Versi online / URL: Volume 6, Nomor 2
FAKTOR–FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MENARCHE SISWI DI SMPN 31 SEMARANG Factors affecting menarche among junior high schools’ students in Semarang Priharyanti Wulandari1, Dwi Nur Aini2, Suprapti Wiji Astuti3 1,2,3
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Widya Husada Semarang
ABSTRAK Menarche merupakan menstruasi yang pertama kali dialami wanita, dimana secara fisik ditandai dengan keluarnya darah dari vagina akibat peluruhan lapisan endometrium. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor–faktor apa saja yang berhubungan dengan kejadian menarche pada siswi di SMP 31 Semarang. Jenis penelitian ini yaitu study korelasi dengan metode pendekatan cross sectional study. Jumlah sampel pada penelitian ini yaitu 176 sisi yang terdiri dari kelas VII,VIII dan IX. Data dianalisa dengan uji korelasi rank spearman.Ada hubungan antara status menarche ibu (genetik), keterpaparan media massa, gaya hidup, nutrisi, status gizi dengan kejadian menarche siswi di SMPN 31 Semarang, dinyatakan dengan p value 0,000 < 0,05 Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMPN 31 Semarang didapatkan hasil kejadian menarche siswi mayoritas normal >11-15 tahun Kata kunci: Status menarche ibu (genetik), gaya hidup, status gizi
ABSTRACT Menarche is the first menstruation in women , which is physically characterized by bleeding from the vagina as a result of the decay of the endometrial lining. The purpose of this research is determine what factors are associated with the occurence of menarche in girls at SMP 31 Semarang. The type of research is a correlation study with cross sectional approach. The number of samples in this research is 176 respondents consisting of VII, VIII, and IX grade. Data analyzed with the Spearman Rank correlation test.There is a relationship between maternal menarche status (genetic), mass media exposure, lifestyle, nutrition nutrients with the occurrence of menarche student at SMPN 31 Semarang, expressed by the p value 0,000 < 0,05.Based on research conducted at SMPN 31 Semarang showed normal occurrence of menarche schollgirl majority (>11-15 years). Keywords: Menarche status of the mother (geneticlifestyle, nutrition, nutritional status, occurence of menarche girls.
LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan suatu tahapan antara masa kanak – kanak dengan masa dewasa, biasanya terjadi antara usia 10 – 18 tahun. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan mengalami periode pubertas terlebih dahulu.Pada periode pubertas inilah akan terjadi percepatan pertumbuhan dan perkembangan fisik dari anak-anak menjadi dewasa serta mengalami kematangan organ reproduksi seksual. Menarche merupakan menstruasi yang pertama kali dialami wanita, dimana secara fisik ditandai dengan keluarnya darah dari vagina akibat peluruhan lapisan
endometrium. Menarche terjadi pada periode pertengahan pubertas atau yang biasa terjadi 6 bulan setelah mencapai puncak percepatan pertumbuhan. Hormone yang berpengaruh terhadap usia terjadinya menarche adalah estr ogen dan progesterone. Estr ogen berfungsi mengatur siklus haid, sedangkan progesterone berpengaruh pada uterus yaitu dapat mengurangi kontraksi selama siklus haid. Usia menarche bervariasi dari rentang umur 10-16 tahun, akan tetapi usia menarche dapat dikatakan normal apabila terjadi pada usia 12-14 tahun (Proverawati, 2009). Banyak faktor-faktor internal dan eksternal yang berhubungan dengan kejadian
Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Kejadian Menarche Siswi di SMPN 31 Semarang
117
Priharyanti Wulandari 1, Dwi Nur Aini 2, Suprapti Wiji Astuti 3
menarche. Faktor internal berupa : status menarche ibu (genetik), berhubungan dengan percepatan dan per lambatan kejadian menarche yaitu antara status menarche ibu (genetik) dengan kejadian menarche putrinya. faktor eksternal berupa : lingkungan sosial, ekonomi, nutrisi, keterpaparan media massa dan gaya hidup (Maulidiah, 2011). Dari studi pendahuluan dengan wawancara dan observasi yang telah dilakukan pada hari jumat, tanggal 27 Maret 2015 di SMP 31 Semarang kelas VII, dari 10 orang siswi didapatkan hasil bahwa 2 orang mengalami menarche saat SD kelas VI(10-11 tahun) ,8 orang mengatakan menstruasi pertama saat usia 12 tahun (SMP kelas VII ), dari 2 orang yang mengalami menarche saat SD kelas VI ( 10-11 tahun) mengatakan bahwa mereka sering mengkonsumsi protein nabati seperti : tahu dan tempe, dari 8 orang yang mengalami menarche saat usia 12 tahun(SMP kelas VII), 6 orang mengatakan bahwa mereka sering mengkonsumsi minuman soft drink dan makanan fast food, 2 orang mengatakan karena faktor genetik. Berdasarkan fenomena tersebut, peneliti akan melakukan penelitian di SMP 31 Semarang pada siswi kelas VII,VIII dan IX mengetahui lebih lanjut mengenai faktor–faktor yang berhubungan dengan kejadian menarche.
