FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TINGKAT IV KENDARI
FACTORS INFLUENCING EXECUTING NURSES’ PERFORMANCE IN BHAYANGKARA TINGKAT IV HOSPITAL KENDARI
Muhammad Ridho, H.M.Alimin Maidin, Nurdin Perdana. Bagian Administrasi Rumah Sakit FKM Universitas Hasanuddin, Makassar
Alamat Korespondensi : Muhammad Ridho Graha Mandiri Permai Blok i No 1-2 HP : 0852-4161-6541 E-Mail :
[email protected]
ABSTRAK Didalam Undang-Undang Rumah Sakit No 44 tahun 2010 yang dimaksud dengan Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Perawat pelaksana Di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat IV Kendari. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat IV Kendari dengan pendekatan observasional analitik melalui design crossectional study. Sampel penelitian adalah seluruh perawat pelaksana di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat IV Kendari yang berjumlah 55 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara (indepth interview), dan dokumentasi. Data dianalisis dengan dengan menggunakan program SPSS 11,5. Hasil penelitian membuktikan bahwa, kemampuan perawat, sikap, motivasi dan supervisi kepala ruang perawat secara simultan berkorelasi positif terhadap kinerja perawat pelaksana Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat IV Kendari. Dan disarankan kepada manajemen Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat IV Kendari untuk secara berkala melakukan pelatihan-pelatihan manajemen keperawatan dan asuhan keperawatan kepada perawat pelaksana serta memberikan pelatihan, bimbingan dan arahan kepada kepala ruangan dalam memberikan supervisi kepada bawahannya Kata kunci : Kemampuan, sikap kepribadian,motivasi, supervisi dan kinerja ABSTRACT Undang-Undang Rumah Sakit No.44, 2010, Hospital that organizes the complete personal health services that provide inpatient, outpatient, and emergency department. The research aimed at investigation the factors influencing the executing nurses’ performance in Bhayangkara Tingkat IV Hospital Kendari, The research was conducted in Bhayangkara Tingkat IV Hospital Kendari with the analytic observational approach through the cross sectional study design. The research samples were all the exwcuting nurses’ in Bhayangkara Tingkat IV Hospital Kendarias many as 55 people. Data collection was carried out through an observation, interview, (indepth interview), and documentation . The data were analysed by the qualitative descriptive method. The research result indicates that nurses’ ability, attitude and personality, motivation and supervision of the nurse’ ward chairperson simultaneously have the positive correlation on the executing nurses’ perpormance of Bhayangkara Tingkat IV Hospital Kendari. It is suggested to the management of bhayangkara Tingkat IV Hospital Kendari periodically to carry out nursing management trainings and nursing care for the executing nurses and give the training, guidance and direction to the ward chairperson in giving the supervision to the inferiors. Key words : Ability, attitude, personality, motivation, supervision and performance
PENDAHULUAN Perkembangan Rumah Sakit saat ini mengalami transformasi besar, Rumah Sakit sedang berada dalam suasana global dan kompetitif, termasuk bersaing dengan pelayananpelayanan alternatif. Pada keadaan demikian sebaiknya Rumah Sakit dikelola dengan dasar konsep manajemen yang mempunyai etika, tanpa konsep manajemen yang jelas Rumah Sakit di Indonesia akan berjalan lambat (Trisnantoro, 2009). Pelayanan kesehatan disebuah Rumah Sakit memiliki peranan penting dalam mencapai keberhasilan. Salah satu faktor yang mendukung adalah tenaga kesehatan yang harus tersedia selama 24 jam merawat pasien adalah tenaga keperawatan sehingga mutu keperawatan menjadi cermin mutu pelayanan Rumah Sakit. Kepuasan kerja dipengaruhi oleh faktor individu terdiri dari umur, watak, harapan, faktor sosial seperti hubungan dengan atasan atau rekan kerja serta faktor utama dalam pekerjaan seperti gaji, pengawasan, kesempatan untuk maju (Hiryani, 2010) . Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat IV Kendari, adalah rumah sakit miliki pemerintah yang pengelolaannya secara struktural berada dalam lingkungan Kepolisian Republik Indonesia. hasil studi pada bulan Oktober 2013 seksi keperawatan bidang Rawat Inap, menyebutkan bahwa laporan bulanan yang seharusnya dikumpulkan tidak boleh lebih dari tiga hari pada tanggal berikutnya, tetapi hal ini tidak pernah terwujud. Survey terhadap 5 perawat pelaksana pada bulan Maret 2012 menunjukkan supervisi yang dilakukan superviser kurang terarah dan tidak jelas,. Selain itu perawat pelaksana juga menyatakan bahwa kompensasi yang diterima tidak sesuai dengan kegiatan yang telah dilaksanakan. Pengembangan karier yang ada belum jelas dapat mengakibatkan motivasi kerja perawat pelaksana menurun, efek yang terjadi adalah ada kecenderungan perawat ada yang bekerja melebihi batas waktu (over Time) dan ada perawat yang bekerja tidak optimal. Kinerja adalah hasil yang dicapai atau prestasi yang dicapai karyawan dalam melaksanakan suatu pekerjaan dalam suatu organisasi. Penilaian kinerja merupakan alat ukur yang paling dapat dipercaya oleh Manajer perawat dalam mengontrol sumber daya manusia dan produktivitas.
Proses penilaian kinerja dapat digunakan secara efektif dalam
mengarahkan perilaku pegawai dalam rangka menghasilkan jasa keperawatan yang berkualitas tinggi. Perawat Manajer dapat menggunakan proses penilaian kinerja untuk mengatur arah kerja, melatih, bimbingan perencanaan karir, serta pemberian penghargaan kepada perawat yang berkompeten. Gibson et al. (1987) menyampaikan model teori kinerja dan melakukan analisis terhadap sejumlah variabel yang mempengaruhi perilaku dan kinerja individu. Variabel yang mempengaruhi kinerja adalah individu, perilaku, psikologi dan organisasi, meliputi (1)
Variabel individu dikelompokan pada sub variabel kemampuan dan ketrampilan, latar belakang dan demografis merupakan faktor utama yang mempengaruhi perilaku dan kinerja individu, (2) Variabel psikologi terdiri dari sub variabel persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi. Variabel ini dipengaruhi oleh keluarga, tingkat sosial pengalaman kerja sebelumnya dan variabel demografis dan (3) Variabel organisasi, mempunyai efek tidak langsung terhadap perilaku dan kinerja individu. Variabel organisasi digolongkan dalam sub variabel sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain pekerjaan. Sub Variabel imbalan akan berpengaruh untuk meningkatkan motivasi kerja yang pada akhirnya secara langsung akan meningkatkan kinerja individu. Adapun uraian dari masing-masing variabel antara lain (1) Variabel kemampuan diartikan sebagai suatu tingkat pencapaian individu terhadap upaya untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan efisien, (2) Variabel sikap merupakan sebuah itikat dalam diri seseorang untuk tidak melakukan atau melakukan pekerjaan tersebut sebagai bagian dan aktivitas yang menyenangkan. Sikap merupakan reaksi / respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus. Sikap merupakan predisposisi tindakan / perilaku. (Notoadmojo, 1997) Sikap yang baik adalah sikap dimana dia mau mengerjakan pekerjaan tersebut tanpa terbebani oleh sesuatu hal yang menjadi konflik internal, (3) Variabel motivasi, dapat didefenisikan sebagai suatu kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja (Mc.Cornick, 1995 dalam Mangkunegara, 2008) dan (4) Variabel Supervisi dimana supervisi adalah suatu tugas seorang atasan untuk membuat bawahannya melakukan dan mengerjakan pekerjaan yang diingan oleh manajemen. Menurut Rick Conlow (2005) dalam Kartasasmita (2009) menyebutkan bahwa seorang supervisor harus bekerja dengan dan melalui para karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya secara tepat waktu dengan kualitas yang tinggi dan batasan anggaran yang telah ditetapkan. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Perawat pelaksana Di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat IV Kendari.
