FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI PUSKESMAS KERTAPATI PALEMBANG 2013 oleh Rika Oktapianti Dosen Program Studi Kebidanan STIK Bina Husada
ABSTRAK Menurut dari hasil survey demografi kesehatan Indonesia pada tahun 2007 menunjukan jumlah pemberian ASI ekslusif pada bayi kurang dari 2 bulan hanya mencakup 48,3 % dari total bayi 486 bayi. Persentase tesebut menurun seiring dengan bertambahnya usia bayi yakni 34,4% pada bayi usia 2-3 bulan, 17,8% pada bayi usia 4-5 bulan, yang lebih memprihatinkan sekitar 2 diantara sepersepuluh anak (28%) bayi dibawah usia 2 bulan telah diberi susu formula dan 27,2% bayi usia 2-3 bulan telah diberikan makanan tambahan. Data dari dinas kesehatan kota Palembang didapatkan yaitu 79,6% ibu yang memberikan ASI ekslusif kepada bayi, sedangkan di Puskesmas Kertapati bayi yang mendapatkan ASI ekslusif sebanyak 87,37% Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan,sikap dan motivasi dengan pemberian ASI ekslusif di Puskesmas Kertapati Palembang Tahun 2013. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode non random sampling dengan tehnik accidental sampling. Sampel yang diambil adalah ibu yang mempunyai anak usia 6-12 yang ada di Puskesmas Kertapati Palembang yaitu sebanyak 40 responden. Hasil yang didapatkan adalah sebagian besar pengetahuan ibu adalah baik 21 responden (52,5%) dan sebagian besar sikap ibu adalah positif 25 responden (62,5%), motivasi ibu dan keluarga sebagian besar adalah positi 24 responden (37,5%) dan sebagian besar ibu tidak memberikan ASI ekslusif 25 responden (62,5%). Kesimpulan yang didapatkan yaitu ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI ekslusif dengan nilai ρ value = 0,041 berarti ρ value < dari nilai ɑ (0,041<0,05), dan ada hubungan yang bermakna antara sikap ibu dengan pemberian ASI ekslusif dengan nilai ρ value = 0,000 berarti ρ value < dari nilai ɑ (0,000<0,05), dan ada hubungan yang bermakna antara motivasi ibu dengan pemberian ASI ekslusif dengan nilai ρ value = 0,000 berarti ρ value < dari nilai ɑ (0,000<0,05). Melalui penelitian ini diharapkan para petugas kesehatan dapat meningkatkan penyuluhan tentang pemberian ASI ekslusif untuk membentuk generasi bangsa yang berkualitas dan diharapkan kepada peneliti selanjutnya dapat mencari variabel-variabel yang belum diteliti. Kata Kunci
: ASI eksklusif, pengetahuan, sikap, motivasi.
Faktor-Faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di Puskesmas Kertapati Palembang 2013 Page 1
1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Air Susu Ibu ( ASI ) Ekslusif merupakan proses pemberian ASI secara ekslusif saja, tanpa tambahan cairan seperti susu formula, jeruk, madu, air, teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, papaya, bubur susu, biscuit, bubur nasi dan tim (Utami, 2005). Menurut World Health Organization ( WHO ) adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain. ASI dapat diberikan ataupun makanan lain. ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun (Yanti, 2011) United Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF) memperkirakan bahwa pemberian ASI Ekslusif sampai usia 6 bulan dapat mencegah kematian 1.3 juta anak berusia di bawah lima tahun. Suatu penelitian di Ghana yang diterbitkan dalam jurnal Pediatrics menunjukkan, 16% kematian bayi dapat dicegah melalui pemberian ASI pada bayi sejak hari pertama kelahirannya. Setiap tahunnya lebih dari 25.000 bayi di Indonesia dan 1,3 juta bayi diseluruh dunia dapat diselamatkan dari kematian dengan pemberian ASI ekslusif (Depkes RI, 2005). Berdasarkan penelitian WHO (2000) di enam Negara berkembang, risiko kematian bayi antara usia 912 bulan meningkat 40% jika bayi tersebut tidak disusui, untuk bayi berusia dibawah 2 bulan angka kematian meningkat menjadi 48% (Roesli, 2008). Pemberian ASI ekslusif dapat mencegah kematian balita sebanyak 13%. Pemberian makanan pendamping ASI pada saat 6 bulan dan jumlah yang tepat dapat mencegah kematian bayi sebanyak 6% sehingga pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan dilanjutkan dengan pemberian ASI sampai 2 tahun bersama makanan pendamping ASI yang tepat dapat mencegah kematian balita sebanyak 19% (Suradi, 2008). Indonesia sampai saat ini memang masih jadi surga pemasaran susu formula padahal, di beberapa Negara, pemasaran susu formula tak segencar di Indonesia. Ironisnya, gencarnya promosi susu formula itu menenggelamkan promosi ASI. Dan parahnya, bahkan terbentuk image di masyarakat seolaholah susu formula lebih baik dibanding ASI (Oetami, 2007).
