemberi Kerja kepada Peserta akan berlaku apabila syarat-syaratnya telah terpenuhi sesuai
kesepakatan
dan!atau
ketentuan
Pemberi Kerja yang substansinya sesuai dan!atau peraturan perundang -undangan; c.
yang
ditentukan
dengan
syariah
Dalam hal locking in, dana hibah dari Pemberi Kerja berikut hasil pengelolaannya, sudah menjadi milik Peserta tapi belum bisa diambil berdasarkan akad Hibah Muqayyadah;
d.
Peserta berhak menarik dana miliknya dari Dana Pensiun Syariah, dan Dana Pensiun Syariah wajib menunaikannya, pada saat Peserta yang bersangkutan mencapai usia pensiun yang ditetapkan
dalam Peraturan
dipercepat, normal, atau ditunda);
Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia.
Dana Pensiun
(pensiun
88 Pedoman Umum Penyelenggaraan Program Pensiun.: e.
Apabila
peserta
meninggal
11
dunia, maka manfaat
pensiun
diberikan kepada pihak yang ditunjuk dengan syarat tidak bertentangan dengan prinsip syariah. 3.
Ketentuan Pengelolaan Kekayaan Peserta PPlP pada DPLK a.
Pengelolaan kekayaan hams didasarkan pada prinsip kehatihatian, profesionalisme dan memenuhi Prinsip Syariah;
b.
luran yang diterima Dana Pensiun Syariah hams diinvestasikan sesuai dengan Prinsip Syariah;
c.
Kegiatan investasi menggunakan
akad yang berlaku sesuai
dengan Prinsip Syariah; d.
Pengelola DPLK Syariah berhak memperoleh imbalan (ujrah) atas pengelolaan dana berdasarkan Akad Wakalah bil Ujrah.
4.
Ketentuan Manfaat Pensiun PPlP pada DPLK a.
luran Peserta dan/atau dana hibah dari Pemberi Kerja yang dikelola Dana Pensiun
Syariah beserta hasil investasinya,
menjadi milik Peserta apabila telah dipenuhi persyaratan yang ditentukan Pemberi Kerja dan/atau disepakati dalam perjanjian yang tidak bertentangan perundang-undangan; b.
Serahterima kesepakatan
dengan
dan
peraturan
manfaat pensiun hams didasarkan pada sesuai prinsip syariah dan tidak bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan Kctiga
syariah
yang berlaku.
Kctcntuan tcrkait PPIP pada DPPK 1.
Ketentuan Para Pihak dan Akad PPlP pada DPPK a.
Para Pihak dalam PPlP pada DPPK adalah Pemberi Kerja, Peserta, Pengelola DPPK (selanjutnya disebut Dana Pensiun Syariah), Investee, dan Penerima Manfaat Pensiun;
b.
Akad antara Pemberi Kerja dengan Peserta adalah Hibah bi Syarth; Pemberi Kerja sebagai Pemberi (Wahib), dan Peserta sebagai Penerima (Mauhub lah);
c.
Pemberi Kerja memiliki hak untuk menentukan pihak-pihak yang berhak menerima manfaat pensiun dengan akad Hibah Muqayyadah sesuai dengan Peraturan Dana Pensiun Syariah;
d.
Akad antara Pemberi Kerja dengan Dana Pensiun Syariah adalah akad wakalah; Pemberi Kerja berkedudukan sebagai Muwakkil, dan Dana Pensiun Syariah sebagai Wakil untuk menyelenggarakan program pensiun bagi pekerjanya;
e.
Dalam hal Contributory, akad antara Peserta dengan Dana Pensiun Syariah adalah akad Wakalah; Peserta berkedudukan sebagai Muwakkil, dan Dana Pensiun sebagai Wakil;
Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia.
88 Pedoman Umum Penyelenggaraan Program Pensiun... f.
12
Akad antara Dana Pensiun Syariah dengan Investee/Manajer Investasi
adalah
Mudharabah.
akad
Dana
Wakalah Pensiun
bil
Ujrah
sebagai
atau
akad
Muwakkil,
dan
Investee/Manajer Investasi sebagai Wakil dalam akad Wakalah bil Ujrah; dan Dana Pensiun sebagai Shahib al-Mal, dan Investee/Manajer
Investasi
sebagai
Mudharib
dalam akad
Mudharabah; g.
Akad antara Dana Pensiun dengan Bank Kustodian, Penasehat Investasi, Pensiun
dan Akuntan sebagai Mu 'jir;
Publik dan
adalah akad ijarah; Dana Bank Kustodian,
Penasehat
Investasi, dan Akuntan Publik sebagai Ajir (Musta 'jir); h.
