FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN
Oleh MAHARDIKA CAHYANINGRUM NIM: 030113a050
PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN STIKES NGUDI WALUYO MARET, 2015
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN Mahardika Cahyaningrum Stikes Ngudi Waluyo 2015 Email :
[email protected]
ABSTRAK Upaya untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian anak balita adalah dengan melakukan pemeliharaan kesehatan. Pelayanan kesehatan dapat dilakukan salah satunya di posyandu. Posyandu berfungsi untuk memudahkan masyarakat dalam mengetahui atau memeriksakan kesehatan terutama untuk ibu hamil dan anak balita dengan berbagai program-program kesehatan. Kegiatan posyandu bermanfaat untuk monitoring tumbuh kembang dan status gizi serta deteksi dini terhadap kelainan dan status kesehatan balita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pendidikan, pekerjaan, pengetahuan dan peran kader dengan keaktifan ibu dalam kegiatan posyandu. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah 218 ibu balita di Posyandu Nusa Indah Desa Jenar, Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik proportional random sampling dengan sampel 69 responden. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Analisis univariat menggunakan uji distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel. Analisis bivariat menggunakan uji korelasi chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari analisis univariat, pendidikan ibu mayoritas Menengah yaitu 30 orang (43,5%), dari pekerjaan mayoritas ibu bekerja yaitu 36 orang (52,2%), dari pengetahuan mayoritas pengetahuan cukup yaitu 28 orang (40,6%), dari peran kader ibu mengatakan kader aktif 35 orang (50,7%), mayoritas ibu aktif dalam kegiatan posyandu yaitu 43 orang (62,3%). Hasil analisis Bivariat responden yang aktif dalam kegiatan posyandu tidak ada hubungan antara pendidikan dengan keaktifan ibu (p-value = 0,104 > α (0,05)), ada hubungan antara pekerjaan dengan keaktifan ibu (p-value = 0,014 < α (0,05)), ada hubungan antara pengetahuan dengan keaktifan ibu (p-value = 0,042 < α (0,05)), dan ada hubungan antara peran kader dengan keaktifan ibu (p-value = 0,001 < α (0,05)). Kata kunci : pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, peran kader, posyandu Kepustakaan : 28 (2004-2014)
THE FACTORS ASSOCIATED WITH MOTHERS OF TAKING AN ACTIVE PART IN POSYANDU ACTIVITIES IN NUSA INDAH INTEGRATED HEALTH CENTER (POSYANDU) AT JENAR VILLAGE JENAR SRAGEN REGENCY Mahardika Cahyaningrum Ngudi Waluyo School of Health in 2015 Email :
[email protected] ABSTRACT The effort to decrease the pain and dead us children under five was by keeping health. One of the health services is posyandu. The functions of posyandu is to easy society to know or check the health especially in pregnant mothers and children under five years old with some programs related to health. The benefits of posyandu are to control baby growth, nutrient status, and early check about disease and under five year children’s status. The purpose of this research was to know the relation between education, occupation, knowledge and the roles of cadres with the activeness of mothers in Posyandu. This study was classified as descriptive correlation with cross sectional. The population of this study was 218 of mothers of children under five in Nusa Indah Posyandu, Jenar village, Jenar, Sragen regency. The researcher used proportional random sampling technique to 69 respondents. The instrument of this study used questionnaires. The univariate analysis used frequency distribution and percentage in every variable. The analysis of bivariate used chi square correlation. The result showed that from an analysis of univariat, education mothers the majority of middle class that is 30 people (43,5%), from occupation mothers the majority of occupation that is 36 people (52,2%), from knowledge the majority enough knowledge that is 28 people (40,6%), the roles of cadres with the mothers said active cadres 35 people (50,7%), the majority of mothers active in Posyandu activities namely 43 people (62,3%). The results analysis of bivariat of the study showed no difference between education and mothers who took an active part in Posyandu (p-value = 0,104 > α (0, 05)), there was a difference between occupation and mothers who took active part in Posyandu (p-value = 0,014 < α (0, 05)), there was a difference between knowledge and mothers who took active part in Posyandu (p-value = 0,042 < α (0,05)), and there was a difference between the roles of cadres with the mothers who took an active part in Posyandu (p-value = 0,001 < α (0,05)). Key Words : education, occupation, knowledge, rule of the participant, Posyandu. Bibliographies : 28 (2004-2014)
