Jupe UNS, Vol 1, No 3, Hal 106 s/d 117---Farida Nursari_Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri Ponorogo, Juli 2013 │ Hal. 106 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI PONOROGO Farida Nursari, Wahyu Adi, Jaryanto Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Akuntansi, FKIP Universitas Sebelas Maret Email:
[email protected]
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri Ponorogo. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA Negeri Ponorogo tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 278 siswa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah proportional random sampling. Sampel dalam penelitian ini sejumlah 124 responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah Exploratory Factor Analysis. Terdapat sembilan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri Ponorogo. Faktor keluarga merupakan faktor yang paling besar mempengaruhi prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri Ponorogo. Kata kunci: prestasi belajar akuntansi, analisis faktor eksploratori
ABSTRACT
The aim of this research is to know what the factors are influencing students accounting achievement of XI IPS SMA Negeri Ponorogo academic year of 2012/2013. Research method used in this research is descriptive quantitative. Population in this research is all students of XI IPS SMA Negeri Ponorogo academic year of 2012/2013 which consist of 278 students. Sampling technique used is proportional random sampling. Sample in this research is 124 respondents. Data collecting technique used questionnaire and documentation. Analyzing data technique used is exploratory factor analysis. There are nine factors influencing student accounting achievement of XI IPS SMA Negeri Ponorogo. Family factor is the most influencing one to student accounting achievement of XI IPS SMA Negeri Ponorogo. Keywords: accounting achievement, exploratory factor analysis
Hal. 107│Jupe UNS, Vol 107, No 117 Hal 107 s/d 117 Pendahuluan Pendidikan
mempunyai
peranan
bertujuan
untuk
mengembangkan
kreatitivitas
berfikir
peserta
didik,
yang sangat penting dalam meningkatkan
mengembangkan minat dan kemampuan
dan mengembangkan kualitas sumber daya
yang dimilikinya agar dapat menguasai
manusia suatu bangsa, hal ini dikarenakan
materi pelajaran dengan baik. Dalam proses
keberhasilan suatu bangsa dapat dilihat dari
pembelajaran seorang guru dituntut untuk
seberapa
daya
mampu mengarahkan, membimbing dan
kehidupan,
memfasilitasi siswa untuk mencapai tujuan
baik
manusianya.
kualitas Di
sumber
dalam
pendidikan merupakan prioritas utama bagi
pengajaran
setiap individu. Melalui pendidikan setiap
menggunakan
individu dapat mengembangkan kepribadian,
pemanfaatan metode pembelajaran yang
pengetahuan serta wawasan yang dimiliki,
sesuai.
dan diharapkan dapat meningkatan kualitas
pembelajaran perlu dilakukan evaluasi serta
sumber daya manusia suatu bangsa. Sejalan
penilaian
dengan hal tersebut maka pendidikan harus
dalam diri siswa yang mencakup aspek
dilaksanakan sebaik mungkin agar tujuan
afektif, psikomotorik dan kognitif yang
pendidikan nasional dapat tercapai.
dapat dilihat melalui prestasi belajar yang
Berhasil
atau
tidaknya
tujuan
pendidikan nasional banyak bergantung pada
yang
diinginkan
bahan
Selanjutnya
untuk
dengan
pengajaran
dalam
mengetahui
serta
proses
perubahan
diperoleh setelah mengikuti pembelajaran di sekolah.
bagaimana proses belajar yang dialami oleh
Prestasi belajar adalah penilaian
siswa sebagai peserta didik. Untuk mencapai
terhadap hasil belajar yang dinyatakan
tujuan pendidikan nasional tersebut upaya
dengan
yang dilakukan ialah dengan meningkatkan
mencerminkan hasil yang diperoleh peserta
kualitas
didik
pendidikan
di
setiap
jenjang
angka
dalam
maupun
suatu
huruf
pembelajaran
yang
pada
pendidikan, baik Sekolah Dasar, Sekolah
periode tertentu. Hingga saat inipun prestasi
Menengah Pertama, Sekolah Menengah
belajar masih tetap digunakan sebagai tolak
Atas, hingga Perguruan Tinggi. Peningkatan
ukur untuk menilai tingkat keberhasilan
kualitas pendidikan di Indonesia dapat
siswa dalam proses belajar. Setiap siswa
dilakukan dengan mengadakan perbaikan
tentunya memiliki prestasi belajar yang
terhadap proses pembelajaran yang terdapat
berbeda-beda antara siswa yang satu dengan
disetiap jenjang pendidikan.
