FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPUTUSAN MEMBELI MAJALAH ELSHINTA
BENIKO KUSUMAGIRI
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Faktor-faktor yang Memengaruhi Keputusan Membeli Majalah Elshinta adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang telah diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir tesis ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Maret
Beniko Kusumagiri NIM P054124165
* Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerjasama dengan pihak luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerjasama yang terkait
RINGKASAN BENIKO KUSUMAGIRI. Faktor-faktor yang Memengaruhi Keputusan Membeli Majalah Elshinta. Dibimbing oleh NORA H. PANDJAITAN dan ANGGRAINI SUKMAWATI. Di Indonesia, terdapat banyak majalah yang membahas dunia kewirausahaan dan bisnis Usaha Kecil Menengah (UKM) seperti majalah Elshinta, Ide Bisnis, Bisnis UKM, UKM Indonesia, Majalah Digital Bisnis UKM, Majalah Usaha Mikro dan Kecil Menengah (UMKM), dan Tabloid Info Business Opportunity Indonesia. Kehadiran majalah-majalah itu menunjukkan bahwa pemberitaan mengenai aktivitas UKM dianggap menarik dan diminati oleh para pembaca. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang memengaruhi keputusan membeli majalah Elshinta serta menganalisis faktor utama yang berpengaruh dalam pembelian majalah Elshinta. Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kuantitatif, dengan pengambilan contoh teknik simple random. Kerangka contoh yang digunakan adalah seluruh pembaca majalah Elshinta. Pembaca yang aktif dan terdaftar dalam database penerbit sejumlah 1.500 orang dan terpilih 100 responden yang diminta pendapatnya melalui kuesioner. Analisis data menggunakan regresi linear berganda. Berdasarkan hasil analisis regresi linear sederhana yang diuji dengan uji t didapatkan bahwa harga, mutu produk, bauran promosi dan citra merek berpengaruh nyata dan positif secara parsial terhadap keputusan membeli majalah Elshinta. Dengan uji F didapatkan bahwa harga, mutu produk, bauran promosi, dan citra merk perusahaan secara bersama-sama (simultan) dianggap penting dan berpengaruh nyata dalam meningkatkan keputusan membeli majalah Elshinta. Dari hasil analisis pengujian dengan menggunakan SPSS didapatkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel mutu produk, bauran promosi, dan citra merk terhadap keputusan membeli majalah Elshinta. Konten kewirausahaan pada majalah Elshinta adalah rubrik yang sangat direkomendasikan bagi pengusaha pemula dalam mencari peluang bisnis dan referensi bisnis dari tokoh-tokoh kewirausahaan. Untuk itu majalah Elshinta terus berusaha menampilkan usaha-usaha yang sedang menjadi topik pembicaraan di masyarakat. Untuk lebih meningkatkan penjualan majalah Elshinta perlu bekerjasama dengan instansi pendidikan dan atau universitas, terutama untuk materi kewirausahaannya sehingga para siswa ataupun mahasiswa memiliki gambaran nyata mengenai kewirausahaan. Majalah Elshinta perlu mempertahankan penerapan strategi product, price, place dan promotion (4P). Kata kunci: keputusan membeli, majalah Elshinta, rubrik kewirausahaan, strategi 4P
SUMMARY
BENIKO KUSUMAGIRI. Factors that Affect the Decision to Purchase the Elshinta Magazine. Supervised by NORA H. PANDJAITAN and ANGGRAINI SUKMAWATI. In Indonesia, there are numerous magazines that discuss entrepreneurship and small and medium enterprises (SMEs) such as Elshinta magazine, Ide Bisnis, Bisnis UKM, UKM Indonesia, Majalah Digital Bisnis UKM, Majalah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), and Tabloid Info Business Opportunity Indonesia. The presence of these magazines indicates that the activities of SMEs are considered interesting and favored by the readers. The objective of this research were to analyze the internal and external factors which affect the decision to purchase the Elshinta magazine and to analyze major factors that affect the decision in purchasing the Elshinta magazine. This research applied descriptive-quantitative approach and using simple random methode. The samples of this research were all the Elshinta magazine readers. Totally active readers which were registered in the publisher’s database were , persons and 100 persons were choosed to fill in the questioners. The data collected was analyzed by multiple linear regression. The results of the simple linear regression analysis using t-test showed that the effects of the price, product quality, promotion mix and brand image were real and positive partially to the decision to purchase the Elshinta magazine. The results of F-test showed that price, product quality, promotion mix and company’s brand image were simultaneously significant and had real affects in increasing the decision in purchasing the Elshinta magazine. The results of the test analysis by using the SPSS showed that there was positive and significant affects of variables i.e product quality, promotion mix and brand image on the decision to purchase the Elshinta magazine. The entrepreneurship topics in the Elshinta magazine were highly recommended rubrics for young entrepreneurs in exploring business opportunities and references from top entrepreneurs. The Elshinta magazine should try continuously to present hot issue on businesses in the community. In order to boost the sales of the Elshinta magazine, the company needed to establish cooperation with educational institutions and/or universities, particularly on entrepreneurship topics so students can understand real condition of entrepreneurship. The Elshinta magazine needs to maintain the application of product, price, place dan promotion (4P) strategy. Key words: decision to purchase, Elshinta magazine, entrepreneurship rubric, 4P strategy
© Hak Cipta milik IPB, tahun 201 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPUTUSAN MEMBELI MAJALAH ELSHINTA
BENIKO KUSUMAGIRI
Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesional pada Program Studi Industri Kecil Menengah
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Prof Dr Ir H Musa Hubeis, MS Dipl.Ing DEA
Judul Tesis Nama NIM
: Faktor-faktor yang Memengaruhi Keputusan Membeli Majalah Elshinta : Beniko Kusumagiri : P054124165
Disetujui oleh Komisi Pembimbing
Dr Ir Nora H. Pandjaitan, DEA Ketua
Dr Ir Anggraini Sukmawati, MM Anggota
Diketahui oleh
Ketua Program Studi Industri Kecil Menengah
Dekan Sekolah Pascasarjana
Prof Dr Ir H Musa Hubeis, MS Dipl.Ing DEA
Dr Ir Dahrul Syah, MSc.Agr
Tanggal Ujian: 26 Maret 2016
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT atas segala karunianya, sehingga Tesis yang berjudul Faktor-faktor yang Memengaruhi Keputusan Membeli Majalah Elshinta dapat diselesaikan. Dalam penyusunan kajian ini, telah diperoleh bantuan dari berbagai pihak Untuk itu disampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr Ir Nora H. Pandjaitan, DEA, selaku ketua komisi pembimbing, Dr Ir Anggraini Sukmawati, MM, selaku anggota komisi pembimbing, dan Prof Dr Ir H. Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing, DEA selaku dosen penguji luar komisi pembimbing yang telah memberikan arahan, kritikan, saran, semangat dan bimbingannya selama penyusunan tesis. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada keluarga dan sahabat tercinta atas doa dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi yang membaca dan menggunakan tesis ini sebagai acuan dan referensi untuk dunia usaha. Disadari bahwa kajian ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan yang ada, maka kritik dan saran perbaikan sangat diharapkan untuk penulisan selanjutnya. Semoga Allah SWT selalu memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, Amin.
Bogor, Maret Beniko Kusumagiri
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian TINJAUAN PUSTAKA Media Cetak Perilaku Konsumen Bauran Pemasaran Penelitian yang Relevan METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Pengumpulan Data Pengolahan dan Analisis Data Aspek Kajian HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Faktor Internal dan Eksternal Faktor yang Berpengaruh dalam Pembelian Majalah Elshinta Implikasi Manajerial KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL .
Uji reliabilitas variabel
DAFTAR GAMBAR .
Proses pengambilan keputusan pembelian Tahapan penelitian Responden berdasarkan usia Responden berdasarkan pekerjaan
DAFTAR LAMPIRAN . . . . . . . .
Hasil uji validitas Hasil uji asumsi klasik multikolinearitas Hasil regresi Hasil regresi harga, mutu produk, bauran promosi, citra merk, terhadap keputusan membeli Hasil uji F Hasil koefisien determinasi Rekap hasil kuesioner Rekap jawaban kuesioner deskriptif (pengelola majalah)
PENDAHULUAN
Latar Belakang Para pengusaha merasa diuntungkan dengan mendirikan perusahaan yang bergerak di bidang media massa. Perusahaan media massa adalah usaha yang akan selalu dibutuhkan masyarakat sepanjang masa, karena manusia selalu membutuhkan informasi. Hal ini selaras dengan penelitian Suprapto (2009), yang menyatakan bahwa media massa memiliki peran penting dalam perkembangan masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya stasiun televisi, radio, dan perusahaan media cetak, baik berupa surat kabar maupun majalah. Selain daripada itu, akses masyarakat terhadap informasi juga semakin mudah dengan tersedianya fasilitas internet. Namun, sampai saat ini media cetak masih menjadi salah satu sumber informasi yang disukai masyarakat meskipun akses melalui internet jauh lebih mudah dan murah (Suprapto 2009). Media massa cetak dalam bentuk majalah telah lama dikenal masyarakat. Majalah merupakan sarana komunikasi yang dapat dimanfaatkan untuk memberikan informasi selengkap dan semenarik mungkin. Informasi yang terdapat pada majalah dikemas sedemikian rupa dalam aneka bentuk seperti liputan berita, liputan khusus, features, dan iklan sehingga menjadi menarik. Saat ini spesialisasi majalah dapat dengan mudah dijumpai. Majalah bisnis, majalah musik, majalah remaja, majalah otomotif, dan majalah yang khusus mengangkat tentang kewirausahaan dan bisnis Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan salah satu contoh, yang semuanya mempunyai misi sesuai dengan target pembaca . yang diinginkan (Lestari Di Indonesia, majalah yang menyajikan dunia kewirausahaan dan bisnis UKM adalah Majalah Elshinta, Ide Bisnis, Bisnis UKM, UKM Indonesia, Majalah Digital Bisnis UKM, Majalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), dan Tabloid Info Business Opportunity Indonesia. Hadirnya beberapa majalah yang khusus mengangkat dunia kewirausahaan dan bisnis UKM ini mengisyaratkan potensi UKM Indonesia yang besar. Meski demikian aktivitas kewirausahaan, terutama yang di daerah, cenderung masih mengalami banyak hambatan antara lain dalam hal permodalan, jaringan pemasaran, penguasaan teknologi informasi, manajemen, standarisasi produk, dan mutu sumber daya manusia (Lestari . Persaingan industri majalah di Indonesia sungguh sangat ketat dan perkembangan majalah seperti yang dikatakan oleh Bonneff (1976) seperti jamur di musim hujan. Para pelaku bisnis dituntut untuk lebih cermat dalam melakukan strategi pemasaran dalam upaya untuk mempertahankan bisnisnya. Untuk itu perusahaan harus melakukan inovasi strategi pemasaran yang tepat untuk merebut pasar yang semakin dibanjiri oleh begitu banyak produk. Menurut Shane dan Venkatarman (2000), aktivitas kewirausahaan ini sebagai suatu proses dimana semangat, sikap, kemampuan, perilaku dan wujud tindakan yang dilakukan oleh pengusaha atau calon pengusaha, merupakan rangkaian yang saling memengaruhi dan bersifat sekuensial. Hingga saat ini, kajian mengenai perilaku konsumen telah menjadi fokus dari banyak peneliti di
bidang manajemen, khususnya pemasaran. Tujuannya hanya satu, yaitu mengidentifikasi faktor paling utama yang berpengaruh terhadap pola perilaku konsumen, dan kemudian akan memberikan tujuan berupa optimisasi penjualan melalui faktor tersebut. Hartono et al. melakukan penelitian tentang perilaku konsumen pada pembelian bakso di Malang. Dengan menggunakan 120 konsumen yang dipilih berdasarkan accidental sampling, didapatkan bahwa faktor yang memberikan pengaruh nyata dan positif yang paling kuat adalah faktor harga, lingkungan, dan referensi dari pihak ketiga. Noviyarto (2010) melakukan penelitian perilaku konsumen pada paket data unlimited internet code division multiple acces (CDMA) di Jakarta. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa faktor psikologis merupakan penentu utama dari keputusan pembelian pada paket data ini. Faktor psikologi yang dimaksudkan adalah motivasi, pandangan, kemauan belajar, hingga kepercayaan. Kotler et al. (2002) menyatakan bahwa perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis. Menurut Ritawati et al. perilaku konsumen dalam pembelian air minum mineral dipengaruhi secara bersama-sama dan bermakna oleh faktor pendidikan, penghasilan, harga, mutu, layanan dan promosi. Di sisi lain, harga juga masih menjadi faktor utama dari keputusan untuk membeli produk susu kental manis coklat Indomilk pada konsumen di Jakarta (Mulyana dan Syarif . Dari beberapa hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa ada dua faktor yang cukup dominan dalam kajian perilaku konsumen. Faktor yang pertama adalah faktor harga dan yang kedua adalah faktor psikologis (turunannya adalah spesifikasi dari produk tersebut). Setiap perusahaan media massa perlu melakukan strategi pemasaran, agar produknya diterima masyarakat. Pada media massa berupa majalah, terdapat beberapa faktor seperti nama, tampilan visual, produk dan harga. Untuk itu redaksi dan manajer pemasaran berjuang, agar majalahnya mendapat perhatian dari para pembacanya. Tujuan pemasaran memengaruhi keyakinan dan citra masyarakat untuk menjadi pembeli potensial. Ini hanya bisa terjadi jika perusahaan mengenal stakeholder dan kelompok sasaran dengan baik. Majalah sebagai media massa berguna menyebarkan informasi tentang suatu peristiwa atau kejadian yang sedang menjadi topik hangat bulanan. Sebagai majalah yang berfokus pada kewirausahaan, redaksi majalah Elshinta berusaha membawa perubahan berarti dalam kehidupan dunia bisnis kewirausahaan dengan membahas sistem bisnis, pemerintahan, pendidikan, hubungan sosial dan marketing bisnis. Saat ini semakin banyaknya orang yang mencari majalah melalui internet daripada membeli majalah. Hal ini dimungkinkan, karena perkembangan majalah atau surat kabar semakin banyak dan terbukti dalam hal kemampuan menyajikan majalah-majalah aktual. Media semakin berkembang seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia akan informasi. Sebagai salah satu majalah yang selalu memberikan informasi baru kepada masyarakat, majalah Elshinta tetap melakukan optimisasi pelayanan berupa rubrik bermutu kepada masyarakat. Isi rubrik pada majalah mendapat perhatian khusus dari manajemen Elshinta. Berkembangnya persaingan dunia usaha yang menghasilkan begitu banyak usaha skala kecil dan menengah menjadi sumber informasi bagi majalah Elshinta
dalam menyediakan rubrik yang menarik dan up to date bagi masyarakat. Lahirnya usahawan/wati yang baru meningkatkan kebutuhan informasi berkala yang dibutuhkan untuk terus menambah wawasan pembaca mengenai aspek kewirausahaan. Hal ini kemudian menjadi tantangan tersendiri bagi majalah Elshinta. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Faktor internal dan eksternal apa saja yang memengaruhi keputusan membeli majalah Elshinta? 2. Faktor utama apa yang berpengaruh dalam pembelian majalah Elshinta? Tujuan Penelitian
1. 2.
Tujuan penelitian sebagai berikut: Menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang memengaruhi keputusan membeli majalah Elshinta. Menganalisis faktor utama yang berpengaruh dalam pembelian majalah Elshinta. Manfaat Penelitian
1.
2.
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat, yaitu: Bagi pengusaha yang bergerak dalam industri media, sebagai informasi yang dapat digunakan dalam pengambilan kebijakan untuk mencapai target yang diinginkan. Bagi pemerintah, terutama departemen terkait, sebagai salah satu dasar pengambilan kebijakan dalam mendorong dunia kewirausahaan dan bisnis UKM di Indonesia.