METODE PENELITIAN Penelitian yang digunakan
adalah penelitian observasional analitik dengan cross
sectional studi yaitu suatu rancangan yang mengkaji dinamika korelasi atau asosiasi antara variable independen (pengetahuan, motivasi, supervisi) dengan variabel dependen (kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan) pada
saat yang bersamaan (point time
approach). Penelitian ini dilaksanakan di ruang rawat inap Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat IV Kendari pada bulan November 2013. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana yang bertugas di ruang rawat inap Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat IV Kendari. Data primer diperoleh dari kuesioner penelitian untuk menilai pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan dalam rekam medik yang dijalankan oleh petugas. Kuesioner berisi pertanyaan perihal tentang data diri dan perihal tentang pengetahuan rekam medis dan juga standar perlakuan asuhan keperawatan dan pendokumentasiannya serta motivasi perawat dalam pengisian dokumentasi asuhan keperawatan. Data primer adalah analisis terhadap kelengkapan asuhan keperawatan di rawat inap Rumah Sakit Bhayangkara TK IV Kendari. Kuesioner yang telah dibuat kemudian dilakukan uji validasi dan uji reliabilitas. Uji validasi digunakan untuk mengukur ketepatan suatu item dalam suatu kuestioner atau skala. Dalam penelitian ini digunakan metode korelasi bivariat pearson (Pearson Product Moment Corelation Coefficient) Raharjo (2013). Sedangkan uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut dilakukan berulang kali (Priyatno, 2010). Kehandalan yang menyangkut konsistensi jawaban jika diujikan berulang pada sampel yang berbeda SPSS memberikan fasilitas dengan uji statistik crounbach alpha (Ghozali, 2005). Data sekunder diperoleh dari laporan tahunan rawat inap Rumah Sakit Bhayangkara TK IV Kendari dan data lain yang mendukung. HASIL Penelitian yang dilakukan terhadap 55 responden gambaran tentang karakteristik responden berdasarkan lama bekerja. sebanyak 31 Orang atau 56,4% responden telah bekerja selama lima tahun kebawah, dan sebanyak 24 orang atau 43,6% responden yang telah bekerja selama kurun waktu lebih dari lima tahun. Mayoritas responden memiliki pendidikan Diploma yaitu sebesar 38 orang atau 69,1%. Sedangkan dari sumber sarjana sebangayk 17 orang atau 30,1%. Responden yang berjenis kelamin wanita memiliki jumlah yang lebih banyak yaitu 37 orang atau 67,3% dibandingkan dengan pria yang berjumlah 18 orang atau 32,7%. Responden yang memiliki umur antara 20 – 25 tahun dan 26 – 30 tahun memiliki
jumlah yang lebih banyak yaitu masing-masing sebanyak 18 orang atau 32,7% dan 23 orang atau 41,8% dibandingkan dengan perawat yang memiliki umur diatas 31 tahun yaitu 14 orang atau 25,5%. Analisis bivariat untuk hubungan antara kemampuan perawat dan kinerja dimana perawat pelaksana yang memiliki kemampuan baik 29 orang , dan dari 29 perawat tersebut yang memiliki kinerja baik ada 22 orang atau 75,9% dan yang memilki kinerja kurang baik terdapat 7 orang atau 24,1%. Sedangkan dari perawat yang memilki kemampuan kurang terdapat 13 orang atau 50% memiliki kemampuan yang baik dan sisanya memilki kinerja kurang dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. (Tabel 1) Analisis bivariat untuk hubungan antara sikap terhadap kinerja perawat pelaksana yaitu dari 28 orang perawat yang memiliki sikap yang baik terdapat 17 orang tau 60,7% memilki kinerja baik dan 11 orang atau 39,3% memilki kinerja yang kurang. Dan dari 27 orang perawat pelaksana yang memilki sikap yang kurang terdapat 18 orang atau 63,6% memilki kinerja yang baik sedangkan sisanya memilki kinerja yang kurang 9 orang atau 33,4%. Data tersebut dapat memperlihatkan bahwa meskipun memilki sikap yang kurang baik ternyata perawat pelaksana mampu memberikan kinerja yang baik dan dengan p value sebesar 0.430 ini berarti bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan anatara sikap terhadap kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat IV Kendari. (Tabel 2) Analisis bivariat untuk