FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN DAN PENGGOLONGAN TANAMAN HIAS Bambang B.Santoso Fakultas Pertanian Program Studi Hortikultura Semester GanjilTahun Ajaran 2010/2011 24 September dan 1 Oktober 2010
Tujuan
Mampu menyebutkan faktor-faktor pertumbuhan yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman hias dan bunga, Mampu menjelaskan pengaruh faktor pertumbuhan yang meliputi cahaya, suhu, dan kelembaban terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman hias dan bunga, dan Mampu menyebutkan penggolongan tanaman hias dan bunga berdasarkan faktor-faktor pertumbuhan tersebut.
Sub-Pokok Bahasan A. B. C. D. E. F.
Pengantar Cahaya Suhu Kelembaban (Air) Faktor Produksi Penggolongan Tanaman Hias
PENGANTAR
Layaknya tanaman, pertumbuhan dan perkembangan tanaman hias dan bunga merupakan proses penting dalam kehidupan. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung secara terus menerus sepanjang daur hidup dan bergantung pada persediaan meristem, hasil fotosintesis, zat pengatur tumbuh dan subtansi pertumbuhan lainnya, serta lingkungan yang mendukung.
PENGANTAR
Pertumbuhan, dalam arti terbatas, diartikan sbg pembelahan sel (peningkatan jumlah) dan pembesaran sel (peningkatan ukuran). Kedua proses tsb tidak dpt balik dan memerlukan sintesis protein.
Perkembangan diartikan sbg suatu proses differensiasi, yaitu suatu perubahan dalam tingkat lebih tinggi yang menyangkut spesialisasi dan organisasi secara anatomi dan fisiologi.
GROWTH STAGE OF MAIZE
5-9 DAS (SEEDLING)
12-55 DAS VEGETATIVE GROWTH
55-59 DAS FLOWERING and FERTIZATION
71-112 DAS GRAIN FILLING and MATURITY
GENERATIVE GROWTH Kling, J.G, and Gregory, E. 1997. Morphology and Growth of maize.
PENGANTAR
Pertambahan protoplasma merupakan dasar pertumbuhan dan perkembangan berlangsung melalui serangkaian proses pengubahan H2O, CO2, dan garamgaram anorganik menjadi bahan-bahan hidup. Berkaitan dgn sel-sel tanaman, peristiwa tsb meliputi pembentukan karbohidrat (proses fotosintesis), penyerapan air dan hara (proses absorpsi dan translokasi), pembongkaran senyawa komplek (protein, lemak) dlm proses metabolisme. Termasuk pula pembentukan energi sbg tenaga kimia yg diperlukan melalui proses respirasi.
PENGANTAR
Seluruh proses aktivitas kehidupan tsb terjadi pada tingkat sel dan jaringan, yg akhirnya suatu pertumbuhan dan perkembangan akan nampak dgn adanya proses fotosintesis. Melalui fotosinteiosis akan terbentuk bahan kering yg ditumpuk oleh tanaman. Tumpukan bahan kering tsb dpt berupa bunga, buah, daun, batang, akar dan sebagainya.
PENGANTAR
Faktor-faktor yg mempengaruhi pertumbuhan secara luas dpt dikategorikan sbg faktor luar (eksternal) atau lingkungan, dan faktor dalam (internal) atau genetik. Namun, faktor penanganan atau pelaksanaan budidaya yg melibatkan manusia sangat memegang peranan penting. Oki, pada akhirnya arah/hasil pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman merupakan interaksi dari kesemua faktor-faktor pertumbuhan tsb.
PENGANTAR
Faktor utama dari sejumlah banyak faktor luar berupa unsur iklim dan tanah mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan serta menentukan keunikan tanaman hias dan bunga, dan penentu jenis/penggolongan tanaman tsb adalah cahaya, suhu, kelembaban (air), dan faktor-faktor produksi merupakan aspek utama pembahasan dalam bab ini.
PENGANTAR
Faktor dalam (resistensi terhadap tekanan iklim-tanahbiologis, laju fotosintesis, respirasi, pembagian fotosintat dan nitrogen, kloropil, tipe dan letak meristem, kapasitas penyimpanan cadangan makanan, aktivitas enzim, pengaruh langsung gen, dan differensiasi sel) merupakan bahasan pelengkap dalam membahas faktor luar.
Keterkaitan bahasan dikarenakan sebagian besar faktor dalam merupakan suatu proses yg aktivitasnya juga dipengaruhi oleh faktor-faktor luar.
CAHAYA
Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan tanaman Cahaya memegang peranan penting dalam proses fisiologis tanaman, terutama fotosintesis, respirasi, dan transpirasi Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi (ATP dan NADPH2)
CAHAYA
Cahaya tampak (visible light) sbg sumber energi yg digunakan tanaman hias dan bunga untuk fotosintesis, merupakan bagian spektrum energi radiasi. Untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman hias, matahari merupakan sumber energi. Namun dgn per-kembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sumber cahaya dapat memanfaatkan cahaya buatan (artificial light).
CAHAYA
Terkait dgn pertumbuhan dan perkembangan tanaman hias dan bunga, setiap spesies/jenis yg berbeda membutuhkan jumlah cahaya yg berbeda. Kelebihan/kekurangan cahaya akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman yg pada akhirnya mempengaruhi kualitas/kuantitas hasilnya. Namun, pada prinsipnya semakin besar jumlah cahaya yg ditanggap tanaman persatuan luas daun, maka semakin besar hasil tanaman tsb, asalkan faktor produksi lainnya tidak sbg faktor pembatas pertumbuhan dan perkembangan.