Berdasarkan data hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 didapatkan data jumlah pemberian ASI ekslusif pada bayi kurang 2 bulan hanya mencakup 48,3% dari total 486 total bayi. Persentase tersebut menurun seiring dengan bertambahnya usia bayi yakni 34,4% pada bayi usia 2-3 bulan, 17,8% pada bayi usia 4-5 bulan, yang lebih memprihatinkan sekitar 3 diantara sepuluh anak (28%) bayi dibawah usia 2 bulan telah diberi susu formula dan 27,2% bayi usia 2-3 bulan telah diberikan makanan tambahan (SDKI, 2007). Berdasarkan Data dari Kesehatan Kota Palembang jumlah bayi yang ada pada tahun 2007 sekitar 32.886 bayi dan sekitar 27.700 bayi yang diberikan ASI secara Ekslusif atau sekitar 84,4%, tahun 2008 terjadi penurunan pemberian ASI ekslusif yaitu dari 30.817 bayi yang mendapatkan ASI ekslusif sebanyak 23.286 bayi atau sebesar 75% dan tahun 2009 terjadi penurunan dari 12.672 bayi yang mendapat ASI ekslusif sebanyak 10.144 bayi atau sebesar 80% yang mendapatkan ASI ekslusif, tahun 2010 terjadi penurunan pemberian ASI ekslusif dari 15.223 bayi yang mendapat ASI ekslusif sebanyak 13.168 bayi atau sebesar 86,5% yang mendapat ASI ekslusif, tahun 2011 juga terjadi penurunan pemberian ASI ekslusif dari 11.621 bayi yang mendapat ASI ekslusif sebanyak 9.256 bayi atau sebesar 79,6%. UNICEF menyebutkan bahwa ketidaktahuan ibu tentang pentingnya ASI, cara menyusui yang benar, serta pemasaran yang dilancarkan secara agresif oleh para produsen susu formula merupakan factor penghambat terbentuknya kesadaran orang tua dalam memberikan ASI Ekslusif (Baskoro, 2005). Cakupan pemberian ASI ekslusif di Puskesmas Kertapati Palembang, bayi yang mendapat ASI ekslusif yang diketahui jumlah bayi pada tahun 2010 mencapai 1541 bayi dan bayi yang mendapat ASI ekslusif 1440 bayi atau 91%, pada tahun 2011 terjadi penurunan pada tahun 2011. Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif di Puskesmas Kertapati Palembang yaitu 982 bayi atau 87,37% (Profil Puskesmas Kertapati Palembang, 2011). I.2. Rumusan Masalah Rumusan masalah penelitian ini adalah diketahuinya faktor-faktor seperti pengetahuan,
Faktor-Faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di Puskesmas Kertapati Palembang 2013 Page 2
sikap dan motivasi yang berhubungan dengan pemberian ASI ekslusif di Puskesmas Kertapati Palembang tahun 2013. I.3. Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Diketahuinya faktor-faktor seperti pengetahuan, sikap dan motivasi yang berhubungan dengan pemberian ASI ekslusif pada bayi di Puskesmas Kertapati Palembang Tahun 2013. 1.3.2 Tujuan Khusus a. Diketahuinya distribusi frekuensi pemberian ASI ekslusif pada bayi ASI Ekslusif di Puskesmas Kertapati Palembang tahun 2013. b. Diketahuinya distribusi frekuensi pengetahuan ibu dengan pemberian ASI Ekslusif di Puskesmas Kertapati Palembang tahun 2013. c. Diketahuinya distribusi frekuensi sikap ibu dengan pemberian ASI Ekslusif di Puskesmas Kertapati Palembang tahun 2013. d. Diketahuinya distribusi frekuensi motivasi ibu dengan pemberian ASI Ekslusif di Puskesmas Kertapati Palembang tahun 2013. e. Diketahuinya hubungan antara pengetahuan dengan pemberian ASI Ekslusif di Puskesmas Kertapati Palembang tahun 2013. f. Diketahuinya hubungan antara sikap ibu dengan pemberian ASI Ekslusif di Puskesmas Kertapati Palembang tahun 2013. g. Diketahuinya hubungan antara motivasi ibu dengan pemberian ASI Ekslusif pada bayi di Puskesmas Kertapati Palembang tahun 2013. 2. Metodelogi Penelitian 2.1 Desain Penelitian Metode penelitian ini menggunakan Metode survey analitik adalah penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Dengan pendekatan Cross Sectional adalah variabel sebab atau resiko dan akibat atau kasus yang terjadi pada objek penelitian diukur atau dikumpulkan secara