siswa yang lainnya. Ada siswa yang
Pembelajaran
merupakan
proses
memperoleh prestasi belajar yang tinggi
belajar mengajar dalam suatu lingkungan
tetapi tidak jarang siswa yang memperoleh
belajar antara pendidik dan peserta didik dan
prestasi belajar yang rendah. Hal tersebut
Farida Nursari_Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri Ponorogo │ Hal. 108 dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor
pemahaman
yang berasal dari dalam diri siswa (faktor
pembelajaran
internal) maupun faktor yang berasal dari
pembelajaran. Secara umum masing-masing
luar siswa (faktor eksternal). Faktor internal
sekolah
meliputi faktor jasmaniah (kesehatan dan
pengajaran umum dan program pengajaran
cacat tubuh), faktor psikologis (intelegensi,
khusus. Program pengajaran umum wajib
perhatian, minat, bakat, motif, kematangan
diikuti
dan
sedangkan program pengajaran khusus mulai
kesiapan)
(kelelahan
dan
jasmani,
faktor
kelelahan
kelelahan
rohani),
siswa
dilaksanakan
materi
setiap
proses
dalam
tersebut
oleh
terhadap
memiliki
seluruh
di
siswa
kelas
XI.
program
kelas
X,
Program
sedangkan faktor eksternal meliputi faktor
pengajaran khusus yang dilaksanakan baik
keluarga (cara orang tua mendidik, relasi
di SMA Negeri 1, SMA Negeri 2 dan SMA
antaranggota
rumah,
Negeri 3 Ponorogo adalah program khusus
keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang
IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) dan program
tua, dan latar belakang kebudayaan), faktor
khusus IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial). Oleh
sekolah (metode mengajar guru, kurikulum,
sebab itu, setiap siswa yang naik ke kelas XI
relasi guru dengan siswa, relasi siswa
pasti akan dijuruskan sesuai dengan bakat,
dengan
minat dan kemampuannya masing-masing.
keluarga,
siswa,
disiplin
suasana
sekolah,
alat
pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran
Berdasarkan
pada
hasil
studi
di atas ukuran, keadaan gedung, metode
pendahuluan yang peneliti lakukan baik di
belajar
faktor
SMA Negeri 1 Ponorogo, SMA Negeri 2
dalam
Ponorogo, dan SMA Negeri 3 Ponorogo ada
masyarakat, mass media, teman bergaul, dan
beberapa siswa yang memperoleh nilai
bentuk kehidupan masyarakat) (Slameto,
akuntansi
2010).
Ketuntasan Minimal). Dari 74 siswa kelas
dan
masyarakat
tugas
rumah)
(kegiatan
Kabupaten
dan
siswa
Ponorogo
merupakan
di
bawah
KKM
(Kriteria
XI IPS SMA Negeri 1 Ponorogo terdapat
salah satu kabupaten yang terletak di
41,9%
siswa
yang
memperoleh
nilai
Provinsi Jawa Timur. Terdapat 3 Sekolah
akuntansi di bawah KKM pada pokok
Menengah Atas Negeri Ponorogo yang ada
bahasan jurnal umum. Secara keseluruhan
di Kabupaten ini, yakni SMA Negeri 1
nilai rata-rata siswa kelas XI IPS SMA
Ponorogo, SMA Negeri 2 Ponorogo, dan
Negeri Ponorogo hanya 68,23. KKM yang
SMA Negeri 3 Ponorogo. Ketiga sekolah
telah ditetapkan SMA Negeri Ponorogo
tersebut selalu berusaha untuk meningkatkan
untuk pokok bahasan jurnal umum adalah
kualitas pendidikan melaui peningkatan
75. KKM tersebut ditetapkan berdasarkan
Hal. 107│Jupe UNS, Vol 107, No 117 Hal 107 s/d 117 pada kebijakan sekolah serta dilihat dari
orang tua maupun peserta didik agar setiap
tingkat kesulitan untuk setiap materi yang
siswa
diajarkan. Setiap siswa yang memperoleh
akuntansi
nilai akuntansi di bawah KKM yang telah
kenyataannya
ditetapkan tentunya harus melakukan remidi
prestasi belajar yang berbeda, tidak semua
maupun pengayaan agar mereka dapat
siswa dapat memperoleh prestasi belajar
dikatakan tuntas dalam satu pokok bahasan
sesuai
tertentu.
beberapa kemungkinan yang menyebabkan
Kondisi berbeda terjadi di kelas XI IPS SMA Negeri 2 Ponorogo, dari 97 siswa
dapat
mencapai
yang
optimal.
setiap
dengan
prestasi
belajar
Namun
individu
harapan
pada
memiliki
mereka.
