Keaktifan Kader Kesehatan dan Partisipasi Ibu dalam Pelaksanaan Kegiatan Posyandu Rosiana Alfa Risqi Program Studi Magister Epidemiologi Sain Terapan Kesehatan Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Jl. Imam Bardjo, SH No.5 Lt.2 Semarang 50241 Telp (024) 8413448 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan menjelaskan hubungan antara keaktifan kader kesehatan dengan partisipasi ibu dalam pelaksanaan kegiatan posyandu di kelurahan Purwosari. Upaya untuk mengaktifkan kembali posyandu penting karena posyandu merupakan pelayanan pokok kesehatan masyarakat. Posyandu akan efektif jika didukung oleh partisipasi ibu-ibu peserta posyandu. Permasalahan dikaji dengan mengacu pada teori sistem lima meja posyandu yang terdiri dari pendaftaran, penimbangan, pengisian KMS, penjelasan data KMS dan pelayanan sektor oleh petugas kesehatan. Metode penelitian yang digunakan yaitu observasional analitik dan pendekatan Cross Sectional, dengan teknik pengambilan sampel simple random sampling. Subyek penelitian sebanyak 85 ibu. Teknik analisa data menggunakan statistik Spearman Rho dengan bantuan SPSS versi 17.00. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat keaktifan kader kesehatan di Kelurahan Purwosari dalam kategori sangat aktif sebanyak 57,65% dan kategori aktif sebanyak 40%. Tingkat parisipasi ibu dalam pelaksanaan kegiatan posyandu dengan kategori tinggi sebanyak 54,12% dan ketgori sedang sebanyak 45,88%. Berdasarkan hasil perhitungan statistik didapat rho hitung sebesar 0,786. Angka ini lebih besar dari rho tabel untuk α = 0,05 sebesar 0,678 maka disimpulkan bahwa hipothesis alternatif dapat diterima kebenaran dan keberlakuannya pada taraf kepercayaan 95% yang berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara keaktifan kader kesehatan dengan partisipasi ibu dalam pelaksanaan kegiatan posyandu dimana semakin aktif kader maka semakin tinggi pula partisipasi ibu balita dalam kegiatan posyandu. Kata-kata kunci : Kader Kesehatan, Parisipasi, sistem lima meja Posyandu.
Pendahuluan Upaya mengaktifkan kembali posyandu sangatlah penting karena posyandu sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat yang dilaksanakan oleh para kader dan bukan pemerintah sehingga kegiatan posyandu sangat tergantung pada kader (Gemari, 2006). Salah satu kegiatan yang berperan pada posyandu adalah sistem lima meja posyandu yang terdiri dari pendaftaran, penimbangan, pengisian KMS, penjelasan data KMS dan pelayanan sektor oleh petugas kesehatan (Yulifah, 2009). Namun demikian, kegiatan tersebut tidak akan efektif jika tidak didukung oleh partisipasi aktif masyarakat yaitu ibu peserta posyandu. Oleh karena itu, kader kesehatan dituntut agar dapat aktif menggerakkan ibu-ibu tersebut. Kader kesehatan masyarakat merupakan laki-laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah-masalah kesehatan perseorangan maupun masyarakat serta untuk bekerja dalam hubungan yang amat dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayanan kesehatan (Meilani, 2009). Peran dan fungsi kader 38
No.1 / Volume 22 / 2013 WIDYATAMA
sebagai pelaku penggerak masyarakat dalam perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), pengamatan terhadap masalah kesehatan di desa, upaya penyehatan lingkungan, peningkatan kesehatan ibu, bayi dan balita, serta pemasyarakatan keluarga sadar gizi (Yulifah, 2009). Tugas kader kesehatan pada saat pelaksanaan posyandu disebut juga tugas pelayanan pada lima meja, meliputi : 1) Meja I bertugas mendaftar bayi atau balita, yaitu menuliskan nama balita pada KMS dan secarik kertas yang diselipkan pada KMS dan mendaftar ibu hamil pada formulir atau register ibu hamil. 