hubungan antara motivasi terhadap kinerja perawat pelaksana yaitu terdapat 24 orang perawat yang memiliki motivasi yang baik, 17 orang diantaranya atau 70,8% memilki kinerja yang baik dan 7 orang atau 29,2% memiliki kinerja yang kurang. Juga terdapat 31 orang yang memiliki motivasi yang kurang, dan 31 orang diantaranya 18 orang atau 58,1% memiliki kinerja yang baik dan sisanya 13 orang atau 41,9% memilki kinerja yang kurang. Dengan P Value 0, 245 menjelaskan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara motivasi perawat pelaksana dengan kinerja perawata pelaksana di Rumah sakit Bhayangkara Tingkat IV Kendari. (Tabel 3) Analisis bivariat untuk hubungan antara supervisi kepala ruangan terhadap kinerja perawat pelaksana yaitu persepsi perawat pelaksana terhadap supervisi kepala ruangan terdapat 35 orang perawat memiliki persepsi bahwa kepala ruangan melakukan supervisi dengan baik, namun 12 orang diantaranya atau 34,3 % memilki kinerja yang kurang baik dan 65,7% atau 23 orang memilki kinerja yang baik. Sedangkan dari 20 orang perawat pelaksana yang berpersepsi bahwa kinerja kepala ruangan dalam melaksanakan supervisi kurang, terdapat 12 orang atau 60% memilki kinerja yang baik dan hanya 40 % atau 8 orang saja yang berpersepsi bahwa supervisi yang dilaksanakan tidak berjalan dengan baik. Dengan P value
0,445 memberikan arah bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara supervisi yang dilakukan oleh perawat pelaksana dengan kinerja perawat. (Tabel 4). Untuk melakukan pengujian validitas suatu instrument kuesioner digunakan metode statistic SPSS 11.5. hasil pengolahan data, diperoleh bahwa rata-rata instrument kuesioner sangat valid. ditunjukkan oleh nilai standar deviasi lebih besar dari 0.6 (positif), ketentuan validitas suatu instrument telah memenuhi syarat minimal sebesar 0.6 sebagai suatu instrument yang dianggap valid Untuk menguji reliabilitas dilakukan dngan menggunakan koefisien reliabilitas (Cronbach Alpha). menunjukkan bahwa nilai alpha instrumen penelitian pada masing-masing variable mayoritas lebih besar dari nilai yang diisyaratkan, yaitu sebesar 0.60 atau lebih besar dari 0.60. dengan demikian, keseluruhan mayoritas instrumen kuesioner dalam penelitian ini adalah reliable (dapat dipercaya) karena telah memenuhi syarat minimal. Analisis Korelasi Pearson memperlihatkan bahwa hanya variabel kemampuan saja yang memilki hubungan yang signifikan dengan kinerja Perawat Pelaksana dan hubungan ini memilki arah yang positif dengan kekuatan sedang. Sedangkan untuk variabel-variabel lainnya (sikap, motivasi dan supervisi) meskipun memilki korelasi yang positif dengan tingkat kekuatan yang lemah namun variabel-variabel tersebut tidak memilki hubungan yang signifikan dengan kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit bhayangkara tingkat IV Kendari. (Tabel 5) Analisis Regresi Linear Berganda dari hasil penelitian di lapangan, digunakan analisis kuantitatif. Pembuktian ini dimaksudkan untuk menguji variasi dari model regresi yang digunakan dalam menerangkan variable bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) dengan cara menguji kemaknaan dari koefisien regresinya..Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan Program SPSS 11,5 diperoleh persamaan regresinya adalah Y= 71,955 +0,280X1 (kemampuan perawat). Uji statistik F atau uji simultan, pada dasarnya menunjukkan apakan semua variable bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen Y. uji F ini dilakukan dengan membandingkan Fhitung dengan nilai Ftabel pada taraf nyata α = 0,05. Uji F mempunyai pengaruh signifikan apabila Fhitung lebih besar daripada Ftabel atau probabilitas kesalahan kurang dari 5% (P < 0,05). Dari hasil perhitungan analisis full model regression dengan bantuan program SPSS diperoleh Fhitung sebesar 12.128 dengan tingkat probabilitas 0.031 (signifikan). Sedangkan Ftabel sebesar 4,007 dengan demikian maka Fhitung lebih besar dari Ftabel (12.128>4,007)) dan juga probabilitas jauh lebih kecil dari 0,06 berarti hipotesis pertama dari penelitian ini dapat diterima kebenarannya.
