FAKTOR PENYEBAB KURANG LANCARNYA REMAJA AWAL DALAM MELAKSANAKAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN DI SMP NEGERI 25 PADANG
JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1)
MAIYUNIATI NPM: 09060101
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STKIP (PGRI) SUMATERA BARAT PADANG 2014
FAKTOR PENYEBAB KURANG LANCARNYA REMAJA AWAL DALAM MELAKSANAKAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN DI SMP NEGERI 25 PADANG Oleh: Maiyuniati * Dr. Helma, M.Pd ** Alfaiz, S.Psi.I., M.Pd ** *Mahasiswa ** Dosen Pembimbing Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT Many learners who do not understand the developmental tasks, learners are less able to control themselves and learners lack of freedom. The purpose of this study is to describe the physical growth factors, and psychological factors that lead to the development of early adolescents are less smooth in carrying out development tasks. This study is a quantitative descriptive approach. The study population includes all students at Junior High School 25 Padang 750 learners with 88 samples of learners. The results of this study revealed that the factors causing the lack of smoothness in performing early adolescent developmental tasks is adolescent physical development 42.25%, factor of adolescent psychological development 34.09%, position in the family adolescents 47.73%, teenagers the opportunity to study the developmental tasks of 38.54%, motivation self 31.82%, the smooth implementation of developmental tasks during the previous 52.27%. Key words: adolescence, developmental tasks PENDAHULUAN Kesuksesan dalam pelaksanaan tugas perkembangan dalam suatu masa kehidupan akan membawa kesuksesan pula dalam pelaksanaan tugas perkembangan selanjutnya. Tingginya intensitas masalah yang dihadapi remaja merupakan akibat banyaknya tugas-tugas perkembangan yang tidak dilaksanakan dengan baik, sekalipun demikian, remaja yang mengalami kegagalan atau keterlambatan dalam pelaksanaan tugas-tugas perkembangannya, tidak berarti tidak akan bahagia karena kesempatan layanan atau perawatan psikis bentuk lainnya masih terbuka lebar. Dalam masa perkembangannya ini remaja mengalami goncangan atau kondisi yang labil terutama dalam melepaskan nilainilai yang lama ketika mereka masih dalam usia anak-anak dan memperoleh nilai-nilai yang baru untuk mencapai kedewasaan. Remaja belum mampu memfungsikan secara maksimal fungsi fisik dan psikis, namun pada fase ini remaja berada pada masa yang
sangat potensial dalam aspek kognitif, emosi, dan fisik. Remaja adalah individu yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan rentang usianya masing-masing, pertumbuhan dan perkembangan dari remaja tersebut dipengaruhi oleh faktor dari dalam dirinya (intern) dan faktor yang ada di luar dirinya (ekstern). Dengan adanya pengaruh tersebut remaja akan memperoleh perubahan dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Berbagai perubahan dalam perkembangan bertujuan untuk memungkinkan remaja menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana dia hidup. Masa remaja merupakan masa yang sangat labil, karena sedang terjadi suatu perubahan fisik maupun psikis yang menyebabkan timbulnya kegoncangan dan kekacauan dalam pikirannya sehingga tingkahlaku yang muncul kurang terpuji dan tidak dapat diterima oleh lingkungan, baik itu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan masyarakat umumnya. Tingkahlaku
FAKTOR PENYEBAB KURANG LANCARNYA REMAJA AWAL DALAM MELAKSANAKAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN DI SMP NEGERI 25 PADANG Oleh: Maiyuniati * Dr. Helma, M.Pd ** Alfaiz, S.Psi.I., M.Pd ** *Mahasiswa ** Dosen Pembimbing Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRAK Banyaknya peserta didik yang kurang memahami tugas-tugas perkembangan, peserta didik kurang mampu mengontrol diri dan peserta didik kurang mendapatkan kebebasan. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan faktor pertumbuhan fisik, dan faktor perkembangan psikis yang menyebabkan kurang lancarnya remaja awal dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan. Jenis penelitian ini termasuk pendekatan deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian ini mencakup seluruh peserta didik di SMP Negeri 25 Padang sebanyak 750 peserta didik dengan sampel 88 peserta didik. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa faktor penyebab kurang lancarnya remaja awal dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan adalah perkembangan fisik remaja 42.05%, faktor perkembangan psikis remaja 34.09%, posisi remaja dalam keluarga 47.73%, kesempatan remaja untuk mempelajari tugas-tugas perkembangan 38.54%, motivasi diri 31.82%, lancarnya pelaksanaan tugas-tugas perkembangan pada masa sebelumnya 52.27%.
