FAKTOR-FAKTOR YANGMEMPENGARUHI PRESASINBELAJAR PADA SISWA KELAS II SMU NEGERI SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2004 –2005
SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Akutansi Pada Universitas Negeri Semarang
Oleh : Erlin Kartini NIM. 330141169 FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN EKONOMI 2006
PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada : Hari
: Sabtu
Tanggal
: 22 November 2005
Pembimbing I
Pembimbing II
Dra. Sri Kustini NIP. 130795082
Dra. Titik Ismiyatun, M.Si NIP. 130815347
Mengetahui : Ketua Jurusan Ekonomi
Drs. Kusmuriyanto, M.Si NIP. 131404309
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada : Hari
: Sabtu
Tanggal : 22 November 2005
Penguji Skripsi
Dr. Kardoyo, M.Pd NIP. 131570073
Anggota I
Anggota II
Dra. Sri Kustini NIP. 130795082
Dra. Titik Ismiyatun, M.Si NIP. 130815347
An. Dekan Fakultas Ilmu Sosial Pembantu Dekan I Bidang Akademik
Drs. Masrukhi, M.Pd NIP. 131764049
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri bukan jiplakan dan karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam Skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Semarang,
Erlin Kartini NIM. 3301401169
iv
2005
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO “Ketentraman dan kedamaian terutama dalam kehidupan manusia adalah beribadah dan suka beramal” “Kegagalan utama dalam kehidupan manusia adalah KESOMBONGAN” “Banyak sekali kebenaran baru kita temukan ketika kita mengubah cara pandang kita” “Keyakinan yang kuat membuat segala sesuatunya menjadi mungkin. (MOFICA)” “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. (Q.S AL BAQARAH : 216)
Persembahan : 1. Ayah dan ibu atas do’a, kasih sayang, dan bimbingannya selama ini. 2. Kakakku Niken dan kedua adikku (Galih dan Putra) yang kusayangi. 3. Mas Manto yang selalu sabar dan setia menemaniku. 4. Sahabatku Novi, Awalu, Heri, Nanik, Heni, mas Rondhi, dan Sri yang telah membantuku. 5. Teman-teman Pendidikan Akuntansi B angkatan 2001 yang telah membentuku.
v
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah S.W.T, bahwa dengan ridlo-Nya skripsi yang berjudul “ Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas 11 SMU Negeri 8 Sernarang Tahun Pelajaran 2004 – 2005 ” telah selesai. Skripsi ini merupakan sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1) pada Universitas Negeri Sernarang. Dorongan, gagasan, masukan dan bimbingan dan Ibu Dra. Sri Kustini selaku Pembimbing I dan Ibu Dra. Titik Ismiyatun M.Si selaku Pembimbing II, sangat membantu dalam penulisan skripsi mi. Ucapan terima kasih yang sebesar besarnya atas ketulusan dan bantuannya. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada: 1. Dr. H. A.T. Soegito, S.H., M.M., Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin untuk penelitian. 2. Drs. Sunardi. M.M., Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan fasilitas dan kesempatan mengikuti program S1. 3. Drs. Kusmuriyanto, M.Si, Ketua Jurusan Ekonomi yang telah memberikan fasilitas dan pelayanan selama masa studi. 4. Dr. Kardoyo, M.Pd, Dosen Penguji Skripsi yang telah memberikan saran, pengarahan, dan petunjuk dalarn penyusunan skripsi ini. 5. Drs. Totok Widiyanto, Kepala SMU Negeri 8 Semarang yang telah memberikan ijin dalam melakukan penelitian.
vi
6. Siswa kelas II SMU Negeri 8 Semarang yang telah meluangkan waktu dan bersedia mengisi angket. 7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang turut membantu dalam penyelesaian skripsi mi. Semoga segala kebaikan yang diperbuat mandapatkan balasan dan Allah S.W.T. Kritik dan saran dan semua pihak diterima dengan senang hati. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Semarang,
Penulis
vii
Januari 2006
SARI Erlin Kartini. 2005. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas II SMU Negeri 8 Semarang Tahun Pelajaran 2004-2005”. Jurusan Ekonomi Fakultas Timu Sosial Universitas Negeri Semarang.
Kata Kunci : Faktor Intern, Ekstern, Prestasi Belajar. Prestasi belajar merupakan salah satu ukuran sumber daya manusia yang berkualitas dan merupakan ukuran keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik intern maupun ekstern. Sebagian faktor intern yang sangat dominan dalam mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah bakat, minat dan motivasi. Sedangkan faktor ekstern yang mempengaruhi prestasi belajar adalah lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Dengan banyaknya siswa yang terbagi dalam beberapa kelas, tentunya terdapat pula perbedaan karakteristik siswa dalam berbagai hal terutama prestasi belajar. Untuk itu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menarik untuk diteliti. Adapun penelitian ini berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas II SMU Negeri 8 Semarang Tahun Pelajaran 2004 - 2005” Permasalahan yang dikaji adalah Bagaimanakab gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar pada siswa kelas II SMU Negeri 8 Semarang tahun pelajaran 2004-2005? Adakah faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar pada siswa kelas II SMU Negeri 8 Semarang tahun pelajaran 2004 - 2005 ? Seberapa besar pengaruh tersebut terhadap prestasi belajar pada siswa kelas II SMU Negeri 8 Semarang tahun pelajaran 2004-2005? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor intern dan faktor ekstern yang mempengaruhi prestasi belajar pada siswa kelas II SMU Negeri 8 Semarang tahun pelajaran 2004 - 2005, Untuk mengetahui adakah pengaruh faktor intern dan faktor ekstern terhadap prestasi belajar pada siswa kelas II SMU Negeri 8 Semarang tahun pelajaran 2004 - 2005, Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor intern dan faktor ekstern terhadap prestasi belajar pada siswa kelas H SMIJ Negeri 8 Semarang tahun pelajaran 20042005. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas II SMU Negeri 8 Semarang tahun pelajaran 2004 - 2005. Sistem pengambilan sampel dengan cara sample random sampling. Adapun cara pengambilan sampel dengan undian sehingga didapat 105 siswa yang dijadikan sampel penelitian. Ada tiga variabel yang dikaji dalam penelitian mi yaitu faktor intern, faktor ekstern dan prestasi belajar siswa. Data diambil melalui teknik dokumentasi dan kuesioner. Analisis data menggunakan analisis deskriptif persentase dan regresi linier ganda.
viii
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor intern termasuk kategori tinggi (63,0%) dan faktor ekstern termasuk kategori tinggi (83,0%). Berdasarkan hash analisis regresi ganda diperoleh persamaan regresi Y = 0,033 X1+ 0,0287 X2 + 3,5499. Uji keberartian persamaan regresi dengan menggunakan uji F, berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Fhitung = 82,085 dan probabilitas 0,000. Karena probabilitas kurang dan 5% menunjukkan bahwa secara simultan faktor intern dan ekstren berpengaruh terhadap partisipasi anggotanya sebesar 60,9%. Hash uji secara parsial diperoleh untuk koefisien korelasi faktor in sebesar 0,441 dan faktor ekstern sebesar 0,363 dengan probabilitas 0,000. Dengan demikian secara parsial faktor intern dan faktor ekstern berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa sebesar 19,45% untuk faktor intern dan 13,18% untuk faktor ekstern. Berdasarkan hasil penelitian diketahui faktor intern dan faktor ekstern berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa secara parsial dan simultan. OIeh karena itu peneliti menyarankan bagi siswa, dalam belajar diharapkan motivasi dan diri sendiri yang dorninan dibandingkan yang lain. Untuk meningkatkan bakat siswa, hendaknya siswa banyak berlatih, membaca dan mempelajari kembali pelajaran yang telah diajarkan. Untuk meningkatkan minat siswa dalam belajar, guru dapat rnenerapkan berbagai metode pembelajaran, menjaga hubungan yang baik dengan siswa dengan didukung fasilitas laboratoriurn yang lengkap dan pihak sekolah. Bagi keluarga hendaknya memperhatikan aktivitas belajar mereka, serta menciptakan suasana rumah yang kondusif untuk belajar. Bagi masyarakat hendaknya memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar dan benlatih serta menerapkan pelajaran dalarn setiap kegiatan kemasyarakatan.
ix
DAFTAR ISI
Halaman JUDUL ................................................................................................................ i PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... ii PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................................ iii PERNYATAAN .................................................................................................. iv MOTTO DAN PERSEMBAIIAN ..................................................................... v PRAKATA .......................................................................................................... vi SARI ....................................................................................................................viii DAFTAR ISI ....................................................................................................... x DAFTAR TABEL ..............................................................................................xiv DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................xvi BAB I PENDAHULUAN I ................................................................................ 1 1. 1. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1 1. 2. Identifikasi dan Perurnusan Masalah................................................ 9 1. 3. Penegasan Istilah ............................................................................. 9 1. 4. Tujuan Penelitian ............................................................................. 11 1. 5. Manfaat Penelitian ........................................................................... 11 1. 6. Sistematika Penulisan ...................................................................... 12
x
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 14 2. 1. Belajar ........................................................................................... 14 2.1.1. Pengertian Belajar ........................................................... 14 2.1.2. Ciri ciri Belajar ............................................................... 15 2.1.3. Prinsip-prinsip belajar ..................................................... 16 2.1.4. Teori Belajar ................................................................... 19 2.1.5. Faktor- faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ....... 20 2.1.6. Prestasi Belajar ............................................................... 21 2.2. Mengajar ........................................................................................ 58 2.3. Kerangka Berpikir ......................................................................... 60 2.4. Hipotesis ........................................................................................ 70 BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 71 3. 1. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................. 71 3. 1. 1. Populasi Penelitian .......................................................... 71 3. 1.2. Sampel Penelitian ............................................................. 71 3. 2. Variabel penelitian ...................................................................... 72 3. 3. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 74 3. 3. 1. Metode Angket atau Kuesioner ....................................... 74 3. 3. 2. Metode Dokumentasi ...................................................... 75 3. 4. Validitas dan Reliabilitas .............................................................. 75 3.4. 1. Validitas ............................................................................ 75 3. 4. 2. Reliabilitas ....................................................................... 77
xi
3. 5. Metode Analisis Data ................................................................... 79 3.5. 1.Uji Normalitas Data ........................................................... 79 3. 5. 2. Metode Analisis Deskriptif Presentase ............................ 80 3. 5. 3. Metode Analisis Regresi Berganda .................................. 84 3. 5. 4. Pengujian Hipotesis .......................................................... 85 3. 5. 4. 1. Uji Simultan(F) ................................................ 85 3. 5. 4. 2. Uji Parsial (t) .................................................... 85 3. 5. 5. Uji Ekonometrika ............................................................. 86 3.5. 5. 1. Uji Multikolinieritas .......................................... 86 3. 5. 5. 2. Uji Heterokedastisitas ...................................... 87 3. 5. 5. 3. Uji Otokorelasi ................................................. 89 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 91 4. 1. Hasil Penelitian ............................................................................. 91 4. 1. 1. Analisis Deskriptif Persentase ......................................... 91 4. 1. 2. Analisis Data .................................................................... 94 4. 2. Pembahasan .................................................................................. 98 BAB V PENUTUP ........................................................................................... 101 5. 1. Simpulan ....................................................................................... 101 5. 2. Saran ............................................................................................. 101 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 103 LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Populasi Dan Sampel ..................................................................................... 72 2. Rentangan Dan Kelas Interval Faktor Intern ................................................. 82 3. Rentangan Dan Kelas Interval Faktor Ekstem ............................................... 83 4. Tabel Otokorelasi ........................................................................................... 90 5. Hasil Analisis Deskriptif Persentase Masing-Masing Indikator Faktor Intern .............................................................................................................. 92 6. Hasil Analisis DeskriptifPersentase Faktor Intern ......................................... 92 7. Hasil Analisis DeskriptifPersentase Masing-Masing Indikator 93 Faktor Ekstem ................................................................................................ 93 8. Hasil Analisis Deskriptif Persentase Faktor Ekstern ..................................... 93 9. Hasil Uji F Anova .......................................................................................... 96
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1. Kerangka Berfikir ............................................................................ 59
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Instrumen Penelitian 2. Data Hasil Uji Coba Angket Penelitian 3. Perhitungan Validitas Angket Penelitian 4. Perhitungan Reliabilitas Angket Penelitian 5. Data Hasil Penskoran Angket Penelitian 6. Analisis DeskriptifPersentase Faktor Intern dan Ektern 7. Uji Normalitas Data Faktor Intern 8. Uji Normalitas Data Faktor Ekstem 9. Uji Normalitas Data Prestasi Belajar 10. Uji Otokorelasi 11. Analisis Regresi Linier Berganda 12. Analisis Data Program SPSS 13. Perhitungan Koefisien Korelasi Antara Faktor intern Terhadap Prestasi Belajar 14. Perhitungan Koefisien Korelasi Antara Faktor Ekstern Terhadap Prestasi Belajar 15. Perhitungan Koefisien Korelasi Antara Faktor intern dan Faktor Ekstern 16. Daftar Kritik Uji t
xv
1 7. Daftar Kritik Uji F 18. Daftar Nilai Siswa 19. Daftar Penerimaan Siswa Baru Tahun Pelajaran 2004-2005 20. Sertifikat Penghargaan Siswa SMU Negeri 8 Semarang 21. Surat Ijin Penelitian
xvi
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Belajar dan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang tidak terpisahkan dan kehidupan manusia. Dengan belajar manusia dapat mengembangkan potensipotensi yang dibawanya sejak lahir. Tanpa belajar manusia tidak mungkin dapat memenuhi kebutuhannya. Menurut Bigge, Belajar adalah perubahan yang menetap dalam kehidupan seseorang yang tidak diwariskan secara genetis (Darsono 2003 :3). Belajar dan mengajar adalah dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain, belajar mengacu pada kegiatan siswa dan mengajar mengacu pada kegiatan guru. Belajar sebagai proses terjadi manakala ada interaksi antara guru dengan siswa. Dalam belajar mengajar terdapat tujuh komponen utama yaitu: tujuan, bahan, siswa, guru, metode, situasi yang memungkinkan proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan alat penilaian, dimana ketujuh komponen tersebut saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Kegiatan belajar dan pembelajaran dapat berlangsung dimana-mana, misalnya di lingkungan keluarga, di lingkungan sekolah dan di lingkungan masyarakat. Belajar dan pembelajaran di sekolah bersifat formal. Semua komponen dalam proses belajar dan pembelajaran direncanakan secara sistematis. Komponen guru sangat berperan dalam membantu siswa untuk
2
mencapai hasil belajar yang optimal, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pendidikan diselenggarakan oleh pemerintah dan pemerintah daerah berhak
mengarahkan,
membimbing
dan
membantu,
mengawasi
penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Disamping itu “setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”. (UU SISD1KNAS 2003:6-8). Setiap warga negara mempunyai hak untuk mendapatkan kesempatan yang seluas-luasnya guna mendapatkan pendidikan, sehingga bisa mendapatkan sejumlah pengetahuan, kemampuan dan keterampilan. Untuk mengetahui keberhasilan suatu proses pendidikan atau pengajaran dapat ditunjukkan salah satunya oleh prestasi belajar anak didik yang dicapai, sedangkan prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dan seorang siswa, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu yang sedang melakukan kegiatan belajar, sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dan luar diri individu yang sedang melakukan kegiatan belajar (Suryabrata 1984:249). Faktor internal terdiri dan kecerdasan, bakat, minat, motivasi, tingkah laku, sikap. Sedangkan faktor eksternal terdiri dan lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
3
Dalam hubungannya dengan proses interaksi belajar-mengajar yang lebih menitikberatkan pada soal motivasi dan reinforcement, pembicaraan mengenai faktor - faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada faktor intern. Faktor intern ini sebenarnya menyangkut faktor-faktor fisiologis dan faktor psikologi. Tetapi relevan dengan persoalan reinforcement, maka tinjauan mengenai faktor-faktor intern ini akan dikhususkan pada faktor-faktor psikologis. Kehadiran faktor-faktor psikologis dalam belajar akan memberikan andil yang cukup penting. Faktor-faktor psikologis akan senantiasa memberikan landasan dan kemudahan dalam upaya mencapal tujuan belajar secara optimal. Sebaliknya, tanpa kehadiran faktor-faktor psikologis, bisa jadi memperlambat proses belajar, bahkan dapat pula menambah kesulitan dalam mengajar. Faktor-faktor psikologis yang dikatakan memiliki peranan penting itu, dapat dipandang sebagai cara-cara berfungsinya pikiran siswa dalam hubungannya dengan pemahaman bahan pelajaran, sehingga penguasaan terhadap bahan yang disajikan lebih mudah dan efektif. Dengan demikian, proses belajar mengajar itu akan berhasil balk, kalau didukung oleh faktorfaktor psikologis. Faktor psikologis yang lebih dominan dalarn pencapaian tujuan belajar siswa adalah yang pertama yaitu bakat merupakan satu kemampuan manusia untuk melakukan suatu kegiatan dan sudah ada sejak manusia itu ada. Hal ini dekat dengan persoalan inteligensi yang merupakan struktur mental yang
4
melahirkan “kemampuan” untuk memahami sesuatu. Faktor yang kedua yaitu : minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terusmenerus disertai dengan rasa senang. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tank baginya. Siswa segan untuk belajar, siswa tidak memperoleh kepuasaan dan pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa menambah kegiatan belajar. Faktor yang ketiga yaitu motivasi, adalah keinginan atau dorongan untuk belajar. Motivasi mencakup dua hal, pertama mengetahui apa yang akan dipelajari, kedua yaitu memahami mengapa hal tersebut patut dipelajari. Dengan berpijak ke dua unsur motivasi inilah sebagai dasar permulaan yang baik untuk belajar. Sebab tanpa motivasi (tidak mengerti apa yang akan dipelajari dan tidak memahami mengapa hal itu perlu dipelajari) kegiatan belajar mengajar sulit untuk berhasil. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa selain faktor intern adalah faktor ekstern atau faktor yang berasal dan luar din siswa yang memiliki peranan yang cukup penting. Faktor ekstern yang pertama yaitu lingkungan keluarga, siswa yang belajar akan menerirn.a pengaruh dan keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga. Keluarga adalah lembaga pendidikan yang
5
pertama dan utama, dengan keadaan seluruh anggota keluarga mendukung dalam kegiatan belajar siswa maka tidak menutup kemungkinan siswa akan semangat dalam belajar dan tentunya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Faktor yang kedua adalah lingkungan sekolah yang mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran. Metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar harus diusahakan yang tepat, efisien dan efektif mungkin, sehingga dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar. Sebaliknya metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan
bahan
pelajaran
itu.
