FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU BALITA KE POSYANDU DI DESA SAMBAN KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG
ARTIKEL
OLEH Nur Azmi NIM. 030214A027
PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO 2016
HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL
Artikel dengan judul “faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan ibu balita ke posyandu di dessa samban kecamatan bawen kabupaten semarang ” yang disusun oleh: Nama
: Nur Azni
Nim
: 030214A027
Prodi
: DIV Kebidanan
Telah dikonsulkan dan disetujui untuk dipublikasikan oleh pembimbing utama skripsi Program Studi DIV Kebidanan Sekolah Ilmu Tinggi Kesehatan Ngudi Waluyo.
Ungaran, Maret 2016 Pembimbing Utama
(Dr.Sugeng Maryanto.M.Kes)
2
Hubungan Pemberian Motivasi Ibu Tentang Stimulasi Dini dengan Perkembangan pada Anak Usia 48 Bulan di TK Nurul Izzah Candirejo 2015
FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU BALITA KE POSYANDU DI DESA SAMBAN KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG Nur Azmi*), Sugeng Maryanto**), Heni Hirawati P***) *) Program Studi D-IV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo **) Program Studi Ilmu Gizi STIKES Ngudi Waluyo ***) Program Studi Akademi Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Email :
[email protected]
ABSTRAK
Kehadiran balita dikategorikan menjadi dua yaitu aktif apabila anak balita hadir dalam kegiatan penimbangan balita di Posyandu sebanyak lebih dari atau 8 kali dalam satu tahun. Faktor yang menyebabkan balita tidak datang ke posyandu meliputi motivasi, pelayanan kader, pekerjaan rumah tangga, anak sakit, bepergian ke tempat lain, bekerja ditempat lain dan lupa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan ibu balita ke posyandu di Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Desain dalam penelitian ini deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini ibu balita di Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang dengan sampel sebanyak 84 orang.. Alat ukur menggunakan kuesioner yang diuji dengan uji validitas dan reliabiltas. Analisis data yang digunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan motivasi dengan kunjungan ibu balita ke posyandu balita di Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang, dengan p value sebesar 0,030 (α = 0,05). Ada hubungan pekerjaan dengan kunjungan ibu balita ke posyandu balita di Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang, dengna p value sebesar 0,001 (α = 0,05). Ada hubungan pelayanan kader dengan kunjungan ibu balita ke posyandu balita di Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang, dengan p value sebesar 0,042 (α = 0,05). Sebaiknya ibu balita yang belum memanfaatkan posyandu balita dengan maksimal untuk lebih aktif ke posyandu balita, salah satunya dengan menimbang anak balitanya setiap bulan supaya perkembangan dan pertumbuhan anaknya dapat dipantau secara teratur. Kata Kunci
:
Kepustakaan :
motivasi, pekerjaan, pelayanan kader, kunjungan posyandu 35 (2005-2015)
Faktor- faktor yang berhubungan dengan kunjungan ibu balita ke posyandu di desa samban kecamatan bawen kabupaten semarang
3
ABSTRACT
The presence of children under five are categorized into two: active when young children are present in a child's weight in Posyandu activities of more than or 8 times a year. Factors that cause the toddlers did not come to Posyandu include motivation, service cadres, housework, child is sick, traveling to other places, to work elsewhere and forget. The purpose of this study was to determine the factors associated with mothers visits to neighborhood health center in the village Samban Bawen District of Semarang District. Design of this research descriptive correlational cross-sectional approach. The study population is mothers in the village Samban Bawen District of Semarang District with a sample of 84 