Uji t untuk menguji kemaknaan atau keberartian koefisien regresi parsial. Pengujian melalui uji t adalah dengan membandingkan thitung dengan ttabel pada taraf nyata α = 0,05. Uji t berpengaruh signifikan apabila hasil perhitungan thitunglebih besar dari ttabel (thitung> ttabel) atau probabilitas kesalahan lebih kecil dari 5% (p < 0,05). Selanjutnya akan dicari nilai koefisien determinasi parsial ( Ѓ ) untuk mengetahui pengaruh variable pengaruh variable bebas (X) secara parsial terhadap variable tidak bebas (Y). PEMBAHASAN Penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan perawat dengan kinerja perawat diperoleh nilai signifikansi p=0,001 yang menunjukkan bahwa korelasi antara kemampuan perawat dan kinerja adalah bermakna. Nilai korelasi pearson sebesar 0,432 menunjukkan korelasi positif dengan kekuatan korelasi/hubungan sedang. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Wahyudi (2010) bahwa kemampuan perawat memiliki penganruh yang signifikan terhadap kinerja. Kemampuan kerja perawat dalam pemberian asuhan keperawatan pada dasarnya adalah bagaimana perawat memberikan pelayanan kepada klien dengan didasari keterampilan, intelektualitas, teknikal, interpersonal dan etik dalam bentuk asuhan keperawatan dengan kemampuan manajerial asuhan yang baik. Hubungan antara sikap dan kepribadian dengan kinerja perawat pelaksana. Hasil uji korelasi Pearson antara sikap dan kepribadian dengan kinerja perawat diperoleh nilai signifikanasi p=0,944. Hal ini menunjukkan bahwa korelasi antara sikap dan kepribadian dengan kinerja perawat adalah tidak bermakna. Nilai korelasi Pearson sebesar 0,010, menunjukkan arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi sangat lemah. Artinya semakin besar nilai variabel sikap dan kepribadian tidak akan terlalu mempengaruhi variabel kinerja perawat. Hasil ini menunjukkan ketidak sesuaian dengan sebagian besar beberapa sumber kepustakaan. Gibson (1987) menyebutkan bahwa sikap adalah determinan prilaku, sebab sikap berkaitan dengan persepsi, kepribadian dan motivasi. Sebuah sikap adalah perasaan positif atau negatif atau keadaan netral yang disiapkan, dipelajari dan diatur melalui pengalaman untuk memberikan pengaruh khusus pada respon seseorang, terhadap orang, obyek dan keadaan. Walaupun demikian ada beberapa hal yang kemungkinan dapat mempengaruhi hasil penelitian adalah (1) Adanya variabel karakteristik individu (umur, jenis kelamin, masa kerja dan tingkat pendidikan) yang berbeda dan tidak diukur sehingga dapat memberikan gambaran dan penafsiran yang berbeda pada masing-masing responden. Dari beberapa penelitian terhadap karakteristik individu, didapatkan bahwa karakteristik individu ini memiliki pengaruh terhadap kinerja, meskipun pengaruh yang diberikan saling bergantung
dengan subvariabel-subvariabel lainnya, (2) Teknik penilaian kinerja hanya dilakukan dari satu sisi, yaitu perawat pelaksana. Idealnya penilaian kinerja dilakukan dari empat sisi yaitu dari diri sendiri, dari rekan kerja, dari atasan dan dari bawahan (360 degree assesment). Sebab data kumilatif dari penilaian dari sisis-sisi yang berbedadiharapkan akan mengurangi kerancuan dan kesubyektifan penilai (Ilyas 1999). Hubungan antara motivasi dengan kinerja perawat pelaksana. Hasil uji korelasi Pearson antara motivasi dengan kinerja perawat