2) Meja II yaitu bertugas menimbang bayi atau balita dan mencatat hasil penimbangan pada secarik kertas yang akan dipindahkan pada KMS. 3) Meja III yaitu bertugas untuk mengisi KMS atau memindahkan catatan hasil penimbangan balita dari secarik kertas ke dalam KMS anak tersebut. 4) Meja IV yaitu menjelaskan data KMS atau keadaan anak berdasarkan grafik KMS kepada ibu dari anak yang bersangkutan dan memberikan penyuluhan kepada ibu dengan mengacu pada data KMS anaknya atau dari hasil pengamatan mengenai masalah yang dialami sasaran (Sulistiyorini, 2010). Selain itu, di meja ini juga dapat dilakukan rujukan ke puskesmas bila dipelukan, memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar oleh kader posyandu (Yulifah, 2009). 5) Meja V merupakan kegiatan pelayanan sektor biasanya dilakukan oleh petugas kesehatan. Efektifitas posyandu erat sekali kaitannya dengan partisipasi ibu balita. Partisipasi tersebut dapat berupa partisipasi dalam bentuk tenaga, pikiran maupun dalam bentuk dukungan materi. Kegiatan posyandu dikatakan meningkat jika peran aktif ibu balita atau peran serta masyarakat semakin tinggi yang terwujud dalam cakupan program kesehatan seperti imunisasi, pemantauan tumbuh kembang balita, pemeriksaan ibu hamil, dan KB yang meningkat. Keaktifan ibu pada setiap kegiatan posyandu tentu akan berpengaruh pada keadaan status gizi anak balitanya. Karena salah satu tujuan posyandu adalah memantau peningkatan status gizi masyarakat terutama anak balita dan ibu hamil. Agar tercapai itu semua maka ibu yang memiliki anak balita hendaknya aktif dalam kegiatan posyandu agar status gizi balitanya terpantau (Kristiani, 2006). Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan menganalisa tingkat keaktifan kader kesehatan dan pengaruhnya terhadap partisipasi ibu dalam pelaksanaan kegiatan posyandu terutama kegiatan lima meja posyandu. Metode Penelitian Desain penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Pada penelitian observasional analitik ini, penulis mencari hubungan antara keaktifan kader kesehatan sebagai variabel bebas dengan partisipasi ibu-ibu dalam pelaksanaan kegiatan posyandu sebagai variabel terikat. Penggunaan pendekatan cross sectional yaitu variabel bebas dan variabel terikat diobservasi sekali pada waktu yang sama (Taufiqurrahman, 2008). Populasi dalam penelitian ini ibu-ibu yang mengikuti kegiatan posyandu yang terdapat di Kelurahan Purwosari. Jumlah populasi pada penelitian yaitu 578 orang dan tersebar di 14 posyandu yang terletak di Kelurahan Purwosari. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu simple random sampling. Pelaksanaannya dilakukan dengan cara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi (Hidayat, 2007). Estimasi besar sampel yang diperlukan sebanyak 85 orang. Pengambilan data dilakukan secara langsung dari responden (data primer) dengan cara mengisi kuesioner yang diberikan oleh peneliti. Uji validitas menggunakan uji statistik korelasi product moment dan untuk mengetahui reliabilitas angket digunakan rumus koefisien Cronbach’s Alpha dengan ketentuan jika 39
WIDYATAMA
Rosiana Alfa Risqi. Keaktifan Kader Kesehatan dan Partisipasi Ibu dalam …