CAHAYA
Tingkat pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman hias dan bunga sangat dipengaruhi oleh :
kualitas cahaya, kuantitas/intensitas cahaya, dan lamanya penyinaran (fotoperiodesitas).
CAHAYA
Gejala yg nampak pd tanaman hias dan bunga apabila kekurangan cahaya adalah :
Tanaman hias dan bunga akan nampak lemah dan pertumbuhannya terlambat, Daun-daun menguning, kemudian mudah gugur, Kuncup bunga gagal mekar namun bila mekar, hanya sebagian, dan Bunga yg berhasil mekar penuh akan menampakkan warna yang pudar.
CAHAYA
Sedangkan bila tanaman hias dan bunga kelebihan cahaya, akan menunjukkan gejala :
Daun-daun terbakar, Sebagian daun memucat dan kemudian layu, Sebagian tanaman hias dan bunga, akibat kelebihan cahaya dpt mematikan secara perlahan-lahan, dan Bagi yg dapat tetap hidup, penampilan tanaman sangat merana (tidak menarik).
Kualitas Cahaya
Pancaran energi yg diperlukan tanaman hias dan bunga terbatas hampir seluruhnya pd spektrum cahaya yg nampak. Cahaya nampak dari gelombang yg berbeda (yg nampak oleh mata dlm bentuk warna yg berbeda), mengandung energi yg berbeda. Cahaya dgn panjang gelombang pendek memiliki energi yg besar. Sedangkan cahaya dgn panjang gelombang panjang memiliki energi yg kecil. Oleh karena itu, kualitas cahaya ditentukan oleh panjang gelombang yg dimiliki terbanyak sampai di permukaan bumi
Kualitas Cahaya Adapun respon fisiologis tanaman hias dan bunga terhadap cahaya dapat diklasifikasikan sbb; Radiasi 700 – 800 nm (infra merah) – tanaman akan meninggi akibat internodia memanjang Radiasi 610 – 700 nm (merah) – fotosintesis pada pucak aktivitasnya sehingga berefek morfogenetik Radiasi 510 – 610 nm (hijau – kuning) – respon fotosintesis minimum Radiasi 400 – 510 nm (biru) – fotosintesis akan aktif
Kualitas Cahaya
Radiasi 280 – 400 (ultra violet) – daun tanaman menebal dan padat, pertumbuhan batang memendek Radiasi kurang dari 280 nm (ultra violet pendek) – cahaya yg tdk menguntungkan bagi tanaman, karena mengakibatkan kematian.
Jadi, cahaya yg memiliki radiasi 400 – 750 nm, merupakan cahaya yg berpengaruh positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman hias. Cahaya tsb dikenal sbg PAR = ( Photosyntetic Activity Radiation ).
Kuantitas/Intensitas Cahaya
Kuantitas cahaya atau intensitas cahaya ditunjukan oleh konsentrasi gelombang cahaya, yg dinyatakan dlm satuan footcandle atau sering pula dinyatakan dlm satuan flux. Masing-masing jenis tanaman hias dan bunga memiliki respon yg berbeda-beda dan juga kebutuhan terhadap cahaya dlm hal pembentukan karbohidrat maksimum.
Kuantitas/Intensitas Cahaya
Istilah titik kompensasi cahaya (Light Compensation Point), yaitu suatu peristiwa yg terjadi pd tanaman dlm menumpuk dan membongkar karbohidrat adalah sama jumlahnya. Namun demikian terdapat golongan tanaman yg masih mampu tumbuh pd tingkat kejenuhan cahaya (cahaya yg cukup tinggi) atau Light Saturated.
Kuantitas/Intensitas Cahaya
Pada keadaan tsb, fotosintesis berjalan maksimal. Secara umum, kebanyakan tanaman hias dan bunga membutuhkan intensitas cahaya maksimum untuk tercapainya fotosintesis maksimum adalah lebih kurang 100 flux.
Kuantitas/Intensitas Cahaya Tabel 2.1. Kebutuhan cahaya bbrp jenis tanaman hias Intensitas Cahaya (flux)
Jenis Tanaman Hias
5 - 10
Saintpaulia
12 - 20
Adiantum, Calathea
20 - 30
Aglaonema, Maranta, Anggrek- Cattleya, Anggrek Phalaenopsis, Begonia, Philodendron,
30 – 50
Asparagus, Cordyline, Dieffenbachia, Coleos, Dracaena, Codiacum, Anngrek Dendrobium
55 - 100
Allamanda, Amaryllis, Bougenvillea, Chrysanthemum, Dianthus, Anggrek Vanda, Anggrek Arachis
Lamanya Penyinaran (fotoperiodesitas)
Lamanya penyinaran dlm hari sering disebut sbg Photoperiodesitas merupakan gambaran pergantian periode terang (siang) dan gelap (malam) dlm satu hari, atau panjang-pendeknya hari. Sedangkan tanggapan tanaman hias dan bunga terhadap photoperiodesitas dikenal sebagai Photoperiodesme.
Lamanya Penyinaran (fotoperiodesitas)
Pada daerah tropis yg dekat dgn katulistiwa panjang malam dan panjang siang adalah sama, yaitu 12 jam. Semakin jauh dari katulistiwa, perbedaan malam dan siang semakin panjang. Dengan adanya photoperiodesitas, maka terdapat bbrp tanggapan fisiologis tanaman hias dan bunga yg pd dasarnya tanggapan tsb dpt sengaja diatur maupun terjadi secara alami. Tanggapan tersebut berupa pembungaan yg serentak baik lebih awal ataupun lebih lambat dari waktu seharusnya.
