Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana (SNP) Unsyiah 2017, April 13, 2017, Banda Aceh, Indonesia
Faktor Determinan Kepatuhan Diet pada Pasien Hipertensi dengan Pendekatan Health Promotion Model (HPM) 1*Elizar
Fatmi, 1Teuku Tahlil, 2Mulyadi
Program Studi Magister Keperawatan, Fakultas Keperawatan, Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh, 23111, Indonesia; 2 Bagian Pulmonologi & Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh, 23111, Indonesia. 1
*Corresponding Author:
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan diet pada pasien hipertensi dengan menggunakan pendekatan Health Promotion Model (HPM). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study yangdilakukan pada 90 orang pasien hipertensi yang berkunjung ke Poli Jantung RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Desember 2016. Analisa data mencakup analisis deskriptif, Chi Square Test dan Binary Logistic Regression. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 90 orang responden yang terlibat dalam penelitian ini 61,1% laki-laki dan 38,9% perempuan. Hasil uji Chi Square didapatkan hasil bahwa ada hubungan yang signifikan antara kepatuhan diet hipertensi dengan persepsi tentang manfaat mengatur diet hipertensi (p=0,000), persepsi tentang hambatan mengatur diet hipertensi (p=0,012), persepsi tentang kemampuan diri untuk mengatur diet hipertensi (p=0,000), sikap tentang aktivitas mengatur diet hipertensi (p=0,000) dan pengaruh interpersonal (p=0,023). Berdasarkan dari hasil uji Regresi Logistik Regression diperoleh hasil bahwa secara simultan variabel persepsi tentang manfaat dan kemampuan diri untuk mengatur diet hipertensi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan diet hipertensi (pValue 0,026 dan 0,001, secara berurutan), sedangkan persepsi hambatan, sikap, pengaruh interpersonal dan pengaruh situasional tidak memberikan pengaruh yang signifikan teradap kepatuhan diet hipertensi (pValue 0,321, 0,654, 0,184 dan 0,099, secara berurutan). Kata Kunci: Faktor determinan, kepatuhan, hipertensi, Health Promotion Model Pendahuluan Hipertensi adalah suatu gangguan pada sistem peredaran darah, yang cukup banyak mengganggu kesehatan masyarakat. Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi masalah besar diseluruh dunia karena prevalensinya yang masih tinggi dan terus meningkat. Prevalensi hipertensi di dunia diperkirakan sebesar 1 milyar jiwa dan mengakibatkan hampir 7,1 juta kematian setiap tahunnya atau sekitar 13% dari total kematian di dunia (Gusmira, 2012). Prevalensi hipertensi yang tinggi tidak hanya terjadi di negara maju tetapi juga di negara berkembang salah satunya Indonesia. Di Indonesia berdasarkan data Kemenkes RI (2013), B102
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana (SNP) Unsyiah 2017, April 13, 2017, Banda Aceh, Indonesia
penyakit hipertensi termasuk penyakit dengan jumlah kasus terbanyak pada pasien rawat jalan yaitu 80.615 kasus dan merupakan penyakit penyebab kematian peringkat ketiga di Indonesia dengan Case Fatality Rate (CFR) sebesar 4,81% (Kemenkes RI, 2013). Berdasarkan data Riskesdas (2013), prevalensi hipertensi di Indonesia adalah sebesar 26,5% dan cakupan diagnosis hipertensi oleh tenaga kesehatan mencapai 36,8%, atau dengan kata lain sebagian besar hipertensi dalam masyarakat belum terdiagnosis (63,2%). Di Provinsi Aceh, hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) dengan jumlah kasus tertinggi dibandingkan dengan kasus PTM lainnya. Jumlah kasus hipertensi di Provinsi Aceh tahun 2013 adalah sebesar 21,5% (Riskesdas, 2013). Sementara itu di RSUD dr.Zainoel Abidin Banda Aceh, berdasarkan hasil pengambilan data awal yang dilakukan oleh peneliti, angka kunjungan pasien hipertensi di Poli Jantung pada Desember 2015 sebanyak 910 orang atau rata-rata 46 pasien perhari. Hipertensi merupakan faktor risiko yang penting bagi terjadinya penyakit jantung koroner, stroke, penyakit ginjal, dan retinopati. Terapi hipertensi yang adekuat dapat menurunkan risiko stroke sebesar 40% dan risiko miokard infark sampai 15%. Seventh report of the joint national committee on prevention, detection, evaluation, and treatment of high blood pressure (JNC 7) merekomendasikan modifikasi gaya hidup sebagai terapi yang penting pada hipertensi. Modifikasi asupan makanan sehari-hari merupakan salah satu bagian modifikasi gaya hidup yang mempunyai peran yang besar dalam mencegah kenaikan tekanan darah pada individu yang tidak menderita hipertensi, serta menurunkan tekanan darah pada