hasil rhitung > rtabel maka item dikatakan reliabel, begitu juga sebaliknya jika hasil rhitung < rtabel maka item dikatakan tidak reliabel (Sugiyono, 2007). Perhitungan analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik Korelasi Spearman Rank menggunakan program komputer SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 17.00. Hasil dan Pembahasan A. Uji Validitas dan Reabilitas Pelaksanaan uji validitas dan reliabilitas terhadap kuesioner dilakukan pada responden sebanyak 20 orang ibu-ibu peserta posyandu yang dipilih secara acak. Dari hasil uji validitas kuesioner tentang keaktifan kader kesehatan didapat 27 item pernyataan valid dan tentang partisipasi ibu-ibu dalam pelaksanaan kegiatan posyandu didapatkan 28 item pernyataan valid, dikarenakan nilai r hitung > r tabel (0,444). Sedangkan pada uji reliabilitas tentang keaktifan kader kesehatan dan tentang partisipasi ibu dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu α hitung > α table yaitu 0,945 > 0,444, berarti item pernyataan instrument kuesioner tersebut adalah reliabel. B. Analisa Data Keaktifan kader kesehatan dalam penelitian ini dibedakan menjadi tiga kategori yaitu kurang aktif, aktif dan sangat aktif. Untuk mengetahui tingkat keaktifan kader kesehatan, responden diberikan 27 pertanyaan, masing-masing pertanyaan disediakan 4 alternatif jawaban dengan skor 1 – 4. Mengacu pada teori kategorisasi dari Nursalam (2009). tingkat keaktifan kader kesehatan dikatakan kurang aktif jika jumlah skor jawaban < 60 (56 %), aktif jika jumlah skor jawaban 60 – 81 (56 – 75%) dan sangat aktif jika jumlah skor jawaban 82 – 108 (76 – 100 %). Tabel 1 Distribusi Frekuensi Keaktifan Kader Kesehatan Kategori Jumlah Persentase (%) No. 1. Sangat Aktif 49 57,65 Aktif 34 40 2. Kurang aktif 2 2,35 3. 85 100 Total Sumber : Jawaban kuisioner No. A.1-27 Dari tabel tersebut maka didapat hasil penelitian tentang keaktifan kader kesehatan dimana responden yang menyatakan keaktifan kader kesehatan dalam kategori sangat aktif sebanyak 49 responden (57,65%), aktif sebanyak 34 responden (40%) dan yang menyatakan kurang aktif sebanyak 2 responden (2,35%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan bahwa kader kesehatan sangat aktif (57,65%) dalam melaksanakan tugasnya sebagai kader kesehatan di Kelurahan Purwosari. Keaktifan kader kesehatan tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu kesiapan, kemampuan, keikutsertaan atau kehadiran serta kedisiplinan kader melaksanakan sistem lima meja posyandu. Kesiapan kader kesehatan dalam melaksanakan sistem lima meja posyandu dapat dilihat dari aktivitas kader dalam menyiapkan peralatan dan tempat yang akan digunakan untuk kegiatan posyandu. Indikator selanjutnya kemampuan kader melaksanakan sistem lima meja posyandu sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Prosedur tersebut dimulai dari pendaftaran, penimbangan, pencatatan, dapat melakukan penyuluhan WIDYATAMA
40
No.1 / Volume 22 / 2013 WIDYATAMA
dan membantu tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan. Indikator keikutsertaan atau kehadiran kader kesehatan dalam pelaksanaan sistem lima meja posyandu dapat dilihat dari keikutsertaan kader kesehatan ditiap-tiap meja posyandu dari awal kegiatan sampai pelayanan pada tiap-tiap meja tersebut usai. Indikator yang terakhir yaitu kedisiplinan kader kesehatan, misalnya ketepatan para kader kesehatan memulai kegiatan posyandu dan menutup posyandu setelah semua pelayanan selesai dilaksanakan. Hal itu sesuai dengan teori tentang tugas-tugas seorang kader kesehatan yang menyatakan bahwa tugas kader kesehatan dimulai pada saat persiapan hari buka posyandu seperti menyiapkan peralatan yang akan digunakan pada saat hari pelaksanaan Posyandu, mengundang dan menggerakkan masyarakat, menghubungi kelompok kerja (pokja) posyandu. Kemudian tugas kader pada saat hari buka Posyandu yang meliputi pelayanan di meja I (mendaftar), II (menimbang) , III (mengisi KMS atau KIA), IV (memberikan penyuluhan) dan V biasanya dilakukan oleh petugas kesehatan (Yulifah, 2009). Keaktifan kader tidak saja dapat mempengaruhi partisipasi ibu-ibu balita dalam pelaksanaan posyandu tapi juga dapat mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program