Lamanya Penyinaran (fotoperiodesitas)
Jadi dgn melihat kebutuhan cahaya bagi masingmasing golongan tanaman hias dan bunga di atas, pembungaan dpt diatur. Artinya kita dapat membungakan tanaman hias berbunga di luar musimnya. Suatu tanaman hari pendek misalnya, tumbuh pada hari-hari panjang dan kemudian mengalami hari pendek yg cukup lama, setelah itu kembali ke keadaan hari panjang, maka tanaman tersebut akan berbunga. Keadaan ini dikenal sebagai Pengaruh Sinar Yang Periodik.
Lamanya Penyinaran (fotoperiodesitas) Contoh : Tanaman hias bunga X membutuhkan pencahayaan untuk dpt berbunga selama 8,5 – 9 jam. Jika selama 8 jam disinari, kemudian ditempatkan pada keadaan gelap selama 16 jam. Maka tanaman tersebut akan berbunga setelah dipindahkan lagi ke tempat terang. Tetapi, bila tanaman X tersebut selama 16 jam ditempatkan pada keadaan terang, dan kemudian 8 jam gelap, maka tanaman tersebut tidak akan berbunga.
Lamanya Penyinaran (fotoperiodesitas)
Pada poinsettia/kastuba yg telah cukup umur dibungakan dgn perlakuan penyungkupan platik hitam agar pd malam hari tidak mendptkan sinar sama sekali (blacktout treatment). Penyungkupan ini dilakukan selama 3 – 4 minggu. Poinsettia termasuk golongan short day plant.
Lamanya Penyinaran (fotoperiodesitas)
Krisantimum yg banyak jenisnya memerlukan perlakuan panjang-pendek hari yg berbeda-beda. Memerlukan perlakuan panjang hari 11-16 jam. Dengan pemberian kebutuhan panjang hari tsb selama periode 6 hari hingga 12 hari, maka krisan-krisan tersebut akan berbunga. Namun sebagian besar krisantimun yg dikembangkan di Indonesia ditujukan untuk produksi sepanjang tahun adalah jenis yg memerlukan hari pendek (short day plant) untuk pembungaannya.
Lamanya Penyinaran (fotoperiodesitas)
Peningkatan diameter terjadi apabila setelah 35 hari berada dlm hari-hari pendek, tanaman kemudian diberikan hari panjang. Perlakuan ini dikenal sebagai After Lighting, kebalikan dari perlakuan Blackout. Bagi krisan pot, pencahayaan tambahan diperlukan utk mempertahankan tanaman tetap pd fase vegetatif. (terjadi pd malam yg panjang atau pd kondisi hari pendek). Untuk mempertahankan tanaman tidak berbunga, maka kondisi malam hari tidak boleh lebih dari 7 jam atau kondisi gelap tidak boleh lebih dari 7 jam.
Pengaruh Cahaya
Pada tanaman mawar, umumnya peningkatan cahaya yg diterima akan meningkatkan kualitas pertumbuhan dan pembungaan. Namun demikian peningkatan cahaya akan meningkatkan suhu pula, yg pd akhirnya menurunkan kelembaban udara. Padahal mawar dalam pembungaannya memerlukan kondisi kelembaban udra yg cukup tinggi, sehingga diperlukan pengkabutan (misting atau fogging).
Pengaruh Cahaya
Bagi tanaman hias daun, cahaya merupakan faktor yg menentukan kualitas penampilan daun. Hal ini dikarenakan cahaya dpt langsung mempengaruhi panjang-pendeknya internodia (buku) maupun pigmentasi pada daun dan daya adaptasi sehingga secara langsung pula mempengaruhi penampilan tanaman hias daun bersangkutan. Dengan intensitas cahaya yg cukup tinggi akan merusak pewarnaan pada daun, walaupun hal tersebut dpt diperbaiki dengan cara penambahan pupuk.
Pengaruh Cahaya
Aglonema dan Dieffenbachia akan berpenampilan kurang menarik bilamana berada pada kondisi intensitas cahaya tinggi. Daun-daun akan nampak tegak atau merapat dengan batangnya dan warna daun lebih didominasi oleh hijau dengan sedikit variasi warna.
Pengaruh Cahaya
Terkait dgn kepekaan tanaman hias terhdp panjangpendeknya hari pd pembungaannya, maka Coleus, Dahlia, Ipomoea, Salvia, dan Tagetes merupakan jenisjenis tanaman hias yg pembungaannya dpt dipercepat dan peka terhdp hari pendek. Jenis tanaman hias yg pembungaannya cepat dan peka akibat hari panjang adalah Snapdragon, Geranium/Pelargonium, Petunia, dan Tagetes. Sedangkan jenis tanaman hias yg tidak peka atau panjang-pendeknya hari tidak mempengaruhi pembungaan tanaman adalah Begonia, Catharanthus, Impatien, Tagetes, dan Viola.
Pengaruh Cahaya
Fenomena tanggapan tanaman terhdp panjangpendeknya hari utk beralih dari pertumbuhan vegetatif ke generatif terkait dgn arah transportasi sucrose hasil perombakan amilum dari daun. Transportasi tsb diarahkan ke akar dan pucuk apical. Peningkatan sucrose pada akar akan merangsang pengangkutan sitokinin ke pucuk apical melalui pembuluh xylem. Penumpukan sitokinin dan sucrose pd pucuk apical yg meristematis merangsang perubahan fase dari vegetatif ke generatif (pertumbuhan pembentukan organ bunga).