simulasi (dalam waktu bersamaan) (Notoatmodjo,2010). Pada penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan variabel dependen pemberian ASI ekslusif pada bayi dengan variabel independen pengetahuan, sikap dan motivasi yang dikumpulkan secara bersamaan. 2.2. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2005). Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai bayi yang berusia 6-12 bulan yang datang ke KIA untuk memeriksakan kesehatan bayi dan pemberian imunisasi atau ke Poli MTBS saat penelitian di Puskesmas Kertapati pada tanggal 25 Juni sampai dengan 15 Juli 2013 berjumlah 40 orang 2.3. Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian adalah Puskesmas Kertapati Palembang, pelaksanaan penelitian ini pada bulan 25 Mei – 15 juli 2013. 3. Hasil Penelitian 3.1. Hasil 1. Analisis Univariat Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Ekslusif Pada Bayi Di Puskesmas Kertapati Palembang Tahun 2013
N o 1 2
ASI Ekslusif ASI Ekslusif Tidak ASI Ekslusif Jumlah
Frekuensi
Persentase
15
37,5
25
62,5
40
100
Pada tabel 4.4 diatas ibu yang memberikan ASI ekslusif sebesar 15 (37,5%) lebih kecil, dari ibu yang tidak memberikan ASI ekslusif sebesar 25 (62,5%).
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Berdasarkan Pemberian ASI Ekslusif Di Puskesmas Kertapati Palembang Tahun 2013
Faktor-Faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di Puskesmas Kertapati Palembang 2013 Page 3
Pemberian ASI
N o
Pengetahuan Ibu
Frekuensi
1
Baik
21
2
Kurang Jumlah
19 40
Persentase
47,5 100
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Sikap Ibu Berdasarkan Pemberian ASI Ekslusif Di Puskesmas Kertapati Palembang Tahun 2013
Sikap Ibu Positif Negatif Jumlah
Frekuensi 25 15
Persentase 62,5 37,5
40
100
Dari tabel 4.6 diatas sikap ibu positif berjumlah 25 (62,5%) lebih besar, dari sikap ibu negatif berjumlah 15 (37,5%).
1
Baik
f 11
% 57,90
2
Kurang
4
19,05
17
Jumlah
15
Frekuensi 15 25 40
ASI Ekslusif
Persentase 62,5 37,5 100
80,95
ρ OR
n 19
% 100
21
100
0,0
25
40
Berdasarkan tabel 4.8 diatas diketahui bahwa dari 15 ibu, pemberian ASI ekslusif dengan pengetahuan baik berjumlah 57,90% lebih besar, bila dibandingkan dari pemberian ASI ekslusif yang pengetahuan ibu kurang berjumlah 19,05%. Sedangkan dari 25 ibu, pemberian ASI tidak ekslusif dengan pengetahuan ibu baik berjumlah 19,05% lebih kecil, bila dibandingkan dengan pemberian ASI tidak ekslusif pengetahuan ibu yang kurang berjumlah 80,95%. Hasil uji statistik Chi-Square diperoleh ρ value 0,027 < α 0,05, artinya ada hubungan bermakna antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI ekslusif pada bayi di Puskesmas Kertapati Tahun 2012 dan diperoleh nilai OR (odds rratio) sebesar 5,844 yang berarti perilaku ibu untuk memberikan ASI ekslusif 5,844 kali jika berpengetahuan baik. Hasil hipotesis awal terbukti secara statistik. Tabel 4.9 Hubungan Sikap Ibu Dengan Pemberian ASI Ekslusif Di Puskesmas Kertapati Palembang Tahun 2013 Pemberian ASI N o
Sikap Ibu
Total ASI Ekslusif
1
Positif
f 4
% 16
2
Negatif
11
73,33
Jumlah
15
ρ OR
Tidak ASI Ekslusif f % 21 84
n 19
% 100
4
21
100
0,001
Dari tabel 4.7 diatas motivasi ibu positif berjumlah 15 (62,5%) lebih kecil, dari motivasi ibu negatif berjumlah 25 (37,5%). 2. Analisis bivariat
Tabel 4.8 Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian ASI Ekslusif Di Puskesmas Kertapati Palembang Tahun 2013
5,844
27
Palembang Tahun 2013 Motivasi Ibu Positif Negatif Jumlah
Total Tidak ASI Ekslusif f % 8 42,10
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Motivasi Ibu Berdasarkan Pemberian ASI Ekslusif Di Puskesmas Kertapati
No 1 2
Pengetahuan Ibu
52,5
Dari tabel 4.5 diatas pengetahuan ibu baik pemberian ASI ekslusif berjumlah 21 (52,5%) lebih besar, dari pengetahuan ibu kurang pemberian ASI ekslusif berjumlah 19 (47,5%).