Kata kunci: remaja awal, tugas-tugas perkembangan
PENDAHULUAN Kesuksesan dalam pelaksanaan tugas perkembangan dalam suatu masa kehidupan akan membawa kesuksesan pula dalam pelaksanaan tugas perkembangan selanjutnya. Tingginya intensitas masalah yang dihadapi remaja merupakan akibat banyaknya tugas-tugas perkembangan yang tidak dilaksanakan dengan baik, sekalipun demikian, remaja yang mengalami kegagalan atau keterlambatan dalam pelaksanaan tugas-tugas perkembangannya, tidak berarti tidak akan bahagia karena kesempatan layanan atau perawatan psikis bentuk lainnya masih terbuka lebar. Dalam masa perkembangannya ini remaja mengalami goncangan atau kondisi yang labil terutama dalam melepaskan nilainilai yang lama ketika mereka masih dalam usia anak-anak dan memperoleh nilai-nilai yang baru untuk mencapai kedewasaan. Remaja belum mampu memfungsikan secara maksimal fungsi fisik dan psikis, namun pada fase ini remaja berada pada masa yang
sangat potensial dalam aspek kognitif, emosi, dan fisik. Remaja adalah individu yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan rentang usianya masing-masing, pertumbuhan dan perkembangan dari remaja tersebut dipengaruhi oleh faktor dari dalam dirinya (intern) dan faktor yang ada di luar dirinya (ekstern). Dengan adanya pengaruh tersebut remaja akan memperoleh perubahan dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Berbagai perubahan dalam perkembangan bertujuan untuk memungkinkan remaja menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana dia hidup. Masa remaja merupakan masa yang sangat labil, karena sedang terjadi suatu perubahan fisik maupun psikis yang menyebabkan timbulnya kegoncangan dan kekacauan dalam pikirannya sehingga tingkahlaku yang muncul kurang terpuji dan tidak dapat diterima oleh lingkungan, baik itu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan masyarakat umumnya. Tingkahlaku
yang ditampilkannya sering bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di lingkungan tersebut, yang menjelaskan bahwa remaja belum mampu dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangannya. Peserta didik merupakan remaja yang sedang berkembang. Pada masa remaja peserta didik sangat membutuhkan hubungan sosial yang matang baik antara teman sebaya maupun hubungan sosial dengan teman dan lawan jenis. Menurut AlMighwar (2006: 157) ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap lancarnya pelaksanaan tugas-tugas perkembangan adalah sebagai berikut: 1. Pertumbuhan fisik remaja. Tugas perkembangan akan sukses bila pertumbuhan fisik remaja berjalan dengan sewajarnya. 2. Perkembangan psikis remaja. Tugas perkembangan akan sukses bila perkembangan psikisnya, seperti mental, sikap, perasaannya berkembang dengan wajar. 3. Posisi remaja dalam keluarga. Kelancaran tugas perkembangan juga banyak dipengaruhi oleh posisinya di tengah keluarga; sebagai anak tunggal atau bukan, anak kandung atau anak angkat, anak pertama atau terakhir. 4. Kesempatan remaja untuk mempelajari tugas-tugas perkembangan. Banyak sedikitnya kesempatan yang dimiliki remaja sangat berpengaruh pada pelaksanaan tugas perkembangan remaja. 5. Motivasi diri. Ada tidak adanya motivasi, kuat atau lemahnya, atau faktor pendorong yang ada dalam diri seorang remaja akan memperlancar atau menghambat pelaksanaan tugastugas perkembangan remaja. Motivasi dapat bersumber dari dalam diri remaja, seperti semangat dan obsesi, dan dari luar diri remaja, seperti penghargaan orangtua atau masyarakat terhadap remaja. 6. Lancarnya pelaksanaan tugas-tugas perkembangan pada masa sebelumnya. Kelancaran pelaksanaan tugas-tugas perkembangan remaja selama masa kanak-kanak atau masa puber akan berpengaruh terhadap kelancaran
