FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA KARYAWAN DI YAYASAN NGUDI WALUYO UNGARAN
ARTIKEL
p
OLEH RISKHA SEPTIANINGRUM 030214B026
PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN 2016
LEMBAR PENGESAHAN
Artikel Berjudul
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA KARYAWAN NGUDI WALUYO UNGARAN
Disusun Oleh: RISKHA SEPTIANINGRUM 030214b026
Program Studi D IV Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran Telah Diperiksa dan Disetujui oleh pembimbing
Ungaran,
Maret 2016
Pembimbing Utama
Yuliaji Siswanto, S.KM., M.Kes. (Epid) NIDN.0614077602
ii
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA KARYAWAN DI YAYASAN NGUDI WALUYO UNGARAN Riskha Septianingrum*), Yuliaji Siswanto**), Masruroh***)
*) Mahasiswa Program Studi D IV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran **) Staf pengajar Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ***) Staf pengajar Program Studi D III Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRAK Pemberian ASI di Indonesia masih rendah tahun 2013 sebesar 57,67%. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja perempuan meningkat sehingga harus ada komitmen perusahaan menyediakan fasilitas ruang laktasi untuk meningkatkan cakupan pemberian ASI Eksklusif sebagai dukungan sosial ibu bekerja.Tujuan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keberhasilan pemberian ASI Eksklusif pada karyawati di Yayasan Ngudi Waluyo Ungaran. Desain penelitian survey analitik dengan pendekatan cross- sectional. Populasi seluruh karyawati yang bekerja di Ngudi Waluyo dengan sampel 27 ibu yang memiliki anak usia lebih dari 6 bulan sampai 3 tahun berdasarkan teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisa statistik dengan uji Fisher’s Exact Test. Hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden merupakan primipara (15%), sebagian besar mempunyai masalah menyusui (85,2%), dan mendapatkan dukungan sosial baik (96,3%). Tidak ada hubungan antara paritas p=0,603, permasalahan menyusui p=1,000, dukungan sosial p=1,000 dengan pemberian ASI Eksklusif. Diharapkan tempat kerja menyediakan fasilitas ruang laktasi dan penyimpanan ASI, sehingga karyawan dapat memanfaatkan sebagai dukungan bagi ibu menyusui yang bekerja. Kata Kunci
:paritas, menyusui, dukungan
iii
ABSTRACT Breastfeeding in Indonesia was still low in 2013 amounted to 57.67%. The participation level of female labor has increased so that there should be commitment from the company to provide lactation room facilities to increase the coverage of exclusive breastfeeding as a social support for working mothers. The purpose of this study is to determine the factors associated with the success of exclusive breastfeeding in the employee of Ngudi Waluyo foundation Ungaran. The study design was analytical survey with cross sectional approach. The population were all employees working in Ngudi Waluyo with sample of 27 mothers with children aged 7 month until 3 years old based on purposive sampling technique. Collecting data used questionnaires. Statistical analysis used Fisher's Exact Test. The result show the most respondents have largely primiparous (15%), mostly have problems with breastfeeding (85.2%), and good social support (96.3%). There is no correlation between parity with p =0.603, breastfeeding problems with p =1.000 , social support with p = 1.000), and the success of exclusive breastfeeding. It is expected that workplace provide lactation room and breast milk storage space facilities, so that employees can use it as a support for working breastfeeding mothers. Keywords
:parity,breastfeeding,support
PENDAHULUAN Kebijakan Nasional untuk memberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan telah ditetapkan dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.450/MenKes/SK/IV/2004 tentang Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi di Indonesia. ASI adalah makanan terbaik dan paling sempurna untuk bayi (Yuliarti, 2010). Pekerjaan ibu merupakan bagian terpenting yang ikut mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI Eksklusif, karena sementara waktu ibu tidak berada dekat dengan anaknya. Ibu bekerja cenderung lebih cepat memberikan MPASI kepada bayinya. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja perempuan meningkat terus persentasenya dari 48,63% di tahun 2006 menjadi 49,52% di tahun 2007 dan 51,25% di tahun 2008. Peningkatan jumlah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan tersebut belum diimbangi oleh sebagian perusahaan dalam menyukseskan pemberian ASI eksklusif. Hasil studi pendahuluan hanya 57,14 % ibu yang berhasil dalam
memberikan ASI nya secara Eksklusif, sisanya 42,85% tidak bisa memberikan ASI nya secara Eksklusif. Dari total 14 ibu yang berlatar belakang pendidikan ilmu kesehatan dan memberikan ASI secara Eksklusif 28,57%, ibu yang berlatar belakang pendidikan ilmu kesehatan dan tidak memberikan ASI secara Eksklusif 35,71%, ibu yang berlatar belakang pendidikan selain kesehatan dan memberikan ASI Eksklusif 21,42%, ibu yang berlatar belakang pendidikan selain kesehatan dan tidak memberikan ASI Eksklusif 14,28%. Namun, pada proses pemberian ASI eksklusif beberapa masalah diantaranya faktor fisik ibu 21,42 %, kurangnya dukungan rekan kerja 23%, waktu yang dimiliki ibu 50 %, ibu mengalami kesulitan dalam proses memerah ASI selama jam bekerja dan dalam proses memerah ASI dilakukan di tempat-tempat yang tidak seharusnya misalkan di kamar mandi.
