FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NIAT KETIDAKPATUHAN DALAM MEMBAYAR PAJAK (Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak PBB-P2 Kabupaten Sukoharjo) Endang Sri Winarsih* Abstract : The purpose of this reseach is to determine what the factors that influence non-compliance in paying taxes. Respondents are used in this reseach is the taxpayer domiciled in Sukoharjo. This reseach uses primary data with purposive sampling method in the determination of the sample. This reseach uses attitudes, subjective norms, moral obligation, and perceived behavioral control as independent variables and intentions of non-compliance as the dependent variable. The method of analysis in this reseach using multiple linear regression analysis with SPSS for Windows 17:00. The results ofthis study indicatethattogetherattitudes, subjective norms, moral obligation, andperceivedbehavioralcontrolpositive effect on theintentionof non-compliance. Key word: attitude, subjective norm, moral obligation, perceived behavioral control and intention noncompliance.
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Langkah pemerintah untuk meningkatkan penerimaan dari sektor perpajakan dimulai dengan melakukan reformasi perpajakan secara menyeluruh pada tahun 1983, dan sejak saat itulah, Indonesia
selfassesment systemhanya akan efektif apabila kondisi kepatuhan sukarela (voluntarycompliance) pada masyarakat telah terbentuk. Kenyataan di Indonesia menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan sukarela wajib pajak nampak masih sangat rendah. Dalam penelitian Chau (2009) faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak suatu negara
menganut sistemself assesment. Penerapan self assesment system akan efektif apabila kondisi kepatuhan sukarela (voluntary compliance) pada masyarakat telah terbentuk (Darmayanti, 2004).
diantaranya adalah tingkat kepatuhan wajib pajak masyarakat di negara tersebut. Apabila masyarakat semakin sadar dan patuh akan peraturan perpajakan
Adanya penerapan sistem selfassesment dan program reformasi yang substansial diharapkan
pendapatan pajak dalam negeri.
dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya secara sukarela dan sesuai dengan ketentuan undang-undang dan peraturan perpajakan yang berlaku.
moralitas dari wajib pajak. Hal ini disebabkan karena membayar pajak adalah suatu aktivitas yang tidak lepas dari kondisi perilaku wajib pajak itu sendiri. Aspek moral dalam bidang perpajakan
Mustikasari (2007) menjelaskan bahwa penerapan
menyangkut dua hal yaitu kewajiban moral dari wajib
maka tentunya akan berimbas kepada peningkatan Kepatuhan wajib pajak sangat dipengaruhi oleh
* Mahasiswa Magister Akuntansi UNS
8
Magistra No. 91 Th. XXVII Maret 2015 ISSN 0215-9511
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Niat Ketidakpatuhan dalam Membayar Pajak
pajak dalam menjalankan kewajiban perpajakannya sebagai warga negara yang baik dan kesadaran moral wajib pajak atas alokasi penerimaan pajak oleh pemerintah (Brown, 2003).Untuk mencapai target pajak, perlu ditumbuhkan terus menerus kesadaran dan kepatuhan masyarakat wajib pajak untuk memenuhi kewajiban pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Mengingat kesadaran dan kepatuhan wajib pajak merupakan faktor penting bagi peningkatan penerimaan pajak, maka perlu secara intensif dikaji tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak, khususnya wajib pajak orang pribadi. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa pengaruh persepsi kontrol perilaku dan niat tax profesional terhadap kepatuhan memperlihatkan bahwa sikap, norma subyektif, niat, dan persepsi kontrol perilaku atau perilaku individu mempunyai pengaruh positif terhadap kepatuhan pajak. Perilaku yang dimunculkan oleh individu timbul karena adanya niat untuk berperilaku, sedangkan munculnya niat berperilaku ditentukan oleh 3 faktor penentu, yaitu behavioral beliefs, normative beliefs, dan control beliefs.Secara berurutan, behavioral beliefs menghasilkan sikap dan niat terhadap perilaku positif atau negatif, normative beliefs menghasilkan tekanan sosial yang dipersepsikan dan control beliefs menghasilkan kontrol perilaku yang dipersepsikan (Ajzen, 2002).Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi niat ketidakpatuhan dalam membayar pajak. Ide utama penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan Bobek dan Hatfield (2003).Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Bobek dan Hatfield (2003) adalah bahwa obyek yang digunakan pada penelitian ini adalah pemerintah daerah Kabupaten Sukoharjo dan populasi yang digunakan adalah