TINJAUAN PUSTAKA Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan masalah atau menyoroti masalahnya. Kerangka teori yang relevan digunakan dalam penelitian ini mencakup teori perilaku konsumen dan beberapa determinan yang memengaruhi keputusan membeli seperti analisis pasar dan bauran pemasaran. Dijelaskan pula posisi majalah di antara media lainnya dan peran teknologi. Media Cetak Media didefinisikan sebagai publikasi dengan perizinan untuk menyebarluaskan dan membagikan informasi ke masyarakat atau kelompok tertentu. Media massa berarti kelompok ini bersifat masyarakat umum. Tidak seperti radio dan televisi yang disiarkan melalui teknologi, majalah merupakan media penyampaian informasi dan pesan, sebagai sarana menyebarkan dan mengekspresikan opini atau observasi, menyiarkan informasi mengenai pendidikan dan kerja, bisnis, sains, fashion, dan lifestyle, serta perkembangan situasi terkini di berbagai belahan dunia. Hal ini diakui oleh pendiri Kompas, Jakob Oetama, yang menilai perkembangan media cetak dengan tiga komponen (Oetama ), yaitu global, serentak, dan interaktif. Banyak pihak berebut untuk menciptakan inovasi-inovasi terbaru dan menggunakan berbagai fasilitas yang disediakan media cetak untuk memenuhi kebutuhannya atau sekedar untuk mengikuti tren yang sedang berlangsung. Media massa cetak memiliki kapasitas menawarkan informasi cetak dalam bentuk teks dan foto. Selain itu, media cetak juga memiliki keunggulan, terutama pembaca dapat membaca berulangkali. Bahkan pada beberapa media yang memiliki jaringan komunitas, dapat melibatkan partisipasi audiens ramai dalam upaya membangun pesan bersama dan memberi pengaruh kuat kepada sesama pembaca. Ada banyak alasan audiens untuk memilih dan menggunakan media massa cetak. Sejrup (2009) menyatakan konsumen media mempunyai kebebasan memutuskan bagaimana (lewat media apa) menggunakan media, serta bagaimana media mampu menumbuhkan rasa kegunaan dan kepuasan kepada para pembacanya. Pada audiens yang aktif, yang sengaja memilih dan menggunakan media untuk mencapai tujuan kebutuhan hidupnya, media telah dianggap sebagai alat penambah informasi. Audiens akan menggunakan media massa yang akan berguna bagi dirinya dan akan cenderung menghindari media yang kurang berguna bagi dirinya. Teori uses and gratifications ini memusatkan perhatiannya pada penggunaan media (uses) untuk medapatkan kepuasan (gratifications) atas kebutuhan audiens. Audiens dianggap memiliki tanggung jawab sendiri dalam mengadakan pemilihan terhadap media massa untuk mengetahui kebutuhannya, dan bagaimana cara memenuhinya (Sejrup . Implementasi dari teori uses and gratifications dalam penelitian ini, misalnya dapat dilihat dari seseorang atau sekelompok orang yang membaca rubrik-rubrik di media massa majalah. Audiens mungkin memiliki tujuan tertentu untuk mengumpulkan informasi yang
selengkap-lengkapnya agar tidak tertinggal dengan orang lain. Salah satu majalah yang berusaha menerapkan strategi ini ialah Majalah Elshinta. Majalah Elshinta berusaha mengangkat informasi kewirausahaan. Hal ini dilakukan dengan memenuhi kebutuhan kognitif dan pemahaman mengenai cara mengendalikan lingkungan bisnis dan mengatasi pesaingan. Majalah ini juga berusaha memenuhi tujuan integratif yaitu memenuhi kebutuhan pelanggan berkaitan dengan kewirausahaan dan manfaat bagi audience. Per definisi, majalah berasal dari kata magazine yang berarti storehouse atau gudang. Dikatakan gudang, karena majalah menampung segala jenis tulisan seperti: artikel, puisi, cerita pendek, sketsa, berita dan sebagainya dengan gaya penulisan feature. Pada abad 21 majalah mengalami kemajuan dengan ditandai semakin menarik isi majalah. Pada awal penerbitannya, majalah hanya berupa katalog dari buku-buku yang saat itu akan dijual. Lama-kelamaan sudah dilengkapi dengan essay, artikel dan ulasan yang sifatnya umum, serta ditujukan untuk umum. Pengertian majalah menurut Salim dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer adalah sebuah terbitan berkala yang isinya meliputi berbagai laporan jurnalistik, pandangan tentang topik aktual yang patut diketahui pembaca. Menurut waktu penerbitannya dapat dibedakan atas majalah bulanan, tengah bulanan, dan mingguan. Menurut pengkhususan isinya dibedakan atas majalah berita, majalah wanita, remaja, olah raga, sastra, dan ilmu pengetahuan. Meskipun majalah dan surat kabar sama-sama merupakan media cetak, namun majalah tetap dapat dibedakan dengan surat kabar karena majalah memiliki karakteristik sendiri, yaitu: a. Penyajian lebih dalam, artinya frekuensi terbit majalah pada umumnya adalah mingguan, dwi mingguan, atau bulanan. Berita-berita dalam majalah disajikan lebih lengkap, karena dibubuhi latar belakang peristiwa yang dikemukakan secara kronologis. b. Nilai aktual lebih lama, artinya apabila aktualitas surat kabar hanya berumur satu hari, maka nilai aktualitas majalah bisa satu minggu bahkan lebih. Konsumen tidak akan menganggap usang majalah yang terbit dua atau tiga hari yang lalu. Selain itu membaca majalah tidak akan tuntas dalam satu hari. c. Gambar atau foto lebih banyak, karena jumlah halaman majalah yang lebih banyak, maka selain penyajian beritanya yang mendalam, majalah juga menampilkan gambar atau foto yang lengkap, dengan ukuran kertas yang kadang berwarna, serta mutu kertas yang lebih baik daripada surat kabar. Foto-foto yang ditampilkan di majalah biasanya memiliki daya tarik tersendiri, apalagi bila foto tersebut sifatnya eksklusif. d. Cover (sampul) sebagai daya tarik, dalam hal ini cover atau sampul majalah merupakan daya tarik tersendiri selain foto. Cover ibarat pakaian dan aksesoris pada manusia. Cover majalah biasanya menggunakan kertas yang bagus dengan gambar dan warna yang menarik. Menarik tidaknya cover suatu majalah sangat bergantung pada tipe majalah dan konsistensi majalah tersebut dalam menampilkan ciri khasnya. Setiap majalah memiliki perbedaan orientasi baik dari sisi konten, pembaca sasaran, maupun periode penerbitan. Secara umum perbedaan ini nampak jelas dalam periodisitas terbit, mekanisme kerja dan sasaran pembaca. Biasanya media massa cetak bersifat periodik dan memiliki pembaca dengan latar belakang dan
kebutuhan berbeda. Selain itu golongan pembaca dan strata sosial juga ikut menentukan. Dari sisi fisik majalah, seringkali majalah memiliki sampul dan dijilid sesuai dengan visi misinya. Dari sisi isi redaksional, beberapa ahli menyatakan sebagai berikut: a. Lyons : Majalah harus memberikan sesuatu yang dapat dipertimbangkan oleh pembaca, menggerakkan imajinasi, bukan hanya memperluas pandangan, tetapi membimbing pembaca untuk mempertimbangkan hal-hal yang bisa menambah pengetahuan b. Wolseley : Isi redaksional majalah dimaksudkan untuk menimbulkan pengaruh lebih luas di kalangan pembaca (kecuali majalah berita yang jumlahnya tidak begitu banyak) c. Kurniawan : Majalah merupakan refleksi dari masyarakat atau keadaan jamannya, maka pembaca diharapkan mendapat gambaran utuh mengenai segala sesuatu. Informasi pada majalah disajikan berdasarkan fakta dan isi majalah harus sesuai dengan kebutuhan pembaca. Terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menerbitkan majalah (Romli dan Syamsul : 1) Tujuan penerbitan, termasuk latar belakang penerbitan; 2) Sasaran pembaca yang dituju, termasuk organisasi kemasyarakatan yang ada; 3) Taraf kehidupan ekonomi sasaran pembaca; 4) Taraf pendidikan sasaran pembaca, serta tingkat kebudayaan kelompok tersebut; 5) Saingan dari majalah lain yang sudah ada (bentuk dan isi redaksionalnya); 6) Rencana isi dan bentuk redaksional (erat kaitannya dengan sirkulasi, iklan, rencana peliputan, dan profil sasaran pembaca); 7) Sikap/profil pembaca pada garis besarnya, meliputi kebutuhan dan kebiasaan; 8) Rencana pembiayaan: Besarnya biaya yang dibutuhkan, batasan yang ada, bentuk majalah, proses penyebaran, proses penyusunan isi redaksional. Kekuatan majalah menurut Conrand ( , yaitu: (1) daya dan fakta yang diungkap lebih jelas, akurat, dan lengkap foto yang dimuat lebih beraneka ragam permainan warna (grafis) dimungkinkan; dan (4) iklan bisa dikerjakan lebih sempurna dibanding medium iklan lainnya. Kelemahan majalah, yaitu: (1) produksi tidak secepat surat kabar (untimeless) ada persaingan internal antara iklan dan isi redaksional dalam hal tempat pemuatan (dibanding surat kabar) mudah dan sering kali ditiru karena kesuksessannya; dan (4) keterbatasan sirkulasi karena keterbatasan majalah dari sisi pembaca, isi redaksional, pencetakan. Merton ( menyatakan penerbit dan penyiar mempunyai tanggung jawab kebudayaan. Bisnis mereka dibutuhkan masyarakat. Oleh karena itu media massa sebaiknya dapat memenuhi kebutuhan minimal masyarakat secara sistematis, sesuai dengan kemampuan media massa itu sendiri. Berdasarkan isi redaksional (Djuroto majalah dibedakan atas majalah berita, majalah pendapat/non berita, majalah berita dan pendapat/non berita. Berdasarkan sasaran pembaca, yaitu majalah umum (pengelola tidak menentukan golongan pembaca tertentu atau semua orang bisa menjadi audience), sedangkan majalah khusus (pengelola menentukan pembaca tertentu atau audience golongan tertentu). Majalah umum lamban dalam mengemukakan perubahan atau ide baru pada pembaca (Djuroto . Sirkulasi majalah umum luas, misal ditujukan pada
pembaca pria, wanita, dan anak-anak tanpa memandang umur, pendidikan, dan tingkat ekonomi yang dimiliki. Kebanyakan pembaca majalah umum adalah wanita, karena punya lebih banyak waktu untuk membaca, lebih senang membaca tulisan fiksi, dan jumlah majalah wanita lebih banyak dibanding majalah lainnya. Jenis majalah umum, antara lain: majalah hiburan, majalah berita, dan majalah foto. Majalah berita dan foto muncul karena pembaca membutuhkan publikasi yang disajikan dalam perspektif berbeda. Majalah khusus (sophisticated magazine) dengan isi redaksional tertentu/ khusus, ditujukan pada golongan pembaca tertentu yang memiliki tata cara kerja khusus/sophisticated. Ciri-cirinya: (a) fisik kurang menarik, karena jarang menggunakan warna; (b) ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pembaca berpendidikan dan mempunyai penghasilan cukup; (c) tersedia ruang cukup luas untuk menyajikan informasi khusus secara tuntas; (d) dalam jangka panjang lebih berpengaruh dibanding majalah umum; dan (e) sirkulasi terbatas (relatif kecil). Jenis majalah khusus, yaitu majalah bisnis, majalah perusahaan/lembaga, majalah pendidikan, majalah iptek, majalah agama, majalah remaja, majalah anak-anak dan lain-lain (tergantung kebutuhan pembaca) (Syamsul dan Romli Perilaku Konsumen Perilaku konsumen merupakan aspek kajian yang telah lama diamati oleh para peneliti untuk menentukan determinan apa yang berpengaruh baik dalam jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang. Beberapa ahli telah memberikan penjabaran terkait definisi dari perilaku konsumen itu sendiri. Zaltman dan Wallendorf (1979) bahwa perilaku konsumen adalah “acts, process, and social relationship exhibited by individuals, groups, and organizations in the obtainment, use of, and consequent experience with products, services, and other” resources. Leyden dan Link (1993) mendefinisikan bahwa perilaku konsumen adalah “decision process and physical activity individuals engage in when evaluating, acquiring, using, or disposing of good and services”. Di sisi lain, Schiffman dan Kanuk (2002) mendefinisikan bahwa perilaku konsumen sebagai“behavior that consumer display in searching for purchasing, using evaluating and disposing of product and services that they expect will satisfy their needs. Dari ketiga definisi ini, ada dua kata kunci yakni pertimbangan dan kepuasan diri. Dengan kata preferensi konsumen atas sebuah barang dan jasa dipengaruhi oleh beberapa hal penting. Menurut Mangkunegara (2002), ada beberapa model perilaku konsumen yang kini menjadi fokus seiring dengan semakin mendalamnya kajian pada aspek ini. Pertimbangan utama dari perilaku konsumen itu sendiri bertumpu pada tiga hal, yakni harga, mutu produk, dan bauran promosi. Namun secara detail oleh Shoham dan Dalakas ( disebutkan bahwa faktor utama yang memengaruhi keputusan pembelian adalah harga, lokasi, merek, produk (mutu), pilihan produk baru (subtitusi), dan kebiasaan dalam membeli, hingga pengaruh orang tua/keluarga. Menurut Kotler dan Amstrong ada beberapa proses dalam pengambilan keputusan pembelian. Proses tersebut antara lain adalah identifikasi produk, pencarian informasi produk, evaluasi alternatif, keputusan membeli dan
perilaku pasca pembelian, sebagaimana dijelaskan pada Gambar 1 (Kotler dan Amstrong
Gambar 1. Proses pengambilan keputusan pembelian Berdasarkan Gambar 1, proses pengambilan keputusan pembelian terdiri dari lima tahapan yaitu: 1. Pengenalan Masalah/Kebutuhan Proses pembelian dimulai saat pembeli mulai mengidentifikasi masalah atau kebutuhannya. Pengenalan kebutuhan adalah persepsi atas perbedaan keadaan yang diinginkan dengan situasi aktual yang memadai untuk menggugah dan mengaktifkan proses keputusan. Promotor perlu mengidentifikasi stimulus yang paling sering menimbulkan minat konsumen pada suatu produk tertentu. 2. Pencarian Informasi Aktivitas ini termotivasi dari pengetahuan yang tersimpan dalam ingatan atau perolehan informasi dari lingkungan. Beberapa pencarian informasi bergantung pada besar atau tidaknya motivasi yang ada, jumlah informasi yang dimiliki saat ini, kemudahan akses informasi tambahan, nilai yang diberikan kepada informasi tambahan dan kepuasan yang diperoleh konsumen. 3. Evaluasi Alternatif Aktivitas ini adalah proses di mana ada beberapa pilihan produk yang disesuaikan dengan kebutuhan dasar konsumen. Kompleksitas dari evaluasi akan bervariasi tergantung pada proses khusus yang diikuti konsumen dalam mengambil keputusan untuk dikonsumsi. 4. Keputusan Membeli Pilihan atau preferensi akan sebuah produk atau jasa tidak hanya dipengaruhi oleh pertimbangan sang konsumen, namun juga mencakup sikap atau pendirian orang lain dan juga situasi yang sedang dihadapi. 5. Perilaku Pasca Pembelian Setelah membeli sebuah produk, konsumen akan mengalami kepuasan atau ketidakpuasan dengan tingkat tertentu. Khususnya pada aspek ketidaksesuaian ekspektasi konsumen terhadap produk yang telah dimilikinya, para pemasar wajib adanya untuk selalu pro aktif pada tingkat kepuasan konsumen, khususnya kepada perusahaan yang produknya memberikan pelayanan purna jual. Bauran Pemasaran Konsep bauran pemasaran (marketing mix) menjadi topik menarik untuk diteliti. Secara umum, bauran pemasaran terdiri dari promotion, product, price, dan place (4P). Empat konsep ini akan dibahas dan dikaitkan dengan
perkembangan terkini industri media massa cetak terutama pada majalah (Tjiptono . Produk (Product) 1. Cover majalah. Tampilan cover dan daya tarik dianggap penting oleh pembaca. Hal ini salah satunya telah ditunjukkan pada cover Majalah Peluang Usaha edisi terbaru yang menggambarkan pembaca berasal dari semua kalangan tanpa ada batasan usia, pekerjaan ataupun tingkat pendidikan (Kasali ). Secara garis besar para pembaca merupakan orang-orang yang memiliki hasrat dan minat besar dalam dunia wirausaha, dan hal ini terlihat jelas dalam cover majalah ini. Selain itu, kelompok pembaca yang bekerja sebagai karyawan dan berkeinginan merintis usaha juga nampak dalam gambaran sekilas dari cover majalah ini. 2. Ukuran majalah. Beberapa media cetak memiliki ukuran lebih praktis dan relatif mudah dibawa (Bungin . Misalnya Majalah Teen dan Anekasari memiliki ukuran kertas B5 yang berarti setengah dari kertas ukuran A4. Majalah Anekasari ini selalu fokus dengan ukuran kecil dan juga tulisan kecil. Memang ada kelemahan dari ukuran kecil, yaitu terkadang tulisan di dalam rubrik-rubriknya ikut kecil. Sajian terbaru di setiap edisi yang diterbitkan juga terkadang dicetak dengan ukuran kecil, kecuali judul rubrik. Selain itu, gambar profil dan tokoh juga menyesuaikan bentuk dan warna, sehingga terkadang tidak mudah dikenali. Pada majalah Anekasari juga dicetak dengan kertas biasa, sehingga terkadang foto dan gambar warna tidak mudah dikenali. Namun majalah ini menyediakan referensi atau sumber ilmu bagi pembacanya. 3. Keawetan. Beberapa majalah dicetak dalam kertas tebal dan menarik seperti Majalah Empowerium yang dicetak di kertas karton mengkilap warna silver. Selain itu, beberapa majalah juga dijilid dengan lem khusus agar lebih tahan dan awet. Namun, terkadang ada juga majalah yang dicetak di kertas tahan lama dan tahan rayap seperti Majalah Bobo Junior. Meskipun kertas terkesan tipis, namun majalah ini dicetak di kertas tahan rayap. Majalah yang menumbuhkan minat membaca pembaca usia pra sekolah ini menggunakan kertas jenis A4 60 gram. Majalah Bobo dengan ruang lingkup kreativitas, keterampilan, kecermatan dan juga cerita bergambar sangat cocok menggunakan jenis kertas ini. Majalah ini juga cocok dibaca oleh orang tua peduli anak sebagai pendamping pembaca, yang aktif, suka membaca, kreatif, ingin tahu dan selalu ceria (http://groupon.co.id/promo.php? tahun ). Dengan jenis kertas ini, majalah ini tidak mudah sobek dan lebih awet. 4. Perkembangan trend/up to date. Majalah Peluang Usaha memuat beragam profil pebisnis sukses dari berbagai bidang, tentu saja pembaca bisa mengambil hikmah dari perjalanannya saat merintis bisnis dari nol. Pengalaman, tips dan kisah inspiratif akan semakin memacu pembaca untuk meraih jalan sukses yang sama. Inilah metode pembelajaran efektif yang dibutuhkan pemula bila ingin merintis usaha dari modal minim dan fasilitas seadanya. Ada sejumlah rubrik menarik yang wajib dibaca mulai dari kisah sukses, bacaan utama, waralaba,
5.
