Plant Propagation for Ornamental Crops
PERBANYAKAN TANAMAN HIAS Bambang B. Santoso Fakultas Pertanian, UNRAM 16 Oktober 2010
Perbanyakan Tanaman • Proses menambah jumlah jenis (spesies), pemeliharaan jenis, menjaga vigor tanaman
Perbanyakan Tanaman Hias • Perbanyakan generatif (Sexual Propagation) – Mengkombinasikan bahan genetik untuk membentuk individu genetik unik
• Perbanyakan vegetatif (Asexual Propagation) – Penggunaan organ vegetatif untuk mengkreasikan turunan yang identik genetik dengan tanaman
Perbanyakan Generatif (Sexual)
Perbanyakan dengan Biji • Biology – Penyerbukan – Anatomi – Perkecambahan
• Teknis – – – – –
Pengadaan/pembelian Persiapan/pembibitan Penanaman Pengumpulan Penyimpanan
Penyerbukan (pollination) • Penyerbukan : perpindahan pollen (serbuk sari) dari anther (bagian ) ke stigma (bagian ) pada bunga. – Perubahan bahan genetik
Anatomi
Perkecambahan (Germination) • Proses pertumbuhan dan perkembangan biji
• Dormansi – Biji viabel yang tidak berkecambah apabila berada dalam linkungan yang cocok (proper) – Dikarenakan penyebab internal atau external
Perkecambahan (Germination) • Tidak Aktif (Quiescent) – Biji masak, siap berkecambah, menunggu kondisi lingkungan yang mendukung untuk berkecambah – Memberi kesempatan pada biji untuk terus bertahan selama periode tertentu
Perkecambahan (Germination) • Faktor-faktor yang memperngaruhi perkecambahan – Air (kelembaban) – Cahaya (atau gelap) – Oksigen – Panas
Perkecambahan (Germination) • Air (kelembaban) – Menetrasi kulit biji – Endosperma mengembang – kulit biji pecah – Nutrisi masuk/terlarut dan kemudian menginisiasi perkecambahan
Perkecambahan (Germination) • Cahaya (atau gelap) – Dapat merangsang atau menghambat perkecambahan
Perkecambahan (Germination) • Oksigen – Diperlukan untuk respirasi – Difasilitasi dengan cahaya, aerasi media tanam (tanah)
Perkecambahan (Germination) • Panas – Perlu kondisi optimum untuk perkecambahan – Beberapa biji memiliki kisaran yang lebar – Memacu proses metabolisme
Pengadaan Benih • Memilih jenis unggul • Benih berkualitas
• Pusat perbenihan • Pemesanan jarak jauh
• Laju berkecambah – Umumnya, 65-90% atau 60-75% tumbuh menjadi bibit – Tanam langsung (mempengaruhi kerapatan)
Persiapan • Dalam ruangan (bangunan) – Benih-benih kecil – Tanaman bermusim panjang
• Kebutuhan-kebutuhan – Cahaya – Wadah bersih (draenase baik) – Medium kecambah steril – Kondisi ventilasi dan suhu baik
Persiapan • Media tanam/tumbuh – Ringan, seragam, halus – Mixes media for seed starting – Steril (Pasteurisasi) – Sering memiliki kesuburan rendah
Persiapan • Wadah – Apasaja – Bersih/steril – Draenase baik – Cukup ruang perakaran – Berupa platik, pot tanah, plug tray, peat pot, peat pellet (jiffy), paper pot dsb
Persiapan/Pembibitan • Penanaman – Memperhitungkan waktu perkecambahan – 2 minggu perkecambahan, 6 minggu pindah tanam, 8 minggu perkembangan penuh. – Tanam menyesuaikan waktu/musim atau kondisi iklim dan jenis/var. tanaman.