diperoleh nilai signifikansi p=0,258. Yang menunjukkan bahwa korelasi antara motivasi dan kinerja tidak bermakna. Nilai korelasi Pearson sebesar 0,155 yang menunjukkan bahwa arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang sangat lemah. Dari uji korelasi ini dapat terlihat meskipun tidak ada korelasi yang bermakna namun kekuatan korelasi antara motivasi dan kinerja adalah positif meskipun lemah yang berarti bahwa peningkatan motivasi juga akan meningkatan kinerja meskipun sangat kecil. Beberapa penelitian memiliki kesesuaian dengan penelitian ini antara lain Winarni (2009) yang mendapatkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara motivasi dan kinerja perawat. Hal ini tidak sesuai dengan teori dari Gibson (1987) yang menyatakan bahwa subvariabel motivasi merupakan variabel yang mempengaruhi prilaku individu dan kinerjanya (Ilyas 1999). Menurut Aditama dalam Baidoeri (2003) kurangnya motivasi perawat dan juga hasil kerjanya mungkin didasari kurang puasnya perawat tersebut pada pekerjaan dan hasil terkait. Menurut Hasibuan (2001) motivasi kerja adalah pemberian daya gerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terkoordinasi dengan segala daya dan upaya untuk mencapai kepuasan. Baidoeri (2003) juga mendukung pendapat tersebut yang mengatakan ada korelasi positif antara motivasi dan kinerja. Hubungan antara supervisi kepala ruangan dengan kinerja perawat pelaksana. Hasil uji korelasi Pearson antara persepsi supervisi kepala ruangan dengan kinerja perawat diperoleh nilai signifikansi p=0,351. Yang menunjukkan bahwa korelasi antara persepsi supervisi kepala ruangan dan kinerja tidak bermakna. Nilai korelasi Pearson sebesar 0,128 yang menunjukkan bahwa arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang sangat lemah. Tenaga perawat mempunyai kontribusi yang besar secara kapasitas da kualitas sistem pelayanan keperawatan dalam mewujudkan pelayanan prima. Oleh karena itu kepuasan perawat merupakan fokus utama perhatian manajemen agar mereka bisa bekerja efektif dalam organisasi. Dalam penelitian Sigit , (2009) dengan judul pengaruh fungsi pengarahan kepala ruangan dan ketua tim terhadap kepuasan kerja perawat pelaksana di RSUD Blambangan Banyuwangi, didapatkan bahwa kepuasan kerja perawat pelaksana yang mendapat
penngarahan dari kepala ruang dan ketua tim yang sudah memperoleh pelatihan, bimbingan dan pendampingan meningkat dibandingkan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana yang mendapat pengarahan dari kepala ruang atau ketua tim yang tidak dilatih. Sehingga dapat dimungkinkan bahwa perawat pelaksana rumah sakit Bhayangkara Tingkat IV kendari dalam mempersepsikan peran kepala ruangan dapat memberikan persepsi yang salah karena mendapatkan arahan dari kepala ruangan yang belum mendapatkan pelatihan dan bimbingan, sehingga memunculkan korelasi yang tidak signifikan antara persepsi supervisi kepala ruangan dengan kinerja perawat pelaksana. Berdasarkan hasil uji korelasi dari keempat variabel faktor individu
menunjukkan