Magistra No. 91 Th. XXVII Maret 2015 ISSN 0215-9511
jumlah wajib pajak orang pribadi yang berdomisili di Kabupaten Sukoharjo, sedangkan penelitian Bobek dan Hatfield (2003) terletak pada lokasi penelitian. Pada penelitian tersebut menganalisa perilaku ketidakpatuhan Wajib Pajak di Negara bagian Florida. Perilaku kepatuhan pajak akan berbeda di setiap negara karena setiap negara memiliki kultur masingmasing. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Tarjo (2009) terletak pada lokasi penelitian dan obyek yang digunakan. Penelitian Tarjo (2009) menganalisa perilaku ketidakpatuhan wajib pajak orang pribadi di Bangkalan dan sampel yang digunakan adalah pajak penghasilan orang pribadi. Pemilihan pemerintah daerah Kabupaten Sukoharjo sebagai obyek dari penelitian ini didasarkan pada pertimbangan bahwa dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 menggantikan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, terdapat empat jenis pajak baru yang diberikan wewenang sepenuhnya kepada daerah yaitu Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB- P2). Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, pengalihan pengelolaan BPHTB dilaksanakan mulai 1 Januari 2011 dan pengalihan pengelolaan PBB-P2 ke seluruh pemerintahan kabupaten atau kota dimulai paling lambat 1 Januari 2014. Dengan pengalihan ini, penerimaan PBB-P2 dan BPHTB akan sepenuhnya masuk ke pemerintah kabupaten atau kota sehingga diharapkan mampu meningkatkan jumlah pendapatan asli daerah. Pada saat PBB-P2 dikelola oleh pemerintah pusat, pemerintah kabupaten atau kota hanya mendapatkan bagian sebesar 64,8
9
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Niat Ketidakpatuhan dalam Membayar Pajak
% dan BPHTB hanya mendapatkan 64%. Setelah pengalihan ini, semua pendapatan dari sektor PBB-
(2013) menunjukkan bahwa kewajiban moral mempunyai pengaruh terhadap niat ketidakpatuhan
P2 dan BPHTB akan masuk ke dalam kas pemerintah daerah.Mulai 21 Januari 2012, Kabupaten Sukoharjo mengambil alih pengelolaan Pajak Bumi Bangunan (PBB) secara mandiri dari pengelolaan sebelumnya,
pajak, sedangkan penelitian (Hanno dan Violette,1996; Mustikasari, 2007) membuktikan bahwa kewajiban moral tidak berpengaruh terhadap niat ketidakpatuhan pajak.
yakni Kantor Pajak Pratama (KPP) Sukoharjo. Kabupaten Sukoharjo merupakan kabupaten pertama di Jawa Tengah yang mengambil alih pengelolaan PBB secara mandiri dari Kantor Direktorat Jenderal
Alasan pentingnya masalah ini diteliti karena
Pajak.
Perumusan Masalah Hasil penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan dalam membayar pajak terdahulu terdapat hasil yang berbeda-beda, yaitu Hanno dan Violette (1996); Bobek dan Hatfield (2003), telah menemukan bahwa sikap berpengaruh secara signifikan terhadap niat ketidakpatuhan pajak, sedangkan Blanthorne (2000) dan Hidayat (2010) telah menemukan bahwa sikap tidak berpengaruh terhadap niat ketidakpatuhan pajak. Norma subyektif berpengaruh terhadap niat ketidakpatuhan (Hanno dan Violette, 1996; Bobek dan Hatfield, 2003), sedangkan Mustikawati (2003) dan Ernawati (2010) menemukan bahwa norma subyektif tidak berpengaruh pada niat
adanya perbedaan pendapat mengenai hasil penelitian ini. Untuk itu dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1.
Apakah sikap berpengaruh positif terhadap niat ketidakpatuhan dalam membayar pajak?
2.
Apakah norma subyektif berpengaruh positif terhadap niat ketidakpatuhan dalam membayar pajak?
3.
Apakah kewajiban moral berpengaruh positif terhadap niat ketidakpatuhan dalam membayar pajak?
4.
Apakah kontrol perilaku yang dipersepsikan berpengaruh positif terhadap niat ketidakpatuhan dalam membayar pajak?
Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian adalah sebagai berikut: 1.
Untuk mengetahui pengaruh sikap terhadap niat ketidakpatuhan dalam membayar pajak.
2.
Untuk mengetahui pengaruh norma subyektif terhadap niat ketidakpatuhan dalam membayar pajak.
3.