Ada
tinggi rendahnya prestasi belajar akuntansi yang diperoleh siswa.
kelas XI IPS SMA Negeri 2 Ponorogo
Rumusan masalah dalam penelitian
terdapat 15,5% siswa yang memperoleh nilai
ini
akuntansi
pokok
mempengaruhi prestasi belajar akuntansi
bahasan kertas kerja perusahaan jasa. Nilai
siswa kelas XI IPS SMA Negei Ponorogo
rata-rata siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2
tahun pelajaran 2012/2013?
dibawah
KKM
pada
adalah
Ponorgo adalah 77,5. KKM pada pokok
faktor-faktor
Adapun
tujuan
apa
yang
dilakukannya
bahasan kertas kerja perusahaan jasa di
penelitian ini adalah untuk mengetahui
SMA ini adalah 75, penetapan KKM
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi
tersebut berdasarkan pada kebijakan yang
belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA
telah dibuat oleh sekolah, tingkat kesulitan
Negeri Ponorogo.
materi serta adanya diskusi dengan guru akuntansi yang lain. Dari 107 siswa kelas XI
Metode Penelitian
IPS SMA Negeri 3 Ponorogo terdapat 38,3%
Penelitian ini mengambil lokasi di
siswa yang memperoleh nilai akuntansi di
SMA Negeri Ponorogo yang terdiri dari
bawah KKM pada pokok bahasan jurnal
SMA Negeri 1 Ponorogo, SMA Negeri 2
umum. KKM untuk pokok bahasan jurnal
Ponorogo, dan SMA Negeri 3 Ponorogo.
umum adalah 75. Hal tersebut sama dengan
Metode yang digunakan adalah metode
KKM yang telah ditetapkan oleh SMA
deskriptif
Negeri 1 Ponorogo. Tingkat kesulitan materi
digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
dan kebijakan sekolah pula yang menjadi
variabel terikat (dependent variabel) yang
dasar
dilambangkan dengan (Y) yaitu prestasi
penetapan
Kriteria
Ketuntasan
Minimal tersebut. Tentunya sudah menjadi dambaan bagi semua pelaku pendidikan baik guru,
belajar
kuantitatif.
akuntansi
dan
Variabel
variabel
yang
bebas
(independent variabel) yang dilambangkan dengan
(X)
yaitu
meliputi
variabel
Farida Nursari_Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri Ponorogo │ Hal. 108 kesehatan (X1), pancaindra (X2), sikap
Negeri
(X3), minat (X4), bakat (X5), motivasi (X6),
Ponorogo dan SMA Negeri 3 Ponorogo
kematangan (X7), kesiapan (X8), kelelahan
adalah sebagai berikut:
jasmani (X9), kelelahan rohani (X10), cara
Tabel 1 Perhitungan proporsional sampel
orang
Sekolah & Kelas SMA N 1 XI IPS 1 XI IPS 2 XI IPS 3 XI IPS 4 SMA N 2 XI IPS 1 XI IPS 2 XI IPS 3 SMA N 3 XI IPS 1 XI IPS 2 XI IPS 3
tua
mendidik
(X11),
relasi
antaranggota keluarga (X12), suasana rumah (X13), keadaan ekonomi keluarga (X14), pengertian orang tua (X15), latar belakang kebudayaan (X16), metode mengajar (X17), kurikulum (X18), relasi guru dengan siswa (X19), relasi siswa dengan siswa (X20), disiplin sekolah (X21), alat pelajaran (X22), waktu sekolah (X23), standar pelajaran di atas ukuran (X24), keadaan gedung (X25), metode belajar (X26), tugas rumah (X27), kegiatan siswa dalam masyarakat (X28),
1
mass media (X29), teman bergaul (X30) dan
Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA Negeri yang
berjumlah
278
SMA
Negeri
Jumlah
2
Sampel
19/278 × 124 = 8,47 20/278 × 124 = 8,92 17/278 × 124 = 7,58 18/278 × 124 = 8,02
8 9 8 8
33/278 × 124 = 14,71 32/278 × 124 = 14,27 32/278 × 124 = 14,27
15 14 14
36/278 × 124 = 16,05 36/278 × 124 = 16,05 35/278 × 124 = 15,61 Jumlah
16 16 16 124
(Sumber: Data Dokumentasi Siswa Kelas XI
bentuk kehidupan masyarakat (X31).