Jelaslah
bahan
pelajaran
itu
mempengaruhi belajar siswa. Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar. Relasi (guru dengan siswa) yang baik, siswa akan menyukai gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikannya sehingga siswa berusaha mempelajari sebaik-baiknya. Hal tersebut juga sebaliknya, jika siswa membenci gurunya, ia akan segan mempelajari mata pelajaran yang diberikannya, akibatnya pelajarannya tidak maju. Menciptakan relai yang baik antarsiswa adalah perlu agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa. Selanjutnya, adalah kedisiplinan sekolah erat
6
kaitannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. Seluruh staf sekolah yang mengikuti tata tertib dan bekerja dengan disiplin membuat siswa menjadi disiplin pula, selain itujuga memberi pengaruh yang positif terhadap belajarnya. Sekolah yang dalam pelaksanaan disiplin kurang, sehingga mempengaruhi sikap siswa dalam belajar, kurang bertanggung jawab. Lingkungan sekolah yang selanjutnya adalah alat pelajaran, di mana alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaari bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Waktu sekolah juga mempengaruhi prestasi belajar siswa, siswa yang belajar di pagi han akan lebih dapat menerima pelajaran dikarenakan pikiran masih segar, jasmani dalam kondisi yang baik. Sebaliknya siswa yang belajar di waktu siang atau sore hari, akan mengalami kesulitan di dalam menerima pelajaran dikarenakan siswa dalam keadaan ngantuk dan kondisi badan yang lemah. Standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah juga mempengaruhi prestasi belajar siswa. Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaannya siswa dalam masyarakat. Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan perkembangan pribadinya. Tetapi jika siswa ambil bagian terlalu banyak dalam kegiatan masyarakat yang terlalu banyak maka belajarnya akan terganggu. Perlulah kiranya membatasi kegiatan siswa dalam masyarakat supaya jangan sampai menganggu belajarnya. Jika mungkin memilih kegiatan yang
7
mendukung belajarnya. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka perlulah diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik-baik dan pembinaan pergaulan yang balk serta pengawasan dan orang tua dan pendidik harus cukup bijaksana. Di samping itu kehidupan di sekitar siswa juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Masyarakat yang terdiri dan orang-orang yang tidak terpelajar, penjudi, suka mencuri dan mempunyai kebiasaan yang tidak baik, akan berpengaruh jelek kepada siswa yang berada di situ. Siswa tertarik untuk ikut berbuat seperti yang dilakukan orang-orang di sekitarnya. Akibatnya belajamya terganggu dan bahkan siswa kehilangan semangat belajar karena perhatiannya semula terpusat kepada pelajaran berpindah ke perbuatan-perbuatan yang selalu dilakukan orang-orang di sekitamya yang tidak baik tadi. Sebaliknya jika lingkungan anak adalah orangorang yang terpelajar yang baik-baik, mereka mendidik dan menyekolahkan anak-anaknya, antusias dengan cita-cita yang luhur akan masa depan anaknya, siswa terpengaruh juga ke hal-hal yang dilakukan oleh orang-orang yang ada di lingkungannya. Pengaruh itu dapat mendorong semangat siswa untuk belajar lebih giat lagi sehingga prestasi belajar di sekolahnya pun akan dapat Iebih baik. Perlu untuk mengusahakan lingkungan yang baik agar dapat memberi pengaruh yang positif terhadap siswa sehingga dapat belajar dengan sebaik-baiknya. Sekolah Menengah Umurn (SMU) merupakan sekolah yang bersifat umum yang siswanya tidak dibekali keahlian khusus seperti halnya SMK. Siswa yang duduk di bangku SMU dapat melanjutkan ke perguruan tinggi atau
8
dapat bekerja sesuai dengan kemampuannya. SMU Negeri 8 Semarang merupakan salah satu SMU yang terletak dipinggiran, namun hal itu tidak menjadikan SMU Negeri 8 Semarang patah semangat. Berdasarkan informasi dan kepala sekolah yang bersangkutan, bahwa sekolah tersebut pernah meraih berbagai penghargaan dalam kejuaraan-kejuaraan tingkat kota Semarang maupun tingkat Jawa Tengah. Dengan berbagai penghargaan yang diraihnya menjadikan SMU Negeri 8 Semarang mulai diperhitungkan sebagai sekolah negeri yang banyak diminati para orang tua yang ingin memasukkan anaknya sekolah. Hal mi dibuktikan dengan semakin meningkatnya jumlah pendaftar dan tahun ke tahun. Pendaftar pada tahun ajaran 2003/2004 berjumlah 483 siswa yang terdiri dari 428 siswa dan dalam kota dan 55 siswa dan luar kota. Dan sekian banyak pendaftar, SMU Negeri 8 Semarang hanya mampu menampung sebanyak 308 siswa yang dibagi dalam 7 kelas untuk tahun ajaran 2003/2004. Sedangkan pada tahun ajaran 2004/2005 pendaftar berjumlah 588 siswa yang terdiri dari 556 siswa dan dalam kota dan 32 siswa dari luar kota. Dari jumlah tersebut hanya mampu menampung sebanyak 384 siswa yang dibagi dalam 9 kelas. Dan siswa yang terbagi dalam beberapa kelas tersebut, tentunya terdapat pula perbedaan karakteristik siswa dalam berbagai hal terutama dalam hal prestasi belajar. Prestasi belajar siswa dapat tinggi dapat pula rendah. Hal ini dapat dilihat dan rata-rata nilai raport siswa semester ganjil tahun pelajaran 2004/2005 yang rata-rata 7,00 dan masih dibawah 8,23 (Lampiran 18).
9
Berdasarkan alasan tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS II SMU NEGERI 8 SEMARANG TAHUN AJARAN 2004/2005”. 1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah Dalam mencapai prestasi belajar yang tinggi dipengaruhi oleh faktor intern yang bersumber dan din siswa, dan faktor ekstern yang bersumber dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Berdasarkan latar belakang dan uraian diatas maka penulis mengambil permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah gambaran atau deskripsi faktor intern dan faktor ekstern yang mempengaruhi prestasi belajar siswa kelas dua SMU Negeri 8 Semarang tahun ajaran 2004-2005. 2. Adakah pengaruh faktor intern dan faktor ekstern terhadap prestasi belajar siswa kelas dua SMU Negeri 8 Semarang tahun ajaran 2004-2005. 3. Seberapa besar pengaruh faktor intern dan faktor ekstern terhadap prestasi belajar siswa kelas dua SMU Negeri 8 Semarang tahun ajaran 2004-2005. 1.3. Penegasan Istilah Untuk menghindari salah pengertian atau kerancuan dalam penelitian ini, penulls memberikan batasan istilah - istilah yang digunakan sebagai judul penelitian sebagai berikut:
10
1. Faktor - faktor pengaruh Faktor adalah hal (keadaan, peristiwa atau lain-lain) yang ikut menyebabkan atau mempengaruhi sesuatu terjadi (Kamus Besar Bahasa Indonesia 2003:849). Faktor-faktor yang dimaksud di sini adalah faktor intern dan faktor ekstern. 2. Prestasi Belajar Adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru (Tulus 2004:75). Prestasi belajar di sini diambil dan nilai rata-rata raport semua mata pelajaran pada semester ganjil pada siswa kelas II SMU Negeri 8 Semarang. 3. Siswa Adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar-mengajar (Sardirnan A.M 2005:111). Mudyahardjo (2002:70) memberikan batasan peserta didik adalah semua anak, remaja dan orang dewasa yang terlibat dalam proses transformasi edukatif, yang berusaha belajar. 4. SMU Adalah tingkat sekolah menengah umum Yang dimaksud disini adalah SMU Negeri 8 Semarang.
11
1.4. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah jawaban dan masalah penelitian tersebut. Adapun tujuan penelitian mi adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui gambaran atau deskripsi faktor intern dan faktor ekstern yang mempengaruhi prestasi belajar siswa kelas II SMU Negeri 8 Semarang tahun ajaran 2004-2005. 2. Untuk mengetahui adakah pengaruh faktor intern dan faktor ekstern terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMU Negeri 8 Semarang tahun ajaran 2004- 2005. 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor intern dan faktor ekstern terhadap prestasi belajar siswa kelas 11 SMU Negeri 8 Semarang. 1.5. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian diatas, diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi pihak-pihak yang berkepentingan yaitu: 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau bahan kajian dalam menambah khasanah ilmu pengetahuan di bidang ilmu pendidikan dan untuk penelitian lanjutan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yang belurn dikaji dalam penelitian ini. 2. Dapat memberikan sumbangan bagi pihak sekolah dalam usaha meningkatkan prestasi belajar siswa dengan memberikan informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa kelas II SMU Negeri 8 Semarang terutama tentang lingkungan sekolah.
12
3. Dapat memberikan sumbangan bagi pihak guru dalam usaha meningkatkan prestasi belajar siswa dengan memberikan informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa kelas II SMU Negeri 8 Semarang, terutama tentang kondisi dalam din siswa yang meliputi bakat, minat dan motivasi. 4. Dapat memberikan sumbangan bagi pihak keluarga dalam usaha meningkatkan prestasi belajar siswa dengan memberikan informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pretasi belajar siswa terutama tentang lingkungan keluarga yang baik dan kondusif untuk belajar. 5. Dapat memberikan sumbangan bagi pihak siswa dalam usaha meningkatkan prestasi belajar siswa dengan memberikan informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa terutama tentang kondisi dalam din siswa yang meliputi bakat, minat dan motivasi, serta lingkungan yang mempengaruhi prestasi belajarnya. 1.6. Sistematika Penulisan Skripsi ini disusun menjadi tiga bagian yaitu pertama bagian pendahuluan, kedua bagian isi dan ketiga bagian akhir. Bagian pertama adalah pendahuluan yang berisi tentang judul skripsi, abstrak, pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran, dan daftar tabel. Bagian kedua adalah isi skripsi yang terdiri dari lima bab yaitu bab I, bab II, bab 111, baba IV dan bab V.
13
Bab I adalah pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, identifikasi dan perumusan masalah, penegasan istilah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penelitian. Bab II adalah landasan teori dan hipotesis yang membahas teori yang dijadikan landasan teoritis dalam penelitian dan menjadi acuan peneliti untuk mengajukan hipotesis. Bab III adalah metode penelitian yang berisi populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, metode pengumpulan data dan metode analisis data. Bab IV adalah hasil penelitian dan pembahasan yang menguraikan tentang hasil penelitian dan pembahasannya. Bab V adalah penutup yang merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan dan pembahasan sebelumnya dan saran yang berkaitan dengan hasil penelitian. Bagian ketiga adalah bagian akhir skripsi yang berisi daftar pustaka dan lam piran-lampiran.
14
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Belajar 2.1.1. Pengertian Belajar Pengertian belajar menurut para ahli adalah sebagai berikut: a. Menurut Morris L Bigge, belajar merupakan perubahan yang menetap menetap dalam kehidupan seseorang yang tidak diwariskan secara genetis (Darsono 2000:3). b. Menurut W.S.Winkel, belajar adalah suatu aktivitas mental dan psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-nilai sikap (Darsono 2000:3). c. Menurut pengertian secara psikologis, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hash pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto 2003:2). d. Menurut James O. Whittaker, belajar adalah suatu proses yang menimbulkan
atau
merubah
pengalaman (Darsono 2000:4).
perilaku
melalui
latihan
atau
15
Jadi yang dimaksud belajar adalah suatu proses atau aktivitas yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan melalui latihan atau pengalaman, yang menghasilkan perubahan-perubahan perilaku yang bersifat relatif konstan dan berbekas dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. 2.1.2. Ciri ciri Belajar Yang dimaksud ciri-ciri belajar adalah perubahan perilaku akibat belajar yang tidak dimiliki oleh perubahan perilaku yang lain. Ciri-ciri perubahan yang terjadi dalam kehidupan seseorang, tanpa melalui proses belajar yaitu: a. Perubahan akibat kematangan. b. Perubahan akibat kondisi fisik dan mental tertentu. (Darsono 2000:31). Menurut Slameto (2003:3-4) ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar, yaitu: a. Perubahan terjadi secara sadar. b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional. c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif. d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara. e. Perubahan dalam belajar bertujuan dan berarah. f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.
16
Menurut Suryabrata (1995:249) hal-hal pokok dalam belajar sebagai berikut: a. Bahwa belajar itu membawa perubahan (dalam arti behavioral changes, aktual maupun potensial). b. Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah di dapatkannya kecakapan baru (dalam arti kenntnis dan fertingkeit). c. Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja). Jadi dapat disimpulkan bahwa dikatakan belajar jika terjadi perubahan secara sadar, sengaja, usaha, bersifat kontinyu, fungsional, positif dan aktif, bukan bersifat sementara tetapi dapat bertahan lama dan bukan akibat kematangan, kondisi fisik dan mental tertentu, serta mempunyai tujuan yang mencakup seluruh aspek tingkah laku (kognitif, afektif dan psikomotorik). 2.1.3
Prinsip-prinsip belajar Agar kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dapat mencapai tujuan, beberapa prinsip belajar perlu diperhatikan, terutama oleh guru. Apabila prinsip-prinsip mi diabaikan maka proses belajar tidak berjalan dan pada gilirannya hasil belajarpun kurang memuaskan. Prinsip-prinsip yang terkait dengan proses belajar terutama berkaitan dengan: a. Kesiapan belajar. b. Perhatian.
17
c. Motivasi. d. Keaktifan siswa. e. Pengulangan. f Materi pelaaran yang menantang. g. Balikan dan penguatan. (Darsono 2000:26-30). Menurut Slameto (2003:27-28), prinsip-prinsip belajar sebagai berikut: a. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar: 1. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional. 2. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi. 3. Belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif. 4. Belajar perlu ada interaksi siswa dalam lingkungannya. b. Sesuai hakekat belajar. 1. Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya. 2. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery.
18
3. Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian
yang
diharapkan.