kesehatan lainnya sebagaimana ditunjukkan oleh hasil penelitian Rochmawati (2010) tentang hubungan antara Keaktifan Kader Kesehatan dengan Program Desa Siaga di Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen yang menyimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat keaktifan kader kesehatan akan semakin tinggi pula pelaksanaan program Desa Siaga. Partisipasi ibu dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu dibedakan menjadi tiga kategori yaitu kurang, sedang, tinggi. Untuk mengetahui tingkat partisipasi ibu dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu, responden diberikan 28 pertanyaan, masingmasing pertanyaan disediakan 4 alternatif jawaban dengan skor 1 – 4. Tingkat partisipasi ibu dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu dikatakan rendah jika jumlah skor jawabanr < 63 (<56 %), sedang jika jumlah skor jawaban 63 – 84 (56 – 75 %) dan tinggi jika jumlah skor jawaban 85 – 112 (76 – 100 %). Tabel 2. Distribusi Frekuensi Partisipasi Ibu dalam Pelaksanaan Kegiatan Posyandu Kategori Jumlah Persentase (%) No. 1. Tinggi 46 54,12 Sedang 39 45,88 2. Rendah 0 0 3. 85 100 Total Sumber : Jawaban kuisioner No. B.1-28 Dari tabel tersebut diperoleh hasil penelitian tentang tingkat partisipasi ibu dalam pelaksanaan kegiatan posyandu yaitu sebanyak 46 responden (54,12%) dengan kategori tinggi, 39 responden (45,88%) dengan kategori sedang dan tidak ada ibu yang tingkat partisipasinya berkategori rendah. Hasil penelitian tentang partisipasi ibu dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu menunjukkan bahwa sebagian besar ibu berpartisipasi tinggi sebesar 54,12 % dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu. Partisipasi ibu tersebut ditunjukkan dengan keaktifan dalam memberikan dukungan berupa biaya, tenaga, pikiran dan kehadiran atau keikutsertaan ibu dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu. Dukungan yang berupa biaya misalnya 41
WIDYATAMA
Rosiana Alfa Risqi. Keaktifan Kader Kesehatan dan Partisipasi Ibu dalam …
memberikan dana setiap bulan atau iuran rutin untuk kegiatan posyandu, memberikan tambahan dana apabila posyandu membutuhkan. Partisipasi yang berwujud tenaga misalnya ikut membantu menyiapkan peralatan yang digunakan pada saat kegiatan posyandu, ikut menyiapkan makanan tambahan. Bentuk partisipasi selanjutnya yaitu partisipasi berupa pikiran, seperti memberikan usul atau ide agar kegiatan di posyandu dapat menjadi lebih baik, bertukar pikiran dengan ibu-ibu lain dan kader kesehatan tentang tumbuh kembang anak. Kehadiran atau keikutsertaan ibu juga merupakan bentuk partisipasi ibu dalam pelaksanaan kegiatan posyandu. Hasil tersebut sesuai dengan teori tentang bentuk-bentuk partisipasi masyarakat yang diberikan kepada suatu program yaitu partisipasi dalam bentuk uang, harta benda, tenaga, keterampilan, buah pikiran atau ide (Prihartini, 2009). Selain itu, partisipasi ibu-ibu yang tinggi dalam pelaksnaan kegiatan posyandu juga dapat meningkatkan status gizi anak balitanya. Hal ini sesuai dengan teori bahwa salah satu tujuan posyandu adalah memantau peningkatan status gizi masyarakat terutama anak balita dan ibu hamil. Agar tercapai itu semua maka ibu yang memiliki anak balita hendaknya aktif dalam kegiatan posyandu agar status gizi balitanya terpantau (Kristiani, 2006). Selain dipengaruhi oleh keaktifan kader kesehatan di posyandu yang bersangkutan, tingkat partisipasi ibu dalam pelaksanaan kegiatan posyandu juga dipengaruhi oleh sikap dari ibu balita terhadap kegiatan posyandu seperti hasil penelitian Triwahyudianingsih (2009) tentang hubungan antara Sikap Ibu Balita dengan Keaktifan dalam Kegiatan Posyandu di Dusun Boto Kabupaten Tulungagung yang menyimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sikap ibu balita terhadap keaktifan dalam kegiatan posyandu III Dusun Boto Kabupaten Tulungagung. Hubungan antara keaktifan kader kesehatan dengan partisipasi ibu dalam pelaksanaan kegiatan posyandu berdasarkan hasil pengujian Spearman Rank disajikan dalam tabel sebagai berikut : Tabel 3. Distribusi Frekuensi Keaktifan Kader Kesehatan dan Partisipasi Ibu dalam Pelaksanaan Kegiatan Posyandu No. 1