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Asi Eksklusif Pada Karyawan Di Yayasan Ngudi Waluyo Ungaran
4
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain penelitian survey analitik. Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross- sectional (Notoatmodjo, 2010).Lokasi penelitian di Yayasan Ngudi Waluyo Ungaran. Penelitian dimulai pada bulan Januari 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawati yang memiliki anak di Yayasan Ngudi Waluyo Ungaran yang berjumlah 88 orang, terdiri dari AKBID 16 orang, AKPER 14 orang dan STIKES 58 orang. Pengambilan sampel secara purposive sampling didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah HASIL PENELITIAN Paritas, masalah menyusui, dukungan sosial
diketahui sebelumnya didapatkan sebanyak 27 orang. Data primer dalam penelitian ini adalah data karyawan, pekerjaan, pendidikan, paritas, permasalahan menyusui, dukungan sosial, pemberian ASI Eksklusif pada karyawan. Proses pengumpulan data pada penelitian ini meliputi kegiatan pengisian kuesioner dan melakukan wawancara bebas. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan wawancara bebas. Jenis kuesioner yang digunakan kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup dan wawancara yang digunakan adalah wawancara bebas. Analisis bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji Chi Square. Pada analisis ini dilihat hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Paritas, masalah menyusui, dukungan sosial , pemberian ASI Eksklusif Responden Di Yayasan Ngudi Waluyo Ungaran Variabel Kategori Frekuensi Presentasi (%) Paritas Primipara 15 55,6 Multipara 12 44,4 Permasalahan Tidak bermasalah 4 14,8 menyusui bermasalah 23 85,2 Dukungan sosial Baik 26 96,3 Kurang 1 3,7 Pemberian ASI ASI Eksklusif 12 44,4 Eksklusif Tidak ASI Eksklusif 15 55,6 Hubungan Paritas dengan pemberian ASI Eksklusif Pada Karyawan di Yayasan Ngudi Waluyo Ungaran Pemberian ASI Eksklusif Paritas ASI Eksklusif Tidak ASI Eksklusif Total p-value f % f % f % Primipara 6 40,0 9 60,0 15 100,0 0,707 Multipara 6 50,0 6 50,0 12 100,0 Jumlah 12 44,4 15 55,6 27 100,0
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Asi Eksklusif Pada Karyawan Di Yayasan Ngudi Waluyo Ungaran
5
Hubungan Permasalahan Menyusui dengan Pemberian ASI Eksklusif Pemberian ASI Eksklusif Permasalahan Tidak ASI ASI Eksklusif Total p-value menyusui Eksklusif f % f % f % Tidak bermasalah 2 50,0 2 50,0 4 100,0 1,000 bermasalah 10 43,5 13 56,5 23 100,0 Jumlah 12 44,4 15 55,6 27 100,0 Hubungan Dukungan Sosial Dengan Pemberian ASI Eksklusif Pemberian ASI Eksklusif Dukungan Sosial ASI Tidak ASI Total Eksklusif Eksklusif f % f % f % Baik 12 46,2 14 53,8 26 100,0 Kurang 0 0 1 100,0 1 100,0 Jumlah 12 44,4 15 55,6 27 100,0 PEMBAHASAN Gambaran Paritas Karyawan di Yayasan Ngudi Waluyo Ungaran Berdasarkan hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden merupakan primipara sebanyak 15 orang (55,6%). Responden dengan paritas primipara memperoleh pengalaman menjalankan proses menyusui dari rekan kerja yang telah mengalami proses menyusui. Responden primipara namun dengan pengalaman dan informasi yang yang benar yang diterimanya maka tidak akan ketinggalan informasi kesehatan terutama tentang pemberian ASI Eksklusif. Paritas dalam menyusui adalah pengalaman pemberian ASI Eksklusif, menyusui pada kelahiran anak sebelumnya, kebiasaan menyusui dalam keluarga, serta pengetahuan tentang manfaat ASI berpengaruh kepada keputusan ibu untuk menyusui atau tidak (Arini,2012). Pengalaman seseorang individu tentang berbagai hal bisa diperoleh dari lingkungan kehidupan dalam proses perkembangannya. Adanya pengetahuan tentang suatu hal akan menyebabkan timbulnya suatu respon baik positif maupun negatif pada seseorang sehingga akan membuat ia
p-value 1,000
bersikap dan berperilaku demi kesehatannya (Notoatmodjo, 2012). Gambaran Masalah Menyusui Karyawan di Yayasan Ngudi Waluyo Ungaran Berdasarkan hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden mengalami permasalahan menyusui banyak 23 orang (85,1%). Permasalahan menyusui yang dialami oleh responden berupa putting susu nyeri 5 orang , putting susu lecet 8 orang, bengkak payudara 7 orang, ASI yang tidak mencukupi/ kurang 10 orang. Menurut Ambarwati (2010), bahwa menyusui tidak menyebabkan putting susu menjadi nyeri dan lecet. Namun pada umumnya seorang ibu pada masa awal menyusui akan merasakan nyeri pada putting susunya, karena langit-langit dan lidah bayi yang masih kasar. Permasalah menyusui yang dialami ibu seperti mengalami bengkak pada payudara, hal ini disebabkan produksi ASI yang terus produksi namun karena kesibukan ibu bekerja dan berjauhan dengan bayi menyebabkan payudara tidak mengalami pengosongan dengan baik.