prehipertensi dan penderita hipertensi (Kumala, 2014). Pengontrolan tekanan darah dan pencegahan komplikasi hipertensi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pengetahuan pasien tentang hipertensi dan pola makan pasien. Namun, banyak penderita hipertensi yang masih mempunyai perilaku diet hipertensi yang kurang baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 60,4% penderita hipertensi memiliki perilaku yang kurang baik terhadap diet hipertensi (Firmayanti et al., 2014). Diet adalah salah satu strategi non farmakologi yang efektif, tapi merubah dan mempertahankan perilaku tidak mudah karena tanggung jawab besar dari kepatuhan diet tergantung pada pasien dan perawatan diri adalah penting untuk mengontrol tekanan darah. Bukti menunjukkan bahwa intervensi untuk mengubah perilaku untuk mengontrol tekanan darah dianggap sebagai biaya investasi yang efektif dalam kesehatan masyarakat. Kepatuhan diet adalah tindakan seumur hidup pada pasien hipertensi, dan keinginan internal dan godaan berperan sebagai penghalang pada masalah ini. Untuk itu dibutuhkan komitmen yang kuat untuk mempertahankan perilaku kepatuhan diet dari individu (Kamran et al., 2015). Agar dapat mencapai keberhasilan dan keberlanjutan perilaku pengelolaan hipertensi diperlukan upaya untuk memahami persepsi pasien/ penderita hipertensi tentang efektifitas pengaturan diet. Pemahaman tentang persepsi untuk melakukan kepatuhan diet hipertensi yang baik dapat dilakukan melalui pendekatan aplikasi Health Promotion Model (HPM), yaitu suatu model promosi kesehatan yang dikembangkan oleh Pender tahun 1996. Model ini memiliki komponen yang terdapat dalam perilaku spesifik pengetahuan dan sikap, terdiri atas persepsi terhadap manfaat tindakan (perceived benefit of action), persepsi terhadap hambatan untuk tindakan (perceived barrier to action), kemampuan diri (perceived selfefficacy), sikap yang berhubungan dengan aktivitas (activity related affect), pengaruh interpersonal (interpersonal influences), dan pengaruh situasional (situational influences) (Tomey & Alligood, 2006). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menentukan kepatuhan diet pada pasien hipertensi dengan pendekatan Health Promotion Model (HPM).
B103
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana (SNP) Unsyiah 2017, April 13, 2017, Banda Aceh, Indonesia
Bahan dan Metode Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah pasien hipertensi yang berkunjung ke Poli Jantung pada salah satu rumah sakit umum di Banda Acehyang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling dengankriteria inklusi antara lain dinyatakan sedang menderita hipertensi oleh petugas kesehatan, tidak menderita penyakit komplikasi lain yang membutuhkan diet tertentu, umur minimal 18 tahun, dan bisa membaca dan menulis. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Poli Jantung pada salah satu rumah sakit umumdi Banda Aceh. Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 5 – 9 Desember 2016 dengan menggunakan questioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Izin etik penelitian didapatkan dari Komite Etik Penelitian Keperawatan pada Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala. Analisa data Analisa data dilakukan dengan menggunakan program SPSS, mencakup analisis deskriptif, Chi Square Test dan Binary Logistic Regression. Hasil dan Pembahasan Data Demografi Data demografi responden ditunjukkan pada Tabel 1 yang menunjukkan bahwa hampir semua responden tinggal dengan keluarga inti (98,9%) dengan lama pengobatan < 5 tahun (77,8%); sebagian besar responden berusia antara 45-60 tahun(54,4%), berjenis kelamin laki-laki (61,1%), lama menderita hipertensi < 5 tahun (70%), mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi (63,3), dan; hampir setengah responden berpendidikan dasar(38,9), bekerja sebagai wiraswasta (35,6%) dan memiliki pendapatan keluarga antara Rp 2.118.500 – Rp 4.327.000 (48,9%).
B104
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana (SNP) Unsyiah 2017, April 13, 2017, Banda Aceh, Indonesia
Tabel 1. Data Demografi Responden penelitian (n=90) Karakteristik Demografi Umur 1. Dewasa Awal (18-35 Tahun) 2. Dewasa Pertengahan (36-45 Tahun) 3. Dewasa Akhir (45-60 Tahun) 4. Lanjut Usia (> 60 Tahun) Jenis Kelamin 1. Laki-laki 2. Perempuan Status Tinggal 1. Sendirian/terpisah dengan keluarga inti 2. Bersama keluarga inti Pendidikan Terakhir 1. Tinggi 2. Menengah 3. Dasar Pekerjaan 1. PNS 2. Wiraswasta 3. Pensiunan 4. Petani 5. Tidak Bekerja Pendapatan Keluarga 1.