FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DISMENORE PRIMER PADA MAHASISWI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG SKRIPSI Disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat dengan peminatan Epidemiologi
IKA SETIANI NIM. D11.2011.01259
PEMBIMBING : VILDA ANA VERIA SETYAWATI, S.Gz, M.Gizi
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2015
© 2015
Hak Cipta Skripsi Ada Pada Penulis
ii
iii
iv
v
Skripsi ini saya persembahkan untuk : Allah SWT, yang selalu memberikan berkat dan mujizat yang luar biasa tak terhingga dalam hidupku, Bapak Paino dan ibu Patmi tercinta yang senantiasa selalu mendoakan, membimbing, dan mengarahkan sampai Ika bisa menyelesaikan skripsi ini sampai akhir dan Sahabat-sahabatku yang senantiasa membantuku dalam skripsi ini Dani, Andini, Devin, Dini, Ayu, Linda, April, Juli yang selalu membuat aku tertawa saat sudah mulai butuh hiburan. Terimakasih sudah mau mendengarkan keluhan-keluhanku setiap hari,
GOD BLESS YOU ALL
vi
RIWAYAT HIDUP
Nama
: Ika Setiani
Tempat, tanggal lahir
: Semarang, 20 Mei 1993
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
: Jalan Karangsari II No.14A Semarang
Riwayat Pendidikan
:
1. SD Negeri Pleburan 04-05 Semarang, 1999-2005 2. SMP Negeri 2 Semarang, 2005-2008 3. SMA Negeri 5 Semarang, 2008-2011 4. Diterima di Program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat Universitas Dian Nuswantoro Tahun 2011.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan bimbingan-Nya, penulisan skripsi berjudul “Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Dismenore Primer pada Mahasiswi Universitas Dian Nuswantoro Semarang” ini dapat diselesaikan sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat. Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan juga kepada : 1. Dr. Ir. Edi Noersasongko M.Kom, sebagai Rektor Universitas Dian Nuswantoro. 2. Dr. dr. Sri Andarini Indreswari, M.Kes, sebagai Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 3. Suharyo, M.Kes, sebagai Ketua Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 4. dr. Zaenal Sugiyanto, M.Kes, sebagai Ketua Peminatan Epidemiologi Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 5. Vilda Ana Veria Setyawati, S.Gz, M.Gizi, sebagai dosen pembimbing yang telah banyak membantu penyusunan skripsi. 6. Universitas Dian Nuswantoro Semarang, yang telah membantu dalam pembuatan surat ijin survei awal, pengambilan data dan penelitian. 7. Mahasiswi Universitas Dian
Nuswantoro
Semarang,
yang
sudah
membantu peneliti dalam proses penelitian. 8. Sahabat-sahabat saya yang baik Dani, Andini, Devin, Dini, Dine, Nitya, Dony, Jovan, Tito, Diana, Linda, Adiawan, Veti, Dida, dan Yaffi.
viii
9. Teman-teman epid kece, Juli, Ayu, Alin, Vindi, April, Linda, Yuninda, Arum, Rani, Umu, Endah, Ovi, Tazkiya, Kak Lesly, Didi, Lubabul, Kukuh, Ina, Mbak Saski, Mbak Otty, Caca dan Mba Rere. 10. Semua pihak yang sudah membantu penyusunan proses skripsi hingga selesai. Penulis merasa dalam penyususnan skripsi ini sangat jauh dari sempurna, sehingga diharapkan saran dan kritik yang membangun untuk penyususnan skripsi ini. Dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Terima kasih.
Semarang, 11 November 2015
Penulis
ix
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2015
ABSTRAK IKA SETIANI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DISMENORE PRIMER PADA MAHASISWI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG TAHUN 2015 IX + 61 Hal + 15 Tabel + 4 Gambar + 6 Lampiran Dismenore atau gangguan menstruasi adalah masalah yang dialami oleh wanita dan dapat mengganggu aktivitas yang mengakibatkan mereka hanya berbaring di atas tempat tidur.Studi yang dilakukan pada mahasiswi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjajaran angkatan 2011 bahwa 94 dari 103 mahasiswi mengalami dismenore primer yang kisaran usianya 19-21 tahun yang sedang melanjutkan pendidikan di Universitas. Universitas Dian Nuswantoro termasuk dalam Universitas yang memiliki populasi wanita yang lebih banyak dibandingkan dengan populasi laki-laki sehingga dapat dijadikan sebagai tempat penelitian. Tujuandilakukan penelitian ini adalah menganalisis faktor yang berhubungan dengan kejadian dismenore primer pada mahasiswi Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik observasional dengan metode kuantitatif dan pendekatan cross sectional. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat untuk mendeskripsikan variabel dependent dan independent untuk memperoleh gambaran karakteristik sampel menggunakan tabel distribusi frekuensi. Analisis Bivariat menggunakan uji chi square dan menghitung rasio prevalensi. Hasil Penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara perilaku merokok dengan kejadian dismenore primer (p-value = 0,798). Tidak ada hubungan antara perilaku mengkonsumsi alkohol dengan kejadian dismenore primer (p-value = 0,448). Tidak ada hubungan antara konsumsi junk food dengan kejadian dismenore primer (p-value = 0,334). Bagi para responden sebaiknya mencegah terjadinya dismenore primer saat menstruasi dengan cara mengurangi atau menghilangkan kebiasaan yang dapat menyebabkan dismenore primer yaitu perilaku merokok, konsumsi alkohol, dan konsumsi junk food. Kata Kunci : Dismenore Primer, Faktor perilaku merokok, konsumsi alkohol, junk food Kepustakaan : 41 buah, 2003-2013
x
UNDERGRADUATE PROGRAM OF PUBLIC HEALTH FACULTY OF HEALTH SCIENCES DIAN NUSWANTORO UNIVERSITY SEMARANG 2015 ABSTRACT IKA SETIANI FACTORS CORRELATED TO PRIMARY DYSMENORRHEAL ON THE STUDENTS OF DIAN NUSWANTORO UNIVERSITY SEMARANG 2015 X + 61 pages + 15 tables + 4 figures + 6 appendixes Dysmenorrheal or menstrual disorders are problems experienced by women and may interfere with the activity that resulted in them just lay on bed. The study that was done on students of Faculty of Nursery Science of Padjajaran University class of 2011 shows that 94 of 104 students encounter primary dysmenorrheal which the age range of the student about 19-21 years old which are continuing study in university. Dian Nuswantoro University included in the University which has a population of female is more than the male population so that it can be used as a place of study. The purpose of this study was to analyze factors associated with the incidence of primary dysmenorrheal on students of Dian Nuswantoro University Semarang. This type of study was observational analytic study with a quantitative method and cross sectional approach. Analysis of data used univariate and bivariate analyzes. Univariate analysis to describe the dependent and independent variables to obtain a sample characteristics used a frequency distribution table. Bivariate analysis used chi square test and calculating the prevalence ratio. The results of this study showed that there was no relationship between smoking behavior with the incidence of primary dysmenorrheal (p-value = 0.798). There was no relationship between the behavior of consuming alcohol with the incidence of primary dysmenorrheal (p-value = 0.448). There was no association between consumption of junk food with the incidence of primary dysmenorrheal (p-value = 0.334). Suggested the respondents, it is better to avoid primary dysmenorrheal when they have menstruation by decreasing or omitting the habitual activity that is causing primary dysmenorrhea there are smoking behavior, behavior of consuming alcohol, and consumption of junk food. Keyword : Primary Dysmenorrheal, Consume, junk food References : 41, 2003-2013
xi
Smoking
Habbit,
Alcohol
DAFTAR ISI
HAK CIPTA.......................................................................................................... ii PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................ Error! Bookmark not defined. HALAMAN PENGESAHAN ................................... Error! Bookmark not defined. HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. vi RIWAYAT HIDUP ...............................................................................................vii KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii ABSTRAK ............................................................................................................ x DAFTAR ISI ........................................................................................................xii DAFTAR TABEL ................................................................................................ xv DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xviii BAB I. PENDAHULUAN....................................................................................... 1 A. Latar Belakang ......................................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ................................................................................ 4 C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 4 D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 5 E. Keaslian Penelitian ................................................................................... 6 F. Lingkup Penelitian .................................................................................. 10
xii
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 11 A. Faktor yang Berhubungan dengan Dismenore Primer ............................ 11 1.
Mahasiswi ....................................................................................... 11
2.
Pengertian Menstruasi .................................................................... 12
3.
Siklus Menstruasi ............................................................................ 13
4.
Pre-Menstrual Syndrome (PMS) ..................................................... 14
5.
Dismenore (Kram/Nyeri perut) ........................................................ 15
6.
Faktor Resiko Dismenore ................................................................ 17
B. Kerangka Teori....................................................................................... 28 BAB III. METODE PENELITIAN ......................................................................... 29 A. Kerangka Konsep ................................................................................... 29 B. Hipotesis ................................................................................................ 29 C. Jenis Penelitian ...................................................................................... 30 D. Variabel Penelitian ................................................................................. 30 E. Definisi Operasional ............................................................................... 31 F. Populasi dan Sampel ............................................................................. 33 G. Pengumpulan Data................................................................................. 35 H. Penelitian Deskriptif................................................................................ 37 I.