Stimulus
yang
diberikan
menimbulkan respon yang baik c. Sesuai materi atau bahan yang harus dipelajari. 1. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya. 2. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya. d. Syarat keberhasilan belajar. 1. Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang. 2. Repetisi dalam proses belajar perlu pengulangan berkali-kali agar pengertian / keterampilan / sikap itu mendalam pada siswa. Jadi, prinsip-prinsip belajar harus memperhatikan hakekat belajar, perhatian, motivasi, aktivitas siswa, keterlibatan langsung siswa, balikan dan penguatan materi yang merangsang dan menantang yang dapat mengembangkan kemampuan siswa, pengulangan belajar dan tersedianya sarana belajar.
19
2.1.4
Teori Belajar Beberapa teori belajar yang terkenal terdapat tiga jenis yaitu: a. Teori Conditioning Teori belajar mi mengatakan bahwa belajar merupakan proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat yang kemudian menimbulkan respon atau reaksi. Yang penting dalam teori ini adalah latihan-latihan yang kontinyu, dan yang diutamakan belajar yang terjadi secara sadar. b. Teori Connectinism Dalam teori mi terdapat dua proses yaitu: 1. trial and error (mencoba dan gagal) 2. low of effect berarti segala tingkah laku yang berakibat suatu keadaan yang memuaskan, akan diingat dan dipelajari dengan sebaik-baiknya. c. Teori Gestalt Teori ini berpandangan bahwa dalam belajar yang penting adalah penyesuaian yaitu memperoleh response yang tepat untuk memecahkan problem yang dihadapi. Belajar yang penting bukan mengulangi hal-hal yang harus dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh insight. (S lameto 2003:9).
20
2.1.5
Prestasi Belajar Prestasi
belajar
adalah
penguasaan,
pengetahuan
atau
keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru (Tulus 2004:75). Prestasi belajar dapat dioperasionalkan dalam bentuk indikator indikator berupa nilai rapor, indeks prestasi studi, angka kelulusan, predikat keberhasilan, dan semacamnya (Azwar 2004:164). Prestasi belajar dapat dioperasionalkan dalam indikator berupa nilai rapor, indeks prestasi studi, predikat keberhasilan, dan semacamnya. (Azwar 2004:164). Prestasi belajar merupakan hasil dan adanya rencana dan pelaksanaan proses belajar, sehingga diperlukan informasi-informasi yang mendukung disertai dengan data yang objectif dan memadai. (Rusyan 1994:2 1). Prestasi belajar adalah hasil penilaian, hash usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf atau kalimat dan dapat mencerminkan hash yang sudah dicapai oleh sikap atau tingkah laku siswa. Dan beberapa pengertian diatas dapat dipahami bahwa prestasi belajar adalah suatu hasil kecakapan atau kemampuan seseorang pada bidang tertentu dalam mencapai tingkat pemahaman yang dapat diukur
21
dengan tes. Penilaian ini dapat berupa angka atau huruf dan kalimat. Sedangkan yang diungkap dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa kelas II SMU Negeri 8 Semarang tahun pelajaran 2004/2005. 2.1.6
Faktor- faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Menurut Dimyati (1989:82-84) bahwa dalam masyarakat yang semakin maju dan rumit seperti dewasa ini, prestasi seseorang dipandang amat penting. Lembaga-lembaga pendidi kan menekankan pentingnya penampilan belajar yang baik, persaingan dan berhasil baik dalam menempuh tes, baik tes pengetahuan maupun tes kemampuan. Dan para siswa pun menyadari benar akan ha! itu, mereka peka terhadap bagaimana cara guru memperlakukan murid-murid yang berprestasi dan murid-murid yang kurang pandai, mereka rnudah iri terhadap prestasi teman-temannya dan mudah pula menjadi gugup dan cemas kalau-kalau mengalami kegagalan. Dengan berbeda-bedanya kemampuan siswa maka dapat menyebabkan berbeda pula tingkat prestasi siswa. Menurut Slameto (2004:54) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern yang bersumber dari dalam diri siswa dan faktor ekstern yang bersumber dan luar din siswa. Faktor intern terdiri dari kecerdasan atau intelegensi, bakat, minat, motivasi, sikap tingkah laku, kematangan dan kelelahan. Sedangkan faktor ekstem terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Menurut Sangalang (Kartini Kartono 1985:1-6) faktor yang penting dan mendasar yang ikut memberi kontribusi bagi keberhasilan siswa mencapai basil belajar antara lain (a) kecerdasan (b) bakat (c) minat dan perhatian (d) motif (e) kesehatan (g) cara belajar (h)
22
lingkungan keluarga (i) Iingkungan pergaulan (j) sekolah dan sarana pendukung belajar. (Tulus 2004:78). Menurut Azwar (Tulus 2004:16) menyatakan bahwa lingkungan mempengaruhi perilaku dan prestasi siswa, lingkungan-lingkungan yang dimaksud meliputi : (a) lingkungan keluarga (b) pergaulan di luar rumah (c) media massa (d) aktivitas organisasi (e) lingkungan sekolah Dan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat dipahami bahwa prestasi dipengaruhi oleh dna faktor, yaitu faktor yang berasal dan din siswa (faktor intern) dan faktor yang berasal dan luar siswa (faktor ekstern). Faktor intern terdiri dan kecerdasan, bakat, minat, tingkah laku dan sikap. Sedangkan faktor ekstern terdiri dan lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dari lingkungan masyarakat. Dalam penelitian ini faktor intern meliputi bakat, minat dan motivasi. Hal ini dikarenakan ketiga variabel tersebut sangat dihindari dalam diri siswa yang sedang belajar dan merupakan kehadiran faktor psikologis yang akan memberikan andil yang cukup penting karena senantiasa memberikan landasan dan kemudahan dalam upaya mencapal tujuan belajar secara optimal, sebaliknya tanpa kehadiran bakat, minat dan motivasi bisa jadi memperlambat proses belajar bahkan menambah kesulitan dalam belajar. Dan faktor ekstern meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
23
1. Faktor Intern Faktor intern antara lain: 1.1. Bakat “Bakat menurut Hulgard adalah the capacity to learn. Dengan kata lain bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau benlatih” (Slameto 2004:57). “Bakat menurut Thomas F Staton adalah kemampuan manusia untuk melakukan suatu kegiatan dan sudah ada sejak manusia itu ada” (Sardiman 2005 :46). “Bakat menurut Sangalang adalah kemampuan yang ada pada seseorang yang dibawanya sejak lahir, yang diterima sebagai warisannya sejak lahir’ (Tulus 2004:79). “Bakat adalah kemampuan - kemampuan bawaan yang diperoleh proses genetik” (Mudyahardjo 2002: 91). “Bakat merupakan kemampuan anak didik untuk melakukan suatu tugas tanpa banyak tergantung pada latihan” (Romlah 2004:161). Jadi bakat adalah kemampuan yang dimiliki oleh anak didik sejak lahir diperoleh melalui proses genetik yang akan terealisasi menjadi sebuah kecakapan sesudah belajar atau berlatih yang meliputi kemampuan dan kepekaan indra dalam
24
menangkap sesuatu, psikomotor berkaitan dengan kekuatan, ketelitian, dan kecakapan, serta intelektual mencakup ingatan, pengenalan, penilaian dan kemampuan berfikir. Dalam penelitian ini bakat didasarkan pada pendapat Romlah (2004:161) dikarenakan hal - hal yang terdapat di dalam bakat sudah mencakup semuanya. Menurut Romlah (2004 : 161) Bakat terdiri dari : 1. Kemampuan dan Kepekaan Indra dalam Menangkap Sesuatu. Mengenai dunia secara riil dengan menggunakan alat indra merupakan bagian dari pengamatan. Oleh karena itu, pengamatan dapat dikatakan sebagai pintu gerbang bagi masuknya pengaruh dan luar, baik pengaruh dari fisik, pengalaman, pendidikan, pengamati pada anak-anak menerima pelajaran, dan lain sebagainya. flengan dernikian, kedudukan pengamatan sangat penting dan selayaknya bila alat indra rnemperoleh perhatian yang cukup serius dan para pendidik. Dengan demikian, pengarnatan Iebih ditekatikan pada gejala psychis yang terkait dengan seluruh panca indra dan tidak hanya mengfokuskan salah satu indra saja. Sebaliknya, pengamatan dapat juga menggunakan salah satu alat indra bila hanya memerlukan satu alat bila hanya satu objek yang diamati, sehingga individu harus konsentrasi atau memusatkan perhatiannya pada seluruh aktivitas yang ditujukan pada benda atau sesuatu hal yang diamati. Sebagian besar dalam pembelajaran tidak lepas dengan menggunakan penglihatan dan pendengaran. Begitu juga sewaktu menerima pelajaran, hendaknya anak didik diberi kesempatan untuk dapat menangkap, mencerna dan memahami apa yang telah disampaikan oleh pendidik. Karena itu sikap tenang dan tidak tergesah-gesah dalam menyampaikan pelajaran atati sesuatu hal yang bersifat positif terhadap anak didik, sehingga siswa tersebut tidak
25
merasa bertatih-tatih menerimanya.
atau
terengah-engah
dalam
Kemampuan dan kepekaan indra dalam rnenangkap sesuatu dapat dituangkan dalam menangkap segala metode pengajaran yang disampaikan oleh guru. Siswa yang sudah memiliki kemampuan dan kepekaan indra yang baik akan dapat menangkap dengan baik segala metode pengajaran yang disampaikan oleh guru, begitu sebaliknya. 2. Psikomotor berkaitan dengan: 2.1. Kekuatan Kekuatan atau daya dari dalam diri seseorang dapat diekspresikan lewat perbuatan atau tingkah laku yang mengarah pada segala sesuatu yang bermanfaat dan baik, serta menghindari diri pada sesuatu yang jelek dan merugikan diri pribadi. Suatu daya kekuatan yang timbul dari dalam (diri
seseorang) yang
mendorong
perbuatan,
untuk
melakukan
guna
mencapai suatu tujuan. Kekuatan dalam hal ini dapat dituangkan dalam keadaan diri siswa untuk mengerjakan soal ujian. Jika siswa dalam dirinya mempunyai kekuatan maka ketika guru memberikan ujian mendadak dan hanya diberi
26
waktu sedikit untuk belajar, maka siswa akan mampu untuk mengerjakannya. 2.2. Ketelitian Belajar dapat dikatakan sebagai kegiatan mengorganisasikan, menata dan menempatkan bagian bagian bahan pelajaran ke dalam suatu kesatuan pengertian. Hal semacam inilah yang dapat membuat seseorang belajar akan menjadi mengerti dan lebih jelas. Dalam hal ini dibutuhkan keterampilan mental untuk mengorganisasikan stimulus (fakta-fakta, ideide), untuk dapat membantu siswa agar cepat dapat mengorgani sasikan fakta atau ide-ide dalam pikirannya, maka diperlukan perumusan tujuan yang jelas dalam belajar. Dengan demikian akan terjadi proses yang logis. Pada tiap pelajaran biasanya terdapat bagianbagian yang sukar dan memerlukan perhatian dan pengerjaan yang lebih teliti. Pelajari baik-baik bagian yang sukar itu untuk dapat menguasai keseluruhan penegetahuan dan bahan yang dipelajari. Untuk itu, pembuatan ringkasan (summary) dalam belajar sangat diperlukan. Dalam hal ini guru perlu pula memberikan petunjuk atau pengarahan agar siswa mengetahui bagian bagian mana yang penting dan perlu mendapat perhatian khusus di dalam belajar. Ketelitian siswa dalam mempelajari setiap pelajaran belajamya.
akan
berpengaruh
Terutama
terhadap
ketelitian
siswa
prestasi dalam
mengerjakan soal-soal ujian atau latihan, ketika siswa diberikan soal-soal ujian atau latihan jika di dalam din siswa sudah tertanam sikap teliti maka tanpa disuruh oleh guru pun siswa akan meneliti soal tersebut
27
sebelum mengerjakannya sehingga akan memperoleh hasil yang optimal. 2.3. Kecakapan Kecakapan yang dimaksudkan adalah gambaran atau bekas yang tinggal dalam ingatan setelah orang melakukan pengamatan dan memiliki pengaruh terhadap perilaku belajar setiap siswa. Di sisi lain, yang harus diperhatikan oleh para pendidik adalah menangkap kecakapan anak didiknya dalarn menangkap sesuatu denga panca inderanya tidak sama. Ada yang mudah menangkap dan meresapkan sesuatu yang dilihatnya, juga ada yang mudah menangkap sesuatu yang diraba, dicium, dicecep dan lain-lain. Kecakapan anak didik berbeda-beda dalam menangkap setiap pelajaran yang disampaikan oleh guru,
oleh
karena
itu
guru
diharapkan
dapat
mengetahui dengan jelas kecakapan yang dimiliki oleh siswa. 3. Intelektual mencakup: 3.1. Ingatan Manusia sebagai pribadi maupun aktifitasnya tidaklah semata-mata dipengaruhi dan ditentukan oleh sesuatu yang berlangsung pada masa sekarang, tetapi juga dipengaruhi oleh masa lalu, sehingga masa lalupun ikut menentukannya. Dengan demikian, maka ingatan seseorang sangat diperlukan dalam berbagai hal, termasuk juga aktifitas apapun yang telah dilakukan. Secara tidak langsung ingatan itu penting sekali dalam kehidupan kita, apa saja yang telah kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari bermuara dan apa yang telah kita simpan dalam ingatan. Dengan kata lain,
28
mengingat berarti menyerap atau melekatkan pengetahuan dengan jalan pencaman secara aktif. Ingatan berfungsi sebagai mencamkan atau menerima kesan-kesan dan luar, menyimpan kesan dan memproduksi kesan. Ingatan siswa yang baik akan memberikan keuntungan dalam belajar. Hal itu terkait dengan materi pelajaran yang diajarkan di sekolah yang pada akhirnya akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Ketika materi pelajaran disampaikan oleh guru tentunya akan tertanam dalam ingatan siswa. Selain di dalam ingatan siswajuga akan menuangkan materi pelajaran yang diingatnya ke dalarn catatan-catatan penting atau hanya membaca buku pelajaran yang siswa punyai. 3.2. Pengenalan Kemampuan mengenal dunia sekelilingnya, yang mencakup kemampuan-kemampuan : mengenal kembali, memahami mengaplikasi, menganalisis, memadukan dan mengevaluasi. Dalam menyampaikan materi pelajaran guru dapat menggunakan berbagai macam fasilitas di sekolah seperti laboratorium. Pada awal sebelum penyampaian materi pelajaran siswa akan dikenalkan terlebih dahulu laboratorium beserta alat-alatnya terlebih dahulu dan selanjutnya siswa dapat menggunakannya. Dengan pengenalan tersebut diharapkan siswa dapat menguasai penggunaan laboratorium tersebut. Pengenalan dalam hal ini berkaitan dengan berbagai
macam
media
yang
digunakan
untuk
29
penyampaian
materi
pelajaran.
Hendaknya
guru
sebelum menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan
laboratorium
terlebih
dulu
harus
mengenalkan laboratorium tersebut beserta alat-alatnya agar siswa nantinya dapat menguasai laboratorium tersebut. 3.3. Penilaian Penilaian dilaksanakan untuk meneliti hasil dan proses belajar siswa, untuk mengertahui kesulitan kesulitan yang melekat pada proses belajar itu. Penilaian tidak mungkin dipisahkan dan belajar, maka harus diberikan secara wajar agar tidak merugikan. Penilaian merupakan bagian mutlak dan pengajaran, dan sebagai unsur integral di dalam organisasi belajar yang wajar. Penilalan sebagai suatu alat untuk mendapatkan cara-cara melaporkan hasilhasil pelajaran yang dicapai, dan dapat memberi laporan tentang siswa kepada siswa itu sendiri, serta orang tuanya. Dalam menjalankan penilaian, pelajar sendiri harus turut mempunyai saham yang secara aktif. Masalah ini perlu dipertimbangkan, karena penilaian oleh pelajar sendiri merupakan penyadaran pelajar itu sendiri tentang hasil pekerjaannya, dan itulah yang dapat mengakibatkan perbaikan dalam proses belajar. Seorang guru harus senang melihat siswanya yang ternyata pandai menilai pekerjaaan mereka sendiri, dapat merencanakan dan melaksanakan pekerjaan sendirii dengan penuh kecerdasan, dapat mengetahui apakah pekerjaannya baik dan tepat dilakukan. Seorang siswa dapat melakukan penilaian sendiri terhadap pekerjaannya, hal ini dapat mereka lakukan sendiri dengan merencanakan dan melaksanakan pekerjaan sendiri dengan penuh keceerdasan sehingga dapat mengetahui apakah pekerjaannya baik dan tepat di lakukan.