Untuk mengetahui pengaruh kewajiban moral
ketidakpatuhan. Ajzen (2002) telah menemukan kontrol perilaku mempengaruhi niat didasarkan atas asumsi bahwa kontrol perilaku yang dipersepsikan oleh individu akan memberikan implikasi motivasi pada orang tersebut, sedangkan Blanthorne (2000); Bobek dan Hatfield (2003) dalam penelitiannya kontrol perilaku yang dipersepsikan tidak berpengaruh terhadap niat ketidakpatuhan pajak. Penelitian yang dilakukan Parker (1995), Wenzel (2004) dan Jati
10
terhadap niat ketidakpatuhan dalam membayar pajak. 4.
Untuk mengetahui pengaruh kontrol perilaku yang dipersepsikan terhadap niat ketidakpatuhan dalam membayar pajak.
Magistra No. 91 Th. XXVII Maret 2015 ISSN 0215-9511
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Niat Ketidakpatuhan dalam Membayar Pajak
Manfaat Penelitian
Orang dapat saja memiliki berbagai macam keyakinan terhadap suatu perilaku, namun ketika
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
dihadapkan pada suatu kejadian tertentu, hanya sedikit dari keyakinan tersebut yang timbul untuk mempengaruhi perilaku. Sedikit keyakinan inilah yang menonjol dalam mempengaruhi perilaku
memberikan kontribusi: 1.
Bagi praktisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pemerintah selaku pengambil kebijakan dalam rangka
individu (Ajzen, 1991).
menaikkan tingkat kepatuhan pajak wajib pajak. Kebijakan ini dapat meliputi bidang-bidang yang mempengaruhi sikap, norma subyektif, kewajiban moral dan kontrol perilaku yang dipersepsikan dari wajib pajak. 2.
Bagi ilmu pengetahuan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta wawasan untuk melengkapi kajian-kajian mengenai perilaku kepatuhan pajak dalam ranah studi akuntansi keperilakuan.
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Telaah Teoritis 1.
Teori Theory of Planned Behavior (TPB) Berdasarkan Theory of Planned Behavior, Ajzen (1991), faktor sentral dari perilaku individu adalah bahwa perilaku itu dipengaruhi oleh niat individu (behavioral intention) terhadap perilaku tertentu tersebut, sedangkan niat untuk berperilaku dipengaruhi oleh variabel sikap (attitude), norma subyektif (subjective norm), dan kontrol perilaku yang dipersepsikan (perceived behavioral control). Teori ini dilandasi pada
2.
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan Perkotaan (PBB-P2) Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah pajak atas bumi dan bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan (Pasal 1 angka 37 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah).Sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, PBB-P2 diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994. Terkait dengan peraturan pelaksanaan mengenai Perdesaan dan Perkotaan masih tetap berlaku sampai dengan tanggal 31 Desember 2013, sepanjang belum ada Peraturan Daerah tentang Pajak Bumi dan Bangunan yang terkait dengan Perdesaan dan Perkotaan.
postulat teori yang menyatakan bahwa perilaku merupakan fungsi dari informasi atau keyakinan
Dalam rangka mempersiapkan pengelolaan PBB kepada pemerintah kabupaten atau kota, maka menurut pasal 182 angka 1 Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 diatur
yang menonjol mengenai perilaku tersebut.
bahwa Menteri Keuangan dengan Menteri Dalam Negeri bersama-sama mengatur tahapan
Magistra No. 91 Th. XXVII Maret 2015 ISSN 0215-9511
11
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Niat Ketidakpatuhan dalam Membayar Pajak
persiapan pengalihan PBB-P2 sebagai Pajak Daerah dalam waktu paling lambat 31 Desember
5.
Ajzen (1991) mengatakan, bahwa model
2013. Untuk pelaksanaan persiapan tersebut telah diterbitkan Peraturan Bersama (Perber) antara Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 213/PMK.07/2010 dan Nomor 58 Tahun
Theory of Planned Behavior (TPB) masih memungkinkan untuk ditambahi variabel prediktor lain selain ketiga variabel pembentuk niatyang telah dijelaskan. Kewajiban moral merupakan norma individu yang dipunyai oleh seseorang, namun kemungkinan tidak dimiliki oleh orang lain. Norma individu ini tidak
2010 tentang Tahapan Persiapan Pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan sebagai Pajak Daerah.
3.
secara eksplisit termasuk dalam model Theory of Planned Behavior (TPB).
Sikap Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu obyek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada obyek tersebut.Sikap mempunyai peran yang penting dalam menjelaskan perilaku seseorang dalam lingkungannya, walaupun masih banyak faktor lain yang mempengaruhi perilaku, seperti stimulus, latar belakang individu, motivasi, dan status kepribadian. Secara timbal balik, faktor lingkungan juga mempengaruhi sikap dan perilaku.
6.