Ilustrasi perangsangan pembungaan tanaman. Mula-mula penerimaan cahaya panjang oleh daun dewasa. Kemudian mobilisasi amilum dlm daun dan batang diikuti pengangkutan sucrose dlm phloem ke meristem apical maupun meristem akar. Kemudian transportasi ke arah atas dlm xylem dari akar ke daun membawa zeatin riboside (9R)Z dan isopentenyladenine riboside - (9R)iP. Transportasi isopentenyadenine (iP) dlm phloem kemudian terjadi dari daun ke meristem apical. (Bernier et.al., 1993).
SUHU
Suhu merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas tanah
SUHU
Sejumlah proses-proses pertumbuhan mempunyai hubungan kuantitatif dgn suhu. Diantaranya respirasi, fotosintesis, berbagai peristiwa differensiasi dan pematangan. Proses-proses dormansi, pembungaan, dan pembentukan buah merupakan proses yg sangat peka terhadap suhu. Suhu optimum utk pertumbuhan tanaman tergantung pd spesies dan varietasnya, dan pada tahap fisiologis tertentu dari periode pertumbuhannya.
SUHU
Tanaman hias yg tumbuh pada keadaan suhu yg tetap, tidak menghasilkan bunga secepat tanaman hias yg tumbuh pada kondisi suhu malam dan siang yg berbeda-beda silih berganti. Kebanyakan tanaman hias dan bunga memerlukan suhu malam yg lebih rendah dari pada suhu siang. Sedangkan beberapa tanaman memerlukan suhu dingin utk melengkapi lingkaran hidupnya.
SUHU
Bagi tanaman hias dan bunga, setiap fase pertumbuhan, dari awal perkecambahan, juvenil hingga pembungaan memerlukan keadaan suhu tertentu dan setiap spesies maupun varietas berbeda satu sama lainnya. Suhu Kardinal : suhu yg mempengaruhi perubahan kecepatan proses-proses yg berlangsung dan merupakan hal kritis bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Suhu kardinal berada dari suhu minimum hingga suhu maksimum. Suatu proses pertumbuhan dan perkembangan akan berada pada titik maksimum bilamana berada di bawah suhu optimum.
SUHU Tabel Penggolongan tanaman hias berdasarkan toleransi terhadap suhu rendah (dingin). Toleransi Rendah Amaranthus Begonia Catharanthus Coleus
Toleransi Sedang Aster Chrysanthemum Dahlia Gerbera
Impatiens
Petunia
Pelargonium Tagetes Zinnia
Toleransi Tinggi Brassica Chrysanthemum Dianthus
SUHU Tabel Penggolongan tanaman hias berdasarkan toleransi terhadap suhu tinggi (panas) Toleransi Rendah
Toleransi Sedang
Toleransi Tinggi
Aster
Agerathum
Begonia
Brassica
Amaranthus
Catharanthus
Dianthus
Celosia
Impatiens
Mimolus
Chrysanthemum
Zinnia
Viola
Dahlia Gerbera Pelargonium
Tagetes
SUHU
Tanaman hias daun memerlukan keadaan suhu yg berbeda dgn tanaman hias bunga. Perbedaan suhu siang dan suhu malam berkisar antara 2,7 – 5,5O C, merupakan keadaan suhu yg sangat baik. Pada keadaan tsb, tinggi tanaman (panjang ruas) sangat ideal. Namun bilamana suhu terlalu dingin, tanaman akan sangat kompak karena ruas-ruas batang sangat pendek. Sebaliknya, ruas-ruas batang akan panjang bilamana suhu panas.
SUHU
Suhu siang lebih berperan penting pd pengaturan tinggi tanaman, dari pada suhu malam. Suhu meningkat akan menghambat pembentukan pucuk-pucuk lateral. Sedangkan bila suhu lebih tinggi (hingga mencapai suhu optimum), pertumbuhan tanaman hias ini akan lebih cepat (berat kering). Rata-rata suhu udara lebih berpengaruh pada fase pembungaan daripada perbedaan suhu siang dan suhu malam.
SUHU
Bagi tanaman hias bunga, keadaan suhu di bawah 10O C, tanaman akan tumbuh kerdil. Sedangkan bila tumbuh pada kondisi suhu di atas 30O C, jumlah bunga yang terbentuk akan berkurang dan kualitas bunga yang dapat terbentuk sangat rendah.
SUHU
Gambaran secara umum bahwa kebutuhan suhu pd setiap fase pertumbuhan tanaman hias dan bunga adalah berbeda-beda. Suhu yg tinggi diperlukan pada fase perkecambahan. Suhu yg lebih rendah dibutuhkan pada pase pertumbuhan bibit, dan diturunkan lagi pada fase pertumbuhan dan perkembangan serta pembungaan. Suhu yg sangat rendah diperlukan pada fase paska panen (khususnya pada penanganan bunga potong) maupun pada proses pengiriman tanaman hias dalam pot dan bunga potong.
Pengaruh Suhu
Pada tanaman krisan, pengaruh suhu sangat penting terutama pada aspek pembungaan. Suhu malam yg ekstrim (rata-rata 29,5OC) akan menunda inisiasi pembungaan. Pada suhu minimum yang rendah (antara 2 OC – 13 OC ) pada saat awal hari pendek akan menunda inisiasi tunas-tunas bunga antara 2 – 45 hari.