Pengolahan Data ................................................................................... 38
J. Analisis Data .......................................................................................... 39 BAB IV. HASIL PENELITIAN ............................................................................. 43
xiii
A. Gambaran Lokasi Penelitian .................................................................. 43 B. Analisis Univariat .................................................................................... 44 C. Analisis Bivariat ...................................................................................... 49 D. Keterbatasan Penelitian ......................................................................... 51 BABV. PEMBAHASAN ...................................................................................... 52 A. Hubungan Dismenore Primer dengan Perilaku Merokok ........................ 52 B. Hubungan Dismenore Primer dengan Konsumsi Alkohol ....................... 53 C. Hubungan Dismenore primer dengan Konsumsi Junk Food ................... 53 BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 56 A. Simpulan ................................................................................................ 56 B. Saran ..................................................................................................... 57 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian............................................................................... 6 Tabel 3.1 Studi Cross Sectional ......................................................................... 41 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Usia Mahasiswi di Universitas Dian Nuswantoro Semarang .......................................................................................................... 44 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Dismenore Primer yang dialami mahasiswi di UniversitasDian Nuswantoro Semarang............................................................. 44 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan mengenai arti dari Dismenore olehmahasiswi di Universitas Dian Nuswantoro Semarang ................................ 45 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Dismenore Primer yang dialami mahasiswi di Universitas Dian Nuswantoro Semarang............................................................ 45 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Durasi Dismenore Primer di Universitas Dian Nuswantoro Semarang ...................................................................................... 46 Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Mahasiswi Perokok di Universitas Dian Nuswantoro Semarang ...................................................................................... 46 Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Jumlah rokok yang dikonsumsi mahasiswi di Universitas Dian Nuswantoro Semarang............................................................ 47 Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Mahasiswi mengkonsumsi alkohol di Universitas dian Nuswantoro Semarang............................................................................... 47 Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Jumlah Alkohol yang dikonsumsi Mahasiswi di Universitas dian Nuswantoro Semarang ............................................................ 48
xv
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Jumlah Asupan Junk Food yang dikonsumsi Mahasiswi
di
Universitas
Dian
Nuswantoro
Semarang
.......................................................................................................................... 48 Tabel 4.11 Hubungan Dismenore Primer dengan Perilaku Merokok .................. 49 Tabel 4.12 Hubungan Dismenore Primer dengan Perilaku Konsumsi Alkohol ... 49 Tabel 4.13 Hubungan Dismenore Primer dengan Konsumsi Junk Food ............ 50
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Teori ................................................................... 28 Gambar 3.1 Kerangka Konsep........................................................................... 29 Gambar 3.2 modifikasi skema rancangan cross sectional .................................. 30 Bagan 3.3 Skema Metode Pengumpulan Data .................................................. 37
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Output Analisis Univariat Lampiran 2 Output Analisis Bivariat Lampiran 3 Informed Consent Lampiran 4 Kuesioner Penelitian Lampiran 5 Dokumentasi Penelitian Lampiran 6 Data View
xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dismenore atau gangguan menstruasi adalah masalah yang dialami oleh wanita dan dapat mengganggu aktivitas yang mengakibatkan mereka hanya berbaring di atas tempat tidur. 1Studi yang dilakukan pada mahasiswi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjajaran angkatan 2011 bahwa 94 dari 103 mahasiswi mengalami dismenore primer yang kisaran usianya 19-21 tahun yang sedang melanjutkan pendidikan di Universitas.2 Universitas Dian Nuswantoro termasuk dalam Universitas yang memiliki populasi wanita yang lebih banyak dibandingkan dengan populasi laki-laki sehingga dapat dijadikan sebagai tempat penelitian. Kondisi medis dismenore ditandai dengan nyeriyang terjadi sebelum atau selama menstruasi.Hal ini adalah satu dari beberapa banyak masalah ginekologi yang mempengaruhi 50% wanita sehingga berakibat ketidakmampuan beraktifitas selama 1-3 hari tiap bulan pada wanita tersebut.3 Dismenore atau nyeri haid dibagi menjadi dua yaitu dismenore primer dan dismenore sekunder. Dismenore primer, yaitu menstruasi yang disertai rasa sakit yang dialami dalam masa tiga tahun sejak awal menstruasi dan tidak ada penyakit tertentu yang menjadi penyebabnya, sedangkan dismenore sekunder adalah nyeri yang disebabkan oleh simptom penyakit ginekologi seperti endometriosis atau fibroid.4 Dismenore adalah nyeri haid yang sering dirasakan oleh wanita.
1
2
Pada umumnya dismenore primer menyerang pada wanita dimulai pada 6-12 bulan pertama menstruasi pertama. 5 Dismenore banyak dialami oleh para wanita. Di Indonesia angka kejadian dismenore sebesar 64,25 % yang terdiri dari 54,89% dismenore primer dan 9,36 % dismenore sekunder. 6 Di Surabaya didapatkan 1,07 %-1,31 % dari jumlah penderita dismenore datang kebagian kebidanan. 7 Penelitian yang dilakukan di Universitas Muhammadiyah Semarang terdapat 50 orang yang mengalami dismenore. Sebanyak 18% orang mengalami nyeri ringan, 62% orang mengalami nyeri sedang, dan 20% nyeri berat.8 Faktor yang dapat meningkatkan terjadinya dismenore primer adalah menarche pada usia lebih awal, belum pernah hamil atau melahirkan, lama menstruasi, dan usia. 9 Sedangkan faktor lain yang juga dapat menimbulkan dismenore primer adalah konsumsi alkohol, perokok, tidak pernah olah raga, dan stress. 10 Dari faktor-faktor tersebut Indonesia mengalami peningkatan prevalensi perokok pada perempuan diatas 15 tahun sebesar 4,2% jika dibandingkan dengan Survei Sosial Nasional tahun 2001 yang hanya 1,3% jumlah perokok perempuan.11 Dari hasil penelitian yang telah dilakukan mahasiswi juga senang mengkonsumsi alkohol sebagai hiburan agar tidak stres dan untuk mencari teman. 12 Selain itu mahasiswi memiliki pola makan yang cenderung lebih senang membeli makanan junk food yang lebih murah, enak, dan mudah mendapatkannya tanpa asupan makanannya.13
memikirkan zat gizi yang terkandung dalam
3
Perilaku merokok, mengkonsumsi alkohol, dan mengkonsumsi junk food secara berlebihan serta makanan dan minuman panas, mengandung garam,
makanan asam, pahit, tajam, dan pedas dapat
menyebabkan gangguan menstruasi. 14 Merokok dapat meningkatkan lamanya menstruasi dan meningkatkan lamanya dismenore sedangkan alkohol merupakan racun bagi tubuh kita, dan hati bertanggung jawab terhadap penghancur estrogen untuk disekresi oleh tubuh. Fungsi hati terganggu karena adanya konsumsi alkohol yang terus menerus, maka estrogen tidak bisa disekresi dari tubuh, akibatnya estrogen dalam tubuh meningkat dan dapat menimbulkan gangguan pada pelvis. 15 Dari 60 responden perokok perempuan 33,3 % responden dari mereka memiliki dismenore primer dan 66,7 % responden lain, tidak memiliki dismenore primer. Sementara dalam 60 responden perokok pasif perempuan, 91,7 % dari mereka memiliki dismenore primer, dan 8,3 % orang lain responden tidak memiliki dasar dismenore. 16 Survei awal yang dilakukan peneliti terhadap 20 mahasiswi di Universitas Dian Nuswantoro terdapat 75% responden mengalami dismenore primer sedangkan 25% lainnya tidak mengalami dismenore primer. Responden yang mengalami dismenore primer sebanyak 15 orang dengan 80% diantaranya adalah perokok aktif dan 20% sisanya adalah perokok pasif (tidak merokok). Responden yang mengalami dismenore primer 46,67% diantaranya mengkonsumsi alkohol dan 53,33% lainnya tidak mengkonsumsi alkohol, 93,33% dari 15 responden yang mengalami dismenore primer diantaranya suka mengkonsumsi junk food sebagai asupan makanannya.
4
B. Perumusan Masalah Berdasar uraian latar belakang, maka perumusan masalah penelitian ini adalah “Apa saja faktor yang berhubungan dengankejadian dismenore
primer pada
mahasiswi Universitas Dian
Nuswantoro
Semarang ?”
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Menganalisis
faktor
yang
berhubungan
dengan
kejadian
dismenore primer pada mahasiswi Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan karakteristik umur mahasiswi Universitas Dian Nuswantoro Semarang. b. Mendeskripsikan tingkat semester mahasiswi Universitas Dian Nuswantoro Semarang. c. Mendeskripsikan
perilaku
merokok
pada
mahasiswi
pada
mahasiswi
Universitas Dian Nuswantoro Semarang. d. Mendeskripsikan
konsumsi
alkohol
Universitas Dian Nuswantoro Semarang. e. Mendeskripsikan
konsumsi
junk
food
pada
mahasiswi
Universitas Dian Nuswantoro Semarang. f.
Menganalisis hubungan perilaku merokok dengan kejadian dismenore
primer
pada
Nuswantoro Semarang.
mahasiswi
Universitas
Dian
5
g. Menganalisis hubungan konsumsi alkohol dengan kejadian dismenore
primer
pada
mahasiswi
Universitas
Dian
Nuswantoro Semarang. h. Menganalisis hubungan konsumsi junk food dengan kejadian dismenore
primer
pada
mahasiswi
Universitas
Dian
Nuswantoro Semarang.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Keilmuan Menambah
referensi
di
bidang
kesehatan
masyarakat
khususnya epidemologi terkait faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian dismenore primer pada mahasiswi. 2. Bagi Masyarakat Menambah informasi terkait faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian dismenore primer pada mahasiswi Universitas Dian Nuswantoro Semarang serta pencegahannya.
6
E. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Nama Peneliti Desty nur isnaeni,201 0
Dewi Kurniawati, Yuli Kusumawati , 2010
Judul Penelitian dan Tahun Hubungan Antara Stres dengan Pola Menstruasi Pada Mahasiswa Kebidanan jalur Reguler Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2010
Pengaruh Disminore Terhadap Aktifitas Pada Siswi SMK Batik 1Surakarta tahun 2010.
Metode Penelitian
Hasil Penelitian
Penelitian Observasional analitik, pendekatan Cross sectional, Metode total Sampling: Cara Pengumpulan Data :Kuesioner DASS 42, Analisa dengan menggunakan uji sperman rank correlation dengan taraf signifikan (α)0,05 atau tingkat kepercayaan 95%. Penelitian observasional dengan pendekatan belah lintang. Sampel terdiri atas 85 siswi yang dipilih secara acak sederhana di SMK Batik1 Surakarta. Data dikumpulkan dengan wawancara dan hasilnya dianalisisdengan uji chi kuadrat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai peratus penurunan aktivitas siswi pada kategori dismenore≥6 mempunyai peratus lebihtinggi dari pada kategori dismenore<6, dengan beda
Nilai korelasi spearman = 0,282 dan nilai p= 0,016. Hal ini menunjukan ada hubungan antara sters dengan pola menstruasi, semakin berat tingkat stresnya maka semakin berpengaruh terhadap pola menstruasi. Dapat disimpulkan bahwa peristiwa dismenore berpengaruh terhadap aktivitas siswa jumlah siswi yang tidak mengikuti pelajarandi kelas pada saat dismenore adalah sebanyak41 (68%), tidak mengikuti kegiatan sekolah 27(45%), hanya tiduran 29 (48%), dan yang sulitberjalan sebanyak 39(65%).Dengan kata lain, nyerimenstruasi berat
7
Nama Peneliti
Dwi Pranya Iswari, Kadek, Ns. I Dewa Ayu Ketut Surinati, Ns. I G.A.A. Putri Mastini, 2014
Judul Penelitian dan Tahun
Hubungan Dismenore dengan Aktivitas Belajar Mahasiswi PSIKFK UNUD tahun 2014.