people .. measuring instrument using a questionnaire that tested the validity and reliabiltas. The data analysis used chi square test. The results showed that there was a relationship of motivation with a visit to Posyandu toddler toddler mother in the village Samban Bawen District of Semarang District, with a p value of 0,030 (α = 0,05). There is a relationship work with a visit to Posyandu toddler toddler mother in the village Samban Bawen District of Semarang District, dengna p value of 0,001 (α = 0,05). There is a service relationship with the toddler's mother visits to neighborhood health center in the village Samban toddler Bawen District of Semarang District, with a p value of 0,042 (α = 0,05). We recommend that mothers who do not utilize Posyandu toddler with a maximum to be more active to Posyandu toddler, one with a toddler weigh every month so that the development and growth of children can be monitored on a regular basis. Keywords : motivation, work, services, visit posyandu Bibliography: 35 (2005-2015)
4
Hubungan Pemberian Motivasi Ibu Tentang Stimulasi Dini dengan Perkembangan pada Anak Usia 48 Bulan di TK Nurul Izzah Candirejo 2015
PENDAHULUAN Angka Kematian Balita (AKABA) di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2009 sebesar 10,12 per 1.000 kelahiran hidup. Angka tersebut meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2008 yaitu sebesar 9,17 per 1000 kelahiran hidup (DepKes Provinsi Jawa Tengah, 2009). Sejak dicanangkanya Posyandu pada tahun 1986 berbagai hasil telah banyak dicapai antara lain menurunkannya angka kematian ibu dan angka kematian bayi (Kementrian Kesehatan RI, 2011). Keberadaan Posyandu sudah menjadi hal yang penting ada di tengah masyarakat. Posyandu selain berfungsi sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan ketrampilan dari petugas kepada masyarakat dan antar sesama masyarakat juga untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB, dan AKABA (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Posyandu sangat diperlukan dalam pendekatan upaya promotif dan preventif kepada masyarakat, terutama terkait dengan upaya peningkatan jenis gizi masyarakat serta upaya kesehatan ibu dan anak. Peran dan dukungan pemerintah kepada Posyandu melalui Puskesmas sangat penting untuk memfasilitasi pelaksanaan berbagai kegiatan kesehatan di Posyandu (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Menurut data Kementrian Kesehatan tahun 2010, jumlah Posyandu di Indonesia mencapai 266.827. Jumlah Posyandu yang ada di Jawa Tengah pada tahun 2010 sebanyak 48.096 unit. Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang bagian KIA didapat data bahwa pada tahun 2010 Jumlah Posyandu yang ada di Kabupaten Semarang mencapai 1563 unit, jumlah kehadiran ibu pada saat penimbangan Balita pada tahun 2011 mencapai 88.3 %. Jumlah Posyandu yang berada di wilayah kerja Puskesmas Bawen mencapai 82 Posyandu, dengan jumlah kehadiran ibu pada saat penimbangan balita 90.42 % ditahun 2011. Sedangkan di Desa Samban terdapat 15 unit Posyandu dengan jumlah kehadiran ibu saat menimbangkan balita 75 % tahun 2011. Dari data tersebut, menunjukkan bahwa jumlah kehadiran ibu belum 100 % dalam menimbangkan balitanya. Padahal hal ini sangat penting se Kunjungan balita di Posyandu dihitung berapa kali hadir dalam satu tahun terakir. Menurut Dinas Kesehatan (2010) tentang menimbangkan balita dimana balita ditimbang satu bulan sekali atau minimal 8 kali setahun di Posyandu. Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kehadiran balita dikategorikan menjadi dua yaitu aktif apabila anak balita hadir dalam kegiatan penimbangan balita di Posyandu sebanyak lebih dari atau 8 kali dalam satu tahun dan tidak aktif apabila kurang dari 8 kali dalam satu tahun. Menurut Kasmita (2010), hal-hal yang menyebabkan balita tidak datang ke posyandu meliputi motivasi, pelayanan kader, pekerjaan rumah tangga, anak sakit, bepergian ke tempat lain, bekerja ditempat lain dan lupa. Banyak ibu-ibu bekerja nafkah, baik untuk kepentingan sendiri maupun keluarga. Faktor bekerja saja Nampak berpengaruh pada peran ibu yang memiliki balita sebagai timbulnya suatu masalah pada ketidakaktifan ibu kunjungan ke posyandu, karena mereka mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan yang belum cukup, yang berdampak pada tidak adanya waktu para ibu balita untuk aktif pada kunjungan ke posyandu, serta tidak ada waktu ibu mencari informasi karena kesibukan mereka dalam bekerja. Kondisi kerja yang menonjol sebagai faktor yang mempengaruhi ketidakaktifan (Depkes, 2012). Hal ini dapat Faktor- faktor yang berhubungan dengan kunjungan ibu balita ke posyandu di desa samban kecamatan bawen kabupaten semarang
5
menyebabkan rendahnya frekuensi ibu yang memiliki balita untuk kunjungan ke posyandu akan berkurang. Peran petugas kesehatan cukup penting karena kehadiran petugas kesehatan menjadi salah satu daya tarik bagi ibu-ibu balita untuk berkunjung ke Posyandu. Ibu balita datang ke Posyandu untuk mengetahui penilaian perkembangan balitanya dari petugas kesehatan. Masyarakat mengharapkan keterlibatan petugas kesehatan ditingkatkan, karena masyarakat menginginkan Posyandu memiliki pelayanan kesehatan yang lengkap (Widiastuti dan Kristiani, 2006). Berdasarkan studi pendahuluan, didapatkan adanya penurunan jumlah kunjungan peserta posyandu di Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang dari bulan Juli 2015 sejumlah 83 orang menurun menjadi 51 orang pada bulan Agustus 2015. Dengan D/S, bulan Juli = 83/108 x 100% = 77 orang, bulan Agustus = 51/108 x 100% = 47 orang. Dari 10 orang warga yang diwawancarai secara acak tentang posyandu, didapatkan sebagian besar tidak mengetahui program kerja yang dimiliki posyandu serta jenis pelayanan kesehatan yang dapat diberikan oleh posyandu. Padahal posyandu tersebut kegiatan yang selama ini dilakukan adalah pemeriksaan tumbuh kembang balita (penimbangan), pemeriksaan ibu hamil dan pengobatan. Dari pengumpulan data dengan menggunakan pertanyaan sederhana terhadap ibu balita yang memiliki balita, diperoleh 6 ibu berkunjung ke posyandu kurang dari 8 kali dalam satu tahun dimana 4 ibu mempunyai motivasi yang rendah, pendidikan SMA dan menyatakan pelayanan kader baik serta dimana 2 ibu mempunyai motivasi yang tinggi, pendidikan SMP dan menyatakan pelayanan kader kurang baik. Diperoleh pula 4 ibu yang berkunjung ke posyandu lebih dari 8 kali dalam satu tahun dimana 2 ibu mempunyai motivasi yang rendah, pendidikan SMA dan menyatakan pelayanan kader baik serta dimana 2 ibu mempunyai motivasi yang tinggi, pendidikan SMP dan menyatakan pelayanan kader kurang baik. Berdasarkan informasi dari ibu balita mereka juga menyatakan bahwa kader posyandu aktif memberikan informasi tentang kegiatan posyandu METODE Desain penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional, yaitu penelitian yang menggambarkan atau mencari tingkat hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya (Notoatmodjo, 2010). Penelitian yang dilakukan diarahkan untuk mencari faktor-faktor yang berhubungan dengan ketidakhadiran ibu balita mengikuti posyandu di Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Penelitian ini menggunakan pendekatan secara cross sectional yaitu tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran variabel tidak terbatas harus tepat pada satu waktu bersamaan, namun mempunyai makna bahwa setiap subyek hanya dikenai satu kali pengukuran, tanpa dilakukan tindak lanjut atau pengulangan (Setiawan dan Saryono, 2010). HASIL PENELITIAN Tabel 1. Distribusi Frekuensi Motivasi Ibu mengikuti Posyandu di Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Motivasi N %
6
Rendah
32
38,1
Tinggi
52
61,9
Jumlah
84
100,0