30
3.4. Kemampuan Berfikir Berfikir adalah aktivitas mental untuk dapat merumuskan pengertian, menyintesis dan menarik kesimpulan. Dalam aktivitas berfikir di dalamnya melibatkan bahasa , berpikir merupakan percakapan hati “inner speech”. Bahasa merupakan alat untuk berpikir dan berpikir mengekspresikan hasil pemikiran tersebut. Jadi berpikir dan berbahasa merupakan dua aktivitas yang saling melengkapi dan terjadi dalam waktu yang relatif bersamaan. Kemampuan berpikir seseorang menentukan dan sekaligus dapat dipahami dan kemampuan berbahasanya. Sebaliknya kemampuan berbahasa seseorang merupakan pencerminan dan kemampuan berpikir yang ditentukan oleh kemampuan berpikirnya tersebut. Kemampuan berfikir siswa juga dapat dituangkan dalam menangkap segala metode pengajaran yang disampaikan oleh guru. Siswa yang sudah memiliki kemampuan berfikir yang baik akan dapat menangkap dengan
baik
segala
metode
pengajaran
yang
disampaikan oleh guru, begitu sebaliknya. Kemampuan berfikir siswa juga dapat dituangkan dalam ketepatan waktu dalam mengerjakan soal-soal
31
yang diberikan oleh guru. Siswa yang memiliki kemampuan berfikir yang baik maka akan dapat menyelesaikan soal-soal latihan dengan tepat waktu. 1.2. Minat Minat adalah sesuatu yang timbul karena keinginan sendiri tanpa adanya paksaan dan orang lain. “Minat
adalah
kecenderungan
yang
tetap
untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang dan dari situ diperoleh kepuasan”. (Slameto 2003:57). “Minat menurut Sangalang adalah kecenderungan yang besar terhadap sesuatu”. (Tulus 2004:79). “Minat diartikan sebagai kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri - ciri atau anti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan - keinginan atau kebutuhan kebutuhannya sendiri”. (Sardiman 2005:76). Jadi minat adalah sesuatu yang timbul karena keinginan sendiri
tanpa
adanya
paksaan
dan
orang
lain
atau
kecenderungan jiwa seseorang kepada sesuatu (biasanya disertai dengan perasaan senang ), karena itu merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu. Minat meliputi partisipasi,
32
pengalaman, keinginan, kebutuhan, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja. Dalam penelitian ini menggunakan dasar atas pendapat Sardiman karena dirasa hal-hal yang menyangkut minat sudah tertuang dan dirasa telah cukup mewakili. Menurut Sardiman (2005:76) Minat ditandai oleh: 1. Partisipasi Di dalam kegiatan belajar diperlukan keterlibatar unsur fisik maupun mental, sebagai suatu wujud partisipasi. Pikiran dan otot-ototnya harus dapat bekerja secara harmonis, sehingga subjek belajar itu bertindak atau melakukannya. Belajar harus aktif, tidak sekedar apa adanya, menyerah pada lingkungan, tetapi semua itu harus dipandang sebagai tantangan yang memerlukan partisipasi. Jadi orang yang belajar harus aktif, bertindak dan melakukannya dengan segala panca indranya secara optimal. Partisipasi siswa dalam kegiatan belajar dapat dilakukan dengan mendengarkan, mencatat dan bertanya mengenai materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Atau dengan kata lain adanya interaksi antara guru, siswa dan materi yang diajarkan. 2. Pengalaman Dengan belajar berarti akan mendapatkan pengalaman dan pengalaman itu mempermudah munculnya insight atau pengertian.
33
Pengalaman siswa terhadap materi pelajaran yang telah disampaikan akan dapat memberikan kemudahan bagi siswa dalam mengerjakan soal ulangan yang diberikan oleh guru, baik ulangan yang baru diberikan ataupun ulangan dalam bentuk remidial. 3. Keinginan Seseorang akan berhasil dalam belajar, kalau pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar. lnilah prinsip dan hukum pertama dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran. Jika bahan pelajaran tidak sesuai dengan keinginan siswa maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Jika mata pelajaran, alat pelajaran dan materi pelajaran tidak sesuai dengan keinginan siswa maka siswa tidak akan berhasil dalam belajarnya. 4. Kebutuhan Kebutuhan adalah dorongan yang telah ditentukan secara personal, sosial, dan kultural. Setiap siswa tidak sama dalarn hal kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan sesuatu ilmu pengetahuan. Mungkin ada yang lebih berminat belajar ekonomi, sejarah, biologi atau yang lainnya. Kebutuhan semacam ini tidak dapat dipaksakan, kalau ingin mencapai basil belajar yang optimal. OIeh karena itu, yang penting, bagaimana guru dapat menciptakan program yang dapat menyalurkan kebutuhan masing-masing. Kebutuhan siswa dalam belajar diantaranya dalam menyukai mata pelajaran dan materi pelajaran yang ada di sekolah. Dengan adanya kebutuhan itu diharapkan siswa
34
dapat memenuhi kebutuhan akan ilmu pengetahuan sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 5. Kebiasaan Pada Waktu Belajar Kebiasaan adalah perbuatan atau tingkah laku yang dilakukan dengan sendirinya, dan kadang-kadang dipenmgaruhi oleh akal pikirannya. Perlu diketahui bahwa pada awal mulanya perbuatan yang dilakukan sangat dipengaruhi oleh akal pikirannya, tetapi lama kelamaan pengarub akal pikiran semakin berkurang, bahkan tidak menutup kemungkinan akan hilang. Jadi kebiasaan yang dilakukan oleh siswa akan mempengaruhi prestasi belajarnya, di mana jika siswa mempunyai kebiasaan selalu belajar sesuai jadwal dengan frekuensi lebih banyak ketimbang bermain atau menonton TV maka tidak menutup kemungkinan prestasi belajar yang baik
dibandingkan
dengan
siswa
yang
mempunyai
kebiasaan banyak bermain dan menonton TV daripada belajar. 1.3. Motivasi Motivasi adalah motif yang sudah menjadi aktif, saat orang melakukan suatu aktivitas. (Darsono 2000:27). ‘Motivasi menurut Donald adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya ‘feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan”. (Sardiman 2005:73).
35
“Motivasi adalah kekuatan-kekuatan dari dalam diri individu yang menggerakkan individu untuk berbuat”. (Ahmadi 2004:160). “Motivasi
menurut
salah
satu
ahli
psikologi
pendidikan adalah kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar” (Dimyati & Mudjiono 1994:75). Jadi motivasi adalah keseluruhan daya penggerak di dalam din siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dan kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi meliputi motivasi atau dorongan bawaan, motivasi yang dipelajari, motivasi jasmani dan rohani, motivasi intrinsik, motivasi sosial, motivasi untuk berprestasi, adanya kebutuhan fisik, adanya kebutuhan rasa aman, adanya kebutuhan akan rasa cinta, adanya kebutuhan akan rasa penghargaan, adanya kebutuhan akan aktualisasi din. Dalam penelitian ini motivasi berdasar pada pendapat Sardiman dikarenakan hal-hal yang terkait dengan motivasi tertuang di dalamnya.
36
Menurut Sardiman (2005:86) Motivasi mencakup: 1. Motivasi Intrinsik Motivasi yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dan luar. karena dalarn din setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Dorongan yang menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan, kebutuhan yang berisikan penegetahuan. Jadi mernang motivasi itu muncul dan kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara esensial, bukan sekedar simbol dan seremonial. Dorongan dari dalam diri sendiri juga sangat dibutuhkan oleh siswa untuk mempelajari pelajaran yang telab disampaikan oleh guru dan juga menyelesaikan soal soal latihan atau ujian yang diberikan oleh guru. Karena tanpa kesadaran dan dorongan dari dalam diri sendiri sangat tidak mungkin siswa akan mau menyelesaikannya. Motivasi Intrinsik meliputi : 1. Motivasi Bawaan Motivasi yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari. Sebagai contoh misalnya dorongan untuk bekerja, dorongan untuk minum, dorongan untuk makan, dorongan untuk beristirahat, dorongan seksual. Dalam mempelajari mata pelajaran di sekolah siswa memerlukan motivasi untuk dapat mempelajari materi
37
yang disampaikan agar nantinya dapat mencapai prestasi yang diharapkan. 2. Motivasi yang dipelajari Motivasi yang timbul karena dipelajari. Sebagai contoh : dorongan untuk belajar, dorongan untuk mengajar. Dorongan untuk belajar sangat diperlukan bagi siswa untuk mencapai keberhasilan belajarnya. Hal mi terkait dengan mata pelajaran yang ada di sekolah. Untuk mempelajari semua mata pelajaran itu dibutuhkan dorongan dan berbagai pihak agar siswa mau untuk belajar agar mendapatkan hasil yang diharapkan. 3. Motivasi jasmani dan rohani Motivasi jasmani seperti reficks, insting, otomatis, nafsu. Sedangkan motivasi rohaniah adalah kemauan. Dalam belajar mernerlukan adanya motivasi baik jasmani dan rohani agar dalam mempelajari materi pelajaran tercapai hasil yang diharapkan, hal ini dikarenakan jasmani dan rohani sangat berperan bagi siswa dalam belajar. 2. Motivasi Ekstrinsik Motivasi yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dan luar. Motivasi ekstrinsik dapat juga
38
dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dan luar yang secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajarmengajar sangat penting, sebab kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah, dan juga mungkin komponenkomponen lain dalam proses belajar-mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik. Motivasi Ekstrinsik meliputi : 1. Motivasi Sosial Karena belajar itu adalah suatu proses yang timbul dan dalam, maka faktor motivasi memegarig peranan pula. Jika guru atau orang tua dapat memberikan motivasi yang baik pada anak-anak timbulah dalam diri anak itu dorongan dan hasrat untuk belajar lebih baik. Anak dapat menyadari apa gunanya belajar dan apa tujuan yang hendak dicapai dengan pelajaran itu, jika diberi perangsang, diberi motivasi yang baik dan sesuai. Motivasi sosial dapat pula timbul pada anak dan orang-orang lain disekitarnya. Pada umumnya motivasi semacam mi diterima anak tidak dengan sengaja, dan mungkin pula tidak dengan sadar. Dengan adanya motivasi dan guru, teman atau orang tua maka dapat dipastikan siswa akan belajar dengan balk sehingga materi pelajaran yang diberikan
39
akan terserap dengan balk begitu juga dengan hasil yang akan diperoleh. 2. Motivasi untuk berprestasi Anak atau siswa yang mempunyai dorongan kuat untuk berprestasi berasal dan keluarga-keluarga yang memiliki standar tinggi dalam berprestasi, yang memberikan imbalan hadiah terhadap keberhasilan berprestasi dan yang memberikan dorongan untuk mandiri dan tidak bergantung pada pihak lain. Salah satu hal yang mendorong siswa untuk belajar selain dan dalam din sendiri juga dan pihak luar terutama berprestasi
keluarga. dengan
Sebagai baik
contoh
maka
siswa
yang
tua
dapat
orang
memberikan imbalan berupa hadiab kepada anaknya, dengan begitu anak akan merasa senang dan termotivasi untuk Iebih berprestasi lagi di kemudian hari. Menurut Dimyati (2002:97-100) Motivasi ditandai oleh: 1. Cita-cita atau aspirasi siswa Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar balk intrinsik maupun ekstninsik. Sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri. 2. Kemampuan siswa Kemampuan akan memperkuat motivasi anak
untuk
melaksanakan
tugas-tugas
40
perkembangan. Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan perkembangan atau kecakapan mencapainya. 3. Kondisi siswa Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi belajar. Seorang siswa yang sedang sakit, lapar atau marah-marah akan rnengganggu perhatian belajar, dan sebaliknya. 4. Kondisi Lingkungan Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, Lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya dan kehidupan kemasyarakatan. OIeh karena itu kondisi lingkungan sekolah yang sehat, kerukunan hidup,
ketertiban pergaulan perlu dipertinggi
mutunya. Dengan lingkungan yang aman, tenteram, tertib dan indah, maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat. 5. Unsur-unsur
dinamis
dalam
belajar
dan
pembelajaran Setiap sisa memiliki perasaan, perhatian, kemauan,
ingatan dan pikiran yang mengalami
perubahan
berkat pengalaman hidupnya. Dengan
41
demikian maka unsur-unsur yang bersifat labil tersebut sangat mudah untuk dipengaruhi. 6. Upaya guru dalam membelajarkan siswa Guru adalah pendidik profesional yang selalu bergaul dengan siswa. Intensilas pergaulan dan
bimbingan
pertumbuhan
guru
dan
tersebut
perkembangan
mempengaruhi jasa
siswa.
Sehingga sebagai seorang yang profesional guru harus
mampu
membelajarkan
siswa
secara
bijaksana. 2. Faktor Ekstern 2.1 Lingkungan Keluarga Menurut Bureau dan Rose keluarga ialah “kelompok sosial yang terdiri atas dua orang atau lebih yang mempunyai ikatan darah, perkawinan, atau adopsi” (Ahmadi 2004:166). Pengaruh pertama dan utama bagi kehidupan. pertumbuhan dan perkembangan seseorang adalah keluarga. Hal mi disebabkan keluarga merupakan orang-orang terdekat bagi seorang anak. Banyak sekali kesempatan dan waktu bagi seorang anak unruk berjumpa dan berinteraksi dengan keluarga. Perjumpaan dan interaksi tersebut saudah pasti sangat besar pengaruhnya bagi perilaku dan prestasi seseorang. Sekiranya keluarga itu merupakan kehirrga yang harmonis, hubungan orang tua dengan anak-anak. Kondisi yang balk itu cenderung memberi stimulus dan rspon yang baik dan anak sehingga perilaku dan prestasinya menjadi baik (Tulus 2004:16-17).
42
“Lingkungan keluarga akan mempengaruhi siswa dalam belajar yaitu berupa cara orang tua mendidik, relasi antar anggota, suasana rurnah tangga, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan” (Slameto 2003 : 60). Jadi lingkungan keluarga adalah lingkungan yang pertama dan utama bagi anak didik dan dibesarkan dalam keluarga dimana peran keluarga dimungkinkan sangat besar dalam hal bahasa, pembentukan dan pembinaan nilai dan ajaran agama yang diikuti , sikap, kebiasaan dan perkembangan ketrampilan. Lingkungan keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan. Dalam penelitian ini Iingkungan keluarga berdasar pada pendapat Slameto dikarenakan lingkungan keluarga adalah lingkungan yang utama menentukan keberhasilan siswa dalam belajar.
43
Menurut Slameto (2003:60) Lingkungan keluarga dapat berupa: 1. Cara Orang Tua Mendidik Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya. Orang tua yang kurang atau tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan sama sekali kepentingan - kepentingan dan kebutuhankebutuhan anaknya dalam belajar, tidak menyediakan atau melengkapi alat belajarnya, tidak memperhatikan apakah anak belajar atau tidak, tidak mau tahu bagaimanakah kemajuan belajar anaknya, kesulitan-kesulitan yang dialami dalam belajar dan lain-lain, dapat menyebabkan anak tidak atau kurang berhasil dalam belajamya. Mungkin anak sendiri sebetulnya pandai, tetapi karena cara belajarnya tidak teratur, akhirnya kesukaran-kesukaran menumpuk sehingga mengalami ketinggalan dalam belajarnya dan akhirnya anak malas belajar. Hasil yang didapatkan, nilai atau hash helajarnya tidak memuaskan bahkan mungkin gagal dalam studinya. Mendidik anak dengan cara rnemanjakannya adalah cara mendidik yang tidak baik. Orang tua yang terlalu kasihan
44
terhadap anaknya tak sampai hati untuk memaksa anaknya belajar, bahkan membiarkan saja jika anaknya tidak belajar dengan alasan segan, adalah tidak benar, karena jika hal itu dibiarkan berlarut-larut anak menjadi nakal, berbuat seenaknya saja, pastilah belajarnya menjadi kacau. Di sinilah bimbingan dan penyuluhan memegang peranan yang penting. Anak atau siswa yang mengalami kesukaran-kesukaran
di
atas
dapat
ditolong
dengan
memberikan bimbingan belajar yang sebaik - baiknya. Tentu saja keterlibatan orang tua akan sangat mempengaruhi keberhasilan bimbingan tersebut. 2. Relasi Antaranggota Keluarga Relasi anratanggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya. Selain itu relasi anak dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga yang lain pun turut mempengaruhi belajar anak. Wujud relasi itu misalnya apakah hubungan itu penuh dengan kasih sayang dan pengertian, ataukah diliputi oleh kebencian, sikap yang terlalu keras, ataukah sikap yang acuh tak acuh dan sebagainya. Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu diusahakan relasi yang baik di dalam keluarga anak tersebut. Hubungan yang baik adalah hubungan yang penuh pengertian dan kasih sayang, disertai dengan bimbingan dan bila perlu hukuman - hukuman untuk mensukseskan belajar anak sendiri. Hubungan yang baik antaranggota keluarga dapat memberikan semangat bagi siswa untuk belajar karena anak
45
tidak akan merasa tertekan ketika belajar sehingga anak merasa mendapat dukungan dan seluruh anggota keluarga. Dengan demikian anak lebih semangat untuk berprestasi. 3. Suasana Rumah Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga di mana anak berada dan belajar. Suasana rumah juga merupakan faktor yang penting yang tidak termasuk faktor yang disengaja. Suasana rumah yang gaduh atau ramai dan semrawut tidak akan memebri ketenangan pada anak yang belajar. Suasana tersebut dapat terjadi pada keluarga yang besar yang terlalu banyak penghuninya. Suasana rumah yang tegang, ribut dan sering terjadi cekcok, pertengkaran antaranggota
keluarga
atau
dengan
keluarga
lain
menyebabkan anak menjadi bosan di rumah, suka keluar rumah (ngluyur), akibatnya belajamya kacau. Rumah yang sering dipakai untuk keperluan - keperluan, misalnya untuk resepsi, perternuan, pesta - pesta, upacara keluarga dan lain - lain, dapat mengganggu belajar anak. Rumah yang bising dengan suara radio, tape recorder atau TV pada waktu belajar, juga mengganggu belajar anak, terutama untuk berkonsentrasi.