pelaksanaan tugas-tugas perkembangan pada masa berikutnya. Berdasarkan hasil wawancara peneliti pada tanggal 4-9 November 2013 dengan beberapa orang peserta didik di SMP Negeri 25 Padang, penulis menemukan peserta didik yang mengalami masalah dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan, peserta didik kurang mampu mengontrol diri sendiri, kurangnya pengetahuan remaja awal tentang tugastugas perkembangan, kurang mendapatkan kebebasan, tidak memiliki citra diri yang nyata, malu bergaul dengan teman lawan jenis. Menurut Prayitno (2006: 6) “Masa remaja merupakan salah satu periode dalam rentang kehidupan manusia”. Periode remaja adalah periode dimana individu meninggalkan masa anak-anaknya mulai memasuki masa dewasa. Masa remaja adalah masa dimana seseorang mulai bertanya-tanya mengenai berbagai peristiwa yang terjadi di lingkungannya sebagai dasar bagi pembentukan diri remaja. Sedangkan menurut Mappiare (Ali, 2006: 9), masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Remaja dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa latin adolescere artinya tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan. Menurut Hurlock (2002: 206) yang mengatakan bahwa secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak. Menurut Havighurst (Prayitno, 2006: 42) tugas perkembangan remaja merupakan tugas yang muncul pada atau sekitar periode tertentu dalam kehidupan individu. Pencapaian (tugas perkembangan) yang sukses berperan penting untuk kebahagiaannya dan pencapaian tugas-tugas selanjutnya, tingginya intensitas masalah yang dihadapi remaja merupakan akibat banyaknya tugas-tugas perkembangan yang tidak dilaksanakan dengan baik. Tugas-tugas perkembangan masa remaja yang penting akan menggambarkan
seberapa jauh perubahan yang harus dilakukan dan masalah yang timbul dari perubahan itu sendiri. Tugas-tugas perkembangan dalam waktu relatif singkat yang dimiliki oleh remaja sebagai akibat perubahan usia kematangan yang sah menjadi delapan belas tahun, menyebabkan banyak tekanan yang menggangu para remaja. Para remaja yang menerima keadaan fisiknya sejak kanak-kanak mereka telah mengagungkan konsep mereka tentang penampilan diri pada waktu dewasa nantinya. Remaja yang sangat mendambakan kemandirian, usaha untuk mandiri secara emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lain merupakan tugas perkembangan yang mudah. Banyak remaja yang ingin mandiri, juga ingin dan membutuhkan rasa aman yang diperoleh dari ketergantungan emosi pada orangtua atau orang-orang dewasa lain. Kemandirian ekonomis tidak dapat dicapai sebelum remaja memilih pekerjaan yang memerlukan periode pelatihan yang lama, tidak ada jaminan untuk memperoleh kemandirian ekonomis bilamana mereka secara resmi menjadi dewasa nantinya. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini termasuk pendekatan deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk menggambarkan suatu keadaan, peristiwa atau suatu situasi tertentu sebagaimana adanya. Menurut Lehmann (Yusuf, 2005: 80) penelitian deskriptif adalah suatu jenis penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat tertentu, atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail. Sedangkan menurut Narbuko (2009: 44) adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, jadi ia juga menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasi. Populasi penelitian ini mencakup seluruh siswa SMP Negeri 25 Padang yang terdaftar pada tahun ajaran 2013-2014 sebanyak 750 orang siswa yang tersebar pada tiga kelas VII, VIII, dan IX. Jumlah sampel dalam penelitian ini 88 orang. Jenis data dalam penelitian ini adalah data interval. Dalam penelitian ini
sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Alat pengungkap data dalam penelitian ini dengan menggunakan kuesioner atau angket. Penyusunan instrumen dibentuk melalui beberapa tahap, yaitu: menentukan indikator variabel, menyusun butir-butir instrumen, menguji coba instrument dan menganalisa hasil uji coba. Instrumen angket pada penelitian digunakan jenis skala likert, yaitu skala yang memiliki poin, masing-masing poin mempunyai interval yang sama. Setelah semua data yang diperlukan diperoleh, langkah berikutnya adalah menganalisis data tersebut sehingga dapat di interpretasikan. Teknik analisis data yang digunakan adalah rumus Kriterium Sturgess yang dikemukakan oleh Agus Irianto (2010:22) untuk mencari besarnya interval sebagai berikut. =