No 1 2
N o
25
26,66
40
Berdasarkan tabel 4.9 diatas dari 15 ibu, pemberian ASI ekslusif dengan sikap yang positif berjumlah 16% lebih kecil, bila dibandingkan dengan sikap ibu yang negatif berjumlah 73,33%. Sedangkan dari 25 ibu, pemberian ASI tidak ekslusif sikap yang positif berjumlah 84% lebih besar, bila dibandingkan pemberian ASI tidak ekslusif dengan sikap ibu yang negatif ibu kurang berjumlah 26,66%.
Faktor-Faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di Puskesmas Kertapati Palembang 2013 Page 4
0,069
Hasil uji statistik Chi-Square diperoleh ρ value 0,001 < α 0,05, artinya ada hubungan bermakna antara sikap ibu dengan pemberian ASI ekslusif pada bayi di Puskesmas Kertapati Tahun 2012. Hasil uji statistik diperoleh dari OR sebesar 0,069 yang berarti perilaku ibu untuk memberikan ASI secara ekslusif 0,069 kali pada ibu yang bersikap negatif. Hasil analisa diatas terbukti secara statistik. Tabel 4.10 Hubungan Motivasi Ibu Dengan Pemberian ASI Ekslusif Di Puskesmas Kertapati Palembang Tahun 2013 Pemberian ASI N o
Motivasi Ibu
Total ASI Ekslusif
1
Positif
f 10
% 66,67
2
Negatif
5
20
Jumlah
15
n 15
% 100
20
25
100
25
80
ρ OR
Tidak ASI Ekslusif f % 5 35,33
0,003
8,000
40
Berdasarkan tabel 4.10 diatas dari 15 ibu, pemberian ASI ekslusif dengan motivasi yang positif sebanyak 66,67% lebih besar, bila dibandingkan dengan pemberian ASI ekslusif motivasi ibu yang negatif sebanyak 20%. Sedangkan dari 25 ibu, peberian ASI tidak ekslusif dengan motivasi ibu yang negatif sebanyak 20% lebih besar, bila dibandingkan dengan pemberian ASI tidak ekslusif dengan motivasi ibu yang negatif sebanyak 80%. Hasil uji statistik Chi-Square diperoleh ρ value 0,003 < α 0,05, artinya ada hubungan bermakna antara motivasi ibu dengan pemberian ASI ekslusif pada bayi di Puskesmas Kertapati Tahun 2012. Hasil uji statistik diperoleh nilai OR sebesar 8,000 yang berarti perilaku ibu untuk memberikan ASI secara ekslusif 8,000 pada ibu yang motivasi negatif. Hasil analisa data terbukti secara statistik. 4. 1.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Rizki di Wilayah Kerja Puskesmas Pakis Surabaya 2010 mengenai pemberian ASI ekslusif. Dari 70 responden yang memberikan ASI ekslusif sebanyak 54,3% dan ibu yang tidak memberikan ASI Ekslusif sebanyak 45,7%. Sedangkan data dari Puskesmas Kertapati Tahun 2010 pemberian ASI ekslusif sebanyak 91 % dan pada tahun 2011 sebanyak 87,37%. Data tersebut juga menunjukkan terjadi penurunan cakupan target pemberian ASI ekslusif pada bayi. Hal ini sejalan dengan pendapat Baskoro (2008), faktor-faktor yang membuat ibu tidak memberikan ASI kepada bayinya yaitu pengetahuan ibu, perubahan sosial budaya, faktor psikologi ibu kurangnya penyuluhan dari petugas dan meningkatnya promosi susu kaleng sebagai pengganti ASI.