Keaktifan Kader Kesehatan Sangat Aktif
Partisipasi Ibu dalam Pelaksanaan Kegiatan Posyandu Tinggi Sedang Rendah
Total
38
11
0
49
2
Aktif
8
26
0
34
3
Kurang Aktif
0
2
0
2
46 39 0 Total Sumber : Jawaban kuisioner A dan B yang sudah diolah
85
Data dalam tabel silang tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : responden yang menyatakan keaktifan kader kesehatan dengan kategori sangat aktif dan WIDYATAMA
42
No.1 / Volume 22 / 2013 WIDYATAMA
partisipasinya berada pada dengan kategori tinggi sebanyak 38 responden (44,71%), sedangkan responden yang menyatakan keaktifan kader kesehatan dalam kategori sangat aktif dan partisipasinya dalam kategori sedang sebanyak 11 responden (12,94%). Responden yang menyatakan keaktifan kader kesehatan dengan kategori aktif dan partisipasi ibu dengan kategori tinggi sebanyak 8 responden (9,41%) sedangkan responden yang menyatakan keaktifan kader kesehatan dengan kategori aktif dan partisipasi ibu dengan kategori sedang sebanyak 26 responden (30,59%). Responden yang menyatakan keaktifan kader kesehatan dengan kategori kurang aktif dan partisipasi ibu dengan kategori rendah sebanyak 2 responden (2,35%). Hal ini menunjukkan bahwa keaktifan kader kesehatan berpengaruh terhadap tingginya partisipasi ibu dalam pelaksanaan kegiatan posyandu. Tabel 4. Hubungan antara Keaktifan Kader Kesehatan dengan Partisipasi Ibu dalam Pelaksanaan Kegiatan Posyandu Correlations Partisipasi Ibu dalam Keaktifan Pelaksanaan Kader Kegiatan Kesehatan Posyandu Spearman's rho
Keaktifan Kader Kesehatan
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
1.000
.786**
.
.000
85
85
**
1.000
Partisipasi Correlation .786 Ibu dalam Coefficient Pelaksanaan Sig. (2-tailed) .000 Kegiatan N 85 Posyandu **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
. 85
Hasil analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik non parametris korelasi spearman rank, dengan bantuan SPSS for Windows 17.0. Selanjutnya rho hitung dibandingkan dengan rho tabel dengan N= 85 dan taraf signifikansi 5%. Didapatkan hasil rho hitung= 0,786 > dari rho tabel = 0,678. Karena rho hitung lebih besar dari rho tabel maka hipotesis yang menyatakan bahwa adanya hubungan antara keaktifan kader kesehatan dengan partisipasi ibu dalam pelaksanaan kegiatan posyandu di Kelurahan Purwosari diterima atau terbukti kebenarannya dalam taraf kepercayaan 95%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara keaktifan kader kesehatan dengan partisipasi ibu dalam pelaksanaan kegiatan posyandu pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ambarwati (2009) yang menyatakan bahwa kegiatan posyandu merupakan kegiatan yang melibatkan partisipasi masyarakat dan dilaksanakan oleh kader-kader kesehatan yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari puskesmas. Selain itu, Hatika (2009) juga 43
WIDYATAMA
Rosiana Alfa Risqi. Keaktifan Kader Kesehatan dan Partisipasi Ibu dalam …