Metode Penelitian
Hasil Penelitian
peratus sebesar 16,8%.Perbedaan tersebut secara statistik mendekati bermakna(p=0,059) . Penelitian ini merupakan nonexperimental design yaitu penelitian korelasional dengan pendekatan cross-sectional, yang menjelaskan hubungan antara variabel dismenore dan aktivitas belajar.
yang terkait dengan kesehatan reproduksi dapat menurunkan aktivitas siswi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik gejala dismenore berdasarkan derajat nyerinya yang paling banyak dialami responden adalah dismenore sedang sebanyak 140mahasiswi (88,6%) sedangkan dismenore berat yaitu 18 mahasiswi (11,4%). Sementara mengenai aktivitas belajarnya, sebagian besar responden mengalami aktivitas belajar terganggu yaitu 108 mahasiswi (68,4%), kategori sangat terganggu yaitu 34 mahasiswi (21,5%),dan kategori tidak terganggu akibatdismenore yaitu 16 mahasiswi(10,1%) .
8
Nama Peneliti Ernawati, Tri Hartiti, Idris Hadi, 2010
Judul Penelitian dan Tahun Terapi Relaksasi Terhadap Nyeri Dismenore Pada Mahasiswi Universitas Muhammadiya h Semarang
Metode Penelitian
Hasil Penelitian
Penelitian merupakan deskriptif korelasi karena mengungkapkan perbedaan korelasi antar Variabel dan menggunakan Quasi eksperimental dengan rancangan Non Equivalent Control Group Design. Rancangan pendekatan pada penelitian ini menggunakan cross sectional. Sampel dipilih mahasiswi yang mengalami nyeri dismenore yang ditetapkan secara Propotional Random Sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh antara teknik relakasasi nafas dalam dengan nyeri dismenore pada mahasiswi S-1 Keperawatan Unimus. Nyeri dismenore sebelum dilakukan teknik relaksasi nafas dalam sebagian besar kategori nyeri sedang sebanyak 31 orang (62,0%). Nyeri dismenore setelah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam sebagian besar kategori nyeri ringan sebanyak 35 orang (70,0%). Terdapat perbedaan nyeri dismenore sebelum dan setelah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam pada mahasiswi S-1 Keperawatan Unimus dengan uji Wilcoxon diketahui nilai significant difference p = 0,000,
9
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Desty Nur Isnaeni adalah pada variabel bebas dan variabel terikatnya dimana variabel bebas disini adalah stress dan variable terikatnya adalah pola menstruasi sedangkan sasarannya sama-sama mahasiswi walaupun di kota yang berbeda. Penelitian mengenai Dismenore juga dilakukan oleh Dewi Kurniawati dan Yuli Kusumawati.Penelitian tersebut dilakukan untuk mengetahui pengaruh dismenore terhadap aktivitas siswi di kalangan SMK.Perbedaan penelitian terletak pada variabel dan responden yang hendak diteliti oleh peneliti.Jika penelitian tersebut dilakukan pada siswi SMK maka penelitian ini dilakukan pada mahasiswi. Variabel yang digunakan juga berbeda yaitu peneliti ingin mengetahui hubungan antara gaya hidup yang dijalani oleh mahasiswi seperti perilaku merokok, minum alkohol, dan konsumsi junk food terhadap kejadian dismenore. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Dwi Pranya Iswari, Kadek, Ns.I Dewa Ayu Ketut Surinati, Ns.IG.A.A. Putri Mastini. Pada penelitian ini perbedaan terletak pada variabel yang diteliti dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti akan tetapi penelitian ini variabelnya hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi Kurniawati dan Yuli Kusumawati yaitu aktivitas pada siswi SMK sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Dwi Pranya Iswari, Kadek, Ns. I Dewa Ayu Ketut Surinati, Ns.IG.A.A. Putri Mastini, aktivitas belajar pada mahasiswi. Penelitian yang terakhir adalah penelitian yang dilakukan oleh Ernawati, Tri Hartiti, dan Idris Hadi yang dilakukan di kota Semarang tepatnya di Universitas Muhammadiyah Semarang. Pada penelitian ini
10
perbedaan terletak pada teknik pengambilan sampel yaitu peneliti menggunakan Purposive Sampling akan tetapi lokasi penelitian berada dalam satu kota yang sama dengan Universitas yang berbeda.
F. Lingkup Penelitian 1. Lingkup Keilmuan Dasar dari penelitian ini adalah ilmu epidemiologi. 2. Lingkup Materi Materi dari penelitian ini adalah faktor yang berhubungan kejadian dismenore primer pada mahasiswi. 3. Lingkup Lokasi Penelitian dilakukan di Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 4. Lingkup Metode Metode pengambilan data melalui observasi dan wawancara. 5. Lingkup Obyek/Sasaran Sasaran
penelitian
adalah
mahasiswi
yang
memiliki
kebiasaanhidup tidak sehat. 6. Lingkup Waktu Waktu pelaksanaan penelitian atau survei awal adalah bulan JuliAgustus 2015.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Faktor yang Berhubungan dengan Dismenore Primer 1. Mahasiswi Mahasiswi adalah perempuan yang sedang melanjutkan studi di suatu perguruan tinggi dengan golongan umur tertentu dan masih berada dalam kategori remaja.Masa remaja adalah masa transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa. Remaja akan mengalami pubertas. Pubertas adalah masa awal pematangan seksual, yakni suatu periode dimana seseorang anak mengalami perubahan
fisik,
hormonal,
dan
seksual
serta
mampu
mengadakan proses reproduksi.17 Menurut penelitian yang dilakukan oleh Monks (1999) remaja dikelompokkan menjadi 3 yaitu : a. Remaja Awal (12-15 tahun) Dalam fase ini remaja memiliki kepekaan yang tinggi dengan pengendalian ego yang kurang sehingga sulit mengerti dan dimengerti oleh orang dewasa. b. Remaja Madya (15-18 tahun) Tahap ini remaja mulai membutuhkan teman-teman dan menyukai yang searah atau sejalan dengan pola pikirnya. c. Remaja Akhir (18-21 tahun) Remaja mulai mendekati ke arah kedewasaan dengan ditandai dengan terbentuknya identitas seksual yang tidak 11
12
akan berubah lagi.18 Usia mahasiswi pada umumnya masuk dalam kategori remaja akhir. Karakter remaja akhir antara lain19 : 1) Pengungkapan identitas diri. 2) Lebih selektif dalam mencari teman sebaya. 3) Mempunyai citra jasmani dirinya. 4) Dapat mewujudkan rasa cinta. 5) Mampu berpikir abstrak. 2. Pengertian Menstruasi Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang
disertai
dengan
pendarahan
dan
terjadi
setiap
bulannya.Seorang wanita memiliki dua ovarium yang masingmasing menyimpan 200.000-400.000 sel telur yang belum matang (folikel).Normalnya, hanya satu atau beberapa sel telur saja yang tumbuh setiap periode menstruasi. Sel telur ini apabila tidak dibuahi, maka lapisan dinding bagian dalam dari rahim yang disiapkan untuk menempel hasil pembuahan akan terkelupas dan terjadilah perdarahan (menstruasi). 17 Menstruasi adalah kejadian alamiah yang terjadi karena terlepasnya lapisan endometrium uterus dan terjadi pada wanita normal. Menstruasi atau haid biasanya terjadi setiap bulan (dengan siklus tiap orang berbeda, ada yang 28 hari, ada pula yang kurang atau bahkan lebih dari itu) antara usia remaja sampai menopause.20
13
3. Siklus Menstruasi Selama haid berlangsung, pada hari awal diambil sebagai hari pertama dari siklus yang baru.Pada masa ini wanita menjadi lebih sensitif, sedikit tersinggung, marah, dan berbagai macam gangguan psikologis dalam tubuh.Satu siklus menstruasi terdapat empat fase yang terjadi pada uterus. Fase-fase tersebut adalah17 : a. Fase menstruasi atau deskuamasi. Pada fase ini, endometrium terlepas dari dinding uterus dengan disertai pendarahan dan lapisan yang masih utuh hanya stratum basale.Fase ini berlangsung selama 3-4 hari. b. Fase pascamenstruasi atau fase regenerasi. Pada fase ini, terjadi penyembuhan luka akibat lepasnya endometrium.Kondisi ini mulai sejak fase menstruasi terjadi dan berlangsung selama ± 4 hari. c. Fase intermenstum atau fase poliferasi. Setelah
luka
sembuh,
akan
terjadi
penebalan
pada
endometrium sebesar ± 3,5 mm. Fase ini berlangsung dari hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus menstruasi. Fase proliferasi dibagi menjadi 3 tahap yaitu : 1) Fase proliferasi dini terjadi pada hari ke-4 sampai hari ke-7. Fase ini dapat dikenali dari epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel. 2) Fase proliferasi madya terjadi pada hari ke-8 sampai hari ke-10. Fase ini merupakan bentuk transisi dan
14
dapat dikenali dari epitel permukaan yang berbentuk torak yang tinggi. 3) Fase proliferasi akhir berlangsung antara hari ke-11 sampai hari ke-14. Fase ini dapat dikenali dari permukaan yang tidak rata dan dijumpai banyaknya mitosis. d. Fase pramenstruasi atau fase sekresi. Fase ini berlangsung dari hari ke-14 sampai hari ke-28.Pada fase ini endometrium tetap tebalnya, tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang berkelok-kelok dan mengeluarkan getah. Fase sekresi dibagi menjadi dua tahap : 1) Fase sekresi dini yaitu fase dimana endometrium lebih tipis dari fase sebelumnya karena kehilangan cairan. 2) Fase sekresi lanjut yaitu fase dimana kelenjar dalam endometrium berkembang dan menjadi lebih berkelokkelok dan sekresi mulai mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan lemak. Pada akhir masa ini, stroma endometrium berubah ke arah sel-sel desidua, terutama yang ada di seputar pembuluh-pembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan terjadinya nidasi. 4. Pre-Menstrual Syndrome (PMS) Premenstrual Syndrome adalah gejala yang muncul akibat perubahan hormon yang terjadi dalam tubuh wanita.Berdasarkan sebuah penelitian sekitar 40% perempuan berusia 14-50 tahun mengalami PMS. Meskipun PMS lumrah terjadi pada kalangan
15
wanita namun belum ditemukan penyebab PMS secara pasti. Walaupun demikian PMS biasanya lebih mudah terjadi pada wanita yang lebih peka terhadap perubahan hormon dari siklus haid. Ada beberapa faktor yang meningkatkan resiko terjadinya PMS17: a. Wanita yang pernah melahirkan (PMS semakin berat setelah melahirkan beberapa anak, terutama bila pernah mengalami kehamilan dengan komplikasi, seperti toksima). b. Status perkawinan (wanita yang sudah menikah lebih banyak mengalami PMS dibandingkan yang belum menikah). c. Usia
(PMS
semakin
sering
dan
mengganggu
dengan
bertambahnya usia, terutama usia 30-45 tahun). d. Stres (faktor stress memperberat gangguan PMS). e. Diet (faktor kebiasaan makan, seperti tinggi gula, garam, kopi, teh, coklat, minuman bersoda, produk susu, makanan olahan akan memperberat gejala PMS). f.