6.
7.
8.
info peluang, pameran, kredit hingga kulakan. Membaca majalah ini lebih menyenangkan, sehingga pemula tak perlu lagi membaca buku-buku bisnis ukuran tebal yang gaya penulisan sedikit membosankan. Isi andalan. Setiap majalah dan tabloid memiliki isi andalan yang disenangi oleh pembacanya. Hal tersebut terkait dengan fashion, bisnis, dan finance, hingga berita internasional dan kisah unik. Pada umumnya majalah menyajikan fenomena usaha terkini yang bisa memberikan pengetahuan baru. Kebutuhan pembaca. Kepuasan pembaca majalah dan kebutuhan pembaca seringkali dipengaruhi dengan gaya hidupnya. Pada majalah wanita remaja, redaksi mungkin mencantumkan isi tulisan, foto dan gambar yang berbeda dengan majalah yang dikhususkan untuk pembaca ibu rumah tangga atau majalah wanita dewasa. Ada juga majalah yang menyajikan kebutuhan sosial dan psikologi khalayak terkait bisnis seperti majalah Property-In. Majalah ini membahas perkembangan industri property, terutama di Indonesia. Dibandingkan majalah lain yang membahas properti, majalah ini mampu melakukan segmentasi dan berorientasi memenuhi kebutuhan khalayak pembaca yang minat dengan properti. Jadi kesesuaian antara isi dengan kebutuhan pembaca harus diutamakan, agar mendapat pelanggan setia. Selain mengupas kesuksesan pengusaha properti, majalah Property-In juga mampu mendorong semangat berwirausaha bagi para pengusaha muda untuk meningkatkan kerjanya Kelengkapan informasi. Kebanyakan majalah mencantumkan contoh visual seperti gambar, grafik dan data angka. Secara umum tampilan visual seperti grafik merupakan media penyajian data dalam bentuk angka dan diagram. Tujuan pembuatan grafik adalah menunjukkan perbandingan dan informasi, terutama dari hasil survei. Biasanya grafik banyak dipakai dalam majalah dan surat kabar. Grafik juga digunakan untuk memberikan penjelasan tentang data, pesan atau informasi secara teknik dan kreatif yang menterjemahkan idea abstrak menjadi tampilan visual realistik. Grafik juga menjadi ilustrasi majalah dan penyajian data kondisi lingkungan, dan dapat menjadi tambahan kelengkapan informasi verbal. Hal ini dapat ditemukan dalam hampir semua media massa cetak seperti Nova, Femina dan Pesona. Pemakaian bahasa lugas. Bahasa yang mudah dipahami nampaknya sangat menentukan bagaimana media massa itu akan dipersepsikan oleh pembacanya. Pada Majalah Peluang Usaha terdapat rubrik dan konten yang menggunakan bahasa yang santai dan pendek, sedangkan pada majalah Elshinta rubrikrubriknya sangat direkomendasikan bagi pengusaha pemula. Pada Majalah Peluang Usaha, digunakan bahasa yang ringan dan kadang bahasa gaul, sehingga mudah ditangkap oleh pembaca. Oleh karena itu, majalah yang terbit tahun ini memiliki jumlah pembaca setia yang mencapai ratusan ribu. Majalah ini juga menyajikan penjelasan mengenai bisnis terkini, peluang bisnis keagenan, waralaba hingga strategi-strategi pemasaran terbaru. Dengan bahasa yang ringan, majalah ini mampu
menyampaikan informasi yang mudah diingat dan membantu perkembangan usaha para pembacanya di masa depan. Harga (Price) Pada dasarnya, harga (price) merupakan faktor yang sama pentingnya dengan mutu produk. Umar (2000) mendefinisikan harga sebagai sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli. Konsumen akan menjatuhkan pilihan terhadap sebuah barang ataupun jasa jika konsumen merasa bahwa value yang akan didapatkan lebih besar dari biaya yang dikeluarkan atau yang lebih sering disebut sebagai customer value. Beberapa pertimbangan penting dalam penetapan harga itu sendiri meliputi tujuan bertahan (di tengah kondisi pasar yang kurang menguntungkan), memaksimalkan laba, memaksimalkan penjualan, prestise dan pengembalian . terhadap investasi (Lupiyoadi Harga majalah pada umumnya dinyatakan dalam nilai rupiah. Secara umum majalah yang masih baru dibungkus plastic. Biasanya tingkat harga ditentukan oleh mutu isi dan ketebalan, serta kertas. Bila ada ongkos kirim, maka harga jual dapat bertambah. Pada beberapa majalah mungkin menyediakan diskon untuk pembelian lebih dari beberapa edisi bahkan ada yang gratis seperti majalah Marketing, Tempo, dan Elshinta. Harga majalah dan tabloid bervariasi mulai dari per majalah dan mungkin lebih mahal lagi untuk Rp9.000 hingga Rp80. majalah luar negeri. Dengan harga bervariasi, setiap majalah/tabloid memberi manfaat besar yang tidak ternilai. Kotler et al. (2005) memberikan beberapa penjelasan terkait indikator penetapan harga, yaitu: 1. Harga jual terjangkau Harga jual majalah yang terjangkau menjadi daya tarik bagi pembaca. Misalnya, pada Majalah Girls. Majalah ini banyak informasi tentang dunia kewanitaan yang penting bagi mereka. Dengan harga Rp .000 majalah ini menampilkan tren padu-padan pakaian, lengkap dengan aksesorinya, tren gaya rambut, tas dan sepatu. Tidak ketinggalan pula ada informasi tentang perawatan tubuh yang membuat putri tampil sehat, ceria, cantik dan percaya diri. Di majalah Girls ada rubrik Help Me yang diasuh langsung oleh dokter dan psikolog. Dalam rubrik Cermin dan Girls Test pembaca akan diajak merefleksikan dirinya dan belajar untuk menerima diri apa adanya. Pada rubrik Curhat dan Girls Talk, pembaca diajak berani mengeluarkan pendapat dan berkata jujur. Hal yang menjadi pertimbangan penting untuk penetapan harga adalah harus berorientasi pada pembeli dan efektif mencakup pemahaman berapa besar nilai yang ditempatkan konsumen atas manfaat yang diterima dari produk tersebut dan menetapkan harga menurut nilai tersebut. Harga jual dan manfaat yang dirasakan oleh pembaca sangat menentukan kemungkinan pembaca membeli lagi. Penetapan harga berdasarkan nilai manfaat merupakan gambaran dari manfaat produk. Semakin rendah harganya maka semakin tidak bermanfaat atau tidak bermutu. Manfaat dapat berupa mutu, kehandalan, gengsi, keistimewaan, garansi, merek, pilihan, dan pelayanan.
2.
Diskon atau potongan harga Diskon merupakan fasilitas potongan harga yang diberikan dikarenakan adanya moment atau volume pembelian tertentu. Ada beberapa jenis diskon, yaitu diskon kuantitas, diskon musiman, diskon tunai, dan diskon perdagangan. Saat ini banyak majalah yang menyediakan harga lebih murah dengan menjadi langganan tiga bulanan atau tahunan. Misalnya Kompas menyediakan empat paket untuk berlangganan majalah dan buku bacaan pembaca. Dalam hal ini pembaca bisa memilih majalah dan buku bacaan yang diinginkan, antara lain Majalah Girls, Majalah National Geographic Kids, Majalah Bobo Junior, dan masih banyak lagi. Majalah National Geographic Kids memberikan diskon bila pembaca membeli dua edisi sekaligus. Selain itu majalah ini juga menyediakan kuponkupon untuk dipakai anak-anak untuk bermain di Timezone di wilayah Jakarta. Jadi majalah ini memiliki dua macam keunggulan dari sisi harga yaitu harga diskon untuk majalah dan harga diskon berupa kupon belanja. 3. Cara pembayaran Sebagai contoh adalah metode pembayaran yang telah diterapkan oleh Kompas Gramedia Group dimana Kompas Gramedia menyediakan fasilitas pembiayaan mulai dari titip di cabang Gramedia, hingga pembayaran internet, short message service (sms) banking, anjungan tunai mandiri (ATM) hingga paypal dan western union. Kompas Gramedia merupakan perusahaan media terkemuka di Indonesia maupun di Asia Tenggara. Penekanan dari indikator ini adalah seberapa mudah konsumen dapat melakukan pembayaran atas produk yang telah dibelinya. Asumsi umum yang berlaku adalah jika mekanisme pembayaran akan sebuah produk kurang memudahkan pelanggan, maka ini akan menjadi masalah bagi perusahaan dikarenakan konsumen akan mudah beralih ke pesaing yang menyediakan fasilitas pembayaran lebih mudah. Hal ini biasanya banyak ditemukan pada industri jasa. Promosi (Promotion) Dalam hal berpromosi, banyak majalah yang berusaha mengungkapkan ide atau peluang bisnis yang menarik perhatian, kepekaan pebisnis terhadap lingkungan sekitar hingga aktivitas keseharian. Bahkan majalah juga merupakan media potensial untuk membangun kesadaran audiens. Berbagai majalah seperti Majalah National Geographic maupun majalah lain berusaha mengangkat nama melalui media promosi yang cocok. Media televisi dapat dipilih, bila media massa itu memiliki modal yang besar seperti yang dilakukan oleh Sindo atau Tempo. Beberapa majalah lain mungkin menggunakan televisi untuk menunjukkan sebagian rubriknya, seperti pada National Geographic. Selain itu, beberapa tabloid internasional tak hanya memberi ide brilian, namun sejumlah informasi dan pengetahuan penting tentang cara pengembangan bisnis di masa depan. Seorang pebisnis perlu bahan bacaan tepat dan berbobot, terutama yang membuka wawasan. Teknik promosi dengan televisi telah diterapkan oleh Tabloid Sindo berkolaborasi dengan media televisi, terutama iklan-iklan dalam selingan tayangan Metro TV terutama dalam program Seputar Indonesia.