mengungkapkan bahwa faktor penguat dalam partisipasi ibu dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu adalah kader. Keterampilan kader Posyandu merupakan salah satu keberhasilan dari sistem pelayanan di Posyandu. Kader mempunyai peranan langsung dan tidak langsung dalam melaksanakan kegiatan. Peranan langsung kader kesehatan berupa menyelenggarakan kegiatan bulanan Posyandu dan peranan tidak langsung berupa penggerak utama masyarakat dalam kegiatan posyandu. Berdasarkan dari teori pendukung dan hasil penelitian yang diperoleh dari kuesioner maka semakin aktif kader kesehatan semakin tinggi partisipasi ibu dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu. Dengan adanya kader kesehatan yang aktif dalam melaksanakan tugasnya maka tujuan dari Posyandu yaitu meningkatnya pelayanan kesehatan untuk Ibu dan Anak serta meningkatnya status gizi Balita akan tercapai dengan maksimal. Simpulan Dari hasil penelitian hubungan antara keaktifan kader kesehatan dengan partisipasi ibu dalam pelaksanaan kegiatan posyandu di Kelurahan Purwosari, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Keaktifan kader kesehatan dengan ketegori sangat aktif sebanyak 57,65%, kategori aktif sebanyak 40% dan kategori kurang aktif sebanyak 2,35%. 2. Partisipasi ibu dalam pelaksanaan kegiatan posyandu dengan kategori tinggi sebanyak 54,12%, kategori sedang 45,88% dan tidak ada yang termasuk kategori rendah berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan posyandu. 3. Hasil uji statistik dengan menggunakan korelasi Spearman Rank didapatkan hasil rho hitung= 0,786 > dari rho tabel = 0,678. Hal ini berarti dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara keaktifan kader kesehatan dengan partisipasi ibu dalam pelaksanaan kegiatan posyandu di Kelurahan Purwosari. Dari hasil diatas maka semakin aktif kader kesehatan maka semakin tinggi pula partisipasi ibu dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu dan semakin kurang aktif kader kesehatan maka semakin rendah pula partisipasi ibu dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu. Daftar Pustaka Ambarwati E.R., Rismintari S., 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Yogyakarta : Nuha Medika. Hal : 137-43. Gemari. 2006. Posyandu dan Peran Bidan Kunci Pembangunan Kesehatan Pedesaan. www.gemari.or.id. Diakses tanggal 5 Februari 2011. Hatika, I., 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Ibu Balita dalam Kegiatan Posyandu. www.digilib.unimus.ac.id. Diakses pada tanggal 15 Maret 2011. Hidayat, A.A., 2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Penerbit Salemba Medika. Hal : 25-40. Kristiani, 2006. Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Di Kota Denpasar. www.lrckmpk.ugm.ac.id. Diakses 10 Februari 2011. Meilani N., Setiyawati N., 2009. Kebidanan Komunitas. Yogyakarta : Penerbit Fitramaya. Hal : 141-51.
WIDYATAMA
44
No.1 / Volume 22 / 2013 WIDYATAMA
Nursalam. 2009. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Hal : 97-120. Prihartini, 2009. Upaya Meningkatkan Partisipasi Masyarakat. www.repository.ipb.ac.id. Diakses pada tanggal 12 Mei 2011. Rochmawati, A., 2010. Hubungan antara Keaktifan Kader Kesehatan dengan Pengembangan Program Desa Siaga di Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen. www.uns.ac.id. Diakses pada tanggal 14 Mei 2011. Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Hal : 87-99. Sulistiyorini C.E., Pebriyanti S., Proverawati A., 2010. Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) dan Desa Siaga. Yogyakarta: Nuha Medika. Hal : 3-40. Taufiqqurahman M.A., 2008. Pengantar Metodologi Penelitian Untuk Ilmu Kesehatan. Surakarta : UNS Press. Hal : 53-76. Triwahyudianingsih, I., 2009. Hubungan antara Sikap Ibu Balita Terhadap Keaktifan dalam Kegiatan Posyandu III Dusun Boto Kabupaten Tulungagung. www.uns.ac.id. Diakses pada tanggal 14 Mei 2011. Yulifah R., Yuswanto T.A., 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta : Salemba Medika. Hal : 143-54.
45
WIDYATAMA