Ponorogo
Ponorogo,
siswa.
IPS SMA Negeri Ponorogo) Teknik merupakan
pengumpulan
faktor demi
penting
data
yang
harus
keberhasilan
suatu
Besarnya sampel yang digunakan untuk
diperhatikan
analisis faktor setidaknya adalah 4 atau 5
penelitian serta untuk memperoleh informasi
kali jumlah variabel yang diteliti. Dengan
yang dibutuhkan guna mencapai tujuan
demikian sampel yang digunakan adalah
penelitian. Metode yang digunakan untuk
sebesar 4 × 31 = 124 responden.
mengumpulkan data dalam penelitian ini
Teknik pengambilan sampel yang
terdiri dari metode angket atau kuesioner
digunakan dalam penelitian ini adalah
(questionnaires) dan dokumentasi. Skala
proportional
pengukuran
random
sampling.
yang
digunakan
untuk
dengan
mengukur skor pada angket adalah dengan
menggunakan cara undian hingga semua
menggunakan skala Likert 1 sampai 4
sampel terpenuhi. Besarnya sampel untuk
(Sarjono & Julianita, 2011:7).
Pengambilan
sampel
dilakukan
masing-masing kelas XI IPS baik di SMA
Validasi instrumen penelitian terdiri dari uji validitas dan uji reliabilitas. Uji
Hal. 107│Jupe UNS, Vol 107, No 117 Hal 107 s/d 117 validitas
digunakan
utuk
mengukur
selanjutnya atau tidak. Untuk mengetahui
kevalidan suatu instrumen. Suatu instrumen
apakah variabel yang digunakan layak atau
dikatakan valid apabila dapat mengukur
tidak untuk diikutsertakan dalam analisis
pernyataan dari suatu data yang diteliti
selanjutnya, maka perlu dilakukan pengujian
secara tepat. Untuk mengetahui validitas
persyaratan analisis yang meliputi (1) Uji
suatu instrumen dapat menggunakan rumus
Bartlett’s Test of Spherecity. Uji Bartlett’s
korelasi product moment dari pearson. Uji
Test of Spherecity digunakan untuk menguji
reliabilitas
mengukur
secara formal hipotesis nol yang menyatakan
sampai sejauh mana suatu instrumen dapat
bahwa matrik korelasi merupakan matrik
dipercaya.
dikatakan
identitas (Siswandari, 2009:156). Hasil uji
reliabel apabila dapat memberikan hasil
KMO and Bartlett’s Test menunjukkan
yang relatif sama pada saat dilakukan
koefisien Bartlett”s Test of Spherecity
pengukuran kembali pada subjek yang
adalah sebesar 956,800 dengan derajat
berlainan dan dalam waktu yang berlainan.
kebebasan 351 pada taraf signifikansi 0,000,
Untuk
hal ini berarti 0,000 lebih kecil dari 0,05
digunakan
Suatu
mengetahui
untuk
instrumen
reliabilitas
suatu
instrumen dapat digunakan rumus alpha. Teknik analisis data yang digunakan
(0,000 < 0,05), dengan demikian matrik korelasi bukan merupakan matrik identitas
dalam penelitian ini adalah model analisis
sehingga
faktor. Analisis faktor merupakan salah satu
dilakukan. (2) Uji KMO / Kaiser-Meyer-
teknik pengelompokan (grouping technique)
Olkin. KMO digunakan untuk memutuskan
di mana sekelompok besar variabel akan
apakah secara umum analisis faktor layak
dikurangi
teknik
digunakan. Nilai KMO yang tinggi (antara
tersebut atau dengan kata lain sejumlah
0,5 – 1,0) mempunyai indikasi bahwa
besar variabel dikelompokkan ke dalam
analisis faktor cocok atau layak untuk
sejumlah faktor yang tentu saja lebih kecil
digunakan namun jika nilainya di bawah 0,5
(Siswandari, 2009:153). Analisis faktor yang
maka analisis faktor kemungkinan tidak
digunakan
tepat
dengan
adalah
menggunakan
Exploratory
Factor
Analysis.
analisis
untuk
2009:154).