46
Dengan demikian agar anak dapat belajar dengan baik perlulah diciptakan suasana rumah yang tenang dan tenteram. Di dalam suasana rumah yang tenang dan tenteram selain anak kerasan atau betah tinggal di rumah, anak juga dapat belajar dengan baik. 4. Keadaan Ekonomi Keluarga Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misal makan, pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas
belajar
seperti
ruang
belajar,
meja,
kursi,
penerangan, alat tulis-menulis, buku-buku dan lain-lain. Fasilitas itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga rnempunyai cukup uang. Jika anak hidup dalam keluarga yang miskin, kebutuhan pokok anak kurang terpenuhi, akibatnya kesehatan anak terganggu. Akibat yang lain anak selalu dirundung kesedihan sehingga anak merasa minder dengan teman lain, hal ini akan mengganggu belajar anak. Bahkan mungkin anak harus bekerja mencari nafkah sebagai pembantu orang tuanya walaupun sebenarnya anak belum saaatnya bekerja, hal yang begitu juga akan mengganggu belajar anak.
47
Walaupun
tidak
dapat
dipungkiri
tentang
adanya
kemungkinan anak yang serba kekurangan selalu menderita akibat ekonomi keluarga yang lemah, justru keadaan yang begitu menjadi cambuk baginya untuk belajar lebih giat dan akhirnya sukses besar. Sebaliknya keluarga yang kaya raya, orang tua sering mempunyai kecenderungan untuk memanjakan anak. Anak hanya bersenang-senang dan berfoya-foya, akibatnya anak kurang dapat memusatkan perhatiannya kepada belajar. Hal tersebut juga akan dapat mengganggu belajar anak. 5. Pengertian Orang Tua Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugastugas di rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan mendorongnya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah. Kalau perlu menghubungi guru anaknya, untuk mengetahul perkembangannya. 6. Latar Belakang Kebudayaan Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak
48
ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar. 2.2. Lingkungan Sekolah “Sekolah adalah wahana kegiatan dan proses pendidikan berlangsung” (Tulus 2004:180). Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem mempunya pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisab antara sesuatu yang boleh dan tidak dilakukan, diperoleh dan pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran - ajarannya. (Azwar dalam Tulus 2004:18-19). Faktor lingkungan sekolah sangat mempengaruhi siswa dalam belajar, yang meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. Jadi lingkungan sekolah adalah lingkungan tempat proses pendidikan berlangsung dimana siswa tidak hanya mempelajari pengetahuan dan ketrampilan, melainkan juga sikap, ni1ai ni1ai dan norma - norma. Lingkungan sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa
49
dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. Dalam penelitian ini berdasar pada pendapat Slameto dikarenakan lingkungan sekolah juga merupakan lingkungan yang penting dalam menunjang siswa dalam belajar dan meningkatkan prestasi belajarnya. Menurut Slameto (2003 :64) Lingkungan sekolah yang berpengaruh terhadap belajar mi mencakup: 1. Metode Mengajar Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Mengajar oitu sendiri inenurut Ign. S. Ulih Bukit Karo Karo adalah menyajikan bahan pelajaran oleh orang kepada orang lain agar orang lain itu menerima, menguasai dan mengembangkannya. Di dalam lembaga pendidikan, orang lain yang disebut di atas disebut sebagai murid atau siswa dan rnahasiswa, yang dalam proses belajar agar dapat menerima, menguasai dan lebih-lebih mengembangkan bahan pelajaran itu, maka caracara mengajar serta cara belajar haruslah setepat-tepatnya dan seefisien serta seefektif rnungkin. Dari uraian di atas jelaslah bahwa metode mengajar itu mempengaruhi belajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Metode mengajar yang kurang baik itu dapat terjadi misalnya karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai
bahan
pelajaran
sehingga
guru
tersebut
menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa
50
atau terhadap mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya. Akibatnya siswa malas untuk belajar. 2. Kurikulum Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Jelaslah bahan pelajaran itu mempengaruhi belajar siswa. Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar. Kurikulum yang tidak baik itu misalnya yang terlalu padat, di atas kemampuan siswa, tidak sesuai dengan bakat, minat dan perhatian siswa. 3. Relasi Guru dengan Siswa Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Proses tersebut juga dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam proses itu sendiri. Jadi cara belajar siswa juga dipengaruhi oleh relasinya dengan gurunya. Di dalam relasi (guru dengan siswa) yang baik, siswa akan menyukai gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikannya sehingga siswa berusaha mempelajari sebaikbaiknya. Hal tersebut juga terjadi sebaliknya, jika siswa membenci gurunya. Ia segan mempelajari mata pelajaran yang diberikannya, akibatnya pelajaranya tidak maju. Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara akrab, menyebabkan proses belaajr mengajar itu kurang lancar. Juga siswa akan merasa jauh dan guru, maka segan berpartisipasi secara aktif dalam belajar. 4. Relasi Siswa dengan Siswa Guru yang kurang mendekati siswa dan kurang bijaksana tidak akan melihat bahwa di dalam kelas ada grup
51
yang saling bersaing secara tidak sehat. Jiwa kelas tidak terbina, bahkan hubungan masing-masing siswa tidak tampak. Siswa yang mempunyai sifat-sifat atau tingkah laku yang kurang menyenangkan teman lain, mempunyai rasa rendah diri atau sedang mengalami tekanan-tekanan bati, akan diasingkan dan kelompok. Akibatnya makin parah masalahnya dan akan mengganggu belajaranya. Lebih-lebih lagi ia akan menjadi malas untuk masuk sekolah dengan alasan-alasan yang tidak-tidak karena di sekolah mengalami perlakuan yang kurang menyenangkan dan teman-temannya. Jika hal ini terjadi, segeraiah siswa diberi pelayanan bimbingan dan penyuluhan agar ia dapat diterima kembali ke dalam kelompoknya. Menciptakan relasi yang baik antarsiswa adalah perlu, agar dapat membenikan pengaruh yang positif terhadap belajar. 5. Disiplin Sekolah Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar dengan melaksanakan tata tertib, kedisiplinan pegawai atau karyawan dalam pekerjaan administrasi dan kebersihan atau keteraturan kelas, gedung sekolah, halaman dan lain-lain, kedisiplinan Kepala Sekolah dalam mengelola seluruh staf beserta siswa-siswanya dan kedisiplinan tim BP dalam pelayananya kepada siswa. Seluruh staf sekolah yang mengikuti tata tertib dan bekerja dengan disiplin membuat siswa menjadi disiplin pula, selain itu juga memberi pengaruh yang positif terhadap belajarnya. Banyak sekolah yang dalam pelaksanaall disip I in kurang, sehingga mempengaruhi sikap siswa dalarn belajar, kurang bertanggung jawab, karena bila tidak melaksanakan tugas, toh tidak ada sangsi. Hal mana dalam proses belajar, siswa perlu disiplin, untuk mengembangkan motivasi yang kuat.
52
Dengan demikian agar siswa belajar lebih maju, siswa harus disiplin di dalam belajar baik di sekolah, di rumah dan di perpustakaan. Agar siswa disiplin haruslah guru beserta staf yang lain disiplin pula. 6. Alat Pelajaran Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan itu, alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Jika siswa mudah menerima pelajaran dan menguasainya, maka belajarnya akan menjadi lebih giat dan lebih maju. Kenyataan saat ini dengan banyaknya tuntutan yang masuk sekolah, maka memerlukan alat-alat yang membantu lancarnya belajar siswa dalam jumlah yang besar pula, seperti buku-buku di perpustakaan, laboratorium atau media-media lain. Kebanyakan sekolah masih kurang memiliki media dalarn jumlah maupun kualitasnya. Mengusahakan alat pelajaran yang baik dan lengkap adalah perlu agar guru dapat mengajar dengan baik sehingga siswa dapat menerima pelajaran dengan baik serta dapat belajar dengan baik pula. 7. Keadaan Gedung Dengan jumlah siswa yang banyak serta variasi karakteristik mereka masing-masing menuntut keadaan gedung dewasa ini harus memadai di dalam setiap kelas.
53
Bagaimaana mungkin mereka dapat belajar dengan enak, kalau kelas tidak memadai bagi setiap siswa. Keadaan gedung yang baik dan kelas yang nyaman akan berpengaruh terhadap belajar siswa karena siswa akan merasa enak dan tenang dalam belajar tanpa merasa cemas jika gedung itu roboh karena keadaannya yang tidak baik. 8. Waktu Sekolah Waktu sekolah ialah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah, waktu itu dapat pagi hari, siang, sore atau malam hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar siswa. Jika terjadi siswa terpaksa masuk sekolah di sore hari, sebenarnya kurang dapat dipertanggungjawabkan. Di mana siswa harus beristirahat, tetapi terpaksa masuk sekolah, hingga mereka mendengarkan pelajaran sambil mengantuk dan sebagainya. Sebaliknya siswa belajar di pagi hari, pikiran masih segar, jasmani dalarn kondisi yang baik. Jika siswa bersekolah pada waktu kondisi hadannya sudah lelah atau lemah, misalnya pada siang hari, akan mengalami kesulitan di dalam menerima pelajaran. Kesulitan itu disebabkan karena siswa sukar berkonsentrasi dan berpikir pada kondisi badan yang lemah tadi. Jadi memilih waktu sekolah yang tepat akan memberi pengaruh yang positif terhadap belajar. Waktu sekolah juga mempengaruhi siswa dalam belajar, karena suasana pagi han akan memberikan semangat tersendiri bagi siswa untuk belajar sehingga materi pelajaran yang disampaikan oleh guru akan terserap dengan baik oleh siswa.
54
9. Standar Pelajaran di Atas Ukuran Guru berpendirian untuk mempertahankan wibawanya, perlu memberi pelajaran di atas ukuran standar. Akibatnya siswa merasa kurang mampu dan takut kepada guru. Bila banyak siswa yang tidak berhasil dalam mempelajari mata pelajarannya, guru semacam itu merasa senang. Tetapi berdasarkan teori belajar, yang mengingat perkembangan psikis dan kepribadian siswa yang berbedabeda, hal tersebut tidak boleh terjadi. Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing. Yang penting tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai. Pelajaran yang disampaikan oleh guru harus sesuai dengan kemampuan siswa agar nantinya siswa mampu menyerap materi yang disampaikan oleh guru. 10. Metode Belajar Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah. Dalam hal ini perlu pembinaan dan guru. Dengan cara belajar yang tepat akan efektif pula hasil belajar siswa itu. Juga dalam pembagian waktu untuk belajar. Kadang-kadang siswa belajar tidak teratur, atau terus menerus, karena besok akan tes. Dengan belajar demikian siswa akan kurang beristirahat, bahkan mungkin dapat jatuh sakit. Maka perlu belajar secara teratur setiap hari, dengan pembagian waktu yang baik, memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajar. 11. Tugas Rumah Waktu belajar terutama adalah di sekolah, di samping untuk belajar waktu di rumah biarlah digunakan untuk kegiatan kegiatan lain. Maka diharapkan jangan terlalu banyak memberi tugas yang harus dikerjakan di rumah,
55
sehingga anak tidak mempunyai waktu lagi untuk kegiatan yang lain. 2.2
Lingkungan Masyarakat Pada prinsipnya hubungan sekolah dengan masyarakat adalah sangat erat. Sekolah di sini sebagai pelaksanaan agar masyarakat menjadi baik, dan murid-murid dapat aktif dalam bagian dalam masyarakat, baik anak-anak maupun dewasa. Di sini masyarakat sebagai dasar dari pendidikan dan ada kecenderungan berfikir bahwa keseluruhan masyarakat adalah sebagai suatu educatif agent ( masyarakat sebagai pendidik). (Ahmadi 2004:118). Masyarakat merupakan faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh tersebut karena siswa berada dalam masyarakat atau bagian dan masyarakat itu sendiri. Keberadaan siswa dalarn masyarakat tersebut meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, mass nedia, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat. (Slameto 2003:69) Jadi lingkungan masyarakat adalah laboratorium di mana anak belajar, menyelidiki dan turut serta dalam usaha usaha
masyarakat
Lingkungan
yang
masyarakat
mengandung meliputi
unsur
kegiatan
pendidikan. siswa
dalam
masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat. Dalam penelitian ini berdasar pada pendapat Slameto dikarenakan lingkungan masyarakat adalah tempat yang menunjang siswa dalam belajar dan juga sebagai tempat merealisasikan apa yang didapat siswa di sekolah.
56
Menurut Slameto (2003:70) Lingkungan masyarakat yang berpengaruh terhadap belajar dapat berupa: 1. Kegiatan Siswa Dalam Masyarakat Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi jika siswa ambil bagian dalam kegiatan masyarakat yang terlalu banyak, misalnya berorganisasi, kegiatan-kegiatan sosial, keagamaan dan lain-lain, belajarnya akan terganggu, lebih-lebih jika tidak bijaksana dalam mengatur waktunya. Perlulah
kiranya
membatasi
kegiatan
siswa
dalam
masyarakat supaya jangan sampai mengganggu belajarnya. Jika mungkin memilih kegiatan yang mendukung belajar. Kegiatan itu misalnya kursus bahasa Inggris, PKK Remaja, kelompok diskusi dan lain sebagainya. 2. Mass Media Yang termasuk mass media adalah bioskop, radio, TV, surat kabar, majalah, buku-buku, komik - komik dan lain-lain. Semuanya itu ada dan beredar dalam masyarakat. Mass media yang baik memberi pengaruh yang baik terhadap siswa dan juga terhadap belajarnya. Sebaliknya mass media yang jelek juga berpengaruh jelek terhadap siswa. Sebagai contoh siswa yang suka nonton film atau membaca cerita-cerita detektip, pergaulan bebas, percabulan, akan berkecenderungan untuk berbuat seperti tokoh yang dikagumi dalam cerita itu, karena pengaruh dan jalan ceritanya. Jika tidak ada kontrol dan pembinaan dari orang tua (bahkan pendidik), pastilah semangat belajarnya menurun dan bahkan mundur sama sekali.