PENDAHULUAN Posyandu sebagai salah satu pelayanan kesehatan berfungsi memudahkan masyarakat dalam mengetahui atau memeriksakan kesehatan terutama untuk ibu hamil dan anak balita agar terwujud keluarga kecil bahagia dan sejahtera dengan berbagai program-program kesehatan sehingga posyandu menjadi wadah titik temu antara pelayanan profesional dari petugas kesehatan dan peran serta masyarakat dalam menanggulangi masalah kesehatan masyarakat (Utami, dkk, 2014). Kegiatan posyandu dikatakan meningkat jika peran aktif ibu balita atau peran serta masyarakat semakin tinggi yang terwujud dalam cakupan program kesehatan seperti imunisasi, pemantauan tumbuh kembang balita, pemeriksaan ibu hamil, dan KB yang meningkat. Tujuan posyandu adalah memantau peningkatan status gizi masyarakat terutama anak balita dan ibu hamil. Agar tercapai itu semua maka ibu yang memiliki anak balita hendaknya aktif dalam kegiatan posyandu agar status gizi balitanya terpantau (Risqi, 2013). Keteraturan ibu dalam mengunjungi Posyandu dan menimbangkan balitanya ke Posyandu akan sangat bermanfaat sebagai monitoring tumbuh kembang dan status gizi balita serta deteksi dini terhadap kelainan tumbuh kembang dan status kesehatan balita sehingga dapat segera ditentukan intervensi lebih lanjut. Kesenjangan antara angka pencapaian partisipasi masyarakat atau ketidakteraturan ibu dalam melakukan kunjungan bulanan ke Posyandu dengan target pada Posyandu dimungkinkan oleh beberapa faktor. Pengetahuan yang baik diharapkan dapat mempengaruhi partisipasi ibu dalam membawa anaknya ke posyandu (Notoatmodjo, 2010). Dari studi pendahuluan, diketahui bahwa jumlah balita di Desa Jenar sebanyak 255 balita, sedangkan balita yang datang ke Posyandu sebanyak 218 balita, sehingga rata-rata kunjungan balita tersebut masih kurang dari target yang ditetapkan yaitu 90%. Dari hasil wawancara kepada 10 orang ibu diketahui bahwa sebanyak 3 ibu (30%) mempunyai pengetahuan yang cukup tentang posyandu dan sebanyak 7 ibu (70%) mempunyai pengetahuan yang kurang tentang posyandu. Dari pendidikan SD ada dua orang (20%), pendidikan SMP ada lima orang (50%) dan pendidikan SMA ada tiga orang (30%). Dilihat dari segi pekerjaan, empat orang (40%) bekerja sebagai petani, dua orang (20%) sebagai pedagang, empat orang (40%) sebagai Ibu Rumah Tangga. Dari peran kader Posyandu, kader kurang memotivasi
atau mendorong ibu untuk berpartisipasi aktif dalam membawa balitanya ke posyandu. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut mendorong peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul faktor-faktor yang berhubungan dengan keaktifan ibu balita dalam kegiatan posyandu di Posyandu Nusa Indah Desa Jenar Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pendidikan, pekerjaan, pengetahuan dan peran kader dengan keaktifan ibu balita dalam kegiatan posyandu di Posyandu Nusa Indah Desa Jenar Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen. Manfaat penelitian ini antara lain : 1. Bagi Institusi Pendidikan Memberikan informasi dan referensi kepustakaan tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan keaktifan kegiatan posyandu. 2. Bagi Tenaga Kesehatan Dapat dijadikan masukan dan bahan pertimbangan dalam upaya pengembangan Posyandu khususnya dalam meningkatkan kunjungan balita ke Posyandu. Bekerjasama dengan kader posyandu dalam kegiatan posyandu sehingga semua target yang diharapkan tercapai. 3. Bagi Kader Posyandu Sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan kunjungan balita ke Posyandu. Bekerjasama dengan tenaga kesehatan atau kader lain dalam kegiatan posyandu sehingga semua target kunjungan ibu ke posyandu dapat tercapai sesuai harapan. 4. Bagi Ibu Meningkatkan pengetahuan bagi ibu balita tehadap kegiatan posyandu sehingga ibu balita berperan lebih aktif dalam kegiatan posyandu yang dapat menjadikan balita tumbuh sehat dan berkembang secara optimal. 5. Bagi Peneliti Selanjutnya Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengembangkan penelitian selanjutnya. METODE PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di Posyandu Nusa Indah Desa Jenar Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen pada tanggal 17-19 Februari Tahun 2015. Sampel dalam penelitian ini adalah 69 responden ibu balita di Posyandu Nusa Indah Desa Jenar Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Proportional Random Sampling.