Kontrol Perilakuyang Dipersepsikan (Perceived Behavioral Control) Kontrol perilaku yang dipersepsikan dalam konteks perpajakan adalah seberapa kuat tingkat kendali yang dimiliki seseorang Wajib Pajak dalam menampilkan perilaku tertentu, seperti melaporkan penghasilannya lebih rendah, mengurangkan beban yang seharusnya tidak boleh dikurangkan ke penghasilan, dan perilaku ketidakpatuhan pajak lainnya (Bobek dan Hatfield, 2003).
7. 4.
Kewajiban Moral (Moral Obligation)
Ketidakpatuhan Pajak
Norma Subyektif (Subjective Norm) Fischer etal. (1992) membagi 4 faktor pada Norma Subyektif adalah
persepsi
individu tentang pengaruh sosial dalam membentuk perilaku tertentu (Ajzen, 1991). Norma subyektif merupakan fungsi dari harapan yang dipersepsikan individu dimana satu atau lebih orang di sekitarnya misalnya, saudara, teman sejawat menyetujui perilaku tertentu dan memotivasi individu tersebut untuk mematuhi mereka.
12
penelitiannya mengenai kepatuhan pajak yaitu demographic, noncompliance opportunity, attitudes and perceptions, dan tax system atau struktur. Pembagian yang dilakukan oleh Fischer etal. (1992) dikembangkan lagi oleh Chau dan Leung (2009) dengan menambahkan faktor budaya (culture) ke dalam model Fischer etal. (1992). Secara komprehensif, model Fischer etal. (1992) yang telah dimodifikasi oleh Chau dan
Magistra No. 91 Th. XXVII Maret 2015 ISSN 0215-9511
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Niat Ketidakpatuhan dalam Membayar Pajak
Data yang digunakan dalam penelitian ini
Laung (2009), telah mencakup berbagai aspek yang mempengaruhi perilaku kepatuhan pajak
adalah data primer.Data primer berasal dari jawaban responden terhadap kuesioner yang
dari pembayar pajak, seperti aspek ekonomi, sosial, budaya dan psikologi.
dikirimkan kepada responden.Kuesioner yang digunakan merupakan kuesioner yang sudah digunakan oleh peneliti-peneliti sebelumnya (Tarjo, 2009).Pendistribusian dan pengumpulan
METODE PENELITIAN 1.
kuesioner dilakukan dengan cara didistribusikan secara langsung kepada responden. Kuesioner tersebut disebarkan di dua belas kecamatan di
Populasi dan Teknik Penentuan Sampel Populasi merupakan keseluruhan orang, kejadian atau sesuatu yang menarik dan dapat
Kabupaten Sukoharjo yang individunya memiliki NPWP.
digunakan peneliti dalam melakukan penelitian (Sekaran, 2006). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah individu yang tergolong dalam Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) sesuai dengan Pasal 1 UU No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yang bekerja dan berdomisili di kabupaten Sukoharjo. Sampel adalah sebagian dari populasi yang diharapkan mampu untuk menarik kesimpulan (Sekaran, 2006).Responden yang akan digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) yang berdomisili di Kabupaten Sukoharjo. Berdasarkan pernyataan tersebut, peneliti menentukan sampel sebesar 100 responden. Hasil dari perolehan sampel tersebut, kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dengan program SPSS versi 17.00 for Windows. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu sampel yang ditentukan dari populasi berdasarkan kriteria (Sekaran, 2014), dengan cara membagikan kuesioner kepada responden yang
2.
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 2.1 Sikap Sikap adalah aspek perasaan yang dimiliki oleh Wajib Pajak yang ditentukan secara langsung oleh keyakinan yang dimilikioleh Wajib Pajak terhadap perilaku ketidakpatuhan pajak. Pengukuran variabel sikap terhadap ketidakpatuhan pajak, menggunakan penelitian Tarjo (2009) yaitu: perasaan dirugikan oleh sistem perpajakan, biaya suap kepada petugas pajak yang lebih kecil dari pajak yang bisa dihemat, perasaan ketidaktransparan dalam pemanfaatan pajak, dan keinginan membayar pajak yang lebih kecil dari seharusnya, serta menambahkan penelitian yang dilakukan Arniati (2009) yaitu: frekuensi perubahan peraturan, sulitnya peraturan perpajakan dan banyaknya jenis tarif pajak.
tergolong sebagai Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) di Kabupaten Sukoharjo.