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Secara umum dapat diketahui bahwa dari 88 orang, siswa kurang lancar dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan berada pada kriteria sangat banyak ada 8 orang (9.09%), berada pada kriteria banyak ada 4 orang (4.55%), berada pada kriteria cukup banyak ada 20 orang (22.73%), berada pada kriteria sedikit ada 32 orang (36.36%) dan berada pada kriteria sangat sedikit 24 orang (27.27%). Kriteria paling tinggi adalah kriteria sedikit dengan frekuensi 32 dan persentase 36.36%. Faktor perkembangan fisik remaja penyebab kurang lancarnya remaja awal dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan berada pada kriteria sangat banyak ada 4 orang (4.55%), berada pada kriteria banyak ada 4 orang (4.55%), berada pada kriteria cukup banyak ada 13 orang (14.77%), berada pada kriteria sedikit ada 30 orang (34.09%) dan berada pada kriteria sangat sedikit 37 orang (42.05%). Kriteria paling tinggi adalah kriteria sangat sedikit dengan frekuensi 37 dan persentase 42.05%. Faktor perkembangan psikis remaja penyebab kurang lancarnya remaja awal dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan berada pada kriteria sangat banyak ada 7 orang (7.95%), berada pada
kriteria banyak ada 19 orang (21.59%), berada pada kriteria cukup banyak ada 30 orang (34.09%), berada pada kriteria sedikit ada 18 orang (20.45%) dan berada pada kriteria sangat sedikit 14 orang (15.91%). Faktor posisi remaja dalam keluarga penyebab kurang lancarnya remaja awal dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan berada pada kriteria sangat banyak ada 7 orang (7.95%), berada pada kriteria banyak ada 5 orang (5.68%), berada pada kriteria cukup banyak ada 11 orang (12.50%), berada pada kriteria sedikit ada 23 orang (26.14%) dan berada pada kriteria sangat sedikit 42 orang (47.73%). Faktor kesempatan remaja untuk mempelajari tugas-tugas perkembangan penyebab kurang lancarnya remaja awal dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan berada pada kriteria sangat banyak ada 7 orang (7.95%), berada pada kriteria banyak ada 4 orang (4.55%), berada pada kriteria cukup banyak ada 17 orang (19.32%), berada pada kriteria sedikit ada 26 orang (29.55%) dan berada pada kriteria sangat sedikit 34 orang (38.54%). Faktor motivasi diri penyebab kurang lancarnya remaja awal dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan berada pada kriteria sangat banyak ada 7 orang (7.95%), berada pada kriteria banyak ada 10 orang (11.36%), berada pada kriteria cukup banyak ada 17 orang (19.32%), berada pada kriteria sedikit ada 26 orang (29.55%) dan berada pada kriteria sangat sedikit 28 orang (31.82%). Faktor lancarnya pelaksanaan tugas-tugas perkembangan pada masa sebelumnya penyebab kurang lancarnya remaja awal dalam melaksanakan tugastugas perkembangan berada pada kriteria sangat banyak ada 4 orang (4.55%), berada pada kriteria banyak ada 5 orang (5.68%), berada pada kriteria cukup banyak ada 11 orang (12.50%), berada pada kriteria sedikit ada 22 orang (25.00%) dan berada pada kriteria sangat sedikit 46 orang (52.27%). Faktor penyebab kurang lancarnya remaja awal dalam melaksanakan tugastugas perkembangan di SMP Negeri 25 Padang secara umum memiliki rata-rata 156.37 dengan kriteria sedikit perolehan rata-rata dapat dilihat pada lampiran 6. Hal ini berarti penyebab kurang lancarnya remaja awal dalam melaksanakan tugas-
tugas perkembangan adalah sedikit. Misalnya penyebab kurang lancarnya remaja awal dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan disebabkan oleh faktor perkembangan fisik remaja, kurang lancarnya remaja awal dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan hanya sangat sedikit disebabkan oleh faktor perkembangan fisik remaja. Penyebab kurang lancarnya remaja awal dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan di SMP Negeri 25 Padang didominasi oleh faktor perkembangan psikis remaja, dan kurang lancarnya remaja awal dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan sangat sedikit disebabkan oleh faktor-faktor lain. Kurang lancarnya remaja awal dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan di SMP Negeri 25 Padang sangat sedikit disebabkan oleh faktor