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Univariat 1. Pendidikan Tabel 4.1 Pendidikan ibu Pendidikan Frekuensi Dasar Menengah Tinggi
29 30 10
3. Pengetahuan Tabel 4.3 Pengetahuan ibu Pengetahuan Frekuensi Persentase (%) Persentase (%) 42,0 43,5 14,5
Jumlah
69 100,0 Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari 69 responden ibu yang memiliki balita di Posyandu Nusa Indah Desa Jenar Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen, lebih banyak memiliki pendidikan menengah (SMA), yaitu sejumlah 30 orang (43,5%), sedangkan untuk pendidikan tinggi sejumlah 10 orang (14,5%), pendidikan rendah sejumlah 29 orang (42,0%). Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang penting dalam tumbuh kembang anak, karena dengan pendidikan yang tinggi, orang tua dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik, memiliki pengetahuan yang baik tentang bagaimana menjaga kesehatan anaknya, pendidikannya dan sebagainya. 2. Pekerjaan Tabel 4.2 Pekerjaan Ibu Pekerjaan Frekuensi Persentase (%) Bekerja Tidak bekerja
36 33
52,2 47,8
Jumlah 69 100,0 Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa dari 69 responden ibu yang memiliki balita di Posyandu Nusa Indah Desa Jenar Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen, lebih banyak ibu yang bekerja yaitu sejumlah 36 orang (52,2%), sedangkan ibu yang tidak bekerja sejumlah 33 orang (47,8%). Pekerjaan adalah aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh responden sehingga memperoleh penghasilan (Notoatmodjo, 2011). Ibu yang bekerja akan mempunyai waktu lebih sedikit dibandingkan ibu yang tidak bekerja. Ibu yang bekerja akan menyita banyak waktu, karena kesibukannya menjadikan ibu mempunyai waktu yang kurang untuk merawat anaknya.
Kurang 20 29,0 Cukup 28 40,6 Baik 21 30,4 Jumlah 69 100,0 Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu tentang posyandu balita di Posyandu Nusa Indah Desa Jenar Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen, lebih banyak dalam kategori cukup, yaitu sejumlah 28 orang (40,6%), sedangkan untuk tingkat pengetahuan baik sebanyak 21 orang (30,4%) dan untuk tingkat pengetahuan kurang sebanyak 20 orang (29,0%). Ibu yang mempunyai pendidikan yang tinggi akan mempengaruhi pengetahuannya. Dimana ibu balita yang mempunyai wawasan dan informasi yang luas akan mempengaruhi ibu untuk lebih aktif dalam keaktifan membawa balitanya ke posyandu dan lebih memahami pentingnya kegiatan posyandu untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan balitanya. 4. Peran Kader Tabel 4.2 Peran Kader Peran Kader Frekuensi Persentase (%) Tidak aktif 34 49,3 Aktif 35 50,7 Jumlah 69 100,0 Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa kader posyandu di Posyandu Nusa Indah Desa Jenar Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen, lebih banyak yang memiliki peran aktif dalam melaksanakan kegiatan Posyandu, yaitu sejumlah 35 orang (50,7%), sedangkan peran tidak aktif 34 orang (49,3%). Kader diharapkan berperan aktif dan mampu menjadi pendorong, motivator dan penyuluh masyarakat. Kader diharapkan dapat menjembatani antara petugas/ahli kesehatan dengan masyarakat serta membantu masyarakat mengidentifikasi dan menghadapi/menjawab kebutuhan kesehatan mereka sendiri. Kegiatan yang dapat diberikan oleh kader Posyandu adalah penyuluhan tentang gizi seimbang, penanganan diare, penimbangan bayi dan balita, pengisian KMS, penerapan PHBS, dan masih banyak lainnya yang dapat menunjang status kesehatan di wilayah tersebut.