Magistra No. 91 Th. XXVII Maret 2015 ISSN 0215-9511
13
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Niat Ketidakpatuhan dalam Membayar Pajak
Mengukur variabel sikap dengan menggunakan skala likert dengan cara
2.3 Kewajiban Moral Kewajiban moral adalah norma individu yang dipunyai oleh seorang Wajib Pajak, namun kemungkinan tidak dimiliki oleh Wajib Pajak orang lain. Pengukuran
responden diminta untuk menjawab pertanyaan yang diberikan dan jawaban dibagi dalam 5 kategori yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-Ragu (R), Tidak
kewajiban moral dalam penelitian ini menggunakan penelitian yang dilakukan Tarjo (2009), yaitu perasaan bersalah,
Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Masing-masing jawaban dari setiap pertanyaan diberi nilai sebagai berikut: untuk jawaban Sangat Setuju (SS) memiliki
prinsip hidup, melanggar etika, dan melanggar prosedur sebagai wajib
skor 5, jawaban Setuju (S) memiliki skor 4, jawaban Ragu-Ragu (R) memiliki skor 3, jawaban Tidak Setuju (TS) memilki skor 2
pajak.Mengukur variabel kewajiban moral dengan menggunakan skala likert dengan cara responden diminta untuk menjawab pertanyaan yang diberikan dan jawaban dibagi dalam 5 kategori yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-Ragu (R), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Masing-masing jawaban dari setiap pertanyaan diberi nilai sebagai berikut: untuk jawaban Sangat Setuju (SS) memiliki skor 5, jawaban Setuju (S) memiliki skor 4, jawaban Ragu-Ragu (R) memiliki skor 3, jawaban Tidak Setuju (TS) memilki skor 2 dan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) memiliki skor 1.
dan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) memiliki skor 1. 2.2 Norma Subyektif Indikator norma subyektif yang digunakan dalam penelitian ini adalah teman, anggota keluarga, pasangan dan petugas pajak, serta menambahkan dari penelitian Arniati (2009) yaitu konsultan pajak, pimpinan dan rekan kerja.Mengukur variabel norma subyektif dengan menggunakan skala likert dengan cara responden diminta untuk menjawab pertanyaan yang diberikan dan jawaban dibagi dalam 5 kategori yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-Ragu (R), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Masing-masing jawaban dari setiap pertanyaan diberi nilai sebagai berikut: untuk jawaban Sangat Setuju (SS) memiliki skor 5, jawaban Setuju (S) memiliki skor 4, jawaban Ragu-Ragu (R) memiliki skor 3, jawaban Tidak Setuju (TS) memilki skor 2 dan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) memiliki skor 1.
14
2.4
Kontrol Perilaku yang Dipersepsikan Kontrol perilaku yang dipersepsikan adalah sejumlah kontrol yang diyakini Wajib Pajak yang akan menghambat mereka dalam menampilkan perilaku ketidakpatuhan pajak. Pengukuran kontrol perilaku yang dipersepsikan dalam penelitian ini menggunakan penelitian Tarjo (2009), yaitu kemungkinan dikenakan sanksi, kemungkinan pelaporan pihak ketiga dan kemungkinan diperiksa petugas pajak.
Magistra No. 91 Th. XXVII Maret 2015 ISSN 0215-9511
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Niat Ketidakpatuhan dalam Membayar Pajak
memiliki skor 4, jawaban Ragu-Ragu (R)
Mengukur variabel kontrol perilaku yang dipersepsikan dengan menggunakan skala
memiliki skor 3, jawaban Tidak Setuju (TS) memilki skor 2 dan jawaban Sangat Tidak
likert dengan cara responden diminta untuk menjawab pertanyaan yang diberikan dan jawaban dibagi dalam 5 kategori yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-Ragu (R), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Masing-masing jawaban dari setiap pertanyaan diberi nilai sebagai berikut: untuk jawaban Sangat Setuju (SS)
Setuju (STS) memiliki skor 1.
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 1.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sukoharjo, ada 12 kecamatan, 167 kelurahan atau desa yang ada di sana. Data penelitian dikumpulkan dengan mengirimkan sebanyak 100
memiliki skor 5, jawaban Setuju (S) memiliki skor 4, jawaban Ragu-Ragu (R) memiliki skor 3, jawaban Tidak Setuju (TS) memilki skor 2 dan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) memiliki skor 1. 2.5
kuisioner kepada responden. Waktu pengiriman dimulai dari tanggal 20 Februari sampai dengan 2 Maret 2014. Jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 76 eksemplar dan yang tidak kembali 24 eksemplar. Dari jumlah tersebut diisi dengan lengkap dan dapat digunakan untuk olah data sebanyak 76. Dengan demikian tingkat pengembalian (response rate) dari kuesioner yang disebarkan sebesar 76%.