Kekurangan zat-zat gizi, seperti kurang vitamin B (terutama B6), vitamin E, vitamin C, magnesium, zat besi, seng, mangan, asam lemak linoleat. Kebiasaan merokok dan minum alkohol juga dapat memperberat gejala PMS.
g. Kegiatan fisik (kurang berolah raga dan aktivitas fisik menyebabkan semakin beratnya PMS). 5. Dismenore (Kram/Nyeri perut) Gangguan ini biasanya mulai terjadi pada 24 jam sebelum terjadinya menstruasi dan dapat terasa selama 24-36 jam. Kram
16
tersebut terasa pada perut bagian bawah menjalar ke punggung atau permukaan dalam paha.Pada kasus dismenore berat kram dapat disertai muntah dan diare. Dismenore dibedakan menjadi17: a. Dismenore primer Dismenore primer, yaitu menstruasi yang disertai rasa sakit yang dialami dalam masa tiga tahun sejak awal menstruasi dan tidak ada penyakit tertentu yang menjadi penyebabnya. 2 Penyebab dismenore primer adalah adanya peningkatan kontraksi
rahim
yang
dirangsang
oleh
prostaglandin.
Prostaglandin adalah salah satu hormon di dalam tubuh yang menimbulkan terjadinya kontraksi pembuluh-pembuluh darah dan penurunan aliran darah sehingga menyebabkan terjadinya proses ischemia dan necrosis pada sel-sel dan jaringan. Nyeri semakin hebat ketika bekuan atau potongan jaringan dari lapisan rahim melewati serviks atau leher rahim terutama bila salurannya
sempit.Dismenore
primer
umumnya
tidak
berhubungan dengan kelainan pada organ reproduksi wanita dan hanya terasa sehari sebelum haid atau hari pertama haid. Gejala itu akan hilang begitu haid datang. 17 b. Dismenore Sekunder dismenore sekunder yaitu nyeri pada saat menstruasi yang disebabkan oleh kelainan ginekologi seperti salpingitis kronika, endometriosis, adenomiosis uteri, stenosis servitis uteri, dan lain-lain.21 Penyebab dismenore sekunder adalah17:
17
1) Endometriosis (yaitu pertumbuhan jaringan dan dinding rahim pada daerah di luar rahim seperti tuba fallopi atau ovarium). 2) Penyakit peradangan rongga dalam daerah kemaluan. 3) Peradangan tuba fallopi. 4) Perlengketan abnormal antara organ di dalam perut. 5) Pemakaian IUD atau AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim). 6. Faktor Resiko Dismenore Dismenore dapat disebabkan oleh beberapa faktor resiko. Faktor resiko tersebut antara lain : a. Menarche pada usia lebih awal Menarche pada usia lebih awal menyebabkan alat-alat reproduksi belum berfungsi secara optimal dan belum siap mengalami perubahan-perubahan sehingga timbul nyeri ketika menstruasi.9 b. Belum pernah hamil atau melahirkan Perempuan yang hamil biasanya menyebabkan adrenalin mengalami penurunan, serta menyebabkan leher rahim melebar sehingga sensasi nyeri haid berkurang bahkan hilang.9 c. Lama menstruasi Menstruasi menimbulkan adanya kontraksi uterus, terjadi lebih lama mengakibatkan uterus lebih sering berkontraksi, dan semakin banyak prostaglandin yang dikeluarkan. Produksi
18
prostaglandin yang berlebihan menimbulkan rasa nyeri, sedangkan
kontraksi
uterus
yang
turus
menerus
menyebabkan suplai darah ke uterus terhenti dan terjadi dismenore.9 d. Usia Perempuan
semakin
tua,
lebih
sering
mengalami
menstruasi maka leher rahim bertambah lebar, sehingga pada usia tua kejadian dismenore jarang ditemukan. Semakin meningkat usia maka toleransi terhadap rasa nyeripun akan semakin meningkat.9 e. Rokok Menurut badan kesehatan dunia (WHO) rokok merupakan zat aditif yang memiliki kandungan kurang lebih 4000 elemen, dimana 200 elemen di dalamnya berbahaya bagi kesehatan tubuh.22 Komposisi kimia dan asap rokok tergantung pada jenis tembakau, desain rokok (seperti ada tidaknya filter atau bahan tambahan), dan pola merokok individu. Asap yang dihirup mengandung komponen gas dan partikel. Komponen gas yakni CO, CO2, O2, hidrogen sianida, amoniak, nitrogen,senyawa hidrokarbon. Sebagian besar fase gas adalah CO2, O2, dan nitroen. Komponen partikel antara lain tar, nikotin, benzopiren, fenol, dan cadmium. 23 Tar merupakan komponen padat dalam asap rokok setelah dikurangi nikotin dan uap air terdiri dari zat kimia, di antaranya golongan nitrosamin, amin aromatik, senyawa alkan, asam
19
karboksilat, logam (Ni, As, Ra, Pb) selain itu juga sisa insektisida dan bambu-bambu tembakau, zat-zat di atas bersifat karsinogenik. Nikotin adalah partikel padat yang mudah diserap oleh selaput lendir mulut, hidung dan jaringan paru.24Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan bahan pembungkus rokok, bahan baku atau isi rokok, proses pembuatan rokok, dan penggunaan filter pada rokok. 1) Rokok berdasarkan bahan pembungkus. a) Klobot : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung. b) Kawung : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren. c) Sigaret : rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas. d) Cerutu : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau. 2) Rokok berdasarkan bahan baku atau isi. a) Rokok Putih: rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. b) Rokok Kretek: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
20
c) Rokok Klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. d) Sigaret Kretek Mesin (SKM) : rokok yang proses pembuatannya
menggunakan
mesin.
Sigaret
Kretek Mesin (SKM) sendiri dapat dikategorikan ke dalam 2 bagian : -
Sigaret Kretek Mesin Full Flavor (SKM FF): rokok yang dalam proses pembuatannya ditambahkan
aroma
rasa
yang
khas.
Contoh: Gudang Garam Filter Internasional, Djarum Super, dan lain-lain. -
Sigaret Kretek Mesin Light Mild (SKM LM): rokok mesin yang menggunakan kandungan tar dan nikotin yang rendah. Rokok jenis ini jarang menggunakan aroma yang khas. Contoh: A Mild, Clas Mild, Star Mild, U Mild, LA Light, Surya Slim, dan lain-lain.
3) Rokok berdasarkan penggunaan filter. a) Rokok Filter (RF): rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus. b) Rokok Non Filter (RNF): rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus. 25
21
Perilaku merokok dikategorikan menjadi 3 yaitu 1) Bukan
perokok
yaitu
orang
26
:
yang
tidak pernah
mengkonsumsi rokok sama sekali. 2) Perokok ringan yaitu orang yang menghisap 1-4 batang rokok dalam sehari. 3) Perokok sedang yaitu orang yang menghisap 5-14 batang rokok dalam sehari. 4) Perokok berat yaitu orang yang menghisap lebih dari 14 batang rokok dalam sehari.26 Merokok dapat menyebabkan peningkatan lamanya masa
menstruasi.Menstruasi
menimbulkan
adanyakontraksi uterus, terjadi lebih lamamengakibatkan uterus
lebih
seringberkontraksi,
banyakprostaglandin
yang
dan
semakin
dikeluarkan.Produksi
prostaglandin yang berlebihanmenimbulkan rasa nyeri, sedangkankontraksi
uterus
yang
turus
menerusmenyebabkan suplai darah ke uterusterhenti dan terjadi dismenore.27 f.
Alkohol Alkohol
bukan
zat
gizi,
tetapi
bila
diminum
menghasilkan energi.Satu gram alkohol menghasilkan tujuh kilokalori.Alkohol yang terdapat dalam minuman seperti bir, anggur dan minuman keras lainnya terdapat dalam bentuk etil alkohol atau etanol. Alkohol secara alami dibentuk melalui proses fermentasi karbohidrat oleh
22
mikroorganisme dalam keadaan anaerobik. Minuman alkohol yang diperdagangkan biasanya dibuat dari buah anggur,
apel
dan
serelia.Tiap
Negara
mempunyai
minuman beralkohol khasnya. Di Indonesia
pohon nira
dan brem yang dibuat dari beras.28 Minuman yang termasuk minuman keras contohnya seperti arak (khamar) minuman yang banyak mengandung alkohol, seperti wine, whisky brandy, sampagne, malaga dan lain-lain.26Alkohol yang dikonsumsi secara terus menerus tentu akan mengganggu kinerja hati dalam melakukan tugasnya. Hati bertanggung jawab terhadap penghancur estrogen untuk disekresi tubuh. Adanya alkohol
dalam
tubuh
secara
terus
menerus
dapat
mengganggu fungsi hati sehingga estrogen tidak dapat disekresi tubuh sehingga estrogen yang menumpuk dalam tubuh dapat merusak pelvis.29 Penyalahgunaan alkohol dapat diklasifikasikan menjadi 5 kategori utama menurut respon serta motif individu terhadap pemakaian alkohol :30 1) Penggunaan
alkohol
yang
bersifat
eksperimental. Kondisi penggunaan alkohol pada tahap awal yang disebabkan rasa ingin tahu dari seseorang (remaja). Sering juga dikatakan taraf coba-coba.