bahwa variabel kemampuan perawat yang memiliki hubungan yang signifikan, sehingga dapat ditafsirkan bahwa peningkatan kemampuan perawat pelaksana di RS Bhayangkara Tingkat IV Kendari merupakan hal yang sangat mendasar dalam rangka meningkatkan kinerja pelayanan. Persamaan regresi diatas terdapat nilai B atau nilai kostanta sebesar 71,955. Hal ini menunjukkan bahwa jika variable independent seluruhnya dianggap bernilai 0, maka prestasi kerja (Y) adalah sebesar 71,955. Aplikasi dari persamaan yang diperoleh adalah untuk memprediksi kinerja perawat. Selain itu persamaan regresi linear berganda diatas, terdapat nilai koefisien regresi variable bebas X adalah (+) positif. Nilai koefisien positif artinya apabila terjadi perubahan pada variable X, akan menyebabkan perubahan secara searah pada variable Y, begitupula sebaliknya. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa apabila kemampuan perawat, sikap dan kepribadian, motivasi serta hubungan dengan supervisi kepala ruang telah diterapkan, maka kinerja perawat pelaksana Rumah Sakit Bhayangkara TK.IV Kendari mengalami peningkatan. Besarnya pengaruh (kontribusi) variable bebas (X) secara bersama-sama terhadap variable tidak bebas (Y) dapat dilihat besarnya koefisien determinan ganda (R2). Nilai koefisien determinasi adalah diantara nol dan satu. Jika R2 yang diperoleh dari hasil hitungan adalah 0,609 (mendekati 1) , maka dapat dikatakan pengaruh variable bebas terhadap variable tidak bebas adalah sangat besar. hasil pengujian hipotesis penelitian menunjukkan bahwa kemampuan perawat, sikap dan kepribadian, motivasi serta supervisi kepala ruang berpengaruh positif terhadap kinerja perawat pelaksana Rumah Sakit Bhayangkara TK.IV Kendari dengan nilai kontribusi R2 sebesar 60.9%, , hal ini menjelaskan bahwa kinerja sangat ditentukan oleh kemampuan perawat, sikap dan kepribadian, motivasi serta supervisi kepala ruang. Pengaruh variable lain yang tidak diteliti hanya 39.1% .
KESIMPULAN DAN SARAN Terdapat korelasi positif dengan hubungan yang bermakna antara variabel kemampuan terhadap kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Bhayangkara Kendari Sedangkan untuk variabel sikap perawat, motivasi perawat dan supervisi kepala ruangan terdapat korelasi yang positif namun tidak memilki hubungnan yang bermakna Variabel yang berpengaruh dominan terhadap kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat IV Kendari adalah variabel kemampuan perawat. Sehingga Untuk meningkatkan kinerja perawat Pelaksana di Rumak Sakit Bhayangkara Tingkat IV Kendari maka disaran kepada manajemen untuk meningkatkan pemahaman perawat tentang profesi keperawatan dengan cara menumbuhkan nilai-nilai profesionalitas kepada setiap perawat pelaksana melalui supervisi dan komunikasi juga melalukan pendekatan dan lobi dengan unsur pimpinan Polri di tingkat daerah mengenai situasi dan kondisi keparawatan dan perencanaan peningkatan anggaran yang disesuaikan dengan kemampuan Rumah Sakit serta melakukan upaya-upaya peningkatan kemampuan kerja perawat melalui proses pendidikan yang berkualitas dan latihan-latihan fungsi secara berkala.membuat Perencanaan dan menyususun upaya peningkatan kesejahteraan perawat sesuai dengan kemampuan Rumah Sakit. DAFTAR PUSTAKA Baidoeri, Sitti. (2003). Hubungan Antara karakteristik Individu, Motivasi Kerja Perawat dan Kepala Ruangan Rawat inap dengan Kinerja Perawat di Ruang rawat Inap rumah Sakit Islam Asshobirin Tangerang Tahun 2003, fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Jakarta. Ghozali. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan program SPSS, Badan penerbit Universitas diponegoro, semarang. Gibson, J.L,et al. (1987), Organisasi: Perilaku - Struktur - Proses, (Jilid I, Edisi ke delapan), Adiarni, N (Alih Bahasa), Bina Rupa Aksara, Jakarta. 1996. Hasibuan, Melayu. (2001). Organisasi dan Motivasi. Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. Hiryani, Desi. (2010). Hubungan Motivasi dengan Kepuasan Kerja Sumber Daya Manusia Keperawatan di Rumah sakit Siaga Raya Jakarta Selatan Tahun 2010, Depok, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010. Ilyas Y, (1999). Kinerja Teori Penilaian dan Penelitian. Fekon UI, Jakarta.2000 Kartasasmita G, (2009). Teori, Organisasi dan Motivasi. Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. Mangkunegara, Andi Prabu. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Remaja Rosdakarya, Bandung. Notoadmojo, Soekidjo. (1997). Pengembangan Sumber Daya Manusia, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2009 Priyatno. (2010). Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis data Penelitian dengan SPSS, PT Yogyakarta Media Kom. Yogyakarta. Raharjo. (2013). Uji Validitas dan Reliabilitas, diperoleh dari http://raharjo.ppknunj.org Sigit Achmad. (2009). Pengaruh Fungsi Pengarahan Kepala Ruangan Dan Ketua Tim Terhadap Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana di RSUD Blambangan Banyuwangi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok.
Trisnantoro Laksono. (2009). Manajemen rumah sakit, Penerbit BPEE Yogtakarta, Yaogyakarta, 2009 Wahyudi Iwan. (2010). Hubungan Persepsi Perawat Tentang Profesi Keperawatan, Kemampuan dan motivasi Kerja Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana di RSUN dr. Slamet, Tesis FIK UI Jakarta. Winarni, Eni Dwi. (2009). Analisis Kinerja Perawat di Unit Rawat Inap Rumkitpolpus RS Sukanto, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok.
LAMPIRAN Tabel 1 Hubungan antara Kemampuan Perawat Pelaksana dengan Kinerja di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat IV Kendari tahun 2014 Variabel Kinerja jumlah (%) P Kemampuan perawat Value Baik (%) Kurang baik (%) Baik 22 75,9 7 24,1 29 100 Kurang 13 50,0 13 50,0 26 100 0,043 35 63,6 20 36,4 55 100 Total Tabel 2 Hubungan antara Motivasi Perawat Pelaksana dengan Kinerja di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat IV Kendari tahun 2014 Variabel Kinerja jumlah (%) P Sikap perawat Baik (%) Kurang baik (%) Value Baik 17 60,7 11 39,3 28 100 Kurang 18 66,7 9 33,3 27 100 0,430 35 63,6 20 36,4 55 100 Total Tabel 3 Hubungan antara Sikap Perawat Pelaksana dengan Kinerja di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat IV Kendari tahun 2014 Variabel Motivasi Kinerja Jumlah (%) P perawat Baik (%) Kurang baik (%) Value Baik 17 70,8 7 29,2 24 100 Kurang 18 58,1 13 41,9 31 100 0,245 35 63,6 20 36,6 55 100 Total Tabel 4 Hubungan antara Supervisi Kepala Ruangan dengan Kinerja di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat IV Kendari tahun 2014 Variabel Kinerja Jumlah (%) P Supervisi kepala ruang Baik (%) Kurang baik (%) Value Baik 23 65,7 12 34,3 35 100 Kurang 12 60,0 8 40,0 20 100 0,445 35 63,6 20 36,4 55 100 Total Tabel 5 Hasil Uji Korelasi Pearson Variabel Regresi Kemampuan Perawat Sikap Motivasi Supervisi Kepala Ruangan
Korelasi (r) 0,432 0,010 0,155 0,128
Signifikansi (2-tailed) 0,001 0,944 0,258 0,351
N 55 55 55 55