METODE Jenis penelitian ini yaitu study korelasi dengan metode pendekatan cross sectional, Penelitian ini memiliki variabel dependen yaitu kejadian menarche siswi dan variabel independen meliputi faktor-faktor yang berhubungan yaitu status menarche ibu (genetik), status gizi, gaya hidup, keterpaparan media massa dan nutrisi. Penelitian ini dilakukan di SMPN 31 Semarang pada siswi kelas VII,VIII dan IX. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi kelas VII,VIII dan IX di SMPN 31 Semarang yang terdiri dari 24 kelas, dengan jumlah kelas VII 144 siswi, kelas VIII
118
Juli 2015: 117 - 122
JURNAL KEPERAWATAN, P-ISSN 2086-3071 E-ISSN 2443-0900
123 siswi, kelas IX 124 siswi. Populasi terjangkau yang sudah mengalami menarche yaitu kelas VII 83 siswi, kelas VIII 108 siswi, kelas IX 124 siswi, total keseluruhan 315 siswi. Dari jumlah populasi yang ada sebesar 315 siswi, yaitu < 1000 maka besar atau banyaknya sampel yang digunakan dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus slovin (Sugiyono, 2008), dan didapatkan jumlah sampel 176 siswi. Pemilihan sampel menggunakan kriteria inklusi dan ekslusi. Kriteria ekslusi adalah keadaan dimana subyek yang memenuhi kriteria inklusi yang tidak dapat diikutsertakan dalam penelitian, sedangkan kriteria inklusi merupakan persyaratan umum yang harus dipenuhi oleh subyek agar dapat diikutsertakan dalam penelitian (Riyanto, 2013). Analisis yang digunakan pada penelitian ini yaitu korelasi rank spearman, digunakan untuk menguji jenis data yang dikorelasikan adalah data ordinal, serta data dari kedua variabel tidak harus berdistribusi normal. Jadi korelasi spearman rank adalah bekerja dengan data ordinal atau berjenjang ranking dan bebas distribusi (Hidayat, 2010). HASIL DAN PEMBAHASAN Proses pengambilan data pada penelitian ini dilakukan pada tanggal 10 Agustus 2015 di SMPN 31 Semarang sebanyak 176 siswi diberikan penjelasan dan menandatangani informant concent untuk dijadikan responden penelitian. Responden berasal dari kelas VII, VIII dan IX yang ditentukan dengan metode stratified random sampling, berdasarkan kuesioner dan dianalisa. Distribusi frekuensi responden berdasarkan jumlah kelas dapat diketahui sampel pada penelitian ini terdiri dari kelas VII,VIII dan IX, yang terdiri dari kelas VII sebanyak 46 (26,1%), kelas VIII sebanyak 61 (34,7%), kelas IX sebanyak 69 ( 39,2%). Distribusi frekuensi responden berdasarkan kejadian menarche, didapatkan hasil siswi yang mengalami kejadian menarche dini sebanyak 56 (31,8%), siswi yang mengalami
Versi online / URL: Volume 6, Nomor 2
kejadian menarche normal sebanyak 120 (68,2%), dan tidak ada siswi yang mengalami kejadian menarche terlambat. Distribusi frekuensi status menarche ibu (genetik), dapat diketahui ibu yang mengalami menarche dini sebanyak 80 (45,5%), ibu yang mengalami menarche normal sebanyak 96 (54,5%) dan tidak ada yang mengalami menarche terlambat. Distribusi frekuensi siswi berdasarkan keterpaparan media massa, didapatkan hasil siswi yang terpapar media massa sebanyak 84 (47,7%), siswi yang tidak terpapar media massa sebanyak 92 (52,3%). Distr ibusi fr ekuensi siswi berdasarkan gaya hidup, didapatkan hasil siswi yang gaya hidup sehat