Persiapan/Pembibitan • Isi wadah ¾ penuh dengan bahan/media tanam yang telah cukup lembab
Persiapan/Pembibitan • Benih-benih besar, langsung ditanam pada wadah – Mentimun, melon, semangka (1-2 biji per wadah) – Gunakan kayu kecil untuk membuat lubang – Tutu/benam dengan media sekitarnya
Persiapan/Pembibitan • Benih kecil, disebar di permukaan wadah pesemaian. Kemudian pindah tanam untuk pembesaran individu bibit. – Semprotkan air ke permukaan media tanam – Campur benih dengan pasir halus untuk memperoleh sebaran benih yang rata.
Persiapan/Pembibitan • Penyiraman – Penyiraman dari bawah wadah sebelum benih berkecambah atau saat semai masih berukuran kecil – Tidak terlalu basah (baik draenase) – Jangan biarkan semai menjadi layu
Persiapan/Pembibitan • Kelembaban – Sungkup plastik – Pertahankan kelembaban – Pembukaan sungkup atau mengurangi kelembaban untuk merangsang pengerasan jaringan (hardening off )
Persiapan/Pembibitan • Cahaya tambahan – Lampu neon atau lampu fluorescent – Kurangi cahaya setelah bibit berkembang atau pindahkan wadah pesemaian ke tempat terbuka – Kecukupan cahaya menghasilkan bibit yang baik/kokoh
Persiapan/Pembibitan • Suhu – Umumnya membutuhkan suhu hangat untuk menghasilkan bibit yang berkualitas. – Kebutuhan suhu berbeda untuk tiap yahapan pertumbuhan dan perkembangan.
Persiapan/Pembibitan • Pemupukan – Setelah perkecambahan – Dosis rendah, hindari kebakaran jaringan – Interval 2 minggu
Penanaman • Pindah tanam – Pindahkan ke wadah lebih besar saat daun pertama sempurna terbentuk – Angkat/cabut bibit dari wadah dengan menggunakan alat (sendok) – Pastikan sistim perakaran tidak rusak atau terputus
Penanaman • Aklimatisasi – Tanaman harus membentuk kutikula – Secara bertahap menghadapi kondisi lebih jelek (kondisi alami) – Kondisi : kering, berangin, intensitas cahaya, dsb.
Penanaman • Penanaman langsung – Hindari tindakan yg membuat tanaman stres atau rusak – Cepat dan singkat – Kenali/pelajari kondisi lingkungan – Tanam atau sebar bedengan – Media bebas bebatuan atau potongan tumbuhan – Benam dengan selapis tipis tanah halus – Penyiraman lewat bawah
Penyimpanan (pemeliharaan bibit siap tanam-jual)
• Letakan pada tempat/lokasi kering (kelembaban sedang) • Tempatkan pada wadah yang kokoh • Pemberian nama dan tanggal, umur, dsb • Simpan pada tempat/lokasi dengan suhu dan kelembaban rendah
Asexual Propagation (Perbanyakan Vegetatif)
Totipotency • Totipotent : setiap sel tanaman memiliki informasi genetik yang penting untuk menhasilkan organ tanaman baru. akar
Teknik Perbanyakan Vegetatif • Pembelahan (Divisions), Penyapihan (Separations) • Stek (Cuttings) • Cangkok (Layers) • Tempel-Sambung (Budding-Grafting) • Kultur Jaringan (Tissue Culture)
• Pembelahan Bahan Perbanyakan – Bahan perbanyakan memiliki banyak titik tumbuh – Setiap belahan atau potongan memiliki 1-2 titik tumbuh – Kebersihan !!! – Kentang, jahe, kunyit
Penyapihan • Individu bahan perbanyakan merupakan bahan tanaman utuh • Memiliki sistim perakaran dan pucuk • Daun dan batang mati dibuang • Bahan perbanyakan : anakan, stolon, rhizome, tuber • Bawang, rumput, stroberi, leli
Stek (Cuttings) • Pemisahan (memotongan) bagian vegetatif tanaman dari tanaman induk untuk beregenerasi sendiri membentuk tanaman/individu baru utuh • Organ stek : daun, batang, akar