faktor
digunakan
Hasil
analisis
layak
untuk
(Siswandari, menunjukkan
bahwa nilai KMO sebesar 0,726, yang Analisis dan Pembahasan
berarti 0,726 > 0,50 oleh sebab itu analisis
Langkah awal yang harus dilakukan
faktor dapat dilanjutkan. (3) Uji MSA /
sebelum melakukan analisis faktor adalah
Measure of Sampling Adequecy. Nilai MSA
menentukan apakah variabel yang digunakan
(Measure of Sampling Adequecy) dapat
layak untuk diikutsertakan dalam analisis
dilihat melalui Anti-image Matrices yang
Farida Nursari_Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri Ponorogo │ Hal. 108 diberi kode “a”. Nilai MSA bervariasi antara
Secara
keseluruhan
hasil
dari
0 sampai 1, jika nilai MSA < 0,50 maka
ekstraksi faktor hanya mampu mengetahui
analisis
digunakan
jumlah faktor baru yang terbentuk yaitu
analisis
sejumlah 9 faktor. Pola pengelompokkan
menunjukkan bahwa dari 31 variabel yang
variabel-variabel apa saja yang termasuk
dianalisis terdapat 4 variabel yang memiliki
pada masing-masing faktor baru tersebut
nilai MSA < 0,50 yaitu variabel X21
belum dapat diketahui dengan baik, hal ini
(disiplin sekolah), X22 (alat pelajaran), X28
dikarenakan terdapat beberapa variabel yang
(kegiatan siswa dalam masyarakat), dan X31
mewakili lebih dari satu faktor baru yang
(bentuk kehidupan masyarakat). Oleh sebab
terbentuk. Adanya hal tersebut maka rotasi
itu
harus
faktor sangat perlu untuk dilakukan agar
dikeluarkan dari perhitungan. Hasil analisis
dapat diketahui secara jelas variabel-variabel
setelah mengeluarkan keempat variabel yang
apa saja yang mampu mewakili masing-
memiliki nilai MSA < 0,50 tidak ditemukan
masing faktor tersebut.
lagi variabel yang memiliki nilai MSA <
memiliki factor loading ≥ 0,5 maka variabel
0,50. Dengan demikian terdapat 27 variabel
tersebut
yang memiliki nilai MSA > 0,50, dan 27
komponen faktor sehingga variabel tersebut
variabel tersebut dapat digunakan untuk
menjadi anggota dari faktor yang telah
analisis lebih lanjut.
terbentuk,
faktor
(Ghozali,
tidak
dapat
2011:394).
keempat
Hasil
variabel
tersebut
dapat
Variabel
diletakkan
sebaliknya
yang
pada
apabila
satu
terdapat
variabel yang factor loadingnya ≤ 0,5 maka variabel
Hasil Analisis Penentuan
jumlah
tidak
dapat
menjadi
yang
anggota dari faktor yang terbentuk atau
terbentuk yang dapat mewakili variabel-
dengan kata lain variabel tersebut tidak
variabel nyata dapat dilakukan dengan
dapat diletakkan pada satu komponen faktor.
ekstraksi faktor. Banyaknya
faktor yang
Dalam penelitian ini variabel X8 (kesiapan)
terbentuk dapat ditentukan melalui metode
dan variabel X11 (cara orang tua mendidik)
Principal Component (PC) berdasarkan pada
tidak dapat menjadi anggota pada faktor
eigenvaluenya.
faktor
manapun karena factor loading kedua
menunjukkan bahwa terdapat 9 komponen
variabel tersebut ≤ 0,5 Hasil rotasi faktor
yang memiliki eigenvalue > 1,00 dengan
untuk variabel yang memiliki factor loading
demikian kesembilan komponen tersebut
≥ 0,5 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Hasil
faktor
tersebut
ekstraksi
layak dipertimbangkan untuk menjadi faktor baru.
Hal. 107│Jupe UNS, Vol 107, No 117 Hal 107 s/d 117 Tabel 2 Hasil Rotasi Faktor Faktor Variabel
Berdasarkan
perhitungan
Factor Loading 1 X12 0,756 X13 0,709 X14 0,555 X15 0,686 X16 0,722 2 X17 0,705 X18 0,736 X19 0,589 X29 0,643 3 X3 0,794 X5 0,584 X26 0,572 4 X9 0,808 X10 0,507 X23 0,717 5 X7 0,551 X20 0,500 X25 0,786 6 X1 0,740 X4 0,501 X6 0,677 7 X27 0,792 8 X30 0,735 9 X2 0,705 X24 0,593 (Sumber: Data Primer Diolah, 2013) Tahapan terakhir setelah
tersebut dapat diketahui bahwa banyaknya
dilakukannya rotasi faktor adalah melakukan
pendukung pembelajaran dan kematangan.