sebanyak 106 (60,2%), siswi yang gaya hidup tidak sehat sebanyak 70 (39,8%) Distribusi frekuensi siswi berdasarkan nutrisi, didapatkan hasil siswi yang nutrisi terpenuhi sebanyak 96 (54,5%), siswi yang nutrisi kurang terpenuhi sebanyak 80 (45,5% ). Distribusi frekuensi siswi berdasarkan status gizi, didapatkan hasil siswi yang status gizi normal sebanyak 80 (45,5%), siswi yang status gizi gemuk sebanyak 22 (12,5%), siswi yang status gizi obesitas I sebanyak 50 (28,4%), siswi yang status gizi obesitas II sebanyak 24 (13,6%). Hubungan status menarche ibu (genetik) dengan kejadian menarche siswi,didapatkan hasil status menarche dini ibu dengan kejadian menarche dini sebanyak 42 (52,5%), status menarche dini ibu dengan kejadian menarche normal sebanyak 38 (47,5%), sedangkan status menarche normal ibu dengan kejadian menarche dini sebanyak 14 (14,6%), status menarche ibu normal dengan kejadian menarche normal sebanyak 82 (85,4%). Berdasarkan uji korelasi rank sperman di dapatkan hasil ñ value 0,000 < 0,05, dan rho hitung 0,844, Ha diterima dan Ho ditolak,, artinya ada hubungan antara status menarche ibu (genetik) dengan kejadian menarche siswi di SMPN 31 Semarang. Hubungan keterpaparan media massa dengan kejadian menarche siswi, didapatkan
hasil siswi yang terpapar media massa dengan kejadian menarche dini sebanyak 51 (55,4%), siswi yang terpapar media massa dengan kejadian menarche normal sebanyak 41 (44,6%). Siswi yang tidak terpapar media massa dengan kejadian menarche dini sebanyak 5 (6,0%), siswi yang tidak terpapar media massa dengan kejadian menarche normal sebanyak 79 (94,0%). Berdasarkan uji korelasi rank spearman di dapatkan ñ value 0,000 < 0,05, dan rho hitung 0,438, Ha diterima dan Ho ditolak, artinya ada hubungan antara keterpaparan media massa dengan kejadian menarche siswi di SMPN 31 Semarang. Hubungan gaya hidup dengan kejadian menarche siswi, didapatkan hasil siswi yang gaya hidup sehat dengan kejadian menarche dini sebanyak 20 (18,9%), siswi yang gaya hidup sehat dengan kejadian menarche normal sebanyak 86 (81,1%). Siswi yang gaya hidup tidak sehat dengan kejadian menarche dini sebanyak 36 (51,4%), siswi yang gaya hidup tidak sehat dengan kejadian menarche normal sebanyak 34 (48,6%). Berdasarkan uji korelasi rank spearman didapatkan ñ value 0,000 < 0,05, dan rho hitung 0,824, Ha diterima dan Ho ditolak, artinya ada hubungan antara gaya hidup dengan kejadian menarche siswi di SMPN 31 Semarang. Hubungan antara nutrisi dengan kejadian menarche siswi, didapatkan hasil siswi yang termasuk nutrisi kurang terpenuhi dengan kejadian menarche dini sebanyak 18 (22,5%), siswi yang termasuk nutrisi kurang terpenuhi dengan kejadian menarche normal sebanyak 62 (77,5%). Siswi yang termasuk nutrisi terpenuhi dengan kejadian menarche dini sebanyak 38 (39,6%), siswi yang termasuk nutrisi terpenuhi dengan kejadian menarche normal sebanyak 58 (60,4%). Berdasarkan uji korelasi rank spearman didapatkan ñ value 0,000 < 0,05, dan rho hitung 0,270, Ha diterima Ho ditolak, artinya ada hubungan antara nutrisi dengan kejadian menarche siswi di SMPN 31 Semarang. Hubungan antara status gizi
Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Kejadian Menarche Siswi di SMPN 31 Semarang