Stek • Herbaceous: succulent, bahan lunak (hijau) • Softwood: lunak, bagian tanaman berkayu masih muda • Semi-Hardwood: bagian tanaman berkayu telah mengalami perkembangan • Hardwood: bagian tanaman telah berkembang lanjut, dorman
Stek : Pucuk Terminal Bud Axillary Bud
Stem Leaf
Adventitious Roots
Stek
• Cane/Shoot Cutting – Leaves – Stems – Buds
Stek Daun Terminal Bud Axillary Bud
Stem Leaf
New bud
• Stek daun – Daun
B
A
C
D
E
Pesemaian stek daun bertangkai pada media porous A
Setelah 3 minggu, stek tahap-1 menghasilkan tunas dan sekaligus akar. Jumlah anakan berkisar 4 – 6 batang. Tangkai daun dipisahkan/ dipotong dari anakan yang terbentuk, untuk bahan perbanyakan tingkat ke-2 B
Setelah 3 minggu, stek tahap-2 menghasilkan tunas dan sekaligus akar. Jumlah anakan berkisar 3 – 4 batang. Tangkai daun dipisahkan/ dipotong dari anakan yang terbentuk, untuk bahan perbanyakan tingkat ke-3 C
Setelah 4 minggu, stek tahap-3 menghasilkan tunas dan sekaligus akar. Jumlah anakan berkisar 1 – 2 batang. D
Bibit A. violet yang berhasil tumbuh setelah 3 minggu pindah tanam (penyapihan). E
Stek Daun
Stek Kayu Keras
Stek Kayu Keras
Dasar potongan stek Kambium
Cangkok/Rundukan • Batang masih menempel pada tanaman induk, namun akan berakar bila menyentuh medium perakaran • Kemudian dipisahkan, membentuk individu tanaman utuh.
Metode Cangkok/Rundukan
Simple Layer
Compound Layer
Air Layer/cangkok
Stolons
Tip Layer
Stooling
Cangkok (Air Layer) • Melukai batang dan membungkusnya dengan medium lembab untuk merangsang perakaran
Grafting/Budding (Sambung/Tempel) • Teknik menyatukan bagian-bagian tanaman dan kemudian tumbuh sebagai satu tanaman • Digunakan untuk memperbanyaktanaman yang tidak mudah di-stek atau sulit membentuk akar • Mempercepat periode tumbuh (dwarfing)
Bud/ Graft Union
Scion
Rootstock
Teknik Grafting
Cleft
Bark
Whip & Tongue
Teknik Budding
T-Bud
Shield
Patch
Kultur Jaringan/Tissue Culture • Memperbanyak tanaman secara in vitro – Dapat menghasilkan sejumlah besar tanaman pada ruang kecil – Menggunakan zat pengatur tumbuh untuk memanipulasi pertumbuhan – Menggunakan medium diperkaya nutrisi – Medium pada, semi padat, cair dalam wadah steril
Laminar Air Flow atau Entkas, meja yang dilengkapi dengan blower dan beberapa perlengkapan sterilisasi ringan, untuk menanam eksplan pada media kultur.
Ruang Kultur Ruang yang dilengkapi dengan alat pengatur cahaya dan suhu (pendingin)
Contoh kultur in-vitro, tunastunas tampak tumbuh dari eksplan setelah dikulturkan beberapa minggu. Atas, kultur gloxinia dan krisan.
Bawah, kultur talas hias A
B
C
D
E
Aklimatisasi plantlet
Daftar Pustaka • Armitage, A.M., 1994. Ornamental Bedding Plants. Crop Production Science in Horticulture. CAB International. • Bautista, O.K., H.V. Valmayor, P.C. Tabora J.R., and R.R. Espino, 1983. Introduction To Tropical Horticulture. Dept. of Horticulture Collage of Agriculture, Univ. of The Philippines at Los Banos. • Larson, R.A. 1992. Introduction to Floriculture. 2nd Edition. Academic Press. • Ingels, Jack E., 1994. Ornamental Horticulture – Science, Operations and Management. ITP, Delmar Publisher Inc. • Poincelot, R.P., (2004). Sustainable Horticulture – Today and Tomorrow. Prentice Hall, New Jersey. p:201249.