Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 3 No. 2, Juli 2017 : 1-75
HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT BHAYANGKARA PALU Abd Rahman1, Lusia Salmawati2, Ignasius Putu Suatama1* 1,
Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatan 2, Bagian Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatan Universitas Tadulako, Jl. Soekarno Hatta KM 9, Palu, 94116, Indonesia * E-mail:
[email protected]
ABSTRAK Kinerja adalah usaha yang dilakukan dari hasil yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai moral dan etika. Perawat mempunyai risiko yang sangat tinggi terkena stres, karena perawat memiliki tugas dan tanggung jawab yang sangat tinggi terhadap keselamatan nyawa manusia. Faktor-faktor penyebab stres kerja pada perawat yaitu lingkungan kerja fisik, peran individu dalam organisasi dan hubungan kerja yang akan mempengaruhi kinerja. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian cross sectional. Jumlah populasi yaitu 37 perawat dan keseluruhan perawat dijadikan sebagai responden (total sampling). Variabel yang menunjukkan adanya hubungan antara stres kerja dengan kinerja perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Bhayangkara Palu adalah lingkungan kerja fisik (p=0,029), peran individu dalam organisasi (p=0,007). Variabel yang menunjukkan tidak adanya hubungan stres kerja dengan kinerja perawat adalah variabel hubungan kerja (p= 0.0634). Diharapkan kepada pihak rumah sakit agar lebih memperhatikan kebutuhan serta kenyamanan perawat dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di rumah sakit. Kata Kunci: Stres Kerja, Kinerja Perawat, Ruang Rawat Inap
ABSTRACT
Performance is the work done on the results that can be achieved by a person or group of people within an organization in accordance with the authority and responsibilities in order to achieve the objectives of the organization in question legally, does not violate the law and the corresponding moral and ethical. The nursing profession has a very high risk exposed to stress, because nurses have a duty and the responsibility is very high on the safety of human life. Factors that cause job stress in nurses, namely the physical work environment, the role of individuals in the organization and working relationships that will affect the performance. This type of research is a cross-sectional study. The population are 37 nurses and total nurses serve as the respondents (total sampling). Variables that showed a link between work stress and the performance of nurses at inpatient room Bhayangkara Hospital Palu are physical work environment (p=0.029), the role of individuals in the organization (p=0.007). Variables that showed no correlation with the performance of the nurse’s work stress is variable working relationship (p=0.0634). It is expected that the hospital in order to further pay attention to the needs and comfort of nurses in the execution of daily tasks in the hospital. Keywords: Job Stress, Nurse’s Performance, Inpatient Room
Healthy Tadulako Journal (Abd Rahman, Lusia Salmawati, Ignasius: 64-68)
64
Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 3 No. 2, Juli 2017 : 1-75
PENDAHULUAN Profesi perawat mempunyai risiko yang sangat tinggi terkena stres, karena perawat memiliki tugas dan tanggung jawab yang sangat tinggi terhadap keselamatan nyawa manusia. Masalah-masalah yang sering dihadapi perawat diantaranya: meingkatnya stres kerja karena dipacu harus selalu maksimal dalam melayani pasien. Orang yang terkena stres kerja (dengan catatan, tidak dapat menanggulanginya) cenderung tidak produktif, secara tidak sadar malah menunjukan kebodohannya, malas-malasan, tidak efektif dan efisien dan berbagai sikap yang dapat merugikan organisasi [1]. Kinerja adalah usaha yang dilakukan dari hasil yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai moral dan etika [2]. Dari data yang penulis dapatkan penulis kemudian membagikan kuisioner kepada 19 perawat di RS Bhayangkara kota Palu. Dari 19 kuisioner yang dibagikan 12 perawat menyatakan bahwa mereka mengalami ketidaknyamanan dalam bekerja, hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor. Kondisi fisik di lingkungan tempat kerja yang tidak nyaman, hal ini didukung oleh teori Munandar (2008), lingkungan kerja yang bersih akan membuat perawat bekerja dengan senang dan lebih bersemangat kemudia sebaliknaya jika lingkungan kerja kotor maka akan membuat perawat bekerja dengan tidak nyaman dan tidak bersemangat yang akan menimbulkan penurunan kinerja perawat. Beban perawat tidak sesuai dengan kemampuan yang ia miliki. Hal ini didukung oleh teori National Institute of Occupational Safety and Health (2006), beban kerja baik fisik maupun mental harus disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas kerja
para perawat yang bersangkutan dengan menghindari adanya beban berlebih sehingga dapat menimbulkan stres pada perawat. Perawat merasa bingung terhadap pekerjaan yang harus dikerjakan terlebih dahulu dikarenakan terlalu banyak pekerjaan yang harus diselesaikan, bahkan perawat merasa bahwa kebutuhan mereka akan kesuksesan dan penghargaan dalam pekerjaannya belum terpenuhi. Hal ini juga didukung oleh National Institute of Occupational Safety and Health (2006), setiap perawat harus diberikan kesempatan untuk mengembangkan karier, mendapatkan promosi dan pengembangan kemampuan dan keahlian. Berdasarkan permasalah yang ada di Rumah Sakit Bhayangkara kota Palu, maka penulis tertarik untuk meneliti hubungan antara stres kerja dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Bhayangkara Kota Palu.