Hubungan Pemberian Motivasi Ibu Tentang Stimulasi Dini dengan Perkembangan pada Anak Usia 48 Bulan di TK Nurul Izzah Candirejo 2015
Tabel 2 . Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu Balita di Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Pekerjaan n % Tidak bekerja
48
57,1
Bekerja
36
42,9
Jumlah
84
100,0
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pelayanan kader Posyandu di Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Pelayanan N % Kurang
20
23,8
Baik
64
76,2
Jumlah
84
100,0
Tabel 4. Distribusi Frekuensi kunjungan ibu balita ke Posyandu di Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Kunjungan N % Kurang
36
42,9
Tinggi
48
57,1
Jumlah
84
100,0
Tabel 5. Hubungan Motivasi dengan Kunjungan Ibu Balita ke Posyandu di Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Kunjuangan Motivasi p value Kurang Tinggi Total χ2 f
%
f
%
F
%
Rendah
19 59,4 13 40,6 32 100,0
Tinggi
17 32,7 35 67,3 52 100,0 Jumlah
4,721
0,030
36 42,9 48 57,1 84 100,0
Tabel 6. Hubungan Pekerjaan dengan Kunjungan Ibu Balita ke Posyandu di Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Kunjuangan Pekerjaan
Kurang Tinggi f
%
f
%
Total F
χ2
p value
%
Tidak bekerja
11 22,9 37 77,1 48 100,0 16,334
Bekerja
25 69,4 11 30.6 36 100,0
0,001
Faktor- faktor yang berhubungan dengan kunjungan ibu balita ke posyandu di desa samban kecamatan bawen kabupaten semarang
7
Jumlah
36 42,9 48 57,1 84 100,0
Tabel 7. Hubungan Pelayanan dengan Kunjungan Ibu Balita ke Posyandu di Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Kunjuangan Pelayanan p value Kurang Tinggi Total χ2 F
%
F
%
F
%
Kurang
13 65,0 7 35,0 20 100,0
Baik
23 35,9 41 64,1 64 100,0
Jumlah
36 42,9 48 57,1 84 100,0
4,136
0,042
ANALISIS UNIVARIAT Motivasi Ibu Mengikuti Posyandu Balita di Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan motivasi ibu balita ke posyandu balita di Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang kategori tinggi sebanyak 52 responden (61,9%). Motivasi Ibu balita di Desa Samban Kecamatan bawen Kabupaten Semarang tinggi karena 84 responden (100%), ibu termotivasi untuk membawa balitanya ke posyandu untuk mendapatkan informasi pertumbuhan berat badan dan tinggi badan balitanya. Hal ini Sesuai dengan teori motivasi yaitu suatu konsep yang digunakan ketika dalam diri muncul keinginan (intitate) dan menggerakkan serta mengarahkan tingkah laku. Semakin tinggi motivasi, semakin tinggi intensitas perilakunya (Asnawi, 2007). Berdasarkan hasil penelitian menunjukan motivasi ibu dengan kategori rendah sebanyak 32 responden (38,1%). Motivasi Ibu balita di Desa Samban Kecamatan bawen Kabupaten Semarang rendah karena 14 responden (16,6%), ibu termotivasi mengikuti posyandu karena dorongan keluarga. Sehingga perlu adanya peningkatan motivasi ibu untuk berkunjung ke posyandu untuk memantau pertumbuhan balitanya. Kunci keberhasilan pengembangan program posyandu adalah tumbuhnya partisipasi masyarakat (Syarifudin, 2009). Pekerjaan Ibu Balita di Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu tidak bekerja lebih banyak di Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang yaitu sebanyak 48 responden (57,1%). Ibu tidak bekerja memiliki kesempatan dan waktu untuk membawa balitanya ke posyandu. Ibu tidak bekerja lebih sering mengikuti dan memiliki waktu membawa balitanya ke posyandu untuk memantau pertumbuhan balitanya. Oleh karena itu ibu yang tidak bekerja akan lebih mudah membagi waktunya untuk berkunjung ke posyandu memantau pertumbuhan balitanya. Hasil penelitian ini Status pekerjaan ibu di desa samban lebih banyak yang tidak bekerja dibadingkan yang bekerja., sehingga dengan status banyak ibu yang tidak bekerja maka ibu lebih memiliki kesempatan berkunjung ke posyandu balita untuk memantau pertumbuhan balitanya dan ibu yang bekerja seharusnya bisa meluangkan dan membagi waktunya untuk membawa balitanya ke posyandu untuk memantau pertumbuhan balitnya.