Strategi ini diterapkan oleh majalah Dewi, Alia, Femina, Gadis, Kartini, dan Aneka Yess. Terkadang setiap majalah saling berbagi halaman dan promosi bersama. Misalnya Majalah Kartini terkadang mencantumkan promosi majalah Aneka Yess. Strategi ini juga dilakukan oleh Group Kompas Gramedia. Banyak pengusaha yang melakukan promosi melalui sosial media. Keunggulan sosial media adalah setiap orang dapat memperoleh informasi apapun. Hal ini juga dimanfaatkan oleh para pemilik majalah untuk mempromosikan majalahnya melalui sosial media. Salah satu contoh dari iklan menggunakan sosial media dilakukan oleh majalah Peluang Usaha. Alamat majalah ini yaitu https://www.facebook.com/pages/Tabloid-Peluang-Usaha/tahun 2016. Dalam iklannya, majalah ini berusaha mengupas artikel dalam bahasa lugas dan enak dibaca, sehingga mudah dimengerti oleh semua kalangan. Iklan melalui internet juga dilakukan oleh majalah Bisnis Jabar. Majalah ini memiliki alamat website http://bandung.bisnis.com dan juga e-mail bisnis
[email protected]. Sebagai majalah yang mengupas berita Ekonomi, Bisnis, lifestyle dan situasi aktual di Jabar, majalah ini berfokus pada versi online. Majalah ini termasuk dalam Bisnis Indonesia Group Media (BIG Media). Majalah ini menyediakan berita keuangan dan kondisi bursa saham karena para pembacanya berpendidikan dan tingkat literasi tinggi, maka majalah ini cocok menggunakan strategi iklan online. Kehadiran internet mempermudah penyampaian informasi, akan tetapi semua yang ada di layar monitor tidak tersusun secara sistematis, sehingga pembaca kurang fokus dan tak terarah. Dengan demikian, kelemahan iklan melalui internet ialah menghadirkan majalah yang mungkin kurang mudah ditelusuri oleh pembaca gagap teknologi atau memiliki literasi umum dan bukan dari latar belakang TI (Teknologi Informatika). Citra/merek menjadi penting, karena: 1. Merek mudah diingat. Merek yang mudah diingat juga dianggap berpengaruh terhadap tingkat pembelian. Hal ini karena pembeli merasa bahwa merek yang mudah diingat akan lebih baik. Selain itu lama waktu dari pembaca dalam mengingat suatu keadaan juga penting. 2. Merek terpercaya. Pembaca dapat menilai mengenai keandalan suatu merek dengan melihat dari berapa lama mengenal merek itu. Pembaca mungkin merasa mengenal merek dan mengetahui bahwa merek majalah tertentu cukup bermutu, sehingga tertarik mencoba dan kemudian berlangganan. Hal ini karena merasa merek suatu majalah itu memiliki citra merek cukup baik. Selain itu merasa suatu majalah memiliki mutu baik, karena merek yang terkenal ataupun karena harga dan mutu (hasil inovasi) dari majalah itu. Majalah yang sering berpromosi akan memiliki merek yang lebih dipercaya dan lebih dikenal (Swastha . Merek yang dikenal lama dapat menjadi andalan bagi pemilik majalah untuk melakukan periklanan, personal selling, dan promosi lain, yang kesemuanya direncanakan untuk mempertahankan target penjualan. Place (lokasi atau distribusi) Pemilihan lokasi merupakan nilai investasi yang paling mahal, sebab lokasi bisa dikatakan menentukan ramai atau tidaknya pembaca. Keputusan saluran akan
memengaruhi dua hal, yaitu jangkauan penjualan dan biaya. Setiap alternatif saluran yang dipilih jelas dipengaruhi unsur-unsur lain yang terdapat dalam bauran pemasaran perusahaan. Misalnya tujuan yang ingin dicapai, ciri-ciri pasar yang dijadikan sasaran dan karakteristik produk yang ditawarkan. Penilaian terhadap alternatif saluran didasarkan kriteria ekonomis, efektifitas dan pengendalian (Rachmawati 2011). Penelitian yang Relevan Suryamahotama (2012) dalam penelitian berjudul “Adakah korelasi antara aktivitas mengelola majalah sekolah “MABOSA” dengan motivasi siswa SMA BOPKRI I Yogyakarta pengelola MABOSA memilih jurusan Ilmu Komunikasi di Perguruan Tinggi?”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara aktivitas mengelola majalah sekolah “MABOSA” dengan motivasi siswa SMA BOPKRI I Yogyakarta pengelola MABOSA memilih jurusan Ilmu Komunikasi di Perguruan Tinggi. Hasil penelitian sebagai berikut: (1) analisis deskriptif dengan mean aritmatika menunjukkan bahwa aktivitas mengelola MABOSA mayoritas responden adalah sedang (55,60%) dan tinggi (44,40%), sedangkan motivasi siswa pengelola MABOSA memilih jurusan Ilmu Komunikasi di Perguruan Tinggi dengan mayoritas responden sedang (55,56%), serta yang motivasinya tinggi dan rendah sama, yaitu 22,22%; (2) berdasarkan analisis tabulasi silang, yang paling banyak mempunyai motivasi tinggi atau mempunyai ketertarikan tinggi untuk memilih jurusan Ilmu Komunikasi adalah siswa perempuan (22,22%); (3) hasil uji hipotesis menyatakan tidak terdapat korelasi antara mengelola majalah sekolah “MABOSA” dengan motivasi siswa SMA BOPKRI 1 Yogyakarta pengelola MABOSA memilih jurusan Ilmu Komunikasi di Perguruan Tinggi. Nurullita (2011) dalam penelitian yang berjudul Hubungan tingkat penyajian media internal bulletin “Fokus” dengan sikap karyawan terhadap penyajian bulletin “Fokus” di kantor pusat PT Sarinah (Persero). Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan tingkat penyajian media internal bulletin “Fokus” dengan sikap karyawan terhadap penyajian bulletin “Fokus” di kantor pusat PT Sarinah (Persero). Hasil penelitian memberikan gambaran bahwa tingkat penyajian media internal bulletin “Fokus” menunjukan korelasi kuat r = dengan sikap karyawan di PT Sarinah Persero Bila tingkat penyajian internal bulletin “Fokus” tinggi, maka sikap karyawan akan menerima/setuju dengan penyajian yang diberikan. Dengan demikian dapat disimpulkan tingkat penyajian media internal bulletin “Fokus” berhubungan erat dengan sikap karyawan di PT Sarinah (Persero). Kepada pimpinan perusahaan perlu tetap menjaga agar media internal yang diterbitkan Humas dapat memberikan informasi yang dibutuhkan karyawan demi kemajuan perusahaan. Semuel et al ( ) dalam penelitian berjudul “Perilaku dan Keputusan Pembelian Konsumen Restoran Melalui Stimulus % Discount di Surabaya” Penelitian ini mencoba melihat pengaruh stimulus tersebut terhadap perilaku pengambilan keputusan pembelian konsumen restoran di Surabaya. Perilaku konsumen diamati melalui faktor-faktor yang memengaruhi perilaku tersebut, yaitu faktor sosial, faktor personal, faktor psychological, dan faktor kultural, sedangkan keputusan pembelian diamati melalui bentuk proses pengambilan
keputusan pembelian, dan digolongkan dalam Fully Planned Purchase, Partially Planned Purchase, dan Unplanned Purchase. Hasil penelitian dari 100 responden menunjukan bahwa stimulus “ % Discount”yang diberikan melalui faktor sosial dan psychological berpengaruh nyata dan positif terhadap perilaku pengambilan keputusan, sedangkan faktor culture dan faktor personal tidak berpengaruh terhadap perilaku pengambilan keputusan pembelian konsumen. Hartono et al ( dalam penelitian berjudul “Perilaku Konsumen dalam Pembelian Bakso Di Malang” Penelitian bertujuan mengetahui karakteristik dan faktor yang memengaruhi pembelian bakso sapi di Malang. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden melakukan pembelian bakso adalah perempuan, berstatus pelajar, berumur di bawah 35 tahun, pendapatan individu Rp sampai Rp per bulan dan harga bakso dikategorikan terjangkau oleh konsumen. Pola mengkonsumsi bakso bukan sebagai makanan pokok, tetapi sebagai kuliner, hobi dan makanan camilan. Delapan faktor yang dipertimbangkan responden secara berurutan adalah harga, kelas sosial, kemudahan mencapai lokasi, parkir, tampilan penyajian, kepuasan, pendapatan dan demografi. Murwanti ( dalam penelitian berjudul “Perilaku Konsumen dalam Memilih Perumahan pada Perumahan Cipta Laras Bulusulur Wonogiri” Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan karakteristik konsumen dan atribut produk. Dimensi dari karakteristik konsumen, adalah usia, pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan konsumen. Dimensi atribut produk adalah harga, desain, fasilitas, dan lokasi. Penelitian ini dilakukan di industri properti. Penelitian ini menggunakan khi-kuadrat sebagai alat analisis. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan karakteristik konsumen dan atribut produk. Tingkat pendidikan memiliki dampak tertinggi untuk atribut produk.
METODE PENELITIAN Secara umum, penelitian ini dimulai dari adanya fakta bahwa majalah (khususnya Majalah Elshinta) masih memiliki eksistensi di tengah masyarakat, walaupun akses informasi melalui fasilitas internet semakin mudah dan semakin murah. Ada dugaan bahwa materi kewirausahaan dan faktor harga, mutu produk, bauran promosi, serta citra merek adalah faktor penentu akan hal ini. Untuk itu dilakukanlah analisis secara deskriptif dan kuatitatif dengan bantuan statistik. Tahapan pelaksanaan meliputi survei lokasi, penyusunan proposal, kajian pustaka, konsultasi dengan pembimbing, pengumpulan data, pengolahan dan analisis data, serta penyusunan draft tesis. Tahapan penelitian disajikan pada Gambar . Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kantor Majalah Elshinta di jalan Kedoya Duri Raya No. 36 Kebon Jeruk Jakarta Barat. Kegiatan ini dilaksanakan dari bulan Juli s/d November . Pengumpulan Data Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi mengenai data. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan sekunder. 1. Data primer adalah yang diperoleh oleh peneliti untuk maksud khusus dalam menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti secara langsung dari sumber pertama atau tempat obyek penelitian dilakukan. 2. Data sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat ditemukan dengan cepat. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah literatur, artikel, jurnal serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah: 1. Angket atau Kuesioner Data yang dikumpulkan digunakan untuk memecahkan masalah yang ada, sehingga data tersebut harus benar-benar dapat dipercaya dan akurat. Data yang digunakan diperoleh melalui kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi kuesioner atau seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden (Sugiyono 2001). Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti (Mardalis Penelitian ini menggunakan angket atau kuesioner, daftar pertanyaannya dibuat secara berstruktur dengan bentuk pertanyaan pilihan berganda (multiple choice questions) dan pertanyaan terbuka (open question). Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang persepsi desain interior dari responden.
Majalah Elshinta
Tahapan calon konsumen : 1. Mengenali kebutuhan dan kegiatan 2. Pencarian informasi 3. Evaluasi alternatif
Bauran pemasaran : 1. Harga 2. Mutu produk 3. Bauran promosi 4. Citra merk
Keputusan pembelian konsumen
Estimasi perhitungan regresi dengan SPSS
Estimasi rubrik kewirausahaan deskripsi dan analisis faktor internal dan eksternal
Pengaruh rubrik kewirausahaan, faktor harga, mutu produk, bauran promosi dan citra merk pada keputusan membeli majalan Elshinta
Rekomendasi
Gambar 2. Tahapan Penelitian
Instrument yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian menggunakan skala likert enam poin. Penelitian ini menggunakan sejumlah pernyataan dengan skala enam, yaitu: 1 = sangat tidak setuju (STS) 2 = tidak setuju (TS) 3 = kurang setuju (KS) 4 = cukup setuju (CS) = setuju (S) = sangat setuju (SS) Wawancara Wawancara adalah kegiatan untuk mengumpulkan data pada obyek penelitian dengan melakukan tanya jawab secara langsung pada objek responden. Studi Dokumentasi Informasi yang dikumpulkan dengan cara mengumpulkan data-data lapangan mengenai harga, mutu produk, bauran promosi, citra merk, keputusan membeli serta data-data yang relevan dengan penelitian baik dari organisasi maupun yang berasal dari buku-buku literatur. Validitas kuesioner dilakukan dengan prosedur standar, yakni prosedur untuk memastikan apakah kuesioner yang akan dipakai untuk mengukur variabel penelitian valid atau tidak. Valid berarti kuesioner tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Kuesioner ada yang sudah baku, karena telah teruji validitas dan reliabilitasnya, tetapi banyak juga yang belum baku. Jika digunakan kuesioner yang sudah baku, tidak perlu dilakukan uji validitas lagi, tetapi kuesioner yang belum baku sebelum digunakan perlu dilakukan uji validitas (Arikunto ). Kuesioner valid harus mempunyai validitas internal atau rasional, bila kriteria yang ada dalam kuesioner secara rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang diukur. Kuesioner yang mempunyai validitas eksternal bila kriteria didalam kuesioner disusun berdasarkan fakta-fakta emperis yang telah ada (eksternal). Validitas internal kuesioner harus memenuhi construct validity dan content validity (validitas isi). Untuk menguji validitas konstruk, dapat digunakan pendapat dari para ahli (judment experts). Untuk itu kuesioner yang telah dibuat, dikonsultasikan kepada ahlinya (minimal tiga orang) untuk mendapatkan tanggapan atas kuesioner tersebut. Saran para ahli dapat tanpa perbaikan, dengan perbaikan atau dirombak total. Setelah pengujian validitas selesai, diteruskan dengan uji coba kuesioner pada populasi yang mempunyai kriteria serupa, dan data ditabulasi, maka pengujian validitas dilakukan dengan analisis faktor, yaitu mengkorelasikan antar skor dalam pertanyaan kuesioner (Arikunto ). Cara menguji validitas kuesioner (Arikunto ) adalah sebagai berikut: 1. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur. 2. Melakukan uji coba kuesioner tersebut pada sejumlah responden, disarankan jumlah responden untuk uji coba minimal 30 responden (kurva normal). 3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban. 4. Menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan kuesioner dengan skor total, dengan menggunakan teknik korelasi product moment. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pembaca majalah Elshinta. Pemilihan media ini dilatarbelakangi oleh karakter subyek, bentuk artikel serta fokus isi yang terdapat di dalam majalah Elshinta, yang merupakan hal terpenting
yang membedakannya dengan majalah-majalah sejenis lainnya. Meski populasi ideal adalah seluruh masyarakat diluar pengusaha besar, namun mengingat keterbatasan waktu, tenaga, dan sumber dana, maka penelitian ini mengambil pembaca dari salah satu media majalah cetak. Penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan memperbesar sample frame dengan memasukkan pembaca dari media lainnya. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random. Frame sample yang digunakan adalah seluruh pembaca majalah Elshinta yang aktif dan terdaftar dalam database penerbit yaitu sejumlah . responden. Besar contoh ditentukan dengan mengacu pada formula berikut: 1. Untuk menentukan contoh dari populasi digunakan perhitungan maupun acuan tabel yang dikembangkan oleh para ahli. Secara umum, untuk penelitian korelasional jumlah sampel minimal untuk memperoleh hasil yang baik adalah 30, sedangkan dalam penelitian eksperimen jumlah sampel minimum 15 dari masing-masing kelompok dan untuk penelitian survey jumlah sampel minimum adalah 100 (Roscoe 1975 dan Sekaran 1992). 2. Besaran atau ukuran contoh ini sangat tergantung dari besaran tingkat ketelitian atau kesalahan yang diinginkan. Namun, dalam hal tingkat kesalahan, pada penelitian sosial maksimal tingkat kesalahan adalah 5% (0,05). Perlunya perhatian pada semakin besarnya contoh (semakin mendekati populasi) maka semakin kecil peluang kesalahan generalisasi dan sebaliknya. Semakin kecil contoh (menjauhi jumlah populasi) maka semakin besar peluang kesalahan generalisasi. Penentuan responden ditentukan dengan menggunakan Formula Slovin (Riduwan . n=
N
1 + Ne
n = sampel; N = populasi; e = Tingkat kesalahan penarikan sampel 10% dan tingkat kepercayaan 90%. / ) = , 3, dibulatkan 95 n= Dengan demikian, jumlah contoh yang akan dipilih adalah 100 responden. Pengolahan dan Analisis Data Analisis Kuantitatif 1. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan alat pengukuran konstruk atau variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau andal, jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Ada dua syarat penting yang berlaku pada sebuah angket, yaitu keharusan sebuah angket untuk valid dan reliabel. Valid adalah menunjukkan suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Reliabel adalah menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur didalam mengukur gejala yang sama (Singarimbun dan Effendi 1987). Uji validitas ini dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment (Arikunto ) sebagai berikut:
…………. …………………. Dimana : rxy : Koefisien korelasi x : Variabel bebas
y : Varibel terikat n : Banyaknya contoh
Uji reliabilitas adalah tingkat kestabilan suatu alat pengukur dalam mengukur suatu gejala/kejadian. Semakin tinggi reliabilitas suatu alat pengukur, semakin stabil pula alat pengukur tersebut. Dalam melakukan perhitungan Alpha, digunakan alat bantu program computer, yaitu Statistical Package for Social Science (SPSS) for Windows 16 dengan menggunakan model Alpha. Dalam pengambilan keputusan reliabilitas, suatu instrumen dikatakan reliable, jika nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6 (Ghozali . Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban responden terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Salah satu metode pengujian reliabilitas menggunakan metode AlphaCronbach. Standar yang digunakan dalam menentukan reliabel dan tidaknya suatu variabel penelitian umumnya adalah perbandingan nilai r-hitung dengan r-tabel pada taraf kepercayaan 95% atau taraf nyata % Apabila dilakukan pengujian reliabilitas dengan metode Alpha-Cronbach, maka nilai r-hitung diwakili oleh nilai alpha. Menurut Santoso (2001), apabila cronbach’s alpha hitung lebih besar dari pada r-tabel dan alpha hitung bernilai positif, maka suatu instrumen penelitian disebut reliabel. 2.