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Asi Eksklusif Pada Karyawan Di Yayasan Ngudi Waluyo Ungaran
6
Gambaran Dukungan Sosial Karyawan di Yayasan Ngudi Waluyo Ungaran Berdasarkan hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden mendapatkan dukungan sosial yang baik sebanyak 26 orang (96,3%). Dukungan sosial yang diperoleh responden berasal dari suami dan rekan kerja, namun dukungan sosial dari tempat kerja dirasakan kurang oleh responden karena tempat kerja belum menetapkan peraturan tertulis tentang cuti menyusui dan belum tersedianya fasilitas ruang laktasi dan penyimpanan ASI di tempat kerja (Musbikin,2008). Hal ini juga sesuai dengan Prasetyono (2012) yang menyatakan setiap orang pasti membutuhkan bantuan nyata dari orang lain. Bagi seorang ibu bekerja yang aktif bekerja di luar rumah melaporkan apa yang paling mereka nilai tentang program menyusui perusahaan mereka adalah dukungan tempat kerja, termasuk dukungan verbal dan tertulis dari atasan. Gambaran Pemberian ASI Eksklusif Karyawan di Yayasan Ngudi Waluyo Ungaran Berdasarkan hasil penelitian diperoleh sebagian besar responden yang tidak berhasil memberikan ASI Eksklusif yaitu 15 orang (55,6%) lebih banyak dibandingkan dengan responden yang berhasil ASI Eksklusif sejumlah 12 orang (44,4%). Faktor- faktor yang mendukung keberhasilan ASI Eksklusif bagi ibu bekerja terdiri dari faktor Internal dan faktor Eksternal. Hubungan Paritas Dengan Pemberian ASI Eksklusif Pada Karyawan Di Yayasan Ngudi Waluyo Ungaran Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa responden multipara dan memberikan ASI Eksklusif sebanyak 50,0 % lebih banyak dibandingkan dengan responden primipara dan
memberikan ASI Eksklusif sebanyak 40,0%. Multipara lebih banyak yang memberikan ASI Eksklusif karena telah memiliki pengalaman, baik pengalaman sebelumnya yang tidak memberikan ASI Eksklusif ataupun pengalamannya yang telah memberikan ASI Eksklusif. Multipara yang sebelumnya tidak memberikan ASI Eksklusif pada anak pertamanya karena adanya faktor-faktor penghambat, pada anak kedua dan selanjutnya sudah memiliki pengalaman tentang mengatasi faktor penghambat tersebut sehingga dapat memberikan ASI nya secara Eksklusif. Walaupun demikian secara teori paritas mempengaruhi ibu dalam pemberian ASI Eksklusif. Bisa dilihat dari paritas ibu, semakin banyak jumlah anak maka semakin banyak pengalaman yang didapatkan ibu (Sunaryo,2004). Hubungan Masalah Menyusui dengan Pemberian ASI Eksklusif Pada Karyawan di Yayasan Ngudi Waluyo Ungaran Berdasarkan hasil analisis diperoleh hasil bahwa ibu yang berhasil ASI Eksklusif dengan permasalahan menyusui kategori tidak bermasalah yaitu 50,0% dan permasalahan menyusui kategori bermasalah 43,5%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan keberhasilan ASI Eksklusif lebih banyak terjadi pada ibu dengan tidak mengalami permasalahan menyusui dibandingkan dengan ibu yang mengalami permasalahan menyusui. Secara keseluruhan responden mengalami permasalahan menyusui, namun karena memiliki pengetahuan yang baik mengenai masalah kesehatan maka responden dapat mengatasi segera permasalahan menyusui yang dialami secara mandiri. Pendidikan sangat erat berhubungan dengan pengetahuan dimana diharapkan seseorang dengan pengetahuan baik, maka orang tersebut akan semakin tinggi motivasinya (Arif, 2009).