Niat Ketidakpatuhan Niat ketidakpatuhan adalah keputusan Wajib Pajak Orang Pribadi untuk melakukan perilaku tidak patuh terhadap pajak. Pengukuran variabel niat ketidakpatuhan dalam penelitian ini adalah keputusan untuk tidak patuh terhadap ketentuan perpajakan, serta menggunakan penelitian Arniati (2009), yaitu niat untuk menyajikan laporan dengan benar dan niat pendapatan dengan benar. Mengukur variabel niat ketidakpatuhan dengan menggunakan skala
Deskripsi Data
2.
Uji Kualitas Data 2.1 Uji Reliabilitas Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
likert dengan cara responden diminta untuk menjawab pertanyaan yang diberikan dan jawaban dibagi dalam 5 kategori yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-Ragu
pertanyaan adalah konsisten dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur bahwa variabel yang digunakan benar-benar bebas dari kesalahan sehingga
(R), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Masing-masing jawaban dari setiap pertanyaan diberi nilai sebagai
menghasilkan hasil yang konsisten meskipun diuji berkali-kali. Penghitungan reliabilitas
berikut: untuk jawaban Sangat Setuju (SS) memiliki skor 5, jawaban Setuju (S)
Magistra No. 91 Th. XXVII Maret 2015 ISSN 0215-9511
ini dilakukan dengan metode cronbach alpha (Ghozali, 2009). Uji reliabilitas dilakukan dengan uji cronbach alpha menggunakan
15
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Niat Ketidakpatuhan dalam Membayar Pajak
sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
SPSS. Jika hasil cronbach alpha diatas 0,60, maka data tersebut mempunyai keandalan
tersebut (Ghozali, 2009).Hasil uji validitas alat ukur penelitian menunjukkan variabel
yang tinggi (Ghozali, 2009).Hasil uji reliabilitas penelitian menunjukkan bahwa variabel sikap mempunyai nilai cronbach alpha 0,624. Nilai tersebut di atas 0,60 sebagai nilai cutoff, maka semua pertanyaan tentang sikap adalah reliabel. Variabel norma subyektif mempunyai nilai cronbach alpha 0,908. Nilai tersebut di atas 0,60 sebagai nilai cutoff, maka semua pertanyaan tentang norma subyektif adalah reliabel. Variabel kewajiban moral mempunyai nilai cronbach alpha 0,717. Nilai tersebut di atas 0,60 sebagai nilai cutoff, maka semua pertanyaan tentang kewajiban moral adalah reliabel. Variabel kontrol perilaku yang dipersepsikan mempunyai nilai cronbach alpha 0,712. Nilai tersebut di atas 0,60 sebagai nilai cutoff, maka semua pertanyaan tentang kontrol perilaku yang dipersepsikan adalah reliabel. Variabel niat ketidakpatuhan mempunyai nilai cronbach alpha 0,790. Nilai tersebut di atas 0,60 sebagai nilai cutoff, maka semua pertanyaan tentang niat ketidakpatuhan adalah reliabel. 2.2. Uji Validitas Uji validitas dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Pearsonyang dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS versi 17.00 for Windows. Uji validitas dilakukan untuk mengukur valid atau sah tidaknya suatu kuesioner. Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan dalam kuesioner mampu mengungkapkan
16
sikap, norma subyektif, kewajiban moral dan kontrol perilaku yang dipersepsikan terbukti valid karena pada masing-masing pertanyaan memiliki nilai signifikansi di bawah 0,05 atau sig < 0,05. 3.
Uji Asumsi Klasik 3.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data penelitian memiliki distribusi normal.Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test dan Normal PPlot. Distribusi data normal, apabila nilai p dari One Sample Kolmogorov-Smirnov Test>0,05 atau data berada di sekitar garis diagonal pada Normal P-Plot. Hasil uji normalitas diketahui bahwa nilai p dari One Sample Kolmogorov-Smirnov Test adalah 0.622 (p > 0,05), yang artinya distribusi data penelitian normal. Hasil ini diperkuat dengan hasil Normal P-Plotyang menunjukkan bahwa data berada di sekitar garis diagonal. 3.2 Uji Multikolinearitas Uji
multikolinieritas
bertujuan
untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas memiliki hubungan atau tidak. Suatu data penelitian dinyatakan bebas multikolinieritas apabila memiliki nilai VIF < 10. Asumsi multikolinearitas mengharuskan tidak adanya korelasi yang
Magistra No. 91 Th. XXVII Maret 2015 ISSN 0215-9511
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Niat Ketidakpatuhan dalam Membayar Pajak
sempurna atau besar di antara variabelvariabel independen. Nilai korelasi antar
demikian ada 45,8% variabel lain yang memberikan pengaruh terhadap Niat Ketidakpatuhan
variabel observed yang tidak diperbolehkan adalah 0,9 atau lebih (Ghozali, 2008). Hasil uji multikolinieritas menunjukkan bahwa nilai VIF kurang dari 10, yang artinya
selain variabel sikap, norma subyektif, kewajiban moral, dan kontrol perilaku yang dipersepsikan.
masing-masing variabel bebas tidak memiliki hubungan. Hasil ini menunjukkan bahwa asumsi multikolinieritas terpenuhi.