Uji Validitas Valid berarti insrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini (content validity) menggambarkan kesesuaian sebuah pengukur data dengan apa yang akan diukur. Biasanya digunakan dengan menghitung korelasi antara setiap skor butir instrumen dengan skor total. Dalam melakukan pengujian validitas, digunakan alat ukur berupa program komputer yaitu SPSS for Windows 16, dan jika suatu alat ukur mempunyai korelasi yang signifikan antara skor item terhadap skor totalnya maka dikatakan alat skor tersebut adalah valid (Ghozali . Uji Asumsi Klasik 1. Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas bertujuan menguji dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel-variabel bebas (Ghozali . Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol. Dalam penelitian ini teknik untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas didalam model regresi adalah melihat dari nilai variance
inflation factor (VIF), dan nilai tolerance. Apabila nilai tolerance mendekati 1, serta nilai VIF disekitar angka 1 serta tidak lebih dari 10, maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas antara variabel bebas dalam model regresi (Santoso . 2. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan menguji model regresi, yaitu variabel terikat, variabel bebas atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau penyebaran data statistik pada sumbu diagonal dari grafik distribusi normal (Ghozali . Pengujian normalitas dalam penelitian ini digunakan dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari data normal. Dasar pengambilan keputusan untuk uji normalitas data menurut Ghozali ( ), yaitu: a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. 3. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali . Cara mendeteksinya adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot antara SRESID dan ZPRED, dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu x adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah distandarisasi (Ghozali . Dasar pengambilan keputusan untuk uji heteroskedastisitas menurut Ghozali ( ), antara lain: a. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu teratur (bergelombang, melebur kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Analisis Regresi Linear Berganda Dalam upaya menjawab permasalahan dalam penelitian ini maka digunakan analisis regresi linear berganda (multiple regression). Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel penjelas/bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan/atau memprediksi rata-rata populasi atau nilainilai variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui (Ghozali . Untuk regresi yang variabel independennya terdiri atas dua atau lebih, regresinya disebut juga regresi berganda. Oleh karena variabel independen mempunyai variabel yang lebih dari dua, maka regresi dalam penelitian ini disebut regresi linear berganda. Persamaan Regresi dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis seberapa besar pengaruh variabel independen atau bebas, yaitu harga (X1), mutu produk (X2), bauran promosi (X3), citra merk (X4), terhadap keputusan membeli(Y). Rumus regresi linear berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Y = a + b1X1 + b2 X2 ++ b3 X3+ b4 X4+ e……….. ……….. Keterangan : Y = Keputusan Membeli a = konstanta b 1 = Koefisien regresi harga terhadap keputusan membeli b2 = Koefisien regresi mutu produk terhadap keputusan membeli b3 = Koefisien regresi bauran promosi terhadap keputusan membeli b4 = Koefisien regresi citra merk terhadap keputusan membeli X1 = Variabel kompetensi harga X2 = Variabel mutu produk X3 = Variabel bauran promosi X4 = Variabel citra merk e = error disturbances Uji Goodness of Fit Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat dinilai dengan Goodness of Fit. Secara statistik setidaknya ini dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t. Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak), sebaliknya disebut tidak nyata bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima (Ghozali 2001). a. Uji F Uji F digunakan untuk menguji hipotesis nol bahwa koefisien determinasi majemuk dalam populasi, R , sama dengan nol. Uji nyata meliputi pengujian nyata persamaan regresi secara keseluruhan, serta koefisien regresi parsial spesifik. Uji keseluruhan dapat dilakukan dengan menggunakan statistik F yang berdistribusi F pada derajat kebebasan k dan (n-k-1) (Malhotra . Jika hipotesis nol keseluruhan ditolak, satu atau lebih koefisien regresi majemuk populasi mempunyai nilai tak sama dengan . Uji F parsial meliputi penguraian jumlah total kuadrat regresi SSreg menjadi komponen yang terkait dengan masing-masing variabel independen. Dalam pendekatan standar, dilakukan dengan mengasumsikan bahwa setiap variabel independen telah ditambahkan ke dalam persamaan regresi, setelah seluruh variabel independen lainnya telah disertakan. Kenaikan dari jumlah kuadrat yang dijelaskan, yang disebabkan oleh penambahan sebuah variabel independen X , merupakan komponen variasi yang disebabkan variabel tersebut dan disimbolkan dengan SSx1. Nyatanya koefisien regresi parsial untuk variabel, diuji dengan statistik F inkremental (Malhotra . b. Uji Parsial (Uji t) Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel independen (Ghozali . Langkah-langkah Uji Hipotesis untuk Koefisien Regresi adalah: 1) Perumusan Hipotesis Nihil (H0) dan Hipotesis Alternatif (H1) H0 : βi = 0 ; i = 0,1,2, …….. n………………… . ……………… Tidak ada pengaruh nyata dari masing-masing variabel bebas (X1, X2,) terhadap variabel terikat (Y). H1: βi ≠ …………. ……….................................................……….
Ada pengaruh nyata dari masing-masing variabel bebas (X1,X2,) terhadap variabel terikat (Y). 2) Penentuan harga t tabel berdasarkan taraf nyata dan taraf derajat kebebasan Taraf nyata = % Derajat kebebasan = (n-1-k) c. Koefisien Determinasi (R ) Koefisien determinasi (R ) mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R yang kecil berarti kemampuan variabelvariabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali . Aspek Kajian Hingga saat ini, kajian mengenai perilaku konsumen telah menjadi fokus dari banyak peneliti di bidang manajemen, khususnya pemasaran. Tujuannya hanya satu, yaitu mengindentifikasi faktor yang paling utama dalam berpengaruh terhadap pola perilaku konsumen, yang kemudian akan memberikan tujuan turunan berupa bagaimana optimisasi penjualan melalui faktor-faktor tersebut. Semuel et al ( mengemukakan bahwa faktor harga merupakan determinan yang cukup kuat berpengaruh pada keputusan untuk membeli produk restoran melalui stimulus 50% discount di Surabaya. Hasilnya memang menunjukkan bahwa stimulus 50% discout di Surabaya berpengaruh nyata dan positif terhadap keputusan membeli konsumen, khususnya jika ditinjau dari faktor psikologis dan ekonomi. Namun demikian, ternyata faktor ini tidak memberikan pengaruh jika ditinjau pada aspek budaya. Hartono et al menyatakan penelitian tentang perilaku konsumen pada pembelian bakso di Malang. Dengan menggunakan 120 konsumen yang dipilih berdasarkan accidental sampling, faktor yang memberikan pengaruh nyata dan positif yang paling kuat adalah faktor harga, lingkungan, dan referensi dari pihak ketiga. Selanjutnya, Noviyarto (2010) melakukan penelitian perilaku konsumen pada paket data unlimited internet Code Division Multiple Access (CDMA) di Jakarta, dimana hasilnya menunjukkan faktor psikologis merupakan penentu utama dari keputusan pembelian pada paket data ini. Faktor psikologi yang dimaksudkan adalah motivasi, pandangan, belajar, hingga kepercayaan. Tambunan (2009) menemukan bahwa yang memengaruhi perilaku konsumen pada produk perumahan adalah jumlah kamar tidur, luas lahan, tipe rumah, dan jumlah kamar mandi. Sama seperti penelitian sebelumnya, bahwa faktor kenyamanan (psikologis) cukup dominan. Di sisi lain, harga juga masih menjadi faktor utama dari keputusan untuk membeli produk susu kental manis coklat Indomilk pada konsumen di Jakarta (Mulyana dan Syarif 2007). Dari beberapa temuan yang terdapat pada jurnal tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada dua faktor yang cukup dominan dalam kajian perilaku konsumen, yang pertama adalah faktor harga dan yang kedua adalah faktor psikologis. Dalam penelitian ini, diuji apakah spesifikasi produk majalah yang berupa rubrik kewirausahaan menjadi faktor cukup berpengaruh terhadap perilaku konsumen.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Majalah Elshinta merupakan bagian dari Elshinta Media Grup yang juga memiliki Radio Elshinta dan TV Elshinta. Secara otomatis setiap penerbitan majalah Elshinta selalu disiarkan oleh Radio dan TV Elshinta, selain juga Elshinta On Line dan Twitter @MajalahElshinta. Dengan demikian informasinya tersebar luas ke seluruh Indonesia. Pembaca dapat memperoleh majalah Elshinta pada gerai Indomaret, toko buku Gramedia, toko buku Gunung Agung, serta agen-agen media terdekat. Juga dapat diakses melalui iPad dengan aplikasi Scoop. Majalah Elshinta dapat dibeli dengan harga Rp . Untuk meningkatkan brand, majalah Elshinta menyelenggarakan kegiatan rutin diantaranya InspiraTrip yaitu perjalanan wisata bernuansa bisnis. Kegiatan yang dilakukan dua kali setahun ini diikuti pembaca majalah yang terdiri dari kalangan pengusaha, pemula dan yang berminat membuka usaha. Peserta bertemu dan sharing bisnis langsung dengan pemilik industri di daerah yang menjadi tujuan. Selain membangun jaringan bisnis, peserta juga mendapat pencerahan melalui seminar yang diberikan oleh pakar bisnis. InspiraTrip dilaksanakan pada April 2011 ke Yogyakarta, Juli 2011 ke Bandung dan April 2012 ke Bali. Karakteristik Responden Sebelum memasuki pembahasan mengenai pengaruh faktor-faktor yang memengaruhi terhadap keputusan membeli majalah Elshinta, terlebih dahulu disampaikan gambaran tentang identitas responden. Dalam penelitian ini jumlah responden yang diteliti adalah 100 responden yang telah memenuhi karakteristik populasi penelitian. Responden dalam penelitian ini seluruhnya adalah pembaca majalah Elshinta. Responden dipilih secara acak atau simple random. Melalui daftar pertanyaan didapatkan karakteristik responden sebagai berikut: a. Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh gambaran tentang jenis kelamin dari responden yang menunjukkan bahwa responden wanita lebih banyak daripada responden laki-laki. Responden wanita mencapai % dan responden laki-laki 48%. Hal ini mencerminkan bahwa kebanyakan pembaca majalah Elshinta adalah wanita. b. Berdasarkan Usia Berdasarkan usia seperti diperlihatkan pada Gambar , sebagian besar responden berusia antara 4 -45 tahun, yaitu 24 responden atau diperoleh persentase sebesar 24%. Selanjutnya responden berusia 36-40 tahun sebanyak 19 responden ( %), dan yang berusia 46-50 tahun sejumlah 18 responden ( %). Kemudian usia 31-35 tahun sebanyak 15 orang ( %), usia 26-30 tahun sebanyak 14 orang ( %), usia 51-55 tahun sebanyak 4 orang ( %), responden berusia 56-60 tahun sebanyak orang ( %).
Gambar 3. Responden berdasarkan usia c. Responden Berdasarkan Pekerjaan Profil responden berdasarkan pekerjaan diperlihatkan pada Gambar . Dari 100 responden yang terlibat dalam penelitian ini, mayoritas responden memiliki latar belakang pekerjaan sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 36%. Kemudian 24% responden merupakan karyawan swasta dan % adalah manajer. Pengusaha sebanyak % dan 6% adalah sekretaris. Uji mutu data menjelaskan tentang uji coba instrumen yang terdiri dari uji validitas dan uji reliabilitas. Uji mutu data ini hasilnya menunjukkan apakah data tersebut dapat digunakan untuk analisis data regresi linear berganda.
Gambar 4. Responden berdasarkan pekerjaan Faktor Internal dan Eksternal Menurut Wikan (2009), industri media di Indonesia makin hari makin beragam. Ada banyak aspek yang harus selalu diperhatikan para penerbit dalam mengelola media, baik aspek internal maupun eksternal (pembaca, pengiklan, perkembangan teknologi, situasi ekonomi, dan politik). Situasi tersebut menimbulkan tantangan bagi perusahaan media cetak, antara lain tantangan ekonomi, politik dan teknologi seperti persaingan antar media, kenaikan bahan baku kertas, minat baca masyarakat Indonesia yang rendah, mutu SDM yang tidak memadai ataupun beban pajak.
Faktor Internal Faktor-faktor internal yang memengaruhi keputusan membeli pada Majalah Elshinta, yaitu: 1. Harga Harga eceran Majalah Elshinta saat penelitian ini dilakukan (Oktober ) relatif lebih terjangkau dibandingkan dengan harga majalah lokal yang terbit dan beredar di Kota Jakarta. Harga eceran Majalah Elshinta yakni Rp .000 per eksemplar. Harga langganan Majalah Elshinta Rp108.000 per enam bulan dan Rp per tahun. Harga tersebut merupakan harga yang masih wajar untuk harga majalah, terutama bagi segmen konsumen di Jakarta. 2. Kecepatan terbit Majalah Elshinta semuanya dicetak oleh percetakan di Jl. Kedoya Duri Raya Jakarta Barat. Penerbitan majalah ini dilakukan setiap bulan. Majalah Elshinta diterbitkan oleh PT Gramedia. 3. Konten Persaingan bisnis majalah di Kota Jakarta telah mendorong para pengelola Majalah Elshinta juga berlomba menyajikan konten dan desain yang dianggap dapat diterima pasar. Pasar yang dimaksud adalah publik sebagai pembeli dan pemasang iklan. Pembeli serta pemasang iklan sangat menentukan kelangsungan bisnis Majalah Elshinta. Menyikapi persaingan itu, Manager Produksi Majalah Elshinta mengatakan bahwa Majalah Elshinta hadir dengan konsep majalah kewirausahaan. Hal tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan pembaca yang beragam, baik dari ragam profesi/pekerjaan, partai politik, suku, agama, ras, pendidikan, hobi/selera, hingga ragam tingkat usia. Oleh karena itu isi majalahnya juga beragam. Selain berita kewirausahaan juga terdapat berita politik, berita ekonomi, berita cover, rubrikasi, maestro, pencerahan dalam negeri, pencerahan luar negeri, prospek, UKM, franchise, bisnis unik, tips/trik, konsultasi, tamu, bisnis selebritis, potensi daerah, sentra bisnis, komunitas, expo file, mediasi, pojok Elshinta, TTS/Sudoku hingga kisah-kisah inspiratif dari orang-orang sukses serta gaya hidup seseorang. Ketertarikan para pembeli majalah ini juga disebabkan adanya rubrik profil pengusaha besar dan sukses. Penulisan menggunakan gaya wawancara dan deskripsi/narasi serta menekankan pada sisi motivasi dan inspirasi. Informasi yang disampaikan berupa seputar pengalaman hidup dan bisnis, kiat-kiat sukses, dan filosofi. Hal ini menyemangati pembaca dalam menjalankan wirausaha dan diharapkan pembaca akan tertarik untuk dapat mengikuti jejaknya bahkan menjalin hubungan di dunia bisnis. 4. Brand Brand Majalah Elshinta sangat dikenal masyarakat Kota Jakarta pada khususnya, maupun di sekitarnya secara umum, bahkan dikenal secara nasional. Hal ini disebabkan Majalah Elshinta sudah lama terbit (lebih dari 10 tahun). Selain karena faktor usia majalah ini juga mampu beradaptasi dengan pertumbuhan media online maupun media sosial dengan melakukan konvergensi media. Salah satu wujud konvergensi yang dimaksud adalah hadirnya www.elshinta.com dan adanya akun media sosial di Facebook dan Twitter.