Pengaruh Suhu
Sejak pembibitan, stek batang, diperlukan kondisi suhu yg optimal bagi keberhasilan pembentukan akar. Suhu medium tidak dikehendaki lebih rendah dari 21OC. Kemudian suhu masih harus dipertahankan cukup tinggi hingga tanaman mencapai umur dewasa. Oki, dalam bercocok tanam krisan pot diperlukan suhu malam min. 18 OC selama 4 minggu pertama sejak pindah tanam. Suhu malam min. utk 5 minggu berikutnya diperlukan antara 15 OC - 16,5 OC. Sedangkan suhu siang dpt lebih tinggi hingga 10 OC dari suhu malam tsb, namun tidak lebih dari 30 OC, karena akan merusak warna bunga dan pengkerutan mahkota bunga.
Pengaruh Suhu
Laju pertumbuhan mawar sangat peka terhdp kondisi suhu, yaitu saat suhu meningkat laju tumbuh meningkat. Namun kualitas bunga berpengaruh terbalik dgn semakin meningkatnya suhu, yaitu jumlah petal dan ukuran kuncup bunga menurun. Mawar tumbuh baik pd kondisi suhu malam 17OC dan suhu siang 22OC dgn intensitas cahaya rendah. Pada intensitas cahaya tinggi suhu siang diperlukan 27OC. Bilamana kondisi tsb dpt dicapai, maka tanaman mawar akan berbunga pd umur 40 – 48 hst. Di daerah tropis kondisi suhu malam lebih rendah, sehingga mawar akan berbunga pd umur 50 – 60 hst
Pengaruh Suhu
Poinsettia merupakan jenis tanaman hias berbunga berasal dari daerah sub-tropik, khususnya jenis-jenis hibrida. Namun poinsettia yg berasal dari daerah tropik juga ada. Bagi jenis tropik, morfologi khususnya batang poinsettia ini lebih panjang sehingga habitusnya dpt dikatakan berupa semak. Jenis-jenis hibrida sudah banyak dibudidayakan di Indonesia, namun masih terbatas pd daerah yg memiliki suhu rendah terutama di dataran tinggi.
Pengaruh Suhu
Suhu optimum bagi poinsettia berkisar 16 OC - 27 OC. Untuk jenis asli daerah tropik, tanaman masih dpt tumbuh baik pada kisaran suhu 29 OC – 32 OC. Pertumbuhan tanaman akan menurun dan sangat lambat pada suhu di bawah 16 OC. Suhu siang di atas 27 OC yg berlangsung cukup lama akan merusak pertumbuhan vegetatif sehingga gagal menginduksi bunga.
Pengaruh Suhu
Secara garis besar dpt dikatakan bahwa dgn semakin tingginya suhu, maka saat berbunga tanaman hias berbunga akan semakin cepat. Sedangkan ukuran diameter bunga akan meningkat hingga suhu tertentu, namun akan menurun kemudian seiring dengan meningkatnya suhu.
Ukuran dan u m u r
Pengaruh Suhu
Diameter bunga
Umur saat muncul bunga
14
18
22
S
26
u
h
30
u
Grafik hubungan suhu dengan ukuran diameter dan umur saat muncul bunga.
Pengaruh Suhu
Pengendalian suhu pd tanaman hias daun sangat penting. Sebagian besar tanaman hias daun memerlukan suhu malam yg tinggi dan suhu minimum 14 OC. Suhu tanah bahkan merupakan faktor yg lebih penting utk diperhatikan. Kisaran suhu bagi pertumbuhan tanaman hias daun yg baik adalah 18 OC (suhu malam) dan 25 OC (suhu siang). Namun, tanaman hias daun masih dpt tumbuh atau toleran pd kondisi suhu siang hingga 29 OC asalkan mendapatkan naungan.
Pengaruh Suhu
Untuk bbrp jenis tanaman hias daun seperti Aglonema, Dieffenbachia, Fittonia, dan Marantha akan mengalami kerusakan daun akibat suhu terlalu rendah hingga 10 OC. Namun ada bbrp jenis yg tahan seperti Hedera dan Pittosporums dan lain sebagainya.
Temperature
Temperature influences most plant activities:
Plant growth rate Maturation Fruit ripening Seed germination Crop quality
Temperature
Temperature and plant growth
Plant growth results from enzymatic reactions and is influenced by temperature Plant growt h rate
0 50
15
30
temperature
Optimum temperature for most plants 20-30oC (6886oF); grower can adjust growth rate by adjusting temperature
Temperature
Temperature stress
Low temperature effects
Freezing injury:
Sunscald
Frost crack
KELEMBABAN (AIR)
Air merupakan bagian dari seluruh sel, dan jumlahnya bervariasi tergantung pd jaringannya. Air dibutuhkan dlm jumlah besar (mencapai 80 persen) dari berat basah sel dan jaringan. Air bagi tanaman hias berada dlm suatu keadaan aliran yg sinambung. Kehilangan air dpt menyebabkan terhentinya pertumbuhan, dan bila terjadi kekurangan air secara terus menerus menyebabkan perubahan di dalam tanaman yg bersifat tidak dapat balik, dan mengakibatkan kematian.
KELEMBABAN (AIR)
Kebutuhan air dari suatu tanaman dinyatakan sbg jumlah satuan air yg diserap per satuan berat kering biomasa yg dibentuk. Nilainya sangat bervariasi dari 50 untuk golongan cemara, hingga 2.500 untuk golongan tanaman hias berdaun tebal. Namun kebnutuhan air bagi kebanyakan tanaman hias berkisar 300 – 1.000. Atas dasar tersebut, maka terdpt pengklasifikasian tanaman hias dan bunga berdasarkan tingkat kebutuhan air.