5. Keaktifan Ibu Balita Tabel 4.5 Keaktifan Ibu Balita Keaktifan ibu Frekuensi Persentase (%) balita Tidak aktif 26 37,7 Aktif 43 62,3 Jumlah 69 100,0 Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa sebagian besar ibu balita di Posyandu Nusa Indah Desa Jenar Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen aktif dalam kegiatan Posyandu, yaitu sejumlah 43 orang (62,3%), sedangkan ibu yang tidak aktif sejumlah 26 orang (37,7%). Keaktifan ibu dapat dilihat dari kehadiran ibu di Posyandu yaitu hadirnya ibu balita pada hari dimana kegiatan posyandu dilaksanakan dan mengikuti kegiatan yang ada. Kehadiran ibu di Posyandu dihitung berapa kali hadir dalam satu tahun terakhir. Keaktifan merupakan perilaku dari ibu yang dapat diamati secara langsung. Ibu yang aktif dalam kegiatan posyandu dipengaruhi oleh faktor pendidikan ibu, pengetahuan ibu, pekerjaan ibu dan peran kader. Menurut Ismawati (2010), bahwa alasan ibu yang mempunyai balita tidak datang ke Posyandu dikarenakan tidak mengetahui manfaat posyandu, karena merasa telah membawa anaknya ke dokter, faktor pekerjaan ibu balita merupakan salah satu faktor penghambat ibu balita memanfaatkan penimbangan balita di Posyandu. B. Analisis Bivariat 1. Tabel 4.6 Hubungan Pendidikan dengan Keaktifan Ibu Balita dalam Kegiatan posyandu Keaktifan Total Tidak PPendidikan Aktif Aktif value f % f % f % Rendah 15 51,7 14 48,3 29 100 0,104 Menengah 9 30,0 21 70,0 30 100 Tinggi 2 20,0 8 80,0 10 100 Jumlah
26 37,7 43 62,3 69 100 Berdasarkan tabel 4.6, dapat diketahui bahwa 10 orang dengan pendidikan tinggi (PT) aktif dalam kegiatan posyandu sejumlah 8 orang (80,0%) dan tidak aktif 2 orang (20,0%) lebih besar dibandingkan dengan 30 orang dengan pendidikan menengah (SMA) sejumlah 21 orang (70,0%) aktif dan 9 orang (30,0%) tidak aktif dalam kegiatan posyandu, sedangkan untuk pendidikan dasar ada 29 orang yang aktif 14 orang (48,3) dan 15 orang
(51,7%) tidak aktif dalam kegiatan posyandu. Ini menunjukkan bahwa ibu yang memiliki pendidikan tinggi lebih aktif dalam kegiatan posyandu dibandingkan ibu yang memiliki pendidikan menengah atau dasar. Berdasarkan uji Chi Square p-value 0,104. Oleh karena p-value = 0,104 > α (0,05), disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan keaktifan ibu balita dalam mengikuti kegiatan Posyandu di Posyandu Nusa Indah Desa Jenar Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen. Salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah tingkat pendidikan. Ibu yang memiliki pendidikan rendah lebih banyak tidak aktif dalam kegiatan posyandu dikarenakan kurangnya informasi atau wawasan tentang posyandu Notoatmodjo (2010). Rendahnya pendidikan membuat ibu kurang peduli terhadap kesehatan balitanya. Akan tetapi dalam penelitian ini ibu dengan tingkat pendidikan dasar atau menengah banyak yang aktif dalam membawa balitanya ke posyandu. Hal ini dikarenakan ada faktor lain yang mempengaruhi yaitu ibu dengan pendidikan dasar dan menengah banyak yang tidak bekerja sehingga ibu lebih mempunyai waktu luang untuk membawa balitanya dalam kegiatan posyandu maupun adanya dukungan dari keluarga. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan tidak berhubungan dengan keaktifan ibu dalam kegiatan posyandu. Namun, yang mempengaruhi keaktifan ibu dalam kegiatan posyandu tersebut bukanlah dari sudut pandang pendidikan melainkan kurangnya pemberian informasi dari tenaga kesehatan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Idil Fitriani P Value 1,0 > 0,05. 2. Tabel 4.7 Hubungan Pekerjaan dengan Keaktifan Ibu Balita dalam Kegiatan Posyandu Keaktifan Total Pekerj Tidak Aktif P-value aan Aktif f % f % f % Bekerja 19 52,8 17 47,2 36 100 0,014 Tidak 7 21,2 26 78,8 33 100 Bekerja Jumlah 26 37,7 43 62,3 69 100 Berdasarkan tabel 4.7, dapat diketahui bahwa ibu yang tidak bekerja lebih aktif dalam kegiatan posyandu. Dari 33 orang diketahui sejumlah 26 orang (78,8%) aktif dan 7 orang (21,2%) tidak aktif dalam kegiatan posyandu,