5. Isi kewirausahaan Desain dan konten yang disajikan Majalah Elshinta selama ini disukai banyak orang/pembacanya. Berdasarkan analisis deskriptif terhadap peran rubrik kewirausahaan terhadap minat pembelian Majalah Elshinta menunjukkan bahwa rataan responden yang setia membeli majalah Elshinta mengungkapkan tertarik untuk membeli majalah karena tampilan covernya. Cover Majalah Elshinta menampilkan tokoh-tokoh yang terkenal dan sukses dalam bidang kewirausahaan. Selain itu Majalah Elshinta relatif mudah dibawa dan konten Majalah Elshinta up to date. Ketertarikan pembeli juga disebabkan isi rubrik kewirausahaan Majalah Elshinta, yaitu: (1) informasi peluang usaha yang ditulis dengan tema tertentu tentang jenis-jenis usaha yang saling terkait; (2) informasi usaha menyangkut permodalan; (3) cara menjalankan usaha; (4) omzet yang diperoleh; dan informasi UKM yang potensial dan layak untuk ditekuni meliputi profit, kendala, masalah-masalah khusus, gejala atau trend di dunia usaha kecil dan menengah Faktor Eksternal 1. Kompetensi pasar Dalam perspektif ekonomi media, media massa berkompetisi memperebutkan pasar. Pasar media adalah khalayak dan pengiklan, dengan begitu, dalam perspektif ekonomi media, media massa bersaing memperebutkan khalayak dan pengiklan. Dalam tataran praktis, selera pasar senantiasa berubah dan berkembang. Selera khalayak dan pengiklan berkembang dari waktu ke waktu. Media sebagai institusi ekonomi harus mampu mengidentifikasi selera pasar dan perkembangannya. Dengan mengetahui selera pasar dan perubahannya, majalah Elshinta akan mampu beradaptasi dan memenuhi keinginan pasar. Hanya media yang mampu memenuhi keinginan dan kebutuhan pasar yang dapat bertahan dalam dunia ekonomi yang penuh persaingan ini. 2. Media Online Kehadiran media online lokal di kota maupun media online berjejaring yang berkantor pusat di Jakarta, juga harus diakui telah banyak menyedot pembaca. Jumlah pembaca yang sengaja mencari informasi melalui internet terus meningkat. Pertumbuhan jumlah pembaca media online disebabkan informasi melalui media online semakin mudah dan murah. Hal ini didukung pula oleh harga perangkat keras (hard ware) untuk mengakses media online semakin terjangkau. Kebanyakan media online tidak mengenakan bayaran bagi para pengaksesnya. Kondisi tersebut, bagi pengelola Majalah Elshinta adalah tantangan berat. Disamping itu sebagian warga kota terutama kalangan remaja dan anak muda yang usia kisaran 17-40 tahun, merasa kebutuhan informasinya sudah terpenuhi dengan membaca media-media online yang diaksesnya melalui ipad, laptop, tablet, maupun smartphone. Sebagian diantaranya pada akhirnya merasa tidak perlu lagi membeli apalagi berlangganan surat kabar harian lokal, terlebih koran nasional. 3. Harga Kertas Tantangan atau masalah berat yang kini dihadapi pengelola industri surat majalah adalah harga kertas yang setiap tahunnya di pasaran terus naik
seiring kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Terlebih pada saat harga rupiah anjlok terhadap nilai dolar AS, padahal kertas adalah bahan baku utama bisnis surat kabar harian. Kenaikan harga BBM juga telah memberi efek di sektor lain yakni biaya operasional percetakan dan distribusi koran ke rumah-rumah pelanggan menjadi membengkak. Masalah lain yang turut dihadapi pengelola industri surat kabar adalah belanja iklan untuk media massa juga makin terbagi banyak. Seiring makin banyak pula media massa baru yang hadir, belanja iklan tidak lagi hanya untuk televisi, radio, surat kabar, majalah dan tabloid, tetapi juga belanja iklan dengan distribusi melalui media-media online. Strategi yang telah dilakukan Majalah Elshinta Menurut Manager Produksi Majalah Elshinta, satu di antara strategi yang dilakukan Majalah Elshinta sejak awal hadir sampai saat ini, yaitu menggunakan konsep sebagai Majalah Enterpreneur/kewirausahaan. Hal tersebut dimaksudkan untuk menyasar pembaca yang beragam, baik dari ragam profesi/pekerjaan, partai politik, suku, agama, ras, pendidikan, hobi/selera, hingga ragam tingkat usia. Oleh karena itu konten kewirausahaan Majalah Elshinta beragam. Memosisikan diri sebagai majalah enterpreneur/kewirausahaan adalah strategi yang sangat tepat. Hal ini dilakukan karena yang ingin dicapai adalah jumlah pembaca yang banyak. Sebagai majalah enterpreneur/kewirausahaan, maka pembaca Majalah Elshinta bisa dipastikan beragam, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga orangtua, baik laki-laki maupun perempuan. Selain itu, konten kewirausahaan Majalah Elshinta harus marketable yang sesuai selera pasar atau kesukaan pelanggan/pembaca, sehingga jika berita itu disajikan, diyakini dapat menambah orang untuk membeli atau membacanya. Beberapa syarat berita marketable antara lain informasi yang disajikan itu memiliki nilai berita yang kuat, yaitu berita baru atau actual; (2) melibatkan orang-orang terkenal, unik, langka/tidak lazim atau human interest-nya kuat dan menarik; (3) dan proximity atau memiliki kedekatan psikografi, bisa juga kedekatan ideologi. Format penyajian isi kewirausahaan Majalah Elshinta berbeda dengan format isi majalah cetak lainnya. Format penyajian konten kewirausahaan Majalah Elshinta ada standar baku, yaitu di setiap rubrik berita, harus menjadi headline utamanya. Pada berita dengan kategori headline (berita utama), minimal harus ada overall-nya, sidebar-nya, pull out. Sering juga dilengkapi foto dan data pendukung disajikan dalam bentuk point to point dan grafis. Panjang berita overall umumnya antara 7-8 paragraf, sedangkan sidebar antara 2-4 paragraf. Berita non-headline, disajikan maksimal 8 paragraf dan tidak panjang. Strategi lain yang dilakukan Majalah Elshinta adalah memperkuat brand, dengan cara memperluas penyebaran konten yang dimiliki Majalah Elshinta melalui cross media yakni melalui website www.elshinta.com, akun media sosial (Facebook, Twitter dan Pinterest) yang dikelola Elshinta, radio jaringan, serta tivi internet milik Elshintayang ditempatkan di beberapa minimarket. Untuk menjangkau pembaca lebih banyak, manajemen Majalah Elshinta menerapkan harga majalah yang dianggap terjangkau. Oleh karena itu, pengelola Majalah Elshinta menerapkan harga majalah di tingkat eceran senilai Rp .000 per eksemplar. Harga ini sudah berlaku sejak beberapa tahun terakhir. Kendati hampir setiap tahun, harga bahan baku seperti kertas dan bahan bakar minyak (BBM) serta biaya produksi lainnya naik.
Selain itu strategi yang dilakukan bagian promosi Majalah Elshinta antara lain membangun top brand di warga Kota pada khususnya dan masyarakat Jakarta dan sekitarnya pada umumnya. Hal tersebut dilakukan dengan cara menggelar event besar yang sifatnya masif, menjalin kerja sama dengan perusahaanperusahaan, komunitas, maupun dengan media-media mainstream lain, yakni radio dan televisi, baik yang ada di Kota Jakarta maupun media nasional. Strategi lain yang dilakukan bagian Promosi Majalah Elshinta adalah dengan menjalin kerja sama dengan komunitas online. Misalnya pengguna akun Facebook dan Twitter yang memiliki LikeFage maupun follower (pengikut) yang besar di Kota Jakarta. Tujuan strategi tersebut meningkatkan brand image Majalah Elshinta kepada komunitas online sekaligus menjaring pembaca-pembaca baru dan muda. Faktor yang Berpengaruh dalam Pembelian Majalah Elshinta Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung dengan nilai r-tabel.Nilai r-hitung diambil dari output SPSS Cronbach Alpha pada kolom corrected item-total correlation. Nilai r-tabel diambil dengan menggunakan rumus df = n – 2, yaitu 100 – 2 = 98 dan taraf nyata 5% sehingga menghasilkan nilai r-tabel . . Untuk mengetahui hasil lengkap dari uji validitas setiap r-butir pertanyaan dapat dilihat sebagai berikut : 1. Hasil Uji Validitas terhadap Harga (X ) Uji validitas terhadap kompetensi pemimpin yang dilakukan pada 200 responden dengan jumlah indikator sembilan. Hasil uji validitas tersebut diperoleh corrected item-Total Correlation pada Lampiran .a. Pada Lampiran .a, nilai corrected-Total Correlation menunjukan rentang nilai sebesar 0. sampai 0. , dimana angka corrected-Total Correlation di atas nilai rtabel sebesar . (r-hitung> r-tabel), artinya setelah dibandingkan dengan nilai alpha cronbatch’s (rhitung) ternyata semua pertanyaan pada harga adalah valid. 2. Hasil uji validitas terhadap Mutu Produk (X ) Uji validitas terhadap mutu produk yang dilakukan pada 100 responden dengan jumlah indikator 14. Hasil uji validitas tersebut diperoleh corrected item-Total Correlationpada Lampiran 1.b. Pada Lampiran 1.b, nilai corrected-Total Correlation menunjukan rentang nilai 0. - . , dimana angka corrected-Total Correlation di atas nilai rtabel . (r-hitung> r-tabel), artinya setelah dibandingkan dengan nilai alpha cronbatch’s (rhitung) ternyata semua pertanyaan pada mutu produk adalah valid. 3. Hasil Uji Validitas Terhadap Bauran Promosi (X ) Uji validitas terhadap Citra Merk yang dilakukan pada 100 responden dengan jumlah indikator tujuh. Hasil uji validitas tersebut diperoleh corrected item-Total Correlation pada Lampiran 1.d.
Pada Lampiran 1.d, nilai corrected-Total Correlation menunjukan rentang nilai sebesar 0. - . , dimana angka corrected-Total Correlation di atas nilai rtabel . (r-hitung>r-tabel), artinya setelah dibandingkan dengan nilai alpha cronbatch’s (rhitung) ternyata semua pertanyaan pada bauran promosi adalah valid. 4. Hasil Uji Validitas Terhadap Citra Merk (X4) Uji validitas terhadap citra merk yang dilakukan pada 100 responden dengan jumlah indikator lima. Hasil uji validitas tersebut diperoleh corrected item-Total Correlation pada Lampiran 1.c. Pada Lampiran 1.c, nilai corrected-Total Correlation menunjukan rentang nilai 0. - . , dimana angka corrected-Total Correlation di atas nilai rtabel . (r-hitung>r-tabel), artinya setelah dibandingkan dengan nilai alpha cronbatch’s (rhitung) ternyata semua pertanyaan pada citra merk adalah valid. 5. Hasil Uji Validitas Terhadap Keputusan Membeli (Y) Uji validitas terhadap keputusan membeli yang dilakukan pada 100 responden dengan jumlah indikator delapan. Hasil uji validitas tersebut diperoleh corrected item-Total Correlation pada Lampiran 1.e. Pada Lampiran 1.e nilai corrected-Total Correlation menunjukan rentang nilai 0. - . , dimana angka corrected-Total Correlation di atas nilai rtabel . (r-hitung>r-tabel), artinya setelah dibandingkan dengan nilai alpha cronbatch’s (rhitung) ternyata semua pertanyaan pada keputusan membeli adalah valid. Setelah dilakukan analisa dengan bantuan program SPSS ver. . dengan analisis reliabiliti, maka diperoleh hasil (Tabel ) berikut : 1. Harga (X ) Berdasarkan ketentuan, jika nilai Cornbach’s Alpha menunjukkan reliability statistik sama dengan atau lebih besar dari 0.60 maka pertanyaan tersebut adalah reliable (dapat diandalkan). Nilai reliabilitas yang diperoleh dan daerah titik kritis penerimaan dengan model Cronbach’s Alpha . . sehingga . > .60, maka pertanyaan-pertanyaan pada kompetensi pemimpin reliable (dapat dihandalkan). 2. Mutu Produk (X ) Berdasarkan ketentuan, jika nilai Cornbach’s Alpha menunjukkan realiability statistik sama dengan atau lebih besar dari 0. , maka pertanyaan tersebut adalah reliable. Nilai reliabilitas yang diperoleh dengan model Cronbach’s Alpha sebesar . dan daerah titik kritis penerimaan 0. sehingga . .60, maka pertanyaan-pertanyaan pada mutu produk reliable. 3. Mutu Bauran Promosi (X ) Berdasarkan ketentuan, jika nilai Cornbach’s Alpha menunjukkan realiability statistik sama dengan atau lebih besar dari 0. , maka pertanyaan tersebut adalah reliable. Nilai reliabilitas yang diperoleh dengan model Cronbach’s Alpha sebesar . dan daerah titik kritis penerimaan 0. .60, maka pertanyaan-pertanyaan pada bauran promosi sehingga . reliable. 4. Mutu Citra Merk (X ) Berdasarkan ketentuan, jika nilai Cornbach’s Alpha menunjukkan realiability statistik sama dengan atau lebih besar dari 0. , maka pertanyaan tersebut adalah reliable. Nilai reliabilitas yang diperoleh dengan model
Cronbach’s Alpha . dan daerah titik kritis penerimaan 0. sehingga . .60, maka pertanyaan-pertanyaan pada citra merk reliable. 5. Variabel Keputusan Membeli (Y) Berdasarkan ketentuan, jika nilai Cornbach’s Alpha menunjukkan realiability statistik sama dengan atau lebih besar dari 0. , maka pertanyaan reliable. Nilai reliabilitas yang diperoleh dengan model Cronbach’s Alpha . dan daerah titik kritis penerimaan 0. sehingga . > .60, maka pertanyaan-pertanyaan pada keputusan membeli reliable. Tabel . Uji reliabilitas variabel Cronbach’s Alpha
Titik Kritis
Keputusan H ditolak H ditolak H ditolak H ditolak H ditolak
Keterangan Reliable Reliable Reliable Reliable Reliable
Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Data Uji normalitas bertujuan menganalisis model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Model data yang baik adalah berdistribusi normal atau mendekati normal. Untuk melihat data berdistribusi normal dilakukan dengan memperhatikan normal probability plot pada scatter plot berdistribusi normal. Berdasarkan hasil analisis regresi linear, terlihat bahwa garis membentuk garis kurva normal dengan nilai standar deviasi 0.98. Hasilnya menunjukkan semua data berdistribusi normal, karena semua data menyebar dan membentuk garis lurus searah dengan garis diagonal, maka data tersebut memenuhi asumsi normal atau mengikuti garis normalitas. 2. Uji Linearitas Uji asumsi linieritas dilakukan dengan cara membuat plot residual yang telah distandarisasi dengan nilai perkiraan variabel dependen terstandarisasi yang diberi nama scatterplots of residuals. Hasilnya menunjukkan, terdapat hubungan 95% dari residual terletak antara – .5 dan +2. , maka asumsi linieritas dipenuhi. 3. Uji Multikolinearitas Hasil uji multikolinearitas pada Lampiran menunjukkan variabel independen harga memiliki nilai tolerance . dan nilai VIF . . Variabel independen kualitas produk memiliki nilai tolerance . dan nilai VIF . . Variabel independen bauran promosi memiliki nilai tolerance . dan nilai VIF . . Variabel independen citra merk memiliki nilai tolerance . dan nilai VIF sebesar . . Dari uji tersebut dapat diketahui bahwa nilai tolerance keempat variabel independen lebih besar dari 0. tolerance> .10) dan nilai VIF keempat variabel independen kurang dari 10 (VIF< 10), maka dapat disimpulkan model regresi tidak terdapat gejala multikolinearitas.