23
2) Penggunaan
alkohol
yang
bersifat
rekreasional. Penggunaan alkohol pada waktu berkumpul bersama-sama
teman
sebaya, misalnya pada waktu pertemuan malam minggu, ulang tahun atau acara pesta lainnya. 3) Penggunaan situasional. alkohol
alkohol Seseorang
dengan
individual,
yang
hal
tujuan itu
bersifat
mengkonsumsi tertentu
sebagai
secara
pemenuhan
kebutuhan seseorang yang harus dipenuhi. Seringkali penggunaan ini merupakan cara untuk melarikan diri dari masalah, konflik, stress dan frustasi. 4) Penggunaan
alkohol
yang
bersifat
penyalahgunaan. Penggunaan alkohol yang sudah
bersifat
patologis,
sudah
mulai
digunakan secara rutin, paling tidak sudah berlangsung selama 1 bulan. Sudah terjadi penyimpangan perilaku, mengganggu fungsi dalam peran di lingkungan sosial. 5) Penggunaan
alkohol
yang
bersifat
ketergantungan. Penggunaan alkohol yang sudah
cukup
ketergantungan
berat, fisik
telah dan
terjadi
psikologis.
24
Ketergantungan
fisik
ditandai
dengan
adanya toleransi dan sindroma putus zat (alkohol). Suatu kondisi dimana individu yang
biasa
menggunakan
zat
adiktif
(alkohol) secara rutin pada dosis tertentu akan
menurunkan
jumlah
zat
yang
digunakan atau berhenti memakai, sehingga akan menimbulkan gejala sesuai dengan macam zat yang digunakan.30 Perilaku
minum-minuman
keras/beralkohol
dapat
dikategorikan menurut frekuensi meminumnya yaitu :31 1) Light drinker
: 1 botol bir atau kurang per hari
2) Moderate drinker : 1-4 botol per hari 3) Heavy drinker
: lebih dari 4 botol per hari
g. Tidak pernah olah raga Kejadian dismenore akan meningkat dengan kurangnya aktifitas selama menstruasi dan kurangnya olah raga, hal ini dapat menyebabkan sirkulasi darah dan oksigen menurun. Pada saat menstruasi wanita dianjurkan untuk rutin berolah raga demi mengurangi rasa nyeri. 10 h. Junk Food Junk food adalah setiap makanan yang minim gizi dan lebih banyak merugikan tubuh. Ada sepuluh jenis makanan yang dicap Junk Food oleh WHO32:
25
1) Gorengan. Di Indonesia gorengan adalah makanan paling "dicintai" masyarakat. Gorengan di Indonesia banyak sekali jenisnya, mulai dari tempe goreng, bakwan, krupuk, tahu petis, dan masih banyak sederet primadona gorengan lainya. Dibalik rasanya yang nikmat, gorengan menyimpan banyak resiko jika dikonsumsi terlalu sering dan dalam jumlah yang berlebihan. Proses penggorengan membuat jumlah kalori dalam makanan meningkat. Didalam 1 sendok minyak mengandung 120 kalori dan juga 13.6 gram lemak, selain itu didalam minyak panas, banyak kandungan-kandungan
nutrisi
yang
menurun,
contohnya saja vitamin E, beta-carotene, dan vitamin A. 2) Makanan cepat saji (fast food). Dalam makanan cepat saji banyak mengandung garam, rendah vitamin dan mineral. Beberapa jenis makanan cepat saji banyak mengandung lemak dan kolesterol, contohnya saja humbugger dan pizza. Kandungan garam yang terlalu tinggi dapat menyebankan hipertensi, penyakit stroke, penyakit ginjal, dan penyakit jantung. 3) Jeroan dan daging berlemak. Jelas sekali, jeroan dan daging berlemak tinggi kolesterol dan "kaya raya"
26
unsur lemak. Tentu sudah jelas apa yang akan terjadi jika makanan ini terlalu sering dikonsumsi. 4) Asinan. Di dalam asinan banyak mengandung garam. Selain itu dalam proses pengasinan seringkali ditambahkan ammonium nitrit. Zat ini menimbulkan resiko kanker hidung dan tenggorokan. 5) Daging olahan. Contohnya adalah baso, daging ham, nugget,
kornet,
dan
lainya.
Daging
olahan
mengandung garam, pewarna, dan pengawet buatan. 6) Makanan yang dipanggang. Contohnya seperti steak, daging ham pada hambugger panggang, dan BBQ. Proses pemanggangan dapat memicu zat kasinogen dalam makanan yang di panggang. 7) Sajian manis beku, seperti ice cream, dan frozen cake. Makanan-makanan kegemaran para wanita ini memiliki
kadar
mentega
yang
tinggi
sehingga
seringkali memicu obesitas. 8) Manisan kering. di dalam manisan kering terdapat garam nitrat, manisan kering akan bergabung dengan amonium di dalam tubuh dan menghasilkan zat karsiogenik yang akan merusak organ-organ tubuh, terutama hati. Makanan ini juga akan mengakibatkan tekanan darah tinggi dan kerusakan ginjal. 9) Makanan kaleng. Banyak sekali varian makanan kaleng, mulai dari sarden, buah keleng, daging sapi
27
kaleng, bumbu kaleng, jamur kaleng, dan masih banyak lainya. Menurut saya makanan kalenglah yang
paling
berbahaya,
kerena
didalamnya
terkandung pengawet, pada buah kaleng tentu banyak mengandung
gula, pada
daging/sarden
kaleng banyak mengandung garam, pewarna buatan, dan penyedap makanan. Tentu semua mempunyai resiko. 10) Olahan keju, contohnya adalah wippcream keju. Jika terlalu banyak mengkonsumsi keju akan memicu obesitas yang kemudian menaikan kadar gula darah dalam tubuh. Selain itu keju juga memiliki kadar lemak yang tinggi, serta beberapa olahan keju menambahkan gula dalam jumlah yang lumayan banyak. Contohnya cheese cake, cheese pie. Ketidakseimbangan
hormon
berpengaruh
dalam
regularitas siklus menstruasi. Terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon, beberapa diantaranya adalah stres, penyakit, perubahan rutinitas, gaya hidup dan berat badan.33 Konsumsi junk food dapat dikategorikan menurut frekuensi mengkonsumsinya yaitu :34 a) Sekali atau berapa kali setahun atau tidak pernah. b) Sekali sehari. c) > 1 kali sehari
28
d) 1-3 kali seminggu e) 4-6 kali seminggu
B. Kerangka Teori
Menarche Usia15-25 tahun Faktor Resiko Dismenore Primer: Dismenore
Dismenore Primer
Dismenore Sekunder
Usia>25 tahun
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Teori 9,13,17
1. Menarche pada usia lebih awal9 2. Belum pernah hamil atau melahirkan9 3. Lama menstruasi9 4. Usia9 5. Perokok17 6. Konsumsi alkohol17 7. Tidak pernah olah raga17 8. Junk food13
29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Variabel Bebas
Variabel Terikat
- Perilaku merokok. Kejadian Dismenore
- Konsumsi alkohol.
Primer
- Konsumsi junk food.
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
B. Hipotesis 1. Ada hubungan
antara
perilaku
merokok dengan
kejadian
dismenore primerpada mahasiswi Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 2. Ada hubungan
antara
konsumsi alkohol dengan
kejadian
dismenore primerpada mahasiswi Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 3. Ada hubungan antara konsumsi junk food dengan kejadian dismenore primerpada mahasiswi Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
29
30
C. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik observasional dengan metode kuantitatif dan pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian dimana variabel-variabel yang termasuk faktor risiko dan variabel-variabel yang termasuk efek diobservasi sekaligus pada waktu yang sama. 35 Rancangan penelitian cross sectional dapat dilihat pada bagan berikut : Populasi (Sampel)
Faktor Risiko –
Faktor Risiko +
Efek +
Efek -
Efek +
Efek -
Gambar 3.2 modifikasi skema rancangan cross sectional
D. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas Variabel bebas dari penelitian ini adalah perilaku merokok, konsumsi alkohol, dan konsumsi junk food. 2. Variabel Terikat Variabel terikat dari penelitian ini adalah kejadian dismenore primer di Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
31
E. Definisi Operasional Definisi Variabel
Kategori
Skala
Operasional 1. Dismenore Menstruasi Primer
yang Diberi kode angka 1 Nominal
disertai rasa sakit apabila jawaban tidak sebelum
dan dan
selama
kode
angka
2
apabila jawaban ya
menstruasi
serta
tidak ada penyakit tertentu
yang
menjadi penyebabnya.2 Dialami
sampai
sekarang. 2. Perilaku merokok
Perilaku mahasiswi suka
Diberi kode angka 1
Nominal
yang tidak merokok dan 2
menghisap merokok
rokok
pada
sebelum,
saat
menstruasi,
dan
sesudah menstruasi
dan
dilakukan sampai sekarang. 3. Konsumsi
Perilaku
1 : tidak minum
Nominal
32
alkohol
mahasiswi suka
yang 2 :minum alkohol
meminum
minuman
yang
memiliki kandungan alkohol
pada
sebelum,
saat
menstruasi,
dan
sesudah menstruasi
dan
dilakukan sampai sekarang. 4. Konsumsi junk food
Perilaku
1 : tidak mengkonsumsi Nominal atau junk food
memakan
mengkonsumsi gorengan,
fast food
food, jeroan atau daging berlemak, asinan,
2 : mengkonsumsi junk
daging
olahan, makanan yang dipanggang, sajian
manis
beku,
manisan
kering,
makanan
kaleng,
dan
33
olahan keju pada sebelum,
saat
menstruasi,
dan
sesudah menstruasi.
Dan
dilakukan sampai sekarang.