8
Hubungan Pemberian Motivasi Ibu Tentang Stimulasi Dini dengan Perkembangan pada Anak Usia 48 Bulan di TK Nurul Izzah Candirejo 2015
Pelayanan di Posyandu Balita di Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pelayanan posyandu balita di Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang kategori baik yaitu sebanyak 64 responden (76,2%) . Pelayanan kader di Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang baik karena 84 responden (100%) kader posyandu melakukan pencatatan balita yang berkunjung dan menyiapkan timbangan sebelum kegiatan posyandu serta kader melakukan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan balita saat kegiatan posyandu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelayanan posyandu balita di Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang kategori kurang yaitu sebanyak 20 responden (23,8%). Pelayanan kader di Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang kurang karena kader tidak melakuan kunjungan ke rumah setelah kegiatan posyandu. Oleh karena itu pelayanan kader dalam kegiatan posyandu balita lebih ditingkatkan dalam hal melakukan kunjungan kembalike rumah setelah kegiatan posyandu. Kunjungan Posyandu Balita di Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kunjungan ibu balita ke posyandu balita di Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang kategori tinggi yaitu sebanyak 48 responden (57,1%).karena ibu melakukan kunjung ke posyandu setiap bulan. Hal ini sesuai dengan teori bahwa frekuensi atau kunjungan ibu balita membawa balitanya ke posyandu minimal 8 kali pertahun atau 12 kali pertahun atau rutin melakukan kunjungan posyandu balita setiap bulannya (Dinkes Prov Jateng, 2012).Sehingga dengan sering ibu berkunjung ke posyandu maka semakin tinggi kunjungan ibu ke posyandu balita dan dengan sering ibu membawa dan berkunjung ke posyandu balita maka ibu akan mendapatkan informasi dan dapat memantau pertumbuhan balitanya seperti berat badan dan tinggi badan balitanya. ANALIS BIVARIAT Motivasi dengan Kunjungan Ibu Balita ke Posyandu Balita di Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai χ2 hitung (4,721) dan p value sebesar 0,030 (α = 0,05), maka ada hubungan motivasi dengan kunjungan ibu balita ke posyandu balita di Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Motivasi Ibu balita di Desa Samban Kecamatan bawen Kabupaten Semarang tinggi karena 84 responden (100%) ibu termotivasi untuk membawa balitanya ke posyandu untuk mendapatkan informasi pertumbuhan berat badan dan tinggi badan balitanya .Sehingga makin tinggi motivasi ibu membawa balitanya ke posyandu semakin tinggi kunjungan ibu ke posyandu. dalam penilitian ini selain ibu yang memiliki motivasi tinggi dan kunjungan tinggi, ada ibu yang memiliki motivasi tinggi tapi kunjungan rendah ini dikarenakan ibu memiliki motivasi tinggi tetapi karena kesibukan dan kegiatan lain sehingga ibu tidak berkunjung keposyandu. Oleh karena itu ibu lebih memotivasi diri sendiri untuk berkunjung ke posyandu karena dengan motivasi yang tinggi untuk membawa balita ke posyandu untuk mendapatkan informasi pertumbuhan berat badan dan tinggi badan balitanya akan membuat kunjungan ibu balita membawa balitanya ke posyandu menjadi rutin,sebab ibu menganggap posyandu sebagai kebutuhan dan sarana kesehatan untuk memanatau pertumbuhan dan perkembangan balitanya. Namun bagi ibu yang memiliki motivasi rendah membawa balitanya ke posyandu karena dorongan keluarnga seharusnya lebih meningkatkan motivasi dari ibu itu sendiri bahwa ke posyandu bukan karena hanya dorongan keluarga tapi untuk mendapatkan informasi pertumbuhan berat badan dan tinggi badan balitanya. Faktor- faktor yang berhubungan dengan kunjungan ibu balita ke posyandu di desa samban kecamatan bawen kabupaten semarang
9