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Asi Eksklusif Pada Karyawan Di Yayasan Ngudi Waluyo Ungaran
7
Dukungan Sosial dengan Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif Pada Karyawan di Yayasan Ngudi Waluyo Ungaran Berdasarkan hasil analisis diperoleh hasil bahwa ibu yang berhasil ASI Eksklusif dengan dukungan sosial kategori baik yaitu 46,2% dan dengan dukungan sosial kategori kurang 0%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan keberhasilan ASI Eksklusif lebih banyak terjadi pada ibu dengan dukungan sosial baik dibandingkan dengan ibu yang kurang mendapat dukungan sosial. Kendala dalam pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja adalah ibu tidak memerah ASI sebelum bekerja sehingga banyinya tidak bisa diberikan ASI. Hal ini dimungkinkan timbul karena dua factor yaitu faktor tidak adanya kesempatan bagi ibu untuk memerah ASI karena harus bekerja pada pagi hari. Kendala yang lain yang lain dapat dipastikan bahwa ibu tidak mempunyai cukup waktu untuk pulang menyusui bayinya karena tempat kerja yang jauh dan waktu istirahat yang terbatas sehingga sangat tidak mungkin ibu pulang kembali ketempat kerja (Yuliarti, 2010). KESIMPULAN Sebagian besar responden paritas primipara sejumlah 15 orang (55,6%).Sebagian besar responden mengalami permasalahan menyusui kategori bermasalah yaitu 23 orang (85, 2%).Sebagian besar responden mendapatkan dukungan sosial kategori baik yaitu 23 orang (85, 2%).Sebagian besar responden pemberian ASI Eksklusif kategori tidak ASI Eksklusif yaitu 15 orang (55,6%). Tidak ada hubungan paritas dengan pemberian ASI Eksklusif pada karyawan di Yayasan Ngudi Waluyo Ungaran, p-value=0,603 > (0,05) Tidak ada hubungan permasalahan menyusui karyawan
dengan keberhasilan pemberian ASI Eksklusif pada karyawan di Yayasan Ngudi Waluyo Ungaran,p-value=1,000 >> (0,05) Tidak ada hubungan dukungan sosial dengan keberhasilan pemberian ASI Eksklusif pada karyawan di Yayasan Ngudi Waluyo Ungaran, p-value=1,000 >> (0,05). SARAN Diharapkan Bagi Ibu meningkatkan motivasi dalam mensukseskan pemberian ASI Eksklusif, saling memberikan masukan dan berbagi pengalaman antar sesama rekan kerja ataupun orang lain di masyarakat tentang ASI Eksklusif. Bagi institusi pendidikan dapat dijadikan sebagai wacana ilmiah dan referensi untuk melaksanakan penelitian selanjutnya, masukan dan pertimbangan di wujudkannya fasilitas ruang laktasi dan penyimpanan ASI perah, menetapkan cuti menyusui, membebas tugaskan ibu yang sedang menjalankan proses menyusui untuk tugas luar di Yayasan Ngudi Waluyo Ungaran sehingga dapat memberikan rasa nyaman dan semangat karyawan terutama para ibu dosen ataupun staff dalam bekerja sekaligus menjalankan proses menyusui. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian selanjutnya dengan observasi secara langsung tentang pemanfaatan ruang ASI sehingga hasil lebih akurat dan dapat memperhatikan faktor lain yang berpengaruh terhadap keberhasilan pemberian ASI Eksklusif seperti pemanfaatan ruang laktasi, promosi susu formula, dan motivasi ibu.
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Asi Eksklusif Pada Karyawan Di Yayasan Ngudi Waluyo Ungaran
8
DAFTAR PUSTAKA Ambarwati, ER. (2010). Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta:Nuha Medika Arif, N.(2009). ASI dan Tumbuh Kembang Bayi. Yogyakarta:Media Pressindo Arini,H.(2012).Mengapa Seorang Ibu Harus Menyusui. Yogyakarta:Flash Books Musbikin. (2008). Psikiater Peran Suami Dalam Kehamilan. Jakarta:Mitra Medika
Notoatmodjo,S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:Rineka Cipta Notoatmodjo. (2010). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta Prasetyono, S. (2012). Buku Pintar ASI Eksklusif. Yogyakarta:DIVA Press Roesli, Utami. (2013). Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya Yuliarti, Nurheti. (2010). Keajaiban ASI Makanan Terbaik Untuk Kesehatan, Kecerdasan, dan Kelincahan Si Kecil. Yogyakarta:ANDI.
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Asi Eksklusif Pada Karyawan Di Yayasan Ngudi Waluyo Ungaran
9