119
Priharyanti Wulandari 1, Dwi Nur Aini 2, Suprapti Wiji Astuti 3
dengan kejadian menarche siswi, didapatkan hasil siswi yang termasuk status gizi normal dengan kejadian menarche dini sebanyak 2 (2,5%), siswi yang termasuk status gizi normal dengan kejadian menarche normal sebanyak 78 (97,5%),siswi yang termasuk status gizi gemuk dengan kejadian menarche dini sebanyak 13 (59,1%), siswi yang termasuk status gizi gemuk dengan kejadian menarche normal sebanyak 9 (40,9%), siswi yang termasuk status gizi obesitas I dengan kejadian menarche dini sebanyak 28 (56,0%), siswi yang termasuk status gizi obesitas I dengan kejadian menarche normal sebanyak 22 (44,0%), siswi yang termasuk status gizi obesitas II dengan kejadian menarche dini sebanyak 13 (54,2%), siswi yang termasuk status gizi obesitas II dengan kejadian menarche normal sebanyak 11 (45,8%). Berdasarkan uji korelasi rank spearman didapatkan hasil ñ value 0,000 < 0,05, dan rho hitung 0,985, Ha diterima dan Ho ditolak , artinya ada hubungan antara status gizi dengan kejadian menarche siswi di SMPN 31 Semarang. Berdasarkan hasil penelitian dengan jumlah sampel 176 siswi, didapatkan hasil siswi yang mengalami kejadian menarche dini sebanyak 56 (31,8%), siswi yang mengalami kejadian menarche normal sebanyak 120 (68,2%), dan tidak ada siswi yang mengalami kejadian menarche terlambat. Hal ini menunjukan mayoritas siswi mengalami kejadian menarche normal sebanyak 120 (68,2%), hal ini dikarenakan dari beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian menarche siswi, seperti, status menarche ibu (genetik), nutrisi,status gizi, keterpaparan media massa, dan gaya hidup termasuk dalam kategori normal. Hasil status menarche ibu (genetik) pada panelitian ini dapat diketahui ibu yang mengalami menarche dini sebanyak 80 (45,5%), ibu yang mengalami menarche normal sebanyak 96 (54,5%) dan tidak ada ibu yang mengalami menarche terlambat. hal ini dikarenakan faktor – faktor yang berhubungan dengan menarche seperti nutrisi
120
Juli 2015: 117 - 122
JURNAL KEPERAWATAN, P-ISSN 2086-3071 E-ISSN 2443-0900
dan status gizi, apabila nutrisi dan status gizi ibu tidak terpenuhi akan mengalami menarche terlambat, apabila nutrisi dan status gizi ibu berlebih maka akan mengalami menarche dini. Sebaiknya, orang tua dapat memperhatikan asupan gizi dan nutrisi putrinya karena dapat berhubungan dengan kejadian menarche yang dialami putrinya. Hasil keterpaparan media massa pada penelitian ini, didapatkan hasil siswi yang terpapar media massa sebanyak 84 (47,7%), siswi yang tidak terpapar media massa sebanyak 92 (52,3%). Mayoritas siswi pernah melihat, mendengar dan berbicara tentang media massa orang dewasa ( pornografi ) dengan kategori jarang atau tidak terpapar sebanyak 92 (52,3%), kebanyakan siswi pernah melihat 1 kali media massa orang dewasa (pornografi ) dan secara tidak sengaja melihat media massa orang dewasa ( pornografi ) sehingga dikategorikan terpapar media massa, siswi yang tidak terpapar media massa mengatakan sama sekali tidak pernah melihat ataupun berbicara tentang media massa orang dewasa (pornografi). Sebaiknya siswi tidak terpapar media massa, karena pada rentang usia 