Hubungan motivasi ibu dengan kunjungan balita ke posyandu dapat menurut teori Lawrence Green yang menganalisa perilaku manusia berangkat dari tingkat kesehatan yang dikenal dengan model PRECEDE (Predisposing, Enabling, dan Reinforcing Causes in Educational Diagnosis and Evaluation). Faktor predisposisi (predisposing factors) terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya yang mendorong seseorang untuk berperilaku (Notoatmodjo, 2010). Menurut Notoatmodjo (2010) menyatakan jika dikaitkan dengan model sistem kesehatan oleh Anderson, dikatakan bahwa predisposing factors dan enabling factors untuk mencari pelayanan kesehatan dapat terwujud dalam tindakan jika hal itu dirasakan sebagai kebutuhan. Notoatmodjo (2010) menyatakan bahwa kebutuhan merupakan dasar dari terjadinya motivasi. Tanggapan terhadap kebutuhan diwujudkan dalam bentuk tindakan atau pemenuhan kebutuhan. Maka dari itu gdengan adanya kebutuhan, manusia akan terdorong untuk bertindak atau berperilaku. Motivasi ibu membawa balita ke posyandu mempengaruhi kunjungan balita ke posyandu. Hal ini disebabkan motivasi merupakan konsep yang digunakan ketika dalam diri muncul keinginan (intitate) dan menggerakkan serta mengarahkan tingkah laku. Semakin tinggi motivasi, semakin tinggi intensitas perilakunya (Asnawi, 2007). Pekerjaan dengan Kunjungan Ibu Balita ke Posyandu Balita di Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square diperoleh didapatkan nilai χ2 hitung (16,334) dan p value sebesar 0,001 (α = 0,05), maka ada hubungan pekerjaan dengan kunjungan ibu balita ke posyandu balita di Desa Samban Kecamatan Bawen karena semakin banyak ibu yang tidak bekerja maka lebih banyak kesempatan dan waktu yang di miliki ibu untuk berkunjung ke posyandu untuk memantau pertumbuhan balitanya. seorang ibu yang tidak bekerja lebih memiliki banyak waktu dan kesempatan membawa balitanya ke posyandu dibandingkan ibu yang bekerja. Karena ibu yang tidak bekerja melakukan aktivitas rumah yang tidak terkait oleh waktu sedangkan ibu yang bekerja memiliki keterkaitan kerja di tempat ibu bekerja sehingga tidak memiliki waktu banyak untuk ke posyandu balita. Bekerja umumnya kegiatan yang menyita waktu bagi ibu-ibu yang mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga dan waktu mengasuh anak akan berkurang, sehingga ibu balita yang harus bekerja di luar rumah waktunya untuk berpartisipasi dalam posyandu mungkin sangat kurang atau bahkan tidak ada waktu sama sekali untuk ikut berpartisipasi di posyandu. sedangkan pada ibu yang tidak bekerja memungkinkan mempunyai waktu lebih banyak untuk beristirahat dan meluangkan waktu untuk membawa anaknya ke posyandu. Ibu bekerja harus meninggalkan balitanya sehingga ini menjadi alasan ibu tidak datang ke posyandu. Sebenarnya. Selain itu Dalam penilitian ini ada ibu tidak bekerja tapi kunjungan keposyandu kurang ini dikarenakan ibu mengatakan lupa dan memiliki kesibukan sendiri yang tidak bisa ditinggalkan serta ibu mengatakan bayinya tidak perlu mengikuti kegiatan posyandu lagi karna sudah tidak mendapatkan imunisasi lagi. Menurut Barthos (2011) ada beberapa pekerjaan ibu yaitu sebagai PNS, karyawan swasta, wiraswasta, petani, buruh. Ada juga ibu yang tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga. Ibu bekerja mempunyai kesibukan dan waktu yang terbatas untuk bersama putra-putrinya dan masa cuti yang diberikan sangat singkat sehingga lebih besar kemungkinan tidak dapat membawa balitanya ke posyandu. Pekerjaan adalah aktivitas melaksanakan suatu tugas yang diakhiri dengan buah karya yang dapat dinikmati oleh manusia yang bersangkutan (As’ad, 2012). Pekerjaan adalah sesuatu yang dikerjakan untuk mendapatkan nafkah atau pencaharian masyarakat yang sibuk dengan kegiatan atau pekerjaan sehari-hari akan memiliki waktu yang lebih untuk memperoleh informasi (Depkes RI, 2011). Oleh karena itu seorang ibu yang bekerja harus
10
Hubungan Pemberian Motivasi Ibu Tentang Stimulasi Dini dengan Perkembangan pada Anak Usia 48 Bulan di TK Nurul Izzah Candirejo 2015
bisa membagi waktunya untuk melakukan kunjungan ke posyandu bila dan mendapatkan dukungan lingkungan keluarga dan juga lingkungan tempat kerja. Pelayanan dengan Kunjungan Ibu Balita ke Posyandu Balita di Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square diperoleh didapatkan nilai χ2 hitung (4,136) dan p value sebesar 0,042 (α = 0,05), maka ada hubungan pelayanan kader dengan kunjungan ibu balita ke posyandu di Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang pelayanan kader di Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang baik karena 84 responden (100%) kader posyandu melakukan pencatatan balita yang berkunjung dan menyiapkan timbangan sebelum kegiatan posyandu serta kader melakukan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan balita saat kegiatan posyandu. semakin baik pelayana yang diberikan kader maka kunjungan ibu ke posyandu lebih tinggi. Selain itu dalam penilitian ini apelayanan kader baik tapi kunjungan ibu