4. Uji Heteroskedastisitas Asumsi ini menyatakan bahwa variansi residual di sekitar garis regresi adalah konstan untuk setiap kombinasi dari nilai variabel independennya. Jika dalam regresi grafik scatterplots of residuals tidak membentuk pola tertentu (bergelombang, melebar kemudian menyempit, pola linear atau kuadratis), maka scatterplot Chart dalam tidak membentuk pola tertentu, sehingga regresi asumsi tidak terjadi heteroskedastisitas dipenuhi. Hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan harga, mutu produk, bauran promosi, citra merk dan keputusan membeli. Dari Grafik scatterplot, menunjukan bahwa titik-titik butir menyebar berada di daerah - .5 dan +2.5 dan tidak membentuk pola tertentu, sehingga asumsi tidak terjadi heteroskedastisitas terpenuhi. Analisis regresi digunakan untuk mengetahui ada atau tidak dan besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Variabel-variabel yang diuji adalah harga, mutu produk, bauran promosi, citra merk, dan keputusan membeli. Dalam penelitian ini analisis regresi yang digunakan adalah analisis regresi linear sederhana dan regresi linear berganda. a. Harga Terhadap Keputusan Membeli Hasil regresi pada Lampiran 3.a, dapat dilihat bahwa besarnya nilai konstanta (nilai a) sebesar dan koefisien regresi (nilai b) adalah sebesar . Dari hasil tersebut dapat dirumuskan persamaan regresi linear sederhana sebagai berikut : Ŷ= + X Persamaan regresi linear sederhana ini menunjukkan bahwa pengaruh harga terhadap keputusan membeli adalah searah dan positif. Ini berarti setiap adanya kenaikan pada harga akan meningkatkan keputusan membeli. Hasil perhitungan mengidentifkasikan bahwa nilai a (konstanta) , berarti jika tidak ada perubahan pada harga, maka keputusan membeli . Nilai b menunjukkan adanya pengaruh positif harga terhadap keputusan membeli, berarti bahwa setiap kenaikan satu satuan pada harga, akan meningkatkan keputusan membeli . b. Mutu Produk Terhadap Keputusan Membeli Hasil regresi pada Lampiran 3.b, dapat dilihat bahwa besarnya nilai konstanta (nilai a) dan koefisien regresi (nilai b) adalah . Dari hasil tersebut dapat dirumuskan persamaan regresi linear sederhana berikut: Ŷ= + . X Persamaan regresi linear sederhana ini menunjukkan bahwa pengaruh mutu produk terhadap keputusan membeli adalah searah dan positif. Ini berarti setiap adanya kenaikan pada mutu produk akan meningkatkan keputusan membeli. Hasil perhitungan mengidentifkasikan bahwa nilai a (konstanta) , berarti jika tidak ada perubahan pada mutu produk, maka keputusan membeli . Nilai b menunjukkan adanya pengaruh positif mutu produk terhadap keputusan membeli, berarti bahwa setiap kenaikan satu satuan pada mutu produk maka akan meningkatkan keputusan membeli .
c. Bauran Promosi Terhadap Keputusan Membeli Hasil regresi pada Lampiran 3.c, dapat dilihat bahwa besarnya nilai konstanta (nilai a) dan koefisien regresi (nilai b) adalah . Dari hasil tersebut dapat dirumuskan persamaan regresi linear sederhana berikut: Ŷ= + . X Persamaan regresi linear sederhana ini menunjukkan bahwa pengaruh bauran promosi terhadap keputusan membeli adalah searah dan positif. Ini berarti setiap adanya kenaikan pada bauran promosi akan meningkatkan keputusan membeli. Hasil perhitungan mengidentifkasikan bahwa nilai a (konstanta) berarti jika tidak ada perubahan pada bauran promosi, maka keputusan membeliakan . Nilai b menunjukkan adanya pengaruh positif mutu produk terhadap keputusan membeli, berarti bahwa setiap kenaikan satu satuan pada mutu produk maka akan meningkatkan keputusan membeli . . Uji Regresi Linear Berganda Analisis regresi linear berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana fluktuasi variabel dependen melalui dua atau lebih variabel independen. Dalam penelitian ini ada empat varabel independen yang digunakan, yaitu harga, mutu produk, bauran promosi, dan citra merk, sedangkan yang menjadi variabel dependennya keputusan membeli. Dari hasil perhitungan SPSS dapat diperoleh rumusan persamaan regresi linear berganda untuk variabel independen (harga, mutu produk, bauran promosi, citra merk) terhadap variabel dependen (keputusan membeli) sebagai berikut: + X + X + X + . X Ŷ= Hasil perhitungan analisis mengidentikasikan bahwa nilai a (konstanta) , berarti jika tidak ada variabel independen harga, mutu produk, bauran . Nilai b (koefisien promosi, dan citra merk), maka keputusan membeli harga) menunjukkan adanya pengaruh positif atau penerimaan harga terhadap keputusan membeli, berarti bahwa tiap kenaikan satu satuan pada harga akan meningkatkan keputusan membeli . Nilai b (koefisien mutu produk) menunjukkan adanya pengaruh positif mutu produk terhadap keputusan membeli, berarti bahwa tiap kenaikan satu satuan pada mutu produk akan meningkatkan keputusan membeli . Nilai b (koefisien bauran promosi) menunjukkan adanya pengaruh positif bauran promosi terhadap keputusan membeli, berarti bahwa tiap kenaikan sebesar satu satuan pada bauran promosiakan meningkatkan keputusan membeli sebesar . Nilai b (koefisien citra merk) menunjukkan adanya pengaruh positif citra merk terhadap keputusan membeli, berarti bahwa tiap kenaikan satu satuan pada citra merk akan meningkatkan keputusan membeli . Uji Hipotesis dan Analisis Uji t a. Hipotesis penelitian pertama Hasil uji t dapat dilihat pada Lampiran 10 pada hasil regresi linear sederhana berikut: H : Terdapat pengaruh harga terhadap keputusan membeli.
Berdasarkan hasil analisis regresi linear sederhana, harga diperoleh koefisien regresi . dan nilai t hitung = . dengan taraf nyata . . Dengan menggunakan taraf nyata .05, didapat t tabel . . Ini berarti t hitung lebih besar dari t tabel, yaitu . lebih besar dari . , berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian hipotesis penelitian pertama (H ) dapat diterima atau terbukti. Arah koefisien regresi positif berarti bahwa harga memiliki pengaruh nyata dan positif terhadap keputusan membeli. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa harga penting dan berpengaruh dalam meningkatkan keputusan membeli. b. Hipotesis penelitian kedua Hasil uji t dapat dilihat pada Lampiran dari hasil regresi linier sederhana berikut: H : Terdapat pengaruh mutu produk terhadap keputusan membeli. Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana, mutu produk diperoleh nilai koefisien regresi 0. dan t hitung = . d dengan taraf nyata . Dengan menggunakan taraf nyata .05, didapat t tabel . . Ini berarti t hitung lebih besar dari t tabel, yaitu . lebih besar dari 0.677, berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian hipotesis penelitian kedua (H ) dapat diterima atau terbukti. Arah koefisien regresi positif berarti bahwa mutu produk memiliki pengaruh nyata dan positif terhadap keputusan membeli. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa mutu produk penting dan berpengaruh dalam meningkatkan keputusan membeli. c. Hipotesis penelitian ketiga Hasil uji t dapat dilihat pada Lampiran dari hasil regresi linier sederhana berikut: H : Terdapat pengaruh bauran promosi terhadap keputusan membeli. Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana, bauran promosi diperoleh nilai koefisien regresi 0 dan t hitung = dengan taraf nyata . Dengan menggunakan taraf nyata .05, didapat t tabel sebesar 0. . Ini berarti t hitung lebih besar dari t tabel, yaitu . lebih besar dari 0.677, berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian hipotesis penelitian ketiga (H ) dapat diterima atau terbukti. Arah koefisien regresi positif berarti bahwa bauran promosi memiliki pengaruh nyata dan positif terhadap keputusan membeli. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa bauran promosi penting dan berpengaruh dalam meningkatkan keputusan membeli. d. Hipotesis penelitian keempat Hasil uji t dapat dilihat pada Lampiran dari hasil regresi linier sederhana berikut: H : Terdapat pengaruh citra merk terhadap keputusan membeli. Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana, citra merk diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.328 dan t hitung = . dengan taraf nyata . Dengan menggunakan taraf nyata .05, didapat t tabel sebesar 0. . Ini berarti t hitung lebih besar dari t tabel, . lebih besar dari .677, berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian hipotesis penelitian ketiga (H ) dapat diterima atau terbukti. Arah koefisien regresi positif berarti bahwa bauran promosi memiliki pengaruh nyata dan positif terhadap keputusan membeli. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa
bauran promosi penting dan berpengaruh dalam meningkatkan keputusan membeli. Uji F (ANOVA) Uji F adalah untuk analisis harga, mutu produk, bauran promosi, citra merk, secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh nyata terhadap keputusan membeli. Hipotesis penelitian kelima H : Terdapat pengaruh harga, mutu produk, bauran promosi, dan citra merk secara bersama-sama (simultan) terhadap keputusan membeli. Berdasarkan Lampiran , hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan SPSS Ver. . pada taraf nyata %, diperoleh F hitung . dan signifikansi 0. . Nilai Ftabel dilihat pada taraf nyata 5% dengan df pembilang (k-2) dan df penyebut (n-k) maka diperoleh F tabel yaitu F = . . F hitung lebih besar dari F tabel , yaitu . lebih besar dari 3.09 dan signifikansi .000 lebih kecil dari 0. 05, berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian hipotesis penelitian kelima (H ) dapat diterima atau terbukti. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa harga, mutu produk, bauran promosi, dan citra merk, perusahaan secara bersama-sama (simultan) dianggap penting dan berpengaruh nyata dalam meningkatkan keputusan membeli. Uji R (Koefisien Determinasi) Analisis koefisien determinasi bertujuan menganalisis seberapa besar kemampuan variabel-variabel independen (harga, mutu produk, bauran promosi, dan citra merk) secara bersama-sama dalam menjelaskan variabel dependen (keputusan membeli). Dari hasil analisis dengan menggunakan program SPSS Ver. . 00 dapat dilihat nilai R (Adjusted R Square) pada Lampiran . Hasil korelasi r 0. (Lampiran ), menunjukkan bahwa secara bersama-sama hubungan harga, mutu produk, bauran promosi, dan citra merk, dengan keputusan membeli mempunyai hubungan positif, searah dan sangat tinggi. Jika nilai harga, mutu produk, bauran promosi, dan citra merk naik, maka nilai keputusan membeli juga akan naik. Nilai koefisien determinasi R (Adjustedr Square) . atau 88%. Artinya kontribusi variabel-variabel bebas secara bersama-sama yaitu harga, mutu produk, bauran promosi, dan citra merk, terhadap keputusan membeli adalah 88%, dan sisanya ( %) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti. Implikasi Manajerial Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh, dapat dijelaskan bahwa implikasi secara akademik diharapkan dapat menjadi wacana pengembangan entrepreneur di kalangan mahasiswa khususnya mengenai materi kewirausahaan yang berkaitan dengan faktor-faktor yang berpengaruh pada minat pembelian majalah. Implikasi secara praktik diharapkan dengan penelitian ini dapat menjadi masukan, khususnya bagi manajemen majalah Elshinta untuk lebih mengembangkan isi kewirausahaan yang up to date, sehingga dapat meningkatkan minat baca dan minat beli. Industri media cetak di Indonesia khususnya majalah Elshinta dituntut untuk terus berinovasi, sehingga Majalah Elshinta dapat menjadi preferensi dari
pelanggan. Saat ini isi Majalah Elshinta mempunyai sasaran tepat guna bagi pembaca. Dengan mengetengahkan artikel dan narasumber kompeten, pembaca memperoleh inspirasi dan termotivasi. Selain itu para pembeli majalah ini tertarik membeli karena adanya rubrik profil pengusaha besar dan sukses. Rubrik ini ditulis dengan gaya wawancara dan deskripsi/narasi, dan berisi informasi seputar pengalaman hidup, kiat-kiat sukses, serta filosofi. Hal ini menyemangati pembaca dalam menjalankan wirausaha. Rubrik profil pengusaha ini menekankan pada sisi motivasi dan inspirasi. Pembaca juga tertarik karena adanya rubrik kewirausahaan Majalah Elshinta yang berisi informasi peluang usaha. Ditulis dengan tema tertentu tentang jenisjenis usaha yang saling terkait, yaitu informasi usaha menyangkut permodalan, hingga omzet yang diperoleh. Rubrik kewirausahaan ini berisi informasi peluang UKM yang potensial dan layak untuk ditekuni. Bagi para pengusaha rubrik francise kewirausahaan Majalah Elshinta ini memberikan informasi peluang usaha waralaba. Memiliki potensi dan layak untuk ditekuni, yaitu memuat seputar modal usaha, laba, kendala dan hal-hal lain menyangkut usaha tersebut. Rubrik ini juga menyoroti masalah-masalah khusus, gejala atau trend di dunia waralaba dengan contoh bisnis-bisnis unik yang sudah berjalan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Dalam mengelola media, faktor internal, seperti harga, kecepatan terbit, konten, brand, isi kewirausahaan dan eksternal, seperti kompetensi pasar, media online, harga kertas, menjadi tantangan bagi pengelola Majalah Elshinta, khususnya dalam bidang ekonomi, politik dan teknologi, disamping persaingan antar media, kenaikan bahan baku kertas, minat baca masyarakat Indonesia yang rendah, serta mutu SDM yang tidak memadai. Berdasarkan hasil analisis regresi linear sederhana, yang diuji dengan uji t didapatkan bahwa harga, mutu produk, bauran promosi dan citra merek berpengaruh nyata dan positif secara parsial terhadap keputusan membeli majalah Elshinta. Dengan uji F didapatkan bahwa harga, mutu produk, bauran promosi, dan citra merk perusahaan secara bersama-sama (simultan) dianggap penting dan berpengaruh nyata dalam meningkatkan keputusan membeli majalah Elshinta. Dari hasil analisis pengujian dengan menggunakan SPSS didapatkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara faktor variabel kualitas produk, bauran promosi, dan citra merk terhadap keputusan membeli majalah Elshinta. Konten kewirausahaan pada majalah Elshinta adalah rubrik yang sangat direkomendasikan bagi pengusaha pemula dalam mencari peluang-peluang bisnis dan referensi bisnis dari tokoh-tokoh kewirausahaan. Untuk itu majalah Elshinta terus berusaha menampilkan usaha-usaha yang sedang menjadi topik pembicaraan di masyarakat. Saran
1.
2.
3.
Saran dalam penelitian ini adalah : Bagi pengelola Majalah Elshinta, faktor internal, seperti mutu SDM yang tidak memadai dan eksternal, seperti persaingan antar media, kenaikan bahan baku kertas, minat baca masyarakat Indonesia yang rendah, harus mendapat perhatian yang serius dalam rangka menghadapi gencarnya media on line dan semakin mudahnya fasilitas internet. Untuk meningkatkan minat membeli Majalah Elshinta perlu bekerjasama dengan instansi pendidikan tingkat menengah dan perguruan tinggi, terutama untuk materi kewirausahaannya. Materi kewirausahaan pada Majalah Elshinta merupakan rubrik yang sangat diminati oleh pengusaha pemula, sehingga diharapkan Majalah Elshinta selalu menyajikan usaha-usaha yang sedang trend di masyarakat. Perlu mempertahankan penerapan strategi 4P pada Majalah Elshinta, melalui peningkatan kemampuan sumberdaya yang dimiliki majalah Elshinta.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto S. Metodologi Penelitian. Jakarta (ID): Penerbit PT Rineka Cipta. Arikunto S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta (ID): Rineka Cipta. Arikunto S. 2010. Penelitian Tindakan. Yogyakarta (ID): Aditya Media. Armstrong G, Kotler P. 2005. Marketing: An Introduction. 8th ed. New Jersey (US): Pearson Prentice Hall. Asmono W. . Serikat Penerbit Suratkabar (SPS) Pusat, Industri Media di Indonesia. Jakarta (ID): SPS. Bonneff M. 1976. Récentes études et points de vue sur la" mentalité javanaise" et le problème du développement national en Indonésie. Archipel. : [BPS] Badan Pusat Statistik. Data Jumlah Penduduk. Jakarta (ID): BPS. Bungin B. 2001. Imaji Media Massa: Konstruksi dan Makna Realitas Social Iklan Televisi dalam Masyarakat Kapitalistik. Yogyakarta (ID): Jendela. Conrand CF. Strategic Newspaper Management. New York (ID): Random House. Djuroto T. Manajemen Penerbitan Pers. Bandung (ID): Rosdakarya. Ghozali I Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang (ID): BP UNDIP. . Analisis Multivariate dengan program SPSS. Semarang (ID): Ghozali I. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hartono B, Ningsih UW, Septiarini NF. 2011. Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Bakso di Malang. Buletin Peternakan . Hofmann W, Kotabe H. A general model of preventive and interventive self‐control. Social and Personality Psychology Compass Kasali R. Manajemen Periklanan Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta (ID): Grafika. Katz E, Lazarsfeld PF. 1955. Personal Influence, The part played by people in the flow of mass communications. New York (US): Transaction Publishers. Kotler P, Armstrong G. 2007. Princípios de marketing. In Princípios de Marketing. New Jersey (US): Pearson Prentice Hall. Kotler P, Roberto N, Lee N Social Marketing: Improving The Quality Of Life. New Jersey (US): Pearson Prentice Hall. Kotler P, Wong V, Saunders J, Armstrong G. 2005. Principles of Marketing 4th Euro ed. FT. New Jersey (US): Pearson Prentice Hall. Rahasia Dapur Majalah di Indonesia. Jakarta (ID): PT Kurniawan J. Gramedia Pustaka Utama. Lestari EP. 2010. Penguatan ekonomi industri kecil dan menengah melalui platform klaster industri. Jurnal Organisasi & Manajemen Leyden DP, Link AN. 1993. The Goovernment’s Role in Innovation. Norwell, MA (US): Kluwer Academic Publishers. Loudon, D. L. dan Bitta, A. J. D. Consumer behavior, Concepts and Applications. Fouth edition. Singapore: McGraw-Hill Lupiyoadi H Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi Kedua. Jakarta (ID): Penerbit Salemba Empat.