57
Maka perlulah kiranya siswa mendapatkan bimbingan dan kontrol yang cukup bijaksana dan pihak orang tua dan pendidik, baik di dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. 3. Teman Bergaul Pengaruh-pengaruh dan teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam jiwanya daripada yang kita duga. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri siswa, begitu juga sebaliknya, teman bergaul yang jelek pasti mempengaruhi yang bersifat buruk juga. Teman bergaul yang tidak baik misalnya yang suka begadang, keluyuran, pecandu rokok, film, minum - minum, lebih-lebih lagi teman bergaul lawan jenis yang amoral, pezinah, pemabuk, dan lain-lain, pastilah akan menyeret siswa ke ambang bahaya dan pastilah belajarnya jadi berantakan. Agar siswa dapat belajar dengan balk, maka perlulah diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baikbaik dan pembinaan pergaulan yang balk serta pengawasan dan orang tua dan pendidik harus cukup bijaksana (jangan terlalu ketat tetapi jangan lengah). 4. Bentuk Kehidupan Masyarakat Kehidupan masyarakat di sekitar siswa juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Masyarakat yang terdiri dan orangorang yang tidak terpelajar, penjudi, suka mencuri dan mempunyai kebiasaan yang tidak baik, akan berpengaruh jelek kepada anak (siswa) yang berada di situ. Anak atau siswa tertarik untuk ikut berbuat seperti yang dilakukan orang-orang di sekitarnya. Akibatnya belajarnya terganggu dan bahkan anak atau siswa kehilangan semangat belajar karena perhatiannya semula terpusat kepada pelajaran berpindah ke perbuatan-perbuatan yang selalu dilakukan orang-orang di sekitarnya yang tidak baik tadi.
58
Sebaliknya jika lingkungan anak adalah orang - orang yang terpelajar
yang
baik-baik,
mereka
mendidik
dan
menyekolahkan anak-anaknya, antusias dengan cita - cita yang luhur akan masa depan anaknya, anak atau siswa terpengaruh juga ke hal - hal yang dilakukan oleh orang orang lingkunganriya, sehingga akan berbuat seperti orang orang yang ada di lingkungannya. Pengaruh itu dapat mendorong semangat anak atau siswa untuk belajar lebih giat lagi. Adalah perlu untuk mengusahakan lingkungan yang baik agar dapat memberi pengaruh yang positif terhadap anak atau siswa sehingga dapat belajar dengan sebaik-baiknya. 2.2. Mengajar Mengajar adalah suatu proses yaitu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar anak didik, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses belajar. Proses belajar mengajar (PBM) merupakan proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbak balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk rnencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal batik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama demi berlangsungnya proses belajar
59
mengajar. Interaksi dalam belajar mengajar mempunyai arti yang lebih luas, tidak sekedar hubungan antar guru dan siswa tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal mi bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar. Menurut Slameto (2003:35-39) mengemukakan ada sepuluh prinsip - prinsip mengajar, yaitu: 1. Perhatian. 2. Aktivitas. 3. Appersepsi. 4. Peragaan. 5. Repetisi. 6. Korelasi. 7. Konsentrasi. 8. Sosialisasi. 9. Individualisasi. 10. Evaluasi. Menurut Mulyani dan Permana (2001:116-148), metode mengajar itu terdiri dari : 1. Metode Ceramah. 2. Metode Tanya Jawab. 3. Metode Diskusi.
60
4. Metode Kerja Kelompok. 5. Metode Pemberian Tugas. 6. Metode Demonstrasi. 7. Metode Eksperimen. 8. Metode Simulasi. 9. Metode inkuiri. 10. Metode Pengajaran Unit. 2.3. Kerangka Berfikir Prestasi belajar pada hakikatnya merupakan hasil interaksi antara faktor yang mempengaruhi baik dari dalam diri (faktor internal) maupun faktor dari luar diri (faktor eksternal) individu. “Prestasi belajar merupakan basil dan adanya rencana dan pelaksanaan proses belajar, sehingga diperlukan informasi-informasi yang mendukung disertai dengan data yang objektif dan memadai (Rusyan 2004:17). Seperti yang diungkapkan oleh Slameto (2003:54) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan kedalam dua golongan yaitu faktor intern yang bersumber dari dalam diri siswa dan faktor ekstern yang bersumber dari luar diri siswa. Faktor intern terdiri dan kecerdasan, bakat, minat, motivasi, sikap, tingkah laku, kematangan dan kelelahan. Sedangkan faktor ekstem terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Hal senada juga diungkapkan oleh Sangalang (Kartini KartonO dalam Tulus 2004: 79-81) bahwa untuk mencapai hasil belajar yang baik dipmgaruhi oleh faktor antara lain (a) kecerdasan (b) bakat (c) minat dan perhatian (d) motif (e) kesehatan (f) cara belajar (g)
61
lingkungan keluarga (h) lingkungan pergaulan (i) sekolah dan sarana pendukung belajar. Selain itu menurut Slameto (2003:73-74) bahwa seseorang yang ingin mendapatkan prestasi belajar yang baik perlu melakukan belajar efektif. Banyak siswa atau mahasiswa yang gagal atau tidak mendapat hasil yang baik dalam pelajarannya karena mereka tidak mengetahui cara - cara belajar yang efektif. Mereka kebanyakan hanya mencoba menghafal pelajaran. Seperti diketahui, belajar itu sangat kompleks. Belum diketahui segala seluk-beluknya. Hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kecakapan dan ketangkasan belajar berbeda secara individual. Walaupun demikian kita dapat membantu siswa dengan memberi petunjuk-petunjuk umum tentang cara-cara belajar yang efisien. Ini tidak berarti bahwa mengenal petunjukpetunjuk itu dengan sendirinya akan menjamin sukses siswa. Sukses hanya tercapai berkat usaha keras. Tanpa usaha yang keras tak akan tercapai sesuatu. Di samping memberi petunjuk-petunjuk tentang caracara belajar, baik pula siswa diawasi dan dibimbing sewaktu mereka belajar. Hasilnya iebih balk lagi kalau cara-cara belajar dipraktekkan dalam
tiap
pelajaran
yang
diberikan.
Belajar
efektif
perlu
memperhatikan beberapa hal antara lain kondisi internal, kondisi eksternal dan strategi belajar. Kondisi internal yaitu kondisi (situasi) yang ada di dalam din siswa itu sendiri misalnya kesehatannya,
62
keamanannya, ketentramannya dan sebagainya. Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia, umpamanya kebersihan rumah, penerangan, serta keadaan lingkungan fisik yang lain, sedangkan strategi belajar diperlukan untuk dapat mencapai hasil yang semaksimal mungkin apabila digunakan denagn tepat. Hal ini hampir sama seperti yang dikemukakan oleh tulus di atas, sehingga dapat dipahami bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu intern dan ekstern. Berdasarkan sejumlah pemahaman di atas, maka dalam studi kali ini peneliti berkonsentrasi pada dua faktor pokok yaitu pertama faktor intern yang terdiri dan bakat, minat dan motivasi yang dianggap sebagai kehadiran faktor psikologis dalam belajar akan memberikan andil yang cukup penting karena senantiasa memberikan landasan dan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan belajar secara optimal, sebaliknnya taripa kehadiran faktor psikologis , bisa jadi memperlambat proses belajar, bahkan dapat pula menambah kesulitan dalam belajar. Dari banyaknya faktor intern yang ada bakat, minat dan motivasi mempunyai hubungan yang erat karena bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan, baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus. Dengan bakat seseorang berkemungkinan untuk mencapai prestasi dalam bidang tertentu, tetapi untuk mewujudkan bakat ke dalam suatu prestasi diperlukan latihan,
63
pengetahuan, pengalaman dan motivasi. Perwujudan dan bakat dan kemampuan adalah prestasi, tetapi karena bakat masih merupakan potensi, maka dengan melalui latihan dan didukung oleh fasilitas, dan disertai oleh minat yang tinggi sebingga akan terealisasikan dalarn kemampuan dan menghasilakn prestasi yang unggul. Minat dan motivasi merupakan variabel yang mempengaruhi perkembangan bakat. Jadi bakat yang dalam perkernbangannya memperoleh dukungan dan kedua belah pihak dan individu memiliki minat yang tinggi terhadap bidang yang menjadi bakat khususnya, memiliki motivasi yang tinggi, memiliki daya juang yang tinggi, memperoleh dukungan lingkungan yang rnemadai, yaitu adanya kesempatan untuk mengembangkan bakat secara optimal, maka bakat tersebut akan muncul dalam suatu kemampuan yang unggul dengan presatsi menonjol dalarn bidang terkait. kedua faktor ekstern yang terdiri dan lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkunga masyarakat. Beberapa faktor lain yang tidak tercakup dalam penelitian mi akan dikelompokkan kedalam variabel residu. Ditentukannya faktor-faktor diatas dalam penelitian ini, karena faktor-faktor dinilai sangat dominan pengaruhnya terhadap prestasi belajar dibanding dengan faktor yang lain. Untuk mendapatkan pemahaman teoritis dominanya pengaruh faktor intern dan faktor
64
ekstern yang masuk dalam penelitian ini, berikut ini satu persatu faktorfaktor tersebut akan dikaji lebih jelas. “Bakat menurut Hilgard adalah the capacity to learn. Dengan perkataan lain bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih” (Slameto 2004:57). “Bakat merupakan kernampuan anak didik untuk melakukan suatu tugas tanpa banyak tergantung pada latihan (Romlah 2004:161). Menurut pendapat Guilford yang oleh Suryabrata dan surya (2001: 6-9) bakat mencakup (1) perseptual berkaitan dengan kemampuan dan kepekaan indra dalam menangkap sesuatu, (2) psikomotor berkaitan dengan kekuatan, ketelitian dan kecakapan, (3) intelektual mencakup ingatan, pengenalan, pemlaian dan kamampuan berfikir (Romlah 2004 : 161). “Bakat adalah kemampuan yang ada pada seseorang yang dibawanya sejak lahir, yang diterima sebagai warisannya dan orang tua” (Tulus 2004:79). Dari pendapat di atas jelaslah bahwa bakat mempengaruhi siswa dalam menncapai prestasi belajar. Dalam penelitian ini adalah bersifat umum yaitu prestasi belajar siswa secara keseluruhan (umum). Faktor berikutnya yang mempengaruhi belajar adalah minat. ‘‘Minat dapat diartikan sebagai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Dalam perspektif
65
prestasi belajar, minat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seseorang siswa (Slameto 2003:57). “Minat adalah kecenderungan yang besar terhadap sesuatu” (Tulus 2004:79). “Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri” (Sardiman 2005:76). Faktor
berikutnya
adalah
mativasi.
”Motivasi
adalah
perubahan energi dalam din seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuar (Mc Donald dalam Sardiman 2005:73). Menurut salah satu ahli psikologi pendidikan1motivasi adalah kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar (Dimyati dan Mudjiono 1994:75). Faktor selanjutnya adalah lingkungan keluarga. “Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama” (Wirowidjojo dalam Slameto 2003:61). Tulus (2004:16) “mengemukakan bahwa perjumpaan dan interaksi yang terjadi dalarn keluarga sudah pasti besar pengaruhnya bagi perilaku dan prestasi seseorang”.
66
Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi anak didik, sebab anak dilahirkan dan dibesarkan dalam keluarga. Oleh karena itu peran keluarga dimungkinkan sangat besar terhadap perkembangan anak-anaknya, baik dalam hal bahasa, pembentukan dan pembinaan nilai dan ajaran agama yang diikuti, sikap, kebiasaan dan perkembangan keterampilan. (Romlah 2004:162). Hal senada juga diungkapkan oleh Slameto (2003:60) bahwa “lingkungan keluarga akan mempengaruhi siswa dalam belajar yaitu berupa cara orang tua mendidik, perhatian orang tua, relasi antaranggota keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan ekonomi keluarga”. Oleh karena itu lingkungan keluarga harus mendukung dalam belajar siswa dengan cara menciptakan kondisi atau suasana rumah yang kondusif untuk belajar, menyediakan berbagai kebutuhan yang berkaitan dengan pelajaran (seperti buku bacaan, buku tulis, penggaris, kalkulator, dan sebagainya), memberikan hadiah apabila mendapat nilai yang baik, sehingga anak merasa tenang, diperhatikan, disayang dan dihargai, hal itu menyebabkan anak akan sungguh-sungguh dalam belajar, sehingga ia akan mendapatkan nilai yang memuaskan. Sebaliknya siswa yang kurang mendapatkan perhatian dan keluarga akan merasa kurang aman, nyaman, diperhatikan dan dihargai. Hal mi menyebabkan anak malas belajar, sehingga Ia akan mendapat nilai yang jurang pula. Faktor selanjutnya adalah lingkungan sekolah. Sekolah adalah wahana kegiatan dan proses pendidikan berlangsung. Di sekolah diadakan kegiatan pendidikan, pembelajaran dan latihan. Di sekolah nilai-nilai etik, moral, mental, spiritual, perilaku,, disiplin, ilmu pengetahuan dan keterampilan ditabur, ditanam, disiram, ditumbuhkan
67
dan dikembangkan. Oleh karena itu, sekolah menjadi wahana yang sangat dominan bagi pengaruh dan pembentukan sikap, perilaku dan prestai siswa. (Tulus 2004: 18). “Sekolah mempunyai pengaruh terhadap perkembangan anak didik, hal ini dapat dilihat dan diamati secara langsung akan keberadaan anak didik dalam dunia pendidikan formal atau sekolah, mereka sebagian besar menunjukkan sikap dan aktivitas yang berbeda dibanding dengan mereka yang tidak menikmati kehidupan sekolah (Romlah 2004:166). Oleh karena itu pihak sekolah harus berupaya secara maksimal untuk meningkatkan kualitas sekolah, sehingga dapat mempengaruhi perkembangan anak didik secara positif. Seperti : perbaikan gedung dan fasilitas sekolah, modifikasi substansi kurikulurn yang digunakan, metode dan media dalam pembelajaran, pengadaan buku paket dan buku penunjang setiap bidang studi yang diajarkan, peningkatan mutu guru dan pengembangan bakat dan minat siswa dengan keadaan para siswa. Sebaliknya jika lingkungan sekolah tidak mendukung dalam proses belajar siswa, maka akan berakibat hasil yang kurang pula, tetapi juga ada sekolah mempunyai fasilitas seadanya, namun prestasinya baik. Faktor terakhir yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa adalah lingkungan masyarakat. Masyarakat merupakan faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh tersebut
68
karena siswa berada dalam masyarakat atau bagian dari masyarakat itu sendiri. Keberadaan siswa dalam masyarakat tersebut meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat. (Slameto 2003:69). Untuk
mencapai
prestasi
belajar
dibutuhkan
kondisi
lingkungan masyarakat yang mendukung. Dukungan masyarakat berupa memberikan kesempatan pada para siswa untuk ikut dalam mengelola organisasi yang ada sebagai tempat latihan, misalnya karang taruna, koperasi, yayasan dan organisasi lainnya yang ada di masyarakat. Selain itu masyarakat hendaknya memberikan kesempatan untuk ikut dalam kepanitiaan kegiatan yang dilakukan di masyarakat, menciptakan kondisi atau suasana yang kondusif untuk belajar dengan cara menerapkan jam belajar (misal nonton TV, membunyikan radio atau tape secara keraskeras), menciptakan hubungan antara anggota masyarakat yang saling memahami dan menghargai satu sama lain. Dengan adanya dukungan masyarakat, siswa akan merasa dihormati, dihargai, diperhatikan, dan diberi tempat yang luas untuk mengembangkan ide kreatifnya di lingkungan masyarakat, sehingga siswa akan belajar dengan sungguh-sungguh dan akan mendapatkan nilai yang memuaskan. Sebaliknya lingkungan masyarakat yang kurang mendukung akan mengakibatkan siswa cenderung untuk malas belajar dan malas berlatih, sehingga akan berakibat terhadap hasil belajarnya.
69
Selain faktor-faktor diatas, faktor lain yaitu kecerdasan atau intelegensi yang sebenarnya merupakan faktor yang penting untuk dimasukkan. Namun karena berbagai pertimbangan yaitu pengujian faktor tersebut harus memakai alat khusus yang memerlukan biaya relatif
besar, dan sudah adanya hasil penelitian yang menyatakan
bahwa faktor kecerdasan atau intelegensi berpengaruh terhadap prestasi belajar berkisar sekitar 25 %. Dalam penelitian ini peneliti menganggap intelegensi seluruh responden relatif sama dengan dibuktikan dengan total nilai lima mata pelajaran dalam STK (Swat Tanda Kelulusan) ditambah dengan nilai tes yanh diterima di SMU Negeri 8 Semarang rata-rata 99,44 ke atas. Berdasarkan uraian tersebut dimuka, maka kerangka berfikir penelitian ini dapat disederhanakan dalam paradigma sebagai berikut:
70
2.4. Hipotesis “Hipotesis berasal dan kata hypo yang berarti dibawah dan thesa yang berarti kebenaran. Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian selesai, yaitu setelah pengolahan terhadap data (Arikunto 2002:64). “Menurut Trelease hipotesis adalah keterangan sementara dan suatu fakta yang dapat diamati’ (Nazir 1983:182). “Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya” (Sudjana 1989:219). Dari pengertian tersebut maka hipotesis adalah jawaban yang bersifat sernentara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan kerangka berfikir diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: “Prestasi belajar siswa kelas II SMU Negeri 8 Semarang tahun ajaran 2004 - 2005 dipengaruhi faktor intern dan faktor ekstern, yaitu secara parsial (sendiri - sendiri) dan secara simultan (secara bersama - sama)”.