Dalam rangka penyelenggaraan
kegiatan investasi dan non
investasi, Dana Pensiun Syariah boleh melakukan perjanjian (akad) dengan pihak lain berdasarkan prinsip syariah yang tidak bertentangan yang berlaku. 2.
dengan
peraturan
perundang-undangan
Ketentuan luran PPIP pada DPPK a.
Pemberi Kerja danlatau Peserta menyisihkan dana untuk iuran penyelenggaraan menyerahkannya wakalah
program
pensiun
peserta,
dan
kepada Dana Pensiun Syariah dengan akad
serta mengacu
pada peraturan
perundangan
dana
pensiun; b.
Pemberi Kerja memiliki hak untuk menentukan pihak-pihak yang berhak menerima manfaat pensiun dengan akad Hibah Muqayyadah sesuai dengan Peraturan Dana Pensiun Syariah;
c.
Dalam hal vesting right, akad hibah dari Pemberi Kerja kepada Peserta akan berlaku apabila syarat-syaratnya telah terpenuhi sesuai
kesepakatan
danlatau
ketentuan
yang
Pemberi Kerja yang substansinya sesuai dan!atau peraturan perundang -undangan; d.
ditentukan
dengan
syariah
Apabila Pemberi Kerja gagal memenuhi kewajiban pada masa vesting right, Mauhub bih menjadi milik Pekerja;
e.
Dalam hal locking in, dana hibah dari Pemberi Kerja berikut hasil pengelolaannya,
sudah menjadi milik Peserta tapi belum
bisa dikuasai secara penuh; f.
Peserta berhak menarik dana miliknya
dari Dana Pensiun
Syariah, dan Dana Pensiun Syariah wajib menunaikannya, pada saat Peserta yang bersangkutan mencapai usia pensiun yang ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun (pensiun dipercepat, normal, atau ditunda);
Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia
88 Pedoman Umum Penyelenggaraan Program Pensiun... g.
13
Apabila peserta meninggal dunia, maka manfaat pensiun diberikan kepada pihak yang ditunjuk dengan syarat tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
3.
Ketentuan Pengelolaan Kekayaan Peserta PPlP pada DPPK a.
Pengelolaan kekayaan hams didasarkan pada prinsip kehatihatian, profesionalisme dan memenuhi Prinsip Syariah;
b.
luran yang diterima Dana Pensiun Syariah hams diinvestasikan sesuai dengan Prinsip Syariah;
c.
Kegiatan investasi menggunakan
akad yang berlaku sesuai
dengan Prinsip Syariah. 4.
Ketentuan Manfaat Pensiun PPlP pada DPPK a.
luran Peserta dan/atau dana hibah dari Pemberi Kerja yang dikelola Dana Pensiun
Syariah beserta hasil investasinya,
menjadi milik Peserta apabila telah dipenuhi persyaratan yang ditentukan Pemberi Kerja dan/atau disepakati dalam perjanjian yang
tidak
bertentangan
dengan
syariah
dan
peraturan
perundang-undangan; b.
Serahterima kesepakatan
manfaat pensiun harus didasarkan pada sesuai prinsip syariah dan tidak bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan Keempat
yang berlaku.
Ketentuan terkait PPMP 1.
Ketentuan Para Pihak dan Akad PPMP a.
Para Pihak dalam PPMP adalah Pemberi Kerja, Peserta, Dana Pensiun Syariah, Investee, Aktuaris, dan Penerima Manfaat Pensiun;
b.
Akad antara Pemberi Kerja dengan Peserta adalah Hibah bi syarth; Pemberi Kerja sebagai Pemberi (Wahib), dan Peserta sebagai Penerima (Mauhub lah);
c.
Pemberi Kerja memiliki hak untuk
menentukan pihak-pihak
yang berhak menerima manfaat pensiun dengan akad Hibah Muqayyadah sesuai dengan Peraturan Dana Pensiun Syariah; d.
Akad antara Pemberi Kerja dengan Dana Pensiun Syariah adalah akad wakalah; Pemberi Kerja berkedudukan sebagai Muwakkil, dan Dana Pensiun Syariah sebagai Wakil;
e.
Akad antara Peserta dengan Dana Pensiun Syariah adalah akad Wakalah; Peserta berkedudukan sebagai Muwakkil, dan Dana Pensiun Syariah sebagai Wakil; ,
f.