sedangkan dengan ibu yang bekerja sejumlah 17 orang (47,2%) aktif dan 19 orang (52,8%) tidak aktif dalam kegiatan posyandu. Ini menunjukkan bahwa ibu yang tidak bekerja lebih aktif dalam kegiatan posyandu dibandingkan dengan ibu yang bekerja. Berdasarkan uji Chi Square didapat pvalue 0,014. Oleh karena p-value = 0,014 < α (0,05), maka disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan keaktifan ibu balita dalam mengikuti kegiatan Posyandu di Posyandu Nusa Indah Desa Jenar Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga dan waktu untuk mengasuh anak akan berkurang, sehingga ibu balita yang harus bekerja di luar rumah waktunya untuk berpartisipasi dalam posyandu mungkin sangat kurang atau bahkan tidak ada waktu sama sekali untuk ikut berpartisipasi di posyandu. Sedangkan pada ibu rumah tangga memungkinkan mempunyai waktu lebih banyak untuk beristirahat dan meluangkan waktu untuk membawa anaknya ke posyandu. Tidak adanya anggota keluarga yang lain, maka tidak ada yang mengantarkan anaknya ke posyandu. Ibu yang tidak bekerja, maka ibu mempunyai waktu luang lebih besar dalam memberikan perhatian kepada anaknya dengan membawa anaknya ke posyandu. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Rinawati, dimana diperoleh nilai P Value 0,000. 3. Tabel 4.8 Hubungan Pengetahuan dengan Keaktifan Ibu Balita dalam Kegiatan Posyandu Keaktifan Total Penget Tidak Aktif P-value ahuan Aktif f % f % f % Kurang 12 60,0 8 40,0 20 100 0,042 Cukup 9 32,1 19 67,9 28 100 Baik 5 23,8 16 76,2 21 100 Jumlah 26 37,7 43 62,3 69 100 Berdasarkan tabel 4.8, dapat diketahui bahwa ibu dengan pengetahuan yang baik lebih aktif dalam kegiatan posyandu. Dari 21 orang yang memiliki pengetahuan baik sejumlah 16 orang (76,2%) aktif dan 5 orang (23,8%) tidak aktif dalam kegiatan posyandu, dari 28 orang yang memiliki pengetahuan cukup sejumlah 19 orang (67,9%) aktif dan 9 orang (32,1%) tidak aktif dalam kegiatan posyandu. Sedangkan untuk 20 orang ibu yang memiliki pengetahuan kurang sejumlah 8 orang (40,0%) aktif dan 12
orang (60,0%) tidak aktif dalam kegiatan posyandu. Ini menunjukkan bahwa ibu yang memiliki pengetahuan baik lebih aktif dalam kegiatan posyandu dibandingkan ibu yang memiliki pengetahuan cukup atau kurang. Berdasarkan uji Chi Square didapat pvalue 0,042. Oleh karena p-value = 0,042 < α (0,05), maka disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan keaktifan ibu balita dalam mengikuti kegiatan Posyandu di Posyandu Nusa Indah Desa Jenar Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen. Pengetahuan akan menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Semakin baik tingkat pengetahuan maka wawasan atau informasi tentang posyandu juga baik dan ibu juga lebih aktif dalam kegiatan posyandu. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Iskandar, didapatkan hasil p value = 0,000. 4. Tabel 4.9 Hubungan Peran Kader dengan Keaktifan Ibu Balita dalam Kegiatan Posyandu Keaktifan Peran Tidak Total P value Aktif Kader Aktif f % f % f % Tidak Aktif 20 58,8 14 41,2 34 100 0,001 Aktif 6 17,1 29 82,9 35 100 Jumlah 26 37,7 43 62,3 69 100 Berdasarkan tabel 4.9, dapat diketahui bahwa peran kader aktif mempengaruhi keaktifan ibu dalam kegiatan posyandu. Dari 35 orang mengatakan bahwa kader aktif, ibu yang aktif ada sejumlah 29 orang (82,9%) dan yang tidak aktif ke posyandu ada 6 orang (17,1%), sedangkan dari 34 orang mengatakan bahwa kader tidak aktif, ibu yang aktif sejumlah 14 orang (41,2%) dan 20 orang (58,8%) tidak aktif dalam kegiatan posyandu. Ini menunjukkan bahwa peran kader aktif mempengaruhi ibu untuk aktif ke posyandu dibandingkan peran kader yang tidak aktif. Berdasarkan uji Chi Square didapat nilai χ² hitung sebesar 11,046 dengan p-value 0,001. Oleh karena p-value = 0,001 < α (0,05), maka disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara peran kader dengan keaktifan ibu balita dalam mengikuti kegiatan Posyandu di Posyandu Nusa Indah Desa Jenar Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen. Notoatmodjo (2007) bahwa faktor yang mempengaruhi keaktifan ibu ke posyandu adalah faktor penguat (reinforcing factors) dalam hal ini adalah dari tokoh yaitu kader posyandu. Kader adalah warga masyarakat