KELEMBABAN (AIR)
Dalam praktek bercocok tanam, pemberian atau penyediaan air bagi tanaman hias dan bunga, perlu diperhatikan kebutuhan air bagi setiap tanaman (golongan tanaman) dan juga masing-masing tahapan atau periode pertumbuhannya. Pada umumnya tanaman hias membutuhkan air yg banyak pada awal pertumbuhan (seedling stage), karena pada saat tersebut fase vegetatif sangat dominan. Kemudian, penyediaan air berangsur-angsur dapat dikurangi bila tanaman hias telah memasuki fase generatif atau fase pembungaan.
KELEMBABAN (AIR) Beberapa upaya untuk mempertahankan kelembaban di sekitar tanaman hias, adalah :
Penyemprotan, Penggunaan pakis/moss, Penggunaan pecahan bata/genteng, Pengelompokan tanaman, dan Penggunaan sungkup plastik.
KELEMBABAN (AIR) Kebutuhan air bagi tanaman hias dan bunga dipengaruhi oleh :
Sifat tanah (tempat dimana tanaman hias tersebut tumbuh/hidup), Jenis tanaman, Umur tanaman, dan Keadaan lingkungan sekeliling.
FUNGSI AIR
Penyusun tubuh tanaman (70%-90%) Pelarut dan medium reaksi biokimia Medium transpor senyawa Memberikan turgor bagi sel (penting untuk pembelahan sel dan pembesaran sel) Bahan baku fotosintesis Menjaga suhu tanaman supaya konstan
Bentuk Air Tersedia
Air kapiler, terletak antara titik layu tetap (batas bawah) dan kapasitas lapangan (batas atas) Air tidak tersedia, air higroskopis (kurang dari titik layu tetap) dan air gravitasi (di atas kapasitas lapangan)
Air pada Kapasitas Lapangan Menguntungkan
Adanya imbangan antara pori makro dg mikro Sebagian besar nutrisi dalam bentuk terlarut Permukaan akar memiliki luasan terbesar untuk menjalankan proses difusi ion dan aliran masa ion
Air Membatasi Pertumbuhan
Jumlahnya terlalu banyak (menimbulkan genangan) sering menimbulkan cekaman aerasi Jumlahnya terlalu sedikit, sering menimbulkan cekaman kekeringan Diperlukan upaya pengaturan lengas tanah supaya optimum, melalui pembuatan saluran drainase (mencegah terjadinya genangan) maupun saluran irigasi (mencegah cekaman kekeringan)
Air Membatasi Pertumbuhan
Air hujan dan irigasi masuk ke tanah lewat infiltrasi, mengisi pori mikro tanah, tertahan sebagai lengas Air tanah memiliki energi kinetik dan potensial Energi kinetik sangat rendah, bergerak sangat lambat Energi potensial tinggi, penjumlahan dari potensial gravitasi, potensial matrik, potensial tekanan, dan potensial solut
Air Membatasi Pertumbuhan
Status air tanah digambarkan oleh kandungan lengas Status air tanah tergantung pada tekstur dan struktur tanah Tanah lempung menyimpan air lebih banyak daripada tanah pasir, kekeringan di tanah lempung terjadi lebih lambat
Pengaruh Kelembaban
Bagi tanaman hias dalam pot, khususnya pula tanaman hias golongan bedding plant , pada tahapan penjualan atau pemasaran (post production), pengurangan penyiraman atau penurunan kelembaban akan memperpanjang umur atau periode kesegaran. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa pengurangan frekwensi penyiraman hingga taraf paling rendah, dapat memperpanjang umur simpan hingga 15 hari bagi tanaman-tanaman di daerah sub-tropis, dan selama 8 hari bagi tanaman-tanaman tropis.
Pengaruh Kelembaban Pengaruh Frekuensi Penyiraman Terhadap Umur (hari) Tanaman hias dalam Pot Frekuensi Penyiraman
Perpanjangan Umur (hari) Sub-Tropis
Tropis
Tinggi
9
4
Sedang/normal
9
6
Rendah
15
8
Pengaruh Kelembaban Pengaruh kekurangan kelembaban (air) pd tanaman hias dan bunga akan mengakibatkan :
Menurunnya laju pertumbuhan daun pada tingkat perkembangan berikutnya Penurunan yang tajam viskositas sel-sel pd stomata sehingga akan berakibat pd penutupan stomata. Akibat lanjutnya adalah berkurangnya mengambilan CO2 sehingga berat kering biomasa akan menurun. Mengurangi kemungkinan terjadinya penyerbukan, sekaligus berkurangnya pembuahan Meningkatnya jumlah bunga/buah gugur
FAKTOR PRODUKSI
Menanam tanaman budidaya termasuk tanaman hias dan bunga pada hakekatnya menciptakan tempat atau kondisi lingkungan yg permanen bagi tanaman sehingga dpt tumbuh dan berkembang dgn baik. Oki, penyediaan faktor produksi yg cukup sangat menentukan upaya tersebut. Jaminan tsb bentuknya dlm pengamanan faktor-faktor tumbuh ditambah dgn usaha pengamanan tanamannya sendiri melalui pengendalian hama-penyakit dan pengganggu.