Pembahasan Pemberian ASI Ekslusif Hasil analisis univariat dari 40 responden, yang memberikan ASI ekslusif sebanyak 37,5% dan yang tidak memberikan ASI ekslusif sebanyak 62,5%. Data penelitian menunjukkan dalam pemberian ASI ekslusif masih cukup rendah dibanding dengan ibu yang tidak memberikan ASI ekslusif.
2. Pengetahuan Pada analisis univariat dari 40 responden, pengetahuan ibu baik sebanyak 52,5% dan pengetahuan ibu kurang sebanyak 47,5%. Data tersebut menunjukkan ibu yang berpengetahuan baik akan memberikan ASI secara ekslusif, pengetahuan itu salah satu faktor yang menyebabkan seseorang berperilaku (Notoatmodjo, 2005) ibu yang memiliki pengetahuan yang baik tentang ASI ekslusif maka akan lebih mudah ibu tersebut untuk memberikan ASI Ekslusif kepada bayinya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Josefa (2007) di Kecamatan Tembalang Semarang Garutmengenai hubungan pengetahuan ibu menyusui dengan perilaku pemberian ASI ekslusif menunjukkan responden pengetahuan baik sebesar 27,3%, dan responden pengetahuan kurang sebesar 72,7%. Hasil analisis bivariat dari 15 ibu, pemberian ASI ekslusif pengetahuan ibu baik sebanyak 57,90% dan pemberian ASI ekslusif ibu pengetahuan kurang sebanyak 19,05% sedangkan dari 25 ibu tidak ASI ekslusif pengetahuan ibu baik sebanyak 42,10% dan tidak ASI ekslusif pengetahuan ibu rendah sebanyak 80,95%. Data tersebut juga menunjukkan bahwa pengetahuan yang baik belum memberikan satu jaminan bagi ibu untuk berilaku positif dalam memberikan ASI esklusif kepada bayi. Hal ini disebabkan kurangnya dukungan suami, keluarga, lingkungan serta kurangnya dukungan tenaga kesehatan atau
Faktor-Faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di Puskesmas Kertapati Palembang 2013 Page 5
follow up tenaga kesehatan terhadap ibu yang menyusui bayi. Hasil uji statistik diperoleh ρ value 0,027 < α 0,05 artinya ada hubungan bermakna antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI ekslusif. Dengan nilai OR = 5.844 diketahui bahwa responden dengan pengetahuan tinggi 5.844 kali memberikan ASI ekslusif dibandingkan dengan responden pengetahuan rendah. Semakin rendah pengetahuan ibu semakin rendah ibu untuk menyusui bayinya. Pengetahuan ibu yang cukup rendah untuk tidak memberikan ASI ekslusif bisa disebabkan beberapa faktor seperti kurangnya motivasi dari keluarga untuk menyusui, lebih banyak mengabiskan waktu diluar atau ibu bekerja sehingga bayi cukup diberi susu botol saja, faktor lingkungan juga berperan penting, ibu akan melihat tetangga memberikan susu botol anaknya sehat-sehat saja sehingga membuat ibu tersebut tidak memberikan ASI melainkan memberikan susu botol pada bayinya. Pengetahuan ibu sangat berperan penting dalam memberikan ASI ekslusif pada bayinya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Losu, di Poliklinik Tumbuh Kembang RSUD Dr. Sardjito Yogyakarta Tahun 2001 Mengenai Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Prilaku Pemberian ASI ekslusif. Menunjukkan hasil uji statistik menggunakan rumus product moment menunjukkan koefesien korelasi (r) = 0,526 dengan signifikasi 0,003 (< 0,05) artinya terdapat hubungan positif dengan tingkat sedang yang signifikan antara pengetahuan ibu menyusui dengan perilaku pemberian ASI ekslusif. Dan berdasarkan penelitian Josefa (2007) di Kecamatan Tembalang Semarang Garutmengenai hubungan pengetahuan ibu menyusui dengan perilaku pemberian ASI ekslusif menunjukkan responden pengetahuan baik sebesar 27,3%, dan responden pengetahuan kurang sebesar 72,7%. Hasil uji satistik menggunakan Chi-Square nialai ρ value =0,091 < α 0,05, artinya ada hubungan bermakna antara pengetahuan dengan pemberian ASI ekslusif. Hasil penelitian ini sesuai dengan data yang dikeluarkan Susenas (2009) yang menyatakan bahwa faktor pengetahuan merupakan salah satu faktor yang berhubungan terhadap pemberian ASI ekslusif. Menurut soleha (2006) yang mengemukakan pendidikan ibu menyusui mempunyai pengaruh terhadap pemberian ASI