uji
reproduced
Faktor 6 merupakan faktor kesehatan dan
correlation matrix, hal ini dimaksudkan
keinginan siswa. Faktor 7 merupakan faktor
untuk mengetahui apakah model yang
tugas rumah. Faktor 8 merupakan faktor
dihasilkan dari hasil analisis faktor tepat atau
pergaulan dan faktor 9 merupakan faktor
tidak. Suatu model dikatakan tepat apabila
pancaindra dan standar pelajaran.
ketetapan
model
pada
residu dengan nilai absolut < 0,05 adalah sebesar 220 (351 – 131 = 220). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model yang dihasilkan dari analisis faktor adalah tepat,
hal
ini
dikarenakan
banyaknya
koefisien korelasi yang tidak berubah lebih banyak jika dibandingkan dengan banyaknya koefisian korelasi yang berubah yaitu 220 > 131. Hasil analisis faktor menunjukkan bahwa banyaknya faktor yang terbentuk adalah 9 faktor. Pemberian nama untuk 9 faktor baru tersebut adalah sebagai berikut: Faktor 1 merupakan faktor keluarga. Faktor 2 merupakan faktor sekolah dan mass media. Faktor 3 merupakan faktor sikap dan pendekatan belajar. Faktor 4 merupakan faktor fisiologis dan waktu pelaksanaan pembelajaran. Faktor 5 merupakan faktor
banyaknya koefisien korelasi yang tidak berubah lebih besar dari koefisien korelasi
Simpulan dan Saran
yang berubah. Banyaknya koefisien korelasi
Berdasarkan hasil analisis terhadap
dapat dihitung dengan menggunakan rumus
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi
sebagai berikut:
belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA
[ P (P-1) ] : 2 = [ 27 * (27 – 1) ] : 2 = 351
Negeri Ponorogo dapat disimpulkan bahwa terdapat
9
faktor
yang mempengaruhi
Farida Nursari_Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri Ponorogo │ Hal. 108 prestasi belajar akuntansi. Faktor keluarga
prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS
merupakan
besar
SMA Negeri Ponorogo. Pihak keluarga
mempengaruhi prestasi belajar akuntansi
dapat membantu meningkatkan prestasi
siswa kelas XI IPS SMA Negeri Ponorogo
belajar akuntansi anaknya dengan cara
dengan percentage
menjalin
faktor
yang
of
paling
varians
sebesar
19,628%.
komunikasi
anggota keluarga,
yang
baik
menciptakan
antar
suasana
Secara teoritis implikasi dari hasil
rumah yang kondusif agar anak merasa
penelitian ini mendukung pendapat Slameto
nyaman belajar di rumah, memenuhi segala
(2010) yang menyatakan bahwa faktor-
keperluan sekolah anak, dan menanamkan
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
kebiasaan kepada anak untuk belajar dengan
yaitu faktor internal yang meliputi faktor
teratur. Pihak sekolah dapat membantu
jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh),
meningkatkan prestasi belajar akuntansi
faktor psikologis (intelegensi, perhatian,
siswa dengan menyajikan bahan ajar sesuai
minat,
dan
dengan silabus serta standar kompetensi
kesiapan) dan faktor kelelahan (kelelahan
maupun kompetensi dasar agar siswa dapat
jasmani, kelelahan rohani), dan faktor
lebih mudah memahami materai
eksternal yang meliputi faktor keluarga (cara
disampaikan, memperhatikan waktu sekolah,
orang tua mendidik, relasi antara anggota
ruang
keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi
berlangsungnya
keluarga, pengertian orang tua, dan latar
standar pelajaran.
bakat,
belakang
motif,
kebudayaan),
kematangan
faktor
sekolah
kelas
sebagai
sarana
pembelajaran
yang
tempat maupun
Guru juga dapat membantu siswa
(metode mengajar guru, kurikulum, relasi
dalam
meningkatkan
guru dengan siswa, relasi siswa dengan
akuntansi dengan menggunakan metode
siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu
mengajar sesuai dengan bahan pelajaran,
sekolah, standar pelajaran di atas ukuran,
menjalin komunikasi yang baik dengan
keadaan gedung, metode belajar dan tugas
siswa serta memberikan tugas rumah kepada
rumah) dan faktor masyarakat (kegiatan
siswa
siswa dalam masyarakat, mass media, teman
kemampuan serta keterampilan menghitung
bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).
siswa.