BAHAN DAN CARA Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Agustus-September 2016. Lokasi penelitian dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara Palu. Pengambilan sampel menggunakan metode nonprobability sampling. Pengambilan sampel dilakukan secara total sampling dimana besar sampel dalam penelitian ini sebanyak 37 perawat.
HASIL Hubungan
Lingkungan
Kerja
Fisik dengan Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Bhayangkara Palu Lingkungan kerja fisik perawat yang mengalami stres kinerja kurang sebanyak 63,2% dan kinerja baik
Healthy Tadulako Journal (Abd Rahman, Lusia Salmawati, Ignasius: 64-68)
65
Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 3 No. 2, Juli 2017 : 1-75
sebanyak 36,8%. Lingkungan kerja
sebanyak 13,3% dan kinerja baik
fisik perawat yang tidak mengalami
sebanyak 86,7% dan didapatkan nilai
stres kinerja kurang sebanyak 22,2%
p= 0,007.
dan kinerja baik sebanyak 77,8% dan
Hubungan
didapatkan nilai p= 0,029.
Hubungan
Kerja
dengan Kinerja Perawat di Ruang
Hubungan Peran Individu dalam
Rawat
Organisasi dengan Kinerja Perawat di
Inap
Rumah
Sakit
Bhayangkara Palu Hubungan kerja perawat yang
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
mengalami
Bhayangkara Palu
stres
kinerja
Peran individu dalam organisasi
sebanyak
60%
perawat yang mengalami stres kinerja
sebanyak
40%.
kurang sebanyak 63,6% dan kinerja
perawat yang tidak mengalami stres
baik sebanyak 36,4%. Peran individu
kinerja kurang sebanyak 40,6% dan
dalam organisasi perawat yang tidak
kinerja baik sebanyak 59,4% dan
mengalami
didapatkan nilai p= 0,634
stres
kinerja
kurang
dan
kurang
kinerja
Hubungan
baik kerja
. Tabel 1 Hubungan Stres Kerja dengan Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Bhayangkara Palu Kinerja Stres Kerja
Kurang Baik
Total
Baik
N
%
N
%
Stres
12
63,2
7
36,8
Tidak Stres
4
22,2
14
77,8
18
Stres
14
63,6
8
36,4
22
Tidak Stres
2
13,3
13
86,7
15
Stres
3
60
2
40
5
Tidak Stres
13
40,6
19
59,4
32
Ρ
Lingkungan Kerja Fisik 19
0,029
Peran Individu dalam Organisasi 0,007
Hubungan Kerja
Healthy Tadulako Journal (Abd Rahman, Lusia Salmawati, Ignasius: 64-68)
0,634
66
Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 3 No. 2, Juli 2017 : 1-75
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil yang didapatkan dari 3 variabel terdapat 2 variabel yang berhubungan dengan kinerja perawat yaitu lingkungan kerja fisik dan peran individu dalam organisasi. Lingkungan kerja adalah keseluruhan sarana dan prasarana kerja yang ada di sekitar perawat yang sedang melakukan pekerjaan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan. Lingkungan kerja ini meliputi tempat bekerja, fasilitas dana alat bantu pekerjaan, kebersihan, pencahayaan, ketenangan[3]. Penelitian Salwa, menyatakan lingkungan kerja fisik memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap peningkatan kinerja karyawan pada suatu perusahaan sehingga mendukung perusahaan dalam mencapai tujuannya[4]. Penelitian sebelumnya juga menjelaskan bahwa lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan dikarenakan lingkungan kerja berada paling dekat dengan karyawan dalam melaksanakan pekerjaan. Distribusi cahaya yang cukup, pemeliharaan warna dinding yang tepat, sirkulasi udara yang sesuai dengan ruangan juga memberikan pengaruh terhadap kinerja[5]. Namun, pada penelitian Ernawati, menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara lingkungan kerja fisik dengan kinerja pegawai di kantor BKD Kabupaten Karanganyer[6]. Peran individu dalam organisasi, Manusia adalah salah satu dimensi penting dalam organisasi. Kinerja organisasi sangat tergantung pada kinerja individu yang ada di dalamnya. Seluruh pekerjaan dalam organisasi itu, para anggotalah yang menentukan keberhasilannya. Sehingga berbagai upaya meningkatkan produktivitas organisasi harus dimulai dari perbaikan produktivitas anggota. Oleh karena itu, pemahaman tentang perilaku organisasi
menjadi sangat penting dalam rangka meningkatkan kinerjanya[7]. Penelitian ini di dukung oleh penelitian Karambut, menyatakan profesi perawat mempunyai risiko yang sangat tinggi terkena stres, orang yang terkena stres kerja cenderung kurang produktif, malas-malasan bekerja tidak efektif dan efisien serta melakukan berbagai sikap yang dapat merugikan organisasi[8]. Variabel yang tidak berhubungan yaitu variabel hubungan kerja dengan kinerja perawat, hubungan kerja Hubungan kerja merupakan hubungan kerjasama antara semua pihak yang berada dalam proses produksi di suatu tempat[10]. Hubungan kerja yang terjalin diantara semua pihak yang ada di perusahaan sudah tentu hubungan kerja yang bertujuan untuk memajukan perusahaan. Kerja sama yang terjalin diantara rekan kerja bisa berupa kerja sama tim yang mana merupakan perkumpulan dari berbagai macam pola pikir karyawan menjadi satu sehingga terdapat pemahaman yang berbeda. Karyawan yang berasa dari usia dan demografi yang berbeda sudah tentu akan menimbulkan perbedaan pendapat dan berujung pada konflik yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan[9]. Pada penelitian Tajvar menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara hubungan kerja dengan kejadian stres pada perawat[10].