ekslusif semakin tinggi tingkat pendidikan ibu semakin tinggi juga kemungkinan ibu untuk memberikan ASI secara ekslusif kepada bayinya 3. Sikap Hasil analisis univariat dari 40 responden, sikap ibu positif sebanyak 62,5% dan sikap ibu negatif sebanyak 37,5%. Data tersebut menunjukkan ibu yang bersikap positif akan memberikan ASI secara ekslusif. Sikap itu tidak muncul seketika atau dibawa lahir, tetapi disusun dan dibentuk melalui pengalaman serta memberikan pengaruh langsung respon seseorang. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Resy (2010) Di Posyandu Delima II Desa Baru Dusun II di Sumatra Utara dari 44 responden menunjukkan berpengetahuan baik sebanyak 38 orang (82,6%) dan bersikap positif sebanyak 41 orang (89,1%) dalam pemberian ASI Ekslusif dari hasil tersebut ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap iu dalam pemberian ASI Ekslusif. Hasil analisis bivariat dari 15 ibu, pemberian ASI ekslusif dengan sikap ibu yang Positif berjumlah 16% dan pemberian ASI eklusif dengan sikap ibu yang negatif berjumlah 73,33% sedangkan dari 25 ibu, pemberian ASI tidak ekslusif sikap yang positif sebanyak 84% dan pemberian ASI tidak ekslusif sikap yang kurang sebanyak 26,66%. Data tersebut menunjukkan ibu yang bersikap positif belum tentu memberikan ASI secara ekslusif. Hal ini dikarenakan banyaknya aktifitas ibu diluar rumah sehingga intensitas pertemuan ibu dengan bayi menjadi berkurang sehngga ibu tidak bisa memberikan ASI secara ekslusif. Sikap positif ibu disebabkan oleh beberapa hal antara lain keinginan yang tinggi dari responden untuk memberikan apa yang terbaik buat bayinya, dukungan dari keluarga untuk memberikan ASI ekslusif. Yang bersikap negatif bisa disebabkan oleh bebarapa hal antara lain pengetahuan ibu yang kurang tentang ASI, kurang dukungan dari keluarga atau dari instansi kesehatan untuk memberikan ASI ekslusif. Hasil uji statistik Chi-Square diperoleh ρ value (0,001) < α (0,05), artinya ada hubungan antara sikap ibu dengan pemberian ASI ekslusif. Dengan nilai OR = 0,069 diketahui bahwa responden dengan bersikap positif 0,069 kali memberikan ASI ekslusif dibandingkan dengan
Faktor-Faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di Puskesmas Kertapati Palembang 2013 Page 6
responden bersikap negatif. Data semakin positif sikap ibu terhadap pemebrian ASI secara eksluais pada bayinya maka akan semakin baik pula ASI ekslusif pada bayi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Rizky (2010) ibu yang bersikap baik sebanyak 25 responden(53,3%) memberikan ASI ekslusif kepada bayinya sedangkan yang memiliki sikap kurang baik tidak ada yang memberikan asi ekslusif, hasil uji statistik X2 test (Chi Square) menghasilkan nilai ρ = 0,008 < 0,05 jadi ada hubungan yang cukup kuat antara sikap ibu dengan pemberian ASI ekslusif. Menurut Kasnodiharjo, (1996).Akan tetapi dari hasil penelitian lainnya terungkap hanya sedikit ibu yang mempunyai pengetahuan yang baik tentang kegunaan ASI dan mempunyai sikap positif terhadap upaya pemberian ASI akan tetapi dalam prakteknya tidak terlalu konsisten dengan pengetahuan mereka dan meskipun pengetahuan dan sikap masyarakat positif belum menunjukkan perilaku menyusui yang positif. Kesimpulannya bahwa sikap juga sangat berpengaruh terbentuknya perilaku seseorang dan pembentukan sikap tidak terjadi dengan sendirinya, karena pembentukan sikap senantiasa berlangsung dalam interaksi manusia dan berkenaan dengan objek tertentu dalam hal ini sikap ibu dalam memberikan ASI ekslusif kepada bayinya. 4. Motivasi Pada hasil analisis univariat dari 40 responden, motivasi ibu positif sebanyak 62,5% dan motivasi ibu negatif sebanyak 37,5%. Data diatas menunjukkan ibu yang mempunyai keinginan dan dukungan keluarga yang tinggi untuk memberikan ASI ekslusif, semakin tinggi pula keinginan ibu untuk memberikan ASI ekslusif kepada bayinya. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Rizky (2010) ibu yang mendapat dukungan sebanyak 16 responden memberikan ASI ekslusif kepada bayinya sedangkan sebanyak 11 responden yang tidak mendapat dukungan keluarga untuk memberikan ASI ekslusif. Hasil analisis bivariat dari 15 ibu, pemberian ASI ekslusif dengan motivasi ibu yang Positif 66,67% dan pemberian ASI ekslusif dengan motivasi ibu yang negatif sebanyak 35,33% sedangkan dari 25 ibu, pemberian ASI tidak ekslusif dengan motivasi ibu yang positif