setempat yang terpilih atau ditunjuk oleh masyarakat, dengan kata lain kader kesehatan merupakan wakil dari warga setempat yang membantu masyarakat dalam masalah kesehatan agar diperoleh kesesuaian antara fasilitas pelayanan dan kebutuhan masyarakat yang bersangkutan. Kader diharapkan berperan aktif dan mampu menjadi pendorong, motivator dan penyuluh masyarakat. Dapat disimpulkan bahwa peran kader ada hubungan dengan keaktifan ibu dalam kegiatan posyandu. dimana semakin aktif kader maka semakin tinggi pula keaktifan ibu balita dalam kegiatan posyandu. Kader yang aktif mengajak ibu ke posyandu, memberikan informasi tentang posyandu sangat mempengaruhi keaktifan ibu dalam kegiatan posyandu. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Elisabeth dan Friska, didapatkan hasil p value = 0,027. KESIMPULAN 1. Sebagian besar responden mempunyai tingkat pendidikan menengah yaitu sebanyak 30 orang (43,5%). 2. Sebagian besar responden adalah bekerja yaitu sebanyak 36 orang (52,2%). 3. Sebagian besar responden mempunyai pengetahuan cukup tentang posyandu yaitu sebanyak 28 orang (40,6%). 4. Sebagian besar responden menyatakan bahwa kader berperan aktif yaitu sebanyak 35 orang (50,7%). 5. Sebagian besar responden aktif ke posyandu yaitu sebanyak 43 orang (62,3%). 6. Tidak ada hubungan antara pendidikan dengan keaktifan ibu dalam kegiatan posyandu di Posyandu Nusa Indah Desa Jenar Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen. 7. Ada hubungan antara pekerjaan dengan keaktifan ibu dalam kegiatan posyandu di Posyandu Nusa Indah Desa Jenar Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen. 8. Ada hubungan antara pengetahuan dengan keaktifan ibu dalam kegiatan posyandu di Posyandu Nusa Indah Desa Jenar Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen. 9. Ada hubungan antara peran kader dengan keaktifan ibu dalam kegiatan posyandu di Posyandu Nusa Indah Desa Jenar Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen.
SARAN 1. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan dapat memberikan peluang untuk meningkatkan wawasan mahasiswa dalam menambah informasi tentang keaktifan kegiatan posyandu dan faktorfaktor yang mempengaruhinya. 2. Bagi Tenaga Kesehatan Tenaga kesehatan hendaknya berperan aktif dalam memberikan masukan dan pengarahan dalam upaya pengembangan Posyandu sehingga dapat meningkatkan cakupan kunjungan balita ke posyandu. 3. Bagi Kader Posyandu Kader posyandu hendaknya menginformasikan kepada masyarakat agar aktif dalam kegiatan posyandu, mengatur kembali jadwal kegiatan posyandu sehingga warga masyarakat yang bekerja dapat memanfaatkan pelayanan posyandu. 4. Bagi Ibu Ibu yang mempunyai balita hendaknya tetap aktif dalam kegiatan posyandu yang dapat menjadikan balita tumbuh sehat dan berkembang secara optimal. Ibu yang mempunyai pengetahuan kurang bisa menambah informasi baik melalui media cetak, media elektronik ataupun ke tenaga kesehatan. Untuk ibu yang bekerja hendaknya lebih memperhatikan balitanya. 5. Bagi Penelitian Selanjutnya Diharapkan peneliti selanjutnya mampu mengembangkan faktor-faktor lain yang berhubungan dengan keaktifan ibu balita lebih rinci sehingga dapat digunakan sebagai penambahan informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan keaktifan ibu balita. DAFTAR PUSTAKA Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta. ------------------. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Risqi, RA. 2013. Keaktifan Kader Kesehatan dan Partisipasi Ibu dalam Pelaksanaan Kegiatan Posyandu. Widyatama. Vol 22, No. 1. Utami, YRW, dkk. 2014. Peranan Keaktifan Ibu Dalam Kegiatan Posyandu Dengan Status Gizi Balita Untuk Menunjang Sistem Informasi Perkembangan Balita. Jurnal Ilmiah Sinus