KESIMPULAN DAN SARAN Adapun kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada dua variabel yang memiliki hubungan dengan kinerja yaitu lingkungan kerja fisik dan peran individu dalam organisasi, sedangkan yang tidak memiliki hubungan yaitu variabel hubungan kerja Adapun saran yang dapat diberikan pada penelitian ini yaitu Diharapkan kepada pihak rumah sakit agar lebih memperhatikan kebutuhan serta kenyamanan perawat dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di rumah sakit.
Healthy Tadulako Journal (Abd Rahman, Lusia Salmawati, Ignasius: 64-68)
67
Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 3 No. 2, Juli 2017 : 1-75
Fisik dan Non Fisik terhadap UCAPAN TERIMA KASIH Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada bapak Kompol dr Judy Darmawan, M.Kes selaku Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Palu dan seluruh Kepala Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Bhayangkara Palu.
Kinerja 6.
Pegawai dengan Motivasi Kerja sebagai
Variabel
Moderating.
Jurnal Ekonomi 2010, 10 (2). 7.
Tarwaka. 2011. Ergonomi Industri. Harapan Press Solo. Surakarta.
8.
Karambut, 2012. Analisis pengaruh
Hendarwati, M, 2015. Hubungan
dan kepuasan kerja hal komitmen
Antara Tingkat Stres Kerja Perawat
organisasional. Fakultas ekonomi
dengan Kinerja Perawat di Rumah
dan bisnis. Universitas Brawijaya,
Sakit Marga Husada Wonogiri.
Malang. 9.
Rivai, Veitsal. 2008. Manajemen
Kusuma Husada. Surakarta.
Sumber
Sutrisno, Edi. 2011. Manajemen
Perusahaan dari Teori ke Praktek.
Sumber Daya Manusia. Prenadal
PT. Rajagravindo Persada. Jakarta.
Daya
Manusia
untuk
10. Tajvar A, Gebraeil Nasl Saraji, Adam.
2012.
Amin Ghanbarnejad, et al. 2013.
Lingkungan
Kerja
Occupational stress and mental
Aktivis pada
health among nurses in a medical
Lembaga Swadaya Masyarakat di
intensive care unit of a general
Kota Banda Aceh. Jurnal Ilmu
hospital in Bandar Abbas in 2013.
Manajemen. 2012 1(1).
Electronic Physician Volume: 7,
Salwa,
Nazir,
Pengaruh
terhadap Kinerja
5.
2010.
kecerdasan Emosional, Stres kerja
Media: Jakarta. 4.
Ambarini.
Malang
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan 3.
Ernawati
Lingkungan Kerja terhadap Kinerja
organisasional. Fakultas ekonomi
2.
Jurnal
Pengaruh Hubungan Kerja dan
kecerdasan Emosional, Stres kerja
dan bisnis. Universitas Brawijaya,
.
Administrasi Bisnis.2014, 8(2).
DAFTAR PUSTAKA 1. Karambut, 2012. Analisis pengaruh dan kepuasan kerja hal komitmen
Karyawan
Norianggono,
Hamid,
Ruhana.
2014. Pengaruh Lingkungan Kerja
Issue: 3, Pages: 1108-1113, DOI: 10.14661/2015.1108-1113.
Healthy Tadulako Journal (Abd Rahman, Lusia Salmawati, Ignasius: 64-68)
68
Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 3 No. 2, Juli 2017 : 1-75
Healthy Tadulako Journal (Abd Rahman, Lusia Salmawati, Ignasius: 64-68)
69