F. Populasi dan Sampel 1. Populasi Studi Populasi
penelitian
adalah
sejumlah
besar
subyek
yang
mempunyai karakteristik tertentu.36 Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswi Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 2. Sampel Penelitian Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu pengambilan sampel didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri. 35
n=
N.Zα2.p.q d2.(N – 1) + Zα2.p.q
Keterangan : n
: jumlah sampel
N
: jumlah populasi
Z
: nilai standar normal untuk α = 0,1 (1,64)
34
p
: proporsi kejadian, jika belum diketahui, dianggap 50%
q
: proporsi selain kejadian yang diteliti, q = 1 – p
d
: tingkat kesalahan yang dipilih (d = 0,1) (santjaka,2009)
n=
2867.(1,64)2.0,5.0,5 (0,1)2 (2867-1) + (1,64)2.0,5.0,5
n=
2867.2,6896.0,5.0,5 0,01.2866 + 2,6896.0,5.0,5
n=
1927,7708
28,66 + 0,6724 n = 1927,7708 27,9876 n = 68,88 → 69 Jadi jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 69 mahasiswi ditambah DO sebesar 7 responden sehingga total responden 76 mahasiswi. a. Kriteria Inklusi Subyek Penelitian Adalah karakteristik umum subyek penelitian pada populasi target dan terjangkau.37 Kriteria inklusi pada peneltian : a) Bersedia berpartisipasi dalam penelitian. b) Mahasiswi Universitas Dian Nuswantoro Semarang. c) Tercatat mengalami nyeri haid pada saat menstruasi sampai saat ini. d) 18-21 tahun (remaja akhir).
35
b. Kriteria Eksklusi Adalah kriteria dimana sebagian subyek yang memenuhi kriteria inklusi harus dikeluarkan dari studi karena berbagai sebab.37 Kriteria eksklusi pada penelitian ini : 1) Tidak bisa berkomunikasi dengan baik. 2) Tidak mengalami nyeri haid pada saat menstruasi. 3) Tidak memiliki 5 panca indera lengkap. 4) < 18 tahun.
G. Pengumpulan Data 1. Jenis dan Sumber Data a. Data Primer Data primer atau data utama, merupakan data yang langsung dikumpulkan oleh orang yang berkepentingan dengan data tersebut.38 Data primer berupa jurnal mengenai karakteristik umur mahasiswi, perilaku merokok, perilaku mengkonsumsi alkohol, mengkonsumsi junk food, dan kejadian dismenore primer. b. Data Sekunder Data sekunder atau data penunjang adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari pihak lain.38Tidak ada data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini.
36
2. Metode Pengumpulan Data
Observasi
Input Data
Analisis dan Pengolahan Data
Pengumpulan Data Awal
Wawancara Responden
Menentukan Sampel
Mempersiapkan Kuesioner
Menyusun Laporan Hasil Penelitian
Bagan 3.3 Skema Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, dimana pengumpulan data dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang dialami oleh mahasiswi yang sedang menstruasi. Pengumpulan data awal yaitu data dari penelitian sebelumnya mengenai dismenore primer yang terjadi di kalangan mahasiswi. Setelah mengumpulkan data yang diperlukan peneliti menghitung jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian. Metode lain yang digunakan adalah kuesioner yaitu mempersiapkan kuesioner dan membagikan kepada sampel kemudian dilanjutkan
metode
interview (wawancara), yaitu proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih
37
bertatap
muka
mendengarkan
secara
langsung
informasi-
informasi atau keterangan-keterangan.39 Jika data yang diperlukan sudah terkumpul dilakukan input data menggunakan spss 16.0 kemudian diolah dan dianalisis sebagai bahan penyusunan laporan hasil penelitian. 3. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti. 39 Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan pertanyaan terbuka, tertutup, dan kombinasi pertanyaan terbuka dan tertutup.
H. Penelitian Deskriptif 1. Perilaku Merokok a. Sejak kapan mahasiswi tersebut merokok. b. Jenis rokok yang dihisap oleh mahasiswi tersebut. c. Berapa kali sehari mahasiswi tersebut merokok. d. Jumlah rokok yang dihisap oleh mahasiswi tersebut. 2. Konsumsi alkohol a. Sejak kapan mahasiswi tersebut mengkonsumsi alkohol. b. Jenis alkohol yang dikonsumsi oleh mahasiswi tersebut. c. Berapa kali sehari mahasiswi tersebut mengkonsumsi alkohol. 3. Konsumsi Junk food a. Jenis junk food yang dikonsumsi mahasisiwi dari sebelum menstruasi sampai menstruasi. b. Berapa kali sehari dan seminggu mahasiswi mengkonsumsi junk food.
38
4. Nyeri haid a. Mahasiswi mengalami nyeri pada saat menstruasi. b. Sejak kapan mahasiswi mengalami nyeri haid pada saat menstruasi.
I. Pengolahan Data 1. Editing Mengedit adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh para pengumpul data. Tujuan editing adalah untuk mengurangi kesalahan atau kekurangan yang ada di dalam daftar pertanyaan yang sudah diselesaikan. 39 2. Koding Yang dimaksud dengan koding ialah mengklasifikasikan jawabanjawaban dari para responden ke dalam kategori-kategori. Biasanya klasifikasi dilakukan dengan cara memberi kode berbentuk angka pada tiap jawaban.39 3. Skoring Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan skor atau nilai jawaban dengan nilai tertinggi sampai nilai terendah dari kuesioner yang diberikan kepada para responden. 39 4. Entry Data Data yang sudah didapat, kemudian diedit, dikoding atau diberi kode, dan diskoring atau diberi skor kemudian di input untuk diolah dan mendapat hasil.39 Data diinput dalam SPSS 16.0. 5. Tabulasi Data
39
Pekerjaan tabulasi adalah pekerjaan membuat tabel. Jawabanjawaban yang sudah diberi kode kategori jawaban kemudian dimasukkan ke dalam tabel.39
J. Analisis Data Analisis data dilakukan untuk mengetahui hubungan masingmasing variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent). Analisis terhadap metode kuantitatif menggunakan analisis statistik. Jenis analisis statistik39 : 1. Analisis Univariat Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan variabel dependent dan independent untuk memperoleh gambaran karakteristik sampel menggunakan tabel distribusi frekuensi. 39 Berdasarkan kategori variabel penelitian yang telah ditentukan oleh peneliti yaitu mahasiswi yang mengalami dismenore atau tidak, mahasiswi yang suka merokok atau tidak, termasuk golongan perokok ringan,sedang atau berat, mahasiswi yang suka mengkonsumsi alkohol atau tidak, termasuk golongan light drinker, moderate drinker atau heavy drinker, mahasiswi yang suka mengkonsumsi junk
food
atau
tidak,
dan
termasuk
mahasiswi
yang
mengkonsumsi junk food sekali/berapa kali sehari/tidak pernah, sekali sehari, lebih dari sekali sehari, 1-3 kali seminggu, atau 4-6 kali seminggu. 2. Analisis Bivariat Analisis bivariat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
40
a) Uji Chi Square Uji chi square merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara variable bebas dan variable terikat. Uji chi square yang digunakan menggunakan tabel 2x2 , dengan tingkat kepercayaan 95% dan nilai korelasi ( α = 0,05). Syarat uji chi square, sebagai berikut . i.
Dalam menguji hipotesis, populasi terdiri dari dua atau lebih kelas atau kategori.
ii.
Data berbentuk nominal
iii.
Sampelnya besar Penarikan kesimpulan dalam uji chi square, yaitu sebagai berikut . i). Ho (hipotesis nol) ditolak : Jika nilai probabilitas atau p < 0,05. Artinya terdapat hubungan yang bermkna antara variabel bebas dengan variabel terikat. ii). Ho (hipotesis nol) gagal ditolak (diterima) : Jika nilai probabilitas atau p>0,05. Artinya
tidak
bermakna
terdapat
antara
hubungan
variabel
bebas
yang dan
variabel terikat. Ho : Tidak ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
41
Ha : Ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Apabila uji chi square tidak terpenuhi, maka dipakai uji alternatifnya yaitu uji Fisher exact. b) Menghitung Rasio Prevalensi (RP) Studi cross sectional (potong lintang) adalah studi epidemiologi yang mempelajari prevalensi, distribusi, maupun hubungan penyakit dan paparan (faktor penelitian) dengan cara mengamati status paparan, penyakit, atau karakteristik terkait kesehatan lainnya, secara serentak pada individu-individu dari suatu populasi pada saat itu.
Efek
Jumlah
Ya
Tidak
Faktor
Ya
A
B
A+B
Risiko
Tidak
C
D
C+D
A+C
B+D
A+B+C+D
Tabel 3.1 Studi Cross Sectional Resiko relatif dinyatakan dengan besar rasio prevalensi yang di hitung berdasarkan persamaan : Prevalensi of case exposure Rasio Prevalensi (RP) = Prevalensi of control exposure
42
a/(a + b) RP = c/(c + d) Interpretasi hasil RP, sebagai berikut : 1) Jika nilai RP = 1, berarti variabel yang di duga sebagai faktor risiko tidak ada pengaruh dalam terjadinya efek, atau dengan kata lain bukan sebagai faktor risiko terjadinya efek.
2) Jika nilai RP > 1, berarti variabel tersebut sebagai faktor risiko terjadinya efek.
3) Jika nilai RP <1, berarti faktor risiko yang kita teliti merupakan faktor protektif untuk terjadinya efek.
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian Universitas Dian Nuswantoro adalah perguruan tinggi swasta di Semarang yang berdiri pada tahun 1990. Rektor pada saat itu hingga saat ini adalah Dr. Ir. Edi Noersasongko M.Kom. Kampus Universitas Dian Nuswantoro terletak pada dua area yang berbeda. Kampus Universitas Dian Nuswantoro berada di tengah kota Semarang. Area kampus I berada di Jalan Nakula I No. 5-11 sedangkan Kampus II berada di Jalan Imam Bonjol No. 207. Universitas Dian Nuswantoro memiliki 5 fakultas yaitu fakultas ilmu computer, fakultas kesehatan, fakultas ekonomi dan bisnis, fakultas teknik, dan fakultas ilmu budaya dimana wanita sangat dominan dalam setiap fakultas tersebut kecuali fakultas teknik. Baik mahasiswa maupun mahasiswinya mempunyai kegemaran nongkrong di kantin atau dimanapun tempat yang dapat digunakan untuk nongkrong bersama teman-teman dan masih dalam area kampus. Kegiatan yang biasa dilakukan ketika nongkrong adalah merokok atau bahkan sampai minum alkohol bersama-sama baik wanita maupun lakilaki.
43
44
B. Analisis Univariat 1. Distribusi Frekuensi Usia Mahasiswi Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Usia Mahasiswi di Universitas Dian Nuswantoro Semarang
Usia 18 tahun 19 tahun 20 tahun 21 tahun Jumlah
Frekuensi 8 19 23 26 76
Persen (%) 10,5 25 30,3 34,2 100
Berdasar hasil penelitian pada 76 responden, dapat diketahui bahwa usia mahasiswi terbanyak sebagai responden adalah usia 21 tahun sebesar 34,2%. 2. Distribusi Frekuensi Usia Awal Menstruasi Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Dismenore Primer yang dialami mahasiswi di Universitas Dian Nuswantoro Semarang Usia 11-13 tahun >13 tahun Jumlah
Frekuensi 60 16 76
Persen (%) 78,9 21,1 100
Berdasar hasil penelitian pada 76 responden, dapat diketahui bahwa usia awal menstruasi mahasiswi terbanyak sebagai responden adalah usia 11-13 tahun sebesar 78,9%.
45
3. Distribusi Frekuensi Arti Dismenore Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan mengenai arti dari Dismenore oleh mahasiswi di Universitas Dian Nuswantoro Semarang
Dismenore Ya Tidak Jumlah
Frekuensi 71 5 76
Persen (%) 93,4 6,6 100
Berdasar hasil penelitian pada 76 responden, dapat diketahui bahwa sebesar 93,4% mengetahui arti dismenore. 4. Distribusi Frekuensi Dismenore Primer Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Dismenore Primer yang dialami mahasiswi di Universitas Dian Nuswantoro Semarang
Dismenore Primer Ya Tidak Jumlah
Frekuensi 69 7 76
Persen (%) 90,8 9,2 100
Berdasar hasil penelitian pada 76 responden, dapat diketahui bahwa sebesar 90,8% mengalami dismenore primer.
46
5. Distribusi Frekuensi Durasi Dismenore Primer Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Durasi Dismenore Primer di Universitas Dian Nuswantoro Semarang
Durasi Satu hari Dua hari Tiga hari Jumlah
Frekuensi 36 26 14 76
Persen (%) 47,4 34,2 18,4 100
Berdasar hasil penelitian pada 76 responden, dapat diketahui bahwa paling banyak responden mengalami dismenore primer selama satu hari di awal menstruasi sebesar 47,4%. 6. Distribusi Frekuensi Mahasiswi Perokok Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Mahasiswi Perokok di Universitas Dian Nuswantoro Semarang
Merokok Ya Tidak Jumlah
Frekuensi 51 25 76
Persen (%) 67,1 32,9 100
Berdasar hasil penelitian pada 76 responden, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden merokok (67,1%).
47
7. Distribusi Frekuensi Jumlah Rokok Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Jumlah rokok yang dikonsumsi mahasiswi di Universitas Dian Nuswantoro Semarang
Jumlah Rokok Bukan Perokok 1-4 batang per hari 5-14 batang per hari Jumlah
Frekuensi 25 37 14 76
Persen (%) 32,9 48,7 18,4 100
Berdasar hasil penelitian pada 47 responden, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden merokok sebanyak 1-4 batang per hari (48,7%). 8. Distribusi Frekuensi Mahasiswi Mengkonsumsi Alkohol Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Mahasiswi mengkonsumsi alkohol di Universitas dian Nuswantoro Semarang
Alkohol Ya Tidak Jumlah
Frekuensi 20 56 76
Persen (%) 26,3 73,7 100
Berdasar hasil penelitian pada 76 responden, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden tidak mengkonsumsi alkohol (73,7%).
48
9. Distribusi Frekuensi Jumlah Alkohol Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Jumlah Alkohol yang dikonsumsi Mahasiswi di Universitas dian Nuswantoro Semarang
Jumlah Bukan peminum 1 botol bir atau kurang per hari Jumlah
Frekuensi 59 17
Persen (%) 77,6 22,4
76
100
Berdasar hasil penelitian pada 76 responden, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden tidak mengkonsumsi alkohol setiap harinya (77,6%). 10. Distribusi Frekuensi Jumlah Asupan Junk Food Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Jumlah Asupan Junk Food yang dikonsumsi Mahasiswi di Universitas dian Nuswantoro Semarang
Jumlah Konsumsi Junk Food Tidak Konsumsi Jumlah
Frekuensi 76 0 76
Persen (%) 100 0 100
Berdasar hasil penelitian pada 76 responden, dapat diketahui bahwa semua responden mengkonsumsi junk foodsebesar 100%.
49
C. Analisis Bivariat 1. Hubungan Dismenore Primer dengan Perilaku Merokok Tabel 4.11 Hubungan Dismenore Primer dengan Perilaku Merokok
Dismenore Primer Ya Tidak
Dari
hasil
Perilaku Merokok Ya Tidak N % N % 46 66,7 23 33,3 5 71,4 2 28,6
penelitian,
dapat
diketahui
Total N 69 7
bahwa
% 100 100
persentase
mahasiswi yang dismenore primer tetapi merokok (66,7%) lebih besar daripada mahasiswi yang tidak merokok dan tidak mengalami dismenore primer (28,6%). Berdasar hasil uji statistik, antara perilaku merokok dengan kejadian dismenore primer diperoleh p-value = 0,798 (>0,05) artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara perilaku merokok dengan kejadian dismenore
primer pada
mahasiswi Universitas Dian
Nuswantoro Semarang. 2. Hubungan Dismenore Primer dengan Perilaku Konsumsi Alkohol Tabel 4.12 Hubungan Dismenore Primer dengan Perilaku Merokok Dismenore Primer Ya Tidak
Perilaku Konsumsi Alkohol Ya Tidak N % N % 19 27,54 50 72,46 1 14,29 6 85,71
Total N 69 7
% 100 100
Dari hasil penelitian, dapat diketahui bahwa persentase mahasiswi yang dismenore primer tetapi mengkonsumsi alkohol (27,54%) lebih
50
rendah daripada mahasiswi yang tidak mengkonsumsi alkohol dan tidak mengalami dismenore primer (85,71%). Berdasar hasil uji statistik, antara konsumsi alkohol dengan kejadian dismenore primer diperoleh p-value = 0,448 (>0,05) artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara perilaku mengkonsumsi alkohol
dengan
kejadian
dismenore
primer
pada
mahasiswi
Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 3. Hubungan Dismenore Primer dengan Perilaku Konsumsi Junk Food Tabel 4.13 Hubungan Dismenore Primer dengan Konsumsi Junk Food Dismenore Primer Ya Tidak
Perilaku Konsumsi Junk Food Jarang Sering N % N % 22 31,88 47 68,12 1 14,29 6 85,71
Total N 69 7
% 100 100
Dari hasil penelitian, dapat diketahui bahwa persentase mahasiswi yang dismenore primer tetapi sering mengkonsumsi junk food (68,12%) lebih besar daripada mahasiswi yang jarang mengkonsumsi junk food dan tidak mengalami dismenore primer (14,29%). Berdasar hasil uji statistik, antara konsumsi junk food dengan kejadian dismenore primer diperoleh p-value = 0,334 (>0,05) artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara perilaku mengkonsumsi junk food dengan kejadian dismenore primer pada mahasiswi Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
51
D. Keterbatasan Penelitian Karena
jenis
penelitian
yang
digunakan
adalah
dengan
menggunakan pendekatan cross sectional, maka peneliti tidak dapat menduga kejadian yang terjadi saat penelitian. Sehingga peneliti tidak bisa mengetahui besar kejadian saat itu juga. Selain itu tidak ada penyakit
hanya
keterangan medis.
berdasarkan
kuesioner
bukan
berdasarkan
53
BAB V PEMBAHASAN
A. Hubungan Dismenore Primer dengan Perilaku Merokok Dari hasil penelitian, dapat diketahui bahwa mahasiswi yang mengalami dismenore primer , masih mempunyai perilaku merokok sebesar 66,7% dan mahasiswi yang tidak merokok sebesar 33,3%. Sedangkan mahasiswi yang tidak mengalami dismenore primer tidak memiliki perilaku merokok sebesar 28,6% dan yang memiliki perilaku merokok sebesar 71,4%. Berdasar hasil uji statistik, antara perilaku merokok dengan kejadian dismenore primer diperoleh p-value = 0,798 (>0,05) artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara perilaku merokok dengan kejadian dismenore
primer pada
mahasiswi Universitas Dian
Nuswantoro Semarang. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin banyak mahasiswi yang merokok tidak dapat mempengaruhi jumlah kejadian dismenore primer yang terjadi pada mahasiswi. Banyak faktor yang dapat menjadi penyebab, misalnya mahasiswi tersebut tinggal di kota Semarang belum sampai 5 tahun dan dia mulai merokok pada saat di Semarang sebelumnya tidak. Dampak rokok itu sendiri tidak dapat dilihat dalam hitungan hari melainkan tahun. Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Ika Novia dan Nunik Puspitasari pada tahun 2006 yang menyimpulkan bahwa
54
perilaku merokok tidak berpengaruh terhadap kejadian dismenore primer.40
B. Hubungan Dismenore Primer dengan Konsumsi Alkohol Dari hasil penelitian, dapat diketahui bahwa persentase mahasiswi yang dismenore primer masih mengkonsumsi alkohol sebesar 27,54% dan tidak mengkonsumsi alkohol sebesar 72,46%. Sedangkan mahasiswi
yang
tidak
mengalami
dismenore
primer
tetapi
mengkonsumsi alkohol sebesar 14,29% dan tidak mengkonsumsi alkohol sebesar 85,71%. Berdasar hasil uji statistik, antara konsumsi alkohol dengan kejadian dismenore primer diperoleh p-value = 0,448 (>0,05) artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara perilaku mengkonsumsi alkohol
dengan
kejadian
dismenore
primer
pada
mahasiswi
Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin banyak mahasiswi yang mengkonsumsi alkohol tidak dapat mempengaruhi jumlah kejadian dismenore primer yang terjadi pada mahasiswi. Alkohol dapat berpengaruh pada lambung karena alkohol dapat membuat lambung teriritasi. Selain itu alkohol dapat menyebabkan keseimbangan hormon menjadi terganggu pada sistem reproduksi wanita yang dapat mengakibatkan siklus menstruasi yang terganggu dan bukan pada nyeri yang ditimbulkan akibat menstruasi (dismenore primer). Ditambah dengan lamanya dia menetap di Semarang dan mulai mengkonsumsi alkohol itu sendiri.