FAKTOR PRODUKSI
Mempelajari lingkungan tanm. dimana tanm. tsb tumbuh dan berkembang, maka lingkungan tsb dikondisikan dan dimanipulasi atau dimanfaatkan agar dpt mendukung bagi diperolehnya hasil dari tnm. tsb seeffisien mungkin. Karena faktor lingkungan merupakan faktor yg sulit diubah kecuali utk bbrp faktor yg bersifat sementara, maka usaha kita adalah bgmn memanipulasi keadaan lingkungan tsb sehingga dpt berguna secara efektif bagi pengusahaan tanm. Namun demikian, hal ini tidak dpt terlepas dari tanm. yg diusahakan itu sendiri.
FAKTOR PRODUKSI Pada usaha bercocok tanam tanaman hias terdpt tiga cara utk memanipulasi lingkungan agar tanaman dpt tumbuh dan berkembang dengan baik, yaitu :
Pengaturan populasi tanaman, Jarak tanam, dan Sistim penanaman (cropping system).
FAKTOR PRODUKSI
Pengaturan populasi atau pengaturan kerapatan tanaman dpt mempengaruhi tinggi rendahnya produksi. Peningkatan populasi tanaman, mula-mula akan diikuti oleh peningkatan produksi tanaman per satuan luas, kemudian setelah tercapai titik optimum, penambahan populasi akan mengakibatkan penurunan produksi tsb. Sebaliknya produksi per satuan tanaman akan turun secara terus menerus dengan semakin bertambahnya kerapatan tanaman.
FAKTOR PRODUKSI
Interaksi antara tanaman yg berdekatan sudah pasti akan terjadi. Oleh karena itu disamping pengaturan kerapatan tanaman, penting pula diperhatikan pengaturan jarak tanam. Pengaturan jarak tanam juga berpengaruh langsung dgn pengaturan atau pengendalian kelembaban di sekitar pertanaman.
FAKTOR PRODUKSI
Pengaturan pola tanam diperlukan karena ada perbedaan sifat di antara jenis tanaman dlm penggunaan faktor lingkungan. Selain itu juga dikarenakan adanya keuntungan yg menjanjikan bila dua atau lebih jenis tanaman ditanam secara bersamaan ataupun bergiliran secara teratur.
PENGGOLONGAN TANAMAN HIAS
Penggolongan tanaman hias sangat ditentukan oleh tujuan penggolongan itu sendiri, sehingga kadangkadang penggolongan tanaman hias yg satu dgn penggolongan lainnya sering terjadi kesimpang siuran dalam pengelompokan jenis-jenis tanamannya. Oleh karena itu ada yang menggolongan tanaman hias berdasarkan ekologi, berdasarkan keadaan fisik, bahkan ada pula berdasarkan pada penggunaan/fungsi tanaman itu sendiri.
PENGGOLONGAN TANAMAN HIAS
Penggolongan tanaman hias yg didasarkan pada faktor ekologi terkait pada toleransi tanaman hias terhadap suhu, terhadap kebutuhan air, terhadap kebutuhannya cahaya dsb. Pada bidang hortikultura, pembagian atau penggolongan tanaman hias yg didasarkan pd faktor ekologi sering diistilahkan sebagai penggolongan tanaman berdasarkan sifat hortikultura.
PENGGOLONGAN TANAMAN HIAS Atas dasar pd perbedaan dan kebutuhan cahaya maka tanaman hias dan bunga diklasifikasikan : Golongan Tananaman Hias Cahaya Terbuka (Sun Plant)
Tanaman yg tahan panas Kebutuhan cahaya dpt mencapai lebih 50 flux Contoh : kaktus, sukulen, palm kuning, dan sanseiviera
Golongan Tanaman Hias Naungan (Shade Plant)
Tanaman yg toleran pd tempat-tempat terlindung Kebutuhan cahaya kurang dari 30 flux Contoh : Palm, suplir, kadaka, dieffenbachia
PENGGOLONGAN TANAMAN HIAS Berdasarkan tanggapannya terhadap photoperiodesme, ada 4 golongan tanaman hias : Tanaman Hias Hari Panjang – Long Day Plant
Tanaman hias yg termasuk dlm golongan ini, akan berbunga bila pencahayaan lebih panjang dari periode kritisnya. Contoh : Hibiscus, Dianthus, Petunia
Tanaman Hias Hari Pendek – Short Day Plant
Golongan tanaman hias yg akan dpt berbunga bila pencahayaan lebih pendek dari periode kritisnya. Contoh : Coleos, Begonia, Chrysanthemum
PENGGOLONGAN TANAMAN HIAS
Tanaman Hias Hari Netral (Peralihan) – Intermediate Plant
Golongan tanaman hias yg akan dapat berbunga pd pencahayaan lebih lama dari periode kritis pertama, dan akan berbunga pula pd pencahayaan lebih pendek dari periode kritis kedua. Contoh : Saintpaulia, Calathea
Tanaman Hias Yang Tidak Jelas Sifatnya – Indeterminate Plant
Tanaman hias yg akan berbunga tanpa memperhatikan jumlah pencahayaan, tetapi tergantung pada cadangan makanan (karbohidrat) yg disimpan. Contoh : Tagetes, Catharanthus roseus (tapak dara)
PENGGOLONGAN TANAMAN HIAS Tanaman hias dan bunga dpt digolongkan ke dlm suatu klasifikasi atas kebutuhan suhu. Tanaman Hias Toleran Suhu Rendah (dingin)
Tanaman hias yg membutuhkan suhu minimum berkisar 15 – 21 OC, suhu optimum antara 16 – 30O C, dan suhu maksimum antara 30 – 40O C. Contoh : Anthurium, Calathea, Zebrina, Saintpaulia Palm, Paku-pakuan
Tanaman Hias Toleran Suhu Tinggi (panas)
Membutuhkan keadaan suhu minimum 20O C, suhu optimum antara 30 – 38O C, dan suhu maksimum 44O C. Contoh : Aglaonema, Dracena, Phylodendron, Sansiveira, Codiacum.