11 – 12 tahun termasuk pada masa pubertas dan dapat mempengaruhi proses pertumbuhan tubuh. Hasil nutrisi pada penelitian ini, didapatkan hasil siswi yang nutrisi terpenuhi sebanyak 96 (54,5%), siswi yang nutrisi kurang terpenuhi sebanyak 80 (45,5 ). Mayoritas nutrisi terpenuhi sebanyak 96 (54,5%), hal ini dapat dilihat dari konsumsi sumber energi, sumber protein nabati dan sumber protein hewani siswi. Kebanyakan siswi mengatakan sering mengkonsumsi sumber energi seperi nasi, sumber protein hewani seperi daging , ayam, ikan dan sumber protein hewani seperti tahu, tempe dan kacang – kacangan. Hasil status gizi pada penelitian ini, didapatkan hasil siswi yang status gizi normal sebanyak 80 (45,5%), siswi yang status gizi gemuk sebanyak 22 (12,5%), siswi yang status gizi obesitas I sebanyak 50 (28,4%), siswi yang status gizi obesitas II sebanyak
Versi online / URL: Volume 6, Nomor 2
24 (13,6%). Hal ini menunjukkan mayoritas status gizi normal sebanyak 80 (45,5%), keadaan status gizi siswi pada umumnya dipengaruhi oleh pola konsumsi makanan, yang di bedakan zat gizi tinggi dan rendah terdiri dari sumber energi, sumber protein hewani dan sumber protein nabati ( Waluya, 2007). SIMPULAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMPN 31 Semarang didapatkan hasil kejadian menarche siswi mayoritas normal (>11-15 tahun. Berdasarkan uji korelasi rank sperman di dapatkan hasil ñ value 0,000 < 0,05, dan rho hitung 0,844, Ha diterima dan Ho ditolak,, artinya ada hubungan antara status menarche ibu (genetik) dengan kejadian menarche siswi di SMPN 31 Semarang. Berdasarkan uji korelasi rank spearman di dapatkan ñ value 0,000 < 0,05, dan rho hitung 0,438, Ha diterima dan Ho ditolak, artinya ada hubungan antara keterpaparan media massa dengan kejadian menarche siswi di SMPN 31 Semarang. Berdasarkan uji korelasi rank spearman didapatkan ñ value 0,000 < 0,05, dan rho hitung 0,824, Ha diterima dan Ho ditolak, artinya ada hubungan antara gaya hidup dengan kejadian menarche siswi di SMPN 31 Semarang. Berdasarkan uji korelasi rank spearman didapatkan ñ value 0,000 < 0,05, dan rho hitung 0,270, Ha diterima Ho ditolak, artinya ada hubungan antara nutrisi dengan kejadian menarche siswi di SMPN 31 Semarang. Berdasarkan uji korelasi rank spearman didapatkan hasil ñ value 0,000 < 0,05, dan rho hitung 0,985, Ha diterima dan Ho ditolak , artinya ada hubungan antara status gizi dengan kejadian menarche siswi di SMPN 31 Semarang. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S, (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta,
Astuti, R, (2010). Usia Menarche, Indeks Massa Tubuh, Frekuensi Konsumsi, dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua pada Siswi X di Pinggir dan Pusat Kota X. Skripsi. Bagga, Amrita dan Kulkani, S. (2005). Age Of Menarche and Secular Trend In Maharashrian ( Indian ) Girls. Batubara JR, Et Al. (2010). Age At Menarche In Indonesian Girls : A National Survey. Boenga, A. (2011). Hubungan Status Gizi ( Indeks BB/TB dan TB/U) dengan Usia Menarche pada Siswi SMPN di Kecamatan Pati Kabupaten Pati. Thesis. Creswel, J. W. (2009). Research Design : Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. Third