sebagai
upaya
Masyarakat
untuk
dapat
belajar
mengasah
membantu
Secara praktis hasil penelitian ini
meningkatkan
digunakan
keluarga,
memberikan contoh yang baik pada siswa
sekolah, guru, masyarakat maupun siswa itu
baik secara langsung maupun melalui mass
sendiri sebagai acuan untuk meningkatkan
media. Prestasi belajar siswa juga dapat
dapat
oleh
pihak
prestasi
prestasi
belajar
dengan
Hal. 107│Jupe UNS, Vol 107, No 117 Hal 107 s/d 117 ditingkatkan oleh siswa itu sendiri melalui
hendaknya juga memperhatikan ruang kelas
sikap
sebagai
siswa
saat
mengikuti
pelajaran
sarana
tempat
berlangsungnya
akuntansi, terus mengembangkan bakat yang
proses pembelajaran. Ruang kelas yang
dimiliki, pemilihan metode belajar yang
sejuk dengan sirkulasi udara yang lancar dan
sesuai, membatasi diri agar tidak mengalami
sistem pencahayaan yang baik membuat
kelelahan baik kelelahan jasmani maupun
guru
kelelahan rohani, belajar dengan tekun agar
melaksanakan
lebih matang dalam menguasai materi
sehingga proses belajar mengajar dapat
akuntansi, menjalin komunikasi yang baik
berjalan dengan baik. Selain itu penggunaan
antar
kesehatan,
standar pembelajaran akuntansi hendaknya
mengembangkan minat dan memotivasi diri
disesuaikan dengan ketetapan sekolah serta
agar memperoleh prestasi akuntansi yang
kemampuan siswa di tiap-tiap sekolah baik
tinggi .
di SMA Negeri 1, SMA Negeri 2 maupun
siswa,
menjaga
Berdasarkan implikasi
yang
simpulan telah
dan
maupun
SMA
siswa
merasa
kegiatan
Negeri
3
nyaman
pembelajaran
Ponorogo.
(2)
Guru
dikemukakan
hendaknya dapat membantu siswa kelas XI
sebelumnya maka dapat dirumuskan saran-
IPS untuk lebih dapat meningkatkan prestasi
saran: (1) Pihak sekolah diharapkan dapat
belajar
mengupayakan
pembelajaran
agar
prestasi
belajar
akuntansi. akuntansi
Dalam seorang
setiap guru
akuntansi siswa kelas XI IPS tinggi dengan
diharapkan mampu menggunakan metode
memperhatikan komponen-komponen yang
mengajar
dapat mempengaruhinya. Kurikulum sekolah
akuntansi yang akan disampaikan sehingga
terkait dengan penyajian bahan pelajaran
siswa dapat lebih mudah untuk menerima
akuntansi
dan
terhadap
siswa
hendaknya
yang
menyerap
sesuai
segala
dengan
informasi
materi
yang
disesuaikan dengan silabus maupun standar
disampaikan oleh guru. Guru hendaknya
kompetensi dan kompetensi dasar yang
dapat
ditetapkan. Pembagian waktu pelaksanaan
dengan siswa. Terjalinnya komunikasi yang
pembelajaran merupakan hal yang perlu
baik tersebut dapat memperlancar proses
mendapat perhatian dari pihak sekolah. Ada
pembelajaran
baiknya pembagian waktu antara waktu
dapat
sekolah,
kegiatan
pembelajaran. Selain itu pemberian tugas
ekstrakurikuler maupun waktu untuk les
rumah dalam pembelajaran akuntansi serta
tambahan di sekolah disesuaikan dengan
pembahasan terhadap tugas tersebut sangat
kondisi siswa agar siswa tidak mengalami
diperlukan agar prestasi belajar akuntansi
kejenuhan dalam belajar. Pihak sekolah
yang diraih siswa dapat optimal. Pemberian
waktu
untuk
menjalin
komunikasi
akuntansi
berperan
aktif
yang
baik
sehingga
siswa
dalam
setiap
Farida Nursari_Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri Ponorogo │ Hal. 108 tugas
rumah
tersebut
mengasah
mempelajari materi akuntansi yang dapat
kemampuan serta keterampilan berhitung
berpengaruh terhadap prestasi belajarnya.
siswa.