kurang,ini dikarenakan ibu memiliki kesibukan yang lebih penting dan ada ibu yang mengatakan walaupun pelayanan kader bak tetapi kondisi balitanya dalam keadaan sibuk ibu tidak membawa balitanya keposyandu karena mengganggap balitanya baik dan sehat. SIMPULAN Motivasi ibu berkunjung ke posyandu balita di Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang sebagian besar kategori tinggi sebanyak 52 responden (61,9%), Pekerjaan ibu balita di Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang sebagian besar ibu rumah tangga yaitu sebanyak 48 responden (57,1%), Pelayanan kader posyandu balita di Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang kategori baik yaitu sebanyak 64 responden (76,2%), Kunjungan ibu balita ke posyandu balita di Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang sebagian besar kategori tinggi yaitu sebanyak 48 responden (57,1%). Ada hubungan motivasi dengan kunjungan ibu balita ke posyandu balita di Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang, dengan p value sebesar 0,030 (α = 0,05), Ada hubungan pekerjaan dengan kunjungan ibu balita ke posyandu balita di Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang, dengna p value sebesar 0,001 (α = 0,05), Ada hubungan pelayanan dengan kunjungan ibu balita ke posyandu balita di Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang, dengan p value sebesar 0,042 (α = 0,05). DAFTAR PUSTAKA {1} Asnawi, 2004. Teori Motivasi. Jakarta: Rineka Cipta {2} DepKes Provinsi Jawa Tengah, 2009. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009. Semarang {3} Depkes RI, 2011. Profil Kesehatan Indonesia 2010. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia {4} Depkes RI, 2012. Buku pegangan kader posyandu. Jakarta {5} Dewi dan Rustiana, 2010. Efektivitas Metode Diskusi Kelompok. Terhadap Motivasi Berpartisipasi Kegiatan Posyandu Ibu Balita {6} Dinkes Prov Jateng, 2012. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2011. Semarang {7} Hastono, 2007. Analisa Data Kesehatan. Jakarta : FKM. UI {8} Ismawati, 2010. Posyandu dan desa siaga. Panduan untuk bidan dan kader. Yogyakarta : Nuha Medika Faktor- faktor yang berhubungan dengan kunjungan ibu balita ke posyandu di desa samban kecamatan bawen kabupaten semarang
11
{9} Kasmita, 2010. Kinerja Posyandu dan Status Gizi Anak Balita di Kabupaten Padang Pariaman Propinsi Sumatra Barat. Media Gizi dan Keluarga. Vol. 24. No. 2 Desember 2010. {10} Kementrian Kesehatan RI, 2010. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan. Tahun 2010-2014. Jakarta {11} Kementrian Kesehatan RI, 2011. Profil Kesehatan Indonesia 2010. Jakarta {12} Notoatmodjo, 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta {13} Notoatmodjo, 2011. Kesehatan Masyarakat. Ilmu dan seni. Jakarta : Rineka Cipta {14} Notoatmodjo, 2012. Promosi kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta {15} Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta : Salemba Medika {16} Nursalam, 2011. Manajemen Keperawatan.edisi 3. Jakarta : Salemba Medika {17} Prasetyawati, 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta : Nuha Medika {18} Proverawati, Sulistorini, Pebriyanti, 2010. Posyandu dan Desa Siaga Panduan Untuk Bidan Dan Kader. Yogyakarta : Nuha Medika {19} Purwanto, 2009. Unsur Motivasi. Jakarta : Balai Pustaka {21} Rahmawati, 2010. Perbedaan Tingkat Pengetahuan, Jenis Kelamin dan Jarak Rumah Pada Lansia Aktif dan Tidak Aktif Ke Posyandu di Posyandu Sentosa Kecamatan Anjir Pasar Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008. Jurnal. 2008 {22} Sadirman, 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali. {23} Setiawan dan Saryono, 2010. Metodologi Penelitian kebidanan. Jakarta : Nuha Medika {24} Siagian, 2012. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta : Rineka Cipta. {25} Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta {26} Suyanto, 2009. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Prenada Media {27} Uno, 2013. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara. {28} Widiastuti dan Kristiani, 2006. Pelayanan Posyandu Pelaksanaan Program di Denpasar. http://Irc-kmpk.ugm.ac.id. (diakses: 21 Maret 2015) {29} Yuni dan Oktami, 2014. Panduan lengkap posyandu untuk bidan dan kader. Yogyakarta : Nuha Medika
12
Hubungan Pemberian Motivasi Ibu Tentang Stimulasi Dini dengan Perkembangan pada Anak Usia 48 Bulan di TK Nurul Izzah Candirejo 2015