Lyons LM. 1965. Reporting The News: Selections From Nieman Reports. Massachusetts (US): Belknap Press. Malhotra, Naresh K. 2006. Riset Pemasaran : PendekatanTerapan Jilid 2. Jakarta (ID): PT Indeks Mangkunegara AP. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung (ID): PT. Remaja Rosda Karya. Mardalis. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta (ID): Bumi Aksara. Merton RK. 1968. Social Theory and Social Structure. New York (ID): Simon and Schuster. Mulyana M, Syarif R. 2007. Analisis sikap dan perilaku konsumen terhadap pembelian produk studi kasus produk Susu Kental Manis Coklat Indomilk pada konsumen Jakarta. Jurnal Ilmiah Kesatuan Noviyarto H. 2010. Pengaruh perilaku konsumen mobile internet terhadap keputusan pembelian paket layanan data unlimited internet CDMA di DKI Jakarta.InComTech. Jurnal Telekomunikasi dan Komputer. Nurullita V. Hubungan antara tingkat penyajian media internal bulletin “fokus” dengan sikap karyawan terhadap penyajian bulletin “fokus” di kantor pusat. Jurnal Komunikologi. Oetama J. 2001. Pers Indonesia: Berkomunikasi Dalam Masyarakat Tidak Tulus. Jakarta (ID): Penerbit Buku Kompas. Rachmawati R. 2011. Peranan bauran pemasaran (marketing mix) terhadap peningkatan penjualan (sebuah kajian terhadap bisnis restoran). Jurnal Kompetensi Teknik Riduwan. 2005. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung (ID): Alfabeta. Ritawati T, Hartini S, Muryani. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian air minum mineral di Kotamadya - . Surabaya. Jurnal Penelitian Dinamika Sosial. Romli A, Syamsul M. Jurnalistik Praktis. Bandung (ID): PT Rosdakarya. Roscoe JT. Fundamental Research Statistics for The Behavioral Sciences. New York (US): CBLS. Saleem M, Arshad M, Hussain S, Bhatti AS. Perspective of plant growth promoting rhizobacteria (PGPR) containing ACC deaminase in stress agriculture. Journal of Industrial Microbiology & Biotechnology Salim P. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kontemporer. Jakarta (ID): Inglish Press. Santoso S. . Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta (ID): Penerbit PT Elex. Schiffman LG, Kanuk L. 2002. Perilaku Konsumen. Jakarta (ID): PT Indeks Sejrup L. 2009. Facebook uses: How and why? Uses And Gratifications Keeping Up With The Technology. Norwegian (NO): The University of Bergen. Sekaran U. 1992. Research Methods For Business: A. Skill Building Approach, Second Edition. New York (ID): John Wiley & Sons. Sekaran U, Leong FT. Womanpower: Managing In Times Of Demographic Turbulence. London (UK): Sage Pubns.
Semuel H, Annette VK, Hellen N. 2007. Perilaku dan keputusan konsumen restoran melalui stimulus 50% discont di Surabaya. Jurnal Manajemen Pemasaran Shane S, Venkatarman S. 2000. The Promise of Enterpreneurship as a field of research. Academy of Management Review. Shoham A, Dalakas V. . Family consumer decision making in Israel : the role of teens and parents. Journal of Consumer Marketing. ( ): Singarimbun M, Effendi S. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian, dalam Djamaludin Ancok ed. Metode Penelitian Survai. Jakarta (ID): Penerbit Pustaka LP3ES. Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Bisnis. Bandung (ID): CV. Alfabeta. Suprapto T. Pengantar Teori & Manajemen Komunikasi. Yogyakarta (ID): Media Pressindo. Suryamahotama RA. . Hubungan antara aktivitas mengelola majalah sekolah “Mabosa” dengan motivasi siswa SMA BOPKRI I Yogyakart, pengelola Mabosa memilih Jurusan Ilmu Komunikasi di Perguruan Tinggi [Tesis]. Yogyakarta (ID): Universitas Atmajaya Yogyakarta. Swastha B. 199 Azas-azas Marketing. Yogyakarta (ID): Liberty. Syamsul A, Romli M. Jurnalistik Praktik. Bandung (ID): PT Rosdakarya. Tambunan DB. 2009. Atribut yang menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli produk perumahan. Integritas. - . . Pemasaran Jasa. Malang (ID): Bayu Media. Tjiptono F. Umar H. Business an introduction. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama. Umar H. Metodologi Penelitian, Aplikasi dalam Pemasaran. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama. Wikan A, 2009. Masa Depan Pers Indonesia: Tantangan Ekonomi Politik, dan Teknologi. Jakarta. Serikat Penerbit Surat Kabar : Friedrich Ebert Stiftung, Wolseley RE. The Black Press, USA. Oxford (UK): Wiley-Blackwell. Yankeelov TE, Lepage M, Chakravarthy A, Broome EE, Niermann KJ, Kelley MC, Meszoely I, Mayer IA, Herman CR., McManus K, Price RR. 2007. Integration of quantitative DCE-MRI and ADC mapping to monitor treatment response in human breast cancer: initial results. Magnetic Resonance Imaging. ): Zaltman G, Wallendorf M. 1979. Consumer Behavior, Basic Findings And Management Implications. Oxford (UK): Wiley.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil uji validitas a.
Butir
Hasil uji validitas variabel harga Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
X1. 1 X1. 2 X1. 3 X1. 4 X1. 5 X1. 6
r-tabel . . . . . .
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid
a. Hasil uji validitas variabel kualitas produk Butir X2 X2. 2 X2. 3 X2. 4 X2. 5 X2. 6 X2. 7 X2. 8 X2. 9 X2. 10 X2. 11 X2. 12 X2. 13 X2. 14
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
r-tabel
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
.
c. Hasil uji validitas variabel citra merek Butir X X X X X X X
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
r-tabel
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Lampiran 1 Lanjutan d. Hasil uji validitas variabel bauran promosi
Butir
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
r-tabel
X X X X X
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid
e. Hasil uji validitas variabel keputusan membeli
Butir Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
r-tabel
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Lampiran 2 Hasil uji asumsi klasik multikolinearitas Coefficientsi Model
Unstandardized Coefficients B
(Constant)
.
harga
.
Std. Error
Standardized Coefficients Beta
kualitas produk bauran promosi
.
citra merk
.
(i) Dependent Variable: total keputusan membeli
t
Sig.
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
Lampiran 3 Hasil regresi a. Variabel harga terhadap keputusan membeli
Model
Unstandardized Coefficients B
Std. Error
Standardized Coefficients
t
Sig.
t
Sig.
t
Sig.
Beta
(Constant) total harga (i) Dependent Variable: total keputusan membeli
b. Variabel kualitas produk terhadap keputusan membeli
Model
Unstandardized Coefficients B
Std. Error
Standardized Coefficients Beta
(Constant) total kualitas produk
.
(i) Dependent Variable: total keputusan membeli
c. Variabel bauran promosi terhadap keputusan membeli
Model
Unstandardized Coefficients B
Std. Error
(Constant) total bauran promosi
.
(i). Dependent Variable: total keputusan membeli
Standardized Coefficients Beta
Lampiran 4
Hasil regresi harga, kualitas produk, bauran promosi, citra merk, terhadap keputusan membeli Unstandardized Coefficients
Model
B (Constant)
.
total harga
.
Standardized Coefficients
Std. Error
t
Sig.
Beta
total kualitas produk total bauran promosi
.
total citra merk
.
a. Dependent Variable: total keputusan membeli
Lampiran 5 Hasil uji F Model
df
Sum of Squares
Mean Square
F
Sig. a
regression residual total
a. Predictors: (Constant), total citra merk, total kualitas produk, total bauran promosi, total harga b. Dependent Variable: total keputusan membeli
Lampiran 6 Hasil koefisien determinasi
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
a
a. Predictors: (Constant), total citra merk, total kualitas produk, total bauran promosi, total harga b. Dependent Variable: total keputusan membeli
Lampiran 7 Rekap hasil kuesioner Harga
STS
TS
STS
TS
KS
CS
S
SS
S
SS
Harga jual Majalah Elshinta sesuai dengan kualitas Harga jual Majalah Elshinta sesuai dengan manfaat yang diperlukan Harga jual Majalah Elshinta terjangkau Harga jual majalah lain dan sejenis lebih murah Harga jual Majalah Elshinta mendapatkan potongan/diskon Metode pembayaran Majalah Elshinta relatif mudah Mutu Produk Tampilan cover Majalah Elshinta menarik Majalah Elshinta relatif mudah dibawa Majalah Elshinta tidak mudah sobek/rusak Konten Majalah Elshinta up to date Konten kewirausahaan adalah rubrik andalan Majalah Elshinta Konten kewirausahaan pada Majalah Elshinta sangat berkualitas Konten kewirausahaan pada Majalah Elshinta sesuai kebutuhan pembaca Konten kewirausahaan pada Majalah Elshinta memberikan pengetahuan baru (untuk memulai usaha baru) Konten kewirausahaan pada Majalah Elshinta membangkitkan keinginan berwirausaha Konten kewirausahaan pada Majalah Elshinta menyajikan informasi terbaru (fenomena dunia usaha terkini)
KS
CS
Lampiran 7 Lanjutan Mutu Produk Konten kewirausahaan pada Majalah Elshinta sangat bisa diterima di kalangan pengusaha sukses Konten kewirausahaan pada Majalah Elshinta selalu disertai dengan contoh-contoh visual seperti gambar, grafik, dan data Konten kewirausahaan pada Majalah Elshinta disajikan dengan bahasa yang mudah dipahami Konten kewirausahaan pada Majalah Elshinta adalah rubrik yang sangat direkomendasikan bagi pengusaha pemula Bauran Promosi Majalah Elshinta melakukan promosi secara langsung kepada pelanggan Majalah Elshinta melakukan promosi melalui media televisi
STS
TS
KS
CS
S
SS
STS
TS
KS
CS
S
SS
STS
TS
KS
CS
S
SS
Majalah Elshinta melakukan promosi melalui media radio Majalah Elshinta melakukan promosi melalui media cetak lain Majalah Elshinta melakukan promosi melalui sosial media Majalah Elshinta memiliki website khusus untuk promosi Citra Merk Nama Majalah Elshinta adalah merk yang mudah diingat Majalah Elshinta telah lama dikenal Majalah Elshinta memiliki citra merk yang cukup baik Majalah Elshinta adalah media yang memiliki kualitas baik Majalah Elshinta memuaskan
Lampiran 7 Lanjutan Keputusan Membeli Saya membeli Majalah Elshinta karena sering mendapatkan promosi di berbagai media Saya membeli Majalah Elshinta karena sudah terbiasa membacanya Saya membeli Majalah Elshinta karena menambah kepercayaan diri saya Saya membeli Majalah Elshinta karena konten kewirausahaannya Saya mencari tahu informasi merk majalah lain selain Majalah Elshinta, khususnya yang menyediakan konten kewirausahaan Saya mengevaluasi beberapa merk majalah yang ada Saya membeli Majalah Elshinta setelah mengevaluasi beberapa merk yang ada Saya membeli/berlangganan Majalah Elshinta karena merasa puas
STS
TS
KS
CS
S
SS
Lampiran 8 Rekap jawaban kuesioner deskriptif Pertanyaan Menurut saudara bagaimana harga jual Majalah Elshinta? Jawaban Harga jual majalah yang terjangkau menjadi daya tarik bagi pembacanya. Hal yang menjadi pertimbangan penting dari penetapan harga harus berorientasi pada pembeli dan mencakup pemahaman seberapa besar nilai yang ditempatkan konsumen atas manfaat yang diterima dari produk tersebut dan menetapkan harga menurut nilai tersebut. Harga jual dan manfaat yang dirasakan oleh pembaca sangat menentukan kemungkinan pembaca membeli lagi. Untuk harga Majalah Elshinta merupakan harga yang masih wajar terutama bagi segmen konsumen di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi). Pertanyaan Bagaimana saudara melihat mutu produk majalah Elshinta? Jawaban Secara umum, majalah Elshinta memiliki tujuan tertentu untuk mengumpulkan informasi yang selengkap-lengkapnya mengenai kewirausahaan. Dalam hal mutu produk, majalah ini telah memenuhi kebutuhan pelanggan berkaitan dengan kewirausahaan, mulai dari cover majalah, ukuran majalah, keawetan, perkembangan trend, isi andalan, kebutuhan pembaca, kelengkapan informasi, sampai pemakaian bahasa yang lugas. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa mutu produk yang ada di majalah Elshinta telah sesuai untuk pembaca dan terbukti dapat meningkatkan minat dan motif pembaca untuk membeli majalah ini. Pertanyaan Apa dan bagaimana saudara menilai tentang konten kewirausahaan yang terdapat didalam Majalah Elshinta? Jawaban Berdasarkan dampak content terhadap implikasi manajerial pada Majalah Elshinta sudah tepat dan cukup up to date sehingga dapat meningkatkan inovasi. Selain itu, nama Elshinta juga sudah terkenal di Radio dan juga di internet. Para pembaca juga kemudian mencari tahu lebih luas mengenai konten kewirausahaan dan hal ini mengarahkannya untuk mendapatkan majalah ini. Secara keseluruhan, sebagian pembaca merasa puas dengan rubrik-rubrik yang dimuat di majalah ini. Para pembeli juga tertarik karena rubrik kewirausahaan Majalah Elshinta ini berisi informasi peluang usaha. Ditulis dengan tema tertentu tentang jenis-jenis usaha yang saling terkait. Berisi informasi usaha menyangkut permodalan, menjalankan hingga omset yang diperoleh dan juga rubrik kewirausahaan Majalah Elshinta ini berisi informasi peluang usaha kecil dan menengah (UKM) yang potensial dan layak untuk ditekuni. Berisi informasi seputar modal usaha, profit, kendala dan
Lampiran 8 Lanjutan hal-hal lain menyangkut usaha tersebut. Rubrik ini juga menyoroti masalahmasalah khusus, gejala atau trend di dunia usaha kecil dan menengah Sebagai media cetak, Majalah Elshinta berusaha mengikuti trend yang sedang berlangsung. Majalah Elshinta berusaha menawarkan informasi cetak dalam bentuk teks dan foto. Pertanyaan Manfaat apa yang dirasakan setelah membaca Majalah Elshinta? Jawaban Para pembaca mengakui bahwa keputusan membeli majalah ini dikarenakan sering mendapatkan promosi di berbagai media dan juga merasa tertarik dengan konten kewirausahaan. Hal ini menyemangati pembaca dalam menjalankan wirausaha. Rubrik profil pengusaha ini menekankan pada sisi motivasi dan inspirasi. Berisi informasi seputar pengalaman hidup dan bisnis, kiat-kiat sukses, filosofi dan sebagainya. Pembaca dapat mengikuti jejaknya bahkan menjalin hubungan di dunia bisnis. Satu di antara strategi yang dilakukan Majalah Elshinta selama ini adalah sejak awal hadir dengan konsep sebagai majalah enterpreneur/kewirausahaan. “Maksudnya menyasar pembaca yang beragam baik dari ragam profesi/pekerjaan, partai politik, suku, agama, ras, pendidikan, hobi/selera hingga ragam tingkat usia” Untuk itu konten kewirausahaan majalah Elshinta pun beragam.
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Purwokerto pada tanggal 24 Agustus dari pasangan Djoko Santoso (Alm) dan Sri Sukatni. Penulis merupakan anak kedua dari enam bersaudara. Penulis lulus dari SMA N 1 Purwakarta pada tahun 1986, kemudian menempuh pendidikan sarjana di Program Ekstensi Jurusan Ilmu Komunikasi Periklanan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia dan lulus pada tahun 2003. Pada Bulan April 2013 penulis menjadi mahasiswa Program Studi Magister Pengembangan Industri Kecil Menengah Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (PS MPI SPs IPB). Penulis saat ini bekerja sebagai staf di Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Indonesia (LM FEB UI).