Tabel 4.13
3.3 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residu satu pengamatan ke pengamatan lain atau tidak, dan hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji Scatter Plot, diketahui bahwa titik-titiknya menyebar di atas dan di bawah angka nol dan tidak membentuk pola tertentu, sehingga asumsi heteroskedastisitas terpenuhi. 4.
4.2 Uji Statistik F
Hasil Uji F Model
Sum of Squares
df Mean Square
1 Regression
346.425 4
F
Sig.
86.606 23.1500 0,000
Residual
265.614 71 3.741
Total
612.039 75
Sumber : Data diolah dengan SPSS Tabel 4.13menunjukkan bahwa nilai F hitung > 4 maka Ho dapat ditolak pada derajat kepercayaan ± = 0,05. Dengan kata lain, hipotesis alternatif (Ha) diterima, yang menyatakan bahwa semua variabel independen signifikan mempengaruhi variabel dependen.
Pengujian Hipotesis 4.3 Uji Statistik T
4.1 Koefisien Determinasi (R2 )
Tabel 4.14
Tabel 4.12 Koefisien Determinasi (R2 ) Model 1
R 0,752
R Square 0,566
Hasil Uji T
Adjusted R Square
Std.Error of the estimate
0,542
1.934
Sumber : Data diolah dengan SPSS Berdasarkan Tabel 4.12 dapat diketahui bahwa Adjusted R Square = 0,542yang berarti variabel sikap,norma subyektif, kewajiban moral, dan kontrol perilaku yang dipersepsikan memberikan pengaruh
Model
Sig.
1 (Constant)
0,000
Sikap
0,001
Norma Subyektif
0,002
Kewajiban Moral
0,000
Kontrol Perilaku Yang Dipersepsikan
0,026
Sumber : Data diolah dengan SPSS
terhadap niat ketidakpatuhan sebesar 54,2%. Dengan
Magistra No. 91 Th. XXVII Maret 2015 ISSN 0215-9511
17
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Niat Ketidakpatuhan dalam Membayar Pajak
Tabel
4.14
menunjukkan
bahwa
mempertimbangkan pandangan orang-orang
probabilitas signifikansi untuk variabel sikap,
yang mempengaruhi norma-norma subyektif
norma subyektif, kewajiban moral dan kontrol
tentang ketidakpatuhan pajak. Wajib pajak yang
perilaku yang dipersepsikan mempunyai nilai di
dipengaruhi orang lain (teman, saudara,anggota
bawah probabilitas signifikansi ± = 0,005, ini
keluarga, petugas pajak) dia berpendapat akan
berarti bahwa variabel sikap, norma subyektif,
melakukan ketidakpatuhan pajak, yang
kewajiban moral dan kontrol perilaku yang
menyebabkan dirinya berniat untuk berperilaku
dipersepsikan mempengaruhi variabel niat
tidak patuh. Begiti juga sebaliknya, jika Wajib
ketidakpatuhan.
Pajak tidak terpengaruh oleh orang lain untuk melakukan ketidakpatuhan pajak, maka kecil
5.
kemungkinan niat berperilaku tidak patuh pada
Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis
Wajib Pajak tersebut.
5.1 Pengaruh Positif Sikap terhadap Niat 5.3 Pengaruh Positif Kewajiban Moral terhadap
Ketidakpatuhan Hipotesis 1 menyatakan bahwa terdapat
Niat Ketidakpatuhan
niat
Hipotesis 3 menyatakan bahwa Terdapat
ketidakpatuhandan setelah diadakan pengujian
pengaruh positif kewajiban moral terhadap niat
ternyata hipotesis 1 diterima.Semakin
positif
ketidakpatuhan dan setelah diadakan pengujian
sikap seorang Wajib Pajak (dalam hal ini berarti
ternyata hipotesis 3 diterima.Kewajiban moral
mendukung) terhadap ketidakpatuhan pajak
pajak merupakan prinsip-prinsip moral atau nilai-
maka semakin tinggi tingkat kepatuhan pajak
nilai yang diyakini seseorang mengapa dia
orang pribadi. Sebaliknya, semakin
negatif
membayar pajak. Jika Wajib Pajak menilai bahwa
sikap seorang Wajib Pajak (dalam hal ini
tindakan melakukan ketidakpatuhan pajak
berarti
terhadap
merupakan tindakan yang tidak melanggar etika
pajak maka semakin rendah
atau prinsip hidup, maka akan memunculkan niat
pengaruh
positif
tidak
ketidakpatuhan
sikap
terhadap
mendukung)
tingkat ketidakpatuhan pajak orang pribadi.