Dalam rangka penyelenggaraan kegiatan investasi dan non investasi, Dana Pensiun Syariah boleh melakukan perjanjian
Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia
88 Pedoman Umum Penyelenggaraan Program Pensiun... (akad) dengan pihak lain berdasarkan bertentangan berlaku; g.
dengan
peraturan
14
syariah yang tidak
perundang-undangan
yang
Akad antara Dana Pensiun Syariah dengan Investee/Manajer lnvestasi adalah akad Wakalah bil Ujrah atau akad Mudharabah.
Dana Pensiun Syariah sebagai Muwakkil, dan
Investee/Manajer lnvestasi sebagai Wakil dalam akad wakalan bil ujrah; dan Dana Pensiun Syariah sebagai Shahib al-Mal, dan Investee/Manajer lnvestasi sebagai Mudharib dalam akad Mudharabah; h.
Akad antara Dana Pensiun Syariah dengan Bank Kustodian, Penasehat lnvestasi, Akuntan Publik, dan Konsultan Aktuaria adalah akad ijarah; Dana Pensiun Syariah sebagai Musta 'jir; dan Bank Kustodian, Penasehat lnvestasi, Akuntan Publik dan Konsultan Aktuaria sebagai Ajir.
2.
Ketentuan luran PPMP a.
Pemberi Kerja dan/at au Peserta memberikan
dananya untuk
iuran penyelenggaraan program pensiun, dan menyerahkannya kepada Dana Pensiun Syariah dengan akad wakalah; b.
Akad antara Pemberi Kerja dengan Peserta adalah hibah bi syarth; Pemberi Kerja sebagai Pemberi (Wahib), dan Peserta sebagai Penerima (Mauhub lah);
c.
Dalam hal vesting right, akad hibah dari Pemberi Kerja kepada Peserta akan berlaku apabila syarat-syaratnya telah terpenuhi sesuai Pemberi
kesepakatan Kerja
yang
danlatau
ketentuan
substansinya
yang
sesuai
ditentukan
dengan
syariah
dan/ atau peraturan perundang -undangan; d.
Apabila Pemberi Kerja gagal memenuhi memenuhi kewajiban pada mas a vesting right, Mauhub bih menjadi milik Pekerja;
e.
Dalam hal locking in, dana hibah dari Pemberi Kerja berikut hasil pengelolaannya, sudah menjadi milik Peserta tapi belum bisa dikuasai secara penuh;
f.
Peserta berhak menarik dana miliknya
dari Dana Pensiun
Syariah, dan Dana Pensiun Syariah wajib menunaikannya, pada saat Peserta yang bersangkutan mencapai usia pensiun yang ditetapkan
dalam Peraturan
Dana Pensiun
(pensiun
dipercepat, normal, atau ditunda); g.
Apabila peserta meninggal dunia, maka manfaat pensiun diberikan kepada pihak yang ditunjuk dengan syarat tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia
88 Pedoman Umum Penyelenggaraan Program Pensiun... 3.
15
Ketentuan Pengelolaan Kekayaan Peserta PPMP a.
Pengelolaan kekayaan hams didasarkan pada prinsip kehatihatian, profesionalisme dan memenuhi Prinsip Syariah;
b.
luran yang diterima Dana Pensiun Syariah hams diinvestasikan sesuai dengan Prinsip Syariah;
c.
Kegiatan investasi menggunakan
akad yang berlaku sesuai
dengan Prinsip Syariah. 4.
Ketentuan Manfaat Pensiun PPMP a.
luran Peserta dan/atau dana hibah dari Pemberi Kerja yang dikelola Dana Pensiun
Syariah beserta hasil investasinya,
menjadi milik Peserta apabila telah dipenuhi persyaratan yang ditentukan Pemberi Kerja dan/atau disepakati dalam perjanjian yang
tidak
bertentangan
dengan
syariah
dan
peraturan
perundang-undangan; b.
Serahterima kesepakatan
manfaat pensiun hams didasarkan pada sesuai prinsip syariah dan tidak bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan Kelima
yang berlaku.
Ketentuan Penutup 1.
Apabila
terjadi
penyelenggaraan penyelesaian
perselisihan
di
para
pihak
dalam
pensiun berdasarkan prinsip syariah, dilakukan
perselisihan
sesuai
mediasi, arbitrase,atau pengadilan undangan yang berlaku; 2.
antara
syariah melalui sesuai peraturan
musyawarah, perundang-
Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan sebagaimana mestinya; Ditetapkan di
Jakarta
Tanggal
12 Muharram 1435 H. 15 November 2013 M.
DEWAN SYARIAH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA Ketua,
Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia