LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA SISTEM KEPEGAWAIAN PADA PERUSAHAANDAERAH AIR MINUM TIRTA MOEDAL SEMARANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRADE DAN SMART SYSTEM
Disusun Oleh:
Nama
:
Evelyn Grace Wijaya
NIM
:
A12.2011.04219
Program Studi
:
Sistem Informasi - S1
FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2015
i
LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA SISTEM KEPEGAWAIAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA MOEDAL SEMARANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRADE DAN SMART SYSTEM Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Sistem Informasi S-1 pada Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro
Disusun Oleh:
Nama
:
Evelyn Grace Wijaya
NIM
:
A12.2011.04219
Program Studi
:
Sistem Informasi - S1
HALAMAN JUDUL
FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2015
ii
PERSETUJUAN PROPOSAL TUGAS AKHIR
NB: Halaman ini tidak perlu dihapus dan dicetak Silakan download halaman ini di siadin setelah ujian
iii
PERSETUJUAN LAPORAN TUGAS AKHIR
NB: Halaman ini tidak perlu dihapus dan dicetak Silakan download halaman ini di siadin setelah ujian
iv
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI
NB: Halaman ini tidak perlu dihapus dan dicetak Silakan download halaman ini di siadin setelah ujian
v
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR
NB: Halaman ini tidak perlu dihapus dan dicetak Silakan download halaman ini di siadin setelah ujian
vi
PERNYATAANPERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
NB: Halaman ini tidak perlu dihapus dan dicetak Silakan download halaman ini di siadin setelah ujian
vii
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat yang telah Tuhan karuniakan kepada penulis, sehingga penulis pada akhirnya dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini, Tugas Akhir yang berjudul ANALISIS KINERJA SISTEM KEPEGAWAIAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA MOEDAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRAINING RESOURCE DATA
EXCHANGE
(TRADE)
DAN
STRATEGIC
MANAGEMENT
ANALYSIS AND REPORTING TECHNIQUE SYSTEM (SMART SYSTEM) merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana strata satu ilmu komputer. Terwujudnya Tugas Akhir ini tidak lepas dari partisipasi dan bantuan dari berbagai pihak.Namun penulis sadar bahwa selesainya Tugas Akhir ini bukan berarti tanpa bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan beberapa pihak berikut ini : 1. Bapak Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.kom, selaku rector Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 2. Bapak Abdul Syukur, MM, selaku Dekan Fakultas Ilmu Komputer Dian Nuswantoro Semarang. 3. Bapak Affandy, M.Kom, Ph. D, selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi – S1 Dian Nuswantoro Semarang. 4. Ibu Yupie Kusumawati, SE, M.Kom, selaku Dosen Pembimbing yang selalu sabar dalam membimbing penulis. 5. Kepada seluruh staff dan karyawan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro. 6. Kepada Kepala dan seluruh karyawan PDAM Tirta Moedal Semarang dalam membantu memberikan jawaban untuk penulis. 7. Kepada kedua orangtuaku yang selalu memberikan dukungan dan doa dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. viii
ix
8. Kepada Angga Putra Sadewa yang selalu memberikan dukungan, menemani, dan doa dari awal hingga akhir. 9. Kepada teman-teman penulis di UDINUS ini Oky Perkasa Putra yang sudah membantu memberikan jawaban atas metode Smart System 10. Kepada teman-temanku Anindya, Nadya, Dessy, Rizqa, Tika, Jumin, Maya, Dina dan seluruh Sistem Informasi 2011 yang telah memberikan dukungan dan doa. 11. Kepada sahabatku “Friends For Life” yang selalu memberikan dukungan dan doa. 12. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyusun skripsi ini, yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penulis berharap semoga Tugas Akhir ini tidak hanya untuk menyelesaiakan masa perkuliahan tetapi juga berguna untuk orang lain yang membacanya.
Semarang, 1 Juli 2015 Penulis
ABSTRAK
Data kepegawaian merupakan salah satu asset penting perusahaan salah satunya data gaji pegawai.Hampir semua perusahaan ataupun instansi pemerintah mempunyai data kepegawaian mulai dari golongan, jabatan, besar gaji, cuti dan mutase.PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA MOEDAL (PDAM) merupakan instansi pemerintah yang bergerak dalam bidang pengadaan air bersih bagi masyarakat seluruh Semarang.Berdasarkan penelitian yang dilakukan, sistem kepegawaian yang digunakan PDAM kurang berjalan optimal.Karena sistem yang digunakan sering terjadi error, tidak pernah diupdate secara berkala dan juga sering terjadi pengulangan data. Sistem yang kurang berjalan dengan optimal ini membuat pihak administrasi kepegawaian bekerja dua kali untuk menulis ulang data di Ms. Excelmaupun menulis manual dibuku, akibatnya menimbulksn kesalahan informasi yang akan keluar, lambatnya pengecekan yang harus dilakukan pegawai PDAM dua kali untuk memastikan data yang akan keluar dan akan melambatkan kinerja pegawai PDAM. Tujuan penelitian ini untuk mengukur kinerja sistem kepegawaian dengan menggunakan metode Training Resource Data Exchange (TRADE) dan metode Strategic Management Analysis and Reporting System (SMART SYSTEM) Kata kunci : kinerja sistem,pengukuran kinerja,TRADE, SMART SYSTEM, PDAM
x
ABSTRACT
Data employee is one of important asset in the company one of which is employee salary data. Almost all of the companies or government agencies have begun staffing data from the section class, appointment, salary, leave and mutation. PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA MOEDAL (PDAM) is a government agency that is engaged in the procurement of clean water to the entire community of Semarang. Based of research conducted, the staffing system is not optimal for used. Because the system frequent errors of used, never updated regularly and also frequent repetition of data. System can’t running optimally, it makes the work of personnel administration rewrite the data twice in Ms. Excel or writing manuals on books, and result raises an error, cause the staff delay of checking the data, to ensure it come out and itwill slow down the performance of employees taps. The purpose of this study was to measure the performance of the staffing system using the method Training Resource Data Exchange (TRADE) and the method of Strategic Management Analysis and Reporting System (SMART SYSTEM) Keywords
:system performance, performance measurement, TRADE, SMART systems, PDAM
xi
DAFTAR ISI Halaman Judul ........................................................................................................ ii Persetujuan Proposal Tugas Akhir ......................................................................... iii Persetujuan Laporan Tugas Akhir ......................................................................... iv Pengesahan Dewan Penguji .................................................................................... v Pernyataan Keaslian Tugas Akhir .......................................................................... vi PernyataanPersetujuan Publikasi Karya Ilmiah Untuk Kepentingan Akademis .. vii Ucapan Terimakasih ............................................................................................ viii Abstrak .................................................................................................................... x Abstract .................................................................................................................. xi Daftar Isi ............................................................................................................... xii Daftar Gambar...................................................................................................... xvi Daftar Tabel ........................................................................................................ xvii Daftar Lampiran ................................................................................................... xix Bab 1 Pendahuluan ................................................................................................. 1 1.1
Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3
Batasan Masalah ....................................................................................... 3
1.4
Tujuan Penelitian...................................................................................... 3
1.5
Manfaat Penelitian.................................................................................... 3
Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 5 2.1
Penelitian Terkait ..................................................................................... 5
2.2
Kinerja ...................................................................................................... 8
2.2.1
Faktor-faktor kinerja ......................................................................... 8
xii
xiii
2.2.2
Karakteristik Kinerja Karyawan ....................................................... 9
2.2.3
Indikator Kinerja Karyawan ............................................................. 9
2.2.4
Elemen Dasar Pengukuran Kinerja Sistem ..................................... 10
2.3
Sistem ..................................................................................................... 12
2.3.1
Elemen Sistem ................................................................................ 13
2.3.2
Karakteristik Sistem ........................................................................ 14
2.4
Informasi ................................................................................................ 16
2.4.1
Jenis Informasi ................................................................................ 16
2.4.2
Kualitas Informasi ........................................................................... 17
2.5
Sistem Informasi .................................................................................... 18
2.5.1
Komponen Sistem Informasi .......................................................... 18
2.6
Sistem Informasi Kepegawaian .............................................................. 19
2.7
Analisis Sistem ....................................................................................... 19
2.8
Alat Evaluasi .......................................................................................... 20
2.9
Pengukuran Kinerja ................................................................................ 20
2.9.1
Manfaat Pengukuran Kinerja .......................................................... 25
2.9.2
Prinsip Pengukuran Kinerja ............................................................ 27
2.10
SPSS ................................................................................................... 27
2.11
Smart System ...................................................................................... 29
2.11.1
Pengukuran Kinerja Dengan Smart System .................................... 29
Bab 3 METODE PENELITIAN ........................................................................... 32 3.1
Objek Penelitian ..................................................................................... 32
3.2
Jenis Data dan Sumber Data................................................................... 32
3.2.1
Jenis Data ........................................................................................ 32
3.2.2
Sumber Data.................................................................................... 32
xiv
3.3
Metode Pengumpulan Data .................................................................... 33
3.4
Metode Analisis...................................................................................... 34
3.5
Tahap Pengukuran Kinerja ..................................................................... 34
3.6
SPSS ....................................................................................................... 38
3.7
Pengukuran Kinerja Dengan Smart System ........................................... 39
Bab 4 HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 42 4.1
Objek Penelitian ..................................................................................... 42
4.2
Visi dan Misi .......................................................................................... 43
4.3
Struktur Organisasi ................................................................................. 43
4.4
Analisis Sistem ....................................................................................... 44
4.4.1
Uji Validitas .................................................................................... 46
4.4.2
Kesimpulan Uji Validitas ................................................................ 56
4.4.3
Uji Reliabilitas ................................................................................ 66
4.5
Kesimpulan Hasil Uji Reliabilitas .......................................................... 71
4.6
Evaluasi .................................................................................................. 72
4.7
Pengukuran Kinerja Sistem .................................................................... 72
4.7.1
Tahap 1 Identifikasi Proses ............................................................. 73
4.7.2
Tahap 2 Identifikasi Aktivitas Kritis ............................................... 74
4.7.3
Tahap 3, Tahap 4, Tahap 5, Tahap 6 ............................................... 75
4.7.4
Tahap 7, Tahap 8 ............................................................................. 79
4.8
Smart System.......................................................................................... 86
4.8.1
Perhitungan Kapabilitas .................................................................. 90
4.8.2
Rekomendasi ................................................................................. 104
Bab 5 ................................................................................................................... 106 5.1
Kesimpulan........................................................................................... 106
xv
5.2
Saran ..................................................................................................... 107
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 109 LAMPIRAN ........................................................................................................ 110
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 pengukuran kinerja TRADE 1995 [ 1 ] ............................................. 23 Gambar 3.1 tahap pengukuran kinerja sistem TRADE (1995) [ 1 ] ..................... 35 Gambar 4.1 Struktur Organisasi PDAM Semarang .............................................. 44 Gambar 4.2 sistem penggajian PDAM ................................................................. 46 Gambar 4.3 daftar kenaikan gaji perkaryawan ..................................................... 46 Gambar 4.4 tahapan pengukuran kinerja TRADE [1] .......................................... 73 Gambar 4.5 perpspektif pada metode smart system .............................................. 87 Gambar 4.6 grafik tingkat kapabilitas completeness ............................................ 91 Gambar 4.7 grafik tingkat kapabilitas correctness ................................................ 92 Gambar 4.8 grafik tingkat kapabilitas useability .................................................. 93 Gambar 4.9 grafik tingkat kapabilitas efisiensi .................................................... 94 Gambar 4.10 grafik tingkat kapabilitas security ................................................... 95 Gambar 4.11 grafik tingkat kapabilitas reliability ................................................ 96 Gambar 4.12 grafik tingkat kapabilitas timeliness................................................ 97 Gambar 4.13 grafik tingkat kapabilitas produktivitas ........................................... 98 Gambar 4.14 grafik tingkat kapabilitas kualitas ................................................... 99
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Jumlah Pelanggan PDAM Tirta Moedal Semarang .............................. 42 Tabel 4.2 hasil perhitungan completeness ............................................................ 47 Tabel 4.3 hasil perhitungan proses correctness ..................................................... 48 Tabel 4.4 hasil perhitungan proses Useability ...................................................... 49 Tabel 4.5 hasil perhitungan proses Efisiensi ......................................................... 50 Tabel 4.6 hasil perhitungan proses Security ......................................................... 51 Tabel 4.7 hasil perhitungan proses Realibilty ....................................................... 52 Tabel 4.8 hasil perhitungan proses Timeliness ..................................................... 53 Tabel 4.9 hasil perhitungan proses Produktivitas ................................................. 54 Tabel 4.10 hasil perhitungan proses Kualitas ....................................................... 55 Tabel 4.11 keterangan uji validasi ........................................................................ 56 Tabel 4.12 hasil uji realibilitas completeness ....................................................... 67 Tabel 4.13 hasil uji proses realibilitas Correctness ............................................... 67 Tabel 4.14 hasil uji proses realibilitas Useabilitiy ................................................ 68 Tabel 4.15 hasil uji reliabilitas Efficiency ............................................................ 68 Tabel 4.16 hasil uji reliabilitas security ................................................................ 69 Tabel 4.17 hasil uji realibility ............................................................................... 69 Tabel 4.18 hasil uji timeliness .............................................................................. 70 Tabel 4.19 hasil uji proses produktivitas .............................................................. 70 Tabel 4.20 hasil uji kualitas .................................................................................. 71 Tabel 4.21 keterangan uji reliabilitas .................................................................... 71 Tabel 4.22 Aktifitas kritis proses penggajian pegawai ......................................... 74 xvii
xviii
Tabel 4.23 input gaji pegawai ............................................................................... 79 Tabel 4.24 edit/hapus data gaji pegawai ............................................................... 82 Tabel 4.25 cetak rincian gaji ................................................................................. 85 Tabel 4.26 pembobotan KPI ................................................................................. 88 Tabel 4.27 hasil rekapitulasi completeness ........................................................... 91 Tabel 4.28 hasil rekapitulasi correctness .............................................................. 92 Tabel 4.29 hasil rekapitulasi useability ................................................................. 93 Tabel 4.30 hasil rekapitulasi efisinesi ................................................................... 94 Tabel 4.31 hasil rekapitulasi security.................................................................... 95 Tabel 4.32 hasil rekapitulasi reliability ................................................................. 96 Tabel 4.33 hasil rekapitulasi timeliness ................................................................ 97 Tabel 4.34 hasil rekapitulasi produktivitas ........................................................... 98 Tabel 4.35 hasil rekapitulasi kualitas .................................................................... 99 Tabel 4.36 hasil perhitungan KPI ....................................................................... 100
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Keterangan Survei ................................................................. 110
xix
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Seiring perkembangan zaman ini sistem informasi sudah mulai berkembang dengan pesat.Hampir semua aspek kehidupan masyarakat memakai berbagai teknologi dan sistem untuk mendapatkan data yang akurat, cepat, dan efisien.Sistem informasi menunjang berbagai pekerjaan yang ada di masyarakat baik itu perusahaan besar maupun kecil baik dari pihak swasta maupun instansi pemerintah. Salah satu contohnya sistem informasi menunjang kinerja para pegawai atau perusahaan dalam menghasilkan data dan informasi yang tepat., akurat, dan efisien. Banyak perusahaan maupun instansi pemerintah sudah menggunakan sistem informasi mulai dari basic hingga menggunakan jasa programmer untuk membuatkan sistem yang efektif untuk menunjang kinerja instansi tersebut. Peran dari sistem informasi kepegawaian (SIMPEG) untuk menghasilkan data, menganalisa data, dan untuk mengubah data menjadi informasi.Pada dasarnya suatu infrastruktur sistem informasi dibangun dengan sistem teknologi yang saling terintegrasi, efisien, dan selalu tersambung oleh internet. Pada level penyimpanan data dari paling dasar sistem informasi pegawai harus memiliki kemampuan untuk menyimpan, mengarsip, menghapus data dan mengambil data jika diperlukan lagi. Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Moedal Semarang (PDAM) merupakan perusahaan milik daerah (BUMD) yang bergerak dibidang pelayanan masyarakat dalam menyediakan kebutuhan air bersih bagi warga Semarang. Dalam proses menyediakan air bersih dibantu oleh sejumlah orang banyak yang dinamakan pegawai ataupun karyawan terkait. PDAM adalah salah satu instansi pemerintah yang memiliki banyak data salah satunya data gaji pegawai mulai dari pegawai golongan rendah hingga tinggi dan dari pegawai tetap hingga pegawai kontrak. PDAM memiliki banyak data gaji pegawai yang masih perlu diolah dan disimpan 1
2
untuk dapat dikeluarkan menjadi sebuah data dan informasi. PDAM juga telah menerapkan infrastruktur TI dalam urusan data gaji pegawai.Akan tetapi sistem informasi tentang data gaji kepegawaian ini belum efektif dan belum bisa berjalan dengan sefisien mungkin masih banyak kendala yang dihadapi disistem kepegawaian ini khususnya penggajian pegawai. Masalah-masalah yang dihadapi di Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Moedal adalah terjadinya penumpukan data secara berulang, sistem yang kurang efektif , dan juga masalah pendataan gaji yang kurang terupdate secara berkala. Kinerja pegawai PDAM juga kurang optimal atau bertele-tele karena lambat dalam memperbaiki keluhan dari pelanggan, kurang tanggap dalam menghadapi keluhan yang datang dari pelanggan. Dari masalah tersebut dapat mengakibatkan salahnya informasi yang keluar, lambatnya proses pendataan gaji kepegawaian dan harus menulis ulang di Microsoft Excel baru dimasukkan kesistem. Pekerjaan tersebut juga melambatkan proses kepegawaian yang lain jika sistem tak berjalan maksimal. Berdasarkan temuan masalah tersebut maka diperlukan analisa kinerja sistem yang diharapkan dapat menunjukkan bagaimana kondisi manajemen sistem yang ada dan memberi rekomendasi guna menghasilkan sebuah informasi dari suatu sistem informasi yang sesuai sehingga dapat mencapai tujuan yang telah di tetapkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Moedal. Oleh sebab itu penulis mengangkat permasalahan tersebut sebagai judul laporan Tugas Akhir yaitu “Analisis Kinerja Sistem Kepegawaian pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Moedal Semarang dengan Menggunakan Metode Training Resource Data Exchange (TRADE) dan Strategic Management Analysis and Reporting System (SMART System)”. 1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dalam hal ini penulis merumuskan permasalahan yaitu bagaimana menganalisa dengan mengukur kinerja sistem kepegawaian pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Moedal Semarang dengan menggunakan metode Training Resource Data Exchange
3
(TRADE) dan Strategic Management Analysis and Reporting System (SMART System). 1.3
Batasan Masalah
Untuk menghindari penyimpangan dari judul dan tujuan yang telah ditentukan serta keterbatasan pengetahuan yang dimiliki penulis, maka penulis membuat batasan masalah yaitu Menganalisis kinerja sistem penggajian kepegawaian di Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Moedal Semarang dengan menggunakan metode pengukuran kinerja sistem Training Resource Data Exchange (TRADE) dan Strategic Management Analysis and Reporting System (SMART System). 1.4
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah : untuk mengetahui ukuran kinerja sistem kepegawaian khususnya penggajian pegawai pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Moedal Semarang dengan menggunakan metode Training Resource Data Exchange (TRADE) dan Strategic Management Analysis and Reporting System (SMART System). 1.5
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diambil dari Tugas Akhir adalah sebagai berikut : 1.5.1
Bagi Penulis 1. Menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman terutama untuk menerapkan ilmu yang dapat dari ilmu yang didapat dari perkuliahan dengan keadaan di dunia nyata yang sebenarnya. 2. Menambah pengetahuan penulis tentang analisis kinerja sistem dalam
menganilisis
dan
mengevaluasi
sistem
informasi
kepegawaian pada proses administrasi yang ada. 1.5.2
Bagi Akademik 1. Sebagai bahan evaluasi akademik untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran di Universitas Dian Nuswantoro
4
2. Dengan dibuatnya laporan Tugas Akhir ini, pihak akademik dapat menggunakan sebagai ukuran dari hasil perkuliahan diberikan kepada mahasiswa selama perkuliahan. 3. Menambah referensi untuk dijadikan arsip dan bisa dijadikan bahan pertimbangan yang berhubungan dengan sistem informasi kepegawaian 1.5.3
Bagi PDAM 1. Memberi manfaat bagi Perusahaan Daerah Air Minum untuk meningkatkan aktivitas kinerja pada administrasi kepegawaian. 2. Mengevaluasi,
menganalisis
dan
memberikan
gambaran
pemecahan masalah untuk mengembangkan aplikasi sistem informasi kepegawaian. 3. Perusahaan Daerah Air Minum dapat menggunakan gambaran solusi perbaikan sistem untuk memperbaiki sistem yang sedang berjalan saat ini.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Penelitian Terkait
Ada beberapa penelitian yang berkaitan dengan analisis kinerja sistem menggunakan metode Training Resource Data Exchange (TRADE) dan Strategic Management Analysis and Reporting System (SMART System). Adapun diantaranya : 1. Penelitian oleh Andini Kartika dengan judul “Analisis dan Evaluasi Kinerja Sistem Informasi Registrasi Kartu Tanda Anggota (KTA) Pada BPD Gapensi Jawa Tengah” BPD Gapensi Jawa Tengah adalah salah satu badan pimpinan daerah yang merupakan instansi yang bergerak dalam bidang yang menyediakan layanan pembuatan kartu tanda anggota (KTA) bagi para bidang usaha jasa kontruksi. Proses registrasi/her-registrasi KTA pada BPD Gapensi jawa tengah telah menggunakan sistem informasi berbasis komputer, namun sistem informasi yang saat ini digunakan belum bisa dikatakan efektif, dimana sistem informasi yang ada belum mendukung secara optimal, desain sistem informasi yang kurang menarik, sistem informasi tidak mudah dioperasikan dan dipahami, sering terjadi penumpukan data yang mengakibatkan ketidaktepatan waktu dalam penyelesainnya yang mengakibatkan kinerja proses registrasi pada BPD Gapensi menjadi tidak memuaskan . Untuk mengetahui permasalahan yang ada dilakukanlah langkah awal yaitu menganalisis kinerja sistem yang dilakukan dengan cara pengukuran kinerja, pada penelitian ini pengukuran kinerja berdasarkan pada penelitian TRADE. Untuk memperbaiki sistem informasi yang telah ada maka dilakukan pengembangan sistem informasi registrasi dengan metode SDLC model waterfall sebagai rekomendasi perbaikan. 5
6
Pengukuran
kinerja
dan
pengembangan
sistem
informasi
dapat
meningkatkan aspek kinerja yang belum memenuhi sasaran/standar, serta memperbaiki sistem informasi yang belum optimal.Alangkah lebih baik lagi apabila sistem informasi registrasi dapat dikembangkan secara online. [1] 2. Penelitian oleh Ranti Putri Pratiwi dengan judul “Penerapan Smart System Sebagai Metode Pengukuran Kinerja Perusahaan (Studi Kasus Pada UKM Hentoro Leather)” Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengidentifikasi
strategi
objektif
perusahaan berdasarkan model SMART (Strategic Management Analysis and Reporting Technique) System, mengukur kinerja dan menganalisis pencapaian target dari strategi objektif, danmenganalisis skala prioritas perbaikan strategi objektif untuk meningkatkan kinerjaperusahaan. Metode penelitian
adalah
Identifikasi
Strategi
Objektif
dan
Key
PerformanceIndicator (KPI), Penstrukturan Key Performance Indicator (KPI), Pembobotan KeyPerformance Indicator, dan Penilaian Kinerja. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwaterdapat 22 strategi objektif dan 28 key performance indicators ( KPI ). Hasilpengukuran menunjukkan bahwa kinerja perusahaan cukup baik, terutama pada level departemen dan pusat kerja, dan level unit operasi bisnis. Maka dari itu terdapat kemungkinan di periode mendatang level unit bisnis akan terjadi peningkatan kinerja. Sebagai prioritas pertama, perbaikan dan peningkatan strategi objektif dilakukan padalevel Departemen dan Pusat Kerja, pada level ini yang menjadi prioritas utama adalahpeningkatan kualitas sistem informasi. Prioritas kedua adalah perbaikan dan peningkatanstrategi objektif dilakukan pada level Unit Operasi Bisnis, pada level ini yang menjadiprioritas utama adalah peningkatan pemeliharaan peralatan produksi. Prioritas ketigaadalah perbaikan dan peningkatan strategi
7
objektif dilakukan pada level Unit Bisnis, padalevel ini yang menjadi prioritas utama adalah peningkatan pemesanan hasil produksi[2] Dari penelitian terkait diatas dapat disimpulkan pada tabel dibawah ini : Table 2.1 kesimpulan penelitian
No.
Nama dan Judul
Masalah
Metode
Hasil
TRADE
Memperbaiki
Peneliti 1.
Andini
Kartika
Analisis
" Sistem yang kurang dan efektif, desain sistem
Evaluasi
Kinerja yang
Sistem
dan SDLC
kurang
Informasi menarik, sistem yang
Registrasi Tanda
Kartu belum Anggota sistem
optimal, yang
sulit
(KTA) Pada BPD dipahami, redundansi Gapensi
sistem yang belum optimal
dan
meningkatkan kinerja
sistem
mencapai
sasaran
standard
Jawa data.
Tengah” 2.
Ranti
Putri
“Penerapan System
P. Menganalisis Smart mengukur
Sebagai sistem
dan SMART kinerja SYSTEM
pencapaian
Terdapat 22 strategi objektif dan 28 key performance
Metode Pengukuran target dari strategi
indicators ( KPI ).
Kinerja Perusahaan objektif
Hasil
(Studi Kasus Pada UKM Leather)”
Hentoro
pengukuran menunjukkan bahwa
kinerja
perusahaan
cukup
baik, terutama pada level departemen
dan
pusat
dan
kerja,
level unit operasi bisnis
8
2.2
Kinerja
Kinerja berasal dari pengertian performance.Pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, sebenarnya kinerja mempunyai makna luas, tidak hanya hasil kerja, tetapi bagaimana proses pekerjaan berlangsung. Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan pegawai. Manajemen kinerja adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan atau organisasi, termasuk kinerja masingmasing individu atau kelompok [3]. 2.2.1
Faktor-faktor kinerja
Faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja adalah : 1. Efektifitas dan efisiensi Bila suatu tujuan tertentu akhirnya bisa dicapai, kita boleh mengatakan bahwa kegiatan tersebut efektif tetapi apabila akibat-akibat yang tidak dicari kegiatan menilai yang penting dari hasil yang dicapai sehingga mengakibatkan kepuasan walaupun efektif dinamakan tidak efesien. Sebaliknya, bila akibat yang dicari-cari tidak penting atau remeh maka kegiatan tersebut efesien 2. Otoritas (wewenang) Otoritas menurut adalah sifat dari suatu komunikasi atau perintah dalam suatu organisasi formal yang dimiliki seorang anggota organisasi kepada anggota yang lain untuk melakukan suatu kegiatan kerja sesuai dengan kontribusinya. Perintah tersebut mengatakan apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dalam organisasi tersebut. 3. Disiplin Disiplin adalah taat kepada hukum dan peraturan yang berlaku.Jadi, disiplin karyawan adalah kegiatan karyawan yang bersangkutan dalam menghormati perjanjian kerja dengan organisasi dimana dia bekerja. 4. Inisiatif Inisiatif yaitu berkaitan dengan daya pikir dan kreatifitas dalam membentuk ide untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan tujuan organisasi.
9
2.2.2
Karakteristik Kinerja Karyawan
Karakteristik orang yang mempunyai kinerja tinggi adalah sebagai berikut : 1. Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi. 2. Berani mengambil dan menanggung resiko yang dihadapi. 3. Memiliki tujuan yang realistis. 4. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuannya. 5. Memanfaatkan umpan balik (feedback) yang konkrit dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukannya. 6. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan. 2.2.3
Indikator Kinerja Karyawan
Indikator untuk mengukur kinerja karyawan secara individu ada enam indikator, yaitu: 1. Kualitas. Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan karyawan. 2. Kuantitas. Merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan. 3. Ketepatan waktu. Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain. 4. Efektivitas. Merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang, teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya. 5. Kemandirian.
10
Merupakan tingkat seorang karyawan yang nantinya akan dapat menjalankan fungsi kerjanya Komitmen kerja. Merupakan suatu tingkat dimana karyawan mempunyai komitmen kerja dengan instansi dan tanggung jawab karyawan terhadap kantor. 2.2.4
Elemen Dasar Pengukuran Kinerja Sistem
Berdasarkan berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan elemen pokok suatu pengukuran kinerja antara lain: 1. Menetapkan Tujuan, Sasaran dan Strategi Organisasi Tujuan adalah pernyataan secara umum (belum secara eksplisit) tentang apa yang ingin dicapai organisasi. Sasaran merupakan tujuan organisasi yang sudah dinyatakan secara eksplisit dengan disertai batasan waktu yang jelas. Strategi adalah cara atau teknik yang digunakan organisasi untuk mencapai tujuan dan sasaran. Tujuan, sasaran, dan strategi tersebut ditetapkan dengan berpedoman pada visi dan misi organisasi.Berdasarkan tujuan, sasaran dan strategi tersebut selanjutnya dapat ditentukan indikator dan ukuran kinerja secara tepat. 2. Merumuskan Indikator dan Ukuran Kinerja Indikator kinerja mengacu pada penilaian kinerja secara tidak langsung yaitu
hal-hal
kinerja.Ukuran
yang kinerja
sifatnya
hanya
mengacu
merupakan
pada
penilaian
indikasi-indikasi kinerja
secara
langsung.Indikator kinerja dan ukuran kinerja ini sangat dibutuhkan untuk menilai tingkat ketercapaian tujuan, sasaran dan strategi.Indikator kinerja dapat berbentuk faktor-faktor keberhasilan utama (critical success factors) dan
indikator
kinerja
kunci
(key
performance
indicator).Faktor
keberhasilan utama adalah suatu area yang mengindikasikan kesuksesan kinerja unit kerja organisasi.Area ini menggambarkan preferensi manajerial dengan memperhatikan variabel-variabel kunci finansial dan nonfinansial pada kondisi waktu tertentu.Faktor keberhasilan utama ini harus secara konsisten mengikuti perubahan yang terjadi dalam organisasi.Sedangkan indikator kinerja kunci merupakan sekumpulan
11
indikator yang dapat dianggap sebagai ukuran kinerja kunci baik yang bersifat finansial maupun nonfinansial untuk melaksanakan operasi dan kinerja unit bisnis.Indikator ini dapat digunakan oleh manajer untuk mendeteksi dan memonitor capain kinerja. 3. Mengukur Tingkat Ketercapaian Tujuan dan Sasaran-Sasaran Organisasi Jika kita sudah mempunyai indikator dan ukuran kinerja yang jelas, maka pengukuran
kinerja
bisa
diimplementasikan.
Mengukur
tingkat
ketercapaian tujuan, sasaran dan strategi adalah membandingkan hasil aktual dengan indikator dan ukuran kinerja yang telah ditetapkan.Analisis antara hasil aktual dengan indikator dan ukuran kinerja ini menghasilkan penyimpangan positif, penyimpangan negatif, atau penyimpangan.nol Penyimpangan positif berarti pelaksanaan kegiatan sudah berhasil mencapai
serta
melampaui
indikator
dan
ukuran
kinerja
yang
ditetapkan.Penyimpangan negatif berarti pelaksanaan kegiatan belum berhasil mencapai indikator dan ukuran kinerja yang ditetapkan. Penyimpangan nol berarti pelaksanaan kegiatan sudah berhasil mencapai atau sama dengan indikator dan ukuran kinerja yang ditetapkan. 4. Evaluasi Kinerja Evaluasi kinerja akan memberikan gambaran kepada penerima informasi mengenai nilai kinerja yang berhasil dicapai organisasi. Capaian kinerja organisasi dapat dinilai dengan skala pengukuran tertentu.Informasi capaian kinerja dapat dijadikan feedback dan reward-punishment, penilaian kemajuan organisasi dan dasar peningkatan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas. a. Feedback Hasil pengukuran terhadap capaian kinerja dijadikan dasar bagi manajemen atau pegelola organisasi untuk perbaikan kinerja pada periode berikutnya.Selain itu, hasil ini pun bisa dijadikan landasan pemberian reward and punishment terhadap manajer dan anggota organisasi. b. Penilaian Kemajuan Organisasi
12
Pengukuran kinerja yang dilakukan setiap periode waktu tertentu sangat bermanfaat untuk menilai kemajuan yang telah dicapai organisasi.Kriteria yang digunakan untuk menilai kemajuan organisasi ini adalah tujuan yang telah ditetapkan.Dengan membandingkan hasil aktual yang tercapai dengan tujuan organisasi yang dilakukan secara berkala (triwulan, semester, tahunan) maka kemajuan organisasi bisa dinilai.Semestinya ada perbaikan kinerja secara berkelanjutan dari periode ke periode berikutnya.Jika pada suatu periode, kinerja yang dicapai ternyata lebih
rendah
daripada
periode
sebelumnya,
maka
harus
diidentifikasi dan ditemukan sumber penyebabnya dan alternatif solusinya. c. Meningkatkan Kualitas Pengambilan Keputusan dan Akuntabilitas Pengukuran
kinerja
menghasilkan
informasi
yang
sangat
bermanfaat untuk pengambilan keputusan manajemen maupun stakeholders.Keputusan-keputusan yang bersifat ekonomis dan strategis sangat membutuhkan dukungan informasi kinerja ini.Informasi
kinerja
juga
membantu
menilai
keberhasilan
manajemen atau pihak yang diberi amanah untuk mengelola dan mengurus organisasi.[4] 2.3
Sistem
Istilah sistem secara umum dapat didefinisikan sebagai kumpulan hal atau elemen yang saling bekerja sama atau yang dihubungkan dengan cara-cara tertentu sehingga membentuk satu kesatuan untuk melaksanakan suatu fungsi guna mencapai suatu tujuan. Sistem mempunyai karakteristik atau sifat – sifat tertentu, yaitu : Komponen Sistem, Batasan Sistem, Lingkungan Luar Sistem, Penghubung Sistem, Masukan Sistem, Keluaran Sistem, Pengolahan Sistem dan Sasaran Sistem
13
2.3.1
Elemen Sistem
Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem, yaitu : tujuan, masukan, proses, keluaran, batas, mekanisme pengendalian dan umpan balik serta lingkungan. Berikut penjelasan mengenai elemen-elemen yang membentuk sebuah sistem : 1. Tujuan Setiap sistem memiliki tujuan (Goal), entah hanya satu atau mungkin banyak.Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem.Tanpa tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali.Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain berbeda. 2. Masukan Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa halhal
yang berwujud
(tampak
secara
fisik)
maupun
yang tidak
tampak.Contoh masukan yang berwujud adalah bahan mentah, sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah informasi (misalnya permintaan jasa pelanggan). 3. Proses Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna dan lebih bernilai, misalnya berupa informasi dan produk, tetapi juga bisa berupa hal-hal yang tidak berguna, misalnya saja sisa pembuangan atau limbah. Pada pabrik kimia, proses dapat berupa bahan mentah.Pada rumah sakit, proses dapat berupa aktivitas pembedahan pasien. 4. Keluaran Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya. 5. Batas
14
Yang disebut batas (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah di luar sistem (lingkungan). Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan sistem. Sebagai contoh, tim sepakbola mempunyai aturan permainan dan keterbatasan kemampuan pemain. Pertumbuhan sebuah toko kelontong dipengaruhi oleh pembelian pelanggan, gerakan pesaing dan keterbatasan dana dari bank. Tentu saja batas sebuah sistem dapat dikurangi atau dimodifikasi sehingga akan mengubah perilaku sistem. Sebagai contoh, dengan menjual saham ke publik, sebuah perusahaan dapat mengurangi keterbasatan dana. 6. Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan menggunakan umpan balik (feedback), yang mencuplik keluaran. Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan. 7. Lingkungan Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada diluar sistem.Lingkungan bisa berpengaruh terhadap operasi sistem dalam arti bisa merugikan atau menguntungkan sistem itu sendiri. Lingkungan yang merugikan tentu saja harus ditahan dan dikendalikan supaya tidak mengganggu kelangsungan operasi sistem, sedangkan yang menguntungkan tetap harus terus dijaga, karena akan memacu terhadap kelangsungan hidup sistem. 2.3.2
Karakteristik Sistem
Karakteristik sistem adalah sistem yang mempunyai komponen-komponen, batas sistem, lingkungan sistem, penghubung, masukan, keluaran, pengolah dan sasaran. 1. Komponen Elemen-elemen yang lebih kecil yang disebut sub sistem, misalkan sistem komputer terdiri dari sub sistem perangkat keras, perangkat lunak dan manusia.
Elemen-elemen
yang
lebih
besar
yang
disebut
supra
15
sistem.Misalkan bila perangkat keras adalah sistem yang memiliki sub sistem CPU, perangkat I/O dan memori, maka supra sistem perangkat keras adalah sistem komputer. 2. Boundary (Batasan Sistem) Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan.Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut. 3. Environment (lingkungan Luar Sistem) Lingkungan dari sistem adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem.Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan
dan
dapat
juga
bersifat
merugikan
sistem
tersebut.lingkungan luar yang mengutungkan merupakan energi dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedang lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem. 4. Interface (Penghubung Sistem) Penghubung merupakan media perantara antar sub sistem. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnya. Output dari satu sub sistem akan menjadi input untuk subsistem yang lainnya dengan melalui penghubung. Dengan penghubung satu subsistem dapat berinteraksi dengan sub sistem yang lainnya membentuk satu kesatuan. 5. Input (Masukan) Masukan adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa maintenance input dan sinyal input. Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Sinyal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. 6. Output (Keluaran)
16
Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supra sistem. 7. Proses (Pengolahan Sistem) Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. Pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi. 8. Objective and Goal (Sasaran dan Tujuan Sistem) Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya. 2.4
Informasi
Istilah sistem secara umum dapat didefinisikan sebagai kumpulan hal atau elemen yang saling bekerja sama atau yang dihubungkan dengan cara-cara tertentu sehingga membentuk satu kesatuan untuk melaksanakan suatu fungsi guna mencapai suatu tujuan. Sistem mempunyai karakteristik atau sifat – sifat tertentu, yaitu : Komponen Sistem, Batasan Sistem, Lingkungan Luar Sistem, Penghubung Sistem, Masukan Sistem, Keluaran Sistem, Pengolahan Sistem dan Sasaran Sistem 2.4.1
Jenis Informasi
1. Informasi berdasarkan fungsi adalah informasi berdasarkan materi dan kegunaan informasi. Informasi jenis ini antara lain adalah informasi yang menambah pengetahuan dan informasi yang mengajari pembaca (Informasi edukatif). informasi yang menambah pengetahuan, misalnya, peristiwa-peristiwa
bencana
alam,
pembangunan
daerah,
kegiatan
17
selebritis, dan sebagainya. Informasi edukatif contohnya tulisan teknik belajar yang jitu, tips berbicara di depan umum, cara jitu menjadi programmer komputer, dan sebagainya. 2. Informasi berdasarkan format penyajian adalah informasi berdasarkan bentuk penyajian informasi. Informasi jenis ini, antara lain berupa foto, karikatur, lukisan abstrak, dan tulisan teks. 3. Informasi berdasarkan lokasi peristiwa adalah informasi berdasarkan lokasi peristiwa berlangsung, yaitu informasi dari dalam negeri dan informasi dari luar negeri. 4. Informasi berdasarkan bidang kehidupan adalah informasi berdasarkan bidang-bidang kehidupan yang ada, misalnya pendidikan, olahraga, musik, sastra, budaya, dan iptek. 2.4.2
Kualitas Informasi
Informasi bernilai sempurna apabila pengambilan keputusan dapat mengambil keputusan secara optimal dalam setiap hal, dan bukan keputusan yang “rata-rata” akan menjadi optimal dan untuk menghindari kejadian-kejadian yang akan mendatangkan kerugian. Namun demikian informasi yang sempurna mungkin memang tidak ada. Kualitas suatu informasi tergantung dari 3 (tiga) hal, yaitu: 1. Akurat (accurate) Informasi
harus
bebas
dari
kesalahan
dan
tidak
biasa
atau
menyesatkan.Akurat juga dapat diartikan bahwa informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.Informasi harus akurat karena dari sumber sampai ke penerima mungkin banyak mengalami gangguan yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut. 2. Tepat waktu (timelines) Informasi yang sampai ke penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan memepunyai nilai lagi, karena informasi berperan dalam pengambilan keputusan.
18
3. Relevan (relevance) Informasi mempunyai manfaat untuk pemakainya. 2.5
Sistem Informasi
Sistem informasi merupakan suatu perkumpulan data yang terorganisasi beserta tatacara penggunaanya yang mencangkup lebih jauh dari pada sekedar penyajian. Istilah tersebut menyiratkan suatu maksud yang ingin dicapai dengan jalan memilih dan mengatur data serta menyusun tatacara penggunaanya.Keberhasilan suatu sistem informasi yang diukur berdasarkan maksud pembuatanya tergantung pada tiga faktor utama, yaitu : keserasian dan mutu data, pengorganisasian data, dan tatacara penggunaanya.untuk memenuhi permintaan penggunaan tertentu, maka struktur dan cara kerja sistem informasi berbeda-beda bergantung pada macam keperluan atau macam permintaan yang harus dipenuhi. Suatu persamaan yang menonjol ialah suatu sistem informasi menggabungkan berbagai ragam data yang dikumpulkan dari berbagai sumber.Untuk dapat menggabungkan data yang berasal dari berbagai sumber suatu sistem alih rupa (transformation) data sehingga jadi tergabungkan (compatible).Berapa pun ukurannya dan apapun ruang lingkupnya suatu sistem informasi perlu memiliki ketergabungan (compatibility) data yang disimpannya. 2.5.1
Komponen Sistem Informasi
Dalam suatu sistem informasi terdapat komponen-komponen seperti: 1. Perangkat keras (hardware): mencakup peranti-peranti fisik seperti komputer dan printer. 2. Perangkat lunak (software) atau program: sekumpulan instruksi yang memungkinkan perangkat keras untuk dapat memproses data. 3. Prosedur:
sekumpulan
aturan
yang
dipakai
untuk
mewujudkan
pemrosesan data dan pembangkitan keluaran yang dikehedaki. 4. Orang: semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem informasi, pemrosesan, dan penggunaan keluaran sistem informasi.
19
5. Basis data (database): sekumpulan tabel, hubungan, dan lain-lain yang berkaitan dengan penyimpanan data. 6. Jaringan komputer dan komunikasi data: sistem penghubung yang memungkinkan sesumber (resources) dipakai secara bersama atau diakses oleh sejumlah pemakai. Pada prakteknya, tidak semua sistem informasi mencakup keseluruh-an komponen-komponen tersebut.Sebagai contoh, sistem informasi pribadi yang hanya melibatkan sebuah pemakai dan sebuah komputer tidak melibatkan fasilitas jaringan dan komunikasi.Namun, sistem informasi grup kerja (workgroup information system) yang melibatkan sejumlah orang dan sejumlah komputer, memerlukan sarana jaringan dan komunikasi. 2.6
Sistem Informasi Kepegawaian
Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) dibangun sebagai alat untuk melakukan administrasi data kepegawaian secara terkomputerisasi agar pengelolaan data kepegawaian bisa terarah dan efisien.Selain itu penyimpanan data dalam bentuk elektronik dapat memudahkan dalam pengelolaan maupun penyediaan data yang lebih cepat. Tujuan dari implementasi Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian adalah untuk mendukung efisiensi dan integritas pengelolaan data-data kepegawaian secara terintegrasi.Dengan rancangan berbasiskan jaringan lokal (LAN) maupun internet, Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian bisa diakses dimana saja dan kapan saja oleh pengguna sesuai dengan hak akses yang telah ditentukan. 2.7
Analisis Sistem
Analisis sistem dapat diartikan sebagai suatu proses untuk memahami sistem yang ada, dengan menganalisis jabatan, urauan tugas, ketentuan atau aturan. Masalah dan mencari solusi. Adapun kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan diatas adalah sebagai berikut : 1. Kegiatan mengumpulkan data awal
20
Untuk dapat menganalisis dan mendesain suatu sistem, maka sistem analis harus mempelajari dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem yang sedang berjalan. 2. Kegiatan menyusun dan mengklasifikasikan data awal Setelah fakta tentang dokumen dokumen-dokumen yang dibutuhkan dalam sistem dan data-data tentang organisasi dikumpulkan, maka kegiatan berikutnya adalah mengklasifikasi data awal. 3. Kegiatan menginterpretasikan serta mengevaluasi data awal Dalam rangka mengevaluasi data awal, bahwa ada kemungkinan tidak perlu seluruh dokumen dikumpulkan dan dianalisis, dokumen yang dianalisis tergantung dari ruang lingkup analisis yang akan dilakukan. 2.8
Alat Evaluasi
Proses evaluasi dapat dilakukan dengan 2 pendekatan, yaitu pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kualitatif memanfaatkan metode statistika, sedangkan pendekatan kuantitatif biasanya memanfaatkan model matematika. Penggunaan alat evaluasi, termasuk instrumen evaluasi, sangat tergantung pada apa yang akan dievaluasi. 2.9
Pengukuran Kinerja
Terdapat beberapa pendapat dalam faktor ukuran suatu kinerja sistem, salah satunya adalah ukuran kinerja sistem. Ukuran kinerja sistem berdasarkan : 1. Relevansi (Relevancy) : Output sistem informasi harus dapat digunakan untuk operasional, taktik atau strategi manajemen.Jika tidak maka informasi menjadi tidak berguna dan informasi penting menjadi tidak jelas. 2. Keakuratan (Accuracy) : Keakuratan sistem informasi terdiri atas aspek-aspek : a. Kelengkapan (completeness), Data tidak hanya harus diinput dengan benar, tapi juga harus diinput secara lengkap. Keakuratan sistem informasi dapat mencapai 95% tetapi apabila hanya mampu
21
memenuhi kebutuhan informasi sebesar 80%, ini berarti sistem dapat disebut tidak efektif. b. Kebenaran
(correctness),
Kebenaran
akan
data/informasi
merupakan cara lain untuk menilai akurasi sistem. Semua data harus diinput dengan benar sehingga diharapkan juga akan menghasilkan output yang benar sesuai kebutuhan user. c. Keamanan (security), Informasi sering dipindahkan/dikirimkan ke orang lain yang membutuhkan (pengguna). Atas transaksi pengiriman data ini, diperlukan otorisasi dari seksi keamanan data (security audits). Sehingga informasi yang mengalir ke luar sistem dapat terjamin keamanan isinya, terlebih kalau informasi tersebut sangat penting dan bersifat rahasia. d. Ketepatan Waktu (Timeliness) Sistem informasi harus dapat melakukan proses secara cepat dan tepat waktu.
Proses input data dapat dilakukan dengan tepat
waktu tanpa ada data yang menumpukan untuk diinput. Proses pembuatan laporan dapat dilayani dengan tepat waktu sehingga dapat mendukung pengambilan keputusan. e. Ekonomi (Economy) Sistem informasi menggunakan sumber daya dan biaya operasional yang minimum. f. Efisiensi (Efficiency) Nilai
tambah/nilai
manfaat
(produktivitas)
penggunaan
sisteminformasi dibandingkan dengan penggunaan sumber daya manusia dan modal investasi (per satuan unit ekonomi). g. Reliabilitas (Reliability) Reliabilitas menunjukkan keajegan/kestabilan dari penggunaan sistem informasi. Reliabilitas ini dapat diukur dari berbagai indikator misalnya kinerja sumber daya manusia, waktu yang dibutuhkan
untuk
membetulkan
kesalahan
program,
biaya
22
operasional, tumpukan pekerjaan entri data, kesalahan pelaporan dan sebagainya. h. Kemudahaan Penggunaan (Usability) Sistem informasi didesain dengan memberikan kemudahan bagi user. Sehingga user tidak sering komplain, waktu pelatihan bagi user tidak terlalu lama, rata-rata kesalahan sistem rendah dan sebagainya. Sedangkan teori ukuran kinerja menurut TRADE (1995) adalah: 1. Efektivitas (Effectiveness), indikator yang menunjukkan kesesuaian antara output sistem dengan kebutuhan. 2. Efisiensi (Efficiency), indikator yang menunjukkan penggunaan sumber daya yang minimum. 3. Kualitas (Quality), indikator yang menunjukkan bahwa output sistem merupakan titik temu antara kebutuhan user dengan harapan user. 4. Ketepatan Waktu (Timeliness), indikator yang menunjukkan bahwa semua unit proses dapat diselesaikan dengan benar dan tepat waktu sesuai dengan kebutuhan user. 5. Produktivitas (Productivity), nilai tambah dari setiap proses dibandingkan dengan penggunaan modal dan tenaga kerja. 6. Keamanan (Safety), indikator yang menunjukkan kesehatan sistem dan lingkungan sistem yang aman dari berbagai aspek. Dan yang terakhit faktor dan kriteria pengukuran kinerja sistem pada perangkat lunak adalah sebagai berikut : 1. Correctness: Completeness, Consistency, traceability 2. Reability : Accuracy, error, Tolerance, Consistency 3. Efficiency : Execution, Efficiency, Storage Efficiency 4. Usability : Communicativeness, operability, Training 5. Integrity : Access Control, Access Audit 6. Flexibility : Expandability, Generality, Modularity, Selfdocumentation
23
Tahap
Penanggungjawab
Aktivitas
Start Start
1
Ø
Identifikasi Identifikasi Proses Proses
2
Ø
Identifikasi Identifikasi Aktivitas Aktivitas Kritis Kritis
3
Ø
Menetapkan Menetapkan Sasaran Sasaran atau atau Standar Standar Kinerja Kinerja
4
Ø
Menetapkan Menetapkan Ukuran Ukuran Kinerja Kinerja
5
Ø
Identifikasi Identifikasi Penanggungjawab Penanggungjawab
6
Ø
Koleksi Koleksi Data Data
7
Ø
Analisis/Pelaporan Analisis/Pelaporan Kinerja Kinerja Aktual Aktual
8
Ø
Perbandingan Perbandingan Kinerja Kinerja Aktual Aktual Dengan Dengan Sasaran Sasaran
9
Ø
Usulan Usulan Perbaikan Perbaikan
Database Database
No
Yes
10
11
Ø
Ø
Buat Buat Perbaikan Perbaikan Untnk Untnk Mencapai Mencapai Sasaran Sasaran
No
Sasaran Sasaran Baru Baru Yes
Gambar 2.1pengukuran kinerja TRADE 1995 [ 1 ]
1. Tahap 1 : Identifikasi Proses Tujuannya untuk memahami proses-proses dalam sistem yang akan diukur. Sebagian besar upaya kita akan sia-sia jika tidak memulai dengan suatu proses yang terdefinisi dengan baik. Sehingga dalam melakukan suatu kontrol terhadap suatu proses maka kita perlu benar-benar memahami proses tersebut. Flow diagram / flow chart merupakan salah satu alat bantu (tools) yang dapat digunakan untuk memahami alur suatu proses dalam sistem. Suatu proses mungkin perlu diperinci dalam level-
24
level sub-proses. Kemudian dari beberapa proses yang ada, perlu dipilih atau ditentukan proses mana saja yang akan diukur. 2. Tahap 2 : Identifikasi Aktivitas Kritis Aktivitas kritis merupakan suatu aktivitas/kegiatan yang memberikan dampak signifikan terhadap efisiensi, efektivitas, kualitas, ketepatan waktu, produktivitas atau keamanan suatu sistem. Pada level manajemen, aktivitas kritis akan menentukan prioritas manajemen, sasaran internal dan eksternal organisasi. Memilih aktivitas kritis untuk diukur merupakan hal sangat penting dalam upaya melakukan kontrol. 3. Tahap 3 : Menetapkan Sasaran atau Standard Kinerja Sasaran dan standar suatu kinerja merupakan hal yang sangat penting.Sasaran selain dapat memberikan petunjuk bagi level manajemen, juga dapat menghimpun berbagai respon pada kebutuhan pengguna.Untuk setiap aktivitas kritis yang terpilih untuk diukur, sangat penting untuk menetapkan sasaran atau standar kinerjanya. Sasaran kinerja ditetapkan pada output dari semua proses atau pada aktivitas kritis yang menghasilkan output. Dalam suatu kenyataan, jika suatu sasaran/standar kinerja baru pertama kali ditetapkan dan tidak ada sasaran/standar sebelumnya maka kegiatan awal dalam obeservasi ini adalah menetapkan sasaran atau standar tersebut.Hal ini sangat mendasar karena pengukuran kinerja pada dasarnya tidak sekedar untuk mengetahui kinerja namun juga membandingkan kinerja sekarang dengan kinerja sebelumnya. 4. Tahap 4 : Menetapkan Ukuran Kinerja Tahap ini melibatkan beberapa aktivitas yang dibutuhkan dalam pengukuran kinerja sistem.Setiap pengukuran kinerja memuat unit pengukuran yang terdefinisi, dokumentasi data, dan frekuensi dimana pengukuran dilakukan. 5. Tahap 5 : Identifikasi Penanggung Jawab Unit Pada tahapan ini, tim penilai kinerja menentukan siapa yang bertanggung jawab pada masing-masing aktivitas. Pihak / orang yang ditunjuk menjadi penanggung jawab, minimal harus mengetahui apa tujuan yang akan
25
dicapai pada aktivitas yang dibidanginya, mengetahui kinerja aktual dan mempunyai otoritas untuk melakukan perubahan-perubahan seperlunya apabila kinerja aktual tidak sesuai dengan sasaran dan standar. 6. Tahap 6 : Koleksi Data Data merupakan himpunan/kumpulan fakta yang direpresentasikan secara kuantitaif atau bentuk deskripsi. 7. Tahap 7 : Analisis/ Pelaporan Kinerja Aktual Sebelum pengambilan kesimpulan dilakukan, kita peril melakukan verifikasi berdasarkan data yang sudah dikumpulkan. 8. Tahap 8 : Perbandingan Kinerja Aktual dengan Sasaran Untuk mengetahui apakah kinerja aktual berdasarkan data/ informasi yang diperoleh sesuai dengan sasaran/standar yang ditetapkam atau terdapat penyimpangan. 9. Tahap 9 : Usulan Perbaikan Tahap ini merupakan tahap pengambilan keputusan.Dimana peneliti harus memberikan usulan perbaikan pada sistem di perusahaan tersebut. 2.9.1
Manfaat Pengukuran Kinerja
Berikut adalah alasan mengapa organisasi mengadopsi pengukuran kinerja: 1. Untuk Mengevaluasi Yakni untuk mengevaluasi seberapa baik suatu organisasi berkinerja. Proses evaluasi ini terdiri dari dua variabel: data kinerja organisasi dan patokan yang menciptakan suatu kerangka untuk menganalisis data kinerja tersebut. 2. Untuk Mengendalikan Manajer memiliki kebutuhan untuk memastikan bahwa bawahan mereka telah melakukan pekerjaan mereka secara benar. Organisasi pun menciptakan sistem pengukuran yang menentuan tindakan tertentu apa yang harus dilakukan oleh karyawan. Setelah itu, mereka pun mengevaluasi apakah sang karyawan betul-betul telah melakukan apa yang
26
telah ditugaskan kepada mereka dan membandingkannya dengan standar kinerja. 3. Untuk Menganggarkan Anggaran adalah perangkat mentah untuk meningkatkan kinerja.Kinerja yang buruk tidak selalu berubah menjadi baik ketika dilakukan pemotongan anggaran sebagai tindakan disiplin.Terkadang penaikan anggaran lah yang menjadi jawaban untuk peningkatan kinerja. 4. Untuk Memotivasi Para karyawan perlu diberikan target yang signifikan untuk mereka raih dan lalu menggunakan ukuran kinerja termasuk target antara untuk memfokuskan ernergi para karyawan dan memberikan perasaan telah mencapai sesuatu. Target kinerja juga bisa mendorong munculnya kreativitas dalam mengembangkan cara-cara yang lebih baik untuk mencapai suatu tujuan. 5. Untuk Merayakan Organisasi perlu memperingati prestasi-prestasi yang mereka raih, karena ritual semacam peringatan ini bisa mengikat orang-orang yang ada di dalam tim, memberikan mereka perasaan terikat. Perayaan merupakan aktivitas yang mengeksplisitkan pengakuan atas prestasi dan pencapaian. 6. Untuk Bisa Belajar Pembelajaran merupakan suatu hal yang dibutuhkan oleh organisasi untuk bisa terus berkembang.Pembelajaran ini bisa didapat dengan mengevaluasi kinerja sendiri, semisal dengan mengidentifikasi apa-apa saja yang berhasil dan yang tidak. Dengan mengevaluasi hal ini, organisasi akan bisa pelajari alasan di balik kinerja baik dan buruk. 7. Untuk Mengembangkan Organisasi harus belajar tentang apa-apa yang harus dilakukan secara berbeda
untuk
memperbaiki
kinerja.
Oleh
karenanya
organisasi
membutuhkan umpan balik untuk menilai kesesuaian rencana dan arahan serta target sehingga bisa didapatkan pengertian mana-mana saja perihal yang perlu diperbaiki dan dikembangkan.
27
2.9.2
Prinsip Pengukuran Kinerja
1. Seluruh aktivitas kerja yang signifikan harus diukur. 2. Pekerjaan yang tidak diukur atau dinilai tidak dapat dikelola karena darinya tidak ada informasi yang bersifat obyektif untuk menentukan nilainya 3. Kerja yang tak diukur selayaknya diminimalisir atau bahkan ditiadakan 4. Keluaran kinerja yang diharapkan harus ditetapkan untuk seluruh kerja yang diukur 5. Hasil keluaran menyediakan dasar untuk menetapkan akuntabilitas hasil alih-alih sekedar mengetahui tingkat usaha 6. Mendefinisikan kinerja dalam artian hasil kerja semacam apa yang diinginkan adalah cara manajer dan pengawas untuk membuat penugasan kerja dari mereka menjadi operasional 7. Pelaporan kinerja dan analisis variansi harus dilakukan secara kerap 8. Pelaporan yang kerap memungkinkan adanya tindakan korektif yang segera dan tepat waktu 9. Tindakan korektif yang tepat waktu begitu dibutuhkan untuk manajemen kendali yang efektif 2.10 SPSS SPSS adalah software statistik yang dibuat oleh Norman H Nie, Hadlai Hull dan Dale H Bent dari Stanford Uiversity pada tahun 1968.SPSS yang merupakan kepanjangan dari Statistical Package for Social Science, pada mulanya memang digunakan untuk menganalisis data-data sosial kemasyarakatan.SPSS banyak digunakan oleh peneliti pasar, peneliti kesehatan, survey, penelitian pendidikan, pemasaran. Seiring dengan berkembangnya waktu, SPSS tidak hanya digunakan pada ilmu sosial saja. Berbagai disiplin ilmu seperti ilmu sains pun banyak menggunakan SPSS sebagai software pengolah data. Karena itulah, kepanjangan SPSS pun berubah menjadi Statistical Product and Service Solution.
28
Kelebihan yang dimiliki oleh software SPSS antara lain: 1. Mampu mengakses data dari berbagai macam format yang tersedia, seperti pada dBase, Lotus, Text file, dll. Sehingga data yang sudah ada dari berbagai format data dapat langsung digunakan untuk dianalisis. 2. SPSS memberikan tampilan data yang lebih informatif 3. Memberikan informasi lebih akurat dengan memberikan kode alasan jika terjadi missing data 4. Mudah digunakan, pengguna tidak perlu belajar bahasa pemrograman Sedangkan kekurangan dari software SPSS antara lain: Meskipun tergolong program yang mudah digunakan, namun untuk dapat menjalankan program ini, pengguna minimal harus mengatahui dasar ilmu statistik terlebih dahulu Berkembangnya versi terbaru dengan cepat dan tampilan secara fisik yang terkadang berbeda dengan versi yang lama membutuhkan adaptasi dengan pengguna untuk dapat menjalankan program ini. Secara garis besar, cara kerja SPSS terbagi atas 3 tahapan yaitu: 1. Input data Langkah awal saat mengoperasikan SPSS adalah dengan memasukkan data. Masukkan data dalam Data View, untuk pengaturan dan memberi nama variabel pada Variable View. 2. Proses Sebelum dilakukan proses analisis data, pastikan bahwa Anda sudah memilih terlebih dahulu jenis analisis yang digunakan untuk mengolah data. Berbagai jenis analisis terdapat pada menu Analyze. 3. Output / hasil analisis Setelah proses analisis data dilakukan, kemudian akan muncul hasil analisis pada jendela output. Hasil analisis dapat berupa angka yang tersusun dalam tabel maupun grafik sesuai jenis analisis yang digunakan.
29
2.11 Smart System Menurut Jurnal Ranti Putri P dengan judul Penerapan Smart System Sebagai Metode Pengukuran Kinerja menjelaskan : Model SMART (Strategic Management Analysis and Reporting Technique) System merupakan sistem yang dibuat oleh Wang Laboratory , Inc. Lowell, yang mampumengintegrasikan aspek finansial dan non-finansial yang dibutuhkan manajer (terutama manajer operasi). Model ini dibuat untuk merespon keberhasilan perusahaan menerapkan Just in Time, sehingga fokusnya lebih mengarah ke operasional setiap departemen danfungsi di perusahaan. Tanpa adanya strategi yang jelaspun, kerangka kerja ini dapat digunakan, akan tetapi akan lebih baik didasarkan atas visi dan strategi perusahaan.Strategi objektif perusahaan diperoleh dari penjabaran visi dan fungsi bisnis unityang utama yaitu finansial (financial) dan pasar (market).Keberhasilan kinerja finansial dan pasar perlu
didukung
kemampuan
perusahaan
untuk
dapat
memuaskan
konsumennya(customer satisfaction), fleksibilitas produknya (flexibility), dan kemampuanmemproduksi yang efektif dan efisien (productivity). Level terakhir yang perludilakukan oleh masing-masing departemen dan stasiun kerja adalah bagaimana agarproduk yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik (quality), kecepatan proses produksidan pengiriman produk (delivery), waktu proses yang semakin pendek (process time),dan biaya yang murah (cost). Keempat perspektif ini diyakini akan dapat menunjangkemampuan perusahaan untuk memuaskan konsumen, memiliki produk yang fleksibel,dan kemampau produksi dan karyawan yang produktif. 2.11.1 Pengukuran Kinerja Dengan Smart System Langkah-langkah pengukuran kinerja dengan smart system meliputi : 1. Identifikasi Strategi Objektif dan Key Performance Indicator (KPI) Dengan menggunakan kerangka kerja smart system, strategi objektif perusahaan dilihat dari level bisnis perusahaan dan perspektif masingmasing level bisnisnya. Melalui data perusahaan dan wawancara dengan para manajer perusahaan,strategi objektif perusahaan dapat ditentukan.
30
2. Penstrukturan Key Performance Indicator (KPI) Pihak manajemen telah menyimpulkan bahwa hasil KPI dianggap valid kemudiandilakukan penstrukturan sesuai dengan jenis perspektif yang terdapat pada kerangka kerja smart system. 3. Pembobotan Key Performance Indicator Pembobotan KPI dengan Proses Hierarkhi Analitik didasarkan pada strukturisasihierarkhi sistem pengukuran kinerja.Pembobotan diperlukan agar preferensi dari pihakmanajemen terhadap tingkat kepentingan kriteria (Perspektif, Strategi, dan KPI) dapat diketahui.Desain kuesioner bersifat tertutup dan diberikan kepada pihak manajemen yang mengerti terhadap kriteria-kriteria yang hendak ditanyakan.Hasil data dari kuesioner kemudian diolah. Bobot yang didapatkan harus konsisten dengan syarat inconcistency ratio harus kurang dari atau sama dengan 0,1.Bila tidak konsisten,maka dilakukan konfirmasi kembali kepada pihak manajemen hingga tercapai tingkatkonsistensi yang disyaratkan. Adapun proses hierarkhi analitik untuk melacak ketidakkonsistenan dalampertimbangan preferensi angka kepentingan kriteria/perspektif serta KPI. Pada dasarnyaproses hierarkhi analitik merupakan penyederhanaan suatu masalah yang kompleks yang tidak terstruktur, strategik, dan dinamik kedalam bagian komponennya, serta menata bagian atau variabel dalam suatu susunan hierarkhi, Iskandar (2009). Kemudian tingkat kepentingan setiap variabel diberi nilai numerik secara subjektif tentang arti pentingvariabel tersebut secara relatif dibandingkan dengan variabel lain. Dari beberapa pertimbangan tersebut kemudian dilakukan sinujia untuk menetapkan variabel yang memiliki prioritas tertinggi dan berperan untuk mempengaruhi hasil pada sistem kinerja, Iskandar (2009). Prinsip kerja proses hierarkhi analitik dimulai dengan mengidentifikasi sistem,lalu diikuti dengan penyusunan hierarkhi, dan penyusunan matriks pendapat.
Tahapidentifikasi
sistem
diperlukan
untuk
permasalahan, menetapkan tujuan, dankriteria alternatif. 4. Penilaian Kinerja
memahami
31
Proses
pengukuran kinerja dilakukan untuk
mengetahui apakah
selamapelaksanaan kinerja terdapat deviasi dari rencana yang telah ditentukan, atau apakahkinerja dapat dilakukan sesuai target yang ditetapkan atau diharapkan pada tahunpengukuran (2007 dan 2008). Data yang di perlukan dalam pengukuran berupa datasekunder dari pihak manajemen
yang
berkompeten.Data
yang
di
peroleh
tersebut
dikonversikan dalam bentuk angka atau skor.Adapun sistem penyekoran yang digunakan dalam penelitian ini adalah OMAX (Objective Matrix) untuk setiap KPI. Skor OMAX terletak pada rentang 1 s.d. 10 dimana Nilai 1 menunjukkan bahwa kinerja KPI sangat jauh dibawah target atau dapat dikatakan kinerja terjelek, nilai 7 menunjukkan kinerja KPI sama dengan yang telah ditargetkan, dan nilai 10 menunjukkan KPI telah mencapai target dan jauh melampaui target. Nilai 2,3,4,5, dan 6 merupakan nilai interpolasi dalam rentang 1 s.d. 7, dan nilai 8 dan 9 adalah nilai interpolasi antara nilai 7 dan 10.Pada saat pengukuran digunakan konsep Traffic Light System dengan menggunakan tiga warna, yaitu warna hijau dengan ambang batas 7,1 s.d. 10 artinya kinerja KPI telah mencapai target bahkan melampaui target, warna kuning dengan ambang batas 3,1 s.d. 7,0 artinya kinerja KPI belum mencapai target tetapi telah mendekati target yang hendak dicapai, dan warna merah dengan ambang batas lebih kecil atau sama dengan 3,0 artinya kinerja KPI benar-benar dibawah target dan KPI ini perlu dapat perhatian khusus pada saat periode berikutnya.
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1
Objek Penelitian
Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis mengambil obyek penelitian pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Moedal Semarang yang berlokasi di Jalan Kelud Raya No 60 Semarang 50237 Jawa Tengah. 3.2
Jenis Data dan Sumber Data
Sumber penelitian membutuhkan data-data yang lengkap dan terjamin kebenarannya, sehingga dapat dengan mudah diambil kesimpulan. 3.2.1
Jenis Data
Adapun Jenis data yang diambil oleh penulis : 1. Data Kualitatif Merupakan jenis data yang dapat dikategorisasikan tetapi tidak dapat dihitung.Jenis data ini tidak dapat dituliskan dalam bentuk angka-angka. Adapun data kualitatif yang akan digunakan adalah mengenai struktur organisasi, job description, data mengenai pegawai, visi dan misi perusahaan. 2. Data Kuantitatif Merupakan data yang menunjukan jumlah atau banyaknya sesuatu.Jenis data ini mengacu dengan hasil atau data yang berupa angka-angka.Data kuantitatif yang digunakan penulis berupa berapa jumlah pegawai di PDAM Tirta Moedal dan juga berupa perhitungan kinerja sistem. [5] 3.2.2
Sumber Data
1. Data Primer (primary data): data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan/suatu organisasi secara langsung dari objek yang
32
33
diteliti dan untuk kepentingan studi yang bersangkutan yang dapat berupa interview, observasi. 2. Data Sekunder (secondary data): data sekunder adalah data yang diperoleh/ dikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi lain. Biasanya sumber tidak langsung berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi. 3.3
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian di perusahaan ini dilakukan dengan empat cara, yaitu: 1. Observasi Observasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati langsung dengan cara melihat dan mengambil suatu data yang dibutuhkan ditempat penelitian itu dilakukan.
Pengumpulan data
dilakukan di PDAM Tirta Moedal secara langsung, seperti melihat bagaimana sistem informasi kepegawaian (SIMPEG) pada proses pendataan kepegawaian mulai dari jabatan, golongan, cuti, mutase, karyawan tetap dan tidak tetap 2. Wawancara Wawancara adalah metode yang dilakukan dengan berhubungan langsung dengan sumber data dan terjadi proses komunikasi untuk mendapatkan datanya. Wawancara dilakukan dengan pegawai PDAM Tirta Moedal yang berhubungan langsung dengan data yang diperlukan terkait penelitian, yaitu bagian sistem kepegawaian. 3. Dokumentasi Penulis mengumpulkan data-data berupa formulir dan lampiran yang berhubungan dengan proses pendataan pegawai. Data-data tersebut digunakan
untuk
menganalisa
kepegawaian.Contoh : data pegawai . 4. Kuisioner
dan
mengevaluasi
sistem
34
Proses pengumpulan data sistem kepegawaian dengan menyebarkan sebanyak lebih dari 30 kuisioner kepada seluruh pegawai PDAM yang bersangkutan. 3.4
Metode Analisis 1. Uji Validitas Validitas adalah tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur yang digunakan. Intrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur dengan demikian, instrumen yang valid merupakan instrumen yang benar-benar tepat untuk mengukur apa yang hendak di ukur. 2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen yang dalam hal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama akan menghasilkan data yang konsisten. Dengan kata lain, reliabilitas instrumen mencirikan tingkat konsistensiKriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel dengan menggunakan teknik ini, bila koefisien reliabilitas (r11) > 0,6.
3.5
Tahap Pengukuran Kinerja
Adapun pengukuran kinerja menurut (TRADE 1995) :
35
Tahap
Penanggungjawab
Aktivitas
Start Start
1
Ø
Identifikasi Identifikasi Proses Proses
2
Ø
Identifikasi Identifikasi Aktivitas Aktivitas Kritis Kritis
3
Ø
Menetapkan Menetapkan Sasaran Sasaran atau atau Standar Standar Kinerja Kinerja
4
Ø
Menetapkan Menetapkan Ukuran Ukuran Kinerja Kinerja
5
Ø
Identifikasi Identifikasi Penanggungjawab Penanggungjawab
6
Ø
Koleksi Koleksi Data Data
7
Ø
Analisis/Pelaporan Analisis/Pelaporan Kinerja Kinerja Aktual Aktual
8
Ø
Perbandingan Perbandingan Kinerja Kinerja Aktual Aktual Dengan Dengan Sasaran Sasaran
9
Ø
Usulan Usulan Perbaikan Perbaikan
Database Database
No
Yes
Ø
10
Ø
11
Buat Buat Perbaikan Perbaikan Untnk Untnk Mencapai Mencapai Sasaran Sasaran
No
Sasaran Sasaran Baru Baru Yes
Gambar 3.1tahap pengukuran kinerja sistem TRADE (1995) [ 1 ]
1. Identifikasi proses Pada tahap proses, berdasarkan dari hasil analisis uji kevaliditas yaitu proses pendataan pegawai yang dilakukan bagian kepegawaian secara komputerisasi. 2. Identifikasi aktivitas kritis Pada tahap ini, seluruh proses diidentifikasi secara menyeluruh sehingga didapatkan proses yang merupakan aktivitas kritis. Seperti pada input data kepegawian, input absensi 3. Menetapkan sasaran atau standar kerja
36
Sasaran atau standar kinerja sistem pada sistem informasi kepegawaian (SIMPEG) proses pendataan adalah 90% efektif dengan 10% toleransi kesalahan pada user bagian kepegawaian 4. Menetapkan ukuran kinerja Ukuran kinerja yang digunakan berfokus pada Metode Pengukuran Kinerja yang digunakan. Faktor dan kriteria dalam kualitas perangkat lunak adalah sebagai berikut: a. Correctness : Rata-rata jumlah kesalahan entri data yang
dilakukan
perhari b. Completeness: Rata-rata jumlah data kurang lengkap atau jumlah seluruh data yang di entri c. Usability : Tingkat kemudahan dan kenyamanan user menggunakan program komputer. d. Efficiency: Ketepatan waktu dalam menyelesaikan seluruh data yang di entri. 5. Identifikasi penanggung jawab Pada tahap ini kesekretariatan bagian administrasi atau user pengguna sistem informasi (SIMPEG) pada PDAM Tirta Moedal merupakan pihak yang bertanggung jawab akan semua aktifitas pendataan pegawai 6. Koleksi data Pengumpulan data dilakukan dengan cara survey
selama 30 hari di
PDAM Tirta Moedal. Hasil dari survey itu dibuat catatan harian, dilihat dari jumlah data frekuensi kesalahan yang terjadi setiap harinya. 7. Analisis/pelaporan kinerja aktual Pada tahap ini merupakan hasil dari identifikasi aktivitas kritis dengan analisis perhitungan sebagai berikut: a. Correctness : Rata-rata jumlah kesalahan update data yang dilakukan perharinya
37
Presentasi : Rata-rata kesalahan user x 100% Jumlah seluruh Aktifitas
........(1)
Kinerja Aktual : 100% - presentase Kesalahan b. Completeness : Rata-raja jumlah data kurang lengkap / jumlah seluruh data yang di entri Presentasi : Rata-rata kesalahan user x 100% Jumlah seluruh Aktifitas Kinerja Aktual : 100% - presentase Kesalahan
. . . . . . .. . ( 2 )
c. Useability : Tingkat kemudahan dan kenyamanan operator dalam menggunakan atau menjalankan sistem informasi registrasi / her-registrasi dengan cara wawancara atau kuisioner
Kinerja Aktual : 100% - presentase Useability ...... ..(3) d. Efficiency : Ketepatan waktu dalam menyelesaikan seluruh data yang di entri.
Kinerja Aktual : 100% - presentase Efficiency ..... ...(4) 8. Membandingkan kinerja aktual dengan sasaran / standar Pada tahapan ini merupakan kesimpulan dari seluruh proses Kinerja Aktual yang telah di analisis dibandingkan dengan Sasaran atau Standar yang telah ditetapkan pada pihak PDAM Tirta Moedal 90% dengan 10% toleransi kesalahan user. Apakah kenyataan yang ada telah bisa di terima sesuai dengan sasaran atau standar atau kurang bisa di terima.
38
9. Rencana Perbaikan Tahap ini merupakan tahap pengambilan keputusan. Kita dapat mengubah prosedur/proses demi perbaikan sistem atau mengubah sasaran/standar. 3.6
SPSS
Seiring dengan berkembangnya waktu, SPSS tidak hanya digunakan pada ilmu sosial saja. Berbagai disiplin ilmu seperti ilmu sains pun banyak menggunakan SPSS sebagai software pengolah data. Karena itulah, kepanjangan SPSS pun berubah menjadi Statistical Product and Service Solution.SPSS digunakan penulis untuk menghitung keakuratan hasil dari kuisioner di PDAM Tirta Moedal pada sistem kepegawaian disana. Kelebihan yang dimiliki oleh software SPSS antara lain: 1. Mampu mengakses data dari berbagai macam format yang tersedia, seperti pada dBase, Lotus, Text file, dll. Sehingga data yang sudah ada dari berbagai format data dapat langsung digunakan untuk dianalisis. 2. SPSS memberikan tampilan data yang lebih informatif 3. Memberikan informasi lebih akurat dengan memberikan kode alasan jika terjadi missing data 4. Mudah digunakan, pengguna tidak perlu belajar bahasa pemrograman Sedangkan kekurangan dari software SPSS antara lain: 1. Meskipun tergolong program yang mudah digunakan, namun untuk dapat menjalankan program ini, pengguna minimal harus mengatahui dasar ilmu statistik terlebih dahulu. 2. Berkembangnya versi terbaru dengan cepat dan tampilan secara fisik yang terkadang berbeda dengan versi yang lama membutuhkan adaptasi dengan pengguna untuk dapat menjalankan program ini. Secara garis besar, cara kerja SPSS terbagi atas 3 tahapan yaitu:
39
1. Input data Langkah awal saat mengoperasikan SPSS adalah dengan memasukkan data. Masukkan data dalam Data View, untuk pengaturan dan memberi nama variabel pada Variable View. 2. Proses Sebelum dilakukan proses analisis data, pastikan bahwa Anda sudah memilih terlebih dahulu jenis analisis yang digunakan untuk mengolah data. Berbagai jenis analisis terdapat pada menu Analyze. 3. Output / hasil analisis Setelah proses analisis data dilakukan, kemudian akan muncul hasil analisis pada jendela output. Hasil analisis dapat berupa angka yang tersusun dalam tabel maupun grafik sesuai jenis analisis yang digunakan. 3.7
Pengukuran Kinerja Dengan Smart System
Langkah-langkah pengukuran kinerja dengan SMART system meliputi : 1. Identifikasi Strategi Objektif dan Key Performance Indicator (KPI) Dengan
menggunakan
kerangka
kerja
SMART
system,
strategi
objektifperusahaan dilihat dari level bisnis perusahaan dan perspektif masing-masing levelbisnisnya. Melalui data perusahaan dan wawancara dengan para manajer perusahaan strategi objektif perusahaan dapat ditentukan. 2. Penstrukturan Key Performance Indicator (KPI) Pihak manajemen telah menyimpulkan bahwa hasil KPI dianggap valid kemudiandilakukan penstrukturan sesuai dengan jenis perspektif yang terdapat pada kerangka kerja SMART system. 3. Pembobotan Key Performance Indicator Pembobotan
KPI
dengan
Proses
Hierarkhi
Analitik
didasarkan
padahierarkhi sistem pengukuran kinerja. Pembobotan diperlukan agar preferensi dari pihakmanajemen terhadap tingkat kepentingan kriteria (Perspektif, Strategi, dan KPI) dapatdiketahui.Desain kuesioner bersifat tertutup dan diberikan kepada pihak manajemenyang mengerti terhadap
40
kriteria-kriteria yang hendak ditanyakan.Hasil data dari kuesioner kemudian diolah. Bobot yang didapatkan harus konsisten dengan syarat inconcistency ratio harus kurang dari atau sama dengan 0,1.Bila tidak konsisten,maka dilakukan konfirmasi kembali kepada pihak manajemen hingga tercapai tingkatkonsistensi yang disyaratkan.Adapun proses hierarkhi analitik untuk melacak ketidakkonsistenan dalampertimbangan preferensi angka kepentingan kriteria/perspektif serta KPI. Pada dasarnyaproses hierarkhi analitik merupakan penyederhanaan suatu masalah yang kompleks yang tidak terstruktur, strategik, dan dinamik kedalam bagian komponennya, serta menata bagian atau variabel dalam suatu susunan hierarkhi, Iskandar (2009). Kemudian tingkat kepentingan setiap variabel diberi nilai numerik secara subjektif tentang arti pentingvariabel tersebut secara relatif dibandingkan dengan variabel lain. Dari beberapa pertimbangan tersebut kemudian dilakukan sinujia untuk menetapkan variabel yang memiliki prioritas tertinggi dan berperan untuk mempengaruhi hasil pada sistem kinerja, Iskandar (2009). Prinsip kerja proses hierarkhi analitik dimulai dengan mengidentifikasi sistem,lalu diikuti dengan penyusunan hierarkhi, dan penyusunan matriks pendapat.
Tahapidentifikasi
sistem
diperlukan
untuk
memahami
permasalahan, menetapkan tujuan, dankriteria alternatif. 4. Penilaian Kinerja Proses pengukuran kinerja dilakukan untuk mengetahui apakah selama pelaksanaan kinerja terdapat deviasi dari rencana yang telah ditentukan, atau apakahkinerja dapat dilakukan sesuai target yang ditetapkan atau diharapkan pada tahunpengukuran (2007 dan 2008). Data yang di perlukan dalam pengukuran berupa datasekunder dari pihak manajemen yang berkompeten.Data yang di peroleh tersebutdikonversikan dalam bentuk angka atau skor.Adapun sistem penyekoran yang digunakan dalam penelitian ini adalah OMAX (Objective Matrix) untuk setiap KPI. Skor OMAX terletak pada rentang 1 s.d. 10 dimana Nilai 1 menunjukkan bahwa kinerja KPI sangat jauh dibawah target atau dapat dikatakan kinerja
41
terjelek, nilai 7 menunjukkan kinerja KPI sama dengan yang telah ditargetkan, dan nilai 10 menunjukkan KPI telah mencapai target dan jauh melampaui target. Nilai 2,3,4,5, dan 6 merupakan nilai interpolasi dalam rentang 1 s.d. 7, dan nilai 8 dan 9 adalah nilai interpolasi antara nilai 7 dan 10. Nilai kinerja KPI perusahaan dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini untuk masing-masing KPI sesuai dengan level dan perspektif. Pada saat pengukuran digunakan konsep Traffic Light System dengan menggunakan tiga warna, yaitu warna hijau dengan ambang batas 7,1 s.d. 10 artinya kinerja KPI telah mencapai target bahkan melampaui target, warna kuning dengan ambang batas 3,1 s.d. 7,0 artinya kinerja KPI belum mencapai target tetapi telah mendekati target yang hendak dicapai, dan warna merah dengan ambang batas lebih kecil atau sama dengan 3,0 artinya kinerja KPI benar-benar dibawah target dan KPI ini perlu dapat perhatian khusus pada saat periode berikutnya.
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Objek Penelitian Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Moedal Kota Semarang merupakan
perusahaan milik daerah (BUMD) yang bergerak di bidang pelayanan masyarakat yang menyediakan air bersih untuk masyarakat Kota Semarang. Secara geografis wilayah Kota Semarang terletak pada posisi astronomi di antara garis 6˚50’ – 7˚10’ Lintang Selatan dan garis 109˚35’ – 110˚50’ Bujur Timur sehingga Kota Semarang berada dilokasi perbukitan dan pesisir pantai. Menurut batas wilayah administratif kota semarang terbagi atas wilayah Barat berbatasan dangan Kabupaten Kendal, wilayah Timur berbatasan dengan Wilayah Kabupaten Demak, wilayah Utara berbatasan dengan Laut Jawa dan wilayah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Ungaran. Penduduk Kota Semarang menurut data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Semarang tahun 2014 jumlah penduduk kota Semarang 1.839.989. Peta Pelayanan PDAM Kota Semarang dalam cakupan pendistribusian air bersih wilayah Kota Semarang per Desember 2014 berjumlah 144.838 pelanggan yang terbagi dalam 5 cabang adalah sebagai berikut : Tabel 4.1Jumlah Pelanggan PDAM Tirta Moedal Semarang Cabang Selatan
24.663 pelanggan
Cabang Barat
31.160 pelanggan
Cabang Timur
40.247 pelanggan
Cabang Utara
29.177 pelanggan
Cabang Tengah
19.591 pelanggan
42
43
4.2
Visi dan Misi
Visi PDAM : menjadi perusahaan daerah penyedia air minum terbaik di Indonesia. Misi PDAM : 1. Mandiri dalam pengelolaan perusahaan 2. Memberikan pelayanan prima secara efektif dan efisien 3. Kapasitas, kuantitas, dan kualitas kesehatan 4. Mengembangkan kapasitas karyawan yang profesional dengan menerapkan teknologi tepat guna memberikan kontribusi pendapatan asli daerah yang berkesinambungan 5. Memberikan kontribusi pendapatan asli daerah yang berkesinambungan 4.3
Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah suatu kerangka yang menunjukkan tugas, kewajiban dan hubungan kerja antara bagian-bagian yang ada didalam organisasi atau perusahaan dari pimpinan sampai bawahan.Struktur organisasi berisi tentang hubungan antara bagian-bagian dari komponen dalam pelaksanaan fungsi manajemen secara efektif dan efisien.Berikut adalah struktur organisasi Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Moedal Semarang.
44
Gambar 4.1Struktur Organisasi PDAM Semarang
4.4
Analisis Sistem Analisis sistem adalah aktifitas menganalisis sebuah sistem yang berjalan
pada suatu perusahaan atau instansi pemerintah. Penulis akan menganalisis sistem informasi kepegawaian di PDAM Tirta Moedal Semarang pada proses penggajian pegawai PDAM. Pada sistem penggajian pegawai memang tidak sering melakukan input data, di PDAM penginputan dilakukan setiap hari tetapi masih taraf dibawah sepuluh yaitu hanya melakukan penginputan pada karyawan tidak tetap atau yang disebut karyawan honorer yang gajinya terkadang harian. Sistem penggajian PDAM dilalukan diakhir bulan.Sebelum tanggal penggajian, bagian penggajian mulai menghitung upah kerja karyawan, ijin cuti untuk berbagai alasan, menghitung jumlah pengeluaran setiap karyawan dan untuk potongan
45
asuransi perkaryawan.Setiap karyawan dari berbagai bidang jumlah gaji yang dibayarkan berbeda-beda sesuai upah, jatah pengeluaran, dan tunjangan untuk keluarga karyawan masing-masing.Bagian penggajian setelah menghitung semuanya bagian kepegawaian khususnya bagian penggajian membuat laporan bulanan penggajian karyawan sesuai dengan gaji pokok, tunjangan, ijin cuti, golongan, jabatan, pengeluaran karyawan dan juga pinjaman karyawan. Laporan akan ditandatangani kepala bagian kepegawaian dan diberikan bagian keuangan untuk dibuatkan surat gaji sesuai dengan laporan yang ada. Begitu juga dengan data-data yang akan diolah dengan sistem informasi kepegawaian khususnya bagian penggajian, untuk analisis yang melatarbelakangi penilaian kinerja sistem peneliti melakukan pengukuran kinerja sesuai dengan tahapan TRADE dengan aspek penilaian kinerja berupa aspek correctness (ketepatan), completeness (kelengkapan), efficiency (efisiensi), usability (kegunaan) sesuai dengan latar belakang masalah.Berikut adalah gambar sistem penggajian yang ada di PDAM.
46
Gambar 4.2 sistem penggajian PDAM
Gambar 4.3daftar kenaikan gaji perkaryawan
4.4.1
Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan valid juka pertanyaan pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Berikut adalah hasil hitungan uji validitas.
47
Tabel 4.2 hasil perhitungan completeness Correlations k1 Pearson Correlation k1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
k3
Total
,059
,330
,000
,755
,075
,000
30
30
30
30
30
**
1
,339
,215
,067
,253
,000 30
1
,694
,694
,000 30
30
30
Pearson Correlation
,059
,339
1
,313
Sig. (2-tailed)
,755
,067
30
30
Pearson Correlation
,330
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
Total
k4
30
N
k4
k3 **
Sig. (2-tailed) N
k2
k2
Sig. (2-tailed) N
,712
,780
,672
**
**
,092
,000
30
30
30
,215
,313
1
,075
,253
,092
30
30
30
30
30
**
**
**
**
1
,712
,780
,672
,636
**
,000
,636
,000
,000
,000
,000
30
30
30
30
30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Pada tabel 4.2 diatas dapat disimpulkan antara k1 dengan k2 nilai signifikansi 0,000 < 0,005 yang berarti terdapat korelasi yang signifikan. Selanjutnya antara K1 dengan K3 nilai signifikansi 0,059 > 0,05 yang berarti tidak terdapat korelasi yang signifikansi, kemudian antara K1 dengan K4 0,075 > 0,05 yang berarti tidak terdapat korelasi yang signifikansi.
**
48
Tabel 4.3hasil perhitungan proses correctness Correlations k5 Pearson Correlation k5
,188
Sig. (2-tailed)
,319
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
Total
,319
,007
,308
,000
30
30
30
30
1
*
,273
,042
,144
,000 30
30
30
30
*
1
,296
,485
,373
Pearson Correlation
,193
Sig. (2-tailed)
N
,373
**
30
Sig. (2-tailed)
,485
30
30
Pearson Correlation
Total
,193
,042
N
k8 **
,007
N
k8
k7
,188
30
Pearson Correlation
N
k7
1
Sig. (2-tailed) N
k6
k6
,643
,665
,766
**
**
**
,113
,000
30
30
30
,273
,296
1
,308
,144
,113
30
30
30
30
30
**
**
**
**
1
,643
,665
,766
,681
**
,000
,681
,000
,000
,000
,000
30
30
30
30
30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Pada tabel 4.3 diatas dapat disimpulkan antara K5 dengan k6 nilai signifikansi 0,319 > 0,005 yang berarti tidak terdapat korelasi yang signifikan. Selanjutnya antara K5 dengan K7 nilai signifikansi 0,007 > 0,05 yang berarti tidak terdapat korelasi yang signifikansi, kemudian antara K5 dengan K8 0,308 > 0,05 yang berarti tidak terdapat korelasi yang signifikansi.
49
Tabel 4.4 hasil perhitungan proses Useability Correlations k9 Pearson Correlation k9
1
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
k10
Sig. (2-tailed)
,689
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
,001
,079
,000
30
30
30
30
1
**
**
**
30
**
**
,713
,594
,713
,614
,820
,915
**
**
,000
,000
,000
30
30
30
1
**
,524
,854
**
,001
,000
30
30
Pearson Correlation
,326
**
Sig. (2-tailed)
,079
,000
,003
30
30
30
30
30
**
**
**
**
1
N Pearson Correlation Total
Total
,000
30 ,594
k12 ,326
,689
**
,000
N
k12
k11 **
30
N
k11
k10
Sig. (2-tailed)
,820
,614
,915
,003
,000
30
30
30
**
1
,524
,854
**
,000
,710
,000
,000
,000
,000
30
30
30
30
N
,710
30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Pada tabel 4.4 diatas dapat disimpulkan antara K9 dengan k10 nilai signifikansi 0,000 < 0,005 yang berarti terdapat korelasi yang signifikan. Selanjutnya antara K9 dengan K11 nilai signifikansi 0,001 < 0,05 yang berarti terdapat korelasi yang signifikansi, kemudian antara K9 dengan K12 0,709 > 0,05 yang berarti tidak terdapat korelasi yang signifikansi.
50
Tabel 4.5 hasil perhitungan proses Efisiensi Correlations k13 Pearson Correlation k13
,290
Sig. (2-tailed)
,120
Total
,224
,120
,065
,234
,000
30
30
30
30
1
**
*
,578
,426
,604
**
,341
,767
**
,001
,019
,000
30
30
30
1
**
30
Pearson Correlation
,341
**
Sig. (2-tailed)
,065
,001
30
30
Pearson Correlation
,224
,426
*
Sig. (2-tailed)
,234
,019
,001
30
30
30
30
30
**
**
**
**
1
N Pearson Correlation Total
k16
30
N
k16
k15
,290
30
Pearson Correlation
N
k15
1
Sig. (2-tailed) N
k14
k14
Sig. (2-tailed) N
,604
,578
,767
,581
,835
**
,001
,000
30
30
30
**
1
,581
,835
,772
**
,000
,772
,000
,000
,000
,000
30
30
30
30
30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Pada tabel 4.5 diatas dapat disimpulkan antara K13 dengan K14 nilai signifikansi 0,120 > 0,005 yang berarti tidak terdapat korelasi yang signifikan. Selanjutnya antara K13 dengan K15 nilai signifikansi 0,065 > 0,05 yang berarti tidak terdapat korelasi yang signifikansi, kemudian antara K13 dengan K16 0,000 < 0,05 yang berarti terdapat korelasi yang signifikansi.
51
Tabel 4.6 hasil perhitungan proses Security Correlations k17 Pearson Correlation k17
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
k19
Total
,291
,001
,153
,119
,000
30
30
30
30
30
**
1
,300
,225
,107
,232
,000
30
30
30
1
**
,584
,001 30
30
,268
,300
Sig. (2-tailed)
,153
,107
30
30
,612
,710
,721
,748
**
**
**
,000
,000
30
30
30
**
1
,291
,225
Sig. (2-tailed)
,119
,232
,000
30
30
30
30
30
**
**
**
**
1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
,710
,721
,612
,748
,744
**
Pearson Correlation
N
Total
k20
,268
,584
Pearson Correlation
N
k20
k19 **
1
Sig. (2-tailed) N
k18
k18
,000
,744
,000
,000
,000
,000
30
30
30
30
30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Pada tabel 4.6 diatas dapat disimpulkan antara K17 dengan K18 nilai signifikansi 0,01 < 0,005 yang berarti terdapat korelasi yang signifikan. Selanjutnya antara K17 dengan K19 nilai signifikansi 0,153 > 0,05 yang berarti tidak terdapat korelasi yang signifikansi, kemudian antara K17 dengan K20 nilai signifikansi 0,119 > 0,05 yang berarti tidak terdapat korelasi yang signifikansi.
52
Tabel 4.7 hasil perhitungan proses Realibilty Correlations k21 Pearson Correlation k21
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation k23
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
k24
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
Total
1
Sig. (2-tailed) N
k22
k22
Sig. (2-tailed) N
,496
k24
,559
**
Total
,590
**
**
,001
,001
,000
30
30
30
30
1
*
,299
,043
,108
,000 30
**
,005
,373
30
30
30
30
**
*
1
,139
,559
,885
,005 30 ,496
k23 **
,373
,001
,043
30
30
**
,687
,686
**
**
,464
,000
30
30
30
,299
,139
1
,001
,108
,464
30
30
30
30
30
**
**
**
**
1
,590
,885
,687
,686
,719
**
,000
,719
,000
,000
,000
,000
30
30
30
30
30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Pada tabel 4.7 diatas dapat disimpulkan antara K21 dengan K22 nilai signifikansi 0,005 = 0,005 yang berarti terdapat korelasi yang signifikan. Selanjutnya antara K21 dengan K23 nilai signifikansi 0,01 < 0,05 yang berarti terdapat korelasi yang signifikansi, kemudian antara K21 dengan K24 nilai signifikansi 0,000 > 0,05 yang berarti terdapat korelasi yang signifikansi.
53
Tabel 4.8 hasil perhitungan proses Timeliness Correlations k25 Pearson Correlation k25
Sig. (2-tailed)
,021
-,023
,021
,119
,903
,000
30
30
30
30
1
**
,077
,002
,685
,000 30
,548
30
30
30
Pearson Correlation
,291
**
1
,015
Sig. (2-tailed)
,119
,002
30
30
-,023
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Total
Total
30
N
k28
k28
,291
,418
*
,418
k27 *
30
Pearson Correlation
N
k27
1
Sig. (2-tailed) N
k26
k26
Sig. (2-tailed) N
,548
,693
,780
,724
**
**
**
,938
,000
30
30
30
,077
,015
1
,377
,903
,685
,938
30
30
30
30
30
**
**
**
*
1
,693
,780
,724
*
,040
,377
,000
,000
,000
,040
30
30
30
30
30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Pada tabel 4.8 diatas dapat disimpulkan antara K25 dengan K26 nilai signifikansi 0,021 > 0,005 yang berarti tidak terdapat korelasi yang signifikan. Selanjutnya antara K25 dengan K27 nilai signifikansi 0,119 > 0,05 yang berarti tidak terdapat korelasi yang signifikansi, kemudian antara K25 dengan K28 nilai signifikansi 0,903 > 0,05 yang berarti tidak terdapat korelasi yang signifikansi.
54
Tabel 4.9 hasil perhitungan proses Produktivitas Correlations k29 Pearson Correlation k29
k31
,846
,001
30
30
30
30
30
*
1
,253
,192
,178
,309
,000
30
30
30
1
*
Sig. (2-tailed)
,012 30
30
,408
,576
,687
**
**
Pearson Correlation
,408
*
,253
Sig. (2-tailed)
,025
,178
30
30
-,037
,192
,385
,846
,309
,036
30
30
30
30
30
**
**
**
**
1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Total
,025
,453
N
k32
Total
,012
,453
*
k32 -,037
Pearson Correlation
N
k31 *
1
Sig. (2-tailed) N
k30
k30
Sig. (2-tailed) N
,576
,687
,385
,734
**
,036
,000
30
30
30
*
1
,734
,677
**
,000
,677
,001
,000
,000
,000
30
30
30
30
30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Pada tabel 4.9 diatas dapat disimpulkan antara K29 dengan K30 nilai signifikansi 0,012 > 0,005 yang berarti tidak terdapat korelasi yang signifikan. Selanjutnya antara K29 dengan K31 nilai signifikansi 0,025 > 0,05 yang berarti tidak terdapat korelasi yang signifikansi, kemudian antara K29 dengan K32 nilai signifikansi 0,846 > 0,05 yang berarti tidak terdapat korelasi yang signifikansi.
55
Tabel 4.10 hasil perhitungan proses Kualitas Correlations k33 Pearson Correlation k33
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation k35
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
k36
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
Total
1
Sig. (2-tailed) N
k34
k34
Sig. (2-tailed) N
Total
-,020
,001
,001
,915
,000
30
30
30
30
1
**
*
,591
**
,001 30
30
**
**
,565
k36 **
30 ,591
k35 **
,539
,565
,539
,417
,693
,843
**
**
,002
,022
,000
30
30
30
1
**
,582
,867
**
,001
,002
30
30
-,020
,417
*
,915
,022
,001
30
30
30
30
30
**
**
**
**
1
,693
,843
,001
,000
30
30
30
**
1
,582
,867
,654
**
,000
,654
,000
,000
,000
,000
30
30
30
30
30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Pada tabel 4.10 diatas dapat disimpulkan antara K33 dengan K34 nilai signifikansi 0,001 < 0,005 yang berarti terdapat korelasi yang signifikan. Selanjutnya antara K33 dengan K35 nilai signifikansi 0,001 < 0,005 yang berarti terdapat korelasi yang signifikansi, kemudian antara K33 dengan K36 nilai signifikansi 0,915 > 0,005 yang berarti tidak terdapat korelasi yang signifikansi.
56
4.4.2
Kesimpulan Uji Validitas Tabel 4.11 keterangan uji validasi
Indikator Completeness
Correctness
Useability
Efisiensi
Security
Reliability
Kode Item
Variance
Signifikasi
Keterangan
K1
0,712
0,000
Valid
K2
0,780
0,000
Valid
K3
0,672
0,000
Valid
K4
0,636
0,000
Valid
K5
0,643
0,000
Valid
K6
0,665
0,000
Valid
K7
0,766
0,000
Valid
K8
0,681
0,000
Valid
K9
0,820
0,000
Valid
K10
0,915
0,000
Valid
K11
0,854
0,000
Valid
K12
0,710
0,000
Valid
K13
0,604
0,000
Valid
K14
0,767
0,000
Valid
K15
0,835
0,000
Valid
K16
0,772
0,000
Valid
K17
0,710
0,000
Valid
K18
0,721
0,000
Valid
K19
0,748
0,000
Valid
K20
0,744
0,000
Valid
K21
0,885
0,000
Valid
K22
0,687
0,000
Valid
K23
0,686
0,000
Valid
K24
0,719
0,000
Valid
57
Timeliness
Produktivitas
Kualitas
K25
0,693
0,000
Valid
K26
0,780
0,000
Valid
K27
0,724
0,000
Valid
K28
0,377
0,000
Valid
K29
0,576
0,001
Valid
K30
0,687
0,000
Valid
K31
0,734
0,000
Valid
K32
0,677
0,000
Valid
K33
0,693
0,000
Valid
K34
0,843
0,000
Valid
K35
0,867
0,000
Valid
K36
0,654
0,000
Valid
Dari tabel 4.11 terlihat bahwa dari masing masing indikator terhadap total skor menunjukan bahwa yang signifikan (<0,05) serta nilai variance (korelasi) tiap itemnya ≥ 0,3. Jadi dapat disimpulkan bahwa masing masing indikator telah valid.Sehingga setiap indikator dapat digunakan sebagai alat pengukuran kinerja pada penelitian ini.
58
4.4.2.1 Perumusan Completeness ∑ √
∑
∑ √
∑
√
∑ ∑
∑
√
√
√
√
√
√
√
Pada tabel 4.11 pada indikator completeness dengan kode item K1 nilai variance adalah 0,712 diperoleh dari seluruh jumlah total nilai signifikansi pada tabel 4.2 dan signifikansi 0,000 diperoleh dari signifikansi terendah pada tabel 4.2
59
4.4.2.2 Perumusan Correctness ∑ √
∑
∑ √
∑
√
∑ ∑
∑
√
√
√
√
√
√
√
Pada indikator correctness dengan kode item K5 nilai variance adalah 0,643 diperoleh dari seluruh jumlah total nilai signifikansi pada tabel 4.3 dan signifikansi 0,000 diperoleh dari signifikansi terendah pada tabel 4.3.
60
4.4.2.3 Perumusan Useability ∑ √
∑
∑ √
∑
√
∑ ∑
∑
√
√
√
√
√
√
√
Pada indicator useability dengan kode item K9 nilai variance adalah 0,820 diperoleh dari seluruh jumlah total nilai signifikansi pada tabel 4.4 dan signifikansi 0,000 diperoleh dari signifikansi terendah pada tabel 4.4
61
4.4.2.4 Perumusan Efisiensi ∑ √
∑
∑
∑ √
√
∑ ∑
∑
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Pada indikator efisiensi dengan kode item K13 nilai variance adalah 0,604 diperoleh dari seluruh jumlah total nilai signifikansi pada tabel 4.5 dan signifikansi 0,000 diperoleh dari signifikansi terendah pada tabel 4.5.
62
4.4.2.5 Perumusan Security ∑ √
∑
∑ √
∑
√
∑ ∑
∑
√
√
√
√
√
√
√
Pada indicator security dengan kode item K17 nilai variance adalah 0,710 diperoleh dari seluruh jumlah total nilai signifikansi pada tabel 4.6 dan signifikansi 0,000 diperoleh dari signifikansi terendah pada tabel 4.6.
63
4.4.2.6 Perumusan Reliability ∑ √
∑
∑
√
∑
∑
√
∑
∑
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Pada indikator reliability dengan kode item K21 nilai variance adalah 0,885 diperoleh dari seluruh jumlah total nilai signifikansi pada tabel 4.7 dan signifikansi 0,000 diperoleh dari signifikansi terendah pada tabel 4.7.
64
4.4.2.7 Perumusan Timeliness ∑ √
∑
∑ √
∑
√
∑ ∑
∑
√
√
√
√
√
√
√
Pada indikator timeliness dengan kode item K25 nilai variance adalah 0,693 diperoleh dari seluruh jumlah total nilai signifikansi pada tabel 4.8 dan signifikansi 0,000 diperoleh dari signifikansi terendah pada tabel 4.8.
65
4.4.2.8 Perumusan Produktivitas ∑ √
∑
∑ √
∑
√
∑ ∑
∑
√
√
√
√
√
√
√
Pada indikator produktivitas dengan kode item K29 nilai variance adalah 0,576 diperoleh dari seluruh jumlah total nilai signifikansi pada tabel 4.9 dan signifikansi 0,001 diperoleh dari signifikansi terendah pada tabel 4.9
66
4.4.2.9 Perumusan Kualitas ∑ √
∑
∑ √
∑
√
∑ ∑
∑
√
√
√
√
√
√
√
Pada indikator kualitas dengan kode item K33 nilai variance adalah 0,693 diperoleh dari seluruh jumlah total nilai signifikansi pada tabel 4.10 dan signifikansi 0,000 diperoleh dari signifikansi terendah pada tabel 4.10. 4.4.3
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen yang ada di dalam kuisioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama akan menghasilkan data yang konsisten. Dengan kata lain, reliabilitas instrumen mencirikan tingkat konsistensi. Berikut hasil dari Uji Reliabilitas.
67
Tabel 4.12 hasil uji realibilitas completeness
Case Processing Summary N Valid Cases
a
Excluded Total
% 30
100,0
0
,0
30
100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha ,772
5
Tabel 4.13hasil uji proses realibilitas Correctness
68
Tabel 4.14 hasil uji proses realibilitas Useabilitiy
Case Processing Summary N Valid Cases
% 30
100,0
0
,0
30
100,0
a
Excluded Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha ,822
5
Tabel 4.15 hasil uji reliabilitas Efficiency
Case Processing Summary N Valid a
Cases Excluded Total
% 30
100,0
0
,0
30
100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's
N of
Alpha
Items
,796
5
69
Tabel 4.16 hasil uji reliabilitas security
Case Processing Summary N Valid a
Cases
Excluded Total
% 30
100,0
0
,0
30
100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha ,791
5
Tabel 4.17 hasil uji realibility
Case Processing Summary N Valid Cases
a
Excluded Total
% 30
100,0
0
,0
30
100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha ,793
5
70
Tabel 4.18 hasil uji timeliness
Case Processing Summary N Valid a
Cases
Excluded Total
% 30
100,0
0
,0
30
100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha ,750
5
Tabel 4.19 hasil uji proses produktivitas
Case Processing Summary N Valid Cases
a
Excluded Total
% 30
100,0
0
,0
30
100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha ,758
5
71
Tabel 4.20 hasil uji kualitas
Case Processing Summary N Valid Cases
a
Excluded Total
% 30
100,0
0
,0
30
100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha ,802
4.5
5
Kesimpulan Hasil Uji Reliabilitas Tabel 4.21 keterangan uji reliabilitas
Indikator
Nilai reliabilitas
Keterangan
Completeness
0,772
Reliabel
Correctness
0,772
Reliabel
Useability
0,822
Reliabel
Efficiency
0,796
Reliabel
Security
0,791
Reliabel
Reliabilty
0,793
Reliabel
Timeliness
0,750
Reliabel
Produktivitas
0,758
Reliabel
Kualitas
0,802
Reliabel
72
Dari hasil uji reliabilitas pada tabel diatas masing masing indikator telah dikatakan reliabel karena nilai reliabilitas > 0,600. Dan nilai reliabilitas masing masing indikator masuk kedalam kategori reliabilitas diterima (0,77 – 0,82). 4.6
Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standart tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih diantara keduanya, serta bagaiamana manfaat yang telah dikerjakan bila di bandingkan dengan harapan yang ingin di peroleh 4.7
Pengukuran Kinerja Sistem
Berikut ini merupakan tahapan-tahapan pengukuran kinerja menurut penelitian TRADE, yang akan digunakan untuk mengukur kinerja sistem informasi kepegawaian (SIMPEG) pada PDAM Tirta Moedal Semarang.
73
Tahap
Penanggungjawab
Aktivitas
Start Start
1
Ø
Identifikasi Identifikasi Proses Proses
2
Ø
Identifikasi Identifikasi Aktivitas Aktivitas Kritis Kritis
3
Ø
Menetapkan Menetapkan Sasaran Sasaran atau atau Standar Standar Kinerja Kinerja
4
Ø
Menetapkan Menetapkan Ukuran Ukuran Kinerja Kinerja
5
Ø
Identifikasi Identifikasi Penanggungjawab Penanggungjawab
6
Ø
Koleksi Koleksi Data Data
7
Ø
Analisis/Pelaporan Analisis/Pelaporan Kinerja Kinerja Aktual Aktual
8
Ø
Perbandingan Perbandingan Kinerja Kinerja Aktual Aktual Dengan Dengan Sasaran Sasaran
9
Ø
Usulan Usulan Perbaikan Perbaikan
Database Database
No
Yes
10
11
Ø
Ø
Buat Buat Perbaikan Perbaikan Untnk Untnk Mencapai Mencapai Sasaran Sasaran
No
Sasaran Sasaran Baru Baru Yes
Gambar 4.4tahapan pengukuran kinerja TRADE [1]
4.7.1
Tahap 1 Identifikasi Proses
Berdasarkan hasil survei dan observasi, sistem informasi kepegawaian (SIMPEG) bagian penggajian pegawai pada PDAM Tirta Moedal Semarang secara umum adalah terdiri dari atas beberapa proses meliputi : 1. Proses Penggajian Pegawai a. Proses penggajian pegawai b. Menghitung jumlah gaji pegawai (ijin cuti, uang kesehatan, gaji pokok, tunjangan anak dan istri, hutang pegawai, asuransi, jabatan, golongan upah kerja ( lembur, dinas luar)). c. Input data gaji pegawai
74
d. Edit/hapus gaji pegawai e. Cetak rekap gaji pegawai f. Membuat laporan gaji pegawai Berikut merupakan proses penggajian pegawai pada PDAM Tirta Moedal Semarang : 1. Setiap hari bagian penggajian menginput data ke sistem SIMPEG khusus untuk pegawai honorer, penggajian dilakukan setiap hari. 2. Setiap akhir bulan/ akan mendekati tanggal gajian, bagian kepegawaian menghitung jumlah gaji yang akan diberikan kepada seluruh karyawan PDAM. 3. Menghitung laporan gaji berdasarkan ijin cuti, jabatan, golongan, gaji pokok, asuransi, hutang pegawai, uang kesehatan, dan tunjangan keluarga. 4. Setelah itu bagian penggajian menginput data gaji pegawai sesuai dengan perhitungan tersebut dan cetak rekap gaji pegawai. 5. Rekap gaji akan diberikan kepada bagian keuangan untuk memproses gaji tersebut. 6. Bagian keuangan akan membuat surat gaji berdasarkan rincian yang diberikan oleh Bagian Penggajian dan diberikan kepada pegawai masingmasing. 7. Setelah surat itu selesai bagian penggajian membuat laporan akhir penggajian dan ditandatangan oleh kepala bagian. 4.7.2
Tahap 2 Identifikasi Aktivitas Kritis
Kritis merupakan aktifitas yang dilakukan karena kebenaran dan kelengkapannya yang dihasilkan mempengaruhi proses kinerja aktifitas lainnya. Tabel 4.22 Aktifitas kritis proses penggajian pegawai No. Aktifitas 1.
Menghitung gaji pegawai
Basis jumlah Manual
Keterangan
Pertimbangan
Kritis
Aktifitas dilakukan untuk
pertama
yang
Bag.Penggajian menghitung
gaji
75
pegawai sesuai dengan gaji pokok, tunjangan keluarga, upah,
ijin
cuti,
asuransi,
jabatan, golongan, hutang. 2.
Input
data
gaji Komputer
Kritis
pegawai
Aktifitas bagian kepegawaian untuk
menginput
pegawai
gaji
sesuai
hasil
perhitungan yang ada 3.
Edit/hapus
gaji Komputer
-
pegawai
Aktifitas yang dilakukan Bag. Penggajian
untuk
mngedit
atau menghapus jika terjadi kesalahan 4.
Cetak rincian gaji
Komputer
Kritis
Aktifitas bagian
yang
dilakukan
penggajian
untuk
mencetak hasil inputan dari sistem penggajian 5.
Membuat surat gaji
Manual
Kritis
Aktifitas bagian membuat
yang
dilakukan
keuangan
untuk
surat
gaji
berdasarkan rincian yang ada 6.
Membuat laporan gaji Manual
Kritis
pegawai perbulan
Aktifitas
terakhir
yang
dilakukan bagian penggajian untuk membuat laporan akhir penggajian setiap bulan
4.7.3
Tahap 3, Tahap 4, Tahap 5, Tahap 6
Tahap ini penulis melakukan penelitian dimulai tanggal 1 Mei – 30 Mei 2015 1. Proses Hasil
: Input Gaji Pegawai : File data Gaji pegawai
76
Sasaran/standart
: 98% data yang diinput sesuai dengan informasi
yang ada
diselesaikan tepat waktu
Ukuran Kinerja a. Completeness : 100% rata-rata jumlah data tidak lengkap/jumlah data b. Correctness
yang dientri perhari : 98% rata-rata jumlah salah entri transaksi/jumlah
seluruh c. Usability
data yang dientri perhari : 100% tingkat kemudahan dan kenyamanan
SIMPEG
pada user
d. Efficiency (time) : 98% ketepatan waktu dalam menyelesaikan proses
data cuti pegawai
Penanggung Jawab
: Hendrawan Djatmiko, SH (Administrasi Kepegawaian)
Kebutuhan Data a. Completeness 1) Data
: jumlah data yang dientri tiap hari
2) Metode
: Observasi (selama 30 hari)
3) Instrumen
: Database SIMPEG
4) Sumber
: Bagian Kepegawaian, Bagian Pengolahan Data
b. Correctness 1) Data
: Jumlah salah entri transaksi perhari Jumlah seluruh data yang entri perhari
2) Metode
: Observasi (selama 30 hari)
3) Instrumen
: Database SIMPEG
4) Sumber
: Bagian Kepegawaian, Bagian Pengolahan Data
c. Usability 1) Data
: 98% tingkat kemudahan operator (staff
kepegawaian) 2) Metode
: Observasi (selama 30 hari)
3) Instrumen
: Kuisioner dan Wawancara
4) Sumber
: Bagian Kepegawaian, Bagian Pengolahan Data
77
d. Efficiency (time) 1) Data
: 98% tingkat ketepatan waktu
2) Metode
: Observasi (selama 30 hari)
3) Instrumen
: kuisioner dan wawancara
4) Sumber
: Bagian Kepegawaian, Bagian Pengolahan Data
2. Proses
: Edit/hapus data gaji pegawai
Hasil
: File data gaji pegawai bulan
Sasaran/standart
: 98% data yang diinput sesuai dengan informasi yang ada diselesaikan tepat waktu
Ukuran Kinerja a. Completeness : 100% rata-rata jumlah data tidak lengkap/jumlah data yang dientri perhari b. Correctness
: 98% rata-rata jumlah salah entri transaksi/jumlah seluruh data yang dientri perhari
c. Usability
: 100% tingkat kemudahan dan kenyamanan SIMPEG
pada user d. Efficiency (time) : 98% ketepatan waktu dalam menyelesaikan proses data cuti pegawai Penanggung Jawab
: Mahmud Yuda, SE (IT bagian Kepegawaian)
Kebutuhan Data a. Completeness 1) Data
: jumlah data yang dientri tiap hari
2) Metode
: Observasi (selama 30 hari)
3) Instrumen
: Database SIMPEG
4) Sumber
: Bagian Kepegawaian, Bagian Pengolahan Data
b. Correctness 1) Data
: Jumlah salah entri transaksi perhari Jumlah seluruh data yang entri perhari
2) Metode
: Observasi (selama 30 hari)
3) Instrumen
: Database SIMPEG
78
4) Sumber
: Bagian Kepegawaian, Bagian Pengolahan Data
c. Usability 1) Data
: 98% tingkat kemudahan operator (staff
kepegawaian) 2) Metode
: Observasi (selama 30 hari)
3) Instrumen
: Kuisioner dan Wawancara
4) Sumber
: Bagian Kepegawaian, Bagian Pengolahan Data
d. Efficiency (time) 1) Data
: 98% tingkat ketepatan waktu
2) Metode
: Observasi (selama 30 hari)
3) Instrumen
: kuisioner dan wawancara
4) Sumber
: Bagian Kepegawaian, Bagian Pengolahan Data
3. Proses
: cetak rincian gaji
Hasil
: File data penggajian
Sasaran/standart
: 98% data yang diinput sesuai dengan informasi yang ada diselesaikan tepat waktu
Ukuran Kinerja a. Completeness : 100% rata-rata jumlah data tidak lengkap/jumlah data yang dientri perhari b. Correctness
: 98% rata-rata jumlah salah entri transaksi/jumlah seluruh
data yang dientri perhari c. Usability
: 100% tingkat kemudahan dan kenyamanan SIMPEG pada
user d. Efficiency (time) : 98% ketepatan waktu dalam menyelesaikan proses data cuti pegawai Penanggung Jawab
: Hengky Kurniawan, SE (Staff Kepegawaian)
Kebutuhan Data a. Completeness 1) Data
: jumlah data yang dientri tiap hari
2) Metode
: Observasi (selama 30 hari)
79
3) Instrumen
: Database SIMPEG
4) Sumber
: Bagian Kepegawaian, Bagian Pengolahan Data
b. Correctness 1) Data
: Jumlah salah entri transaksi perhari Jumlah seluruh data yang entri perhari
2) Metode
: Observasi (selama 30 hari)
3) Instrumen
: Database SIMPEG
4) Sumber
: Bagian Kepegawaian, Bagian Pengolahan Data
c. Usability 1) Data
: 98% tingkat kemudahan operator (staff
kepegawaian) 2) Metode
: Observasi (selama 30 hari)
3) Instrumen
: Kuisioner dan Wawancara
4) Sumber
: Bagian Kepegawaian, Bagian Pengolahan Data
d. Efficiency (time)
4.7.4
1) Data
: 98% tingkat ketepatan waktu
2) Metode
: Observasi (selama 30 hari)
3) Instrumen
: kuisioner dan wawancara
4) Sumber
: Bagian Kepegawaian, Bagian Pengolahan Data
Tahap 7, Tahap 8
Tahap ini penulis melakukan penelitian dimulai tanggal 1 April 2015 – 30 April 2015. 1. Proses
: Input gaji Pegawai
Sasaran/standard data
: 98% data transaksi dientri dengan cepat, benar dan lengkap
Ukuran kinerja a. Correctness
: 27% rata-rata jumlah salah entri transaksi / jumlah seluruh data yang dientri
Jenis Kerja
: Correctness (Kebenaran Entri Data) Tabel 4.23 input gaji pegawai
80
Hari ke Transaksi
Jumlah
Hari ke
Transaksi
Kesalahan
Jumlah kesalahan
1
12
0
16
12
2
2
12
0
17
12
0
3
12
0
18
0
0
4
0
0
19
0
0
5
0
0
20
12
2
6
12
0
21
12
0
7
12
2
22
12
0
8
12
3
23
12
0
9
12
1
24
12
1
10
12
2
25
0
0
11
0
0
26
0
0
12
0
0
27
12
2
13
12
3
28
12
3
14
12
2
29
250
85
15
12
1
30
256
93
132
14
614
188
Total Transaksi : 746 Kesalahan : 202 Presentase salah entri : 27% Kinerja aktual : 73% Dari hasil tabel diatas proses gaji pegawai menunjukkan grafik kesalahan perharinya dapat terlihat jumlah kesalahan tertinggi terletak pada hari ke 30
81
dimana dari hasil pengumpulan data hari ke 30 melakukan kesalahan penginputan sebanyak 93 kali. b. Completeness : % rata-rata jumlah data tidak lengkap/jumlah seluruh data yang dientri per hari 1,66% menyatakan tidak setuju, 4,16% menyatakan kurang setuju, 25,83% menyatakan cukup, 58,33% menyatakan setuju, 9,16% menyatakan sangat setuju. Dari hasil presentase diatas maka dapat disimpulkan bahwa informasi yang di hasilkan memenuhi standar kebutuhan pengguna. Penyimpangan yang terjadi sebesar 21,7%. Hasil rata-rata completeness sebesar 14,7% c. Usability : 2,5% menyatakan tidak setuju, 9,16% menyatakan kurang setuju, 25% menyatakan cukup, 51.66% menyatakan setuju dan 7,5% menyatakan
sangat
setuju.
Dari
hasil
presentase
diatas
dapat
menggambarkan bahwa dalam menggunakan sistem informasi yang ada belum diterima karena usability tidak sesuai dengan sarana yang ditetapkan. Penyimpangan yang terjadi sebesar 1413,3% dengan sasaran standard sebesar 98% d. Efficiency : 2,5% menyatakan tidak setuju, 14,16% menyatakan kurang setuju, 54,16% menyatakan cukup, 1,1% menyatakan setuju dan 5% menyatakan sangat setuju. Dari hasil presentase diatas bahwa waktu penyelesaian pekerjaan khususnya dalam penginputan cuti pegawai masih belum tepat waktu. Karena penyimpangan sebesar 127,3% dan sasaran standar sebesar 98% Kesimpulan : proses entri input data gaji pegawai belum mencapai sasaran sebab penyimpangan ini mencapai sebesari 27% . sasaran standard aspek ini sebesar 98% yang di peroleh sebesar 73% 2. Proses
: edit/hapus data gaji pegawai
Sasaran/standard :98% data yang diinput sesuai dengan informasi yang ada diselesaikan tepat waktu Ukuran Kinerja
82
a. Correctness : 20,8% rata-rata jumlah salah entri transaksi / jumlah seluruh data yang dientri Jenis Kerja
: Correctness (Kebenaran Entri Data)
Tabel 4.24 edit/hapus data gaji pegawai
Hari ke Transaksi
Jumlah
Hari ke
Transaksi
Kesalahan
Jumlah kesalahan
1
9
0
16
1
0
2
0
0
17
0
0
3
0
0
18
0
0
4
0
0
19
0
0
5
0
0
20
5
1
6
8
0
21
2
0
7
4
1
22
7
0
8
3
0
23
8
1
9
7
0
24
1
0
10
6
0
25
0
0
11
0
0
26
0
0
12
0
0
27
5
0
13
3
0
28
7
0
14
4
0
29
87
22
15
4
0
30
91
31
48
1
220
55
Total Transaksi : 268
83
Kesalahan : 56 Presentase salah entri : 20,8% Kinerja aktual : 79,2% Dari hasil tabel diatas proses edit/hapus gaji pegawai menunjukkan grafik kesalahan perharinya dapat terlihat jumlah kesalahan tertinggi terletak pada hari ke 30 dimana dari hasil pengumpulan data hari ke 30 melakukan kesalahan penginputan sebanyak 31 kali. b. Completeness : % rata-rata jumlah data tidak lengkap/jumlah seluruh data yang dientri per hari 1,66% menyatakan tidak setuju, 4,16% menyatakan kurang setuju, 25,83% menyatakan cukup, 58,33% menyatakan setuju, 9,16% menyatakan sangat setuju. Dari hasil presentase diatas maka dapat disimpulkan bahwa informasi yang di hasilkan memenuhi standar kebutuhan pengguna. Penyimpangan yang terjadi sebesar 25,7%. Hasil rata-rata completeness sebesar 14,7% c. Usability : 2,5% menyatakan tidak setuju, 9,16% menyatakan kurang setuju, 25% menyatakan cukup, 51.66% menyatakan setuju dan 7,5% menyatakan sangat setuju. Dari hasil presentase diatas dapat
menggambarkan
bahwa
dalam
menggunakan
sistem
informasi yang ada belum diterima karena usability tidak sesuai dengan sarana yang ditetapkan. Penyimpangan yang terjadi sebesar 1413,3% dengan sasaran standard sebesar 98% d. Efficiency : 2,5% menyatakan tidak setuju, 14,16% menyatakan kurang setuju, 54,16% menyatakan cukup, 1,1% menyatakan setuju dan 5% menyatakan sangat setuju. Dari hasil presentase diatas bahwa waktu penyelesaian pekerjaan khususnya dalam penginputan cuti pegawai masih belum tepat waktu. Karena penyimpangan sebesar 127,3% dan sasaran standar sebesar 98% Kesimpulan : proses entri edit/hapus data gaji pegawai belum mencapai sasaran sebab penyimpangan ini mencapai sebesari 20,8% . sasaran standard aspek ini sebesar 98% yang di peroleh sebesar 79,2% 3. Proses
: cetak rincian gaji
84
Sasaran/standard
: 98% data transaksi dientri dengan cepat, benar dan data lengkap
Ukuran kinerja a. Correctness
: 0,53 % rata-rata jumlah salah entri
transaksi / jumlah seluruh data yang dientri Jenis Kerja
: Correctness (Kebenaran Entri Data)
85
Tabel 4.25 cetak rincian gaji
Hari ke Transaksi
Jumlah
Hari ke
Transaksi
Kesalahan
Jumlah kesalahan
1
12
0
16
12
0
2
12
0
17
12
1
3
12
0
18
0
0
4
0
0
19
0
0
5
0
0
20
12
0
6
12
0
21
12
0
7
12
0
22
12
0
8
12
0
23
12
0
9
12
0
24
12
0
10
12
0
25
0
0
11
0
0
26
0
0
12
0
0
27
12
0
13
12
1
28
12
0
14
12
0
29
250
0
15
12
0
30
256
2
132
1
614
3
Total Transaksi : 746 Kesalahan : 4 Presentase salah entri : 0,53% Kinerja aktual : 99,47%
86
Dari hasil tabel diatas proses pendataan pegawai menunjukkan grafik kesalahan perharinya dapat terlihat jumlah kesalahan tertinggi terletak pada hari ke 30, dimana dari hasil pengumpulan data tersebut melakukan kesalahan penginputan sebanyak 3 kali. b. Completeness : % rata-rata jumlah data tidak lengkap jumlah seluruh data yang dientri per hari 1,66% menyatakan tidak setuju, 4,16% menyatakan kurang setuju, 25,83% menyatakan cukup, 58,33% menyatakan setuju, 9,16% menyatakan sangat setuju. Dari hasil presentase diatas maka dapat disimpulkan bahwa informasi yang di hasilkan memenuhi standar kebutuhan pengguna. Penyimpangan yang terjadi sebesar 21,7%. Hasil rata-rata completeness sebesar 14,7% c. Usability : 2,5% menyatakan tidak setuju, 9,16% menyatakan kurang setuju, 25% menyatakan cukup, 51.66% menyatakan setuju dan 7,5% menyatakan sangat setuju. Dari hasil presentase diatas dapat
menggambarkan
bahwa
dalam
menggunakan
sistem
informasi yang ada belum diterima karena usability tidak sesuai dengan sarana yang ditetapkan. Penyimpangan yang terjadi sebesar 1413,3% dengan sasaran standard sebesar 98% d. Efficiency : 2,5% menyatakan tidak setuju, 14,16% menyatakan kurang setuju, 54,16% menyatakan cukup, 1,1% menyatakan setuju dan 5% menyatakan sangat setuju. Dari hasil presentase diatas bahwa waktu penyelesaian pekerjaan khususnya dalam penginputan cuti pegawai masih belum tepat waktu. Karena penyimpangan sebesar 127,3% dan sasaran standar sebesar 98% Kesimpulan : proses cetak rincian gaji pegawai telah mencapai sasaran standard sebab penyimpangan hanya sebesar 0,53% . sasaran standard aspek ini sebesar 98% yang di peroleh sebesar 99,47%. 4.8
Smart System
Model SMART (Strategic Management Analysis and Reporting Technique) System dibuat untuk merespon keberhasilan perusahaan menerapkan Just in Time,
87
sehingga fokusnya lebih mengarah ke operasional setiap departemen dan fungsi di perusahaan. Penulis
menggunakan metode ini untuk menentukan Key
Performance Indicator perusahaan PDAM khususnya bagian kepegawaian dengan sub bagian penggajian. Menentukan Key Performance Indicator bisa melalui visi dan fungsi bisnis perusahaan tersebut
Gambar 4.5perpspektif pada metode smart system
Langkah-langkah pengukuran kinerja dengan SMART system meliputi : 1. Identifikasi Strategi Objektif dan Key Performance Indicator (KPI) Dengan menggunakan kerangka kerja SMART system, strategi objektif perusahaan dilihat dari level bisnis perusahaan dan perspektif masingmasing level bisnisnya. Melalui data perusahaan dan wawancara dengan para manajer perusahaan, strategi objektif perusahaan dapat ditentukan. 2. Penstrukturan Key Performance Indicator (KPI) Pihak manajemen telah menyimpulkan bahwa hasil KPI dianggap valid kemudian dilakukan penstrukturan sesuai dengan jenis perspektif yang terdapat pada kerangka kerja SMART system. 3. Pembobotan Key Performance Indicator Pembobotan KPI dengan Proses Hierarkhi Analitik didasarkan pada strukturisasi hierarkhi sistem pengukuran kinerja.Pembobotan diperlukan agar preferensi dari pihak manajemen terhadap tingkat kepentingan
88
kriteria (Perspektif, Strategi, dan KPI) dapat diketahui.Desain kuesioner bersifat tertutup dan diberikan kepada pihak manajemen yang mengerti terhadap kriteria-kriteria yang hendak ditanyakan.Hasil data dari kuesioner kemudian diolah. Bobot yang didapatkan harus konsisten dengan syarat inconcistency ratio harus kurang dari atau sama dengan 0,1. Bila tidak konsisten, maka dilakukan konfirmasi kembali kepada pihak manajemen hingga tercapai tingkat konsistensi yang disyaratkan. Tabel 4.26 pembobotan KPI Level
Unit Bisnis
Perspektif
Strategi Objektif Kelengkapan Fasilitas dan Sistem
KPI SIMPEG memberikan informasi lengkap sesuai kebutuhan Kelengkapan Fasilitas
Peningkatan Kinerja Pengambil keputusan Pengawasan
Peningkatan kinerja perusahaan Informasi SIMPEG dapat mengambil keputusan Pengawasan yang dilakukan atasan Presentase keterlambatan laporan Desain tampilan interface sempurna Presentasi penggunaan peralatan
Completeness
Waktu Efisiensi
Desain Optimalisasi penggunaan peralatan Peningkatan produktivitas karyawan
Tingkat karyawan
produktivitas
Pelatihan kinerja karyawan Produktivitas Perbaikan system Pemeliharaan
Pengadaan perbaikan sistem SIMPEG Pemeliharaan perawatan produksi
89
Manajemen
Unit Operasi Bisnis
Correctness
Manajemen yang diterapkan
Jumlah kesalahan Persentase diminimalkan penginputan
Ketepatan Kemudahan
Useability
Efektif
Persentase laporan tercetak tanpa kesalahan Pemberian gaji tiap bulan Presentase kemudahan untuk mencetak laporan kepegawaian Presentase kemudahan menggunakan sistem Presentase kemudahan mendata pegawai Presentase keefektifan sistem (error) Kesulitan password telah dioptimalkan Kesulitan password
Security
Optimalisasi pengamanan
kesalahan
saat
mengganti
Memiliki backup data
Presentase membackup data
kerutinan
Presentase tingkat kesulitan menjalankan program Departemen dan Pusat Kerja Reliability
Tingkat kesulitan
Presentase tingkat kesulitan mengentri data Presentase lancarnya menggunakan sistem
Biaya
Presentase pengeluaran biaya operasional
90
Peningkatan Presentase pengembangan kualitas sistem SIMPEG kepegawaian Presentase peningkatan kualitas SIMPEG Kualitas
Timeliness
Peningkatan kualitas kepegawaian
Presentase peningkatan kinerja pegawai dengan SIMPEG Peningkatan kualitas pegawai
Ketepatan waktu
Presentase keterlambatan menghasilkan laporan
Peningkatan kecepatan kinerja
Presentase kecepatan peningkatan kinerja pegawai
Akurat
Presentase ketepatan kinerja system Memenuhi kebutuhan user
4.8.1
Perhitungan Kapabilitas
Model Capability ini merupakan alat ukur untuk mengetahui kondisi proses IT pada PDAM Semarang. Kegiatan ini akan menghasilkan penilaian tentang kondisi sekarang dari proses sistem, user, perusahaan, dan pegawai. Pada pengukuran Capability model ini menggunakan pengambilan data melalui kuisioner. Responden dilibatkan untuk pengisian kuisioner adalah pada unit kerja Bidang Kepagawaian
dan
kesehariannya
mengoperasikan
secara
langsung
dan
mengetahui masalah yang berkaitan dengan proses terpilih, responden juga berasal dari unit kerja lain tapi masih dalam satu perusahaan. Pada perhitungan kapabilitas ini akan dinilai dengan angka 1 – 5 yaitu pada angka 1 untuk jawaban tidak setuju, angka 2 untuk jawaban kurang setuju, angka 3 untuk jawaban cukup, angka 4 untuk jawaban setuju, angka 5 untuk jawaban sangat setuju. Adapun rumus untuk menghitung tingkat kapabilitas:
91
Tingkat kapabilitas : (n x 1) + (n x 2) + (n x 3) + (n x 4) + (n x 5) : 30 N = jumlah hasil pernyataan persetujuan 30 : jumlah responden
Tabel 4.27 hasil rekapitulasi completeness
Kuisioner
Tingkat Kapabilitas
Tingkat
1
2
3
4
5
Kapabilitas
1
1
0
10
16
3
3,66
2
0
1
8
19
2
3,73
3
1
3
6
16
4
1,7
4
0
1
9
18
2
3,7
Jumlah
2
5
33
69
11
Pada tabel 4.27 dapat disimpulkan tingkat kapabilitas untuk kuisioner pertama, kedua dan keempat adalah cukup, karena berkisar antara > 3,5 sedangkan kuisioner ketiga hanya memperoleh 1,7 standar tingkat kapabilitas ada 5. Completeness 4 3,5 3 2,5 2
Tingkat Kapabilitas
1,5 1 0,5 0 1
2
3
3
Gambar 4.6 grafik tingkat kapabilitas completeness
92
Tabel 4.28hasil rekapitulasi correctness
Kuisioner
Tingkat Kapabilitas
Tingkat
1
2
3
4
5
Kapabilitas
5
1
5
11
10
3
0,825
6
2
1
4
14
9
0,975
7
2
4
13
7
4
0,80
8
4
3
7
11
5
0,83
Jumlah
9
13
35
42
21
Pada tabel 4.28 dapat disimpulkan tingkat kapabilitas untuk kuisioner kelima hingga kedelapan masih dibawah standard berkisar > 0,8 sedangkan kriteria standar tingkat kapabilitas adalah 5. Hal ini harus mengalami perbaikan secara signifikan.
Corectness 2
1
0,975 0,825
0,83
0,8
Tingkat kapabilitas
0 k5
k6
k7
k8
Gambar 4.7grafik tingkat kapabilitas correctness
93
Tabel 4.29 hasil rekapitulasi useability
Kuisioner
Tingkat Kapabilitas
Tingkat
1
2
3
4
5
Kapabilitas
9
2
3
6
7
2
0,58
10
1
2
9
15
3
0,97
11
0
3
8
15
4
1,22
12
0
4
9
17
0
0,93
Jumlah
3
12
32
54
9
Pada tabel 4.29 dapat disimpulkan tingkat kapabilitas untuk kuisioner kesembilan hingga keduabelas masih dibawah standard berkisar > 0,9 sedangkan kriteria standar tingkat kapabilitas adalah 5. Hal ini harus mengalami perbaikan secara signifikan.
Useability 2
1,22 1
0,97
0,93
tingkat kapabilitas
0,58
0 k9
k10
k11
k12
Gambar 4.8grafik tingkat kapabilitas useability
94
Tabel 4.30 hasil rekapitulasi efisinesi
Kuisioner
Tingkat Kapabilitas
Tingkat
1
2
3
4
5
Kapabilitas
13
1
5
14
10
0
0,775
14
1
5
15
8
1
0,775
15
0
6
13
10
1
0,7
16
1
3
15
7
4
0,83
Jumlah
3
19
57
35
6
Pada tabel 4.30 dapat disimpulkan tingkat kapabilitas untuk kuisioner ketigabelas hingga keenambelas masih dibawah standard berkisar > 0,7 sedangkan kriteria standar tingkat kapabilitas adalah 5. Hal ini harus mengalami perbaikan secara signifikan pada periode berikutnya.
Efisiensi 1
0,775
0,83
0,775 0,7
tingkat kapabilitas
0 k13
k14
k15
k16
Gambar 4.9 grafik tingkat kapabilitas efisiensi
95
Tabel 4.31hasil rekapitulasi security
Kuisioner
Tingkat Kapabilitas
Tingkat
1
2
3
4
5
Kapabilitas
17
0
6
14
9
1
0,79
18
1
5
11
11
2
0,825
19
1
1
7
17
4
0,93
20
0
5
10
10
5
0,875
Jumlah
2
17
42
47
12
Pada tabel 4.31 dapat disimpulkan tingkat kapabilitas untuk kuisioner ke-17 hingga ke-20 masih dibawah standard berkisar > 0,7 sedangkan kriteria standar tingkat kapabilitas adalah 5. Hal ini harus mengalami perbaikan secara signifikan. Supaya kinerja sistem lebih optimal.
Security 1
0,93
0,875
0,825
0,79
tingkat kapabilitas
0 k17
k18
k19
k20
Gambar 4.10grafik tingkat kapabilitas security
96
Tabel 4.32 hasil rekapitulasi reliability
Kuisioner
Tingkat Kapabilitas
Tingkat
1
2
3
4
5
Kapabilitas
21
1
6
11
9
3
0,88
22
0
7
10
11
2
0,89
23
2
4
10
9
5
0,91
24
4
6
8
7
5
0,84
Jumlah
7
23
39
36
15
Pada tabel 4.32 dapat disimpulkan tingkat kapabilitas untuk kuisioner ke- 21 hingga ke-22 masih dibawah standard berkisar > 0,8 sedangkan kriteria standar tingkat kapabilitas adalah 5. Hal ini harus mengalami perbaikan secara signifikan. Agar kinerja perusahaan meningkat.
Reliability 1 0,91
0,89
0,88
0,84
tingkat kapabilitas
0 k21
k22
k23
k24
Gambar 4.11 grafik tingkat kapabilitas reliability
97
Tabel 4.33 hasil rekapitulasi timeliness
Kuisioner
Tingkat Kapabilitas
Tingkat
1
2
3
4
5
Kapabilitas
25
4
4
11
7
4
0,84
26
1
5
13
8
3
0,88
27
2
1
12
8
7
0,97
28
1
5
12
9
3
0,89
Jumlah
8
15
38
32
17
Pada tabel 4.33 dapat disimpulkan tingkat kapabilitas untuk kuisioner ke-25 hingga ke-28 masih dibawah standard berkisar > 0,8 sedangkan kriteria standar tingkat kapabilitas adalah 5. Hal ini harus mengalami perbaikan secara signifikan.
Timeliness 1
0,97 0,89
0,88
0,84
tingkat kapabilitas
0 k25
k26
k27
k28
Gambar 4.12grafik tingkat kapabilitas timeliness
98
Tabel 4.34 hasil rekapitulasi produktivitas Kuisioner
Tingkat Kapabilitas
Tingkat
1
2
3
4
5
Kapabilitas
29
0
3
16
10
1
0,82
30
1
1
12
11
5
0,9
31
1
0
16
10
3
0,86
32
4
1
7
14
4
0,85
Jumlah
6
5
51
45
13
Pada tabel 4.34 dapat disimpulkan tingkat kapabilitas untuk kuisioner ke-29 hingga ke-32 masih dibawah standard berkisar > 0,8 sedangkan kriteria standar tingkat kapabilitas adalah 5. Hal ini harus mengalami perbaikan secara signifikan.
Produktivitas 1 0,9
0,86
0,82
0,85
tingkat kapabilitas
0 k29
k30
k31
k32
Gambar 4.13grafik tingkat kapabilitas produktivitas
99
Tabel 4.35 hasil rekapitulasi kualitas
Kuisioner
Tingkat Kapabilitas
Tingkat
1
2
3
4
5
Kapabilitas
33
2
1
13
12
2
0,89
34
1
3
7
15
4
0,9
35
0
2
6
16
6
0,63
36
1
1
7
13
8
0,96
Jumlah
4
7
33
56
20
Pada tabel 4.28 dapat disimpulkan tingkat kapabilitas untuk kuisioner ke-33 hingga ke-36 masih dibawah standard berkisar > 0,8 sedangkan kriteria standar tingkat kapabilitas adalah 5. Hal ini harus mengalami perbaikan secara signifikan.
Kualitas 2
1
0,96
0,9
0,89
tingkat kapabilitas 0,63
0 k33
k34
k35
k36
Gambar 4.14grafik tingkat kapabilitas kualitas
100
Tabel 4.36 hasil perhitungan KPI
Level
Perspektif
KPI SIMPEG memberikan informasi lengkap sesuai kebutuhan Kelengkapan Fasilitas
Skor 0,91
Bobot% 3,66%
0,42
1,7%
Peningkatan kinerja perusahaan Informasi SIMPEG dapat mengambil keputusan Pengawasan yang dilakukan atasan Presentase keterlambatan laporan Desain tampilan interface sempurna Presentasi penggunaan peralatan Tingkat produktivitas karyawan
3,73
3,73%
0,92
3,7%
77,5
3.1%
77,5
3.1%
0,7
2,8%
8,3
3,3%
8,2
3,3%
Pelatihan kinerja karyawan
8,5
3.43%
Pengadaan perbaikan sistem SIMPEG Pemeliharaan perawatan produksi Manajemen yang diterapkan Persentase kesalahan penginputan
9
3.6%
8,6
3,46%
8,3
3,3%
8.0
3,23%
Persentase laporan tercetak tanpa kesalahan Pemberian gaji tiap bulan
8,25
3,3%
9.7
3,9%
Presentase kemudahan untuk mencetak laporan kepegawaian
5.8
2,13%
Completeness
Unit Bisnis
Efisiensi
Produktivitas
Unit Operasi Bisnis
Correctness
101
Useability
Security
Departemen dan Pusat Kerja Reliability
Kualitas
Presentase kemudahan menggunakan system Presentase kemudahan mendata pegawai Presentase keefektifan sistem (error) Kesulitan password telah dioptimalkan
9,3
3,43%
1,22
4,5%
9,7
3,5%
7,9
3,1%
Kesulitan saat mengganti password
82,5
3,3%
Memiliki backup data
9,3
3,73%
Presentase kerutinan membackup data
8.7
3,5%
Presentase tingkat kesulitan menjalankan program Presentase tingkat kesulitan mengentri data
8,8
3,23%
9,1
3,3%
Presentase lancarnya menggunakan system
8,4
3,1%
Presentase pengeluaran biaya operasional
8,9
3,26%
Presentase pengembangan SIMPEG
8,9
3,3%
Presentase peningkatan kualitas SIMPEG
9,6
3,8%
Presentase peningkatan kinerja pegawai dengan SIMPEG Peningkatan kualitas pegawai
9
3,6%
6,3
2,5%
102
Timeliness
Presentase keterlambatan menghasilkan laporan
8,4
3,1%
Presentase peningkatan pegawai Presentase kinerja system
kecepatan kinerja
9,7
3,3%
ketepatan
8,9
3,2%
Memenuhi kebutuhan user
8,8
3,2%
Model capability merupakan alat ukur untuk mengetahui kondisi proses TI pada PDAM Tirta Moedal Semarang. Kegiatan pengukuran ini akan menghasilkan penilaian tentang kondisi sekarang pada sistem perusahaan tersebut. Pada pengukuran capability model ini digunakan pengambilan data melalui kuisioner.Responden yang dilibatkan untuk pengisian kuisioner adalah seluruh pegawai PDAM terutama bagian kepegawaian yang setiap hari menginput data tentang seluruh aktivitas pegawai di PDAM terutama bagian penggajian. Pada tabel 4.36 menunjukkan besar pembobotan dan nilai kinerja dari setiap masing-masing KPI. Pada sub bab ini penulis memfokuskan analisis pada KPI yang memiliki besar pembobotan paling tinggi dan nilai kinerjanya, pada level yang berbeda. Level unit bisnis, di level ini terdapat dua KPI yang memiliki besaran bobot paling tinggi diantaranya KPI peningkatan kinerja perusahaan dan SIMPEG dapat mengambil keputusan masing-masing adalah 3,73% dan 3,7%. Kedua KPI tersebut tergabung dalam satu perspektif, yakni perspektif completeness. Nilai kinerja tersebut belum mencapai target karena masih dibawah angka 5 (skor ≤ 5), untuk KPI presetase kelengkapan fasilitas masih kurang karena masih jauh dibawah standard yaitu 1,7 tetapi berpeluang untuk mencapai target diperiode berikutnya. Level unit operasi bisnis, untuk level ini perusahaan dapat dikatakan
masih
cenderung mendekati target yang diharapkan. Hal ini ditunjukkan oleh skore yang
103
diperoleh dari perspektif yang rata-rata skornya 8 sampai 9,7. Ada juga yang masih dibawah rata-rata yaitu pada KPI kemudahan mendata pegawai dan kemudahan mencetak laporan pegawai yang hampir mendekati sasaran standard. Pada level ini KPI yang mempunyai bobot paling tinggi adalah kemudahan mendata pegawai yaitu 4,5%. Sedangkan bobot KPI yang paling rendah adalah KPI kemudahan untuk mencetak laporan kepegawaian, KPI yang lain hampir mendekati target. Semua KPI dievel ini dapat mencapai target pada periode berikutnya. Level selanjutnya yaitu Level Department dan Pusat Kerja, dalam level ini KPI yang memiliki besar bobot tertinggi adalah peningkatan kualitas SIMPEG dengan bobot 3,8% . Nilai kinerja KPI tersebut sudah mencapai target yaitu 9,6. Nilai KPI yang paling rendah adalah pada perspektif kualitas pada KPI peningkatan kualitas pegawai yang hanya mencapai bobot 2,5%. Dari hasil tersebut dapat terlihat bahwa pada level ini perusahaan menitikberatkan terhadap masalah peningkatan kualitas pegawai dikarenakan jika kualitas pegawai meningkat kualitas dalam melayani pelanggan dan kinerja perusahaan juga akan meningkat. Kemudian 14 KPI lainnya yang terdistribusi ke dalam4 perspektif yaitu perspektif security, perspektif reliability , perspektif kualitas dan perspektif timeliness, nilai kinerja KPInya sudah mencapai target.karena skorenya rata-rata diatas angka 7. KPI yang masih di bawah target cukup sulit bila harus mencapai target, seperti misalnya KPI peningkatan kualitas pegawai dari perspektif kualitas, dikarenakan para pegawai PDAM tidak pernah diberi pelatihan dan bisa juga saat diberi pelatihan tapi tidak ada yang mengikuti dikarenakan alasan sibuk tugas.Untuk memperbaiki kinerja perusahaan tersebut, maka perlu dilakukan perbaikan dan peningkatan strategi objektif pada setiap level, sehingga diharapkan KPI yang pencapaiannya masih dibawah target dapat ditingkatkan kinerjanya. Perbaikan dan peningkatan strategi objektif tersebut ditentukan dengan mengkombinasikan hasil pembobotan dan hasil pengukuran kinerja KPI. Sebagai prioritas pertama, perbaikan dan peningkatan strategi objektif dikonsentrasikan pada level departemen dan pusat kerja. Level ini merupakan pondasi dari perspektif pada metode SMART System, yang mengawali
104
keberhasilan level unit operasi bisnis dan level unit bisnis. Pada level ini yang menjadi prioritas utama adalah peningkatan kualitas kepegawaian, diikuti oleh kelancaran menggunakan sistem, mengurangi keterlambatan membuat laporan, pengamanan password, kesulitan menjalankan program dan KPI lainnya yang masih dibawah bobot 3,5%. Prioritas kedua pada level unit bisnis , pada level ini yang menjadi prioritas utama adalah kelengkapan fasilitas, desain tampilan interface, pengawasan yang dilakukan atasan, keterlambatan menyerahkan laporan, dan penggunaan peralatan, Prioritas ketiga pada level unit operasi bisnis, pada level ini yang menjadi prioritas utama adalah kemudahan mencetak laporan diikuti oleh produktivitas karyawan, laporan tercetak tanpa kesalahan, kesalahan penginputan,pelatihan kinerja karyawan, dan kemudahan menggunakan sistem. 4.8.2
Rekomendasi
1. Perlunya pengembangan prosedur dan kebijakan oleh pihak manajemen yang terstandar baku dan tertulis secara formal mengenai kelengkapan fasilitas dan peningkatan kualitas pegawai. 2. Perbaikan sistem karena sistem kepegawaian masih dianggap sulit digunakan oleh karyawan PDAM terutama bagian kepegawaian. 3. Indicator yang telah terstandard sebaiknya dipertahankan dan perlu dilakukan pengawasan terhadap manajemen agar tidak menurun. 4. Membuat kebijakan mengenai kepatuhan dan komitmen karyawan dalam menjalankan tugas khususnya dalam penggunaan sistem informasi dan keterlambatan laporan bulanan. 5. Perlu mengadakan peningkatan kualitas pegawai dengan melalui pelatihan pegawai, atau pelatihan khusus ( belajar Bahasa asing). 6. Perlu adanya pelatihan dalam penggunaan sistem informasi kepegawaian bagi karyawan. Pelatihan tersebut bertujuan untuk membuat karyawan lebih memahami penggunaan sistem informasi kepegawaian dan sistemsistem lain guna meningkatkan kualitas PDAM.
105
7. Melakukan inovasi dan perbaikan berkelanjutan untuk mengurangi kesalahan yang muncul dalam hal penginputan data.
106
BAB 5 PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan analisa dan evaluasi kinerja sistem
informasi
kepegawaian SIMPEG pada PDAM Semarang pada proses penggajian pegawai ini. Penulis dapat mengambilkesimpulan : 1. Uji validitas dikatakan valid karena signifikan (<0,05) serta nilai variance (korelasi) tiap itemnya ≥0,3. 2. Uji reliabilitas masing-masing indicator dikatakan reliabel karena nilai reliabilitas >0,600. Nilai reliabilitas ini dapat diterima kedalam kategori reliabilitas (0,77- 0,82) Pada metode TRADE penulis dapat mengambil kesimpulan : 1. Proses entri data cuti pegawai belum mencapai sasaran standard karena penyimpangan ini mencapai 27%, sasaran standard aspek ini sebesar 98% dan hanya diperoleh sebesar 73%. 2. Proses entri edit/hapus data pegawai belum mencapai sasaran standard karena penyimpangan ini mencapai 20,8%, sasaran standard aspek ini sebesar 98% dan hanya diperoleh sebesar 79,2%. 3. Proses entri cetak rincian gaji pegawai sudah mencapai sasaran standard karena penyimpangan ini sebesar 0,53%, sasaran standard aspek ini sebesar 98% dan hanya diperoleh sebesar 99,4%. Pada smart system bedasarkan hasil bab pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan : 1. Terdapat 22 strategi objektif diantaranya : kelengkapan fasilitas, peningkatan kinerja, pengambil keputusan, pengawasan, waktu, desain, optimalisasi, peningkatan produktifitas, pemeliharaan, manajemen, jumlah kesalahan, ketepatan kemudahan, efektif, optimalisasi pengamanan, tingkat kesulitan, biaya, kualitas sistem, timeliness, keeptan kinerja, akurat
107
2. Hasil pengukuran menunjukkan bahawa kinerja perusahaan dikatakan cukup baik, terutama pada level operasi bisnis. Maka dari itu terdapat kemungkinan pada peiode mendatang level unit bisnis dan departement akan terjadi peningkatan kinerja. 3. Sebagai prioritas pertama perbaikan dan peningkatan strategi objektif dilakukan pada level unit bisnis. Level ini merupakan pondasi dari perspektif pada metode Smart System. Prioritas kedua perbaikan akan dilakukan pada level operasi bisnis pada level ini yang menjadi utama adalah peningkatan desain interface. Pada prioritas ketiga perlu ditingktan pada level departemen dan work center pada perspektif peningkatan kualitas pegawai. 5.2
Saran 1. Supaya tidak terjadi hambatan dalam penginputan gaji pegawai sistem harus dioptimalisasikan, melakukan perbaikan sistem yang lebih mudah dan tepat. 2. Perlu meningkatkan kualitas kinerja pegawai agar perusahaan lebih produktif. 3. Perlu mengadakan sosialiasasi tentang penggunaan SIMPEG agar pegawai PDAM lebih mudah menggunakan SIMPEG 4. Perusahaan agar mempertahankan hasil kinerja yang telah mencapai target, dan meningkatkan terutama pada KPI-KPI yang bobot masih dibawah rata-rata. 5. Mengimplementasikan setiap strategi objektif yang telah ditetapkan organisasi dan tetap dalam konteks pengontrolan pihak-pihak internal organisasi perusahaan.
108
DAFTAR PUSTAKA [1] Kartika, Andini, ANALISIS DAN EVALUASI KINERJA SISTEM INFORMASI REGISTRASI KARTU TANDA ANGGOTA (KTA), 2013. [2] Pratiwi, Ranti Putri;, PENERAPAN SMART SYSTEM SEBAGAI METODE PENGUKURAN KINERJA, 2014. [3] (2011,
Apr.)
Konsep
Dasar
Pengukuran
Kinerja.
[Online].
http://mohmahsun.blogspot.com [4] Budiharjo, Ir. M;, Penilaian Kinerja Karyawan. Jakarta: Gramedia Pustaka, 2015. [5] (2013,
Nov.)
pengertian
data
http://www.pengertianahli.com
109
dan
jenis
data.
[Online].
LAMPIRAN Lampiran 1.Surat Keterangan Survei
110
111