sebanyak 35,33% dan pemberian ASI tidak ekslusif motivasi ibu yang negatif sebanyak 80%. Hasil uji statistik Chi-Square diperoleh ρ value 0,003 < α 0,05 artinya ada hubungan antara motivasi ibu dengan pemberian ASI ekslusif. dengan nilai OR = 8,000 diketahui bahwa responden motivasi dengan motivasi positif 8,000 kali memberikan ASI ekslusif dibandingkan dengan motivasi negatif. Kurangnya dukungan dari keluarga dan dari tenaga kesehatan, serta kurangnya informasi yang diberikan maka akan semakin besar ibu tersebut tidak memberikan ASI secara ekslusif kepada bayinya selain itu lingkungan juga berpengaruh terhadap pemberian ASI ekslusif pada bayi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Rizky (2010) ibu yang mendapat dukungan sebanyak 16 responden memberikan ASI ekslusif kepada bayinya sedangkan sebanyak 11 responden yang tidak mendapat dukungan keluarga untuk memberikan ASI ekslusif, hasil uji statistik X2 test (Chi Square) menghasilkan nilai ρ = 0,016 < 0,05 jadi ada hubungan yang bermakna antara motivasi ibu dan keluarga dengan pemberian ASI ekslusif. Dan berdasarkan hasil penelitian Aprilia di Wilayah Kerja Puskesmas Grogol Depok tahun 2008 mengenai pemberian ASI ekslusif. Menunjukan ibu dengan motivasi baik sebanyak 61,5% untuk memberikan ASI ekslusif, hasil uji statistik X2 test (Chi Square) menghasilkan nilai ρ = 0,091< 0,05 jadi ada hubungan yang bermakna antara motivasi ibu dan keluarga dengan pemberian ASI ekslusif. Sikap terbentuk dari analisis diri manusia terhadap suatu aspek, namun analsisi ini sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dan dukungan lain dari diri individu, sikap tidak selalu bermanifeestasi nayata sering sikap berespon dengan tidak menunjukkan tanda-tanda yang dapat dikenali oleh individu lain, namun tak jarang sikap yang terbentuk berbanding terbalik dengan tindakan yang dikerjakan sebagai respon dari sikap yang sudah ada. Kesimpulannya selain pengetahuan dan sikap, motivasi sangat berperan penting dalam berhasilnya pemberian ASI ekslusif. Dengan adanya motivasi yang tinggi dari diri ibu dan dukungan dari pihak keluarga dan tenaga kesehatan, ibu tersebut akan cendrung memberikan yang terbaik pada bayi dengan memberikan ASI ekslusif pada bayi dari umur 0-
Faktor-Faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di Puskesmas Kertapati Palembang 2013 Page 7
6 bulan tanpa makanan pendamping atau susu botol 5.SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian,maka di dapat kesimpulan sebagai berikut :
1) Distribusi frekuensi ASI ekslusif sebesar 15 (37,5%), dan ibu yang dan tidak ASI ekslusif sebesar 25 (62,5%). 2) Distribusi pengetahuan ibu baik sebanyak 21 (52,5%) dan pengetahuan ibu kurang sebanyak 19 (47,5). 3) Distribusi frekuensi sikap ibu positif sebanyak 25 (62,5%) dan sikap ibu negatif sebanyak 15 (37,5%). 4) Distribusi frekuensi motivasi ibu positif sebanyak 15 (37,5%) dan motivasi negatif sebanyak 25 (62,5%) 5) Ada hubungan bermakna antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI ekslusif pada bayi di Puskesmas Kertapati Tahun 2012 dengan hasil uji statistik Chi-Square diperoleh ρ value (0,041) < α (0,05), hipotesis awal terbukti secara statistik. 6) Ada hubungan bermakna antara sikap ibu dengan pemberian ASI ekslusif pada bayi di Puskesmas Kertapati Tahun 2012 dengan hasil uji statistik Chi-Square diperoleh ρ value (0,001) < α (0,05). hipotesis awal terbukti secara statistik. 7) Ada hubungan bermakna antara motivasi ibu dengan pemberian ASI ekslusif pada bayi di Puskesmas Kertpati Tahun 2012 dengan hasil uji statistik Chi-Square diperoleh ρ value (0,003) < α (0,05). hipotesis awal terbukti secara statistik. 5.2 Saran