perkembangan fisik remaja dengan rata-rata 19.56 dengan kriteria sedikit. kurang lancarnya remaja awal dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan di SMP Negeri 25 Padang cukup banyak disebabkan oleh faktor psikis dengan rata-rata 28.80. Remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas. Mereka sudah tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat diterima secara penuh untuk masuk ke golongan orang dewasa. Oleh karena itu, remaja sering kali dikenal dengan fase mencari jati diri sendiri atau fase topan dan badai. Remaja masih belum mampu menguasai dan mengfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya. Hal ini dapat menjadi penyebab kurang lancarnya remaja awal dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan. Kurang lancarnya remaja awal dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan di SMP Negeri 25 Padang sedikit disebabkan oleh kesempatan remaja untuk mempelajari tugas-tugas perkembangan dengan rata-rata 24.61. Kurang lancarnya remaja awal dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan di SMP Negeri 25 Padang sangat sedikit disebabkan oleh faktor motivasi diri dengan rata-rata 27.4. Kurang lancarnya remaja awal dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan di SMP Negeri 25 Padang sangat sedikit disebabkan oleh lancarnya pelaksanaan tugas-tugas perkembangan pada masa sebelumnya dengan rata-rata 18.54.
KESIMPULAN Kurang lancarnya remaja awal dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan di SMP Negeri 25 Padang, disebabkan oleh faktor perkembangan fisik remaja, perkembangan psikis remaja, posisi remaja dalam keluarga, kesempatan remaja untuk mempelajari tugas-tugas perkembangan, motivasi diri, dan lancarnya pelaksanaan tugas-tugas perkembangan pada masa sebelumnya. Faktor perkembangan fisik remaja penyebab kurang lancarnya remaja awal dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan memiliki rata-rata 19.56 yang memiliki kriteria sedikit. Faktor perkembangan psikis remaja penyebab kurang lancarnya remaja awal dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan memiliki rata-rata 28.80 memiliki kriteria cukup banyak. faktor posisi remaja dalam keluarga penyebab kurang lancarnya remaja awal dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan memiliki rata-rata 37.43 memiliki kriteria sedikit. Faktor kesempatan remaja untuk mempelajari tugas-tugas perkembangan penyebab kurang lancarnya remaja awal dalam melaksanakan tugastugas perkembangan memiliki rata-rata 24.61 memiliki kriteria sedikit. Faktor motivasi diri penyebab kurang lancarnya remaja awal dalam melaksanakan tugastugas perkembangan memiliki rata-rata 27.4 memiliki kriteria sedikit. Faktor lancarnya pelaksanaan tugas-tugas perkembangan pada masa sebelumnya penyebab kurang lancarnya remaja awal dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan memiliki ratarata 18.54 memiliki kriteria sedikit. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang tersebut di bawah dan penulis menyampaikan beberapa saran kepada: Kepala sekolah dapat dijadikan masukan, informasi dan panduan untuk merumuskan apa yang akan diberikan kepada peserta didik untuk mencapai tugas perkembangan yang optimal, peserta didik dapat mengetahui dan memahami tugas-tugas perkembangan remaja awal, guru dapat dijadikan bahan untuk dijadikan pedoman bagi guru dalam membuat kebijakan untuk membantu peserta didik supaya tidak salah akan tugas-tugas perkembangan remaja awal yang mereka
alami, peneliti selanjutnya dapat dijadikan sebagai pedoman atau dasar penelitian lebih lanjut, pimpinan program studi dapat dijadikan sebagai masukan dalam upaya mempersiapkan calon guru BK yang profesional.
KEPUSTAKAAN Ali, Mohammad dan Mohammad Asrori. 2006. Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara Al-Mighwar, Muhammad . 2006. Psikologi Remaja. Bandung: Pustaka Setia Narbuko, Cholid. 2009. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara Prayitno, Elida. 2006. Psikologi Perkembangan Remaja. Jakarta: Angkasa Raya Yusuf, A Muri. 2005. Metodologi Penelitian (Dasar-dasar Penyelidikan Ilmiah). Padang: FIP UNP