55
C. Hubungan Dismenore primer dengan Konsumsi Junk Food Dari hasil penelitian, dapat diketahui bahwa persentase mahasiswi yang dismenore primer tetapi sering mengkonsumsi junk foodsebesar 68,12% dan jarang mengkonsumsi junk food sebesar 31,88%. Sedangkan mahasiswi yang tidak mengalami dismenore primer tetapi sering mengkonsumsi junk food sebesar 85,71% dan jarang mengkonsumsi junk food sebesar 14,29%. Berdasar hasil uji statistik, antara konsumsi junk food dengan kejadian dismenore primer diperoleh p-value = 0,334 (>0,05) artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara perilaku mengkonsumsi junk food dengan kejadian dismenore primer pada mahasiswi Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin banyak mahasiswi yang mengkonsumsi junk food tidak dapat mempengaruhi jumlah kejadian dismenore primer yang terjadi pada mahasiswi.Junk food justru dapat berpengaruh terhadap sistem pencernaan karena junk food memiliki banyak kandungan yang tidak baik bagi tubuh jika dikonsumsi secara terus menerus. Selain itu dapat memicu kanker bagi yang mengkonsumsi secara berlebihan. Dampak junk food itu sendiri dapat dilihat dalam waktu yang lama yang artinya tidak dapat dilihat secara langsung. Penelitian
yang
dilakukan
oleh
Niken
Aryani
Wulansari
menyimpulkan adanya hubungan konsumsi junk food dengan usia menarche dini pada siswi Sekolah Dasar di Surakarta, dimana
56
semakin tinggi konsumsi junk food siswi maka semakin rendah usia menarche dengan p-value 0,005.41
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Berdasar dari hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Mahasiswi Universitas Dian Nuswantoro berkisar antara 18-21 tahun. 2. Mahasiswi Universitas Dian Nuswantoro terbagi menjadi 4 semester yaitu semester 1 sebesar 10,5 %, semester 3 sebesar 25%, semester 5 sebesar 30,3%, dan semester 7 sebesar 34,2%. 3. Frekuensi mahasiswi perokok sebesar 67,1% dengan frekuensi jumlah rokok yang dihisap adalah 1-4 batang per hari sebesar 48,7%. 4. Frekuensi mahasiswi yang mengkonsumsi alkohol sebesar 26,3% dengan frekuensi mahasiswi yang mengkonsumsi alkohol 1 bir atau kurang per hari sebesar 22,4%. 5. Frekuensi mahasiswi yang mengkonsumsi junk food sebesar 100% dengan mahasiswi yang sering mengkonsumsi junk food sebesar 69,7%. 6. Tidak ada hubungan yang signifikan antara kejadian dismenore primer dengan perilaku merokok di wilayah Universitas Dian Nuswantoro Semarang (p-value=0,798).
56
57
7. Tidak ada hubungan yang signifikan antara kejadian dismenore primer dengan perilaku konsumsi alkohol di wilayah Universitas Dian Nuswantoro Semarang (p-value=0,448). 8. Tidak ada hubungan yang signifikan antara kejadian dismenore primer dengan perilaku konsumsi junk food di wilayah Universitas Dian Nuswantoro Semarang (p-value=0,334).
B. Saran 1. Bagi Petugas Kesehatan Petugas
kesehatan
dapat
memberikan
pengetahuan
kepada para mahasiswi yang mengalami dismenore primer agar mahasiswi mengurangi atau bahkan meninggalkan perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan terutama kesehatan reproduksi pada wanita dan mencegah untuk terjadinya keadaan yang lebih parah. 2. Bagi Mahasiswi Mahasiswi
dapat
mengetahui
perilaku
yang
dapat
mempengaruhi dismenore primer dan mempengaruhi kesehatan sehingga dapat mengontrol perilaku dan asupan makanannya. Selain itu mahasiswi dapat mengurangi atau menghindari faktorfaktor yang dapat mempengaruhi dimenore primer sehingga tidak mengalami kejadian dismenore primer dan memberikan info kepada teman-temannya.
DAFTAR PUSTAKA 1. Manuaba, I.B.G. Memahami Kesehatan Reroduksi Wanita. Edisi 2. Jakarta. Penerbit: EGC. 2009 2. Kartika Siahaan, Ermiati, Ida Maryati. Penurunan Tingkat Dismenore Pada
Mahasiswi
Fakultas
Ilmu
Keperawatan
UNPAD
Menggunakan
Dengan Yoga.
http://jurnal.unpad.ac.id/ejournal/article/viewFile/709/755. 2012: 1-12 3. Suhartatik.Hubungan Gejala Saat Menstruasi Dengan Produktivitas Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Yogyakarta: Skripsi UGM. 2003 4. Owen, E. Panduan kesehatan bagi wanita. Jakarta : PT. Pustakaraya. 2005 5. Proverawati A dan Siti M. Menarche. Yogyakarta : Nuha Medika. 2009 6. Santoso. Angka Kejadian Nyeri Haid pada Remaja Indonesia. Journal of Obstretics & Gynecology. 2008 7. Harunriyanto. Dismenore Masih Sering Membayangi Wanita. Diperoleh dari http://www.mediainfopintar.com. 2008 8. Ernawati, Tri Hartiti, Idrishadi. Terapi Relaksasi Terhadap Nyeri Dismenore pada Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Semarang. http://jurnal.unimus.ac.id.2010: 1-8 9. Hermawan.
Dismenore
(nyeri
saat
haid).
dari
http://ayupermatasarihermawan.blogspot.com/2013/04/dismenore-nyeripada-saat-haid.html. 2012 10. Medicastore. Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Nyeri Haid. Tersedia dihttp://medicastorenewsid 1059624784. 2004
11. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementrian Kesehatan RI. 2010 12. Verdian. Perilaku Remaja Pengguna Minuman Keras di Desa Jatigono Kecamatan
Kunir
Kabupaten
Lumajang.http://journal.unair.ac.id/article_7017_media54_category3.html. 2013: 145-152 13. Titis Rakhma Imtihani dan Etika Ratna Noer. Hubungan Pengetahuan, Uang Saku, dan Peer Group dengan Frekuensi Konsumsi Makanan Cepat Saji pada Remaja Putri. Thesis. 2013 14. Savitri Ramaiah et.al. Mengatasi Gangguan Menstruasi. Yogyakarta: Bookmarks Diglossia Media. 2006 15. Widjanarko, B. Dismenore tinjauan terapi pada dismenore primer. Jakarta: Bagian Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan Fakultas Kedokteran Rumah Sakit Unika Atma Jaya. 2006:Volume 5, No. 1 16. Raisa Amini. Pengaruh Merokok Pasif Terhadap Insidensi Dismenore Primer. 2009: 160-165 17. Dita Andira. Seluk Beluk Kesehatan Reproduksi Wanita. Yogyakarta: A+Plus Books. 2010 18. Herawati Mansur. Psikologi Ibu dan Anak. Salemba Medika. 2009 19. Indri. Perilaku Merokok pada Remaja. Skripsi USU. 2007 20. Prawirohardjo, S. Ilmu Kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka. 2008 21. Prasetyo E. Orang Miskin Dilarang Sakit. Yogyakarta: Insist Press. 2004 22. Abadi. Biaya Sosial Akibat Merokok. Jakarta: Majalah Tarbawi Edisi 104. 2005
23. Syahdrajat, T.
Merokok dan Masalahnya. Dexa Media. Vol.4. No.20.
pp:184-7. 2007 24. Antaruddin. Pengaruh debu padi pada faal paru pekerja kilang padi yang merokok dan tidak merokok. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.Thesis. 2003 25. Yudhia Mulya dan Sri Hidajati Ramdani. Analisis Perilaku Konsumen Rokok Di Kalangan Mahasiswa Universitas Pakuan. 2012. diakses dari http://tottoteguh.blogspot.com/2012_12_01_archive.html 26. Aditama TY. Rokok dan kesehatan. Jakarta: UI Press, 1997: 17-25 27. Zulvikar.
Minuman–MinumanKeras.
http://zulv1ck4r.wordpress.com/2008/12/30/minum-minuman-keras/. Diakses 5 Mei 2015. 28. Almatsier, S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 2005 29. Anonimus.
Inilah
Dampak
Alkohol
Pada
Tubuh.
http://www.tempo.co/read/news/2011/10/03/060359612/Inilah-DampakAlkohol-pada-Tubuh. 2011 30. Stuart and Sundeen. Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC Kedokteran. 2007 31. Woteki and Thomas. Eat for Life. 1992 https://books.google.co.id/books?id=sEMrAAAAYAAJ&lpg=PP5&pg=PP5 &hl=id#v=onepage&q&f=false. Diakses 5 Mei 2015 32. Aneka Kuliner. Sepuluh Makanan Sampah Yang Perlu Dihindari. 2013 dari http://anekakuliner.com/resep/resep-khas-daerah/10-makanansampah-yang-perlu-dihindari.html. Diakses 5 Mei 2015
33. Hutami, A.P. Hubungan sindrom pramenstruasi dengan Regularitas Siklus Menstruasi pada Mahasiswi S-1 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Skripsi USU. 2010 34. Lintang Wulansari. Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tentang Makanan Cepat Saji (Fast Food). Skripsi UIN Syarif Hidayatullah. 2009 35. Soekidjo Notoatmodjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT RINEKA CIPTA. 2010 36. Handoko Riwidikdo. Statistik Kesehatan. Jogjakarta : MITRA CENDIKIA Press. 2007 37. Sopiyudin Dahlan. Besar Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Arkans. 2005 38. Yarina Kriselly. Studi Kualitatif Terhadap Rendahnya Cakupan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Kereng Pangi Kecamatan Katingan Hilir Kabupaten Katingan Propinsi Kalimantan Tengah Tahun 2012. Depok : Universitas Indonesia. 2012 39. Ramla Hakim. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi 6-12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Nabire Kota Kabupaten NabireTahun 2012. Depok : Universitas Indonesia. 2012 40. Ika Novia dan Nunik Puspitasari. Faktor Resiko yang Mempengaruhi Dismenore Primer. The Indonesian Jurnal of Public Health. 2008: 96-104 41. Niken Aryani Wulansari. Hubungan Konsumsi Junk Food dan Media Informasi terhadap Menarche Dini pada Siswi Sekolah Dasar di
Surakarta. Skripsi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2012
L A M P I R A N