Alangkah baiknya apabila orang tua dapat
(3)
Siswa
dapat
hendaknya
dapat
memahami arti penting dari prestasi belajar
memenuhi
akuntansi yang diperolehnya. Peningkatan
anaknya. Terpenuhinya kebutuhan sekolah
prestasi belajar akuntansi tersebut dapat
anak dapat memacu anak untuk berprestasi.
diupayakan
metode
Selain itu hendaknya orang tua memahami
belajar yang sesuai, sikap siswa selama
terhadap tugas anak sebagai pelajar dengan
mengikuti
akuntansi,
tidak mengganggu waktu belajar anak. Perlu
mengembangkan bakat yang dimilikinya,
juga ditanamkan kepada anak kebiasaan
membatasi kegiatan yang dilakukan agar
untuk belajar dengan teratur sejak usia dini.
tidak mengalami kelelahan jasmani maupun
Kesadaran anak untuk belajar dengan teratur
kelelahan rohani, belajar dengan tekun agar
setiap hari dapat mendorongnya untuk
kematangannya
menjalin
memperoleh prestasi belajar yang optimal.
hubungan yang baik dengan siswa yang lain,
(5) Masyarakat hendaknya memberikan
selalu menjaga kesehatan tubuh maupun
contoh yang baik kepada siswa, baik secara
panca indera, serta terus mengembangkan
langsung maupun melalui mass media
minat dan bakat yang dimiliki. (4) Keluarga
sehingga siswa tidak terjerumus dalam hal-
hendaknya dapat menjalin komunikasi yang
hal
baik antar anggota keluarga perlu dilakukan.
membawanya ke ambang bahaya.
melalui
pemilihan
pembelajaran
dapat
terasah,
segala
yang bersifat
keperluan
negatif
sekolah
yang dapat
Dengan adanya komunikasi yang baik tersebut diharapkan anak tidak lagi enggan untuk
bercerita
mengalami
Terima kasih penulis ucapkan kepada
permasalahan dalam mempelajari akuntansi
Keluarga besar Program Studi Pendidikan
ataupun permasalahan yang lain. Keluarga
Ekonomi
hendaknya membantu mencarikan solusi
Khusus Akuntansi. Seluruh keluarga besar
atas permasalahan yang sedang dihadapi
SMA Negeri 1 Ponorogo, SMA Negeri 2
anak sehingga anak tidak terbebani dengan
Ponorogo, dan SMA Negeri 3 Ponorogo.
permasalahan tersebut dan dapat belajar
Pembimbing I dan II yang telah bersedia
dengan baik untuk memperoleh prestasi
meluangkan waktu dan pikirannya dengan
yang optimal. Menciptakan suasana rumah
sabar untuk memberikan bimbingan, arahan
yang tenang dan tenteram juga diperlukan
dan
agar
penyelesaian skripsi ini serta segenap TIM
anak
dapat
apabila
ia
Ucapan Terima Kasih
berkonsentrasi
dalam
khususnya
memotivasi
Bidang
penulis
Keahlian
dalam
proses
Hal. 107│Jupe UNS, Vol 107, No 117 Hal 107 s/d 117 redaksi Jurnal Pendidikan Ekonomi (JUPE) FKIP UNS.
Slameto. (1995). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineke Cipta. Suwarno, W., (2006). Dasar-dasar Ilmu
Daftar Pustaka Arifin, Z., (1990). Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta. I.
(2011).
Remaja Rosdakarya. -------------
(2009).
Psikologi
Belajar.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Aplikasi
Analisis
Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang:
Syah, M., (1995). Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: PT
Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian
Ghozali,
Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Badan
Penerbit
Universitas Diponegoro.
Tarigan,
D.,
(1990).
Mengajar
Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara. Santosa, S., & Tjiptono, F., (2001). Riset
Pragmatik.
Belajar Bandung:
Angkasa. Undang-undang
Narbuko, N., & Abu A. (1999). Metodologi
Proses
Sistem
Pendidikan
Nasional No. 20 Tahun 2003. Diperoleh 15 Januari
2013
http://www.unpad.ac.id/wp-
Pemasaran Konsep dan Aplikasi
content/uploads/2012/10/UU20-
Dengan SPSS. Jakarta: PT Gramedia
2003-Sisdiknas.pdf
Pustaka Umum.
Widoyoko, E.P., (2012). Teknik Penyusunan
Sarjono, H., & Julianita, W., (2011). SPSS vs LISREAL: Aplikasi
Sebuah untuk
Pengantar,
Riset.
Jakarta:
Salemba Empat. Siswandari, (2009). Statistika Computer Based. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press.
dari
Instrumen
Penelitian.Yogyakarta:
Pustaka Belajar. Zuriah, N., (2006). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori – Aplikasi. Jakarta: PT Bumi Aksara.