1. Diharapkan bagi Petugas Puskesmas Kertapati Palembang khususnya bidan yang bertugas di Poliklinik KIA (kesehatan ibu dan anak) untuk dapat melakukan penyuluhan atau sosalisasi kepada ibu-ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan tentang kegunaan dari pemberian ASI ekslusif kepada bayi seperti dapat meningkatkan daya tahan tubuh,
mencerdaskan otak, dan menimbulkan kedekatan batin antara bayi dengan ibu dan lain-lain. Dan membuat selembaran brosur yang berisi manfaat dari memberikan ASI ekslusif untuk bayi dan ibu, diberikan kepada ibi agar para ibu lebih termotivasi untuk memberikan ASI ekslusif. 2. Diharapkan bagi peneliti dimasa yang akan datang agar dapat melakukan penelitian dengan variabel-variabel seperti internal maupun eksternal yang dapat mempengaruhi pemberian ASI ekslusif. seperti pendapatan, umur, paritas dan tindakan ibu menyusui. Dan bisa menggunakan metode penelitian lain misalkan dengan deskriptif analitik. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta Baskoro, Anton. 2008. ASI Panduan Praktis Ibu Menyusui. Yogyakarta : 2008. Briawan, Dodik (2004). Pengaruh Promosi Susu Formula Terhadap Pergeseran Penggunaan Air Susu Ibu (ASI). (online). http: //www. rudyet. com/ PPS702ipb/09145/dodik_briawan.pdf. Chandra, Budiman.2008. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Editor, Fema Solekha Belawati. Jakarta : EGC. Danuatmadja, Bonny. Dkk. 2003. 40 Hari Pasca Persalinan Masalah dan Solusinya. Jakarta : Puspa Swara. Efendi, Eduan. 2008. Statistik untuk Penelitian. Palembang. Hamalik, Oemar. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : PT Bumi Aksar Hidayat, Aziz Aimul. 2008. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analis Data. Jakarta : Salemba Medika Khazanah, Siti Nur. 2012. Segudang Keajaiban ASI yang Harus Anda Ketahui. Editor Dirusdi Toanto. Jakarta : Buku Kita. Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Faktor-Faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di Puskesmas Kertapati Palembang 2013 Page 8
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Proverawati, Atika, dkk. 2010. Kapita Selekta ASI dan Menyusui. Yogyakarta : Nuha Medika. Wasis. 2008. Pedoman Riset Praktis Untuk Profesi Perawat. Editor Monica Ester. Jakarta : EGC Roesli, Utami. 2005. Mengenal ASI Ekslusif. Jakarta : Trubus Agriwidya. Rohani (2008). Pengaruh Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian ASI Ekslusif Diwilayah Kerja Puskesmas Teluk Kecamatan Secanggang Kab.Langkat. 2007. Diakses dari http://Library.usu.ac.id Saleha, Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika. Sari, Komala. 2005. Hubungan Antara Ibu Bekerja Dengan Pemberian ASI Ekslusif pada Anak Umur 6-24 Bulan di Kelurahan Lawang. Skripsi Palembang : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. Siregar, M. Arifin (2004). Faktor-faktor yang mempengaruhi Pemberian ASI ekslusif oleh ibu melahirkan. http://Library.usu.ac.ac/download/flem/flem arifin.pdf Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rieneka Cipta. Susenas 2008. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Ekslusif pada Bayi. Diakses dari http://222.124186.229/gdl40/go.php?id Yanti, Damai. Dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Masa Nifas Belajar Menjadi Bidan Profesional. Bandung : Reflika Aditama. Yayasan Eureka Indonesia (2008) Manfaat ASI dan peran ayah. http://www.eureka Indonesia.org/manfaat-asi-dan peran-ayah
Faktor-Faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di Puskesmas Kertapati Palembang 2013 Page 9