untuk melakukan ketidakpatuhan pajak. Begitu juga perasaan tidak bersalah dalam melakukan
5.2 Pengaruh Positif Norma Subyektif terhadap Niat Ketidakpatuhan
ketidakpatuhan pajak. Jika Wajib pajak tidak merasa
bersalah
dalam
melakukan
Hipotesis 2 menyatakan bahwa Terdapat
ketidakpatuhan pajak, maka akan memunculkan
pengaruh positif norma subyektif terhadap niat
niat Wajib Pajak untuk berperilaku tidak patuh.
ketidakpatuhan dan setelah diadakan pengujian ternyata hipotesis 2 diterima. Norma subyektif merupakan komponen yang berisi keputusan yang
18
dibuat
Wajib
Pajak
setelah
Magistra No. 91 Th. XXVII Maret 2015 ISSN 0215-9511
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Niat Ketidakpatuhan dalam Membayar Pajak
5.4 Pengaruh Positif Kontrol Perilaku yang
Keterbatasan
Dipersepsikan terhadap Niat Ketidakpatuhan
Sebagaimana layaknya penelitian empiris pada
Hipotesis 4 menyatakan bahwa terdapat
umumnya, masih banyak keterbatasan dalam penelitian ini. Beberapa keterbatasan yang memungkinkan dapat menimbulkan hambatan
pengaruh positif kontrol perilaku yang dipersepsikan terhadap niat ketidakpatuhandan setelah diadakan pengujian ternyata hipotesis 4 diterima. Kontrol perilaku yang dipersepsikan
terhadap hasil penelitian ini diantaranya: a.
dalam konteks perpajakan adalah seberapa kuat tingkat kendali yang dimiliki seseorang Wajib Pajak dalam menampilkan perilaku tertentu, seperti melaporkan penghasilannya lebih rendah,
Penelitian ini hanya memfokuskan pada empat variabel yang mempengaruhi niat ketidakpatuhan yaitu sikap, norma subyektif, kewajiban moral dan kontrol perilaku yang dipersepsikan.
b.
Penelitian ini menggunakan jumlah sampel yang
mengurangkan beban yang seharusnya tidak boleh dikurangkan ke penghasilan, dan perilaku
sedikit sehingga hasil penelitiannya tidak dapat digeneralisasikan dan penelitian ini
ketidakpatuhan pajak lainnya (Bobek dan Hatfield, 2003).
menggunakan metode Regresi sehingga dapat menghilangkan makna indikator. Saran
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut. a.
Sikap berpengaruh positif terhadap niat ketidakpatuhan dalam membayar pajak.
b.
Norma subyektif berpengaruh positif terhadap niat ketidakpatuhan dalam membayar pajak
c.
Kewajiban moral berpengaruh positif terhadap niat ketidakpatuhan dalam membayar pajak.
d.
Kontrol perilaku yang dipersepsikan berpengaruh positif terhadap niat ketidakpatuhan dalam membayar pajak.
Magistra No. 91 Th. XXVII Maret 2015 ISSN 0215-9511
Berdasarkan keterbatasan yang ada, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut ini. a.
Perlu dilakukan penambahan variabel lain, menerapkan teori lain dengan menggunakan penelitian yang berbeda yang diharapkan dapat menghasilkan temuan yang bermanfaat bagi praktisi dan pengembangan teori perilaku perpajakan.
b.
Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah sampel yang ada sehingga dengan sampel yang besar hubungan antar variabel penelitian dapat diketahui dan menggunakan metode Structural Equation Modelling (SEM).
19
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Niat Ketidakpatuhan dalam Membayar Pajak
Implikasi Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk menambah referensi dalam ilmu perpajakan. Perilaku patuh atau tidaknya Wajib Pajak sangat dipengaruhi variabel perilaku individu tersebut dan variabel lingkungan seperti teman, anggota keluarga, rekan kerja, pimpinan, petugas pajak.
Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan suatu gambaran kepada pemerintah daerah untuk mengkaji ulang faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap pendapatan daerah khususnya penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan Perkotaan (PBB-P2). Peran dan partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan untuk kelancaran reformasi perpajakan dalam mencapai target penerimaan negara dari sektor pajak.
20
Magistra No. 91 Th. XXVII Maret 2015 ISSN 0215-9511