Edition. Cunningham, F. Gerry, Dkk. (2005). Obstetri Williams. Edisi 21, Jakarta : EGC. Dilla. (2010), Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Status Menarche pada Siswi SMPN X. Skripsi. Fajriyanti, I. A, (2008). Hubungan Antara Status Gizi, Kontak Media Pornografi dengan Menarche Dini pada Pelajar X Kecamatan X. Skripsi. Graha Cendekia, (2012). Hubungan Karakteristik Informasi Tentang Menarche dan Status Gizi Wanita Usia 9-12 Tahun dengan Percepatan Terjadinya Menarche. Skripsi Harmanto. N. (2006). Ibu Sehat dan Cantik dengan Herbal. PT Elek Media Komputindio. Jakarta. Hastono, S. P. (2007). Analisa Data Kesehatan. Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Jakarta. Karapnou, Olga dan Papadimitnou, Anastasios. (2010). Determinant Of Menarche Reproductive Biology and Endocrinology. Lusiana, S. A. (2008). Status Gizi, Konsumsi Pangan dan Usia Menarche Anak Perempuan Sekolah Dasar X. Skripsi.
Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Kejadian Menarche Siswi di SMPN 31 Semarang
121
Priharyanti Wulandari 1, Dwi Nur Aini 2, Suprapti Wiji Astuti 3
Macsali, F., et al.,(2011). Early Age at Menarche, Lung Function, and Adult Astma. American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine. Manuaba, I. B. G. (2007). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC. Maulidiah, f. (2011). Gambaran Status gizi dan Genetik pada Kejadian Menarche di Perumahan x. Skripsi Nopembri, S. (2012). Menstruasi dan Obstetri Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Jasmani Wanita. Yogyakarta Path, E. F. (2005). Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta : EGC. Proverawati. (2009). Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna. Yogyakarta : Penerbit Mulia Medika. Riskesda. (2010). Laporan Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI. Riyanto, A. (2013). Statistik Deskriptif untuk Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika. Rosenthal. M., (2009). Revolusi Terapi Hormon Pendekatan Alami. Yogyakarta : B-First. Rousdy, A. S, (2005). Usia Rata-rata Menarche pada Remaja Putri Pelajar di Dua SMP X ; Tesis. Sabri, Luknis dan Hastono,S.P.(2006). Statistik Kesehatan.Edisi Revisi, Jakarta; Rajawali Press. Santrock, John, (2007). Remaja Edisi ke Sebelas Jilid Pertama : Erlangga. Sastroasmoro. S. dan Ismael, S. (2010). Dasar –dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi ke – 3, Jakarta : Sagung Seto. Silva, Paul, (2009). Menarche and Lifestyle. Skripsi. Soetjiningsih. (2007). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta : Sagung Seto. Sugiyono. (2008). Statistika untuk Penelitian. Cetakan ke Delapan. Jawa Barat : Alfabeta Susanti, A. V. (2012). Faktor Resiko Kejadian Menarche Dini pada Remaja Putri di SMPN X. Skripsi
122
Juli 2015: 117 - 122
JURNAL KEPERAWATAN, P-ISSN 2086-3071 E-ISSN 2443-0900
Valkenburg, Patty M dan Petter, Jochen.(2011). The Use Of Sexuality Explicit Internet Material and Its Antecendents : A Longitudinal Comparison Of Adolscents and Adults. Archived of Sexual Behaviour.
Winkjosastro, (2007). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Sehat Pustaka Saswono Prawirohardjo. Zulkifli, (2005). Psikologi Perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.