71
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Populasi dan Sampel Penelitian 3.1.1. Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. (Arikunto 2002:108). Populasi dalam penelitian mi adalah siswa kelas H SMU Negeri 8 Semarang sebanyak 308 siswa. 3.1.2. Sampel Penelitian dan Teknik Sampling Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. (Arikunto 2002 : 109). Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel siswa kelas II SMU Negeri 8 Semarang yang rata-rata tiap kelas terdiri dan 44 siswa (Tabel 1). Teknik yang digunakan adalah teknik simpel random sampling. Ketentuan ini yang dikemukakan oleh Arikunto (2002:112), yaitu apabila subjeknya kurang dan 100 orang, maka dalam menentukan besarnya sampel lebih balk diambil semua sebagai anggota sampel. Jika jumlah subjeknya besar dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih. Dalam penelitian ini sampel yang diambil sebesar 35%. Menurut Borg dan GaIl (1979), simpel random sampling adalah salah satu teknik pemilihan sampel dimana semua individu anggota
72
populasi mempurlyai kemungkinan kesempatan yang sama dan independen untuk dipilih sebagai anggota sampel (Hadjar 1999:137). Menurut McMillan dan Schumacher (1989), Teknik sampel random sampling merupakan cara yang terbaik untuk mendapatkan sampel yang tidak bias, yakni tidak over estimasi atau under estimasi terhadap variabel populasi (Hadjar, 1999:137). Gambaran Populasi dan Sampel
3.2. Variabel Penelitian Variabel adalah objek penelitian atau yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto 2002 : 96).
73
Sutrisno Hadi mendefinisikan variabel sebagai gejala yang bervariasi. (Arikunto 2002 : 94). Sesuai dengan tujuan penelitian ini maka yang menjadi titik perhatian dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang menjadi mempengaruhi prestasi belajar. Sedangkan subyek penelitian adalah sub variabel didasarkan pada ciri cirinya. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian yaitu : a. Variabel faktor intern (Xl) dan faktor ekstern (X2) yang mempengaruhi prestasi belajar siswa sebagai Variabel Bebas. Adapun sub variabelnya adalah Bakat dengan indikator ( Kemampuan dan kepekaan indra dalam menangkap sesuatu, psikomotor berkaitan dengan kekuatan, ketelitian dan kecakapan, serta intelektual mencakup ingatan, pengenalan, penilaian dan kemampuan berfikir), Minat dengan indikator ( Partisipasi, pengalaman, keinginan, kebutuhan, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja), Motivasi dengan indikator (Motivasi Intrinsik yang meliputi : motivasi bawaan, motivasi yang dipelajari, motivasi jasmani dan rohani, Motivasi Ekstrinsik meliputi motivasi sosial, motivasi untuk berprestasi) sebagai faktor intern. Sedangkan Iingkungan keluarga dengan indikator (Cara orang tua mendidik, relasi antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan) yang kedua adalah lingkungan sekolah dengan indikator ( Metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat
74
pelajaran, keadaan gedung, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, metode belajar dan tugas rumah), yang terakhir adalah lingkungan masyarakat dengan indikator (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat sebagai faktor ekstern). b. Prestasi belajar sebagai variabel terikat ( Y ). Adapun sub variabel dan prestasi belajar yaitu nilai rapot semester satu siswa kelas 11 SMU Negeri 8 Semarang tahun pelajaran 2004/2005. 3.3. Metode Pengumpulan Data Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta maupun angka (Arikunto,2002:96). Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah melalui beberapa metode diantaranya: 3.3.1. Metode Kuesioner atau angket Angket merupakan suatu daftar pertanyaan atau pernyataan tentang topik tertentu yang di berikan kepada subyek, baik secara individual atau kelompok, untuk mendapatkan informasi tetentu, seperti preferensi, keyakinan, minat, dan perilaku (Hadjar 2002:18 1). Angket digunakan tmtuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa kelas II SMU Negeri 8 Semarang tahun ajaran 2004-2005.
75
Pengambilan
data
menggunakan
angket
dengan
cara
menyebarkan angket pada siswa kelas 11 SMU Negeri 8 Semarang yang menjadi sampel penelitian sejumlah 105 angket penelitian. 3.3.2. Metode Dokumentasi Metode Dokurnentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. (Arikunto 2002 : 206). Metode Dokurnentasi dipergunakan untuk mendapatkan dafiar nama jumlah siswa yang menjadi anggota sampel dan nilai rata-rata rapor siswa. 3.4. Validitas dan Reliabilitas Data mempunyai kedudukan yang paling tinggi, karena data merupakan penggambaran variabel yang diteliti, dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Oleh karena itu benar tidaknya data, sangat menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian. Sedangkan benar tidaknya data, tergantung dan baik tidaknya instrumen pengumpul data. (Arikunto, 2002: 144). Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. 3.4.1. Validitas instrumen Validitas adalah suatu ukuran yang menunj ukkan tingkattingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen
76
yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Pada penelitian ini untuk uji validitas pengumpul data dengan menggunakan validitas logis. Untuk memperoleh validitas yang logis dalam penyusunan instrumen bertindak hati - hati dengan mengikuti langkah Iangkah penyusunan instrumen, yaitu memecah variabel menjadi sub variabel, baru memasukkan ke butir-butir pertanyaan sehingga menurut logika suatu validitas yang dikehendaki. Disamping validitas logis peneliti juga menggunakan validitas internal. Validitas internal ada dua, yaitu analisis butir dan analisis faktor. Disini peneliti menggunakan analisis faktor dengan asumsi bahwa instrumen dikatakan valid jika setiap faktor yang membentuk instrumen tersebut sudah valid (Arikunto 2002:153) Untuk mengukur validitas tidaknya setiap faktor dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor faktor tertentu dengan skor total, dengan menggunakan korelasi product moment dengan angka dasar yang dikemukakan oleh Pearson, sebagai berikut:
rXY =
N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
{N ∑ X − (∑ X )}{N ∑ Y − (∑ Y ) } 2
2
2
2
77
Dimana: rxy= validitas instrumen. X = jumlah skor faktor tertentu. Y jumlah skor faktor total. N =jumlahsubyek. (Arikunto, 2002:146). Sedangkan untuk menentukan valid tidaknya instrumen adalah dengan cara mengkonsultasikan hash perhitungan koefisien korelasi dengan tabel nilai koefisien korelasi (r) pada taraf signifikan 5 % atau taraf kepercayaan 95 %. Apabila hasil perhitungan koefisien korelasi lebih besar dibandingkan dengan nilai yang ada pada tabel maka instrumen tersebut dinyatakan valid, sehingga instrumen tersebut sudah layak untuk mengambil data. Berdasarkan hasil uji validitas angket penelitian pada lampiran diketahui bahwa harga r untuk seluruh butir angket lebih besar dan r = 0,36 1 untuk α= 5% dengan n = 30. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh butir angket valid dan dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian. 3.4.2. Reliabilitas Instrumen Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan. Reliabilitas rnenunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen
78
cukup dapat dipercaya untuk dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2002:154). Dalam penelitian ini, tehnik uji reliabilitas dengan rumus : ⎡ k ⎤ ⎡ ∑ αb ⎤ r11 = ⎢ ⎥ ⎥ ⎢1 − σt ⎦ ⎣ k −1 ⎦ ⎣
Keterangan: r11
= reliabilitas instrumen
k
= banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
Σσb2 = jumlah varians butir σt2
= varians total
(Arikunto, 2002 : 171). Untuk mencari varians butir digunakan rumus:
αb 2 =
∑X −
(∑ X ) N
N
Keterangan: σb2
= Varians butir.
ΣX2
= Jumlah kuadrat skor tiap item.
(ΣX)2 = Kuadratjumlah skor tiap item. N
= Banyaknya subyek pengikut tes.
79
Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan harga tabel r kritik product moment dengan taraf nyata 5%. Jika harga r lebih besar dan r tabel, maka dapat dikatakan instrumen tersebut reliabel. Berdasarkan hasil uji reliabilitas angket penelitian pada lampiran diperoleh harga r = 0,915 > r ti = 0,36 1 untuk c = 5% dengan n = 30. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian tersebut reliabel dan dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian. 3.5. Metode Analisis Data 3.5.1. Uji Normalitas Data Sesuai dengan tujuan penehitian, teknik anahisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif persentase. Tetapi sebelum menganalisis data digunakan uji Normalitas sampel. Uji Normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel telah terdistribusi secara normal atau tidak. Uji Normalitas ini dilakukan dengan menggunakan rumus Chi - Kuadrat sebagai berikut:
X 2 =∑
(Οi − Ei ) Ei
Keterangan: Oi = Frekuensi pengamatan. Ei = Frekuensi yang diharapkan.
80
Hasil perhitungan jika X2 lebih kecil dan harga batas penolakan X2 dan tabel kritik X2 pada taraf signifikan 5 % dan derajat kebebasan (k-1) maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut terdistribusi secara normal. Uji normalitas sebagai uji prasarat umtuk menentukan jenis statistik yang cocok guna menguji hipotesis. Jika data berdistribusi normal maka digunakan statistik parametrik (regresi linier ganda). Sedangkan jika tidak normal harus digunakan statistik non parametnik dengan (rank-spearman). 3.5.2. Metode Analisis Deskriptif Persentase Metode ini digunakan untuk mengetahui secara tepat tingkat presentasi skor jawaban dan mendiskripsikan hasil data mengenai faktor intern dan faktor ekstern yang mempengaruhi prestasi belajar. P%=
Skor Re alita x100 % Skor Ideal
Langkah-langkah analisis datanya adalah sebagai berikut: a. Setelah angket diisi oleh responden dan memeriksa kelengkapannya serta memberi nomor kode responden. b. Mengkuantitatifkan jawaban pada setiap soal dengan tingkatan skor masing-masing altematif sebagai berikut: - Jawaban a, diberi skor 5 - Jawaban b, diberi skor 4
81
- Jawaban c, diberi skor 3 - Jawaban d, diberi skor 2 - Jawaban e, diberi skor 1 c. Membuat tabulasi data d. Memasukkan ke dalam rumus sebagai berikut:
P%=
f tiap cell x100 % N
Keterangan: P = Persentase Variabel / sub variabel. N = Jumlah item soal x jumlah responden x skor jawaban tertinggi. e. Hasilnya dikonsultasikan dengan tabel persentase dengan cara: 1. Menetapkan skor tertinggi. 2. Menetapkan skor terendah. 3. Menetapkan rentangan skor. 4. Menetapkan jenjang skor. 5. Menetapkan kelas interval skor. 6. Menetapkan persentase tertinggi. 7. Menetapkan persentase terendah. 8. Menetapkan rentangan persentase. 9. Mentapkan kelas interval persentase. 10. Menetapkan jenjang kategori persentase.
82
Berdasarkan cara-cara tersebut diperoleh hash sebagai berikut: a. Faktor Intern 1. Skor tertinggi
= 105 x 14 x 5
= 7350
2. Skorterendth
= 105 x 14 x 1
= 1470
3. Rentangan skor = 7350 - 1470
= 5880
4. Jenjang skor Sangat Rendah, Rendah, Sedang, Tinggi, Sangat Tinggi. 5. Kelas interval
= 5880:5
= 1176,00
6. Persentase tertinggi
= 100%
7. Persentase terendah
= 20%
8. Rentangan persentase = 100% 20%
= 80%
9. Kelas interva’ persentase 80%: 5
= 16%
10. Jenjang persentase Sangat Rendah, Rendah, Sedang, Tinggi, Sangat Tinggi.
83
b. Faktor Ekstern 1. Skor Tertinggi = 105 x 6 x 5
= 3150
2. Skor terendah
= 630
= 105 x 6 x 1
3. Rentangan skor =3150 - 630
= 2520
4. Jenjang skor Sangat Rendah, Rendah, Sedang, Tinggi, Sangat Tinggi. 5. Kelas Interval
= 2520 : 5
= 504.00
6. Persentase tertinggi
= 100%
7. Persentase terendah
= 20%
8. Rentangan persentase = 100% - 20% = 80% 9. Kelas interval persentase = 80%: 5
= 16%
10. Jenjang persentase Sangat rendah, Rendah, Sedang, Tinggi, Sangat Tinggi
84
3.5.3. Metode Analisis Regresi Berganda Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah faktor intern dan ekstern mempunyai pengaruh yang signfikan terhadap prestasi belajar. Dalam rangka menguji hipotesis tersebut, maka dinyatakan hipotesis nihil (Ho) sebagai berikut: “Faktor intern dan faktor ekstern tidak berpengaruh secara parsial dan secara simultan terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMU Negeri 8 Semarang tahun ajaran 2004 2005”. Metode ini membahas hubungan variabel terikat dengan dua atau variabel bebas. Persamaan Regresinya : Y = ao + a1 X1 + a2 X2 Y = Prestasi Belajar Siswa X1 = Faktor Intern X2 = Faktor Ekstern Di mana: a0 = Y – a1X1 – a2X2
(∑ X )(∑ X Y ) − (∑ X X )( X Y ) a = (∑ X )(∑ X )− (∑ X X ) 2
2
1
1
1
2
2
2
2
2
1
2
1
2
(∑ X )(∑ X Y ) − (∑ X X )( X Y ) a = (∑ X )(∑ X )− (∑ X X ) 2
2
1
2
1
2
1
2
2
2
2
2
1
2
85
3.5.4. Pengujian Hipotesis 3.5.4.1. Uji F Dengan menggunakan F-tes, dapat diuji perbedaan mean dan tiga sampel secara serentak. Dengan demikian maka ditinjau dan segi waktu pengguriaan F-tes lebih efisien. Disamping itu, dengan F-tes dapat diketahui gambaran mengenai interaksi antara variabel-variabel yang sedang menjadi pusat perhatian. Dalam analisis variance, kita menggunakan uji F. Statistik F dicari dengan rumus berikut: F=
ESS (k −1) RSS (n − k )
3.5.4.2. Uji-t Menurut teori lama, jika harga F0 tidak signifikan, maka perhitungan Anava berhenti. Tetapi apabila harga F0 yang diperoleh sangat signifikan atau signifikan, maka pekerjaan yang hilang perlu dilanjutkan dengan pengujian lain, yaitu uji-t. Pengujian mi dimaksudkan untuk melihat perbedaan mean antar kelompok. Akan tetapi menurut teori baru, harga F0 signifikan maupun tidak, tetap dilanjutkan dengan pengujian perbedaan mean.
86
Rumus t yang digunakan adalah:
t0 =
M1 − M 2 ⎛1 1⎞ MK d ⎜⎜ − ⎟⎟ ⎝ n1 n2 ⎠ Derajat kebebasan uji-t mi adalah (n1 + n2 - 2).
Pengujian secara parsial mi dimaksudkan untuk menguji pengaruh dan masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam hal mi yaitu pengaruh dan faktor intern terhadap prestasi belajar dan pengaruh faktor ekstern terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMU Negeri 8 Semarang tahun pelajaran 2004-2005. 3.5.5. Metode Analisis Ekonometrika 3.5.5.1 Uji Multikolinearitas
Digunakan untuk menunjukkan adanya hubungan yang sempurna atau mendekati sempurna antar variabel independen atau variabel bebas. Cara untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas adalah jika antara dua variabel independen memiliki korelasi yang spesifik (misalnya, koefisien korelasi yang tinggi antara variabel independen atau tanda koefisien korelasi variabel independen berbeda dengan tanda koefisien regresinya), maka di dalam model regresi tersebut terdapat multikolinearitas. (Algifari, 2000:84).