PENGGOLONGAN TANAMAN HIAS Didasari atas kebutuhan air, tanaman hias dan bunga diklasifikasikan sebagai :
Tanaman Hias Toleran Kelembaban 40% Contoh : Begonia, Adianthum Tanaman Hias Toleran Kelembaban 25% Contoh : Aglaonema, Codiacum Tanaman Hias Toleran Kelembaban 10% Contoh : Kaktus, Sukulen, Euphorbia
PENGGOLONGAN TANAMAN HIAS Bila dilihat dari keadaan media tempat tumbuhnya. tanaman hias dapat digolongkan menjadi :
Tanaman Hias Suka Media Kering Tanaman Hias Suka Media Lembab Tanaman Hias Suka Media Sedang
PENGGOLONGAN TANAMAN HIAS Sedangkan penggolongan tanaman hias berdasarkan keadaan atau aspek fisik tanaman dapat meliputi,
Berdasarkan ukuran maksimum Berdasarkan ukuran/tekstur daun Berdasarkan warna daun Berdasarkan cara hisup Berdasarkan habitat hidup
PENGGOLONGAN TANAMAN HIAS Berdasarkan ukuran maksimum (saat dewasa) Tanaman penutup tanah (tinggi hingga 50 cm), Tanaman semak rendah (tinggi hingga 1 meter), Tanaman semak sedang (tinggi hingga 2 meter), Tanaman semak tinggi (tinggi hingga 3 meter), Pohon kecil (tinggi hingga 6 meter), Pohon sedang (tinggi hingga 15 meter), dan Pohon besar (tinggi hingga lebih dari 15 meter).
PENGGOLONGAN TANAMAN HIAS Berdasarkan ukuran/tekstur daun,
Penggolongan ini akan melahirkan istilah tanaman hias bertektur kasar dan bertekstur halus. Tekstur kasar dicirikan dengan ukuran daun yang besar atau lebar, sedangkan tanaman bertekstur halus dicirikan dengan daun-daun yang berukuran kecil-kecil seperti suplir.
PENGGOLONGAN TANAMAN HIAS Berdasarkan warna daun, Tentunya penggolongan tanaman hias ini sangat mudah dilakukan, yaitu tanaman hias yang dominan berwarna merah atau hijau dan sebagainya.
PENGGOLONGAN TANAMAN HIAS Berdasarkan cara hidup Penggolongan ini melahirkan istilah tanaman hias merambat, menjalar, dan memanjat. Biasanya jenis tanaman ini dimanfaatkan sebagai tanaman pergola atau shelter.
PENGGOLONGAN TANAMAN HIAS Berdasarkan tempat habitat hidup Bila aspek ini yang dijadikan dasar penggolongan, maka terdapat tanaman hias darat dan tanaman hias air. Tanaman hias rawa juga tentunya akan lahir dengan jika terminology habitat digunakan sebagai dasar penggolongannya.
PENGGOLONGAN TANAMAN HIAS Penggolongan tanaman hias berdasarkan fungsi atau kegunaannya akan melahirkan istilah tanaman hias sbb:
Tanaman Hias Bunga Potong
Contoh : Dendrobium sp., Rosa hybrida, Gladiolus hybridus, Chrysanthemum sp., Dianthus sp., Polianthes tuberosa
Tanaman Hias Penutup Tanah
Contoh :Axonopus compresus (rumput karpet), Cynodon dactylon (rumput bermuda).
PENGGOLONGAN TANAMAN HIAS
Tanaman Hias Pagar
Tanaman Hias Pemisah antara penutup tanah dgn semak, atau dikenal sebagai Bedding Plant
Contoh : Chlorophytium bechetii, Pilea cadierei, Maranta sp., Caladium sp., Coleos sp., Kembang Kancing atau Kembang Kertas (Zinnia).
Tanaman Hias Pergola
Contoh : Allamanda sp., Hibiscus rosa-sinensis, Gardenia augusta, Bambusa sp., Codiacum sp., Cordyline sp.
Contoh : Allamanda sp., Bougainvillea spectabillis
Tanaman Hias Peneduh dan Penahan Angin
Contoh : Pinus sp., Cassia fistula, Palm, Delonix regia
Daftar Pustaka
Armitage, A.M., 1994. Ornamental Bedding Plants. Crop Production Science in Horticulture. CAB International. Bautista, O.K., H.V. Valmayor, P.C. Tabora J.R., and R.R. Espino, 1983. Introduction To Tropical Horticulture. Dept. of Horticulture Collage of Agriculture, Univ. of The Philippines at Los Banos. Larson, R.A. 1992. Introduction to Floriculture. 2nd Edition. Academic Press. Ingels, Jack E., 1994. Ornamental Horticulture – Science, Operations and Management. ITP, Delmar Publisher Inc. Lubis, Y.A, 1991. Tanaman Hias Rumah – Tuntunan Praktis Berkebun. Gaya favorit Press. Poincelot, R.P., (2004). Sustainable Horticulture – Today and Tomorrow. Prentice Hall, New Jersey. p:201249. Wianta, I.K., 1983. Tanaman Hias Ruangan. Yayasan Kanisius.