87
Dari hasil perhitungan melalui komputer program SPSS (lihat lampiran) dapat diketahui: 1. Besaran VIF (Variance Inflation Factor) pada bagian Coefficient terlihat variabel X1 sebesar 2,355 ; variabel X2 sebesar 2,355 ; berarti angka VIF ada disekitar angka 2 dengan dernikian model regresi yang digunakan bebas multikolinieritas (tidak terdapat problem multikolinieritas). 2. Angka toleransi (Tolerance) masing-masing variabel adalah sebagai berikut : variabel X1 sebesar 0,425 ; vaniabel X2 sebesar 0,425, hal ini menunjukkan bahwa nilai toleransi mendekati
satu
sehingga
tidak
terdapat
problem
multikolinieritas. 3. Besaran korelasi antar variabel independent pada output bagian coefficient corelation diperoleh : korelasi antara X1 dan X2 sebesar. Dari hasil tersebut angka korelasi antara variabel independent jauh dibawah 0,8, hal ini menunjukkan tidak adanya problem multikolinieritas dalam model regresi yang digunakan. 3.5.5.2 Uji Heterokedastisitas
Heteroskedastjsitas berarti varians variabel dalam model tidak sama ( konstan).
88
Diagnosis adanya heteroskedastisitas secara kuantitatif dalam suatu regresi dapat dilakukan dengan melakukan pengujian korelasi rangking Spearman. Korelasi rangking Spearman (r) dapat di hitung dengan formula:
rs =1− 6
∑d
(
2 1
)
N N 2 −1
Keterangan: d1 : selisih rangking standar deviasi (S) dan rangking nilai mutlak error (e). Nilai e = Y – Yang N : banyaknya sampel. Pengujian ini menggunakan distribusi t dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Jika nilai t hitung lebih besar dan t tabel, maka pengujian menolak hipotesis nol (H0) yang menyatakan tidak terdapat heteroskedastisitas pada model
regresi.
Artinya,
model
tersebut
mengandung
heteroskedastisitas. Nilai thitung dapat ditentukan dengan formula: t=
rs N − 2 1 − rs
2
(Algifari, 2000 :85-86). Dari perhitungan dalam komputer melalui program SPSS heterokedastisitas (lampiran 12) diperoleh nilai thitung
89
masing-masing variabel X1 sebesar 4,958; variabel X2 sebesar 3,939 dengan probabilitas (0,033 < 0,05) untuk variabel intern berarti model regresi tidak mengandung heterokedastisitas. Dari gambar bagian charts (lampiran 12) dapat terlihat titik-titik rnenyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada model regresi, sehingga layak dipakai untuk memprediksi prestasi belajar siswa di SMU Negeri 8 Semarang. 3.5.5.3
Uji Otokorelasi
Otokorelasi adal ah adanya korelasi antaranggota sampel yang diurutkan berdasar waktu. Pengujian adanya otokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan melalui pengujian terhadap nilai uji DurbinWatson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut (Misalnya n = 23, α = 5%: k = 3, maka dan Tabel D-W dengan α= 5%; k = 3; n = 23).
90
Dari hasil perhitungan melalui computer program SPSS dalam Autokorelasi (tabel4) terlihat angka Durbin-Watson + 1,804. hal ml berarti model regresi yang digunakan tidak terdapat masalah autokorelasi. Karena dalam tabel autokorelasi yaitu tabel Durbin-Watson telah dijelaskan bahwa apabila hasil perhitungan diperoleh 1,66 sampai 2,34 maka klasifikasinya “tidak ada otokorelasi”.
91
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Analisis Deskriptif
a) Uji Normalitas Data Berdasarkan hasil uji normalitas data dengan menggunakan rumus Chi-kuadrat diperoleh harga X2 untuk variabel X1 = 2,674, harga X2 untuk variabel X2 = 3,414 dan harga untuk variabel Y = 7,008. Pada α = 5%, dengan dk = 6-3 = 3 diperoleh harga X2
tabel
=
7,812. Karena X2 hitung untuk variabel X1, X2 dan Y lebih kecil dan X2 tabel = 7,812, maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. (lampiran 7,8,9). b) Gambaran Faktor Intern dan Faktor Ekstern Gambaran dan masing-masing variabel dalam penelitian ini yaitu faktor intern (X1), faktor ekstern (X2), dan prestasi belajar (Y) dapat dilakukan dengan analisis deskriptif persentase. Dalam deskriptif persentase ini disajikan hasil analisis dan tiap sub variabel penelitian dan analisis tiap variabel penelitian. Berikut disajikan hasil analisis deskriptif persentase dari variabel - variabel dalam penelitian yang terdiri dari faktor intern (X1), faktor ekstern (X2) dan prestasi belajar (Y).
92
Tabel 5. Hasil Analisis Deskriptif Persentase Masing-masing
Berdasarkan basil analisis deskriptif persentase tersebut dapat diketahui bahwa faktor intern dengan indikator yang berupa bakat, minat dan motivasi memiliki kategori tinggi. Tabel 6. Hasil Analisis Deskriptif Faktor Intern
Berdasarkan hasil analisis deskriptif persentase, diperoleh data seperti di bawah ini: No.
Kelas Interval Skor
Kelas Interval Prosentase
Kategori
Jumlah siswa
Persentase (%)
1.
6174.0 < % < Skor ≤ 7350.0
84.0 % < % ≤ 100.0%
Sangat Tinggi
0
0
2.
4998.0 < Skor ≤ 6174.0
68.0% < % ≤ 84.0%
Tinggi
66
63
3.
3822.0 < % < Skor ≤ 4998.0
52.0% < % ≤ 68.0%
Sedang
36
34
4.
2646 < % < Skor ≤ 3822.0
36% < % ≤ 62.0%
Rendah
3
3
5.
1470.0 < % < Skor ≤ 2646.0
20.0% < % ≤ 36.0%
Sangat Rendah
0
0
93
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar faktor intern termasuk kategori tinggi dengan persentase sebesar 63%. Tabel 7.Tabel Hasil Analisis Deskriptif Persentase Masing - Masing Indikator Faktor Ekstern.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif persentase diatas dapat diketahui bahwa faktor ekstern dengan indikator yang berupa lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat memiliki kategori tinggi.
94
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar faktor ekstern termasuk dalam kategori tinggi dengan persentase sebesar 83%. 4. 1. 2. Analisis Data A. Regresi Berganda
a) Pengaruh Faktor Intern dan Faktor Ekstern Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Berdasarkan hasil analisis data pada penelitian ini ternyata hipotesis yang diajukan ada pengaruh yang signifikan faktor intern dan faktor ekstern terhadap prestasi belajar pada siswa kelas 11 SMU Negeri 8 Semarang tahun pelajaran 2004/2005 diterima. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis regresi berganda diperoleh persamaan regresi Y = 0,033 X1 + 0,0287 X2 + 3,5499 (lampiran l2). Melalui persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa setiap terjadi kenaikan 1 skor untuk faktor intern akan diikuti kenaikan prestasi belajar sebesar 0,033. Demikian juga untuk setiap kenaikan 1 skor faktor ekstern maka prestasi belajar akan naik sebesar 0,0287. Jika dilihat dan hasil penelitian, pengaruh secara simultan sebesar 60,9% hasilnya lebih dominan daripada
95
parsial. Jadi masih ada sisa sebesar 39,1% yang merupakan faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini. b) Pengaruh Faktor Intern terhadap Prestasi Belajar Siswa Berdasarkan basil analisis data pada penelitian ini, temyata ada pengaruh yang signifikan faktor intern terhadap prestasi belajar. Hal ini dapat dilihat dan persamaan regresi sebagai berikut: Y = 3,5499 + 0,033 X1 , yang berarti bahwa setiap terjadi kenaikan 1 skor untuk faktor intern akan diikuti kenaikan prestasi belajar sebesar 0,033. Secara parsial faktor intern berpengaruh sebesar 19,45%, hal ini jelas membuktikan bahwa faktor intern mempunyai pengaruh yang nyata terhadap prestasi belajar yang dicapai oleh siswa khususnya kelas II. c) Pengaruh Faktor Ekstern terhadap Prestasi Belajar Siswa Berdasrkan hasil analisis data, dapat diketahui bahwa ada pengaruh positif anatara faktor ekstern terhadap prestasi belajar siswa, hal ini dapat dilihat dan persamaan regresi sebagai berikut: Y = 3,5499 + 0,0287 X2, yang berarti setiap kenaikan 1 skor untuk faktor ekstern akan diikuti kenaikan prestasi belajar siswa sebesar 0,0287.
96
Secara parsial faktor ekstern berpengaruh terhadap prestasi belajar sebesar 13,18%. B. Uji F atau Uji Simultan
Secara
simultan
kedua
variabel
bebas
diuji
keberartiannya dengan menggunakan uji F. Hasil perhitungan dengan program SPSS tampak pada tabel 4.1.3 berikut: Tabel 9. Hasil Uji F
Dan hasil uji simultan tersebut diperoleh Fhitung sebesar 82,110 dan Ftabel sebesar 3,085 dengan probabilitas 0,000 < 0,05 yang berarti bahwa Ha diterima karena Fhitung lebih besar dan Ftabel Dengan diterimanya hipotesis alternatif (Ha) berarti ada pengaruh yang signifikan antara faktor intern dan faktor ekstern terhadap prestasi belajar pada siswa kelas II SMU Negeri 8 Semarang tahun pelajaran 2004/2005.
97
C. Uji t atau Uji Parsial
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masingmasing variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Berdasarkan anal isis dengan program SPSS (1ampirani.) diketahui secara parsial diperoleh thitung sebesar 4,958 dengan probabilitas (0,000 < 0,05) untuk variabel faktor intern, yang berarti ada pengaruh yang signifikan secara parsial faktor intern terhadap prestasi belajar siswa. Dari hasil analisis tersebut diperoleh thitung sebesar 3,939 dengan probabilitas 0,000 < 0,05 untuk variabel faktor ekstern, yang berarti faktor ekstern berpengaruh signifikan secara parsial terhadap prestasi belajar siswa. D. Koefisien Determrnasi (U)
Harga R2 atau koefisien determinasi dipergunakan untuk mengetahui besarnya sumbangan atau kontribusi yang diberikan oleh variabel faktor intern dan faktor ekstern terhadap prestasi belajar siswa secara simultan. Besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dapat dilihat dan hasil koefisien determinasi (R — Square) pada program SPSS (lampiran) diperoleh R-square 0,617 sedangkan Adjusted R-square sebesar 0,609: hal ini berarti bahwa pengaruh faktor intern dan faktor ekstern terhadap
98
prestasi belajar siswa secara simultan adalah 60,9% dan selebihnya 39,1% dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini. E. Koefisien Determinasi Parsial
Besarnya koefisien determinasi parsial masing-masing prediktor digunakan untuk mengetahui besarnya sumbangan atau kontribusi masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Ditinjau dan korelasi parsial pada perhitungan program SPSS dapat diperoleh koefisien parsial (r) untuk variabel faktor intern sebesar 44,1% dan r2 19,45%; untuk variabel faktor ekstern (r) 36,3% dan r2 = 13,18%. Dan koefisien korelasi parsial tersebut menunjukkan bahwa faktor intern mempunyai sumbangan atau kontribusi Iebih tinggi, diikuti oleh faktor ekstern. 4. 2. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data pada penelitian mi diketahui bahwa secara simultan faktor intern dan faktor ekstern berpengaruh terhadap prestasi belajar sebesar 60,9% dimana Fhitung lebih besar dan Ftabel sehingga Ha diterima. Berdasarkan uji hipotesis secara parsial (lampiran 7) dapat diketahui bahwa faktor intern dan faktor ekstern berpengaruh secara signifikan karena
99
thitung lebih besar dan ttabej. Jadi dapat disimpulkan bahwa secara parsial faktor intern dan faktor ekstern berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMU Negeri 8 Semarang tahun pelajaran 2004/2005. diterima. Pada analisis deskriptif persentase diketahui bahwa faktor intern meniiliki kategori tinggi. Dan ketiga indikator pada faktor intern diketahui bahwa indikator minat memiliki jumlah persentase yang kecil yaitu sebesar 46% jika dibandingkan dengan kedua indikator yang lain diantaranya bakat sebesar 66% dan motivasi sebesar 68%. Hal ini disebabkan karena kurangnya minat siswa terhadap pelajaran yang ada disekolah baik IPA, IPS dan Bahasa, kurangnya minat terhadap media pengajaran yang digunakan oleh guru, penggunaan berbagai laboratorium, serta kebanyakan dan siswa lebih banyak bermain dan menonton TV daripada belajar (tabel 5). Demikian juga hasil penelitian untuk analisis deskriptif faktor ekstern menunjukkan kategori tinggi. Dan ketiga indikator pada faktor ekstern diketahui lingkungan keluanga memiliki persentase kecil yaitu sebesar 56% dibandingkan dengan lingkungan sekolah yaitu sebesar 87% dan lingkungan masyarakat sebesar 66%. Rendahnya persentase lingkungan keluarga sebagai lingkungan yang pertama kali menanamkan pendidikan disebabkan karena kurangnya kesadaran dan orang tua untuk mendidik anaknya dalam belajar atau kesibukan orang tua yang kurang dapat memperhatikan kebutuhan pendidikan anak-anaknya mulai dan memberikan dukungan dalam kelancaran belajar,
100
latihan soal-soal, dan mengerjakan pekerjaan rumah juga kondisi atau suasana tempat tinggal yang kurang mendukung aktivitas belajar anak-anaknya. Dengan demikian hipotesis alternatif dan penelitian ini berbunyi “Faktor intern dan faktor ekstern berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMU Negeri 8 Semarang tahun pelajaran 2004/2005” diterima.
101
BAB V PENUTUP
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis deskriptif persentase dan analisis statistik yang telah dilaksanakan, maka dapat dirumuskan pokok - pokok simpulan hasil penelitian sebagai berikut: 1. Faktor intern terniasuk kategori tinggi dengan presentase sebesar 63,0% dan faktor ekstern dengan kategori tinggi dengan presentase 83,0%. 2. Secara simultan faktor intern dan ekstern berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa sebesar 60,9% dan sisanya sebesar 39,1% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini. 3. Besamya pengaruh faktor intern terhadap prestasi belajar siswa adalah 19,45% sedangkan besarnya pengaruh faktor ekstern terhadap prestasi belajar siswa adalah 13,18% dan sisanya sebesar 67,37% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini. 5.2. Saran - saran
Berdasarkan kesimpulan dan hasil penelitian ini maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut: 1. Untuk meningkatkan minat siswa dalam belajar guru diharapkan dapat menerapkan metode pembelajaran (berupa ceramah, tanya jawab, penugasan, diskusi dan eksperimen), menjaga hubungan yang baik dengan
102
siswa dan didukung dengan fasilitas laboratorium yang Iengkap dan pihak sekolah. 2. Bagi keluarga hendaknya memperhatikan aktifitas belajar, memberikan motivasi belajar, memperhatikan kebutuhan sekolah dan menciptakan suasana rumah yang kondusif untuk belajar bagi siswa. 3. Bagi masyarakat hendaknya memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar dan berlatih serta menerapkan pelajaran dalam setiap kegiatan kemasyarakatan misalnya karang taruna, koperasi, olahraga dan keagamaan.
103
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 2004. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Al, Amin. 2004. “Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Biaya Kelas III Jurusan Akuntansi SMK Negeri I Surakarta Tahun Ajaran 2004 - 2005”. Skripsi. Semarang: Fakultas Ilmu Sosial UNNES. Algifari. 2000. Analisis Regresi Teori, Kasus, dan Solusi. Yogyakarta: PT BPFE Yogyakarta. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Azwar, Saifuddin. 2004. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka pelajar. Darsono, Max. Dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press. Depdikbud. 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Dimyati & Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Direktorat jenderal Pendidikan Tinggi-Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Gie, The Liang. 1995. Cara Belajar Yang Efektif. Yogyakarta: Liberty. Hadi, Sutrisno. 2002. Metodologi Research Jilid 3. Yogyakarta: Andi Offset. Hadjar, lbnu. 1999. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif Dalam Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Mahmud, Dimyati. 1989. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan-Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Margono, S. 1997. Metodologi Penelilian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Mudyahardjo, Redja. 2002. Pengantar Pendidikan Sebuah Sludi Awal Tentang Dasar-Dasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
104
Nazir, Moh. 1983. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Romlah. 2004. Psikologi Pendidikan Kajian Teoritis dan Aplikatif. Malang: UMM Press. Sardiman, A.M. 2005. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana. 1989. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Sumantri Mulyani & Permaana Johar. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Maulana. Suryabrata, Sumadi. 1995. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Tulus, Sth. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku Siswa dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo. UU SISDIKNAS (UU RI NO. 20 TH. 2003). Jakarta: Penerbit Sinar Grafika.